Makalah Nia-1

You might also like

You are on page 1of 9

MAKALAH

MUATAN

LOKAL

RAPANAN
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................................2
DAFTAR ISI.....................................................................................................................3
BAB 1.........................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................................4
BAB 2.........................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................5
2.1 Perang Undru.............................................................................................................................5
2.2 Perang Baham............................................................................................................................6
BAB..........................................................................................................................................................11
PENUTUP................................................................................................................................................11
3.1 Kesimpulan...............................................................................................................................11
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul [judul makalah] ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas [dosen/guru] pada [bidang studi/mata kuliah] [nama bidang
studi/mata kuliah]. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang [topik makalah] bagi para pembaca dan
juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada [bapak/ibu] [nama


guru/dosen], selaku [guru/dosen] [bidang studi/mata kuliah] [nama
bidang studi/mata kuliah] yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi
yang saya tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya
nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

[tempat, tanggal pembuatan


makalah]

Penulis
SEJARAH
PERLAWANAN
RAKYAT
SUMBAWA
TERHADAP BELA
NDA

PERANG UNRU (1906 – 1908)

1. Riwayat Unru

Dari suatu literatur disebutkan bahwa dikerajaan taliwang terdapat seorang tokoh masyarakat
yang sangat terkenal. Tokoh tersebut bernama Tuang Pangeran ia adalah seorang mubaligh besar
dan sangat berjasa dalam mengembangkan agama islam disana.

Tuan pangeran mempunyai dua orang putra masing-masing bernama Lalu Perbatasari dan Dea
Mustari. Salah seorang dari mereka yaitu Dea Mustari menikah dan melahirkan seorang putra
bernama Gunung sari, yang kemudian diketahui adalah ayah kandung Undru.

Dari cacatan ini maka diketahui Undru adalah keturuanan bangsawan yang dalam darahnya
mengalir semangat islam yang menurun dari seorang mulaigh besar kakeknya Tuan Pangeran.

Sebagai keturunan keluarga terpandang sejak kecil Unru di didik dan dibesarkan dalam
lingkungan istana  ia tinggal di Istana Sultan Muhammad Jalaluddin-III di Kerajaan Sumbawa
hingga tumbuh menjadi manusia dewasa.

Unru kecil yang mewarisi sifat bijaksana dan semangat tidak kenal menyerah dari kakeknya
ternyata seorang anak cerdas. Sehingga tidak mengherankan bila ia tumbuh pesat menjadi
pemuda yang dapat diandalkan.

Dari hari ke hari unru dilihatnya semakin dewasa dan menantang baik dalam bicara maupun
bertindak. Ia adalah seorang pemuda yang tegas dalam bertindak dan teguh dalam pendirian. Hal
ini rupanya disadari oleh Sultan, sehingga akhirnya unru mendapat kepercayaan besar untuk
memerintah taliwang sebagai Enti Desa.

2. Dimulai dari Kamutar Telu

Didalam tata pemerintahan kerajaan sumbawa terdapat tiga daerah atau wilayah kekuasaan yang
disebut kamutar telu wilayah yang terdiri dari kamutar kerajaan taliwang, seran, jereweh ini telah
menjadi taklukan kerajaan sumbawa sejak tahun 1674.

Guna memimpin Kerajaan Tawilang, Sultan sumbawa mengangkat Unru sebagai Enti Desa
untuk memegang kendali pemerintahan mewakili Sultan. Dalam melaksanakan tugas Unru
mendapat hak otonomi dalam mengatur pemerintahan dibawah kekuasaannya. Dalam dengan
segala otoritas yang diterimanya jadilah seorang Raja Taliwang.

Kesempatan ini tidak disia-siakan Unru. Rakyat taliwang yang sudah lama menderita karena
hidup dibawah tekanan pajak yang sangat berat membuat semangatnya menyala-nyala. Ingin
rasanya menuntaskan segara masalah yang ada didepan matanya. Ia menyadari bahwa seluruh
masyarakat taliwang telah menaruh harapan besar kepadanya untuk dapat merubah keadaan
menjadi lebih baik.

Untuk itulah Unru bertekad mengawali perjuangan bersama Rakyat Taliwang , dari sebuah
kerajaan yang berada di wilayah Kamutar Telu.

3. Situasi Di Kerajaan Taliwang

Dalam menjalankan roda pemrintahan Unru bertindak Arif dan Bijaksana, segala tugas diemban
sendiri. Para pembantunya tidak jarang diutus ke Kerajaan Sumbawa untuk melakukan tugas
tugas penting. Disamping itu Unru sangat perduli terhadap kepentingan rakyat , ia selalu
memihak kepada rakyat kecil.

Tidak jarang pihak belanda ingin merampas hak-hak rakyat secara paksa sehingga sering terjadi
pergolakan. Dan dalam kondisi seperti itu Unru  selalu tampil sebagai pembela. Melihat perilaku
Unru demikian maka simpat rakyat terhadap dirinya semakin bertambah.

Sementara sekitar awal tahun 1906 situasi ekonomi rakyat di kerajaan Taliwang semakin tidak
menentu. Hidup rakyat serba sulit karena hasil panen yang diperoleh tidak cukup buat
menghidupi keluarga. Ditambah lagi dengan banyaknya orang sakit dan meninggal akibat
kelaparan. Keadaan itu bahkan semakin memburuk lagi ketika Raja Sumbawa Sultan
Muhammad Jalaluddin III memerintahkan segenap Enti Desa dikamutar telu untuk segara
pungutan uang eran atau pungutan pajak secara paksa.

Perintan Raja Sumbawa itu sebenarnya disambut dengan berat hati karena para penguasa di
Kerajaan Kamutar Telu sangat memahami besarnya beban yang dipikul rakyatnya. Tetapi
bagaimana juga mereka tetap harus loyal, harus dapat menunjukan kesetiaan kepada Raja
Sumbawa, dan untuk itulah Kerajaan Jereweh dan Kerajaan Seran tetap melaksanakan pungutan
uang eran tersebut, betapapun beratnya resiko yang akan menimpa rakyat.

Bebeda kedaan dengan Kerajaan Taliwang. Unur yang selama ini selalu melihat dan merasakan
penderitaan rakyat akibat dari penarikan pajak bertekad untuk tidak melakukan pungutan
diwilayah kekuasaannya. Terlebih lagi pajak dan upeti itu diketahui akan diserahkan kepada
Belanda.
Sikap Unru yang demikian itu akhirnya menimbulkan pro dan kontra pihak yang mendukung
menganggapnya sebagai pejuang pembela rakyat. Sebaliknya tidak pihak yang tidak mendukung
menganggapnya sebagai pembangkang karena tidak melaksanakan perintah sultan untuk menarik
uang eran.

4. Propaganda Menekan Unru

Situasi di Kerajaan Taliwang sangat tidak mengutungkan pihak Belanda karena itu Belanda
segara memanfaatkan situasi untuk memecah belah hubungan Unru dengan sultan.

Untuk tujuan itu Belanda melancarkan Propaganda guna menekan Unru. Caranya ialah dengan
menyebar isu bahwa Unru membangkan dan tidak setia lagi kepada Sultan. Usaha ini tampak
berhasil. Akibatnya pada tahun itu juga (1906) unru dipanggil menghadap Sultan diKerajaan
Sumbawa. Yang menjadi inti pertemuan di Istana adalah Unru diminta untuk kembali
melaksanakan perintah yaitu memungut uang eran di Taliwang.

Pertemuan Unru dengan Sultan Muhammad Jalaluddin III berlangsung tegang. Pertemuan
diwarnai dengan perbedaan sikap yang amat tajam. Dalam petemuan itu Unru menegaskan
sikapnya, bahwa kepentingan rakyatlah yang harus dibela dan Unru tampaknya siap menghadapi
Resiko yang akan terjadi.

Agaknya sulit bagi sultan menerima alasan apapun. ketikan unru tetap menolak untuk
menyerahkan Pajak dan Upeti Sultan sangat kecewa karena telah berulang kali mengingatkan
agar Unru dapat bersikap lunak, namun pada kenyataannya ia tetap saja pada pendiriannya.

Sebenarnya sutal bukannya tidak dapat memahami sikap keras Unru dan juga keadaan rakyat
yang memprihatinkan. Tetapi Sultan sendiri tidak dapat mendukung sikap Unru karena telah
terkait dengan kontrak politik yang telah ditanda tangani dengan kompeni.

Usai pertemuan dengan sultan, Unru semakin menyadari bahwa posisinya akan bertambah sulit
karena pendiriannya yang keras itu tidak mendapat simpati baik dari Sultan maupun Belanda.

Untuk mengantisipasi peristiwa buruk yang bakal terjadi dan menimpa dirinya maka Unru
bersama para pengikutnya bertekad untuk segera memperkuat Benteng di Sapugara dan
membangun kantong perlawanan di Brangpoto.

5. Perlawanan Terhadap Belanda

Perlawanan yang dilakukan terhadap Belanda berawal dari beratnya beban pajak yang harus
ditanggung rakyat ditambah lagi dengan sikap belanda yang terlalu memaksa kehendak. Kondisi
ini terjadi berlarut-larut lalu menumpuk menjadi dendam kesumat yang sewaktu-waktu dapat
meledak.
Sikap unru yang dinilai tidak setia kepad Sultan dan dianggap membangkang karena menolak
menyerahkan upeti dan pajak, merupakan penyebab utama terjadi penyerangan terhadap Unru.
Penyerangan yang dilancarkan Belanda terhadap Kubu Pertahanan Unru ini akhirnya memicu
perlawanan rakyat untuk membalaskan dendam kusumat yang selama ini dipendam. Maka
pecahlah perang yang terkenal dengan nama Perang Unru peristiwa ini terjadi pada tahun 1906.

Pertempuran berikutnya terjadi pada tahun 1908. Dalam pertempuran ini  Belanda mendaratkan
pasukannya melalui Labuhan Balat dibawah pimpinan Jendral Swart. kota taliwang yang
memang telah dikosongkan Unru sebelumnya, diduduki Belanda tanpa perlwanan. Swart
mengira Unru dan pasukannya telah melarikan dir kehutan.

Maka untuk dapat menghajar Unru, Belanda kemudia melakukan pengejaran kehutan, tetapi
ketika sampai di Brangpoto pasukan Belanda dihujani dengan batu-batu besar oleh pasukan Unru
dari kantong perlawanannya diatas bukit. Dalam pertempuran ini tidak sedikit pasukan Belanda
yang tewas sehingga mengalami kerugian jiwa dan persenjataan yang cukup besar.

Menyadari kekalahan di Brangpoto, Belanda kemudian merancang strategi baru untuk


melumpuhkan perlawanan Unru.

Benteng sapugara yang telah dipersiapkan pasukan Unru bersama rakyat ternyata diserang
pasukan Belanda secara besar-besaran dari segala penjuru. Pertempuran berlangsung dasyat dan
banyak memakan korban jiwa. Datu Busing Panglima Perang Unru gugur dalam pertempuran
itu.

Penyerangan pasukan Belanda yang sangat besar itu menyebabkan Unru menarik mundur
pasukannya ke Olat Rungis dan membuat kantong perlawanan kedua di Peruak Marsose.

Belanda kemudian meminta batuan Kemakassar. Sementara itu pasukan Unru mundur lagi ke
Rarak untuk mengatur kekuatan disana.

Ketika terjadi pertempuran di Irengtai kedua belah pihak sama-sama menderita korban jiwa
dalam pertempuran itu Unru terkepung  ketika berada didalam Gua tetapi segera dapat
meloloskan diri.

Unur tertawan Belanda dalam pertempuran di Bangkat Monte. Bersama anak dan isteri serta
pembantu dekatnya dibuang ke Makassar dan selanjutnya dipindahkan ke Cirebon. Unru
akhirnya meninggal di Cirebon dan dimakamkan disana.

1. PERANG BAHAM (1906 dan 1923)

Baham adalah seorang pemuka masyarakat Lunyuk yang menaruh perhatian besar terhadap
perjuangan rakyat. Di kalangan masyarakat Baham dikenal sebagai pemimpin yang suka
membela hak rakyat.
Selama Belanda berkuasa tidak sedikit rakyat menjadi sengsara akibat tekanan berat yang
dilancarkan Pihak Belanda. Dalam kondisi seperti ini Baham tidak tinggal diam.

Gejolak-gejolak kecil hampir setiap hari terjadi keadaan seperti ini sudah berlangsung sejak lama
sehingga tidak mengherakan bila menimbukan kebencian dihati rakyat dan karena itu pula rakyat
berontak melawan penjajahan Belanda sehingga terjadi perang Baham yang pertama pada tahun
1906.

1. Penyebab Terjadinya Peragng

Keadaan yang dirasa berat menimbulkan banyak gejolak sehingga penyebabkan pecahnya
perlawanan adalah sebagai berikut :

1. Sikap Belanda yang selalu memaksa kehendak.


2. Penarikan uang eran yang sangat memberatkan.
3. Memuncaknya kebencian terdahap Belanda akibat politik memecah belah dan adu domba
yang dilancarkan Belanda.

Tiga faktor diatas adalah penyebab terjadinya perlawanan sehingga pecahnya Perang Baham.
Baham dan pasukannya bertekad menyusun kekuatan dan akan melawan pasukan Belanda habis-
habisan.

Rencana Baham menyusun kekuatan segera tedengar Belanda. Lalu Belanda melancarkan
propaganda yang bertujuan memecah belah. Belanda kemudian mengadu Domba pihak Sultan
dengan pasukan yang dipimpinh Baham. Isu yang dilontarkan Belanda bahwa Baham menyusun
kekuatan adalah semata-mata untuk memberontak terhadap sultan pun akhirnya berjalan mulus.

Dengan merebaknya isu yang dilontarkan Belanda maka perjuangan Baham tidak mendapat
simpati dan Tokoh Bangsawan. Tetapi hal itu tidak mengendorkan semangat Baham untuk tetap
melakukan perlawanan.

2. Perlawanan Terhadap Belanda.

Meskipun Baham tidak mendapat dukungan dari Tokoh Bangsawan, tetapi dengan semangat
yang tinggi pasukan Baham dapat menggempur pasukan Belanda. Dalam pertempuran ini kedua
belah Pihak mengalami kerugian dan korbn jiwa.

Persenjataan yang dimiliki Baham untuk berperang melawan Belanda sebenarnya kurang
memadai. Demikian juga dengan dukungan personilnya yang relatif kecil. Sehingga dalam
kondisi yang sangat terbatas ini akhirnya pasukan Baham dapat dengan mudah dikalahkan oleh
Pasukan Belanda.
Akibat dari pertempuran itu pasukan Baham yang tersisa sangat kecil jumlahnya. Baham
akhrinya ditangkap dan dibuang ke Sawahlunto di Sumatera Barat.

Ketika kembali dari pembuangan Baham segara memanggil pembantu terdekatnya Lembang,
Balum, Gunung, dan Senan. Dengan dibantu oleh empat orang ini Baham mulai menyusun
kekuatan baru.

Sehingga pada tahun 1923 baham kembali mengangkat senjata setelah sebelumnya membangun
pusat perlawanan di Gunung Setia di wilayah Kedemungon Lunyuk.

Dalam pertempuran kedua ini perlawanan Baham sempat meluas hingga Raboran i Wilayah
Kedemungan Moho Hulu dan kemudian bergabung dengan pasukan sanro acin yang ada disana.

Kedua pasukan secara bersama-sama menggempur pasukan Belanda hingga banyak korban
berjatuhan di Pihak Belanda. Namun akhirnya Baham tewas di Raboran dan dimakamkan di
Desa Gunung Kedemungan Lunyuk. Sedangkan Sanro Acin di tawan Belanda dan kemudian
dibuang ke Kupang, Nusa Tenggara Timur.

Setelah menyelesaikan masa pembuangan Sanro Acin kembali kesumbawa dan meninggal dunia
di Raboran pad tahun 1962.

You might also like