You are on page 1of 2

Nama : Abdullah Ismail

NIM : 19406241030

Kelas : Pendidikan Sejarah 2019 B

Edupreneurship

1. Technopreneur adalah seseorang yang memanfaatkan teknologi sebagai kunci


utamanya sehingga menghasilkan usaha yang bersistem digital modern yang lebih
efektif dan efisien dari segi waktu dan biaya dan menggantikan teknologi lama untuk
mendapatkan inovasi dalam usahanya. Sociopreneur adalah seseorang yang
usahanya tidak hanya berfokus pada keuntungan semata tetapi berfokus pada aspek
sosial. Teacherpreneur adalah seorang guru yang unggul dalam proses belajar
mengajar, tanpa mengenal lelah dan tanpa pamrih mendidik para siswanya untuk
menjadi seorang yang kreatif dan kompetitif dalam era global. Ketiga konsep ini
menjadi penting dalam edupreneurship karena antara yang satu dengan yang lain
saling melengkapi. Edupreneurship dapat diartikan sebagai Pendidikan
kewirausahaan, yakni proses pembelajaran yang berfokus pada kegiatan berwirausaha
baik secara teori maupun praktik. Berbicara tentang kependidikan tentunya tak luput
dari peran serta guru, sehingga peran teacherpreneur menjadi mutlak dalam
edupreneurship. Kemudian, di era globalisasi tentunya teknologi memiliki peran
penting disemua bidang, mau tidak mau Ketika kita ingin memulai suatu kegiatan
kewirausahaan , maka harus menguasai teknologi. Selanjutnya, karena ini adalah
edupreneurship tentunya juga harus mempertimbangkan aspek sosial, bagaimana
Ketika peserta didik nantinya mampu melihat bagaimana masalah yang ada
dimasyarakat, sehingga Ketika tau apa yang dibutuhkan masyarakat peserta didik
dapat menentukan wirausaha dibidang yang tepat, serta mampu menyerap tenaga
kerja. Jadi, dapat disimpulkan bahwa dalam membentuk edupreneurship ketiga
konsep tersebut menjadi penting. Teacherpreneur sebagai dasar mendidik muridnya
menjadi pribadi yang kreatif, kemudian dilengkapi dengan pribadi yang mampu
menguasai teknologi diera globalisasi dan peka terhadap lingkungan sekitar.
2. Konsep antara teaching factory dengan business center sebenarnya hampir mirip yaitu
memberikan pengalaman kepada peserta didik sebagai modal agar kelak dapat
digunakan setelah lulus sekolah. Yang membedakannya adalah teaching factory
merupakan pembelajaran berbasis kompetensi/skill kerja yang bertujuan mengajarkan
keterampilan (skill) kerja sesuai dengan prosedur dan standar kerja untuk
menghasilkan produk yang sesuai dengan tuntutan industri/pasar/konsumen. Business
center adalah pusat kegiatan bisnis atau pusat kegiatan ekonomi yang bertujuan
mencari keuntungan. Business center adalah nama lain dari unit produksi. Dapat
disimpulkan bahwa teaching factory berfokus pada pembentukan tenaga kerja unggul,
sedangkan business center berfokus pada pembentuk pribadi yang dapat menciptakan
laparang pekerjaan atau minimal mampu membuat usaha mandiri.
3. Dalam melaksanakan edupreneurship teknologi dapat menjadi tantangan sekaligus
potensi dalam lingkup Pendidikan. Tak dapat dipungkiri teknologi mengambil peran
penting di era globalisasi. Dengan teknologi seorang dapat berhubungan dengan orang
lain diluar wilayah atau bahkan pulau. Dengan terputusnya batas-batas antar wilayah
ini orang dengan bebasnya dapat mendagangkan barangnya ke wilayah yang luas.
Sebaliknya Ketika kita tidak dapat menguasai teknologi, maka kita akan kalah saing
dengan orang, yang lebih buruknya adalah kita hanya berperan sebagai konsumen
sedangkan orang lain mampu menghasilkan dari barang yang kita gunakan. Yang
menjadi permasalahanya sekarang adalah belum semua orang atau peserta didik di
Indonesia dapat merasakan koneksi internet. Okelah, misalnya mungkin sudah
mayoritas mengenal internet, permasalahan lainnya muncul, tidak semua peserta didik
bahkan orang tua teredukasi untuk menghasilkan melalui gawainya. Banyak dari
peserta didik hanya menfaatkan internet hanya untuk media sosial saja dan orang tua
pun belum menganggap sesuatu yang berbau internet itu dapat menghasilkan.
4. Contoh dari edupreneurship adalah penerapan teaching factory dan business center di
SMK. Program ini dapat berguna dalam jangka Panjang karena berfokus pada
pembinaan individu dan tentunya Ketika keluar atau lulus dari SMK peserta didik
sudah memiliki pengalaman atau modal untuk bekerjad disuata perusahaan atau
membuat usaha sendiri bahkan menciptakan lapangan pekerajaan. Menurut saya
mungkin saja teaching factory dan business ini tidak hanya di SMK, namun juga di
SMA melalui mata pelajaran kewiraushaan.

You might also like