You are on page 1of 9

Jetty Sebagai Alternatif Pengaman Muara Sungai Air Bengkulu

Yudi Irawan1, Surya Dharmita1


ydirwn@yahoo.com

Abstract
The problem that is often found in river estuaries is the silting/closing of the river mouth by sand
sediments from the sea. Jetty as one of the alternative river estuary security buildings can anticipate the
sedimentation of material grains at the mouth of the river caused by the influence of sea waves, tidal
movement and sediment transport in the river channel. The type of jetty which is in accordance with the
characteristics of the air Bengkulu river estuary is short type of jetty with construction from a pile of
rocks and tetrapods. The tetrapods weight used ranges from 300 -710 kg at the end and jetty arm the
weight of the rubble stone is used between 350 – 550 kg in two layers. The structure of the toe protector
( toe protection) on the jetty is made of piles of rock weighing 70 – 100 kg. the elevation of the jetty peak
si planned to be as high as 5.63 m with a peak width of 2.69 kg. Thevalue of σ in location is 2.38 kg/cm2
≤ tpermit for sand which 2.5 – 3.0 kg/cm2, so that footing subsoil is able to whitstand the load of the jetty
on top of it.
Keywords : siltation, sedimentation, jetty.

Pendahuluan endapan di muara sungai sehingga tampang


aliran menjadi kecil, yang dapat
Muara Sungai Air Bengkulu yang mengganggu pembuangan debit sungai ke
berada di kawasan andalan Kota Bengkulu laut. Ketidaklancaran pembuangan tersebut
merupakan salah satu muara sungai yang dapat mengakibatkan banjir di daerah hulu
berada di Kawasan Pantai Barat Bengkulu muara sungai dan juga menyebabkan
yang memiliki transpor sedimen menyusur terganggunya lalu litas pelayaran kapal –
pantai (sediment longshore transport) yang kapal yang memanfaatkan mulut sungai
bessar sekitar 400.000 m3/tahun sehingga sebagai alur pelayaran.
berpotensi untuk mengganggu atau Strategi pengelolaan muara sungai
mendangkali muara sungai pada musim ditentukan berdasarkan beberapa
kemarau. Pendangkalan tersebut pertimbangan antara lain pemanfaatan
menyebabkan kenaikan muka air sungai muara sungai, biaya pekerjaan, dampak
serta mengakibatkan banjir di daerah hulu bangunan terhadap lingkungan, biaya
dan terhalangnya alur pelayaran kapal yang operasional dan pemeliharaan, serta
melalui sungai tersebut, sehingga perlu ketersedian bahan.
dibuat suatu perencanaan pola pengaman
sungai secara komprehensif. Jetty
Tujuan dari penelitian ini adalah Jetty adalah suatu bangunan tegak
untuk mengetahui bentuk dan jenis jetty lurus pantai yang diletakkan pada kedua sisi
sebagai alternatif bangunan pengaman yang muara sungai yang berfungsi untuk
sesuai dengan kondisi di Muara Sungai Air mengurangi pendangkalan alur oleh sedimen
Bengkulu, sehingga nantinya jetty tersebut pantai.
dapat berfungsi dengan baik sesuai yang Jenis jetty yang akan direncanakan
diharapkan. dibedakan atas maksud dan tujuan
penanganan permasalahan penutupan muara
Kajian Pustaka sungai, sedangkan detail konstruksi yang
membahas bagian-bagian dari konstruksi
Muara Sungai juga direncanakan seuai maksuda dan
Muara sungai adalah bagian hilir tujuannya.
dari sungai yang berhubungan dengan laut.
Muara sungai berfungsi sebagai
pengeluaran/ pembuangan debit sungai,
terutama pada waktu banjir. Permasalahan
yang sering dijumpai adalah banyaknya
1
Dosen Fak. Teknik Prodi Teknik Sipil Politeknik Raflesia Rejang Lebong
Majalah Teknik Simes Vol.13 No.2 Juli 2019
25
Metode Penelitian B = Lebar badan kapal rencana
 Kedalaman Alur Jetty
Data yang diperlukan dalam Rumus yang digunakan adalah :
penelitian terdiri dari data primer meliputi H=d+G+R+P+S+K
survey lokasi dan dokumentasi di lokasi. dimana :
Data sekunder terdiri dari Peta Topografi H = Kedalaman alur
Sungai Air Bengkulu, data pasang surut, d = Draft kapal
data grlombang, data kapal yang ada di G = Gerak vertikal kapal karena
lokasi, data kemiringan dasar laut dan data gelombang dan squat
mekanika tanah. R = Ruang kebebasan bersih
Metode yang digunakan dalam P = Ketelitian Pengukuran
penelitian adalah metode survey, sedangkan S = Ruang pengendapan sedimen
untuk analisis menggunakan analisi antara dua pengerukan
kuantitatif. K = Toleransi Pengerukan
Beberapa parameter yang digunakan
untuk menentukan desain jetty antara lain :  Elevasi Puncak Jetty
 Tinggi Gelombang Rencana (HD) Elevasi puncak jetty ditetapkan
Gelombang rencana digunakan untuk menggunakan persamaan :
merencanakan stabilitas pemecah Elevasi Puncak = DWL + Ru + Fb
gelombang. Rumus yang digunakan dimana :
adalah : DWL = Design Water Level
R Ru = Run Up
t Fb = tinggi Jagaan
dimana :
ds = Kedalaman di lokasi (DWL-  Berat Batu Lapis Pelindung
elevasi dasar) Berat batu lapis pelindung dihitung
g = Gravitasi (9,81 m/s2) dengan menggunakan rumus Hudson :
T = Periode gelombang (10 detik) t
㌳ cot
 Tinggi Muka Air Rencana (Design Water
Level/DWL)
Tinggi muka air rencana didasarkan pada dimana :
Pasang Surut, Wave Set-Up, dan W = Berat butir material pelindung (ton)
pemanasan global. = Berat jenis material pelindung,
Wave Set-Up dihitung dengan (batu pecah 2,65 t/m3 , tetrapod
menggunakan persamaan : 2,4 t/m3)
H = Tinggi gelombang rencana (m)
th ㌳ h KD = Koefisien stabilitas
t = Berat jenis air laut (1,03 t/m3)
dimana : = Sudut kemiringan pemecah
Sw = Set Down di daerah gelombang gelombang (cot )
pecah
Hb = Tinggi gelombang pecah (1,86)  Tebal Lapis Pelindung
g = Gravitasi (9,81 m/s2) Tebal lapis pelindung batu tiap satuan
T = Periode gelombang (10 detik) luas dihitung menggunakan rumus
berikut :
 Lebar Alur Jetty
Lebar alur ditetapkan untuk kapal dengan t
bobot 10 GT agar dapat bersimpangan. dimana :
Rumus yang digunakan adalah : t = tebal lapisan (m)
Balur = 7,6 B n = jumlah lapis material (2 lapis)
dimana :

Majalah Teknik Simes Vol.13 No.2 Juli 2019


26
= Koefisien lapis material (quarry Kuat dukung tanah di lokasi, σ
stone = 1,10) didefinisikan sebagai berikut :
W = Berat butir material pelindung (ton) ‫ڕ‬
= Berat jenis material pelindung, t
(batu pecah 2,65 t/m3 , tetrapod dengan SF adalah angka aman = 4
2,4 t/m3)
Jumlah butir batu tiap satuan luas (10m2)
dihitung menggunakan rumus berikut : Hasil Dan Pembahasan

彋t t ㌳ Analisis Perencanaan
tt Dari hasil analisis lapangan
dimana : didapatkan hasil bahwa Sungai Air
N = Jumlah butir per 10 m2 Bengkulu mempunyai panjang 49 km
n = jumlah lapis material (2 lapis) dengan lebar rata-rata di hilir 88 m, dangan
= Koefisien lapis material (quarry kemiringan dasar laut mendekati datar yaitu
stone = 1,10) sekitar 0,006. Terdapat banyak endapan
W = Berat butir material pelindung (ton) pasir yang terbawa dari pantai sebelah timur.
P = Porositas rerata lapis pelindung Untuk menanggulangi masalah tersebut
(quarry stone = 40) perlu direncanakan bangunan jetty di dua
A = Luas permukaan (10m2) sisi muara sebagai pengaman.
= Berat jenis material pelindung, Sebelum dibangun jetty dilakukan
(2,65 t/m3) pengerukan endapan pasir yang ada untuk
mendapatkan lebar dan kedalaman yang
 Lebar Puncak Jetty cukup untuk keluar masuknya kapal.
Lebar minimum puncak jetty Adapun jenis jetty yang cocok untuk
diperhitungkan dengan menggunakan pengaman di Muara Sungai Air Bengkulu
rumus : adalah jetty pendek dengan struktur
tumpukan batu atau tetrapod dengan
t mempertimbangkan beberapa hal antara lain
dimana : biaya, ketersediaan bahan serta pengaruh
B = Lebar puncak jetty jetty terhadap lingkungan disekitar lokasi.
n = jumlah material pelindung yang Direncanakan panjang jetty
ada di puncak bangunan sepanjang 93 m di sisi barat dan sisi timur,
(minimal 3 buah) ujung jetty ditempatkan di mulut sungai
= Koefisien lapis material (quarry pada elevasi 0,00 m.
stone = 1,10)
= Berat jenis material pelindung,
(2,65 t/m3)
 Daya Dukung Tanah
Daya dukung tanah ultimit dengan
anggapan keruntuhan general shear
dinyatakan dengan persamaan Terzaghi
berikut :
‫ڕ‬ t t ㌳ t t t
dimana :
h = Faktor bentuk pondasi
= Berat volume tanah
= Df dengan Df
kedalaman pondasi
Nc, Nq, = Koefisien daya dukung
tanah yang merupakan
fungsi dari
Gambar 1. Rencana lokasi jetty

Majalah Teknik Simes Vol.13 No.2 Juli 2019


27
Tinggi Gelombang Rencana (HD) Tabel 2. Gelombang rencana di berbagai
Data gelombang di samudera hindia kedalaman
ditunjukkan pad tabel 1 berikut : Kedalaman HD Jarak dari
Tabel 1. Tinggi Gelombang (m) (m) ujung (m)
Kala Ulang Tinggi Gelombang 2,38 1,86 0
(Tahunan) (m) 1,80 1,40 43
1 2,75 1,30 1,01 73
2 3,00 0,80 0,60 93
4 3,25 Sumber : Hasil Analisa
7 3,50
14 3,75 Tinggi Muka Air Rencana (Design Water
25 4,00 Level/DWL)
50 4,25 1. Pasang Surut
100 4,50 Dari data pengukuran pasang surut
Sumber: Dinas PU Provinsi Bengkulu didapat beberapa elevasi muka air yaitu
Dalam perencanaan digunakan HHWL (Highest High Water Level), =
tinggi gelombang signifikan dengan periode +1,78 m; MSL (Mean Sea Level) = +0,99
ulang 25 tahunan, yaitu sebesar HO = 4,00 m m; HWL (High Water Level) = +1,28 m;
dan periode gelombang T = 10 detik. LWL (Low Water Level) = 0,70 m; dan
Gelombang sebesar HO = 4,00 m tersebut LLWL (Lowest Low Water Level) =
adalah gelombang di kedalaman 10 m. 0,50 m.
Lokasi ujung jetty berada di mulut 2. Wave Set-Up
sungai dengan elevasi 0,00 sehingga Maka Wave Set-Up untuk nilai Hb = 1,86
diperoleh kedalaman dilokasi : m:
ds = DWL – elevasi dasar h
ds = 2,38 m – 0,00 = 2,38 m th ㌳ h h
Elevasi dasar laut mendekati datar (0,006) h t t
maka tinggi gelombang pecah di lokasi th t
rencana dengan periode gelombang (T) 10 3. Kenaikan muka air laut karena
detik adalah : pemanasan global (Sea Level Rise/SLR)
R h  Dengan menggunakan grafik pada
thtt
t h t t gambar 3 diperhitungkan bahwa 50 tahun
Dengan menggunakan gambar 2 untuk nilai yang akan datang akan terjadi kenaikan
ds/g.T2 = 0,0024 dan m = 0,006 diperoleh : muka air laut sebesar 0,3 m
th 
R
th  h  h

Karena gelombang pecah di lokasi bangunan


maka HD = Hb = 1,86 m

Gambar 3. Perkiraan kenaikan muka air laut


akibat pemanasan global

Elevasi muka air rencana (DesignWater


Level/DWL ditetapkan berdasarkan kletiga
faktor tersebut sehingga didapatkan nilai
DWL sebesar :
DWL = MHWL + SW + SLR
DWL = 1,78 m + 0,31 m + 0,3 m
Gambar 2. Tinggi gelombang pecah rencana = 2,38 m
di kaki bangunan

Majalah Teknik Simes Vol.13 No.2 Juli 2019


28
Dimensi Struktur Jetty Lo = 1,56 T2 ; T = periode gelombang =
1. Lebar Alur Jetty 10 dt
Lebar dan kedalaman alur jetty Lo = 1,56 102 = 156 m2
ditentukan berdasarkan ukuran kapal Bilangan Irribaren diperoleh :
terbesar yang melewati alur yaitu kapal
dengan bobot 10 GT dengan panjang th
kapal (L) 13,50 m, lebar kapal (B) 3,80 m th t
dengan draft kapal (d) 1,05 m. Lebar alur th
h 
h
pelayaran ditetapkan untuk kapal dapat Dengan menggunakan grafik pada
bersimpangan seperti ditunjukkan pa gambar 5 dihitung nilai Run Up untuk
gambar 4, sehingga lebar alur adalah : lapis pelindung dari batu pecah (quarry
Balur = 7,6 B = 7,6 x 3,8 m = 28,88 m stone) :
h h h
h

Gambar 4. Alur untuk pelayaran

Jika berdasarkan lebar alur juga


harus dapat melewati debit banjir, maka
lebar alur ditentukan berdasarkan lebar
rerata sungai dari hilir sampai 2 km dari
muara ke hulu. Lebar rerata hilir muara Gambar 5. Grafik Run Up gelombang
Sungai Air Bengkulu berkisar 88 m
sehingga lebar alur : Elevasi puncak = DWL +Ru + Fb
Balur = 0,9 x 88 m 79,42 m = 80 m = 2,38m + 2,3m +1m
2. Kedalaman Alur Jetty = 5,63 m
Di mulut jetty dengan gelombang besar,
Brunn (1981) memberikan ruang Dengan menggunakan rumus yang sama,
kebebasan bruto (G + R) sebesar 20% nilai Run Up dan elevasi puncak jetty untuk
draft kapal. Untuk kapal dengan bobot 10 quarry stone pada berbagai kedalaman dapat
GT, diperoleh draft kapal (d) = 1,05 m, dilihat pada tabel 3 berikut :
sehingga G+R = 0,21 m.
Mengingat mulut alur jetty berada Tabel 3. Nilai Run Up dan elevasi puncak
didaerah dengan gelombang dan Jetty di berbagai kedalaman
angkutan sedimen besar, maka nilai Kedala Ir Ru/ Ru Elevasi
ketelitian pengukuran, ruang man (m) H puncak
pengendapan dan toleransi pengerukan jetty (m)
ditetapkan masing-masing 0,5 m, 2,38 4,58 1,21 2,25 + 5,63
sehingga kedalaman alur jetty adalah : 1,80 5,27 1,26 1,77 + 5,15
H=d+G+R+P+S+K 1,30 6,20 1,28 1,28 + 4,66
H = 1,05+ 0,21 + 0,5 + 0,5 + 0,5 = 2,76m 0,80 8,02 8,06 0,76 + 4,14
Kedalaman tersebut adalah terhadap
elevasi LLWS. Elevasi LLWS = +0,50 m,
dengan demikian elevasi dasar alur jetty Stabilitas Struktur Jetty
adalah -2,26m 1. Berat Batu Lapis Pelindung
3. Elevasi Puncak Jetty Berat batu lapis pelindung pada ujung
Tinggi gelombang di laut dalam jetty untuk batu pecah (quarry stone)
didapatkan : pada kedalaman 1,86 m :

Majalah Teknik Simes Vol.13 No.2 Juli 2019


29
t
h
h h
ht h t
t h t
t h
㌳ cot Tebal lapis pelindung di ujung jetty
h t h (tetrapod) :
h
h h ㌳ t t
Berat batu lapis pelindung pada ujung
jetty untuk tetrapod pada kedalaman 1,86 th
m: t ht h t
h
Jumlah butir quarry stone tiap 10 m2 di
h ujung jetty :
h
ht 彋t t ㌳
t tt
㌳ cot t h
tt t h t ㌳
h t h tt th
th t
h h ㌳ t
Jumlah butir tetrapod tiap 10 m2 di ujung
Dengan menggunakan rumus yang sama
jetty :
diperoleh berat batu pada tampang yang
ditinjau seperti pada tabel 4 berikut : 彋t t ㌳
Tabel 4. Berat minimum batu lapis tt
pelindung t h
Tampang Berat lapis pelindung t t t ht ㌳
tt th
W (kg)
Batu Tetrapod Dengan menggunakan rumus yang sama
pecah diperoleh tebal lapis pelindung dan jumlah
Ujung jetty 1450 710 batu setiap 10 m2 yang ditinjau seperti pada
1 (43 m dari 500 300 tabel 4 berikut :
ujung jetty) Tabel 5. Tebal lapis pelindung dan
2 (73 m dari 180 73 jumlah batu setiap 10 m2
ujung jetty) Tampang Tebal Jumlah Jumlah
3 (93 m dari 40 20 lapis batu tetrapod
ujung jetty) pelindung setiap setiap
Sumber : Hasil Analisa t (m) 10 m2 10 m2
Mengingat untuk mendapatkan batu Ujung 1,5 30 37
dengan ukuran seperti hasil perhitungan jetty
dalam jumlah banyak sangat sulit, maka 1 (43 m 1,12 63 66
jetty direncanakan dibuat dalam beberapa dari ujung
lapis dengan lapisan luar terbuat dari jetty)
tetrapod sedangkan lapis di bawahnya 2 (73 m 0,8 120 157
dibuat dari batu pecah dengan ukuran dari ujung
yang lebih kecil. jetty)
3 (93 m 0,5 329 372
dari ujung
2. Tebal Lapis Pelindung jetty)
Tebal lapis pelindung di ujung jetty Sumber : Hasil Analisa
(quarry stone) : Struktur Pelindung Kaki (Toe Protection)
Untuk menghindari kerusakan/
keruntuhan akibat gerusan oleh aliran banjir

Majalah Teknik Simes Vol.13 No.2 Juli 2019


30
maupun gelombang, jetty perlu dilengkapi Lebar mercu tembok paling tidak dibuat
konstruksi pelindung kaki (toe protection) tiga kali diameter batu lapis pelindung.
yang diletakkan pada kaki bangunan selebar Lebar minimum puncak jetty adalah :
3 sampai 4,5 kali tinggi gelombang rencana h
(HD) dan tinggi 1 – 2 kali tebal lapis t t h tt
pelindung. Berat batu lapis pelindung di toe h
protection : h
th Desain Jetty
th Dari hasil perhitungan sebelumnya, maka
h 
desain konstuksi jetty di Muara Suangai Air
Dari grafik Ns pada gambar 6 didapat nilai
Bengkulu dapat dilihat pada gambar –
Ns3 = 58, sehingga berat batu batu lapis
gambar berikut :
pelindung :
t h t h
R ㌳  h ㌳
tht
Digunakan batu seberat 70 – 100 kg
sebanyak 2 lapis.

Gambar 8. Layout jetty

Gambar 6. Angka stabilitas NS


untuk toe protection

Gambar 9. Tampang memanjang jetty

Gambar 7. Toe protection dari tumpukan


batu
Gambar 10. Potongan A-A

Lebar Puncak Jetty

Majalah Teknik Simes Vol.13 No.2 Juli 2019


31
Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan,


dapat disimpulkan bahwa :
1. Untuk mengatasi masalah pendangkalan
di Muara Sungai Air Bengkulu akibat
Gambar 11. Potongan B-B endapan pasir yang terbawa dari pantai
diperlukan bangunan pengaman yaitu
jetty. Jetty yang sesuai dengan kondisi di
lokasi adalah jetty pendek dengan
konstruksi tumpukan batu (quarry stone)
dan tetrapod.
2. Pemilihan jetty pendek dikarenakan
Gambar 12. Potongan C-C pembuatannya yang lebih murah dan
dapat berfungsi dengan baik untuk
stabilisasi muara. Konstruksi batu dan
tetrapod merupakan konstruksi yang
flexible, dapat mengabsorbsi energi
gelombang, mudah perawatannya serta
mudah dalam perbaikan apabila terjadi
Gambar 13. Potongan D-D kerusakan.
3. Lebar alur pelayaran selebar 80 m
Analisa Daya Dukung Tanah dengan kedalaman dasar alur jetty – 2,26
Daya dukung tanah duntuk pondasi m.
dangkal (menerus) dengan lebar pondasi 4. Untuk stabilitas struktur konstruksi jetty
jetty diambil 1 m dan kedalaman 0,75 m digunakan lapis pelindung dengan
dengan nilai = 25; Nc = 25,1; Nq = 12,7; lapisan terluar dari susunan tetrapod dan
h , sehingga didapat : susunan batu pecah dengan ukuran yang
‫ڕ‬ t t ㌳ t t t lebih kecil. Tetrapod yang digunakan
t th h ㌳ seberat710 kg dan 300 kg. Pada ujung
‫ڕ‬
th t th t t h dan lengan jetty berat batu pecah (quarry
stone) berkisar antara 350 – 550 kg
‫ڕ‬ h h
sebanyak 2 lapis.
5. Struktur pelindung kaki pada jetty (toe
Dengan angka aman SF = 4 diperoleh :
h protection) dibuat dari tumpukan batu
‫ڕ‬
h  h seberat 70 – 100 kg sebanyak 2 lapis
t 6. Elevasi puncak jetty setinggi 5,63 m
Keadaan tanah di lokasi adalah jenis pasir
kasar dengan sebagian lanau yang dengan lebar puncak 2,69 m
merupakan ciri khas dari tanah di daerah tepi 7. Daya dukung tanah di lokasi (σ) adalah
2,38 kg/cm3 lebih kecil dibandingkan
pantai. Maka nilai t ijin di lokasi
perencanaan adalah 2,5 – 3,0 daya dukung tanah ijin ( t ijin) 2,5 – 3,0
kg/cm3, sehingga lapisan tanah pada
Untuk tanah dangkal, agar pondasi aman
harus memenuhi syarat berikut : dasar pondasi mampu menahan beban
konstruksi jetty diatasnya.
σ ≤ t ijin
h  h h ㌳ ht h
Daftar Pustaka
Karena σ lebih kecil dari t ijin lapisan tanah
pada dasar pondasi mampu menahan beban
Jatmoko, Hoedy. 2013. Jetty Sebagai
bangunan jetty diatasnya.
Alternatif Penanganan Muara
Sungai. Mediatama Sapta Karya.
Jakarta
Ongkosongo, Otto, SR. 1989. Pasang Surut.
Lembaga Ilmu Pengetahuan

Majalah Teknik Simes Vol.13 No.2 Juli 2019


32
Indonesia, Pusat Penelitian dan
Pengembangan Oseanologi.
Jakarta.
Triatmodjo, Bambang. 1996. Pelabuhan.
Beta Offset.Yogyakarta.
Triatmodjo, Bambang. 1999. Teknik Pantai.
Beta Offset.Yogyakarta.
Weasley, L.D. 1977. Mekanika Tanah.
Badan Penerbit Pekerjaan Umum.
Jakarta.

Majalah Teknik Simes Vol.13 No.2 Juli 2019


33

You might also like