You are on page 1of 17

MAKALAH FISIKA

PEMANASAN GLOBAL

NAMA: DARA AYU LESTARI


KELAS: XI MIPA 3

SMA NEGERI 1 CIBUNGBULANG


2018/2019
JL. KAPTEN DASUKI BAKRI CIBATOK 1 KEC.CIBUNGBULANG
KAB.BOGOR(16630)
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr . Wb
Puji syukur kita panjatkan kepada Allah swt, yang telah memberi kenikmatan yang tidak
terhingga sehingga saya bisa mengerjakan dan menyelesaikan tugas makalah fisika tentang
materi “PEMANASAN GLOBAL”. Dan tidak lupa pula kita panjatkan salawat beserta salam
kepada baginda Nabi besar kami Nabi Muhammad saw yang telah membawa kita dari jaman
kegelapan hingga jaman yang terang benderang, jaman yang sangat modern sehingga bisa
mengerjakan makalah dengan segala fasilitas yang sudah ada dijaman ini, tak lupa pula
kepada keluarganya, sahabatnya serta kita selaku umatnya.
Semoga apa yang saya kerjakan, materi yang saya paparkan bermanfaat bagi saya selaku
siswa yang ditugaskan juga bermanfaat bagi semua. Mohon maaf apabila masih banyak
kesalahan karna kami masih dalam tahap pembelajaran.
Wassalamualaikum Wr. Wb

Bogor, April 2019

DAFTAR ISI
COVER....................................................................................................................
KATA PENGANTAR.............................................................................................
DAFTAR ISI...........................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................
1.1 Latar Belakang........................................................................................
1.2 Tujuan Pembelajaran...............................................................................
1.3 Rumusan Masalah...................................................................................
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Penipisan Lapisan Ozon........................................................................
2.1.1 Lapisan Ozon.............................................................................
2.1.2 Lubang Ozon..............................................................................
2.1.3 Penyebab Menipisnya Lapisan Ozon........................................
2.1.4 Dampak Penipisan Lapisan Ozon.............................................
2.2 Efek Rumah Kaca Dan Pemanasan Global.............................................
2.2.1 Rumah Kaca...............................................................................
2.2.2 Efek Rumah Kaca......................................................................
2.2.3 Pemanasan Global.....................................................................
BAB 3 PENUTUP...................................................................................................
3.1 Kesimpulan.................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................

BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Aktivitas kehidupan manusia melibatkan banyak kegiatan, dari kegiatan kecil, merokok,
merebus air untuk kopi, pergi bekerja naik kendaraan, penggunaan AC di kantor sampai dengan
proses yang lebih besar yaitu indstri ternyata memberi dampak pada lingkungan. Pengaruh aktivitas
manusia tersebut terhadap fenomena alam yang terjadi belum banyak yang dikenal karena masih
begitu asing dan masih ada silang pendapat dari banyak ahli.
Pengetahuan ini begitu “ maya “ karena tidak terlihat secara kasat mata dan dampaknya tidak
langsung dirasakan oleh manusia pada saat ini. Dampak pemanasan global dan timbulnya lubang
ozon akan dirasakan manusia beberapa tahun kemudian dalam jangka panjang.
Pemanasan global dan timbulnya lubang ozon merupakan isu global yang selama ini
didengung-dengungkan oleh berbagai pihak, baik lembaga peduli lingkungan, pemerintah, instansi
pendidikan, maupun para pelaku industri. Fenomena tersebut hanya merupakan mitos selama
beberapa dekade belakangan, karena manusia pada saat itu belum merasakan pengaruh yang
signifikan terhadap dampak yang ditimbulkan. Namun setelah terjadi berbagai peristiwa yang
menguatkan mitos tersebut, seperti panasnya suhu udara, tenggelamnya pulau atau kota, timbulnya
berbagai bencana alam : banjir, longsor, dan lain sebagainya, masyarakat dunia mulai menyikapinya
secara serius.
B. Perumusan Masalah
Perumusan masalah dari peulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa itu lapisan ozon dan lubang ozon ?
2. Apa penyebab menipisnya lapisan ozon ?
3. Apa dampak penipisan lapisan ozon
4. Apa itu efek rumah kaca dan pemanasan global ?
5. Bagaimana pemanasan global terjadi ?
6. Apa saja dampak pemanasan global ?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :

1. Mengetahui pemjelasan mengenai lapisan ozon dan lubang ozon


2. Mengetahui penyebab menipisnya lapisan ozon
3. Mengetahui dampak penipisan lapisan ozon
4. Mengetahui penjelasan mengenai efek rumah kaca dan pemanasan global
5. Mengetahui bagaimana pemanasan global terjadi
6. Mengetahui dampak pemanasan global

BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Penipisan Lapisan Ozon

2.1.1 lapisan ozon


Ozon adalah suatu lapisan oksigen yang tiap molekulnya terdiri atas tiga atom O (rumus kimia:
O3). Oksigen biasa tiap molekulnya hanya terdiri ata dua atom O (rumus kimia: O2). Pada suhu dan
tekanan normal ozon berbentuk gas biru. Ozon ditemukan pertama kali oleh christian friedrich
schonbein pada tahun 1840. Ozon merupakan gas beracun sehingga apabila berada dekat permukaan
tanah akan berbahaya karena dapat merusak paru-paru jika terhisap. Sebaliknya, lapisan ozon di
atmosfer melindungi kehidupan di Bumi dari bahaya radiasi ultraviolet(selanjutnya sering disingkat
dengan UV). Dalam industri, ozon digunakan untuk membunuh kuman, meniadakan pencemaran
dalam air(besi, arsen, hidrogen sulfida, nitrit, dan dan bahan organik komplek yang dikenal sebagai
warna), mencuci, memutuhkan kain.
Molekul-molekul oksigen biasa, O2, banyak terdapat di troposfer. Adapun ozon dapat anda
temukan terutama di dua lapis atmosfer. Kira-kira 10 persen ditemukan di troposfer. Sebagian besar
ozon yang berada dalam lapisan stratosfer inilah yang disebu lapisan ozon. Dengan demikian, lapisan
ozon berada pada stratosfer pada ketinggian 19 sampai 48 km.
Pengukuran menunjukan bahwa ozon sangat sedikit terdapat di atmosfer, yaitu kira-kira satu
molekul per satu juta molekul dalam atmosfer bumi. Walaupun ozon yang terdapat dalam stratosfer
berjumlah sangat kecil, keberadaannya sangat vital untuk keberlangsungan hidup makhluk hidup
dipermukaan bumi. Tanpa ozon di stratosfer akan lebih banyak radiasi UV sampai ke permukaan
bumi. Radiasi UV menyebabkan mutasi pada hampir semua organisme. Terhadap manusia, radiasi
UV berlebih dapat menyebabkan kanker kulit. Tanpa perisai dari lapisan ozon, dipercaya kasus
kanker kulit dapat meningkat dengan pesat.
Bagaimana ozon di atmosfer dapat menjadi perisai bumi dari radiasi UV berlebih?
Konsentrasi ozon di stratosfer tidaklah statis karena ada proses terus menerus pembentukan dan
pemusnahan ozon. Ozon terbentuk atas bantuan sinar UV yang memiliki energi lebih besar daripada
cahaya tampak. Pertama, radiasi UV gelombang pendek(energi tinggi) diserap oleh oksigen diatomik
(O2)yang berlimpah di atmosfer. Energi ini mampu memecah ikatan kimia pada O2 sehingga menjadi
atom O bebas yang bersifat reaktif.
O2 + UV O + O
Reaksi tersebut penting karena:
1. Radiasi UV berenergi tinggi dari sinar matahari telah disaring,
2. Atom O bebas yang reaktif tersebut akan bergabung dengan oksigen diatomik untuk
membentuk oksigen tritomik (ozon), yang akan menyerap radiasi UV berlebih.
O2 + O O3
Ketika O3 terpapar oleh radiasi UV, ozon akan menyerap radiasi UV dan ozon terurai menjadi dua
bentukoksigen dalam reaksi:
O3 + UV O2 + O
Oksigen monoatomik yang dihasilkan bergabung lagi dengan satu molekul ozon untuk menghasilkan
dua molekul oksigen diatomik melalui reaksi:
O + O3 2O2
Begitu seterusnya, proses pembentukan dan penghancuran ozon berulang kembali.
Proses pembentukan dan penghancuran ozon di stratosfer berlangsung terus, sehingga tanpa
adanya gangguan dari luar, kadar ozon stratosfer cenderung konstan. Sejak jutaan tahun silam, ozon
di statosfer selalu mempertahankan keseimbangannya yang dinamis melalui proses pembentukan dan
pemusnahan. Dengan kata lainjumlah ozon yang terbentuk dan musnah setiap saatnya selalu sama.
Dari sudut pandang pembentukan dan pemusnahan, ozon berfungsi sebagai katalisator yang
mengubah enerhi radiasi dari sinar UV melalui penyerapan dalam pembentukan ozon menjadi panas
yang dilepaskan melalui proses pemusnahan ozon. Oleh karena itu, semakin tinggi kita naik ke
stratosfer, semakin tinggi suhunya. Hal ini disebabkan semakin banyaknya energi radiasi UV yang
diubah menjadi panas ozon.
2.1.2 Lubang Ozon
Pada tahun 1950, ilmuwan memperkenalkan suatu senyawa baru bernama
chlorofluorocarbon(CFC) dengan rumus kimia CF2CL2(dikenal dengan nama freon). Senyawa ini
memiliki sifat fisis maupun kimia yang menguntungkan dari aspek teknologi karena sangat stabil,
tidak berbau, tidak mudah terbakar, tidak beracun terhadap manusia, serta tidak korosif terhadap
logam-logam di sekitarnya. Dengan sifat-sifat yang menguntungkan dan harga CFC yang tidak
mahal, CFC sering digunakan terutama untuk mengganti senyawa-senyawa kimia seperti amonia dan
sulfur dioksida yang mudah terbakar, beracun dan berbau menyengat sebagai bahan pendingin dalam
mesin pendingin ruangan (AC) maupun lemari es. Penggunaan lain yang banyak dijumpai dalam
keseharian adalah pada pendorong aerosol (anda mungkin menggunakannya ketika menggunakan
hair spray).
Tidak seperti senyawa-senyawa kimia lain yang umumnya dapat terurai di atmosfer dalam
waktu beberapa jam, hari, miggum atau bulan, gas CFC yang sangat stabil dan secara kimia tidak
reaktif, tidak bisa diuraikan pada ketinggian rendah dari permukaan bumi. Diperlukan waktu 5
sampai dengan 10 tahun untuk CFC yang terlepas dari atmosfer untuk mencapai lapisan ozon selama
70 sampai dengan 400 tahun.
Pada pertengahan 1970, sebelum lubang ozon ditemukan, sekelompok peneliti menyadari
bahwa CFc yang stabil ini dapat menyebabkan kerusakn ozon dalam atmosfer. Seperti telah anda
ketahui bahwa CFC dapat berada di statosfer selama 100 tahun tanpa mengalami kerusakan. Di
lapisan ozon, oleh pengaruh radiasi UV matahari berenergi tinggi, molekul-molekul CFC terurai
membebaskan atom-atom klorin (Cl). Atom-atom klorin yang dibebaskan bereaksi dengan ozon, dan
mengubah ozon menjadi oksigen biasa (O2) dan klorin terbentuk kembali. Jadi, dalam reaksi ini
klorin bertindak sebagai katalis. Adapun reaksinya sebagai berikut.
Kata-kata: (ozon + klorin + UV) menjadi 9oksigen biasa + klorin)
Reaksi kimia: 2O3 + Cl + UV 3O2 + Cl
Klorin yang terbentuk kembali selanjutnya dapat melakukan reaksi berantai untuk
memusnahkan ozon (O3). Hal itu menyebabkan satu atom klorin yang dibebaskan dari CFC dan
tinggal di lapisan ozon dapat memusnahkan 100.000 molekul ozon. Walaupun oksigen diatomik (O2)
yang terlepas dari ozon nantinya dapat bergabung lagi membentuk ozon, proses ini memerlukan
waktu cukup lama, lebih lambat dibandingkan dengan pemusnahan ozon menjadi oksigen diatomik
oleh klorin yang dibebaskan dari CFC. Akibatnya, penipisan lapisan ozon tetap berlangsung. Oleh
karena itu, kerusakan lapisan ozon yang teramati saat ini kemungkinan besar disebabkan oleh CFC
yang sebenarnya sudah terlepas ke atmosfer sejak 20 – 30 tahun sebelumnya.
Ozon adalah gas yang tidak berwarna dan ditemui di lapisan stratosfer yaitu lapisan awan
yang terletak antara 15 hingga 35 kilometer dari permukaan bumi. Istilah 'ozon' atau lebih tepat lagi
'lapisan ozon' mulai mendapat perhatian sekitar tahun 1980an ketika para ilmuwan menemukan
adanya 'lubang' di lapisan ozon di Antartika. Lubang tersebut merupakan hasil dari tenaga matahari
yang mengeluarkan radiasi ultra yang tinggi. Radiasi itu berpecah menjadi molekul oksigen sekaligus
melepaskan atom bebas di mana setengahnya diikat dengan molekul oksigen yang lain untuk
membentuk ozon .Dengan terjadinya reaksi ini akan mengurangi konsentrasi ozon di stratosfer.
Semakin banyak senyawa yang mengandung khlor dan brom perusakan lapisan ozon semakin parah.
Ada tiga penyebab terbentuknya lubang ozon ada tiga. Sinar matahari, halogen dan
temperatur rendah. Di saat temperatur turun melebihi ambang batas, awan terbentuk di stratosfer.
Halogen, khususnya polutan, seperti klorin dan brom, berubah menjadi senyawa kimia yang bereaksi
dengan cepat di ozon. ( Professor Ross Salawitch ahli kimia dan biokimia dari University of
Maryland : 2011, dikutip : http://www.suarapasuruan.com/penurunan temperatur picu tipisnya
lapisan ozon/)
Berdasar hasil penelitian ilmuwan lainnya, lapisan ozon yang menjadi pelindung bumi dari
radiasi UV-B ini semakin menipis. Gas CFC disebut juga sebagai gas yang menyebabkan terjadinya
penipisan lapisan ozon ini. CFC digunakan oleh masyarakat modern seperti lemari es, bahan dorong
dalam penyembur, pembuatan buih dan bahan pelarut terutamanya bagi kilang-kilang elektronik.
Sehingga kegiatan manusia merupakan faktor utama dalam pembentukan lubang ozon.
Manusia kurang memperhatikan dampak yang ditimbulkan akibat lubang ozon. Menurut Rowlan dan
molina ( 1973) yang dikutip Sunu ( 2001 ) menyebutkan bahwa lubang zon diakibatkan oleh aktivitas
manusia di industri dan rumah tangga, nitrogen oksida ( Nox ) dari sembran jet pesawat terbang
supersonik, dan sulur oksida dari gunung berapi. Zat – zat imia perusak lapisan ozon lainnya seperti
halon, CFC( untuk ulkas, AC, bahan penyemprot pestisida dan insektisida, penyemprot cat,
penyemprot rambut ) methy bromide. Senyawa CFC dikenal sehari – hari sebagai freon.
2.1.3 Penyebab Menipisnya Lapisan Ozon
Penyebab utama penipisan lapisan ozon adalah pelepasan gas CFC ke atmosfer. Beberapa
penyebab lainnya dibahas secara singkat berikut ini.
a. Karbon monoksida (CO) sebagai gas buangan hasil pembakaran bahan bakar fosil dari
kendaraan bermotor juga dapat merusak lapisan ozon. Semakin hari jumlah kendaraan
bermotor semakin banyak, yang berarti semakin besar volume gas buang karbon monoksida
perusak ozon dilepas ke atmosfer. Dapat kita bayangkan kerusakan lapisan ozon beberapa
tahun mendatang akibat peningkatan terus menerus jumlah kendaraan bermotor.
b. Gas karbon dioksida yang dilepas ke atmosfer juga merusak lapisan ozon. Kita tahu bahwa
tumbuh-tumbuhan di hutan menyerap gas karbon dioksida (CO2) yang merusak lapisan ozon
dan menghasilkan gas O2 yang dibutuhkan manusia. Namun, penebangan dan pembakaran
hutan secara ilegal yang terus berlangsung secara besar-besaran (terutama di negara
berkembang yang masih memiliki hutan yang luas, seperti di negara kita) membuat
kemampuan penyerapan gas CO2, perusak ozon, tidak optimum, tentu saja ini memperparah
perusakan lapisan ozon.
c. Asap yang dihasilkan pabrik semakin memperparah kerusakan lapisan ozon.

2.1.4 Dampak Penipisan Lapisan Ozon


Ketika lubang ozon terjadi di Antartika dan Anda berada di sana saat matahari bersinar, sinar
matahari yang banyak mengandung radiasi UV karena tidak disaring akan membuat Anda merasa
terik sekali dan kulit Anda terasa pedih. Andapun dianjurkan memggunakan kecamata hitam anti
radiasi UV untuk menjaga mata Anda. Gambaran ini dengan jelas menunjukan bahwa sinar UV
yang dipancarkan oleh matahari berbahaya bgi makhluk hidup, termasuk manusia.
Lapisan ozon berfungsi untuk menyerap sinar UV bernergi tinggi (kira-kira 90%) sehingga
hanya kira-kira 10% radiasi UV yang mencapai permukaan bumi. Apa akibatnya jika lapisan
ozon menipis? Bagi manusia, lapisan ozon yang menipis berarti kulit dan mata akan terpapar
radiasi UV lebih banyak radiasi UV lebih banyak. Hal itu dapat memicu meningkatnya kanker
kulit dan mata katarak. Peningkatan paparan radiasi UV juga dapat menekan sistem kekebalan
tubuh. Hal itu dapat meningkatkan kerentanan tubuh dan mempercepat timbulnya beberapa jenis
penyakit yang berkaitan dengan kekebalan tubuh. Aktivitasnya, masa hidup manusia bertambah
pendek.
Radiasi UV berlebih sebagai akibat penipisan lapisan ozon yang mengenai tumbuh-tumbuhan
akan merusak klorofil tumbuh-tumbuhan sehingga menyebabkan berkurangnya prosuksi pangan.
Plankton yang berada di dalam laut juga terancam mati akibat terpapar rardiasi UV berlebih.
Oleh karena plankton termasuk dalam rantai makanan binatang laut seperti ikan, maka jumlah
ikan akan berkurang. Jika fitoplankton yang menyumbang sekitar 70% kebutuhan oksigen
didunia mati karena terpapar radiasi UV berlebih, jelas akan terjadi kerusakan-kerusakan lainnya
di muka bumi.
2.2 Efek Rumah Kaca Dan Pemanasan Global
2.2.1 Rumah Kaca
Berdasarkan urutan panjang gelombang, mulai dari yang terpanjang ke yang terpendek,
radiasi sinar matahari dibagi menjadi tiga, yaitu infra merah (IM), cahaya tampak, dan ultra
violet(UV).ketika sinar matahari mengenai kaca sebuah rumah kaca(green house) radiasi dengan
gelombang pendek, yaitu cahaya tampak dan UV dapat menembus kaca sebuah rumah kaca,
sedangkan IM dipantulkan oleh kaca. Kalor radiasi gelombang pendek diserap oleh tanah dan
tanaman di dalam rumah kaca, dan tanaman menjadi hangat. Tanah dan tanaman hangat dapat kita
golongkan sebagai sumber kalor yang lebih dingin dibandingkan dengan matahri yang suhunya
sangat tinggi. Tanah dan tanaman sebagai sumber kalor yang lebih dingin pada gilirannya akan
memancarkan kembali kalor yang diserapnya dalam bentuk radiasi IM dengan panjang gelombang
yang lebih panjang. Energi dari kalor radiasi IM yang dipancarkan kembali oleh tanah dan tanaman
ini tidak mampu menembus kaca. Energi ini diserap oleh molekul-molekul udara dalam kaca
sehingga suhu udara dalam rumah kaca dapat tetap hangat dibandingkan suhu luarnya. Keadaan ini
membuat tanaaman dalam rumah kaca dapat tumbuh subur.
Efek seperti rumah kaca ini Anda alami ketika mobil diparkir pada siang hari terik di bawah
sinar matahari dengan jendela kaca tertutup rapat. Ketika Anda masuk ke dalam mobil pada sore hari
saat matari sudah tidak bersinar, Anda merasakan bahwa suhu di dalam mobil lebih hangat dibanding
suhu udara di luar mobil.
2.2.2 Efek Rumah Kaca
sinar matahari sampai ke permukaan bumi setelah melalui atmosfer bumi. Atmosfer berfungsi
menyaring, menyerap, dan memantulkan radiasi sinar matahari yang datang padanya. Bumi
memantulkan rata-rata 30% dari radiasi sinar matahari, dua pertiganya atau sekitar 20% dipantulkan
oleh awan, 6% dihamburkan oleh partikel-partikel udara, dan 4% dipantulkan oleh permukaan bumi.
Tentu saja persentase radiasi yang dipantulkan bumi bergantung pada jangkauan penutupan awan,
jumlah debu di atmosfer, dan luas salju serta tumbu-tumbuhan pada permukaan. Perubahan besar
dari variabel-variabel itu dapa meningkatkan atau mengurangi pemantulan radiasi matahari, yantg
akhirnya mengarah ke peningkatan pemanasan atau pendinginan atmosfer.
Setelah melalui penyaringan, penyerapan, dan pemantulan, hanya setengah dari radiasi
matahari yang diserap oleh permukaan bumi. Bebatuan, tanah, danair menyerap energi radiasi
matahari yang sampai kepadanya, sehingga daratan menjadi hangat. Seperti pada rumah kaca,
material-material(batuan, tanah, dan air) ini akan berfungsi sebagai sumber kalor yang lebih dingin
dibanding matahari. Pada gil9irannya material sebagai sumber dingin ini akan memancarkan kembali
energi yang diserapnya menuju ke atmosfer dalam bentuk radiasi IM yang memiliki panjang
gelombang lebih panjang. Ffekuensi radiasi IM yang dipancarkan oleh oleh material-material
permukaan bumi ke atmosfer sesuai dengan frekuensi alami getaran-getaran molekul-molekul gas
rumah kaca (terutama karbon dioksida dan uap air).
Efek rumah kaca alamiah sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa sehingga seluruh makhluk
hidup bisa bertahan hidup di bumi yang di ciptakan-Nya. Jika tidak ada efek rumah kaca alamiah
ciptaan Tuhan ini suhu rata-rata (siang-malam, musim dingin-musim panas) kira-kira akan mencapai
-20%ºC. Jika in yang terjadi maka kehidupan makhluk hidup seperti ini tidak mungkin berlangsung.
Dengan kata lainbumi tidak layak untuk mendukung kehidupan.
Dampak Efek rumah kaca
Menurut perhitungan simulasi, efek rumah kaca telah meningkatkan suhu rata-rata bumi 1-
5 °C. Bila kecenderungan peningkatan gas rumah kaca tetap seperti sekarang akan menyebabkan
peningkatan pemanasan global antara 1,5-4,5 °C sekitar tahun 2030. Dengan meningkatnya
konsentrasi gas CO2 di atmosfer, maka akan semakin banyak gelombang panas yang dipantulkan
dari permukaan bumi diserap atmosfer. Hal ini akan mengakibatkan suhu permukaan bumi menjadi
meningkat (Wikipedia, 2011).
Efek rumah kaca yang berlebih mengakibatkan meningkatkannya suhu permukaan bumi.
Sehingga terjadi perubahan iklim  yang sangat ekstrim di bumi. Hal ini dapat mengakibatkan
terganggunya hutan dan ekosistem lainnya, sehingga mengurangi kemampuannya untuk menyerap
karbon dioksida di atmosfer. Pemanasan global mengakibatkan mencairnya gunung-gunung es di
daerah kutub yang dapat menimbulkan naiknya permukaan air laut. Efek rumah kaca juga akan
mengakibatkan meningkatnya suhu air laut sehingga air laut mengembang dan terjadi kenaikan
permukaan laut yang mengakibatkan negara kepulauan akan mendapatkan pengaruh yang sangat
besar.
Perubahan iklim menimbulkan perubahan pada pola musim sehingga menjadi sulit
diprakirakan. Pada beberapa bagian dunia hal ini meningkatkan intensitas curah hujan yang
berpotensi memicu terjadinya banjir dan tanah longsor. Sedangkan belahan bumi yang lain bisa
mengalami musim kering yang berkepanjangan, karena  kenaikan suhu dan turunnya kelembaban.
Selanjutnya perubahan iklim akan berdampak pada segala sector. Meliputi:
1. Ketahanan Pangan Terancam
Produksi pertanian tanaman pangan dan perikanan akan berkurang akibat banjir,
kekeringan, pemanasan dan tekanan air, kenaikan air laut, serta angin yang kuat. Perubahan iklim
juga akan mempengaruhi jadwal panen dan jangka waktu penanaman. Peningkatan suhu 10C
diperkirakan menurunkan panen padi sebanyak 10%.
2. Dampak Lingkungan
Banyak jenis makhluk hidup akan terancam punah akibat perubahan iklim dan gangguan
pada kesinambungan wilayah ekosistem (fragmentasi ekosistem). Terumbu karang akan kehilangan
warna akibat cuaca panas, menjadi rusak atau bahkan mati karena suhu tinggi. Para peneliti
memperkirakan bahwa 15%-37% dari seluruh spesies dapat menjadi punah di enam wilayah bumi
pada 2050. Keenam wilayah yang dipelajari mewakili 20% muka bumi (Jhamtani, 2007).
3. Risiko Kesehatan
Cuaca yang ekstrim akan mempercepat penyebaran penyakit baru dan bisa memunculkan
penyakit lama. Badan Kesehatan PBB memperkirakan bahwa peningkatan suhu dan curah hujan
akibat perubahan iklim sudah menyebabkan kematian 150.000 jiwa setiap tahun. Penyakit seperti
malaria, diare, dan demam berdarah diperkirakan akan meningkat di negara tropis seperti Indonesia.
4. Air
Ketersediaan air berkurang 10%-30% di beberapa kawasan terutama di daerah tropik
kering. Kelangkaaan air akan menimpa jutaan orang di Asia Pasifik akibat musim kemarau
berkepanjangan dan intrusi air laut ke daratan.
5. Ekonomi
Kehilangan lahan produktif akibat kenaikan permukaan laut dan kekeringan, bencana,
dan risiko kesehatan mempunyai dampak pada ekonomi. Sir Nicolas Stern, penasehat perdana
menteri Inggris mengatakan bahwa dalam 10 atau 20 tahun mendatang perubahan iklim akan
berdampak besar terhadap ekonomi.
Belum ada data komprehensif mengenai dampak perubahan iklim di Indonesia. Namun beberapa
data menunjukkan bahwa:
1. Suhu rata-rata tahunan menunjukkan peningkatan 0,30C sejak tahun 1990.
2. Musim hujan datang lebih lambat, lebih singkat, namun curah hujan lebih intensif sehingga
meningkatkan risiko banjir..
3. Variasi musiman dan cuaca ekstrim diduga meningkatkan risiko kebakaran hutan dan lahan,
terutama di Selatan Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi (CIFOR, 2004)
4. Perubahan pada kadar penguapan air, dan kelembaban tanah akan berdampak pada sektor
pertanian dan ketahanan pangan.
5. Kenaikan permukaan air laut akan mengancam daerah dan masyarakat pesisir. Sebagai
contoh air Teluk Jakarta naik 57 mm tiap tahun. Pada 2050, diperkirakan 160 km2 dari kota
jakarta akan terendam air, termasuk Kelapa Gading, Bandara Sukarno-Hatta dan Ancol
(Susandi, Jakarta Post, 7 Maret 2007).
6. Di Bali kerusakan lingkungan pada 140 titik abrasi dari panjang panti sekitar 430 km. Laju
kerusakan pantai di Bali diperkirakan 3,7 Km per tahun dengan erosi ke daratan 50-100 meter
per tahun (Bali Membangun, 2004). Kerusakan ini ditambah potensi dampak dari perubahan
iklim diduga akan menyebabkan muka air laut naik 6 meter pada 2030, sehingga Kuta dan
Sanur akan tergenang (Bali Post, 16 Agustus 2007). Hal ini mengancam keberlangsungan
pendapatan dari pariwisata yang mengandalkan kekayaan dan keindahan pantai dan laut di
Bali.
7. Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia menghadapi risiko kehilangan banyak
pulau-pulau kecilnya dan penciutan kawasan pesisir akibat kenaikan permukaan air laut.
Wilayah Indonesia akan berkurang dan akan ada pengungsi dalam negeri.
8. Dampak kenaikan muka air laut akan mengurangi lahan pertanian dan perikanan yang pada
akhirnya akan menurunkan potensi pendapatan rata-rata masyarakat petani dan nelayan.
Kerusakan pesisir dan bencana yang terkait dengan hal itu akan mengurangi pendapatan
negara dan masyarakat dari sektor pariwisata. Sementara itu, negara harus menaikkan
anggaran untuk menanggulangi bencana yang meningkat, mengelola dampak kesehatan, dan
menyediakan sarana bagi pengungsi yang meningkat akibat bencana. Industri di kawasan
pesisir juga kemungkinan besar akan menghadapi dampak ekonomi akibat permukaan air laut
naik. Kesemuanya ini akan meningkatkan beban anggaran pembangunan nasional dan daerah.
2.4. Solusi untuk Mengatasi Efek Rumah Kaca
a. Penggunaan alat listrik
 Menghemat penggunaan Listrik antara pukul 17.00 sampai 22.00.
 Memadamkan listrik jika sedang tidak digunakan. Karena pada kondisi stand by, alat
elektronik masih mengalirkan listrik sebesar 5 watt.
 Kabel dari barang elektronik akan lebih baik jika dilepas dari stop kontak bila sudah tidak

Gambar
1. Terjadinya pemanasan global akibat efek rumah kaca
digunakan
 Menggunakan lampu hemat energi (CFL) dan lampu sensor cahaya untuk lampu taman,
sehingga lampu akan hidup dan mati secara otomatis tergantung cahaya matahari.
Memanfaatkan cahaya matahari untuk penerangan di dalam ruangan di pagi dan siang hari.
Selain menghemat listrik juga dapat menurunkan emisi penyebab pemanasan global
b. Penggunaan kendaraan bermotor
c. Penanaman pohon
Untuk mengatasi pengurangan polusi udara pada di atmosfer, maka dapat dilakukan juga
penanaman tanaman. Penanaman tanaman dapat berupa pohon dapat dilakukan di halaman dan
tempat-tempat yang banyak menghasilkan polusi udara, seperti di pinggir-pinggir jalan. Selain itu
juga, melakukan reboisasi pada gunung-gunung yang gundul dan membuat taman-taman di
perkotaan atau biasa disebut dengan taman kota.
d. Pengelolaan sampah
 Memisahkan antara sampah organik dengan sampah non organik.
 Menghemat penggunaan kertas.
 Mengurangi penggunaan tisu
 Mendaur ulang kertas, plastik, dan logam
 Membuat kompos
2.2.3 Pemanasan Global
Seperti yang telah kita ketahui segala sumber energi yang terdapat di bumi berasal dari
matahari. Sebagian besar energi tersebut dalam bentuk radiasi gelombang pendek, termasuk cahaya
tampak. Ketika energi ini mengenai permukaan bumi, ia berubah dari cahaya menjadi panas yang
menghangatkan bumi. Permukaan bumi, akan menyerap sebagian panas dan memantulkan kembali
sisanya sebagai radiasi infra merah gelombang panjang ke angkasa luar. Namun, sebagian panas
tetap terperangkap di atmosfer bumi akibat menumpuknya jumlah gas rumah kaca yang menjadi
perangkap gelombang radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi
gelombang yang dipancarkan bumi dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan bumi.
Oleh karena itu suhu di permukaan bumi akan meningkat, dan terjadilah efek rumah kaca ( ERK ).
Peningkatan kadar gas rumah kaca menyebabkan meningkatnya intensitas efek rumah kaca, sehingga
menyebabkan pemanasan global.
Jika tersebut terjadi berulang-ulang akan mengakibatkan suhu ratarata bumi terus meningkat. Banyak
ahli berpendapat bahwa penyebab utama pemanasan global adalah aktivitas manusia walau ada
penyebab lain yang bersifat alami. Penyebab pemanasan global yang diakibatkan leh aktivitas
manusia antara lain :
a). Pembakaran bahan bakar batu bara, misalnya untuk pembangkit listrik
b). Pembakaran minyak bumi, misalnya untuk kendaraan bermotor
c). Pembakaran gas alam, misalnya untuk keperluan memasak Akibat dari proses pembakaran itu,
karbodioksida dan gas – gas lainnya terlepas ke atmosfer. Gas – gas tersebut disebut gas rumah kaca.
Sebenarnya efek rumah kaca ini sangat dibutuhkan oleh segala makhluk hidup yang ada di bumi,
karena tanpanya, planet ini akan menjadi sangat dingin. "Global Warming," sehingga es akan
menutupi seluruh permukaan bumi. Akan tetapi, akibat jumlah gas-gas tersebut telah berlebih di
atmosfer, pemanasan global menjadi akibatnya
a. Negara / Wilayah Yang Terkena Dampak Adanya Pemanasan Global Dan Lubang Ozon
Seperti ada pembahasan semula, bahwa pemanasan global dan lubang ozon disebabkan karena
aktivitas manusia. Tentu saja, negara – negara yang menggunakan produk ataupun alat untuk
mendukung aktivitas mereka yang mengganggu kerusakan lingkungan, khususnya berdampak pada
pemanasan global, merupakan negara yang terkena imbas dari pemanasan global. Negara – negara
tersebut antara lain negara – negara maju : Inggris, AS, dan negara berkembang seperti Indonesia
( Jakarta ), India ( Mumbai ).
Seperti yang dikutip oleh TEMPO Interaktif: 28 Maret 2007 : Lebih dari dua per tiga kota-
kota besar di dunia akan terkena dampak pemanasan global. Salah satunya adalah Jakarta. Inilah
hasil penelitian yang dipublikasikan di jurnal Environment and Urbanization hari ini. Jakarta adalah
satu dari 180 kota di dunia yang 70 persen wilayahnya berada di kawasan pantai berelevasi rendah
yang terancam oleh naiknya permukaan laut akibat pemanasan global itu. Kota lainnya antara lain
Tokyo, New York, Mumbai di India, Shanghai, dan Dhaka.
Negara – negara tersebut merupakan negara yang terkena dampak pemanasan global akibat
naiknya permukaan air laut. Selain itu, kota – kota besar di Indonesia maupun di negara lain juga ikut
terkena dampak adanya pemanasan global. Hal tersebut dapat ditandai dengan suhu udara pada siang
hari yang naik, cuaca ekstrim di sejumlah wilayah, dan lain sebagainya.
Sedangkan wilayah yang terkena dampak lubang ozon adalah kutub utara maupun kutub selatan.

Gambar 3. Lubang ozon di antartika


Sumber : http://langitselatan.com/2008/05/04/ketika-es-antartikaterancam-oleh-
pulihnya-lubang-ozon/, diakses 26 Oktober 2011
b. Pelaku Pemanasan Global Dan Timbulnya Lubang Ozon

Manusia merupakan pelaku utama timbulnya pemanasan global dan lubang ozon. Aktivitas
manusia yang tidak memikirkan dampak – dampak yang ditimbulkan adanya pemanasan global dan
lubang ozon bisa menambah parahnya dampak yang ditimbulkan akibat fenomena – fenomena
tersebut. Tentu saja yang akan rugi adalah manusia itu sendiri karena ulah mereka. Selain itu
penggunaan barang – barang rumah tangga yang tidak ramah lingkungan, seperti semprotan minyak
wangi, semprotan rambut, AC, kulkas, dan lain sebagainya memicu bertambah rusaknya lapisan
ozon di muka bumi ini. Pembakaran yang dilakukan oleh manusia, seperti pembakaran hutan,
pembakaran minyak bumi misalnya untuk kendaraan bermotor yang menghasilkan gas karbon
merupakanaktivitas – aktivitas yang dapat menimbulnya gejala pemanasan global dan timbulnya
lubang ozon. Oleh karena itu faktor manusialah yang andil besar timbulnya pemanasan global dan
ubang ozon, meskipun faktor alam juga ikut berperan. Sehingga manusialah pelaku sekaligus yang
menerima dampak pemanasan global dan timbulnya lubang ozon atas konsekuensi aktivitas yang
mereka lakukan sehari – hari.
c. Dampak Pemanasan Global dan Lubang Ozon
1. Pengaruh cuaca
Apabila daerah di bagan tara bumi ( kutub utara ) akan memanas lebih dari daerah – daerah lain
di bumi, dengan kondisi demikian maka akan berakibat antara lain ;
a. gunung – gunung es aan mencair
b. daratan akan mengecil
c. daerah – daerah yang sebelumya mengalami salju ringan mungkin tidak akan
mengalaminya lagi
d. di daerah subtropis again pegunungan yang ditutupi salju akan semakin sedikit serta
salju akan lebih cepat mencair
e. musim tanam akan menjadi lebih panjang di beberapa area, temperatur pada musim
dingin dan malam hari akan cenderung meningkat, serta
f. daerah tropis akan menjadi lembab karena lebih banyak air yang menguap dari lautan
2. Pengaruh kenaikan permukan laut
Ketika atmosfer menghangat, lapisan permukaan lautan juga akan menghangat sehingga
volumenya akan membesar dan menaikkan tinggi permukaan laut. Pengingkatan tinggi muka air aut
30% berasal dari pencairan es dan sisanya berasal dari pemuaian air akibat peningkatan temperatur.
Apabila separuh es di Greenland dan antartika meleleh maka terjadi kenaikan permukaan air
lait di dunia rata – rata setinggi 6-7 meter ( Susanta, 2007 ).
Perubahan tinggi permukaan air laut sangat mempengaruhi kehidupan, antara lain :
a. Apabila kenaikan air laut mencapai muara sungai, banjir akibat air pasang pun akan
meningkat di daratan.
b. Apabila kenaikan air laut sedikit saja, pengaruhnya akan cepat terlihat pada di
ekosistem pantai. Rawa – rawa pantai yang telah ada akan tenggelam dan akan
terbentuk rawa – rawa baru.
c. Banyak pulau – pulau yang hilang akibat tenggelam, serta akan terjadinya erosi dari
tebing, pantai, dan bukit pasir akan meningkat.
3. Pengaruh terhadap pertanian
Pengaruh pemanasan global tidaklah sama di beberapa tempat, misalnya ada negara yang
mendapatkan keuntungan lebih dari tingginya curah hujan dan lebih lamanya masa tanam, seperti di
kanada. Namun, masyarakat di daerah pertanian gurun akan menggunakan air irigasi dari gunung –
gunung yang jauh dapat menderita jika kumpulan salju akan mencair sebelum bulan masa tanam.
Dengan kondisi ini, anaman tidak akan tumbuh, misalnya di daerah Afrika.
Adapun dampak pemanasan global yang mengakibatkan perubahan iklim terhadap ketahanan
pangan di daerah asia, seperti di Indonesia antara lain sebagai berikut :
a. menurunnya produktivitas pertanian, khususnya pada wilayah pantai akibat naiknya
temperatur bumi
b. terjadinya iklim ekstrim yang meningkat, sehingga sektor pertanan akan kehilangan
produksi akibat bencana kekeringan dan banjir yang silih berganti
c. kerawanan pangan akan meningkat di wilayah yang rawan bencana kering dan banjir
d. tanaman pangan dan hutan dapat mengalami serangan hama

4. Pengaruh terhadap hewan dan tumbuhan


Selain manusia, hewan dan tumbuhan menjadi makhluk hidup yang tidak bisa menghindar
dari kejadian ini. Hewan dan tumuhan tentuakan mengalai kesulitan juga untuk berpindah atau
beradaptasi karena sebagian besar lahan telah dikuasai oleh manusia. Dalam menghadapi pemanasan
global, hewan akan berpindah mencari tempat sesuai habitatnya. Adapun tumbuhan yang tidak bisa
bergerak sendiri akan menyesuaikan dengan iklim dalam hal pertumbuhannya. Tumbuhan yang bsa
menyesuaikan tentu terus berkembang, tetapi tumbuhan yang tidak dapat menyesuaikan tentuakan
punah.
Kepunahan hewan dan tumbuhan terjadi apabila hewan dan tumbuhan tersebut tidak dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

5. Pengaruh terhadap kesehatan manusia


Adapun pengaruh pemanasan global dan timbulnya ubang ozon bagi kesehatan manusia,
antara lain :
a. Mempengaruhi kesehatan tubuh manusia terhadap penakit – penyakit tular vektor,
seperti demam berdarah dan malaria.
b. Lebih banyak orang yang terkena penyakit atau meninggal karena stress panas.
c. Meningkatnya insiden alergi dan penyakit pernafasan karena udara yang hangat akan
memperbanak polutan
d. Meningkatnya penyakit – penyakit tropis laina, seperti demam kuning dan encepalitis
e. Timbulnya kanker kulit, katarak, penurunan kekebalan tubuh, melemahnya sistem
kekebalan tubuh, dan lain sebagainya
d. Langkah antisipasi terhadap pemanasan global dan lubang ozon
`Tindakan yang lebih baik dalam menghadapi dampak pemanasan global dan lubang ozon
adalah sebagai berikut :
a. Mengubah perilaku perorangan
i. Menghemat penggunaan air, listrik
ii. Mematikan ac bila tidak diperlukan
iii. Menggunakan alat transportasi alternatif untuk mengurangi emisi karbon
b. Melakukan langkah secara kolektif
i. Mencari energi aternatif
Sebagian besar pembangit listrik menggunakan bahan bakar fosil : minyak bumi, batu bara,
gas alam. Ketiganya mengeluarkan CO2. Jadi semakin kita boros menggunakan listrik, semakin
banyak CO2 yang dikeluarkan. Daripada terus boros listrik dan emerintah harus membangun
pembangkit listrik berbahan bakar fosil baru untuk memenuhi kebutuhan aktivitas manusia, lebih
baik melakukan hemat listrik. Adapun solusi alternatif dalam mencari energi alternatif antara lain
membangun pembangkit listrik dengan energi bersih, seperti energi matahari, air , angin, panas bumi,
dan lain sebagainya. Hal ini dilakukan untuk mengurangi dampak terjadinya pemanasan global dan
lubang ozon akibat penggunaan gas – gas yang mengeluarkan CO2
ii. Melestarikan hutan
Melestarikan hutan dapatdilakukan dengan menanam pohon sebanyak mungkin untuk
mencegah terjadinya pemanasan global. Selain iyu jangan menebang hutang secara liar, agar
keberadaan ekosistem hutan tetap lestari.
iii. Mengurangi emisi gas karbon dari industri dan eksplorasi sumber daya alam.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan tersebut dapat disimpulkan antara lain :
1. Pemanasan global merupakan fenomena meningkatnya temperatur rata – rata
pada lapisan atmosfer, meningkatnya temperatur air laut dan meningkatnya temperatur
pada daratan. Sedangkan lubang ozon adalah lubang yang berasal dari hasil tenaga
matahari yang mengeluarkan radiasi ultra tinggi, kemudian radiasi tersebut pecah
menjadi oksigen sekaligus melepaskan atom bebas dimana setengahnya diikat oleh
molekul oksigen lain untuk membentuk ozon. Area ozon yang tipis pada lapisan ozon
disebut lubang zon
2. Pemanasan global disebabkan adanya kadar gas rumah kaca yang menyebabkan
meningkatnya intensitas efek rumah kaca. Sedangkan lubang ozon disebabkan karena
sinar matahari, halogen, dan temperatur. Selain itu pengaruh / aktivitas manusia dapat
menimbulkan pemanasan global, seperti pembakaran hutan, penggunaan motor yang
menimbulkan asap. Selain itu dalam menggunakan berbagai alat rumah tangga yang
mengandung gas flor dapat menyebabkan lubang ozon.
3. Negara yang terkena dampak adanya pemanasan lobal hampir terjadi di seluruh
belahan bumi, termasuk kutub utara maupun kutup selaan. Sedangkan wilayah yang
terkena dampak adanya lubang ozon dapat terlihat di kutub utara dan kutup selatan
yang tampak berwarna biru dengan menggunakan citra satelit.
4. Pelaku utama dalam pemanasan global dan lubang ozon adalah ulah & tingkah
laku manusia.
5. Dampak adanya pemanasan global dan lubang ozon antara lain berpengaruh
terhadap cuaca, kenaikan permukaan air laut, pengaruh terhadap pertanian, pengaruh
terhadap hewan dan tumbuhan, dan pengaruh terhadap kesehatan manusia
6. Langkah antisipasi terhadap pemanasan global dan lubang zon adalah dengan
cara mengubah perilaku perorangan dan melakukan langkah secara kolektif
DAFTAR PUSTAKA

Buku fisika kelas XI kurikulum 2013


www.caridokumen.com
www.academia.com

You might also like