You are on page 1of 16

MAKALAH

NILAI-NILAI DAN UNSUR BUDAYA YANG BERKEMBANG PADA


MASA KERAJAAN ISLAM YANG MASIH BERKELANJUTAN DALAM
KEHIDUPAN BANGSA INDONESIA PADA MASA KINI

GURU PEMBIMBING :
NOVERINA INAYATI, S.Pd

OLEH :

NAMA : QODARIAH
KELAS : X2 MIPA 1

SMA NEGERI 1 MARTAPURA


TAHUN AJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala Puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis kemudahan sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Tanpa pertolongan-NYA tentunya penulis tidak akan sanggup untuk menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada Baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan Syafaatnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat serta sehat, baik
itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran. Sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah ini dengan judul ’’Nilai-Nilai Dan Unsur Budaya Yang Berkembang Pada
Masa Kerajaan Islam Yang Masih Berkelanjutan Dalam Kehidupan Bangsa Indonesia Pada
Masa Kini’’.
Penulis telah menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan didalamnya. Untuk itu penulis mengharapkan kritik
dan saran dari dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi.. kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak terkhusus kepada Guru
Pengajar yaitu Ibu Noverina Inayati, S.Pd yang telah membimbing dalam penulisan makalah ini.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terimakasih.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Martapura, 17 April 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER DEPAN.................................................................................................................
KATA PENGANTAR......................................................................................................... ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Kedatangan Islam Di Indonesia............................................................ 1
B. Rumusan Masalah........................................................................................................... 4
C. Tujuan Penulisan............................................................................................................. 4
BAB II PEMBAHASAN
A. Proses Integrasi Bangsa Indonesia Pada Masa Islam..................................................... 5
B. Akulturasi Kebudayaan Islam Di Indonesia................................................................... 6
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan..................................................................................................................... 12
B. Saran............................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................... 13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Kedatangan Islam Di Indonesia


Indonesia pada masa Islam, istana pakung wati di Cirebon yang di tunjukkan pada rubrik
apersepsi menjadi bukti peninggalan kerajaan di Indonesia. Perkembangan Islam di
Indonesia dapat di pelajari melalui peninggalan-peninggalan sejarah kerajaan-kerajaan
bercorak Islam.

Perhatikan gambar di samping! Gambar tersebut mengilustrasikan kedatangan pedagang


Islam di pelabuhan di wilayah Indonesia. Perlu Anda tahu, para pedagang asing mulai
melakukan perdagangan dan pelayaran ke wilayah Asia Tenggara dan Asia Timur sejak abad
VII Masehi. Sama dengan proses masuknya kebudayaan Hindu-Buddha, kegiatan
perdagangan dan pelayaran menjadi media penyebaran agama Islam di Indonesia.

1. Teori Kedatangan Islam di Indonesia


Kajian mengenai kedatangan Islam dan islamisasi di Indonesia masih menjadi
perdebatan para ahli. Setidaknya perdebatan mengenai kedatangan Islam dan islamisasi di
Indonesia mencakup tiga masalah pokok, yaitu tempat asal kedatangan Islam, para pembawa
agama Islam, dan waktu kedatangan Islam ke Indonesia. Oleh karena itu, pemikiran dan
penelitian yang dilakukan para ahli memunculkan berbagai teori. Beberapa teori mengenai
kedatangan Islamis di Indonesia sebagai berikut.

1
a. Teori Mekah

Peninggalan sejarah pada gambar di samping merupakan nisan makam Fatimah


binti Maimun yang di temukan di Gresik, Jawa Timur. Nisan makam tersebut menjadi
bukti pendukung teori yang menyatakan bahwa kedatangan Idlam di Indonesia dibawa
oleh orang-orang dari Mekah. Teori inilah yang disebut dengan teori Mekah.
Teori Mekah didukung oleh beberapa tokoh seperti T.W.Arnold, J.C. van Leur,
Anthony H. Johns, Crawfurd, Haji Abdul Malik Karim Amrullah (Buya Hamka), dan
Ahmad Mansyur Suryanegara.

b. Teori Persia
Teori Persia dipelopori oleh ilmuwan dari Indonesia, yaitu P.A. Hoesien
Djajadiningrat. Menurut Hoesien Djajadiningrat , agama Islam yang berkembang di
Indonesia berasal dari Persia pada abad VII Masehi.

c. Teori Gujarat

Gambar diatas merupakan gambar Nisan makam Sultan Malik as-Shaleh. Pada
gambar tersebut memiliki kemiripan dengan corak batu nisan yang ada di Cambay

2
Gujarat. Keberadaan nisan tersebut menjadi bukti pendukung teori Gujarat. Ilmuwan asal
Belanda, J.Pijnapel merupakan orang pertama yang mencetuskan teori Gujarat.
Teori Gujarat dikembangkan oleh beberapa tokoh seperti Christiaan Snouck
Hurgronje, W.F. Stutterheim, dan Sucipto Wirjosuparto.

d. Teori Cina
Teori ini menjelaskan bahwa etnik Cina muslim sangat berperan dalam proses
penyebaran agama Islam di Indonesia. Laksamana Cheng Ho merupakan seorang
laksamana muslim dari Cina yang pernah mencapai Pulau Jawa dan membangun
peninggalan berupa kelenteng Sam Po Kong di Kota Semarang, Jawa Tengah.
Teori Cina ini dikemukakan oleh Slamet Muljana yang menyatakan bahwa para
sultan-sultan di Kerajaan Demak merupakan keturunan Cina.

2. Media Penyebaran Islam di Indonesia


a. Perdagangan
Interaksi antar pedagang muslim dari berbagai negara seperti Arab, Persia, Gujarat,
Melayu, dan China yang berlangsung lama membuat komunitas Islam semakin besar
sehingga membentuk masyarakat muslim.
b. Perkawinan
Pelayaran dan perdagangan yang di lakukan para pedagang muslim pada masa
kuno sangat tergantung oleh angin musim. Keadaan tersebut memaksa para pedagang
untuk singgah di pelabuhan-pelabuhan dalam wktu kurun tertentu. Selama masa
persinggahan tersebut, para pedagang muslim menunggu angin musim yang tepat untuk
melanjutkan perjalanannya. Pada masa itu angin musim sangat berpengaruh karena
transportasi yang digunakan adalah kapal layar. Pada saat menunggu perjalanan
berikutnya, terjadi interaksi antara pedagang muslim, dan penduduk lokal. Intensitas
hubungan tersebut tidak jarang menimbulkan perkawinan antara wanita indonesia dan
pedagang muslim. Wanita Indonesia yang dinikahi pedagang muslim biasanya berasal
dari golongan bangsawan. Perkawinan ini melahirkan generasi muslim baru.

3
c. Pendidikan
Ulama juga berperan dalam penyebaran Islam di Indonesia. Para ulama datang
bersama para pedagang dan mendirikan pusat-pusat pengajaran yang dikenal dengan
pesantren. Murid-murid lulusan pesantren kemudian ikut membantu menyebarkan agama
Islam ke daerah-daerah lainnya. Materi pembelajran dalam pesantren bersumber pada
kitab kuning dari Timur Tengah yang ditulis pada abad VII-VIII. Materi yang diajarkan
di pesantren dilengkapi dengan ilmu fikih dan tauhid.
d. Politik
Pengaruh politik raja sangat membantu islamisasi Indonesia. Ketika raja memeluk
Islam, rakyat akan mengikuti karena rakyat sangat patuh kepada raja. Seorang raja selalu
menjadi panutan, bahkan teladan bagi rakyatnya.

B.       Rumusan Masalah


1.    Bagaimana Proses Integrasi Bangsa Indonesia Pada Masa Islam ?
2.    Bagaimana Akulturasiu Kebudayaan Islam Di Indonesia ?

C.      Tujuan Penulisan


1.   Untuk Menggambarkan Bagaimana Proses Integrasi Bangsa Indonesia Pada Masa Islam ?
2.    Untuk Menggambarkan Bagaimana Akulturasiu Kebudayaan Islam Di Indonesia ?

4
BAB II
PEMBAHASAN

Kerajaan Dan Pengaruh Islam Di Indonesia

Perhatikan bangunan masjid agung Demak pada gambar di samping! Masjid agung
Demak menjadi salah satu bukti perkembangan kerajaan Islam di Indonesia.

A. Proses Integrasi Bangsa Indonesia Pada Masa Islam


Bhineka Tunggal Ika begitulah semboyan bangsa Indonesia yang di tulis pada lambang
negara Indonesia, Garuda Pancasila. Bhineka Tunggal Ika yang memiliki arti
“Walaupun berbeda-beda tetap satu jua” menjadi landasan bagi bangsa Indonesia untuk
mewujudkan Integrasi bangsa Indonesia yang terdiri atas berbagai suku, ras, agama, dan
kebudayaan. Kondisi tersebut tidak terlepas dari peran ulama dan perkembangan
perdagangan pada masa itu mampu menyatukan kemajemukan bangsa Indonesia. Selain itu
penggunaan bahasa Melayu sebagai Lingua Franca (bahasa pergaulan) dalam dunia
perdagangan semakin memperkuat proses Integrasi pada masa Islam.

1) Peran Ulama
Integrasi bangsa Indonesia tidak dapat dilepaskan dari peran ulama pada saat
melakukan Islamisasi di berbagai wilayah Indonesia.

5
a. Wali Sanga

Sembilan tokoh pada gambar berperan penting dalam proses penyebaran Islam di
Pulau Jawa, mereka di kenal dengan sebutan Wali Sanga.
b. Peran Perdagangan
Proses Integrasi di Indonesia pada masa Indonesia juga terlihat melalui kegiatan
pelayaran dan perdagangan antar pulau. Kegiatan pelayaran dan perdagangan pada
dasarnya sudah berkembang sejak zaman kuno.
c. Peran Bahasa
Bahasa jiwa bangsa, begitu pula pepatah Melayu, pepatah tersebut menunjukkan
bahasa sebagai identitas suatu bangsa. Oleh karena itu bahasa menjadi salah satu faktor
pendukung Integrasi suatu bangsa.

B. Akulturasi Kebudayaan Islam Di Indonesia


Perkembangan kebudayaan Islam di Indonesia juga di dukung oleh sikap akomodatif dan
proaktif dari para pnyebar Islam dan penduduk lokal Indonesia. Kondisi inilah yang
mempercepat proses Akulturasi sehingga melahirkan kebudayaan khas Indonesia. Hasil
Akulturasi antara kebudayaan Islam dan kebudayaan lokal Indonesia bukan hanya dalam
bentuk fisik seperti bangunan masjid. Bentuk Akulturasi tersebut juga berupa non fisik
seperti tradisi.

1. Seni Bangunan
Seni bangunan yang berkembang pada masa Islam juga menunjukkan adanya perpaduan
unsur Islam dengan kebudayaan sebelumnya oleh karena itu, seni dan arsitektur bangunan
pada masa Islam memiliki bentuk unik, menarik dan Akulturatif.

6
Hasil-hasil perpaduan antara kebiudayaan Islam dengan kebidayaan lokal dapat di lihat
dalam beberapa bangunan.
a. Keraton
Keraton berasal dari kata keratuan yang di artikan sebagai tempat tinggal raja bersama
keluarganya.
b. Masjid dan Menara
Masjid berfungsi sebagai tepat ibadah bagi pemeluk Islam.
c. Makam
Menurut ajaran Islam, seorang muslim yang meninggal harus di makamkan di dalam
tanah dengan posisi muka menghadap kiblat, Islam juga menganjurkan agar makam di
bangun secara sederhana.
2. Seni Rupa
Kebudayaan Islan turut memengaruhi perkembangan seni rupa di Indonesia. Pada masa
Islam seni rupa mengalami perkembangan signifikan.
3. Seni Pertunjukkan
Pada masa Islam unsur seni dalam masyarakat menjadi bernuansa keagamaan, bahkan
kesenian di jadikan sarana penyebaran agama Islam, nuansa Islam dalam bidang kesenian
dapat di temukan dalam seni tari, seni wayang, dan seni musik.
4. Aksara dan Seni Sastra
Kebudayaan Islam mempengaruhi perkembangan bahasa Arab di Indonesia, pada awal
perkembangan Islam di Indonesia, bahasa Arab hanya di gunakan untuk membaca Al-Qur’an
dan do’a-do’a shalat. Sejak abad XVIII bahasa Melayu menyisipkan kosa kata Arab dalam
percakapan sehari-hari.

Karya Sastra yang berkembang di Indonesia :


a. Hikayat
Hikayat merupakan karya sastra Melayu yang berasa cerita atau dongeng penuh
keajaiban dan keanehan.

7
b. Babad
Babad merupakn dongeng yang sengaja di ubah sebagai cerita sejarah. Dalam babad
tokoh tempat dan peristiwa hampir semua ada dalam sejarah, tetapi penggambarannya di
lakukan secara berlebihan.
c. Suluk
Suluk merupakan kitab-kitab yang menguraikan ajaran tasawuf, suluk merupakan
hasil kesastraan tertua pada masa Islam.
5. Sosial dan Pemerintahan
Pada masa Hindu-Buddha di Indonesia berkembang struktur masyarakat feodal. Dalam
struktur feodal tersebut pada masa kerajaan Islam masyarakat dibagi menjadi beberapa
golongan berikut.
a. Golongan raja dan keluarganya.
b. Golongan elite.
c. Golongan nonelite.
d. Golongan budak.
6. Pendidikan
Perhatikan penggalan lagu berikut :
Hari Santri, hari santri, hari santri
Hari santri bukti cinta pada negeri
Ridho dan rahmat dari Ilahi
NKRI Harga Mati.

Penggalan lagu tersebut di nyanyikan para santri saat memperingati Hari Santri
Nasional. Hari Santri Nasional di peringati setiap tanggal 22 Oktober, sesuai keputusan
Presiden Nomor 22 Tahun 2015.
Sejak awal perkembangan Islam di Indonesia, para ulama mengikuti jejak para penyiar
agama Hindu-Buddha dalam menyebarkan agama Islam. Mereka memanfaatkan jalur
pelayaran dan perkembangan serta menjalin hubungan dengan para penguasa kerajaan. Oleh
karena itu, lembaga pendidikan tumbuh dan berkembang dengan cepat hingga sampai pada
saat ini.

8
a. Pendidikan Islam di Istana
Pada masa kerjaan Hindu-Buddha di Idonesia, istana kerajaan dijadikan pusat
pendidikan dan keagamaan. Penggunaan kompleks istana sebagai pusat pendidikan juga
terjadi pada masa kerajaan Islam di Indonesia.
b. Pendidikan Islam di Pesantren
Pengajaran dan penyiaran agama Islam juga di lakukan melalui lembaga pendidikan
pesantren, beberapa ahli berpendapat bahwa pesantren merupakan kelanjutan lembaga
pendidikan yang pernah ada pada masa Pra-Islam.
7. Kalender
Sistem kalender Islam di Indonesia oleh penanggalan pada masa Hindu-Buddha
sebelum Islam masuk ke wilayah Indonesia dengan tradisi penanggalan Hijriah, di pulau
Jawa telah terdapat sistem penanggalan saka.
8. Tradisi
Akulturasi kebudayaan pada masa Islam juga terjadi dalam bidang non fisik seperti
sikap, perbuatan, dan tingkah laku.
Beberapa tradisi Islam masih berkembang dalam masyarakat Indonesia hingga saat ini
adalah tradisi.
a. Grebeg (Sekaten)

Grebeg merupakan tradisi sedekah raja yang berkembang pada masa Jawa Kuno dan di
sebut Rajawedha, tradisi sedekah raja ini sempat berhenti ketika Islam berkembang di
Kerajaan Demak sehingga banyak masyarakat yang meninggalkan Kerajaan Demak.

9
b. Selamatan

Selamatan merupakan tradisi yang hingga kini masih di jalankan oleh sebagian
besar masyarakat Jawa. Istilah selamatan berasal dari bahasa Arab, yaitu Salamah yang
berarti Selamat. Bagi para santri, selamatan hanya boleh di lakukan dengan membuang
unsur-unsur syirik seperti sebutan dewa-dewa dan roh-roh. Menurut kaum santri,
selamatan adalah upacara doa bersama dengan seorang pemimpin atau modin dengan
tujuan mendapatkan keselamatan dan perlindungan dari Allah Yang Maha kuasa.
c. Ziarah Kubur

Secara etimologi, kata ziarah berasal dari bahasa Arab, yaitu Ziyaroh yang berarti
kunjungan, atau mengunjungi atau mendatangi. Dengan demikian, ziarah kubur adalah
kunjungan ke tempat pemakaman umum/pribadi yang dilakukan secara individu atau
kelompok masyarakat pada waktu tertentu. Di Indonesia ziarah sejalan denga kebiasaan
mengunjungi candi atau tempat suci dengan maksud melakukan pemujaan roh nenek

10
moyang. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa ziarah itu menjadi kesempatan untuk
meneruskan kebisaan lama.
Kedatangan Islam di Indonesia tidak sepenuh nya menghilangkan budaya lokal yang
telah berkembang di Indonesia. Para penyiar agama Islam menyesuaikan budaya lama
dengan budaya Islam. Dengan penyesuaian ini, para penyiar Islam telah menunjukkan
adanya sikap toleransi dalam kehidupan beragama, begitu pula dengan Anda. Anda hendak
nya menjunjung tinggi sikap toleransi untuk menjaga persatuan dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara.

11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bhineka Tunggal Ika begitulah semboyan bangsa Indonesia yang di tulis pada
lambang negara Indonesia, Garuda Pancasila. Bhineka Tunggal Ika yang memiliki arti
“Walaupun berbeda-beda tetap satu jua” menjadi landasan bagi bangsa Indonesia untuk
mewujudkan Integrasi bangsa Indonesia yang terdiri atas berbagai suku, ras, agama, dan
kebudayaan. Kondisi tersebut tidak terlepas dari peran ulama dan perkembangan
perdagangan pada masa itu mampu menyatukan kemajemukan bangsa Indonesia. Selain
itu penggunaan bahasa Melayu sebagai Lingua Franca (bahasa pergaulan) dalam dunia
perdagangan semakin memperkuat proses Integrasi pada masa Islam.
Perkembangan kebudayaan Islam di Indonesia juga di dukung oleh sikap
akomodatif dan proaktif dari para pnyebar Islam dan penduduk lokal Indonesia. Kondisi
inilah yang mempercepat proses Akulturasi sehingga melahirkan kebudayaan khas
Indonesia. Hasil Akulturasi antara kebudayaan Islam dan kebudayaan lokal Indonesia
bukan hanya dalam bentuk fisik seperti bangunan masjid. Bentuk Akulturasi tersebut
juga berupa non fisik seperti tradisi.

B. Saran
Seharusnya kita yang memilki pikiran yang positif tentang nilai-nilai dan unsur
budaya yang berkembang pada masa kerajaan islam yang masih berkelanjutan dalam
kehidupan bangsa Indonesia pada masa ini sepeerti acara Sekaten atau Maulidan, tujuh
bulanan, ziarah kubur dan lain-lainnya. Dengan cara inilah kita harus budayakan
peninggalan budaya pada zaman dahulu supaya dilestarikan dan jangan dilupakan.

12
DAFTAR PUSTAKA

Kusumaningrum, Arin, Sri Pujiani Dan Ringo Rahata. 2012. Nilai-Nilai Dan Unsur Budaya
Yang Berkembang Pada Masa Kerajaan Islam Yang Masih Berkelanjutan Dalam Kehidupan
Bangsa Indonesia Pada Masa Kini. Jakarta. Indonesia Palam Arus Sejarah

13

You might also like