You are on page 1of 7

KEPEMIMPINAN EFEKTIF YANG MENJUNJUNG NILAI

KEARIFAN LOKAL : UNGKAPAN TRILOGI KI HAJAR


DEWANTARA

Armi Mawaddah / 197046011


Email : armi_mawaddah21@yahoo.co.id

ABSTRAK
Kepemimpinan yang efektif Pemimpin yang efektif harus dapat menciptakan
lingkungan kerja yang kondusif bagi staf keperawatan dan mempunyai pengetahuan
tentang kepemimpinan dalam keperawatan.Desain penelitian dalam tulisan ini dengan
menggunakan pendekatan kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Adapun hasil
dari beberapa penelitian yaitu salah satunya yaitu Adapun hubungan sifat-sifat
kepemimpinan yang efektif dengan ungkapan trilogy Ki Hajar Dewantara adalah
Ingarsa sung tuladha yaitu pemimpin yang mempunyai sifat semangat, percaya diri,
tahan stress, integritas, konseptual, teknis. Sedangkan Ing Madhyo Mangun Karso yaitu
hubungan antar pribadi, dan tutwuri handayani yaitu mempunyai sifat kebutuhan
berprestasi kuat. Rekomendasi Diharapkan kepada pemimpin terutama kepala ruang
dapat menerapkan semboyan bahasa jawa yaitu In ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya
Mangun Karsa, Tut Wuri Handayanidalam ruangan yang dipimpin.

Kata Kunci : Pemimpin efektif, kearifan lokal, Trilogi Ki Hajar Dewantara


Latar belakang
Di Era saat ini manusia sudah semakin maju terbukti dari budaya-budaya
modern yang muncul telah mengisi kehidupan manusia sekarang terutama pada
kemajuan teknologi industry dan informasi.Berbagai perubahan yang terjadi di
Indonesia tidak hanya menyangkut tatanan kehidupan social ekonomi, juga politik,
bahasa dan kebudayaan.Ditengah kemajuan zaman seperti ini tentu kita tidak boleh
melupakan akar budaya yang telah ada karena budaya-budaya itu mengandung
nilai-nilai yang sangat luhur yang perlu di lestarikan (Sartini, 2009).
Dalam pola kepemimpinan diperlukan usaha-usaha untuk menemukan nilai-
nilai budaya yang beranekaragam tersebut dengan memahami perbedaan dan
persamaan diantara mereka dalam semangat kebhinekaan. Cara pemimpin dalam
ragam budaya memahami organisasi antara lain dapat mengenali hal-hal bahasa dan
budaya, dengan membentuk tim kerja yang serasi dan padu diperlukan informasi
tentang sejarah dasar daerah tersebut dengan ciri-ciri kebudayaannya dam
mempelajari bahasa daerah dalam membangun tim yang kuat dalam organisasi,
(Hidayat, 2008).
Seorang pemimpin yang efektif adalah seseorang yang dengan kekuasannya
ammapu menggugah pengikutnya untuk mencapai kinerja yang memuaskan.
Seorang pemimpin yang efektif akan berusaha memberdayakan seluruh karyawan
dalam organisasi/perusahaan agar mereka bersedia bekerja dengana sukarela, ikut
merasa memiliki organisasi, dan mampu melakukan aktivitas –aktivitas menuju
tercapainya tujuan organisasi (Nurhayati, 2014).
System kepemimpinan saat ini selalu mengacu pada system orang luar
Negara Indonesia (Sistem orang bagian Barat), kita lupa bahwa masih banyak
sumber atau tokoh daerah yang kita miliki yang patut kita contoh.Kearifan local
adalah identitas atau keperibadian budaya sebuah bangsa yang menyebabkan bangsa
tersebut mampu menyerap, bahkan mengolah kebudayaan yang berasal dari
luar/bangsa lain menjadi watak dan kemampuan sendiri (Wibowo, 2015).
Menurut Sartini (2009) bahwa salah satu wujud kearifan yang banyak
dikenal adalah peribahasa.Peribahasa adalah pernyataan yang dikenal luas dan
sering dipakai.peribahasa menggambarkan kebenaran yang berbasis pada akal sehat
dan pengalaman praktis yang bersifat manusiawi. Ungkapan yang paling popular
yang di tulis oleh Ki Hajar Dewantara adalah ing ngarsa sung tuladha, ing madya
mangun karsa, tutwuri handayani. Ungkapan ini berasal dari bahasa jawa dan
mengandung nilai-nilai yang sangat baik untuk seorang pemimpin yaitu pemimpin
harus selalu di depan memberikan contoh-contoh yang baik dalam bentuk sifat,
ucapan, dan tindakan yang selalu konsisten. Apabila seorang pemimpin berada
ditengah-tengah anggotanya pemimpin harus mangun karsa yaitu memberi
semangat dan tut wuri handayani mampu mendorong anggotanya untuk selalu maju
(Hudaya, 2014).
Tujuan
Adapun tujuan dari tulisan ini adalah untuk mengetahui pemimpin yang efektif
selalu menerapkan dan menjunjung nilai-nilai kearifan local : Ungkapan Bahasa
Jawa Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madyo Mbangun Karso Dan Tut Wuri
Handayani.
Metode
Metode yang dilakukan adalah dengan pendekatan kualitatif yaitu dengan teknik
pengumpulan data menggunakan wawancara.Adapun partisipan yang diambil
adalah katim dan perawat pelaksana (Afiyanti, 2014).
Hasil
Adapun hasil analisis dari beberapa jurnal yang berkaitan dengankepemimpinan
efektif yang menjunjung nilai kearifan local: Semboyan Bahasa Jawa.
Menurut pemaparan Gibson, Ivancevich, dan Donnelly (2000) dan Hoy dan
Miskel (2008) yaitu sifat- sifat dan keterampilan yang membentuk kepemimpinan
yang efektif sebagai berikut: (1) Keperibadian, terdiri dari : Tingkat semangat
(energy), percaya diri, tahan stress, kedewasaan emosi, integritas, ekstroversi. (2)
Motivasi terdiri dari: orientasi kekuasaan tersosialisasi, kebutuhan berprestasi kuat,
kurang memerlukan afiliasi, kebanggaan diri. (3) Keterampilan terdiri dari:
hubungan antar pribadi, kognitif, teknis, konseptual, (Wibowo, 2011).
Adapun hubungan sifat-sifat kepemimpinan yang efektif dengan ungkapan
trilogy Ki Hajar Dewantara adalah Ingarsa sung tuladha yaitu pemimpin yang
mempunyai sifat semangat, percaya diri, tahan stress, integritas, konseptual, teknis.
Sedangkan Ing Madhyo Mangun Karso yaitu hubungan antar pribadi, dan tutwuri
handayani yaitu mempunyai sifat kebutuhan berprestasi kuat.
Menurut Mugianti (2016) pemimpin yang efektif adalah pemimpin yang
mempunyai karakteristik seperti menyusun tujuan dan mempunyai pandangan jauh
ke depan, mengembangkan diri, berfikir kritis, menyelesaikan masalah,
menghormati individu dna mendengarkan orang lain dan mempunyai keterampilan
berkomunikasi.
Pembahasan
Menurut Taylor (1987) bahwa Kearifan local adalah produk budaya masa
lalu yang patut dijadikan pegangan hidup terus-menerus. Budaya atau kebudayaan
mengandung pengertian yang sangat luas dan mengandung pemahaman perasaan
suatu bangsa yang sangat kompleks meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni,
moral, hukum, adat istiadat, kebiasaan dan pembawaan lain yang diperoleh dari
anggota masyarakat (Dokhi at all, 2016).
Menurut Pearce dan Robinson (2000) kepemimpinan dan budaya organisasi
keduanya berhubungan dan biasa saling berpengaruh (Thoyib, 2005), sedangkan
menurut Yasasusastra, (2011) bahwa dalam masayarakat jawa kekuasaan
merupakan suatu yang agung dan keramat yang bersumber dari sang Mahakuasa,
kekuasaan dapat diperoleh dari manusia terpilih yang memiliki daya kekuatan
sehingga mampu menyandang atau duduk di posisi pemimpin (Hudaya, 2014).
Berdasarkan penelitian yang dilkukan Harsoyo dan Astuti bahwa ada tiga
urutan popularitas nilai-nilai kepemimpinan menurut Kepala Sekolah adalah (1)
Asta Brata, (2) Sistem Among, dan (3) Sastra Gendhing.Responden mengharapkan
ketiga ajaran ini perlu diintegrasikan dalam materi kompetensi kepala sekolah
terutama yang menyangkut pada kompetensi kepribadian, kompetensi social dan
kompetensi manajerial.
Menurut Tappen (1998) Pemimpin yang efektif harus dapat menciptakan
lingkungan kerja yang kondusif bagi staf keperawatan dan mempunyai pengetahuan
tentang kepemimpinan dalam keperawatan, kesadaran diri komunikasi, mobilisasi
energy, penentuan tujuan dan tindakan. Sebagai pemimpin secara langsung dan
tidak langsung dapat mempengaruhi motivasi dan kinerja bawahan dalam mencapai
tujuan keperawatan ( Farida, 2008).
In ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani
adalah ungkapan yang menggambarkan sikap dan pandangan hidup. Sikap hidup
adalah cara seseorang memberi makna terhadap kehidupannya, sikap hidup ini
diperlihatkan untuk diri sendiri ataupun untuk orang lain yang berstatus social lebih
tinggi seperti pimpinan, atasan, atau orang tua (Pranowo 2003).
Kearifan local yang mengandung nilai-nilai, karakter dan filosofi yang hidup
di daerah merupakan sumber etika bagian dari kekayaan kultural bangsa yang harus
dijaga, dipelihara dan dilestarikan sebagai dasar pegangan hidup dalam
bermasyarakat dan berpemerintahan. Eksistensi nilai-nilai budaya dan
karakternasional tidak akan berarti banyak tanpa ditopang oleh eksistensi nilai dan
budaya yang ada di daerah keduanya saling melengkapi dan menjadi isu strategis
yang sama pentingnya, jika kita berasumsi nasionalisme perlu dipelihara oleh semua
warga Negara untuk keberlangsungan martabat bangsa, maka di daerah selain
nasionalisme, juga perlu dikembangkan nilai-nilai budaya local dianggap bisa
memberi dampak positif terhadap kehidupan social budaya yang ada di masyarakat
( Pitono, 2013).
Penutup
Pemimpin yang efektif adalah Pemimpin yang efektif harus dapat menciptakan
lingkungan kerja yang kondusif bagi staf keperawatan dan mempunyai
pengetahuan tentang kepemimpinan dalam keperawatan, kesadaran diri
komunikasi, mobilisasi energy, penentuan tujuan dan tindakan.
Diharapkan kepada pemimpin terutama kepala ruang dapat menerapkan
semboyan bahasa jawa yaitu In ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun
Karsa, Tut Wuri Handayanidalam ruangan yang dipimpin.
Daftar Pustaka
Afiyanti, Y., & Rachmawati, I.N. (2014).Metodologi Penelitian Kualitatif dalam Riset
Keperawatan.Edisi 1. Jakarta: Rajawali Pers.
Dokhi et all .(2016). Analisis Kearifan Local Ditinjau Dari Keragaman Budaya.Bidang
Pendayagunaan Dan Pelayanan. Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan
Kebudayaan,
Kemendikbud.http://publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_F9B76ECA-
FD28-4D62-BCAE-E89FEB2D2EDB_.pdf : Jakarta.
Farida.2008. Kepemimpinan Efektif dan Motivasi dalam Penerapan Komunikasi Terapeutik
Perawat.https://e-journal.unair.ac.id/index.php/JNERS/article/viewFile/3963/2676.
Diunduh Tanggal 04/10/2010.
Harsoyo dan Astuti.Pengembangan Desain Model Pelatihan Kepemimpinan Kepala
Sekolah Berbasis Nilai-Nilai Kearifan Lokal. Seminar Nasional Pendidikan, Sains
dan Teknologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Muhammadiyah Malang. ISBN: 978-602-61599-6-0.
Hidayat. 2008. Kepemimpinan dalam Keragaman Budaya. Duklat kepemimpinan Tingkat
III Badan Pendidikan dan Latihan Provinsi NTB : Mataram.
Hudaya, Nugroho. 2013. Kearifan Lokal Budaya Jawa Sebagai Basis Model
Kepemimpinan yang
Efektif.http://jp.feb.unsoed.ac.id/index.php/sca-1/article/viewFile/222/227. Diunduh
Tanggal 30/09/2019.
Mugianti. 2016. Manajemen dan Kepemimpinan Dalam Praktek Keperawatan. Badan
Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan. Jakarta.
Nurhayati.2014.Membangun Kepemimpinan yang Efektif untuk Meraih Keunggulan
Kompetitif Organisasi.Jurnal Ekonomi dan Bisnis Volume 15.Nomor 02.
Pitono. 2013. Etika, Integritas, dan Kearifan Local (menciptakan Trust Masyarakat).
https://ejurnaletika.files.wordpress.com/2016/08/je5112013-18-351.pdf.Diunduh
tanggal 29/09/2019.
Pranowo. 2003. Ungkapan Bahasa Jawa sebagai Pendukung Pembentukan Kebudayaan
Naional Linguistik Indonesia.2:269-289.
Sartini. 2009. Menggali Nilai Kearifan Lokal Budaya Jawa Lewat Ungkapan (Bebasan,
Saloka, dan Paribasa. Logat : Jurnal Ilmu Bahasa Dan Sastra Volume V No. I.
Tahun 2009. ISSN:1858-0831
Thoyib. 2005. Hubungan Kepemimpinan, Budaya, Strategi, dan Kinerja: Pendekatan
Konsep.
Wibowo. 2011. Teori Kepemimpinan. Badan Kepegawaian Daerah
Yogyakarta.http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/C%202011-13%20Teori
%20Kepemimpinan.pdf. Diunduh Tanggal 30/09/2019.
Yasasusastra, J. Syahban. 2011. Hasta Brata 8 Unsur Alam Simbol Kepemimpinan.
Yogyakarta: Pustaka Mahardika.

You might also like