You are on page 1of 10

PENGARUH PEMBERIAN SEDIAAN EMULGEL-KITOSAN EKSTRAK

KULIT BUAH PISANG AMBON (Musa Paradisiaca L.) UNTUK


PENYEMBUHAN LUKA BAKAR PADA KELINCI

Mustika1; Poppy Dwi Citra Jaluri; Mensie Martha Lovianie


Jurusan Farmasi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Borneo Cendekia Medika Pangkalan Bun
Jl. Sutan Syahrir No. 11, Madurejo, Arut Selatan Kabupaten Kotawaringin Barat
Kalimantan Tengah 74100

Abstract
Ambon banana fruit skin (Musa Paradisiaca l.) have been demonstrated to have benefits in accelerating the
process of healing burns. This research aims to get skin extract formulation Ambon banana is effective for
healing burns in rabbits. The methods used in this research is purely experimental with the design of the pre-
post test control group design with a number of samples that are used as much as 3 tail rabbits. The wound of
rabbits were divided into 4 groups in each of the backs of rabbits were given different treatment. Burns is
created by using a hot iron with a diameter of 3 cm on the backs of rabbits. Material of emulgel is made into 3
negative control emulgel formulations without extracts, with skin extract emulgel ambon banana. 10% and
emulgel with skin extract ambon banana 20%. In addition to the skin extract of ambon banana making
preparations emulgel is required the addition of Tween 80, VCO, Span 80, Propilenglikol, Chitosan and
karbopol. Phytochemical screening test results obtained contains flavonid, tannin and saponins. Physical
properties test emulgel include its homogeneity, pH test, power, power spread and latched onto organoleptis.
Drop data diameter Burns is measured using a caliper and test the effectiveness of using statistical tests one
way ANOVA (Analysis of variance). The results of statistical tests showed a significant difference between
the positive and the negative control control. Differences also occur on negative control with emulgel 20%.
On the positive control with emulgel 20% not significant differences ad. Material of emulgel Chitosan-skin
extract Ambon banana contain active ingredients that can heal Burns, proved influential effective
concentration of 20%.
Keywords: Skin fruit Extract ambon banana, Emulgel, Burns, local Rabbit.
Abstrak
Kulit buah Pisang Ambon (Musa Paradisiaca L.) telah dibuktikan mempunyai khasiat dalam mempercerpat
proses penyembuhan luka bakar. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan formulasi ekstrak kulit pisang
ambon yang efektif untuk penyembuhan luka bakar pada kelinci. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah experimental murni dengan rancangnan pre-post test design control group dengan jumlah sampel yang
digunakan sebanyak 3 ekor kelinci. Luka kelinci dibagi menjadi 4 kelompok pada masing-masing punggung
kelinci diberi perlakuan berbeda. Luka bakar dibuat dengan menggunakan besi panas dengan diameter 3 cm
pada punggung kelinci. Sediaan emulgel dibuat menjadi 3 formulasi yaitu kontrol negatif emulgel tanpa
ekstrak, emulgel dengan ekstrak kulit pisang ambon. 10% dan emulgel dengan ekstrak kulit pisang ambon
20%. Selain ekstrak kulit pisang ambon pembuatan sediaan emulgel diperlukan penambahan VCO, Tween
80, Span 80, Propilenglikol, kitosan dan karbopol. Diperoleh hasil uji skrining fitokimia mengandung
senyawa flavonid, tanin dan saponin. Uji sifat fisik emulgel meliputi uji homogenitas, pH, daya lekat, daya
sebar dan organoleptis. Data penurunan diameter luka bakar diukur menggunakan jangka sorong dan uji
efektifitas menggunakan uji statistik one way ANOVA (Analysis of varians). Hasil uji statistik menunjukkan
adanya perbedaan yang signifikan antara kontrol positif dengan kontrol negatif. Perbedaan juga terjadi pada
kontrol negatif dengan emulgel 20%. Pada kontrol positif dengan emulgel 20% tidak ad perbedaan signifikan.
Sediaan emulgel kitosan-ekstrak kulit pisang ambon mengandung bahan aktif yang dapat menyembuhkan
luka bakar, terbukti berpengaruh efektif dengan konsentrasi 20%.
Kata kunci : Ekstrak Kulit buah pisang ambon, Emulgel, Luka bakar, Kelinci lokal.
1Korespondensi : Mustika, Jurusan Farmasi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Borneo Cendekia Medika Jl.
Sutan Syahrir No. 11, Madurejo, Arut Selatan Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah 74100
Email : ika.mukhlis16@gmail.com

1
A. PENDAHULUAN ezem, 2011).Flavonoid dipercaya sebagai
Kulit adalah organ yang menutupi salah satu komponen penting dalam proses
seluruh tubuh manusia dan mempunyai penyembuhan luka. Flavonoid menginhibisi
fungsi untuk melindungi diri dari pengaruh pertumbuhan fibroblast sehingga
luar (Purwaningsih, 2014). Kulit dapat memberikan keuntungan pada perawatan
terjangkit berbagai macam penyakit, luka (Hidayati, 2014). Tanin memiliki
penyakit kulit yang disebabkan oleh bakteri, kemampuan sebagai antimikroba serta dapat
virus, jamur, parasit, reaksi alergi dan dapat meningkatkan epitelialisasi. Flavonoid dan
juga karena benda panas yang tanin juga bertanggung jawab dalam proses
mengakibatkan terjadinya luka bakar. Luka remodelling (james and Friday 2010).
bakar adalah rusaknya jaringan yang Saponin dapat mempercepat proses
disebabkan kontak dengan sumber panas penyembuhan luka akibat adanya aktivitas
seperti api, air panas, bahan kimia, listrik antimikroba dan bersifat sebagai
dan radiasi (Rismana.dkk, 2013). antioksidan. Saponin juga dapat
Penanganan pada penderita luka meningkatkan kandungan kolagen serta
bakar dapat dengan menggunakan sediaan mempercepat proses epitelialisasi.
topikal, karena sediaan oral maupun Penggunaan kulit pisang sebagai penyembuh
parenteral tidak dapat menembus jaringan luka di masyarakat dengan cara yang
yang mengeras akibat luka bakar. tradisional sangat tidak praktis dan tidak
Diharapkan pemberian sediaan topikal yang nyaman. karena itu perlu di buat suatu
tepat dan efektif dapat mencegah dan bentuk sediaan penyembuh luka yang
mengurangi infeksi pada luka (Ulviani, nyaman, aman, dan efektif yaitu sediaan
2016) sediaan topikal salah satunya adalah emulgel.
sediaan emulgel.
Kulit pisang ambon ( Musa B. Metode penelitian
paradisiaca L. ) merupakan salah satu Penelitian tentang pengaruh
tanaman alam yang berpotensi sebagai pemberian sediaan emulgel kitosan-ekstrak
penyembuh luka. Kulit pisang ambon kulit pisang ambon (Musa paradisiaca L.)
memiliki beberapa efek farmakologi, seperti untuk penyembuhan luka bakar pada kelinci
sebagai obat diare, uremia, hipertensi, adalah jenis penelitian experimental murni
disentri, diabetes dan luka bakar. Selain itu, (true experimental) dengan rancangan
tanaman pisang juga dapat digunakan untuk pretes-postest only control group design.
mengurangi reaksi inflamasi, nyeri, dan Populasi dalam penelitian ini adalah kelinci,
mengatasi gigitan ular serta mampu jumlah sampel yang digunakan dalam
menyembuhkan luka bakar (Imam and penelitian ini adalah 3 ekor kelinci, umur 4-8
Akter, 2011) Kulit pisang mengandung bulan dan berat 1-2 kg
flavonoid, tanin, dan saponin (akpuaka and

2
Pembuatan simplisia dan ekstrak kulit penelitian ini meliputi senyawa flavonoid,
buah pisang ambon Tanin, dan Saponin.
Buah pisang ambon yang diperoleh Formulasi Sediaan Emulgel Kitosan
dari pasar berwarna hijau dipisah dari daging ekstrak kulit buah pisang ambon
buahnya lalu kulit buah pisang ambon dicuci Ekstrak kulit buah pisang ambon
hingga bersih untuk menghilangkan dibuat sediaan dalam bentuk emulgel untuk
kotorannya selanjutnya kulit buah pisang diaplikasikan pada luka bakar. Sediaan
dipotong kecil-kecil bertujuan agar pada saat emulgel dibuat menjadi tiga formula yaitu
proses diblender lebih mudah, selanjutnya formulasi 1 emulgel tanpa ekstrak, formulasi
disaring untuk mendapatkan ekstrak dari 2 emulgel dengan ekstrak kulit buah pisang
kulit pisangnya. Simplisia kulit pisang ambon 10%, dan formulasi 3 emulgel
ambon tidak dapat disimpan dalam waktu dengan ekstrak kulit buah pisang ambon
yang lebih lama karena simplisia kulit 20%. Disiapkan semua bahan yang akan
pisang ambon bersifat basah bukan simplisia digunakan. Bahan ditimbang sesuai dengan
serbuk (kering), Ekstrak kulit buah pisang formula yang ada. Langkah pertama ekstrak
ambon sebanyak 1 kg diekstraksi dengan kulit buah pisang ambon 20% dimasukkan
metode maserasi dengan menggunkan kedalam cawan bersamaan dengan span 80
pelarut etanol 70% sebanyak 2 liter selama dan VCO lalu dipanaskan, kemudian
5 hari. Maserasi dilakukan selama 5 hari panaskan juga tween 80 secara terpisah,
dikarenakan memiliki pengaruh dalam setelah panas baru dicampur ke cawan yang
perolehan hasil ekstrasi, lamanya kontak berisi ekstrak, VCO dan span 80. Langkah
antara bahan dan pelarut semakin besar kedua sambil menunggu bahan yang
sampai batas tidak ada yang terekstrasi lagi dipanaskan. Siapkan mortir gerus karbopol,
sehingga semakin lama waktu ekstrasi maka selanjutnya masukkan kitosan sedikit demi
semakin banyak rendemen yang dihasilkan sedikit sambil digerus dan mencampurkan
(Utami dkk, 2015). propilenglikol. Terakhir campurkan semua
bahan yang dipanaskan secara perlahan
Skrining Fitokimia Ekstrak kulit buah kedalam mortir yang berisi kitosan,
pisang ambon propilenglikol dan karbopol. Gerus sampai
Pengujian fitokimia untuk homogen sehingga membentuk emulgel.
mengetahui senyawa-senyawa dalam kulit Prosedur yang sama juga dilakukan pada
pisang ambon tersebut setelah mengalami ekstrak dengan konsentrasi 10%.
proses ekstraksi dengan melihat ada
tidaknya reaksi pengendapan dan perubahan Formula dan komposisi (%
Nama Bahan b/v)
warna yang terjadi pada uhi tabung. Plasebo F1 F2
Ekstrak kulit pisang
Kandungan senyawa yang dianalisis dalam ambon - 10% 20%

3
Uji daya sebar dilakukan untuk
Propilen glikol 5% 5% 5%
menjamin pemerataan emulgel saat
VCO 5% 5% 5%
diaplikasikan pada kulit. Emulgel ditimbang
Tween 80 0,616% 0,616% 0,616% sebanyak 0,5 gram kemudian diletakkan
ditengah kaca bulat berskala. Di atas
Span 80 2,384% 2,384% 2,384%
emulgel diletakkan kaca bulat lain atau
Kitosan 69,6% 61,6% 53,6%
bahan transparan lain dan pemberat sehingga
Karbopol 17,4% 15,4% 13,4% berat kaca bulat dan pemberat 150 gram,
Add (kitosan &
didiamkan selama 1 menit, kemudian dicatat
Karbopol) 100 100 100
Tabel 1. Formulasi Sediaan Emulgel Kitosan- kulit pisang diameter penyebarannya. Daya sebar
ambon. emulgel yang baik antara 5-7 cm (Sayuti,
2015).
Uji Sifat Fisik Sediaan Emulgel Kitosan
5. Uji daya lekat
Ekstrak Kulit Buah Pisang Ambon
Sampel 0,25 gram diletakkan diantara
1. Organoleptik
2 gelas objek pada alat uji daya lekat,
Uji organoleptik dilakukan untuk
kemudian ditekan beban 1 kg selama 5
melihat tampilan fisik sediaan dengan cara
menit, beban diangkat dan diberi beban 80
melakukan pengamatan terhadap bentuk,
gram pada alat dan dicatat waktu pelepasan
warna dan bau dari sediaan yang telah dibuat
emulgel (Maulina dan Sugihartini, 2015).
(Riski et al., 2016).
2. Uji homogenitas Uji Efektifitas Penyembuhan Luka Bakar
Uji homogenitas dilakukan dengan Pada Kelinci Yang Dibuat Luka Bakar
cara mengoleskan 3 bagian atas, tengah dan Dengan Diinduksi Logam Panas
bawah dari emulgel pada kaca transparan. • Perlakuan Hewan Uji
Homogenitas ditunjukkan dengan tidak Pada penelitian ini digunakan hewan
adanya butiran kasar pada sediaan (Sayuti, uji kelinci jantan yang dibagi menjadi 4
2015). kelompok yang diberi perlakuan berbeda.
3. Uji pH Sebelum digunakan sebagai hewan uji,
Uji pH sediaan emulgel diukur semua kelinci dipelihara terlebih dahulu
dengan menggunakan stik pH universal. Stik selama ± satu minggu untuk penyesuaian
pH universal dicelupkan ke dalam sampel lingkungan dan mengontrol kesehatan, berat
emulgel yang telah diencerkan, diamkan badan serta diberi makan yang cukup setiap
beberapa saat dan hasilnya disesuaikan harinya. setiap kelinci diinduksi pada
dengan standar pH universal. pH sediaan punggung kanan dan kiri . Punggung kelinci
yang memenuhi kriteria pH kulit yaitu dalam dibersihkan dari rambut dengan cara dicukur
interval 4,5 – 6,5 (Mappa et al., 2013). hingga bersih dan dibersihkan dengan kapas
4. Uji daya sebar yang telah direndam alkohol 70% lakukan
anestesi pada hewan uji menggunakan etil

4
klorid secara lokal. Kemudian punggung Penelitian ini dirancang untuk
kelinci diinduksi luka bakar selama 5 detik mengetahui pengaruh pemberian sediaan
menggunakan logam besi bulat berdiameter Emulgel kitosan-ekstrak kulit pisang ambon
5 cm yang dipanaskan. Basahi luka bakar (Musa paradisiaca L.) untuk penyembuhan
dengan handuk atau kain yang telah dibasahi luka bakar pada kelinci.
dengan air dingin selama beberapa detik Maserasi dipilih karena baik untuk
(Manapode et al., 2016) Kemudian senyawa-senyawa yang tidak tahan terhadap
dilakukan pengolesan bioplacenton, kontrol panas dan tidak merusak komponen aktif
(-), emulgel kitosan ekstrak kulit pisang kulit pisang, . Pada saat proses maserasi
ambon (Musa paradisiaca L.) 10%, dan sesekali diaduk, pengadukan ini bertujuan
emulgel kitosan ekstrak kulit pisang ambon untuk mempercepat kontak antara sampel
(Musa paradisiaca L.) 20% lalu mengamati dengan pelarut. Metode ini digunakan
dan mencatat perbaikan diameter luka bakar pelarut untuk membantu mengeluarkan zat
setiap hari. aktif yang terdapat pada simplisia yang
• Pengamatan Luka Bakar diekstraksi, pelarut yang digunakan adalah
Kelinci diinduksi luka bakar, etanol 70% Hasil dari maserasi diuapkan
kemudian kelinci diberi perlakuan sesuai menggunakan Water Bath dengan tujuan
kelompok masing-masing. Perlakuan ini untuk menghilangkan pelarut sehingga
diberikan setiap dua kali sehari pagi dan sore didapatkan ekstrak kental. penguapan
hari. didapatkan ekstrak kental sejumlah 200 ml
dan rendemen yang didapat sebanyak 20 %.
Analisis Data
Analisis data yang digunakan Hasil Uji Skrining Fitokimia Ekstrak
merupakan analisis inferensial yang meliputi Kulit Pisang Ambon.
uji normalitas dengan menggunakan uji Hasil uji skrining fitokimia ekstrak
shapiro-wilk dan uji homogenitas dengan Kulit Pisang Ambon menunjukkan bahwa
menggunakan levene test. Data yang ekstrak mengandung senyawa flavonoid,
terdistribusi normal dilanjutkan dengan uji Tanin dan Saponin.
ANOVA (Analysis Of Variant) yang
menandakan kelompok penelitian memiliki Golongan
senyawa Reagen Hasil Keterangan
perbedaan yang bermakna, maka untuk Uji HCL pekat Warna merah, jingga
mengetahui adanya perbedaan antar Flavonoid + serbuk (+) / kuning
Uji Warna biru tua / hijau
kelompok perlakuan yaitu dilanjutkan
Tanin FeCl (+) kehitaman
dengan uji LSD (Least Significant Terdapat busa

Difference) dengan nilai signifikan p<0,05. Air panas permanan pada


Uji Saponin + HCL (+) lapisan atas
Keterangan : (+) memberikan hasil positif
C. HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 2. Hasil Skrining Fitokimia Ekstrak Kulit Pisang Ambon

5
nitas
Formulasi Sediaan Emulgel Kitosan- Ph 5,5 4,5 4,5 4,5

Ekstrak Kulit Pisang Ambon. Data lekat 30 detik 20 detik 14 detik 11 detik
Daya sebar 6 cm 7 cm 6 cm 6 cm

Gelling Agent yang digunakan dalam


penelitian ini adalah kitosan. Pemilihan Uji Efektivitas Sediaan Emulgel Ekstrak
pelarut kitosan yaitu asam asetat 1% karena Kulit pisang ambon untuk Penyembuhan
kitosan lebih mudah larut dalam asam asetat Luka Bakar
1-2% dan akan membentuk suatu garam Hewan uji yang digunakan pada
amonium. Fase minyak dalam penelitian ini penelitian ini adalah kelinci lokal berusia 4-8
adalah Virgin Coconut Oil (VCO) dan fase bulan dengan berat 1-2 kg. Kelinci
airnya adalah ekstrak Kulit Pisang Ambon., merupakan hewan yang strukturnya mirip
selain sebagai fase minyak menurut Chintia dengan manusia. Penelitian ini dibuat 4 luka
and Widayati (2015) Virgin Coconut Oil bakar pada punggung kelinci yang mana
(VCO) juga berfungsi sebagai emolien. setiap satu luka dilakukan perlakuan yang
Tween 80 dan span 80 merupakan campuran berbeda yaitu kontrol positif bioplacenton,
emulgator yang akan membuat fase minyak kontrol negatif emulgel tanpa ekstrak,
dan fase air saling bercampur sehingga dapat formulasi 1 emulgel dengan ekstrak 10%
membentuk sistem emulsi. Menurut Ardana dan formulasi 2 emulgel ekstrak 20%.
et al (2015) Propilenglikol berfungsi sebagai Penelitian ini menggunakan hewan uji yang
humektan yang akan menjaga kestabilan diinduksi logam panas, lempeng logam
sediaan dengan cara mengabsorbsi lembab dipanaskan di api biru selama 3 menit lalu
dari lingkungan dan mengurangi penguapan ditempelkan pada punggung kelinci selama
air dari sediaan. Selain menjaga kestabilan 5 detik. Kelinci dianastesi dengan
sediaan, secara tidak langsung humektan Ethylcloride dengan tujuan untuk
juga dapat mempertahankan kelembaban mengurangi rasa sakit yang ditimbulkan
kulit sehingga kulit tidak kering. selama perlakuan, setiap kelinci diberikan
Hasil Uji sifat fisik sediaan emulgel sediaan emulgel pada pagi dan sore hari
ekstrak kulit buah pisang ambon sesuai dengan kelompok perlakuan.
Hasil sediaan emulgel meliputi uji Pengamatan luka dilakukan setiap hari untuk
organoleptik, homogenitas, pH, daya lekat, melihat perubahan fisik dari luka bakar.
daya sebar dan yang dapat dilihat pada tabel. Hari pertama perlakuan punggung
Karateristik Hasil
kelinci terlihat sedikit bengkak kemerahan
Bioplacento Placebo F1(10% F2(20%)
n (Kontrol -) )
ini menandakan adanya inflamasi, karena
(kontrol +)
Organoleptik 1.Warna Bening Putih Susu Abu-abu Abu-abu tua inflamasi di tandai dengan rubor
2.Tekstu muda
r Semisolid Semisolid Semisoli Semisolid (kemerahan), tumor (pembengkakan), calor
3. Bau d
Tidak Tidak Bau Bau Khas Ekstrak (hangat), dan dolor (nyeri). Menurut
berbau berbau Khas
Ekstrak Mahmudah (2013) fase inflamasi terjadi
Homogenitas Homogen Homogen Kurang Kurang
Homoge Homogenitas secara stimultan dengan hemostasis,

6
pisang ambon 20%
berlangsung beberapa menit dari cedera
Keterangan : P% : persenase penurunan diameter luka
sampai 24 jam dan berlangsung selama
bakar pada hari ke 1-24
sekitar 3 hari. Tujuan dari reaksi inflamasi Pengujian Efektivitas Sediaan Emulgel
ini adalah untuk membunuh bakteri yang Ekstrak kulit buah pisang ambon untuk
mengkontaminasi luka. Penyembuhan Luka Bakar
Pengamatan pada hari ke lima yaitu Hasil penelitian yang diperoleh
luka masih sedikit kemerahan dan sudah berupa persen penurunan diameter luka
mulai mengering dan terkelupas, luka ini bakar pada kontrol positif, kontrol negatif,
berada pada fase proliperasi. Menurut Dewi emulgel ekstrak kulit buah pisang ambon
(2013) fase proliferasi ini berlangsung pada 10% dan 20%.
hari ke-5 sampai ke-20.
Hasil pengamatan pada hari ke dua Persentasi Penyembuhan Luka
Bakar
puluh empat kesembuhan luka sudah terlihat
100
diantara masing-masing kelompok, pada
50 84,92 56,25 76,6 83,89 Persentasi
kelompok kontrol positif sudah Penyembuhan
0
Luka Bakar
menunjukkan proses kesembuhan yang lebih
cepat, pada kontrol negatif hanya menutupi
sebagian kecil pinggiran luka, untuk emulgel Gambar 1. Rata-rata penyembuhan luka bakar

ekstrak Kulit Pisang Ambon 10% telah Data diatas menunjukkan kontrol

mengalami perubahan dan luka masih positif memiliki hasil rata-rata penyembuhan

terlihat jelas sedangkan untuk emulgel luka bakar yang paling tinggi dibandingkan

ekstrak Kulit Pisang Ambon 20% luka mulai dengan seluruh kolompok, diikuti dengan

mengalami kesembuhan walaupun belum emulgel ekstrak kulit buah pisang ambon

terjadi penutupan luka secara menyeluruh, 20% yang hampir sama dengen kontrol

luka ini berada pada fase maturasi. Menurut positif pada emulgel ekstrak kulit buah

Mahmudah (2013) fase maturasi disebut fase pisang ambon 10% mengalami penurunan

renovasi karena melibatkan pembentukan dibanding kontrol negatif emulgel tanpa

jaringan ikat selular dan kekuatan epitel baru ekstrak, untuk mengetahui apakah data yang

yang menentukan sifat akhir dari bekas luka, ada terdistribusi normal atau tidak. Berikut

pada fase ini berlangsung selama beberapa ini adalah persyaratan yang harus terpenuhi

bulan sampai sekitar 2 tahun setelah luka. sebelum melakukan uji ANOVA.

Persentase Rata rata penurunan diameter Hasil penelitian diuji normalitasnya

luka bakar menggunakan uji Shapiro-Wilk. Data


Perlakuan Hari ke 1 Hari ke 24 P% dinyatakan normal apabila p>0,05,
Kontrol positif 24,33 ± 1,54 3,60 ± 1,53 84,92 ± 7,31
Kontrol Negatif 27,42 ± 5,73 11,99 ± 2,57 56,25 ± 2,72
berdasarkan dari tabel di atas didapatkan
Emulgel kulit buah 21,30 ± 1,18 5,04 ± 1,85 76,61 ± 7,60 nilai signifikan dari kontrol positif (0,654),
pisang ambon 10%
Emulgel kulit buah 26,40 ± 1,64 4,17 ± 2,07 83,89 ± 8,99 kontrol negatif (0,970), emulgel ekstrak kulit

7
buah pisang ambon 10% (0,307) dan 10% memiliki efaktifitas yang sama atau
emulgel ekstrak kulit buah pisang ambon hampir sama dengan kontrol positif. Kontrol
20% (0,523), maka dapat dikatakan bahwa negatif dengan emulgel 20% mempunyai
seluruh data terdistribusi normal, Tujuan uji nilai rata-rata -27,64 (0,001) sehingga dia
homogenitas yaitu untuk melihat data mempunyai perbedaan yang signifikan, bisa
homogen atau tidak. ditarik kesimpulan bahwa emulgel 20%
Uji homogenitas menggunakanuji efektif menurunkan diameter luka bakar,
levene, nilai yang dihasilkan pada uji ini sedangkan untuk emulgel 10% dengan
yaitu (p=0,285) yang berarti data homogen emulgel 20% mempunyai nilai rata-rata -
atau (p>0,05) oleh karena itu dapat 7,28 (0,242) sehingga tidak ada perbedaan
dikatakan seluruh data normal. yang signifikan, jadi dapat ditarik
Data ANOVA menunjukkan nilai kesimpulan bahwa emulgel 10% dan
signifikan sebesar p=0,004 (p<0,05) yang emulgel 20% efektif untuk penyembuhan
berarti terdapat perbedaan rata-rata luka bakar
presentasi penyembuhan luka bakar yang
bermakna pada 4 kelompok pengujian, yaitu D. KESIMPULAN
kontrol positif, kontrol negatif, formulasi 1 Berdasarkan hasil penelitian dapat
dan formulasi 2. Data dilanjutkan dengan uji disimpulkan bahwa :
pos hoc test (LSD) untuk mengetahui
1. Ekstrak kulit buah pisang ambon
perbedaan bermakna pada masing-masing
(Musa Paradisiaca L. )positif
perlakuan.
mengandung senyawa flavanoid,
Hasil LSD menunjukkan bahwa
tanin dan saponin.
kontrol positif dengan kontrol negatif
2. Diperolehnya sediaan emulgel
mempunyai nilai rata-rata 28,687 (0,001)
kitosan ekstrak kulit buah pisang
sehingga dia mempunyai perbedaan yang
ambon (Musa Paradisiaca L.) yang
signifikan. Kontrol positif dengan emulgel
memenuhi kreteria yang sudah
10% mempunyai nilai rata-rata 8,31 (0,187)
ditetapkan dalam pembuatan sediaan
sehingga tidak ada perbedaan yang
emulgel yang meliputi uji
signifikan atau hasilnya sama dengan
organoleptik, homogenitas, pH, daya
kontrol positif. Kontrol positif dengan
lekat dan daya sebar.
emulgel 20% mempunyai nilai rata-rata 1,02
3. Diperolehnya sediaan emulgel
(0,863) sehingga ini menunjukkan tidak ada
kitosan ekstrak kulit buah pisang
perbedaan yang signifikan.
ambon (Musa Paradisiaca L.) yang
Kontrol negatif dengan emulgel 10%
efektif untuk penyembuhan luka
mempunyai nilai rata-rata -20,35 (0,008)
bakar pada kelinci dengan konsentrai
sehingga dia mempunyai perbedaan yang
ekstrak 20%.
signifikan, ini menunjukkan bahwa emulgel

8
E. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian maka Dewi Ida Ayu, L.P., I Made, D., I Ketut,
A.D., 2013. Bioaktivitas Ekstrak
diajukan saran yaitu:
Daun Tapak Dara (Catharanthus
1. Dengan penelitian ini maka dapat Roseus) Terhadap Periode
dijadikan sebagai referensi dalam Epitelisasi Dalam Proses
Penyembuhan Luka Pada Tikus
menambah ilmu pengetahuan.
Wistar. 58-75.
2. Penelitian selanjutnya dapat
meningkatkan lagi konsentrasi James, O. And Friday, E.T., 2010.
Phytochemical Composition,
formulasi sediaan emulgel kitosan
Bioactivity, and Wound Healing
ekstrak kulit buah pisang ambon Potential of Euphorbia
(Musa paradisiaca L.) untuk dapat Heterophylla (Euphorbiaceae)
melebihi kontrol positif. Leaf Extract. International
Journal on Pharmaceutical and
3. Penelitian selanjutan diharapkan Biomedical Research, Vol. 1
dapat memodifikasi sediaan emulgel (1), 2010, 57.
menjadi sediaan mikroemulgel.
Hidayati Nurul . Pengaruh variasi kaar
karbopol terhadap sifat fisik dan
stabilitas fisik gel ekstrak
etanolik kulit pisang ambon
(musa paradisiaca L.) Fakultas
F. DAFTAR PUSTAKA farmasi universitas gadjah mada
yogyakarta 2014.
Akpuaka, M.U and S.N. Ezem, june 2011.
Preliminary photochemical
Mappa, T., Hosea J.E., Novel, K., 2013.
screening of some Nigerian
dermatological plants. Journal Formulasi Gel Ekstrak Daun
Sasaladahan
of Basic Physical Research
(PeperomiaPellucia(L.)H.B.KD
ISSN ; 2141-8403 Vol. 2, No. 1,
an Uji Efektivitasnya Terhadap
pp 1-5, www.jbasicphyres-
Luka Bakar Pada Kelinci
unizik.org
(Oryctolagus Cuniculus). Jurnal
Ilmiah Farmasi, Vol. 02, No.02
Ardana, M., Vebry, A., Arsyik, I., 2015.
Formulasi Dan Optimasi Basis
Mahmudah, 2013. Uji aktivitas film kitosan
Gel Hpmc (Hidroxy Propyl
yang mengandung asiatikosida
Methyl Cellulose) Dengan
Berbagai Variasi Konsentrasi. J. sebagai penutup luka bakar pada
tikus putih betina (Rattus
Trop. Pharm. Chem. 2015. Vol
Norvegicus) Galur sprague
3. No. 2.
dawley secara in vivo, skripsi.
Fakultas kedokteran dan ilmu
Chintia, D., Widayati, R.I., 2015. Efektivitas
Campuran Ekstrak Aloe Vera kesehatan program studi farmasi
jakarta.
Dan Virgin Coconut Oil Dalam
Formulasi Pelembab Pada
Mohammaad Zafar Imam and Saleha Akter.
Kekeringan Kulit. Jurnal Media
Musa paradisiaca L. And Musa
Medika Muda, Vol. 04, No. 04.

9
sapientum L.: Aphytochemical pada kulit kelinci. Bul.
and Pharmacological Review. Penelitian Kesehatan, Vol. 41,
Journal of Applied N0.1, 2013: 45-60
Pharmaceutical Science vol
1(05): 14-20.2011 URL : Riski, R., Abdul H.U., Rismadani., 2016.
http://japsonline.com/vol- Formulasi Emulgel
1_issue-5/03.pdf Antiinflamasi dari Ekstrak
Temulwak (Curcuma
Purwaningsih S, Ella Salamah, Tila A. xanthorrhiza Roxb). Journal of
Budiarti. Formulasi Skin Lotion Pharmaceutical and Medicinal
dengan Penambahan Karagenan Sciences 2016 1 (2): pp 1-4
dan Antioksidan Alami dari
Rhizophora mucronata Lamk. Ulviani Fina, Yusriadi, Khildah Khaerati.
Jurnal Akuatika Vol. V Jurusan farmasi, Fakultas
No.1(55-62) Maret 2014 ISSN MIPA, Universitas Tadulako,
0853-2532 Palu, Indonesia. Pengaruh gel
ekstrak daun sirih merah (Piper
Rismana E, Idah Rosidah, Prasetyawan Y, crocatum ruiz&pav)terhadap
Olivia Bumga dan Erna Y. penyembuhan luka bakar pada
Efektivitas khasiat pengobatan kelinci (Oryctolagus cuniculus).
Luka bakar sediaan Gel GALENIKA Journal of
Mengandung Fraksi ekstrak pharmacy Vol. 2 (2) : 103-110
pegagan berdasarkan analisis October 2016 ISSN : 2442-
hidroksiprolin dan histopatologi 8744.

10

You might also like