Professional Documents
Culture Documents
Rumah Sakit Umum Daerah X: Teamwork Pada Perawat
Rumah Sakit Umum Daerah X: Teamwork Pada Perawat
TESIS
MARINTAN OCTARINA B
097029019
MEDAN
2012
TESIS
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Psikologi Profesi
dalam Program Pendidikan Magister Psikologi Profesi
Universitas Sumatera Utara
MARINTAN OCTARINA B
097029019
MEDAN
2012
RSUD X has a vision and mission to be Public Hospital of the demand by the public
and professionals achieve health care in the management of public hospitals realize a
transparant and accountable. However, various customer’s complaints about hospital’s
services becoming evidences of vision’s hospital unreachable. Early research shows the
teamwork conditions in RSUD X experience various problems. The problems are members of
team doesn’t care about other’s, blaming others, lack of awareness and desire to resolve the
conflict, lack of awareness among nurse about the importance of cooperation and
communication that often lead to conflict, the relationship between the nurse or the perceived
lack of harmony and lack of knowing the vision and mission of the organization.
This research use a descriptive quantitative approach. Samples used in this research
were 133 nurses consisting of RSUD X. The results showed that the overall nurses’s
effectiveness of teamwork at RSUD X in low categories.
Therefore, it is necessary to design a training program that focused on the dimensions of the
effectiveness of teamwork in an effort to improve the nurses’s effectiveness of teamwork in
RSUD X.
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Yang Maha Pengasih, Yesus
Kristus atas berkat dan anugerah yang berkelimpahan yang tercurah tidak berkesudahan
sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “Teamwork Pada Perawat
Rumah Sakit Umum Daerah X” ini. Tesis ini diajukan untuk memperoleh gelar
Penulis menyampaikan terima kasih kepada kedua orang tua, Ayahanda H.R.
Batubara dan Ibunda Dra. Marlianita Gultom yang telah memberikan cinta,
menyelesaikan tesis ini. Terima kasih kepada Briptu Ricky Herman Sahala Tua
Batubara, SH., Lettu Yanuar Felix Andreas Batubara dan Sonya Airini Batubara, SH.,
Ucapan terima kasih setulusnya penulis haturkan kepada semua pihak yang
telah memberi petunjuk, dukungan serta bantuan, baik secara langsung maupun tidak
1. Ibu Prof. Dr. Irmawati, psikolog selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas
Sumatera Utara dan dosen pembimbing penulis yang secara tulus dan ikhlas
memberikan dorongan dan bimbingan selama penyusunan tesis ini. Terima kasih
kepada ibu yang tetap memberikan motivasi dan arahan sampai detik terakhir kepada
penulis saat penulis banyak menemui kesulitan selama proses pengerjaan tesis ini.
2. Ibu Gustiarti Leila, M.Psi, M.Kes, psikolog selaku dosen penguji penulis. Terima
kasih telah bersedia meluangkan waktu untuk menguji dan memberikan masukan,
saran dan ilmunya yang sangat berarti bagi penulis demi penyempurnaan tesis ini.
kertas jika harus diuraikan satu per satu cerita kita. Penulis akan terus mendukung
4. Siti Annisa Rizki, M.Psi, psikolog sebagai golden key penulis selama menjalani
pendidikan di Magister Psikologi Profesi ini. Terima kasih untuk setiap detik yang
kita lalui bersama. Penulis merasakan banyak hal luar biasa dalam kebersamaan ini.
5. Shirley Melita Meliala, M.Psi, psikolog, Frandawati, M.Psi, psikolog, Fahmi Ananda,
M.Psi, psikolog, dan Suryati Sianipar, M.Psi, psikolog sebagai rekan seperjuangan
6. Farhah Meuthia, Laila Maya, Kerry Desiana, Dian Siska dan Fauzi Kurniawan
sebagai supporter luar biasa yang mendukung penulis sepanjang pengerjaan tesis ini.
Kita semua percaya, badai pasti berlalu dan kita akan selamat.
7. Keluarga Besar Opung Ridwan Gultom sebagai tim sukses penulis dalam
menyelesaikan tesis ini. Sungguh suatu kebanggaan luar biasa saat semuanya
8. Pihak Rumah Sakit Umum Daerah X yang telah memberikan ijin pengambilan data
dan telah memberikan bantuan yang sangat berharga bagi penyelesaian tesis ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas
segala kebaikan yang telah diberikan kepada penulis dan semoga tesis ini bermanfaat.
Penulis
ABSTRAK ......................................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
A. Teamwork ................................................................................................................ 18
B. Pembahasan ............................................................................................................ 70
A. Kesimpulan ............................................................................................................. 73
B. Saran ....................................................................................................................... 75
Tabel 3.2 Gambaran penilaian Skala efektifitas teamwork pada penelitian .................... 45
Tabel 3.3 Blue print distribusi aitem-aitem dalam skala teamwork sebelum uji coba ..... 45
Tabel 3.4 Blue Print Distribusi aitem-aitem dalam skala teamwork setelah uji coba ..... 49
Tabel 3.5 Kategorisasi Norma Gambaran Teamwork pada Perawat Rumah Sakit
Tabel 4.3 Skor empirik dan hipotetik teamwork pada perawat di RSUD X .................... 54
Tabel 4.5 Skor empirik dan skor hipotetik teamwork berdasarkan dimensi pemahaman,
Tabel 4.7 Skor empirik dan skor hipotetik teamwork berdasarkan dimensi komunikasi
Tabel 4.9 Skor empirik dan skor hipotetik teamwork berdasarkan dimensi
kepemimpinan
Tabel 4.11 Skor empirik dan skor hipotetik teamwork berdasarkan dimensi fleksibel
X ....................................................................................................................... 61
Tabel 4.13 Skor empirik dan skor hipotetik teamwork berdasarkan dimensi manajemen
Tabel 4.14 Kriteria kategorisasi teamwork dimensi manajemen konflik yang konstruktif
Tabel 4.15 Skor empirik dan skor hipotetik teamwork berdasarkan dimensi kekuasaan
RSUD X ........................................................................................................... 64
RSUD X ........................................................................................................... 65
Tabel 4.17 Skor empirik dan skor hipotetik teamwork berdasarkan dimensi kohesi tim
Tabel 4.18 Kriteria kategorisasi teamwork berdasarkan dimensi kohesi tim pada
Tabel 4.21 Skor empirik dan skor hipotetik teamwork berdasarkan dimensi efektivitas
interpersonal
RSUD X ........................................................................................................... 70
PENDAHULUAN
Rumah Sakit Umum Daerah X adalah rumah sakit milik pemerintah yang
diklasifikasikan sebagai Rumah Sakit Umum kelas B. Rumah Sakit Umum Daerah X
Tahun 2001 tentang Pembentukan Kota X, maka Rumah Sakit Umum Daerah X
menjadi Lembaga Teknis Daerah berbentuk Badan milik Pemerintah Kota X, sesuai
RSUD X memiliki Visi menjadi Rumah Sakit Umum yang diminati oleh
profesional dan mewujudkan pengelolaan Rumah Sakit Umum yang transparan dan
akuntabel. Adapun sasaran yang ingin dicapai oleh RSUD X adalah meningkatkan
kualitas dan kuantitas aparatur, meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan
Pelayanan Medis, serta Komite Klinik dan Diklat dengan jumlah keseluruhan
pegawai 322 orang (Rekam Medik RSUD X Tahun 2011). Adapun pelayanan medis
yang diberikan oleh RSUD X adalah medical check up, dokter umum, dokter gigi,
dalam, syaraf, THT, mata, paru). Sedangkan pelayanan penunjang yang diberikan
RSUD X menyediakan fasilitas UGD 24 jam, Rawat Jalan, Rawat Inap, Kamar
visi dan misi RSUD X, misalnya di bagian bedah telah dilengkapi dengan peralatan
bedah baru, bagian IGD telah ditambah dengan peralatan-peralatan yang baru dan
maksimal dalam usaha mewujudkan visi dan misi RSUD X, masih ada hal lain yang
2011) :
“...kita sudah buat berbagai usaha dek untuk dapat mencapai visi dan misi
rumah sakit ini. Tapi ya gitulah... Contoh ya, bagian bedah kan sudah
ditambah alat-alat yang baru untuk bedah, terus ya di bagian Instalasi Gawat
Darurat itu sudah banyak ditambah lagi alat-alatnya, alat-alat baru pula. Tapi
hasilnya juga belum kelihatan. Kalau sarananya sudah lengkap setidaknya ini
kan bisa meningkatkan kualitas pelayanan disini, tapi gak tau jugalah ya...
Untuk ngurus rujukan pasien saja administrasi dan persyaratannya sudah kita
sederhanakan, tapi itu pun belum juga dek. Masih saja belum bisa mencapai
yang diinginkan…”
(R1.W1/k.54-68/hal.1)
Rumah Sakit Umum Daerah X memiliki tujuan menjadi rumah sakit yang
disampaikan oleh masyarakat yang pernah menjadi pasien di rumah sakit ini menjadi
Keluhan pasien mengenai pelayan disampaikan oleh seorang pasien rawat jalan
Desember 2011):
lainnya. Hal ini seperti yang disampaikan oleh seorang pasien rawat inap di RSUD X
rumah sakit, sumber daya yang paling banyak menyumbang sebagai pendukung
kepuasan kepada pasien adalah perawat. Perawat memberikan pengaruh besar untuk
dengan pasien yang paling sering (Anjaryani, 2009). Sejalan dengan hal tersebut,
adalah salah satu pemegang peran utama dalam penentuan keberhasilan organisasi.
Keberhasilan pelayanan rumah sakit akan ditentukan oleh kualitas pelayanan perawat
yang merupakan faktor penentu keberhasilan akhir dari pelayanan yang diterima oleh
pasien. Oleh karena itu perawat harus benar-benar dikelola dengan baik karena
pelayanan yang diberikan oleh perawat terhadap pasien sangat menentukan mutu dan
citra rumah sakit atau dapat juga dikatakan perawat merupakan barometer mutu
para pasien dinilai kurang memuaskan. Hal ini seperti yang disampaikan oleh
seorang pasien yang sedang menjalani rawat inap di RSUD X (Komunikasi personal,
2 Desember 2011):
“ ...gak ngertilah gimana kerjanya disini, banyak kali pun alasan orang ini...
kayak gak mau kerja saja... Kalau ditanya sakit apa, dibilangnya nanti tunggu
datang dokter... Kalau orang mau minta tolong, lama kali baru datang... Terus
kan nanti beda-beda informasinya, yang jaga pagi bilang A, yang jaga malam
gak itu lagi dibilangnya... kita kan bingung siapa mau dipercaya... Sesama
orang itupun gak saling tahu... Nanti kalau udah salah, orang itu malah tuduh-
tuduhan...”
(R4.W1/k.22-30/hal.9)
Hal senada juga disampaikan oleh keluarga penjaga pasien yang sedang di
“...apa ya bu, kayaknya kan orang ini bisa gak tau kondisi pasien yang
dijaganya. Gak saling komunikasi gitu... bayangkan sajalah, manalah mungkin
bisa gak tau perawat jaga ruangan kayak mana perkembangan kondisi
pasiennya. Memang dia jaga malam, tapi dikasih tahunyalah infonya sama
yang gantikan dia jaga, jadi informasinya kan jelas. Gak ada memang
kerjasama orang ini, tapi kalo dibilang gitu dipikir nanti kita sok tahu...”
(R5.W1/k.27-42/hal.11)
lain yang menjadi penyebab tidak terwujudnya visi misi RSUD X. Hal ini sejalan
“… terus sering ada masalah antar perawat. Itu pun kurang banyak yang
sadar untuk cepat-cepat menyelesaikannya. Jaranglah... Jadinya diam-diaman..
Tugasnya pun jadi gak siap-siap... kayak mana mau disuruh kerjasama kalau
keadaannya kayak gini... Entahlah, gak tau lagi gimana caranya... Walaupun
alat-alat baru ditambah, bangunannya dibagusi tapi kalau orang-orangnya
gak bisa kompak mana mungkin bisa kerjanya bagus...”
(R6.W1/k.34-41/hal.7)
kurang adanya saling kerjasama antar sesama perawat. Kurangnya komunikasi dan
keinginan untuk saling terbuka sering kali menimbulkan konflik antar perawat. Hal
ini seperti yang disampaikan oleh seorang Staf Bagian Pelayanan Keperawatan di
“...sistemnya kan ada shift-shiftan, jadi ada kerja malam ada yang dapat shift
pagi. Dalam satu ruangan perawat yang jaga bisa bergantian. Disini sering
juga timbul masalah. Gimanalah mau dibilang, sebelum shift habis kadang
ada perawat yang sudah pulang padahal kawan gantinya belum datang. Ada
juga yang memang nunggu kawannya, tapi yang ditunggu terlambat datang...
Hahaha... Disini kan butuh tukar informasi, misalnya tentang kondisi
pasienlah, keluhan pasien, perkembangan pasienlah bilang, yang harus
diketahui oleh perawat jaga dalam ruangan. Kalau kayak gini keadaannya
gimana mau tukar informasi. Harusnya mereka bisa saling ngerti kondisi
masing-masing, kalau mau pulang agak lebih cepat bisa nelpon teman tukar
shiftnya supaya lebih cepat datang atau yang terlambat harusnya kasih kabar
biar ditunggu. Ya kerjasamalah, saling pengertian...“
(R7.W1/k.54-66/hal.12)
kepedulian dengan sesama, merasa perawat di satu unit lebih penting dari unit yang
lain. Hal ini seperti yang disampaikan oleh salah satu Staf Bagian Kepegawaian
“...disini lain dek, kalau ada orang yang berbuat salah, banyak yang senang...
Hahaha... Aneh kan? Ada bahan cerita jadinya. Kalau dia memang
menganggap kita sama-sama disini, ya kalau ada yang salah harusnya
ditegurlah, dinasehati, dikasih masukan. Ini gak dek, malah jadi topik. Gosip.
Ini cepat nyebarnya. Baru dari unit ini kejadiannya eh...sudah satu rumah
sakit tahu. Jadi kan yang gini ini gak sehat. Jadi gimana mau kerja sama
kalau kondisinya gini..”
(R8.W1/k.37-45/hal.14)
berikut:
permasalahan tersebut bersumber dari para perawat yang bekerja pada rumah sakit,
kesadaran para perawat akan pentingnya kerjasama dan komunikasi sehingga sering
menimbulkan konflik serta hubungan antar perawat yang dirasakan kurang harmonis.
suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok manusia untuk
mencapai tujuan bersama. Pernyataan tersebut didukung oleh Smith (1995) yang
kelompok dan organisasi untuk mencapai manfaat bersama. Para ahli berpendapat
keberadaan dari kerjasama tidak ditentukan oleh keberadaan atas sebuah aktivitas
secara bersama-sama, tetapi oleh interaksi yang dinamis di dalam sebuah organisasi
RSUD X. Survei dilakukan pada tanggal 11 November 2011. Survei terdiri atas lima
(5) pertanyaan yaitu (1) Menurut anda apakah sesama perawat saling bekerja sama?
(2) Menurut anda apakah komunikasi antar perawat sudah terjalin dengan baik? (3)
Menurut anda apakah sesama perawat saling mempercayai dan saling mendukung?
(4) Menurut anda apakah setiap perawat mengetahui visi dan misi rumah sakit? (5)
Menurut anda apakah teamwork di Rumah Sakit sudah bekerja dengan efektif? Hasil
survei menunjukkan bahwa dari 57 orang perawat yang menjawab pertanyaan survei
mayoritas memilih jawaban tidak untuk lima (5) pertanyaan yang diberikan,
70
J
u
60m
l
50a
h
40
R TIDAK
30e YA
s
p
20o
n
10de
n
0
Pertanyaan 1 Pertanyaan 2 Pertanyaan 3 Pertanyaan 4 Pertanyaan 5
Keterangan:
- Pertanyaan 1 : Menurut anda apakah sesama perawat saling bekerja sama?
- Pertanyaan 2 : Menurut anda apakah komunikasi antar perawat sudah terjalin dengan baik?
- Pertanyaan 3 : Menurut anda apakah sesama perawat saling mempercayai dan saling mendukung?
- Pertanyaan 4 : Menurut anda apakah setiap perawat mengetahui visi dan misi rumah sakit?
- Pertanyaan 5 : Menurut anda apakah teamwork di Rumah Sakit sudah bekerja dengan efektif?
bahwa dari 57 orang perawat yang menjadi peserta survey awal, mayoritas perawat
menilai bahwa kurang adanya kerja sama antar perawat di RSUD X, komunikasi
yang terjalin antar perawat kurang baik, perawat tidak saling percaya dan kurang
mendukung satu sama lain, perawat banyak yang tidak mengetahui visi dan misi
Dari data rekam medik RSUD X dan hasil wawancara serta hasil survei pada
Teamwork dalam suatu organisasi jika tidak bekerja secara efektif maka akan
menghambat organisasi tersebut dalam usaha mencapai tujuan organisasi yang telah
ditetapkan. Hal tersebut sejalan dengan pernyataan West (2002) yang menyatakan
tujuan organisasi. Johnson dan Johnson (dalam Smither, Houston, dan Mclntire,
1996), menyatakan bahwa ada 9 dimensi dalam model efektifitas tim yang dapat
kelemahan yang ada di dalam tim, yaitu (1) pemahaman, relevansi, dan komitmen
pada tujuan, (2) komunikasi mengenai ide dan perasaan, (3) kepemimpinan yang
kemampuan, dan informasi, (7) kohesi tim, (8) strategi pemecahan masalah, dan (9)
B. Rumusan Masalah
Perumusan masalah yang hendak dianalisa dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana
C. Tujuan Penelitian
teamwork di RSUD X.
1. Manfaat Praktis
Tesis ini bermanfaat sebagai bahan masukan dan informasi bagi pihak manajemen
2. Manfaat Teoritis
Tesis ini bermanfaat sebagai bahan referensi bagi penelitian teamwork selanjutnya.
E. Sistematika Penulisan
Bab I : Pendahuluan
Bab ini memuat latar belakang masalah yang diteliti, kerangka berfikir,
Bab ini memuat tinjauan teoritis tentang teamwork dan profil RSUD X.
penelitian ini.
LANDASAN TEORI
A. Teamwork
yang menonjol. Konsep tim maknanya terletak pada ekspresi yang menggambarkan
munculnya sinergi pada orang-orang yang mengikatkan diri dalam kelompok yang
dan dilakukan sekelompok orang yang tergabung dalam satu organisasi. Teamwork
dapat meningkatkan kerja sama dan komunikasi di dalam dan di antara bagian-
Pernyataan di atas diperkuat Dewi (2007) kerja tim (teamwork) adalah bentuk
kerja dalam kelompok yang harus diorganisasi dan dikelola dengan baik. Tim
yang kuat satu sama lain untuk mencapai sebuah tujuan atau menyelesaikan sebuah
secara perorangan.
terkoordinasi. Hal ini memiliki pengertian bahwa kinerja yang dicapai oleh sebuah
tim lebih baik daripada kinerja perindividu di suatu organisasi ataupun suatu
perusahaan.
Teori yang dikemukakan oleh Stephen dan Timothy (2008) senada dengan
teori tim yang efektif yang dikemukakan oleh Smither, Houston, McIntire (1996).
Manurut Smither, Houston, McIntire (1996), tim yang efektif adalah sebuah tim yang
besar jumlahnya dibandingkan dengan hasil kerja perorangan karena hasil kerjanya
Pernyataan tersebut juga didukung oleh Burn (2004), yang menyatakan bahwa
efektifitas tim atau tim yang efektif merupakan tim kerja yang anggota-anggotanya
saling berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama dan memiliki sikap yang saling
Menurut Daft (2000) jenis teamwork terdiri dari 6 (enam) jenis, yaitu:
1. Tim Formal
Tim formal adalah sebuah tim yang dibentuk oleh organisasi sebagai bagian dari
2. Tim Vertikal
Tim vertikal adalah sebuah tim formal yang terdiri dari seorang manajer dan
Tim horizontal adalah sebuah tim formal yang terdiri dari beberapa karyawan dari
tingkat hirarki yang hampir sama tapi berasal dari area keahlian yang berbeda.
Tim dengan tugas khusus adalah sebuah tim yang dibentuk diluar organisasi
khusus.
5. Tim Mandiri
Tim Mandiri adalah sebuah tim yang terdiri dari 5 hingga 20 orang pekerja
Tim pemecahan masalah adalah biasanya terdiri dari 5 hingga 12 karyawan yang
dibayar perjam dari departemen yang sama, dimana mereka bertemu untuk
Sebuah tim yang dibentuik untuk mengatasi berbagai masalah yang muncul
dalam upaya memperbaiki produktivitas. Pada dasarnya, kegiatan tim ini adalah
biasanya berasal dari satu departemen yang beranggotakan kurang lebih sepuluh
dan hukuman bagi anggota dan merekrut anggota. Keanggotaan ini biasanya
Anggota tim ini berasal dari berbagai departemen yang memiliki keahlian dan
Hal yang sangat mendasar dalam mewujudkan keutuhan sebuah tim agar dapat
berkinerja dan berdaya guna adalah dengan melakukan perancangan tim yang baik.
Pentingnya perancangan tim yang baik diuraikan Griffin (2004) dengan membagi ke
bergabung dalam suatu tim. Karena kelompok baru dibentuk maka setiap orang
jarang terjadi, setiap orang masih sungkan, malu-malu, bahkan seringkali ada
pemimpin (kecuali tim yang sudah dipilih ketua kelompoknya terlebih dahulu).
dan anggota kelompok tidak ragu-ragu untuk mengganti pemimpin yang dinilai
yang terjadi sangat sedikit karena masing-masing orang tidak mau lagi menjadi
pendengar.
subgroup yang ada dalam tim mulai merasakan keuntungan bekerja bersama dan
semangat kerjasama sudah mulai timbul, setiap anggota mulai merasa bebas untuk
bekerja secara produktif dan efisien. Pada tahap ini keberhasilan tim akan terlihat
1. Para anggota mengerti dengan baik tujuan tim dan hanya dapat dicapai dengan
baik pula dengan dukungan bersama, dan oleh karena itu mempunyai rasa saling
pengetahuannya untuk sasaran tim, dapat bekerja dengan secara terbuka, dapat
4. Para anggota mengakui bahwa konflik adalah hal yang normal, atau hal yang
biasa, dan berusaha memecahkan konflik tersebut dengan cepat dan konstruktif
(bersifat memperbaiki).
pemimpin mereka harus membuat peraturan akhir setiap kali tim tidak berhasil
membuat suatu keputusan, dan peraturan akhir itu bukan merupakan persesuaian.
Menurut Johnson dan Johnson (dalam Smither, Houston, dan Mclntire, 1996),
ada 9 dimensi dalam model efektifitas tim yang dapat digunakan untuk mengevaluasi
anggota tim dan mengidentifikasikan kekuatan serta kelemahan yang ada di dalam
tim, yaitu:
Setiap anggota tim harus memahami tujuan tim secara jelas dan memiliki
merupakan hasil dari tujuan bersama dimana tujuan tim pada akhirnya akan
penerimaan informasi tentang ide-ide dan perasaan. Dalam tim yang tidak efektif,
saja. Dengan mengabaikan atau menekan perasaan, maka tim berisiko kehilangan
semua keputusan tim harus dinilai secara hati-hati. Sebagai contoh, ketika
efektif.
Tim yang tidak efektif sering mencoba untuk mengabaikan atau menekan
konflik, sedangkan tim yang efektif dapat menggunakan konflik dengan cara yang
pengambilan keputusan yang baik pula yakni memecahkan masalah dengan lebih
Anggota tim harus mampu mempengaruhi dan dipengaruhi oleh orang lain
harus terwujudkan secara merata dalam tim. Apabila kekuasaan dan kegiatan
saling mempengaruhi ini hanya dipusatkan pada beberapa orang anggota tim saja
berkurang.
7. Kohesi tim
Dalam tim yang kohesif, setiap anggota merasa saling menyukai antara satu
sama lainnya dan merasa puas dengan keanggotaan tim mereka. Meskipun kohesi
tidak mengarah kepada efektifitas namun ia memiliki peranan yang penting dalam
mewujudkan tim yang efektif yaitu ketika ia dikombinasikan dengan dimensi lain
dari efektifitas tim maka sebuah tim yang memiliki kohesivitas yang tinggi
Tim harus mampu mengenali masalah dan menghasilkan solusi secara tepat.
solusi tersebut. Ketika sebuah tim mampu untuk mengenali masalah-masalah yang
sering muncul dan menyelesaikannya dengan memberikan solusi yang tepat maka
9. Efektivitas interpersonal
Anggota tim harus mampu untuk berinteraksi dengan anggota tim lainnya
antara tujuan anggota tim dan konsekuensi dari peningkatan perilaku mereka,
maka membuat interpersonal efektifitas anggota tim juga juga menjadi meningkat.
Richard Y. Chang & Mark J. Curtin (1998) menyatakan manfaat tim bagi
benar
B.1. Sejarah
Rumah Sakit Umum Daerah X adalah merupakan salah satu Rumah Sakit
Milik Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Utara yang didirikan pada tahun 1937.
sebagai Rumah Sakit Berstatus Kelas “C”, dan dengan Struktur Hirarki Rumah Sakit
1983 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum X, selanjutnya
yang dilaksanakan, Rumah Sakit Umum X dinaikkan kelasnya menjadi Rumah Sakit
Umum Kelas “B” Non Pendidikan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan
Sumatera Utara Tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum X dengan
Daerah berbentuk Badan milik Pemerintah Kota X, sesuai dengan Peraturan Daerah
Misi :
DIREKTUR
KA BAG
KA BAG UMUM KA BID KA BID
KEUANGAN
DAN PELAYANAN PELAYANAN KA BID DIKLAT KA BID KOMITE
PERENCANAAN
KEPEGAWAIAN MEDIS KEPERAWATAN
DAN EVAUASI
X yang terdiri dari empat lapis yaitu lapis pertama diduduki oleh Direktur yang
merupakan pucuk pimpinan rumah sakit, lapis kedua diduduki oleh Wakil Direktur,
lapis ketiga diduduki oleh Kepala Bagian dan Kepala Bidang dan pada lapis ke
Daftar ketenagakerjaan RSUD X sampai dengan tahun 2011 dapat dilihat pada
BIDAN
1 D4 1
2 D3 38
3 D1 6
4 Sekolah Bidan 6
FARMASI
1 Apoteker 3
2 Analis Farmasi 5
3 Asisten Apoteker 8
AHLI GIZI
1 SPAG 4
2 D3 Gizi 4
KESEHATAN LINGKUNGAN
1 SPPH 1
2 D3 1
RONTGEN
1 APRO 3
MATA
1 ARO 1
KETERAPIAN FISIK
1 D3 Akfis 3
PEREKAM MEDIS
1 D3 2
KES. MASYARAKAT
1 S2 1
2 S1 1
SARJANA
1 Sospol 4
2 Sarjana Ekonomi 1
SLTA SEDERAJAT
1 SMU/SLTA 23
2 STM 6
3 MAN 2
4 SMEA/SMK 3
5 SPP 1
1 SMP/SLTP 7
2 SD 5
JUMLAH 322
Tabel 2.1 di atas menunjukkan jumlah pegawai yang bekerja di Rumah Sakit
Umum Padangsidempuan sampai dengan tahun 2011 sebanyak 322 orang pegawai
yang terdiri dari pegawai bagian Medik dan Paramedis Perawatan. Bagian Medik
terdiri dari 19 orang dokter yaitu dokter umum, dokter gigi dan dokter spesialis.
Pegawai bagian Paramedis Perawatan sebanyak 303 orang pegawai yang terdiri dari
latar belakang pendidikan kesehatan yaitu Bidan, Farmasi, Ahli Gizi, Kese hatan
Masyarakat dan non kesehatan yaitu Sarjana Sosial Politik dan Ekonomi. Pegawai
bagian Paramedis Perawatan juga memiliki jenjang pendidikan yang berbeda yaitu
Perguruan Tinggi (S2, S1, D4, D3, D1), SLTA Sederajat, SMP dan SD.
Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan memiliki peran
yang sangat strategis dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas
merata, terjangkau dan dapat diterima oleh seluruh masyarakat. Peran strategis ini
didapat karena rumah sakit merupakan fasilitas pelayanan kesehatan yang padat
modal, padat karya, dan padat teknologi. Fungsi utama rumah sakit adalah sebagai
rawat jalan, gawat darurat, pelayanan medik dan non medik, maka pengelolaan
sumber daya manusia sangat diperlukan dan merupakan bagian terpenting dalam
(Depkes, 2005).
Kompleksnya sumber daya rumah sakit sebagai akibat meluasnya peran dan
cakupan kegiatan suatu rumah sakit, memerlukan perhatian besar, perbaikan dan
sumber daya lainnya, sumber daya manusia merupakan aset yang bernilai tinggi
karena mempunyai potensi untuk terus tumbuh (Ilyas, 2002). Diantara sumber daya
manusia yang terlibat secara langsung dalam pemberian pelayanan kepada pasien
rumah sakit, sekitar 40% adalah tenaga perawat dan bidan (DepKes R.I, 2002).
RI, 2008).
RSUD X merupakan salah satu rumah sakit umum yang berada di daerah X.
Dengan Visi menjadi Rumah Sakit Umum yang diminati oleh masyarakat, RSUD X
selalu berusaha untuk berbenah diri agar dapat bertahan di tengah persaingan
pertumbuhan rumah sakit di daerah tersebut. Berbagai cara telah dilakukan oleh
RSUD X untuk dapat mencapai visi yang telah ditetapkan, mulai dari melengkapi
alat-alat lama dengan alat-alat baru dan juga memberi kemudahan kepada pasien
masyarakat mengenai pelayanan yang diberikan pihak RSUD X dan jumlah pasien
mengenai ketidakpuasan pasien terhadap kualitas pelayan yang diberikan oleh RSUD
pada organisasi rumah sakit, perawat adalah salah satu pemegang peran utama dalam
kesehatan. Salah satu faktor yang mendukung keyakinan ini adalah kenyataan yang
dilihat di unit pelayanan kesehatan seperti di rumah sakit, bahwa tenaga keperawatan
bertugas selama 24 jam harus berada di sisi pasien. Oleh sebab itu pelayanan
penentu citra dan kualitas rumah sakit. Perawat adalah tumpuan semua kegiatan yang
ada dan salah satu sumber keberhasilan atau kegagalan pelayanan kesehatan di
perawat dituntut untuk saling bekerjasama dan saling mendukung antara yang satu
dengan yang lain. Kinerja tim perawat yang efektif akan berbuah pada pencapaian
Kinerja tim perawat yang efektif ini belum dapat diwujudkan oleh perawat di
RSUD X. Melalui survei kepada beberapa perawat di RSUD X diperoleh data yang
yang baik, kurang memiliki rasa saling percaya dan saling mendukung, kurang
mengetahui visi dan misi organisasi dan merasakan teamwork yang kurang efektif di
RSUD X. Hasil wawancara dengan beberapa perawat, staf, pegawai dan pasien di
diberikan oleh pihak RSUD X. Sikap tidak peduli dan saling menyalahkan antar
kurang adanya kesadaran para perawat akan pentingnya kerjasama dan komunikasi
sehingga sering menimbulkan konflik serta hubungan antar perawat yang dirasakan
teamwork yang ternyata merupakan senjata yang ampuh dalam upaya meningkatkan
yang lebih besar dibandingkan dengan pekerjaan yang dilakukan secara individual.
Hal ini sesuai dengan pendapat Stephen P. Robbins (2003) yang menyatakan bahwa
tim adalah suatu kelompok dimana individu menghasilkan suatu tingkat kinerja yang
lebih besar daripada jumlah masukan individu tersebut. Suatu tim kerja
individual mereka menghasilkan suatu tingkat kinerja yang lebih besar daripada
berdampak pada kesuksesan tim dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Menurut
dibandingkan dengan hasil kerja perorangan karena hasil kerjanya merupakan hasil
tujuan organisasi. Johnson dan Johnson (dalam Smither, Houston, dan Mclntire,
1996), menyatakan bahwa ada 9 dimensi dalam model efektifitas tim yang dapat
kelemahan yang ada di dalam tim, yaitu (1) pemahaman, relevansi, dan komitmen
pada tujuan, (2) komunikasi mengenai ide dan perasaan, (3) kepemimpinan yang
kemampuan, dan informasi, (7) kohesi tim, (8) strategi pemecahan masalah, dan (9)
efektivitas interpersonal.
Tujuan RSUD X :
- Meningkatkan kualitas dan kuantitas
aparatur Tujuan RSUD X belum tercapai, hal ini
- Meningkatkan kualitas dan kuantitas diketahui dari munculnya berbagai keluhan
sarana dan prasarana pasien terhadap pelayanan
- Meningkatkan akreditasi dan
tercapainya pengelolaan administrasi
dan keuangan yang akuntabel
Penelitian awal (wawancara kepada pegawai, perawat dan pasien, DepKes RI, 2000 : Keberhasilan
survei kepada perawat) menunjukkan permasalahan pada perawat. Hal pelayanan rumah sakit
ini diindikasikan dengan: ditentukan oleh kualitas
pelayanan perawat. Hal ini
sikap tidak peduli dan saling menyalahkan antar perawat dikarenakan perawat adalah:
kurang adanya keinginan dan kesadaran untuk menyelesaikan konflik
kurang adanya kesadaran para perawat akan pentingnya kerjasama dan
komunikasi sehingga sering menimbulkan konflik 1. jumlahnya yang dominan dari
hubungan antar perawat yang dirasakan kurang harmonis seluruh jumlah tenaga kerja di
perawat kurang merasakan adanya kerjasama dan komunikasi yang baik, rumah sakit
kurang memiliki rasa saling percaya dan saling mendukung, kurang 2. adanya hubungan kontak
mengetahui visi dan misi organisasi dan merasakan teamwork yang langsung yang intens dengan
kurang efektif pasien
Johnson dan Johnson (dalam Smither, Houston, dan Mclntire, 1996), efektifitas tim ditentukan oleh 9
dimensi yaitu (1) dimensi pemahaman, relevansi, dan komitmen pada tujuan, (2) dimensi komunikasi
mengenai ide dan perasaan, (3) dimensi kepemimpinan yang berpartisipasi, (4) dimensi fleksibel dalam
menggunakan prosedur pembuatan keputusan, (5) dimensi manajemen konflik yang konstruktif, (6) dimensi
kekuasaan berdasarkan keahlian, kemampuan, dan informasi, (7) dimensi kohesi tim, (8) dimensi strategi
pemecahan masalah, dan (9)dimensi efektivitas interpersonal.
“Bagaimana gambaran efektifitas teamwork perawat di Rumah Sakit Umum Daerah X” “”berdasarkan
kesembilan dimensi tersebut?
Keterangan :
: menyebabkan
: temuan
: klarifikasi
METODOLOGI PENELITIAN
cara yang benar dalam pengumpulan data, analisa data dan pengambilan keputusan
memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data sampel atau populasi
mempersoalkan satu variabel pada satu kelompok. Satu variabel yang dipersoalkan
tidak dihubungkan dengan variabel yang lain. Kelompok yang diteliti juga tidak
akurat mengenai fakta dan karakteristik mengenai populasi atau bidang tertentu. Data
merupakan semacam buku pegangan yang berisi petunjuk bagi peneliti. Definisi ini
memberikan batasan atau arti suatu variabel dengan merinci hal yang harus
memiliki rasa saling ketergantungan dan saling mendukung yang kuat satu sama lain
Tim yang efektif diukur dengan menggunakan dimensi tim yang efektif yang
dikemukakan oleh Johnson dan Johnson (dalam Smither, Houston, dan McIntire,
Efektivitas Teamwork ini adalah semakin tinggi skor total yang diperoleh subyek
penelitian maka semakin tinggi tingkat efektifitas tim, sebaliknya semakin rendah
efektivitas timnya.
Dalam penelitian, populasi yang dipakai merupakan salah satu faktor penting
generalisasi yang terdiri atas subjek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu
Sedangkan sampel adalah sebagian objek yang diambil dari keseluruhan objek
yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2010). Teknik
pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah cluster sampling
yaitu pengambilan sampel dengan tidak mendaftar semua anggota atau unit yang ada
tersebut. Sampel dalam penelitian ini adalah: perawat Rumah Sakit Umum Daerah X
(Notoadmodjo, 2004).
C. Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan alat ukur skala. Menurut Azwar (2004), skala
adalah prosedur pengambilan data yang merupakan suatu alat ukur bagi aspek afektif
individu.
pernyataan skala.
Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada 9 dimensi tim
yang efektif berdasarkan teori yang dikemukan oleh Johnson dan Johnson (dalam
Smither, Houston, dan McIntire, 1996) . Setiap dimensi ini akan diuraikan ke dalam
pilihan menunjukkan tingkat kesesuaian dengan responden. Dalam skala ini ada 5
pilihan respon yaitu SS (sangat setuju), S (setuju), N (Netral), TS (tidak setuju), STS
tergantung dari jenis aitem, apakah favorabel atau unfavorabel. Jumlah item yang
Kepemimpinan yang
3. berpartisipasi 3, 36, 45 14, 15, 44, 46, 48 8
31 31 62
Dalam penelitian yang berkaitan dengan gejala-gejala sosial, validitas alat ukur
Validitas artinya adalah sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur
dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu alat ukur dikatakan mempunyai validitas
Dalam penelitian ini digunakan 2 (dua) jenis validitas yaitu validitas tampang
dan validitas isi. Validitas tampang adalah bagaimana kesan pertama yang muncul
ketika melihat sebuah alat ukur. Sedangkan validitas isi adalah sejauhmana aitem-
aitem yang ada dalam alat ukur sesuai dengan variabel yang akan diukur (Hadi,
2002).
Validitas isi diusahakan dengan cara berkonsultasi dengan pihak lain yang
lebih mengerti tentang pembuatan alat ukur dan variabel yang akan diukur. Untuk itu
Bimbingan itu meliputi apakah alat ukur sudah bisa diuji cobakan dan kemudian
digunakan dalam penelitian dan apakah aitem-aitem yang ada dalam alat ukur itu
Reliabilitas alat ukur adalah untuk mencari dan mengetahui sejauh mana hasil
hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subjek memang belum
Uji reliabilitas alat ukur ini menggunakan pendekatan konsistensi internal yang
mana prosedurnya hanya memerlukan satu kali penggunaan tes kepada sekelompok
berefisiensi tinggi (Azwar, 2003). Teknik yang digunakan untuk menguji reliabilitas
alat ukur adalah dengan menggunakan koefisien Alpha Cronbach (Azwar, 2003).
Uji daya beda aitem dilakukan untuk melihat sejauh mana aitem mampu
membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki atribut dengan
yang tidak memiliki atribut yang akan diukur. Dasar kerja yang digunakan dalam
analisis aitem ini adalah dengan memilih aitem-aitem yang fungsi ukurnya selaras
atau sesuai dengan fungsi ukur tes. Atau dengan kata lain, memilih aitem yang
mengukur hal yang sama dengan yang diukur oleh tes sebagai keseluruhan (Azwar,
2003).
Pengujian daya beda aitem ini dilakukan dengan komputasi koefisien korelasi
antara distribusi skor pada setiap aitem dengan suatu kriteria yang relevan yaitu skor
total tes itu sendiri dengan menggunakan koefisien korelasi Pearson Product
Moment yang dikenal dengan indeks daya beda aitem (Azwar, 2003).
Uji coba skala efektifitas teamwork pada perawat dilakukan terhadap 70 orang
perawat di Rumah Sakit Umum Daerah X. Untuk melihat daya diskriminasi aitem,
dilakukan analisa uji coba dengan menggunakan aplikasi komputer SPSS versi 15.0
for windows dengan interval kepercayaan 95 %. Menurut Azwar (2003), semua aitem
memuaskan. Semakin tinggi koefisien korelasi, maka aitem tersebut semakin baik.
Jumlah aitem yang diuji cobakan adalah 62 aitem dan diperoleh 40 aitem yang sahih
dan 22 aitem yang gugur. 40 aitem sahih pada skala yang akan digunakan dalam
penelitian, memiliki koefisien korelasi yang berkisar antara rxx = 0. 312 sampai
Aitem
No. Dimensi Total
Favorable Unfavorable
Pemahaman, relevansi, dan
1. komitmen pada tujuan 38, 39, 41 10, 11 5
19 21 40
F. Metode Analisis
Analisis data menggunakan statistik deskriptif dengan bantuan SPSS 15.0 for
berdasarkan data dari variabel yang diperoleh dari kelompok subjek yang diteliti.
Penyajian hasil deskripsi biasanya berupa frekuensi dan persentase serta berbagai
bentuk grafik, chart pada data yang bersifat kategorikal dan berupa statistik
bantuan SPSS 15.0 for window yang kemudian digunakan untuk menentukan
Klasifikasi nilai teamwork yang efektif berdasarkan nilai mean dan standar
deviasi yaitu:
Tabel 3.5. Kategorisasi Norma Gambaran Teamwork Pada Perawat Rumah Sakit
Umum Daerah X
G. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian ini terdiri dari 3 tahap. Ketiga tahap tersebut adalah tahap
hal-hal yang akan dilakukan termasuk hak dan kewajiban peneliti maupun
RSUD X tentang hal atau permasalahan yang perlu diangkat untuk diteliti.
d. Melakukan uji coba skala. Partisipan dalam uji coba skala tersebut berjumlah 70
orang yang bekerja di RSUD X. Setelah dilakukan uji coba, dari 62 aitem
RSUD X.
c. Data yang diperoleh dari skala penelitian diolah dengan analisa statistik deskriptif
perintah ”descriptive”.
Tahap pencatatan data kuantitatif. Semua data yang diperoleh dari skala
penelitian ditabulasi dalam tabel Microsoft Excel yang kemudian akan dipindahkan
ANALISA DATA
Pada bab ini akan diuraikan mengenai keseluruhan hasil penelitian. Metode
A. Hasil Penelitian
Tujuan utama penelitian ini adalah untuk melihat gambaran umum mengenai
menggunakan skala efektifitas teamwork yang terdiri dari 9 dimensi. Penelitian ini
teamwork kategori rendah. Pemisahan kategori tinggi dan rendah disajikan dalam
X≥µ Tinggi
X< µ Rendah
kelompoknya merupakan estimasi terhadap skor subjek dalam populasi dan bahwa
skor subjek dalam populasinya terdistribusi secara normal harus terpenuhi. Untuk itu,
terdistribusi normal. Hasil uji normalitas dalam penelitian ini tertera pada tabel 4.2
berikut:
Berdasarkan tabel 4.2, diperoleh nilai z sebesar 1.108 dan nilai signifikansi (p)
sebesar 0.171, oleh karena nilai p>0,05, dengan demikian data penelitian terdistribusi
RSUD X sebanyak 40 aitem. Hasil perhitungan mean empirik dan mean hipotetik
Tabel 4.3. Skor Empirik dan Hipotetik Teamwork Pada Pegawai di RSUD X
Berdasarkan tabel 4.3 dari skala teamwork pada pegawai di RSUD X diperoleh
mean hipotetik sebesar 80 dengan standar deviasi (SD) hipotetik 26.67 dan mean
empirik sebesar 70.79 dengan standar deviasi empirik 12.45. Hal ini menunjukkan
bahwa mean empirik lebih rendah dari pada mean hipotetik atau dengan kata lain,
teamwork pada subyek penelitian lebih rendah daripada rata-rata teamwork pegawai
pada umumnya.
berdasarkan kategorisasi hipotetik skor teamwork sebagaimana tertera pada tabel 4.4
berikut ini:
Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa dari 180 subjek penelitian, 146
subjek (81.11%) memiliki skor teamwork rendah, dan 34 subjek (18.89%) memiliki
skor teamwork tinggi. Mayoritas subjek penelitian memiliki skor teamwork rendah.
Berdasarkan profesi, penyebaran subyek penelitian dapat dilihat pada tabel 4.5
berikut:
Pada tabel 4.5 menunjukkan bahwa subyek yang berprofesi sebagai dokter
Berdasarkan hasil uji Anova pada tabel 4.6 di atas, maka diperoleh nilai F=
38.818 dengan nilai signifikan (p) yaitu .000. Hasil tersebut signifikan karena p<0.05
dengan demikian terdapat perbedaan teamwork yang signifikan pada pegawai RSUD
Berdasarkan mean, dokter memiliki teamwork yang lebih tinggi yaitu sebesar
memiliki teamwork sebesar 67.52. Secara keseluruhan, teamwork pada perawat lebih
Berdasarkan nilai mean dari hasil uji Anova, diperoleh nilai mean untuk
teamwork pada perawat lebih rendah daripada nilai mean teamwork pada dokter dan
Tabel 4.7. Skor Empirik dan Hipotetik Teamwork Pada Perawat di RSUD X
Berdasarkan tabel 4.7 dari skala teamwork pada perawat di RSUD X diperoleh
mean hipotetik sebesar 80 dengan standar deviasi (SD) hipotetik 26.67 dan mean
empirik sebesar 67.52 dengan standar deviasi empirik 11.70. Hal ini menunjukkan
bahwa mean empirik lebih rendah dari pada mean hipotetik atau dengan kata lain,
teamwork pada subyek penelitian lebih rendah daripada rata-rata teamwork perawat
pada umumnya.
berdasarkan kategorisasi hipotetik skor teamwork sebagaimana tertera pada tabel 4.8
berikut ini:
Berdasarkan tabel 4.8 dapat dilihat bahwa dari 133 subjek penelitian, 112
subjek (84.21%) memiliki skor teamwork rendah, dan 21 subjek (15.79%) memiliki
skor teamwork tinggi. Mayoritas subjek penelitian memiliki skor teamwork rendah.
teamwork terdiri dari 5 aitem dengan rentang nilai 0-20. Hasil perhitungan mean
Tabel 4.9. Skor Empirik dan Skor Hipotetik Teamwork Berdasarkan Dimensi
Pemahaman, Relevansi, dan Komitmen Pada
Tujuan Pada Perawat di RSUD X
standar deviasi (SD) hipotetik 3.33 dan mean empirik sebesar 8.58 dengan standar
deviasi empirik 2.54. Hal ini menunjukkan bahwa mean empirik lebih rendah dari
pada mean hipotetik atau dengan kata lain, pemahaman, relevansi, dan komitmen
relevansi, dan komitmen pada tujuan pada perawat di RSUD X pada umumnya.
komitmen pada tujuan sebagaimana tertera pada tabel 4.10 berikut ini:
Berdasarkan tabel 4.10 dapat dilihat bahwa dari 133 subjek penelitian, 94
pada tujuan rendah dan 39 subjek (29.32%) memiliki skor dimensi pemahaman,
relevansi, dan komitmen pada tujuan tinggi. Mayoritas subjek penelitian memiliki
skor rendah pada dimensi pemahaman, relevansi, dan komitmen pada tujuan.
terdiri dari 5 aitem dengan rentang nilai 0-20. Hasil perhitungan mean empirik
Tabel 4.11. Skor Empirik dan Skor Hipotetik Teamwork Berdasarkan Dimensi
Komunikasi Mengenai Ide dan Perasaan
Pada Perawat di RSUD X
standar deviasi (SD) hipotetik 3.33 dan mean empirik sebesar 7.33 dengan standar
deviasi empirik 3.58. Hal ini menunjukkan bahwa mean empirik lebih rendah dari
pada mean hipotetik atau dengan kata lain, komunikasi mengenai ide dan perasaan
pada subyek penelitian lebih rendah daripada rata-rata komunikasi mengenai ide
Berdasarkan tabel 4.12 dapat dilihat bahwa dari 133 subjek penelitian, 107
subjek (80.46%) memiliki skor dimensi komunikasi mengenai ide dan perasaan
rendah dan 26 subjek (19.54%) memiliki skor dimensi komunikasi mengenai ide
dan perasaan tinggi. Mayoritas subjek penelitian memiliki skor rendah pada
dari 5 aitem dengan rentang nilai 0-20. Hasil perhitungan mean empirik dan mean
Tabel 4.13. Skor Empirik dan Skor Hipotetik Teamwork Berdasarkan Dimensi
Kepemimpinan Yang Berpartisipasi Pada Perawat di RSUD X
standar deviasi (SD) hipotetik 3.33 dan mean empirik sebesar 9.48 dengan standar
deviasi empirik 3.39. Hal ini menunjukkan bahwa mean empirik lebih rendah dari
pada mean hipotetik atau dengan kata lain, kepemimpinan yang berpartisipasi
dalam skala teamwork terdiri dari 5 aitem dengan rentang nilai 0-20. Hasil
perhitungan mean empirik dan mean hipotetik disajikan pada tabel 4.11 berikut:
Tabel 4.15. Skor Empirik dan Skor Hipotetik Teamwork Berdasarkan Dimensi
Fleksibel Dalam Menggunakan Prosedur Pembuatan
Keputusan Pada Perawat di RSUD X
standar deviasi (SD) hipotetik 3.33 dan mean empirik sebesar 9.29 dengan standar
deviasi empirik 3.60. Hal ini menunjukkan bahwa mean empirik lebih rendah dari
pada mean hipotetik atau dengan kata lain, fleksibilitas dalam menggunakan
berikut ini:
Berdasarkan tabel 4.16 dapat dilihat bahwa dari 133 subjek penelitian, 75
subjek penelitian memiliki skor rendah pada dimensi fleksibel dalam menggunakan
dari 4 aitem dengan rentang nilai 0-16. Hasil perhitungan mean empirik dan mean
dengan standar deviasi (SD) hipotetik 2.66 dan mean empirik sebesar 5.87 dengan
standar deviasi empirik 3.34. Hal ini menunjukkan bahwa mean empirik lebih
rendah dari pada mean hipotetik atau dengan kata lain, manajemen konflik yang
Berdasarkan tabel 4.18 dapat dilihat bahwa dari 133 subjek penelitian, 99
rendah dan 34 subjek (25.56%) memiliki skor dimensi manajemen konflik yang
dalam skala teamwork terdiri dari 5 aitem dengan rentang nilai 0-20. Hasil
perhitungan mean empirik dan mean hipotetik disajikan pada tabel 4.19 berikut:
Tabel 4.19. Skor Empirik dan Skor Hipotetik Teamwork Berdasarkan Dimensi
Kekuasaan Berdasarkan Keahlian, Kemampuan, dan Informasi
Pada Perawat di RSUD X
standar deviasi (SD) hipotetik 3.33 dan mean empirik sebesar 8.18 dengan standar
deviasi empirik 3.14. Hal ini menunjukkan bahwa mean empirik lebih rendah dari
pada mean hipotetik atau dengan kata lain, kekuasaan berdasarkan keahlian,
ini:
Berdasarkan tabel 4.21 dapat dilihat bahwa dari 133 subjek penelitian, 86
kemampuan, dan informasi rendah dan 47 subjek (35.33%) memiliki skor dimensi
Dimensi kohesi tim dalam skala teamwork terdiri dari 4 aitem dengan
rentang nilai 0-16. Hasil perhitungan mean empirik dan mean hipotetik disajikan
standar deviasi (SD) hipotetik 2.66 dan mean empirik sebesar 5.69 dengan standar
deviasi empirik 3.13. Hal ini menunjukkan bahwa mean empirik lebih rendah dari
pada mean hipotetik atau dengan kata lain, kohesi tim subyek penelitian lebih
rendah daripada rata-rata kohesi tim pada perawat di RSUD X pada umumnya.
Berdasarkan tabel 4.23 dapat dilihat bahwa dari 133 subjek penelitian, 104
subjek (78.20%) memiliki skor dimensi kohesi tim rendah dan 29 subjek (21.80%)
memiliki skor dimensi kohesi tim tinggi. Mayoritas subjek penelitian memiliki
aitem dengan rentang nilai 0-16. Hasil perhitungan mean empirik dan mean
Tabel 4.24. Skor Empirik dan Skor Hipotetik Teamwork Berdasarkan Dimensi Strategi
Pemecahan Masalah Pada Perawat di RSUD X
standar deviasi (SD) hipotetik 2.66 dan mean empirik sebesar 7.55 dengan standar
deviasi empirik 2.85. Hal ini menunjukkan bahwa mean empirik lebih rendah dari
pada mean hipotetik atau dengan kata lain, strategi pemecahan masalah subyek
strategi pemecahan masalah sebagaimana tertera pada tabel 4.25 berikut ini:
subjek (50.38%) memiliki skor dimensi strategi pemecahan masalah rendah dan
pemecahan masalah.
dengan rentang nilai 0-12. Hasil perhitungan mean empirik dan mean hipotetik
Tabel 4.26. Skor Empirik dan Skor Hipotetik Teamwork Berdasarkan Dimensi
Efektivitas Interpersonal Pada Perawat di RSUD X
standar deviasi (SD) hipotetik 2 dan mean empirik sebesar 5.71 dengan standar
deviasi empirik 2.03. Hal ini menunjukkan bahwa mean empirik lebih rendah dari
pada mean hipotetik atau dengan kata lain, efektivitas interpersonal subyek
Berdasarkan tabel 4.27 dapat dilihat bahwa dari 133 subjek penelitian, 69
B. Pembahasan
cukup efektif untuk saling berkolaborasi dalam mencapai tujuan bersama dan kurang
memiliki sikap yang saling mendukung dalam kerjasama tim. Hal ini dapat dilihat
dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa dari 180 subjek penelitian, 146 subjek
Lebih lanjut dipaparkan bahwa dari nilai mean uji Anova diperoleh hasil
dari pada teamwork pada dokter (96.55) dan pegawai administrasi di RSUD X
(76.10).
belum efektif untuk saling mendukung dalam kerjasama tim. Hal ini dapat dilihat
dari hasil penelitian yang menunjukkan skor total dari masing-masing dimensi dari
Skor Skor
No. Dimensi Kesimpulan
Tinggi rendah
Pemahaman, Skor mayoritas subyek
39 orang 94 orang
1 relevansi, dan penelitian berada pada
(29.32%) (70.68%)
komitmen pada tujuan kategori rendah
Skor mayoritas subyek
Komunikasi mengenai 26 orang 107 orang
2 penelitian berada pada
ide dan perasaan (19.54%) (80.46%)
kategori rendah
Fleksibel dalam
Skor mayoritas subyek
menggunakan 58 orang 75 orang
4 penelitian berada pada
prosedur pembuatan (43.60%) (56.40%)
kategori rendah
keputusan
Skor mayoritas subyek
Manajemen konflik 34 orang 99 orang
5 penelitian berada pada
yang konstruktif (25.56%) (74.44%)
kategori rendah
Kekuasaan
Skor mayoritas subyek
berdasarkan keahlian, 47 orang 86 orang
6 penelitian berada pada
kemampuan, dan (35.33%) (64.67%)
kategori rendah
informasi
Skor mayoritas subyek
29 orang 104 orang
7 Kohesi tim penelitian berada pada
(21.80%) (78.20%)
kategori rendah
Skor mayoritas subyek
Strategi pemecahan 66 orang 67 orang
8 penelitian berada pada
masalah (49.62%) (50.38%)
kategori rendah
Skor mayoritas subyek
Efektivitas 64 orang 69 orang
9 penelitian berada pada
interpersonal (48.12%) (51.88%)
kategori rendah
informasi; dimensi kohesi tim; dimensi strategi pemecahan masalah dan dimensi
Hal ini memperlihatkan bahwa anggota tim perawat di RSUD X belum efektif
bekerja dalam tim. Kenyataan ini mengindikasikan bahwa ternyata teamwork yang
tidak efektif pada perawat di RSUD X merupakan salah satu alasan mengapa sampai
saat ini visi dan misi dari RSUD X belum dapat tercapai. Teamwork dalam suatu
organisasi jika tidak bekerja secara efektif maka akan menghambat organisasi
tersebut dalam usaha mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Hal tersebut
sejalan dengan pernyataan West (2002) yang menyatakan bahwa setiap organisasi
membutuhkan tim kerja yang efektif untuk mencapai target-target dan tujuan
organisasinya.
Lebih lanjut disampaikan oleh Glassop (2002) yang menyatakan bahwa dengan
tempat kerja (workplace), menaikkan kualitas produk dan jasa, menurunkan tingkat
industri.
yang lebih besar dibandingkan dengan pekerjaan yang dilakukan secara individual.
tim adalah suatu kelompok dimana individu menghasilkan suatu tingkat kinerja yang
lebih besar daripada jumlah masukan individu tersebut. Suatu tim kerja
individual mereka menghasilkan suatu tingkat kinerja yang lebih besar daripada
berdampak pada kesuksesan tim dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Menurut
dibandingkan dengan hasil kerja perorangan karena hasil kerjanya merupakan hasil
A. Kesimpulan
berada pada kategori rendah. Hal ini mengindikasikan bahwa teamwork pegawai
2. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa berdasarkan nilai mean uji ANOVA,
perawat belum memahami dan mengerjakan tugas pribadi yang relevan dengan
belum mampu menyampaikan dan menerima ide, perasaan, dan informasi yang
cukup ikut terlibat dalam kerjasama tim dan belum mampu membagikan
g. dimensi kohesi tim memiliki skor mayoritas subyek penelitian berada pada
yang lain.
B. Saran
dibuat aitem yang jumlahnya jauh lebih banyak daripada jumlah yang
dispesifikasikan oleh blueprintnya, jumlahnya sampai sekitar tiga kali lipat dari
jumlah yang nanti akan digunakan dalam skala bentuk final. Dengan semakin
Pada penelitian ini aitem yang digunakan relatif sedikit sehingga memberi
lebih jauh, diharapkan dapat menambah jumlah aitem menjadi lebih banyak sehingga
dimensi teamwork.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan
ditujukan sasarannya untuk seluruh perawat RSUD X. Oleh karena itu diperlukan
Johnson dan Johnson (dalam Smither, Houston, dan Mclntire, 1996), menyatakan
bahwa ada 9 dimensi dalam model efektifitas tim yang dapat digunakan untuk
ada di dalam tim, yaitu (1) pemahaman, relevansi, dan komitmen pada tujuan, (2)
komunikasi mengenai ide dan perasaan, (3) kepemimpinan yang berpartisipasi, (4)
informasi, (7) kohesi tim, (8) strategi pemecahan masalah, dan (9) efektivitas
keahlian tertentu serta sikap agar karyawan semakin terampil dan mampu
melaksanakan tanggung jawabnya dengan semakin baik, sesuai dengan standar. Hal
ini sejalan dengan pernyataan. Cascio (2005) yang menyatakan bahwa pelatihan
Chang, Richard Y dan Mark J Curtin. 1998. Membangun Tim Mandiri. PT. Pustaka
Binaman Pressindo, Jakarta.
Daft, R.L. 2000. “Management”, alih bahasa Emil Salim, Tinjung Desi Nursanti dan
Maryanmi Hermanto, Edisi 5, 2002, Penerbit Erlangga, Jakarta
Das, T.K. and B.S. Teng. 1998. Resource and Risk Management in the Strategic
Alliance Making Process. Journal of Management. 24(1): 21-42
Glassop, L.I. 2002. The Organizational Benefits of Teams. Human Relations 55 (2),
225–249.
Griffin, Ricky, W., 2004. Manajemen, Edisi Ketujuh, Jilid 2, Penerjemah: Gina Gania,
Penerbit Erlangga, Jakarta.
Hadi, S. 2002. Methodology Research Jilid I, II, III & IV. Yogyakarta: Andi Offset.
McShane, Steven L., & Glinow, M.A.V. 2003. Organizational Behavior 2nd Edition.
New York : McGraw-Hill.
Robbins, S.P, 2003, Organizational Behavior. (2nd Ed). Prentice Hall, Inc. Eaglewood,
Cliff, New Jersey.
Robbins, Stephen P. dan Timothy A. Judge. 2008. Perilaku Organisai (Edisi 12) : Buku
1. Diterjemahkan oleh Diana Angelica. Jakarta : Penerbit Salemba Empat.
Smith, Paul. R. 1995. Marketing Communication Intergrat. Approach 2nd Ed. Kogan
Page, London.
Smither R.D., Houston J.M., McIntire S.D: Organization Development Strategies for
Changing Environment. Harper and Collins Publisher. 1996. New York
Sondang P. Siagian (2004). Manajemen Sumber Daya Manusia. Penerbit PT. Bumi
Aksara, Jakarta.
West, J.W. 1994. Interaction of energy and bovine somatotropin with heat stress. J.
Dairy Sci. 43: 1245.
West, Michael, 2002. Kerja Sama yang Efektif, Cetakan Kelima, Penerjemah: Srikandi
Waluyo, Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
Williams, Pat, 2008. The Magic of Teamwork, Penerjemah: JJ. Waskito Trisnoadi,
RANCANGAN PELATIHAN
TESIS
MARINTAN OCTARINA B
097029019
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Teamwork pada perawat RSUD X telah diteliti pada bulan Oktober 2011
sampai April 2012 dengan menggunakan teori teamwork dari David W. Johnson &
kekuatan serta kelemahan yang ada di dalam tim, yaitu (1) pemahaman, relevansi,
dan komitmen pada tujuan, (2) komunikasi mengenai ide dan perasaan, (3)
berdasarkan keahlian, kemampuan, dan informasi, (7) kohesi tim, (8) strategi
bahwa teamwork perawat RSUD X belum berjalan dengan efektif. Hal ini terbukti
dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa dari 9 dimensi yang diukur tidak
terdapat dimensi yang memiliki skor tinggi. Skor total masing-masing dimensi
mayoritas berada pada kategori rendah. Hasil penelitian tersebut dapat dilihat pada
Tabel 1 berikut:
Skor Skor
No. Dimensi Kesimpulan
Tinggi rendah
Pemahaman, relevansi, Skor mayoritas subyek
39 orang 94 orang
1 dan komitmen pada penelitian berada pada kategori
(29.32%) (70.68%)
tujuan rendah
Skor mayoritas subyek
Komunikasi mengenai 26 orang 107 orang
2 penelitian berada pada kategori
ide dan perasaan (19.54%) (80.46%)
rendah
65 orang Skor mayoritas subyek
Kepemimpinan yang 68 orang
3 (48.87%) penelitian berada pada kategori
berpartisipasi (51.13%)
rendah
Fleksibel dalam
Skor mayoritas subyek
menggunakan prosedur 58 orang 75 orang
4 penelitian berada pada kategori
pembuatan keputusan (43.60%) (56.40%)
rendah
Skor mayoritas subyek
Manajemen konflik yang 34 orang 99 orang
5 penelitian berada pada kategori
konstruktif (25.56%) (74.44%)
rendah
Kekuasaan berdasarkan Skor mayoritas subyek
47 orang 86 orang
6 keahlian, kemampuan, penelitian berada pada kategori
(35.33%) (64.67%)
dan informasi rendah
Skor mayoritas subyek
29 orang 104 orang
7 Kohesi tim penelitian berada pada kategori
(21.80%) (78.20%)
rendah
Skor mayoritas subyek
Strategi pemecahan 66 orang 67 orang
8 penelitian berada pada kategori
masalah (49.62%) (50.38%)
rendah
Skor mayoritas subyek
64 orang 69 orang
9 Efektivitas interpersonal penelitian berada pada kategori
(48.12%) (51.88%)
rendah
Dengan demikian tim yang tidak efektif tidak akan dapat mencapai target-
organisasinya.
tujuan organisasi. Johnson dan Johnson (dalam Smither, Houston, dan Mclntire,
1996), menyatakan bahwa ada 9 dimensi dalam model efektifitas tim yang dapat
pada tujuan, (2) komunikasi mengenai ide dan perasaan, (3) kepemimpinan yang
kemampuan, dan informasi, (7) kohesi tim, (8) strategi pemecahan masalah, dan (9)
efektivitas interpersonal.
Salah satu cara yang dapat dilakukan agar perawat di RSUD X memiliki
pemahaman yang sama dalam usaha meningkatkan teamwork yang efektif adalah
sebuah proses mengajarkan pengetahuan dan keahlian tertentu serta sikap agar
tim dan kekuasaan berdasarkan keahlian, kemampuan dan informasi serta efektivitas
Agar pelatihan menjadi lebih efektif maka pemberian materi tidak disampaikan
dalam satu kali pertemuan melainkan pelatihan tersebut akan disampaikan melalui
enam tahapan pelatihan. Untuk tahapan pertama materi yang akan disampaikan
adalah komunikasi, tahapan kedua materi yang akan disampaikan adalah manajemen
konflik, dilanjutkan dengan tahapan ketiga strategi pemecahan masalah dan fleksibel
yang akan disampaikan adalah kohesi tim dan kekuasaan berdasarkan keahlian,
dalam satu materi. Hal tersebut dilatarbelakangi karena di dalam proses menangani
keahlian, kemampuan dan informasi digabung dengan materi kohesi tim. Hal ini
anggota tim akan menunjukkan perbedaan di antara anggota tim. Sebuah tim yang
memiliki kohesivitas yang tinggi adalah tim yang memiliki anggota-anggota yang
masing anggota tim harus memiliki tanggungjawab yang sama seperti seorang
tim.
pemahaman, relevansi, dan komitmen pada tujuan. Dimensi ini mengacu pada
pemahaman perawat terhadap tujuan rumah sakit serta kemampuan perawat dalam
mengerjakan tugas dengan sungguh-sungguh dan relevan dengan visi misi rumah
sakit. Pemahaman perawat pada visi misi rumah sakit dapat diperoleh perawat
Sasaran pelatihan teamwork terdiri dari sasaran umum dan sasaran khusus.
1. Sasaran Umum
2. Sasaran Khusus
a. menyampaikan ide, saran dan apa yang dirasakan dalam tim kepada anggota
tim lainnya
c. akrab dengan sesama anggota tim dan menunjukkan sikap yang bersahabat
yang lain
pelatihan mencakup:
informasi
D. Peserta Pelatihan
Agar pelatihan berjalan dengan efektif maka peserta pelatihan dibagi ke dalam 6
gelombang, masing-masing gelombang terdiri dari 25 orang peserta. Hal ini sesuai
sedikit dapat membantu proses pelatihan menjadi efektif, jumlah peserta yang terlalu
besar mengakibatkan proses belajar tidak efektifdan lebih sulit untuk memberi ruang
informasi sementara yang disampaikan oleh Kepala Sub Bagian Kepegawaian RSUD
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
BATCH
1
BATCH
2
BATCH
3
BATCH
4
BATCH
5
BATCH
6
BATCH
7
Keterangan :
: Paket I
: Paket II
: Paket III
: Paket IV
: Paket V
yang digunakan diantaranya adalah pretest postest, ceramah, role play, diskusi, ice
deskripsi lisan secara sepihak (fasilitator) tentang suatu materi pembelajaran tertentu.
Tujuannya adalah agar peserta pelatihan mengetahui dan memahami materi pelatihan
untuk mencari pemecahan masalah dan menemukan berbagai ide dan solusi untuk
Ice Breaker, dirancang untuk memberikan kesempatan kepada peserta agar dapat
saling mengenal satu sama lain dan mengurangi penghalang yang mungkin muncul.
Semakin peserta merasa nyaman satu sama lain, maka semakin baik lingkungan
pembelajaran. Jika peserta merasa nyaman satu sama lain, dengan senang hati mereka
akan berpartisipasi dan mengeluarkan ide-ide baru. Dua tujuan utama menggunakan
icebreaker adalah pertama, memberi peluang kepada peserta untuk memperkenalkan diri
satu sama lain, dan yang kedua untuk menuntun mereka ke pokok permasalahan.
tingkat kesulitan dan tujuan yang berbeda tergantung dari jenis permainan/games.
menyenangkan dan menarik serta dapat menguatkan pembelajaran yang didapat oleh
peserta.
G. Setting Ruangan
pelatihan.
- Hari Pertama
- Hari Pertama
- Hari Pertama
d. Diskusi mengenai makna dari role play yang telah dilakukan 20 menit
e. Presentasi hasil diskusi 30 menit
6 12.00–13.30 Istirahat dan makan siang - 90 menit
7 13.30–15.30 Efektivitas Interpersonal a. Energizer 10 menit
b. Presentasi : Defenisi Efektivitas Interpersonal 20 menit
c. Games”Menyalakan Lilin” 20 menit
d. Diskusi mengenai makna dari games yang telah dilakukan 10 menit
e. Presentasi: Dimensi Efektivitas Interpersonal 20 menit
f. Games “Andaikan Saya” 20 menit
g. Diskusi mengenai makna dari games yang telah ditayangkan 10 menit
g. Peserta mengisi lembar :Self Assesment 10 menit
8. 15.30-16.00 Penutupan + Post-test a. Peserta mengisi lembar “Action Plan”, post test dan evaluasi pelatihan 30 menit
b. Pihak RSUD X memberikan kata penutupan
c. Pihak panitia memberikan kata penutupan
MODUL PELATIHAN
A. Pembukaan
1. Registerasi
Tujuan :
Latar Belakang:
berlangsung.
Metode:
a. Penandatangan absen
b. Pulpen, buku tulis kecil, map, jadwal pelatihan dan handout materi pelatihan.
Langkah-langkah:
disediakan
Tujuan :
b. Ice Breaking
Latar Belakang:
Menurut Dryden & Vos (2000) belajar akan efektif bila proses
Pelatihan ini membutuhkan suasana yang lebih terbuka, santai dan nyaman. Untuk
rasa kantuk.
Metode: Ceramah
Langkah-langkah:
4. Perkenalan peserta
pelatihan.
Bring It On
1. Deskripsi
fasilitator. Dalam kelompok tersebut, peserta diminta untuk membuat sebuah yel-yel
yang menunjukkan eksistensi kelompok tersebut (dalam bentuk gerak dan lagu).
2. Tujuan
akan dibuat. Biasanya secara natural, seorang pemimpin informal akan mucul di
dalam kelompok ini. Kegiatan ini juga dapat melatih rasa percaya diri tampil di
depan umum untuk melakukan gerak dan lagu yang lucu. Individu-individu yang
biasanya pemalu atau tertutup biasanya akan berbaur dengan kelompok karena
3. Waktu
Alokasi waktu untuk games ini adalah 10 menit untuk menyiapkan yel-yel dan 5
masing kelompok. Dalam hal ini, fasilitator menyiapkan balon yang berwarna
warni atau tali rafia dengan warna yang berbeda-beda disesuaikan dengan
b. Peserta satu per satu diminta untuk mengambil balon atau tali rafia yang sudah
disiapkan sebelumnya.
c. Cara mengelompokkannya adalah peserta dengan warna balon atau warna tali
e. Setelah itu mereka diminta untuk membuat yel-yel dalam kelompok. Yel-yel
f. Yel-yel yang telah dibuat tersebut kemudian bisa dipertontonkan lagi jika
( Komunikasi Efektif )
A. MATERI PELATIHAN
Materi : Komunikasi
dan menerima ide, perasaan, dan informasi yang dikemukakan oleh anggota tim
lainnya
Latar Belakang
baik pada tingkat individu maupun pada tingkat organisasi. Komunikasi yang efektif
terjadi apabila perilaku komunikan (sasaran) sebagai reaksi dari kehendak pesan
sesuai dengan yang diinginkan oleh komunikator. Banyaknya hambatan dari proses
diinginkan oleh kehendak pesan artinya komunikasi tidak efektif. Oleh karena itu,
Metode:
a. Ceramah
b. Games
c. Diskusi
d. Role Play
B.1. TEAMWORK
1. Defenisi
kinerja yang lebih besar daripada hasil penjumlahan input per individu.
terkoordinasi. Hal ini memiliki pengertian bahwa kinerja yang dicapai oleh
sebuah tim lebih baik daripada kinerja perindividu di suatu organisasi ataupun
suatu perusahaan.
Richard Y. Chang & Mark J. Curtin (1998) menyatakan manfaat tim bagi
yang benar
1996), ada 9 dimensi dalam model efektifitas tim yang dapat digunakan untuk
Setiap anggota tim harus memahami tujuan tim secara jelas dan memiliki
merupakan hasil dari tujuan bersama dimana tujuan tim pada akhirnya akan
penerimaan informasi tentang ide-ide dan perasaan. Dalam tim yang tidak
efektif, komunikasi sering satu arah dan memfokuskan secara eksklusif hanya
pada ide saja. Dengan mengabaikan atau menekan perasaan, maka tim berisiko
dari semua keputusan tim harus dinilai secara hati-hati. Sebagai contoh, ketika
efektif.
Tim yang tidak efektif sering mencoba untuk mengabaikan atau menekan
konflik, sedangkan tim yang efektif dapat menggunakan konflik dengan cara
lebih kreatif, dan jumlah partisipasi anggota tim yang lebih tinggi.
g. Kohesi tim
satu sama lainnya dan merasa puas dengan keanggotaan tim mereka. Meskipun
dengan dimensi lain dari efektifitas tim maka sebuah tim yang memiliki
keefektifan dari solusi tersebut. Ketika sebuah tim mampu untuk mengenali
memberikan solusi yang tepat maka sebuah tim yang efektif juga akan mampu
akan muncul dikemudian hari serta mampu memberikan solusi yang inovatif.
i. Efektivitas interpersonal
anggota tim. Kecocokan antara tujuan anggota tim dan konsekuensi dari
1. Definisi Komunikasi
pengiriman ide atau pikiran dari satu orang kepada orang lain dengan tujuan untuk
informasi baik verbal atau non verbal (Chitty, 2001, dalam Marquis, 2010).
penerimaan informasi tentang ide-ide dan perasaan. Dalam tim yang tidak efektif,
komunikasi sering satu arah dan memfokuskan secara eksklusif hanya pada ide
saja. Dengan mengabaikan atau menekan perasaan, maka tim berisiko kehilangan
komunikasi yang meliputi sumber, pesan, media, penerima, efek, serta umpan
a. Sumber
komunikasi akan melibatkan dan tergantung dari sumber sebagai pembuat atau
pengirim informasi.
e. Media
f. Penerima
Penerima merupakan objek sasaran pesan yang dikirim oleh pengirim pesan.
g. Efek/pengaruh
Efek/pengaruh bias terjadi pada pengetahuan, sikap, dan tingkah laku individu.
h. Lingkungan
mulai dari sumber yang menyampaikan pesan, sampai pada efek atau pengaruh
3. Prinsip-prinsip komunikasi
tersebut akan dapat mempengaruhi orang lain dan akhirnya akan diterima tanpa
paksaan.
b. Fokus
Agar komunikasi itu bermakna dan efektif perlu memperhatikan fokus tertentu.
Fokus ini berguna agar penyampaian pesan tetap pada media yang digunakan.
c. Sosialisasi
Sasaran ini perlu diketahui untuk memahami situasi dari sasaran tersebut.
d. Individualisasi
tertentu pula.
e. Unitas (sequence)
sedemikian rupa sehingga terlihat pesan yang perlu diberikan terlebih dahulu
atau yang diutamakan, pesan-pesan tersebut perlu diketahui mana yang lebih
dihadapi.
f. Evaluasi
merupakan umpan balik. Jadi dalam hal ini peran komunikator dan komunikan
sangat penting.
a. Penyaringan Informasi
organisasi yang harus dilalui oleh suatu informasi semakin besar kemungkinan
untuk penyaringan. Di sisi lain, hal ini wajar terjadi karena dalam struktur
yang ekstrim seperti gembira yang berlebihan atau sedih sangat mungkin
d. Bahasa
Kata-kata yang sama dapat berarti berbeda untuk orang yang tidak sama. Usia,
pendidikan dan latar belakang budaya merupakan tiga variabel yang biasanya
mempengaruhi bahasa yang digunakan dan arti yang diberikan kepada katakata.
Di dalam suatu organisasi, pegawai berasal dari latar belakang yang tidak sama.
teknis dan ungkapan-ungkapan yang khas, dan sering pegawai tidak tahu
bahwa kata-kata atau istilah yang mereka gunakan mempunyai arti yang sama
bagi komunikan/penerima.
e. Kurang Perhatian
pesan atau informasi, baik dalam bentuk pengumuman, artikel, atau tidak
maka audiens atau penerima langsung akan mempercayai apa yang dikatakan,
menjadi defensif terlibat dalam perilaku seperti secara verbal menyerang orang
h. Kebanjiran Informasi
selesai.
Menurut Ardana (2008), ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk
mendengarkan adalah memberi arti kepada apa yang didengar. Oleh sebab itu,
2. Empati
3. Penerimaan
Pendengar yang aktif memiliki penerimaan yang obyektif atas apa yang
didengar dan dilihat. Ini bukan tugas mudah. Tantangan terhadap pendengar
yang aktif adalah menyerap apa yang dikatakan seseorang tanpa menilai
TEAMWORK
Definisi
Defenisi
Komunikasi adalah
proses pengiriman
ide atau pikiran dari
satu orang kepada
orang lain dengan
tujuan untuk
menciptakan
pengertian dalam
diri orang yang
menerimanya.
• Komunikasi verbal
adalah komunikasi
dengan menggunakan
simbol-simbol verbal
(bahasa)
a. Sumber
Sumber merupakan
orang yang pertama
atau memprakarsai
untuk memulai
terjadinya proses
komunikasi.
c. Media
Media merupakan sarana yang digunakan oleh
komunikator untuk memindahkan pesan dari pihak
satu ke pihak lainnya.
d. Penerima
Penerima merupakan objek sasaran pesan yang
dikirim oleh pengirim pesan.
e. Efek/pengaruh
Efek merupakan perbedaan antara apa yang
dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan penerima pesan
sebelum dan sesudah menerima pesan.
Prinsip-prinsip komunikasi
a. Konteks
Komunikasi yang bermakna akan sangat tergantung
kepada cara menghubungkan dengan konteks pesan
yang disampaikan.
c. Sosialisasi
Komunikasi yang bermakna dan efektif tergantung
pada hubungan antara komunikator dan komunikan
serta kepada siapa komunikasi itu ditujukan.
d. Individualisasi
Komunikasi yang bermakna tentunya perlu
mengetahui sikap, kecakapan, dan kemampuan
dari masing-masing komunikan secara individu atau
kelompok.
e. Unitas (sequence)
Untuk menjaga kelancaran proses komunikasi
maka pesan-pesan harus disusun sedemikian rupa
sehingga terlihat pesan yang perlu diberikan
terlebih dahulu atau yang diutamakan.
Hambatan-hambatan terhadap
komunikasi yang efektif
a. Penyaringan Informasi
• Komunikator cenderung memanipulasi
informasi supaya lebih dapat diterima dengan
baik oleh komunikan/ penerima.
c. Emosional
Bagaimana perasaan
komunikan/penerima
pada saat ia
menerima pesan akan
mempengaruhi
interpretasinya
mengenai pesan
tersebut.
e. Kurang Perhatian
Kesalahpahaman terjadi karena orang tidak
membaca dengan benar suatu pesan atau informasi,
baik dalam bentuk pengumuman, artikel, atau tidak
mendengar percakapan orang dengan baik.
h. Kebanjiran Informasi
Ketika informasi yang harus diterima melampaui
kapasitas pemprosesan (e-mail, telepon, faks, notula
rapat, bacaan) akan ada kecenderungan untuk
membuang, mengabaikan, melewatkan, dilupakan atau
menunda pemprosesannya sampai situasi kebanjiran
informasi selesai.
2. Empati
Berusaha mengerti apa yang diinginkan oleh
pembicara.
3. Penerimaan
Pendengar yang aktif memiliki penerimaan yang
obyektif atas apa yang didengar dan dilihat.
“Halang Rintang”
1. Deskripsi
2. Tujuan
3. Waktu
Penutup mata, botol, balok kayu, kursi, tali rafia dan kapur tulis
ini. Perlengkapannya adalah botol atau kaleng minuman dan berberapa kursi
pada jalur yang akan dilalui peserta kegiatan dalam permainan ini
finish (dengan catatan waktu terpendek, tetapi jika menabrak kursi, kaleng atau
d. Setiap kelompok memilih satu orang peserta sebagai perwakilan untuk ditutup
terbalik, kiri menjadi kanan, kanan menjadi kiri, maju menjadi mundur dan
mundur menjadi maju serta terus artinya stop dan stop artinya terus.
sebagai pemenang.
1. Deskripsi
Permainan ini lebih diarahkan untuk membuat suasana lebih rileks dan melatih
2. Tujuan
Menciptakan suasana yang lebih rileks dan peserta merasa lebih bersemangat
3. Waktu
Tidak ada
b. Salah satu ujung dari barisan tersebut dibisiki sebuah pesan yang terdiri dari
beberapa suku kata. Pesan tersebut harus disampaikan kembali kepada peserta
lain secara berantai hingga pesan tersebut sampai ke ujung yang lainnya.
c. Setelah pesan tersebut sampai ke peserta yang berdiri di ujung barisan, segera
diuji apakah sesuai dengan pesan awal. Bila tidak sesuai maka diurut dibagian
1. Deskripsi
2. Tujuan
Permainan ini menumbuhkan semangat untuk bekerja sama dalam tim serta
3. Waktu
a. Fasilitator memberikan alat bantu untuk permainan yaitu kertas (bisa juga
karton, dus, HVS atau Koran). Jumlah dan ukuran kertas dapat bervariasi
orang maka hanya diberikan 3 lembar kertas HVS, jumlah peserta 10 orang
diberikan 5 lembar kertas koran (utuh) dan sebagainya. Jumlah kertas harus
lebih sedikit dari jumlah peserta untuk membuat permainan menjadi lebih
menarik.
titik start A ke titik finish B. Peserta hanya boleh memijak dimana kertas
berada. Karena jumlah kertas terbatas maka kertas boleh dipindahkan tetapi
syarat utama: kaki dari peserta dalam kelompok tersebut tidak boleh terlepas
d. Fasilitator menentukan titik awal (starting point) dan titik akhir permainan
(final point).
e. Pemenangnya adalah kelompok yang dapat sampai dititik finish paling cepat
1. Deskripsi
2. Tujuan
Permainan ini menumbuhkan semangat untuk bekerja sama dalam tim serta
3. Waktu
Koin, dua buah benda yang berbeda (misalnya: spidol dan buku)
b. Fasilitator meletakkan alat yang telah disediakan (spidol dan buku) di sisi
ujung
g. Posisi harus tetap duduk bersila dan hanya boleh menggunakan kode kepada
mengambil benda
sekeping koin, jika yang muncul angka maka harus memilih spidol dan jika
i. Fasilitator hanya memperlihatkan sisi angka atau gambar pada peserta di sisi
simulasi sebanyak 3x, kelompok yang menang adalah yang paling banyak
“Menebak Karakter”
1. Deskripsi
dan sifat seseorang dari analisis dan penilaian yang dilakukan seseorang
terhadap orang lain, dari segi fisik, gaya bicara dan tingkah laku.
2. Tujuan
Dengan melakukan kegiatan ini peserta pelatihan dapat lebih mengenal dan
menilai karakter dan sifat peserta pelatihan. Kegiatan ini juga dapat
3. Waktu
Kemudian meminta peserta untuk merenungkan tiga kata sifat yang cocok
sekitar 3-5 menit. Setelah itu peserta diminta untuk menuliskan ketiga kata
sifat tersebut ke dalam lembar kertas yang telah dimilikinya. Perlu diingat,
b. Semua kertas yang telah terkumpul oleh fasilitator diacak dan dibagikan
kepada masing-masing peserta. Setelah itu, bacalah satu per satu kertas
tersebut oleh masing-masing peserta dan tebak dari siapa kertas tersebut
berasal. Peserta yang lain juga boleh membantu menebak, kira-kira kertas
tersebut berasal dari siapa yang terpenting tebakan atau dugaannya beralasan.
Perlu diingat, bahwa semua itu merupakan dugaan atau kira-kira saja. Peserta
1. Deskripsi
Permainan ini lebih diarahkan untuk mencairkan suasana tegang di antara peserta
2. Tujuan
3. Waktu
Tidak ada
sebelah kanannya.
demikian akan membuat suasana santai dan nyaman untuk mengikuti sesi
pelatihan selanjutnya
1. Deskripsi
Permainan ini lebih diarahkan untuk mencairkan suasana tegang di antara peserta
2. Tujuan
3. Waktu
Tidak ada
kiri).
f. Demikian seterusnya fasilitator mengulangi lebih cepat dan lebih cepat lagi.
1. Deskripsi
kelompoknya.
2. Tujuan
3. Waktu
4. Alat/media
5. Prosedur
kelompok yaitu:
arah kiri
mengadah ke atas
1. Deskripsi
satu orang untuk menjadi monster dan selebihnya menjadi penjaga. Para penjaga
monster adalah keluar dari lingkaran. Sementara tugas para penjaga adalah
2. Tujuan
Melalui energizer ini, para peserta akan melakukan berbagai gerakan yang dapat
membuat mereka menjadi lebih bersemangat, terhindar dari rasa bosan dan
ngantuk
3. Waktu
4. Alat/media
Hadiah (1 paket alat tulis: pulpen, note book, pensil dan penghapus)
5. Prosedur
bergiliran, dimulai dari peserta yang duduk di ujung sebelah kiri fasilitator.
Peserta-peserta yang mendapatkan kata yang sama diminta untuk menjadi satu
kelompok.
Sementara tugas penjaga adalah agar monster tidak keluar dari lingkaran
tersebut
e. Kepada kelompok yang berhasil menjaga agar monster tidak keluar dari lingkaran
Berilah tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang Anda anggap benar!
b. Affective commitment
c. Kohesi tim
4. Situasi yang dapat mempengaruhi proses komunikasi mulai dari sumber yang
menyampaikan pesan sampai pada efek atau pengaruh pesan terhadap penerima pesan
b. Sumber
c. Lingkungan
d. Efek/pengaruh
6. Komunikasi yang bermakna dan efektif tergantung pada hubungan antara komunikator
dan komunikan serta kepada siap komunikasi itu ditujukan. Sasaran ini perlu diketahui
untuk memahami situasi dari sasaran tersebut. Hal tersebut merupakan pengertian dari
a. Konteks
b. Fokus
c. Sosialisasi
d. Evaluasi
b. Lebih banyak kebebasan untuk membuat dan menindaklanjuti keputusan yang benar
a. Unsur-unsur komunikasi
b. Prinsip-prinsip komunikasi
c. Faktor-faktor komunikasi
d. Dimensi komunikasi
9. Apabila komunikator adalah seorang yang disenangi dan dihormati maka ia akan
cenderung lebih dipercaya perkataannya walaupun belum tentu benar. Hal ini
b. Faktor persepsi
c. Faktor empati
d. Faktor kepribadian
a. Penyaringan informasi
c. Bahasa
d. Lingkungan
SELF ASSESSMENT
Nama : ................................................................................
NAMA : ......................................................................
1. ............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
..........
2. ............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
..........
1.
2.
3.
4.
1. Berikut ini merupakan beberapa pernyataan mengenai penilaian anda terhadap pelatihan
teamwork yang anda ikuti.
No Pernyataan Nilai
(range antara 1-10)
1 Manfaat materi yang disajikan
2 Isi dan materi yang diberikan
3 Manfaat materi yang diberikan terhadap pelaksanaan tugas
4 Penampilan fasilitator
5 Penguasaan fasilitator terhadap materi
6 Cara fasilitator menyampaikan materi
7 Sikap fasilitator terhadap peserta
8 Makanan dan minuman
9 Alokasi waktu pelatihan
10 Kegiatan pelatihan team building secara keseluruhan
KOMUNIKASI
Durasi Training 2 hari
Jumlah Trainee 25
Jumlah Trainer 1
Lokasi Ruangan DIKLAT RSUD X
A. Trainer Cost
1. Gaji Trainer (2x @2.000.000) Rp. 4.000.000
2. Trainer
a. Makan siang (2 x @30.000) Rp. 60.000
b. Coffee Break (2x @10.000) Rp. 20.000
c. Transport (2x @1.000.000) Rp. 2.000.000
B. Trainee
1. Acara
a. Notebook (Rp.10000 x 25 orang) Rp. 250.000
b. Kopian Materi (Rp.10000 x 25 orang) Rp. 250.000
c. Badge name (Rp.5000 x 25 orang) Rp. 125.000
2. Konsumsi
a.Makan siang (2x25xRp.20.000) Rp. 1.000.000
b. Coffee Break (2x25xRp.10.000) Rp. 500.000
3. Perlengkapan
a. Peralatan Games Rp. 500.000
b. Hadiah Rp. 500.000
TOTAL BIAYA Rp. 9. 205.000
Chang, Richard Y dan Mark J Curtin. 1998. Membangun Tim Mandiri. PT. Pustaka
BinamanPressindo, Jakarta
Johnson, David W. & Johnson, Frank P., (1991). Joining Together; Group Theory and
Marquis dan Huston (2010). Kepemimpinan dan manajemen keperawatan. Teori dan
Nasir, dkk. (2009). Komunikasi dalam praktek keperawatan. Teori dan aplikasi. Salemba
Medika. Jakarta.
Robbins, Stephen P, 2004. Perilaku Organisasi, Jilid 2, PT. Indeks Kelompok Gramedia,
Jakarta.
Robbins, Stephen P, Timothy A. Judge 2008. Perilaku Organisasi, PT. Salemba Empat,
Jakarta.
(Manajemen konflik)
A. MATERI PELATIHAN
Latar Belakang
semua manusia pasti mengalami konflik, baik dengan dirinya sendiri maupun orang lain.
Bagi kehidupan organisasi sendiri, sungguh naif bila konflik tidak dipandang sebagai
aspek penting dalam maju atau mundurnya organisasi. Anggapan bahwa timbulnya
terpecah belah merupakan sudut pandang yang paling umum selama ini. Apakah
pandangan tersebut dapat berlaku secara keseluruhan merupakan pertanyaan yang paling
mengemuka. Terlebih bila kita menyadari mustahil menghilangkan konflik dari dalam
Metode:
1. Presentasi
2. Diskusi
3. Games
4. Studi kasus
MANAJEMEN KONFLIK
1. Defenisi
ketidakcocokan antar nilai atau tujuan-tujuan yang ingin dicapai, baik yang ada dalam
diri individu maupun dalam hubungannya dengan orang lain. Kondisi yang telah
Menurut Johnson dan Johnson (dalam Smither, Houston, dan Mclntire, 1996)
tim yang tidak efektif sering mencoba untuk mengabaikan atau menekan konflik,
sedangkan tim yang efektif dapat menggunakan konflik dengan cara yang konstruktif.
yang baik pula yakni memecahkan masalah dengan lebih kreatif, dan jumlah
2. Ciri-Ciri Konflik
3. Jenis-jenis Konflik
Menurut James A.F. Stoner dan Charles Wankel dikenal ada lima jenis konflik
a. Konflik Intrapersonal
Konflik terjadi bila pada waktu yang sama seseorang memiliki dua keinginan
pada satu hal yang mempunyai nilai positif dan negatif sekaligus
b. Konflik Interpersonal
karena pertentangan kepentingan atau keinginan. Hal ini sering terjadi antara
dua orang yang berbeda status, jabatan, bidang kerja dan lain-lain. Konflik
interpersonal ini merupakan suatu dinamika yang amat penting dalam perilaku
organisasi. Karena konflik semacam ini akan melibatkan beberapa peranan dari
beberapa anggota organisasi yang tidak bisa tidak akan mempngaruhi proses
Konflik ini merupakan tipe konflik yang banyak terjadi di dalam organisasi-
organisasi. Konflik antar lini dan staf, pekerja dan pekerja – manajemen
negara lain dianggap sebagai bentuk konflik, dan konflik ini biasanya disebut
dan servis baru, harga lebih rendah dan pemanfaatan sumber daya secara lebih
efisien.
4. Dampak Konflik
Konflik dapat berdampak positif dan negatif yang rinciannya adalah sebagai
berikut :
karyawan dilakukan secara efisien dan efektif maka dampak positif akan
bekerja, seperti hampir tidak pernah ada karyawan yang absen tanpa alasan
yang jelas, masuk dan pulang kerja tepat pada waktunya, pada waktu jam
cara pembagian tugas dan tanggung jawab sesuai dengan analisis pekerjaan
masing-masing.
menyibukkan diri, tidur selama pimpinan tidak ada di tempat, pulang lebih
awal atau datang terlambat dengan berbagai alasan yang tak jelas.
kerjanya yang dirasakan kurang adil dalam membagi tugas dan tanggung
jawab.
timbul stres yang berkepanjangan yang bisa berakibat sakit tekanan darah
dan memberikan latihan dan dapat muncul pemborosan dalam cost benefit.
Konflik yang tidak terselesaikan dapat merusak lingkungan kerja sekaligus orang-
orang di dalamnya, oleh karena itu konflik harus mendapat perhatian. Jika tidak,
a. Kehilangan karyawan yang berharga dan memiliki keahlian teknis. Dapat saja
contoh yang paling buruk adalah karena mungkin Manajer harus memecat
mereka.
c. Keputusan yang lebih buruk yang diambil oleh perseorangan atau tim karena
e. Sabotase terhadap hubungan pribadi dan reputasi anggota tim melalui gosip dan
kabar burung. Segera setelah orang tidak memusatkan perhatian pada tujuan
perubahan, tetapi pada masalah emosi dan pribadi, maka perhatian mereka akan
jengkel dan merasa ada yang berbuat salah kepadanya tidak lama kemudian
dapat meracuni seluruh anggota tim. Bila semangat sudah berkurang, manajer
a.1. Konflik yang berkaitan dengan tujuan yang hendak dicapai (goal conflict)
pada satu tujuandan pada waktu yang sama didorong untuk melakukan
konflik tersebut.
menghindari dua atau lebih hal yang negatif tetapi tujuan-tujuan yang
perbedaan peran dan ambigius dalam tugas dan tanggung jawab terhadap
pokok yaitu :
- Menerima kondisi dan situasi bila muncul konflik yang bisa membuat
Stevenin (2000), ada beberapa faktor yang mendasari munculnya konflik antar
sebenarnya.
yang amat kuat. Pada tingkat ini, sering kali pendapat dan gagasan orang
orang yang terlibat di dalamnya saling menembak dari jarak dekat kemudian
o Keras kepala. Ini adalah mentalitas “dengan caraku atau tidak sama sekali”.
karena biasanya hal ini tetap mengacu pada pemikiran yang logis. Meskipun
o Penyangkalan. Ini adalah salah satu jenis konflik yang paling sulit diatasi
karena tidak ada komunikasi secara terbuka dan terus-terang. Konflik hanya
dipendam. Konflik yang tidak bisa diungkapkan adalah konflik yang tidak
bisa diselesaikan.
6. Penanganan konflik
Spiegel (1994) menjelaskan ada lima tindakan yang dapat kita lakukan
a. Berkompetisi
atas kepentingan pihak lain. Pilihan tindakan ini bisa sukses dilakukan jika
pihak lebih utama dan pilihan kita sangat vital. Hanya perlu diperhatikan situasi
menang – kalah (win-win solution) akan terjadi disini. Pihak yang kalah akan
merasa dirugikan dan dapat menjadi konflik yang berkepanjangan. Tindakan ini
b. Menghindari konflik
Tindakan ini dilakukan jika salah satu pihak menghindari dari situsasi
tersebut secara fisik ataupun psikologis. Sifat tindakan ini hanyalah menunda
konflik yang terjadi. Situasi menag kalah terjadi lagi disini. Menghindari
suasana, mebekukan konflik untuk sementara. Dampak kurang baik bisa terjadi
jika pada saat yang kurang tepat konflik meletus kembali,ditambah lagi jika
salah satu pihak menjadi stres karena merasa masih memiliki hutang
c. Akomodasi
Yaitu jika kita mengalah dan mengorbankan beberapa kepentingan sendiri agar
pihak lain mendapat keuntungan dari situasi konflik itu. Disebut juga sebagai
self sacrifying behaviour. Hal ini dilakukan jika kita merasa bahwa kepentingan
pihak lain lebih utama atau kita ingin tetap menjaga hubungan baik dengan
d. Kompromi
tersebut sama –sama penting dan hubungan baik menjadi yang uatama. Masing-
e. Berkolaborasi
yang sama. Perlu adanya satu komitmen dari semua pihak yang terlibat untuk
MANAJEMEN KONFLIK
Ciri-Ciri Konflik
Setidaknya ada dua pihak secara
perseorangan maupun kelompok yang
terlibat dalam suatu interaksi yang saling
bertentangan
Munculnya ketidakseimbangan
akibat dari usaha masing-masing
pihak yang terkait dengan
kedudukan, status sosial, pangkat,
golongan, kewibawaan, kekuasaan,
harga diri, prestise dan sebagainya.
b. Konflik Interpersonal
Konflik Interpersonal adalah
pertentangan antar seseorang
dengan orang lain karena
pertentangan kepentingan atau
keinginan.
Dampak Konflik
a. Dampak Positif Konflik
Meningkatnya ketertiban dan kedisiplinan dalam menggunakan
waktu bekerja
Meningkatnya hubungan kerjasama yang produktif
Meningkatnya motivasi kerja untuk melakukan kompetisi
secara sehat antar pribadi maupun antar kelompok dalam
organisasi
Semakin berkurangnya tekanan-tekanan, intrik-intrik yang
dapat membuat stress bahkan produktivitas kerja semakin
meningkat.
Approach-Avoidance Conflict
dimana orang didorong untuk melakukan pendekatan
terhadap persoalan-persoalan yang mengacu pada satu
tujuan dan pada waktu yang sama didorong untuk
melakukan terhadap persoalan-persoalan tersebut dan
tujuannya dapat mengandung nilai positif dan negatif bagi
orang yang mengalami konflik tersebut
Penyesuaian/kompromi
Kedua pihak bersedia saling memberi dan menerima, namun tidak
selalu langsung tertuju pada masalah yang sebenarnya.
Kalah/menang
Ini adalah ketidaksepakatan yang disertai sikap bersaing yang amat kuat.
Pada tingkat ini, sering kali pendapat dan gagasan orang lain kurang dihargai.
Pertarungan
Ini adalah konflik “penembak misterius”. Orang-orang yang terlibat di dalamnya
saling menembak dari jarak dekat kemudian mundur untuk menyelamatkan diri.
Keras kepala
Ini adalah mentalitas “dengan caraku atau tidak sama sekali”.
Tidak ada kompromi sehingga tidak ada penyelesaian.
• Penyangkalan
Ini adalah salah satu jenis konflik yang paling sulit diatasi karena tidak
ada komunikasi secara terbuka dan terus-terang. Konflik hanya
dipendam.
b. Menghindari konflik
Tindakan ini dilakukan jika salah satu pihak menghindari
dari situasi tersebut secara fisik ataupun psikologis.
d. Kompromi
Tindakan ini dapat
dilakukan jika ke dua belah
pihak merasa bahwa kedua
hal tersebut sama –sama
penting dan hubungan baik
menjadi yang utama.
“Menyeberang Amazon”
1. Deskripsi
strategi pemecahan masalah dalam upaya untuk mencari cara yang efektif untuk
2. Tujuan
Tujuan games ini untuk melatih kekompakan, kerjasama, sekaligus menguji strategi
3. Waktu
a. Fasilitator menyusun alat untuk permainan yaitu kertas dengan warna atau tanda
warna biru untuk tim B dan sebagainya. Atau kertas bertanda segitiga untuk tim A,
dibuat menjadi sebuah lintasan dari titik start ke titik finish. Susunan kertas ada
yang dibuat berdekatan, ada yang dibuat berjauhan sehingga membuat permainan
semakin menantang.
c. Fasilitator menerangkan tujuan dari permainan ini adalah adu cepat dari titik start
ke titik finish. Mereka hanya boleh menginjak dimana kertas berada sambil
bergandengan tangan.
d. Syarat utama dalam permainan ini adalah bergandengan tangan tidak boleh
terlepas, kertas tidak boleh dipindahkan dan kaki peserta tidak boleh terlepas dari
g. Pemenangnya adalah tim yang terlebih dahulu sampai di garis finish (seluruh
anggota masuk)
1. Deskripsi
pemecahan masalah dalam upaya untuk mencari cara yang efektif untuk
2. Tujuan
Tujuan games ini untuk melatih kekompakan, kerjasama, sekaligus menguji strategi
3. Waktu
Tidak ada
Penjelasan:
- Jembatan hanya daapt dilalui paling banyak 2 orang, orang yang memiliki
lentera
lampu lentera
1. Deskripsi
2. Tujuan
teknik brainstorming.
3. Waktu
b. Berikan sebuah masalah kepada tim untuk diatasi. Masalah tersebut bisa berupa
bagaimana mendapatkan lebih banyak pelanggan untuk toko kita? Atau bagaimana
c. Peraturan:
harus menggali ide sebanyak mungkin dari anggota timnya selama 10-15 menit.
Juru tulis diminta untuk mendorong anggota timnya mengeluarkan ide apapun
Setelah 10-15 menit habis, masing-masing tim harus mengevaluasi setiap ide
yang dihasilkan timnya. Lalu memutuskan tiga ide terbaik. Setelah memperoleh
1. Deskripsi
Permainan ini lebih diarahkan untuk mencairkan suasana di antara peserta dan
2. Tujuan
3. Waktu
e. Fasilitator meminta peserta pelatihan untuk menggigit korek api yang telah
dibagikan. Bagian korek api yang ada bahan bakarnya terletak diletakkan di
bagian luar.
f. Fasilitator meletakkan karet gelang pada korek peserta yang paling depan
g. Setelah diberi aba-aba mulai, karet gelang harus diberikan kepada peserta
batang korek api dan mulut yang digunakan untuk menggigit korek api
tersebut.
h. Apabila korek api jatuh selama proses pemindahan dari satu peserta ke
peserta yang lain, permainan dalam kelompok itu harus diulang dari peserta
i. Pemenang dari permainan ini adalah kelompok yang pertama kali dapat
akhir
1. Deskripsi
Permainan ini lebih diarahkan untuk mencairkan suasana di antara peserta dan
2. Tujuan
Kegiatan ini mengajak para peserta untuk lebih mengenal lebih dekat lagi dengan
peserta pelatihan lain dengan menanyakan hobby, alamat tempat tinggal, makanan
3. Waktu
memulai permainan
c. Setelah diberi aba-aba mulai, peserta segera mulai meminta tanda tangan kepada
d. Pemenangnya adalah pemenang yang dapat mengisi penuh mendatar, miring atau
“Dangdut Yuk...”
1. Deskripsi
Permainan ini lebih diarahkan untuk mencairkan suasana di antara peserta dan
2. Tujuan
3. Waktu
Tidak ada
masing-masing peserta
ini adalah permainan menulis huruf dengan menggunakan pinggul. Misalnya kata
“CINTA”, satu per satu huruf yang membentuk kata cinta diperagakan dengan
menggunakan pinggul. Pertama huruf “C” pinggul digerakkan dari atas kemudian
yang kedua huruf “I” pinggul digerakkan dari atas ke bawah, lalu huruf “N”
kemudian huruf “T” pinggul digerakkan dari atas ke bawah lalu membuat garis
lurus di atas dan tidak ketinggalan huruf “A” pinggul digerakkan dari atas serong
ke kiri bagian bawah lalu kembali dari atas serong ke kiri bagian bawah lalu
kembali dari atas serong ke kanan bagian bawah lalu membuat garis lurus ditenah-
tengahnya.
c. Setelah peserta pelatihan mengerti dan paham mengenai penjelasan yang diberikan
oleh fasilitator, maka fasilitator dapat menyebutkan beberapa kata yang menjadi
persoalan pada permainan ini, misalnya: “AKU”, “BAJU”, “MARAH”, dan lain-
lain
d. Fasiltator memberi aba-aba saat gerakan akan mulai dilakukan dan peserta
1. Deskripsi
Permainan ini lebih diarahkan untuk mencairkan suasana di antara peserta dan
2. Tujuan
3. Waktu
b. Mintalah kepada semua peserta untuk duduk di kursi yang telah disediakan
c. Satu peserta menduduki satu kursi dan jumlah kursi sebanyak peserta yang ada
d. Kata kunci dalam permainan ini adalah “Aku menyayangi orang yang...” .
Lanjutan kata kunci itu bisa macam-macam seperti “ yang memakai jam tangan,
mencari tempat duduk milik teman yang lain yang juga bagian dari kata kunci
yang disebutkan. Misalnya, “Aku menyayangi orang yang memakai jam tangan”,
maka semua peserta yang memakai jam tangan harus berpindah tempat duduk.
1. Deskripsi
Permainan ini lebih diarahkan untuk membuat suasana lebih rileks dan melatih
2. Tujuan
Menciptakan suasana yang lebih rileks dan peserta merasa lebih bersemangat karena
3. Waktu
Tidak ada
ii. Gerakan tersebut dianggap sah jika dimulai dengan kata-kata “David says”.
Jika tidak dimulai dengan kata-kata “David says” dan peserta tetap melakukan,
i. Semua harap berdiri! (tanpa David says) – yang berdiri berarti gugur dan
langsung duduk
ii. Davis says “Semua berdiri!” – yang tidak berdiri berarti gugur.
iii. Siapa yang sudah jelas angkat tangan! (tanpa David says) – yang mengangkat
iv. David says “Siapa yang jelas, angkat tangan!” – yang tidak angkat tangan
berarti gugur.
v. Ok, fasilitator lalu menurunkan tangan (tanpa David says) – peserta yang
vi. David says “ Tepuk pundak peserta di depan anda!” – peserta yang menepuk
pundak dengan tangan yang diangkat (kanan atau kiri) langsung gugur karena
viii. Ok, yang tersisa silahkan naik ke panggung untuk menerima hadiah (tanpa
ix. Di panggung pun, peserta masih bisa diminta untuk melakukan gerakan yang
1. Deskripsi
tengah lingkaran dan menyebutkan huruf “a”, “b” dan “c” secara acak. Masing-
masing huruf merupakan kode agar peserta membentuk suatu kelompok. Tugas
peserta adalah mendengarkan huruf yang disebutkan fasilitator, dan secara cepat
membentuk kelompok yang berisikan anggota kelompok yang sesuai dengan makna
2. Tujuan
3. Waktu
4. Alat/media
5. Prosedur
secara seksama huruf yang disebutkan fasilitator, karena suara yang akan
disebutkan fasilitator yaitu huruf “a”, “b” dan “c”. Masing-masing huruf memiliki
arti:
d. Tugas peserta adalah secara cepat membentuk kelompok yang terdiri dari jumlah
anggota kelompok yang sesuai dengan makna yang terkandung dari huruf-huruf
e. Peserta yang tidak mendapatkan kelompok pada saat melakukan kegiatan ini akan
peserta lain
parah dan sedang menjalani dialisis). Pada saat ini, Tn. C mengalami koma dan pihak
rumah sakit melakukan resusitasi untuk mempertahankan hidup Tn. C. Resusitasi dilakukan
pihak rumah sakit karena sesuai dengan prosedur dan kebijakan rumah sakit dalam
penanganan pasien.
keluarga pasien menuntut tindakan yang dilakukan oleh rumah sakit harus berdasarkan
kepentingan hak klien, dan untuk saat ini peserta menuntut hak meninggal pasien. Rumah
sakit akhirnya menyerahkan kepada pengadilan untuk kasus hak meninggal pasien tersebut.
keinginan/hak meninggal Tn. C dengan moral dan tugas legal untuk mempertahankan
meninggal. Perawat B menyatakan bahwa semua anggota/staf yang berada dirumah sakit
tidak mempunyai hak menjadi seorang pembunuh. Perawat C mengatakan bahwa yang
Bahan diskusi:
a. Bagaimana tanggapan kelompok terhadap kasus yang ada dalam wacana di atas?
b. Solusi apa yang disarankan kelompok untuk menyelesaikan konflik yang terjadi pada
wacana di atas?
a. Konflik intrapersonal
b. Konflik interpersonal
c. Kerjasama organisasi
2. Tindakan dibawah ini yang tidak perlu kita lakukan dalam penanganan konflik adalah:
a. Kompromi
b. Berkolaborasi
c. Menghindari konflik
d. Menambah konflik
a. Konflik pendekatan-pendekatan
b. Konflik pendekatan-penghindaran
c. Konflik penghindaran-penghindaran
terhadap dua persoalan atau lebih , tetapi tujuan-tujuan yang dicapai saling terpisah
adalah:
a. Approach-approach conflict
c. Avoidence-avoidence conflict
6. Berikut ini adalah lima tindakan yang dapat dilakukan untuk menangani konflik, kecuali:
a. Menghindar
b.Berkompetisi
c. Akomodasi
d.Mediasi
b. Konflik interpersonal
c. Konflik intrapersonal
10. Berikut tindakan-tindakan yang dapat dilakukan untuk menangani konflik, kecuali:
a. Berkompetisi
b.Menghindari konflik
c. Akomodasi
d.Berargumen
SELF ASSESSMENT
Nama : ................................................................................
NAMA : ......................................................................
1. ..............................................................................................................................................
..............................................................................................................................................
..............................................................................................................................................
..............................................................................................................................................
..............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
2. ..............................................................................................................................................
..............................................................................................................................................
..............................................................................................................................................
..............................................................................................................................................
..............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
1.
2.
3.
4.
1. Berikut ini merupakan beberapa pernyataan mengenai penilaian anda terhadap pelatihan
No Pernyataan Nilai
4 Penampilan fasilitator
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
…………………………………………………................
MANAJEMEN KONFLIK
Jumlah Trainee 25
Jumlah Trainer 1
C. Trainer Cost
1. Gaji Trainer (2x @2.000.000) Rp. 4.000.000
2. Trainer
Rp. 60.000
a. Makan siang (2 x @30.000)
b. Coffee Break (2x @10.000) Rp. 20.000
c. Transport (2x @1.000.000) Rp. 2.000.000
D. Trainee
3. Acara
Rp. 250.000
a. Notebook (Rp.10000 x 25 orang)
b. Kopian Materi (Rp.10000 x 25 orang) Rp. 250.000
4. Konsumsi
Rp. 1.000.000
a. Makan siang (25x2xRp.20.000)
b. Coffee Break (25x2xRp.10.000) Rp. 500.000
5. Perlengkapan
Rp. 500.000
a. Peralatan Games
b. Hadiah Rp. 500.000
Intermedia, 1993).
Robbins, Stephen P, 2004. Perilaku Organisasi, Jilid 2, PT. Indeks Kelompok Gramedia,
Jakarta.
A. MATERI PELATIHAN
Tujuan:
Metode:
1. Presentasi
2. Diskusi
3. Games
4. Role Play
1. Defenisi
dilakukan pada tiap langkah pemecahan masalah melalui beberapa hal berikut ini:
lainnya
apakah kondisi itu tidak cukup atau kondisi itu berlebihan, atau kondisi itu
saling bertentangan
masalah sekarang
1. Defenisi
Menurut Johnson dan Johnson (dalam Smither, Houston, dan Mclntire, 1996)
prosedur pengambilan keputusan harus sesuai dengan kebutuhan tim dan sifat
keputusan tim harus dinilai secara hati-hati. Sebagai contoh, ketika keputusan-
keputusan penting dibuat maka akan membutuhkan dukungan dari anggota tim untuk
dari antara dua alternatif atau lebih. Semua keputusan menuntut penafsiran dan
evaluasi terhadap informasi. Data dan informasi diterima dari berbagai sumber, dan
Cooke dan Slack (1991) menjelaskan 9 tahap yang dilalui individu dalam
a. Observasi
Individu memperhatikan bahwa ada sesuatu yang keliru atau kurang sesuai,
Kesadaran ini diikuti oleh satu periode perenungan seperti proses inkubasi.
b. Mengenali masalah
Setelah melewati masa perenungan atau karena akumulasi dari banyaknya bukti-
bukti atau tanda-tanda yang tertangkap, maka individu semakin menyadari bahwa
c. Menetapkan tujuan
Fase ini merupakan masa mempertimbangkan harapan yang akan dicapai dalam
d. Memahami masalah
Hal ini merupakan sutu kebutuhan bagi individu untuk memahami secara benar
seperti halnya jawaban yang salah terhadap pemahaman masalah yang benar.
e. Menentukan pilihan-pilihan
Jika batas-batas keputusan telah didefinisikan dengan lebih sempit maka pilihan-
pilihan dengan sendirinya lebih mudah tersedia. Namun, jika keputusan yang
f. Mengevaluasi pilihan-pilihan
Fase ini melibatkan penentuan yang lebih luas mengenai ketepatan masing-masing
g. Memilih
Pada fase ini salah satu dari beberapa pilihan keputusan yang tersedia telah dipilih,
h. Menerapkan
Fase ini melibatkan perubahan-perubahan yang terjadi karena pilihan yang telah
individu dalam menjalankan tugas serta sejauh mana kesesuaian pilihan tersebut
dalam penerapan.
i. Memonitor
sesungguhnya.
a. Pendekatan Normatif
b. Teori Prospek
Teori ini adalah salah satu pendekatan deskriptif. Prinsip-prinsip yang diajukan
oleh teori prospek meliputi : prinsip fungsi nilai (value function), bingkai
c. Pendekatan Heuristik
penggunaan proses berpikir sadar (conscious thinking) atau berpikir tidak sadar
(unconscious thinking).
STRATEGI PEMECAHAN
MASALAH
Melakukan perhitungan
meliputi:
laksanakan rencana
pemecahan dan periksalah
tiap langkahnya
periksalah bahwa tiap
langkah perhitungan
sudah benar
bagaimana membuktikan
bahwa langkah yang
dipilih sudah benar.
1. Mencoba-coba
2. Membuat diagram
3. Mencobakan pada persoalan yang lebih sederhana
4. Membuat tabel
5. Menemukan pola
6. Memecahkan tujuan
7. Memperhitungkan setiap kemungkinan
8. Berpikir logis
9. Bergerak dari belakang
10. Mengabaikan hal yang tidak mungkin
Observasi
Individu memperhatikan bahwa ada sesuatu yang keliru
atau kurang sesuai, sesuatu yang merupakan kesempatan
untuk memutuskan sesuatu sedang terjadi pada
lingkungannya.
Menetapkan tujuan
Tujuan pada umumnya berkaitan dengan kesenjangan
antara sesuatu yang telah diobservasi dengan sesuatu
yang diharapkan, berkaitan dengan permasalahan yang
dihadapi.
Memilih
Pada fase ini salah satu dari
beberapa pilihan keputusan yang
tersedia telah dipilih, dengan
pertimbangan apabila diterapkan
akan menjanjikan suatu kepuasan
Menerapkan
Efektivitas penerapan ini
bergantung pada keterampilan
dan kemampuan individu dalam
menjalankan tugas serta sejauh
mana kesesuaian pilihan tersebut
dalam penerapan.
Pendekatan Normatif
Adalah menempuh cara-
cara yang rasional
berdasarkan perhitungan
matematis atau statistik
dengan memperhatikan
memperhatikan prinsip-
prinsip: membandingkan
di antara pilihan,
transitisitas, mengabaikan
faktor umum, dominan,
kontinuitas dan invariant
Pendekatan Heuristik
Heuristik adalah cara menentukan sesuatu melalui
hukum kedekatan, kemiripan, kecenderungan atau
keadaan yang diperkirakan paling mendekati
kenyataan.
“Hand Jam”
1. Deskripsi
strategi pemecahan masalah dalam upayanya untuk melepaskan jalinan atau jaringan
2. Tujuan
Tujuan games ini untuk melatih kekompakan, kerjasama, sekaligus menguji strategi
yang berbelit
3. Waktu
pelatihan.
b. Setelah peserta berdiri dalam lingkaran yang rapat, suruh mereka mengangkat
menurunkan tangan kirinya danmeraih tangan kanan seseorang. Sekali kontak ini
c. Katakan kepada peserta bahwa mereka harus membuat satu barisan tanpa
melepaskan pegangan tangan satu sama lain. Setelah membentuk barisan, mereka
khawatir jika beberapa anggotanya berada jauh dari pusat lingkaran pada akhir
latihan.
1. Deskripsi
dalam membuat suatu keputusan untuk mencapai target yang telah ditentukan.
2. Tujuan
Tujuan games ini untuk melatih kekompakan, kerjasama dan menguji kelompok
3. Waktu
d. Dengan tidak melepaskan tali, para peserta diminta untuk membuat bintang
bersudut lima
1. Deskripsi
2. Tujuan
Tujuan games ini untuk melatih kerjasama dan strategi pemecahan masalah dalam
kelompok.
3. Waktu
Jawaban :
Jawaban 1
Jawaban 2
Jawaban 3
1. Deskripsi
pelindung telur. Peserta diberikan untuk berkreasi, dengan bantuan peralatan yang
2. Tujuan
solusi yang lebih baik bagi semua orang yang terlibat dalam proses pengambilan
keputusan
3. Waktu
a. Fasilitator memberikan soal sebagai berikut: saat ini tim anda mendapat sebuah
tantangan yang hampir mustahil, yaitu membuat alat pelindung bagi sebutir telur
yang akan dijatuhkan dari ketinggian yang ditentukan tanpa pecah ataupun retak.
Ingat, waktu yang tersedia sangat terbatas, begitu pula dengan dana yang ada.
c. Pemenang dapat ditentukan dari telur yang tidak pecah dan penggunaan bahan
1. Deskripsi
Permainan ini lebih diarahkan untuk mencairkan suasana di antara peserta dan
2. Tujuan
Kegiatan ini mengajak para peserta untuk lebih mengenal lebih dekat lagi dengan
3. Waktu
Penutup mata
peserta pelatihan. Kertas undian tersebut berisi nama-nama hewan yang akan
dijadikan bahan dalan permainan yang akan dilakukan. Para peserta diminta
untuk menirukan suara hewan sesuai dengan yang ada di dalam kertas undian
d. Setelah aba-aba mulai dari fasilitator maka peserta pelatihan diminta untuk
1. Deskripsi
Permainan ini lebih diarahkan untuk mencairkan suasana di antara peserta dan
2. Tujuan
3. Waktu
Spidol
tangan. Dan saat spidol kembali ke tangan fasilitator dengan serta merta peserta
juga bersenandung
d. Ulangi proses ketiga beberapa kali dan setiap kali semakin cepat gerakannya,
kemudian akhiri dengan satu anti klimaks: spidol tidak dilambungkan tapi hanya
cepat)
“Coconut”
1. Deskripsi
Permainan ini lebih diarahkan untuk mencairkan suasana di antara peserta dengan
2. Tujuan
3. Waktu
Tidak ada
(dari tangan kanan) sesuai huruf yang dieja. Misalnya huruf C, peserta harus
1. Deskripsi
Permainan ini lebih diarahkan untuk mencairkan suasana di antara peserta dengan
2. Tujuan
3. Waktu
Tidak ada
Demikian juga untuk kelompok Ba. Tergantung kepada pemandu ke arah mana ia
akan melambaikan tangannya dan berapa lama lambaiannya itu. Mungkin bisa
instruksi fasilitator.
1. Deskripsi
Permainan ini lebih diarahkan untuk mencairkan suasana di antara peserta dengan
2. Tujuan
3. Waktu
Tidak ada
“Bato” maka dipegang pundaknya dan jika disebutkan “Batoto” maka yang
dipegang pahanya.
b. Fasilitator mengucapkan kode dengan jelas, keras dan semakin cepat. Selain itu ,
1. Deskripsi
Permainan ini lebih diarahkan untuk mencairkan suasana di antara peserta dengan
2. Tujuan
3. Waktu
Tidak ada
misalnya (3, 6, 12, 13) angka tersebut diganti dengan kata “Tak”, “Tik”, “Boom”.
c. Bila peserta ada yang salah maka peserta harus keluar dari lingkaran dan peserta
yang mendapat giliran selanjutnya mengulang hitungan dari 1, tapi bisa juga
dimulai dari peserta lainnya yang ditunjuk fasilitator untuk mengulang hitungan.
pelatihan saja yang berhadapan. Peserta yang memiliki konsentrasi tinggi biasanya
1. Ada beberapa strategi memecahkan masalah. Yang bukan menjadi startegi memecahkan
masalah adalah:
a. Mencoba-coba
b. Membuat diagram
c. Membuat tabel
a. Memahami masalah
c. Melakukan perhitungan
d. Menutup-nutupi masalah
3. Salah satu dibawah ini yang bukan suatu pendekatan dalam pengambilan keputusan
adalah:
a. Pendekatan normatif
b. Pendekatan heuristic
c. Pendekatan deskriptif
d. Pendekatan social
4. Yang tidak menjadi tahap yang dilalui individu dalam mengambil keputusan adalah:
a. Observasi
c. Menetapkan tujuan
d. Membiarkan masalah
b. Probabilitas
c. Efek kepastian
d. Perhitungan sosiologis
a. Transitisitas
b. Dominan
c. Kontinuitas
d. Variant
d. Menutupi masalah
berikut, kecuali:
pemecahan
melakukan perhitungan
memahami masalah
10. Dalam memeriksa kembali hasil strategi pemecahan masalahyang dilakukan, individu
SELF ASSESSMENT
Nama : ................................................................................
NAMA : ......................................................................
UNIT PELAYANAN : ......................................................................
1.
2.
3.
4.
1. Berikut ini merupakan beberapa pernyataan mengenai penilaian anda terhadap pelatihan
No Pernyataan Nilai
4 Penampilan fasilitator
3. Perlengkapan
a. Peralatan Games Rp. 500.000
b. Hadiah Rp. 500.000
TOTAL BIAYA Rp. 9.205.000
Intermedia, 1993).
Robbins, Stephen P, 2004. Perilaku Organisasi, Jilid 2, PT. Indeks Kelompok Gramedia,
Jakarta.
A. MATERI PELATIHAN
kemampuan dan informasi, peserta pelatihan memiliki perasaan senang dan menyukai
keberadaan setiap anggota tim serta merasa memiliki kekuatan untuk saling memberikan
pengaruh dalam mencapai tujuan tim, berdasarkan keahlian, kemampuan dan informasi
yang dimiliki
Tujuan:
yang diindikasikan dengan kekuatan yang mengikat anggota kelompok satu sama lain
derajat yang menunjukkan koordinasi usaha anggota kelompok dalam mencapai tujuan
kelompok.
Metode:
a. Presentasi
b. Diskusi
c. Games
1. Defenisi
penjumlahan dari seluruh faktor yang mempengaruhi anggota untuk tetap tinggal
perasaan daya tarik individu terhadap kelompok dan motivasi mereka untuk tetap
bersama kelompok dimana hal tersebut menjadi faktor penting dalam keberhasilan
a. Adanya kesamaan
Kelompok kerja yang homogen akan lebih kohesif dari pada kelompok kerja yang
memiliki kesamaan latar belakang, membuat mereka lebih mudah bekerja secara
b. Ukuran kelompok
berukuran besar karena akan lebih mudah untuk beberapa orang untuk
mendapatkan satu tujuan dan lebih mudah untuk melakukan aktifitas kerja.
c. Adanya interaksi
Kelompok akan lebih kohesif bila kelompok melakukan interaksi berulang antar
anggota kelompok
e. Keberhasilan kelompok
Kohesivitas kelompok kerja terjadi ketika kelompok telah berhasil memasuki level
f. Tantangan
Kelompok kohesif akan menerima tantangan dari beban kerja yang diberikan. Tiap
kelompok, yaitu:
a. Kekuatan sosial
Keseluruhan dari dorongan yang dilakukan oleh individu dalam kelompok untuk
bersatu.
dalam kelompok merasa kelompok adalah sebuah keluarga, tim dan komunitasnya
c. Daya tarik
Individu akan lebih tertarik melihat dari segi kelompok kerjanya sendiri daripada
Individu memiliki keinginan yang lebih besar untuk bekerja sama untuk menapai
tujuan kelompok.
INFORMASI
Menurut Johnson dan Johnson (dalam Smither, Houston, dan Mclntire, 1996)
anggota tim harus mampu mempengaruhi dan dipengaruhi oleh orang lain untuk
terwujudkan secara merata dalam tim. Apabila kekuasaan dan kegiatan saling
mempengaruhi ini hanya dipusatkan pada beberapa orang anggota tim saja maka
kemungkinan efektifitas tim, komunikasi dan kohesivitas tim akan menjadi berkurang.
lain, sehingga orang lain tersebut akan berperilaku sesuai dengan yang diharapkan
Sumber kekuasaan biasanya dibagi menjadi dua kelompok besar (Robbins dan
posisi individual dalam suatu organisasi. Kekuasaan ini dapat berasal dari:
karakteristik unik yang dimiliki seorang individu. Kekuasaan ini dapat berasal
dari:
Kekuasaan ini timbul pada diri seseorang karena ia memiliki kemampuan untuk
terhadap orang lain. Pada suatu organisasi, biasanya seseorang tunduk pada
atasannya karena takut dipecat, atau diturunkan dari jabatannya. Kekuasaan ini
juga dapat dimiliki seseorang karena ia mempunyai informasi yang sangat penting
mengenai orang lain, yang mempunyai pengaruh sangat besar terhadap orang
tersebut.
Kekuasaan ini timbul pada diri seseorang karena ia memiliki kemampuan untuk
dapat menaikkan jabatan, memberikan bonus, menaikkan gaji, atau hal-hal positif
lainnya.
Kekuasaan ini timbul pada diri seseorang karena ia memiliki posisi sebagai pejabat
pada struktur organisasi formal. Orang ini memiliki kekuasaan resmi untuk
dipimpinnya.
Kekuasaan ini timbul pada diri seseorang karena ia memiliki keahlian, ketrampilan
atau pengetahuan khusus dalam bidangnya. Misalnya seorang ahli komputer yang
kepribadian menarik, sering dijadikan contoh atau model oleh orang lain dalam
berperilaku.
mengatakan bahwa kekuasaan pada tingkat departemen atau kelompok dapat berasal
dari 5 sumber yang potensial, yang mungkin saja saling tumpang-tindih, yaitu:
- Ketergantungan (Dependency)
- Kesentralan (Centrality)
organisasi. Secara alternatif dapat dianggap sebagai suatu ukuran seberapa besar
- Ketidak-berlanjutan (Non-sustainability)
adalah suatu ukuran seberapa mudah fungsi dari departemen tersebut digantikan
oleh yang lain. Departemen yang mudah ditutup karena dapat digantikan
KOHESIVITAS TIM
Adanya kesamaan
Kelompok kerja yang homogen akan lebih kohesif dari pada
kelompok kerja yang heterogen.
Ukuran kelompok
Kelompok yang berukuran kecil akan lebih kohesif daripada
kelompok yang berukuran besar.
Keberhasilan kelompok
Kohesivitas kelompok kerja terjadi ketika kelompok telah berhasil memasuki
level keberhasilan.
Tantangan
Kelompok kohesif akan menerima tantangan dari beban kerja yang diberikan.
Defenisi
4. Ketidak-berlanjutan (Non-sustainability)
Berhubungan dengan tingkat pentingnya departemen tersebut.
Keberlanjutan adalah suatu ukuran seberapa mudah fungsi dari
departemen tersebut digantikan oleh yang lain. Departemen yang
mudah ditutup karena dapat digantikan fungsinya, akan memiliki
kekuasaan yang rendah.
“Panca Indera”
1. Deskripsi
Permainan ini dilakukan oleh beberapa peserta dalam satu kelompok, dimana dalam
yang disampaikan oleh salah satu anggota merupakan hal yang sangat penting
sebagai informasi pada anggota lainnya. Hal ini menyadarkan peserta bahwa dalam
2. Tujuan
3. Waktu
Sapu tangan untuk penutup mata peserta, barang yang harus dicari
a. Bagilah peserta menjadi beberapa kelompok dengan jumlah 5 orang dalam satu
kelompok. Dari lima orang yang ada pilihlah satu orang menjadi kaki (yang paling
mulut, satu orang menjadi mata dan satu orang menjadi telinga.
c. Peserta yang menjadi tangan digendong peserta yang menjadi kaki. Kedua peserta
d. Peserta yang menjadi mata melihat letak barang dan membisikkan kepada peserta
yang menjadi telinga, peserta yang menjadi telinga membisikkan letak barang dan
menjadi mulut
e. Peserta yang menjadi mulut berteriak dengan keras kemana anggota kelompoknya
f. Pemenang dari permainan ini adalah kelompok yang pertama kali dapat
1. Deskripsi
menyelaraskan tekanan jari dan gerakan kaki. Gerakan yang selaras akan
diselesaikan.
2. Tujuan
3. Waktu
permainan.
b. Fasilitator menerangkan tujuan permainan ini adalah antar kelompok saling beradu
cepat membawa kaleng dari titik awal hingga ke titik akhir yang telah ditentukan
d. Apabila kaleng jatuh, boleh diambil kembali dengan syarat yang sama: hanya
boleh menggunakan 1 jari atau boleh juga danggap gagal tergantung kesepakatan
awal
e. Pemenangnya adalah kelompok yang pertama kali mencapai titik akhir yang telah
ditentukan.
1. Deskripsi
Games ini merupakan games kelompok yang dapat menyadarkan peserta akan peran
permainan ini.
2. Tujuan
3. Waktu
a. Fasilitator menyiapkan kotak-kotak dari tali yang dirangkai (bentuk seperti kotak
catur)
kunci jawaban: kotak-kotak mana saja yang akan diberi tanda BOM.
c. Fasilitator menerangkan tujuan dari permainan ini adalah membawa seluruh peserta
menginjak kotak yang ditandai BOM di kertas kunci jawaban maka fasilitator akan
berkata BOM
h. Permainan berjalan sampai dengan seluruh peserta sampai pada titik finish dengan
1. Deskripsi
Peserta dituntut untuk mengikuti gerakan yang akan dibuat oleh peserta lain yang
2. Tujuan
Melatih peserta tampil percaya diri menjadi pemimpin dan mengajak rekan lainnya
untuk mengikuti gerakan yang dilakukan. Orang akan lebih merespon kepad rekan
yang mampu bekerja bersama mereka, bukan hanya memerintah tetapi tidak bersedia
3. Waktu
Tidak ada
gerakan, misalnya gerakan tepuk tangan di depan dada, di atas kepala, lompat-
lompat, joget dan sebagainya. Usahakan gerakan yang dibuat selucu mungkin
1. Deskripsi
Games ini menuntut peserta untuk menggunakan keahlian, kemampuan dan informasi
diri dan bersinergi dengan anggota tim lain akan menghasilkan pengerjakan tugas
2. Tujuan
Tujuan games ini untuk melatih kerjasama dan saling menghargai sesama anggota
kelompok akan kelebihan yang dimiliki masing-masing anggota kelompok dalam tim.
3. Waktu
a. Fasilitator membagi peserta pelatihan menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari
4-5 orang peserta. Selanjutnya membagikan peralatan yang akan digunakan dalam
sebelumnya.
c. Kertas petunjuk permainan berisi tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh peserta
dalam kelompok:
d. Setiap tugas harus dikerjakan sampai selesai sebelum melanjutkan tugas selanjutnya
1. Deskripsi
Games ini merupakan games yang mengajak kelompok untuk saling bekerjasama dan
2. Tujuan
Tujuan games ini untuk melatih kerjasama, komunikasi, menguji kekompakan dan
3. Waktu
a. Peserta dibagi dalam beberapa kelompok yang terdiri dari 4-5 orang anggota
e. Kelompok diberi tugas untuk menggambar sebuah rumah sakit yang di dalamnya
1. Deskripsi
Peserta diminta untuk menuliskan sebuah nomor telepon. Setelah itu, peserta
langkah tersebut dilakukan secara tepat maka peserta akan mendapatkan angka atau
2. Tujuan
3. Waktu
a. Fasilitator meminta peserta untuk mencatat tiga digit pertama dari angka atau
c. Ditambahkan 1
d. Dikalikan 250
f. Tambahkan lagi dengan 4 digit terakhir dari angka atau nomor telepon yang
h. Hasilnya dibagi 2
i. Bingo! Peserta akan mendapatkan angka atau nomor telepon yang dituliskan
1. Deskripsi
Setelah semua selesai menggambar, hasilnya akan dibagikan secara acak kepada
ada padanya.
2. Tujuan
Memupuk keakraban antar sesama peserta pelatihan dan menciptakan rasa nyaman
3. Waktu
pelatihan
“Memecahkan Balon”
1. Deskripsi
Peserta diminta untuk memecahkan balon yang diisi udara yang tidak maksimal
Balon yang berisi udara yang diisi tidak maksimal akan lebih sulit untuk
memecahkannya.
2. Tujuan
3. Waktu
Balon
a. Isi 3 balon dengan udara tetapi tidak maksimal, hanya sekitar seperempat atau
1. Deskripsi
Permainan ini lebih diarahkan untuk membuat suasana lebih rileks dan melatih
2. Tujuan
Menciptakan suasana yang lebih rileks dan peserta merasa lebih bersemangat karena
3. Waktu
lingkaran
pertanyaan:
f. Bagi peserta yang merasa dirinya adalah yang dimaksud oleh pertanyaan tersebut
harus segera berpindah tempat duduk berebut dengan “korban” yang berada
ditengah tadi
g. Siapa yang tidak mendapatkan tempat duduk maka menjadi “korban baru”
1. Deskripsi
Permainan ini lebih diarahkan untuk mencairkan suasana di antara peserta dan
2. Tujuan
3. Waktu
a. Tulislah angka 25, 50, 100, 200 pada kertas yang ada . Satu kertas berisi satu
buah tulisan.
peserta pelatihan sebanyak 25 orang maka, maka angka 25, 50, 100, 200 masing-
masing 5 lembar.
ada. Peserta pelatihan menempelkan kertas tersebut ke bagian tubuh yang mudah
terlihat seperti kening, pipi atau pada baju bagian depan. Setelah kertas terpasang
Jumlah angka kemudian disebutkan. Karena angka tertinggi adalah 200 dan
angka yang adalah 25, 50, 100 dan 200, maka angka yang disebutkan harus lebih
atau sama dengan 200dan tidak boleh menyebutkan angka yang tidak mungkin
ada. Peserta harus mencari teman yang laindan membentuk kelompok dengan
g. Agar permainan semakin seru, fasilitator dapat memberi hukuman kepada peserta
yang tidak mendapatkan pasangan atau peserta yang mempunyai jumlah yang
1. Deskripsi
Permainan ini lebih diarahkan untuk mencairkan suasana di antara peserta dan
selanjutnya
2. Tujuan
Dengan melakukan kegiatan ini, peserta merasa lebih rileks, terhindar dari rasa
3. Waktu
Infokus
pertanyaan sederhana.
b. Pertanyaan pertama:
Jawaban yang benar adalah buka kulkasnya, masukkan jerapahnya dan tutup
kembali kulkasnya.
d. Pertanyaan ketiga
“Si Raja Hutan sedang menjadi tuan rumah konferensi para binatang. Semua
gajah masih berada di dalam kulkas, sedangkan si jerapah sudah dikeluarkan dari
kulkas
e. Fasilitator memberi jeda waktu sekitar 3-5 menit terlebih dahulu. Hal ini
bertujuan untuk memberi waktu kepada peserta pelatihan untuk merespon dan
menyampaikan bahwa jika peserta masih salah dalam tiga pertanyaan pertama,
f. Pertanyaan keempat
Jawaban yang benar adalah berenang saja. Penjelasannya karena seluruh buaya
Berilah tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang Anda anggap benar!
a. Tantangan
b. Keberhasilan kelompok
c. Adanya kesamaan
a. Kerjasama kelompok
b. Perbedaan kelompok
c. Kelemahan sosial
d. Daya saing
a. Kekuasaan memaksa
a. Ketergantungan
b. Sumber dana
c. Kesentralan
d. Kekurangan
7. Penjumlahan dari seluruh faktor yang mempengaruhi anggota untuk tetap tinggal dalam
a. Kohesivitas
b. Kolaborasi
c. Koordinasi
d. Konsekuensi
kerjasama lainnya sehingga dapat mengerjakan tugas dengan efektif maka departemen B
a. Dependency
b. Centrality
c. Legitimate Power
d. Expert Power
9. Kekuasaan yang didasarkan pada posisi individual dalam suatu organisasi disebut:
a. Coercive Power
b. Formal Power
c. Reward Power
d. Legitimate Power
a. Coercive Power
b. Centrality Power
c. Reward Power
d. Legitimate Power
SELF ASSESSMENT
Nama : ................................................................................
NAMA : ......................................................................
UNIT PELAYANAN : ......................................................................
2. ..............................................................................................................................................
..............................................................................................................................................
..............................................................................................................................................
..............................................................................................................................................
..............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
1.
2.
3.
4.
1. Berikut ini merupakan beberapa pernyataan mengenai penilaian anda terhadap pelatihan
No Pernyataan Nilai
4 Penampilan fasilitator
KOHESIVITAS, KEKUASAAN
Durasi Training 2 hari
Jumlah Trainee 25
Jumlah Trainer 1
Lokasi Ruangan DIKLAT RSUD X
A. Trainer Cost
1. Gaji Trainer (2x @2.000.000) Rp. 4.000.000
2. Trainer
a. Makan siang (2 x @30.000) Rp. 60.000
b. Coffee Break (2x @10.000) Rp. 20.000
c. Transport (2x @1.000.000) Rp. 2.000.000
E. Trainee
3. Acara
a. Notebook (Rp.10000 x 25 orang) Rp. 250.000
b. Kopian Materi (Rp.10000 x 25 orang) Rp. 250.000
c. Badge name (Rp.5000 x 25 orang) Rp. 125.000
4. Konsumsi
a. Makan siang (25x2xRp.20.000) Rp. 1.000.000
b. Coffee Break (25x2xRp.10.000) Rp. 500.000
5. Perlengkapan
a. Peralatan Games Rp. 500.000
b. Hadiah Rp. 500.000
TOTAL BIAYA Rp. 9. 205.000
Company
Johnson, D. W., & Johnson, R. T. (1975). Learning together and alone. Englewood Cliffs,
NJ: Prentice-Hall.
McShane, Steven L., & Glinow, M.A.V. (2003). Organizational Behavior 2nd Edition. New
York : McGraw-Hill.
A. MATERI PELATIHAN
peserta pelatihan bersedia terlibat dalam kerjasama tim dan mampu membagikan tugas-
tugas kepemimpinannya di antara anggota tim tergantung pada situasi dan kemampuan
Kesadaran diri penting dalam hidup berorganisasi. Memahami diri bukan hanya
sakah satu syarat agar kita sukses tetapi juga syarat agar kita dapat bekerja bersama
orang lain secara efektif. Untuk dapat bekerjasama dengan orang lain perlu kita ketahui
motivasi, kebutuhan, gaya kerja, kemampuan dan batas kemampuan orang yang bekerja
Metode
a. Presentasi
b. Video
c. Games
d. Role Play
e. Diskusi
1. Defenisi
orang lain, terutama bawahannya, untuk berpikir dan bertindak sedemikian rupa,
anggota dalam hal berbagai aktivitas yang harus dilakukan. Lebih jauh lagi, Griffin
(2000) membagi pengertian kepemimpinan menjadi dua konsep, yaitu sebagai proses,
dan sebagai atribut. Sebagai proses, kepemimpinan difokuskan kepada apa yang
dilakukan oleh para pemimpin, yaitu proses di mana para pemimpin menggunakan
pengaruhnya untuk memperjelas tujuan organisasi bagi para pegawai, bawahan, atau
membantu menciptakan suatu budaya produktif dalam organisasi. Adapun dari sisi
seorang pemimpin. Oleh karena itu, pemimpin dapat didefinisikan sebagai seorang
adalah:
tersebut.
pemimpin dengan keahliaanya yang khas dan ditunjuk secara khusus. Ini
adalah sejenis pemimpin yang memberi inspirasi kepada orang lain. Seringkali
Pemimpin sebagai ahli dapat dianalogikan sebagai instruktur atau seorang juru
penerang, berada dalam posisi yang khusus dalam hubungannya dengan unit
hanya pada bidang dimana terdapat fakta. Termasuk dalam kategori ini adalah
guru, petugas sosial, dosen, dokter, ahli hukum, dan sebagainya yang mencapai
e. Pemimpin diskusi
pemimpin diskusi.
3. Gaya kepemimpinan
bersifat umum setelah melalui proses diskusi dan konsultasi dengan para
bawahan.
pemecahan masalah atau dengan kata lain apabila pemimpin akan mengambil
Hubungan dengan bawahan terjalin dengan baik dan dalam suasana yang penuh
dengan bawahan.
1. Defenisi
Menurut Johnson dan Johnson (dalam Smither, Houston, dan Mclntire, 1996)
anggota tim harus mampu untuk berinteraksi dengan anggota tim lainnya secara
anggota kelompok dengan tujuan anggota tim. Kecocokan antara tujuan anggota tim
a. Underpersonal : membuat jarak dengan orang lain, menolak bantuan orang lain.
interpersonal, yaitu:
1. Komunikasi efektif
pandangan akan membuat gembira, suka dan nyaman. Sebaliknya bila berkumpul
dengan orang atau kelompok yang benci akan membuat tegang, resah dan tidak
enak.
2. Ekspresi wajah
makna dalam beberapa detik raut wajah akan menentukan dan menggerakkan
3. Kepribadian
Faktor kepribadian lebih mengarah pada bagaimana tanggapan dan respon yang
akan diberikan sehingga terjadi hubungan. Tindakan dan tanggapan terhadap pesan
sangat tergantung pada pola hubungan pribadi dan karakteritik atau sifat yang
dibawanya.
Stereotyping merupakan cara yang banyak ditemukan dalam menilai orang lain
menimbulkan prasangka dan gesekan yang cukup kuat, terutama pada saat pihak-
pihak yang berkonflik sulit membuka jalan untuk melakukan perbaikan. Individu
Manusia selalu berusaha mencapai konsistensi dalam sikap dan perilakunya atau
kita cenderung menyukai orang lain, kita ingin mereka memilih sikap yang sama
dengan kita, dan jika menyukai orang, kita ingin memilih sikap mereka yang sama.
6. Daya Tarik
Dalam hukum daya tarik dapat dijelaskan bahwa cara pandang orang lain terhadap
diri individu akan dibentuk melalui cara berfikir, bahasa dan tindakan yang khas.
Orang pintar, pandai bergaul, ganteng atau cantik akan cenderung ditanggapi dan
dinilai dengan cara yang menyenangkan dan dianggap memiliki sifat yang baik.
Meskipun apa yang disebut gagah, cantik atau pandai bergaul belum disepakati,
Orang-orang yang memiliki daya Tarik cederung akan disikapi dan diperlakukan
lebih baik, sopan dan efektif untuk mempengaruhi pendapat orang lain.
7. Ganjaran
Seseorang lebih menyenangi orang lain yang memberi penghargaan atau ganjaran
berupa pujian, bantuan, dorongan moral. Kita akan menyukai orang yang
menyukai dan memuji kita. Interaksi sosial ibaratnya transaksi dagang, dimana
seseorang akan melanjutkan interaksi bila laba lebih banyak dari biaya. Bila
8. Kompetensi
Setiap orang memiliki kecenderungan atau tertarik kepada orang lain karena
menanggapi informasi dan pesan dari orang berpengalaman, ahli dan profesional
memberikan solusi terhadap masalah yang dihadapi. Dalam situasi krisis, para
pihak yang berkonflik membutuhkan bantuan teknis dan bimbingan dari individu
penyelesaian.
KEPEMIMPINAN
PARTISIPATIF
Defenisi
Kepemimpinan adalah kemampuan
dan keterampilan seseorang yang
menduduki jabatan sebagai
pimpinan satuan kerja untuk
mempengaruhi perilaku orang lain
dalam pencapaian tujuan
organisasi.
Gaya kepemimpinan
a. Gaya kepemimpinan direktif
Pemecahan masalah dan pengambilan keputusan
berkaitan dengan seluruh pekerjaan menjadi tanggung
jawab pemimpin dan ia hanya memberikan perintah
kepada bawahannya untuk melaksanakannya.
Pemimpin menentukan semua standar bagaimana
bawahan menjalankan tugas.
Konsultatif pemimpin melakukan pengawasan kerja
yang ketat.
Need of inclusion
(perasaan sebagai anggota
dari suatu kelompok),
keinginan untuk
menumbuhkan rasa
memiliki.
Undersocial: misalnya,
minder, menarik diri,
tertutup.
Social : misalnya, tahu
situasi dan kondisi.
Oversocial : misalnya,
over akting.
2. Ekspresi wajah
Ekspresi wajah menimbulkan kesan dan
persepsi yang sangat menentukan penerimaan
individu atau kelompok.
3. Kepribadian
Kepribadian sangat menentukan bentuk
hubungan yang akan terjalin.Kepribadian
mengekspresikan pengalaman subjektif seperti
kebiasaan, karakter dan perilaku.
6. Daya Tarik
Dalam hukum daya tarik dapat dijelaskan
bahwa cara pandang orang lain terhadap
diri individu akan dibentuk melalui cara
berfikir, bahasa dan tindakan yang khas.
Orang-orang yang memiliki daya tarik
cenderung akan disikapi dan diperlakukan
lebih baik, sopan dan efektif untuk
mempengaruhi pendapat orang lain
8. Kompetensi
Setiap orang memiliki kecenderungan atau
tertarik kepada orang lain karena prestasi atau
kemampuan yang ditunjukkannya.
1. Deskripsi
Membuat sebuah bentuk yang benar sesuai dengan instruksi fasilitator. Pemimpin
2. Tujuan
tujuan (driving people), memotivasi orang agar mau berbuat (motivating people),
3. Waktu
a. Fasilitator memberikan seutas tali yang cukup panjang untuk dipegang oleh semua
dan sebagainya
d. Setiap kelompok yang berhasil membuat bentuk yang dimaksud akan diberikan
nilai. Bentuk geometri tersebut dimulai dari bentuk yang sederhana (lingkaran)
1. Deskripsi
2. Tujuan
Games ini bertujuan melatih anggota kelompok untuk semakin menyadari peran
3. Waktu
a. Fasilitator menyiapkan 20-30 batang lilin yang diletakkan dalam keadaan berdiri
di atas lantai. Jarak satu lilin dengan lilin lainnya sekitar 10 cm.
diberikan satu bungkus kotak korek api yang di dalamnya terdapat beberapa
menyalakan lilin.
batang korek api di setiap kesempatan yang diterimanya. Dengan satu batang
sebanyak-banyaknya.
d. Waktu untuk menyalakan lilin dilakukan bergantian. Peserta dan kelompok yang
lain melihat sambil memberikan dukungan maupun teror untuk peserta yang
tampil di depan.
e. Kelompok yang dapat menyalakan lilin terbanyak dan dapat meyelesaikan tugas
1. Deskripsi
2. Tujuan
Games ini bertujaun untuk mengingatkan kembali dan memberi kesadaran kepada
3. Waktu
Kertas bernomor
yang telah bernomor. Setiap peserta mengingat nomor yang tertera di potongan
kertas tersebut.
b. Fasilitator bercerita mengenai analogi kerja sebuah mobil dengan kinerja sebuah
organisasi. Mobil akan dapat bekerja dengan baik apabila seluruh komponen mobil
dapat bersinergi dengan baik sesuai dengan peran dan fungsinya masing-masing.
saya sebagai setir mobil saya akan…” mengarahkan mobil, bisa lurus, belok kanan,
belok kiri sesuai dengan tujuan yang akan dituju oleh mobil. Kemudian fasilitator
juga merefleksikan fungsi setir tersebut ke dalam organisasi. “Jika saya sebagai
d. Setelah dapat dipahami oleh peserta, fasilitator memberi waktu kurang lebih 3
e. Fasilitator mempersilahkan setiap peserta satu per satu untuk mengemukakan hasil
pemikiran peserta, dengan cara menyebutkan nomor sesuai dengan yang tertera
“Soulmate”
1. Deskripsi
yang dibagikan secara acak oleh fasilitator. Peserta yang telah mendapatkan
pasangan kemudian memberi penjelasan mengenai arti dari susunan kata yang
menjadi pasangannya.
2. Tujuan
3. Waktu
yang akan diberikan, misalnya: “Bersama Kita Bisa”. Suku kata yang dibuat
10 kalimat
ditulis di kertas, satu kertas berisi kalimat “Bersama Kita” dan satu kertas berisi
kata “Bisa”
masing dan membaca isinya yaitu sepotong kalimat yang belum lengkap
menjadi lengkap
menyampaikan arti dari kalimat tersebut kepada peserta pelatihan lain setelah
1. Deskripsi
Permainan ini lebih diarahkan untuk mencairkan suasana di antara peserta, melatih
2. Tujuan
Dengan melakukan gerakan atau aktivitas, peserta merasa lebih bersemangat, terhindar
3. Waktu
Hulahop, sarung
satu peserta dan sarung (PENCURI) kepada salah satu peserta lainnya.
d. Jarak antara peserta yang memakai lingkaran hulahop dengan yang memakai sarung
f. Fasilitator memberikan aba-aba mulai, dengan tangan yang masih tetap berpegangan,
pencurinya.
g. Peserta yang bertindak sebagai PENCURI juga harus berusaha agar tidak tertangkap
i. PENCURI tertangkap ketika lingkaran hulahop dan sarung berada pada satu orang
yang sama
j. Permainan bisa diulang sampai dengna beberapa kali untuk memberikan kesempatan
1. Deskripsi
Permainan ini lebih diarahkan untuk mencairkan suasana di antara peserta, melatih
2. Tujuan
3. Waktu
Tidak ada
(diusahakan jangan sampai ada peserta yang tidak pernah berdiri), contoh:
a. Keteladanan
b. Ketegasan
3. Salah satu yang bukan menjadi fungsi kepemimpinan yang bersifat hakiki adalah:
b. Penentu arah
4. Dalam proses pengambilan keputusan, ada beberapa gaya kepemimpinan yang dapat
a. Komunikasi efektif
b. Komunikasi agresif
c. Kepribadian
a. Need of inclusión
b. Need of conclusión
c. Need of control
d. Need of affection
seseorang terhadap orang lain karena memiliki prestasi atau kemampuan yang
a. Kompetensi
b. Stereotype
c. Prototype
d. Personality
a. Need of inclusión
b. Need of conclusión
c. Need of control
d. Need of affection
a. Need of inclusión
b. Need of conclusión
c. Need of control
d. Need of affection
a. Need of inclusión
b. Need of conclusión
c. Need of control
d. Need of affection
PENGENALAN DIRI
NAMA : ............................................................................
Berikut adalah “Jendela Jauhari”. “Jendela Jauhari” merupakan salah satu cara
untuk memahami diri sehingga dapat membuat keputusan untuk mengubah pola perilaku
tertentu ke arah pola perilaku baru yang lebih efektif.
DIRI SENDIRI
QUADRANT 1: QUADRANT 2:
QUADRANT 3: QUADRANT 4:
OPEN UNKNOWN
TIDAK TAHU
(Daerah (Daerah Tak Sadar)
Tersembunyi)
Nama :
1. 1. 1.
2. 2. 2.
3. 3. 3.
4. 4. 4.
5. 5. 5.
1.
2.
3.
4.
5.
diketahui oleh orang lain, tetapi tidak diketahui oleh diri kita
sendiri.
4. Daerah Tak Sadar : Merujuk kepada perilaku, perasaan, dan motivasi yang tidak
diketahui, baik oleh diri kita sendiri ataupun oleh orang lain.
1. Berikut ini merupakan beberapa pernyataan mengenai penilaian anda terhadap pelatihan
No Pernyataan Nilai
(range antara 1-10)
4 Penampilan fasilitator
1. Konsumsi
a. Makan siang (25xRp.20.000) Rp. 1.000.000
b. Coffee Break (25xRp.10.000) Rp. 500.000
2. Perlengkapan
a. Peralatan Games Rp. 250.000
b. Hadiah Rp. 250.000
TOTAL BIAYA Rp. 5. 665.000
Subyek 3 2 2 2 3 3 3 4 1 2 2 4 1 2 3 3 2 1 2 2 1 1 3 1 2 2 4 3 1 3 2 4 2 3 2 1 3 2 1 3
Subyek 1 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 3 1 1 2 2 2 2 3 2 1 2 3 3 2 1 2 1 2 3 4 1 2 3 3 2 2 1
41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62
2 1 3 3 2 1 1 2 3 2 2 2 3 2 2 3 3 2 3 2 2 2
2 2 3 2 2 2 1 2 2 3 3 3 2 3 2 2 1 2 1 2 3 2
2 3 3 1 1 2 3 2 3 1 2 1 1 4 3 3 3 2 3 3 1 1
3 2 3 2 1 3 1 2 2 2 2 3 2 3 4 3 1 3 1 2 1 2
4 4 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 1 3 2 4 2 3
2 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 2 3
3 2 4 2 1 1 3 2 2 2 2 3 3 3 1 3 1 3 1 3 3 2
1 1 2 2 2 1 3 1 1 3 2 1 2 2 2 3 3 1 3 1 2 2
1 1 2 3 2 3 3 3 3 1 2 3 1 2 2 2 1 2 1 1 2 1
2 2 1 2 2 1 3 3 2 2 2 1 2 2 2 1 1 2 2 3 1 2
2 2 2 1 2 2 3 2 1 1 2 3 1 3 2 2 4 2 3 4 3 1
3 2 2 3 2 4 3 1 2 3 3 1 3 1 1 3 3 2 3 2 1 3
1 1 2 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 3 2 2 1 1 1 1 3 1
4 2 2 2 2 3 4 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 1 2 2
2 1 2 2 2 3 3 2 1 3 3 3 3 2 2 1 1 2 2 2 1 2
2 2 3 2 2 1 3 1 2 2 1 3 2 2 1 2 3 1 2 2 2 2
2 2 2 3 3 3 3 1 2 3 2 3 3 3 1 3 3 1 1 2 3 3
1 1 3 3 2 1 4 3 1 1 1 3 1 2 1 2 1 1 3 2 2 1
3 2 3 3 3 2 1 3 2 3 2 1 3 2 2 2 1 2 3 2 1 3
4 2 2 2 2 4 4 2 3 2 3 3 2 3 2 2 3 2 4 2 3 2
4 2 2 2 2 3 3 2 2 3 2 3 2 1 2 3 4 2 1 2 1 2
2 1 3 2 2 2 4 2 1 2 3 2 2 2 2 2 3 3 1 3 2 2
2 2 2 3 3 1 2 2 2 3 2 2 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3
2 3 3 3 2 1 1 2 3 3 3 1 3 2 2 2 3 2 1 2 1 3
2 1 2 3 2 3 2 2 1 3 1 2 3 1 1 1 2 2 1 2 1 3
1 2 3 2 3 4 3 3 2 2 1 4 2 2 2 3 4 2 3 3 2 2
3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 1 3 3 2 2 3 2 1 2 3 2
2 2 3 2 2 3 1 2 2 2 3 1 2 3 3 3 2 2 2 2 3 2
2 2 4 1 1 3 3 4 2 1 1 3 1 1 4 1 3 1 3 4 1 1
1 1 3 2 1 2 3 1 1 2 1 3 2 3 1 3 1 1 2 1 3 2
2 1 3 3 2 1 1 3 1 3 4 0 3 3 3 3 1 2 1 2 1 3
2 2 3 3 3 1 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
2 3 1 1 2 2 1 2 3 1 2 1 1 3 2 2 3 2 4 2 3 1
2 2 4 2 3 2 3 2 2 2 1 1 2 2 2 2 4 2 1 3 2 2
3 3 2 1 2 4 3 2 3 1 2 1 1 2 1 1 3 2 4 3 2 1
2 2 3 3 3 4 3 3 2 3 2 1 3 3 2 2 1 3 3 2 3 3
2 2 3 2 2 1 3 2 2 2 2 1 2 2 2 3 1 2 3 2 1 2
2 2 3 3 2 2 1 2 2 3 2 3 2 3 2 2 1 2 4 2 3 2
3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 1 2 1 2 3 3 1 4 2 1 2
2 2 3 3 2 3 3 1 2 2 1 1 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2
1 2 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 2 2 2 2 3 3 1 3 1 2
2 2 3 3 2 1 1 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 4 2 3
3 2 2 2 2 4 4 3 2 2 3 1 2 3 1 3 1 2 3 2 3 2
2 2 2 3 2 3 1 2 2 3 3 3 3 2 2 3 1 2 1 2 2 3
2 2 3 2 3 4 4 3 3 2 2 3 2 3 1 2 3 2 2 2 3 2
2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 2 3 2 2 2 2 4 2 3 3 2 2
2 3 2 2 3 2 4 2 3 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 3 2 2
2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 1 2 2 2 3 2 0 2 2 2 2 2
2 2 3 2 2 1 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2
2 3 2 2 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 1 3 2 2
2 3 1 1 2 2 3 2 3 1 2 4 1 3 2 2 4 2 3 2 3 1
1 2 3 2 3 3 1 2 2 2 3 1 2 2 2 3 1 3 1 3 2 2
2 1 3 3 2 3 3 2 1 2 1 2 2 2 2 2 1 3 1 3 2 2
2 1 2 2 2 1 3 2 2 2 3 3 2 3 2 1 1 2 3 2 3 2
2 3 1 1 2 4 3 2 3 1 2 1 1 1 2 2 3 2 2 2 1 1
2 2 3 2 2 1 1 2 2 2 3 1 2 3 3 3 1 2 1 2 3 2
2 3 2 2 3 1 3 2 3 2 3 3 2 2 2 2 1 2 3 3 2 2
1 1 2 3 2 1 1 1 1 2 2 1 2 2 2 3 3 1 1 1 2 2
2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 4 2 2 2 3 3
4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 2 3 2 3 3 3 4 2 3
2 1 2 2 2 1 3 2 1 2 3 1 2 3 2 1 1 2 1 2 3 2
2 2 3 2 2 3 1 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 2 3 2 3 2
1 2 3 2 3 1 3 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 3 2 2
2 1 3 2 2 4 1 2 1 2 1 3 2 2 2 2 3 3 1 3 2 2
1 1 2 1 2 1 1 2 2 1 1 4 1 2 2 2 4 1 2 1 2 1
1 1 2 2 2 1 4 1 1 2 2 1 2 2 2 1 3 1 1 1 2 2
2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3
4 4 3 3 3 3 1 3 4 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 4 2 3
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Based on
N of Items
Alpha Standardized
Items
.918 .925 62
Item-Total Statistics
Scale Statistics
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha Based
on
Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items
.937 .942 46
Item-Total Statistics
Scale Statistics
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha Based
Cronbach's
on N of Items
Alpha
Standardized
Items
.938 .943 45
Item-Total Statistics
Scale Statistics
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha Based
Cronbach's
on N of Items
Alpha
Standardized
Items
.941 .945 43
Item-Total Statistics
Scale Statistics
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha Based
Cronbach's
on N of Items
Alpha
Standardized
Items
.949 .949 40
Item-Total Statistics
Scale Statistics
SKALA PENELITIAN
Dengan hormat,
Setiap orang dapat memberi jawaban yang berbeda. Jawaban yang tepat adalah
jawaban yang menunjukkan diri Bapak/Ibu/Saudara/i sesungguhnya. Saya
mengharapkan Bapak/Ibu/Saudara/i memberikan jawaban Bapak/Ibu/Saudara/i sendiri,
sejujurnya, tanpa dipengaruhi ataupun mendiskusikannya dengan orang lain. Semua
jawaban akan dijaga kerahasiaannya dan hanya dipergunakan untuk keperluan
penelitian ini saja.
Bantuan Bapak/Ibu/Saudara/i dalam menjawab kuesioner ini akan memberi arti bagi
kualitas penelitian ini dan diharapkan dapat bermanfaat. Atas perhatian dan kerjasama
Bapak/Ibu/Saudara/i, saya ucapkan terima kasih.
Hormat saya,
Umur : .........................................................
Pendidikan : .........................................................
Jabatan : .........................................................
Unit : .........................................................
PETUNJUK PENGISIAN
1. Isilah identitas Anda dengan benar pada kolom yang telah disediakan di atas (identitas diri
dijaga kerahasiaannya)
2. Jawablah semua pernyataan dalam skala ini sesuai dengan diri Anda (jangan sampai ada
nomor yang terlewatkan)
3. Anda diminta untuk memilih satu jawaban yang ada di samping pernyataan dengan cara
menyilang jawaban yang anda pilih. Pilihan jawabannya adalah:
SS = Jika pernyataan Sangat Sesuai dengan diri Anda
S = Jika pernyataan Sesuai dengan diri Anda
N = Jika pernyataan Netral dengan diri Anda
TS = Jika pernyataan Tidak Sesuai dengan diri Anda
STS = Jika pernyataan Sangat Tidak Sesuai dengan diri Anda
4. Setiap orang mempunyai jawaban yang berbeda dan tidak ada jawaban yang benar atau
salah
Contoh:
- Selamat Mengerjakan –
TERIMA KASIH
Subyek_1 2 1 1 3 2 1 2 1 3 1 1 1 2 3 2 1 2 1 1 1 1 2 4 2 3 2 1 3 2 0 2 1 1 3 4 1 2 2 1 1
Subyek_2 2 1 2 2 1 1 1 3 1 1 1 1 2 2 0 0 1 3 1 1 0 3 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2
Subyek_3 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 3 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 0 1 1 0 3 4 1 2 1
Subyek_4 1 1 1 4 4 4 2 1 3 1 1 0 1 4 3 2 2 1 2 1 3 1 4 1 2 1 1 3 1 2 2 3 3 3 2 3 1 2 1 4
Subyek_5 1 3 1 2 2 1 1 2 2 1 4 1 2 2 0 4 1 3 2 4 3 3 3 3 2 4 3 3 2 2 1 1 2 1 4 1 4 3 0 1
Subyek_6 2 1 0 3 4 0 3 3 2 1 2 2 1 2 2 2 1 1 1 2 1 1 4 2 2 2 1 1 4 1 2 2 1 1 0 1 2 1 3 1
Subyek_7 1 1 1 0 2 3 1 3 0 1 1 3 4 1 3 1 1 1 1 1 1 1 0 0 2 2 2 4 3 0 3 3 4 1 1 2 2 1 3 1
Subyek_8 1 2 1 3 1 3 2 1 2 1 2 0 2 1 2 1 2 1 1 1 2 3 1 0 0 1 1 3 2 2 2 3 4 0 1 1 1 0 1 4
Subyek_9 2 0 1 2 2 4 4 2 4 2 1 0 1 1 1 2 1 3 3 0 1 1 0 3 3 2 3 1 2 1 1 2 1 1 3 3 4 1 1 1
Subyek_10 2 2 1 1 2 3 0 3 1 1 0 1 1 0 1 1 3 3 1 0 0 1 0 0 3 1 4 1 1 2 1 1 2 1 0 1 1 1 3 0
Subyek_11 1 0 2 2 0 1 0 2 3 2 1 2 3 0 2 2 1 2 4 1 2 1 0 1 0 1 3 0 2 1 3 1 0 2 4 1 2 2 1 3
Subyek_12 1 1 3 2 3 2 1 4 3 1 1 2 1 3 1 1 1 1 1 2 2 0 1 2 1 2 2 1 3 1 2 2 1 1 4 3 2 3 3 1
Subyek_13 1 2 2 1 3 1 2 4 1 1 1 3 2 1 2 1 2 1 2 1 1 1 2 2 3 1 3 1 4 1 1 0 2 3 2 1 3 1 2 1
Subyek_14 1 2 4 3 2 2 1 2 3 1 4 3 2 4 1 1 3 1 1 3 3 3 4 0 1 1 3 4 2 0 2 1 1 3 4 0 1 3 2 3
Subyek_15 1 1 1 1 1 3 2 4 1 1 1 2 1 2 1 1 2 4 1 1 0 3 0 1 4 1 4 0 2 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 3
Subyek_16 2 1 2 0 2 1 0 0 2 1 1 1 2 1 3 1 2 2 1 0 3 1 1 1 0 1 2 1 1 1 1 0 1 1 1 2 2 1 4 2
Subyek_17 1 0 1 1 2 4 2 3 1 1 0 2 1 1 1 0 1 1 3 3 1 2 0 1 1 2 1 1 3 2 2 3 4 0 1 1 2 2 1 2
Subyek_18 1 0 2 3 0 1 2 3 2 1 1 3 2 0 2 1 1 1 1 1 1 3 2 1 2 1 3 1 0 0 3 1 1 1 1 2 4 3 3 1
Subyek_19 1 3 1 1 1 2 1 2 4 2 1 0 0 1 1 1 1 3 1 2 1 0 1 0 2 0 1 1 0 1 1 1 1 3 2 1 2 1 1 1
Subyek_20 1 2 2 1 2 2 1 2 2 1 3 1 2 1 1 1 2 1 1 2 1 2 1 0 1 1 1 1 4 2 3 1 2 2 1 2 2 4 4 4
Subyek_21 3 1 3 1 3 1 0 3 1 1 2 1 1 2 1 0 1 1 1 1 2 2 4 1 2 1 2 0 3 1 1 2 1 2 3 2 3 1 1 1
Subyek_22 1 1 1 3 1 2 3 3 2 1 2 3 1 1 1 3 4 2 2 0 2 4 1 2 3 1 4 0 3 1 1 1 1 0 3 4 1 2 1 3
Subyek_23 1 3 3 2 2 2 0 1 3 1 0 2 4 2 1 1 2 3 1 0 3 3 0 1 0 1 3 1 3 1 3 0 2 1 2 1 4 1 1 4
Subyek_24 1 0 2 1 1 1 4 1 2 4 1 3 2 0 1 2 0 2 4 1 1 3 1 3 2 1 3 2 0 1 1 1 1 1 3 4 3 0 2 2
Subyek_25 1 1 0 2 3 2 0 2 1 2 1 1 1 4 4 1 3 1 2 1 2 4 3 1 3 2 1 2 1 1 0 2 3 3 1 1 2 3 3 1
Subyek_26 1 2 3 2 2 0 2 2 3 1 2 4 1 2 1 1 2 1 1 0 1 1 2 1 3 1 2 1 3 1 2 2 1 1 4 0 2 2 4 1
Subyek_27 1 1 3 1 1 2 2 2 2 3 1 3 2 1 2 1 2 1 1 3 1 1 2 1 1 2 1 1 4 1 1 2 4 2 1 0 4 2 4 1
Subyek_29 2 0 2 0 1 1 0 4 3 1 2 1 1 2 1 1 3 2 2 2 3 2 4 2 2 1 2 2 2 1 1 2 1 1 2 2 2 3 4 1
Subyek_30 1 1 1 3 0 2 2 2 3 1 1 2 3 0 3 1 0 2 4 1 1 4 0 2 3 1 3 1 0 4 3 2 1 1 3 1 4 1 1 4
Subyek_31 2 4 1 0 1 2 1 1 2 3 3 1 2 1 0 2 1 1 4 3 2 1 1 1 1 3 1 1 2 1 1 2 1 1 1 0 2 3 1 3
Subyek_32 1 2 2 1 3 1 2 2 3 2 1 0 2 3 2 0 3 0 3 0 1 2 4 2 2 4 2 1 2 0 2 2 1 3 2 1 2 1 1 3
Subyek_33 1 1 2 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 3 2 1 1 1 3 1 1 4 1 3 1 2 1 3 3 0 1 2 1 4 1 2 1
Subyek_34 1 1 4 1 1 1 1 2 1 1 0 4 2 1 1 2 2 3 1 1 4 1 1 2 2 1 2 1 3 0 2 2 0 0 1 1 4 2 3 3
Subyek_35 4 2 1 3 2 2 0 0 2 1 1 1 4 4 2 1 2 1 2 3 3 2 3 2 1 1 1 0 2 2 0 2 1 3 1 1 4 0 4 2
Subyek_36 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 1 0 2 2 1 2 1 1 1 3 2 1 1 2 1 1 1 3 2 1 0
Subyek_37 2 1 3 1 4 1 1 2 3 2 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 4 1 1 2 2 1 3 2 1 2 1 2 1 1 2 2 3 2
Subyek_38 4 2 3 2 2 2 2 3 4 1 1 2 4 2 2 1 2 3 1 1 1 3 0 0 4 1 4 1 0 1 2 3 4 2 3 2 1 2 2 3
Subyek_39 2 2 3 3 4 1 2 3 1 1 3 1 1 3 1 2 1 1 1 1 3 3 4 1 3 3 2 2 2 4 3 3 3 3 1 2 3 1 1 2
Subyek_40 1 1 3 1 0 1 1 2 1 1 1 1 2 1 0 0 1 2 1 1 3 1 0 1 0 1 1 1 2 1 2 1 2 1 1 1 4 1 2 3
Subyek_41 2 2 3 2 1 2 0 3 2 2 2 1 1 2 1 1 1 2 1 1 2 3 2 2 3 2 2 2 1 2 3 1 0 2 2 1 2 2 3 1
Subyek_42 2 0 0 1 4 1 1 1 1 1 1 0 2 1 0 1 2 3 2 1 1 1 1 0 3 0 2 1 1 1 2 1 2 1 1 1 3 1 1 1
Subyek_43 2 2 1 2 2 2 3 4 1 1 1 2 1 1 1 4 2 3 1 1 2 1 1 3 3 1 3 0 1 0 1 2 1 1 1 4 2 0 4 1
Subyek_44 1 1 2 4 1 3 2 1 1 1 2 2 3 1 2 1 0 1 2 1 2 2 1 1 1 1 1 0 3 1 1 2 2 0 4 0 1 1 2 4
Subyek_45 1 1 4 1 2 1 2 2 1 3 0 2 2 1 2 0 3 1 1 3 2 0 1 0 4 3 2 0 3 1 1 0 1 1 1 1 1 2 4 2
Subyek_46 1 0 1 1 2 3 0 3 3 1 1 1 0 1 3 2 0 1 1 0 1 1 1 0 2 1 2 1 2 1 1 3 1 0 0 1 3 0 1 2
Subyek_47 4 2 1 1 2 2 2 2 2 1 2 1 1 1 1 2 1 2 1 1 2 3 0 1 1 1 4 0 1 3 2 2 2 3 1 3 3 1 1 1
Subyek_48 1 1 2 3 1 1 0 2 3 1 1 1 1 0 3 0 1 4 2 0 1 2 0 1 3 0 1 0 0 2 1 1 2 1 1 2 2 1 1 1
Subyek_49 1 0 0 0 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 4 2 2 0 2 0 1 0 0 1 3 1 2 2 0 4 2 2 1 2 0 0 2 1 2 1
Subyek_50 2 0 2 2 1 2 3 4 1 4 1 0 2 0 1 4 3 1 4 1 3 3 1 1 4 3 1 1 1 1 1 0 2 0 1 4 2 1 3 1
Subyek_51 1 1 1 1 4 1 2 2 2 1 1 2 2 2 0 1 3 1 1 1 2 1 4 2 1 1 1 1 2 1 3 1 2 3 3 1 2 1 1 2
Subyek_52 3 4 1 2 1 2 3 1 1 2 2 3 3 1 1 1 0 1 3 3 1 2 1 0 1 4 2 2 3 1 3 0 1 1 1 1 3 3 2 3
Subyek_53 1 1 4 1 1 3 1 3 3 2 2 2 1 1 4 1 1 4 1 3 2 1 1 0 1 1 2 0 2 1 2 1 3 1 0 2 2 1 4 2
Subyek_54 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 2 3 1 1 2 0 1 2 2 0 2 2 1 2 1 1 4 2 3 1 2 1 1 1 3 1 1 1 3 3
Subyek_55 1 2 1 4 1 1 1 2 2 1 1 1 2 1 0 1 2 2 4 1 4 3 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 3 1 2 3 2 1 0 1
Subyek_57 1 2 2 1 1 2 1 1 1 1 2 4 1 1 1 2 3 3 1 1 3 3 2 0 1 4 1 1 2 0 2 2 1 1 1 1 2 3 4 0
Subyek_58 4 3 2 2 1 3 2 1 2 1 3 1 4 3 1 3 3 3 2 3 2 2 2 3 2 3 3 2 1 2 2 1 1 3 3 3 2 3 3 3
Subyek_59 1 3 3 3 1 1 1 3 0 1 0 1 3 1 3 0 4 1 1 0 3 1 0 0 3 1 4 1 1 3 3 1 1 0 1 1 2 0 3 1
Subyek_60 1 0 3 1 1 1 0 2 3 1 1 1 2 1 0 0 0 1 3 1 1 1 1 1 1 1 0 1 2 1 2 1 1 1 1 3 2 1 0 1
Subyek_61 1 0 3 2 2 2 0 3 1 1 1 3 1 1 1 2 3 1 1 1 0 0 1 1 2 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 2 3 0
Subyek_62 3 2 3 1 1 0 1 1 1 2 1 2 2 1 2 2 3 0 2 2 1 3 1 1 1 4 2 1 2 1 1 1 2 1 1 1 3 1 2 1
Subyek_63 1 2 2 3 1 1 1 1 4 1 1 2 1 1 2 0 1 3 3 1 2 1 1 1 0 1 1 0 2 1 3 1 0 1 2 1 1 2 1 1
Subyek_64 1 4 3 3 1 1 0 4 3 1 3 3 1 2 0 0 3 1 1 3 2 2 0 1 3 1 1 2 3 1 1 2 2 1 1 1 1 3 3 1
Subyek_65 1 3 1 3 1 2 2 3 1 2 4 1 2 1 1 1 4 1 2 2 1 1 1 1 1 1 3 4 2 1 3 2 2 1 1 1 4 2 1 2
Subyek_66 1 1 1 1 1 2 2 2 3 4 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 2 1 1 0 1 0 1 1 1 3 1
Subyek_67 4 1 1 2 1 4 1 2 4 1 1 0 2 1 3 1 2 4 2 1 1 1 1 0 2 1 2 1 2 1 1 1 2 0 1 0 1 1 2 2
Subyek_68 4 1 0 4 1 2 4 0 0 1 3 1 2 0 1 2 1 2 1 3 1 4 1 3 1 1 1 1 2 0 1 1 1 1 3 3 1 1 3 3
Subyek_69 1 1 3 2 0 3 2 2 2 1 0 3 2 1 2 1 2 1 1 3 3 1 1 3 2 3 3 1 3 3 3 1 3 1 2 1 1 1 2 1
Subyek_70 1 4 1 1 1 1 2 0 3 0 2 3 3 1 2 1 2 4 2 3 4 1 0 2 1 1 1 4 2 1 1 1 1 1 3 1 2 3 3 2
Subyek_71 1 0 3 3 1 1 0 2 1 1 1 4 2 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 2 2 4 3 1 1 1 1 1 2 1 3 1 4 1 4 1
Subyek_72 1 4 4 1 3 1 2 4 1 1 3 1 1 0 1 0 3 1 3 3 1 2 1 0 4 3 2 4 2 3 3 3 4 1 2 1 1 2 3 1
Subyek_73 1 0 1 1 2 1 2 2 2 1 3 0 0 1 4 0 1 2 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 4 1 1 1 3 1 1 4 1 4 1
Subyek_74 4 2 1 3 1 1 1 2 3 1 2 2 2 2 3 1 1 1 1 1 1 3 3 1 0 1 3 1 4 2 0 2 4 0 2 2 1 2 1 1
Subyek_75 1 1 3 2 3 2 0 1 2 2 2 1 2 4 1 1 2 1 2 1 2 3 2 2 3 1 2 2 3 1 1 0 1 2 1 1 4 1 3 1
Subyek_76 4 2 0 0 1 1 1 0 4 1 1 0 2 0 1 2 1 3 2 1 0 1 0 1 1 1 1 0 3 1 2 1 2 1 1 0 3 0 2 1
Subyek_77 1 1 0 2 1 1 2 2 1 4 1 1 1 1 2 1 3 1 1 1 0 1 1 1 2 2 2 1 1 0 2 1 1 2 0 1 2 1 1 0
Subyek_78 1 1 1 1 1 4 1 4 3 1 1 2 3 0 1 0 3 2 4 1 1 1 0 1 4 1 1 1 4 4 3 1 2 1 2 1 1 1 4 1
Subyek_79 1 1 1 1 3 1 1 3 3 1 1 0 3 1 0 1 0 1 1 0 1 1 3 0 0 1 1 0 3 1 3 1 2 2 0 1 3 2 2 1
Subyek_80 1 1 1 3 0 1 1 3 4 1 2 2 2 2 1 1 2 1 1 1 1 3 1 0 2 1 1 1 0 2 2 1 1 1 4 2 2 1 2 3
Subyek_81 1 0 4 3 3 1 0 2 1 2 1 4 2 2 3 1 1 1 2 1 4 2 4 2 0 2 1 0 1 2 1 2 2 3 2 1 2 1 1 1
Subyek_82 4 2 2 4 1 2 0 3 0 1 1 1 2 1 3 2 2 1 2 4 4 3 1 2 4 1 3 1 4 4 1 1 2 1 3 0 1 1 4 4
Subyek_83 1 2 1 1 2 2 2 1 3 1 1 0 2 3 1 2 3 2 1 1 1 2 1 2 2 4 1 1 2 0 3 2 1 1 2 1 3 2 2 3
Subyek_85 2 0 3 3 3 1 2 3 3 1 3 4 2 1 0 0 2 4 1 2 0 1 0 0 2 1 1 0 1 1 2 1 2 2 1 0 2 1 2 1
Subyek_86 1 2 3 1 2 2 2 1 1 1 2 3 2 2 1 2 1 2 2 1 3 1 3 2 2 1 1 1 3 1 1 0 2 1 3 2 2 1 3 1
Subyek_87 3 3 1 4 1 3 3 4 4 3 4 3 4 0 2 4 2 3 3 3 2 4 1 3 4 3 3 3 1 1 4 2 2 1 3 4 3 4 1 3
Subyek_88 1 0 2 1 0 1 3 1 3 3 0 3 0 1 2 4 1 3 4 2 1 3 1 3 0 2 1 1 2 0 4 1 2 1 3 4 2 1 1 1
Subyek_89 2 1 2 2 2 3 0 3 2 1 2 1 0 0 4 4 1 3 1 3 0 1 1 3 2 1 2 1 1 1 1 3 1 0 2 1 1 1 2 2
Subyek_90 1 2 1 2 1 1 1 3 1 2 1 1 1 1 2 1 3 1 1 1 1 1 0 2 1 1 2 1 0 1 1 0 1 1 0 1 3 2 3 1
Subyek_91 1 1 1 3 1 3 2 1 1 1 2 0 1 1 1 4 1 1 1 1 2 4 1 1 1 1 1 1 2 1 4 3 1 1 2 1 2 1 1 3
Subyek_92 1 1 3 2 1 2 2 2 2 1 1 3 2 1 2 0 2 1 2 1 2 1 1 0 2 2 1 1 2 3 2 2 3 0 2 1 2 1 1 1
Subyek_93 1 2 2 3 1 3 4 1 1 0 4 3 2 1 2 3 2 2 2 3 3 4 0 2 1 2 1 3 3 3 3 2 1 1 2 4 1 2 2 3
Subyek_94 1 1 3 2 1 2 0 4 4 1 1 1 4 0 4 2 3 3 1 1 2 3 1 1 4 1 1 0 0 2 2 1 4 1 3 2 2 0 3 2
Subyek_95 1 2 4 2 1 2 2 3 1 1 1 3 1 2 1 2 2 1 1 3 2 2 1 1 2 1 1 1 3 2 1 1 1 1 3 2 3 1 3 2
Subyek_96 1 0 0 3 1 2 2 3 1 0 2 3 1 2 1 0 1 2 4 0 1 0 1 0 3 1 2 1 0 2 1 0 1 3 1 1 0 1 1 1
Subyek_97 1 2 2 0 0 4 2 3 3 1 0 3 2 2 3 1 3 2 3 1 3 2 2 0 0 1 2 1 1 2 3 2 4 1 0 0 2 0 2 2
Subyek_98 1 2 1 1 2 3 0 0 2 1 2 2 1 2 3 2 2 2 3 2 0 1 2 1 1 1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 1 3 3 2 1
Subyek_99 1 0 2 2 3 4 3 3 3 2 0 1 1 1 3 2 2 3 4 1 2 3 2 4 2 4 3 0 1 1 3 1 3 3 1 3 2 3 1 2
Subyek_100 2 1 3 2 2 1 2 1 2 1 2 3 1 0 3 0 1 3 1 0 3 3 1 1 1 4 0 0 3 1 3 3 3 1 2 1 0 0 2 3
Subyek_101 2 2 4 3 1 1 0 3 1 1 1 4 1 1 0 1 1 3 1 1 1 2 1 1 2 1 2 1 4 1 1 1 2 2 3 1 4 0 3 1
Subyek_102 1 1 3 1 0 3 3 1 2 2 3 4 2 1 4 2 0 0 1 1 1 3 1 4 2 1 0 2 3 3 1 2 1 0 1 3 1 2 4 3
Subyek_103 1 4 1 1 1 3 2 1 1 1 1 1 1 1 4 1 2 1 1 3 2 3 2 1 2 2 1 1 2 1 3 2 1 0 1 0 1 2 1 3
Subyek_104 1 2 2 1 2 2 2 3 3 4 3 0 2 1 1 0 2 2 1 2 1 3 0 3 3 1 2 0 4 0 2 1 2 0 2 1 2 1 3 1
Subyek_105 1 4 2 4 1 1 2 2 1 2 2 4 2 1 1 0 1 2 1 3 1 4 0 0 2 1 0 0 1 1 3 2 1 3 1 1 1 1 3 3
Subyek_106 1 2 1 2 2 2 1 3 3 2 1 2 4 3 1 3 1 2 3 2 1 2 2 1 2 1 2 2 1 3 2 1 1 3 2 2 1 1 0 1
Subyek_107 1 1 4 2 2 3 1 3 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 4 1 0 1 1 4 1 2 3 3 3 1 3 1 3 2 1 1 3 1
Subyek_108 1 2 2 2 3 1 3 2 2 4 2 1 2 4 2 0 2 2 1 2 3 3 3 2 1 4 2 1 3 1 2 1 1 4 3 1 4 1 3 1
Subyek_109 4 1 1 0 1 2 4 1 4 1 1 3 1 0 3 3 3 3 4 1 3 1 0 3 0 2 1 0 2 1 2 1 3 3 1 4 2 1 2 0
Subyek_110 1 2 3 1 2 3 0 1 3 2 4 2 1 2 4 1 2 3 1 4 4 0 2 2 2 1 2 3 2 2 3 3 4 0 0 0 1 4 3 3
Subyek_111 1 2 1 0 3 1 1 2 3 1 2 2 2 2 2 0 2 2 1 1 1 1 4 1 1 1 2 1 0 1 4 1 0 3 2 1 1 1 4 2
Subyek_113 1 1 1 2 1 1 3 3 0 2 1 2 4 3 2 2 3 2 1 1 1 4 0 4 1 2 3 0 1 1 2 1 1 0 3 3 4 3 1 3
Subyek_114 1 1 3 1 1 1 1 1 2 4 1 3 1 1 2 2 1 2 1 2 1 0 1 0 1 2 0 3 2 4 2 1 2 1 1 1 4 2 3 1
Subyek_115 4 1 2 4 2 2 4 3 2 2 1 3 2 2 0 1 2 0 1 0 2 1 2 0 2 1 1 1 3 1 2 1 1 1 2 1 2 0 2 1
Subyek_116 1 2 3 2 3 4 2 2 1 1 3 1 1 4 4 2 3 2 1 2 2 2 3 3 2 1 2 2 1 2 2 3 2 3 2 3 2 2 2 3
Subyek_117 1 2 1 1 2 1 1 3 2 1 2 2 2 2 2 0 1 1 2 2 1 2 1 1 2 4 2 1 2 1 1 1 1 2 2 1 4 2 4 2
Subyek_118 1 2 2 1 2 1 0 2 3 1 3 1 1 2 1 2 2 3 1 1 2 3 1 0 2 1 2 2 2 1 4 2 1 1 4 2 1 2 3 1
Subyek_119 3 3 1 4 2 2 2 1 2 1 4 0 3 4 1 2 2 2 4 3 2 4 2 2 1 1 1 3 1 1 2 1 3 3 3 2 1 3 3 3
Subyek_120 1 0 2 2 2 1 2 3 1 1 2 2 4 0 4 0 1 2 3 0 2 3 0 2 2 4 0 1 3 2 2 1 2 2 2 2 3 2 2 4
Subyek_121 1 1 1 3 2 1 2 2 1 1 1 2 3 4 2 2 1 1 1 3 1 3 2 1 2 1 3 0 1 1 3 0 1 2 2 0 2 1 1 1
Subyek_122 1 2 3 0 2 3 1 2 1 1 0 1 2 2 3 2 1 1 3 3 2 2 2 1 1 1 1 0 3 3 2 2 1 1 3 2 4 0 3 0
Subyek_123 2 3 2 2 0 1 1 3 4 1 2 1 4 1 2 1 3 3 4 4 1 3 0 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 0 1 0 4 2 1 1
Subyek_124 1 2 3 2 2 2 1 3 3 2 2 3 3 2 4 1 1 2 1 1 4 4 1 0 2 1 1 1 1 2 1 2 2 2 4 1 2 3 3 3
Subyek_125 4 1 1 1 0 2 3 3 4 1 2 1 1 1 0 1 2 3 2 1 0 0 1 0 3 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 2 0
Subyek_126 1 1 1 3 3 1 2 1 1 4 0 3 2 2 1 2 3 2 1 1 3 2 2 1 2 1 1 1 1 2 2 3 1 0 1 0 4 1 2 1
Subyek_127 1 1 1 4 2 4 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 2 1 1 4 1 1 2 3 1 2 1
Subyek_128 1 2 1 2 1 1 3 2 1 1 2 1 1 0 2 4 1 2 1 3 2 3 0 3 2 1 0 2 1 1 2 1 1 1 3 3 2 2 1 3
Subyek_129 1 2 4 4 3 2 3 2 2 2 3 2 3 2 1 2 2 3 4 3 4 2 2 2 1 4 2 2 4 0 1 1 2 3 1 1 2 1 4 2
Subyek_130 4 2 1 1 2 1 1 1 2 3 1 2 3 2 1 2 1 2 1 1 1 3 2 2 2 3 2 0 1 0 2 1 2 2 2 3 2 1 1 1
Subyek_131 1 2 1 3 1 1 1 1 3 2 3 2 3 1 0 1 3 2 4 2 1 4 1 1 1 1 3 3 1 1 4 1 2 1 3 0 4 3 4 3
Subyek_132 2 1 2 4 2 2 3 4 2 1 1 1 3 2 1 3 3 2 1 3 2 2 3 2 3 1 2 2 1 1 2 0 2 3 2 2 3 2 2 3
Subyek_133 3 3 3 4 4 2 3 4 3 3 3 1 3 2 1 3 4 3 3 3 2 2 3 3 4 3 3 2 2 1 3 0 2 4 2 3 3 2 2 3
teamwork
95% Conf idence Interv al f or
Mean
N Mean St d. Dev iation St d. Error Lower Bound Upper Bound Minimum Maximum
1.00 9 96.5556 10.74838 3.58279 88.2936 104.8175 85.00 110.00
2.00 38 76.1053 2.78790 .45226 75.1889 77.0216 71.00 80.00
3.00 133 67.5263 11.70572 1.01501 65.5185 69.5341 46.00 109.00
Total 180 70.7889 12.45416 .92828 68.9571 72.6207 46.00 110.00
ANOVA
TEAMWORK
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 8465.019 2 4232.509 38.818 .000
Within Groups 19298.959 177 109.034
Total 27763.978 179
Descriptive Statistics
Descriptive Statistics
Descriptive Statistics
Descriptive Statistics
Descriptive Statistics
Descriptive Statistics
Descriptive Statistics
Descriptive Statistics