Professional Documents
Culture Documents
Urban Farming
Urban Farming
dan hortikultura. Dalam arti luas, pertanian urban mendeskripsikan seluruh sistem produksi
pangan yang terjadi di perkotaan. Pada praktiknya pertanian Urban Farming saat ini di kota
kota besar mengarah pada pembangunan pertanian yang mempunyai nilai estetik dan
Urban farming dalam bidang peternakan merupakan segala kegiatan yang berhubungan
dengan cara memproduksi ternak di wilayah perkotaan. DKI Jakarta merupakan salah satu
wilayah dengan segala kekhasannya dalam pengembangan ternak. Telah diatur dalam Perda
Provinsi DKI Jakarta No.4 tentang Pengendalian Pemeliharaan dan Peredaran Unggas, bahwa
penyakit flu burung (Avian Influenza) di Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta dinyatakan
sebagai Kejadian Luar Biasa sehingga perlu segera dilakukan langkah-langkah pengendalian
secara menyeluruh terhadap pemeliharaan dan peredaran unggas. Oleh karena itu,
berdasarkan Perda tersebut, maka perlu adanya alternatif lain dalam pengembangan ternak di
Kelinci merupakan ternak yang sangat sesuai untuk dipelihara di wilayah perkotaan,
terutama sebagai pengganti daging sumber protein untuk pengganti ternak unggas (ayam
sapi, domba dan bahkan babi. Berikut mengenai kandungan gizi daging kelinci dan ternak
lainnya:
Pemeliharaan ternak kelinci tidak memerlukan areal yang luas, sehingga dapat dipelihara
2
di pekarangan rumah, dibutuhkan sekitar 2 m untuk memelihara 5-10 ekor kelinci. Hal yang
perlu diperhatikan dalam penempatan kandang kelinci antara lain : a) posisi kandang
ditempatkan pada lahan datar, hal ini mengurangi dampak buruk yang disebabkan oleh angin,
b) lokasi kandang sebaiknya berjarak 10-20m dari tempat tinggal untuk memudahkan
pengontrolan, c) sinar matahari pagi sangat penting untuk kelinci, d) mempunyai ventilasi
yang baik sehingga kelinci tidak merasa panas, dan e) keberadaan kandang terjaga dan
nyaman, yaitu berkisar pada suhu 15-220C. Selain itu, kebersihan kandang merupakan faktor
Urban farming dalam bidang perikanan merupakan segala kegiatan yang berkaitan
dengan pengelolaan sumber daya perairan. Dalam skala perkotaan, usaha perikanan bukan
mustahil untuk dilakukan. Jenis ikan yang dapat dibudidayakan di perkotaan antara lain: ikan
air tawar (lele, nila, patin) dan ikan hias. Terdapat metode dan teknik sehingga ruang yang
terbatas pun tetap dapat termanfaatkan untuk kegiatan perikanan. Inovasi teknologi yang
komoditas lain seperti sayuran, atau dapat disebut dengan sistem akuaponik. Pada
budidaya akuponik, nitrat dan pospat yang merupakan limbah dari budidaya ikan
dapat diserap dan digunakan sebagai pupuk oleh tanaman akuatik sehingga
pekarangan rumah, hemat air, hemat tenaga, hemat waktu, hemat pupuk dan hasilnya
pun sehat (non pestisisda). Selain itu, dapat pula berfungsi menambah estetika
lingkungan.
terkena banjir, pembersihan kolam dan pemanenan lebih mudah, dan kontrol terhadap
kualitas dan kuantitas air pun lebih mudah. Dalam pembuatan kolam terpal harus
memperhatikan jumlah populasinya, misalkan untuk populasi 100 ekor ikan lele,