You are on page 1of 10

MAKALAH

MODEL MODEL PEMBELAJARAN


DAN PEMBELAJARAN AKTIF

IN ACTION DENGAN BERBAGAI GAYA MENGAJAR

Oleh :
Panggih Widodo, S.Pd.I

Dipresentasikan pada Workshop Keguruan


Bagi Guru MI Ma’arif NU 1 Kaliwangi
TAHUN 2020
BAB I
PENDAHULUAN

Ada sebuah anggapan bahwa keberhasilan proses pembelajaran itu sepenuhnya

bergantung pada gaya mengajar guru. Anggapan tersebut bisa menjadi ”insiden” bagi peserta

didik, karena ketidak samaan gaya mengajar guru dengan gaya belajar peserta didik

berakibat pada persoalan kesulitan belajar yang dialami oleh peserta didik. Hal ini bisa

berujung kepada keengganan peserta didik mengikuti proses belajar mengajar,

ketidaknyamanan peserta didik selama proses belajar mengajar berlangsung dan akhirnya

berujung kepada daya serap materi menjadi rendah. Mengapa demikian?

Harus diakui bahwa siswa memiliki kecenderungan berbeda-beda dalam gaya

belajarnya. Maka sudah barang tentu menjadi kewajiban guru untuk menghentikan gaya

mengajar guru yang konvensional dan membosankan itu menjadi lebih interaktif dan

menyesuaikan dengan kecenderungan gaya belajar siswa. Sehingga proses belajar mengajar

lebih efektif.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Macam macam gaya belajar

1. Gaya belajar Visual

Visual (belajar dengan cara melihat), Anak yang mempunyai gaya belajar

visual harus melihat bahasa tubuh dan ekspresi muka gurunya untuk mengerti materi

pelajaran. Mereka cenderung untuk duduk di depan agar dapat melihat dengan jelas.

Mereka berpikir menggunakan gambar-gambar di otak mereka dan belajar lebih cepat

dengan menggunakan tampilan-tampilan visual, seperti diagram, buku pelajaran

bergambar, dan video. Di dalam kelas, anak visual lebih suka mencatat sampai detil-

detilnya untuk mendapatkan informasi. Bagi siswa yang bergaya belajar visual, yang

memegang peranan penting adalah mata / penglihatan ( visual ), dalam hal ini metode

pengajaran yang digunakan guru sebaiknya lebih banyak / dititikberatkan pada

peragaan / media, ajak mereka ke obyek-obyek yang berkaitan dengan pelajaran

tersebut, atau dengan cara menunjukkan alat peraganya langsung pada siswa atau

menggambarkannya di papan tulis.

Ciri ciri gaya belajar Visual bisa dilihat dari hal hal sebagai berikut:

a. Bicara agak cepat

b. Mementingkan penampilan dalam berpakaian/presentasi

c. Tidak mudah terganggu oleh keributan

d. Mengingat yang dilihat, dari pada yang didengar

e. Lebih suka membaca dari pada dibacakan

f. Pembaca cepat dan tekun

g. Seringkali mengetahui apa yang harus dikatakan, tapi tidak pandai memilih kata-

kata
h. Lebih suka melakukan demonstrasi dari pada pidato

i. Lebih suka musik dari pada seni

j.Mempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal kecuali jika ditulis, dan

seringkali minta bantuan orang untuk mengulanginya

Adapun Strategi untuk mempermudah proses belajar anak visual adalah sebagai

berikut :

a. Gunakan materi visual seperti, gambar-gambar, diagram dan peta.

b. Gunakan warna untuk menghilite hal-hal penting.

c. Ajak anak untuk membaca buku-buku berilustrasi.

d. Gunakan multi-media (contohnya: komputer dan video).

e.Ajak anak untuk mencoba mengilustrasikan ide-idenya ke dalam gambar.

2. Gaya belajar Auditori (belajar dengan cara mendengar)

Siswa yang bertipe auditory mengandalkan kesuksesan belajarnya melalui telinga

(alat pendengarannya ). Untuk itu maka guru sebaiknya harus memperhatikan

siswanya hingga ke alat pendengarannya. Anak yang mempunyai gaya belajar

auditori dapat belajar lebih cepat dengan menggunakan diskusi verbal dan

mendengarkan apa yang guru katakan. Anak auditori dapat mencerna makna yang

disampaikan melalui tone suara, pitch (tinggi rendahnya), kecepatan berbicara dan

hal-hal auditori lainnya. Informasi tertulis terkadang mempunyai makna yang minim

bagi anak auditori mendengarkannya. Anak-anak seperi ini biasanya dapat menghafal

lebih cepat dengan membaca teks dengan keras dan mendengarkan kaset.

Ciri-ciri gaya belajar auditori :


a. Saat bekerja suka bicara kepada diri sendiri

b. Penampilan rapi

c. Mudah terganggu oleh keributan

d. Belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan dari pada

yang dilihat

e. Senang membaca dengan keras dan mendengarkan

f. Menggerakkan bibir mereka dan mengucapkan tulisan di buku ketika membaca

g. Biasanya ia pembicara yang fasih

h. Lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya

i. Lebih suka gurauan lisan daripada membaca komik

j. Mempunyai masalah dengan pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan Visual

k. Berbicara dalam irama yang terpola

l. Dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, berirama dan warna suara

Adapun strategi untuk mempermudah proses belajar anak auditori :

1. Ajak anak untuk ikut berpartisipasi dalam diskusi baik di dalam kelas maupun di

dalam keluarga.

2. Dorong anak untuk membaca materi pelajaran dengan keras.

3. Gunakan musik untuk mengajarkan anak.

4. Diskusikan ide dengan anak secara verbal.

5. Biarkan anak merekam materi pelajarannya ke dalam kaset dan dorong dia untuk

mendengarkannya sebelum tidur.


3. Gaya belajar Kinestetik (belajar dengan cara bergerak, bekerja dan menyentuh)

Anak yang mempunyai gaya belajar kinestetik belajar melalui bergerak,

menyentuh, dan melakukan. Anak seperti ini sulit untuk duduk diam berjam-jam

karena keinginan mereka untuk beraktifitas dan eksplorasi sangatlah kuat. Siswa

yang bergaya belajar ini belajarnya melalui gerak dan sentuhan.

Ciri-ciri gaya belajar kinestetik :

a. Berbicara perlahan

b. Penampilan rapi

c. Tidak terlalu mudah terganggu dengan situasi keributan

d. Belajar melalui memanipulasi dan praktek

e. Menghafal dengan cara berjalan dan melihat

f. Menggunakan jari sebagai petunjuk ketika membaca

g. Merasa kesulitan untuk menulis tetapi hebat dalam bercerita

h. Menyukai buku buku dan mereka mencerminkan aksi dengan gerakan tubuh saat

membaca

i. Menyukai permainan yang menyibukkan

j. Tidak dapat mengingat geografi, kecuali jika mereka memang pernah berada di

tempat itu

k. Menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka Menggunakan kata-kata

yang mengandung aksi

Adapun strategi untuk mempermudah proses belajar anak kinestetik adalah sebagai

berikut :

a. Jangan paksakan anak untuk belajar sampai berjam-jam.


b. Ajak anak untuk belajar sambil mengeksplorasi lingkungannya (contohnya: ajak

dia baca sambil bersepeda, gunakan obyek sesungguhnya untuk belajar konsep

baru).

c. Izinkan anak untuk mengunyah permen karet pada saat belajar.

d. Gunakan warna terang untuk menghilite hal-hal penting dalam bacaan.

e. Izinkan anak untuk belajar sambil mendengarkan musik.

B. Pembelajaran Aktif

Pembelajaran aktif berorientasi pada mengaktifkan siswa dan memaksimalkan

peran aktif siswa dalam proses pembelajaran.

Pembelajaran aktif meliputi dua komponen utama, yaitu unsur pengalaman

(meliputi kegiatan melakukan (doing) dan pengamatan (observing) serta unsur dialogue ,

meliputi dialog dengan diri sendiri dan dialog dengan orang lain.

Pada unsur pengalaman meliputi kegiatan melakukan atau doing, kegiatan ini

menunjuk pada proses pembelajaran di mana siswa benar-benar melakukan sesuatu secara

nyata, seperti membuat cerpen, membuat tulisan kaligrafi, membuat gambar, praktek

salat, wudlu, dll.

Adapun pada komponen mengamati, kegiatan ini dapat dilakukan dengan melihat

dan mendengarkan orang lain “melakukan sesuatu “ terkait dengan apa yang sedang

dipelajarinya. Misalnya, mengamati guru olah raga yang sedang memperagakan cara

menendang bola yang baik, guru komputer yang sedang membelajarkan cara-cara

browsing di internet, dan sebagainya,

Pembelajaran aktif dalam unsure dialog dengan diri adalah bentuk belajar dimana

para siswa melakukan berfikir reflektif mengenai suatu topik. Mereka bertanya pada diri

sendiri, apa yang sedang atau harus dipikirkan, apa yang mereka rasakan dari topik yang

dipelajarinya.
Adapun unsure dialog dengan orang lain, yaitu jika dalam pembelajaran tradisional,

ketika siswa membaca buku teks atau mendengarkan ceramah, pada dasarnya mereka

sedang berdialog dengan “mendengarkan” dari orang lain (guru, penulis buku). Bentuk

lain dari dialog yang lebih dinamis adalah dengan membagi siswa ke dalam kelompok-

kelompok kecil (small group), dimana para siswa dapat berdiskusi mengenai topik-topik

pelajaran secara intensif.


BAB III
PENUTUP

Dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa siswa memiliki

kecenderungan berbeda-beda dalam gaya belajarnya. Adapun gaya belajar siswa terbagi

menjadi gaya belajar visual, auditory dan kinestetik. Guru harus menyesuaikan gaya

mengajar mereka dengan gaya belajar siswanya.

Adapun pembelajaran aktif meliputi dua komponen utama, yaitu unsur pengalaman

(meliputi kegiatan melakukan (doing) dan pengamatan (observing) serta unsur dialogue (

dialog dengan diri sendiri dan dialog dengan orang lain).


DAFTAR PUSTAKA

Bahri Djamarah, Syaeful (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta

Gulo (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Grasindo

Majid, Abdul (2007). Perencanaan Pembelajaran. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Sardiman (1996). Ilmu Pendidikan. Bandung: Remaja Karya

Roestiyah (1991). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta

You might also like