You are on page 1of 2

Introduction

Maintaining the airway in a controlled fashion is the most critical step in the care of
patients during surgical procedures. For many years, difficulty with airway
management has been the of morbidity and mortality in the perioperative period and
it maintains an important role when planning anesthetic care. The incidence of
difficult mask ventilation or difficult intubation in surgical patients has been reported
to be as high as 10%. Therefore, careful assessment and planning are critical to
successful airway management. It is important that anesthesiologists become familiar
with the anatomy of the airway, patient variables that affect that anatomy. and the
tools available to help the anesthesiologist secure the airway.

A difficult airway can become apparent and problematic in four different areas of
airway management. Starting from the onset of general anesthesia, there is the
possibility of difficult mask ventilation, followed by a difficult laryngeal view during
laryngoscopy and difficult intubation. In addition, if all attempts at intubation fail,
then there may be difficulty with establishment of an invasive airway

A relatively unexplored area is that of difficult supraglottic device placement or


difficult ventilation with a supraglottic device. Because their use could be primary, or
secondary as a rescue device, familiarity with the use of supraglottic airway devices
in both routine and emergent airway management is fundamental.

pengantar

Mempertahankan jalan napas dengan cara yang terkontrol adalah langkah paling
kritis dalam perawatan pasien selama prosedur pembedahan. Selama bertahun-tahun,
kesulitan dengan manajemen jalan napas telah menjadi morbiditas dan mortalitas
pada periode perioperatif dan mempertahankan peran penting ketika merencanakan
perawatan anestesi. Insiden ventilasi masker yang sulit atau intubasi yang sulit pada
pasien bedah telah dilaporkan setinggi 10%. Oleh karena itu, penilaian dan
perencanaan yang cermat sangat penting untuk keberhasilan manajemen jalan napas.
Adalah penting bahwa ahli anestesi menjadi akrab dengan anatomi jalan napas,
variabel pasien yang mempengaruhi anatomi itu. dan alat yang tersedia untuk
membantu ahli anestesi mengamankan jalan napas.

Jalan napas yang sulit dapat menjadi jelas dan bermasalah di empat bidang
manajemen jalan napas yang berbeda. Mulai dari awal anestesi umum, ada
kemungkinan ventilasi masker yang sulit, diikuti oleh pandangan laring yang sulit
selama laringoskopi dan intubasi yang sulit. Selain itu, jika semua upaya intubasi
gagal, maka mungkin ada kesulitan dengan pembentukan jalan napas invasif

Area yang relatif belum dijelajahi adalah penempatan alat supraglotis yang sulit atau
ventilasi yang sulit dengan alat supraglotis. Karena penggunaannya bisa primer, atau
sekunder sebagai alat penyelamatan, keakraban dengan penggunaan alat jalan nafas
supraglotis dalam manajemen jalan nafas rutin dan darurat adalah fundamental.

a. Difficult Airway
A. Definisi
Difficult Airway didefinisikan sebagai situasi klinis di mana ahli anestesi
yang terlatih secara konvensional mengalami kesulitan dengan ventilasi
masker (facemask ventilation) pada saluran napas bagian atas, kesulitan
dengan intubasi trakea, atau keduanya.

You might also like