You are on page 1of 13

‫ت َأعْ َمالِ َنا َمنْ‬ ‫شر ُْو ِر َأ ْن ُفسِ َنا َو ِمنْ َس ِّيَئ ا ِ‬‫هلل ِمنْ ُ‬ ‫ِإنَّ ْال َحمْ

حمْ دَ هلِل ِ َنحْ َم ُدهُ َو َنسْ َت ِع ْي ُن ُه َو َنسْ َت ْغفِ ُرهُ َو َنع ُْو ُذ ِبا ِ‬
‫ك َل ُه َوَأ ْش َه ُد‬ ‫ِي َل ُه َأ ْش َه ُد َأنْ الَ ِإ َلـ َه ِإالَّ هللاُ َوحْ َدهُ الَ َش ِر ْي َ‬ ‫َي ْه ِد ِه هللاُ َفالَ مُضِ َّل َل ُه َو َمنْ يُضْ لِ ْل َفالَ َهاد َ‬
‫صحْ ِب ِه َو َمنْ َت ِب َع ُه ْم‬ ‫ص ِّل َو َسلِّ ْم َع َلى َن ِب ِّي َنا م َُح َّم ٍد َو َع َلى آلِ ِه َو َ‬‫َأنَّ م َُح َّم ًدا َع ْب ُدهُ َو َرس ُْولُهُ‪ .‬اَللَّ ُه َّم َ‬
‫ان ِإ َلى َي ْو ِم ْالقِ َيا َمةِ‪َ .‬أمَّا َبعْ ُد‬ ‫بِِإحْ َس ٍ‬
‫ان‬‫ْط ِ‬ ‫هلل م َِن ال َّشي َ‬ ‫ك َو َت َعا َلى‪َ ،‬أع ُْو ُذ ِبا ِ‬ ‫ار َ‬ ‫هللا َع َّز َو َج َّل َحي ُ‬
‫ْث َقا َل َت َب َ‬ ‫هللا‪ُ ،‬أ ْوصِ ْي ُك ْم َو َن ْفسِ يْ ِب َت ْق َوى ِ‬ ‫عِ َبادَ ِ‬
‫‪:‬الرَّ ِجي ِْم‬
‫ث ِم ْن ُه َما ِر َجااًل َك ِثيرً ا‬ ‫َيا َأ ُّي َها ال َّناسُ ا َّتقُوا َر َّب ُك ُم الَّذِي َخ َل َق ُك ْم ِمنْ َن ْف ٍ‬
‫س َواحِدَ ٍة َو َخ َل َق ِم ْن َها َز ْو َج َها َو َب َّ‬
‫ون ِب ِه َواَأْلرْ َحا َم‬
‫َون َِسا ًء َوا َّتقُوا هَّللا َ الَّذِي َت َسا َءلُ َ‬
‫ان َع َل ْي ُك ْم َرقِيبًا‬ ‫ِإنَّ هَّللا َ َك َ‬
‫هللا َح َّق ُت َقا ِت ِه َوالَ َتم ُْو ُتنَّ ِإالَّ َوَأ ْن ُت ْم مُّسْ لِم ُْو َن‬
‫َيا َأ ُّي َها الَّ ِذي َْن آ َم ُنوا ا َّتقُوا َ‬
‫ِين آ َم ُنوا ا َّتقُوا هَّللا َ َوقُولُوا َق ْواًل َسدِي ًدا يُصْ لِحْ َل ُك ْم َأعْ َما َل ُك ْم َو َي ْغفِرْ َل ُك ْم ُذ ُنو َب ُك ْم َو َمنْ يُطِ ِع‬
‫َيا َأ ُّي َها الَّذ َ‬
‫از َف ْو ًزا َعظِ يمًا‬ ‫هَّللا َ َو َرسُو َل ُه َف َق ْد َف َ‬

‫صلّى هللا َع َل ْي ِه َو َسلّ َم‪َ ،‬و َشرّ ْاُألم ُْو ِر‬ ‫ى َه ْدىُ م َُح ّم ٍد َ‬ ‫هللا‪َ ،‬و َخي َْر ْال َه ْد ِ‬ ‫َفِأنّ َأصْ َ‬
‫دَق ْال َح ِد ْي ِ‬
‫ث ِك َتابُ ِ‬
‫ضالَ َل ًة‬‫‪،‬مُحْ دَ َثا ُت َها‪َ ،‬و ُك ّل مُحْ َد َث ٍة ِب ْد َع ٌة َو ُك ّل ِب ْد َع ٍة َ‬
‫ار‪َ .‬أمَّا َبعْ د‬ ‫َو ُك ّل َ‬
‫ضالَ َل ِة فِي ال ّن ِ‬

‫‪Jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah Ta’ala‬‬

‫‪Marilah kita senantiasa memuji Allah ‘azza wajalla atas segala kenikmatan, baik lahiriah maupun‬‬
‫‪batiniah; yang tampak maupun yang tersembunyi, yang besar maupun yang kecil. Atas ma’unah-Nya kita‬‬
‫‪bisa senantiasa berada di atas jalan ketaatan. Ya Allah, jadikan diri kami senantiasa istiqamah dalam‬‬
‫‪kebaikan hingga ajal menjemput. Amiin‬‬

‫‪Shalawat dan salam tercurah ruahkan kepada Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam Nabi‬‬
‫‪junjungan, yang telah menyelamatkan manusia dari jurang kebinasaan lantaran kebodohan dan‬‬
‫‪kezaliman. Keselamatan juga semoga dilimpahkan untuk para istri dan sahabat-sahabatnya. Aamiin‬‬
Kami wasiatkan kepada diri pribadi dan jamaah sekalian untuk selalu dan senantiasa melazimi
ketakwaan kepada Allah ‘azza wajalla dengan cara menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi
segala larangan-Nya.

َ ‫ِين آ َم ُنوا ا َّتقُوا هَّللا َ َح َّق ُت َقا ِت ِه َواَل َتمُو ُتنَّ ِإاَّل َوَأ ْن ُت ْم مُسْ لِم‬
‫ُون‬ َ ‫َيا َأ ُّي َها الَّذ‬

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya;
dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.” (QS. Ali
Imran: 102)

Jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah Ta’ala

Di antara sifat orang beriman adalah senantiasa bercermin pada pengalaman masa lampau untuk
diambil pelajaran. Karena agama mencela orang yang melakukan kesalahan yang sama lebih dari sekali.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berpesan untuk kita semuanya, sebagaimana diriwayatkan oleh
sahabat Jabir bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhuma:

ِ ‫الَ ي ُْل َد ُغ ْالمُْؤ مِنُ ِمنْ جُحْ ٍر َوا ِح ٍد َمرَّ َتي‬


‫ْن‬

“Tidaklah seorang muslim tersengat bisa dari satu lubang (binatang buas) sebanyak dua kali.”
(HR. Muslim)

Sesungguhnya dalam kisah umat terdahulu, terdapat ‘Ibrah pelajaran yang sangat berharga dan
renungan yang harus selalu menggetarkan hati orang-orang yang hidup setelah mereka khususnya orang
beriman.

Kisah itu adalah tentang kebinasaan dan kehancuran umat terdahulu lantaran melakukan berbagai
macam pelanggaran.
Kemudian, Allah ‘azza wajalla memberi peringatan kepada umat ini dengan nasehat yang sangat
mendalam. Al-Quran menguraikannya di berbagai tempat. Di antaranya firman Allah subhanahu
wata’ala,

‫ َأ َفلَ ْم يَسِ يرُوا فِي‬.ٍ‫او َي ٌة َعلَى ُعرُوشِ َها َو ِبْئ ٍر ُم َع َّطلَ ٍة َو َقصْ ٍر مَشِ يد‬ َ ‫َف َكَأيِّنْ مِنْ َقرْ َي ٍة َأهْ لَ ْك َنا َها َوه‬
ِ ‫ِي َظالِ َم ٌة َف ِه َي َخ‬
‫ْصا ُر َولَكِنْ َتعْ َمى ْالقُلُوبُ الَّتِي فِي‬ َ ‫ُون ِب َها َفِإ َّن َها اَل َتعْ َمى اَأْلب‬
َ ‫ون ِب َها َأ ْو َآذانٌ َيسْ َمع‬َ ُ‫ون لَ ُه ْم قُلُوبٌ َيعْ قِل‬ َ ‫ض َف َت ُك‬ ِ ْ‫اَأْلر‬
ِ ‫ص ُد‬
‫ور‬ ُّ ‫ال‬

“Maka betapa banyak negeri yang telah Kami binasakan karena (penduduk)nya dalam keadaan
zalim, sehingga bangunan-bangunannya runtuh, dan (betapa banyak pula) sumur yang telah
ditinggalkan dan istana yang tinggi (tidak berpenghuni). Maka, tidak pernahkah mereka berjalan
di muka bumi sehingga hati (akal) mereka dapat memahami, atau telinga mereka dapat
mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, melainkan yang buta ialah
hati yang berada di dalam dada.” (QS. Al-Hajj: 45-46)

Jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah Ta’ala

Kehancuran umat yang Allah subhanahu wata’ala timpakan ternyata timbul karena banyak sebab.
Sebab-sebab tersebut sebenarnya kembali kepada beberapa sebab utama: (1) Karena kufur kepada
Allah dan menghalangi manusia dari jalan-Nya; (2) Mengolok-olok para utusan Allah subhanahu
wata’ala; (3) Mengingkari nikmat Allah dan enggan mensyukurinya; (4) Mengerjakan larangan Allah; dan
(5) Melakukan tindak kezaliman dan melampaui batas.

Al-Quran dan As-Sunnah telah menjelaskan itu semua.

Terkait hal ini, ada dua poin penting yang seharusnya selalu diperhatikan oleh setiap muslim:

Pertama: Hendaknya orang-orang yang memiliki akal sehat mengambil pelajaran akan apa yang telah
Allah timpakan terhadap umat-umat terdahulu. Allah berfirman:
َ ‫ك فِي ٰ َه ِذ ِه ْال َح ُّق َو َم ْوعِ َظ ٌة َوذ ِْك َر ٰـى ل ِْلمُْؤ ِمن‬
‫ِين‬ ‫ِّت ِب ِه فَُؤ اد َـ‬
َ ‫َك َو َجا َء‬ َ ‫َو ُكاًّل َنقُصُّ َعلَي‬
ُ ‫ْك مِنْ َأ ْن َبا ِء الرُّ س ُِل َما ُن َثب‬

“Dan semua kisah dari rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya
Kami teguhkan hatimu; dan dalam surat ini telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran
dan peringatan bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Hud: 120)

Kedua: Allah menyiksa umat terdahulu dengan menimpakan bencana. Bencana tersebut terjadi
dalam dua bentuk; Bencana yang membinasakan mereka semua sehingga tidak tersisa
seorang pun; dan bencana berat yang menimpa mereka seperti Tha’un, angin topan, dan lain-
lain yang tidak sampai menghabisi mereka semua.

Allah subhanahu wata’ala berfirman:

ُ ‫ض َأ ْو َيْأ ِت َي ُه ُم ْال َع َذابُ ِمنْ َحي‬


َ ‫ْث اَل َي ْش ُعر‬
.‫ُون‬ َ ْ‫ف هَّللا ُ ِب ِه ُم اَأْلر‬
َ ِ‫ت َأنْ َي ْخس‬ ِ ‫ِين َم َكرُوا ال َّس ِّيَئ ا‬ َ ‫َأ َفَأم َِن الَّذ‬
ٍ ُّ‫ َأ ْو َيْأ ُخ َذ ُه ْم َع َل ٰى َت َخو‬.‫ين‬
‫ف َفِإنَّ َر َّب ُك ْم َل َرءُوفٌ َرحِي ٌم‬ َ ‫َأ ْو َيْأ ُخ َذ ُه ْم فِي َت َقلُّ ِب ِه ْم َف َما ُه ْم ِبمُعْ ِج ِز‬
“Maka apakah orang-orang yang membuat makar yang jahat itu, merasa aman (dari bencana)
ditenggelamkannya bumi oleh Allah bersama mereka, atau datangnya azab kepada mereka dari tempat
yang tidak mereka sadari. Atau Allah mengazab mereka di waktu mereka dalam perjalanan, maka sekali-
kali mereka tidak dapat menolak (azab itu). Atau Allah mengazab mereka dengan berangsur-angsur
(sampai binasa). Maka sesungguhnya Tuhanmu adalah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.” (QS. An-
Nahl: 45-47)

Lima Sebab Kehancuran Umat

Jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah Ta’ala

Sebab-sebab kehancuran umat bermuara pada lima sebab berikut ini:

Pertama: Tidak mengindahkan aturan dan hukum-hukum Allah Ta’ala

Penegakan aturan dan hukum Allah memiliki dampak positif yang sangat banyak. Penegakan aturan dan
hukum Allah bisa mencegah kerusakan, menghilangkan tindak kezaliman, terwujudnya tatanan yang adil
dan terjaganya jiwa, harta, dan kehormatan manusia.
Aturan dan hukum Allah subhanahu wata’ala diberlakukan tanpa pandang bulu, apakah terhadap
pejabat atau rakyat biasa, orang kaya atau miskin, laki-laki atau pun perempuan. Ia tidak boleh
dibatalkan lantaran adanya permohonan ataupun bujukan imbalan harta dan lain-lain.

Dalam sebuah hadits disebutkan tentang peristiwa penegakan aturan hukum yang menyimpang
sehingga menyebabkan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam murka.

Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata,

‫صلى هللا‬- ‫ َمنْ يُكلّ ُم فيها رسو َل هللا‬:‫ فقالوا‬،‫ت‬ ْ ‫إنَّ قُ َري ًشا َأ َه َّم ُه ْم َشأنُ المرَأ ِة ال َمخزوم َّي ِة التي َس َر َق‬
‫صلى هللا عليه‬- ‫رسول هللا‬ ِ ُّ‫ حِب‬،ٍ‫ و َمنْ َيجترُئ عليه إال ُأسا َم ُة بن َزيد‬:‫؟ فقالوا‬-‫عليه وسلم‬
‫ أ َتش َف ُع في ح ٍّد ِمنْ حُدو ِد هللا؟ ثم‬:-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ‫ فقال رسو ُل هللا‬،‫؟ َفكلَّ َم ُه ُأ َسا َم ُة‬-‫وسلم‬
‫ وإذا َس َر َق فيهم الضعيف‬،‫رق فيهم ال َّشريفُ َت َر ُكوه‬ َ ‫ أ َّنه ْم كانوا إذا َس‬:‫ إ َّنما َأهلك الذين قبلكم‬:‫قال‬
ُ
‫لقطعت َي َد َها‬ ‫ت محم ٍد َس َر َقت‬َ ‫ َوأ ْي ُم هللا َل ْو أنَّ فاطم َة ب ْن‬.‫أقاموا عليه الح ّد‬

“Bahwa orang-orang Quraisy pernah digemparkan oleh kasus seorang wanita dari Bani Mahzum yang
mencuri di masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tepatnya ketika masa perang Al-Fath.

Lalu mereka berkata: ‘Siapa yang bisa berbicara dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam? Siapa
yang lebih berani selain Usamah bin Zaid, orang yang dicintai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam?’

Maka Usamah bin Zaid pun menyampaikan kasus tersebut kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam, hingga berubahlah warna wajah Rasulullah.

Lalu beliau bersabda: ‘Apakah kamu hendak memberi syafa’ah (pertolongan) terhadap seseorang dari
hukum Allah?’

Usamah berkata: ‘Mohonkan aku ampunan wahai Rasulullah.’


Kemudian sore harinya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berdiri seraya berkhutbah. Beliau memuji
Allah dengan pujian yang layak bagi-Nya, kemudian bersabda:

‘Amma ba’du. Sesungguhnya sebab hancurnya umat sebelum kalian adalah bahwa mereka itu jika ada
pencuri dari kalangan orang terhormat, mereka biarkan. Dan jika ada pencuri dari kalangan orang
lemah, mereka tegakkan hukum pidana. Adapun aku, demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, jika
Fatimah bintu Muhammad mencuri maka akan aku potong tangannya.’

Lalu Rasulullah memerintahkan wanita yang mencuri tersebut untuk dipotong tangannya.

..Aisyah berkata: ‘Setelah itu wanita tersebut benar-benar bertobat, lalu menikah. Dan ia pernah datang
kepadaku setelah peristiwa tadi, lalu aku sampaikan hajatnya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam.’ (HR. Al-Bukhari No. 3475, 4304, 6788; HR. Muslim No. 1688)

Kedua: Kikir terhadap harta benda, tidak mengindahkan hak Allah dan hamba-Nya

Kikir artinya rakus terhadap sesuatu dan mencarinya secara sembunyi-sembunyi, sedangkan bakhil
adalah menahan diri dari berderma setelah ia mendapatkan harta tersebut. (Ibnu Qayyim Al-Jauziyah,
Al-Wabil Ash-Shayyib minal Kalim At-Toyyib, 33)

Sifat kikir merupakan sumber malapetaka dan bencana. Sebagaimana disebutkan dalam hadits:

‫ْن َع ْب ِد هّللا ِ َأنّ َرسُو َل هّللا َ صلى هللا عليه وسلم َقا َل‬
ِ ‫عنْ َج ِاب ِر ب‬:
َ

‫ان َق ْبلَ ُك ْم‬ َ َ‫ َفِإنّ ال ُّش َّح َأهْ ل‬.َّ‫ َوا َّتقُوا ال ُّشح‬.ِ‫ات َي ْو َم ْالقِ َيا َمة‬
َ ‫ك َمنْ َك‬ ُ ‫الظ ْل َم‬
ٌ ‫ظلُ َم‬ ُّ ّ‫ َفِإن‬.‫الظ ْل َم‬
ُّ ‫ا َّتقُوا‬

Dari Jabir bin ‘Abdillah bahwasanya Rasulullah Shallallâhu ‘alaihi wasallam bersabda:

“Berhati-hatilah terhadap kezaliman, sebab kezaliman adalah kegelapan (yang berlipat) di hari
Kiamat. Dan jauhilah kebakhilan/kekikiran karena kekikiran itu telah mencelakakan umat
sebelum kamu.” (HR. Muslim)
Jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah Ta’ala

Ketiga: Menyelisihi ajaran para Rasul

Menyelisihi ajaran para Rasul merupakan sebab dari datangnya bencana yang mengakibatkan
kehancuran umat. Termasuk juga dalam hal ini adalah menyelisihi ajaran para ulama yang lurus
dan da’i yang ikhlas. Karena mereka sebenarnya adalah pewaris para Rasul itu sendiri, maka
menyelisihi ulama sama saja sejatinya menyelisihi para nabi.

‫عنْ َأ ِبي ه َُري َْر َة – رضيـ هللا عنه – َقا َل‬:


َ

‫ َأفِي‬:ٌ‫ َف َقا َل َر ُجل‬.”‫الح َّج َفحُجُّ وا‬ َ ‫ض َعلَ ْي ُك ُم‬ َ ‫ “ َيا َأ ُّي َها ال َّناسُ ! َق ْد فُ ِر‬:‫ َف َقا َل‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ‫َخ َط َب َنا َرسُو ُل هللا‬
،‫ت َول َما اسْ َت َطعْ ُت ْم‬ ُ ‫ـ لَ ْو ْقل‬،‫ َذرُونِي َما َت َر ْكت ُك ْم‬:‫ ُث َّم َقا َل‬،‫ت َح َّتى َقالَ َها َثالَ ًثا‬
ْ ‫ت َن َع ْم لَ َو َج َب‬ َ ‫ُك ِّل َع ٍام َيا َرسُو َل هللا؟! َف َس َك‬
‫ َوِإ َذا‬،‫ َفِإ َذا َأ َمرْ ُت ُك ْم ِبَأم ٍْر َفْأ ُتواـ ِم ْن ُه َما اسْ َت َطعْ ُت ْم‬،‫اِئه ْم‬
ِ ‫اخ ِتالَف ِِه ْـم َعلَى َأ ْن ِب َي‬ ِ ‫ان َق ْبلَ ُك ْم َك ْث َر ِة ُسَؤ‬
ْ ‫اله ْم َو‬ َ َ‫ِإ َّن َما َأهْ ل‬
َ ‫ك َمنْ َك‬
ُ‫َن َه ْي ُت ُك ْم َعنْ َشيْ ٍء َفاجْ َت ِنبُوه‬

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah

“Wahai manusia, telah diwajibkan atas kalian berhaji maka berhajilah.”

Kemudian ada seorang bertanya: “Apakah setiap tahun Wahai Rasulullah?”

Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam tidak menjawab sampai ditanya tiga kali, barulah
setelah itu beliau menjawab: “Jika aku katakan: ‘Iya’, maka niscya akan diwajibkan setiap tahun
belum tentu kalian sanggup, maka biarkanlah apa yang sudah aku tinggalkan untuk kalian,
karena sesungguhnya telah binasa orang-orang sebelum kalian, akibat banyaknya pertanyaan
dan penyelisihan mereka terhadap nabi mereka, maka jika aku perintahkan kalian dengan
sesuatu, kerjakanlah darinya sesuai dengan kemampuan kalian dan jika aku telah melarang
kalian akan sesuatu maka tinggalkanlah.” (HR. Muslim)
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah menjelaskan ayat di atas bahwa; adanya larangan banyak bertanya adalah
karena khawatir terjerumus kepada perilaku menyelisihi nabi. Sebab, di antara bentuk menyelisihi nabi
adalah terlalu banyak bertanya dalam masalah yang sudah jelas.

Keempat: Berlebihan dalam agama

Ghuluw adalah perilaku tercela yang bisa menjadi sebab kebinasaan dan berakibat pada kehancuran
umat.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

‫ َغدَا َة ال َع َق َب ِة‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ‫ قال رسو ُل هللا‬:‫عن ابن عباس – رضي هللا عنهما – قال‬
‫ضعْ ُتهُنَّ فِي‬ َ ‫ َفلمَّا َو‬. ِ‫الخ ْذف‬
َ ‫صى‬ َ ‫ت ِمنْ َح‬ ٍ ‫ص َيا‬ ُ ‫ َف َل َق ْط‬.‫ت القُ ْط لِي‬
َ ‫ت َل ُه َح‬ ِ ‫ “ َها‬:ِ‫َوه َُو َع َلى َرا ِح َل ِته‬
ِ ‫ان َقبْل ُك ُم ِبال ُغلُ ُّو فِي ال ِّد‬
‫ين‬ َ ‫ك َمنْ َك‬َ ‫ َفِإ َّن َما َأهْ َل‬،‫ين‬ ِ ‫ ِبَأمْ َث‬:‫َيد ِه َقا َل‬
ِ ‫ ِإيَّا ُك ْم َوال ُغلُوَّ فِي ال ِّد‬.‫ال َهُؤ الَ ِء‬

Dari ‘Abdullah bin ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma dia berkata:

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda kepadaku pada padi hari ‘Aqabah (hari
melempar jumrah pertama dalam rangkaian ibadah haji), dan saat itu beliau berada di atas
kendaraannya:

‘Kemarilah, ambilkan (kerikil) untukku.’

Maka aku ambilkan kerikil-kerikil untuk beliau, dan kerikil-kerikil itu (yang aku ambil) adalah
batu-batu yang digunakan untuk melempar ketapel, maka ketika aku letakkan di tangan beliau,
beliau berkata:

‘Seperti inilah (yang engkau gunakan). Waspadalah kalian dari sikap ghuluw dalam beragama, karena
sesungguhnya yang membinasakan umat-umat sebelum kalian adalah ghuluw dalam beragama’.” (HR.
Ahmad, Ibnu Majah, An-Nasa’i)
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan, perilaku ghuluw itu mencakup semua bentuk sikap
ghuluw/berlebih-lebihan baik dalam masalah akidah ataupun amal. Ghuluw adalah melampaui batas
dalam sikap menyenangi sesuatu, atau sebaliknya, melampaui batas dalam membenci sesuatu dan
selainnya.

Jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah Ta’ala

Kelima: Berlomba-lomba dalam urusan dunia dan berbangga terhadapnya

Agama menghasung kita untuk bersegera melakukan kebajikan, berlomba-lomba dalam ketaatan dan
amal saleh. Maka inilah arti perlombaan yang terpuji yang nanti akan membantu seorang muslim untuk
meraih kemuliaan baik dunia maupun akhirat.

Agama Islam melarang perlombaan dalam urusan dunia yang menyebabkan kelalaian akan urusan
akhiratnya dan mengarah kepada keburukan dan kemungkaran.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah berpidato di hadapan para sahabat yang notabene
mereka adalah manusia-manusia yang paling bersahaja dalam hidupnya. Namun demikian mereka tidak
lepas dari peringatan nabi.

Dari Amr bin ‘Auf radhiyallahu ’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

‫ان‬َ ‫ت َع َلى َمنْ َك‬ ْ ‫ْسط ال ُّد ْن َيا َع َل ْي ُك ْم َك َما بُسِ َط‬
َ ‫أخ َشى أنْ ُتب‬ ْ ‫ َول ِك ِّني‬،‫أخ َشى َع َل ْي ُك ْم‬
ْ ‫َفوهللا َما ال َف ْق َر‬
‫ َف ُت ْهلِ َك ُك ْم َك َما أهْ َل َك ْت ُه ْم‬،‫ َف َت َنا َفسُو َها َك َما َت َنا َفسُو َها‬،‫َق ْب َل ُك ْم‬

“Demi Allah. Bukanlah kemiskinan yang aku khawatirkan menimpa kalian. Akan tetapi aku khawatir
ketika dibukakan kepada kalian dunia sebagaimana telah dibukakan bagi orang-orang sebelum kalian.
Kemudian kalian pun berlomba-lomba dalam mendapatkannya sebagaimana orang-orang yang
terdahulu itu. Sehingga hal itu membuat kalian menjadi binasa sebagaimana mereka dibinasakan
olehnya” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Dari Abdullah bin Amru bin Al–Ash dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
‫ َأيُّ َق ْو ٍم َأ ْن ُت ْم؟‬،‫ارسُ َ‌والرُّ و ُم‬ ْ ‫ِإ َذاـ فُت َِح‬
ِ ‫ت َع َل ْي ُك ْم‌ َف‬

ُ‫ َنقُو ُل َك َما َأ َم َر َنا هللا‬:ٍ‫ َقا َل َع ْب ُد الرَّ حْ َم ِن بْنُ َع ْوف‬،

َ ‫اس ُد‬
،‫ون‬ َ ‫ َت َت َنا َفس‬،‫ َأ ْو َغي َْر َذل َِك‬:‫صلَّى هللاُ َع َل ْي ِه َو َسلَّ َم‬
َ ‫ ُث َّم َت َت َح‬،‫ُون‬ ِ ‫َقا َل َرسُو ُل‬
َ ‫هللا‬
‫ُون‬
َ ‫اغض‬ َ ‫ ُث َّم َت َت َب‬،‫ُون‬
َ ‫ُث َّم َت َتدَا َبر‬

“Apabila Persia dan Romawi ditaklukkan untuk kalian, jadi kaum apa
kalian?”

Abdurrahman bin Auf menjawab: “Kami akan mengatakan yang


diperintahkan oleh Allah kepada kami.”

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Atau sebaliknya?, kalian


berlomba-lomba, kemudian saling menghasut, lalu saling memutuskan
hubungan, Kemudian saling membenci...” (HR. Muslim)

Jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah Ta’ala

Demikian materi khutbah Jumat tentang sebab kehancuran umat yang


dapat kami sampaikan. Semoga, penjelasan yang sedikit ini mampu
menyadarkan kita dari sebab-sebab mengapa umat ini sulit untuk bangkit
dan jaya kembali.

Terakhir, mari berdoa supaya Allah Ta’ala memberikan kepada kita kekuatan
untuk senantiasa menjalankan perintah-Nya dan menjahui larangan-Nya.

‫ َفاسْ َت ْغ ِفر ُْوهُ ِإ َّن ُه‬،ٍ‫اِئر ْالمُسْ لِ ِمي َْن ِمنْ ُك ِّل َذ ْنب‬ َ ‫َأقُ ْو ُل َق ْولِيْ هذا َوَأسْ َت ْغ ِف ُر‬
ِ ‫هللا لِيْ َو َل ُك ْم َول َِس‬
‫ه َُو ْال َغفُ ْو ُر الرَّ ِح ْي ُم‬.
‫‪KHUTBAH KEDUA‬‬

‫ْك لَهُ‪َ ،‬وَأ ْش َه ُـد َأنَّ َن ِب َّي َنا م َُحم ًَّدا َع ْب ُدهُ َو َرس ُْولُ ُه‬
‫َأحْ َم ُد َربِّي َوَأ ْش ُك ُرهُ‪َ ،‬وَأ ْش َه ُد َأنْ اَل ِإلَ َه ِإاَّل هللاُ َوحْ َدهُ اَل َش ِري َ‬

‫ان الرَّ ِجي ِْم‬ ‫ك َو َت َعالَى‪َ ،‬أع ُْو ُذ ِبا ِ‬


‫هلل م َِن ال َّش ْي َط ِ‬ ‫ْث َقا َل َت َب َ‬
‫ار َ‬ ‫هللا‪ُ ،‬أ ْوصِ ْي ُك ْـم َو َن ْفسِ يْ ِب َت ْق َوى ِ‬
‫هللا َع َّز َو َج َّل َحي ُ‬ ‫‪:‬عِ َبا َد ِ‬

‫ِين آ َم ُنوا ا َّتقُوا هَّللا َ َوقُولُوا َق ْواًل َسدِي ًدا يُصْ لِحْ لَ ُك ْم َأعْ َمالَ ُك ْم َو َي ْغفِرْ لَ ُك ْم ُذ ُنو َب ُك ْم َو َمنْ يُطِ ِع هَّللا َ َو َرسُولَ ُه َف َق ْد‬
‫َيا َأ ُّي َها الَّذ َ‬
‫از َف ْو ًزاـ عَظِ يمًا‬ ‫َف َ‬

‫صلُّوا َعلَ ْي ِه َو َسلِّمُواـ َتسْ لِيمًا‬ ‫ون َعلَى ال َّن ِبيِّ ‪َ ،‬يا َأ ُّي َها الَّذ َ‬
‫ِين آ َم ُنوا َ‬ ‫ِإنَّ هَّللا َ َو َماَل ِئ َك َت ُه ُي َ‬
‫صلُّ َ‬

‫اركْ‬ ‫ك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‪َ .‬و َب ِ‬ ‫آل ِإب َْرا ِه ْي َم‪ِ ،‬إ َّن َ‬


‫ْت َع َلى ِإب َْرا ِه ْي َم َو َع َلى ِ‬‫صلَّي َ‬ ‫اَللَّ ُه َّم َ‬
‫ص ِّل َعلَى م َُح َّم ٍد َو َع َلى ِ‬
‫آل م َُح َّم ٍد َك َما َ‬
‫ك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‬ ‫آل ِإب َْرا ِه ْي َم‪ِ ،‬إ َّن َ‬
‫ت َعلَى ِإب َْرا ِه ْي َم َو َعلَى ِ‬ ‫ار ْك َ‬ ‫‪َ .‬علَى م َُح َّم ٍد َو َعلَى ِ‬
‫آل م َُح َّم ٍد َك َما َب َ‬

‫ت ْاَألحْ َيا ِء ِم ْن ُه ْم َو ْاَأل َ‬


‫مْواتِ‪ِ ،‬إ َّن َ‬
‫ك َس ِم ْي ٌع َق ِريْبٌ ُم ِجيْبُ‬ ‫اغفِرْ لَ َنا َول ِْلمُسْ لِ ِمي َْن َو ْالمُسْ لِ َماتِ‪َ ،‬و ْالمُْؤ ِم ِني َْن َو ْالمُْؤ ِم َنا ِـ‬
‫َر َّب َنا ْ‬
‫ال ّد َع َوا ِ‬
‫ت‬

‫اغفِرْ لَ َنا َول َِوالِ ِد ْي َناـ َوارْ َحمْ ُه ْم َك َما َرب َّْو َنا صِ غَارً ا‬
‫َر َّب َنا ْ‬

‫َر َّب َنا آ ِت َنا فِي ال ُّد ْن َيا َح َس َن ًة َوفِي اآلخ َِر ِة َح َس َن ًة َوقِ َنا َع َذ َ‬
‫اب ال َّن ِ‬
‫ار‬

‫ان َوِإي َتا ِء ذِي القُرْ َبى َو َي ْن َهى َع ِن ال َفحْ َشا ِء َوال ُم ْن َك ِر َوال َب ْغيِ‬ ‫هللا َيْأ ُم ُر ِب َ‬
‫الع ْد ِل َواِإلحْ َس ِ‬ ‫هللا‪ِ ،‬إنَّ َ‬
‫عِ َبادَ ِ‬
‫َيع ُ‬
‫ِظ ُك ْم َل َعلَّ ُك ْم َت َذ َّكر َ‬
‫ُون‬
‫هللا ْال َعظِ ْي َم ْال َجلِ ْي َل َي ْذ ُكرْ ُك ْم‪َ ،‬وَأق ِِم ال َّ‬
‫صاَل ة‬ ‫َو ْاذ ُكر ُْوا َ‬

You might also like