Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
Kelompok 1
1. Adela (21003)
2. Abidah Ardelia (21002)
3. Adelia Ariestya Putri (21004)
4. Abdan syakur bidzikri (21001)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat dan hidayahnya, sehingga makalah yang berjudul "Pemeriksaan fisik " ini
dapat terselesaikan dengan tepat pada waktunya. Tujuan dibuatnya makalah
tersebut
adalah menambah pengetahuan kami lebih dalam tentang " pemeriksaan fisik "
dan untuk para pembaca agar menambah pengetahuan. Kami menyadari bahwa
penyusunan makalah ini tidak dapat kami selesaikan tanpa adanya bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada seluruh anggota ini yang telah
berpartisipasi dalam menyelesaikan makalah ini. Kami harapkan adanya kritik dan
saran dari para pembaca untuk penyempurnaan makalah kami selanjutnya.
Kelompok 1
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…......................................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN
1. Kesimpulan........................................................................................................30
2. Saran...................................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA….......................................................................................31
4
BAB 1
PENDAHULUAN
Pemeriksaan fisik atau pemeriksaan klinis adalah sebuah proses dari seorang
ahli medis memeriksa tubuh pasien untuk menemukan tanda klinis penyakit. Hasil
pemeriksaan akan dicatat dalam rekam medis. Rekam medis dan pemeriksaan
fisik akan membantu dalam penegakkan diagnosis dan perencanaan perawatan
pasien.
Dengan petunjuk yang didapat selama pemeriksaan riwayat dan fisik, ahli
medis dapat menyusun sebuah diagnosis diferensial,yakni sebuah daftar penyebab
yang mungkin menyebabkan gejala tersebut. Beberapa tes akan dilakukan untuk
meyakinkan penyebab tersebut.
Sebuah pemeriksaan yang lengkap akan terdiri diri penilaian kondisi pasien
secara umum dan sistem organ yang spesifik. Dalam prakteknya, tanda vital
atau pemeriksaan suhu,denyut dan tekanan darah selalu dilakukan pertama kali.
5
BAB II
LANDASAN TEORI
konsep sebagai adalah suatu gagasan/ide yang relatif sempurna dan bermakna,
suatu pengertian tentang suatu objek, produk subjektif yang berasal dari cara
seseorang membuat pengertian terhadap objek-objek atau benda-benda melalui
pengalamannya (setelah melakukan persepsi terhadap objek/benda).Pada tingkat
konkrit, konsep merupakan suatu gambaran mental dari beberapa objek atau
kejadian yang sesungguhnya. Pada tingkat abstrak dan komplek, konsep
merupakan sintesis sejumlah kesimpulan yang telah ditarik dari pengalaman
dengan objek atau kejadian tertentu.
Teori ini berasal dari bahasa latin yaitu “Theoria” yang merupakan kata
benda yang secara harfiah memiliki arti perenungan, spekulasi atau visi.Secara
umum, teori adalah sebuah sistem konsep abstrak yang mengindikasikan adanya
hubungan di antara konsep-konsep tersebut yang membantu kita memahami
sebuah fenomena. Sehingga bisa dikatakan bahwa suatu teori adalah suatu
kerangka kerja konseptual untuk mengatur pengetahuan dan menyediakan suatu
cetak biru untuk melakukan beberapa tindakan selanjutnya.Teori adalah prinsip
umum yang kredibel secara ilmiah yang menjelaskan suatu fenomena. Ini dapat
didefinisikan sebagai “anggapan atau sistem ide yang dimaksudkan untuk
menjelaskan sesuatu, terutama yang didasarkan pada prinsip-prinsip umum yang
independen dari hal yang harus dijelaskan” (kamus Oxford)
7
● Penjagaan kesopananan
● Cara mengadakan hubungan dengan pasien
● Pencahayaan dan lingkungan yang memadai
● Tahap pertumbuhan/perkembangan pasien
● Pencatatan data
● Pengambilan tindakan yang sesuai dgn masalah klien
● Pasien dalam posisi duduk/sesuai jenis pemeriksaan
berikut:
1. Mengumpulkan data dasar kesehatan klien.
2. Data tentang riwayat keperawatan.
3. Mengidentifikasi diagnosa keperawatan.
4. Membuat penilaian klinis tentang perubahan status kesehatan klien dan
penatalaksanaan.
5. Mengevaluasi hasil fisiologis dari asuhan.
6. Tujuannya melihat bagian tubuh dan menentukan apakah
seseorang mengalami kondisi tubuh normal atau abnormal.
7. Mengetahui adanya penyakit tertentu sehingga bisa ditangani lebih awal
Mengidentifikasi masalah kesehatan yang mungkin dapat berkembang
menjadi penyakit kronis di masa mendatang Memperbarui status imunisasi
Pasien.
8. Memastikan Pasien menjalani pola hidup sehat.
PERSIAPAN ALAT
1. 1. Sarung tangan/handscoon
2. Penggaris
3. Bullpen
4. Lembar dokumentasi
PERSIAPAN DIRI
FASE ORIENTASI
2. Salam terupetik
3. Evaluasi Validasi
4. Tujuan
5. Kontrak
6. FASE KERJA
1. Cuci Tangan
2. Gunakan Sarung Tangan / Handscoon
PEMERIKSAAN KULIT
7. Amati warna kulit
8. Kaji adanya lesi dan edema
9. Palpasi suhu kulit, bandingkan suhu kedua kaki dan kedua tangan
dengan menggunakan punggung jari.
1
PEMERIKSAAN RAMBUT
11. Inspeksi pola penyebaran rambut. Normalnya penyebaran rambut
merata, tidak ada lesi/pitak.
12. Inspeksi warna rambut, perhatikan kesesuaian antara warna dan usia.
Dan inspeksi adanya warna rambut coklat kemerahan yang mungkin
terjadi pada malnutrisi.
13. Inspeksi kebersihan kulit kepala dari kutu dan ketombe.
14. Lakukan palpasi area rambut dan kepala dengan pola
sirkuler. Perhatikan ada/ tidaknya massa atau nyeri tekan.
15. Perhatian konsistensi rambut : halus atau kasar, pecah-pecah,
atau mudah rontok saat di pegang.
PEMERIKSAAN KUKU
16. Amati bentuk kuku jari untuk menentukan lengkungan dan sudut kuku
(abnormal bila sudut > 600)
17. Amati warna dan tekstur kuku jari tangan dan kaki
18. Lakukan pemeriksaan CRT dgn mencubit pada ujung kuku (normal
< 3 dtk)
19. Dokumentasikan hasil pemeriksaan.
FASE TERMINASI
20. Evaluasi Respon Pasien
21. Rencana Tidak Lanjut
22. Kontrak Yang Akan Datang
23. Dokumentasi
1
1. Pemeriksaan kepala
a. Pengertian pemeriksaan fisik kepala
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya masalah pada
kepala.
b.Tujuan pemeriksaan fisik kepala
1. Mendapatkan data objektif dari riwayat kesehatan pasien.
2.Mengetahui kemampuan fungsional klien.
3.Menentukan status kesehatan klien.
4.Mengidentifikasi masalah klien.
5.Mengambil data dasar untuk melakukan proses keperawatan berikutnya.
c. Manfaat pemeriksaan fisik kepala
Mengetahui adanya penyakit tertentu sehingga bisa ditangani lebih awal.
Mengidentifikasi masalah kesehatan yang mungkin dapat berkembang
Menjadi penyakit kronis di masa mendatang.
d.indikasi pemeriksaan fisik kepala
Perhatikan bentuk kepala, adanya adanya pembengkakan atau penonjolan,
tekstur rambut,kebersihan rambut.
f.teknik pemeriksaan fisik kepala
Hindari benturan-benturan yang membahayakan organ-organ bagian kepala
NO KOMPONEN PENILAIAN
PERSIAPAN ALAT YA TIDAK
1. 1. Sarung Tangan
2. Masker
PERSIAPAN DIRI
FASE ORIENTASI
1
2. Salam terapeutik
3. Evaluasi validasi
4. Tujuan
5. Kontrak
FASE KERJA
6. 1. Mengkaji Rambut
17.
FASE TERMINASI
18 Evaluasi respon pasien
19 Rencana tindak lanjut
20 Kontrak yang akan datang
21 Dokumentasi
1
2. Pemeriksaan Mata
tetes mata, tidak memberikan perlakuan khusus yang berlebihan pada mata.
PENGERTIAN Pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya masalah pada
mata.
INDIKASI Perhatikan bentuk bola mata, kesimetrisan kedua bola mata, keadaan bulu
mata, warna konjungiva dan sklera.
1
PERSIAPAN ALAT
1. 1. Sarung Tangan
2. Lidi Kapas
3. Penlight
4. Bengkok
PERSIAPAN DIRI
FASE ORIENTASI
2. Salam Teraupetik
3. Evaluasi Validasi
4. Tujuan
5. Kontrak
FASE KERJA
FASE TERMINASI
21. Dokumentasi
1
3. Pemeriksaan Hidung
PERSIAPAN ALAT
1. 1. Sarung tangan
2. Masker
3. Penlight
4. Bengkok
PERSIAPAN DIRI
FASE ORIENTASI
2. Salam Teraupetik
3. Evaluasi Validasi
4. Tujuan
5. Kontrak
FASE KERJA
1. Mengkaji Hidung.
FASE TERMINASI
Dokumentasi
Perhatikan kesimetrisan kedua telinga bagian kiri dan kanan, amati telinga
luar dan periksa keadaan pinna terhadap ukuran, bentuk, warna, lesi dan
adanya massa.
INDIKASI Perhatikan kesimetrisan kedua telinga bagian kiri dan kanan, amati
telinga luar dan periksa keadaan pinna terhadap ukuran, bentuk,
warna, lesi dan adanya massa.
PERSIAPAN ALAT
1. 1. Sarung Tangan
2. Penlight
3. Otoskop
4. Garputala
5. Jam tangan (yang ada detiknya)
6. Bengkok
PERSIAPAN DIRI
FASE ORIENTASI
2
2. Salam Traupetik
3. Evaluasi Validasi
4. Tujuan
5. Kontrak
FASE KERJA
6. 1. Mengkaji Telinga
7.
8.
1. Inspeksi warna, kesimetrisan dan posisi telinga.
2. Perhatikan ketinggian bagian superior yang menempel
pada kepala terhadap posisi mata .
9. 3. Lipat pinna kedepan (pinna seharusnya kembali ke
keadaan semula)
4. Tekan tragus kedepan, tekan processus mastoideus.
10.
11. 5. Inspeksi saluran telinga luar untuk melihat adanya
serumen, lesi kulit, pusdan darah dengan menggunakan
otoskop.
a.Pada orang dewasa, pegang daun telinga/ heliks dan
perlahan-lahan tarik daun telinga ke atas dan ke
belakang sehingga lurus dan menjadi mudah diamati.
b.Pada anak-anak, tarik daun telinga ke bawah.
12. 6. Inspeksi warna pada membran timpani.
13. 7. Lakukan pemeriksaan pendengaran.
a. Pemeriksaan sederhana dengan menggunakan jam
tangan.
1) Ciptakan suasana ruangan yang tenang.
2) Pegang sebuah arloji di samping telinga pasien
3) Suruh pasien mengatakan apakah mendengar detak
arloji.
4) Pindah posisi arloji menjauh, detakkan terdengar
normalnya sampai 30 cm dari telinga.
5) Bandingkan telinga kanan dan kiri
b. Pemeriksaan sederhana dengan cara tes bisik
1) Atur posisi klien membelakangi pemeriksa pada jarak
4-6 m.
2) Instruksikan klien untuk menutup salah satu
telinga yang tidak diperiksa
3) Bisikkan suatu bilangan, misal ”tujuh enam”
4) Minta klien untuk mengurangi bilangan yang didengar
5) Periksa telinga lainnya dengan cara yang sama
6) Bandingkan kemampuan mendengar telinga kanan dan
kiri klein.
c. Pemeriksaan Rinne (tujuan : untuk membandingkan
2
PERSIAPAN ALAT
1. 1. Sarung tangan
2. Penlight
3. Tongue spatel
4. Kasa
5. Bengkok
PERSIAPAN DIRI
FASE ORIENTASI
2. Salam Teraupetik
3. Evaluasi Validasi
4. Tujuan
5. Kontrak
FASE KERJA
6. 1.Mengkaji Mulut
20. Dokumentasi
2
Pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya masalah pada leher.
Hindari posisi tidur yang salah dan menyebabkan saraf leher menjadi terganggu.
PERSIAPAN ALAT
1. 1. Sarung tangan
2. Masker
3. Bengkok
PERSIAPAN DIRI
FASE ORIENTASI
2. Salam Teraupeutik
3. Evaluasi Validasi
4. Tujuan
5. Kontrak
FASE KERJA
6. 1. Mengkaji Leher
Pendekatan Anterior
1. Letakkan ujung jari telunjuk dan jari tengah
di atas trakea dan palpasi ismus tiroid saat
klein menelan
2. Ulangi langkah 2-3 seperti pendekatan
posterior
3. Apabila diduga terdapat pembesaran
kelenjar auskultasi area tiroid untuk
mengetahui adanya “bruit” (bunyi desir
halus yang ditimbulkan oleh
turbulensi aliran darah). Gunakan bagian
stetoskop yang berbentuk bel.
18. 12. Rapikan pasien, alat dan dokumentasikan.
FASE TERMINASI
22. Dokumentasi
3
BAB 111
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
pemeriksaan fisik dalam pemeriksaan tubuh klien secara keseluruhan atau hanya
bagian tertentu yang dianggap perlu, untuk memperoleh data yang sistematis dan
komprehensif, memastikan-membuktikan hasil anamnesa, menentukan masalah
dan merencanakan tindakan keperawatan yang tepat bagi klien.Pemeriksaan fisik
mutlak dilakukan pada setiap klien, pertama pada klien yang baru masuk ke
tempat pelayanan kesehatan untuk dirawat, secara rutin pada klien yang sedang
dirawat, sewaktu waktu sesuai kebutuhan klien. jadi pemeriksaan fisik ini sangat
penting dan harus dilakukan pada kondisi tersebut, baik klein dalam keadaan
sadar maupun tidak sadar .Pemeriksaan fisik menjadi sangat penting karena
sangat bermanfaat, baik untuk untuk menegakkan diagnosa keperawatan .memilih
intervensi yang tepat untuk proses keperawatan,maupun untuk mengevaluasi hasil
dari asuhan keperawatan.
3.2 Saran
Agar pemeriksaan fisik dapat dilakukan dengan baik, maka perawat harus
memahami ilmu pemeriksaan fisik dengan sempurna dan pemeriksaan fisik ini
harus dilakukan secara berurutan ,sistematis ,dan dilakukan dengan prosedur yang
benar.
3
DAFTAR PUSTAKA
http://stikeswh.ac.id/psik/files/PEMERIKSAAN%20FISIK.pptx.
https://www.academia.edu/41455293/KONSEP_DAN_TEORI.
https://id.scribd.com/document/362274879/Kelompok-4-Pemeriksaan-Kepala-Da
n-Leher-docx .
https://ibmm.fkg.ugm.ac.id/2017/11/09/pemeriksaan-ekstraoral-limfonodi/.
https://id.scribd.com/document/267492420/Pemeriksaan-Fisik-Sistem-Integumen.
https://id.scribd.com/document/369261874/SOP-Pemeriksaan-Fisik-HEAD-to-TO
E.