You are on page 1of 397

TEAMWORK PADA PERAWAT

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH X

(Teamwork Among Nurses in RSUD X)

TESIS

MARINTAN OCTARINA B
097029019

PROGRAM PENDIDIKAN MAGISTER PSIKOLOGI PROFESI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2012

Universitas Sumatera Utara


TEAMWORK PADA PERAWAT

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH X

(Teamwork Among Nurses in RSUD X)

TESIS

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Psikologi Profesi
dalam Program Pendidikan Magister Psikologi Profesi
Universitas Sumatera Utara

MARINTAN OCTARINA B
097029019

PROGRAM PENDIDIKAN MAGISTER PSIKOLOGI PROFESI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2012

Universitas Sumatera Utara


Abstrak
RSUD X memiliki visi dan misi menjadi Rumah Sakit Umum yang diminati oleh
masyarakat dan mewujudkan pelayanan kesehatan secara profesional dalam
mewujudkan pengelolaan rumah sakit umum yang transparan dan akuntabel. Namun
berbagai keluhan mengenai pelayanan yang disampaikan oleh masyarakat yang pernah
menjadi pasien di rumah sakit ini menjadi bukti bahwa tujuan RSUD X tersebut belum
dapat tercapai. Penelitian awal menunjukkan kondisi kerja tim di RSUD X mengalami
berbagai masalah yaitu sikap tidak peduli dan saling menyalahkan antar perawat,
kurang adanya keinginan dan kesadaran untuk menyelesaikan konflik, kurang adanya
kesadaran para perawat akan pentingnya kerjasama dan komunikasi sehingga sering
menimbulkan konflik, hubungan antar perawat yang dirasakan kurang harmonis dan
perawat kurang mengetahui visi dan misi rumah sakit.
Secara umum masalah-masalah tersebut mengindikasikan teamwork yang kurang
efektif. Dalam upaya membangun teamwork yang efektif maka seluruh perawat perlu
untuk mengevaluasi diri. Penelitian ini menggunakan teori Johnson dan Johnson (dalam
Smither, Houston, dan Mclntire, 1996), bahwa ada 9 dimensi yang dapat digunakan
untuk mengavaluasi efektivitas teamwork yaitu (1) dimensi pemahaman, relevansi, dan
komitmen pada tujuan, (2) dimensi komunikasi mengenai ide dan perasaan, (3) dimensi
kepemimpinan yang berpartisipasi, (4) dimensi fleksibel dalam menggunakan prosedur
pembuatan keputusan, (5) dimensi manajemen konflik yang konstruktif, (6) dimensi
kekuasaan berdasarkan keahlian, kemampuan, dan informasi, (7) dimensi kohesi tim, (8)
dimensi strategi pemecahan masalah, dan (9) dimensi efektivitas interpersonal. Tujuan
penelitian ini adalah untuk melihat efektivitas teamwork pada perawat RSUD X.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif. Sampel yang
digunakan dalam penelitian ini sebanyak 133 orang perawat RSUD X. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa secara keseluruhan efektivitas teamwork pada perawat RSUD X
tergolong rendah.
Oleh karena itu, perlu dirancang sebuah program pelatihan yang difokuskan pada
dimensi-dimensi efektifitas teamwork dalam upaya untuk meningkatkan efektifitas
teamwork pada perawat RSUD X.
Kata kunci: efektifitas teamwork, pelatihan teamwork

Universitas Sumatera Utara


Abstract

RSUD X has a vision and mission to be Public Hospital of the demand by the public
and professionals achieve health care in the management of public hospitals realize a
transparant and accountable. However, various customer’s complaints about hospital’s
services becoming evidences of vision’s hospital unreachable. Early research shows the
teamwork conditions in RSUD X experience various problems. The problems are members of
team doesn’t care about other’s, blaming others, lack of awareness and desire to resolve the
conflict, lack of awareness among nurse about the importance of cooperation and
communication that often lead to conflict, the relationship between the nurse or the perceived
lack of harmony and lack of knowing the vision and mission of the organization.

In general, these problems indicate a lack of effective teamwork. In an effort to build


effective teamwork, all nurse need to evaluate themselves. This research is based on theory of
Johnson dan Johnson (in Smither, Houston, dan Mclntire, 1996), that describes there are nine
dimensions that can be used to evaluate the teamwork, they are : (1) dimension of
understanding, relevance, and commitment to goals, (2)-dimensional communication of ideas
and feelings, (3) the leadership dimensions of participation, (4) the dimensions of flexibility in
decision-making procedures, (5) dimensions of constructive conflict management, (6) the
dimensions of power based on skills, abilities, and information, (7) the dimensions of team
cohesion, (8) dimensional problem-solving strategies, and (9) the dimensions of interpersonal
effectiveness. The purpose of this research is to describe the nurses’s effectiveness of teamwork
in RSUD X.

This research use a descriptive quantitative approach. Samples used in this research
were 133 nurses consisting of RSUD X. The results showed that the overall nurses’s
effectiveness of teamwork at RSUD X in low categories.

Therefore, it is necessary to design a training program that focused on the dimensions of the
effectiveness of teamwork in an effort to improve the nurses’s effectiveness of teamwork in
RSUD X.

Keywords: effective teamwork, teamwork training

Universitas Sumatera Utara


UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Yang Maha Pengasih, Yesus

Kristus atas berkat dan anugerah yang berkelimpahan yang tercurah tidak berkesudahan

sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “Teamwork Pada Perawat

Rumah Sakit Umum Daerah X” ini. Tesis ini diajukan untuk memperoleh gelar

Magister Psikologi Profesi di Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyampaikan terima kasih kepada kedua orang tua, Ayahanda H.R.

Batubara dan Ibunda Dra. Marlianita Gultom yang telah memberikan cinta,

pengorbanan, motivasi dan perhatian yang berlimpah sehingga penulis dapat

menyelesaikan tesis ini. Terima kasih kepada Briptu Ricky Herman Sahala Tua

Batubara, SH., Lettu Yanuar Felix Andreas Batubara dan Sonya Airini Batubara, SH.,

sebagai saudara penulis yang selalu mendukung, menghibur, memberikan semangat

serta motivasi selama penulis mengerjakan tesis ini.

Ucapan terima kasih setulusnya penulis haturkan kepada semua pihak yang

telah memberi petunjuk, dukungan serta bantuan, baik secara langsung maupun tidak

langsung dalam penyelesaian tesis ini, khususnya kepada:

1. Ibu Prof. Dr. Irmawati, psikolog selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas

Sumatera Utara dan dosen pembimbing penulis yang secara tulus dan ikhlas

memberikan dorongan dan bimbingan selama penyusunan tesis ini. Terima kasih

kepada ibu yang tetap memberikan motivasi dan arahan sampai detik terakhir kepada

penulis saat penulis banyak menemui kesulitan selama proses pengerjaan tesis ini.

2. Ibu Gustiarti Leila, M.Psi, M.Kes, psikolog selaku dosen penguji penulis. Terima

kasih telah bersedia meluangkan waktu untuk menguji dan memberikan masukan,

saran dan ilmunya yang sangat berarti bagi penulis demi penyempurnaan tesis ini.

Universitas Sumatera Utara


3. Ahmad Afif Nasution, ST sebagai sahabat yang selalu ada saat penulis mengalami

suka duka selama proses pembimbingan. Akan menghabiskan banyak lembaran

kertas jika harus diuraikan satu per satu cerita kita. Penulis akan terus mendukung

dan mendoakan sampai gelar M.Si yang dicita-citakan dapat diraih.

4. Siti Annisa Rizki, M.Psi, psikolog sebagai golden key penulis selama menjalani

pendidikan di Magister Psikologi Profesi ini. Terima kasih untuk setiap detik yang

kita lalui bersama. Penulis merasakan banyak hal luar biasa dalam kebersamaan ini.

5. Shirley Melita Meliala, M.Psi, psikolog, Frandawati, M.Psi, psikolog, Fahmi Ananda,

M.Psi, psikolog, dan Suryati Sianipar, M.Psi, psikolog sebagai rekan seperjuangan

penulis dalam mengerjakan berbagai tugas menakjubkan selama menjalani masa

pendidikan profesi ini.

6. Farhah Meuthia, Laila Maya, Kerry Desiana, Dian Siska dan Fauzi Kurniawan

sebagai supporter luar biasa yang mendukung penulis sepanjang pengerjaan tesis ini.

Kita semua percaya, badai pasti berlalu dan kita akan selamat.

7. Keluarga Besar Opung Ridwan Gultom sebagai tim sukses penulis dalam

menyelesaikan tesis ini. Sungguh suatu kebanggaan luar biasa saat semuanya

berakhir dengan indah.

8. Pihak Rumah Sakit Umum Daerah X yang telah memberikan ijin pengambilan data

dan telah memberikan bantuan yang sangat berharga bagi penyelesaian tesis ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas

segala kebaikan yang telah diberikan kepada penulis dan semoga tesis ini bermanfaat.

Medan, Oktober 2012

Penulis

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................................ 0

LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................................. 0

LEMBAR PERNYATAAN .............................................................................................. 0

ABSTRAK ......................................................................................................................... i

UCAPAN TERIMA KASIH ...........................................................................................

DAFTAR ISI ..................................................................................................................... iii

DAFTAR TABEL ............................................................................................................. v

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................ vii

DAFTAR DIAGRAM ...................................................................................................... viii

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah .......................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................................... 15

C. Tujuan Penelitian .................................................................................................... 16

D. Manfaat Penelitian .................................................................................................. 16

1.Manfaat Praktis ..................................................................................................... 16

2.Manfaat Teoritis .................................................................................................. 16

E. Sistematika Penulisan .............................................................................................. 16

BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................................... 18

A. Teamwork ................................................................................................................ 18

A.1. Pengertian teamwork ....................................................................................... 18

Universitas Sumatera Utara


A.2. Jenis teamwork ................................................................................................ 20

A.3. Tahap perkembangan teamwork ..................................................................... 22

A.4. Peranan anggota tim ........................................................................................ 23

A.5. Dimensi tim yang efektif ................................................................................. 24

A.6. Manfaat dan fungsi tim kerja .......................................................................... 28

B. Deskripsi Rumah Sakit Umum Daerah X ............................................................... 28

B.1. Sejarah ............................................................................................................. 28

B.2. Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Daerah X ....................................... 30

B.3. Daftar Ketenagakerjaan Rumah Sakit Umum Daerah X................................. 32

C. Teamwork Perawat Rumah Sakit Umum Daerah X ............................................... 34

D. Kerangka Konsep Permasalahan ............................................................................ 38

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................................................... 39

A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ......................................................... 40

A.1. Variabel Penelitian .......................................................................................... 40

A.2. Definisi operasional ........................................................................................ 40

B. Populasi dan Sampel Penelitan ............................................................................... 43

C. Instrumen Penelitian ............................................................................................... 44

D. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur ..................................................................... 46

D.1. Validitas alat ukur ........................................................................................... 46

D.2. Reliabilitas alat ukur ....................................................................................... 47

D.3. Daya beda aitem .............................................................................................. 47

E. Hasil Uji Coba Alat Ukur ....................................................................................... 48

F. Metode Analisis ...................................................................................................... 50

G. Prosedur penelitian ................................................................................................. 50

Universitas Sumatera Utara


G.1. Tahap persiapan ............................................................................................... 51

G.2. Tahap pelaksanaan ........................................................................................... 52

G.3. Tahap pencatatan data ...................................................................................... 52

BAB IV ANALISA DATA ............................................................................................... 53

A. Hasil Penelitian ...................................................................................................... 53

A.1. Gambaran umum ............................................................................................. 54

A.2. Gambaran dimensi efektivitas teamwork pada perawat Rumah Sakit

Umum Daerah X ............................................................................................. 55

B. Pembahasan ............................................................................................................ 70

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................ 73

A. Kesimpulan ............................................................................................................. 73

B. Saran ....................................................................................................................... 75

B.1. Saran metodologis ........................................................................................... 75

B.2. Saran praktis untuk Rumah Sakit Umum Daerah X ....................................... 76

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Data/Statistik Pelayanan Rawat Inap ............................................................... 4

Tabel 1.2 Data/Statistik Pelayanan Rawat Jalan .............................................................. 5

Tabel 1.3 Indikator Permasalahan .................................................................................... 10

Tabel 2.1 Daftar Ketenagakerjaan Rumah Sakit Umum Daerah X

sampai dengan Tahun 2011 ............................................................................ 32

Tabel 3.1 Definisi operasional dimensi teamwork yang efektif....................................... 41

Tabel 3.2 Gambaran penilaian Skala efektifitas teamwork pada penelitian .................... 45

Tabel 3.3 Blue print distribusi aitem-aitem dalam skala teamwork sebelum uji coba ..... 45

Tabel 3.4 Blue Print Distribusi aitem-aitem dalam skala teamwork setelah uji coba ..... 49

Tabel 3.5 Kategorisasi Norma Gambaran Teamwork pada Perawat Rumah Sakit

Umum Daerah X .............................................................................................. 50

Tabel 4.1 Pengkategorisasian teamwork pada perawat di RSUD X ................................ 53

Tabel 4.2 Uji normalitas teamwork pada perawat di RSUD X ........................................ 54

Tabel 4.3 Skor empirik dan hipotetik teamwork pada perawat di RSUD X .................... 54

Tabel 4.4 Kriteria kategorisasi teamwork pada perawat di RSUD X .............................. 55

Tabel 4.5 Skor empirik dan skor hipotetik teamwork berdasarkan dimensi pemahaman,

relevansi, dan komitmen pada tujuan pada perawat di RSUD X .................... 56

Tabel 4.6 Kriteria kategorisasi teamwork berdasarkan dimensi pemahaman,

relevansi, dan komitmen pada tujuan pada perawat di RSUD X ..................... 57

Tabel 4.7 Skor empirik dan skor hipotetik teamwork berdasarkan dimensi komunikasi

mengenai ide dan perasaan pada perawat di RSUD X .................................... 58

Tabel 4.8 Kriteria kategorisasi teamwork berdasarkan dimensi komunikasi mengenai

Universitas Sumatera Utara


ide dan perasaan pada perawat di RSUD X ..................................................... 58

Tabel 4.9 Skor empirik dan skor hipotetik teamwork berdasarkan dimensi

kepemimpinan

yang berpartisipasi pada perawat di RSUD X ................................................. 59

Tabel 4.10 Kriteria kategorisasi teamwork pada perawat di RSUD X berdasarkan

dimensi kepemimpinan yang berpartisipasi ..................................................... 60

Tabel 4.11 Skor empirik dan skor hipotetik teamwork berdasarkan dimensi fleksibel

dalam menggunakan prosedur pembuatan keputusan pada perawat di RSUD

X ....................................................................................................................... 61

Tabel 4.12 Kriteria kategorisasi teamwork berdasarkan dimensi fleksibel dalam

menggunakan prosedur pembuatan keputusan pada perawat di RSUD X ...... 61

Tabel 4.13 Skor empirik dan skor hipotetik teamwork berdasarkan dimensi manajemen

konflik yang konstruktif pada perawat di RSUD X ......................................... 62

Tabel 4.14 Kriteria kategorisasi teamwork dimensi manajemen konflik yang konstruktif

pada perawat di RSUD X ................................................................................. 63

Tabel 4.15 Skor empirik dan skor hipotetik teamwork berdasarkan dimensi kekuasaan

berdasarkan keahlian, kemampuan, dan informasi pada perawat di

RSUD X ........................................................................................................... 64

Tabel 4.16 Kriteria kategorisasi komunikasi teamwork berdasarkan dimensi kekuasaan

berdasarkan keahlian, kemampuan, dan informasi pada perawat di

RSUD X ........................................................................................................... 65

Tabel 4.17 Skor empirik dan skor hipotetik teamwork berdasarkan dimensi kohesi tim

pada perawat di RSUD X ................................................................................. 66

Tabel 4.18 Kriteria kategorisasi teamwork berdasarkan dimensi kohesi tim pada

perawat di RSUD X ......................................................................................... 66

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.19 Skor empirik dan skor hipotetik teamwork berdasarkan dimensi strategi

pemecahan masalah pada perawat di RSUD X................................................ 67

Tabel 4.20 Kriteria kategorisasi teamwork berdasarkan dimensi strategi pemecahan

masalah pada perawat di RSUD X.................................................................. 68

Tabel 4.21 Skor empirik dan skor hipotetik teamwork berdasarkan dimensi efektivitas

interpersonal pada perawat di RSUD X ........................................................... 68

Tabel 4.22 Kriteria kategorisasi teamwork berdasarkan dimensi efektivitas

interpersonal

pada perawat di RSUD X ................................................................................. 69

Tabel 4.23 Skor masing-masing dimensi pada efektivitas teamwork perawat

RSUD X ........................................................................................................... 70

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Daerah X ........................................ 31

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR DIAGRAM

Diagram 1 Diagram hasil survey ...................................................................................... 13

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A : Rancangan Pelatihan

Lampiran B : Data Skala TryOut

Lampiran C : Hasil Analisa Data Skala TryOut

Lampiran D : Skala Penelitian

Lampiran E : Data Skala Penelitian

Lampiran F: Hasil Analisa Skala Data Penelitian

Universitas Sumatera Utara


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Rumah Sakit Umum Daerah X adalah rumah sakit milik pemerintah yang

diklasifikasikan sebagai Rumah Sakit Umum kelas B. Rumah Sakit Umum Daerah X

didirikan pada tahun 1937. Seiring dengan dikeluarkannya Undang-undang No. 4

Tahun 2001 tentang Pembentukan Kota X, maka Rumah Sakit Umum Daerah X

menjadi Lembaga Teknis Daerah berbentuk Badan milik Pemerintah Kota X, sesuai

dengan Peraturan Daerah Kota X No. 05 Tahun 2003.

RSUD X memiliki Visi menjadi Rumah Sakit Umum yang diminati oleh

masyarakat, sedangkan misinya adalah mewujudkan pelayanan kesehatan secara

profesional dan mewujudkan pengelolaan Rumah Sakit Umum yang transparan dan

akuntabel. Adapun sasaran yang ingin dicapai oleh RSUD X adalah meningkatkan

kualitas dan kuantitas aparatur, meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan

prasarana, meningkatkan akreditasi dan tercapainya pengelolaan administrasi dan

keuangan yang akuntabel (Profil RSUD X Tahun 2011).

Organisasi RSUD X terdiri dari bidang Administrasi dan Keuangan, bidang

Pelayanan Medis, serta Komite Klinik dan Diklat dengan jumlah keseluruhan

pegawai 322 orang (Rekam Medik RSUD X Tahun 2011). Adapun pelayanan medis

yang diberikan oleh RSUD X adalah medical check up, dokter umum, dokter gigi,

dokter spesialis/sub-spesialis (anak, bedah, kebidanan dan kandungan, penyakit

dalam, syaraf, THT, mata, paru). Sedangkan pelayanan penunjang yang diberikan

adalah Laboratorium Patologi klinik, X-Ray, USG, Endoskopi, ECG,

Universitas Sumatera Utara


Echocardiografi, EEG, EMG, Laparoskopi, Konsultan Gizi, Farmasi dan Fisioterapi.

RSUD X menyediakan fasilitas UGD 24 jam, Rawat Jalan, Rawat Inap, Kamar

Bedah dan ICU.

Perbaikan di berbagai bidang dan bagian telah dilakukan untuk mewujudkan

visi dan misi RSUD X, misalnya di bagian bedah telah dilengkapi dengan peralatan

bedah baru, bagian IGD telah ditambah dengan peralatan-peralatan yang baru dan

untuk bagian administrasi setiap persyaratan untuk rujukan pasien telah

disederhanakan. Ternyata usaha tersebut belum menunjukkan dampak yang

maksimal dalam usaha mewujudkan visi dan misi RSUD X, masih ada hal lain yang

harus dibenahi dalam organisasi RSUD X, sebagaimana disampaikan oleh Staf

Bagian Perencanaan dan Evaluasi di RSUD X (Komunikasi personal, 4 November

2011) :

“...kita sudah buat berbagai usaha dek untuk dapat mencapai visi dan misi
rumah sakit ini. Tapi ya gitulah... Contoh ya, bagian bedah kan sudah
ditambah alat-alat yang baru untuk bedah, terus ya di bagian Instalasi Gawat
Darurat itu sudah banyak ditambah lagi alat-alatnya, alat-alat baru pula. Tapi
hasilnya juga belum kelihatan. Kalau sarananya sudah lengkap setidaknya ini
kan bisa meningkatkan kualitas pelayanan disini, tapi gak tau jugalah ya...
Untuk ngurus rujukan pasien saja administrasi dan persyaratannya sudah kita
sederhanakan, tapi itu pun belum juga dek. Masih saja belum bisa mencapai
yang diinginkan…”
(R1.W1/k.54-68/hal.1)

Rumah Sakit Umum Daerah X memiliki tujuan menjadi rumah sakit yang

diminati oleh masyarakat, namun berbagai keluhan mengenai pelayanan yang

disampaikan oleh masyarakat yang pernah menjadi pasien di rumah sakit ini menjadi

bukti bahwa tujuan RSUD X tersebut belum dapat tercapai.

Keluhan pasien mengenai pelayan disampaikan oleh seorang pasien rawat jalan

di RSUD X. Hal ini dikemukakannya sebagai berikut (Komunikasi personal, 2

Desember 2011):

Universitas Sumatera Utara


“…disini semua lama bu. Dokternya kadang gak di tempat, nebus obat lama
kali baru siap. Nggak ngerti kita entah apa yang dikerjakan orang disini.
Kuranglah bu pelayanannya… Disini pun bu, karna murahnya…”
(R2.W1/k.12-16/hal.4)

Ketidakpuasan terhadap pelayanan RSUD X juga disampaikan oleh pasien

lainnya. Hal ini seperti yang disampaikan oleh seorang pasien rawat inap di RSUD X

(Komunikasi personal, 2 Desember 2011):

“…pokoknya dek, pelayanan rumah sakit ini kuranglah. Mau ngurus


administrasi saja lama kali. Mau minta tolong sama perawatnya pun, udah
dipanggil lama datang…”
(R3.W1/k.24-67/hal.7)

Berdasarkan hasil wawancara di atas, diperoleh informasi mengenai

ketidakpuasan pasien terhadap kualitas pelayanan yang diberikan oleh RSUD X. Di

rumah sakit, sumber daya yang paling banyak menyumbang sebagai pendukung

kepuasan kepada pasien adalah perawat. Perawat memberikan pengaruh besar untuk

menentukan kualitas pelayanan. Perawat merupakan ujung tombak pelayanan

terhadap pasien dan keluarganya di rumah sakit karena frekwensi pertemuannya

dengan pasien yang paling sering (Anjaryani, 2009). Sejalan dengan hal tersebut,

DepKes RI (2000) mengemukakan bahwa pada organisasi rumah sakit, perawat

adalah salah satu pemegang peran utama dalam penentuan keberhasilan organisasi.

Keberhasilan pelayanan rumah sakit akan ditentukan oleh kualitas pelayanan perawat

yang merupakan faktor penentu keberhasilan akhir dari pelayanan yang diterima oleh

pasien. Oleh karena itu perawat harus benar-benar dikelola dengan baik karena

pelayanan yang diberikan oleh perawat terhadap pasien sangat menentukan mutu dan

citra rumah sakit atau dapat juga dikatakan perawat merupakan barometer mutu

pelayanan rumah sakit.

Universitas Sumatera Utara


Pada kenyataannya, pelayanan yang diberikan oleh perawat RSUD X kepada

para pasien dinilai kurang memuaskan. Hal ini seperti yang disampaikan oleh

seorang pasien yang sedang menjalani rawat inap di RSUD X (Komunikasi personal,

2 Desember 2011):

“ ...gak ngertilah gimana kerjanya disini, banyak kali pun alasan orang ini...
kayak gak mau kerja saja... Kalau ditanya sakit apa, dibilangnya nanti tunggu
datang dokter... Kalau orang mau minta tolong, lama kali baru datang... Terus
kan nanti beda-beda informasinya, yang jaga pagi bilang A, yang jaga malam
gak itu lagi dibilangnya... kita kan bingung siapa mau dipercaya... Sesama
orang itupun gak saling tahu... Nanti kalau udah salah, orang itu malah tuduh-
tuduhan...”
(R4.W1/k.22-30/hal.9)

Hal senada juga disampaikan oleh keluarga penjaga pasien yang sedang di

rawat di RSUD X (Komunikasi personal, 2 Desember 2011):

“...apa ya bu, kayaknya kan orang ini bisa gak tau kondisi pasien yang
dijaganya. Gak saling komunikasi gitu... bayangkan sajalah, manalah mungkin
bisa gak tau perawat jaga ruangan kayak mana perkembangan kondisi
pasiennya. Memang dia jaga malam, tapi dikasih tahunyalah infonya sama
yang gantikan dia jaga, jadi informasinya kan jelas. Gak ada memang
kerjasama orang ini, tapi kalo dibilang gitu dipikir nanti kita sok tahu...”
(R5.W1/k.27-42/hal.11)

Adanya konflik antar perawat serta kurangnya kerjasama merupakan masalah

lain yang menjadi penyebab tidak terwujudnya visi misi RSUD X. Hal ini sejalan

dengan pernyataan salah seorang Staf Bidang Pelayanan Medis (Komunikasi

personal, 4 November 2011):

“… terus sering ada masalah antar perawat. Itu pun kurang banyak yang
sadar untuk cepat-cepat menyelesaikannya. Jaranglah... Jadinya diam-diaman..
Tugasnya pun jadi gak siap-siap... kayak mana mau disuruh kerjasama kalau
keadaannya kayak gini... Entahlah, gak tau lagi gimana caranya... Walaupun
alat-alat baru ditambah, bangunannya dibagusi tapi kalau orang-orangnya
gak bisa kompak mana mungkin bisa kerjanya bagus...”
(R6.W1/k.34-41/hal.7)

Universitas Sumatera Utara


Lebih lanjut disampaikan bahwa perawat dalam organisasi ini juga merasakan

kurang adanya saling kerjasama antar sesama perawat. Kurangnya komunikasi dan

keinginan untuk saling terbuka sering kali menimbulkan konflik antar perawat. Hal

ini seperti yang disampaikan oleh seorang Staf Bagian Pelayanan Keperawatan di

RSUD X (komunikasi interpersonal, 4 November 2011):

“...sistemnya kan ada shift-shiftan, jadi ada kerja malam ada yang dapat shift
pagi. Dalam satu ruangan perawat yang jaga bisa bergantian. Disini sering
juga timbul masalah. Gimanalah mau dibilang, sebelum shift habis kadang
ada perawat yang sudah pulang padahal kawan gantinya belum datang. Ada
juga yang memang nunggu kawannya, tapi yang ditunggu terlambat datang...
Hahaha... Disini kan butuh tukar informasi, misalnya tentang kondisi
pasienlah, keluhan pasien, perkembangan pasienlah bilang, yang harus
diketahui oleh perawat jaga dalam ruangan. Kalau kayak gini keadaannya
gimana mau tukar informasi. Harusnya mereka bisa saling ngerti kondisi
masing-masing, kalau mau pulang agak lebih cepat bisa nelpon teman tukar
shiftnya supaya lebih cepat datang atau yang terlambat harusnya kasih kabar
biar ditunggu. Ya kerjasamalah, saling pengertian...“
(R7.W1/k.54-66/hal.12)

Permasalahan lain yang juga dialami oleh perawat adalah kurangnya

kepedulian dengan sesama, merasa perawat di satu unit lebih penting dari unit yang

lain. Hal ini seperti yang disampaikan oleh salah satu Staf Bagian Kepegawaian

(komunikasi personal, 5 November 2011):

“...disini lain dek, kalau ada orang yang berbuat salah, banyak yang senang...
Hahaha... Aneh kan? Ada bahan cerita jadinya. Kalau dia memang
menganggap kita sama-sama disini, ya kalau ada yang salah harusnya
ditegurlah, dinasehati, dikasih masukan. Ini gak dek, malah jadi topik. Gosip.
Ini cepat nyebarnya. Baru dari unit ini kejadiannya eh...sudah satu rumah
sakit tahu. Jadi kan yang gini ini gak sehat. Jadi gimana mau kerja sama
kalau kondisinya gini..”
(R8.W1/k.37-45/hal.14)

Dari hasil komunikasi personal di atas dapat dipaparkan secara ringkas

indikator-indikator permasalahan di RSUD X yang dapat dilihat pada Tabel 1.3

berikut:

Universitas Sumatera Utara


Tabel 1.3. Indikator Permasalahan
No. Pernyataan Indikator
1 …Sesama orang itupun gak saling tahu... Nanti kalau udah Sikap tidak
salah, orang itu malah tuduh-tuduhan... peduli dan
(R4.W1/k.28-30/hal.9) saling
menyalahkan
…Kayaknya kan orang ini bisa gak tau kondisi pasien yang
dijaganya. Gak saling komunikasi gitu...
(R5.W1/k.27-28/hal.11)

… Memang dia jaga malam, tapi dikasih tahunyalah infonya


sama yang gantikan dia jaga, jadi informasinya kan jelas.
Gak ada memang kerjasama orang ini…
(R5.W1/k.30-31/hal.11)
2 …Sering ada masalah antar perawat. Itu pun kurang banyak Kurang adanya
yang sadar untuk cepat-cepat menyelesaikannya. Jaranglah... keinginan dan
Jadinya diam-diaman.. Tugasnya pun jadi gak siap-siap... kesadaran untuk
kayak mana mau disuruh kerjasama kalau keadaannya kayak menyelesaikan
gini... konflik
(R6.W1/k.34-39/hal.13)
3 ...Gimanalah mau dibilang, sebelum shift habis kadang ada Kurang adanya
perawat yang sudah pulang padahal kawan gantinya belum kesadaran para
datang... perawat akan
(R7.W1/k.57/hal.14) pentingnya
kerjasama dan
...Ada juga yang memang nunggu kawannya, tapi yang komunikasi
ditunggu terlambat datang... sehingga sering
(R7.W1/k.58/hal.14) menimbulkan
konflik
...Disini kan butuh tukar informasi, yang harus diketahui
oleh perawat jaga dalam ruangan. Kalau kayak gini
keadaannya gimana mau tukar informasi.
(R7.W1/k.59-60/hal.14)

Ya kerjasamalah, saling pengertian...


(R7.W1/k.65/hal.14)
4 …kalau dia memang menganggap kita sama-sama disini, ya Hubungan antar
kalau ada yang salah harusnya ditegurlah, dinasehati, dikasih perawat yang
masukan. Ini gak dek, malah jadi topik. Gosip. dirasakan
(R8.W1/k.39-40/hal.16) kurang harmonis

Dari pernyataan-pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa RSUD X

mengalami permasalahan kerjasama di dalam organisasinya. Permasalahan-

permasalahan tersebut bersumber dari para perawat yang bekerja pada rumah sakit,

Universitas Sumatera Utara


yaitu adanya sikap tidak peduli dan saling menyalahkan antar perawat, kurang

adanya keinginan dan kesadaran untuk menyelesaikan konflik, kurang adanya

kesadaran para perawat akan pentingnya kerjasama dan komunikasi sehingga sering

menimbulkan konflik serta hubungan antar perawat yang dirasakan kurang harmonis.

Berbagai indikasi masalah yang telah ditemukan dan dipaparkan di atas,

mengindikasikan adanya permasalahan yang berkaitan dengan kerjasama antar

perawat di RSUD X. Soekanto (1990) menyatakan bahwa kerjasama merupakan

suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok manusia untuk

mencapai tujuan bersama. Pernyataan tersebut didukung oleh Smith (1995) yang

menyatakan bahwa kerjasama adalah interaksi yang dilakukan oleh individu,

kelompok dan organisasi untuk mencapai manfaat bersama. Para ahli berpendapat

keberadaan dari kerjasama tidak ditentukan oleh keberadaan atas sebuah aktivitas

secara bersama-sama, tetapi oleh interaksi yang dinamis di dalam sebuah organisasi

(Das dan Teng, 1998).

Selain data di atas, penulis melakukan survei kepada 57 orang perawat di

RSUD X. Survei dilakukan pada tanggal 11 November 2011. Survei terdiri atas lima

(5) pertanyaan yaitu (1) Menurut anda apakah sesama perawat saling bekerja sama?

(2) Menurut anda apakah komunikasi antar perawat sudah terjalin dengan baik? (3)

Menurut anda apakah sesama perawat saling mempercayai dan saling mendukung?

(4) Menurut anda apakah setiap perawat mengetahui visi dan misi rumah sakit? (5)

Menurut anda apakah teamwork di Rumah Sakit sudah bekerja dengan efektif? Hasil

survei menunjukkan bahwa dari 57 orang perawat yang menjawab pertanyaan survei

mayoritas memilih jawaban tidak untuk lima (5) pertanyaan yang diberikan,

sebagaimana terlihat pada diagram 1 berikut:

Universitas Sumatera Utara


Diagram 1. Diagram Hasil Survei

70
J
u
60m
l
50a
h

40
R TIDAK
30e YA
s
p
20o
n
10de
n
0
Pertanyaan 1 Pertanyaan 2 Pertanyaan 3 Pertanyaan 4 Pertanyaan 5

Keterangan:
- Pertanyaan 1 : Menurut anda apakah sesama perawat saling bekerja sama?
- Pertanyaan 2 : Menurut anda apakah komunikasi antar perawat sudah terjalin dengan baik?
- Pertanyaan 3 : Menurut anda apakah sesama perawat saling mempercayai dan saling mendukung?
- Pertanyaan 4 : Menurut anda apakah setiap perawat mengetahui visi dan misi rumah sakit?
- Pertanyaan 5 : Menurut anda apakah teamwork di Rumah Sakit sudah bekerja dengan efektif?

Diagram hasil survey yang disajikan pada Diagram 1 di atas menunjukkan

bahwa dari 57 orang perawat yang menjadi peserta survey awal, mayoritas perawat

menilai bahwa kurang adanya kerja sama antar perawat di RSUD X, komunikasi

yang terjalin antar perawat kurang baik, perawat tidak saling percaya dan kurang

mendukung satu sama lain, perawat banyak yang tidak mengetahui visi dan misi

rumah sakit dan teamwork di RSUD X belum berjalan secara efektif.

Dari data rekam medik RSUD X dan hasil wawancara serta hasil survei pada

perawat RSUD X diperoleh informasi bahwa teamwork di RSUD X belum efektif.

Teamwork dalam suatu organisasi jika tidak bekerja secara efektif maka akan

menghambat organisasi tersebut dalam usaha mencapai tujuan organisasi yang telah

ditetapkan. Hal tersebut sejalan dengan pernyataan West (2002) yang menyatakan

Universitas Sumatera Utara


bahwa setiap organisasi membutuhkan tim kerja yang efektif untuk mencapai target-

target dan tujuan organisasinya.

Dalam upaya membangun teamwork yang efektif pada perawat di RSUD X

idealnya semua perawat memiliki pemahaman yang sama mengenai karakteristik

utama yang menyebabkan teamwork menjadi efektif sehingga mampu mencapai

tujuan organisasi. Johnson dan Johnson (dalam Smither, Houston, dan Mclntire,

1996), menyatakan bahwa ada 9 dimensi dalam model efektifitas tim yang dapat

digunakan untuk mengevaluasi anggota tim dan mengidentifikasikan kekuatan serta

kelemahan yang ada di dalam tim, yaitu (1) pemahaman, relevansi, dan komitmen

pada tujuan, (2) komunikasi mengenai ide dan perasaan, (3) kepemimpinan yang

berpartisipasi, (4) fleksibel dalam menggunakan prosedur pembuatan keputusan, (5)

manajemen konflik yang konstruktif, (6) kekuasaan berdasarkan keahlian,

kemampuan, dan informasi, (7) kohesi tim, (8) strategi pemecahan masalah, dan (9)

efektivitas interpersonal. Dengan adanya teamwork yang efektif memungkinkan

organisasi untuk mencapai target dan tujuan-tujuannya (West, 2002).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti ingin meneliti efektifitas teamwork

yang diindikasikan kurang berjalan efektif di Rumah Sakit Umum Daerah X.

Perumusan masalah yang hendak dianalisa dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana

gambaran efektifitas teamwork perawat di Rumah Sakit Umum Daerah X?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi efektifitas

teamwork di RSUD X.

Universitas Sumatera Utara


D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Praktis

Tesis ini bermanfaat sebagai bahan masukan dan informasi bagi pihak manajemen

RSUD X tentang efektifitas teamwork pada perawat RSUD X. Apabila hasil

penelitian terhadap efektifitas teamwork kurang optimal, maka dapat diusulkan

strategi untuk mengatasi hal tersebut.

2. Manfaat Teoritis

Tesis ini bermanfaat sebagai bahan referensi bagi penelitian teamwork selanjutnya.

E. Sistematika Penulisan

Bab I : Pendahuluan

Bab ini memuat latar belakang masalah yang diteliti, kerangka berfikir,

rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian.

Bab II : Landasan Teori

Bab ini memuat tinjauan teoritis tentang teamwork dan profil RSUD X.

Bab III : Metodologi Penelitian

Bab ini memuat tentang pendekatan penelitian, metode pengumpulan

data, subjek penelitian, dan tahapan penelitian.

Bab IV : Analisa Data

Bab ini memuat deskripsi analisa data hasil penelitian kuantitatif

Bab V : Kesimpulan dan Saran

Bab ini menjelaskan kesimpulan dan saran yang berkaitan dengan

penelitian ini.

Universitas Sumatera Utara


BAB II

LANDASAN TEORI

A. Teamwork

A.1. Pengertian Teamwork

Penyelenggaraan teamwork dilakukan karena pada saat ini tekanan persaingan

semakin meningkat, para ahli menyatakan bahwa keberhasilan organisasi akan

semakin bergantung pada teamwork daripada bergantung pada individu-individu

yang menonjol. Konsep tim maknanya terletak pada ekspresi yang menggambarkan

munculnya sinergi pada orang-orang yang mengikatkan diri dalam kelompok yang

disebut dengan tim.

Tracy (2006) menyatakan bahwa teamwork merupakan kegiatan yang dikelola

dan dilakukan sekelompok orang yang tergabung dalam satu organisasi. Teamwork

dapat meningkatkan kerja sama dan komunikasi di dalam dan di antara bagian-

bagian perusahaan. Biasanya teamwork beranggotakan orang-orang yang memiliki

perbedaan keahlian sehingga dijadikan kekuatan dalam mencapai tujuan perusahaan.

Pernyataan di atas diperkuat Dewi (2007) kerja tim (teamwork) adalah bentuk

kerja dalam kelompok yang harus diorganisasi dan dikelola dengan baik. Tim

beranggotakan orang-orang yang memiliki keahlian yang berbeda-beda dan

dikoordinasikan untuk bekerja sama dengan pimpinan. Terjadi saling ketergantungan

yang kuat satu sama lain untuk mencapai sebuah tujuan atau menyelesaikan sebuah

tugas. Dengan melakukan teamwork diharapkan hasilnya melebihi jika dikerjakan

secara perorangan.

Universitas Sumatera Utara


Stephen dan Timothy (2008) menyatakan teamwork adalah kelompok yang

usaha-usaha individualnya menghasilkan kinerja lebih tinggi daripada jumlah

masukan individual. Teamwork menghasilkan sinergi positif melalui usaha yang

terkoordinasi. Hal ini memiliki pengertian bahwa kinerja yang dicapai oleh sebuah

tim lebih baik daripada kinerja perindividu di suatu organisasi ataupun suatu

perusahaan.

Teori yang dikemukakan oleh Stephen dan Timothy (2008) senada dengan

teori tim yang efektif yang dikemukakan oleh Smither, Houston, McIntire (1996).

Manurut Smither, Houston, McIntire (1996), tim yang efektif adalah sebuah tim yang

memungkinkan anggotanya untuk bisa menghasilkan penyelesaian tugas yang lebih

besar jumlahnya dibandingkan dengan hasil kerja perorangan karena hasil kerjanya

merupakan hasil dari kontribusi anggota-anggota tim secara bersama-sama.

Pernyataan tersebut juga didukung oleh Burn (2004), yang menyatakan bahwa

efektifitas tim atau tim yang efektif merupakan tim kerja yang anggota-anggotanya

saling berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama dan memiliki sikap yang saling

mendukung dalam kerjasama tim.

A.2. Jenis Teamwork

Menurut Daft (2000) jenis teamwork terdiri dari 6 (enam) jenis, yaitu:

1. Tim Formal

Tim formal adalah sebuah tim yang dibentuk oleh organisasi sebagai bagian dari

struktur organisasi formal.

2. Tim Vertikal

Tim vertikal adalah sebuah tim formal yang terdiri dari seorang manajer dan

beberapa orang bawahannya dalam rantai komando organisasi formal


i

Universitas Sumatera Utara


3. Tim Horizontal

Tim horizontal adalah sebuah tim formal yang terdiri dari beberapa karyawan dari

tingkat hirarki yang hampir sama tapi berasal dari area keahlian yang berbeda.

4. Tim dengan Tugas Khusus

Tim dengan tugas khusus adalah sebuah tim yang dibentuk diluar organisasi

formal untuk menangani sebuah proyek dengan kepentingan atau kreativitas

khusus.

5. Tim Mandiri

Tim Mandiri adalah sebuah tim yang terdiri dari 5 hingga 20 orang pekerja

dengan beragam keterampilan yang menjalani rotasi pekerjaan untuk

menghasilkan sebuah produk atau jasa secara lengkap, dan pelaksanaannya

diawasi oleh seorang annggota terpilih.

6. Tim Pemecahan Masalah

Tim pemecahan masalah adalah biasanya terdiri dari 5 hingga 12 karyawan yang

dibayar perjam dari departemen yang sama, dimana mereka bertemu untuk

mendiskusikan cara memperbaiki kualitas, efisiensi, dan lingkungan kerja.

Sedangkan menurut Hariandja (2006) ada 3 (tiga) tipe tim, yaitu:

1. Problem solving team

Sebuah tim yang dibentuik untuk mengatasi berbagai masalah yang muncul

dalam upaya memperbaiki produktivitas. Pada dasarnya, kegiatan tim ini adalah

mengidentifikasikan berbagai masalah, mendiskusikan bagaimana memecahkan

masalah tersebut dan melakukan tindakan untuk memperbaiki. Anggota tim

biasanya berasal dari satu departemen yang beranggotakan kurang lebih sepuluh

orang yang melakukan pertemuan rutin setiap minggu.

Universitas Sumatera Utara


2. Self managed team

Sebuah tim yang dimaksudkan untuk memperbaiki produktivitas dengan

memberikan kewenangan pada kelompok untuk mengatur kerja mereka, misalnya

menjadwal kerja, menentukan metode kerja, mengawasi anggota, memberi reward

dan hukuman bagi anggota dan merekrut anggota. Keanggotaan ini biasanya

berasal dari satu departemen yang melakukan tugas yang sama.

3. Cross functional team

Sebuah tim yang ditujukan untuk menyelesaikan tugas-tugas khusus, misalnya

pengembangan produk baru atau perencanaan dan perubahan sistem kompensasi.

Anggota tim ini berasal dari berbagai departemen yang memiliki keahlian dan

orientasi yang berbeda yang bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan.

A.3. Tahap Perkembangan Teamwork

Hal yang sangat mendasar dalam mewujudkan keutuhan sebuah tim agar dapat

berkinerja dan berdaya guna adalah dengan melakukan perancangan tim yang baik.

Pentingnya perancangan tim yang baik diuraikan Griffin (2004) dengan membagi ke

dalam 4 (empat) tahap perkembangan, yaitu:

1. Forming (pembentukan), adalah tahapan di mana para anggota setuju untuk

bergabung dalam suatu tim. Karena kelompok baru dibentuk maka setiap orang

membawa nilai-nilai, pendapat dan cara kerja sendiri-sendiri. Konflik sangat

jarang terjadi, setiap orang masih sungkan, malu-malu, bahkan seringkali ada

anggota yang merasa gugup. Kelompok cenderung belum dapat memilih

pemimpin (kecuali tim yang sudah dipilih ketua kelompoknya terlebih dahulu).

2. Storming (merebut hati), adalah tahapan di mana kekacauan mulai timbul di

dalam tim. Pemimpin yang telah dipilih seringkali dipertanyakan kemampuannya

dan anggota kelompok tidak ragu-ragu untuk mengganti pemimpin yang dinilai

Universitas Sumatera Utara


tidak mampu. Faksi-faksi mulai terbentuk, terjadi pertentangan karena masalah-

masalah pribadi, semua bersikeras dengan pendapat masing-masing. Komunikasi

yang terjadi sangat sedikit karena masing-masing orang tidak mau lagi menjadi

pendengar.

3. Norming (pengaturan norma), adalah tahapan di mana individu-individu dan

subgroup yang ada dalam tim mulai merasakan keuntungan bekerja bersama dan

berjuang untuk menghindari team tersebut dari kehancuran (bubar). Karena

semangat kerjasama sudah mulai timbul, setiap anggota mulai merasa bebas untuk

mengungkapkan perasaan dan pendapatnya kepada seluruh anggota tim.

4. Performing (melaksanakan), adalah tahapan merupakan titik kulminasi di mana

team sudah berhasil membangun sistem yang memungkinkannya untuk dapat

bekerja secara produktif dan efisien. Pada tahap ini keberhasilan tim akan terlihat

dari prestasi yang ditunjukkan.

A.4. Peranan Anggota Tim

Selanjutnya Williams (2008) membagi ada 5 (lima) hal yang menunjukkan

peranan anggota dalam membangun kerja tim yang efektif, yaitu:

1. Para anggota mengerti dengan baik tujuan tim dan hanya dapat dicapai dengan

baik pula dengan dukungan bersama, dan oleh karena itu mempunyai rasa saling

ketergantungan, rasa saling memiliki tim dalam melaksanakan tugas.

2. Para anggota menyumbang keberhasilan tim dengan menerapkan bakat dan

pengetahuannya untuk sasaran tim, dapat bekerja dengan secara terbuka, dapat

mengekspresikan gagasan, opini dan ketidaksepakatan, peranan dan

pertanyaannya disambut dengan baik.

Universitas Sumatera Utara


3. Para anggota berusaha mengerti sudut pandang satu sama lain, didorong untuk

mengembangkan keterampilannya dan menerapkan pada pekerjaan, untuk itu

mendapat dukungan dari tim.

4. Para anggota mengakui bahwa konflik adalah hal yang normal, atau hal yang

biasa, dan berusaha memecahkan konflik tersebut dengan cepat dan konstruktif

(bersifat memperbaiki).

5. Para anggota berpartisipasi dalam keputusan tim, tetapi mengerti bahwa

pemimpin mereka harus membuat peraturan akhir setiap kali tim tidak berhasil

membuat suatu keputusan, dan peraturan akhir itu bukan merupakan persesuaian.

A.5. Dimensi Tim yang Efektif

Menurut Johnson dan Johnson (dalam Smither, Houston, dan Mclntire, 1996),

ada 9 dimensi dalam model efektifitas tim yang dapat digunakan untuk mengevaluasi

anggota tim dan mengidentifikasikan kekuatan serta kelemahan yang ada di dalam

tim, yaitu:

1. Pemahaman, relevansi, dan komitmen pada tujuan

Setiap anggota tim harus memahami tujuan tim secara jelas dan memiliki

kemauan untuk mewujudkan tujuan-tujuan tim karena tujuan tim adalah

merupakan hasil dari tujuan bersama dimana tujuan tim pada akhirnya akan

mendorong terwujudnya kerjasama dalam tim sehingga kerjasama dalam tim

mampu untuk meningkatkan prestasi, produktivitas, dan menciptakan hubungan

kerja yang positif diantara sesama anggotanya.

2. Komunikasi mengenai ide dan perasaan

Komunikasi di antara anggota tim harus melibatkan penyampaian dan

penerimaan informasi tentang ide-ide dan perasaan. Dalam tim yang tidak efektif,

Universitas Sumatera Utara


komunikasi sering satu arah dan memfokuskan secara eksklusif hanya pada ide

saja. Dengan mengabaikan atau menekan perasaan, maka tim berisiko kehilangan

informasi yang berharga dan dapat melemahkan kohesivitas tim.

3. Kepemimpinan yang berpartisipasi

Kepemimpinan harus berpartisipasi dan mendistribusikan peran

kepemimpinannya kepada semua anggota tim.

4. Fleksibel dalam menggunakan prosedur pembuatan keputusan

Prosedur pengambilan keputusan harus sesuai dengan kebutuhan tim dan

sifat keputusannya. Keterbatasan waktu, keterampilan anggota dan implikasi dari

semua keputusan tim harus dinilai secara hati-hati. Sebagai contoh, ketika

keputusan-keputusan penting dibuat maka akan membutuhkan dukungan dari

anggota tim untuk mengimplementasikan dan melakukan strateginya dengan

efektif.

5. Manajemen konflik yang konstruktif

Tim yang tidak efektif sering mencoba untuk mengabaikan atau menekan

konflik, sedangkan tim yang efektif dapat menggunakan konflik dengan cara yang

konstruktif. Ketika dikelola dengan baik, konflik dapat menyebabkan

pengambilan keputusan yang baik pula yakni memecahkan masalah dengan lebih

kreatif, dan jumlah partisipasi anggota tim yang lebih tinggi.

6. Kekuasaan berdasarkan keahlian, kemampuan, dan informasi

Anggota tim harus mampu mempengaruhi dan dipengaruhi oleh orang lain

untuk mengkoordinasikan kegiatan tim. Kekuasaan dan saling mempengaruhi ini

harus terwujudkan secara merata dalam tim. Apabila kekuasaan dan kegiatan

saling mempengaruhi ini hanya dipusatkan pada beberapa orang anggota tim saja

Universitas Sumatera Utara


maka kemungkinan efektifitas tim, komunikasi dan kohesivitas tim akan menjadi

berkurang.

7. Kohesi tim

Dalam tim yang kohesif, setiap anggota merasa saling menyukai antara satu

sama lainnya dan merasa puas dengan keanggotaan tim mereka. Meskipun kohesi

tidak mengarah kepada efektifitas namun ia memiliki peranan yang penting dalam

mewujudkan tim yang efektif yaitu ketika ia dikombinasikan dengan dimensi lain

dari efektifitas tim maka sebuah tim yang memiliki kohesivitas yang tinggi

cenderung meningkatkan produktivitas.

8. Strategi pemecahan masalah

Tim harus mampu mengenali masalah dan menghasilkan solusi secara tepat.

Setelah solusinya diimplementasikan, tim harus mengevaluasi keefektifan dari

solusi tersebut. Ketika sebuah tim mampu untuk mengenali masalah-masalah yang

sering muncul dan menyelesaikannya dengan memberikan solusi yang tepat maka

sebuah tim yang efektif juga akan mampu untuk mengidentifikasikan

kemungkinan-kemungkinan masalah-masalah yang akan muncul dikemudian hari

serta mampu memberikan solusi yang inovatif.

9. Efektivitas interpersonal

Anggota tim harus mampu untuk berinteraksi dengan anggota tim lainnya

secara efektif sehingga membuat efektifitas interpersonal anggota tim menjadi

meningkat. Efektifitas interpersonal dapat diukur dengan menggabungkan

konsekuensi tindakan anggota kelompok dengan tujuan anggota tim. Kecocokan

antara tujuan anggota tim dan konsekuensi dari peningkatan perilaku mereka,

maka membuat interpersonal efektifitas anggota tim juga juga menjadi meningkat.

Universitas Sumatera Utara


A.6. Manfaat dan Fungsi Tim Kerja

Richard Y. Chang & Mark J. Curtin (1998) menyatakan manfaat tim bagi

individu dan tim bagi organisasi, yaitu:

a. Manfaat tim bagi individu

1) Pekerjaan lebih bervariasi

2) Lebih banyak kebebasan untuk membuat dan menindaklanjuti keputusan yang

benar

3) Meningkatkan kesempatan untuk mempelajari keahlian baru

b. Manfaat tim bagi organisasi

1) Meningkatkan komitmen terhadap keputusan yang diambil

2) Meningkatkan produktivitas tim kerja

3) Lebih fleksibel dalam operasional kerja

4) Meningkatkan rasa tanggungjawab

B. Deskripsi Rumah Sakit Umum Daerah X

B.1. Sejarah

Rumah Sakit Umum Daerah X adalah merupakan salah satu Rumah Sakit

Milik Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Utara yang didirikan pada tahun 1937.

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Jakarta Tanggal 22 Februari

1979 No : 51/MENKES/SK/11/1979. Rumah Sakit Umum Daerah X ditetapkan

sebagai Rumah Sakit Berstatus Kelas “C”, dan dengan Struktur Hirarki Rumah Sakit

Milik Pemerintah Daerah telah ditetapkan dalam Keputusan Gubernur Kepala

Daerah Tingkat I Sumatera Utara Tanggal 10 Maret 1983 No : 061-1-58/K/Tahun

1983 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum X, selanjutnya

Universitas Sumatera Utara


dikembangkan dalam Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Utara

tanggal 21 Juni 1996 No. 11 Tahun 1996.

Untuk memenuhi perkembangan zaman dan kebutuhan masyarakat yang terus

menerus meningkat disertai dengan keberhasilan pengelolaan dan pembangunan

yang dilaksanakan, Rumah Sakit Umum X dinaikkan kelasnya menjadi Rumah Sakit

Umum Kelas “B” Non Pendidikan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia No : 316/MENKES/SK/IV/ 1999 Tanggal 23 April 1999.

Dengan Persetujuan Menteri Dalam Negeri No : 061/ 1732/ SJ/1999 Tanggal

23 Juli 1999, kemudian dituangkan dalam bentuk Peraturan Daerah Provinsi

Sumatera Utara Tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum X dengan

nomor Surat Keputusan No : 8 Tahun 1999.

Seiring dengan dikeluarkannya Undang-undang No. 4 Tahun 2001 tentang

Pembentukan Kota X, maka Rumah Sakit Umum X menjadi Lembaga Teknis

Daerah berbentuk Badan milik Pemerintah Kota X, sesuai dengan Peraturan Daerah

Kota X No. 05 Tahun 2003.

Visi : Rumah Sakit Umum yang diminati oleh masyarakat

Misi :

a. Mewujudkan pelayanan kesehatan secara profesional

b. Mewujudkan pengelolaan Rumah Sakit Umum yang transparan dan akuntabel

B.2. Struktur Organisasi RSUD X

Struktur organisasi RSUD X dapat dilihat pada Gambar 1 berikut:

Universitas Sumatera Utara


Gambar 1. Struktur Organisasi RSUD X

DIREKTUR

WADIR BIDANG WADIR BIDANG


WADIR KOMITE
ADM DAN PELAYANAN
KLINIK DAN DIKLAT
KEUANGAN MEDIS

KA BAG
KA BAG UMUM KA BID KA BID
KEUANGAN
DAN PELAYANAN PELAYANAN KA BID DIKLAT KA BID KOMITE
PERENCANAAN
KEPEGAWAIAN MEDIS KEPERAWATAN
DAN EVAUASI

KA SUB BAG KA SI KA SI PELATIHAN/


KA SUB BAG KA SUB BAG KA SUB BAG KA SI PELAYANAN KA SI PELAYANAN KA SI KA SI KA SI KOMITE KA SI KOMITE
PERENCANAAN PENGEMBANGAN PENGEMBANGAN
UMUM KEPEG KEUANGAN MEDIS I MEDIS II KEPERAWATAN I KEPERAWATAN II MEDIK KEPERAWATAN
DAN EVALUASI PROFESI SDM

Universitas Sumatera Utara


Gambar 1 di atas menunjukkan struktur organisasi Rumah Sakit Umum Daerah

X yang terdiri dari empat lapis yaitu lapis pertama diduduki oleh Direktur yang

merupakan pucuk pimpinan rumah sakit, lapis kedua diduduki oleh Wakil Direktur,

lapis ketiga diduduki oleh Kepala Bagian dan Kepala Bidang dan pada lapis ke

empat diduduki oleh Kepala Sub Bagian dan Kepala Seksi.

B.3. Daftar Ketenagakerjaan RSUD X sampai dengan Tahun 2011

Daftar ketenagakerjaan RSUD X sampai dengan tahun 2011 dapat dilihat pada

Tabel 2.1 berikut:

Tabel 2.1. Daftar Ketenagakerjaan RSUD X sampai dengan Tahun 2011


NO JENIS TENAGA PNS
1 2 3
I MEDIK
1 Dokter Umum 7
2 Dokter Gigi 3
3 Dokter Spesialis Bedah Umum 1
4 Dokter Spesialis Penyakit Dalam 1
5 Dokter Spesialis Anak 1
6 Dokter Spesialis Kebidanan 2
7 Dokter Spesialis Patologi Klinik 1
8 Dokter Spesialis T. H. T 1
9 Dokter Spesialis Paru 1
10 Dokter Spesialis Mata 1
Jumlah 19
II PARAMEDIS PERAWATAN
1 D3 83
2 S1 3
3 SPRA 12
4 SPK 51
5 LCPK 1
6 SPRG 2
7 PPMU 11

BIDAN
1 D4 1
2 D3 38
3 D1 6
4 Sekolah Bidan 6

FARMASI
1 Apoteker 3
2 Analis Farmasi 5
3 Asisten Apoteker 8

Universitas Sumatera Utara


4 Aknes 1

AHLI GIZI
1 SPAG 4
2 D3 Gizi 4

KESEHATAN LINGKUNGAN
1 SPPH 1
2 D3 1

RONTGEN
1 APRO 3

MATA
1 ARO 1

KETERAPIAN FISIK
1 D3 Akfis 3

PEREKAM MEDIS
1 D3 2

KES. MASYARAKAT
1 S2 1
2 S1 1

SARJANA
1 Sospol 4
2 Sarjana Ekonomi 1

SLTA SEDERAJAT
1 SMU/SLTA 23
2 STM 6
3 MAN 2
4 SMEA/SMK 3
5 SPP 1

1 SMP/SLTP 7
2 SD 5

JUMLAH 322

Sumber: Profil RSUD X Tahun 2011

Tabel 2.1 di atas menunjukkan jumlah pegawai yang bekerja di Rumah Sakit

Umum Padangsidempuan sampai dengan tahun 2011 sebanyak 322 orang pegawai

yang terdiri dari pegawai bagian Medik dan Paramedis Perawatan. Bagian Medik

terdiri dari 19 orang dokter yaitu dokter umum, dokter gigi dan dokter spesialis.

Pegawai bagian Paramedis Perawatan sebanyak 303 orang pegawai yang terdiri dari

latar belakang pendidikan kesehatan yaitu Bidan, Farmasi, Ahli Gizi, Kese hatan

Universitas Sumatera Utara


Lingkungan, Rontgen, Mata, Keterapian Fisik, Perekam Medis, Kesehatan

Masyarakat dan non kesehatan yaitu Sarjana Sosial Politik dan Ekonomi. Pegawai

bagian Paramedis Perawatan juga memiliki jenjang pendidikan yang berbeda yaitu

Perguruan Tinggi (S2, S1, D4, D3, D1), SLTA Sederajat, SMP dan SD.

C. Teamwork Perawat Rumah Sakit Umum Daerah X

Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan memiliki peran

yang sangat strategis dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas

sebagai upaya mempercepat peningkatan derajat kesehatan secara menyeluruh,

merata, terjangkau dan dapat diterima oleh seluruh masyarakat. Peran strategis ini

didapat karena rumah sakit merupakan fasilitas pelayanan kesehatan yang padat

modal, padat karya, dan padat teknologi. Fungsi utama rumah sakit adalah sebagai

wadah pelayanan kesehatan berupa pemenuhan kesehatan rawat inap, pelayanan

rawat jalan, gawat darurat, pelayanan medik dan non medik, maka pengelolaan

sumber daya manusia sangat diperlukan dan merupakan bagian terpenting dalam

manajemen rumah sakit terhadap peningkatan kualitas pelayanan yang diberikan

(Depkes, 2005).

Kompleksnya sumber daya rumah sakit sebagai akibat meluasnya peran dan

cakupan kegiatan suatu rumah sakit, memerlukan perhatian besar, perbaikan dan

perubahan besar dalam sistem serta manajemennya. Jika dibandingkan dengan

sumber daya lainnya, sumber daya manusia merupakan aset yang bernilai tinggi

karena mempunyai potensi untuk terus tumbuh (Ilyas, 2002). Diantara sumber daya

manusia yang terlibat secara langsung dalam pemberian pelayanan kepada pasien

rumah sakit, sekitar 40% adalah tenaga perawat dan bidan (DepKes R.I, 2002).

Keperawatan merupakan bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan, sehingga

Universitas Sumatera Utara


kepentingan pelayanan keperawatan mempunyai arti penting bagi klien (pasien)

khususnya dalam proses penyembuhan maupun rehabilitasi di rumah sakit (Depkes

RI, 2008).

RSUD X merupakan salah satu rumah sakit umum yang berada di daerah X.

Dengan Visi menjadi Rumah Sakit Umum yang diminati oleh masyarakat, RSUD X

selalu berusaha untuk berbenah diri agar dapat bertahan di tengah persaingan

pertumbuhan rumah sakit di daerah tersebut. Berbagai cara telah dilakukan oleh

RSUD X untuk dapat mencapai visi yang telah ditetapkan, mulai dari melengkapi

sarana-sarana yang diperlukan dalam proses pelayanan kepada pasien, mengganti

alat-alat lama dengan alat-alat baru dan juga memberi kemudahan kepada pasien

dalam memenuhi persyaratan administrasi.

Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa usaha yang telah dilakukan oleh

pihak RSUD X belum menunjukkan hasil yang maksimal. Munculnya keluhan

masyarakat mengenai pelayanan yang diberikan pihak RSUD X dan jumlah pasien

yang belum menunjukkan peningkatan adalah bukti yang mengindikasikan bahwa

pihak RSUD X belum mampu untuk mewujudkan visi tersebut.

Berdasarkan wawancara awal yang dilakukan peneliti, diperoleh informasi

mengenai ketidakpuasan pasien terhadap kualitas pelayan yang diberikan oleh RSUD

X khususnya pada bagian keperawatan. DepKes RI (2000) mengemukakan bahwa

pada organisasi rumah sakit, perawat adalah salah satu pemegang peran utama dalam

penentuan keberhasilan organisasi. Keberhasilan pelayanan rumah sakit akan

ditentukan oleh kualitas pelayanan perawat yang merupakan faktor penentu

keberhasilan akhir dari pelayanan yang diterima oleh pasien.

Universitas Sumatera Utara


Menurut Nursalam (2002), perawat merupakan profesi yang berperan penting

di rumah sakit dalam penyelenggaraan upaya peningkatan kualitas pelayanan

kesehatan. Salah satu faktor yang mendukung keyakinan ini adalah kenyataan yang

dilihat di unit pelayanan kesehatan seperti di rumah sakit, bahwa tenaga keperawatan

bertugas selama 24 jam harus berada di sisi pasien. Oleh sebab itu pelayanan

keperawatan dalam upaya pelayanan kesehatan di rumah sakit merupakan faktor

penentu citra dan kualitas rumah sakit. Perawat adalah tumpuan semua kegiatan yang

ada dan salah satu sumber keberhasilan atau kegagalan pelayanan kesehatan di

rumah sakit. Dalam menyelenggarakan tugas keperawatan secara bersama para

perawat dituntut untuk saling bekerjasama dan saling mendukung antara yang satu

dengan yang lain. Kinerja tim perawat yang efektif akan berbuah pada pencapaian

kualitas pelayanan yang maksimal.

Kinerja tim perawat yang efektif ini belum dapat diwujudkan oleh perawat di

RSUD X. Melalui survei kepada beberapa perawat di RSUD X diperoleh data yang

menunjukkan bahwa perawat kurang merasakan adanya kerjasama dan komunikasi

yang baik, kurang memiliki rasa saling percaya dan saling mendukung, kurang

mengetahui visi dan misi organisasi dan merasakan teamwork yang kurang efektif di

RSUD X. Hasil wawancara dengan beberapa perawat, staf, pegawai dan pasien di

RSUD X memberikan informasi yang mengungkapkan bahwa sarana dan prasarana

bukanlah masalah yang menyebabkan kurang maksimalnya pelayanan yang

diberikan oleh pihak RSUD X. Sikap tidak peduli dan saling menyalahkan antar

perawat, kurang adanya keinginan dan kesadaran untuk menyelesaikan konflik,

kurang adanya kesadaran para perawat akan pentingnya kerjasama dan komunikasi

sehingga sering menimbulkan konflik serta hubungan antar perawat yang dirasakan

Universitas Sumatera Utara


kurang harmonis yang menghambat terjalinnya kerjasama merupakan indikator

masalah yang sebenarnya dihadapi oleh pihak RSUD X.

Berbagai indikasi masalah yang telah ditemukan dan dipaparkan di atas,

mengindikasikan adanya permasalahan yang berkaitan dengan teamwork dalam

organisasi. Teamwork dalam organisasi merupakan sarana untuk dapat mencapai

target-target dan tujuan organisasi (West, 1994). Siagian (2004) menambahkan

bahwa dalam menjalankan roda organisasi penekanan diletakkan pada pendekatan

teamwork yang ternyata merupakan senjata yang ampuh dalam upaya meningkatkan

produktivitas dan efektivitas organisasi.

Teamwork sangat penting dalam organisasi karena akan menghasilkan kinerja

yang lebih besar dibandingkan dengan pekerjaan yang dilakukan secara individual.

Hal ini sesuai dengan pendapat Stephen P. Robbins (2003) yang menyatakan bahwa

tim adalah suatu kelompok dimana individu menghasilkan suatu tingkat kinerja yang

lebih besar daripada jumlah masukan individu tersebut. Suatu tim kerja

membangkitkan sinergi positif lewat upaya yang terkoordinasi. Upaya-upaya

individual mereka menghasilkan suatu tingkat kinerja yang lebih besar daripada

jumlah masukan individual tersebut. Pelaksanaan teamwork secara efektif akan

berdampak pada kesuksesan tim dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Menurut

Smither, Houston, McIntire (1996), tim yang efektif memungkinkan anggotanya

untuk bisa menghasilkan penyelesaian tugas yang lebih besar jumlahnya

dibandingkan dengan hasil kerja perorangan karena hasil kerjanya merupakan hasil

dari kontribusi anggota-anggota tim secara bersama-sama.

Dalam upaya membangun teamwork yang efektif pada perawat di RSUD X,

idealnya semua perawat memiliki pemahaman yang sama mengenai karakteristik

Universitas Sumatera Utara


utama yang menyebabkan teamwork menjadi efektif sehingga mampu mencapai

tujuan organisasi. Johnson dan Johnson (dalam Smither, Houston, dan Mclntire,

1996), menyatakan bahwa ada 9 dimensi dalam model efektifitas tim yang dapat

digunakan untuk mengevaluasi anggota tim dan mengidentifikasikan kekuatan serta

kelemahan yang ada di dalam tim, yaitu (1) pemahaman, relevansi, dan komitmen

pada tujuan, (2) komunikasi mengenai ide dan perasaan, (3) kepemimpinan yang

berpartisipasi, (4) fleksibel dalam menggunakan prosedur pembuatan keputusan, (5)

manajemen konflik yang konstruktif, (6) kekuasaan berdasarkan keahlian,

kemampuan, dan informasi, (7) kohesi tim, (8) strategi pemecahan masalah, dan (9)

efektivitas interpersonal.

Universitas Sumatera Utara


D. Kerangka Konsep Permasalahan

Rumah Sakit Umum Daerah X:

Visi: Rumah Sakit Umum Daerah yang diminati oleh masyarakat

Misi: 1. Mewujudkan pelayanan kesehatan secara profesional


2. Mewujudkan Pengelolaan Rumah Sakit Umum yang transparan dan akuntabel

Tujuan RSUD X :
- Meningkatkan kualitas dan kuantitas
aparatur Tujuan RSUD X belum tercapai, hal ini
- Meningkatkan kualitas dan kuantitas diketahui dari munculnya berbagai keluhan
sarana dan prasarana pasien terhadap pelayanan
- Meningkatkan akreditasi dan
tercapainya pengelolaan administrasi
dan keuangan yang akuntabel

Penelitian awal (wawancara kepada pegawai, perawat dan pasien, DepKes RI, 2000 : Keberhasilan
survei kepada perawat) menunjukkan permasalahan pada perawat. Hal pelayanan rumah sakit
ini diindikasikan dengan: ditentukan oleh kualitas
pelayanan perawat. Hal ini
 sikap tidak peduli dan saling menyalahkan antar perawat dikarenakan perawat adalah:
 kurang adanya keinginan dan kesadaran untuk menyelesaikan konflik
 kurang adanya kesadaran para perawat akan pentingnya kerjasama dan
komunikasi sehingga sering menimbulkan konflik 1. jumlahnya yang dominan dari
 hubungan antar perawat yang dirasakan kurang harmonis seluruh jumlah tenaga kerja di
 perawat kurang merasakan adanya kerjasama dan komunikasi yang baik, rumah sakit
kurang memiliki rasa saling percaya dan saling mendukung, kurang 2. adanya hubungan kontak
mengetahui visi dan misi organisasi dan merasakan teamwork yang langsung yang intens dengan
kurang efektif pasien

Secara umum mengindikasikan teamwork perawat yang kurang efektif

Johnson dan Johnson (dalam Smither, Houston, dan Mclntire, 1996), efektifitas tim ditentukan oleh 9
dimensi yaitu (1) dimensi pemahaman, relevansi, dan komitmen pada tujuan, (2) dimensi komunikasi
mengenai ide dan perasaan, (3) dimensi kepemimpinan yang berpartisipasi, (4) dimensi fleksibel dalam
menggunakan prosedur pembuatan keputusan, (5) dimensi manajemen konflik yang konstruktif, (6) dimensi
kekuasaan berdasarkan keahlian, kemampuan, dan informasi, (7) dimensi kohesi tim, (8) dimensi strategi
pemecahan masalah, dan (9)dimensi efektivitas interpersonal.

“Bagaimana gambaran efektifitas teamwork perawat di Rumah Sakit Umum Daerah X” “”berdasarkan
kesembilan dimensi tersebut?

Keterangan :

: menyebabkan

: temuan

: klarifikasi

Universitas Sumatera Utara


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Metodelogi penelitian sangat menentukan suatu penelitian karena menyangkut

cara yang benar dalam pengumpulan data, analisa data dan pengambilan keputusan

hasil penelitian. Pembahasan dalam metodelogi penelitian meliputi: identifikasi

variabel penelitian, definisi operasional, subyek penelitian, prosedur penelitian dan

metode analisis (Hadi, 2002).

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kuantitatif deskriptif. Penelitian deskriptif dimaksudkan untuk mendeskripsikan atau

memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data sampel atau populasi

sebagaimana adanya tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang

berlaku untuk umum (Sugiyono, 2007).

Masalah penelitian deskriptif adalah masalah penelitian yang hanya

mempersoalkan satu variabel pada satu kelompok. Satu variabel yang dipersoalkan

tidak dihubungkan dengan variabel yang lain. Kelompok yang diteliti juga tidak

dibandingkan dengan kelompok lain dalam variabel (Purwanto, 2008).

Penelitian deskriptif bertujuan untuk menggambarkan secara sistematik dan

akurat mengenai fakta dan karakteristik mengenai populasi atau bidang tertentu. Data

yang dikumpulkan bersifat deskriptif sehingga tidak mencari penjelasan, menguji

hipotesis maupun membuat prediksi (Azwar, 2004).

Universitas Sumatera Utara


A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

A.1. Variabel penelitian

Penelitian ini terdiri dari satu variabel yaitu teamwork.

A.2. Definisi operasional

Suatu definisi operasional merupakan spesifikasi kegiatan peneliti dalam

mengukur suatu variabel atau memanipulasinya. Suatu definisi operasional

merupakan semacam buku pegangan yang berisi petunjuk bagi peneliti. Definisi ini

memberikan batasan atau arti suatu variabel dengan merinci hal yang harus

dikerjakan oleh peneliti untuk mengukur variabel tersebut (Kerlinger, 2003).

Teamwork adalah bentuk kerja dalam organisasi dimana individu di dalamnya

memiliki rasa saling ketergantungan dan saling mendukung yang kuat satu sama lain

untuk mencapai tujuan bersama.

Tim yang efektif diukur dengan menggunakan dimensi tim yang efektif yang

dikemukakan oleh Johnson dan Johnson (dalam Smither, Houston, dan McIntire,

1996) yang menjadi defenisi operasional penelitian ini.

Tabel 3.1. Definisi Operasional Dimensi Teamwork Yang Efektif

No. Dimensi Definisi operasional Indikator


1 Pemahaman, Pegawai memahami tujuan - Memahami tujuan tim
relevansi, dan tim, mengerjakan tugas secara konkrit dan rinci
komitmen pribadi relevan dengan tujuan - Kesediaan bekerja keras
pada tujuan tim serta bersungguh- dalam tim
sungguh melaksanakan tujuan
tim
2 Komunikasi Pegawai dapat - Anggota tim bebas
mengenai ide menyampaikan dan menerima menyampaikan ide dan
dan perasaan ide, perasaan, dan informasi saran dalam tim
yang dikemukakan oleh - Dapat menyampaikan apa
anggota tim lainnya yang dirasakan dalam tim
kepada anggota tim lainnya

Universitas Sumatera Utara


- Kesediaan tim untuk saling
mendengarkan
- Kesediaan saling
memahami anntar sesama
anggota
3 Kepemimpin Pemimpin ikut terlibat dalam - Melibatkan setiap anggota
an yang kerjasama tim dan mampu tim dalam proses
berpartisipasi membagikan tugas-tugas pengambilan keputusan
kepemimpinannya di antara - Pemimpin ikut serta dalam
anggota tim tergantung pada kegiatan anggota tim
situasi dan kemampuan - Mengikutsertakan anggota
masing-masing anggota tim untuk saling
mengawasi dan
memperhatikan kinerja tim
- Mengajak anggota untuk
saling memberi support dan
semangat dalam bekerja
4 Fleksibel Keputusan yang diambil - Keputusan yang diambil
dalam harus disesuaikan dengan disesuaikan dengan
menggunaka kebutuhan tim dengan kebutuhan tim
n prosedur mempertimbangkan waktu, - Keputusan yang diambil
pembuatan keterampilan anggota dan mempertimbangkan
keputusan memperoleh dukungan dari keterampilan yang dimiliki
anggota tim untuk anggota
melaksanakannya - Seluruh anggota tim
melaksanakan hasil
keputusan
5 Manajemen Tim dapat menghadapi - Anggota tim mampu
konflik yang konflik dengan mencari memberikan alternatif-
konstruktif berbagai alternatif pemecahan alternatif penyelesaian
masalah dan pelibatan diri masalah
yang tinggi dari anggota tim - Anggota tim bersedia
terlibat dalam proses
penyelesaian masalah
6 Kekuasaan Anggota tim merasa memiliki - Keahlian yang dimiliki
berdasarkan kekuatan untuk saling masing-masing anggota
keahlian, memberikan pengaruh dalam digunakan dengan
mencapai tujuan tim,
kemampuan, maksimal untuk
berdasarkan keahlian,
dan informasi kemampuan dan informasi mengerjakan tugas
yang dimiliki - Masing-masing anggota
mengerahkan kemampuan
yang dimiliki untuk saling
melengkapi pekerjaan

Universitas Sumatera Utara


anggota tim lain
- Informasi yang dimiliki
masing-masing anggota
digunakan untuk
mempermudah proses
penyelesaian tugas tim
7 Kohesi tim Pegawai merasa senang dan - Akrab dengan sesama
menyukai keberadaan setiap anggota tim
anggota tim - Merasa nyaman saat
melakukan kegiatan
bersama tim
- Menunjukkan sikap yang
bersahabat demi
menciptakan suasana
kebersamaan
8 Strategi Anggota tim mampu - Mencari penyebab
pemecahan mengidentifikasi masalah mengenai masalah yang
masalah yang muncul, menganalisis terjadi
solusi penyelesaian masalah, - Melakukan analisis solusi
dan mengevaluasi hasil terhadap permasalahan
keputusan yang muncul
- Mendiskusikan
konsekuensi dari keputusan
yang telah dibuat
- Mengevaluasi hasil
keputusan yang diambil
9 Efektivitas Anggota tim menyadari - Keinginan membantu
interpersonal konsekuensi tindakannya anggota tim yang
terhadap pencapaian tujuan mengalami kesulitan
anggota tim yang lain - Segera menyelesaikan
tugas dan tanggungjawab
agar tidak menghambat
kinerja anggota lain
- Menambah pengetahuan
dan keahlian untuk lebih
memaksimalkan hasil
pekerjaan

Pengukuran terhadap dimensi efektifitas tim yang digunakan dalam Skala

Efektivitas Teamwork ini adalah semakin tinggi skor total yang diperoleh subyek

penelitian maka semakin tinggi tingkat efektifitas tim, sebaliknya semakin rendah

Universitas Sumatera Utara


skor total yang didapatkan subyek penelitian maka semakin rendah tingkat

efektivitas timnya.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Dalam penelitian, populasi yang dipakai merupakan salah satu faktor penting

yang harus diperhatikan. Menurut Sugiyono (2007), populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas subjek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti dan ditarik kesimpulannya.

Sedangkan sampel adalah sebagian objek yang diambil dari keseluruhan objek

yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2010). Teknik

pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah cluster sampling

yaitu pengambilan sampel dengan tidak mendaftar semua anggota atau unit yang ada

di dalam populasi melainkan dengan mendaftar banyaknya kelompok atau gugus

yang ada di dalam populasi, kemudian mengambil sampel berdasarkan gugus-gugus

tersebut. Sampel dalam penelitian ini adalah: perawat Rumah Sakit Umum Daerah X

(Notoadmodjo, 2004).

C. Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan alat ukur skala. Menurut Azwar (2004), skala

adalah prosedur pengambilan data yang merupakan suatu alat ukur bagi aspek afektif

yang merupakan konstruk atau konsep psikologis yang menggambarkan aspek

individu.

Adapun manfaat dan alasan penggunaan skala adalah:

a. Pernyataan disusun untuk memancing jawaban yang merupakan refleksi dari

keadaan diri subjek sendiri yang tidak disadari.

Universitas Sumatera Utara


b. Skala digunakan untuk mengungkapkan suatu atribut tunggal.

c. Subjek tidak menyadari arah jawaban yang sesungguhnya diungkap dari

pernyataan skala.

Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada 9 dimensi tim

yang efektif berdasarkan teori yang dikemukan oleh Johnson dan Johnson (dalam

Smither, Houston, dan McIntire, 1996) . Setiap dimensi ini akan diuraikan ke dalam

sejumlah pernyataan. Aitemnya berbentuk pernyataan dengan pilihan. Variasi bentuk

pilihan menunjukkan tingkat kesesuaian dengan responden. Dalam skala ini ada 5

pilihan respon yaitu SS (sangat setuju), S (setuju), N (Netral), TS (tidak setuju), STS

(sangat tidak setuju). Setiap pilihan tersebut memiliki skor masing-masing

tergantung dari jenis aitem, apakah favorabel atau unfavorabel. Jumlah item yang

digunakan adalah sebanyak 62 aitem. Dengan perincian penilaian sebagai berikut:

Tabel 3.2: Gambaran Penilaian Skala Efektifitas Teamwork Pada Penelitian


SKOR
Bentuk Pernyataan
1 2 3 4 5
Favourable STS TS N S SS
Unfavourable SS S N TS STS

Universitas Sumatera Utara


Tabel 3.3. Blue Print Distribusi Aitem-aitem Dalam Skala Teamwork
Sebelum Uji Coba
Aitem
No. Dimensi Total
Favorable Unfavorable
Pemahaman, relevansi, dan
1. komitmen pada tujuan 1, 38, 39, 41 10, 11, 40 7

Komunikasi mengenai ide dan


2. perasaan 12, 13, 43 2, 37, 42 6

Kepemimpinan yang
3. berpartisipasi 3, 36, 45 14, 15, 44, 46, 48 8

Fleksibel dalam menggunakan


4. prosedur pembuatan keputusan 16, 17, 47, 49 4, 35, 50 7

Manajemen konflik yang


5. konstruktif 5, 34, 51 18, 19, 52 6

Kekuasaan berdasarkan keahlian,


6. kemampuan, dan informasi 20, 21, 53 6, 33, 54 6

7. Kohesi tim 7, 32, 55 22, 23, 56, 58 7

8. Strategi pemecahan masalah 24, 25, 30, 57 8, 31, 60, 62 8

9. Efektivitas interpersonal 9, 28, 59, 61 26, 27, 29 7

31 31 62

D. Validitas Dan Reliabilitas Alat Ukur Penelitian Kuantitatif

D.1. Validitas alat ukur

Dalam penelitian yang berkaitan dengan gejala-gejala sosial, validitas alat ukur

sangat dibutuhkan. Hal ini disebabkan karena pengukuran gejala-gejala sosial

membutuhkan alat pengukur yang adekuat agar dapat mengidentifikasi gejala-gejala

yang diteliti (Hadi, 2002).

Validitas artinya adalah sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur

dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu alat ukur dikatakan mempunyai validitas

Universitas Sumatera Utara


tinggi apabila alat ukur tersebut menjalankan fungsi ukurnya atau data yang

dihasilkan relevan dengan tujuan pengukurannya (Azwar, 2000).

Dalam penelitian ini digunakan 2 (dua) jenis validitas yaitu validitas tampang

dan validitas isi. Validitas tampang adalah bagaimana kesan pertama yang muncul

ketika melihat sebuah alat ukur. Sedangkan validitas isi adalah sejauhmana aitem-

aitem yang ada dalam alat ukur sesuai dengan variabel yang akan diukur (Hadi,

2002).

Validitas isi diusahakan dengan cara berkonsultasi dengan pihak lain yang

lebih mengerti tentang pembuatan alat ukur dan variabel yang akan diukur. Untuk itu

peneliti berkonsultasi dengan pembimbing psikologi industri dan organisasi.

Bimbingan itu meliputi apakah alat ukur sudah bisa diuji cobakan dan kemudian

digunakan dalam penelitian dan apakah aitem-aitem yang ada dalam alat ukur itu

relevan dengan tujuan pengukuran.

D.2. Reliabilitas alat ukur

Reliabilitas alat ukur adalah untuk mencari dan mengetahui sejauh mana hasil

pengukuran dapat dipercaya. Hasil pengukuran dapat dipercaya apabila dalam

beberapa pelaksanaan pengukuran terhadap sekelompok subjek yang sama, diperoleh

hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subjek memang belum

berubah (Azwar, 2003).

Uji reliabilitas alat ukur ini menggunakan pendekatan konsistensi internal yang

mana prosedurnya hanya memerlukan satu kali penggunaan tes kepada sekelompok

individu sebagai subjek. Pendekatan ini dipandang ekonomis, praktis, dan

berefisiensi tinggi (Azwar, 2003). Teknik yang digunakan untuk menguji reliabilitas

alat ukur adalah dengan menggunakan koefisien Alpha Cronbach (Azwar, 2003).

Universitas Sumatera Utara


D.3. Daya beda aitem

Uji daya beda aitem dilakukan untuk melihat sejauh mana aitem mampu

membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki atribut dengan

yang tidak memiliki atribut yang akan diukur. Dasar kerja yang digunakan dalam

analisis aitem ini adalah dengan memilih aitem-aitem yang fungsi ukurnya selaras

atau sesuai dengan fungsi ukur tes. Atau dengan kata lain, memilih aitem yang

mengukur hal yang sama dengan yang diukur oleh tes sebagai keseluruhan (Azwar,

2003).

Pengujian daya beda aitem ini dilakukan dengan komputasi koefisien korelasi

antara distribusi skor pada setiap aitem dengan suatu kriteria yang relevan yaitu skor

total tes itu sendiri dengan menggunakan koefisien korelasi Pearson Product

Moment yang dikenal dengan indeks daya beda aitem (Azwar, 2003).

E. Hasil Uji Coba Alat Ukur

Uji coba skala efektifitas teamwork pada perawat dilakukan terhadap 70 orang

perawat di Rumah Sakit Umum Daerah X. Untuk melihat daya diskriminasi aitem,

dilakukan analisa uji coba dengan menggunakan aplikasi komputer SPSS versi 15.0

for windows dengan interval kepercayaan 95 %. Menurut Azwar (2003), semua aitem

yang mencapai koefisien korelasi minimal 0.275, daya pembedanya dianggap

memuaskan. Semakin tinggi koefisien korelasi, maka aitem tersebut semakin baik.

Jumlah aitem yang diuji cobakan adalah 62 aitem dan diperoleh 40 aitem yang sahih

dan 22 aitem yang gugur. 40 aitem sahih pada skala yang akan digunakan dalam

penelitian, memiliki koefisien korelasi yang berkisar antara rxx = 0. 312 sampai

dengan rxx = 0.808 dan reliabilitas sebesar 0.949.

Universitas Sumatera Utara


Sebelum skala penelitian digunakan, terlebih dahulu item yang telah memenuhi

validitas dan reliabilitas disusun kembali. Sehingga penyebaran item setelah

dilakukan penyusunan kembali dapat dilihat pada tabel 3.4:

Tabel 3.4. Blue Print Distribusi Aitem-aitem Dalam Skala Teamwork


Setelah Uji Coba

Aitem
No. Dimensi Total
Favorable Unfavorable
Pemahaman, relevansi, dan
1. komitmen pada tujuan 38, 39, 41 10, 11 5

Komunikasi mengenai ide dan


2. perasaan 12, 13 2, 37, 42 5

3. Kepemimpinan yang berpartisipasi 3, 36, 45 14, 48 5


Fleksibel dalam menggunakan
4. prosedur pembuatan keputusan 17, 49 4, 35, 50 5

Manajemen konflik yang


5. konstruktif 5, 51 18, 19 4

Kekuasaan berdasarkan keahlian,


6. kemampuan, dan informasi 20, 21, 53 6, 33 5

7. Kohesi tim 32, 55 22, 58 4

8. Strategi pemecahan masalah 24 8, 60, 62 4

9. Efektivitas interpersonal 9 27, 29 3

19 21 40

F. Metode Analisis

Analisis data menggunakan statistik deskriptif dengan bantuan SPSS 15.0 for

windows. Analisis bertujuan untuk memberikan deskripsi mengenai subjek penelitian

berdasarkan data dari variabel yang diperoleh dari kelompok subjek yang diteliti.

Penyajian hasil deskripsi biasanya berupa frekuensi dan persentase serta berbagai

bentuk grafik, chart pada data yang bersifat kategorikal dan berupa statistik

kelompok (Azwar, 2004).

Universitas Sumatera Utara


Dari statistik deskriptif diperoleh mean, median dan standard deviasi melalui

bantuan SPSS 15.0 for window yang kemudian digunakan untuk menentukan

klasifikasi teamwork yang efektif.

Klasifikasi nilai teamwork yang efektif berdasarkan nilai mean dan standar

deviasi yaitu:

Tabel 3.5. Kategorisasi Norma Gambaran Teamwork Pada Perawat Rumah Sakit
Umum Daerah X

Variabel Rentang Nilai Kategorisasi


Teamwork pada Perawat X<(µ-1,0σ) Rendah
Rumah Sakit Umum Daerah (µ-1,0σ)≤X<(µ+1,0σ) Sedang
X X≥(µ+1,0σ) Tinggi

G. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian ini terdiri dari 3 tahap. Ketiga tahap tersebut adalah tahap

persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap pengolahan data:

G.1. Tahap persiapan

Tahap persiapan secara umum di awal penelitian:

a. Meminta kesediaan perusahaan untuk dilakukan penelitian dengan menjelaskan

hal-hal yang akan dilakukan termasuk hak dan kewajiban peneliti maupun

perusahaan. Peneliti juga menekankan bahwa penelitian ini akan menghasilkan

rancangan intervensi yang diharapkan akan bermanfaat bagi perusahaan.

b. Melakukan wawancara awal dengan Staf Bagian Perencanaan dan Evaluasi di

RSUD X tentang hal atau permasalahan yang perlu diangkat untuk diteliti.

c. Mengumpulkan informasi termasuk yang berbentuk data maupun teori yang

menjelaskan mengenai serba-serbi dalam permasalahan yang diangkat. Telaah

Universitas Sumatera Utara


akan informasi tersebut kemudian menghasilkan sejumlah uraian mengenai

masalah-masalah yang berhubungan untuk pengembangan penelitian.

Tahap persiapan untuk pengambilan data kuantitatif:

a. Menentukan definisi operasional dari variabel penelitian.

b. Menyiapkan skala dengan menyusun 62 pernyataan yang menggambarkan gejala

dari teamwork perawat.

c. Mencetak skala (alat ukur) dengan membuatnya dalam bentuk buku

d. Melakukan uji coba skala. Partisipan dalam uji coba skala tersebut berjumlah 70

orang yang bekerja di RSUD X. Setelah dilakukan uji coba, dari 62 aitem

diperoleh 40 aitem yang diterima untuk digunakan dalam penelitian. Aitem-aitem

tersebut kemudian disusun ulang sehingga mengalami perubahan nomor.

G.2. Tahap pelaksanaan

Tahap pelaksanaan untuk pengambilan data kuantitatif:

a. Skala disebarkan oleh peneliti sendiri dengan mendatangi ruangan-ruangan kerja

RSUD X.

b. Mengumpulkan data dengan melakukan skoring data penelitian dan melakukan

tabulasi hasil skoring ke dalam tabel pada Microsoft Office Excel.

c. Data yang diperoleh dari skala penelitian diolah dengan analisa statistik deskriptif

dengan menggunakan program SPSS version 15.0 for windows dengan

perintah ”descriptive”.

d. Membuat kesimpulan dan saran berdasarkan analisa data.

Universitas Sumatera Utara


G.3. Tahap pencatatan data

Tahap pencatatan data kuantitatif. Semua data yang diperoleh dari skala

penelitian ditabulasi dalam tabel Microsoft Excel yang kemudian akan dipindahkan

ke tabel data SPSS untuk dianalisa.

Universitas Sumatera Utara


BAB IV

ANALISA DATA

Pada bab ini akan diuraikan mengenai keseluruhan hasil penelitian. Metode

penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif. Pembahasan akan dimulai

dengan memberikan uraian efektifitas teamwork pada pegawai di RSUD X.

A. Hasil Penelitian

Tujuan utama penelitian ini adalah untuk melihat gambaran umum mengenai

teamwork pada perawat di RSUD X. Berdasarkan hal itulah, maka peneliti

menggunakan skala efektifitas teamwork yang terdiri dari 9 dimensi. Penelitian ini

menggolongkan teamwork ke dalam 2 kategori yaitu teamwork kategori tinggi dan

teamwork kategori rendah. Pemisahan kategori tinggi dan rendah disajikan dalam

rumusan yang tertera pada tabel 4.1 berikut ini:

Tabel 4.1. Pengkategorisasian Teamwork Pada Pegawai di RSUD X

X≥µ Tinggi

X< µ Rendah

Sebelum melakukan kategorisasi, asumsi bahwa skor subjek pada

kelompoknya merupakan estimasi terhadap skor subjek dalam populasi dan bahwa

skor subjek dalam populasinya terdistribusi secara normal harus terpenuhi. Untuk itu,

dilakukan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov untuk mengetahui apakah data telah

terdistribusi normal. Hasil uji normalitas dalam penelitian ini tertera pada tabel 4.2

berikut:

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.2. Uji Normalitas Teamwork Pada Perawat di RSUD X

Teamwork pada perawat di RSUD X


Kolmogorov-Smirnov Z 1.108
Signifikansi (p) 0.171

Berdasarkan tabel 4.2, diperoleh nilai z sebesar 1.108 dan nilai signifikansi (p)

sebesar 0.171, oleh karena nilai p>0,05, dengan demikian data penelitian terdistribusi

normal sehingga dapat dilakukan kategorisasi.

A.1. Gambaran umum

Jumlah aitem yang digunakan untuk mengungkap teamwork pada pegawai di

RSUD X sebanyak 40 aitem. Hasil perhitungan mean empirik dan mean hipotetik

disajikan pada tabel 4.3 berikut ini:

Tabel 4.3. Skor Empirik dan Hipotetik Teamwork Pada Pegawai di RSUD X

Variabel Empirik Hipotetik


Teamwork Min Maks Mean SD Min Maks Mean SD

46 110 70.79 12.45 0 160 80 26.67

Berdasarkan tabel 4.3 dari skala teamwork pada pegawai di RSUD X diperoleh

mean hipotetik sebesar 80 dengan standar deviasi (SD) hipotetik 26.67 dan mean

empirik sebesar 70.79 dengan standar deviasi empirik 12.45. Hal ini menunjukkan

bahwa mean empirik lebih rendah dari pada mean hipotetik atau dengan kata lain,

teamwork pada subyek penelitian lebih rendah daripada rata-rata teamwork pegawai

pada umumnya.

Universitas Sumatera Utara


Pengelompokan akan dilakukan berdasarkan pada pengkategorisasian subjek

berdasarkan kategorisasi hipotetik skor teamwork sebagaimana tertera pada tabel 4.4

berikut ini:

Tabel 4.4 Kriteria Kategorisasi Teamwork Pada Pegawai di RSUD X

Variabel Kriteria kategorisasi Kategori N Persentase


Teamwork pada X ≥ 80 Tinggi 34 18.89 %
pegawai di RSUD X < 80 Rendah 146 81.11 %
X
Total 180 100

Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa dari 180 subjek penelitian, 146

subjek (81.11%) memiliki skor teamwork rendah, dan 34 subjek (18.89%) memiliki

skor teamwork tinggi. Mayoritas subjek penelitian memiliki skor teamwork rendah.

A.2. Gambaran umum subyek penelitian berdasarkan profesi

Berdasarkan profesi, penyebaran subyek penelitian dapat dilihat pada tabel 4.5

berikut:

Tabel 4.5. Gambaran Umum Subyek Penelitian Berdasarkan Profesi

Profesi Jumlah (N) Persentase


Dokter 9 5%
Pegawai administrasi 38 21.11 %
Perawat 133 73.89 %
Jumlah 180 100%

Pada tabel 4.5 menunjukkan bahwa subyek yang berprofesi sebagai dokter

sebanyak 9 orang (5%), subyek penelitian yang berprofesi sebagai pegawai

administrasi sebanyak 38 orang (21.11%) dan subyek penelitian yang berprofesi

sebagai perawat sebanyak 133 orang (73.89%).

Universitas Sumatera Utara


A.3. Gambaran teamwork pegawai di RSUD X berdasarkan profesi

Untuk melihat gambaran teamwork pegawai di RSUD X berdasarkan profesi

dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut:

Tabel 4.6. Gambaran Teamwork Pegawai RSUD X Berdasarkan Profesi

Variabel Profesi Jumlah Mean SD F P


9 96.5556 10.74838
Dokter

Teamwork Pegawai 38 76.1053 2.78790


administrasi 38.818 .000
pegawai di
RSUD X 133 67.5263 11.70572
Perawat
Jumlah 180 70.7889 12.45416

Berdasarkan hasil uji Anova pada tabel 4.6 di atas, maka diperoleh nilai F=

38.818 dengan nilai signifikan (p) yaitu .000. Hasil tersebut signifikan karena p<0.05

dengan demikian terdapat perbedaan teamwork yang signifikan pada pegawai RSUD

X ditinjau dari profesi.

Berdasarkan mean, dokter memiliki teamwork yang lebih tinggi yaitu sebesar

96.55, pegawai administrasi memiliki teamwork sebesar 76.10 sedangkan perawat

memiliki teamwork sebesar 67.52. Secara keseluruhan, teamwork pada perawat lebih

rendah daripada teamwork pada dokter dan pada pegawai administrasi.

A.4. Gambaran teamwork pada perawat di RSUD X

Berdasarkan nilai mean dari hasil uji Anova, diperoleh nilai mean untuk

teamwork pada perawat lebih rendah daripada nilai mean teamwork pada dokter dan

Universitas Sumatera Utara


nilai mean pada pegawai administrasi. Hasil perhitungan mean empirik dan mean

hipotetik disajikan pada tabel 4.7 berikut ini:

Tabel 4.7. Skor Empirik dan Hipotetik Teamwork Pada Perawat di RSUD X

Variabel Empirik Hipotetik


Teamwork Min Maks Mean SD Min Maks Mean SD

46 109 67.52 11.70 0 160 80 26.67

Berdasarkan tabel 4.7 dari skala teamwork pada perawat di RSUD X diperoleh

mean hipotetik sebesar 80 dengan standar deviasi (SD) hipotetik 26.67 dan mean

empirik sebesar 67.52 dengan standar deviasi empirik 11.70. Hal ini menunjukkan

bahwa mean empirik lebih rendah dari pada mean hipotetik atau dengan kata lain,

teamwork pada subyek penelitian lebih rendah daripada rata-rata teamwork perawat

pada umumnya.

Pengelompokan akan dilakukan berdasarkan pada pengkategorisasian subjek

berdasarkan kategorisasi hipotetik skor teamwork sebagaimana tertera pada tabel 4.8

berikut ini:

Tabel 4.8. Kriteria Kategorisasi Teamwork Pada Perawat di RSUD X

Variabel Kriteria Kategori N Persentase


kategorisasi
Teamwork pada X ≥ 80 Tinggi 21 15.79 %
perawat di RSUD X < 80 Rendah 112 84.21 %
X
Total 133 100

Berdasarkan tabel 4.8 dapat dilihat bahwa dari 133 subjek penelitian, 112

subjek (84.21%) memiliki skor teamwork rendah, dan 21 subjek (15.79%) memiliki

skor teamwork tinggi. Mayoritas subjek penelitian memiliki skor teamwork rendah.

Universitas Sumatera Utara


a. Gambaran teamwork pada perawat di RSUD X berdasarkan skor dimensi pertama

yaitu pemahaman, relevansi, dan komitmen pada tujuan

Dimensi pemahaman, relevansi, dan komitmen pada tujuan dalam skala

teamwork terdiri dari 5 aitem dengan rentang nilai 0-20. Hasil perhitungan mean

empirik dan mean hipotetik disajikan pada tabel 4.9 berikut:

Tabel 4.9. Skor Empirik dan Skor Hipotetik Teamwork Berdasarkan Dimensi
Pemahaman, Relevansi, dan Komitmen Pada
Tujuan Pada Perawat di RSUD X

Variabel Empirik Hipotetik


Teamwork dimensi Min Maks Mean SD Min Maks Mean SD
pemahaman, 5 15 8.58 2.54 0 20 10 3.33
relevansi, dan
komitmen pada
tujuan

Berdasarkan tabel 4.9 di atas, diperoleh mean hipotetik sebesar 10 dengan

standar deviasi (SD) hipotetik 3.33 dan mean empirik sebesar 8.58 dengan standar

deviasi empirik 2.54. Hal ini menunjukkan bahwa mean empirik lebih rendah dari

pada mean hipotetik atau dengan kata lain, pemahaman, relevansi, dan komitmen

pada tujuan subyek penelitian lebih rendah daripada rata-rata pemahaman,

relevansi, dan komitmen pada tujuan pada perawat di RSUD X pada umumnya.

Pengelompokan akan dilakukan berdasarkan pada pengkategorisasian

subjek berdasarkan kategorisasi hipotetik skor dimensi pemahaman, relevansi, dan

komitmen pada tujuan sebagaimana tertera pada tabel 4.10 berikut ini:

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.10. Kriteria Kategorisasi Teamwork Berdasarkan Dimensi
Pemahaman, Relevansi, dan Komitmen Pada
Tujuan Pada Perawat di RSUD X

Variabel Kriteria kategorisasi Kategori N Persentase


Dimensi
X ≥ 10 Tinggi 39 29.32
Pemahaman,
relevansi, dan
komitmen pada X < 10 Rendah 94 70.68
tujuan
Total 133 100

Berdasarkan tabel 4.10 dapat dilihat bahwa dari 133 subjek penelitian, 94

subjek (70.68%) memiliki skor dimensi pemahaman, relevansi, dan komitmen

pada tujuan rendah dan 39 subjek (29.32%) memiliki skor dimensi pemahaman,

relevansi, dan komitmen pada tujuan tinggi. Mayoritas subjek penelitian memiliki

skor rendah pada dimensi pemahaman, relevansi, dan komitmen pada tujuan.

b. Gambaran teamwork pada perawat di RSUD X berdasarkan skor dimensi kedua

yaitu komunikasi mengenai ide dan perasaan

Dimensi komunikasi mengenai ide dan perasaan dalam skala teamwork

terdiri dari 5 aitem dengan rentang nilai 0-20. Hasil perhitungan mean empirik

dan mean hipotetik disajikan pada tabel 4.11 berikut:

Tabel 4.11. Skor Empirik dan Skor Hipotetik Teamwork Berdasarkan Dimensi
Komunikasi Mengenai Ide dan Perasaan
Pada Perawat di RSUD X

Variabel Empirik Hipotetik


Teamwork Min Maks Mean SD Min Maks Mean SD
dimensi
komunikasi
2.00 17.00 7.33 3.58 0 20 10 3.33
mengenai ide
dan perasaan

Universitas Sumatera Utara


Berdasarkan tabel 4.11 di atas, diperoleh mean hipotetik sebesar 10 dengan

standar deviasi (SD) hipotetik 3.33 dan mean empirik sebesar 7.33 dengan standar

deviasi empirik 3.58. Hal ini menunjukkan bahwa mean empirik lebih rendah dari

pada mean hipotetik atau dengan kata lain, komunikasi mengenai ide dan perasaan

pada subyek penelitian lebih rendah daripada rata-rata komunikasi mengenai ide

dan perasaan pada perawat di RSUD X pada umumnya.

Pengelompokan akan dilakukan berdasarkan pada pengkategorisasian

subjek berdasarkan kategorisasi hipotetik skor dimensi komunikasi mengenai ide

dan perasaan sebagaimana tertera pada tabel 4.12 berikut ini:

Tabel 4.12. Kriteria Kategorisasi Teamwork Berdasarkan Dimensi Komunikasi


Mengenai Ide dan Perasaan Pada Perawat di RSUD X

Variabel Kriteria kategorisasi Kategori N Persentase


Dimensi X ≥ 10 Tinggi 26 19.54
Komunikasi
mengenai ide X < 10 Rendah 107 80.46
dan perasaan
Total 133 100

Berdasarkan tabel 4.12 dapat dilihat bahwa dari 133 subjek penelitian, 107

subjek (80.46%) memiliki skor dimensi komunikasi mengenai ide dan perasaan

rendah dan 26 subjek (19.54%) memiliki skor dimensi komunikasi mengenai ide

dan perasaan tinggi. Mayoritas subjek penelitian memiliki skor rendah pada

dimensi komunikasi mengenai ide dan perasaan.

c. Gambaran teamwork pada perawat di RSUD X berdasarkan skor dimensi ketiga

yaitu kepemimpinan yang berpartisipasi

Universitas Sumatera Utara


Dimensi kepemimpinan yang berpartisipasi dalam skala teamwork terdiri

dari 5 aitem dengan rentang nilai 0-20. Hasil perhitungan mean empirik dan mean

hipotetik disajikan pada tabel 4.13 berikut:

Tabel 4.13. Skor Empirik dan Skor Hipotetik Teamwork Berdasarkan Dimensi
Kepemimpinan Yang Berpartisipasi Pada Perawat di RSUD X

Variabel Empirik Hipotetik


Teamwork Min Maks Mean SD Min Maks Mean SD
dimensi
kepemimpinan
3 18 9.48 3.39 0 20 10 3.33
yang
berpartisipasi

Berdasarkan tabel 4.13 di atas, diperoleh mean hipotetik sebesar 10 dengan

standar deviasi (SD) hipotetik 3.33 dan mean empirik sebesar 9.48 dengan standar

deviasi empirik 3.39. Hal ini menunjukkan bahwa mean empirik lebih rendah dari

pada mean hipotetik atau dengan kata lain, kepemimpinan yang berpartisipasi

pada subyek penelitian lebih rendah daripada rata-rata kepemimpinan yang

berpartisipasi pada perawat di RSUD X pada umumnya.

Pengelompokan akan dilakukan berdasarkan pada pengkategorisasian

subjek berdasarkan kategorisasi hipotetik skor dimensi kepemimpinan yang

berpartisipasi sebagaimana tertera pada tabel 4.14 berikut ini:

Tabel 4.14. Kriteria Kategorisasi Teamwork Pada Perawat di RSUD X Berdasarkan


Dimensi Kepemimpinan Yang Berpartisipasi

Variabel Kriteria kategorisasi Kategori N Persentase


Dimensi X ≥ 10 Tinggi 65 48.87
kepemimpinan yang
berpartisipasi X < 10 Rendah 68 51.13
Total 133 100

Universitas Sumatera Utara


Berdasarkan tabel 4.14 dapat dilihat bahwa dari 133 subjek penelitian, 68

subjek (51.13%) memiliki skor dimensi kepemimpinan yang berpartisipasi

rendah dan 65 subjek (48.87%) memiliki skor dimensi kepemimpinan yang

berpartisipasi tinggi. Mayoritas subjek penelitian memiliki skor rendah pada

dimensi kepemimpinan yang berpartisipasi.

d. Gambaran teamwork pada perawat di RSUD X berdasarkan skor dimensi keempat

yaitu fleksibel dalam menggunakan prosedur pembuatan keputusan

Dimensi fleksibel dalam menggunakan prosedur pembuatan keputusan

dalam skala teamwork terdiri dari 5 aitem dengan rentang nilai 0-20. Hasil

perhitungan mean empirik dan mean hipotetik disajikan pada tabel 4.11 berikut:

Tabel 4.15. Skor Empirik dan Skor Hipotetik Teamwork Berdasarkan Dimensi
Fleksibel Dalam Menggunakan Prosedur Pembuatan
Keputusan Pada Perawat di RSUD X

Variabel Empirik Hipotetik


Teamwork Min Maks Mean SD Min Maks Mean SD
dimensi fleksibel
dalam
menggunakan
2 18 9.29 3.60 0 20 10 3.33
prosedur
pembuatan
keputusan

Berdasarkan tabel 4.15 di atas, diperoleh mean hipotetik sebesar 10 dengan

standar deviasi (SD) hipotetik 3.33 dan mean empirik sebesar 9.29 dengan standar

deviasi empirik 3.60. Hal ini menunjukkan bahwa mean empirik lebih rendah dari

pada mean hipotetik atau dengan kata lain, fleksibilitas dalam menggunakan

prosedur pembuatan keputusan subyek penelitian lebih rendah daripada rata-rata

Universitas Sumatera Utara


fleksibilitas dalam menggunakan prosedur pembuatan keputusan pada perawat di

RSUD X pada umumnya.

Pengelompokan akan dilakukan berdasarkan pada pengkategorisasian

subjek berdasarkan kategorisasi hipotetik skor dimensi fleksibel dalam

menggunakan prosedur pembuatan keputusan sebagaimana tertera pada tabel 4.16

berikut ini:

Tabel 4.16. Kriteria Kategorisasi Teamwork Berdasarkan Dimensi Fleksibel


Dalam Menggunakan Prosedur Pembuatan Keputusan
Pada Perawat di RSUD X

Variabel Kriteria kategorisasi Kategori N Persentase


Dimensi Fleksibel
X ≥ 10 Tinggi 58 43.60
dalam menggunakan
prosedur pembuatan
X < 10 Rendah 75 56.40
keputusan
Total 133 100

Berdasarkan tabel 4.16 dapat dilihat bahwa dari 133 subjek penelitian, 75

subjek (56.40%) memiliki skor dimensi fleksibel dalam menggunakan prosedur

pembuatan keputusan rendah dan 58 subjek (43.60%) memiliki skor dimensi

fleksibel dalam menggunakan prosedur pembuatan keputusan tinggi. Mayoritas

subjek penelitian memiliki skor rendah pada dimensi fleksibel dalam menggunakan

prosedur pembuatan keputusan.

e. Gambaran teamwork pada perawat di RSUD X berdasarkan skor dimensi kelima

yaitu manajemen konflik yang konstruktif

Dimensi manajemen konflik yang konstruktif dalam skala teamwork terdiri

dari 4 aitem dengan rentang nilai 0-16. Hasil perhitungan mean empirik dan mean

hipotetik disajikan pada tabel 4.17 berikut:

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.17. Skor Empirik dan Skor Hipotetik Teamwork Berdasarkan Dimensi
Manajemen Konflik Yang Konstruktif Pada Perawat di RSUD X

Variabel Empirik Hipotetik


Teamwork Min Maks Mean SD Min Maks Mean SD
dimensi
manajemen
1 15 5.87 3.34 0 16 8 2.66
konflik yang
konstruktif

Berdasarkan tabel 4.17 di atas, diperoleh mean hipotetik sebesar 8

dengan standar deviasi (SD) hipotetik 2.66 dan mean empirik sebesar 5.87 dengan

standar deviasi empirik 3.34. Hal ini menunjukkan bahwa mean empirik lebih

rendah dari pada mean hipotetik atau dengan kata lain, manajemen konflik yang

konstruktif subyek penelitian lebih rendah daripada rata-rata manajemen konflik

yang konstruktif pada perawat di RSUD X pada umumnya.

Pengelompokan akan dilakukan berdasarkan pada pengkategorisasian

subjek berdasarkan kategorisasi hipotetik skor dimensi manajemen konflik yang

konstruktif sebagaimana tertera pada tabel 4.18 berikut ini:

Tabel 4.18. Kriteria Kategorisasi Teamwork Dimensi Manajemen Konflik Yang


Konstruktif Pada Perawat di RSUD X

Variabel Kriteria kategorisasi Kategori N Persentase


Dimensi
X≥8 Tinggi 34 25.56
Manajemen
konflik yang
X<8 Rendah 99 74.44
konstruktif
Total 133 100

Berdasarkan tabel 4.18 dapat dilihat bahwa dari 133 subjek penelitian, 99

subjek (43.89%) memiliki skor dimensi manajemen konflik yang konstruktif

rendah dan 34 subjek (25.56%) memiliki skor dimensi manajemen konflik yang

Universitas Sumatera Utara


konstruktif tinggi. Mayoritas subjek penelitian memiliki skor rendah pada dimensi

manajemen konflik yang konstruktif.

f. Gambaran teamwork pada perawat di RSUD X berdasarkan skor dimensi keenam

yaitu kekuasaan berdasarkan keahlian, kemampuan, dan informasi

Dimensi kekuasaan berdasarkan keahlian, kemampuan, dan informasi

dalam skala teamwork terdiri dari 5 aitem dengan rentang nilai 0-20. Hasil

perhitungan mean empirik dan mean hipotetik disajikan pada tabel 4.19 berikut:

Tabel 4.19. Skor Empirik dan Skor Hipotetik Teamwork Berdasarkan Dimensi
Kekuasaan Berdasarkan Keahlian, Kemampuan, dan Informasi
Pada Perawat di RSUD X

Variabel Empirik Hipotetik


Teamwork dimensi Min Maks Mean SD Min Maks Mean SD
kekuasaan
berdasarkan
keahlian, 4 16 8.18 3.14 0 20 10 3.33
kemampuan, dan
informasi

Berdasarkan tabel 4.19 di atas, diperoleh mean hipotetik sebesar 10 dengan

standar deviasi (SD) hipotetik 3.33 dan mean empirik sebesar 8.18 dengan standar

deviasi empirik 3.14. Hal ini menunjukkan bahwa mean empirik lebih rendah dari

pada mean hipotetik atau dengan kata lain, kekuasaan berdasarkan keahlian,

kemampuan, dan informasi subyek penelitian lebih rendah daripada rata-rata

kekuasaan berdasarkan keahlian, kemampuan, dan informasi pada perawat di

RSUD X pada umumnya.

Pengelompokan akan dilakukan berdasarkan pada pengkategorisasian

subjek berdasarkan kategorisasi hipotetik skor dimensi kekuasaan berdasarkan

Universitas Sumatera Utara


keahlian, kemampuan, dan informasi sebagaimana tertera pada tabel 4.20 berikut

ini:

Tabel 4.20. Kriteria Kategorisasi Komunikasi Teamwork Berdasarkan Dimensi


Kekuasaan Berdasarkan Keahlian, Kemampuan, dan Informasi
Pada Perawat di RSUD X

Variabel Kriteria kategorisasi Kategori N Persentase


Dimensi Kekuasaan
berdasarkan X ≥ 10 Tinggi 47 35.33
keahlian,
kemampuan, dan
X < 10 Rendah 86 64.67
informasi
Total 133 100

Berdasarkan tabel 4.21 dapat dilihat bahwa dari 133 subjek penelitian, 86

subjek (64.67%) memiliki skor dimensi kekuasaan berdasarkan keahlian,

kemampuan, dan informasi rendah dan 47 subjek (35.33%) memiliki skor dimensi

kekuasaan berdasarkan keahlian, kemampuan, dan informasi tinggi. Mayoritas

subjek penelitian memiliki skor rendah pada dimensi kekuasaan berdasarkan

keahlian, kemampuan, dan informasi.

g. Gambaran skor teamwork pada perawat di RSUD X berdasarkan skor dimensi

ketujuh yaitu dimensi kohesi tim

Dimensi kohesi tim dalam skala teamwork terdiri dari 4 aitem dengan

rentang nilai 0-16. Hasil perhitungan mean empirik dan mean hipotetik disajikan

pada tabel 4.22 berikut:

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.22. Skor Empirik dan Skor Hipotetik Teamwork Berdasarkan Dimensi
Kohesi Tim Pada Perawat di RSUD X

Variabel Empirik Hipotetik


Teamwork Min Maks Mean SD Min Maks Mean SD
dimensi
2 14 5.69 3.13 0 16 8 2.66
kohesi tim

Berdasarkan tabel 4.22 di atas, diperoleh mean hipotetik sebesar 8 dengan

standar deviasi (SD) hipotetik 2.66 dan mean empirik sebesar 5.69 dengan standar

deviasi empirik 3.13. Hal ini menunjukkan bahwa mean empirik lebih rendah dari

pada mean hipotetik atau dengan kata lain, kohesi tim subyek penelitian lebih

rendah daripada rata-rata kohesi tim pada perawat di RSUD X pada umumnya.

Pengelompokan akan dilakukan berdasarkan pada pengkategorisasian

subjek berdasarkan kategorisasi hipotetik skor dimensi kohesi tim sebagaimana

tertera pada tabel 4.23 berikut ini:

Tabel 4.23. Kriteria Kategorisasi Teamwork Berdasarkan Dimensi Kohesi Tim


Pada Perawat di RSUD X

Variabel Kriteria kategorisasi Kategori N Persentase


Dimensi X≥8 Tinggi 29 21.80
kohesi tim X<8 Rendah 104 78.20
Total 133 100

Berdasarkan tabel 4.23 dapat dilihat bahwa dari 133 subjek penelitian, 104

subjek (78.20%) memiliki skor dimensi kohesi tim rendah dan 29 subjek (21.80%)

memiliki skor dimensi kohesi tim tinggi. Mayoritas subjek penelitian memiliki

skor rendah dan sedang pada dimensi kohesi tim.

Universitas Sumatera Utara


h. Gambaran teamwork pada perawat di RSUD X berdasarkan skor dimensi

kedelapan yaitu strategi pemecahan masalah

Dimensi strategi pemecahan masalah dalam skala teamwork terdiri dari 4

aitem dengan rentang nilai 0-16. Hasil perhitungan mean empirik dan mean

hipotetik disajikan pada tabel 4.24 berikut:

Tabel 4.24. Skor Empirik dan Skor Hipotetik Teamwork Berdasarkan Dimensi Strategi
Pemecahan Masalah Pada Perawat di RSUD X

Variabel Empirik Hipotetik


Teamwork Min Maks Mean SD Min Maks Mean SD
dimensi
strategi
3 15 7.55 2.85 0 16 8 2.66
pemecahan
masalah

Berdasarkan tabel 4.24 di atas, diperoleh mean hipotetik sebesar 8 dengan

standar deviasi (SD) hipotetik 2.66 dan mean empirik sebesar 7.55 dengan standar

deviasi empirik 2.85. Hal ini menunjukkan bahwa mean empirik lebih rendah dari

pada mean hipotetik atau dengan kata lain, strategi pemecahan masalah subyek

penelitian lebih rendah daripada rata-rata strategi pemecahan masalah pada

perawat di RSUD X pada umumnya. Pengelompokan akan dilakukan berdasarkan

pada pengkategorisasian subjek berdasarkan kategorisasi hipotetik skor dimensi

strategi pemecahan masalah sebagaimana tertera pada tabel 4.25 berikut ini:

Tabel 4.25. Kriteria Kategorisasi Teamwork Berdasarkan Dimensi Strategi Pemecahan


Masalah Pada Perawat di RSUD X

Variabel Kriteria kategorisasi Kategori N Persentase


Dimensi strategi X≥8 Tinggi 66 49.62
pemecahan masalah X<8 Rendah 67 50.38
Total 133 100

Universitas Sumatera Utara


Berdasarkan tabel 4.25 dapat dilihat bahwa dari 133 subjek penelitian, 67

subjek (50.38%) memiliki skor dimensi strategi pemecahan masalah rendah dan

66 subjek (49.62%) memiliki skor dimensi strategi pemecahan masalah tinggi.

Mayoritas subjek penelitian memiliki skor rendah pada dimensi strategi

pemecahan masalah.

i. Gambaran teamwork pada perawat di RSUD X berdasarkan skor dimensi

kesembilan yaitu dimensi efektivitas interpersonal

Dimensi efektivitas interpersonal dalam skala teamwork terdiri dari 3 aitem

dengan rentang nilai 0-12. Hasil perhitungan mean empirik dan mean hipotetik

disajikan pada tabel 4.26 berikut:

Tabel 4.26. Skor Empirik dan Skor Hipotetik Teamwork Berdasarkan Dimensi
Efektivitas Interpersonal Pada Perawat di RSUD X

Variabel Empirik Hipotetik


Teamwork dimensi Min Maks Mean SD Min Maks Mean SD
efektivitas
2 11 5.71 2.03 0 12 6 2
interpersonal

Berdasarkan tabel 4.26 di atas, diperoleh mean hipotetik sebesar 6 dengan

standar deviasi (SD) hipotetik 2 dan mean empirik sebesar 5.71 dengan standar

deviasi empirik 2.03. Hal ini menunjukkan bahwa mean empirik lebih rendah dari

pada mean hipotetik atau dengan kata lain, efektivitas interpersonal subyek

penelitian lebih rendah daripada rata-rata efektivitas interpersonal pada perawat di

RSUD X pada umumnya.

Pengelompokan akan dilakukan berdasarkan pada pengkategorisasian

subjek berdasarkan kategorisasi hipotetik skor dimensi efektivitas interpersonal

sebagaimana tertera pada tabel 4.27 berikut ini:

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.27. Kriteria Kategorisasi Teamwork Berdasarkan Dimensi Efektivitas
Interpersonal Pada Perawat di RSUD X

Variabel Kriteria kategorisasi Kategori N Persentase


Dimensi efektivitas X≥6 Tinggi 64 48.12
interpersonal X<6 Rendah 69 51.88
Total 133 100

Berdasarkan tabel 4.27 dapat dilihat bahwa dari 133 subjek penelitian, 69

subjek (51.88%) memiliki skor dimensi efektivitas interpersonal rendah dan 64

subjek (48.12%) memiliki skor dimensi efektivitas interpersonal tinggi. Mayoritas

subjek penelitian memiliki skor rendah pada dimensi efektivitas interpersonal.

B. Pembahasan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas pegawai di RSUD X belum

cukup efektif untuk saling berkolaborasi dalam mencapai tujuan bersama dan kurang

memiliki sikap yang saling mendukung dalam kerjasama tim. Hal ini dapat dilihat

dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa dari 180 subjek penelitian, 146 subjek

(81.11%) memiliki skor teamwork rendah.

Lebih lanjut dipaparkan bahwa dari nilai mean uji Anova diperoleh hasil

penelitian yang menunjukkan bahwa berdasarkan klasifikasi profesi ternyata secara

signifikan terdapat perbedaan teamwork pada pegawai di RSUD X. Hasil penelitian

tersebut menggambarkan bahwa teamwork perawat di RSUD X lebih rendah (67.52)

dari pada teamwork pada dokter (96.55) dan pegawai administrasi di RSUD X

(76.10).

Universitas Sumatera Utara


Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa ternyata perawat di RSUD X

belum efektif untuk saling mendukung dalam kerjasama tim. Hal ini dapat dilihat

dari hasil penelitian yang menunjukkan skor total dari masing-masing dimensi dari

skala efektifitas teamwork pada Tabel 4.28 berikut:

Tabel 4.28. Skor Masing-masing Dimensi Pada Efektivitas Teamwork


Perawat RSUD X

Skor Skor
No. Dimensi Kesimpulan
Tinggi rendah
Pemahaman, Skor mayoritas subyek
39 orang 94 orang
1 relevansi, dan penelitian berada pada
(29.32%) (70.68%)
komitmen pada tujuan kategori rendah
Skor mayoritas subyek
Komunikasi mengenai 26 orang 107 orang
2 penelitian berada pada
ide dan perasaan (19.54%) (80.46%)
kategori rendah

Skor mayoritas subyek


Kepemimpinan yang 65 orang 68 orang
3 penelitian berada pada
berpartisipasi (48.87%) (51.13%)
kategori rendah

Fleksibel dalam
Skor mayoritas subyek
menggunakan 58 orang 75 orang
4 penelitian berada pada
prosedur pembuatan (43.60%) (56.40%)
kategori rendah
keputusan
Skor mayoritas subyek
Manajemen konflik 34 orang 99 orang
5 penelitian berada pada
yang konstruktif (25.56%) (74.44%)
kategori rendah
Kekuasaan
Skor mayoritas subyek
berdasarkan keahlian, 47 orang 86 orang
6 penelitian berada pada
kemampuan, dan (35.33%) (64.67%)
kategori rendah
informasi
Skor mayoritas subyek
29 orang 104 orang
7 Kohesi tim penelitian berada pada
(21.80%) (78.20%)
kategori rendah
Skor mayoritas subyek
Strategi pemecahan 66 orang 67 orang
8 penelitian berada pada
masalah (49.62%) (50.38%)
kategori rendah
Skor mayoritas subyek
Efektivitas 64 orang 69 orang
9 penelitian berada pada
interpersonal (48.12%) (51.88%)
kategori rendah

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.28. menunjukkan bahwa dari 9 dimensi teamwork yang terdiri dari

dimensi pemahaman, relevansi, dan komitmen pada tujuan; dimensi komunikasi

mengenai ide dan perasaan; dimensi kepemimpinan yang berpartisipasi; dimensi

fleksibel dalam menggunakan prosedur pembuatan keputusan; dimensi manajemen

konflik yang konstruktif; dimensi kekuasaan berdasarkan keahlian, kemampuan, dan

informasi; dimensi kohesi tim; dimensi strategi pemecahan masalah dan dimensi

efektivitas interpersonal, mayoritas skor subyek penelitian tidak menunjukkan hasil

yang maksimal yaitu berada pada kategori rendah.

Hal ini memperlihatkan bahwa anggota tim perawat di RSUD X belum efektif

bekerja dalam tim. Kenyataan ini mengindikasikan bahwa ternyata teamwork yang

tidak efektif pada perawat di RSUD X merupakan salah satu alasan mengapa sampai

saat ini visi dan misi dari RSUD X belum dapat tercapai. Teamwork dalam suatu

organisasi jika tidak bekerja secara efektif maka akan menghambat organisasi

tersebut dalam usaha mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Hal tersebut

sejalan dengan pernyataan West (2002) yang menyatakan bahwa setiap organisasi

membutuhkan tim kerja yang efektif untuk mencapai target-target dan tujuan

organisasinya.

Lebih lanjut disampaikan oleh Glassop (2002) yang menyatakan bahwa dengan

adanya teamwork yang efektif dapat meningkatkan pencapaian dan produktivitas

tempat kerja (workplace), menaikkan kualitas produk dan jasa, menurunkan tingkat

ketidakhadiran, mengurangi turnover tenaga kerja dan meningkatkan harmonisasi

industri.

Teamwork sangat penting dalam organisasi karena akan menghasilkan kinerja

yang lebih besar dibandingkan dengan pekerjaan yang dilakukan secara individual.

Universitas Sumatera Utara


Hal ini sesuai dengan pendapat Stephen P. Robbins (2003) yang menyatakan bahwa

tim adalah suatu kelompok dimana individu menghasilkan suatu tingkat kinerja yang

lebih besar daripada jumlah masukan individu tersebut. Suatu tim kerja

membangkitkan sinergi positif lewat upaya yang terkoordinasi. Upaya-upaya

individual mereka menghasilkan suatu tingkat kinerja yang lebih besar daripada

jumlah masukan individual tersebut. Pelaksanaan teamwork secara efektif akan

berdampak pada kesuksesan tim dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Menurut

Smither, Houston, McIntire (1996), tim yang efektif memungkinkan anggotanya

untuk bisa menghasilkan penyelesaian tugas yang lebih besar jumlahnya

dibandingkan dengan hasil kerja perorangan karena hasil kerjanya merupakan hasil

dari kontribusi anggota-anggota tim secara bersama-sama.

Universitas Sumatera Utara


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian kuantitatif yang telah dilakukan, maka dapat

ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil penelitian menunjukkan skor total teamwork subjek penelitian mayoritas

berada pada kategori rendah. Hal ini mengindikasikan bahwa teamwork pegawai

di RSUD X belum berjalan secara efektif.

2. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa berdasarkan nilai mean uji ANOVA,

teamwork perawat di RSUD X lebih rendah daripada teamwork dokter dan

pegawai administrasi di RSUD X.

3. Berdasarkan dimensi teamwork dapat disimpulkan bahwa:

a. dimensi pemahaman, relevansi, dan komitmen pada tujuan memiliki skor

mayoritas subyek penelitian pada kategori rendah, hal ini mengindikasikan

perawat belum memahami dan mengerjakan tugas pribadi yang relevan dengan

tujuan tim serta belum bersungguh-sungguh melaksanakan tujuan tim

b. dimensi komunikasi mengenai ide dan perasaan memiliki skor mayoritas

subyek penelitian pada kategori rendah yang mengindikasikan bahwa perawat

belum mampu menyampaikan dan menerima ide, perasaan, dan informasi yang

dikemukakan oleh anggota tim lainnya

c. dimensi kepemimpinan yang berpartisipasi memiliki skor mayoritas subyek

penelitian pada kategori rendah yang mengindikasikan pemimpin dinilai belum

cukup ikut terlibat dalam kerjasama tim dan belum mampu membagikan

Universitas Sumatera Utara


tugas-tugas kepemimpinannya di antara anggota tim sesuai pada situasi dan

kemampuan masing-masing anggota

d. dimensi fleksibel dalam menggunakan prosedur pembuatan keputusan

memiliki skor mayoritas subyek penelitian pada kategori rendah yang

mengindikasikan bahwa keputusan yang diambil dalam tim belum disesuaikan

dengan kebutuhan tim dengan mempertimbangkan waktu, keterampilan

anggota dan memperoleh dukungan dari anggota tim untuk melaksanakannya

e. dimensi manajemen konflik yang konstruktif memiliki skor mayoritas subyek

penelitian pada kategori rendah yang mengindikasikan anggota tim kurang

mampu menghadapi konflik dengan mencari berbagai alternatif pemecahan

masalah dan pelibatan diri yang tinggi dari anggota tim

f. dimensi kekuasaan berdasarkan keahlian, kemampuan, dan informasi memiliki

skor mayoritas subyek penelitian pada kategori rendah yang mengindikasikan

anggota tim merasa kurang memiliki kekuatan untuk saling memberikan

pengaruh dalam mencapai tujuan tim, berdasarkan keahlian, kemampuan dan

informasi yang dimiliki

g. dimensi kohesi tim memiliki skor mayoritas subyek penelitian berada pada

kategori rendah yang mengindikasikan perawat kurang senang dan kurang

menyukai keberadaan anggota tim lainnya

h. dimensi strategi pemecahan masalah memiliki skor mayoritas subyek

penelitian pada kategori rendah yang mengindikasikan anggota tim belum

cukup mampu mengidentifikasi masalah yang muncul, menganalisis solusi

penyelesaian masalah, dan belum mampu mengevaluasi hasil keputusan

i. dimensi efektivitas interpersonal memiliki skor mayoritas subyek penelitian

pada kategori rendah yang mengindikasikan anggota tim belum cukup

Universitas Sumatera Utara


menyadari konsekuensi tindakannya terhadap pencapaian tujuan anggota tim

yang lain.

B. Saran

B.1. Saran metodologis

Azwar (2004) menyatakan bahwa pada tahapan awal penelitian sebaiknya

dibuat aitem yang jumlahnya jauh lebih banyak daripada jumlah yang

dispesifikasikan oleh blueprintnya, jumlahnya sampai sekitar tiga kali lipat dari

jumlah yang nanti akan digunakan dalam skala bentuk final. Dengan semakin

banyaknya jumlah aitem tersebut diharapkan aitem-aitem tersebut akan mampu

berkolaborasi secara optimal dalam mengungkapkan dimensi-dimensi.

Pada penelitian ini aitem yang digunakan relatif sedikit sehingga memberi

kemungkinan aitem-aitem ini belum mampu berkolaborasi dengan lebih optimal

dalam upaya mengungkapkan dimensi-dimensi efektifitas tim. Bagi pihak-pihak

yang berminat dengan penelitian sejenis atau untuk mengembangkan penelitian

lebih jauh, diharapkan dapat menambah jumlah aitem menjadi lebih banyak sehingga

aitem tersebut mampu berkolaborasi secara optimal dalam mengungkapkan dimensi-

dimensi teamwork.

B.2. Saran praktis untuk RSUD X

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan

informasi baru bagi pihak manajemen RSUD X untuk meningkatkan efektifitas

teamwork para perawat di RSUD X melalui program intervensi.

Intervensi yang dapat dipertimbangkan adalah pelatihan teamwork yang

ditujukan sasarannya untuk seluruh perawat RSUD X. Oleh karena itu diperlukan

sebuah program pelatihan teamwork yang bertujuan untuk meningkatkan

Universitas Sumatera Utara


pengetahuan dan keterampilan karyawan mengenai konsep teamwork. Berdasarkan

Johnson dan Johnson (dalam Smither, Houston, dan Mclntire, 1996), menyatakan

bahwa ada 9 dimensi dalam model efektifitas tim yang dapat digunakan untuk

mengevaluasi anggota tim dan mengidentifikasikan kekuatan serta kelemahan yang

ada di dalam tim, yaitu (1) pemahaman, relevansi, dan komitmen pada tujuan, (2)

komunikasi mengenai ide dan perasaan, (3) kepemimpinan yang berpartisipasi, (4)

fleksibel dalam menggunakan prosedur pembuatan keputusan, (5) manajemen

konflik yang konstruktif, (6) kekuasaan berdasarkan keahlian, kemampuan, dan

informasi, (7) kohesi tim, (8) strategi pemecahan masalah, dan (9) efektivitas

interpersonal. Pelatihan merupakan sebuah proses mengajarkan pengetahuan dan

keahlian tertentu serta sikap agar karyawan semakin terampil dan mampu

melaksanakan tanggung jawabnya dengan semakin baik, sesuai dengan standar. Hal

ini sejalan dengan pernyataan. Cascio (2005) yang menyatakan bahwa pelatihan

merupakan program terencana yang dirancang untuk meningkatkan kinerja individu,

grup maupun tingkat organisasi.

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA

Azwar, Saifuddin. 2003. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

______________. 2004. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyalarta: Pustaka Belajar.

Burn, S.M. 2004. Group: Theory and Practice. Canada: Wadsworth.

Chang, Richard Y dan Mark J Curtin. 1998. Membangun Tim Mandiri. PT. Pustaka
Binaman Pressindo, Jakarta.

Daft, R.L. 2000. “Management”, alih bahasa Emil Salim, Tinjung Desi Nursanti dan
Maryanmi Hermanto, Edisi 5, 2002, Penerbit Erlangga, Jakarta

Das, T.K. and B.S. Teng. 1998. Resource and Risk Management in the Strategic
Alliance Making Process. Journal of Management. 24(1): 21-42

Glassop, L.I. 2002. The Organizational Benefits of Teams. Human Relations 55 (2),
225–249.

Greenberg, J. (2005). Managing Behavior in Organizations (4th ed). New Jersey:


Pearson Prentice Hall.

Griffith, Martin & O’callaghan, Terry. 2002. International relation:Key Concepts.


London : Routeledge.

Griffin, Ricky, W., 2004. Manajemen, Edisi Ketujuh, Jilid 2, Penerjemah: Gina Gania,
Penerbit Erlangga, Jakarta.

Hadi, S. 2002. Methodology Research Jilid I, II, III & IV. Yogyakarta: Andi Offset.

Hariandja, Marihot. 2006, Perilaku Organisasi, Bandung Unpar Press

Universitas Sumatera Utara


Kerlinger, F.N. 2003. Asas-asas penelitian behavioral. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.

McShane, Steven L., & Glinow, M.A.V. 2003. Organizational Behavior 2nd Edition.
New York : McGraw-Hill.

Notoatmodjo, 2010. Metodologi penelitian kesehatan . Jakarta: PT Rineka Cipta

Purwanto. 2008. Metodologi penelitian kuantitatif. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Profil RSUD Padangsidimpuan. 2011. Rekam Medik RSUD Padangsidimpuan Tahun


2011.

Robbins, S.P, 2003, Organizational Behavior. (2nd Ed). Prentice Hall, Inc. Eaglewood,
Cliff, New Jersey.

Robbins, Stephen P. dan Timothy A. Judge. 2008. Perilaku Organisai (Edisi 12) : Buku
1. Diterjemahkan oleh Diana Angelica. Jakarta : Penerbit Salemba Empat.

Smith, K. G., Carrol, S. J. and Ashford, S. J. 1995. “Intra and Interorganizational


Cooperation : Toward A Research Agenda.” Academy of Management Journal,
Vol. 38, pp. 7-23

Smith, Paul. R. 1995. Marketing Communication Intergrat. Approach 2nd Ed. Kogan
Page, London.

Smither R.D., Houston J.M., McIntire S.D: Organization Development Strategies for
Changing Environment. Harper and Collins Publisher. 1996. New York

Soerjono, Soekanto. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Rajawali

Sondang P. Siagian (2004). Manajemen Sumber Daya Manusia. Penerbit PT. Bumi
Aksara, Jakarta.

Sugiyono. 2007. Statsitika untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta.

Universitas Sumatera Utara


Tracy, Brian, 2006. Pemimpin Sukses, Cetakan Keenam, Penerjemah: Suharsono dan
Ana Budi Kuswandani, Penerbit Pustaka Delapatrasa, Jakarta.

West, J.W. 1994. Interaction of energy and bovine somatotropin with heat stress. J.
Dairy Sci. 43: 1245.

West, Michael, 2002. Kerja Sama yang Efektif, Cetakan Kelima, Penerjemah: Srikandi
Waluyo, Penerbit Kanisius, Yogyakarta.

Williams, Pat, 2008. The Magic of Teamwork, Penerjemah: JJ. Waskito Trisnoadi,

Penerbit PT. Grassindo, Jakarta.

Universitas Sumatera Utara


LAMPIRAN A :

RANCANGAN PELATIHAN

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
MODUL PELATIHAN TEAMWORK

PERAWAT RUMAH SAKIT UMUM DAERAH X

TESIS

MARINTAN OCTARINA B
097029019

PROGRAM PENDIDIKAN MAGISTER PROFESI PSIKOLOGI


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2012

Universitas Sumatera Utara


BAGIAN 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Teamwork pada perawat RSUD X telah diteliti pada bulan Oktober 2011

sampai April 2012 dengan menggunakan teori teamwork dari David W. Johnson &

Frank P. Johnson berdasarkan 9 dimensi dalam model efektifitas tim. Adapun 9

dimensi yang digunakan untuk mengevaluasi anggota tim dan mengidentifikasikan

kekuatan serta kelemahan yang ada di dalam tim, yaitu (1) pemahaman, relevansi,

dan komitmen pada tujuan, (2) komunikasi mengenai ide dan perasaan, (3)

kepemimpinan yang berpartisipasi, (4) fleksibel dalam menggunakan prosedur

pembuatan keputusan, (5) manajemen konflik yang konstruktif, (6) kekuasaan

berdasarkan keahlian, kemampuan, dan informasi, (7) kohesi tim, (8) strategi

pemecahan masalah, dan (9) efektivitas interpersonal. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa teamwork perawat RSUD X belum berjalan dengan efektif. Hal ini terbukti

dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa dari 9 dimensi yang diukur tidak

terdapat dimensi yang memiliki skor tinggi. Skor total masing-masing dimensi

mayoritas berada pada kategori rendah. Hasil penelitian tersebut dapat dilihat pada

Tabel 1 berikut:

Universitas Sumatera Utara


Tabel 1. Skor masing-masing dimensi efektivitas teamwork perawat RSUD X

Skor Skor
No. Dimensi Kesimpulan
Tinggi rendah
Pemahaman, relevansi, Skor mayoritas subyek
39 orang 94 orang
1 dan komitmen pada penelitian berada pada kategori
(29.32%) (70.68%)
tujuan rendah
Skor mayoritas subyek
Komunikasi mengenai 26 orang 107 orang
2 penelitian berada pada kategori
ide dan perasaan (19.54%) (80.46%)
rendah
65 orang Skor mayoritas subyek
Kepemimpinan yang 68 orang
3 (48.87%) penelitian berada pada kategori
berpartisipasi (51.13%)
rendah
Fleksibel dalam
Skor mayoritas subyek
menggunakan prosedur 58 orang 75 orang
4 penelitian berada pada kategori
pembuatan keputusan (43.60%) (56.40%)
rendah
Skor mayoritas subyek
Manajemen konflik yang 34 orang 99 orang
5 penelitian berada pada kategori
konstruktif (25.56%) (74.44%)
rendah
Kekuasaan berdasarkan Skor mayoritas subyek
47 orang 86 orang
6 keahlian, kemampuan, penelitian berada pada kategori
(35.33%) (64.67%)
dan informasi rendah
Skor mayoritas subyek
29 orang 104 orang
7 Kohesi tim penelitian berada pada kategori
(21.80%) (78.20%)
rendah
Skor mayoritas subyek
Strategi pemecahan 66 orang 67 orang
8 penelitian berada pada kategori
masalah (49.62%) (50.38%)
rendah
Skor mayoritas subyek
64 orang 69 orang
9 Efektivitas interpersonal penelitian berada pada kategori
(48.12%) (51.88%)
rendah

Dengan demikian tim yang tidak efektif tidak akan dapat mencapai target-

target dan tujuan organisasi. West (2002) menyatakan setiap organisasi

membutuhkan teamwork yang efektif untuk mencapai target-target dan tujuan

organisasinya.

Dalam upaya membangun teamwork yang efektif pada perawat di RSUD X

idealnya semua perawat memiliki pemahaman yang sama mengenai karakteristik

utama yang menyebabkan teamwork menjadi efektif sehingga mampu mencapai

tujuan organisasi. Johnson dan Johnson (dalam Smither, Houston, dan Mclntire,

1996), menyatakan bahwa ada 9 dimensi dalam model efektifitas tim yang dapat

digunakan untuk mengevaluasi anggota tim dan mengidentifikasikan kekuatan serta

Universitas Sumatera Utara


kelemahan yang ada di dalam tim, yaitu (1) pemahaman, relevansi, dan komitmen

pada tujuan, (2) komunikasi mengenai ide dan perasaan, (3) kepemimpinan yang

berpartisipasi, (4) fleksibel dalam menggunakan prosedur pembuatan keputusan, (5)

manajemen konflik yang konstruktif, (6) kekuasaan berdasarkan keahlian,

kemampuan, dan informasi, (7) kohesi tim, (8) strategi pemecahan masalah, dan (9)

efektivitas interpersonal.

Salah satu cara yang dapat dilakukan agar perawat di RSUD X memiliki

pemahaman yang sama dalam usaha meningkatkan teamwork yang efektif adalah

dengan mengikuti pelatihan. Menurut Mangkuprawira (2004) pelatihan merupakan

sebuah proses mengajarkan pengetahuan dan keahlian tertentu serta sikap agar

karyawan semakin terampil dan mampu melaksanakan tanggung jawabnya dengan

semakin baik, sesuai dengan standar.

Untuk meningkatkan teamwork pada perawat di RSUD X maka diperlukan

pelatihan teamwork yang memuat komunikasi, manajemen konflik, strategi

pemecahan masalah dan fleksibel dalam prosedur pengambilan keputusan, kohesi

tim dan kekuasaan berdasarkan keahlian, kemampuan dan informasi serta efektivitas

interpersonal dan kepemimpinan yang berpartisipatif.

Agar pelatihan menjadi lebih efektif maka pemberian materi tidak disampaikan

dalam satu kali pertemuan melainkan pelatihan tersebut akan disampaikan melalui

enam tahapan pelatihan. Untuk tahapan pertama materi yang akan disampaikan

adalah komunikasi, tahapan kedua materi yang akan disampaikan adalah manajemen

konflik, dilanjutkan dengan tahapan ketiga strategi pemecahan masalah dan fleksibel

dalam prosedur pengambilan keputusan, selanjutnya untuk tahapan keempat materi

yang akan disampaikan adalah kohesi tim dan kekuasaan berdasarkan keahlian,

Universitas Sumatera Utara


kemampuan dan informasi; dan untuk tahapan pelatihan kelima kepemimpinan yang

berpartisipatif dan efektivitas interpersonal.

Materi strategi pemecahan masalah dan pengambilan keputusan disampaikan

dalam satu materi. Hal tersebut dilatarbelakangi karena di dalam proses menangani

suatu masalah diperlukan strategi-strategi pemecahan masalah untuk selanjutnya

dilakukan pengambilan keputusan dalam tim. Materi kekuasaan berdasarkan

keahlian, kemampuan dan informasi digabung dengan materi kohesi tim. Hal ini

dikarenakan kekuasaan berdasarkan keahlian, kemampuan dan informasi pada

anggota tim akan menunjukkan perbedaan di antara anggota tim. Sebuah tim yang

memiliki kohesivitas yang tinggi adalah tim yang memiliki anggota-anggota yang

mampu menggabungkan perbedaan tersebut menjadi lebih bersinergi. Selanjutnya,

materi kepemimpinan yang berpartisipasi digabung dengan materi efektivitas

interpersonal. Hal ini dilatarbelakangi pemahaman yang menyatakan bahwa masing-

masing anggota tim harus memiliki tanggungjawab yang sama seperti seorang

pemimpin dalam kelompok. Dengan saling berbagi tanggungjawab antar anggota

kelompok maka akan meningkatkan efektivitas interpersonal masing-masing anggota

tim.

Dimensi lain yang termasuk dalam efektifitas teamwork adalah dimensi

pemahaman, relevansi, dan komitmen pada tujuan. Dimensi ini mengacu pada

pemahaman perawat terhadap tujuan rumah sakit serta kemampuan perawat dalam

mengerjakan tugas dengan sungguh-sungguh dan relevan dengan visi misi rumah

sakit. Pemahaman perawat pada visi misi rumah sakit dapat diperoleh perawat

melalui sosialisasi yang disampaikan oleh pihak manajemen RSUD X.

Universitas Sumatera Utara


B. Sasaran Pelatihan

Sasaran pelatihan teamwork terdiri dari sasaran umum dan sasaran khusus.

1. Sasaran Umum

Setelah mengikuti pelatihan teamwork, perawat RSUD X mengerti akan

pentingnya teamwork yang berjalan dengan efektif di sebuah organisasi dan

mampu untuk membina dan melaksanakan teamwork yang efektif di RSUD X.

2. Sasaran Khusus

Setelah mengikuti pelatihan teamwork perawat RSUD X mampu untuk:

a. menyampaikan ide, saran dan apa yang dirasakan dalam tim kepada anggota

tim lainnya

b. menghadapi konflik dengan mencari berbagai alternatif pemecahan masalah

dan pelibatan diri yang tinggi dari anggota tim

c. akrab dengan sesama anggota tim dan menunjukkan sikap yang bersahabat

demi menciptakan suasana kebersamaan

d. mengidentifikasi masalah yang muncul, menganalisis solusi penyelesaian

masalah, dan mengevaluasi hasil keputusan

e. menyadari konsekuensi tindakannya terhadap pencapaian tujuan anggota tim

yang lain

Universitas Sumatera Utara


C. Pokok Bahasan/Materi Bahasan

Untuk mencapai sasaran pelatihan di atas, pokok-pokok bahasan dalam paket

pelatihan mencakup:

1. Paket 1 : Komunikasi efektif

2. Paket 2 : Manajemen konflik

3. Paket 3 : Pengambilan keputusan dan strategi pemecahan masalah

4. Paket 4 : Kohesi tim, kekuasaan berdasarkan keahlian, kemampuan dan

informasi

5. Paket 5 : Kepemimpinan berpartisipatif, efektivitas interpersonal

D. Peserta Pelatihan

Peserta yang mengikuti pelatihan teamwork adalah seluruh perawat di RSUD X.

Agar pelatihan berjalan dengan efektif maka peserta pelatihan dibagi ke dalam 6

gelombang, masing-masing gelombang terdiri dari 25 orang peserta. Hal ini sesuai

dengan pendapat Krisnawaty (2010) yang mengemukakan jumlah peserta yang

sedikit dapat membantu proses pelatihan menjadi efektif, jumlah peserta yang terlalu

besar mengakibatkan proses belajar tidak efektifdan lebih sulit untuk memberi ruang

partisipasi bagi semua peserta.

Pembagian jumlah peserta pelatihan pada setiap gelombang didasarkan pada

informasi sementara yang disampaikan oleh Kepala Sub Bagian Kepegawaian RSUD

X melalui komunikasi interpersonal pada tanggal 21 September 2012. Berdasarkan

hasil komunikasi interpersonal tersebut diperoleh informasi yang menyatakan bahwa

kemungkinan perawat yang dapat mengikuti pelatihan adalah sebanyak 25 orang

untuk setiap gelombang.

Universitas Sumatera Utara


E. Pelaksanaan Pelatihan

Pelaksanaan pelatihan dibagi dalam beberapa tahap, yang programnya akan

dilaksanakan selama satu tahun.

Paket 1 : Komunikasi Efektif


Lama pelatihan : 2 hari
Waktu : 08.00 WIB – 16.00 WIB
Tempat : Ruangan DIKLAT di RSUD X

Paket 2 : Manajemen Konflik


Lama pelatihan : 2 hari
Waktu : 08.00 WIB – 16.00 WIB
Tempat : Ruangan DIKLAT di RSUD X

Paket 3 : Strategi Pemecahan Masalah, Pengambilan Keputusan


Lama pelatihan : 2 hari
Waktu : 08.00 WIB – 16.00 WIB
Tempat : Ruangan DIKLAT di RSUD X

Paket 4 : Kohesivitas Tim, Kekuasaan


Lama pelatihan : 2 hari
Waktu : 08.00 WIB – 16.00 WIB
Tempat : Ruangan DIKLAT di RSUD X

Paket 5 : Kepemimpinan Partisipatif, Efektivitas Interpersonal


Lama pelatihan : 1 hari
Waktu : 08.00 WIB – 16.00 WIB
Tempat : Ruangan DIKLAT di RSUD X

Universitas Sumatera Utara


JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER
BATCH

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
BATCH
1

BATCH
2

BATCH
3

BATCH
4

BATCH
5

BATCH
6

BATCH
7

Keterangan :
: Paket I
: Paket II
: Paket III
: Paket IV
: Paket V

Universitas Sumatera Utara


F. Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran pada pelatihan ini menggunakan metode pembelajaran pada

orang dewasa yang mengutamakan teknik experiential learning. Metode pembelajaran

yang digunakan diantaranya adalah pretest postest, ceramah, role play, diskusi, ice

breaker, energizer dan permainan/games.

Pre-test post-test, merupakan metode yang dapat memberikan data mengenai

informasi penambahan pengetahuan peserta pelatihan sebelum mengikuti pelatihan dan

kemajuan pengetahuan peserta setelah mengikuti pelatihan yang diberikan.

Ceramah, merupakan metode yang memberikan penjelasan atau memberi

deskripsi lisan secara sepihak (fasilitator) tentang suatu materi pembelajaran tertentu.

Tujuannya adalah agar peserta pelatihan mengetahui dan memahami materi pelatihan

tertentu dengan jalan menyimak dan mendengarkan.

Diskusi, metode dimana peserta pelatihan dapat berpartisipasi aktif untuk

menyumbangkan pemikiran, gagasan dalam kegiatan diskusi. Tujuan diskusi adalah

untuk mencari pemecahan masalah dan menemukan berbagai ide dan solusi untuk

memecahkan suatu persoalan.

Ice Breaker, dirancang untuk memberikan kesempatan kepada peserta agar dapat

saling mengenal satu sama lain dan mengurangi penghalang yang mungkin muncul.

Semakin peserta merasa nyaman satu sama lain, maka semakin baik lingkungan

pembelajaran. Jika peserta merasa nyaman satu sama lain, dengan senang hati mereka

akan berpartisipasi dan mengeluarkan ide-ide baru. Dua tujuan utama menggunakan

icebreaker adalah pertama, memberi peluang kepada peserta untuk memperkenalkan diri

satu sama lain, dan yang kedua untuk menuntun mereka ke pokok permasalahan.

Universitas Sumatera Utara


Energizer, adalah permainan-permainan yang digunakan ketika peserta jenuh dan

mengantuk. Aktivitas ini digunakan sebagai sarana menurunkan ketegangan dan

menyuntikkan tenaga baru.

Permainan/Games, adalah suatu metode pelatihan dimana para peserta terlibat

dalam suatu kegiatan yang dikenai sejumlah peraturan. Permainan/games memiliki

tingkat kesulitan dan tujuan yang berbeda tergantung dari jenis permainan/games.

Manfaat dari permainan/games adalah dapat membuat pembelajaran menjadi lebih

menyenangkan dan menarik serta dapat menguatkan pembelajaran yang didapat oleh

peserta.

G. Setting Ruangan

Setting ruangan pada pelatihan ini menggunakan desain ruangan berbentuk U

dengan tujuan memberi kemudahan kepada fasilitator berinteraksi dengan peserta

pelatihan.

Universitas Sumatera Utara


BAGIAN II

A. Jadwal Pelatihan Paket 1: KOMUNIKASI EFEKTIF


- Hari Pertama

No JAM MATERI METODE DAN SUB POKOK BAHASAN WAKTU


1 08.00–08.30 Registrasi a. Absensi para peserta 30 menit
Absensi peserta dan pembagian training b. Pembagian training kit
kit.
2 08.30–09.30 Pembukaan + Pre-test a. Kata sambutan dari pihak RSUD X 60 menit
b. Ice Breaking
c. Pre-test
3 09.30–10.00 Pemaparan hasil penelitian a. Presentasi mengenai pentingnya teamwork 15 menit
b. Pemaparan hasil penelitian 15 menit
4 10.00–10.15 Coffee break 15 menit
5 10.15–12.00 Komunikasi a. Energizer 5 menit
b. Presentasi: Defenisi komunikasi 15 menit
c. Games “Halang Rintang” 30 menit
d. Diskusi mengenai makna dari games yang telah dilakukan 10 menit
e. Presentasi : Komunikasi Verbal dan Non Verbal 20 menit
f. Role Play mengenai bagaimana berkomunikasi secara verbal dan non verbal dalam 25 menit
tim
6 12.00–13.30 Istirahat dan makan siang - 90 menit
7 13.30–15.45 Komunikasi (lanjutan) a. Energizer 5 menit
b. Diskusi kelompok mengenai role play yang telah dilakukan 15 menit
c. Presentasi hasil diskusi 30 menit
d. Presentasi : Unsur-unsur dalam komunikasi 15 menit
e. Games “Pesan Berantai” 20 menit

Universitas Sumatera Utara


f. Diskusi mengenai makna dari games yang telah dilakukan 10 menit

g. Presentasi : Prinsip-prinsip komunikasi 15 menit


h. Role Play “Bagaimana melakukan komunikasi efektif saat memberikan informasi 15 menit
kepada rekan perawat”
i. Diskusi mengenai makna dari role play yang telah dilakukan 10 menit
8. 15.45-16.00 Penutupan Panitia memberikan kata penutupan dan peserta mengisi lembaran evaluasi pelatihan 15 menit

Universitas Sumatera Utara


- Hari Kedua

No JAM MATERI METODE DAN SUB POKOK BAHASAN WAKTU


1 08.00-08.30 Absensi Absensi peserta pelatihan 30 menit
2 08.30–10.00 Komunikasi (lanjutan) a. Senam sehat 10 menit
b. Presentasi : Proses komunikasi 25 menit
c. Diskusi mengenai konflik –konflik yang sering muncul karena kesalahan komunikasi di 20 menit
tempat kerja dan cara mengatasinya
d. Presentasi hasil diskusi kelompok 45 menit
3 10.00–10.15 Coffee break - 15 menit
4 10.15–12.00 Komunikasi (lanjutan) a. Energizer 10 menit
b. Presentasi : Hambatan-hambatan dalam komunikasi 30 menit
c. Games “Running Paper” 30 menit
d. Diskusi mengenai makna dari games yang telah dilakukan 15 menit
5 12.00–13.30 Istirahat dan makan siang - 90 menit
6 13.30–15.15 Komunikasi (lanjutan) a. Energizer 5 menit
b. Presentasi : Cara mengatasi hambatan-hambatan dalam komunikasi 10 menit
c. Games “The Fast and The Farious” 20 menit
d. Diskusi mengenai makna dari games yang telah dilakukan 10 menit
e. Video “Effective Communication” 5 menit
f. Diskusi kelompok mengenai makna dari video yang telah ditayangkan 15 menit
g. Presentasi hasil diskusi 30 menit
h. Peserta mengisi lembar :Self Assesment 10 menit
7 15.15-16.00 Penutupan + evaluasi a. Peserta mengisi lembar “Action Plan”, post test dan evaluasi pelatihan 45 menit
b. Pihak RSUD X memberikan kata penutupan
c. Pihak panitia memberikan kata penutupan

Universitas Sumatera Utara


B. Jadwal Pelatihan Paket 2 : MANAJEMEN KONFLIK

- Hari Pertama

No JAM MATERI METODE DAN SUB POKOK BAHASAN WAKTU


1 08.00–08.30 Registrasi a. Absensi para peserta 30 menit
b. Pembagian training kit
2 08.30–09.30 Pembukaan + a. Kata sambutan dari pihak RSUD X 60 menit
Pre-test b. Ice Breaking
c. Pre-test
3 09.30–10.00 Manajemen Konflik a. Presentasi : Defenisi Konflik 10 menit
b. Diskusi mengenai konflik –konflik yang sering muncul di tempat kerja dan cara 20 menit
mengatasinya
4 10.00–10.15 Coffee break - 15 menit
5 10.15–12.00 Manajemen Konflik (lanjutan) a. Energizer 5 menit
b. Presentasi hasil diskusi 45 menit
c. Presentasi: Ciri-ciri Konflik 20 menit
d. Games “Menyeberang Amazon” 25 menit
e. Diskusi mengenai makna dari games yang telah dilakukan 10 menit
6 12.00–13.30 Istirahat dan makan siang - 90 menit
7 13.30-15.45 Manajemen Konflik (lanjutan) a. Energizer 10 menit
b. Presentasi: Jenis-jenis Konflik 20 menit
c. Games “Menyeberang Jembatan” 30 menit
d. Diskusi mengenai makna dari games yang telah dilakukan 15 menit
e. Peserta menonton video “Management Conflict at Hospital” 10 menit
f. Diskusi kelompok mengenai tanggapan terhadap video yang ditayangkan 20 menit
g. Presentasi masing-masing kelompok mengenai tanggapan terhadap video yang 45 menit
ditayangkan
8. 15.45-16.00 Penutupan Panitia memberikan kata penutupan dan peserta mengisi lembaran evaluasi pelatihan 15 menit

Universitas Sumatera Utara


- Hari kedua

No JAM MATERI METODE DAN SUB POKOK BAHASAN WAKTU


1 08.00-08.30 Absensi Absensi peserta pelatihan 30 menit
2 08.30–10.00 Manajemen Konflik (lanjutan) a. Senam sehat 5 menit
b. Presentasi : Dampak terjadinya konflik 15 menit
c. Peserta menonton video “ Conflict” 5 menit
d. Diskusi mengenai video yang telah ditayangkan 20 menit
e. Presentasi hasil diskusi 45 menit
3 10.00–10.15 Coffee break - 15 menit
4 10.15–12.00 Manajemen Konflik (lanjutan) a. Games “Terlalu Banyak Solusi” 30 menit
b. Diskusi mengenai makna games yang dilakukan 10 menit
c. Presentasi : Sumber-sumber konflik 15 menit
d. Diskusi mengenai sumber-sumber konflik yang sering terjadi di dunia kerja dan 20 menit
alasan mengapa konflik tersebut sering muncul
e. Presentasi masing-masing kelompok mengenai hasil diskusi 30 menit
5 12.00–13.30 Istirahat dan makan siang - 90 menit
6 13.30–15.20 Manajemen Konflik (lanjutan) a. Energizer 15 menit
b. Presentasi : Strategi mengatasi dan pananganan konflik 20 menit
c. Diskusi tentang studi kasus 20 menit
d. Presentasi hasil studi kasus 45 menit
e. Peserta mengisi lembar :Self Assesment 10 menit
7 15.20-16.00 Penutupan + evaluasi a. Panitia memberikan kata penutupan dan peserta mengisi lembaran evaluasi 40 menit
pelatihan
b. Pihak RSUD X memberikan kata penutupan
c. Pihak panitia memberikan kata penutupan

Universitas Sumatera Utara


C. Jadwal Pelatihan Paket 3 : STRATEGI PEMECAHAN MASALAH, PROSEDUR PENGAMBILAN KEPUTUSAN

- Hari Pertama

No JAM MATERI METODE DAN SUB POKOK BAHASAN WAKTU


1 08.00-08.30 Registrasi a. Absensi peserta pelatihan 30 menit
b. Pembagian training kit
2 08.30-09.00 Pembukaan + Prestest a. Kata sambutan dari pihak RSUD 30 menit
b. Ice Breaking
c. Pre-test
3 09.00–10.00 Strategi Pemecahan Masalah a. Presentasi : Defenisi Strategi Pemecahan Masalah 20 menit
b. Games “Hand Jam” 30 menit
c. Diskusi mengenai makna games yang telah dilakukan 10 menit
4 10.00–10.15 Coffee break - 15 menit
5 10.15–12.00 Strategi Pemecahan Masalah a. Energizer 10 menit
(lanjutan) b. Presentasi : Strategi pemecahan masalah 10 menit
c. Diskusi mengenai hambatan-hambatan dalam pemecahan masalah 20 menit
d. Presentasi hasil diskusi 30 menit
e. Games “Bintang” 30 menit
f. Diskusi mengenai makna games yang telah dilakukan 5 menit
6 12.00–13.30 Istirahat dan makan siang - 90 menit
7 13.30–15.45 Strategi Pemecahan Masalah a. Energizer 10 menit
(lanjutan) b. Presentasi : Langkah Pemecahan Masalah 20 menit
c. Diskusi mengenai langkah-langkah pemecahan masalah yang dapat dilakukan di 20 menit
dunia kerja
d. Presentasi hasil diskusi 45 menit
e. Games”12 dot” 30 menit
f. Diskusi mengenai makna dari games yang telah dilakukan 20 menit
8 15.45-16.00 Penutupan + evaluasi Panitia memberikan kata penutupan dan peserta mengisi lembaran evaluasi pelatihan 15 menit

Universitas Sumatera Utara


- Hari kedua

No JAM MATERI METODE DAN SUB POKOK BAHASAN WAKTU


1 08.00-08.30 Absensi Absensi peserta pelatihan 30 menit
2 08.30–10.00 Prosedur pembuatan keputusan a. Senam sehat 5 menit
b. Presentasi : Prosedur pembuatan keputusan 10 menit
c. Diskusi mengenai keputusan-keputusan yang sering muncul di ambil dalam 20 menit
kelompok dunia kerja
d. Presentasi hasil diskusi 30 menit
e. Games “Telur Tahan Banting” 15 menit
f. Diskusi mengenai makna games yang dilakukan 10 menit
3 10.00–10.15 Coffee break - 15 menit
4 10.15–12.00 Prosedur pembuatan keputusan a. Energizer 5 menit
(lanjutan) b. Presentasi : Langkah-langkah dalam mengambil keputusan 10 menit
c. Role Play mengenai keluarga pasien yang complain terhadap pelayanan 15 menit
d. Diskusi kelompok mengenai role play yang telah dilakukan 20 menit
e. Presentasi masing-masing kelompok mengenai hasil diskusi 25 menit
5 12.00–13.30 Istirahat dan makan siang - 90 menit
6 13.30–15.20 Prosedur pembuatan keputusan a. Energizer 10 menit
(lanjutan) b. Presentasi : Pendekatan dalam pengambilan keputusan 15 menit
c. Peserta menonton video “How to make a decision” 10 menit
d. Diskusi mengenai makna dari video yang telah ditayangkan 20 menit
e. Presentasi kelompok mengenai hasil diskusi dari video yang telah ditayangkan 45 menit
sebelumnya
f. Peserta mengisi lembar :Self Assesment 10 menit
7 15.20-16.00 Penutupan + evaluasi a. Peserta mengisi lembar “Action Plan”, post test dan evaluasi pelatihan 40 menit
b. Pihak RSUD X dan panitia memberikan kata penutupan

Universitas Sumatera Utara


D. Jadwal Pelatihan 4 : KOHESIVITAS TIM, KEKUASAAN (POWER)

- Hari Pertama

No JAM MATERI METODE DAN SUB POKOK BAHASAN WAKTU


1 08.00–08.30 Registrasi a. Absensi para peserta 30 menit
Absensi peserta dan pembagian b. Pembagian training kit
training kit.
2 08.30–09.30 Pembukaan + Pre-test a. Kata sambutan dari pihak RSUD X 60 menit
b. Ice Breaking
c. Pre-test
3 09.30–10.00 Kohesivitas Tim a. Presentasi : Kohesivitas Tim 10 menit
b. Games “Panca Indera” 15 menit
c. Diskusi mengenai makna dari games yang telah dilakukan 5 menit
4 10.00–10.15 Coffee break - 15 menit
5 10.15–12.00 Kohesivitas Tim (lanjutan) a. Energizer 5 menit
b. Presentasi : Faktor yang mempengaruhi kohesivitas tim 20 menit
c. Diskusi mengenai faktor yang mempengaruhi kohesivitas tim di tempat kerja 20 menit
d. Presentasi hasil diskusi 30 menit
e. Games “Touch My Can” 20 menit
f. Diskusi mengenai makna dari games yang telah dilakukan 10 menit
6 12.00–13.30 Istirahat dan makan siang - 90 menit
7 13.30–15.45 Kohesivitas Tim (lanjutan) a. Energizer 10 menit
b. Presentasi : Dimensi kohesivitas tim 20 menit
c. Games “Ladang Ranjau” 20 menit
d. Diskusi mengenai makna dari games yang telah dilakukan 10 menit
e. Peserta menonton video “Cohessivenes Team” 10 menit
f. Diskusi mengenai makna dari video yang telah ditayangkan 20 menit
g. Presentasi hasil diskusi 45 menit
8. 15.30-16.00 Penutupan + Postest Panitia memberikan kata penutupan dan peserta mengisi lembaran evaluasi pelatihan 30 menit

Universitas Sumatera Utara


- Hari kedua

No JAM MATERI METODE DAN SUB POKOK BAHASAN WAKTU


1 08.00-08.30 Absensi Absensi peserta pelatihan 30 menit
2 08.30–10.00 Kekuasaan (Power) a. Senam sehat 10 menit
b. Presentasi : Kekuasaan berdasar keahlian, kemampuan dan informasi 15 menit
c. Diskusi mengenai pentingnya penerapan kekuasaan berdasarkan keahlian, 20 menit
kemampuan dan informasi dalam tim di dunia kerja
d. Presentasi hasil diskusi 45 menit
3 10.00–10.15 Coffee break - 15 menit
4 10.15–12.00 Kekuasaan (Power) (lanjutan) a. Games “Follow The Leader” 30 menit
b. Diskusi mengenai makna dari games yang telah dilakukan 10 menit
c. Presentasi : Jenis kekuasaan berdasarkan sumber 15 menit
d. Diskusi mengenai hambatan-hambatan dalam penerapan kekuasaan 20 menit
e. Presentasi hasil diskusi 30 menit
5 12.00–13.30 Istirahat dan makan siang - 90 menit
6 13.30–15.20 Kekuasaan (Power) (lanjutan) a. Games “Aku, Kamu dan Dia” 20 menit
b. Diskusi mengenai makna games yang telah dilakukan 5 menit
c. Peserta menonton video “Sharing Power” 5 menit
d. Diskusi mengenai makna dari video yang telah ditayangkan 15 menit
e. Presentasi hasil diskusi 30 menit
f. Games “Building a Good Hospital” 20 menit
g. Diskusi mengenai makna dari games yang telah dilakukan 5 menit
h. Peserta mengisi lembar :Self Assesment 10 menit
7 15.20-16.00 Penutupan + evaluasi a. Peserta mengisi lembar “Action Plan”, post test dan evaluasi 40 menit
b. Pihak RSUD X memberikan kata penutupan
c. Pihak panitia memberikan kata penutupan

Universitas Sumatera Utara


E. Jadwal Pelatihan 5 : KEPEMIMPINAN PARTISIPATIF, EFEKTIVITAS INTERPERSONAL

No JAM MATERI METODE DAN SUB POKOK BAHASAN WAKTU


1 08.00–08.30 Registrasi a. Absensi para peserta 30 menit
Absensi peserta dan pembagian training kit. b. Pembagian training kit
2 08.30–09.30 Pembukaan + Pre-test a. Kata sambutan dari pihak RSUD X 60 menit
b. Ice Breaking
c. Pre-test
3 09.30–10.00 Kepemimpianan Partisipasi a. Presentasi : Defenisi Kepemimpinan 10 menit
b. Games”Manage The Change” 15 menit
c. Diskusi mengenai makna dari games yang telah dilakukan 5 menit
4 10.00–10.15 Coffee break - 15 menit
5 10.15–12.00 Kepemimpianan Partisipasi (lanjutan) a. Energizer 10 menit
b. Presentasi : Fungsi Kepemimpinan dan Gaya Kepemimpinan Partisipatif 30 menit
c. Role Play “Praktek kepemimpinan yang partisipatif di dunia kerja” 15 menit

d. Diskusi mengenai makna dari role play yang telah dilakukan 20 menit
e. Presentasi hasil diskusi 30 menit
6 12.00–13.30 Istirahat dan makan siang - 90 menit
7 13.30–15.30 Efektivitas Interpersonal a. Energizer 10 menit
b. Presentasi : Defenisi Efektivitas Interpersonal 20 menit
c. Games”Menyalakan Lilin” 20 menit
d. Diskusi mengenai makna dari games yang telah dilakukan 10 menit
e. Presentasi: Dimensi Efektivitas Interpersonal 20 menit
f. Games “Andaikan Saya” 20 menit
g. Diskusi mengenai makna dari games yang telah ditayangkan 10 menit
g. Peserta mengisi lembar :Self Assesment 10 menit
8. 15.30-16.00 Penutupan + Post-test a. Peserta mengisi lembar “Action Plan”, post test dan evaluasi pelatihan 30 menit
b. Pihak RSUD X memberikan kata penutupan
c. Pihak panitia memberikan kata penutupan

Universitas Sumatera Utara


BAGIAN III

MODUL PELATIHAN

A. Pembukaan

1. Registerasi

Tujuan :

a. Mendata peserta yang hadir

b. Membagikan training kit

Waktu yang dibutuhkan: 30 menit

Latar Belakang:

Registerasi peserta digunakan untuk melihat komitmen awal peserta dalam

menghadari pelatihan secara tepat waktu. Registrasi berguna untuk

memprediksikan jumlah kebutuhan yang akan muncul selama pelatihan

berlangsung.

Metode:

a. Penandatangan absen

b. Pembagian training kit

Bahan/ materi yang dibutuhkan:

a. Kertas/lembar absensi peserta

b. Pulpen, buku tulis kecil, map, jadwal pelatihan dan handout materi pelatihan.

Langkah-langkah:

a. Panitia pelatihan mempersiapkan absensi dan training kit untuk pelatihan.

b. Peserta mengambil training kit dan menandatangani absensi yang telah

disediakan

Universitas Sumatera Utara


2. Pembukaan

Tujuan :

a. Penjelasan maksud dan tujuan pelatihan

b. Ice Breaking

Waktu yang dibutuhkan: 15 menit

Latar Belakang:

Menurut Dryden & Vos (2000) belajar akan efektif bila proses

pembelajaran dilaksanakan dengan suasana yang menyenangkan (joyfull learning).

Pelatihan ini membutuhkan suasana yang lebih terbuka, santai dan nyaman. Untuk

menciptakan suasana pelatihan yang demikian diperlukan ice breaker yang

bermanfaat untuk menyegarkan suasana belajar, menghilangkan kejenuhan dan

rasa kantuk.

Metode: Ceramah

Langkah-langkah:

a. Panitia pelaksanaan training membuka acara dengan urutan sebagai berikut:

1. Pembukaan oleh pembawa acara

2. Sambutan dari ketua panitia penyelenggara

3. Sambutan dari Direktur RSUD X

4. Perkenalan peserta

b. Fasilitator mencatat beberapa hal penting yang dikemukan dalam berbagai

sambutan tersebut sebagai bahan untuk merumuskan tujuan dan materi

pelatihan.

c. Fasilitator memulai pelatihan

Universitas Sumatera Utara


Ice Breaking

Bring It On

1. Deskripsi

Peserta membentuk kelompok-kelompok berdasarkan ciri khas yang diberikan oleh

fasilitator. Dalam kelompok tersebut, peserta diminta untuk membuat sebuah yel-yel

yang menunjukkan eksistensi kelompok tersebut (dalam bentuk gerak dan lagu).

Sebagai tambahan, yel-yel tersebut boleh mendiskreditkan kelompok lain.

2. Tujuan

Mengajarkan peserta untuk bisa berkoordinasi di dalam menentukan yel-yel yang

akan dibuat. Biasanya secara natural, seorang pemimpin informal akan mucul di

dalam kelompok ini. Kegiatan ini juga dapat melatih rasa percaya diri tampil di

depan umum untuk melakukan gerak dan lagu yang lucu. Individu-individu yang

biasanya pemalu atau tertutup biasanya akan berbaur dengan kelompok karena

dukungan dan kebersamaan dari sesama rekan-rekan peserta.

3. Waktu

Alokasi waktu untuk games ini adalah 10 menit untuk menyiapkan yel-yel dan 5

menit per kelompok untuk mempertontonkan yel-yel.

4. Alat atau media

Balon/tali rafia dengan warna yang berbeda

Universitas Sumatera Utara


5. Prosedur dan cara bermain

a. Fasilitator menyiapkan beberapa atribut yang menunjukkan ciri khas masing-

masing kelompok. Dalam hal ini, fasilitator menyiapkan balon yang berwarna

warni atau tali rafia dengan warna yang berbeda-beda disesuaikan dengan

banyaknya kelompok yang mau dibentuk.

b. Peserta satu per satu diminta untuk mengambil balon atau tali rafia yang sudah

disiapkan sebelumnya.

c. Cara mengelompokkannya adalah peserta dengan warna balon atau warna tali

rafia yang sama berkumpul membentuk satu kelompok.

d. Setelah kelompok terbentuk, fasilitator meminta masing-masing kelompok

memilih sebuah nama untuk kelompoknya masing-masing

e. Setelah itu mereka diminta untuk membuat yel-yel dalam kelompok. Yel-yel

tersebut harus menunjukkan eksistensi kelompok masing-masing dan

mendiskreditkan nama kelompok lain. Ingat, yang didiskreditkan adalah nama

kelompok bukan personal dalam kelompok. Masing-masing kelompok harus

mempertontonkan yel-yel yang telah dibuat.

f. Yel-yel yang telah dibuat tersebut kemudian bisa dipertontonkan lagi jika

kelompok tersebut memenangkan games/permainan lain yang diberikan fasilitator

selama acara pelatihan berlangsung.

Universitas Sumatera Utara


PELATIHAN 1

( Komunikasi Efektif )

A. MATERI PELATIHAN

Materi : Komunikasi

Tujuan Instruksional Umum :

Setelah mendapatkan pelatihan komunikasi efektif, peserta mampu menyampaikan

dan menerima ide, perasaan, dan informasi yang dikemukakan oleh anggota tim

lainnya

Tujuan Instruksional Khusus:

a. Peserta memahami dampak efektifitas komunikasi

b. Peserta memahami dimensi/faktor pembentuk efektifitas komunikasi

c. Peserta mengetahui unsur-unsur dan prinsip-prinsip dalam komunikasi

d. Peserta mengetahui hambatan-hambatan dalam komunikasi dan cara mengatasi

hambatan dalam komunikasi

e. Peserta mampu berkomunikasi secara efektif

Waktu yang dibutuhkan: 450 menit

Latar Belakang

Komunikasi yang efektif tergantung pada kualitas dari proses komunikasi

baik pada tingkat individu maupun pada tingkat organisasi. Komunikasi yang efektif

terjadi apabila perilaku komunikan (sasaran) sebagai reaksi dari kehendak pesan

sesuai dengan yang diinginkan oleh komunikator. Banyaknya hambatan dari proses

penyampaian dan penerimaan pesan akan menimbulkan perilaku yang tidak

diinginkan oleh kehendak pesan artinya komunikasi tidak efektif. Oleh karena itu,

Universitas Sumatera Utara


bila ingin menciptakan komunikasi efektif harus berusaha memahami prinsip-prinsip

serta teknik berkomunikasi secara efektif.

Metode:

a. Ceramah

b. Games

c. Diskusi

d. Role Play

Bahan Pembelajaran : Modul Komunikasi Efektif

Universitas Sumatera Utara


B. LANDASAN TEORI

B.1. TEAMWORK

1. Defenisi

Menurut David W. Johnson & Frank P.Johnson (1991), teamwork adalah

sekumpulan interaksi interpersonal yang terstruktur untuk memaksimalkan

keahlian dan kesuksesan anggota dalam pekerjaannya dan mengkoordinasikan dan

menyatukan usaha tiap anggota ke anggota yang lain dalam tim.

Robbins (2004) menyatakan teamwork adalah kelompok yang menghasilkan

sinergi positif melalui usaha yang terkoordinasikan yang menghasilkan tingkat

kinerja yang lebih besar daripada hasil penjumlahan input per individu.

Stephen dan Timothy (2008) menyatakan teamwork adalah kelompok yang

usaha-usaha individualnya menghasilkan kinerja lebih tinggi daripada jumlah

masukan individual. Teamwork menghasilkan sinergi positif melalui usaha yang

terkoordinasi. Hal ini memiliki pengertian bahwa kinerja yang dicapai oleh

sebuah tim lebih baik daripada kinerja perindividu di suatu organisasi ataupun

suatu perusahaan.

2. Manfaat dan Fungsi Tim Kerja

Richard Y. Chang & Mark J. Curtin (1998) menyatakan manfaat tim bagi

individu dan tim bagi organisasi, yaitu:

c. Manfaat tim bagi individu

- Pekerjaan lebih bervariasi

- Lebih banyak kebebasan untuk membuat dan menindaklanjuti keputusan

yang benar

- Meningkatkan kesempatan untuk mempelajari keahlian baru

Universitas Sumatera Utara


d. Manfaat tim bagi organisasi

- Meningkatkan komitmen terhadap keputusan yang diambil

- Meningkatkan produktivitas tim kerja

- Lebih fleksibel dalam operasional kerja

- Meningkatkan rasa tanggungjawab

3. Dimensi Tim yang Efektif

Menurut Johnson dan Johnson (dalam Smither, Houston, dan Mclntire,

1996), ada 9 dimensi dalam model efektifitas tim yang dapat digunakan untuk

mengevaluasi anggota tim dan mengidentifikasikan kekuatan serta kelemahan

yang ada di dalam tim, yaitu:

a. Pemahaman, relevansi, dan komitmen pada tujuan

Setiap anggota tim harus memahami tujuan tim secara jelas dan memiliki

kemauan untuk mewujudkan tujuan-tujuan tim karena tujuan tim adalah

merupakan hasil dari tujuan bersama dimana tujuan tim pada akhirnya akan

mendorong terwujudnya kerjasama dalam tim sehingga kerjasama dalam tim

mampu untuk meningkatkan prestasi, produktivitas, dan menciptakan

hubungan kerja yang positif diantara sesama anggotanya.

b. Komunikasi mengenai ide dan perasaan

Komunikasi di antara anggota tim harus melibatkan penyampaian dan

penerimaan informasi tentang ide-ide dan perasaan. Dalam tim yang tidak

efektif, komunikasi sering satu arah dan memfokuskan secara eksklusif hanya

pada ide saja. Dengan mengabaikan atau menekan perasaan, maka tim berisiko

kehilangan informasi yang berharga dan dapat melemahkan kohesivitas tim.

Universitas Sumatera Utara


c. Kepemimpinan yang berpartisipasi

Kepemimpinan harus berpartisipasi dan mendistribusikan peran

kepemimpinannya kepada semua anggota tim.

d. Fleksibel dalam menggunakan prosedur pembuatan keputusan

Prosedur pengambilan keputusan harus sesuai dengan kebutuhan tim dan

sifat keputusannya. Keterbatasan waktu, keterampilan anggota dan implikasi

dari semua keputusan tim harus dinilai secara hati-hati. Sebagai contoh, ketika

keputusan-keputusan penting dibuat maka akan membutuhkan dukungan dari

anggota tim untuk mengimplementasikan dan melakukan strateginya dengan

efektif.

e. Manajemen konflik yang konstruktif

Tim yang tidak efektif sering mencoba untuk mengabaikan atau menekan

konflik, sedangkan tim yang efektif dapat menggunakan konflik dengan cara

yang konstruktif. Ketika dikelola dengan baik, konflik dapat menyebabkan

pengambilan keputusan yang baik pula yakni memecahkan masalah dengan

lebih kreatif, dan jumlah partisipasi anggota tim yang lebih tinggi.

f. Kekuasaan berdasarkan keahlian, kemampuan, dan informasi

Anggota tim harus mampu mempengaruhi dan dipengaruhi oleh orang

lain untuk mengkoordinasikan kegiatan tim. Kekuasaan dan saling

mempengaruhi ini harus terwujudkan secara merata dalam tim. Apabila

kekuasaan dan kegiatan saling mempengaruhi ini hanya dipusatkan pada

beberapa orang anggota tim saja maka kemungkinan efektifitas tim,

komunikasi dan kohesivitas tim akan menjadi berkurang.

g. Kohesi tim

Universitas Sumatera Utara


Dalam tim yang kohesif, setiap anggota merasa saling menyukai antara

satu sama lainnya dan merasa puas dengan keanggotaan tim mereka. Meskipun

kohesi tidak mengarah kepada efektifitas namun ia memiliki peranan yang

penting dalam mewujudkan tim yang efektif yaitu ketika ia dikombinasikan

dengan dimensi lain dari efektifitas tim maka sebuah tim yang memiliki

kohesivitas yang tinggi cenderung meningkatkan produktivitas.

h. Strategi pemecahan masalah

Tim harus mampu mengenali masalah dan menghasilkan solusi secara

tepat. Setelah solusinya diimplementasikan, tim harus mengevaluasi

keefektifan dari solusi tersebut. Ketika sebuah tim mampu untuk mengenali

masalah-masalah yang sering muncul dan menyelesaikannya dengan

memberikan solusi yang tepat maka sebuah tim yang efektif juga akan mampu

untuk mengidentifikasikan kemungkinan-kemungkinan masalah-masalah yang

akan muncul dikemudian hari serta mampu memberikan solusi yang inovatif.

i. Efektivitas interpersonal

Anggota tim harus mampu untuk berinteraksi dengan anggota tim

lainnya secara efektif sehingga membuat efektifitas interpersonal anggota tim

menjadi meningkat. Efektifitas interpersonal dapat diukur dengan

menggabungkan konsekuensi tindakan anggota kelompok dengan tujuan

anggota tim. Kecocokan antara tujuan anggota tim dan konsekuensi dari

peningkatan perilaku mereka, maka membuat interpersonal efektifitas anggota

tim juga juga menjadi meningkat.

Universitas Sumatera Utara


B.2. KOMUNIKASI

1. Definisi Komunikasi

C.A. Brown (2007) menyatakan bahwa komunikasi adalah proses

pengiriman ide atau pikiran dari satu orang kepada orang lain dengan tujuan untuk

menciptakan pengertian dalam diri orang yang menerimanya.

Komunikasi sebagai pertukaran kompleks antara pikiran, gagasan, atau

informasi baik verbal atau non verbal (Chitty, 2001, dalam Marquis, 2010).

Menurut Johnson dan Johnson (dalam Smither, Houston, dan Mclntire,

1996) komunikasi di antara anggota tim harus melibatkan penyampaian dan

penerimaan informasi tentang ide-ide dan perasaan. Dalam tim yang tidak efektif,

komunikasi sering satu arah dan memfokuskan secara eksklusif hanya pada ide

saja. Dengan mengabaikan atau menekan perasaan, maka tim berisiko kehilangan

informasi yang berharga dan dapat melemahkan kohesivitas tim.

2. Unsur-unsur dalam Komunikasi

Komunikasi dapat terjadi apabila didukung dengan unsur-unsur

komunikasi yang meliputi sumber, pesan, media, penerima, efek, serta umpan

balik (Nasir, dkk, 2009).

a. Sumber

Sumber merupakan orang yang pertama atau memprakarsai untuk memulai

terjadinya proses komunikasi. Hal ini disebabkan karena semua peristiwa

komunikasi akan melibatkan dan tergantung dari sumber sebagai pembuat atau

pengirim informasi.

Universitas Sumatera Utara


b. Pesan

Pesan adalah produk utama komunikasi. Pesan berupa lambing-lambang yang

menjalankan isi/ide/gagasan, sikap, perasaan, praktik, atau tindakan. Pesan

dapat berbentuk kata-kata tertulis, lisan, gambar-gambar, angka-angka, benda,

gerak-gerik, atau tingkah laku.

e. Media

Media merupakan sarana yang digunakan oleh komunikator untuk

memindahkan pesan dari pihak satu ke pihak lainnya.

f. Penerima

Penerima merupakan objek sasaran pesan yang dikirim oleh pengirim pesan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah karakteristik, budaya, carapenyampaian,

pemahaman, waktu, lingkungan fisik dan psikologis, tingkat kebutuhan.

g. Efek/pengaruh

Efek merupakan perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan, dan

dilakukan penerima pesan sebelum dan sesudah menerima pesan.

Efek/pengaruh bias terjadi pada pengetahuan, sikap, dan tingkah laku individu.

h. Lingkungan

Lingkungan merupakan situasi yang dapat mempengaruhi proses komunikasi

mulai dari sumber yang menyampaikan pesan, sampai pada efek atau pengaruh

pesan terhadap penerima pesan.

3. Prinsip-prinsip komunikasi

Menurut James L Marsell (2008) mengemukakan ada enam prinsip penting

yang harus diperhatikan dalam proses komunikasi yaitu:

Universitas Sumatera Utara


a. Konteks

Komunikasi yang bermakna akan sangat tergantung kepada cara

menghubungkan dengan konteks pesan yang disampaikan. Konteks pesan

tersebut akan dapat mempengaruhi orang lain dan akhirnya akan diterima tanpa

paksaan.

b. Fokus

Agar komunikasi itu bermakna dan efektif perlu memperhatikan fokus tertentu.

Fokus ini berguna agar penyampaian pesan tetap pada media yang digunakan.

c. Sosialisasi

Komunikasi yang bermakna dan efektif tergantung pada hubungan antara

komunikator dan komunikan serta kepada siapa komunikasi itu ditujukan.

Sasaran ini perlu diketahui untuk memahami situasi dari sasaran tersebut.

d. Individualisasi

Komunikasi yang bermakna tentunya perlu mengetahui sikap, kecakapan, dan

kemampuan dari masing-masing komunikan secara individu atau kelompok.

Biasanya individu atau kelompok tertentu mempunyai tradisi dan kekuasaan

tertentu pula.

e. Unitas (sequence)

Untuk menjaga kelancaran proses komunikasi maka pesan-pesan harus disusun

sedemikian rupa sehingga terlihat pesan yang perlu diberikan terlebih dahulu

atau yang diutamakan, pesan-pesan tersebut perlu diketahui mana yang lebih

dahulu, mana yang belakangan atau ditentukan unit-unitnya, dan secara

Universitas Sumatera Utara


psikologis seorang komunikator mengetahui kemampuan dari khalayak yang

dihadapi.

f. Evaluasi

Evaluasi merupakan bagian yang integral dari proses komunikasi, evaluasi

merupakan umpan balik. Jadi dalam hal ini peran komunikator dan komunikan

sangat penting.

4. Hambatan-hambatan terhadap komunikasi yang efektif

Menurut Ardana (2008), hambatan-hambatan terhadap komunikasi yang

efektif dalam suatu organisasi antara lain adalah:

a. Penyaringan Informasi

Komunikator cenderung memanipulasi informasi supaya lebih dapat diterima

dengan baik oleh komunikan/penerima. Minat pribadi dan persepsi mengenai

apa yang menurut komunikator penting bagi penerima sangat mempengaruhi

penyaringan dan hasilnya. Semakin banyak jumlah tingkatan dalam struktur

organisasi yang harus dilalui oleh suatu informasi semakin besar kemungkinan

untuk penyaringan. Di sisi lain, hal ini wajar terjadi karena dalam struktur

organisasi, semakin ke bawah semakin spesialis di bidang masing-masing.

b. Persepsi yang Selektif

Penerima dalam proses komunikasi menyeleksi apa yang mereka terima

berdasarkan kebutuhan, motivasi, latar belakang pengalaman dan karakteristik

pribadi lainnya. Penerima atau komunikan juga memproyeksikan minat dan

harapan mereka pada saat melakukan decoding (mengartikan simbol-simbol).

Universitas Sumatera Utara


c. Emosional

Bagaimana perasaan komunikan/penerima pada saat ia menerima pesan akan

mempengaruhi interpretasinya mengenai pesan tersebut. Pesan yang sama akan

diinterpretasikan berbeda pada keadaan marah atau emosi netral. Emosi-emosi

yang ekstrim seperti gembira yang berlebihan atau sedih sangat mungkin

menghalangi komunikasi yang efektif.

d. Bahasa

Kata-kata yang sama dapat berarti berbeda untuk orang yang tidak sama. Usia,

pendidikan dan latar belakang budaya merupakan tiga variabel yang biasanya

mempengaruhi bahasa yang digunakan dan arti yang diberikan kepada katakata.

Di dalam suatu organisasi, pegawai berasal dari latar belakang yang tidak sama.

Ditambah lagi pengelompokan dalam unit kerja tertentu berdasarkan

spesialisasi yang pada akhirnya menciptakan/mengembangkan istilah-istilah

teknis dan ungkapan-ungkapan yang khas, dan sering pegawai tidak tahu

istilah-istilah khusus yang digunakan. Komunikator cenderung berpendapat

bahwa kata-kata atau istilah yang mereka gunakan mempunyai arti yang sama

bagi komunikan/penerima.

e. Kurang Perhatian

Kesalahpahaman terjadi karena orang tidak membaca dengan benar suatu

pesan atau informasi, baik dalam bentuk pengumuman, artikel, atau tidak

mendengar percakapan orang dengan baik.

f. Faktor Hello Effect

Terjadi apabila si komunikator adalah orang yang disenangi atau dihormati,

maka audiens atau penerima langsung akan mempercayai apa yang dikatakan,

walaupun belum tentu benar atau sebaliknya.

Universitas Sumatera Utara


g. Perilaku Defensif

Ketika seorang merasa terancam, ia cenderung akan bereaksi dengan cara

mengurangi kemampuannya untuk mencapai saling pengertian, yakni ia

menjadi defensif terlibat dalam perilaku seperti secara verbal menyerang orang

lain, memberikan jawaban kasar, berperilaku seperti penilai, dan

mempertanyakan motif orang lain. Ketika individu menafsirkan pesan yang

datang sebagai sesuatu yang mengancam, ia sering meresponnya dengan cara

yang menghambat keefektifan komunikasi.

h. Kebanjiran Informasi

Ketika informasi yang harus diterima melampaui kapasitas pemprosesan

karena membanjirnya informasi (e-mail, telepon, faks, notula rapat, bacaan)

akan ada kecenderungan untuk membuang, mengabaikan, melewatkan,

dilupakan atau menunda pemprosesannya sampai situasi kebanjiran informasi

selesai.

5. Cara mengatasi/mengurangi hambatan dalam komunikasi

Menurut Ardana (2008), ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk

mengatasi atau mengurai hambatan dalam komunikasi, yaitu:

a. Mendengarkan dengan Aktif

Banyak orang menganggap enteng pekerjaan mendengarkan. Sering

mencampuradukkan dua hal yang berlainan, yakni mendengar dan

mendengarkan. Mendengar adalah menangkap vibrasi suara, sedangkan

mendengarkan adalah memberi arti kepada apa yang didengar. Oleh sebab itu,

mendengarkan membutuhkan atensi, interpretasi dan mengingat rangsangan

suara. Empat syarat mendengarkan dengan aktif:

Universitas Sumatera Utara


1. Intensitas

Berkonsentrasi penuh pada apa yang disampaikan oleh pembicara dan

menyampingkan pikiran-pikiran lain. Menghubungkan informasi yang

diterima dengan topik pembicaraan.

2. Empati

Berusaha mengerti apa yang diinginkan oleh pembicara. Menyesuaikan apa

yang dilihat dan dirasakan dalam dunia pembicaraan sehingga bisa

meningkatkan persamaan antara interpretasi kita dan maksud pembicara.

3. Penerimaan

Pendengar yang aktif memiliki penerimaan yang obyektif atas apa yang

didengar dan dilihat. Ini bukan tugas mudah. Tantangan terhadap pendengar

yang aktif adalah menyerap apa yang dikatakan seseorang tanpa menilai

isinya sampai yang bersangkutan selesai berbicara.

4. Tanggung jawab untuk melengkapi informasi

Komunikasi alias pendengar harus berusaha untuk melengkapi informasi

yang diterima dan artinya, bila perlu mengajukan pertanyaan untuk

memperoleh pengertian yang sama dengan komunikator.

b. Memberikan Umpan Balik

Komunikator harus melihat reaksi dari komunikan dengan baik, misalnya

dengan ekspresi wajah tertentu bila si komunikan tidak mengajukan pertanyaan.

Universitas Sumatera Utara


C. SLIDE PELATIHAN

TEAMWORK

Definisi

David W. Johnson & Frank P.Johnson (1991),


teamwork adalah sekumpulan interaksi
interpersonal yang terstruktur untuk
memaksimalkan keahlian dan kesuksesan
anggota dalam pekerjaannya dan
mengkoordinasikan dan menyatukan usaha
tiap anggota ke anggota yang lain dalam tim.

Universitas Sumatera Utara


Robbins (2004) menyatakan teamwork adalah kelompok
yang menghasilkan sinergi positif melalui usaha yang
terkoordinasikan yang menghasilkan tingkat kinerja
yang lebih besar daripada hasil penjumlahan input per
individu

Stephen dan Timothy (2008) menyatakan teamwork


adalah kelompok yang usaha-usaha individualnya
menghasilkan kinerja lebih tinggi daripada jumlah
masukan individual.

Manfaat dan Fungsi Tim Kerja


Richard Y. Chang & Mark J. Curtin (1998) menyatakan manfaat
tim bagi individu dan tim bagi organisasi, yaitu:
 Manfaat tim bagi individu
 Pekerjaan lebih bervariasi
 Lebih banyak kebebasan untuk membuat dan
menindaklanjuti keputusan yang benar
 Meningkatkan kesempatan untuk mempelajari keahlian
baru

 Manfaat tim bagi organisasi


 Meningkatkan komitmen terhadap keputusan yang diambil
 Meningkatkan produktivitas tim kerja
 Lebih fleksibel dalam operasional kerja
 Meningkatkan rasa tanggungjawab

Universitas Sumatera Utara


Dimensi Tim yang Efektif

Menurut Johnson dan Johnson ada 9


dimensi dalam model efektifitas tim:
a. Pemahaman, relevansi, dan komitmen pada tujuan
b. Komunikasi mengenai ide dan perasaan
c. Kepemimpinan yang berpartisipasi
d. Fleksibel dalam menggunakan prosedur pembuatan keputusan
e. Manajemen konflik yang konstruktif
f. Kekuasaan berdasarkan keahlian, kemampuan, dan informasi
g. Kohesi tim
h. Strategi pemecahan masalah
i. Efektivitas interpersonal

Skor masing-masing dimensi pada efektivitas


teamwork perawat RSUD X
No. Dimensi Skor Tinggi Skor rendah Kesimpulan
Skor mayoritas subyek
Pemahaman, relevansi, dan 39 orang 94 orang
1 penelitian berada pada kategori
komitmen pada tujuan (29.32%) (70.68%)
rendah
Skor mayoritas subyek
Komunikasi mengenai ide dan 26 orang 107 orang
2 penelitian berada pada kategori
perasaan (19.54%) (80.46%)
rendah
Skor mayoritas subyek
65 orang 68 orang
3 Kepemimpinan yang berpartisipasi penelitian berada pada kategori
(48.87%) (51.13%)
rendah
Skor mayoritas subyek
Fleksibel dalam menggunakan 58 orang 75 orang
4 penelitian berada pada kategori
prosedur pembuatan keputusan (43.60%) (56.40%)
rendah
Skor mayoritas subyek
34 orang 99 orang
5 Manajemen konflik yang konstruktif penelitian berada pada kategori
(25.56%) (74.44%)
rendah
Skor mayoritas subyek
Kekuasaan berdasarkan keahlian, 47 orang 86 orang
6 penelitian berada pada kategori
kemampuan, dan informasi (35.33%) (64.67%)
rendah
Skor mayoritas subyek
29 orang 104 orang
7 Kohesi tim penelitian berada pada kategori
(21.80%) (78.20%)
rendah
Skor mayoritas subyek
66 orang 67 orang
8 Strategi pemecahan masalah penelitian berada pada kategori
(49.62%) (50.38%)
rendah
Skor mayoritas subyek
64 orang 69 orang
9 Efektivitas interpersonal penelitian berada pada kategori
(48.12%) (51.88%)
rendah

Universitas Sumatera Utara


Komunikasi

Defenisi

Komunikasi adalah
proses pengiriman
ide atau pikiran dari
satu orang kepada
orang lain dengan
tujuan untuk
menciptakan
pengertian dalam
diri orang yang
menerimanya.

Universitas Sumatera Utara


Komunikasi verbal dan non verbal

• Komunikasi verbal
adalah komunikasi
dengan menggunakan
simbol-simbol verbal
(bahasa)

Setiap bahasa memiliki aturan-aturan:


 Fonologi : cara bagaimana suara
dikombinasikan
untuk membentuk kata
 Semantik : cara bagaimana kata di
kombinasikan
dengan membentuk kalimat
 Sintaksis : arti kata
 Pragmatis : cara bagaimana bahasa
digunakan

Universitas Sumatera Utara


 Komunikasi Non
Verbal
adalah komunikasi
dengan
menggunakan
simbol-simbol non
verbal

Fungsi komunikasi non verbal:


- Menentukan makna dalam komunikasi
interpersonal
- Mengapresiasikan perasaan dan emosi
- Mengefisiensikan pesan verbal
- Saran sugesti yang efektif

Universitas Sumatera Utara


Bentuk komunikasi non verbal

 Paralanguage: tata cara bicara


dan penulisan
bahasa
 Penampilan : wajah, mata,
rambut, bentuk
fisik, pakaian
dan lain-lain
 Gesture : gerakan tubuh
 Sentuhan
 Ruang dan jarak
 Waktu

Unsur-unsur dalam Komunikasi

a. Sumber
Sumber merupakan
orang yang pertama
atau memprakarsai
untuk memulai
terjadinya proses
komunikasi.

Universitas Sumatera Utara


b. Pesan
Pesan adalah produk utama komunikasi.
Pesan berupa lambang-lambang yang menjalankan
isi/ide/gagasan, sikap, perasaan, praktik, atau
tindakan.

c. Media
Media merupakan sarana yang digunakan oleh
komunikator untuk memindahkan pesan dari pihak
satu ke pihak lainnya.

d. Penerima
Penerima merupakan objek sasaran pesan yang
dikirim oleh pengirim pesan.

e. Efek/pengaruh
Efek merupakan perbedaan antara apa yang
dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan penerima pesan
sebelum dan sesudah menerima pesan.

Universitas Sumatera Utara


f. Lingkungan
Lingkungan merupakan situasi yang dapat
mempengaruhi proses komunikasi mulai dari
sumber yang menyampaikan pesan, sampai pada
efek atau pengaruh pesan terhadap penerima pesan.

Prinsip-prinsip komunikasi

a. Konteks
Komunikasi yang bermakna akan sangat tergantung
kepada cara menghubungkan dengan konteks pesan
yang disampaikan.

Universitas Sumatera Utara


b. Fokus
Agar komunikasi itu bermakna dan efektif perlu
memperhatikan fokus tertentu. Fokus ini berguna
agar penyampaian pesan tetap pada media yang
digunakan.

c. Sosialisasi
Komunikasi yang bermakna dan efektif tergantung
pada hubungan antara komunikator dan komunikan
serta kepada siapa komunikasi itu ditujukan.

d. Individualisasi
Komunikasi yang bermakna tentunya perlu
mengetahui sikap, kecakapan, dan kemampuan
dari masing-masing komunikan secara individu atau
kelompok.

e. Unitas (sequence)
Untuk menjaga kelancaran proses komunikasi
maka pesan-pesan harus disusun sedemikian rupa
sehingga terlihat pesan yang perlu diberikan
terlebih dahulu atau yang diutamakan.

Universitas Sumatera Utara


f. Evaluasi
Evaluasi merupakan bagian yang integral dari
proses komunikasi, evaluasi merupakan umpan
balik. Jadi dalam hal ini peran komunikator dan
komunikan sangat penting.

Hambatan-hambatan terhadap
komunikasi yang efektif

a. Penyaringan Informasi
• Komunikator cenderung memanipulasi
informasi supaya lebih dapat diterima dengan
baik oleh komunikan/ penerima.

• Minat pribadi dan persepsi mengenai apa yang


menurut komunikator penting bagi penerima
sangat mempengaruhi penyaringan dan
hasilnya.

Universitas Sumatera Utara


b. Persepsi yang Selektif
Penerima dalam proses komunikasi menyeleksi
apa yang mereka terima berdasarkan kebutuhan,
motivasi, latar belakang pengalaman dan
karakteristik pribadi lainnya.

c. Emosional
Bagaimana perasaan
komunikan/penerima
pada saat ia
menerima pesan akan
mempengaruhi
interpretasinya
mengenai pesan
tersebut.

Universitas Sumatera Utara


d. Bahasa
Kata-kata yang sama dapat berarti berbeda untuk
orang yang tidak sama.
Usia, pendidikan dan latar belakang budaya
merupakan tiga variabel yang biasanya
mempengaruhi bahasa yang digunakan dan arti
yang diberikan kepada katakata.

e. Kurang Perhatian
Kesalahpahaman terjadi karena orang tidak
membaca dengan benar suatu pesan atau informasi,
baik dalam bentuk pengumuman, artikel, atau tidak
mendengar percakapan orang dengan baik.

f. Faktor Halo Effect


Terjadi apabila si komunikator adalah orang yang
disenangi atau dihormati, maka audiens atau
penerima langsung akan mempercayai apa yang
dikatakan.

Universitas Sumatera Utara


g. Perilaku Defensif
Ketika seorang merasa terancam, ia cenderung
akan bereaksi dengan cara mengurangi
kemampuannya untuk mencapai saling
pengertian

h. Kebanjiran Informasi
Ketika informasi yang harus diterima melampaui
kapasitas pemprosesan (e-mail, telepon, faks, notula
rapat, bacaan) akan ada kecenderungan untuk
membuang, mengabaikan, melewatkan, dilupakan atau
menunda pemprosesannya sampai situasi kebanjiran
informasi selesai.

Universitas Sumatera Utara


Cara mengatasi/mengurangi hambatan
dalam komunikasi

a. Mendengarkan dengan Aktif


1. Intensitas
Berkonsentrasi penuh pada apa yang disampaikan
oleh pembicara dan menyampingkan pikiran-
pikiran lain.

2. Empati
Berusaha mengerti apa yang diinginkan oleh
pembicara.

3. Penerimaan
Pendengar yang aktif memiliki penerimaan yang
obyektif atas apa yang didengar dan dilihat.

4. Tanggung jawab untuk melengkapi informasi


Pendengar harus berusaha untuk melengkapi
informasi yang diterima dan artinya, bila perlu
mengajukan pertanyaan untuk memperoleh
pengertian yang sama dengan komunikator.

Universitas Sumatera Utara


b. Memberikan Umpan Balik
Komunikator harus melihat reaksi dari komunikan
dengan baik, misalnya dengan ekspresi wajah tertentu
bila si komunikan tidak mengajukan pertanyaan.

Universitas Sumatera Utara


D. GAMES PELATIHAN

 “Halang Rintang”

1. Deskripsi

Kelompok dalam permainan ini berusaha memandu seorang anggota (perwakilan)

dari masing-masing kelompok yang ditutup matanya untuk melewati berbagai

rintangan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

2. Tujuan

Melatih peserta untuk dapat menciptakan komunikasi yang efektif dengan

menerapkan unsur-unsur dan prinsip-prinsip dalam komunikasi.

3. Waktu

Waktu yang dialokasikan untuk kegiatan ini adalah 30 menit

4. Alat atau media

Penutup mata, botol, balok kayu, kursi, tali rafia dan kapur tulis

5. Prosedur atau cara bermain

a. Siapkan terlebih dahulu beberapa perlengkapan untuk melakukan permainan

ini. Perlengkapannya adalah botol atau kaleng minuman dan berberapa kursi

untuk dijadikan rintangan. Rintangan ini kemudian disusun sedemikian rupa

pada jalur yang akan dilalui peserta kegiatan dalam permainan ini

b. Sebelumnya, fasilitator menyiapkan sebuah lintasan. Bentuk lintasan tidak

harus lurus, bisa berbelok-belok (zig-zag) dan bisa juga melingkar

Universitas Sumatera Utara


c. Kemenangan setiap kelompok ditentukan dari kecepatannya mencapai garis

finish (dengan catatan waktu terpendek, tetapi jika menabrak kursi, kaleng atau

botol harus mengulang dari langkah sebelumnya

d. Setiap kelompok memilih satu orang peserta sebagai perwakilan untuk ditutup

matanya, sedangkan pasangannya akan menuntun dengan aba-aba yang

terbalik, kiri menjadi kanan, kanan menjadi kiri, maju menjadi mundur dan

mundur menjadi maju serta terus artinya stop dan stop artinya terus.

e. Perwakilan peserta yang bisa menyelesaikan dalam waktu tercepat tanpa

menabrak berbagai rintangan yang telah disiapkan akan dinyatakan keluar

sebagai pemenang.

Universitas Sumatera Utara


 “Pesan Berantai”

1. Deskripsi

Permainan ini lebih diarahkan untuk membuat suasana lebih rileks dan melatih

konsentrasi para peserta.

2. Tujuan

Menciptakan suasana yang lebih rileks dan peserta merasa lebih bersemangat

karena terhindar dari rasa bosan atau ngantuk.

3. Waktu

Waktu yang dialokasikan untuk kegiatan ini adalah 20 menit

4. Alat atau media

Tidak ada

5. Prosedur atau cara bermain

a. Peserta diminta membentuk dua kelompok, masing-masing kelompok

berjajar menjadi sebuah barisan

b. Salah satu ujung dari barisan tersebut dibisiki sebuah pesan yang terdiri dari

beberapa suku kata. Pesan tersebut harus disampaikan kembali kepada peserta

lain secara berantai hingga pesan tersebut sampai ke ujung yang lainnya.

c. Setelah pesan tersebut sampai ke peserta yang berdiri di ujung barisan, segera

diuji apakah sesuai dengan pesan awal. Bila tidak sesuai maka diurut dibagian

mana pesan itu berubah.

Universitas Sumatera Utara


 “Running Paper”

1. Deskripsi

Masing-masing kelompok dalam permainan ini berkoordinasi dalam timnya

masing-masing untuk dapat saling bekerjasama dan mencari solusi bagaimana

cara mencapai tujuan dengan menggunakan peralatan permainan yang diberikan.

2. Tujuan

Permainan ini menumbuhkan semangat untuk bekerja sama dalam tim serta

mencari cara yang efektif untuk mencapai tujuan bersama.

3. Waktu

Alokasi waktu untuk games ini adalah 30 menit

4. Alat atau media

Kertas (karton, dus, HVS, Koran)

5. Prosedur dan cara bermain

a. Fasilitator memberikan alat bantu untuk permainan yaitu kertas (bisa juga

karton, dus, HVS atau Koran). Jumlah dan ukuran kertas dapat bervariasi

tergantung kreativitas dan banyaknya peserta. Contoh: jika jumlah peserta 5

orang maka hanya diberikan 3 lembar kertas HVS, jumlah peserta 10 orang

diberikan 5 lembar kertas koran (utuh) dan sebagainya. Jumlah kertas harus

lebih sedikit dari jumlah peserta untuk membuat permainan menjadi lebih

menarik.

Universitas Sumatera Utara


b. Fasilitator menerangkan tujuan dari permainan ini adalah untuk adu cepat dari

titik start A ke titik finish B. Peserta hanya boleh memijak dimana kertas

berada. Karena jumlah kertas terbatas maka kertas boleh dipindahkan tetapi

syarat utama: kaki dari peserta dalam kelompok tersebut tidak boleh terlepas

dari kertas yang dipijak (tidak boleh memijak di luar kertas).

c. Jumlah peserta dalam kelompok harus sama (agar adil).

d. Fasilitator menentukan titik awal (starting point) dan titik akhir permainan

(final point).

e. Pemenangnya adalah kelompok yang dapat sampai dititik finish paling cepat

(seluruh anggota kelompok masuk).

Universitas Sumatera Utara


 “The Fast and The Farious”

1. Deskripsi

Masing-masing kelompok dalam permainan ini berkoordinasi dalam timnya

masing-masing untuk dapat saling bekerjasama dan berkomunikasi di antara

peserta dalam suatu tim. . Peserta tidak diperkenankan untuk mengeluarkan

suara, berkomunikasi hanya dengan menggunakan bahasa isyarat atau kode

dalam menyelesaikan target yang diberikan

2. Tujuan

Permainan ini menumbuhkan semangat untuk bekerja sama dalam tim serta

melatih peserta untuk dapat berkomunikasi dengan menggunakan isyarat

ataupun kode yang telah disepakati sebelumnya.

3. Waktu

Alokasi waktu untuk games ini adalah 20 menit

4. Alat atau media

Koin, dua buah benda yang berbeda (misalnya: spidol dan buku)

5. Prosedur dan cara bermain

a. Peserta dibagi menjadi dua kelompok, diminta duduk saling memunggungi

kelompok lainnya. Peserta pelatihan diminta dalam posisi duduk bersila.

b. Fasilitator meletakkan alat yang telah disediakan (spidol dan buku) di sisi

ujung

c. Peserta saling berpegangan tangan dengan rekan lain dalam kelompoknya

Universitas Sumatera Utara


d. Peserta diminta untuk berlomba secepat-cepatnya mengambil suatu benda

(spidol atau buku) sesuai instruksi yang diberikan

e. Peserta tidak diperkenankan melakukan komunikasi verbal

f. Peserta hanya boleh menggunakan bahasa isyarat yang tidak menyolok.

Gerakan seperti mengangkat tangan kiri, memanjangkan kaki kanan dan

sebagainya tidak diperkenankan.

g. Posisi harus tetap duduk bersila dan hanya boleh menggunakan kode kepada

teman disebelahnyadan seterusnya sehingga rekan paling ujung yang

mengambil benda

h. Untuk instruksi benda yang akan diambil, misalnya: fasilitator menyiapkan

sekeping koin, jika yang muncul angka maka harus memilih spidol dan jika

gambar yang muncul maka harus memilih buku

i. Fasilitator hanya memperlihatkan sisi angka atau gambar pada peserta di sisi

ujung. Peserta tersebut yang harus mengkomunikasikan kepada rekan

disebelahnya tentang benda yang harus diambil

j. Kelompok yang lebih dulu mengambil benda yang diinstruksikan adalah

pemenangnya. Permainan bisa diulang sesuai kebutuhan, misalnya: dari

simulasi sebanyak 3x, kelompok yang menang adalah yang paling banyak

dan yang paling cepat mengambil benda yang dimaksud.

Universitas Sumatera Utara


E. ICE BREAKER

“Menebak Karakter”

1. Deskripsi

Permainan ini adalah permainan tebak-tebakan dalam bentuk menebak karakter

dan sifat seseorang dari analisis dan penilaian yang dilakukan seseorang

terhadap orang lain, dari segi fisik, gaya bicara dan tingkah laku.

2. Tujuan

Dengan melakukan kegiatan ini peserta pelatihan dapat lebih mengenal dan

menilai karakter dan sifat peserta pelatihan. Kegiatan ini juga dapat

meningkatkan proses interaksi dan sosialisasi di antara peserta pelatihan

sehingga terbangun suasana yang lebih akrab

3. Waktu

Waktu yang dialokasikan untuk kegiatan ini adalah 15 menit

4. Alat atau media

Selembar kertas, alat tulis

5. Prosedur atau cara bermain

a. Fasilitator membagikan selembar kertas kecil kepada setiap peserta.

Kemudian meminta peserta untuk merenungkan tiga kata sifat yang cocok

untuk menggambarkan kepribadian atau watak dirinya sendiri dalam waktu

sekitar 3-5 menit. Setelah itu peserta diminta untuk menuliskan ketiga kata

sifat tersebut ke dalam lembar kertas yang telah dimilikinya. Perlu diingat,

Universitas Sumatera Utara


lembar kertas tersebut tidak perlu diberi nama. Kemudian kertas tersebut

dilipat dua dan dikumpulkan kepada fasilitator

b. Semua kertas yang telah terkumpul oleh fasilitator diacak dan dibagikan

kepada masing-masing peserta. Setelah itu, bacalah satu per satu kertas

tersebut oleh masing-masing peserta dan tebak dari siapa kertas tersebut

berasal. Peserta yang lain juga boleh membantu menebak, kira-kira kertas

tersebut berasal dari siapa yang terpenting tebakan atau dugaannya beralasan.

Perlu diingat, bahwa semua itu merupakan dugaan atau kira-kira saja. Peserta

tentu memiliki pegangan yang menguatkan pendapatnya\

c. Penulis kertas yang menjadi pusat pembicaraan, jangan terburu-buru untuk

mengaku supaya ia dapat dengan bebas mendengarkan pendapat orang lain

tentang dirinya. Pemilik kertas juga dapat mengeluarkan pendapatnya.

Sehingga si penulis dapat menyimpulkan bagaimana pendapat orang lain

mengenai dirinya berdasarkan kesan-kesan yang dibuatnya. Penulis kertas

dapat menentukan kapan ia akan mengakui diri atau tidak

Universitas Sumatera Utara


F. ENERGIZER PELATIHAN

 “Blow The Friends”

1. Deskripsi

Permainan ini lebih diarahkan untuk mencairkan suasana tegang di antara peserta

dengan fasilitator dan diantara peserta itu sendiri.

2. Tujuan

Dengan melakukan gerakan atau aktivitas, peserta merasa lebih bersemangat,

terhindar dari rasa bosan atau ngantuk.

3. Waktu

Waktu yang dialokasikan untuk kegiatan ini adalah 5 menit

4. Alat atau media

Tidak ada

5. Prosedur atau cara bermain

a. Fasilitator meminta peserta untuk mengangkat tangan kanan sambil memegang

hand out yang sudah dibagikan di awal pelatihan

b. Kemudian fasilitator meminta peserta untuk mengipas-ngipas rekan peserta di

sebelah kanannya.

c. Gerakan mengipas tersebut kemudian berlanjut dengan mengubah arah ke

sebelah kiri dan terakhir kepada diri sendiri.

Universitas Sumatera Utara


d. Para peserta akan saling tersenyum melihat peserta lain di sekitarnya, dengan

demikian akan membuat suasana santai dan nyaman untuk mengikuti sesi

pelatihan selanjutnya

Universitas Sumatera Utara


 “Permainan tongji-tongji”

1. Deskripsi

Permainan ini lebih diarahkan untuk mencairkan suasana tegang di antara peserta

dengan fasilitator dan di antara peserta itu sendiri.

2. Tujuan

Dengan melakukan gerakan atau aktivitas, peserta merasa lebih bersemangat,

terhindar dari rasa bosan atau ngantuk.

3. Waktu

Waktu yang dialokasikan untuk kegiatan ini adalah 5 menit

4. Alat atau media

Tidak ada

5. Prosedur atau cara bermain

a. Fasilitator mengatakan “Tongji-tongji (tangan kiri diangkat sedangkan tangan

kanan menyentuh siku).

b. Fasilitator mengatakan la la (dibarengi dengan tepuk tangan 2 kali).

c. Fasilitator mengatakan yim-yim (sambil menggerakkan tangan).

d. Fasilitator mengatakan tole-tole (sambil menggerakan kepala ke kanan dan ke

kiri).

e. Kemudian gerakan tersebut diulangi kembali dari awal lagi.

f. Demikian seterusnya fasilitator mengulangi lebih cepat dan lebih cepat lagi.

Universitas Sumatera Utara


 “Robot-Bali-Perut”

1. Deskripsi

Seluruh peserta dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu kelompok “robot”, kelompok

“bali” dan kelompok “perut”. Tugas peserta adalah melakukan gerakan-gerakan

yang telah ditentukan fasilitator ketika fasilitator menyebutkan nama

kelompoknya.

2. Tujuan

Kegiatan ini dapat membangkitkan semangat peserta pelatihan dan membangun

suasana yang menyenangkan

3. Waktu

Alokasi waktu untuk melaksanakan kegiatan ini adalah 10 menit

4. Alat/media

Tidak ada alat/media yang digunakan dalam kegiatan ini

5. Prosedur

a. Seluruh peserta diminta untuk membentuk sebuah lingkaran

b. Peserta secara bergiliran menyebutkan kata-kata “robot” “bali” dan “perut”.

c. Fasilitator kemudian meminta peserta-peserta yang mendapatkan kata yang

sama untuk menjadi kelompok. Sehingga nanti akan diperoleh 3 kelompok

yaitu kelompok “robot”, kelompok “bali” dan kelompok “perut”.

d. Setiap kelompok diminta untuk membentuk suatu lingkaran.

Universitas Sumatera Utara


e. Tugas yang diberikan fasilitator kepada peserta adalah peserta harus

melakukan gerakan-gerakan yang telah ditentukan fasilitator ketika fasilitator

menyebutkan nama kelompoknya. Gerakan-gerakan untuk masing-masing

kelompok yaitu:

 Robot: Peserta menggerak-gerakkan tangan secara kaku dari arah kanan ke

arah kiri

 Bali : Peserta melakukan gerakan-gerakan yang menyerupai tari bali,

gerakan tangan meliuk-liuk dan mata mendelik

 Perut : Peserta menggoyang-goyangkan pinggul, kedua tangan diangkat dan

mengadah ke atas

Universitas Sumatera Utara


 “Monster”

1. Deskripsi

Para peserta dibagi menjadi 2 kelompok. Masing-masing kelompok menunjuk

satu orang untuk menjadi monster dan selebihnya menjadi penjaga. Para penjaga

membentuk suatu lingkaran dan monster berada di dalam lingkaran. Tugas

monster adalah keluar dari lingkaran. Sementara tugas para penjaga adalah

menjaga agar monster tidak keluar.

2. Tujuan

Melalui energizer ini, para peserta akan melakukan berbagai gerakan yang dapat

membuat mereka menjadi lebih bersemangat, terhindar dari rasa bosan dan

ngantuk

3. Waktu

Alokasi waktu untuk kegiatan ini adalah 20 menit.

4. Alat/media

Hadiah (1 paket alat tulis: pulpen, note book, pensil dan penghapus)

5. Prosedur

a. Fasilitator membagi peserta ke dalam 2 kelompok. Pembagian kelompok

dilakukan dengan cara menyebutkan kata “genap” dan “ganjil” secara

bergiliran, dimulai dari peserta yang duduk di ujung sebelah kiri fasilitator.

Peserta-peserta yang mendapatkan kata yang sama diminta untuk menjadi satu

kelompok.

Universitas Sumatera Utara


b. Fasilitator meminta masing-masing kelompok menunjuk satu orang untuk

menjadi monster dan selebihnya menjadi penjaga

c. Penjaga diminta untuk membentuk suatu lingkaran dan monster berada di

dalam lingkaran tersebut

d. Fasilitator memberikan tugas kepada monster untuk keluar dari lingkaran.

Sementara tugas penjaga adalah agar monster tidak keluar dari lingkaran

tersebut

e. Kepada kelompok yang berhasil menjaga agar monster tidak keluar dari lingkaran

maka akan diberikan hadiah

Universitas Sumatera Utara


G. PRETEST – POSTTEST PELATIHAN

Berilah tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang Anda anggap benar!

1. Salah satu manfaat tim bagi organisasi adalah:

a. Meningkatkan produktivitas tim kerja

b. Pekerjaan lebih bervariasi

c. Meningkatkan kesempatan untuk mempelajari keahlian baru

d. Menurunkan rasa tanggungjawab

2. Yang tidak termasuk dimensi tim yang efektif adalah:

a. Komunikasi mengenai ide dan perasaan

b. Affective commitment

c. Kohesi tim

d. Strategi pemecahan masalah

3. Yang tidak termasuk unsur-unsur dalam komunikasi adalah:

a. Sumber, pesan, individualisasi

b. Penerima, efek, lingkungan

c. Media, lingkungan, sumber

d. Pesan, penerima, efek

4. Situasi yang dapat mempengaruhi proses komunikasi mulai dari sumber yang

menyampaikan pesan sampai pada efek atau pengaruh pesan terhadap penerima pesan

merupakan pengertian dari salah satu unsur dalam komunikasi, yaitu:

Universitas Sumatera Utara


a. Media

b. Sumber

c. Lingkungan

d. Efek/pengaruh

5. Prinsip-prinsip komunikasi yang disampaikan oleh James l Marsell adalah:

a. Konteks, fokus, sosialisasi, evaluasi

b. Fokus, sosialisasi, evaluasi, media

c. Sosialisasi, evaluasi, lingkungan, media

d. Evaluasi, unitas, sosialisasi, penerima

6. Komunikasi yang bermakna dan efektif tergantung pada hubungan antara komunikator

dan komunikan serta kepada siap komunikasi itu ditujukan. Sasaran ini perlu diketahui

untuk memahami situasi dari sasaran tersebut. Hal tersebut merupakan pengertian dari

salah satu prinsip komunikasi, yaitu:

a. Konteks
b. Fokus
c. Sosialisasi
d. Evaluasi

7. Manfaat tim bagi individu, kecuali…

a. Pekerjaan lebih bervariasi

b. Lebih banyak kebebasan untuk membuat dan menindaklanjuti keputusan yang benar

c. Meningkatkan kesempatan untuk mempelajari keahlian baru

d. Meningkatkan keterampilan individu

Universitas Sumatera Utara


8. Pesan merupakan salah satu dari…

a. Unsur-unsur komunikasi

b. Prinsip-prinsip komunikasi

c. Faktor-faktor komunikasi

d. Dimensi komunikasi

9. Apabila komunikator adalah seorang yang disenangi dan dihormati maka ia akan

cenderung lebih dipercaya perkataannya walaupun belum tentu benar. Hal ini

disebabkan oleh faktor…

a. Faktor Hallo Effect

b. Faktor persepsi

c. Faktor empati

d. Faktor kepribadian

10. Berikut hambatan-hambatan dalam komunikasi yang efektif, kecuali..

a. Penyaringan informasi

b. Persepsi yang selektif

c. Bahasa

d. Lingkungan

Universitas Sumatera Utara


H. SELF ASSESMENT

SELF ASSESSMENT

Nama : ................................................................................

Unit Pelayanan : ................................................................................

No. Pernyataan Setuju Tidak Setuju


1. Saya mampu menyampaikan informasi dengan ..... .....
lancar dan jelas
2. Saya mampu menyampaikan informasi dengan ..... .....
tepat
3. Saya memperhatikan kondisi dan lingkungan saat ..... .....
berkomunikasi
4. Saat berkomunikasi saya memperhatikan lawan ..... .....
bicara
5. Sebelum berbicara saya memikirkan terlebih ..... .....
dahulu kata-kata yang akan saya sampaikan
6. Lawan bicara saya sering tidak mengerti akan apa ..... .....
yang saya sampaikan
7. Saya sering tidak runtut dalam menyampaikan ..... .....
informasi
8. Saya memperhatikan alur bahasa pada saat ..... .....
berkomunikasi dengan orang lain
9. Saya lebih mendengarkan informasi dari lawan ..... .....
bicara yang lebih tinggi jabatannya daripada saya
10. Emosi sangat mempengaruhi cara berbicara saya ..... .....
dengan orang lain

Universitas Sumatera Utara


I. LEMBAR RENCANA PENGEMBANGAN DIRI (ACTION PLAN)

RENCANA PENGEMBANGAN DIRI (ACTION PLAN)

NAMA : ......................................................................

UNIT PELAYANAN : ......................................................................

SASARAN PENGEMBANGAN DIRI :

1. ............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
..........

2. ............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
..........

Faktor penghambat Faktor penghambat


No. Langkah mengatasi
internal external

1.

2.

3.

4.

Universitas Sumatera Utara


J. PENILAIAN PESERTA PELATIHAN

1. Berikut ini merupakan beberapa pernyataan mengenai penilaian anda terhadap pelatihan
teamwork yang anda ikuti.

No Pernyataan Nilai
(range antara 1-10)
1 Manfaat materi yang disajikan
2 Isi dan materi yang diberikan
3 Manfaat materi yang diberikan terhadap pelaksanaan tugas
4 Penampilan fasilitator
5 Penguasaan fasilitator terhadap materi
6 Cara fasilitator menyampaikan materi
7 Sikap fasilitator terhadap peserta
8 Makanan dan minuman
9 Alokasi waktu pelatihan
10 Kegiatan pelatihan team building secara keseluruhan

2. Saran terhadap program pelatihan teamwork


……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………....
3. Saran terhadap fasilitator
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
………………………………………………....................
4. Kritikan
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
…………………………………………………................

Universitas Sumatera Utara


K. ANGGARAN PELATIHAN

KOMUNIKASI
Durasi Training 2 hari
Jumlah Trainee 25
Jumlah Trainer 1
Lokasi Ruangan DIKLAT RSUD X
A. Trainer Cost
1. Gaji Trainer (2x @2.000.000) Rp. 4.000.000
2. Trainer
a. Makan siang (2 x @30.000) Rp. 60.000
b. Coffee Break (2x @10.000) Rp. 20.000
c. Transport (2x @1.000.000) Rp. 2.000.000
B. Trainee
1. Acara
a. Notebook (Rp.10000 x 25 orang) Rp. 250.000
b. Kopian Materi (Rp.10000 x 25 orang) Rp. 250.000
c. Badge name (Rp.5000 x 25 orang) Rp. 125.000

2. Konsumsi
a.Makan siang (2x25xRp.20.000) Rp. 1.000.000
b. Coffee Break (2x25xRp.10.000) Rp. 500.000

3. Perlengkapan
a. Peralatan Games Rp. 500.000
b. Hadiah Rp. 500.000
TOTAL BIAYA Rp. 9. 205.000

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA

Chang, Richard Y dan Mark J Curtin. 1998. Membangun Tim Mandiri. PT. Pustaka

BinamanPressindo, Jakarta

Johnson, David W. & Johnson, Frank P., (1991). Joining Together; Group Theory and

Group Skills, London, Prentice Hall.

Marquis dan Huston (2010). Kepemimpinan dan manajemen keperawatan. Teori dan

Aplikasi. Alih bahasa: Widyawati dan Handayani. Jakarta. Edisi 4. EGC.

Nasir, dkk. (2009). Komunikasi dalam praktek keperawatan. Teori dan aplikasi. Salemba

Medika. Jakarta.

Robbins, Stephen P, 2004. Perilaku Organisasi, Jilid 2, PT. Indeks Kelompok Gramedia,

Jakarta.

Robbins, Stephen P, Timothy A. Judge 2008. Perilaku Organisasi, PT. Salemba Empat,

Jakarta.

Smither, D. Smither, Houston, dan McIntire, (1996), “Organizational Development:

Strategies For Changing Environments”, Penerbit: HarperCollins College, New York

Universitas Sumatera Utara


PELATIHAN 2

(Manajemen konflik)

A. MATERI PELATIHAN

Materi : Manajemen Konflik

Tujuan Instruksional Umum:

Setelah mengikuti pelatihan manajemen konflik, peserta pelatihan mampu menghadapi

dan menyelesaikan konflik dengan mencari berbagai alternatif pemecahan masalah

Tujuan Instruksional Khusus:

a. Peserta memahami mengenai manajemen konflik

b. Peserta memahami bagaimana memanajemen konflik secara konstruktif

c. Peserta mengetahui ciri-ciri, jenis dan sumber konflik

d. Peserta mampu memanajemen konflik secara konstruktif

Waktu yang dibutuhkan: 435 menit

Latar Belakang

Kebanyakan orang akan menghindari konflik, meskipun pada kenyataannya

semua manusia pasti mengalami konflik, baik dengan dirinya sendiri maupun orang lain.

Bagi kehidupan organisasi sendiri, sungguh naif bila konflik tidak dipandang sebagai

aspek penting dalam maju atau mundurnya organisasi. Anggapan bahwa timbulnya

konflik bisa memunculkan stres, kegagalan pencapaian tujuan, sampai organisasi

terpecah belah merupakan sudut pandang yang paling umum selama ini. Apakah

pandangan tersebut dapat berlaku secara keseluruhan merupakan pertanyaan yang paling

mengemuka. Terlebih bila kita menyadari mustahil menghilangkan konflik dari dalam

Universitas Sumatera Utara


organisasi, sehingga yang diperlukan bukan menghindari organisasi namun lebih pada

mengelola konflik yang terjadi dalam organisasi.

Metode:

1. Presentasi

2. Diskusi

3. Games

4. Studi kasus

Bahan Pembelajaran: Manajemen Konflik

Universitas Sumatera Utara


B. LANDASAN TEORI

MANAJEMEN KONFLIK

1. Defenisi

Menurut Killman dan Thomas (1978), konflik merupakan kondisi terjadinya

ketidakcocokan antar nilai atau tujuan-tujuan yang ingin dicapai, baik yang ada dalam

diri individu maupun dalam hubungannya dengan orang lain. Kondisi yang telah

dikemukakan tersebut dapat mengganggu bahkan menghambat tercapainya emosi

atau stres yang mempengaruhi efisiensi dan produktivitas kerja (Wijono,1993).

Menurut Johnson dan Johnson (dalam Smither, Houston, dan Mclntire, 1996)

tim yang tidak efektif sering mencoba untuk mengabaikan atau menekan konflik,

sedangkan tim yang efektif dapat menggunakan konflik dengan cara yang konstruktif.

Ketika dikelola dengan baik, konflik dapat menyebabkan pengambilan keputusan

yang baik pula yakni memecahkan masalah dengan lebih kreatif, dan jumlah

partisipasi anggota tim yang lebih tinggi.

2. Ciri-Ciri Konflik

Menurut Wijono( 1993) ciri-ciri konflik adalah :

a. Setidak-tidaknya ada dua pihak secara perseorangan maupun kelompok yang

terlibat dalam suatu interaksi yang saling bertentangan.

b. Paling tidak timbul pertentangan antara dua pihak secara perseorangan

maupun kelompok dalam mencapai tujuan, memainkan peran dan ambigius

atau adanya nilai-nilai atau norma yang saling berlawanan.

c. Munculnya interaksi yang seringkali ditandai oleh gejala-gejala perilaku yang

Universitas Sumatera Utara


direncanakan untuk saling meniadakan, mengurangi, dan menekan terhadap

pihak lain agar dapat memperoleh keuntungan seperti: status, jabatan,

tanggung jawab, pemenuhan berbagai macam kebutuhan fisik: sandang-

pangan, materi dan kesejahteraan atau tunjangan-tunjangan tertentu: mobil,

rumah, bonus, atau pemenuhan kebutuhan sosio-psikologis seperti: rasa aman,

kepercayaan diri, kasih, penghargaan dan aktualisasi diri.

d. Munculnya tindakan yang saling berhadap-hadapan sebagai akibat

pertentangan yang berlarut-larut.

e. Munculnya ketidakseimbangan akibat dari usaha masing-masing pihak yang

terkait dengan kedudukan, status sosial, pangkat, golongan, kewibawaan,

kekuasaan, harga diri, prestise dan sebagainya.

3. Jenis-jenis Konflik

Menurut James A.F. Stoner dan Charles Wankel dikenal ada lima jenis konflik

yaitu konflik intrapersonal, konflik interpersonal, konflik antar individu dan

kelompok, konflik antar kelompok dan konflik antar organisasi.

a. Konflik Intrapersonal

Konflik intrapersonal adalah konflik seseorang dengan dirinya sendiri.

Konflik terjadi bila pada waktu yang sama seseorang memiliki dua keinginan

yang tidak mungkin dipenuhi sekaligus.

Ada tiga macam bentuk konflik intrapersonal yaitu :

 Konflik pendekatan-pendekatan, contohnya orang yang dihadapkan

pada dua pilihan yang sama-sama menarik

Universitas Sumatera Utara


 Konflik pendekatan-penghindaran, contohnya orang yang dihadapkan pada

dua pilihan yang sama menyulitkan

 Konflik penghindaran-penghindaran, contohnya orang yang dihadapkan

pada satu hal yang mempunyai nilai positif dan negatif sekaligus

b. Konflik Interpersonal

Konflik Interpersonal adalah pertentangan antar seseorang dengan orang lain

karena pertentangan kepentingan atau keinginan. Hal ini sering terjadi antara

dua orang yang berbeda status, jabatan, bidang kerja dan lain-lain. Konflik

interpersonal ini merupakan suatu dinamika yang amat penting dalam perilaku

organisasi. Karena konflik semacam ini akan melibatkan beberapa peranan dari

beberapa anggota organisasi yang tidak bisa tidak akan mempngaruhi proses

pencapaian tujuan organisasi tersebut.

c. Konflik antar individu-individu dan kelompok-kelompok

Hal ini seringkali berhubungan dengan cara individu menghadapi tekanan-

tekanan untuk mencapai konformitas, yang ditekankan kepada mereka oleh

kelompok kerja mereka. Sebagai contoh dapat dikatakan bahwa seseorang

individu dapat dihukum oleh kelompok kerjanya karena ia tidak dapat

mencapai norma-norma produktivitas kelompok dimana ia berada.

d. Konflik antara kelompok dalam organisasi yang sama

Konflik ini merupakan tipe konflik yang banyak terjadi di dalam organisasi-

organisasi. Konflik antar lini dan staf, pekerja dan pekerja – manajemen

merupakan dua macam bidang konflik antar kelompok.

e. Konflik antara organisasi

Universitas Sumatera Utara


Contoh seperti di bidang ekonomi dimana Amerika Serikat dan negara-

negara lain dianggap sebagai bentuk konflik, dan konflik ini biasanya disebut

dengan persaingan. Konflik ini berdasarkan pengalaman ternyata telah

menyebabkan timbulnya pengembangan produk-produk baru, teknologi baru

dan servis baru, harga lebih rendah dan pemanfaatan sumber daya secara lebih

efisien.

4. Dampak Konflik

Konflik dapat berdampak positif dan negatif yang rinciannya adalah sebagai

berikut :

a. Dampak Positif Konflik

Menurut Wijono (1993:3), bila upaya penanganan dan pengelolaan konflik

karyawan dilakukan secara efisien dan efektif maka dampak positif akan

muncul melalui perilaku yang dinampakkan oleh karyawan sebagai sumber

daya manusia potensial dengan berbagai akibat seperti:

- Meningkatnya ketertiban dan kedisiplinan dalam menggunakan waktu

bekerja, seperti hampir tidak pernah ada karyawan yang absen tanpa alasan

yang jelas, masuk dan pulang kerja tepat pada waktunya, pada waktu jam

kerja setiap karyawan menggunakan waktu secara efektif, hasil kerja

meningkat baik kuantitas maupun kualitasnya.

- Meningkatnya hubungan kerjasama yang produktif. Hal ini terlihat dari

cara pembagian tugas dan tanggung jawab sesuai dengan analisis pekerjaan

masing-masing.

Universitas Sumatera Utara


- Meningkatnya motivasi kerja untuk melakukan kompetisi secara sehat

antar pribadi maupun antar kelompok dalam organisasi, seperti terlihat

dalam upaya peningkatan prestasi kerja, tanggung jawab, dedikasi,

loyalitas, kejujuran, inisiatif dan kreativitas.

- Semakin berkurangnya tekanan-tekanan, intrik-intrik yang dapat membuat

stress bahkan produktivitas kerja semakin meningkat. Hal ini karena

karyawan memperoleh perasaan-perasaan aman, kepercayaan diri,

penghargaan dalam keberhasilan kerjanya atau bahkan bisa

mengembangkan karier dan potensi dirinya secara optimal.

- Banyaknya karyawan yang dapat mengembangkan kariernya sesuai

dengan potensinya melalui pelayanan pendidikan (education), pelatihan

(training) dan konseling (counseling) dalam aspek kognitif, afektif dan

psikomotorik. Semua ini bisa menjadikan tujuan organisasi tercapai dan

produktivitas kerja meningkat akhirnya kesejahteraan karyawan terjamin.

b. Dampak Negatif Konflik

Dampak negatif konflik (Wijono, 1993), sesungguhnya disebabkan oleh

kurang efektif dalam pengelolaannya yaitu ada kecenderungan untuk

membiarkan konflik tumbuh subur dan menghindari terjadinya konflik.

Akibatnya muncul keadaan-keadaan sebagai berikut:

- Meningkatkan jumlah absensi karyawan dan seringnya karyawan mangkir

pada waktu jam-jam kerja berlangsung seperti misalnya ngobrol berjam-

jam sambil mendengarkan sandiwara radio, berjalan mondar-mandir

menyibukkan diri, tidur selama pimpinan tidak ada di tempat, pulang lebih

awal atau datang terlambat dengan berbagai alasan yang tak jelas.

Universitas Sumatera Utara


- Banyak karyawan yang mengeluh karena sikap atau perilaku teman

kerjanya yang dirasakan kurang adil dalam membagi tugas dan tanggung

jawab.

- Seringnya terjadi perselisihan antar karyawan yang bisa memancing

kemarahan, ketersinggungan yang akhirnya dapat mempengaruhi pekerjaan,

kondisi psikis dan keluarganya.

- Banyak karyawan yang sakit-sakitan, sulit untuk konsentrasi dalam

pekerjaannya, muncul perasaan-perasaan kurang aman, merasa tertolak

oleh teman ataupun atasan, merasa tidak dihargai hasil pekerjaannya,

timbul stres yang berkepanjangan yang bisa berakibat sakit tekanan darah

tinggi, maag ataupun yang lainnya.

- Seringnya karyawan melakukan mekanisme pertahanan diri bila

memperoleh teguran dari atasan, misalnya mengadakan sabotase terhadap

jalannya produksi, dengan cara merusak mesin-mesin atau peralatan kerja,

mengadakan provokasi terhadap rekan kerja, membuat intrik-intrik yang

merugikan orang lain.

- Meningkatnya kecenderungan karyawan yang keluar masuk dan ini

disebut labor turn-over. Kondisi semacam ini bisa menghambat kelancaran

dan kestabilan organisasi secara menyeluruh karena produksi bisa macet,

kehilangan karyawan potensial, waktu tersita hanya untuk kegiatan seleksi

dan memberikan latihan dan dapat muncul pemborosan dalam cost benefit.

Konflik yang tidak terselesaikan dapat merusak lingkungan kerja sekaligus orang-

orang di dalamnya, oleh karena itu konflik harus mendapat perhatian. Jika tidak,

Universitas Sumatera Utara


maka seorang manajer akan terjebak pada hal-hal seperti:

a. Kehilangan karyawan yang berharga dan memiliki keahlian teknis. Dapat saja

mereka mengundurkan diri. Manajer harus menugaskan mereka kembali, dan

contoh yang paling buruk adalah karena mungkin Manajer harus memecat

mereka.

b. Menahan atau mengubah informasi yang diperlukan rekan-rekan sekerja yang

lurus hati agar tetap dapat mencapai prestasi.

c. Keputusan yang lebih buruk yang diambil oleh perseorangan atau tim karena

mereka sibuk memusatkan perhatian pada orangnya, bukan pada masalahnya.

d. Kemungkinan sabotase terhadap pekerjaan atau peralatan. Seringkali

dimaklumi sebagai faktor “kecelakaan” atau “lupa”. Namun, dapat membuat

pengeluaran yang diakibatkan tak terhitung banyaknya.

e. Sabotase terhadap hubungan pribadi dan reputasi anggota tim melalui gosip dan

kabar burung. Segera setelah orang tidak memusatkan perhatian pada tujuan

perubahan, tetapi pada masalah emosi dan pribadi, maka perhatian mereka akan

terus terpusatkan ke sana.

f. Menurunkan moral, semangat, dan motivasi kerja. Seorang karyawan yang

jengkel dan merasa ada yang berbuat salah kepadanya tidak lama kemudian

dapat meracuni seluruh anggota tim. Bila semangat sudah berkurang, manajer

akan sulit sekali mengobarkannya kembali.

g. Masalah yang berkaitan dengan stres. Ada bermacam-macam, mulai dari

efisiensi yang berkurang sampai kebiasaan membolos kerja. (Stevenin,2000).

Universitas Sumatera Utara


5. Sumber-Sumber Konflik

a. Konflik Dalam Diri Individu (Intraindividual Conflict)

a.1. Konflik yang berkaitan dengan tujuan yang hendak dicapai (goal conflict)

Menurut Wijono (1993), ada tiga jenis konflik yang berkaitan

dengan tujuan yang hendak dicapai (goal conflict), yaitu:

- Approach-approach conflict, dimana orang didorong untuk melakukan

pendekatan positif terhadap dua persoalan atau lebih, tetapi tujuan-

tujuan yang dicapai saling terpisah satu sama lain.

- Approach-Avoidance Conflict, dimana orang didorong untuk

melakukan pendekatan terhadap persoalan-persoalan yang mengacu

pada satu tujuandan pada waktu yang sama didorong untuk melakukan

terhadap persoalan-persoalan tersebut dan tujuannya dapat

mengandung nilai positif dan negatif bagi orang yang mengalami

konflik tersebut.

- Avoidance-Avoidance Conflict, dimana orang didorong untuk

menghindari dua atau lebih hal yang negatif tetapi tujuan-tujuan yang

dicapai saling terpisah satu sama lain.

- Dalam hal ini, approach-approach conflict merupakan jenis konflik

yang mempunyai resiko paling kecil dan mudah diatasi, serta

akibatnya tidak begitu fatal.

a.2 Konflik yang berkaitan dengan peran dan ambigius

Di dalam organisasi, konflik seringkali terjadi karena adanya

perbedaan peran dan ambigius dalam tugas dan tanggung jawab terhadap

sikap-sikap, nilai-nilai dan harapan-harapan yang telah ditetapkan dalam

Universitas Sumatera Utara


suatu organisasi. Filley and House memberikan kesimpulan atas hasil

penyelidikan kepustakaan mengenai konflik peran dalam organisasi, yang

dicatat melalui indikasi-indikasi yang dipengaruhi oleh empat variabel

pokok yaitu :

- Mempunyai kesadaran akan terjadinya konflik peran.

- Menerima kondisi dan situasi bila muncul konflik yang bisa membuat

tekanan-tekanan dalam pekerjaan.

- Memiliki kemampuan untuk mentolelir stres.

- Memperkuat sikap/sifat pribadi lebih tahan dalam menghadapi konflik

yang muncul dalam organisasi (Wijono, 1993).

b. Konflik antar pribadi dalam organisasi

Stevenin (2000), ada beberapa faktor yang mendasari munculnya konflik antar

pribadi dalam organisasi misalnya adanya:

o Pemecahan masalah secara sederhana. Fokusnya tertuju pada penyelesaian

masalah dan orang-orangnya tidak mendapatkan perhatian utama.

o Penyesuaian/kompromi. Kedua pihak bersedia saling memberi dan

menerima, namun tidak selalu langsung tertuju pada masalah yang

sebenarnya.

Waspadailah masalah emosi yang tidak pernah disampaikan kepada manajer.

Kadang-kadang kedua pihak tetap tidak puas.

o Tidak sepakat. Tingkat konflik ini ditandai dengan pendapat yang

diperdebatkan. Mengambil sikap menjaga jarak. Sebagai manajer, manajer

perlu memanfaatkan dan menunjukkan aspek-aspek yang sehat dari

Universitas Sumatera Utara


ketidaksepakatan tanpa membiarkan adanya perpecahan dalam kelompok.

o Kalah/menang. Ini adalah ketidaksepakatan yang disertai sikap bersaing

yang amat kuat. Pada tingkat ini, sering kali pendapat dan gagasan orang

lain kurang dihargai. Sebagian di antaranya akan melakukan berbagai

macam cara untuk memenangkan pertarungan.

o Pertarungan/penerbangan. Ini adalah konflik “penembak misterius”. Orang-

orang yang terlibat di dalamnya saling menembak dari jarak dekat kemudian

mundur untuk menyelamatkan diri. Bila amarah meledak, emosi pun

menguasai akal sehat. Orang-orang saling berselisih.

o Keras kepala. Ini adalah mentalitas “dengan caraku atau tidak sama sekali”.

Satu-satunya kasih karunia yang menyelamatkan dalam konflik ini adalah

karena biasanya hal ini tetap mengacu pada pemikiran yang logis. Meskipun

demikian, tidak ada kompromi sehingga tidak ada penyelesaian.

o Penyangkalan. Ini adalah salah satu jenis konflik yang paling sulit diatasi

karena tidak ada komunikasi secara terbuka dan terus-terang. Konflik hanya

dipendam. Konflik yang tidak bisa diungkapkan adalah konflik yang tidak

bisa diselesaikan.

6. Penanganan konflik

Spiegel (1994) menjelaskan ada lima tindakan yang dapat kita lakukan

dalam penanganan konflik :

a. Berkompetisi

Tindakan ini dilakukan jika kita mencoba memaksakan kepentingan sendiri di

atas kepentingan pihak lain. Pilihan tindakan ini bisa sukses dilakukan jika

Universitas Sumatera Utara


situasi saat itu membutuhkan keputusan yang cepat, kepentingan salah satu

pihak lebih utama dan pilihan kita sangat vital. Hanya perlu diperhatikan situasi

menang – kalah (win-win solution) akan terjadi disini. Pihak yang kalah akan

merasa dirugikan dan dapat menjadi konflik yang berkepanjangan. Tindakan ini

bisa dilakukan dalam hubungan atasan –bawahan, dimana atasan menempatkan

kepentingannya (kepentingan organisasi) di atas kepentingan bawahan.

b. Menghindari konflik

Tindakan ini dilakukan jika salah satu pihak menghindari dari situsasi

tersebut secara fisik ataupun psikologis. Sifat tindakan ini hanyalah menunda

konflik yang terjadi. Situasi menag kalah terjadi lagi disini. Menghindari

konflik bisa dilakukan jika masing-masing pihak mencoba untuk mendinginkan

suasana, mebekukan konflik untuk sementara. Dampak kurang baik bisa terjadi

jika pada saat yang kurang tepat konflik meletus kembali,ditambah lagi jika

salah satu pihak menjadi stres karena merasa masih memiliki hutang

menyelesaikan persoalan tersebut.

c. Akomodasi

Yaitu jika kita mengalah dan mengorbankan beberapa kepentingan sendiri agar

pihak lain mendapat keuntungan dari situasi konflik itu. Disebut juga sebagai

self sacrifying behaviour. Hal ini dilakukan jika kita merasa bahwa kepentingan

pihak lain lebih utama atau kita ingin tetap menjaga hubungan baik dengan

pihak tersebut. Pertimbangan antara kepentingan pribadi dan hubungan baik

menjadi hal yang utama di sini.

d. Kompromi

Universitas Sumatera Utara


Tindakan ini dapat dilakukan jika ke dua belah pihak merasa bahwa kedua hal

tersebut sama –sama penting dan hubungan baik menjadi yang uatama. Masing-

masing pihak akan mengorbankan sebagian kepentingannya untuk

mendapatkan situasi menang-menang (win-win solution).

e. Berkolaborasi

Menciptakan situasi menang-menang dengan saling bekerja sama. Pemecahan

sama-sama menang dimana individu yang terlibat mempunyai tujuan kerja

yang sama. Perlu adanya satu komitmen dari semua pihak yang terlibat untuk

saling mendukung dan saling memperhatikan satu sama lainnya.

Universitas Sumatera Utara


C. SLIDE PELATIHAN

MANAJEMEN KONFLIK

Universitas Sumatera Utara


Defenisi
Konflik merupakan kondisi terjadinya ketidakcocokan antar
nilai atau tujuan-tujuan yang ingin dicapai, baik yang ada
dalam diri individu maupun dalam hubungannya dengan
orang lain.

Ciri-Ciri Konflik
 Setidaknya ada dua pihak secara
perseorangan maupun kelompok yang
terlibat dalam suatu interaksi yang saling
bertentangan

 Paling tidak timbul pertentangan antara


dua pihak secara perseorangan maupun
kelompok dalam mencapai tujuan,
memainkan peran dan ambigius atau
adanya nilai-nilai atau norma yang
saling berlawanan.

Universitas Sumatera Utara


Munculnya interaksi yang seringkali ditandai
oleh gejala-gejala perilaku yang
direncanakan untuk saling meniadakan,
mengurangi, dan menekan terhadap pihak
lain agar dapat memperoleh keuntungan

 Munculnya tindakan yang saling


berhadap-hadapan sebagai akibat
pertentangan yang berlarut-larut

 Munculnya ketidakseimbangan
akibat dari usaha masing-masing
pihak yang terkait dengan
kedudukan, status sosial, pangkat,
golongan, kewibawaan, kekuasaan,
harga diri, prestise dan sebagainya.

Universitas Sumatera Utara


Jenis-jenis Konflik
a. Konflik Intrapersonal
Adalah konflik seseorang dengan dirinya sendiri.
Konflik terjadi bila pada waktu yang sama seseorang
memiliki dua keinginan yang tidak mungkin dipenuhi
sekaligus.

b. Konflik Interpersonal
Konflik Interpersonal adalah
pertentangan antar seseorang
dengan orang lain karena
pertentangan kepentingan atau
keinginan.

Universitas Sumatera Utara


c. Konflik antar individu-individu dan kelompok-kelompok
Hal ini seringkali berhubungan dengan cara individu
menghadapi tekanan-tekanan untuk mencapai konformitas, yang
ditekankan kepada mereka oleh kelompok kerja mereka.

d. Konflik antara kelompok dalam organisasi yang sama


Konflik antar lini dan staf, pekerja dan pekerja – manajemen
merupakan dua macam bidang konflik antar kelompok.

Universitas Sumatera Utara


e. Konflik antara organisasi
Contoh seperti di bidang ekonomi dimana Amerika Serikat dan
negara-negara lain dianggap sebagai bentuk konflik, dan
konflik ini biasanya disebut dengan persaingan.

Dampak Konflik
a. Dampak Positif Konflik
 Meningkatnya ketertiban dan kedisiplinan dalam menggunakan
waktu bekerja
 Meningkatnya hubungan kerjasama yang produktif
 Meningkatnya motivasi kerja untuk melakukan kompetisi
secara sehat antar pribadi maupun antar kelompok dalam
organisasi
 Semakin berkurangnya tekanan-tekanan, intrik-intrik yang
dapat membuat stress bahkan produktivitas kerja semakin
meningkat.

Universitas Sumatera Utara


 Meningkatnya motivasi kerja untuk melakukan kompetisi secara
sehat antar pribadi maupun antar kelompok dalam organisasi

 Semakin berkurangnya tekanan-tekanan, intrik-intrik yang dapat


membuat stress bahkan produktivitas kerja semakin meningkat.

 Banyaknya karyawan yang dapat mengembangkan kariernya sesuai


dengan potensinya melalui pelayanan pendidikan (education),
pelatihan (training) dan konseling (counseling) dalam aspek kognitif,
afektif dan psikomotorik.

b. Dampak Negatif Konflik


 Meningkatkan jumlah absensi karyawan dan seringnya karyawan
mangkir pada waktu jam-jam kerja berlangsung
 Banyak karyawan yang mengeluh karena sikap atau perilaku
teman kerjanya yang dirasakan kurang adil dalam membagi tugas
dan tanggung jawab.
 Seringnya terjadi perselisihan antar karyawan yang bisa
memancing kemarahan, ketersinggungan yang akhirnya dapat
mempengaruhi pekerjaan, kondisi psikis dan keluarganya.

Universitas Sumatera Utara


 Banyak karyawan yang sakit-sakitan, sulit untuk konsentrasi
dalam pekerjaannya, muncul perasaan-perasaan kurang aman,
merasa tertolak oleh teman ataupun atasan, merasa tidak
dihargai hasil pekerjaannya

 Seringnya karyawan melakukan mekanisme pertahanan diri bila


memperoleh teguran dari atasan

 Meningkatnya kecenderungan karyawan yang keluar masuk dan


ini disebut labor turn-over.

 Seringnya karyawan melakukan mekanisme pertahanan


diri bila memperoleh teguran dari atasan

 Meningkatnya kecenderungan karyawan yang keluar


masuk dan ini disebut labor turn-over.

Universitas Sumatera Utara


Sumber-Sumber Konflik
a. Konflik Dalam Diri Individu (Intraindividual Conflict)
- Konflik yang berkaitan dengan tujuan yang hendak dicapai
(goal conflict)
-Konflik yang berkaitan dengan peran dan ambigius

b. Konflik antar pribadi dalam organisasi

Konflik yang berkaitan dengan tujuan yang hendak dicapai


(goal conflict):
 Approach-Approach Conflict
dimana orang didorong untuk melakukan pendekatan
positif terhadap dua persoalan atau lebih, tetapi tujuan-
tujuan yang dicapai saling terpisah satu sama lain

 Approach-Avoidance Conflict
dimana orang didorong untuk melakukan pendekatan
terhadap persoalan-persoalan yang mengacu pada satu
tujuan dan pada waktu yang sama didorong untuk
melakukan terhadap persoalan-persoalan tersebut dan
tujuannya dapat mengandung nilai positif dan negatif bagi
orang yang mengalami konflik tersebut

Universitas Sumatera Utara


 Avoidance-Avoidance Conflict
dimana orang didorong untuk
menghindari dua atau lebih hal
yang negatif tetapi tujuan-
tujuan yang dicapai saling
terpisah satu sama lain

b. Konflik antar pribadi dalam organisasi


 Pemecahan masalah secara sederhana
Fokusnya tertuju pada penyelesaian masalah dan orang-orangnya
tidak mendapatkan perhatian utama.

 Penyesuaian/kompromi
Kedua pihak bersedia saling memberi dan menerima, namun tidak
selalu langsung tertuju pada masalah yang sebenarnya.

Universitas Sumatera Utara


 Tidak sepakat
Tingkat konflik ini ditandai dengan pendapat yang diperdebatkan.
Mengambil sikap menjaga jarak.

 Kalah/menang
Ini adalah ketidaksepakatan yang disertai sikap bersaing yang amat kuat.
Pada tingkat ini, sering kali pendapat dan gagasan orang lain kurang dihargai.

 Pertarungan
Ini adalah konflik “penembak misterius”. Orang-orang yang terlibat di dalamnya
saling menembak dari jarak dekat kemudian mundur untuk menyelamatkan diri.

 Keras kepala
Ini adalah mentalitas “dengan caraku atau tidak sama sekali”.
Tidak ada kompromi sehingga tidak ada penyelesaian.

• Penyangkalan
Ini adalah salah satu jenis konflik yang paling sulit diatasi karena tidak
ada komunikasi secara terbuka dan terus-terang. Konflik hanya
dipendam.

Universitas Sumatera Utara


Penanganan konflik
a. Berkompetisi
Tindakan ini dilakukan jika
kita mencoba memaksakan
kepentingan sendiri di atas
kepentingan pihak lain.

b. Menghindari konflik
Tindakan ini dilakukan jika salah satu pihak menghindari
dari situasi tersebut secara fisik ataupun psikologis.

Universitas Sumatera Utara


c. Akomodasi
Yaitu jika kita mengalah dan
mengorbankan beberapa
kepentingan sendiri agar pihak
lain mendapat keuntungan dari
situasi konflik itu. Disebut juga
sebagai self sacrifying
behaviour.

d. Kompromi
Tindakan ini dapat
dilakukan jika ke dua belah
pihak merasa bahwa kedua
hal tersebut sama –sama
penting dan hubungan baik
menjadi yang utama.

Universitas Sumatera Utara


e. Berkolaborasi
Menciptakan situasi menang-
menang dengan saling bekerja
sama. Pemecahan sama-
sama menang dimana
individu yang terlibat
mempunyai tujuan kerja yang
sama.

Universitas Sumatera Utara


D. GAMES PELATIHAN

 “Menyeberang Amazon”

1. Deskripsi

Games ini merupakan games kelompok yang membutuhkan kerjasama, kekompakan,

strategi pemecahan masalah dalam upaya untuk mencari cara yang efektif untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

2. Tujuan

Tujuan games ini untuk melatih kekompakan, kerjasama, sekaligus menguji strategi

pemecahan masalah peserta kegiatan dalam usaha mencapai tujuan.

3. Waktu

Alokasi waktu untuk permainan ini selama 25 menit

4. Alat atau media

Kertas (dengan warna atau bentuk yang berbeda)

5. Prosedur atau cara bermain

a. Fasilitator menyusun alat untuk permainan yaitu kertas dengan warna atau tanda

tertentu untuk masing-masing kelompok. Contoh: warna merah untuk tim A,

warna biru untuk tim B dan sebagainya. Atau kertas bertanda segitiga untuk tim A,

kertas bertanda lingkaran untuk tim B dan sebagainya.

Universitas Sumatera Utara


b. Jumlah dan ukuran kertas bebas tergantung kebutuhan. Maing-masing kertas

dibuat menjadi sebuah lintasan dari titik start ke titik finish. Susunan kertas ada

yang dibuat berdekatan, ada yang dibuat berjauhan sehingga membuat permainan

semakin menantang.

c. Fasilitator menerangkan tujuan dari permainan ini adalah adu cepat dari titik start

ke titik finish. Mereka hanya boleh menginjak dimana kertas berada sambil

bergandengan tangan.

d. Syarat utama dalam permainan ini adalah bergandengan tangan tidak boleh

terlepas, kertas tidak boleh dipindahkan dan kaki peserta tidak boleh terlepas dari

kertas yang dipijak (tidak boleh menginjak di luar kertas).

e. Jumlah peserta dalam kelompok harus sama (agar adil).

f. Fasilitator menentukan starting point dan final point.

g. Pemenangnya adalah tim yang terlebih dahulu sampai di garis finish (seluruh

anggota masuk)

Universitas Sumatera Utara


 “Menyeberang Jembatan”

1. Deskripsi

Games ini membutuhkan kelompok yang mampu bekerjasama untuk menemukan

pemecahan masalah dalam upaya untuk mencari cara yang efektif untuk

memecahkan persoalan yang diberikan

2. Tujuan

Tujuan games ini untuk melatih kekompakan, kerjasama, sekaligus menguji strategi

pemecahan masalah peserta kegiatan dalam usaha mencapai tujuan.

3. Waktu

Alokasi waktu untuk permainan ini selama 30 menit

4. Alat atau media

Tidak ada

5. Prosedur atau cara bermain

a. Fasilitator memberi penjelasan latar belakang persoalan yang harus dikerjakan

oleh kelompok dengan menceritakan gambaran persoalan tersebut.

Penjelasan:

 Terdapat 5 karakter dalam game ini:

- Orang pertama laki-laki yang bertubuh sangat kurus dan tinggi

- Orang kedua laki-laki yang bertubuh kecil dan pendek

- Orang ketiga wanita yang bertubuh kurus dan tinggi

Universitas Sumatera Utara


- Orang keempat laki-laki yang bertubuh gemuk

- Orang kelima seorang kakek yang membawa tongkat

 Background: pemandangan di sebuah tebing tinggi dengan hanya terdapat

sebuah jembatan penyeberangan yang terbuat dari sebatang kayu

b. Aturan permainannya adalah:

 Tugas kelompok adalah menyeberangkan sebuah keluarga dari sisi A ke sisi

B dengan sebauh lentera yang hanya mempunyai waktu nyala hanya 30

detik. Keluarga tersebut beranggotakan 5 orang yang mempunyai kecepatan

melewati jembatan berbeda-beda, yaitu:

- Orang pertama mempunyai kecepatan 1 detik

- Orang kedua mempunyai kecepatan 3 detik

- Orang ketiga mempunyai kecepatan 6 detik

- Orang keempat mempunyai kecepatan 8 detik

- Orang ketiga mempunyai kecepatan 12 detik

Total kecepatan melewati jembatan adalah 30 detik (sama dengan waktu

waktu nyala lentera).

 Bagaimana kelompok dapat menolong keluarga tersebut untuk menyeberang

dengan mengkombinasikan kecepatan menyeberang mereka dengan waktu

menyeala lampu lentera. Dengan aturan:

- Jembatan hanya daapt dilalui paling banyak 2 orang, orang yang memiliki

kecepatan menyeberang paling lama adalah orang yang memegang

lentera

Universitas Sumatera Utara


- Orang yang memegang lentera adalah orang yang memotong waktu nyala

lampu lentera

Universitas Sumatera Utara


 “Terlalu banyak solusi? “

1. Deskripsi

Permainan ini mengamati manfaat brainstorming terhadap sekelompok peserta dalam

mengatasi masalah yang diberikan.

2. Tujuan

Games ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan memecahkan masalah

menghasilkan sebanyak mungkin ide dari sekelompok orang dengan menggunakan

teknik brainstorming.

3. Waktu

Waktu yang dialokasikan untuk permainan ini selama 30 menit

4. Alat atau media

Kertas flipchart dan spidol untuk masing-masing subkelompok.

5. Prosedur atau cara bermain

a. Bagi peserta menjadi tim yang terdiri dari 5-7 peserta.

b. Berikan sebuah masalah kepada tim untuk diatasi. Masalah tersebut bisa berupa

masalah yang berhubungan dengan pekerjaan atau masalah imajiner. Misalnya,

bagaimana mendapatkan lebih banyak pelanggan untuk toko kita? Atau bagaimana

caranya menjual es kepada orang Eskimo?

c. Peraturan:

Universitas Sumatera Utara


 Masing-masing tim harus memilih seorang juru tulis.juru bicara. Juru tulis ini

harus menggali ide sebanyak mungkin dari anggota timnya selama 10-15 menit.

Tidak ada diskusi pendapat selama 10-15 menit tersebut.

 Juru tulis diminta untuk mendorong anggota timnya mengeluarkan ide apapun

meski menggelikan atau tidak masuk akal.

 Setelah 10-15 menit habis, masing-masing tim harus mengevaluasi setiap ide

yang dihasilkan timnya. Lalu memutuskan tiga ide terbaik. Setelah memperoleh

kesepakatan, masing-masing juru bicara harus mempresentasikan hasil yang

diperoleh timnya kepada seluruh peserta.

 Setelah masing-masing tim mempresentasikan idenya, seluruh peserta

kemudian harus memutuskan satu ide terbaik yang telah disebutkan.

Universitas Sumatera Utara


E. ICE BREAKER

 “Korek Api Cinta”

1. Deskripsi

Permainan ini lebih diarahkan untuk mencairkan suasana di antara peserta dan

membuat peserta untuk aktif bergerak.

2. Tujuan

Dengan melakukan gerakan atau aktivitas, peserta merasa lebih bersemangat,

terhindar dari rasa bosan atau ngantuk.

3. Waktu

Waktu yang dialokasikan untuk kegiatan ini adalah 10 menit

4. Alat atau media

Korek api batang, karet gelang

5. Prosedur atau cara bermain

a. Pesertapelatihan dibagi ke dalam beberapa kelompok. Maing-masing

kelompok terdiri dari 5-7 orang peserta.

b. Fasilitator kemudian meminta peserta untuk berbaris dalam kelompok.

c. Fasilitator membagikan satu batang korek api kepada masing-masing peserta

Universitas Sumatera Utara


d. Setalah semua peserta mendapatkan masing-masing satu batang korek api,

selanjutnya fasilitator membagikan satu buah karet gelang kepada masing-

masing kelompok. Satu kelompok mendapatkan satu buah karet gelang

e. Fasilitator meminta peserta pelatihan untuk menggigit korek api yang telah

dibagikan. Bagian korek api yang ada bahan bakarnya terletak diletakkan di

bagian luar.

f. Fasilitator meletakkan karet gelang pada korek peserta yang paling depan

g. Setelah diberi aba-aba mulai, karet gelang harus diberikan kepada peserta

yang ada di belakangnya tanpa menggunakan alat bantu apapun kecuali

batang korek api dan mulut yang digunakan untuk menggigit korek api

tersebut.

h. Apabila korek api jatuh selama proses pemindahan dari satu peserta ke

peserta yang lain, permainan dalam kelompok itu harus diulang dari peserta

yang paling depan

i. Pemenang dari permainan ini adalah kelompok yang pertama kali dapat

memindahkan karet gelang dan menmpatkannya pada peserta yang paling

akhir

Universitas Sumatera Utara


 “BINGO”

1. Deskripsi

Permainan ini lebih diarahkan untuk mencairkan suasana di antara peserta dan

menumbuhkan semangat baru peserta untuk mengikuti materi dan kegiatan-kegiatan

yang akan disampaikan dan dilakukan pada pelatihan

2. Tujuan

Kegiatan ini mengajak para peserta untuk lebih mengenal lebih dekat lagi dengan

peserta pelatihan lain dengan menanyakan hobby, alamat tempat tinggal, makanan

kesukaan dan sebagainya.

3. Waktu

Waktu yang dialokasikan untuk kegiatan ini adalah 15 menit

4. Alat atau media

Tabel lembaran soal sebanyak jumlah peserta

5. Prosedur atau cara bermain

a. Fasilitator membuat sebuah tabel yang berisi pernyataan-pernyataan.


Berambut pendek Memakai kaca mata Bisa main gitar

Mempunyai sepeda motor Menonton sinetron Pernah juara

Sudah berkeluarga Hobi membaca Suka menyanyi

Universitas Sumatera Utara


b. Peserta menerima tabel tersebut dan menunggu aba-aba dari fasilitator untuk

memulai permainan

c. Setelah diberi aba-aba mulai, peserta segera mulai meminta tanda tangan kepada

rekan-rekannya yang sesuai dengan pernyataan-pernyataan tersebut

d. Pemenangnya adalah pemenang yang dapat mengisi penuh mendatar, miring atau

vertikal terlebih dahulu. Misalnya:

Berambut pendek Memakai kaca mata Bisa main gitar

Mempunyai sepeda motor Menonton sinetron Pernah juara

Sudah berkeluarga Hobi membaca Suka menyanyi

Universitas Sumatera Utara


F. ENERGIZER

 “Dangdut Yuk...”

1. Deskripsi

Permainan ini lebih diarahkan untuk mencairkan suasana di antara peserta dan

membuat peserta untuk aktif bergerak.

2. Tujuan

Dengan melakukan gerakan atau aktivitas, peserta merasa lebih bersemangat,

terhindar dari rasa bosan atau ngantuk.

3. Waktu

Waktu yang dialokasikan untuk kegiatan ini adalah 10 menit

4. Alat atau media

Tidak ada

5. Prosedur atau cara bermain

a. Fasilitator memberi instruksi kepada peserta untuk berdiri di depan bangku

masing-masing peserta

b. Fasilitator memberi penjelasan kepada peserta bahwa permainan “Dangdut Yuk”

ini adalah permainan menulis huruf dengan menggunakan pinggul. Misalnya kata

“CINTA”, satu per satu huruf yang membentuk kata cinta diperagakan dengan

menggunakan pinggul. Pertama huruf “C” pinggul digerakkan dari atas kemudian

Universitas Sumatera Utara


melengkung ke bawah hingga akhirnya gerakan pinggul membentuk huruf “C”,

yang kedua huruf “I” pinggul digerakkan dari atas ke bawah, lalu huruf “N”

pinggul digerakkan dari bawah kemudian ke atas kemudian ke bawah lagi,

kemudian huruf “T” pinggul digerakkan dari atas ke bawah lalu membuat garis

lurus di atas dan tidak ketinggalan huruf “A” pinggul digerakkan dari atas serong

ke kiri bagian bawah lalu kembali dari atas serong ke kiri bagian bawah lalu

kembali dari atas serong ke kanan bagian bawah lalu membuat garis lurus ditenah-

tengahnya.

c. Setelah peserta pelatihan mengerti dan paham mengenai penjelasan yang diberikan

oleh fasilitator, maka fasilitator dapat menyebutkan beberapa kata yang menjadi

persoalan pada permainan ini, misalnya: “AKU”, “BAJU”, “MARAH”, dan lain-

lain

d. Fasiltator memberi aba-aba saat gerakan akan mulai dilakukan dan peserta

pelatihan melakukan gerakan secara bersama

Universitas Sumatera Utara


 “Ungkapkan Sayang”

1. Deskripsi

Permainan ini lebih diarahkan untuk mencairkan suasana di antara peserta dan

membuat peserta untuk aktif bergerak.

2. Tujuan

Dengan melakukan gerakan atau aktivitas, peserta merasa lebih bersemangat,

terhindar dari rasa bosan atau ngantuk.

3. Waktu

Waktu yang dialokasikan untuk kegiatan ini adalah 10 menit

4. Alat atau media

Kursi sebanyak jumlah peserta yang ada

5. Prosedur atau cara bermain

a. Tatalah kursi menghadap ke dalam membentuk lingkaran penuh

b. Mintalah kepada semua peserta untuk duduk di kursi yang telah disediakan

c. Satu peserta menduduki satu kursi dan jumlah kursi sebanyak peserta yang ada

d. Kata kunci dalam permainan ini adalah “Aku menyayangi orang yang...” .

Lanjutan kata kunci itu bisa macam-macam seperti “ yang memakai jam tangan,

yang berambut pendek, yang memakai kaus kaki, dan lain-lain.”

Universitas Sumatera Utara


e. Orang-orang yang termasuk dalam kata kunci yang ada berpindah tempat duduk

mencari tempat duduk milik teman yang lain yang juga bagian dari kata kunci

yang disebutkan. Misalnya, “Aku menyayangi orang yang memakai jam tangan”,

maka semua peserta yang memakai jam tangan harus berpindah tempat duduk.

f. Apabila fasilitator ingin memindahkan semua peserta maka fasilitator harus

mengatakan,”Aku menyayangi kalian semua.”

Universitas Sumatera Utara


 David Says “…”

1. Deskripsi

Permainan ini lebih diarahkan untuk membuat suasana lebih rileks dan melatih

konsentrasi para peserta.

2. Tujuan

Menciptakan suasana yang lebih rileks dan peserta merasa lebih bersemangat karena

terhindar dari rasa bosan atau ngantuk.

3. Waktu

Waktu yang dialokasikan untuk kegiatan ini adalah 5 menit

4. Alat atau media

Tidak ada

5. Prosedur atau cara bermain

a. Fasilitator menjelaskan aturan main sebagai berikut:

i. Peserta harus melakukan instruksi yang diberikan

ii. Gerakan tersebut dianggap sah jika dimulai dengan kata-kata “David says”.

Jika tidak dimulai dengan kata-kata “David says” dan peserta tetap melakukan,

maka peserta dianggap gugur.

iii. Jurinya adalah diri sendiri dan rekan peserta di sekitarnya

Universitas Sumatera Utara


iv. Fasilitator menegaskan apakah peserta sudah jelas dengan aturan main

tersebut dan peserta harus menjawab sudah jelas

b. Fasilitator memulai permainan sebagai berikut:

i. Semua harap berdiri! (tanpa David says) – yang berdiri berarti gugur dan

langsung duduk

ii. Davis says “Semua berdiri!” – yang tidak berdiri berarti gugur.

iii. Siapa yang sudah jelas angkat tangan! (tanpa David says) – yang mengangkat

tangan berarti gugur dan langsung duduk

iv. David says “Siapa yang jelas, angkat tangan!” – yang tidak angkat tangan

berarti gugur.

v. Ok, fasilitator lalu menurunkan tangan (tanpa David says) – peserta yang

mengikuti menurunkan tangan berarti langsung gugur.

vi. David says “ Tepuk pundak peserta di depan anda!” – peserta yang menepuk

pundak dengan tangan yang diangkat (kanan atau kiri) langsung gugur karena

belum ada instruksi untuk menurunkan tangan.

vii. David says “Turunkan tangan (yang diangkat) anda!”

viii. Ok, yang tersisa silahkan naik ke panggung untuk menerima hadiah (tanpa

David says) – yang terkecoh dan naik ke panggung langsung gugur.

ix. Di panggung pun, peserta masih bisa diminta untuk melakukan gerakan yang

diinstruksikan sehingga jumlah peserta yang tersisa sama dengan jumlah

hadiah yang telah dipersiapkan.

Universitas Sumatera Utara


 “Mari berkelompok!”

1. Deskripsi

Seluruh peserta diminta untuk membuat lingkaran. Fasilitator kemudian berdiri di

tengah lingkaran dan menyebutkan huruf “a”, “b” dan “c” secara acak. Masing-

masing huruf merupakan kode agar peserta membentuk suatu kelompok. Tugas

peserta adalah mendengarkan huruf yang disebutkan fasilitator, dan secara cepat

membentuk kelompok yang berisikan anggota kelompok yang sesuai dengan makna

yang terkandung dari huruf yang diucapkan fasilitator.

2. Tujuan

Kegiatan ini dapat menstimulasi daya konsentrasi, menghilangkan kepenatan fisik

melalui berbagai gerakan dan membangun suasana yang menyenangkan

3. Waktu

Alokasi waktu untuk kegiatan ini adalah 10 menit.

4. Alat/media

Tidak ada alat/media yang digunakan dalam kegiatan ini

5. Prosedur

a. Fasilitator meminta seluruh peserta untuk membentuk lingkaran

b. Fasilitator berdiri di tengah lingkaran

c. Fasilitator memberikan penjelasan kepada peserta bahwa peserta harus mendengar

secara seksama huruf yang disebutkan fasilitator, karena suara yang akan

Universitas Sumatera Utara


dikeluarkan fasilitator bisa tinggi dan bisa juga rendah. Huruf yang akan

disebutkan fasilitator yaitu huruf “a”, “b” dan “c”. Masing-masing huruf memiliki

arti:

 “a” : kelompok harus membentuk kelompok yang memiliki anggota 4 orang

 “b” : kelompok harus membentuk kelompok yang memiliki anggota 3 orang

 “c” : kelompok harus membentuk kelompok yang memiliki anggota 5 orang

d. Tugas peserta adalah secara cepat membentuk kelompok yang terdiri dari jumlah

anggota kelompok yang sesuai dengan makna yang terkandung dari huruf-huruf

yang disebutkan fasilitator

e. Peserta yang tidak mendapatkan kelompok pada saat melakukan kegiatan ini akan

diberikan konsekuensi menyanyikan sebuah lagu yang judulnya ditentukan oleh

peserta lain

Universitas Sumatera Utara


G. STUDI KASUS

Tn. C berusia 40 tahun, Tn.C memiliki keinginan untuk mengakhiri hidupnya

dikarenakan ia menderita berbagai penyakit (Tn. C mengalami kebutaan,diabetes yang

parah dan sedang menjalani dialisis). Pada saat ini, Tn. C mengalami koma dan pihak

rumah sakit melakukan resusitasi untuk mempertahankan hidup Tn. C. Resusitasi dilakukan

pihak rumah sakit karena sesuai dengan prosedur dan kebijakan rumah sakit dalam

penanganan pasien.

Peraturan rumah sakit menyatakan bahwa kehidupan harus disokong. Namun

keluarga pasien menuntut tindakan yang dilakukan oleh rumah sakit harus berdasarkan

kepentingan hak klien, dan untuk saat ini peserta menuntut hak meninggal pasien. Rumah

sakit akhirnya menyerahkan kepada pengadilan untuk kasus hak meninggal pasien tersebut.

Tiga orang perawat mendiskusikan kejadian tersebut dengan memperhatikan antara

keinginan/hak meninggal Tn. C dengan moral dan tugas legal untuk mempertahankan

kehidupan setiap pasien yang diterapkan dirumah sakit.

Perawat A mendukung dan menghormati keputusan Tn.C yang memilih untuk

meninggal. Perawat B menyatakan bahwa semua anggota/staf yang berada dirumah sakit

tidak mempunyai hak menjadi seorang pembunuh. Perawat C mengatakan bahwa yang

berhak untuk memutuskan adalah dokter.

Bahan diskusi:

a. Bagaimana tanggapan kelompok terhadap kasus yang ada dalam wacana di atas?
b. Solusi apa yang disarankan kelompok untuk menyelesaikan konflik yang terjadi pada
wacana di atas?

Universitas Sumatera Utara


H. PRETEST – POSTTEST PELATIHAN

1. Yang tidak termasuk jenis konflik adalah:

a. Konflik intrapersonal

b. Konflik interpersonal

c. Kerjasama organisasi

d. Konflik antar organisasi

2. Tindakan dibawah ini yang tidak perlu kita lakukan dalam penanganan konflik adalah:

a. Kompromi

b. Berkolaborasi

c. Menghindari konflik

d. Menambah konflik

3. Yang bukan macam bentuk konflik intrapersonal adalah:

a. Konflik pendekatan-pendekatan

b. Konflik pendekatan-penghindaran

c. Konflik penghindaran-penghindaran

d. Konflik antar kelompok

4. Pendekatan dimana orang didorong untuk melakukan pendekatan pendekatan positif

terhadap dua persoalan atau lebih , tetapi tujuan-tujuan yang dicapai saling terpisah

adalah:

a. Approach-approach conflict

Universitas Sumatera Utara


b. Approach-avoidence conflict

c. Avoidence-avoidence conflict

d. Half of approach conflict

5. Faktor penyesuaian atau kompromi diartikan sebagai:

a. Pemecahan maslaah secara sederhana

b.Ketidaksepakatan dalam menyelesaikan konflik

c. Kedua pihak bersedia saling memberi dan menerima

d.Keterbukaan dan keterusterangan dalam menyelesaikan konflik

6. Berikut ini adalah lima tindakan yang dapat dilakukan untuk menangani konflik, kecuali:

a. Menghindar

b.Berkompetisi

c. Akomodasi

d.Mediasi

7. Dampak konflik adalah sebagai berikut, kecuali:

a. Meningkatkan jumlah absensi karyawan

b.Seringnya terjadi perselisihan antar karyawan

c. Kecenderungan turn over

d.Meningkatnya jumlah kecurangan yang terjadi di perusahaan

8. Ciri-ciri konflik adalah sebagai berikut, kecuali:

a. Terjadi antara dua pihak (baik secara perorangan atau kelompok)

Universitas Sumatera Utara


b.Timbul pertentangan karyawan dalam mencapai tujuan

c. Muncul keseimbangan di perusahaan

d.Terdapat pihak-pihak yang diuntungkan dari konflik

9. Jenis konflik yang banyak terjadi di organisasi yaitu:

a. Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama

b. Konflik interpersonal

c. Konflik intrapersonal

d.Konflik antar organisasi

10. Berikut tindakan-tindakan yang dapat dilakukan untuk menangani konflik, kecuali:

a. Berkompetisi

b.Menghindari konflik

c. Akomodasi

d.Berargumen

Universitas Sumatera Utara


I. SELF ASSESMENT

SELF ASSESSMENT

Nama : ................................................................................

Unit Pelayanan : ................................................................................

No. Pernyataan Setuju Tidak Setuju

Saya cenderung menghindar saat menghadapi


1.
konflik ..... .....

Saya tidak bisa menahan emosi saat memiliki


2.
konflik dengan orang lain ..... .....

Saya berusaha memahami situasi yang dapat


3.
memunculkan konflik ..... .....

Saya memilih cara negosiasi ketika berkonflik


4.
dengan orang lain ..... .....

Saya sering bersikap tidak peduli dengan masalah


5.
yang dihadapi tim ..... .....

Saya berusaha memandang dari sudut pandang lain


6.
untuk memahami suatu konflik ..... .....

Saya sering mengeluarkan ide dan pendapat seagai


7.
solusi untu menyelesaikan konflik ..... .....

Saya merasa mampu menyelesaikan konflik setiap


8.
kali konflik tersebut muncul di pekerjaan saya ..... .....

Saya kurang peduli jika terjadi konflik dalam tim


9.
saya ..... .....

Saya kurang mampu menyelesaikan konflik seorang


10.
diri ..... .....

Universitas Sumatera Utara


J. LEMBAR RENCANA PENGEMBANGAN DIRI (ACTION PLAN)

RENCANA PENGEMBANGAN DIRI (ACTION PLAN)

NAMA : ......................................................................

UNIT PELAYANAN : ......................................................................

SASARAN PENGEMBANGAN DIRI :

1. ..............................................................................................................................................
..............................................................................................................................................
..............................................................................................................................................
..............................................................................................................................................
..............................................................................................................................................
............................................................................................................................................

2. ..............................................................................................................................................
..............................................................................................................................................
..............................................................................................................................................
..............................................................................................................................................
..............................................................................................................................................
............................................................................................................................................

Faktor penghambat Faktor penghambat Langkah


No.
internal external mengatasi

1.

2.

3.

4.

Universitas Sumatera Utara


K. PENILAIAN PESERTA PELATIHAN

1. Berikut ini merupakan beberapa pernyataan mengenai penilaian anda terhadap pelatihan

teamwork yang anda ikuti.

No Pernyataan Nilai

(range antara 1-10)

1 Manfaat materi yang disajikan

2 Isi dan materi yang diberikan

3 Manfaat materi yang diberikan terhadap pelaksanaan tugas

4 Penampilan fasilitator

5 Penguasaan fasilitator terhadap materi

6 Cara fasilitator menyampaikan materi

7 Sikap fasilitator terhadap peserta

8 Makanan dan minuman

9 Alokasi waktu pelatihan

10 Kegiatan pelatihan team building secara keseluruhan

2. Saran terhadap program pelatihan teamwork


……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………....
3. Saran terhadap fasilitator
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
………………………………………………....................
4. Kritikan

……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
…………………………………………………................

Universitas Sumatera Utara


L. ANGGARAN PELATIHAN

MANAJEMEN KONFLIK

Durasi Training 2 hari

Jumlah Trainee 25

Jumlah Trainer 1

Lokasi Ruangan DIKLAT RSUD X

C. Trainer Cost
1. Gaji Trainer (2x @2.000.000) Rp. 4.000.000
2. Trainer
Rp. 60.000
a. Makan siang (2 x @30.000)
b. Coffee Break (2x @10.000) Rp. 20.000
c. Transport (2x @1.000.000) Rp. 2.000.000

D. Trainee
3. Acara
Rp. 250.000
a. Notebook (Rp.10000 x 25 orang)
b. Kopian Materi (Rp.10000 x 25 orang) Rp. 250.000

c. Badge name (Rp.5000 x 25 orang) Rp. 125.000

4. Konsumsi
Rp. 1.000.000
a. Makan siang (25x2xRp.20.000)
b. Coffee Break (25x2xRp.10.000) Rp. 500.000

5. Perlengkapan
Rp. 500.000
a. Peralatan Games
b. Hadiah Rp. 500.000

TOTAL BIAYA Rp. 9. 205.000

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA

A .F. Stoner & C.Wankel. Manajemen. Terj. Wilhelmus W. Bakowaton, (Jakarta:

Intermedia, 1993).

Luthans F, “Organizational Behavior”, Mc Graw Hill, Singapore; 1981

Robbins, SP, “Organizational Behaviour”, Prentice Hall, Siding, 1996.

Robbins, Stephen P, 2004. Perilaku Organisasi, Jilid 2, PT. Indeks Kelompok Gramedia,

Jakarta.

Smither, D. Smither, Houston, dan McIntire, (1996), “Organizational Development:

Strategies For Changing Environments”, Penerbit: HarperCollins College, New York

Universitas Sumatera Utara


PELATIHAN 3

(Strategi pemecahan masalah, Pembuatan keputusan)

A. MATERI PELATIHAN

Materi : Strategi Pemecahan Masalah dan Pembuatan Keputusan

Tujuan Instruksional Umum:

Setelah mengikuti pelatihan strategi pemecahan masalah dan pembuatan keputusan ,

peserta pelatihan mampu mengidentifikasi masalah yang muncul, menganalisis solusi

penyelesaian masalah, dan mengevaluasi hasil keputusan

Tujuan:

a. Peserta memahami mengenai strategi pemecahan masalah

b. Peserta memahami bagaimana langkah-langkah dalam memecahkan masalah

c. Peserta memahami strategi pemecahan masalah

d. Peserta mampu memecahkan masalah yang dihadapi saat bekerja

e. Peserta mengetahui langkah-langkah dalam pengambilan keputusan

f. Peserta mampu melakukan berbagai pendekatan dalam pengambilan keputusan

Waktu yang dibutuhkan: 430 menit

Metode:

1. Presentasi
2. Diskusi
3. Games
4. Role Play

Bahan Pembelajaran: Strategi Pemecahan Masalah, Pengambilan Keputusan

Universitas Sumatera Utara


B. LANDASAN TEORI

B.1. STRATEGI PEMECAHAN MASALAH

1. Defenisi

Pemecahan masalah (problem solving) merupakan suatu kegiatan manusia yang

menggabungkan konsep-konsep dan aturan-aturan yang telah diperoleh sebelumnya

untuk memecahkan masalah (Dahar, 1989).

2. Langkah Pemecahan Masalah

Menurut Polya (Muzdalipah, 2009) mengemukakan proses yang dapat

dilakukan pada tiap langkah pemecahan masalah melalui beberapa hal berikut ini:

a. Langkah memahami masalah meliputi:

 apa yang tidak diketahui atau apa yang ditanyakan

 data apa yang diberikan

 bagaimana kondisi masalah

 mungkinkah kondisi dinyatakan dalam bentuk persamaan atau hubungan

lainnya

 apakah kondisi yang ditanyakan cukup untuk mencari yang ditanyakan

 apakah kondisi itu tidak cukup atau kondisi itu berlebihan, atau kondisi itu

saling bertentangan

b. Langkah merencanakan pemecahan meliputi:

 perhatikan yang dipersoalkan

 mencoba memikirkan persoalan yang pernah diketahui dengan pertanyaan yang

sama atau serupa

Universitas Sumatera Utara


 jika ada soal yang serupa, dapatkah pengalaman yang lama digunakan dalam

masalah sekarang

 dapatkah hasil dan metode yang lalu digunakan

 apakah harus dicari unsur lain agar memanfaatkan soal semula

 dapatkah menyatakannya dalam bentuk lain, kembalilah pada definisi, andaikan

soal baru belum dapat diselesaikan

 coba pikirkan soal serupa dan selesaikan.

c. Melakukan perhitungan meliputi:

 laksanakan rencana pemecahan dan periksalah tiap langkahnya

 periksalah bahwa tiap langkah perhitungan sudah benar

 bagaimana membuktikan bahwa langkah yang dipilih sudah benar.

d. Memeriksa kembali hasil meliputi:

 bagaimana cara memeriksa kebenaran hasil yang diperoleh;

 dapatkah diperiksa sanggahannya;

 dapatkah dicari hasil itu dengan cara lain;

 dapatkah melihat kembali hasil yang diperoleh secara sekilas;

 dapatkah hasil atau cara itu digunakan untuk soal-soal lainnya.

B.2. PENGAMBILAN KEPUTUSAN

1. Defenisi

Menurut Johnson dan Johnson (dalam Smither, Houston, dan Mclntire, 1996)

prosedur pengambilan keputusan harus sesuai dengan kebutuhan tim dan sifat

Universitas Sumatera Utara


keputusannya. Keterbatasan waktu, keterampilan anggota dan implikasi dari semua

keputusan tim harus dinilai secara hati-hati. Sebagai contoh, ketika keputusan-

keputusan penting dibuat maka akan membutuhkan dukungan dari anggota tim untuk

mengimplementasikan dan melakukan strateginya dengan efektif.

Robbins (2001) menyatakan pengambilan keputusan adalah membuat pilihan

dari antara dua alternatif atau lebih. Semua keputusan menuntut penafsiran dan

evaluasi terhadap informasi. Data dan informasi diterima dari berbagai sumber, dan

data itu perlu disaring, diproses dan ditafsirkan.

2. Langkah-langkah mengambil keputusan

Cooke dan Slack (1991) menjelaskan 9 tahap yang dilalui individu dalam

mengambil keputusan, yaitu:

a. Observasi

Individu memperhatikan bahwa ada sesuatu yang keliru atau kurang sesuai,

sesuatu yang merupakan kesempatan untuk memutuskan sesuatu sedang terjadi

pada lingkungannya. Suatu kesadaran bahwa keputusan sedang diperlukan.

Kesadaran ini diikuti oleh satu periode perenungan seperti proses inkubasi.

b. Mengenali masalah

Setelah melewati masa perenungan atau karena akumulasi dari banyaknya bukti-

bukti atau tanda-tanda yang tertangkap, maka individu semakin menyadari bahwa

kebutuhan untuk memutuskan sesuatu menjadi semakin nyata.

c. Menetapkan tujuan

Fase ini merupakan masa mempertimbangkan harapan yang akan dicapai dalam

mengambil keputusan. Tujuan pada umumnya berkaitan dengan kesenjangan

Universitas Sumatera Utara


antara sesuatu yang telah diobservasi dengan sesuatu yang diharapkan, berkaitan

dengan permasalahan yang dihadapi.

d. Memahami masalah

Hal ini merupakan sutu kebutuhan bagi individu untuk memahami secara benar

permasalahan yaitu mendiagnosa akar permasalahan yang terjadi. Kesalahan

dalam mendiagnosa dapat terjadi karena memformulasikan masalah yang salah

seperti halnya jawaban yang salah terhadap pemahaman masalah yang benar.

e. Menentukan pilihan-pilihan

Jika batas-batas keputusan telah didefinisikan dengan lebih sempit maka pilihan-

pilihan dengan sendirinya lebih mudah tersedia. Namun, jika keputusan yang

diambil masih didefinisikan secara luas maka proses menetapkan pilihan

merupakan proses kreatif.

f. Mengevaluasi pilihan-pilihan

Fase ini melibatkan penentuan yang lebih luas mengenai ketepatan masing-masing

pilihan terhadap tujuan pengambilan keputusan

g. Memilih

Pada fase ini salah satu dari beberapa pilihan keputusan yang tersedia telah dipilih,

dengan pertimbangan apabila diterapkan akan menjanjikan suatu kepuasan

h. Menerapkan

Fase ini melibatkan perubahan-perubahan yang terjadi karena pilihan yang telah

dipilih. Efektivitas penerapan ini bergantung pada keterampilan dan kemampuan

individu dalam menjalankan tugas serta sejauh mana kesesuaian pilihan tersebut

dalam penerapan.

i. Memonitor

Universitas Sumatera Utara


Setelah diterapkan, maka keputusan tersebut sebaiknya dimonitor untuk melihat

efektivitas dalam memcahkan masalah atau mengurangi permasalahan yang

sesungguhnya.

3. Pendekatan dalam pengambilan keputusan

Berikut ini dijelaskan beberapa pendekatan dalam pengambilan keputusan:

a. Pendekatan Normatif

Jika digunakan pendekatan normative dalam pengambilan keputusan, maka

seseorang akan menempuh cara-cara yang rasional berdasarkan perhitungan

matematis atau statistic. Suatu keputusan yang rasional harus memperhatikan

prinsip-prinsip berikut: membandingkan di antara pilihan, transitisitas,

mengabaikan faktor umum, dominan, kontinuitas dan invariant (Suharnan, 2005).

b. Teori Prospek

Teori ini adalah salah satu pendekatan deskriptif. Prinsip-prinsip yang diajukan

oleh teori prospek meliputi : prinsip fungsi nilai (value function), bingkai

keputusan (decision frame), perhitungan mental-psikologis (psychological

accounting), probabilitas (probability), dan efek kepastian (certainly effect).

c. Pendekatan Heuristik

Heuristik adalah cara menentukan sesuatu melalui hukum kedekatan, kemiripan,

kecenderungan atau keadaan yang diperkirakan paling mendekati kenyataan.

Heuristik merupakan suatu strategi yang cenderung menghasilkan keputusan yang

tepat, tetapi tidak menjamin ketepatan secara mutlak. Sebagai konsekuensinya,

seseorang memiliki kemungkinan untuk membuat keputusan yang salah atau

perkiraan yang melenceng akibat kelemahan dari pemakaian strategi heuristik.

Universitas Sumatera Utara


d. Keputusan yang kompleks

Menurut Anderson (Suharhan, 2005) ada tiga kemungkinan pendekatan

berdasarkan nilai yang diharapkan dalam situasi yang kompleks, yaitu

memaksimalkan nilai minimum, memaksimalkan nilai maksimum dan

memaksimalkan nilai yang diharapkan (unbiased). Selain itu, ketika menghadapi

masalah yang sangat kompleks atau sulit, orang dapat mempertimbangkan

penggunaan proses berpikir sadar (conscious thinking) atau berpikir tidak sadar

(unconscious thinking).

Universitas Sumatera Utara


C. SLIDE PELATIHAN

STRATEGI PEMECAHAN
MASALAH

Universitas Sumatera Utara


Defenisi

Pemecahan masalah (problem solving) merupakan suatu


kegiatan manusia yang menggabungkan konsep-konsep
dan aturan-aturan yang telah diperoleh sebelumnya
untuk memecahkan masalah

Langkah Pemecahan Masalah

 apa yang tidak


diketahui atau apa
yang ditanyakan
 data apa yang
diberikan
 bagaimana kondisi
masalah

Universitas Sumatera Utara


 mungkinkah kondisi dinyatakan dalam bentuk
persamaan atau hubungan lainnya
 apakah kondisi yang ditanyakan cukup untuk
mencari yang ditanyakan
 apakah kondisi itu tidak cukup atau kondisi itu
berlebihan, atau kondisi itu saling bertentangan

Langkah Merencanakan Pemecahan Masalah

 perhatikan yang dipersoalkan


 mencoba memikirkan persoalan
yang pernah diketahui dengan
pertanyaan yang sama atau
serupa
 jika ada soal yang serupa,
dapatkah pengalaman yang lama
digunakan dalam masalah
sekarang

Universitas Sumatera Utara


dapatkah hasil dan metode yang lalu digunakan
apakah harus dicari unsur lain agar
memanfaatkan soal semula
dapatkah menyatakannya dalam bentuk lain,
kembalilah pada definisi, andaikan soal baru
belum dapat diselesaikan
coba pikirkan soal serupa dan selesaikan

 Melakukan perhitungan
meliputi:
 laksanakan rencana
pemecahan dan periksalah
tiap langkahnya
 periksalah bahwa tiap
langkah perhitungan
sudah benar
 bagaimana membuktikan
bahwa langkah yang
dipilih sudah benar.

Universitas Sumatera Utara


 Memeriksa kembali hasil meliputi:
 bagaimana cara memeriksa kebenaran hasil yang diperoleh;
 dapatkah diperiksa sanggahannya;
 dapatkah dicari hasil itu dengan cara lain;
 dapatkah melihat kembali hasil yang diperoleh secara
sekilas;
 dapatkah hasil atau cara itu digunakan untuk soal-soal
lainnya.

Strategi Memecahkan Masalah

1. Mencoba-coba
2. Membuat diagram
3. Mencobakan pada persoalan yang lebih sederhana
4. Membuat tabel
5. Menemukan pola
6. Memecahkan tujuan
7. Memperhitungkan setiap kemungkinan
8. Berpikir logis
9. Bergerak dari belakang
10. Mengabaikan hal yang tidak mungkin

Universitas Sumatera Utara


PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Universitas Sumatera Utara


Defenisi

Pengambilan keputusan adalah membuat pilihan dari antara


dua alternatif atau lebih.

Langkah-langkah mengambil keputusan

 Observasi
Individu memperhatikan bahwa ada sesuatu yang keliru
atau kurang sesuai, sesuatu yang merupakan kesempatan
untuk memutuskan sesuatu sedang terjadi pada
lingkungannya.

Universitas Sumatera Utara


 Mengenali masalah
Setelah melewati masa perenungan atau karena
akumulasi dari banyaknya bukti-bukti atau tanda-tanda
yang tertangkap, maka individu semakin menyadari
bahwa kebutuhan untuk memutuskan sesuatu menjadi
semakin nyata.

 Menetapkan tujuan
Tujuan pada umumnya berkaitan dengan kesenjangan
antara sesuatu yang telah diobservasi dengan sesuatu
yang diharapkan, berkaitan dengan permasalahan yang
dihadapi.

Universitas Sumatera Utara


 Memahami masalah
Hal ini merupakan sutu kebutuhan bagi individu untuk
memahami secara benar permasalahan yaitu
mendiagnosa akar permasalahan yang terjadi.

Universitas Sumatera Utara


 Menentukan pilihan-pilihan
 Jika batas-batas keputusan
telah didefinisikan dengan
lebih sempit maka pilihan-
pilihan dengan sendirinya
lebih mudah tersedia.

 Jika keputusan yang


diambil masih
didefinisikan secara luas
maka proses menetapkan
pilihan merupakan proses
kreatif.

 Memilih
Pada fase ini salah satu dari
beberapa pilihan keputusan yang
tersedia telah dipilih, dengan
pertimbangan apabila diterapkan
akan menjanjikan suatu kepuasan

 Menerapkan
Efektivitas penerapan ini
bergantung pada keterampilan
dan kemampuan individu dalam
menjalankan tugas serta sejauh
mana kesesuaian pilihan tersebut
dalam penerapan.

Universitas Sumatera Utara


 Memonitor
Setelah diterapkan, maka keputusan tersebut sebaiknya
dimonitor untuk melihat efektivitas dalam
memecahkan masalah atau mengurangi permasalahan
yang sesungguhnya.

Pendekatan dalam pengambilan keputusan

 Pendekatan Normatif
Adalah menempuh cara-
cara yang rasional
berdasarkan perhitungan
matematis atau statistik
dengan memperhatikan
memperhatikan prinsip-
prinsip: membandingkan
di antara pilihan,
transitisitas, mengabaikan
faktor umum, dominan,
kontinuitas dan invariant

Universitas Sumatera Utara


 Teori Prospek
Prinsip-prinsip yang diajukan
oleh teori prospek meliputi :
 prinsip fungsi nilai (value
function)
 bingkai keputusan
(decision frame)
 perhitungan mental-
psikologis (psychological
accounting),
 probabilitas (probability),
dan efek kepastian
(certainly effect).

 Pendekatan Heuristik
Heuristik adalah cara menentukan sesuatu melalui
hukum kedekatan, kemiripan, kecenderungan atau
keadaan yang diperkirakan paling mendekati
kenyataan.

Universitas Sumatera Utara


D. GAMES PELATIHAN

 “Hand Jam”

1. Deskripsi

Games ini merupakan games kelompok yang membutuhkan kerjasama, kekompakan,

strategi pemecahan masalah dalam upayanya untuk melepaskan jalinan atau jaringan

tangan yang saling berbelit agar dapat terurai dengan baik

2. Tujuan

Tujuan games ini untuk melatih kekompakan, kerjasama, sekaligus menguji strategi

pemecahan masalah peserta kegiatan dalam upayanya menguraikan jalinan tangan

yang berbelit

3. Waktu

Alokasi waktu untuk permainan ini selama 30 menit

4. Alat atau media

Tidak memerlukan alat atau media

5. Prosedur atau cara bermain

a. Mintalah para peserta berdiri dan membentuk lingkaran di tengah-tengah ruang

pelatihan.

b. Setelah peserta berdiri dalam lingkaran yang rapat, suruh mereka mengangkat

tangan kiri ke udara. Sekarang tangan kanan mereka menunjuk ke tengah-tengah

Universitas Sumatera Utara


lingkaran. Setelah semua peserta menjalani instruksi ini mintalah mereka

menurunkan tangan kirinya danmeraih tangan kanan seseorang. Sekali kontak ini

dibuat mereka tidak boleh melepaskannya.

c. Katakan kepada peserta bahwa mereka harus membuat satu barisan tanpa

melepaskan pegangan tangan satu sama lain. Setelah membentuk barisan, mereka

harus kembali membentuk lingkaran. Beritahukan bahwa mereka tidak perlu

khawatir jika beberapa anggotanya berada jauh dari pusat lingkaran pada akhir

latihan.

Universitas Sumatera Utara


 “Bintang”

1. Deskripsi

Games ini merupakan games kelompok yang membutuhkan kerjasama, kekompakan

dalam membuat suatu keputusan untuk mencapai target yang telah ditentukan.

2. Tujuan

Tujuan games ini untuk melatih kekompakan, kerjasama dan menguji kelompok

dalam menyelesaikan tugas yang diberikan.

3. Waktu

Alokasi waktu untuk permainan ini selama 30 menit

4. Alat atau media

Tali sepanjang 10 – 20 meter

5. Prosedur atau cara bermain

a. Peserta pelatihan dibagi dalam beberapa kelompok, yang masing-masing

kelompok terdiri dari 5-7 orang peserta

b. Fasilitator membagikan seutas tali yang berukuran 10 – 20 meter kepada masing-

masing kelompok beserta gambar bintang sudut lima

c. Setiap peserta dalam kelompok diminta untuk memegang tali

d. Dengan tidak melepaskan tali, para peserta diminta untuk membuat bintang

bersudut lima

Universitas Sumatera Utara


e. Kelompok yang berhasil menyelesaikan tugas dengan benar dan dalam waktu

tercepat akan memenangkan tugas tersebut.

Universitas Sumatera Utara


 “12 dot”

1. Deskripsi

Games ini merupakan games kelompok yang membutuhkan kerjasama dalam

membuat suatu keputusan untuk menyelesaikan tugas yang diberikan.

2. Tujuan

Tujuan games ini untuk melatih kerjasama dan strategi pemecahan masalah dalam

kelompok.

3. Waktu

Alokasi waktu untuk permainan ini selama 20 menit

4. Alat atau media

Tali sepanjang 10 – 20 meter

5. Prosedur atau cara bermain

a. Peserta pelatihan dibagi dalam beberapa kelompok, yang masing-masing

kelompok terdiri dari 5 orang peserta

b. Fasilitator membagikan kertas bergambar 12 titik pada masing-masing kelompok

c. Tugas kelompok adalah:

- Bagaimana menghubungkan ke-12 titik itu dengan tujuh garis lurus ?

- Bagaimana menghubungkan ke-12 titik itu dengan lima garis lurus ?

- Bagaimana menghubungkan ke-12 titik itu dengan empat garis lurus ?

- Bagaimana menghubungkan ke-12 titik itu dengan satu gasir lurus ?

Universitas Sumatera Utara


d. Kelompok yang berhasil menyelesaikan tugas dengan benar dan dalam waktu

tercepat akan memenangkan tugas tersebut.

Jawaban :

Jawaban 1

Jawaban 2

Jawaban 3

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara
 “Telur Tahan Banting”

1. Deskripsi

Menentukan prioritas dan pengumpulan pendapat dalam teknis pembuatan alat

pelindung telur. Peserta diberikan untuk berkreasi, dengan bantuan peralatan yang

terbatas, dalam pembuatan alat pelindung telur

2. Tujuan

Games ini bertujuan memberikan kegiatan pemecahan masalah dan pengambilan

keputusan kepada peserta untuk ditangani, menumbuhkan sinergi dalam menciptakan

solusi yang lebih baik bagi semua orang yang terlibat dalam proses pengambilan

keputusan

3. Waktu

Waktu yang dialokasikan untuk permainan ini adalah 30 menit

4. Alat atau media

i. Kotak kardus @Rp. 300 maks 1 pcs

ii. Kantong plastik @Rp. 100 maks 3 pcs

iii. Telur mentah gratis maks 1 pcs

iv. 15 buah sedotan @Rp. 100

v. Tali rafia 1 set @Rp. 500

vi. Gunting @Rp. 100

vii. Kertas koran @Rp. 100 maks 5 pcs

Universitas Sumatera Utara


5. Prosedur atau cara bermain

a. Fasilitator memberikan soal sebagai berikut: saat ini tim anda mendapat sebuah

tantangan yang hampir mustahil, yaitu membuat alat pelindung bagi sebutir telur

yang akan dijatuhkan dari ketinggian yang ditentukan tanpa pecah ataupun retak.

Ingat, waktu yang tersedia sangat terbatas, begitu pula dengan dana yang ada.

b. Fasilitator memberikan informasi bahwa batasan waktu ntuk pengerjaan tugas

adalahlah selama 15 menit dan dana yang disediakan bagi masing-masing

kelompok sebesar Rp. 1000.

c. Pemenang dapat ditentukan dari telur yang tidak pecah dan penggunaan bahan

yang paling murah

Universitas Sumatera Utara


E. ICE BREAKER

 “Find Your Family”

1. Deskripsi

Permainan ini lebih diarahkan untuk mencairkan suasana di antara peserta dan

menumbuhkan semangat baru peserta untuk mengikuti materi

2. Tujuan

Kegiatan ini mengajak para peserta untuk lebih mengenal lebih dekat lagi dengan

peserta pelatihan lain, melatih kekompakan dan konsentrasi

3. Waktu

Waktu yang dialokasikan untuk kegiatan ini adalah 15 menit

4. Alat atau media

Penutup mata

5. Prosedur atau cara bermain

a. Fasilitator mempersiapkan kertas undian yang akan dibagikan kepada para

peserta pelatihan. Kertas undian tersebut berisi nama-nama hewan yang akan

dijadikan bahan dalan permainan yang akan dilakukan. Para peserta diminta

untuk menirukan suara hewan sesuai dengan yang ada di dalam kertas undian

tersebut, misalnya: kucing, anjing, ayam, bebek, burung, dan lainnya.

Universitas Sumatera Utara


b. Fasilitator membagikan kertas undian kepada peserta pelatihan, masing-masing

peserta mendapatkan satu kertas undian

c. Kemudian, semua peserta pelatihan diminta menutup mata dengan menggunakan

kain penutup mata

d. Setelah aba-aba mulai dari fasilitator maka peserta pelatihan diminta untuk

mencari keluarganya dengan cara menyuarakan suara yang telah dibagikan

sebelumnya. Peserta hanya boleh mengeluarkan suara hewan yang tertulis di

kertas undian saja.

Universitas Sumatera Utara


 “Lempar Spidol”

1. Deskripsi

Permainan ini lebih diarahkan untuk mencairkan suasana di antara peserta dan

membuat peserta untuk aktif bergerak.

2. Tujuan

Dengan melakukan gerakan atau aktivitas, peserta merasa lebih bersemangat,

terhindar dari rasa bosan atau ngantuk.

3. Waktu

Waktu yang dialokasikan untuk kegiatan ini adalah 10 menit

4. Alat atau media

Spidol

5. Prosedur atau cara bermain

a. Fasilitator meminta peserta untuk berdiri di depan tempat duduk masing-masing

b. Fasilitator memberikan penjelasan mengenai aturan dalam permainan, dimana

ketika fasilitator melemparkan spidol ke udara peserta diminta untuk bertepuk

tangan. Dan saat spidol kembali ke tangan fasilitator dengan serta merta peserta

pelatihan diminta untuk berhenti bertepuk tangan. Fasilitator dapat mengulangi

beberapa kali lagi.

Universitas Sumatera Utara


c. Tahap selanjutnya, ulangi proses kedua dengan tambahan selain bertepuk tangan

juga bersenandung

d. Ulangi proses ketiga beberapa kali dan setiap kali semakin cepat gerakannya,

kemudian akhiri dengan satu anti klimaks: spidol tidak dilambungkan tapi hanya

melambung tangan seperti akan melambungkannya ke atas (gerak tipu yang

cepat)

Universitas Sumatera Utara


F. ENERGIZER

 “Coconut”

1. Deskripsi

Permainan ini lebih diarahkan untuk mencairkan suasana di antara peserta dengan

fasilitator dan diantara peserta itu sendiri.

2. Tujuan

Dengan melakukan gerakan atau aktivitas, peserta merasa lebih bersemangat,

terhindar dari rasa bosan atau ngantuk.

3. Waktu

Waktu yang dialokasikan untuk kegiatan ini adalah 5 menit

4. Alat atau media

Tidak ada

5. Prosedur atau cara bermain

a. Para peserta diminta mengeja C-O-C-O-N-U-T dengan menggerakkan jari tangan

(dari tangan kanan) sesuai huruf yang dieja. Misalnya huruf C, peserta harus

membuat bentuk C dengan jarinya, demikian seterusnya.

b. Fasilitator memberikan contoh permainan tersebut sebelum peserta pelatihan

melakukan permainan sebenarnya

c. Keseruan permainan ini diperoleh saat pengejaan huruf semakin dipercepat

Universitas Sumatera Utara


 “Boom Ba Game”

1. Deskripsi

Permainan ini lebih diarahkan untuk mencairkan suasana di antara peserta dengan

fasilitator dan diantara peserta itu sendiri.

2. Tujuan

Dengan melakukan gerakan atau aktivitas, peserta merasa lebih bersemangat,

terhindar dari rasa bosan atau ngantuk.

3. Waktu

Waktu yang dialokasikan untuk kegiatan ini adalah 5 menit

4. Alat atau media

Tidak ada

5. Prosedur atau cara bermain

a. Fasilitator membagi peserta pelatihan menjadi dua kelompok. Kelompok tersebut

dinamai kelompok Boom dan kelompok Ba.

b. Fasilitator berdiri di depan memberi aba-aba. Bila fasilitator melambaikan tangan

ke kelompok Boom, maka kelompok itu harus mengucapkan “Boom”, terantung

cepat lambatnya lambaian dari fasilitator. Bila fasilitator melambaikan tangannya

cukup lama maka kelompok boom harus mengucapkan “Boooooooooom”.

Demikian juga untuk kelompok Ba. Tergantung kepada pemandu ke arah mana ia

akan melambaikan tangannya dan berapa lama lambaiannya itu. Mungkin bisa

Universitas Sumatera Utara


terjadi “boom boom ba ba baaaaaaa”, “ba ba ba”, dan selanjutnya, tegantung dari

instruksi fasilitator.

Universitas Sumatera Utara


 “Batu - Bato – Batoto”

1. Deskripsi

Permainan ini lebih diarahkan untuk mencairkan suasana di antara peserta dengan

fasilitator dan diantara peserta itu sendiri.

2. Tujuan

Dengan melakukan gerakan atau aktivitas, peserta merasa lebih bersemangat,

terhindar dari rasa bosan atau ngantuk.

3. Waktu

Waktu yang dialokasikan untuk kegiatan ini adalah 5 menit

4. Alat atau media

Tidak ada

5. Prosedur atau cara bermain

a. Fasilitator memberikan instruksi kepada para peserta pelatihan. Jika fasilitator

menyebutkan “Batu” maka peserta harus memegang kepalanya, jika disebutkan

“Bato” maka dipegang pundaknya dan jika disebutkan “Batoto” maka yang

dipegang pahanya.

b. Fasilitator mengucapkan kode dengan jelas, keras dan semakin cepat. Selain itu ,

fasilitator mencoba menjebak peserta pelatihan dengan menyebut kode yang

salah. Misalnya ketika disebut bato maka pemandu memancing dengan

memegang kepala, dan seterusnya.

Universitas Sumatera Utara


 “Tak Tik Boom”

1. Deskripsi

Permainan ini lebih diarahkan untuk mencairkan suasana di antara peserta dengan

fasilitator dan diantara peserta itu sendiri.

2. Tujuan

Dengan melakukan gerakan atau aktivitas, peserta merasa lebih bersemangat,

terhindar dari rasa bosan atau ngantuk.

3. Waktu

Waktu yang dialokasikan untuk kegiatan ini adalah 5 menit

4. Alat atau media

Tidak ada

5. Prosedur atau cara bermain

a. Fasilitator meminta peserta untuk berdiri membentuk lingkaran. Kemudian

diminta untuk menghitung 1, 2, 3 dan seterusnya.

b. Setiap bertemua angka 3, kelipatan 3 dan angka yang mengandung angka 3

misalnya (3, 6, 12, 13) angka tersebut diganti dengan kata “Tak”, “Tik”, “Boom”.

c. Bila peserta ada yang salah maka peserta harus keluar dari lingkaran dan peserta

yang mendapat giliran selanjutnya mengulang hitungan dari 1, tapi bisa juga

dimulai dari peserta lainnya yang ditunjuk fasilitator untuk mengulang hitungan.

Universitas Sumatera Utara


d. Semakin lama lingkaran akan semakin kecil dan hanya akan ada dua orang peserta

pelatihan saja yang berhadapan. Peserta yang memiliki konsentrasi tinggi biasanya

yang akan bertahan dalam permainan ini.

Universitas Sumatera Utara


G. PRETEST – POSTTEST PELATIHAN

1. Ada beberapa strategi memecahkan masalah. Yang bukan menjadi startegi memecahkan

masalah adalah:

a. Mencoba-coba

b. Membuat diagram

c. Membuat tabel

d. Membiarkan masalah berlalu

2. Yang bukan menjadi langkah pemecahan masalah adalah:

a. Memahami masalah

b. Merencanakan pemecahan masalah

c. Melakukan perhitungan

d. Menutup-nutupi masalah

3. Salah satu dibawah ini yang bukan suatu pendekatan dalam pengambilan keputusan

adalah:

a. Pendekatan normatif

b. Pendekatan heuristic

c. Pendekatan deskriptif

d. Pendekatan social

4. Yang tidak menjadi tahap yang dilalui individu dalam mengambil keputusan adalah:

a. Observasi

Universitas Sumatera Utara


b. Mengenali masalah

c. Menetapkan tujuan

d. Membiarkan masalah

5. Prinsip-prinsip yang bukan diajukan oleh teori prospek adalah:

a. Prinsip fungsi nilai

b. Probabilitas

c. Efek kepastian

d. Perhitungan sosiologis

6. Suatu keputusan yang rasional harus memperhatikan prinsip-prinsip berikut, kecuali:

a. Transitisitas

b. Dominan

c. Kontinuitas

d. Variant

7. Yang tidak merupakan langkah merencanakan pemecahan masalah adalah:

a. Perhatikan yang ditanyakan

b. Dapatkan hasil dan metode yang lalu digunakan

c. Coba pikirkan soal serupa dan selesaikan

d. Menutupi masalah

8. Dalam memahami permasalahan, individu perlu memahami langkah-langkah sebagai

berikut, kecuali:

Universitas Sumatera Utara


a. Mengetahui kondisi masalah

b. Mengetahui data apa yang diberikan

c. Mengetahui penyebab masalah muncul

d. Mengetahui rician peristiwa

9. Proses yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan masalah adalah:

a. Memahami masalah – merencanakan pemecahan masalah – melakukan perhitungan

– memeriksa kembali hasil

b. Melakukan perhitungan – memeriksa hasil – memahami masalah - merencanakan

pemecahan

c. Merencanakan pemecahan masalah – memahami masalah – memeriksa hasil –

melakukan perhitungan

d. Merencanakan pemecahan masalah – melakukan perhitungan – memeriksa hasil –

memahami masalah

10. Dalam memeriksa kembali hasil strategi pemecahan masalahyang dilakukan, individu

dapat melakukan hal berikut, kecuali:

a. Menentukan dapatkah dicari hasil itu dengan cara yang dipilih

b. Menentukan dapatkah diperiksa sanggahannya

c. Dapatkah menentukan atau meninjau hasil tersebut secara detail

d. Dapatkah hasil digunakan untuk soal-soal lainnya

Universitas Sumatera Utara


I. SELF ASSESMENT

SELF ASSESSMENT

Nama : ................................................................................

Unit Pelayanan : ................................................................................

No. Pernyataan Setuju Tidak Setuju

Saya sering tidak mengerti mengapa masalah muncul


1.
dalam tim ..... .....

Saya berusaha untuk mematuhi keputusan-keputusan


2.
yang diambil dalam tim kerja ..... .....

Saya sulit menemukan penyebab dari masalah yang


3.
saya hadapi ..... .....

Saya hanya mengerjakan keputusan yang saya setujui


4.
saja ..... .....

Saya memikirkan konsekuensi yang akan terjadi


5.
sebelum saya mengambil keputusan ..... .....

Saya membutuhkan waktu sebelum membuat suatu


6.
keputusan ..... .....

Saya sering terburu-buru dalam mengambil


7.
keputusan ..... .....

8. Saya sering membuat keputusan yang salah ..... .....

Saya melibatkan teman untuk memecahkan masalah


9.
yang sedang saya alami ..... .....

Saya membuat langkah-langkah dalam memecahkan


10.
masalah yang sedang saya hadapi ..... .....

Universitas Sumatera Utara


J. LEMBAR RENCANA PENGEMBANGAN DIRI (ACTION PLAN)

RENCANA PENGEMBANGAN DIRI (ACTION PLAN)

NAMA : ......................................................................
UNIT PELAYANAN : ......................................................................

SASARAN PENGEMBANGAN DIRI :


1. ............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
..........
2. ............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
..........

Faktor penghambat Faktor penghambat


No. Langkah mengatasi
internal external

1.

2.

3.

4.

Universitas Sumatera Utara


K. PENILAIAN PESERTA PELATIHAN

1. Berikut ini merupakan beberapa pernyataan mengenai penilaian anda terhadap pelatihan

teamwork yang anda ikuti.

No Pernyataan Nilai

(range antara 1-10)

1 Manfaat materi yang disajikan

2 Isi dan materi yang diberikan

3 Manfaat materi yang diberikan terhadap pelaksanaan


tugas

4 Penampilan fasilitator

5 Penguasaan fasilitator terhadap materi

6 Cara fasilitator menyampaikan materi

7 Sikap fasilitator terhadap peserta

8 Makanan dan minuman

9 Alokasi waktu pelatihan

10 Kegiatan pelatihan team building secara keseluruhan

2. Saran terhadap program pelatihan teamwork


……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………....
3. Saran terhadap fasilitator
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
………………………………………………....................
4. Kritikan
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
…………………………………………………................

Universitas Sumatera Utara


L. ANGGARAN PELATIHAN

Strategi pemecahan masalah, Pembuatan keputusan


Durasi Training 2 hari
Jumlah Trainee 25
Jumlah Trainer 1
Lokasi Ruangan DIKLAT RSUD X
A. Trainer Cost
1. Gaji Trainer (2x @2.000.000) Rp. 4.000.000
2. Trainer
a. Makan siang (2 x @30.000) Rp. 60.000
b. Coffee Break (2x @10.000) Rp. 20.000
c. Transport (2x @1.000.000) Rp. 2.000.000
B. Trainee
1. Acara
a. Notebook (Rp.10000 x 25 orang) Rp. 250.000
b. Kopian Materi (Rp.10000 x 25 orang) Rp. 250.000
c. Badge name (Rp.5000 x 25 orang) Rp. 125.000
2. Konsumsi
a. Makan siang (25x2xRp.20.000) Rp. 1.000.000
b. Coffee Break (25x2xRp.10.000) Rp. 500.000

3. Perlengkapan
a. Peralatan Games Rp. 500.000
b. Hadiah Rp. 500.000
TOTAL BIAYA Rp. 9.205.000

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA

A .F. Stoner & C.Wankel. Manajemen. Terj. Wilhelmus W. Bakowaton, (Jakarta:

Intermedia, 1993).

Luthans F, “Organizational Behavior”, Mc Graw Hill, Singapore; 1981

Robbins, SP, “Organizational Behaviour”, Prentice Hall, Siding, 1996.

Robbins, Stephen P, 2004. Perilaku Organisasi, Jilid 2, PT. Indeks Kelompok Gramedia,

Jakarta.

Smither, D. Smither, Houston, dan McIntire, (1996), “Organizational Development:

Strategies For Changing Environments”, Penerbit: HarperCollins College, New York

Universitas Sumatera Utara


PELATIHAN 4

( Kohesivitas Tim dan Kekuasaan berdasarkan keahlian,

kemampuan dan informasi )

A. MATERI PELATIHAN

Modul : Kohesivitas Tim

Tujuan Instruksional Umum :

Setelah mengikuti pelatihan kohesivitas tim dan kekuasaan berdasarkan keahlian,

kemampuan dan informasi, peserta pelatihan memiliki perasaan senang dan menyukai

keberadaan setiap anggota tim serta merasa memiliki kekuatan untuk saling memberikan

pengaruh dalam mencapai tujuan tim, berdasarkan keahlian, kemampuan dan informasi

yang dimiliki

Tujuan:

a. Peserta memahami arti kohesivitas dalam tim

b. Peserta mengetahui hambatan-hambatan dalam kohesivitas tim

c. Peserta mengetahui cara meningkatkan kohesivitas dalam tim

d. Peserta memahami pengertian kekuasaan berdasarkan keahlianm kemampuan dan

informasi dalam tim kerja

e. Peserta mampu meningkatkan ketertarikan diri dalam tim

f. Peserta mampu memberikan pengaruh antar sesama anggota tim berdasarkan

keahlian, kemampuan dan informasi

Waktu yang dibutuhkan: 420 menit

Universitas Sumatera Utara


Latar Belakang

Kohesivitas merupakan perpaduan dari kesatuan atau solidaritas kelompok

yang diindikasikan dengan kekuatan yang mengikat anggota kelompok satu sama lain

untuk membentuk kelompok sebagai suatu keseluruhan, perasaan kebersamaan dan

derajat yang menunjukkan koordinasi usaha anggota kelompok dalam mencapai tujuan

kelompok.

Metode:

a. Presentasi

b. Diskusi

c. Games

Bahan Pembelajaran : Modul Kohesivitas Tim, Kekuasaan berdasarkarkan keahlian,

kemampuan dan informasi

Universitas Sumatera Utara


B. LANDASAN TEORI

B.1. KOHESIVITAS TIM

1. Defenisi

Johnson & Johnson (1975) mengungkapkan kohesivitas merupakan

penjumlahan dari seluruh faktor yang mempengaruhi anggota untuk tetap tinggal

dalam sebuah kelompok.

McShane & Glinow (2003) mengatakan kohesivitas kelompok merupakan

perasaan daya tarik individu terhadap kelompok dan motivasi mereka untuk tetap

bersama kelompok dimana hal tersebut menjadi faktor penting dalam keberhasilan

kelompok. Karyawan merasa kompak adalah ketika mereka percaya kelompok

mereka akan membantu mereka menyelesaikan tujuan mereka, saling mengisi

kebutuhan mereka atau memberikan dukungan sosial selama masa krisis.

2. Faktor yang mempengaruhi kohesivitas

Menurut McShane & Glinow (2003) faktor yang mempengaruhi kohesivitas

kelompok kerja yaitu:

a. Adanya kesamaan

Kelompok kerja yang homogen akan lebih kohesif dari pada kelompok kerja yang

heterogen. Karyawan yang berada dalam kelompok yang homogen dimana

memiliki kesamaan latar belakang, membuat mereka lebih mudah bekerja secara

objektif dan mudah menjalankan peran dalam kelompok.

b. Ukuran kelompok

Universitas Sumatera Utara


Kelompok yang berukuran kecil akan lebih kohesif daripada kelompok yang

berukuran besar karena akan lebih mudah untuk beberapa orang untuk

mendapatkan satu tujuan dan lebih mudah untuk melakukan aktifitas kerja.

c. Adanya interaksi

Kelompok akan lebih kohesif bila kelompok melakukan interaksi berulang antar

anggota kelompok

d. Ketika ada masalah

Kelompok yang kohesif mau bekerja sama untuk mengatasi masalah

e. Keberhasilan kelompok

Kohesivitas kelompok kerja terjadi ketika kelompok telah berhasil memasuki level

keberhasilan. Anggota kelompok akan lebih mendekati keberhasilan mereka

daripada mendekati kegagalan.

f. Tantangan

Kelompok kohesif akan menerima tantangan dari beban kerja yang diberikan. Tiap

anggota akan bekerja sama menyelesaikan tugas yang diberikan, bukan

menganggap itu sebagai masalah melainkan tantangan

3. Dimensi kohesivitas kelompok

Forsyth (1999) mengemukakan bahwa ada empat dimensi kohesivitas

kelompok, yaitu:

a. Kekuatan sosial

Keseluruhan dari dorongan yang dilakukan oleh individu dalam kelompok untuk

tetap berada dalam kelompoknya. Dorongan yang menjadikan anggota kelompok

Universitas Sumatera Utara


selalu berhubungan dan kumpulan dari dorongan tersebut membuat mereka

bersatu.

b. Kesatuan dalam kelompok

Perasaan saling memiliki terhadap kelompoknya dan memiliki perasaan moral

yang berhubungan dengan keanggotaannya dalam kelompok. Setiap individu

dalam kelompok merasa kelompok adalah sebuah keluarga, tim dan komunitasnya

serta memiliki perasaan kebersamaan.

c. Daya tarik

Individu akan lebih tertarik melihat dari segi kelompok kerjanya sendiri daripada

melihat dari anggotanya secara spesifik

d. Kerja sama kelompok

Individu memiliki keinginan yang lebih besar untuk bekerja sama untuk menapai

tujuan kelompok.

B.2. KEKUASAAN BERDASARKAN KEMAMPUAN, KEAHLIAN DAN

INFORMASI

Menurut Johnson dan Johnson (dalam Smither, Houston, dan Mclntire, 1996)

anggota tim harus mampu mempengaruhi dan dipengaruhi oleh orang lain untuk

mengkoordinasikan kegiatan tim. Kekuasaan dan saling mempengaruhi ini harus

terwujudkan secara merata dalam tim. Apabila kekuasaan dan kegiatan saling

mempengaruhi ini hanya dipusatkan pada beberapa orang anggota tim saja maka

kemungkinan efektifitas tim, komunikasi dan kohesivitas tim akan menjadi berkurang.

Universitas Sumatera Utara


Sejalan dengan pernyataan di atas, Robbins dan Judge (2007) menyatakan

bahwa kekuasaan adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi perilaku orang

lain, sehingga orang lain tersebut akan berperilaku sesuai dengan yang diharapkan

oleh orang yang memiliki kekuasaan.

Jenis-jenis Kekuasaan Berdasarkan Sumbernya

Sumber kekuasaan biasanya dibagi menjadi dua kelompok besar (Robbins dan

Judge, 2007), yaitu:

a. Sumber kekuasaan antar individu (interpersonal sources of power)

 Kekuasaan Formal (Formal Power) adalah kekuasaan yang didasarkan pada

posisi individual dalam suatu organisasi. Kekuasaan ini dapat berasal dari:

i) Kemampuan untuk memaksa (coercive power)

ii) Kemampuan untuk memberi imbalan (reward power)

iii) Kekuatan formal (legitimate power)

 Kekuasaan Personal (Personal Power) adalah kekuasaan yang berasal dari

karakteristik unik yang dimiliki seorang individu. Kekuasaan ini dapat berasal

dari:

i) Kekuasaan karena dianggap ahli (Expert Power)

ii) Kekuasaan karena dijadikan contoh (Referent Power)

b. Sumber kekuasaan struktural (structural sources of power)

Kekuasaan ini juga dikenal dengan istilah inter-group atau inter-departmental

power yang merupakan sumber kekuasaan kelompok.

Universitas Sumatera Utara


Pengertian masing-masing kekuasaan berdasar sumber antar individu yang

telah disebutkan (Hughes et all, 2009):

- Kekuasaan Memaksa (Coercive Power)

Kekuasaan ini timbul pada diri seseorang karena ia memiliki kemampuan untuk

memberikan hukuman (akibat negatif) atau meniadakan kejadian yang positif

terhadap orang lain. Pada suatu organisasi, biasanya seseorang tunduk pada

atasannya karena takut dipecat, atau diturunkan dari jabatannya. Kekuasaan ini

juga dapat dimiliki seseorang karena ia mempunyai informasi yang sangat penting

mengenai orang lain, yang mempunyai pengaruh sangat besar terhadap orang

tersebut.

- Kekuasaan Memberi Imbalan (Reward Power)

Kekuasaan ini timbul pada diri seseorang karena ia memiliki kemampuan untuk

mengendalikan sumber-daya yang dapat mempengaruhi orang lain, misalnya: ia

dapat menaikkan jabatan, memberikan bonus, menaikkan gaji, atau hal-hal positif

lainnya.

- Kekuasaan Resmi (Legitimate Power)

Kekuasaan ini timbul pada diri seseorang karena ia memiliki posisi sebagai pejabat

pada struktur organisasi formal. Orang ini memiliki kekuasaan resmi untuk

mengendalikan dan menggunakan sumber-daya yang ada dalam organisasi.

Kekuasaannya meliputi kekuatan untuk memaksa dan memberi imbalan. Anggota

organisasi biasanya akan mendengarkan dan melaksanakan apa yang dikatakan

oleh pemimpinnya, karena ia memiliki kekuasaan formal dalam organisasi yang

dipimpinnya.

Universitas Sumatera Utara


- Kekuasaan karena Ahli (Expert Power)

Kekuasaan ini timbul pada diri seseorang karena ia memiliki keahlian, ketrampilan

atau pengetahuan khusus dalam bidangnya. Misalnya seorang ahli komputer yang

bekerja pada sebuah perusahaan, atau seorang karyawan yang memiliki

kemampuan menggunakan 2 atau 3 bahasa internasional, akan memiliki expert

power karena sangat dibutuhkan oleh perusahaannya.

- Kekuasaan karena pantas dijadikan contoh (Referent Power)

Kekuasaan ini timbul pada diri seseorang karena ia memiliki sumber-daya,

kepribadian yang menarik, atau karisma tertentu. Kekuasaan ini dapat

menimbulkan kekaguman pada orang tersebut, dan membuat orang yang

mengaguminya ingin menjadi seperti orang tersebut. Misalnya seorang dengan

kepribadian menarik, sering dijadikan contoh atau model oleh orang lain dalam

berperilaku.

Sumber Kekuasaan Struktural sering disebut juga Inter-departmental Sources

of Power (Inter-group Sources of Power). Saunders, 1990 (Brooks, 2006)

mengatakan bahwa kekuasaan pada tingkat departemen atau kelompok dapat berasal

dari 5 sumber yang potensial, yang mungkin saja saling tumpang-tindih, yaitu:

- Ketergantungan (Dependency)

Jika departemen A bergantung pada departemen B untuk informasi atau kerjasama

lainnya untuk dapat mengerjakan tugasnya dengan efektif, maka departemen B

memiliki sumber kekuasaan terhadap departemen A.

- Kesentralan (Centrality)

Universitas Sumatera Utara


Ini adalah ukuran tingkat pentingnya suatu departemen bekerja untuk tujuan utama

organisasi. Secara alternatif dapat dianggap sebagai suatu ukuran seberapa besar

departemen tersebut tidak dibutuhkan oleh organisasi tersebut. Semakin penting

departemen tersebut bagi organisasinya, maka akan semakin besar kekuasaannya.

- Sumber Dana (Financial Resources)

Departemen yang menghasilkan sumber dana sendiri, khususnya jika mereka

mampu menghasilkan pendapatan lebih besar dibandingkan departemen lainnya,

akan mendapatkan keuntungan dari sumber kekuasaan ini.

- Ketidak-berlanjutan (Non-sustainability)

Berhubungan dengan tingkat pentingnya departemen tersebut. Keberlanjutan

adalah suatu ukuran seberapa mudah fungsi dari departemen tersebut digantikan

oleh yang lain. Departemen yang mudah ditutup karena dapat digantikan

fungsinya, akan memiliki kekuasaan yang rendah.

- Menghadapi ketidak-pastian (Copying with uncertainty)

Departemen yang memiliki kemampuan menurunkan ketidak-pastian bagi

departemen yang lain, akan memiliki kekuasaan yang lebih besar.

Universitas Sumatera Utara


C. SLIDE PELATIHAN

KOHESIVITAS TIM

Universitas Sumatera Utara


Defenisi
Kohesivitas kelompok merupakan perasaan daya tarik individu
terhadap kelompok dan motivasi mereka untuk tetap bersama
kelompok dimana hal tersebut menjadi faktor penting dalam
keberhasilan kelompok.

Faktor yang mempengaruhi kohesivitas

 Adanya kesamaan
Kelompok kerja yang homogen akan lebih kohesif dari pada
kelompok kerja yang heterogen.

 Ukuran kelompok
Kelompok yang berukuran kecil akan lebih kohesif daripada
kelompok yang berukuran besar.

Universitas Sumatera Utara


 Adanya interaksi
Kelompok akan lebih kohesif bila kelompok melakukan interaksi berulang antar
anggota kelompok

 Ketika ada masalah


Kelompok yang kohesif mau bekerja sama untuk mengatasi masalah

 Keberhasilan kelompok
Kohesivitas kelompok kerja terjadi ketika kelompok telah berhasil memasuki
level keberhasilan.

 Tantangan
Kelompok kohesif akan menerima tantangan dari beban kerja yang diberikan.

Dimensi kohesivitas kelompok


 Kekuatan sosial
Keseluruhan dari dorongan yang
dilakukan oleh individu dalam
kelompok untuk tetap berada dalam
kelompoknya.

 Kesatuan dalam kelompok


Perasaan saling memiliki terhadap
kelompoknya dan memiliki perasaan
moral yang berhubungan dengan
keanggotaannya dalam kelompok.

Universitas Sumatera Utara


 Daya tarik
Individu akan lebih tertarik melihat
dari segi kelompok kerjanya sendiri
daripada melihat dari anggotanya
secara spesifik

 Kerja sama kelompok


Individu memiliki keinginan yang
lebih besar untuk bekerja sama
untuk menapai tujuan kelompok.

Universitas Sumatera Utara


KEKUASAAN BERDASARKAN
KEMAMPUAN, KEAHLIAN DAN
INFORMASI

Defenisi

Kekuasaan adalah kemampuan


seseorang untuk mempengaruhi
perilaku orang lain, sehingga
orang lain tersebut akan
berperilaku sesuai dengan yang
diharapkan oleh orang yang
memiliki kekuasaan.

Universitas Sumatera Utara


Jenis-jenis Kekuasaan Berdasarkan
Sumbernya

a. Sumber kekuasaan antar


individu (interpersonal
sources of power)
b. Sumber kekuasaan struktural
(structural sources of power)

a. Sumber kekuasaan antar individu (interpersonal sources of


power)
 Kekuasaan Formal (Formal Power) adalah kekuasaan
yang didasarkan pada posisi individual dalam suatu
organisasi.
Kekuasaan ini dapat berasal dari:
▫ Kemampuan untuk memaksa (coercive power)
▫ Kemampuan untuk memberi imbalan (reward power)
▫ Kekuatan formal (legitimate power)

Universitas Sumatera Utara


 Kekuasaan Personal (Personal Power) adalah kekuasaan
yang berasal dari karakteristik unik yang dimiliki seorang
individu.
Kekuasaan ini dapat berasal dari:
▫ Kekuasaan karena dianggap ahli (Expert Power)
▫ Kekuasaan karena dijadikan contoh (Referent Power)

b. Sumber kekuasaan struktural (structural sources of power)


 Kekuasaan Memaksa (Coercive Power)
Kekuasaan ini timbul pada diri seseorang karena ia memiliki
kemampuan untuk memberikan hukuman (akibat negatif) atau
meniadakan kejadian yang positif terhadap orang lain.

 Kekuasaan Memberi Imbalan (Reward Power)


Kekuasaan ini timbul pada diri seseorang karena ia memiliki
kemampuan untuk mengendalikan sumber-daya yang dapat
mempengaruhi orang lain

Universitas Sumatera Utara


 Kekuasaan Resmi (Legitimate Power)
Kekuasaan ini timbul pada diri seseorang karena ia memiliki
posisi sebagai pejabat pada struktur organisasi formal.

 Kekuasaan karena Ahli


(Expert Power)
Kekuasaan ini timbul pada diri seseorang
karena ia memiliki keahlian, ketrampilan
atau pengetahuan khusus dalam bidangnya.

Universitas Sumatera Utara


 Kekuasaan karena pantas dijadikan
contoh (Referent Power)
Kekuasaan ini timbul pada diri
seseorang karena ia memiliki sumber-
daya, kepribadian yang menarik, atau
karisma tertentu.

Kekuasaan pada tingkat kelompok berasal dari


5 sumber yang potensial, yang mungkin saja
saling tumpang-tindih, yaitu:
1. Ketergantungan (Dependency)
Jika departemen A bergantung pada
departemen B untuk informasi atau
kerjasama lainnya untuk dapat mengerjakan
tugasnya dengan efektif, maka departemen B
memiliki sumber kekuasaan terhadap
departemen A.

Universitas Sumatera Utara


2. Kesentralan (Centrality)
Ini adalah ukuran tingkat pentingnya suatu departemen bekerja
untuk tujuan utama organisasi. Semakin penting departemen
tersebut bagi organisasinya, maka akan semakin besar
kekuasaannya.

3. Sumber Dana (Financial Resources)


Departemen yang menghasilkan sumber dana sendiri, khususnya jika
mereka mampu menghasilkan pendapatan lebih besar dibandingkan
departemen lainnya, akan mendapatkan keuntungan dari sumber
kekuasaan ini.

4. Ketidak-berlanjutan (Non-sustainability)
Berhubungan dengan tingkat pentingnya departemen tersebut.
Keberlanjutan adalah suatu ukuran seberapa mudah fungsi dari
departemen tersebut digantikan oleh yang lain. Departemen yang
mudah ditutup karena dapat digantikan fungsinya, akan memiliki
kekuasaan yang rendah.

Universitas Sumatera Utara


5. Menghadapi ketidak-pastian (Copying with uncertainty)
Departemen yang memiliki kemampuan menurunkan ketidak-
pastian bagi departemen yang lain, akan memiliki kekuasaan
yang lebih besar.

Universitas Sumatera Utara


D. GAMES PELATIHAN

 “Panca Indera”

1. Deskripsi

Permainan ini dilakukan oleh beberapa peserta dalam satu kelompok, dimana dalam

pelaksanaannya masing-masing anggota tergantung pada anggota lainnya. Instruksi

yang disampaikan oleh salah satu anggota merupakan hal yang sangat penting

sebagai informasi pada anggota lainnya. Hal ini menyadarkan peserta bahwa dalam

sebuah tim, kebersamaan dan kekompakan dalam menyelesaikan tugas merupakan

hal yang sangat penting.

2. Tujuan

Permainan ini menumbuhkan semangat kebersamaan dan kekompakan setiap anggota

dalam mengerjakan tugas untuk mencapai hasil yang telah ditentukan

3. Waktu

Waktu yang dibutuhkan untuk permainan ini adalah 15 menit

4. Alat atau media

Sapu tangan untuk penutup mata peserta, barang yang harus dicari

5. Prosedur dan cara bermain

a. Bagilah peserta menjadi beberapa kelompok dengan jumlah 5 orang dalam satu

kelompok. Dari lima orang yang ada pilihlah satu orang menjadi kaki (yang paling

Universitas Sumatera Utara


besar), satu orang yang menjadi tangan (yang paling kecil), satu orang menjadi

mulut, satu orang menjadi mata dan satu orang menjadi telinga.

b. Tugas peserta adalah mengambil barang yang diletakkan fasilitator

c. Peserta yang menjadi tangan digendong peserta yang menjadi kaki. Kedua peserta

inilah yang ditugaskan untuk mengambil barang

d. Peserta yang menjadi mata melihat letak barang dan membisikkan kepada peserta

yang menjadi telinga, peserta yang menjadi telinga membisikkan letak barang dan

kemana anggota kelompoknya harus menemukan barang kepada peserta yang

menjadi mulut

e. Peserta yang menjadi mulut berteriak dengan keras kemana anggota kelompoknya

harus berjalan dan mengambil barang

f. Pemenang dari permainan ini adalah kelompok yang pertama kali dapat

mengambil barang yang ditentukan untuk kelompok itu

Universitas Sumatera Utara


 “Touch My Can”

1. Deskripsi

Permainan ini dilakukan untuk meningkatkan harmonisasi antar anggota dengan

menyelaraskan tekanan jari dan gerakan kaki. Gerakan yang selaras akan

menyebabkan pekerjaan tersebut menjadi lebih mudah dan nyaman untuk

diselesaikan.

2. Tujuan

Permainan ini bertujuan untuk membangkitkan kemauan kerjasama dan

meningkatkan kohesivitas dan rasa saling percaya dalam kelompok.

3. Waktu

Waktu yang dialokasikan untuk kegiatan ini adalah 20 menit

4. Alat atau media

Kaleng atau botol minuman yang ada isinya

5. Prosedur atau cara bermain

a. Fasilitator menyiapkan kaleng-kaleng minuman yang akan digunakan dalam

permainan.

b. Fasilitator menerangkan tujuan permainan ini adalah antar kelompok saling beradu

cepat membawa kaleng dari titik awal hingga ke titik akhir yang telah ditentukan

Universitas Sumatera Utara


c. Syarat: kaleng harus dibawa beramai-ramai dan masing-masing anggota kelompok

hanya boleh menyumbangkan 1 jari (meneyntuh kaleng dengan 1 jari saja).

d. Apabila kaleng jatuh, boleh diambil kembali dengan syarat yang sama: hanya

boleh menggunakan 1 jari atau boleh juga danggap gagal tergantung kesepakatan

awal

e. Pemenangnya adalah kelompok yang pertama kali mencapai titik akhir yang telah

ditentukan.

Universitas Sumatera Utara


 “Ladang Ranjau”

1. Deskripsi

Games ini merupakan games kelompok yang dapat menyadarkan peserta akan peran

serta masing-masing individu dalam kelompok. Cara yang digunakan, kekompakan

dan kemampuan berkoordinasi merupakan kunci penting untuk memenangkan

permainan ini.

2. Tujuan

Tujuan games ini untuk melatih kerjasama, komunikasi sekaligus menguji

kekompakan peserta dalam berkoordinasi menyelesaikan tantangan yang diberikan.

3. Waktu

Alokasi waktu untuk permainan ini selama 20 menit

4. Alat atau media

Tali rafia dankertas berisi jawaban

5. Prosedur atau cara bermain

a. Fasilitator menyiapkan kotak-kotak dari tali yang dirangkai (bentuk seperti kotak

catur)

b. Fasilitator kemudian menyiapkan kertas yang berisi kotak-kotak untuk membuat

kunci jawaban: kotak-kotak mana saja yang akan diberi tanda BOM.

c. Fasilitator menerangkan tujuan dari permainan ini adalah membawa seluruh peserta

melewati ladang ranjau dengan selamat

Universitas Sumatera Utara


d. Peserta maju satu persatu melewati ladang ranjau. Setiap ada peserta yang

menginjak kotak yang ditandai BOM di kertas kunci jawaban maka fasilitator akan

berkata BOM

e. Peserta harus kembali ke start dan mengkoordinasikan rekan-rekan satu timnya

dimana ia tadi menginjak BOM

f. Peserta tidak boleh mencatat namun boleh mengingat-ingat

g. Tidak diijinkan melakukan komunikasi verbal saat melakukan permainan ini

h. Permainan berjalan sampai dengan seluruh peserta sampai pada titik finish dengan

selamat atau sesuai dengan waktu yang telah ditentukan

Universitas Sumatera Utara


 “Follow The Leader”

1. Deskripsi

Peserta dituntut untuk mengikuti gerakan yang akan dibuat oleh peserta lain yang

ditunjuk menjadi pemimpin

2. Tujuan

Melatih peserta tampil percaya diri menjadi pemimpin dan mengajak rekan lainnya

untuk mengikuti gerakan yang dilakukan. Orang akan lebih merespon kepad rekan

yang mampu bekerja bersama mereka, bukan hanya memerintah tetapi tidak bersedia

atau tidak mau terlibat

3. Waktu

Alokasi waktu untuk permainan ini adalah 15 menit

4. Alat atau media

Tidak ada

5. Prosedur dan cara bermain

a. Simulasi dilakukan secara berkelompok. Peserta masing-masing kelompok

membentuk sebuah lingkaran

Universitas Sumatera Utara


b. Fasilitator menunjuk satu orang atau berdasarkan kesepakatan bersama sebagai si

pemimpin. Masing-masing kelompok mempunyai satu orang pemimpin

c. Pemimpin ini berdiri di tengah-tengah lingkaran

d. Begitu diberikan aba-aba mulai oleh fasilitator, si pemimpin membuat gerakan-

gerakan, misalnya gerakan tepuk tangan di depan dada, di atas kepala, lompat-

lompat, joget dan sebagainya. Usahakan gerakan yang dibuat selucu mungkin

e. Peserta lain harus mengikuti gerakan yang dibuat tersebut

f. Permainan dapat diulang hingga seluruh peserta mendapat giliran

Universitas Sumatera Utara


 “Aku, Kamu dan Dia”

1. Deskripsi

Games ini menuntut peserta untuk menggunakan keahlian, kemampuan dan informasi

yang dimiliki untuk mengerjakan persoalan yang diberikan. Memaksimalkan potensi

diri dan bersinergi dengan anggota tim lain akan menghasilkan pengerjakan tugas

yang lebih baik.

2. Tujuan

Tujuan games ini untuk melatih kerjasama dan saling menghargai sesama anggota

kelompok akan kelebihan yang dimiliki masing-masing anggota kelompok dalam tim.

3. Waktu

Alokasi waktu untuk permainan ini selama 30 menit

4. Alat atau media

Kertas petunjuk permainan, sedotan, kertas koran, gunting, lem

5. Prosedur atau cara bermain

a. Fasilitator membagi peserta pelatihan menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari

4-5 orang peserta. Selanjutnya membagikan peralatan yang akan digunakan dalam

permainan kepada masing-masing kelompok yang telah terbentuk.

b. Masing-masing kelompok memilih satu peserta sebagai utusan yang akan

mempelajari kertas petunjuk permainan. Setiap hal yang dikerjakan dalam

Universitas Sumatera Utara


permainan tergantung pada instruksi yang diberikan ‘utusan’ kelompok

sebelumnya.

c. Kertas petunjuk permainan berisi tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh peserta

dalam kelompok:

- Menggunakan sedotan membentuk model: 2 buah bangun ruang dan 1 jembatan

- Menggunakan kertas koran membentuk kapal laut

d. Setiap tugas harus dikerjakan sampai selesai sebelum melanjutkan tugas selanjutnya

e. Kelompok yang memenangkan permainan adalah kelompok yang menyelesaikan

tugas dengan menggunakan waktu tercepat, benar dan rapi.

Universitas Sumatera Utara


 “Building a Good Hospital”

1. Deskripsi

Games ini merupakan games yang mengajak kelompok untuk saling bekerjasama dan

mengerahkan seluruh kemampuan, keahlian dan informasi untuk menyelesaikan

tugas menggambar sebuah rumah sakit yang diimpikan oleh kelompok.

2. Tujuan

Tujuan games ini untuk melatih kerjasama, komunikasi, menguji kekompakan dan

pengerahan seluruh kemampuan, keahlian dan informasi peserta dalam berkoordinasi

menyelesaikan tantangan yang diberikan.

3. Waktu

Alokasi waktu untuk permainan ini selama 20 menit

4. Alat atau media

Karton, pensil warna warni, penggaris, penghapus, kertas undian

5. Prosedur atau cara bermain

a. Peserta dibagi dalam beberapa kelompok yang terdiri dari 4-5 orang anggota

b. Masing-masing kelompok diberi peralatan permainan yang sebelumnya telah

disediakan oleh fasilitator

c. Masing-masing anggota kelompok mengambil kertas undian yang berisi peran

yang akan dijalankan oleh masing-masing anggota. Anggota kelompok akan

Universitas Sumatera Utara


berperan dan mengerjakan tugas sesuai dengan peran yang tertulis dalam kertas

undian yang diambil sebelumnya.

d. Peran yang ada dalam kertas undian adalah:

- Ahli pembuat jalan

- Ahli pembuat bangunan

- Ahli pembuat taman

- Ahli pembuat landscape daerah (pemandangan)

- Ahli menggambar orang yang berada di rumah sakit

e. Kelompok diberi tugas untuk menggambar sebuah rumah sakit yang di dalamnya

terdapat jalan, bangunan, taman, pemandangan dan orang-orang yang berada di

rumah sakit tersebut

f. Kelompok diberi waktu selama 15 menit untuk mengerjakan tugas tersebut.

g. Kelompok yang memenangkan permainan adalah kelompok yang dapat

mengerjakan tugas dengan lengkap, rapi dan terlihat indah.

Universitas Sumatera Utara


E. ICE BREAKER

 “Nomor Telepon Ajaib”

1. Deskripsi

Peserta diminta untuk menuliskan sebuah nomor telepon. Setelah itu, peserta

diminta untuk melakukan langkah-langkah yang diinstruksikan oleh fasilitator. Jika

langkah tersebut dilakukan secara tepat maka peserta akan mendapatkan angka atau

nomor telepon yang tadi dituliskan

2. Tujuan

Melatih konsentrasi peserta untuk mengikuti sesi pelatihan selanjutnya

3. Waktu

Alokasi waktu untuk kegiatan ini adalah 10 menit

4. Alat atau media

Kertas dan alat tulis

5. Prosedur dan cara bermain

a. Fasilitator meminta peserta untuk mencatat tiga digit pertama dari angka atau

nomor yang dituliskannya. Contoh: nomor telepon 1234567 (tanpa kode

wilayah) berarti tiga digit pertama adalah 123

b. Kalikan tiga digit tersebut dengan 80

c. Ditambahkan 1

d. Dikalikan 250

Universitas Sumatera Utara


e. Tambahkan dengan 4 digit terakhir dari angka atau nomor telepon yang ditulis

pertama kali tadi, 4567 (dari contoh di atas)

f. Tambahkan lagi dengan 4 digit terakhir dari angka atau nomor telepon yang

ditulis pertama kali, yaitu 4567 (dari contoh di atas)

g. Dikurangi dengan 250 kemudian dibagi 2

h. Hasilnya dibagi 2

i. Bingo! Peserta akan mendapatkan angka atau nomor telepon yang dituliskan

oleh masing-masing peserta

Universitas Sumatera Utara


 “Ini Gambar Siapa?”

1. Deskripsi

Seluruh peserta diminta untuk menggambarkan wajahnya sendiri di selebar kertas.

Setelah semua selesai menggambar, hasilnya akan dibagikan secara acak kepada

peserta lainnya. Masing-masing peserta bertugas menemukan pemilik gambar yang

ada padanya.

2. Tujuan

Memupuk keakraban antar sesama peserta pelatihan dan menciptakan rasa nyaman

sebelum memulai sesi pelatihan.

3. Waktu

Alokasi waktu untuk kegiatan ini adalah 10 menit

4. Alat atau media

Kertas dan alat tulis

5. Prosedur dan cara bermain

a. Fasilitator memberikan selembar kertas kosong kepada masing-masing peserta

pelatihan

b. Fasilitator meminta peserta untuk menggambarkan wajahnya masing-masing di

atas kertas tersebut

c. Setelah semua peserta pelatihan selesai menggambar, fasilitator mengumpulkan

kembali semua kertas yang telah dibagi sebelumnya

Universitas Sumatera Utara


d. Fasilitator membagikan kembali kepada para peserta pelatihan kertas hasil

gambaran tersebut secara acak

e. Tugas masing-masing peserta adalah menemukan pemilik kertas tersebut

Universitas Sumatera Utara


F. ENERGIZER PELATIHAN

 “Memecahkan Balon”

1. Deskripsi

Peserta diminta untuk memecahkan balon yang diisi udara yang tidak maksimal

Balon yang berisi udara yang diisi tidak maksimal akan lebih sulit untuk

memecahkannya.

2. Tujuan

Memupuk rasa humor di antara peserta dan menciptakan suasana keakraban.

3. Waktu

Alokasi waktu untuk kegiatan ini adalah 10 menit.

4. Alat atau media

Balon

5. Prosedur dan cara bermain

a. Isi 3 balon dengan udara tetapi tidak maksimal, hanya sekitar seperempat atau

seperlima dari yang seharusnya.

b. Peserta dibagi menjadi tiga kelompok dan masing-masing kelompok mengutus

satu peserta untuk memcahkan balon.

c. Fasilitator menyediakan tiga bangku dan meletakkan balon di atas masing-

masing bangku tersebut.

Universitas Sumatera Utara


d. Ketiga orang peserta yang ditunjuk harus berusaha memecahkan balon itu

dengan cara mendudukinyadan tidak boleh menggunakan tangan.

Universitas Sumatera Utara


 “Have You Ever?”

1. Deskripsi

Permainan ini lebih diarahkan untuk membuat suasana lebih rileks dan melatih

konsentrasi para peserta.

2. Tujuan

Menciptakan suasana yang lebih rileks dan peserta merasa lebih bersemangat karena

terhindar dari rasa bosan atau ngantuk.

3. Waktu

Waktu yang dialokasikan untuk kegiatan ini adalah 10 menit

4. Alat atau media

Kursi sejumlah peserta (dikurangi satu buah)

5. Prosedur atau cara bermain

a. Peserta membuat pengaturan tempat duduk dalam bentuk lingkaran

b. Fasilitator menunjuk salah seorang “korban” untuk berdiri ditengah-tengah

lingkaran

c. Tempat duduk peserta yang besangkutan dipindahkan, sehingga tempat duduk

yang ada sekarang adalah sejumlah peserta dikurang satu

d. “Korban” tersebut diminta untuk menanyakan suatu pernyataan yang dimulai

dengan kata “Siapa yang…” kepada peserta pelatihan

Universitas Sumatera Utara


e. Pertanyaannya bisa berupa apa saja yang kreatif (yang mudah terlihat). Contoh

pertanyaan:

- Siapa yang memakai kacamata?

- Siapa yang kerja diperusahaan ini sudah 5 tahun?

- Siapa yang sudah menikah?

f. Bagi peserta yang merasa dirinya adalah yang dimaksud oleh pertanyaan tersebut

harus segera berpindah tempat duduk berebut dengan “korban” yang berada

ditengah tadi

g. Siapa yang tidak mendapatkan tempat duduk maka menjadi “korban baru”

ditengah lingkaran dan berhak mengajukan pertanyaan seperti di atas.

Universitas Sumatera Utara


 “Bank Bink Bunk”

1. Deskripsi

Permainan ini lebih diarahkan untuk mencairkan suasana di antara peserta dan

membuat peserta untuk aktif bergerak.

2. Tujuan

Dengan melakukan gerakan atau aktivitas, peserta merasa lebih bersemangat,

terhindar dari rasa bosan atau ngantuk.

3. Waktu

Waktu yang dialokasikan untuk kegiatan ini adalah 10 menit

4. Alat atau media

Kertas kecil sejumlah peserta yang ada, doubletip

5. Prosedur atau cara bermain

a. Tulislah angka 25, 50, 100, 200 pada kertas yang ada . Satu kertas berisi satu

buah tulisan.

b. Tulislah angka tersebut dengan presentasi yang seimbang, Misalnya jumlah

peserta pelatihan sebanyak 25 orang maka, maka angka 25, 50, 100, 200 masing-

masing 5 lembar.

c. Berilah doubletip pada sisi kertas yang tidak ada angkanya

Universitas Sumatera Utara


d. Setelah kertas siap, fasilitator membagi kertas tersebut secara acak kepada

masing-masing peserta. Satu peserta mendapatkan satu kertas

e. Peserta melepaskan doubletip dengan pelan sehingga tidak merusakkertas yang

ada. Peserta pelatihan menempelkan kertas tersebut ke bagian tubuh yang mudah

terlihat seperti kening, pipi atau pada baju bagian depan. Setelah kertas terpasang

dengan baik maka permainan dapat di mulai

f. Fasilitator memberi perintah “Saya minta kalian kumpul dengan jumlah....”

Jumlah angka kemudian disebutkan. Karena angka tertinggi adalah 200 dan

angka yang adalah 25, 50, 100 dan 200, maka angka yang disebutkan harus lebih

atau sama dengan 200dan tidak boleh menyebutkan angka yang tidak mungkin

ada. Peserta harus mencari teman yang laindan membentuk kelompok dengan

jumlah sesuai dengan yang disebutkan

g. Agar permainan semakin seru, fasilitator dapat memberi hukuman kepada peserta

yang tidak mendapatkan pasangan atau peserta yang mempunyai jumlah yang

tidak sesuai dengan perintah pendamping

Universitas Sumatera Utara


 “Bagaimana ya???”

1. Deskripsi

Permainan ini lebih diarahkan untuk mencairkan suasana di antara peserta dan

meningkatkan konsentrasi peserta pelatihan untuk mengikuti sesi pelatihan

selanjutnya

2. Tujuan

Dengan melakukan kegiatan ini, peserta merasa lebih rileks, terhindar dari rasa

bosan atau ngantuk

3. Waktu

Waktu yang dialokasikan untuk kegiatan ini adalah 10 menit

4. Alat atau media

Infokus

5. Prosedur atau cara bermain

a. Fasilitator menjelaskan bahwa aktivitas yang akan disampaikan untuk menguji

seberapa konsentrasi peserta pelatihan untuk mengikuti kegiatan-kegiatan selama

pelatihan berlangsung. Dalam kegiatan ini peserta akan mendapatkan empat

pertanyaan sederhana.

b. Pertanyaan pertama:

Universitas Sumatera Utara


“Bagaimana caranya memasukkan seekor jerapah ke dalam kulkas?” Fasilitator

mengajukan pertanyaan ini kepada peserta pelatihan. Beberapa peserta pelatihan

akan memberi jawaban atas pertanyaan yang disampaikan.

Jawaban yang benar adalah buka kulkasnya, masukkan jerapahnya dan tutup

kembali kulkasnya.

c. Pertanyaan yang kedua

“Bagaimana caranya memasukkan gajah ke dalam kulkas?” Biasanya peserta

akan memberikan jawaban yang salah, yaitu buka kulkasnya, masukkan

gajahnyadan tutup kembali kulkasnya.

Jawaban yang benar adalah: buka kulkasnya, keluarkan jerapahnya, masukkan

gajahnya dan tutup kembali kulkasnya.

d. Pertanyaan ketiga

“Si Raja Hutan sedang menjadi tuan rumah konferensi para binatang. Semua

binatang di undang. Tetapi siapa yang tidak hadir?”

Jawaban yang benar adalah gajah. Penjelasannya, ingatkan peserta bahwa si

gajah masih berada di dalam kulkas, sedangkan si jerapah sudah dikeluarkan dari

kulkas

e. Fasilitator memberi jeda waktu sekitar 3-5 menit terlebih dahulu. Hal ini

bertujuan untuk memberi waktu kepada peserta pelatihan untuk merespon dan

menanggapi pertanyaan-pertanyaan yang telah diberikan. Selanjutnya, fasilitator

menyampaikan bahwa jika peserta masih salah dalam tiga pertanyaan pertama,

peserta masih memiliki satu kesempatan untuk membuktikan kemampuan peserta

f. Pertanyaan keempat

Universitas Sumatera Utara


“Jika peserta pelatihan diberi perintah untuk menyeberangi sungai yang dihuni

banyak buaya. Bagaimana cara menyeberanginya?”

Jawaban yang benar adalah berenang saja. Penjelasannya karena seluruh buaya

sedang pergi ke konferensi para binatang.

Universitas Sumatera Utara


G. PRETEST – POSTTEST PELATIHAN

Berilah tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang Anda anggap benar!

1. Yang bukan faktor yang mempengaruhi kohesivitas kelompok kerja adalah:

a. Tantangan

b. Keberhasilan kelompok

c. Adanya kesamaan

d. Tidak adanya interaksi

2. Yang termasuk dimensi kohesivitas kelompok adalah:

a. Kerjasama kelompok

b. Perbedaan kelompok

c. Kelemahan sosial

d. Daya saing

3. Salah satu sumber kekuasaan adalah:

a. Sumber kekuasaan antar individu

b. Sumber kekuasaan antar daerah

c. Sumber kekuasaan antar penganut

d. Sumber kekuasaan antar etnis

4. Yang bukan menjadi kekuasaan berdasar sumber antar individu adalah:

a. Kekuasaan memaksa

b. Kekuasaan memberi imbalan

Universitas Sumatera Utara


c. Kekuasaan karena ahli

d. Kekuasaan karena uang

5. Yang tidak menjadi sumber kekuasaan struktural adalah:

a. Ketergantungan

b. Sumber dana

c. Kesentralan

d. Kekurangan

6. Kekuasaan personal berasal dari:

a. Kekuasaan karena dianggap ahli

b. Kekuasaan karena dianggap memiliki kekayaan

c. Kekuasaan karena dianggap banyak bicara

d. Kekuasaan karena memiliki badan besar

7. Penjumlahan dari seluruh faktor yang mempengaruhi anggota untuk tetap tinggal dalam

sebuah kelompok disebut:

a. Kohesivitas

b. Kolaborasi

c. Koordinasi

d. Konsekuensi

Universitas Sumatera Utara


8. Jika departemen A bergantung pada departemen B untuk mendapatkan informasi atau

kerjasama lainnya sehingga dapat mengerjakan tugas dengan efektif maka departemen B

memiliki sumber kekuasaan terhadap departemen A. Kekuasaan sejenis ini disebut:

a. Dependency

b. Centrality

c. Legitimate Power

d. Expert Power

9. Kekuasaan yang didasarkan pada posisi individual dalam suatu organisasi disebut:

a. Coercive Power

b. Formal Power

c. Reward Power

d. Legitimate Power

10. Formal Power dapat berasal dari, kecuali…

a. Coercive Power

b. Centrality Power

c. Reward Power

d. Legitimate Power

Universitas Sumatera Utara


H. SELF ASSESSMENT

SELF ASSESSMENT

Nama : ................................................................................

Unit Pelayanan : ................................................................................

No. Pernyataan Setuju Tidak Setuju

Saya senang mendengarkan curahan hati rekan


1.
kerja saya ..... .....

Saya merasa tertekan saat rekan kerja


2. memberikan kritikan pada pekerjaan yang saya
lakukan ..... .....

Ssaya serign bersenda gurau dengan rekan


3.
kerja saya ..... .....

Saya cepat merasa bosan saat bekerja bersama


4.
dengan tim ..... .....

Saya sering merasa sendiri saat rekan-rekan


5.
kerja sedang berkumpul ..... .....

Saya senang mengerjakan tugas bersama rekan-


6.
rekan kerja ..... .....

Saya senang berdiskusi dengan teman kerja


7.
mengenai pekerjaan yang sedang kami lakukan ..... .....

Saya merasa kemampuan yang dimiliki hanya


8. dgunakan untuk mengerjakan tugas seadanya
saja ..... .....

Saya sering terlambat mendapatkan informasi


9.
baru mengenai pekerjaan ..... .....

Saya merasa sudah melakukan pekerjaan


10.
dengan maksimal ..... .....

Universitas Sumatera Utara


H. RENCANA PENGEMBANGAN DIRI (ACTION PLAN)

RENCANA PENGEMBANGAN DIRI (ACTION PLAN)

NAMA : ......................................................................
UNIT PELAYANAN : ......................................................................

SASARAN PENGEMBANGAN DIRI :


1. ..............................................................................................................................................
..............................................................................................................................................
..............................................................................................................................................
..............................................................................................................................................
..............................................................................................................................................
............................................................................................................................................

2. ..............................................................................................................................................
..............................................................................................................................................
..............................................................................................................................................
..............................................................................................................................................
..............................................................................................................................................
............................................................................................................................................

No. Faktor penghambat Faktor penghambat Langkah mengatasi


internal external

1.

2.

3.

4.

Universitas Sumatera Utara


I. PENILAIAN PESERTA PELATIHAN

1. Berikut ini merupakan beberapa pernyataan mengenai penilaian anda terhadap pelatihan

teamwork yang anda ikuti.

No Pernyataan Nilai

(range antara 1-10)

1 Manfaat materi yang disajikan

2 Isi dan materi yang diberikan

3 Manfaat materi yang diberikan terhadap pelaksanaan tugas

4 Penampilan fasilitator

5 Penguasaan fasilitator terhadap materi

6 Cara fasilitator menyampaikan materi

7 Sikap fasilitator terhadap peserta

8 Makanan dan minuman

9 Alokasi waktu pelatihan

10 Kegiatan pelatihan team building secara keseluruhan

2. Saran terhadap program pelatihan teamwork


……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………....
3. Saran terhadap fasilitator
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
………………………………………………....................
4. Kritikan
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
…………………………………………………................

Universitas Sumatera Utara


I. ANGGARAN PELATIHAN

KOHESIVITAS, KEKUASAAN
Durasi Training 2 hari
Jumlah Trainee 25
Jumlah Trainer 1
Lokasi Ruangan DIKLAT RSUD X
A. Trainer Cost
1. Gaji Trainer (2x @2.000.000) Rp. 4.000.000
2. Trainer
a. Makan siang (2 x @30.000) Rp. 60.000
b. Coffee Break (2x @10.000) Rp. 20.000
c. Transport (2x @1.000.000) Rp. 2.000.000
E. Trainee
3. Acara
a. Notebook (Rp.10000 x 25 orang) Rp. 250.000
b. Kopian Materi (Rp.10000 x 25 orang) Rp. 250.000
c. Badge name (Rp.5000 x 25 orang) Rp. 125.000
4. Konsumsi
a. Makan siang (25x2xRp.20.000) Rp. 1.000.000
b. Coffee Break (25x2xRp.10.000) Rp. 500.000
5. Perlengkapan
a. Peralatan Games Rp. 500.000
b. Hadiah Rp. 500.000
TOTAL BIAYA Rp. 9. 205.000

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA

Forsyth, D. R (1999). Group Dynamics (3rd edition). USA: Wadsworth Publishing

Company

Johnson, D. W., & Johnson, R. T. (1975). Learning together and alone. Englewood Cliffs,

NJ: Prentice-Hall.

McShane, Steven L., & Glinow, M.A.V. (2003). Organizational Behavior 2nd Edition. New

York : McGraw-Hill.

Universitas Sumatera Utara


PELATIHAN 5

( Kepemimpinan Partisipatif dan Efektivitas Interpersonal)

A. MATERI PELATIHAN

Modul : Kepemimpinan Partisipatif

Tujuan Instruksional Umum :

Setelah mengikuti pelatihan kepemimpinan partisipatif dan efektivitas interpersonal,

peserta pelatihan bersedia terlibat dalam kerjasama tim dan mampu membagikan tugas-

tugas kepemimpinannya di antara anggota tim tergantung pada situasi dan kemampuan

masing-masing anggota tim. Peserta pelatihan juga diharapkan menyadari konsekuensi

tindakannya terhadap pencapaian tujuan anggota tim yang lain,

Tujuan Instruksional Khusus:

a. Peserta memahami pengertian kepemimpinan

b. Peserta mengetahui pengertian kepemimpinan partisipatif

c. Peserta memahami pengertian efektivitas interpersonal

d. Peserta mengetahui bagaimana membina hubungan hangat antar pribadi

e. Peserta mampu menerapkan kepemimpinan yang partisipatif dalam pekerjaan

f. Peserta mampu membina hubungan hangat antar anggota dalam tim

Waktu yang dibutuhkan 470 menit

Universitas Sumatera Utara


Latar Belakang

Kesadaran diri penting dalam hidup berorganisasi. Memahami diri bukan hanya

sakah satu syarat agar kita sukses tetapi juga syarat agar kita dapat bekerja bersama

orang lain secara efektif. Untuk dapat bekerjasama dengan orang lain perlu kita ketahui

motivasi, kebutuhan, gaya kerja, kemampuan dan batas kemampuan orang yang bekerja

sama dengan kita.

Metode

a. Presentasi

b. Video

c. Games

d. Role Play

e. Diskusi

Bahan Pembelajaran : Modul kepemimpinan partisipatif, efektivitas interpersonal

Universitas Sumatera Utara


B. LANDASAN TEORI

B.1. KEPEMIMPINAN PARTISIPATIF

1. Defenisi

Kepemimpinan adalah kemampuan dan keterampilan seseorang yang

menduduki jabatan sebagai pimpinan satuan kerja untuk mempengaruhi perilaku

orang lain, terutama bawahannya, untuk berpikir dan bertindak sedemikian rupa,

sehingga melalui perilaku yang positif, ia memberikan sumbangsih nyata dalam

pencapaian tujuan organisasi.

Kepemimpinan adalah proses dalam mengarahkan dan mempengaruhi para

anggota dalam hal berbagai aktivitas yang harus dilakukan. Lebih jauh lagi, Griffin

(2000) membagi pengertian kepemimpinan menjadi dua konsep, yaitu sebagai proses,

dan sebagai atribut. Sebagai proses, kepemimpinan difokuskan kepada apa yang

dilakukan oleh para pemimpin, yaitu proses di mana para pemimpin menggunakan

pengaruhnya untuk memperjelas tujuan organisasi bagi para pegawai, bawahan, atau

yang dipimpinnya, memotivasi mereka untuk mencapai tujuan tersebut, serta

membantu menciptakan suatu budaya produktif dalam organisasi. Adapun dari sisi

atribut, kepemimpinan adalah kumpulan karakteristik yang harus dimiliki oleh

seorang pemimpin. Oleh karena itu, pemimpin dapat didefinisikan sebagai seorang

yang memiliki kemampuan untuk mempengaruhi perilaku orang lain tanpa

menggunakan kekuatan, sehingga orang-orang yang dipimpinnya menerima dirinya

sebagai sosok yang layak memimpin mereka.

Universitas Sumatera Utara


2. Fungsi-fungsi Kepemimpinan

Menurut Siagian (2003), fungsi-fungsi kepemimpinan yang bersifat hakiki

adalah:

a. Pemimpin sebagai eksekutif ( executive Leader)

Sering kali disebut sebagai administrator atau manajer. Fungsinya adalah

menerjemahkan kebijaksanaan menjadi suatu kegiatan, dia memempin dan

mengawasi tindakan orang-orang yang menjadi bawahannya. Dan membuat

keputusan-keputusan yang kemudian memerintahkannya untuk dilaksanakan.

Kepemimpinan ini banyak ditemukan didalam masyarakat dan biasanya bersifat

kepemerintahan, mulai dari pusat sampai ke daerah-daerah memerlukkan fungsi

tersebut.

b. Pemimpin sebagai penengah

Dalam masyarakat modern, tanggung jawab keadilan terletak di tangan

pemimpin dengan keahliaanya yang khas dan ditunjuk secara khusus. Ini

dikenal dengan pengadilan. Dan bidang lainnya, umpamanya dalam bidang

olahraga, terdapat wasit yang mempunyai tugas sebagai wasit.

c. Pemimpin sebagai penganjur

Sebagai propagandis, sebagai juru bicara, atau sebagai pengarah opini

merupakan orang-orang penting dalam masyarakat. Mereka bergerak dalam

bidang komunikasi dan publistik yang menguasai ilmu komunikasi. Penganjur

adalah sejenis pemimpin yang memberi inspirasi kepada orang lain. Seringkali

ia merupakkan orang yang pandai bergaul dan fasih berbicara.

Universitas Sumatera Utara


d. Pemimpin sebagai ahli

Pemimpin sebagai ahli dapat dianalogikan sebagai instruktur atau seorang juru

penerang, berada dalam posisi yang khusus dalam hubungannya dengan unit

social dimana dia bekerja. Kepemimpinannya hanya berdasarkan fakta dan

hanya pada bidang dimana terdapat fakta. Termasuk dalam kategori ini adalah

guru, petugas sosial, dosen, dokter, ahli hukum, dan sebagainya yang mencapai

dan memelihara pengaruhnya karena mereka mempunyai pengetahuan untuk

diberikkan kepada orang lain

e. Pemimpin diskusi

Tipe pemimpin yang seperti ini dapat dijumpai dalam lingkungan

kepemimpinan yang demokratis dimana komunikasi memegang peranan yang

sangat penting. Seseorang yang secara lengkap memenuhi kriteria

kepemimpinan demokratis ialah orang yang menerima peranannya sebagai

pemimpin diskusi.

3. Gaya kepemimpinan

Ada empat gaya kepemimpinan yang dapat digunakan pemimpin di dalam

proses pengambilan keputusan dan pemecahan masalah berikut:

a. Gaya kepemimpinan direktif

 Pemecahan masalah dan pengambilan keputusan berkaitan dengan seluruh

pekerjaan menjadi tanggung jawab pemimpin dan ia hanya memberikan

perintah kepada bawahannya untuk melaksanakannya.

 Pemimpin menentukan semua standar bagaimana bawahan menjalankan tugas.

 Konsultatif Pemimpin melakukan pengawasan kerja yang ketat.

Universitas Sumatera Utara


 Pemimpin memberikan ancaman dan hukuman kepada bawahan yang tidak

berhasil melaksanakan tugas-tugas yang telah ditentukan.

 Hubungan dengan bawahan rendah tidak memberikan motivasi kepada

bawahannya untuk dapat mengembangkan dirinya secara optimal, karena

pemimpin kurang percaya terhadap kemampuan bawahannya.

b. Gaya kepemimpinan konsultatif

 Pengambilan keputusan dan pemecahan masalah dilakukan oleh pemimpin

setelah mendengarkan keluhan dari bawahan.

 Pemimpin menentukan tujuan dan mengemukakan berbagai ketentuan yang

bersifat umum setelah melalui proses diskusi dan konsultasi dengan para

bawahan.

 Penghargaan dan hukuman diberikan kepada bawahan dalam rangka

memberikan motivasi kepada bawahan.

 Hubungan dengan bawahan baik.

c. Gaya kepemimpinan partisipatif

 Pemimpin dan bawahan sama-sama terlibat dalam pengambilan keputusan dan

pemecahan masalah atau dengan kata lain apabila pemimpin akan mengambil

keputusan, dilakukan setelah adanya saran dan pendapat dari bawahan.

 Pemimpin memberikan keleluasaan bawahan untuk melaksanakan pekerjaan.

 Hubungan dengan bawahan terjalin dengan baik dan dalam suasana yang penuh

persahabatan dan saling mempercayai.

Universitas Sumatera Utara


 Motivasi yang diberikan kepada bawahan tidak hanya didasarkan atas

pertimbangan-pertimbangan ekonomis, melainkan juga didasarkan atas

pentingnya peranan bawahan dalam melaksanakan tugas-tugas organisasi

d. Gaya kepemimpinan delegatif

 Pemimpin mendiskusikan masalah-masalah yang dihadapi dengan bawahan dan

selanjutnya mendelegasikan pengambilan keputusan dan pemecahan masalah

dengan bawahan.

 Bawahan mempunyai hak untuk menentukan langkah-langkah bagaimana

keputusan dilaksanakan dan hubungan dengan bawahan rendah.

B.2. EFEKTIVITAS INTERPERSONAL

1. Defenisi

Menurut Johnson dan Johnson (dalam Smither, Houston, dan Mclntire, 1996)

anggota tim harus mampu untuk berinteraksi dengan anggota tim lainnya secara

efektif sehingga membuat efektifitas interpersonal anggota tim menjadi meningkat.

Efektifitas interpersonal dapat diukur dengan menggabungkan konsekuensi tindakan

anggota kelompok dengan tujuan anggota tim. Kecocokan antara tujuan anggota tim

dan konsekuensi dari peningkatan perilaku mereka, maka membuat interpersonal

efektifitas anggota tim juga juga menjadi meningkat.

Universitas Sumatera Utara


Dalam membina interaksi atau hubungan tersebut William C. Schultz

(Arishanti, 2005) menyebutkan ada tiga dimensi hubungan interpersonal, yaitu:

1. Need of inclusion (perasaan sebagai anggota dari suatu kelompok), keinginan

untuk menumbuhkan rasa memiliki.

a. Undersocial: misalnya, minder, menarik diri, tertutup.

b. Social : misalnya, tahu situasi dan kondisi.

c. Oversocial : misalnya, over akting.

2. Need of control (kebutuhan untuk mendominasi dan dominasi)

a. Abdicrat : ciri-cirinya penurut.

b. Democrat : ciri-cirinya memiliki kemampuan yang kuat.

c. Autocrat : ciri-cirinya mendominasi suatu kelompok.

3. Need of affection (kasih sayang), kebutuhan untuk menyukai dan disukai.

a. Underpersonal : membuat jarak dengan orang lain, menolak bantuan orang lain.

b. Personal : independent, tidak bergantung pada orang lain.

c. Overpersonal : kerjasama individu yang kuat dengan orang lain.

Lebih lanjut ditambahkan lagi beberapa hal yang mempengaruhi hubungan

interpersonal, yaitu:

1. Komunikasi efektif

Komunikasi interpersonal dinyatakan efektif bila pertemuan antara pemangku

kepentingan terbangun dalam situasi komunikatif—interaktif dan menyenangkan.

Efektivitas komunikasi sangat ditentukan oleh validitas informasi yang

Universitas Sumatera Utara


disampaikan dan keterlibatan dalam memformulasikan ide atau gagasan secara

bersama. Bila berkumpul dalam satu kelompok yang memiliki kesamaan

pandangan akan membuat gembira, suka dan nyaman. Sebaliknya bila berkumpul

dengan orang atau kelompok yang benci akan membuat tegang, resah dan tidak

enak.

2. Ekspresi wajah

Ekspresi wajah menimbulkan kesan dan persepsi yang sangat menentukan

penerimaan individu atau kelompok. Senyuman yang dilontarkan akan

menunjukkan ungkapan bahagia, mata melotot sebagai kemarahan dan seterusnya.

Wajah telah lama menjadi sumber informasi dalam komunikasi interpersonal.

Wajah merupakan alat komunikasi yang sangat penting dalam menyampaikan

makna dalam beberapa detik raut wajah akan menentukan dan menggerakkan

keputusan yang diambil. Kepekaan menangkap emosi wajah sangat menentukan

kecermatan tindakan yang akan diambil.

3. Kepribadian

Kepribadian sangat menentukan bentuk hubungan yang akan terjalin.Kepribadian

mengekspresikan pengalaman subjektif seperti kebiasaan, karakter dan perilaku.

Faktor kepribadian lebih mengarah pada bagaimana tanggapan dan respon yang

akan diberikan sehingga terjadi hubungan. Tindakan dan tanggapan terhadap pesan

sangat tergantung pada pola hubungan pribadi dan karakteritik atau sifat yang

dibawanya.

Universitas Sumatera Utara


4. Stereotyping

Stereotyping merupakan cara yang banyak ditemukan dalam menilai orang lain

yang dinisbatkan pada katagorisasi tertentu. Cara pandang ini kebanyakan

menimbulkan prasangka dan gesekan yang cukup kuat, terutama pada saat pihak-

pihak yang berkonflik sulit membuka jalan untuk melakukan perbaikan. Individu

atau kelompok akan merespon pengalaman dan lingkungan dengan cara

memperlakukan anggota masyarakat secara berbeda atau cenderung melakukan

pengelompokan menurut jenis kelamin, cerdas, bodoh, rajin, atau malas.

Penggunaan cara ini untuk menyederhanakan begitu banyak stimuli yang

diterimanya dan merupakan pengkatagorian pengalaman untuk memperoleh

informasi tambahan dengan segera.

5. Kesamaan karakter personal

Manusia selalu berusaha mencapai konsistensi dalam sikap dan perilakunya atau

kita cenderung menyukai orang lain, kita ingin mereka memilih sikap yang sama

dengan kita, dan jika menyukai orang, kita ingin memilih sikap mereka yang sama.

Orang-orang yang memiliki kesamaan dalam nilai-nilai, norma, aturan, kebiasaan,

sikap, keyakinan, tingkat sosial ekonomi, budaya, agama, ideologis, cenderung

saling menyukai dan menerima keberadaan masing-masing.

6. Daya Tarik

Dalam hukum daya tarik dapat dijelaskan bahwa cara pandang orang lain terhadap

diri individu akan dibentuk melalui cara berfikir, bahasa dan tindakan yang khas.

Orang pintar, pandai bergaul, ganteng atau cantik akan cenderung ditanggapi dan

dinilai dengan cara yang menyenangkan dan dianggap memiliki sifat yang baik.

Meskipun apa yang disebut gagah, cantik atau pandai bergaul belum disepakati,

Universitas Sumatera Utara


namun sebagian relatif menerima orang sebagai pandai cantik atau gagah.

Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa daya tarik seseorang baik fisik

maupun karakter sering menjadi penyebab tanggapan dan penerimaan personal.

Orang-orang yang memiliki daya Tarik cederung akan disikapi dan diperlakukan

lebih baik, sopan dan efektif untuk mempengaruhi pendapat orang lain.

7. Ganjaran

Seseorang lebih menyenangi orang lain yang memberi penghargaan atau ganjaran

berupa pujian, bantuan, dorongan moral. Kita akan menyukai orang yang

menyukai dan memuji kita. Interaksi sosial ibaratnya transaksi dagang, dimana

seseorang akan melanjutkan interaksi bila laba lebih banyak dari biaya. Bila

pergaulan seorang pendamping masyarakat dengan orang-orang disekitarnya

sangat menyenangkan, maka akan sangat menguntungkan ditinjau dari

keberhasilan program, menguntungkan secara ekonomis, psikologis dan sosial.

8. Kompetensi

Setiap orang memiliki kecenderungan atau tertarik kepada orang lain karena

prestasi atau kemampuan yang ditunjukkannya. Masyarakat akan cenderung

menanggapi informasi dan pesan dari orang berpengalaman, ahli dan profesional

serta mampu memberikan kontribusi secara intelektual, sikap dan mampu

memberikan solusi terhadap masalah yang dihadapi. Dalam situasi krisis, para

pihak yang berkonflik membutuhkan bantuan teknis dan bimbingan dari individu

yang dipercaya dan mampu menumbuhkan kerjasama untuk mendorong

penyelesaian.

Universitas Sumatera Utara


C. SLIDE

KEPEMIMPINAN
PARTISIPATIF

Defenisi
Kepemimpinan adalah kemampuan
dan keterampilan seseorang yang
menduduki jabatan sebagai
pimpinan satuan kerja untuk
mempengaruhi perilaku orang lain
dalam pencapaian tujuan
organisasi.

Universitas Sumatera Utara


Fungsi-fungsi Kepemimpinan
a. Penentuan arah yang hendak ditempuh oleh
organisasi dalam usaha pencapaian tujuan
dan berbagai sasarannya.
b. Wakil dan juru bicara organisasi dalam
hubungan dengan berbagai pihak di luar
organisasi
c. Komunikator yang efektif
d. Mediator yang handal
e. Integrator yang rasional dan objektif

Gaya kepemimpinan
a. Gaya kepemimpinan direktif
 Pemecahan masalah dan pengambilan keputusan
berkaitan dengan seluruh pekerjaan menjadi tanggung
jawab pemimpin dan ia hanya memberikan perintah
kepada bawahannya untuk melaksanakannya.
 Pemimpin menentukan semua standar bagaimana
bawahan menjalankan tugas.
 Konsultatif pemimpin melakukan pengawasan kerja
yang ketat.

Universitas Sumatera Utara


 Pemimpin memberikan ancaman dan hukuman
kepada bawahan yang tidak berhasil melaksanakan
tugas-tugas yang telah ditentukan

 Hubungan dengan bawahan rendah tidak


memberikan motivasi kepada bawahannya untuk
dapat mengembangkan dirinya secara optimal,
karena pemimpin kurang percaya terhadap
kemampuan bawahannya.

b. Gaya kepemimpinan konsultatif


 Pengambilan keputusan dan pemecahan
masalah dilakukan oleh pemimpin setelah
mendengarkan keluhan dari bawahan

 Pemimpin menentukan tujuan dan


mengemukakan berbagai ketentuan yang
bersifat umum setelah melalui proses diskusi
dan konsultasi dengan para bawahan.

Universitas Sumatera Utara


 Penghargaan dan hukuman diberikan kepada
bawahan dalam rangka memberikan motivasi
kepada bawahan.

 Hubungan dengan bawahan baik.

c. Gaya kepemimpinan partisipatif


 Pemimpin dan bawahan sama-sama terlibat dalam
pengambilan keputusan dan pemecahan masalah atau
dengan kata lain apabila pemimpin akan mengambil
keputusan, dilakukan setelah adanya saran dan
pendapat dari bawahan.

 Pemimpin memberikan keleluasaan bawahan untuk


melaksanakan pekerjaan.

Universitas Sumatera Utara


 Hubungan dengan bawahan terjalin dengan baik
dan dalam suasana yang penuh persahabatan dan
saling mempercayai.

 Motivasi yang diberikan kepada bawahan tidak


hanya didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan
ekonomis, melainkan juga didasarkan atas
pentingnya peranan bawahan dalam melaksanakan
tugas-tugas organisasi

Universitas Sumatera Utara


Efektifitas interpersonal dapat diukur dengan
menggabungkan konsekuensi tindakan anggota
kelompok dengan tujuan anggota tim.
Kecocokan antara tujuan anggota tim dan konsekuensi
dari peningkatan perilaku mereka, maka membuat
interpersonal efektifitas anggota tim juga juga menjadi
meningkat

 Need of inclusion
(perasaan sebagai anggota
dari suatu kelompok),
keinginan untuk
menumbuhkan rasa
memiliki.
 Undersocial: misalnya,
minder, menarik diri,
tertutup.
 Social : misalnya, tahu
situasi dan kondisi.
 Oversocial : misalnya,
over akting.

Universitas Sumatera Utara


 Need of control (kebutuhan untuk mendominasi dan
dominasi)
 Abdicrat : ciri-cirinya penurut.
 Democrat : ciri-cirinya memiliki kemampuan
yang kuat.
 Autocrat : ciri-cirinya mendominasi suatu
kelompok.

 Need of affection (kasih


sayang), kebutuhan untuk
menyukai dan disukai.
 Underpersonal :
membuat jarak dengan
orang lain, menolak
bantuan orang lain.
 Personal : independent,
tidak bergantung pada
orang lain.
 Overpersonal :
kerjasama individu
yang kuat dengan orang
lain.

Universitas Sumatera Utara


1. Komunikasi efektif
Komunikasi interpersonal dinyatakan efektif
bila pertemuan antara pemangku
kepentingan terbangun dalam situasi
komunikatif—interaktif dan menyenangkan.

2. Ekspresi wajah
Ekspresi wajah menimbulkan kesan dan
persepsi yang sangat menentukan penerimaan
individu atau kelompok.

3. Kepribadian
Kepribadian sangat menentukan bentuk
hubungan yang akan terjalin.Kepribadian
mengekspresikan pengalaman subjektif seperti
kebiasaan, karakter dan perilaku.

Universitas Sumatera Utara


4. Stereotyping
Stereotyping merupakan cara yang banyak ditemukan
dalam menilai orang lain yang dinisbatkan pada
katagorisasi tertentu.

5. Kesamaan karakter personal


Manusia selalu berusaha mencapai konsistensi dalam
sikap dan perilakunya atau kita cenderung menyukai
orang lain, kita ingin mereka memilih sikap yang sama
dengan kita, dan jika menyukai orang, kita ingin memilih
sikap mereka yang sama.

6. Daya Tarik
 Dalam hukum daya tarik dapat dijelaskan
bahwa cara pandang orang lain terhadap
diri individu akan dibentuk melalui cara
berfikir, bahasa dan tindakan yang khas.
 Orang-orang yang memiliki daya tarik
cenderung akan disikapi dan diperlakukan
lebih baik, sopan dan efektif untuk
mempengaruhi pendapat orang lain

Universitas Sumatera Utara


7. Ganjaran
Seseorang lebih
menyenangi
orang lain yang
memberi
penghargaan atau
ganjaran berupa
pujian, bantuan,
dorongan moral.

8. Kompetensi
Setiap orang memiliki kecenderungan atau
tertarik kepada orang lain karena prestasi atau
kemampuan yang ditunjukkannya.

Universitas Sumatera Utara


D. GAMES PELATIHAN

 “Manage The Changes”

1. Deskripsi

Membuat sebuah bentuk yang benar sesuai dengan instruksi fasilitator. Pemimpin

bekerja bersama-sama dengan orang yang dipimpinnya.

2. Tujuan

Games ini bertujuan melatih kepemimpinan dengan mengarahkan orang ke suatu

tujuan (driving people), memotivasi orang agar mau berbuat (motivating people),

mengubah orang (transforming people)

3. Waktu

Alokasi waktu untuk games ini adalah 25 menit

4. Alat atau media

Tali dan sapu tangan

5. Prosedur dan cara bermain

a. Fasilitator memberikan seutas tali yang cukup panjang untuk dipegang oleh semua

anggota kelompok tersebut kepada masing-masing kelompok

b. Fasilitator membagikan saputangan kepada masing-masing anggota kelompok

yang digunakan untuk menutup mata saat permainan dilaksanakan

Universitas Sumatera Utara


c. Fasilitator menerangkan aturan permainan: setiap anggota kelompok harus

memegang seutas tali tersebut dan membentuk bentuk-bentuk geometri dasar,

misal: lingkaran, segitiga, kotak, bujursangkar, jajaran genjang, trapesium, bintang

dan sebagainya

d. Setiap kelompok yang berhasil membuat bentuk yang dimaksud akan diberikan

nilai. Bentuk geometri tersebut dimulai dari bentuk yang sederhana (lingkaran)

hingga yang paling sulit (bintang).

Universitas Sumatera Utara


 “Menyalakan Lilin”

1. Deskripsi

Games ini merupakan games yang menuntut anggota kelompok memaksimalkan

kemampuan diri dan konsentrasi dalam menyelesaikan tugas yang diberikan

kepadamasing-masing anggota. Kesalahan dan keterlambatan melakukan tugas akan

berdampak pada hasil akhir yang akan diterima kelompok.

2. Tujuan

Games ini bertujuan melatih anggota kelompok untuk semakin menyadari peran

penting masing-masing anggota kelompok dalam keberhasilan suatu tim.

Mengerahkan potensi diri secara maksimal demi untuk kepentingan kelompok.

3. Waktu

Alokasi waktu untuk games ini adalah 15 menit

4. Alat atau media

Korek api dan lilin

5. Prosedur dan cara bermain

a. Fasilitator menyiapkan 20-30 batang lilin yang diletakkan dalam keadaan berdiri

di atas lantai. Jarak satu lilin dengan lilin lainnya sekitar 10 cm.

b. Setiap kelompok terdiri dari 5-10 orang anggota. Masing-masing kelompok

diberikan satu bungkus kotak korek api yang di dalamnya terdapat beberapa

Universitas Sumatera Utara


batang korek api (sesuai jumlah peserta kelompok) yang akan digunakan untuk

menyalakan lilin.

c. Masing-masing anggota kelompok hanya diberi kesempatan menyalakan satu

batang korek api di setiap kesempatan yang diterimanya. Dengan satu batang

korek api tersebut masing-masing peserta dapat menyalakan lilin dengan

sebanyak-banyaknya.

d. Waktu untuk menyalakan lilin dilakukan bergantian. Peserta dan kelompok yang

lain melihat sambil memberikan dukungan maupun teror untuk peserta yang

tampil di depan.

e. Kelompok yang dapat menyalakan lilin terbanyak dan dapat meyelesaikan tugas

dalam waktu tersingkat adalah kelompok yang memenangkan permainan.

Universitas Sumatera Utara


 “Andaikan Saya”

1. Deskripsi

Dalam games ini, setiap anggota kelompok dieksplorasi kontribusinya dalam

kelompok. Tugas, peran dan fungsi masing-masing anggota kelompok akan

mengindikasikan keberhasilan tim.

2. Tujuan

Games ini bertujaun untuk mengingatkan kembali dan memberi kesadaran kepada

peserta akan pentingnya peran dan kontribusi masing-masing anggota kelompok

untuk mencapai keberhasilan sebuah tim.

3. Waktu

Alokasi waktu untuk games ini adalah 15 menit

4. Alat atau media

Kertas bernomor

5. Prosedur dan cara bermain

a. Fasilitator mempersilahkan peserta untuk mengambil satu potongan kertas kecil

yang telah bernomor. Setiap peserta mengingat nomor yang tertera di potongan

kertas tersebut.

b. Fasilitator bercerita mengenai analogi kerja sebuah mobil dengan kinerja sebuah

organisasi. Mobil akan dapat bekerja dengan baik apabila seluruh komponen mobil

dapat bersinergi dengan baik sesuai dengan peran dan fungsinya masing-masing.

Universitas Sumatera Utara


c. Fasilitator mencontohkan dengan mengibaratkan dirinya komponen setir. “Jika

saya sebagai setir mobil saya akan…” mengarahkan mobil, bisa lurus, belok kanan,

belok kiri sesuai dengan tujuan yang akan dituju oleh mobil. Kemudian fasilitator

juga merefleksikan fungsi setir tersebut ke dalam organisasi. “Jika saya sebagai

setir organisasi saya akan…” menarahkan organisasi sesuai dengan tujuan

organisasi yang ingin dicapai.

d. Setelah dapat dipahami oleh peserta, fasilitator memberi waktu kurang lebih 3

menit kepada para peserta untuk memikirkan dirinyaakan diibaratkan menjadi

komponen mobil yang mana serta merefleksikannya dengan organisasi

e. Fasilitator mempersilahkan setiap peserta satu per satu untuk mengemukakan hasil

pemikiran peserta, dengan cara menyebutkan nomor sesuai dengan yang tertera

pada potongan kertas kecil.

Universitas Sumatera Utara


E. ICE BREAKER

 “Soulmate”

1. Deskripsi

Peserta diminta untuk menemukan pasangannya berdasarkan petunjuk dari kertas

yang dibagikan secara acak oleh fasilitator. Peserta yang telah mendapatkan

pasangan kemudian memberi penjelasan mengenai arti dari susunan kata yang

menjadi pasangannya.

2. Tujuan

Menumbuhkan keakraban pada peserta pelatihan dan menciptakan suasana nyaman

antar sesama peserta pelatihan

3. Waktu

Alokasi waktu untuk kegiatan ini adalah 10 menit

4. Alat atau media

Kertas dan alat tulis

5. Prosedur dan cara bermain

a. Fasilitator membuat kalimat pendek yang berhubungan dengan materi pelatihan

yang akan diberikan, misalnya: “Bersama Kita Bisa”. Suku kata yang dibuat

Universitas Sumatera Utara


sebanyak setengah dari jumlah peserta, kalau peserta 20 orang harus disediakan

10 kalimat

b. Kemudian fasilitator memecahkan kalimat tersebut ke dalam dua bagian dan

ditulis di kertas, satu kertas berisi kalimat “Bersama Kita” dan satu kertas berisi

kata “Bisa”

c. Kemudian kedua kertas tersebut digulung

d. Bagikan kertas-kertas tergulung yang sudah disiapkan sebanyak jumlah peserta

(apabila peserta ganjil, satu orang berpasangan dengan pemandu sendiri)

e. Kemudian fasilitator meminta peserta untuk membuka gulungan kertas masing-

masing dan membaca isinya yaitu sepotong kalimat yang belum lengkap

f. Minta peserta untuk mencari pasangannya masing-masing agar kalimat tersebut

menjadi lengkap

g. Minta setiap pasangan untuk mendiskusikan arti kalimat tersebut dan

menyampaikan arti dari kalimat tersebut kepada peserta pelatihan lain setelah

setiap peserta mendapatkan pasangan masing-masing

Universitas Sumatera Utara


F. ENERGIZER PELATIHAN

 “Polisi dan Pencuri”

1. Deskripsi

Permainan ini lebih diarahkan untuk mencairkan suasana di antara peserta, melatih

kekompakan dan membuat peserta untuk aktif bergerak.

2. Tujuan

Dengan melakukan gerakan atau aktivitas, peserta merasa lebih bersemangat, terhindar

dari rasa bosan atau ngantuk.

3. Waktu

Waktu yang dialokasikan untuk kegiatan ini adalah 15 menit

4. Alat atau media

Hulahop, sarung

5. Prosedur atau cara bermain

a. Peserta membentuk sebuah lingkaran besar dan saling berpengangan tangan

b. Syarat: pegangan tangan tersebut tidak boleh terlepas.

c. Fasilitator menyiapkan dan memakaikan lingkaran hulahop (POLISI) kepada salah

satu peserta dan sarung (PENCURI) kepada salah satu peserta lainnya.

d. Jarak antara peserta yang memakai lingkaran hulahop dengan yang memakai sarung

diusahakan terpaut sekitar 7-8 peserta

Universitas Sumatera Utara


e. Pemakaian hulahop dan sarung adalah seperti selempang (dari pundak ke pinggang)

f. Fasilitator memberikan aba-aba mulai, dengan tangan yang masih tetap berpegangan,

peserta (yang bertindaksebagai POLISI) mulai memindahkan lingkaran hulahop ke

rekan sebelahnya, berusaha untuk menangkap peserta yang bertindak sebagai

pencurinya.

g. Peserta yang bertindak sebagai PENCURI juga harus berusaha agar tidak tertangkap

dengan cara secepat mungkin memindahkan sarung tersebut ke rekan sebelahnya

tanpa melepaskan pegangan tangannya.

h. Permainan bisa searah jarum jam ataupun berlawanan.

i. PENCURI tertangkap ketika lingkaran hulahop dan sarung berada pada satu orang

yang sama

j. Permainan bisa diulang sampai dengna beberapa kali untuk memberikan kesempatan

yang sama kepada semua peserta.

Universitas Sumatera Utara


 “Berdirilah Jika....”

1. Deskripsi

Permainan ini lebih diarahkan untuk mencairkan suasana di antara peserta, melatih

kekompakan dan membuat peserta untuk aktif bergerak.

2. Tujuan

Dengan melakukan gerakan atau aktivitas, peserta merasa lebih bersemangat,

terhindar dari rasa bosan atau ngantuk.

3. Waktu

Waktu yang dialokasikan untuk kegiatan ini adalah 10 menit

4. Alat atau media

Tidak ada

5. Prosedur atau cara bermain

a. Fasilitator meminta peserta duduk membentuk lingkaran dan fasilitator berdiri

di tengah lingkaran tersebut

b. Fasilitator menjelaskan kepada peserta bagaiman prosedur permainannya yaitu

setiap pemandu mengucapkan kalimat, peserta diminta berdiri apabila kalimat

tersebut sesuai dengan dirinya, misalnya,”Keluarga saya adalah keluarga

pedagang....”,”Saya seorang perempuan yang berani bicara di depan publik...”.

c. Fasilitator mengucapkan kalimat-kalimat yang relevan dengan keadaan peserta

(diusahakan jangan sampai ada peserta yang tidak pernah berdiri), contoh:

Universitas Sumatera Utara


- Saya lahir di pedesaan

- Saya lahir di kota besar

- Saya memiliki hobi membaca

Universitas Sumatera Utara


G. PRETEST – POSTTEST PELATIHAN

1. Syarat pokok yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin adalah:

a. Sering mengacuhkan saran dan nasehat orang sekitar

b. Memberi contoh negatif kepada bawahannya

c. Tidak berani mengambil keputusan

d. Harus bersikap dan bersifat setia kepada janji dan organisasinya

2. Berikut ini yang bukan menjadi ciri seorang pemimpin adalah:

a. Keteladanan

b. Ketegasan

c. Orientasi masa depan

d. Pengetahuan yang sempit

3. Salah satu yang bukan menjadi fungsi kepemimpinan yang bersifat hakiki adalah:

a. Komunikator yang efektif

b. Penentu arah

c. Mediator yang handal

d. Pemimpin yang tidak memiliki ketegasan

4. Dalam proses pengambilan keputusan, ada beberapa gaya kepemimpinan yang dapat

digunakan pemimpin yaitu:

a. Gaya kepemimpinan konsultatif

b. Gaya kepemimpinan pesimistis

Universitas Sumatera Utara


c. Gaya kepemimpinan egoistis

d. Gaya kepemimpinan dilematis

5. Beberapa hal yang mempengaruhi hubungan interpersonal, kecuali:

a. Komunikasi efektif

b. Komunikasi agresif

c. Kepribadian

d. Kesamaan karakter personal

6. Ada tiga dimensi hubungan interpersonal, kecuali…

a. Need of inclusión

b. Need of conclusión

c. Need of control

d. Need of affection

7. Salah satu hal yang mempengaruhi hubungan interpersonal adalah ketertarikan

seseorang terhadap orang lain karena memiliki prestasi atau kemampuan yang

ditunjukkan. Dengan kata lain hal yang mempengaruhinya adalah…

a. Kompetensi

b. Stereotype

c. Prototype

d. Personality

Universitas Sumatera Utara


8. Kebutuhan untuk mendominasi dan didominasi disebut dengan…

a. Need of inclusión

b. Need of conclusión

c. Need of control

d. Need of affection

9. Kebutuhan untuk menyukai dan disukai disebut dengan…

a. Need of inclusión

b. Need of conclusión

c. Need of control

d. Need of affection

10. Keinginan untuk menumbuhkan rasa memiliki disebut dengan…

a. Need of inclusión

b. Need of conclusión

c. Need of control

d. Need of affection

Universitas Sumatera Utara


G. LEMBARAN JENDELA JOHARI

PENGENALAN DIRI

NAMA : ............................................................................

UNIT PELAYANAN : ............................................................................

Berikut adalah “Jendela Jauhari”. “Jendela Jauhari” merupakan salah satu cara
untuk memahami diri sehingga dapat membuat keputusan untuk mengubah pola perilaku
tertentu ke arah pola perilaku baru yang lebih efektif.

DIRI SENDIRI

TAHU TIDAK TAHU

QUADRANT 1: QUADRANT 2:

TAHU OPEN BLIND

(Daerah Terbuka) (Daerah Buta)


ORANGLAIN

QUADRANT 3: QUADRANT 4:

OPEN UNKNOWN
TIDAK TAHU
(Daerah (Daerah Tak Sadar)
Tersembunyi)

Universitas Sumatera Utara


LEMBAR PEMAHAMAN DIRI

Nama :

Berdasarkan quadrant-quadrant pada Jendela Jauhari, silahkan tulis masing-masing 5

perilaku/perasaan/motivasi yang paling mencerminkan Anda:

Daerah Terbuka Daerah Buta Daerah Tersembunyi

1. 1. 1.

2. 2. 2.

3. 3. 3.

4. 4. 4.

5. 5. 5.

Berdasarkan umpan balik teman Anda, silahkan isi 5 perilaku/perasaan/motivasi yang

paling mencerminkan Anda pada:

Daerah Tak Sadar

1.

2.

3.

4.

5.

Universitas Sumatera Utara


Keterangan:

1. Daerah terbuka : Merujuk kepada perilaku, perasaan, dan motivasi yang

diketahui oleh diri kita sendiri dan orang lain

2. Daerah buta : Merujuk kepada perilaku, perasaan, dan motivasi yang

diketahui oleh orang lain, tetapi tidak diketahui oleh diri kita
sendiri.

3. Daerah Tersembunyi : Merujuk kepada perilaku, perasaan, dan motivasi yang

diketahui oleh diri kita sendiri, tetapi tidak diketahui oleh


orang lain

4. Daerah Tak Sadar : Merujuk kepada perilaku, perasaan, dan motivasi yang tidak

diketahui, baik oleh diri kita sendiri ataupun oleh orang lain.

Universitas Sumatera Utara


H. PENILAIAN PESERTA PELATIHAN

1. Berikut ini merupakan beberapa pernyataan mengenai penilaian anda terhadap pelatihan

teamwork yang anda ikuti.

No Pernyataan Nilai
(range antara 1-10)

1 Manfaat materi yang disajikan

2 Isi dan materi yang diberikan

3 Manfaat materi yang diberikan terhadap pelaksanaan


tugas

4 Penampilan fasilitator

5 Penguasaan fasilitator terhadap materi

6 Cara fasilitator menyampaikan materi

7 Sikap fasilitator terhadap peserta

8 Makanan dan minuman

9 Alokasi waktu pelatihan

10 Kegiatan pelatihan team building secara keseluruhan

2. Saran terhadap program pelatihan teamwork


……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………....
3. Saran terhadap fasilitator
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
………………………………………………....................
4. Kritikan
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
…………………………………………………................

Universitas Sumatera Utara


I. ANGGARAN PELATIHAN

Efektivitas Interpersonal dan Kepemimpinan Partisipatif


Durasi Training 1 hari
Jumlah Trainee 25
Jumlah Trainer 1
Lokasi Ruangan DIKLAT RSUD X
A. Trainer Cost
1. Gaji Trainer (1x @2.000.000) Rp. 2.000.000
2. Trainer
a. Makan siang (1 x @30.000) Rp. 30.000
b. Coffee Break (1x @10.000) Rp. 10.000
c. Transport (1x @1.000.000) Rp. 1.000.000
F. Trainee
3. Acara
a. Notebook (Rp.10000 x 25 orang) Rp. 250.000
b. Kopian Materi (Rp.10000 x 25 orang) Rp. 250.000
c. Badge name (Rp.5000 x 25 orang) Rp. 125.000

1. Konsumsi
a. Makan siang (25xRp.20.000) Rp. 1.000.000
b. Coffee Break (25xRp.10.000) Rp. 500.000

2. Perlengkapan
a. Peralatan Games Rp. 250.000
b. Hadiah Rp. 250.000
TOTAL BIAYA Rp. 5. 665.000

Universitas Sumatera Utara


LAMPIRAN B :

DATA SKALA TRY OUT

Universitas Sumatera Utara


Aitem Aitem
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4
1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0
Subyek
_1 3 2 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 4 2 3 3 3 3 2 3 2 3 2 4 2 2 2 2 2 3
Subyek
_2 1 2 2 2 2 3 1 1 2 3 2 3 3 2 1 3 2 2 2 2 2 2 1 3 1 1 3 2 2 1 1 1 3 1 3 2 3 3 2 3
Subyek
_3 3 2 2 2 3 4 4 3 1 3 3 3 4 4 3 1 3 2 2 3 2 4 3 4 2 3 3 3 3 3 2 3 4 3 4 3 2 4 4 3
Subyek
_4 2 2 2 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 1 1 3 1 2 2 2 2 1 2 3 3 1 2 3 2 2 4 3 4 2 2 3 3 1 1 3
Subyek
_5 1 3 4 4 3 3 1 4 4 4 3 4 4 4 1 3 4 4 4 4 3 4 1 4 3 1 4 2 3 1 3 4 4 1 4 4 4 4 4 2
Subyek
_6 3 2 2 1 1 2 3 1 2 2 2 4 3 2 3 3 2 2 2 4 2 2 3 3 1 1 4 2 2 3 1 1 3 4 2 3 2 3 2 2
Subyek
_7 1 2 3 2 3 4 2 3 3 3 2 3 2 3 1 3 3 4 3 2 2 3 1 2 1 3 3 3 2 1 3 3 4 1 1 3 3 2 3 3
Subyek
_8 3 2 2 4 2 2 1 1 1 3 1 3 2 2 3 1 1 1 1 4 1 1 3 2 3 2 3 2 2 3 4 1 2 3 4 2 2 2 1 3
Subyek
_9 1 2 1 2 2 2 1 1 2 3 2 2 2 2 1 3 1 1 1 3 1 1 1 2 3 3 2 3 1 2 2 1 4 1 1 2 2 2 1 3
Subyek
_10 1 2 2 2 3 3 2 1 2 2 2 2 2 3 1 1 2 2 2 2 2 3 4 2 1 3 1 1 2 1 1 1 2 1 2 2 3 2 3 1
Subyek
_11 4 2 1 3 3 2 3 3 1 2 1 3 3 2 4 3 2 2 1 2 1 2 4 3 2 1 3 4 2 4 3 3 4 4 2 2 1 2 2 4
Subyek
_12 3 3 2 3 3 2 1 2 2 3 2 2 2 3 3 1 2 1 2 3 3 3 3 2 4 3 2 3 2 3 3 3 2 3 2 3 2 2 3 3
Subyek
_13 2 1 2 2 3 1 4 3 1 1 3 2 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 2 1 2 2 2 2 1 2 1 3 2 2 1 1 1 1 1 2
Subyek
_14 2 2 1 3 2 1 1 2 2 3 2 3 3 1 2 3 1 1 1 2 1 1 2 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 3 1 3 2 2 2 2
Subyek
_15 1 3 2 2 3 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 3 2 1 2 2 2 2 1 2 1 2 2 3 1 1 2 1 2 1 2 2 2 2 2 3
Subyek
_16 3 1 1 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 3 3 2 1 1 1 1 2 3 2 3 3 2 2 1 3 2 3 1 3 2 2 2 4 2 2

Subyek 3 2 2 2 3 3 3 4 1 2 2 4 1 2 3 3 2 1 2 2 1 1 3 1 2 2 4 3 1 3 2 4 2 3 2 1 3 2 1 3

Universitas Sumatera Utara


_17
Subyek
_18 1 1 1 2 2 3 4 2 1 1 1 3 2 2 1 3 1 1 1 1 1 1 4 2 3 1 1 4 1 1 1 2 3 3 1 1 2 3 1 4
Subyek
_19 2 2 3 3 3 2 1 3 3 2 3 2 2 2 1 1 2 3 3 2 3 4 2 2 1 1 2 3 2 1 2 3 2 2 3 2 3 3 2 3
Subyek
_20 3 3 3 3 3 2 3 1 2 3 2 3 2 2 3 3 2 1 3 2 2 1 3 2 4 3 3 2 2 3 2 1 3 3 2 2 3 2 1 4
Subyek
_21 4 2 1 2 2 3 3 2 4 3 2 3 2 2 4 3 1 1 1 2 3 1 4 2 3 2 3 4 2 4 2 2 2 4 2 2 3 2 1 4
Subyek
_22 3 1 2 3 3 4 1 2 3 1 2 1 1 3 3 2 3 1 2 2 2 2 3 1 1 2 1 2 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 1 2
Subyek
_23 2 2 3 3 3 1 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 1 3 3 3 3 1 2 3 1 2 2 1 2 2 1 3 2 3 2 2 3 3 2 1
Subyek
_24 3 3 2 3 3 3 3 1 2 2 3 2 2 3 3 1 2 2 2 2 3 2 4 2 3 3 2 3 3 3 4 1 3 3 2 3 4 4 3 3
Subyek
_25 1 1 1 3 1 4 1 3 2 3 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 3 2 2 1 2 1 2 3 2 1 3 2 3 3 2 1
Subyek
_26 2 1 1 2 2 3 2 1 3 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 3 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 1 1 1 2 1 2
Subyek
_27 4 1 3 3 3 3 2 2 2 3 3 2 3 2 4 4 2 1 3 2 2 3 4 3 1 4 2 2 2 4 1 2 3 4 2 2 2 3 2 2
Subyek
_28 3 2 3 3 3 3 2 1 3 2 3 3 3 2 3 1 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 1 2 3 3 1 2 3 2 3 3 3 3 1
Subyek
_29 2 3 2 2 3 2 1 3 2 3 3 3 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 3
Subyek
_30 3 1 3 4 2 2 3 3 3 2 1 1 1 2 3 3 4 2 3 1 2 3 3 1 2 2 1 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3
Subyek
_31 1 1 1 2 2 1 2 4 1 2 1 2 1 1 1 3 2 1 1 1 1 2 1 1 3 3 2 2 1 2 1 4 4 1 1 1 1 1 4 2
Subyek
_32 1 4 2 3 3 2 1 2 3 3 3 2 2 3 1 0 2 2 2 3 3 2 1 2 1 1 2 2 1 1 3 2 3 1 1 1 1 2 2 2
Subyek
_33 3 3 2 2 3 2 2 1 2 2 3 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 2 3 2 1 3 1 4 2 3 3 1 3 3 2 3 3 2 2 4
Subyek
_34 3 2 2 1 3 2 3 3 2 1 2 2 2 3 3 1 2 1 2 2 1 3 3 2 3 3 2 4 3 3 1 3 3 3 2 3 3 3 3 4
Subyek
_35 4 1 2 3 3 2 2 1 2 3 2 2 2 2 4 1 2 2 2 2 1 3 4 2 2 2 2 4 1 4 2 1 1 4 1 1 3 2 2 4

Universitas Sumatera Utara


Subyek
_36 3 2 2 2 3 2 1 2 1 2 2 2 2 3 3 1 3 2 2 2 1 3 3 2 3 1 2 2 2 3 3 3 4 3 2 3 2 2 1 2
Subyek
_37 1 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 1 1 2 2 2 3 2 2 1 3 3 1 3 3 2 1 2 2 2 1 1 1 2 1 2 3
Subyek
_38 1 2 2 3 3 3 2 3 2 2 2 2 2 2 1 1 3 2 2 2 2 2 1 2 3 1 2 3 2 2 3 3 2 1 3 3 3 3 2 3
Subyek
_39 1 2 2 3 3 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 3 2 2 2 2 3 2 1 2 1 3 2 1 2 1 2 1 2 1 3 2 3 3 3 1
Subyek
_40 3 2 2 3 3 2 1 3 2 2 2 2 2 2 3 1 2 2 2 2 1 3 3 2 2 2 2 4 2 3 2 3 2 3 2 2 3 2 2 4
Subyek
_41 1 1 2 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 1 1 1 2 2 2 3 2 2 1 2 1 2 2 3 2 1 3 2 3 1 2 2 3 3 2 3
Subyek
_42 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 4 3 2 3 3 2 2 3
Subyek
_43 3 3 2 3 3 4 3 3 3 1 3 2 3 4 3 3 3 4 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 1 3 3 3 2 2 2 3 2 3
Subyek
_44 1 3 2 3 3 3 1 3 2 1 2 2 3 3 1 1 2 2 2 2 3 2 1 3 3 3 2 4 2 1 1 3 2 1 3 2 3 4 3 4
Subyek
_45 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 1 3 3 2 2 3 3 3 2 3 1 2 2 3 2 1 3 3 2 2 2 2 3 3 2 3
Subyek
_46 3 2 3 3 3 3 2 1 2 3 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 2 2 3 2 4 3 3 2 2 3 3 1 2 3 2 2 3 2 2 2
Subyek
_47 4 2 2 3 3 3 2 3 1 3 2 3 2 2 4 3 2 2 2 2 2 2 4 2 3 3 3 4 2 4 2 3 3 4 3 2 3 2 1 4
Subyek
_48 3 3 2 2 3 3 1 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2
Subyek
_49 2 1 2 2 3 1 2 3 2 2 1 3 2 1 0 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 3 1 3 2 3 3 2 2 2 3 2 3 3 1
Subyek
_50 1 2 2 3 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 1 1 2 1 2 2 2 2 1 2 1 3 2 2 2 1 3 2 3 1 2 2 2 2 2 2
Subyek
_51 3 3 4 4 3 3 1 4 4 4 3 4 4 4 3 1 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 1 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 1
Subyek
_52 2 3 2 2 3 3 2 1 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 1 1 3 2 2 3 3 3 2 2
Subyek
_53 4 2 2 1 3 2 3 3 2 1 2 2 2 3 4 4 2 1 2 2 1 3 4 2 2 4 2 4 3 4 3 3 3 4 2 3 3 3 3 4

Subyek 1 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 3 1 1 2 2 2 2 3 2 1 2 3 3 2 1 2 1 2 3 4 1 2 3 3 2 2 1

Universitas Sumatera Utara


_54
Subyek
_55 1 1 2 3 3 4 1 2 3 1 2 1 1 3 1 2 3 1 2 2 2 2 1 1 1 2 1 3 2 1 2 2 2 1 2 2 3 2 1 3
Subyek
_56 1 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 3 2 1 2 2 2 2 1 2 2 3 2 3 1 1 2 3 2 1 2 2 2 2 2 3
Subyek
_57 3 2 2 1 3 2 3 3 2 1 2 2 2 3 3 1 2 1 2 2 1 3 3 2 1 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2
Subyek
_58 1 3 2 2 3 2 2 3 2 3 3 3 2 2 1 0 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 3 2 2 1 2 3 3 1 2 2 2 3 2 2
Subyek
_59 1 3 2 2 3 3 1 3 3 3 3 3 3 2 1 3 2 2 2 2 3 2 1 3 4 1 3 4 2 1 1 3 3 1 2 3 3 3 2 4
Subyek
_60 3 2 1 4 2 2 1 4 1 3 1 3 2 2 3 1 1 1 1 4 1 1 3 2 2 3 3 4 2 3 4 4 2 3 4 2 2 2 1 4
Subyek
_61 4 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 4 2 2 2 2 2 3 2 4 2 1 4 2 2 3 4 4 3 3 4 2 3 4 4 3 2
Subyek
_62 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 1 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3
Subyek
_63 1 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 1 1 2 1 2 2 2 2 1 2 1 1 2 3 1 1 2 3 2 1 2 2 2 2 2 3
Subyek
_64 3 3 2 2 3 2 1 3 2 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 1 3 2 3 3 3 3 2 3 1 3 3 3 2 2 2 3 2 3
Subyek
_65 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 3 2 3 2 3 3 2 2 2 3 2 3 4 3 2 3 3 2 2 2
Subyek
_66 3 1 2 3 3 4 3 2 3 1 2 1 1 3 3 3 3 1 2 2 2 2 3 1 1 3 1 3 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 1 3
Subyek
_67 4 1 1 2 3 1 4 3 1 1 3 2 1 1 4 4 1 1 1 1 2 1 4 1 2 4 2 2 1 4 2 3 2 4 1 1 1 1 1 2
Subyek
_68 3 2 1 4 2 2 1 1 1 3 1 3 2 2 3 1 1 1 1 4 1 1 3 2 3 2 3 1 2 3 4 1 2 3 4 2 2 2 1 1
Subyek
_69 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 4 3 3 2 2 3 4 4 3 3
Subyek
_70 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 1 3 4 2 3 3 1 4 4 3 4 4 4 4 4 2

Universitas Sumatera Utara


Aitem

41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62

2 1 3 3 2 1 1 2 3 2 2 2 3 2 2 3 3 2 3 2 2 2

2 2 3 2 2 2 1 2 2 3 3 3 2 3 2 2 1 2 1 2 3 2

2 3 3 1 1 2 3 2 3 1 2 1 1 4 3 3 3 2 3 3 1 1

3 2 3 2 1 3 1 2 2 2 2 3 2 3 4 3 1 3 1 2 1 2

4 4 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 1 3 2 4 2 3

2 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 2 3

3 2 4 2 1 1 3 2 2 2 2 3 3 3 1 3 1 3 1 3 3 2

1 1 2 2 2 1 3 1 1 3 2 1 2 2 2 3 3 1 3 1 2 2

1 1 2 3 2 3 3 3 3 1 2 3 1 2 2 2 1 2 1 1 2 1

2 2 1 2 2 1 3 3 2 2 2 1 2 2 2 1 1 2 2 3 1 2

2 2 2 1 2 2 3 2 1 1 2 3 1 3 2 2 4 2 3 4 3 1

3 2 2 3 2 4 3 1 2 3 3 1 3 1 1 3 3 2 3 2 1 3

1 1 2 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 3 2 2 1 1 1 1 3 1

4 2 2 2 2 3 4 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 1 2 2

2 1 2 2 2 3 3 2 1 3 3 3 3 2 2 1 1 2 2 2 1 2

2 2 3 2 2 1 3 1 2 2 1 3 2 2 1 2 3 1 2 2 2 2

2 2 2 3 3 3 3 1 2 3 2 3 3 3 1 3 3 1 1 2 3 3

1 1 3 3 2 1 4 3 1 1 1 3 1 2 1 2 1 1 3 2 2 1

3 2 3 3 3 2 1 3 2 3 2 1 3 2 2 2 1 2 3 2 1 3

4 2 2 2 2 4 4 2 3 2 3 3 2 3 2 2 3 2 4 2 3 2

4 2 2 2 2 3 3 2 2 3 2 3 2 1 2 3 4 2 1 2 1 2

2 1 3 2 2 2 4 2 1 2 3 2 2 2 2 2 3 3 1 3 2 2

2 2 2 3 3 1 2 2 2 3 2 2 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3

2 3 3 3 2 1 1 2 3 3 3 1 3 2 2 2 3 2 1 2 1 3

Universitas Sumatera Utara


2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 2

2 1 2 3 2 3 2 2 1 3 1 2 3 1 1 1 2 2 1 2 1 3

1 2 3 2 3 4 3 3 2 2 1 4 2 2 2 3 4 2 3 3 2 2

3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 1 3 3 2 2 3 2 1 2 3 2

2 2 3 2 2 3 1 2 2 2 3 1 2 3 3 3 2 2 2 2 3 2

2 2 4 1 1 3 3 4 2 1 1 3 1 1 4 1 3 1 3 4 1 1

1 1 3 2 1 2 3 1 1 2 1 3 2 3 1 3 1 1 2 1 3 2

2 1 3 3 2 1 1 3 1 3 4 0 3 3 3 3 1 2 1 2 1 3

2 2 3 3 3 1 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

2 3 1 1 2 2 1 2 3 1 2 1 1 3 2 2 3 2 4 2 3 1

2 2 4 2 3 2 3 2 2 2 1 1 2 2 2 2 4 2 1 3 2 2

3 3 2 1 2 4 3 2 3 1 2 1 1 2 1 1 3 2 4 3 2 1

2 2 3 3 3 4 3 3 2 3 2 1 3 3 2 2 1 3 3 2 3 3

2 2 3 2 2 1 3 2 2 2 2 1 2 2 2 3 1 2 3 2 1 2

2 2 3 3 2 2 1 2 2 3 2 3 2 3 2 2 1 2 4 2 3 2

3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 1 2 1 2 3 3 1 4 2 1 2

2 2 3 3 2 3 3 1 2 2 1 1 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2

1 2 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 2 2 2 2 3 3 1 3 1 2

2 2 3 3 2 1 1 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 4 2 3

3 2 2 2 2 4 4 3 2 2 3 1 2 3 1 3 1 2 3 2 3 2

2 2 2 3 2 3 1 2 2 3 3 3 3 2 2 3 1 2 1 2 2 3

2 2 3 2 3 4 4 3 3 2 2 3 2 3 1 2 3 2 2 2 3 2

2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 2 3 2 2 2 2 4 2 3 3 2 2

2 3 2 2 3 2 4 2 3 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 3 2 2

2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 1 2 2 2 3 2 0 2 2 2 2 2

2 2 3 2 2 1 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2

Universitas Sumatera Utara


4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 1 3 3 3 2 3 3 1 4 3 3

2 3 2 2 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 1 3 2 2

2 3 1 1 2 2 3 2 3 1 2 4 1 3 2 2 4 2 3 2 3 1

1 2 3 2 3 3 1 2 2 2 3 1 2 2 2 3 1 3 1 3 2 2

2 1 3 3 2 3 3 2 1 2 1 2 2 2 2 2 1 3 1 3 2 2

2 1 2 2 2 1 3 2 2 2 3 3 2 3 2 1 1 2 3 2 3 2

2 3 1 1 2 4 3 2 3 1 2 1 1 1 2 2 3 2 2 2 1 1

2 2 3 2 2 1 1 2 2 2 3 1 2 3 3 3 1 2 1 2 3 2

2 3 2 2 3 1 3 2 3 2 3 3 2 2 2 2 1 2 3 3 2 2

1 1 2 3 2 1 1 1 1 2 2 1 2 2 2 3 3 1 1 1 2 2

2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 4 2 2 2 3 3

4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 2 3 2 3 3 3 4 2 3

2 1 2 2 2 1 3 2 1 2 3 1 2 3 2 1 1 2 1 2 3 2

2 2 3 2 2 3 1 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 2 3 2 3 2

1 2 3 2 3 1 3 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 3 2 2

2 1 3 2 2 4 1 2 1 2 1 3 2 2 2 2 3 3 1 3 2 2

1 1 2 1 2 1 1 2 2 1 1 4 1 2 2 2 4 1 2 1 2 1

1 1 2 2 2 1 4 1 1 2 2 1 2 2 2 1 3 1 1 1 2 2

2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3

4 4 3 3 3 3 1 3 4 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 4 2 3

Universitas Sumatera Utara


LAMPIRAN C:

HASIL ANALISA SPSS DATA TRY OUT

Universitas Sumatera Utara


Reliabilitas dan Daya Beda Aitem Uji Coba Skala Teamwork
Pengolahan ke - 1

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha
Cronbach's Based on
N of Items
Alpha Standardized
Items

.918 .925 62

Item-Total Statistics

Scale Corrected Squared Cronbach's


Scale Mean if Variance if Item-Total Multiple Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Correlation Correlation Deleted
VAR00001 138.6000 427.374 .411 . .916
VAR00002 138.7571 430.969 .453 . .916
VAR00003 138.8571 425.284 .680 . .914
VAR00004 138.3000 434.735 .343 . .917
VAR00005 138.1571 439.671 .310 . .917
VAR00006 138.4429 435.787 .296 . .917
VAR00007 138.7857 442.432 .076 . .919
VAR00008 138.5000 433.268 .303 . .917
VAR00009 138.7000 430.387 .446 . .916
VAR00010 138.5714 430.741 .437 . .916
VAR00011 138.6714 434.659 .396 . .916
VAR00012 138.5000 431.732 .458 . .916
VAR00013 138.6857 426.103 .632 . .915
VAR00014 138.5286 424.543 .634 . .915
VAR00015 138.6714 426.630 .400 . .916
VAR00016 138.8286 434.666 .239 . .918
VAR00017 138.8429 426.424 .600 . .915
VAR00018 139.1000 422.555 .656 . .914
VAR00019 138.9000 423.801 .717 . .914
VAR00020 138.6429 431.189 .433 . .916
VAR00021 138.8714 429.795 .491 . .916
VAR00022 138.8000 425.322 .553 . .915
VAR00023 138.4857 431.297 .305 . .917
VAR00024 138.6857 426.103 .632 . .915
VAR00025 138.7714 444.353 .024 . .920
VAR00026 138.5857 437.753 .213 . .918
VAR00027 138.5429 429.875 .483 . .916
VAR00028 138.3571 442.465 .075 . .919
VAR00029 138.9286 429.343 .649 . .915
VAR00030 138.5857 429.435 .367 . .917

Universitas Sumatera Utara


VAR00031 138.6429 441.479 .101 . .919
VAR00032 138.4429 433.207 .303 . .917
VAR00033 138.2000 431.409 .418 . .916
VAR00034 138.5143 428.717 .370 . .917
VAR00035 138.7571 430.273 .442 . .916
VAR00036 138.6143 424.559 .663 . .914
VAR00037 138.3286 426.311 .594 . .915
VAR00038 138.3857 427.951 .514 . .915
VAR00039 138.8000 427.235 .499 . .916
VAR00040 138.3000 442.445 .074 . .919
VAR00041 138.7857 427.446 .533 . .915
VAR00042 138.8857 420.219 .767 . .914
VAR00043 138.3571 440.262 .196 . .918
VAR00044 138.7000 441.836 .142 . .918
VAR00045 138.7429 437.353 .376 . .917
VAR00046 138.6429 436.436 .201 . .918
VAR00047 138.4571 443.237 .045 . .920
VAR00048 138.8000 437.843 .313 . .917
VAR00049 138.7714 422.933 .696 . .914
VAR00050 138.7143 436.439 .319 . .917
VAR00051 138.7000 431.691 .428 . .916
VAR00052 138.8143 435.052 .236 . .918
VAR00053 138.7714 435.396 .370 . .917
VAR00054 138.6429 443.566 .080 . .918
VAR00055 138.8571 436.849 .321 . .917
VAR00056 138.7000 441.430 .157 . .918
VAR00057 138.6857 425.407 .423 . .916
VAR00058 138.8857 433.436 .478 . .916
VAR00059 138.8143 435.574 .231 . .918
VAR00060 138.6143 423.893 .637 . .914
VAR00061 138.8286 443.854 .058 . .919
VAR00062 138.8286 435.333 .393 . .917

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items


140.9286 446.241 21.12442 62

Universitas Sumatera Utara


Reliabilitas dan Daya Beda Aitem Uji Coba Skala Teamwork
Pengolahan ke - 2

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha Based
on
Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items
.937 .942 46

Item-Total Statistics

Scale Corrected Squared Cronbach's


Scale Mean if Variance if Item-Total Multiple Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Correlation Correlation Deleted
VAR00001 101.9714 351.275 .349 . .937
VAR00002 102.1286 351.476 .477 . .936
VAR00003 102.2286 346.063 .717 . .934
VAR00004 101.6714 354.948 .365 . .936
VAR00005 101.5286 360.021 .313 . .937
VAR00006 101.8143 356.298 .304 . .937
VAR00008 101.8714 354.201 .303 . .937
VAR00009 102.0714 349.748 .510 . .935
VAR00010 101.9429 350.808 .476 . .936
VAR00011 102.0429 354.331 .443 . .936
VAR00012 101.8714 352.867 .458 . .936
VAR00013 102.0571 346.808 .668 . .934
VAR00014 101.9000 345.483 .665 . .934
VAR00015 102.0429 350.911 .333 . .937
VAR00017 102.2143 347.272 .629 . .934
VAR00018 102.4714 342.746 .716 . .934
VAR00019 102.2714 344.780 .752 . .934
VAR00020 102.0143 351.029 .479 . .936
VAR00021 102.2429 350.216 .523 . .935
VAR00022 102.1714 345.304 .608 . .935
VAR00023 101.8571 354.646 .250 . .938
VAR00024 102.0571 346.808 .668 . .934
VAR00027 101.9143 350.804 .497 . .935
VAR00029 102.3000 349.981 .683 . .935
VAR00030 101.9571 353.607 .292 . .937
VAR00032 101.8143 354.269 .300 . .937
VAR00033 101.5714 353.321 .393 . .936
VAR00034 101.8857 353.030 .295 . .938

Universitas Sumatera Utara


VAR00035 102.1286 349.708 .502 . .935
VAR00036 101.9857 345.406 .699 . .934
VAR00037 101.7000 347.662 .605 . .935
VAR00038 101.7571 348.100 .558 . .935
VAR00039 102.1714 347.680 .534 . .935
VAR00041 102.1571 348.656 .545 . .935
VAR00042 102.2571 341.643 .797 . .933
VAR00045 102.1143 357.320 .408 . .936
VAR00048 102.1714 358.115 .326 . .937
VAR00049 102.1429 345.139 .689 . .934
VAR00050 102.0857 356.195 .354 . .936
VAR00051 102.0714 351.806 .463 . .936
VAR00053 102.1429 355.197 .409 . .936
VAR00055 102.2286 356.353 .367 . .936
VAR00057 102.0571 349.881 .355 . .937
VAR00058 102.2571 354.078 .493 . .936
VAR00060 101.9857 345.203 .657 . .934
VAR00062 102.2000 355.090 .437 . .936

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items


104.3000 366.039 19.13215 46

Universitas Sumatera Utara


Reliabilitas dan Daya Beda Aitem Uji Coba Skala Teamwork
Pengolahan ke - 3

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha Based
Cronbach's
on N of Items
Alpha
Standardized
Items
.938 .943 45

Item-Total Statistics

Scale Corrected Squared Cronbach's


Scale Mean if Variance if Item-Total Multiple Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Correlation Correlation Deleted
VAR00001 99.5286 341.876 .302 . .939
VAR00002 99.6857 339.842 .494 . .937
VAR00003 99.7857 334.693 .728 . .935
VAR00004 99.2286 343.628 .368 . .937
VAR00005 99.0857 348.659 .316 . .938
VAR00006 99.3714 344.961 .307 . .938
VAR00008 99.4286 342.741 .310 . .938
VAR00009 99.6286 338.005 .530 . .936
VAR00010 99.5000 339.239 .490 . .937
VAR00011 99.6000 342.823 .455 . .937
VAR00012 99.4286 341.611 .461 . .937
VAR00013 99.6143 335.371 .681 . .935
VAR00014 99.4571 334.397 .665 . .935
VAR00015 99.6000 341.577 .288 . .939
VAR00017 99.7714 335.831 .641 . .936
VAR00018 100.0286 331.246 .732 . .935
VAR00019 99.8286 333.361 .766 . .935
VAR00020 99.5714 339.611 .487 . .937
VAR00021 99.8000 338.626 .538 . .936
VAR00022 99.7286 334.143 .611 . .936
VAR00024 99.6143 335.371 .681 . .935
VAR00027 99.4714 339.441 .504 . .937
VAR00029 99.8571 338.878 .681 . .936
VAR00030 99.5143 344.108 .247 . .939
VAR00032 99.3714 342.817 .307 . .938
VAR00033 99.1286 341.853 .402 . .937
VAR00034 99.4429 343.758 .246 . .939
VAR00035 99.6857 338.393 .507 . .937

Universitas Sumatera Utara


VAR00036 99.5429 334.107 .707 . .935
VAR00037 99.2571 336.426 .609 . .936
VAR00038 99.3143 336.798 .564 . .936
VAR00039 99.7286 336.172 .546 . .936
VAR00041 99.7143 337.251 .554 . .936
VAR00042 99.8143 330.559 .799 . .934
VAR00045 99.6714 346.021 .410 . .937
VAR00048 99.7286 346.751 .330 . .938
VAR00049 99.7000 334.126 .687 . .935
VAR00050 99.6429 344.610 .367 . .937
VAR00051 99.6286 340.179 .479 . .937
VAR00053 99.7000 343.604 .424 . .937
VAR00055 99.7857 344.982 .372 . .937
VAR00057 99.6143 340.559 .310 . .939
VAR00058 99.8143 342.472 .510 . .937
VAR00060 99.5429 334.165 .656 . .935
VAR00062 99.7571 343.520 .451 . .937

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items


101.8571 354.646 18.83205 45

Universitas Sumatera Utara


Reliabilitas dan Daya Beda Aitem Uji Coba Skala Teamwork
Pengolahan ke - 4

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha Based
Cronbach's
on N of Items
Alpha
Standardized
Items
.941 .945 43

Item-Total Statistics

Scale Corrected Squared Cronbach's


Scale Mean if Variance if Item-Total Multiple Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Correlation Correlation Deleted
VAR00001 94.7714 326.701 .197 . .943
VAR00002 94.9286 320.009 .525 . .939
VAR00003 95.0286 315.361 .748 . .938
VAR00004 94.4714 324.456 .371 . .940
VAR00005 94.3286 329.238 .327 . .941
VAR00006 94.6143 325.400 .322 . .941
VAR00008 94.6714 323.528 .314 . .941
VAR00009 94.8714 318.027 .566 . .939
VAR00010 94.7429 319.788 .506 . .939
VAR00011 94.8429 323.265 .476 . .940
VAR00012 94.6714 322.572 .461 . .940
VAR00013 94.8571 315.979 .701 . .938
VAR00014 94.7000 315.401 .671 . .938
VAR00015 94.8429 326.569 .185 . .943
VAR00017 95.0143 316.391 .662 . .938
VAR00018 95.2714 311.621 .763 . .937
VAR00019 95.0714 313.951 .790 . .938
VAR00020 94.8143 320.414 .495 . .940
VAR00021 95.0429 318.795 .570 . .939
VAR00022 94.9714 315.014 .620 . .939
VAR00024 94.8571 315.979 .701 . .938
VAR00027 94.7143 320.555 .500 . .940
VAR00029 95.1000 320.062 .674 . .939
VAR00032 94.6143 323.632 .310 . .941
VAR00033 94.3714 322.498 .413 . .940
VAR00035 94.9286 319.227 .515 . .939
VAR00036 94.7857 315.098 .714 . .938
VAR00037 94.5000 317.181 .622 . .939
VAR00038 94.5571 317.497 .578 . .939
VAR00039 94.9714 316.492 .572 . .939
VAR00041 94.9571 317.955 .567 . .939

Universitas Sumatera Utara


VAR00042 95.0571 311.823 .800 . .937
VAR00045 94.9143 326.833 .411 . .940
VAR00048 94.9714 327.159 .349 . .940
VAR00049 94.9429 315.562 .678 . .938
VAR00050 94.8857 324.914 .390 . .940
VAR00051 94.8714 320.404 .508 . .939
VAR00053 94.9429 323.852 .452 . .940
VAR00055 95.0286 325.767 .376 . .940
VAR00057 94.8571 325.573 .208 . .943
VAR00058 95.0571 322.779 .539 . .939
VAR00060 94.7857 315.301 .657 . .938
VAR00062 95.0000 323.826 .478 . .940

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items


97.1000 335.251 18.30985 43

Universitas Sumatera Utara


Reliabilitas dan Daya Beda Aitem Uji Coba Skala Teamwork
Pengolahan ke - 5

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha Based
Cronbach's
on N of Items
Alpha
Standardized
Items
.949 .949 40

Item-Total Statistics

Scale Corrected Squared Cronbach's


Scale Mean if Variance if Item-Total Multiple Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Correlation Correlation Deleted
VAR00002 88.1000 299.772 .553 . .948
VAR00003 88.2000 295.670 .762 . .946
VAR00004 87.6429 305.016 .363 . .949
VAR00005 87.5000 309.413 .330 . .949
VAR00006 87.7857 305.649 .325 . .949
VAR00008 87.8429 303.758 .319 . .950
VAR00009 88.0429 297.375 .610 . .947
VAR00010 87.9143 299.964 .518 . .948
VAR00011 88.0143 303.377 .488 . .948
VAR00012 87.8429 303.091 .457 . .948
VAR00013 88.0286 296.057 .723 . .947
VAR00014 87.8714 296.490 .655 . .947
VAR00017 88.1857 296.675 .675 . .947
VAR00018 88.4429 291.410 .798 . .946
VAR00019 88.2429 294.187 .808 . .946
VAR00020 87.9857 300.913 .495 . .948
VAR00021 88.2143 298.490 .603 . .947
VAR00022 88.1429 295.805 .616 . .947
VAR00024 88.0286 296.057 .723 . .947
VAR00027 87.8857 301.407 .487 . .948
VAR00029 88.2714 301.070 .650 . .947
VAR00032 87.7857 303.939 .312 . .950
VAR00033 87.5429 302.600 .425 . .949
VAR00035 88.1000 299.917 .509 . .948
VAR00036 87.9571 295.781 .713 . .947
VAR00037 87.6714 297.731 .624 . .947
VAR00038 87.7286 297.795 .588 . .947
VAR00039 88.1429 296.211 .602 . .947
VAR00041 88.1286 298.288 .576 . .948

Universitas Sumatera Utara


VAR00042 88.2286 293.135 .779 . .946
VAR00045 88.0857 307.355 .399 . .949
VAR00048 88.1429 306.849 .377 . .949
VAR00049 88.1143 297.030 .646 . .947
VAR00050 88.0571 304.576 .419 . .949
VAR00051 88.0429 300.245 .532 . .948
VAR00053 88.1143 303.465 .485 . .948
VAR00055 88.2000 305.988 .380 . .949
VAR00058 88.2286 302.469 .573 . .948
VAR00060 87.9571 296.505 .637 . .947
VAR00062 88.1714 303.535 .509 . .948

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items


90.2714 315.302 17.75675 40

Universitas Sumatera Utara


LAMPIRAN D :

SKALA PENELITIAN

Universitas Sumatera Utara


RAHASIA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Dengan hormat,

Dalam rangka memenuhi persyaratan untuk menyelesaikan tugas pendidikan jenjang


Magister di Universitas Sumatera Utara, saya bermaksud mengadakan penelitian. Saya
meminta kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i untuk mengisi kuesioner penelitian ini.

Setiap orang dapat memberi jawaban yang berbeda. Jawaban yang tepat adalah
jawaban yang menunjukkan diri Bapak/Ibu/Saudara/i sesungguhnya. Saya
mengharapkan Bapak/Ibu/Saudara/i memberikan jawaban Bapak/Ibu/Saudara/i sendiri,
sejujurnya, tanpa dipengaruhi ataupun mendiskusikannya dengan orang lain. Semua
jawaban akan dijaga kerahasiaannya dan hanya dipergunakan untuk keperluan
penelitian ini saja.

Bantuan Bapak/Ibu/Saudara/i dalam menjawab kuesioner ini akan memberi arti bagi
kualitas penelitian ini dan diharapkan dapat bermanfaat. Atas perhatian dan kerjasama
Bapak/Ibu/Saudara/i, saya ucapkan terima kasih.

Hormat saya,

Marintan Octarina B, S.psi

Universitas Sumatera Utara


Nama : .........................................................

Umur : .........................................................

Pendidikan : .........................................................

Jabatan : .........................................................

Unit : .........................................................

Lama Bekerja : .........................................................

PETUNJUK PENGISIAN

1. Isilah identitas Anda dengan benar pada kolom yang telah disediakan di atas (identitas diri
dijaga kerahasiaannya)
2. Jawablah semua pernyataan dalam skala ini sesuai dengan diri Anda (jangan sampai ada
nomor yang terlewatkan)
3. Anda diminta untuk memilih satu jawaban yang ada di samping pernyataan dengan cara
menyilang jawaban yang anda pilih. Pilihan jawabannya adalah:
SS = Jika pernyataan Sangat Sesuai dengan diri Anda
S = Jika pernyataan Sesuai dengan diri Anda
N = Jika pernyataan Netral dengan diri Anda
TS = Jika pernyataan Tidak Sesuai dengan diri Anda
STS = Jika pernyataan Sangat Tidak Sesuai dengan diri Anda
4. Setiap orang mempunyai jawaban yang berbeda dan tidak ada jawaban yang benar atau
salah

Contoh:

No. Pernyataan STS TS N S SS

1 Saya menikmati pekerjaan saya setiap hari X

- Selamat Mengerjakan –

Universitas Sumatera Utara


No Pernyataan STS TS N S SS

Saya merasa rekan kerja saya tidak perduli akan


1 STS TS N S SS
apa yang saya sampaikan

Atasan siap membantu saat anggota tim


2 STS TS N S SS
menghadapi masalah

Keputusan yang ditetapkan kurang sesuai


3 STS TS N S SS
dengan kemampuan yang saya miliki

Saya sering mengeluarkan ide dan pendapat


4 STS TS N S SS
sebagai solusi penyelesaian masalah

Terkadang saya terlambat menerima informasi


5 STS TS N S SS
penting yang mendukung pekerjaan saya

Saya kurang peduli dengan proses jalannya


6 STS TS N S SS
keputusan yang sudah ditetapkan

Saya sering menawarkan bantuan kepada rekan


7 STS TS N S SS
kerja yang belum selesai mengerjakan tugasnya

Saya lebih mengutamakan pekerjaan unit saya


8 STS TS N S SS
daripada memikirkan pekerjaan unit lain

Kadang-kadang saya malas untuk mengerjakan


9 STS TS N S SS
tugas yang diberikan kepada saya

Saya merasa bebas untuk menyampaikan ide-ide


10 STS TS N S SS
saya dalam tim

Saya dapat menyampaikan apa yang saya


11 STS TS N S SS
rasakan kepada sesama anggota tim

Saya merasa atasan saya jarang


12 mempertimbangkan pendapat dan ide dari STS TS N S SS
anggota tim

Saya merasa setiap keputusan dapat memenuhi


13 STS TS N S SS
kebutuhan tim

Saya sering menghindar jika terjadi masalah


14 STS TS N S SS
dalam tim

Saya sering bersikap tidak peduli dengan


15 STS TS N S SS
masalah yang dihadapi tim

Universitas Sumatera Utara


Saya sering bertukar pikiran dengan rekan kerja
16 untuk membahas rencana pencapaian target STS TS N S SS
kerja

Rekan kerja sering berbagi informasi mengenai


17 STS TS N S SS
perkembangan terbaru di pekerjaan

Saya sering merasa sendiri saat rekan-rekan


18 STS TS N S SS
kerja saya sedang berkumpul

Saya berusaha mengumpulkan data-data yang


19 STS TS N S SS
berhubungan dengan masalah yang dihadapi tim

Saya sering menunda untuk mengerjakan tugas


20 STS TS N S SS
yang berhubungan dengan pekerjaan tim

Kadang-kadang saya malas untuk membaca


21 STS TS N S SS
informasi yang berkaitan dengan pekerjaan saya

Di waktu luang saya sering bersenda gurau


22 STS TS N S SS
dengan rekan kerja

Saya merasa rekan kerja hanya melakukan tugas


23 STS TS N S SS
seadanya saja

Saya menjalankan keputusan yang saya setujui


24 STS TS N S SS
saja

Atasan selalu meminta pendapat dari anggota


25 STS TS N S SS
saat akan mengambil keputusan

26 Saya takut menyampaikan ide dalam tim STS TS N S SS

Saya bersedia lembur jika pekerjaan saya belum


27 STS TS N S SS
selesai

Saya merasa yakin bahwa apa saja yang saya


28 kerjakan akan berdampak bagi pencapaian STS TS N S SS
target tim

Saya mengetahui dan dapat mengerjakan tugas


29 STS TS N S SS
dan tanggungjawab saya dalam tim

Saya sering merasa rekan kerja mengabaikan


30 STS TS N S SS
perasaan saya

31 Saya bekerja lebih semangat setelah atasan dan STS TS N S SS

Universitas Sumatera Utara


rekan kerja memotivasi saya

Atasan sering membuat kebijakan tanpa


32 STS TS N S SS
berdiskusi dengan tim

Saya merasa kebijakan-kebijakan yang diambil


33 STS TS N S SS
selalu didukung oleh tim

Saya merasa kebijakan yang diambil dalam tim


34 STS TS N S SS
menambah beban kerja saya

Saya berusaha memahami sudut pandang rekan


35 STS TS N S SS
kerja untuk mengatasi konflik

Saya merasa informasi yang diberikan rekan


36 kerja membantu saya dalam melakukan STS TS N S SS
pekerjaan

Dengan senang hati saya bersedia


37 STS TS N S SS
mendengarkan curahan hati rekan kerja saya

Saya merasa rekan kerja tidak menyukai


38 STS TS N S SS
keberadaan saya dalam tim

Saya sering tidak mengerti mengapa masalah


39 STS TS N S SS
muncul dalam tim

Saya sering menghindar jika rekan kerja sedang


40 membicarakan mengenai kebijakan-kebijakan STS TS N S SS
dalam tim

TERIMA KASIH

Universitas Sumatera Utara


LAMPIRAN E :

DATA SKALA PENELITIAN

Universitas Sumatera Utara


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40

Subyek_1 2 1 1 3 2 1 2 1 3 1 1 1 2 3 2 1 2 1 1 1 1 2 4 2 3 2 1 3 2 0 2 1 1 3 4 1 2 2 1 1

Subyek_2 2 1 2 2 1 1 1 3 1 1 1 1 2 2 0 0 1 3 1 1 0 3 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2

Subyek_3 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 3 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 0 1 1 0 3 4 1 2 1

Subyek_4 1 1 1 4 4 4 2 1 3 1 1 0 1 4 3 2 2 1 2 1 3 1 4 1 2 1 1 3 1 2 2 3 3 3 2 3 1 2 1 4

Subyek_5 1 3 1 2 2 1 1 2 2 1 4 1 2 2 0 4 1 3 2 4 3 3 3 3 2 4 3 3 2 2 1 1 2 1 4 1 4 3 0 1

Subyek_6 2 1 0 3 4 0 3 3 2 1 2 2 1 2 2 2 1 1 1 2 1 1 4 2 2 2 1 1 4 1 2 2 1 1 0 1 2 1 3 1

Subyek_7 1 1 1 0 2 3 1 3 0 1 1 3 4 1 3 1 1 1 1 1 1 1 0 0 2 2 2 4 3 0 3 3 4 1 1 2 2 1 3 1

Subyek_8 1 2 1 3 1 3 2 1 2 1 2 0 2 1 2 1 2 1 1 1 2 3 1 0 0 1 1 3 2 2 2 3 4 0 1 1 1 0 1 4

Subyek_9 2 0 1 2 2 4 4 2 4 2 1 0 1 1 1 2 1 3 3 0 1 1 0 3 3 2 3 1 2 1 1 2 1 1 3 3 4 1 1 1

Subyek_10 2 2 1 1 2 3 0 3 1 1 0 1 1 0 1 1 3 3 1 0 0 1 0 0 3 1 4 1 1 2 1 1 2 1 0 1 1 1 3 0

Subyek_11 1 0 2 2 0 1 0 2 3 2 1 2 3 0 2 2 1 2 4 1 2 1 0 1 0 1 3 0 2 1 3 1 0 2 4 1 2 2 1 3

Subyek_12 1 1 3 2 3 2 1 4 3 1 1 2 1 3 1 1 1 1 1 2 2 0 1 2 1 2 2 1 3 1 2 2 1 1 4 3 2 3 3 1

Subyek_13 1 2 2 1 3 1 2 4 1 1 1 3 2 1 2 1 2 1 2 1 1 1 2 2 3 1 3 1 4 1 1 0 2 3 2 1 3 1 2 1

Subyek_14 1 2 4 3 2 2 1 2 3 1 4 3 2 4 1 1 3 1 1 3 3 3 4 0 1 1 3 4 2 0 2 1 1 3 4 0 1 3 2 3

Subyek_15 1 1 1 1 1 3 2 4 1 1 1 2 1 2 1 1 2 4 1 1 0 3 0 1 4 1 4 0 2 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 3

Subyek_16 2 1 2 0 2 1 0 0 2 1 1 1 2 1 3 1 2 2 1 0 3 1 1 1 0 1 2 1 1 1 1 0 1 1 1 2 2 1 4 2

Subyek_17 1 0 1 1 2 4 2 3 1 1 0 2 1 1 1 0 1 1 3 3 1 2 0 1 1 2 1 1 3 2 2 3 4 0 1 1 2 2 1 2

Subyek_18 1 0 2 3 0 1 2 3 2 1 1 3 2 0 2 1 1 1 1 1 1 3 2 1 2 1 3 1 0 0 3 1 1 1 1 2 4 3 3 1

Subyek_19 1 3 1 1 1 2 1 2 4 2 1 0 0 1 1 1 1 3 1 2 1 0 1 0 2 0 1 1 0 1 1 1 1 3 2 1 2 1 1 1

Subyek_20 1 2 2 1 2 2 1 2 2 1 3 1 2 1 1 1 2 1 1 2 1 2 1 0 1 1 1 1 4 2 3 1 2 2 1 2 2 4 4 4

Subyek_21 3 1 3 1 3 1 0 3 1 1 2 1 1 2 1 0 1 1 1 1 2 2 4 1 2 1 2 0 3 1 1 2 1 2 3 2 3 1 1 1

Subyek_22 1 1 1 3 1 2 3 3 2 1 2 3 1 1 1 3 4 2 2 0 2 4 1 2 3 1 4 0 3 1 1 1 1 0 3 4 1 2 1 3

Subyek_23 1 3 3 2 2 2 0 1 3 1 0 2 4 2 1 1 2 3 1 0 3 3 0 1 0 1 3 1 3 1 3 0 2 1 2 1 4 1 1 4

Subyek_24 1 0 2 1 1 1 4 1 2 4 1 3 2 0 1 2 0 2 4 1 1 3 1 3 2 1 3 2 0 1 1 1 1 1 3 4 3 0 2 2

Subyek_25 1 1 0 2 3 2 0 2 1 2 1 1 1 4 4 1 3 1 2 1 2 4 3 1 3 2 1 2 1 1 0 2 3 3 1 1 2 3 3 1

Subyek_26 1 2 3 2 2 0 2 2 3 1 2 4 1 2 1 1 2 1 1 0 1 1 2 1 3 1 2 1 3 1 2 2 1 1 4 0 2 2 4 1

Subyek_27 1 1 3 1 1 2 2 2 2 3 1 3 2 1 2 1 2 1 1 3 1 1 2 1 1 2 1 1 4 1 1 2 4 2 1 0 4 2 4 1

Universitas Sumatera Utara


Subyek_28 1 1 4 0 0 1 0 0 2 1 2 2 1 0 1 1 2 1 2 1 3 3 0 1 2 1 2 1 1 2 0 1 1 1 2 1 1 0 2 1

Subyek_29 2 0 2 0 1 1 0 4 3 1 2 1 1 2 1 1 3 2 2 2 3 2 4 2 2 1 2 2 2 1 1 2 1 1 2 2 2 3 4 1

Subyek_30 1 1 1 3 0 2 2 2 3 1 1 2 3 0 3 1 0 2 4 1 1 4 0 2 3 1 3 1 0 4 3 2 1 1 3 1 4 1 1 4

Subyek_31 2 4 1 0 1 2 1 1 2 3 3 1 2 1 0 2 1 1 4 3 2 1 1 1 1 3 1 1 2 1 1 2 1 1 1 0 2 3 1 3

Subyek_32 1 2 2 1 3 1 2 2 3 2 1 0 2 3 2 0 3 0 3 0 1 2 4 2 2 4 2 1 2 0 2 2 1 3 2 1 2 1 1 3

Subyek_33 1 1 2 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 3 2 1 1 1 3 1 1 4 1 3 1 2 1 3 3 0 1 2 1 4 1 2 1

Subyek_34 1 1 4 1 1 1 1 2 1 1 0 4 2 1 1 2 2 3 1 1 4 1 1 2 2 1 2 1 3 0 2 2 0 0 1 1 4 2 3 3

Subyek_35 4 2 1 3 2 2 0 0 2 1 1 1 4 4 2 1 2 1 2 3 3 2 3 2 1 1 1 0 2 2 0 2 1 3 1 1 4 0 4 2

Subyek_36 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 1 0 2 2 1 2 1 1 1 3 2 1 1 2 1 1 1 3 2 1 0

Subyek_37 2 1 3 1 4 1 1 2 3 2 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 4 1 1 2 2 1 3 2 1 2 1 2 1 1 2 2 3 2

Subyek_38 4 2 3 2 2 2 2 3 4 1 1 2 4 2 2 1 2 3 1 1 1 3 0 0 4 1 4 1 0 1 2 3 4 2 3 2 1 2 2 3

Subyek_39 2 2 3 3 4 1 2 3 1 1 3 1 1 3 1 2 1 1 1 1 3 3 4 1 3 3 2 2 2 4 3 3 3 3 1 2 3 1 1 2

Subyek_40 1 1 3 1 0 1 1 2 1 1 1 1 2 1 0 0 1 2 1 1 3 1 0 1 0 1 1 1 2 1 2 1 2 1 1 1 4 1 2 3

Subyek_41 2 2 3 2 1 2 0 3 2 2 2 1 1 2 1 1 1 2 1 1 2 3 2 2 3 2 2 2 1 2 3 1 0 2 2 1 2 2 3 1

Subyek_42 2 0 0 1 4 1 1 1 1 1 1 0 2 1 0 1 2 3 2 1 1 1 1 0 3 0 2 1 1 1 2 1 2 1 1 1 3 1 1 1

Subyek_43 2 2 1 2 2 2 3 4 1 1 1 2 1 1 1 4 2 3 1 1 2 1 1 3 3 1 3 0 1 0 1 2 1 1 1 4 2 0 4 1

Subyek_44 1 1 2 4 1 3 2 1 1 1 2 2 3 1 2 1 0 1 2 1 2 2 1 1 1 1 1 0 3 1 1 2 2 0 4 0 1 1 2 4

Subyek_45 1 1 4 1 2 1 2 2 1 3 0 2 2 1 2 0 3 1 1 3 2 0 1 0 4 3 2 0 3 1 1 0 1 1 1 1 1 2 4 2

Subyek_46 1 0 1 1 2 3 0 3 3 1 1 1 0 1 3 2 0 1 1 0 1 1 1 0 2 1 2 1 2 1 1 3 1 0 0 1 3 0 1 2

Subyek_47 4 2 1 1 2 2 2 2 2 1 2 1 1 1 1 2 1 2 1 1 2 3 0 1 1 1 4 0 1 3 2 2 2 3 1 3 3 1 1 1

Subyek_48 1 1 2 3 1 1 0 2 3 1 1 1 1 0 3 0 1 4 2 0 1 2 0 1 3 0 1 0 0 2 1 1 2 1 1 2 2 1 1 1

Subyek_49 1 0 0 0 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 4 2 2 0 2 0 1 0 0 1 3 1 2 2 0 4 2 2 1 2 0 0 2 1 2 1

Subyek_50 2 0 2 2 1 2 3 4 1 4 1 0 2 0 1 4 3 1 4 1 3 3 1 1 4 3 1 1 1 1 1 0 2 0 1 4 2 1 3 1

Subyek_51 1 1 1 1 4 1 2 2 2 1 1 2 2 2 0 1 3 1 1 1 2 1 4 2 1 1 1 1 2 1 3 1 2 3 3 1 2 1 1 2

Subyek_52 3 4 1 2 1 2 3 1 1 2 2 3 3 1 1 1 0 1 3 3 1 2 1 0 1 4 2 2 3 1 3 0 1 1 1 1 3 3 2 3

Subyek_53 1 1 4 1 1 3 1 3 3 2 2 2 1 1 4 1 1 4 1 3 2 1 1 0 1 1 2 0 2 1 2 1 3 1 0 2 2 1 4 2

Subyek_54 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 2 3 1 1 2 0 1 2 2 0 2 2 1 2 1 1 4 2 3 1 2 1 1 1 3 1 1 1 3 3

Subyek_55 1 2 1 4 1 1 1 2 2 1 1 1 2 1 0 1 2 2 4 1 4 3 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 3 1 2 3 2 1 0 1

Universitas Sumatera Utara


Subyek_56 1 2 4 2 2 1 2 2 1 2 2 3 2 2 2 3 4 1 1 2 1 3 2 3 2 1 2 3 4 1 1 0 1 2 2 2 2 2 4 2

Subyek_57 1 2 2 1 1 2 1 1 1 1 2 4 1 1 1 2 3 3 1 1 3 3 2 0 1 4 1 1 2 0 2 2 1 1 1 1 2 3 4 0

Subyek_58 4 3 2 2 1 3 2 1 2 1 3 1 4 3 1 3 3 3 2 3 2 2 2 3 2 3 3 2 1 2 2 1 1 3 3 3 2 3 3 3

Subyek_59 1 3 3 3 1 1 1 3 0 1 0 1 3 1 3 0 4 1 1 0 3 1 0 0 3 1 4 1 1 3 3 1 1 0 1 1 2 0 3 1

Subyek_60 1 0 3 1 1 1 0 2 3 1 1 1 2 1 0 0 0 1 3 1 1 1 1 1 1 1 0 1 2 1 2 1 1 1 1 3 2 1 0 1

Subyek_61 1 0 3 2 2 2 0 3 1 1 1 3 1 1 1 2 3 1 1 1 0 0 1 1 2 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 2 3 0

Subyek_62 3 2 3 1 1 0 1 1 1 2 1 2 2 1 2 2 3 0 2 2 1 3 1 1 1 4 2 1 2 1 1 1 2 1 1 1 3 1 2 1

Subyek_63 1 2 2 3 1 1 1 1 4 1 1 2 1 1 2 0 1 3 3 1 2 1 1 1 0 1 1 0 2 1 3 1 0 1 2 1 1 2 1 1

Subyek_64 1 4 3 3 1 1 0 4 3 1 3 3 1 2 0 0 3 1 1 3 2 2 0 1 3 1 1 2 3 1 1 2 2 1 1 1 1 3 3 1

Subyek_65 1 3 1 3 1 2 2 3 1 2 4 1 2 1 1 1 4 1 2 2 1 1 1 1 1 1 3 4 2 1 3 2 2 1 1 1 4 2 1 2

Subyek_66 1 1 1 1 1 2 2 2 3 4 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 2 1 1 0 1 0 1 1 1 3 1

Subyek_67 4 1 1 2 1 4 1 2 4 1 1 0 2 1 3 1 2 4 2 1 1 1 1 0 2 1 2 1 2 1 1 1 2 0 1 0 1 1 2 2

Subyek_68 4 1 0 4 1 2 4 0 0 1 3 1 2 0 1 2 1 2 1 3 1 4 1 3 1 1 1 1 2 0 1 1 1 1 3 3 1 1 3 3

Subyek_69 1 1 3 2 0 3 2 2 2 1 0 3 2 1 2 1 2 1 1 3 3 1 1 3 2 3 3 1 3 3 3 1 3 1 2 1 1 1 2 1

Subyek_70 1 4 1 1 1 1 2 0 3 0 2 3 3 1 2 1 2 4 2 3 4 1 0 2 1 1 1 4 2 1 1 1 1 1 3 1 2 3 3 2

Subyek_71 1 0 3 3 1 1 0 2 1 1 1 4 2 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 2 2 4 3 1 1 1 1 1 2 1 3 1 4 1 4 1

Subyek_72 1 4 4 1 3 1 2 4 1 1 3 1 1 0 1 0 3 1 3 3 1 2 1 0 4 3 2 4 2 3 3 3 4 1 2 1 1 2 3 1

Subyek_73 1 0 1 1 2 1 2 2 2 1 3 0 0 1 4 0 1 2 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 4 1 1 1 3 1 1 4 1 4 1

Subyek_74 4 2 1 3 1 1 1 2 3 1 2 2 2 2 3 1 1 1 1 1 1 3 3 1 0 1 3 1 4 2 0 2 4 0 2 2 1 2 1 1

Subyek_75 1 1 3 2 3 2 0 1 2 2 2 1 2 4 1 1 2 1 2 1 2 3 2 2 3 1 2 2 3 1 1 0 1 2 1 1 4 1 3 1

Subyek_76 4 2 0 0 1 1 1 0 4 1 1 0 2 0 1 2 1 3 2 1 0 1 0 1 1 1 1 0 3 1 2 1 2 1 1 0 3 0 2 1

Subyek_77 1 1 0 2 1 1 2 2 1 4 1 1 1 1 2 1 3 1 1 1 0 1 1 1 2 2 2 1 1 0 2 1 1 2 0 1 2 1 1 0

Subyek_78 1 1 1 1 1 4 1 4 3 1 1 2 3 0 1 0 3 2 4 1 1 1 0 1 4 1 1 1 4 4 3 1 2 1 2 1 1 1 4 1

Subyek_79 1 1 1 1 3 1 1 3 3 1 1 0 3 1 0 1 0 1 1 0 1 1 3 0 0 1 1 0 3 1 3 1 2 2 0 1 3 2 2 1

Subyek_80 1 1 1 3 0 1 1 3 4 1 2 2 2 2 1 1 2 1 1 1 1 3 1 0 2 1 1 1 0 2 2 1 1 1 4 2 2 1 2 3

Subyek_81 1 0 4 3 3 1 0 2 1 2 1 4 2 2 3 1 1 1 2 1 4 2 4 2 0 2 1 0 1 2 1 2 2 3 2 1 2 1 1 1

Subyek_82 4 2 2 4 1 2 0 3 0 1 1 1 2 1 3 2 2 1 2 4 4 3 1 2 4 1 3 1 4 4 1 1 2 1 3 0 1 1 4 4

Subyek_83 1 2 1 1 2 2 2 1 3 1 1 0 2 3 1 2 3 2 1 1 1 2 1 2 2 4 1 1 2 0 3 2 1 1 2 1 3 2 2 3

Universitas Sumatera Utara


Subyek_84 1 3 3 2 1 3 2 3 2 2 0 2 1 0 4 0 3 1 1 1 1 1 3 0 2 1 2 1 0 2 2 3 4 0 1 1 1 2 1 1

Subyek_85 2 0 3 3 3 1 2 3 3 1 3 4 2 1 0 0 2 4 1 2 0 1 0 0 2 1 1 0 1 1 2 1 2 2 1 0 2 1 2 1

Subyek_86 1 2 3 1 2 2 2 1 1 1 2 3 2 2 1 2 1 2 2 1 3 1 3 2 2 1 1 1 3 1 1 0 2 1 3 2 2 1 3 1

Subyek_87 3 3 1 4 1 3 3 4 4 3 4 3 4 0 2 4 2 3 3 3 2 4 1 3 4 3 3 3 1 1 4 2 2 1 3 4 3 4 1 3

Subyek_88 1 0 2 1 0 1 3 1 3 3 0 3 0 1 2 4 1 3 4 2 1 3 1 3 0 2 1 1 2 0 4 1 2 1 3 4 2 1 1 1

Subyek_89 2 1 2 2 2 3 0 3 2 1 2 1 0 0 4 4 1 3 1 3 0 1 1 3 2 1 2 1 1 1 1 3 1 0 2 1 1 1 2 2

Subyek_90 1 2 1 2 1 1 1 3 1 2 1 1 1 1 2 1 3 1 1 1 1 1 0 2 1 1 2 1 0 1 1 0 1 1 0 1 3 2 3 1

Subyek_91 1 1 1 3 1 3 2 1 1 1 2 0 1 1 1 4 1 1 1 1 2 4 1 1 1 1 1 1 2 1 4 3 1 1 2 1 2 1 1 3

Subyek_92 1 1 3 2 1 2 2 2 2 1 1 3 2 1 2 0 2 1 2 1 2 1 1 0 2 2 1 1 2 3 2 2 3 0 2 1 2 1 1 1

Subyek_93 1 2 2 3 1 3 4 1 1 0 4 3 2 1 2 3 2 2 2 3 3 4 0 2 1 2 1 3 3 3 3 2 1 1 2 4 1 2 2 3

Subyek_94 1 1 3 2 1 2 0 4 4 1 1 1 4 0 4 2 3 3 1 1 2 3 1 1 4 1 1 0 0 2 2 1 4 1 3 2 2 0 3 2

Subyek_95 1 2 4 2 1 2 2 3 1 1 1 3 1 2 1 2 2 1 1 3 2 2 1 1 2 1 1 1 3 2 1 1 1 1 3 2 3 1 3 2

Subyek_96 1 0 0 3 1 2 2 3 1 0 2 3 1 2 1 0 1 2 4 0 1 0 1 0 3 1 2 1 0 2 1 0 1 3 1 1 0 1 1 1

Subyek_97 1 2 2 0 0 4 2 3 3 1 0 3 2 2 3 1 3 2 3 1 3 2 2 0 0 1 2 1 1 2 3 2 4 1 0 0 2 0 2 2

Subyek_98 1 2 1 1 2 3 0 0 2 1 2 2 1 2 3 2 2 2 3 2 0 1 2 1 1 1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 1 3 3 2 1

Subyek_99 1 0 2 2 3 4 3 3 3 2 0 1 1 1 3 2 2 3 4 1 2 3 2 4 2 4 3 0 1 1 3 1 3 3 1 3 2 3 1 2

Subyek_100 2 1 3 2 2 1 2 1 2 1 2 3 1 0 3 0 1 3 1 0 3 3 1 1 1 4 0 0 3 1 3 3 3 1 2 1 0 0 2 3

Subyek_101 2 2 4 3 1 1 0 3 1 1 1 4 1 1 0 1 1 3 1 1 1 2 1 1 2 1 2 1 4 1 1 1 2 2 3 1 4 0 3 1

Subyek_102 1 1 3 1 0 3 3 1 2 2 3 4 2 1 4 2 0 0 1 1 1 3 1 4 2 1 0 2 3 3 1 2 1 0 1 3 1 2 4 3

Subyek_103 1 4 1 1 1 3 2 1 1 1 1 1 1 1 4 1 2 1 1 3 2 3 2 1 2 2 1 1 2 1 3 2 1 0 1 0 1 2 1 3

Subyek_104 1 2 2 1 2 2 2 3 3 4 3 0 2 1 1 0 2 2 1 2 1 3 0 3 3 1 2 0 4 0 2 1 2 0 2 1 2 1 3 1

Subyek_105 1 4 2 4 1 1 2 2 1 2 2 4 2 1 1 0 1 2 1 3 1 4 0 0 2 1 0 0 1 1 3 2 1 3 1 1 1 1 3 3

Subyek_106 1 2 1 2 2 2 1 3 3 2 1 2 4 3 1 3 1 2 3 2 1 2 2 1 2 1 2 2 1 3 2 1 1 3 2 2 1 1 0 1

Subyek_107 1 1 4 2 2 3 1 3 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 4 1 0 1 1 4 1 2 3 3 3 1 3 1 3 2 1 1 3 1

Subyek_108 1 2 2 2 3 1 3 2 2 4 2 1 2 4 2 0 2 2 1 2 3 3 3 2 1 4 2 1 3 1 2 1 1 4 3 1 4 1 3 1

Subyek_109 4 1 1 0 1 2 4 1 4 1 1 3 1 0 3 3 3 3 4 1 3 1 0 3 0 2 1 0 2 1 2 1 3 3 1 4 2 1 2 0

Subyek_110 1 2 3 1 2 3 0 1 3 2 4 2 1 2 4 1 2 3 1 4 4 0 2 2 2 1 2 3 2 2 3 3 4 0 0 0 1 4 3 3

Subyek_111 1 2 1 0 3 1 1 2 3 1 2 2 2 2 2 0 2 2 1 1 1 1 4 1 1 1 2 1 0 1 4 1 0 3 2 1 1 1 4 2

Universitas Sumatera Utara


Subyek_112 0 3 2 3 4 2 1 3 3 2 3 2 3 3 1 2 2 2 3 3 3 4 2 2 3 1 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2

Subyek_113 1 1 1 2 1 1 3 3 0 2 1 2 4 3 2 2 3 2 1 1 1 4 0 4 1 2 3 0 1 1 2 1 1 0 3 3 4 3 1 3

Subyek_114 1 1 3 1 1 1 1 1 2 4 1 3 1 1 2 2 1 2 1 2 1 0 1 0 1 2 0 3 2 4 2 1 2 1 1 1 4 2 3 1

Subyek_115 4 1 2 4 2 2 4 3 2 2 1 3 2 2 0 1 2 0 1 0 2 1 2 0 2 1 1 1 3 1 2 1 1 1 2 1 2 0 2 1

Subyek_116 1 2 3 2 3 4 2 2 1 1 3 1 1 4 4 2 3 2 1 2 2 2 3 3 2 1 2 2 1 2 2 3 2 3 2 3 2 2 2 3

Subyek_117 1 2 1 1 2 1 1 3 2 1 2 2 2 2 2 0 1 1 2 2 1 2 1 1 2 4 2 1 2 1 1 1 1 2 2 1 4 2 4 2

Subyek_118 1 2 2 1 2 1 0 2 3 1 3 1 1 2 1 2 2 3 1 1 2 3 1 0 2 1 2 2 2 1 4 2 1 1 4 2 1 2 3 1

Subyek_119 3 3 1 4 2 2 2 1 2 1 4 0 3 4 1 2 2 2 4 3 2 4 2 2 1 1 1 3 1 1 2 1 3 3 3 2 1 3 3 3

Subyek_120 1 0 2 2 2 1 2 3 1 1 2 2 4 0 4 0 1 2 3 0 2 3 0 2 2 4 0 1 3 2 2 1 2 2 2 2 3 2 2 4

Subyek_121 1 1 1 3 2 1 2 2 1 1 1 2 3 4 2 2 1 1 1 3 1 3 2 1 2 1 3 0 1 1 3 0 1 2 2 0 2 1 1 1

Subyek_122 1 2 3 0 2 3 1 2 1 1 0 1 2 2 3 2 1 1 3 3 2 2 2 1 1 1 1 0 3 3 2 2 1 1 3 2 4 0 3 0

Subyek_123 2 3 2 2 0 1 1 3 4 1 2 1 4 1 2 1 3 3 4 4 1 3 0 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 0 1 0 4 2 1 1

Subyek_124 1 2 3 2 2 2 1 3 3 2 2 3 3 2 4 1 1 2 1 1 4 4 1 0 2 1 1 1 1 2 1 2 2 2 4 1 2 3 3 3

Subyek_125 4 1 1 1 0 2 3 3 4 1 2 1 1 1 0 1 2 3 2 1 0 0 1 0 3 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 2 0

Subyek_126 1 1 1 3 3 1 2 1 1 4 0 3 2 2 1 2 3 2 1 1 3 2 2 1 2 1 1 1 1 2 2 3 1 0 1 0 4 1 2 1

Subyek_127 1 1 1 4 2 4 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 2 1 1 4 1 1 2 3 1 2 1

Subyek_128 1 2 1 2 1 1 3 2 1 1 2 1 1 0 2 4 1 2 1 3 2 3 0 3 2 1 0 2 1 1 2 1 1 1 3 3 2 2 1 3

Subyek_129 1 2 4 4 3 2 3 2 2 2 3 2 3 2 1 2 2 3 4 3 4 2 2 2 1 4 2 2 4 0 1 1 2 3 1 1 2 1 4 2

Subyek_130 4 2 1 1 2 1 1 1 2 3 1 2 3 2 1 2 1 2 1 1 1 3 2 2 2 3 2 0 1 0 2 1 2 2 2 3 2 1 1 1

Subyek_131 1 2 1 3 1 1 1 1 3 2 3 2 3 1 0 1 3 2 4 2 1 4 1 1 1 1 3 3 1 1 4 1 2 1 3 0 4 3 4 3

Subyek_132 2 1 2 4 2 2 3 4 2 1 1 1 3 2 1 3 3 2 1 3 2 2 3 2 3 1 2 2 1 1 2 0 2 3 2 2 3 2 2 3

Subyek_133 3 3 3 4 4 2 3 4 3 3 3 1 3 2 1 3 4 3 3 3 2 2 3 3 4 3 3 2 2 1 3 0 2 4 2 3 3 2 2 3

Universitas Sumatera Utara


LAMPIRAN F :

HASIL ANALISA SPSS SKALA PENELITIAN

Universitas Sumatera Utara


Descriptives

teamwork
95% Conf idence Interv al f or
Mean
N Mean St d. Dev iation St d. Error Lower Bound Upper Bound Minimum Maximum
1.00 9 96.5556 10.74838 3.58279 88.2936 104.8175 85.00 110.00
2.00 38 76.1053 2.78790 .45226 75.1889 77.0216 71.00 80.00
3.00 133 67.5263 11.70572 1.01501 65.5185 69.5341 46.00 109.00
Total 180 70.7889 12.45416 .92828 68.9571 72.6207 46.00 110.00

ANOVA

TEAMWORK
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 8465.019 2 4232.509 38.818 .000
Within Groups 19298.959 177 109.034
Total 27763.978 179

Descriptive Teamwork Pada Perawat


Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation


Teamwork
133 46.00 109.00 67.5263 11.70572
Perawat
Valid N (listwise) 133

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation


Dimensi 1 133 5.00 15.00 8.5865 2.54989
Valid N (listwise) 133

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation


Dimensi 2 133 2.00 17.00 7.3308 3.58600
Valid N (listwise) 133

Universitas Sumatera Utara


Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation


Dimensi 3 133 3.00 18.00 9.4887 3.39701
Valid N (listwise) 133

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation


Dimensi 4 133 2.00 18.00 9.2932 3.60299
Valid N (listwise) 133

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation


Dimensi 5 133 1.00 15.00 5.8722 3.34712
Valid N (listwise) 133

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation


Dimensi 6 133 4.00 16.00 8.1880 3.14101
Valid N (listwise) 133

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation


Dimensi 7 133 2.00 14.00 5.6917 3.13625
Valid N (listwise) 133

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation


Dimensi 8 133 3.00 15.00 7.5564 2.85618
Valid N (listwise) 133

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation


Dimensi 9 133 2.00 11.00 5.7143 2.03593
Valid N (listwise) 133

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara

You might also like