Professional Documents
Culture Documents
Page 1, 4-6
Page 1, 4-6
♥ Alamat korespondensi:
Jl. Ir. Sutami 36A, Surakarta 57126 Tel. & Fax.: +62-271-663375. e-mail: biology@mipa.uns.ac.id
ABSTRACT
dipisahkan dari lapisan atasnya kemudian pada biji menjadi 119,08 mg/g pada koji. Hal ini
ditampung pada cawan petri kosong yang telah terjadi karena hidrolisis pati oleh enzim αamilase
diketahui beratnya, kemudian disimpan pada A. oryzae menjadi gula reduksi. Enzim αamilase A.
oven suhu 40°C selama 24 jam. Setelah 24 jam oryzae merombak pati dalam biji menjadi glukosa
cawan petri dikeluarkan dari oven dan ditimbang dan maltosa dalam koji. Menurut Whistler et al.,
(berat total). Berat lemak selisih dari berat total (1984) pemecahan amilosa akan menghasilkan
dikurangi dengan berat cawan petri kosong. glukosa dan maltosa, sedang pemecahan
amilopektin akan menghasilkan glukosa, maltosa,
Uji organoleptik dan limit dekstrin.
Dua puluh panelis diminta untuk Aktivitas enzim α-amilase A. oryzae masih
mengurutkan intensitas rasa, aroma dan warna berlangsung selama fermentasi moromi (Frazier
sampel berdasarkan kesukaannya terhadap kecap and Westhoff, 1988). Hal ini mengakibatkan kadar
lamtoro gung dan 3 kecap komersial yaitu pati berkurang sehingga moromi menjadi 179,50
Lombok Gandaria, ABC, dan Bango. Nilai mg/g, sebaliknya gula reduksi bertambah
diberikan dalam bentuk ranking dari yang sangat menjadi 164,29 mg/g. Penurunan kadar pati dan
disukai (diberi skor 4) sampai yang kurang disukai peningkatan kadar gula reduksi ditunjukkan pada
(diberi skor 1) (Kartika dkk., Gambar 1.
1988).
Analisis protein
Analisis data Biji lamtoro gung memiliki kadar protein yang
Uji organoleptik kesukaan rasa, aroma dan tinggi. Berdasarkan hasil pengukuran diperoleh
warna dianalisis dengan Metode Ranking kadar protein rata-rata biji lamtoro gung 107,44
Friedman Test (Kartika dkk., 1988). Jika terdapat mg/g. Setelah mengalami proses fermentasi
perbedaan nyata dilanjutkan dengan Uji Wilcoxon kapang, kadar protein mengalami penurunan
Sign Rank. menjadi 86,1 mg/g. Penurunan ini karena
aktivitas konsumsi asam amino lebih tinggi
daripada degradasi protein menjadi protein
HASIL DAN PEMBAHASAN terlarut oleh enzim protease A. oryzae. Protein
Analisis karbohidrat (gula reduksi dan pati) terlarut selanjutnya dikonsumsi oleh A. oryzae,
Kadar karbohidrat yang diukur dalam sehingga kadarnya menurun.
penelitian ini adalah karbohidrat dalam bentuk Selama fermentasi kapang terjadi penurunan
gula reduksi dan pati. Pati dapat dihidrolisis oleh kadar mimosin (Ganjar dan Steinkraus, 1974
enzim, misalnya enzim α-amilase (Whistler et al., dalam Pakpahan, 1986). Senyawa tersebut
1984). A. oryzae kaya akan enzim α-amilase. Pada dikonsumsi oleh mikroorganisme karena
proses fermentasi kapang (koji), enzim ini bekerja strukturnya analog dengan L-tirosin. Pada
aktif, sehingga kadar pati berkurang dari 274,36 pengukuran menggunakan Lowry, mimosin
mg/g pada biji menjadi 260,92 mg/g pada koji terukur sebagai suatu asam amino, sehingga kadar
(Gambar 1). Penurunan kadar pati ini diikuti protein terlarut pada biji tinggi karena di
peningkatan kadar gula reduksi dari 78,38 mg/g dalamnya masih terdapat senyawa mimosin.
18 Bioteknologi 2 (1): 14-20, Mei 2015
untuk menarik senyawa nitrogen terlarut yang ada dihasilkan. Penambahan gula kelapa
dalam koji ke dalam larutan garam supaya kecap menyebabkan warna coklat karamel dan
yang dihasilkan enak. Rasa spesifik kecap juga viskositasnya naik yang merupakan sifat spesifik
ditentukan oleh jenis bumbu yang digunakan dan kecap traditional. Kriteria warna yang paling
penambahan gula kelapa, sehingga dengan disukai pada kecap yaitu berwarna gelap
komposisi bumbu yang berbeda akan memberikan mendekati kehitaman. Hal ini menunjukkan
rasa yang berbeda juga. bahwa warna kecap lamtoro gung tidak kalah
Bakteri asam laktat akan tumbuh pada awal dengan kecap produk lainnya.
fermentasi, memproduksi asam laktat dan
menurunkan pH moromi (Rahayu dkk., 1993). Potensi kecap lamtoro gung
Salah satu faktor yang menguntungkan dari Biji lamtoro gung mempunyai potensi yang
pertumbuhan bakteri ini adalah terbentuknya rasa besar sebagai sumber bahan pangan alternatif.
pada kecap. Penurunan pH fermentasi juga dapat Kadar karbohidrat, protein dan lemak lamtoro
menstimulasi pertumbuhan khamir yang penting gung yang diolah menjadi kecap dibandingkan
dalam pembentukan rasa kecap dengan hasil pengolahan kedelai oleh Rhizopus
oryzae, menurut Septiani (2014) disajikan pada
Uji organoleptik aroma Tabel 2.
Berdasarkan analisis statistik non parametrik Berdasarkan Tabel 2 tersebut dapat diketahui
aroma, kecap ABC memiliki aroma yang paling bahwa kadar nutrisi lamtoro gung hampir sama
disukai sedangkan kecap lamtoro gung kurang dengan kedelai, bahkan kadar protein kecap
disukai. Hal ini disebabkan proses fermentasi lamtoro gung lebih tinggi daripada kecap kedelai.
moromi pada kecap lamtoro gung hanya Berdasarkan SII, kecap lamtoro gung dapat
berlangsung selama 30 hari. Semakin lama proses digolongkan dalam kecap no 1 karena kadar
fermentasi aroma yang dihasilkan akan proteinnya lebih dari 6% yaitu sekitar 20,86%.
Tabel 2. Kadar karbohidrat (gula reduksi dan pati), protein dan lemak kecap moromi lamtoro gung yang
difermentasi dengan Aspergillus oryzae dan kecap moromi kedelai yang difermentasi Rhizopus oryzae.
Kecap
Kadar
Lamtoro gung (mg/g) Kedelai* (mg/g) Lamtoro gung (%) Kedelai*(%)
diharapkan lamtoro gung dapat digunakan untuk terlarut pada biji, koji dan moromi masingmasing
memenuhi salah satu kebutuhan gizi masyarakat adalah 107,44 mg/g; 86,1 mg/g; dan 208,56 mg/g.
sehingga dapat membantu mengatasi Kadar lemak pada biji, koji dan moromi masing-
permasalahan kekurangan gizi. masing adalah 158,87 mg/g; 51,35 mg/g; dan 80,86
mg/g. Hasil uji organoleptik, rasa kecap lamtoro
gung setara dengan kecap ABC, sedangkan aroma
KESIMPULAN memiliki skor terendah dibandingkan tiga merek
kecap komersial lainnya. Dari segi warna, keempat
Kadar gula reduksi biji, koji dan moromi kecap tersebut tidak berbeda nyata. Lamtoro gung
masing-masing adalah 78,38 mg/g; 119,08 mg/g; mempunyai potensi sebagai bahan baku
dan 164,29 mg/g. Kadar pati pada biji, koji dan pembuatan kecap melalui proses fermentasi oleh
moromi masing-masing adalah 274,36 mg/g; A. oryzae.
260,92 mg/g; dan 179,50 mg/g. Kadar protein
DAFTAR PUSTAKA Rahayu, E.S., R. Indrati, T. Utami, E. Harmayani, dan
M.N. Cahyanto. 1993. Bahan Pangan Hasil
Fermentasi.
Yogyakarta: PAU UGM.
Astawan, M dan M.W. Astawan. 1991. Teknologi Pengolahan
Septiani, Y. 2014. Studi Kandungan Karbohidrat, Lemak, dan
Pangan Nabati Tepat Guna. Edisi 1. Jakarta: Akademika
Protein pada Kecap dari Tempe. [Skripsi]. Surakarta: FMIPA
Pressindo.
UNS.
Fajarini, F. 1985. Modifikasi Pembuatan Tahu dengan Biji Lamtoro
Sudarmadji, S., B. Haryono, dan Suhardi. 1984. Prosedur Gung
(Leucaena leucocephala). [Skripsi]. Yogyakarta:
Analisa Untuk Bahan Makanan dan Pertanian. Edisi ketiga.
FTP UGM.
Yogyakarta: Penerbit Liberty.
Frazier, W.C. dan D.C. Westhoff, 1988. Food Microbiology. 4th
Warintek-Progressio. 2003. Kecap. ed. New York: Mc
Graw-Hill.
//warintek.progressio.or.id/ttg/pangan/kecap.htm. [19
Kartika, B., P. Hastuti, dan W. Supartono. 1988. Pedoman Uji
Agustus 2003].
Inderawi Bahan Pangan. Yogyakarta: PAU Pangan dan Gizi
Wedhastri, S. 1990. Perilaku Aspergillus oryzae, Aspergillus
UGM.
soyae, Rhizopus oligosporus dan Rhizopus oryzae Pada Kadar
Kasmidjo, R.B. 1990. Tempe: Mikrobiologi dan Biokimia
Sianogen Biji Koro Benguk (Mucuna prumens D.C). [Tesis]
Pengolahan serta Pemanfaatannya. Yogyakarta: PAU
Yogyakarta: Program Pascasarjana UGM. Pangan
dan Gizi.
Whistler, R.L., Miller, J.N.B. dan Paschall, E.F. 1984. Starch:
Koswara, S. 1997. Mengenal makanan tradisional. Buletin
Chemistry and Technology. Academic Press Inc. Toronto.
Teknologi dan Industri Pangan 8 (2): 1-6.
Wuryantini, B.R. 1985. Pengaruh Perebusan dan Perendaman Biji
Pakpahan, H. 1986. Pengujian Protein Efficiency RatioProtein
Lamtoro Gung dalam Larutan NaHCO3 Terhadap Stabilitas
Tempe Lamtoro Gung(Leucarna leucocephala). Yogyakarta:
Emulsi dan Flavor Susu Lamtoro Gung. [Skripsi].
UGM Press.
Yogyakarta: FTP UGM.