You are on page 1of 23

A.

Peristiwa Rotasi dan Revolusi Bumi serta Terjadinya Gerhana Bulan dan Gerhana
Matahari
1. Rotasi Bumi

Gambar 1. Rotasi bumi


Sumber: Buku siswa kelas VI
a. Pengertian Rotasi Bumi
Rotasi bumi adalah pergerakan bumi yang berputar pada porosnya. Perputaran
bumi pada porosnya ini adalah gerakan harian. Waktu yang diperlukan bumi
untuk berotasi adalah 23 jam 56 menit (Huda & Nugroho, 2021). Adapun menurut
Sodiq (2014) sekali bumi berputar membutuhkan waktu 24 jam. Selain bumi,
bulan yang merupakan satelit dari bumi juga melakukan perputaran pada
porosnya.
b. Proses Rotasi Bumi
Proses rotasi bumi secara umum adalah perputaran bumi pada porosnya. Arah
rotasi ini menyebabkan berbagai dampak yang dapat kita
rasakan dari bumi. Salah satu diantaranya adalah kita bisa menjumpai malam dan
siang, meskipun panjang malam dan siang antara satu tempat dengan tempat yang
lain berbeda-beda.
c. Dampak Rotasi Bumi
Rotasi bumi menimbulkan berbagai macam dampak yang bisa kita rasakan. Jika
revolusi bumi memberikan dampak berupa penanggalan masehi dan dalam bentuk
tahunan, maka rotasi bumi mengakibatkan terjadinya waktu harian. Maksudnya,
rotasi bumi ini menyebabkan terjadinya siang dan malam sehingga akan terbentuk
satu waktu harian. Selain terjadinya siang dan malam, rotasi bumi juga
menimbulkan banyak sekali akibat yaitu (Danial & Ismiyati, 2020) :
1) Terjadinya siang dan malam
Siang merupakan satu kondisi dimana sinar matahari dapat kita tangkap secara
bebas. Sementara malam hari adalah kebalikan dari siang hari, pada malam hari
kita tidak dapat melihat benda-benda yang ada di bumi tanpa bantuan alat
penerangan, tentu saja kondisi bumi saat itu sedang gelap dan tanpa penerangan
cahaya matahari. Munculnya fenomena siang dan malam adalah akibat dari rotasi
bumi. Ketika bumi berputar, bagian bumi atau belahan bumi yang menghadap ke
arah matahari ini mengalami kondisi siang hari. sementara belahan bumi satunya,
yakni sisi sebaliknya tidak mendapatkan sinar matahari dan sedang dalam kondisi
malam hari.
2) Terjadinya perubahan waktu
Dampak selanjutnya dari adanya rotasi bumi adalah terjadinya perubahan waktu.
Ketika kita menelfon pada siang hari, mungkin di Amerika masih malam hari, hal
ini membuktikan adanya perbedaan waktu yang sangat signifikan antara
Indonesia dengan Amerika. Tidak hanya itu, bahkan di Indonesia saja kita
mengenal pembagian tiga daerah waktu, yakni Waktu Indonesia Timur, Waktu
Indonesia Tengah, dan Waktu Indonesia Barat. Sebenarnya pembagian waktu di
dunia ini adalah berdasar pada garis bujur nol derajat. Di daerah yang dilewati
oleh garis bujur nol derajat ini dibangun sebuah tuku peringatan waktu, yakni
terletak di kota Greenwich.
3) Bentuk bumi menjadi bulat dengan pepat di kedua kutubnya
Rotasi bumi juga mempengaruhi bentuk dari planet bumi itu sendiri. Salah
satunya adalah menyebabkan bentuk planet bumi tidak bulat sempurna. Namun
bentuk planet bumi yang ada adalah bulat dengan pepat di kedua kutubnya. Hal
ini tidak lain dan tidak bukan karena gaya- gaya yang dihasilkan dari rotasi bumi
ini. Bahkan tidak hanya bumi saja, namun planet lain pun juga demikian.
4) Terjadinya pembelokan arah angin
Dampak berikutnya adalah menyebabkan pembelokan arah angin. Dengan adanya
rotasi bumi, maka arah angin bisa dibelokkan sehingga tidak hanya satu daerah
saja yang dapat terkena angin, namun juga daerah lainnya juga dapat merasakan
adanya angin. Terutama bila angin yang terjadi adalah angin yang bersifat
merugikan. Angin yang dibelokkan akan mempunyai tingkat kecepatan yang
berkurang, sehingga dapat mengurangi resiko kerusakan yang ada.
5) Terjadinya gerak semu harian matahari
Rotasi bumi ternyata juga dapat mendatangkan dampak gerakan semu matahari.
Namun gerak semu matahari akibat adanya rotasi bumi ini disebut dengan gerak
semu harian matahari. Hal ini karena gerak semu matahari akibat rotasi bumi ini
berlangsung setiap hari. Gerak semu harian matahari ini posisi matahari yang
selalu berubah ubah. Misalnya ketika pagi hari matahari berada di sebelah timur
dan ketika sore hari matahari berada di sebelah barat. Posisi matahari yang
berbeda- beda tersebut juga mengakibatkan bayangan benda berbeda-beda.
6) Kalender Masehi
Penanggalan Masehi bukan saja karena revolusi bumi saja, namun juga karena
adanya rotasi Bumi. Hal ini karena penanggalan yang sangat rinci juga
menyertakan waktu yang sangat spesifik, seperti satuan jam, menit dan detik.
Jadi, hal ini juga berhubungan dengan rotasi bumi.
7) Pembagian waktu dunia
Pembagian waktu ini tentunya juga menyangkut daerah-daerah yang tidak terletak
pada garis bujur atau garis meridian. Contohnya adalah daerah yang berada di
belahan bumi kanan akan mengalami pasi lebih dahulu daripada daerah yang
berada di belahan bumi kiri.
8) Terjadinya perbedaan ketebalan atmosfer
Rotasi bumi juga berdampak pada ketebalan lapisan atmosfer. Sehingga atmosfer
yang ada di bumi mempunyai ketebalan berbeda beda di setiap daerahnya.
9) Terjadinya perubahan arah angin
Seperti yang sudah diterangkan di atas mengenai terjadinya pembelokan angin.
Rotasi bumi membuat arah angin mengalami perubahan.
10) Adanya perbedaan percepatan gravitasi
Rotasi bumi ternyata juga menyebabkan terjadinya perbedaan percepatan
gravitasi. Percepatan gaya gravitasi ini akan berpengaruh pada berbagai hal,
misalnya pasang surut air laut.
11) Terjadinya gaya coriolis
Rotasi bumi juga dapat menimbulkan berbagai gaya, seperti gaya Coriolis. Jadi,
gaya coriolis adalah gaya semu akibat pengaruh rotasi bumi.
12) Berfungsinya satelit buatan
Rotasi bumi juga dapat membuat satelit buatan menjadi berfungsi dengan
semestinya. Satelit- satelit buatan manusia dibuat dengan tujuan untuk bidang
komunikasi dan informasi. Sehingga ketika bumi berputar maka daerah yang
dijangkau satelit bisa berganti ganti, dan satelit bisa menyampaikan informasi
kepada berbagai daerah. Selain itu, terdapatnya jet lag yang kita lihat ketika naik
pesawat adalah akibat dari adanya rotasi bumi
d. Manfaat Rotasi Bumi
Beberapa manfaat yang bisa kita rasakan dari adanya rotasi bumi antara lain
adalah sebagai berikut:
1) Adanya pergantian siang dan malam
Dalam manajemen waktu, yang paling dasar adalah pembagian waktu untuk
bekerja dan beristirahat. Waktu siang hari merupakan waktu yang sangat tepat
untuk melakukan berbagai kegiatan. Selain karena kita tidak memerlukan
pencahayaan buatan, udara di siang hari cukup bagis untuk manusia dalam
beraktivitas. Setelah beraktivitas, manusia memerlukan waktu untuk sejenak
rileks dan beristirahat setelah selesai melakukan berbagai aktivitas, dan malam
hari adalah pilihan yang tepat. Hal ini selain karena ketika malam hari penglihatan
kita tidak bisa maksimal, udara juga tidak terlalu mendukung. Dengan adanya
malam dan siang hari maka manusia bisa melakukan berbagai macam aktivitas
dan beristirahat dengan porsi yang sangat cukup.
2) Adanya perbedaan waktu
Manfaat selanjutnya adalah terjadinya perbedaan waktu antara satu tempat dengan
tempat yang lain. Mengapa perbedaan waktu disebut sebagai manfaat? Ya, karena
hal ini secara tidak langsung berdampak pada berbagai hal. Sistem komunikasi
yang canggih dapat digunakan dengan maksimal dan kualitas bagus ketika
penggunaannya bergiliran. Apabila tidak ada perbedaan waktu, maka semua
wilayah di bumi mengalami siang hari dan malam hari bersamaan. Siang hari
adalah waktunya orang bekerja. Ketika selurih dunia memanfaatkan sistem
informasi tersebut di jam sibuknya dalam waku bersamaan, kita bisa
membayangkan apa yang terjadi. Mungkin akan sering terjadi trouble karena over
dalam penggunaan Demikian halnya dengan transportasi tentu akan membuat
penjadwalan menjadi kacau balau.
3) Terjadinya gerak semu harian matahari
Manfaat yang selanjutnya adalah adanya gerak semu harian matahari. Mengapa
adanya gerak semu harian matahari dikatakan sebagai manfaat? Ya, tentu saja
karena hal ini bisa dijadikan patokan dalam penentuan waktu harian. Sebelum
adanya jam, penentuan waktu menggunakan posisi matahari dan juga bayangan
benda. Jika bayangan benda lebih panjang, maka hal ini menandakan bahwa
malam akan segera tiba. salah satu yang paling membutuhkan kejelasan waktu
adalah orang Islam. Hal ini karena muslim melakukan ibadah lima kali sehari
dalam waktu-waktu yang telah ditentukan. Peggunaan posisi matahari dan
bayangan benda dalam menentukan waktu sholat sudah dilakukan sejak zaman
Rasulullah Muhammad SAW. Nabi Muhammad lah yang mengajarkan tentang
waktu-waktu sholat dan cara membacanya melalui sinar matahari dan bayangan
benda.

2. Revolusi Bumi
Gambar 2. Revolusi bumi
Sumber: https://www.silabus.web.id/revolusi-bumi/
a. Pengertiaan Revolusi Bumi
Revolusi bumi adalah aktivitas bumi dalam mengitari matahari sebagai pusat tata
surya (Sodiq, 2014). Arah revolusi bumi jika dilihat dari udara berarah negatif,
yaitu berlawanan arah jarum jam. Lintasan revolusi berbentuk elips, sehingga saat
terjadi jarak terjauh antara bumi dan matahari dinamakan apogea dan suatu saat
juga akan terjadi jarak terdekat antara bumi dan matahari yang dinamakan
perigea. Lintasan revolusi bumi membentuk bidang edar yang dinamakan
ekliptika. Lama revolusi bumi adalah 365 hari 6 jam 9 menit 10 detik atau 365 1/4
hari. Rentan wktu revolusi bumi ini digunakan untuk menghitung waktu satu
tahun yang dianggap 365 hari. Untuk mencocokkan dengan waktu revolusi, maka
setiap 4 tahun sekali ditambah satu hari di bulan Februari. Tahun yang memiliki
366 hari ini dinamakan tahun kabisat contohnya adalah tahun 2004, 2008, 2012
dan seterusnya.
b. Proses Revolusi Bumi
Bumi memerlukan waktu sekitar 365 hari untuk sekali melakukan revolusi bumi
atau mengorbit matahari. Kedudukan bumi dalam proses revolusi bumi tidaklah
tetap. Apabila kita perhatikan datangnya sinar matahari pada bulan Maret, Juni,
September, dan desember arah sinar datangnya matahari tidaklah tetap. Pada saat
tanggal 21 Maret, matahari berada pada garis lintang nol derjat khatulistiwa. Pada
tanggal 21 Juni, matahari berada pada garis balik utara. Kemudian pada tanggal
23 September matahari kembali lagi ke khatulistiwa.
Untuk tanggal 22 Desember, matahari berada pada garis balik selatan. Pergeseran
pergeseran yang dialami matahari tersebut adalah pergeseran semu atau
pergeseran yang tidak nyata. Disebut seperti itu karena sebenarnya yang berak
bukanlah matahari, melainkan bumi yang melakukan revolusi dengan sumbu
rotasi yang miring. Bidang khatulistiwa bumi membentuk sudut 23 derjat dengan
bidang peredaran bumi. Karena kedudukannya yang demikian, maka sinar
matahari tidak selalu menyinari bumi yang sama, tetapi berubah-ubah sesuai
dengan kedudukan bumi pada saat ini. Hal ini cukup membuktikan bahwa bumi
melakukan revolusi.
c. Akibat Revolusi Bumi
1) Terjadinya gerak semu matahari
Gerak semu matahari merupakan posisi matahari yang berubah-ubah karena
posisinya yang berganti. Sebenarnya yang bergerak bukanlan matahari, melainkan
Bumi yang melakukan revolusi dengan sumbu rotasi yang miring.
2) Terjadinya perbedaan waktu siang dan malam
Akibat dari adanya revolusi bumi adalah terjadinya perbedaan waktu antara siang
dan malam. Sebenarnya terjadinya siang dan malam ini adalah akibat rotasi Bumi
(yakni perputaran Bumi pada porosnya), namun revolusi bumi juga berpengaruh
terhadap perbedaan waktu atau lamanya siang dan juga malam. Perbedaan lama
waktu siang dan malam ini terjadi sebagai akibat dari kombinasi antara revolusi
bumi dan kemiringan sumbu bumi terhadap bidang ekliptika. Keadaan yang
demikian ini sangat jelas terlihat ketika kita berada di sekitar kutub bumi, yakni
kutub utara maupun kutub selatan. Perbedaan waktu atau lamanya siang dan
malam ini dibagi menjadi tiga bagian waktu atau periode, yakni 21 Maret 23
Desember, 23 Seotember 21 Maret, dan 21 Maret 23. September. Penjelasan lebih
detail mengenai periode- periode tersebut adalah sebagai berikut: Periode 21
Maret hingga 23 Desember, terjadi peristiwa berikut ini:
a) Kutub utara mendekati matahari, sementara kutub selatan menjauhi matahari.
b) Belahan bumi utara menerima sinar matahari lebih banyak daripada belahan
bumi selatan.
c) Waktu siang hari di belahan bumi utara lebih lama daripada waktu siang di
belahan bumi selatan.
d) Beberada daerah di sekitar kutub utara mengalami siang hari selama 24 jam,
dan beberapa daerah di sekitar kutub selatan mengalami malam hari selama 24
jam.
e) Apabila diamati dari wilayah khatulistiwa, tampak matahari bergeser ke arah
utara.
f) Kutub utara paling dekat dengan matahari adalah pada tanggal 21 Juni. Ketika
tanggal ini dilakukan pengamatan, maka tampak matahari bergeser 23,5
derajat ke arah utara.
Periode 23 September hingga 21 Maret, terjadi peristiwa berikut ini:
a) Kutub selatan lebih dekat dengan matahari, sedangkan kutub utara lebih jauh
dengan matahari.
b) Belahan bumi bagian selatan menerima sinar matahari lebih banyak daripada
belahan bumi utara.
c) Lama waktu siang hari di belahan bumi selatan lebih panjang daripada di
belahan bumi utara.
d) Beberapa daerah di sekitar kutub utara mengalami waktu malam hari selama
24 jam, dan beberapa daerah di sekitar kutub selatan mengalami siang hari
selama 24 jam.
e) Apabila diamati dari khatulistiwa, maka matahari terlihat bergeser ke arah
selatan.
f) Kutub selatan paling dekat dengan matahari adalah pada tanggal 22
Desember. Ketika tunggal ini dilakukan pengamatan, maka tampak matahari
bergeser 23,5 derajat ke arah selatan.
Periode 21 Maret hingga 23 September, terjadi peristiwa berikut ini:
a) Kutub utara dan kutub selatan mempunyai jarak yang sama ke matahari.
b) Belahan bumi utara dan belahan bumi selatan menerima sinar matahari yang
sama banyak.
c) Panjang siang dan malam di seluruh permukaan Bumi sama.
d) Dari daerah khatulistiwa, tampak matahari berada di atas.
3) Terjadinya perubahan musim Bumi
Jadi, adanya musim yang berbeda-beda di bumi ini tidak lain adalah akibat
adanya revolusi Bumi. Kita tahu bahwa di belahan bumi utara dan belahan bumi
selatan mempunyai empat musim, yakni musim panas, musim gugur, musim
dingin dan musim semi. Keempat musim tersebut datang silih berganti secara
beraturan.
Pada tanggal 21 Maret, belahan bumi utara dan selatan mendapatkan penyinaran
matahari dalam jumlah yang sebanding artinya, porsi sinar matahari di kedua
belahan bumi adalah sama.
Ketika tanggal 21 Juni, matahari tepat berada di utara dan kemudian berangsur-
angsur bergerak ke arah selatan. Akibatnya belahan bumi utara mendapatkan
penyinaran matahari yang berkurang dan mengakibatkan musim panas. Sementara
belahan bumi selatan mulai mendapatkan penyinaran yang lebih sehingga
terjadilah musim dingin.
Pada tanggal 23 September mi matahari sudah mencapai khatulistiwa lagi,
akibatnya belahan bumi utara hanya memperoleh sedikit penyinaran. Hal ini
mengakibatkan belahan bumi utara mengalami musim gugur. Dan belahan bumi
selatan mengalami musim semi, karena sinar matahari yang diterima semakin
banyak.
Ketika tanggal 22 Desember, matahari berada pada kedudukan paling selatan dan
sekarang mulai bergerak ke arah utara. Daerah di bagian bumi utara mulai
mendapatkan sinar matahari yang bertambah, dan sebaliknya di belahan bumi
selatan mulai berkurang sinar mataharar matahari yang bertambah, dan sebaliknya
di belahan bumi selatan mulai mendapatkan sinya. Akibatnya di belahan bumi
selatan mengalami musim panas dan belahan bumi utara mengalami musim
dingin Nah, inilah siklus pergantian musim di permukaan Bumi. Namun khusus di
wilayah khatulistiwa yang tidak menjumpai empat musim yang demikian
melainkan hanya dua musim saja, yakni musim penghujan dan kemarau seperti di
Indonesia.
4) Adanya rasi bintang yang tampak berbeda di setiap bulannya
Rasi bintang kerap kali dikaitkan dengan nasib seseorang ilmu yang mempelajari
hal demikian itu disebut dengan astrologi. Ada sebagain manusia yang percaya
dengan astrologi, namun sebagian orang tidak mempercayai astrologi karena
bertentangan dengan ilmu agama. Perbedaan bentuk atau kenampakan rasi
bintang ini sebenarnya karena posisi.
kita adalah sebagai pengamat di Bumi. Sehingga ketika bumi mengalami
pergerakan atau pergeseran posisi, maka kenampakan rasi bitang pun juga akan
berbeda. Seperti halnya kita mengamati benda yang sama namun dari titik sudut
yang berbeda, maka benda tersebut akan tampak berbeda.
5) Penetapan kalender maschi
Revolusi bumi akan berpengaruh pada penetapan kalender masehi. Berdasarkan
pada pembagian bujur, yakni barat dan bujur timur maka itetapan bahwa batas i
penanggalan internasional adalah bujur 180 derajat. Hal ini berakibat bahwa
apabila di belahan timur bujur 180 derajat tanggal 10 maka di belahan barat bujur
180 derajat masing tanggal 9. seperti meloncat satu hari, perhitungan kalender
maschi mengacu pada periode revolusi bumi yang mana satu tahun sama dengan
362, 25 hari.
d. Kaitan Rotasi Bumi dengan Revolusi Bumi
Gerakan yang melingkat mengelilingi matahari terjadi selama satu tahun, yakni
selama 365. 2425 hari, sehingga hal ini menyebabkan revolusi bumi tidak pas
dengan pergerakan bumi pada poros atau sumbunya (rotasi bumi). Dari peristiwa
inilah lahir yang namanya tahun kabisat yang datangnya setiap empat tahun sekali
(terkecuali pada hitungan seratus yang tidak bisa dibagi 400).
3. Gerhana Bulan
Gambar 3. Gerhana bulan
Sumber: https://gaya.tempo.co
Gerhana bulan merupakan suatu peristiwa yang terjadi dimana kedudukan
matahari, bumi, dan bulan berada pada satu garis lurus, sehingga bayangan bumi
menutupi sebagian ataupun keseluruhan bulan. Proses terjadinya gerhana bulan
ini dimulai saat bumi berada diantara matahari dan juga bulan pada satu garis
yang sama. Hal ini mengakibatkan sinar matahari tidak sampai ke bulan karena
terhalang oleh bumi.
a. Proses Terjadinya Gerhana Bulan
Proses terjadinya gerhana bulan ini sebagai berikut:
1) Dimulai ketika bulan yang bersinar terang tiba-tiba tertutup sedikit demi
sedikit oleh bayangan hitam Bayangan hitam tersebut tidak lain dan tidak
bukan adalah bayangan dari bumi sendiri.
2) Setelah itu lama-kelamaan bulan yang bulat tadi akan tertutup semakin lama
semakin banyak hingga bulan hanya terlihat sebagian dan semakin lama bumi
akan terlihat menyabit.
3) Setelah mulai menjadi menyabit, lama-kelamaan bulan akan tampak
menghilang karena tertutup penuh oleh bayangan bumi. Ketika saat inilah kita
tidak dapat melihat bulan dan bulan seperti menghilang.
4) Setelah bulan tertutup semua dan tampak seperti menghilang, kemudian kita
akan menyaksikan bulan kembali muncul dari arah yang pertama kali bulan
itu menghilang. Munculnya bulan ini dimulai dari bentuk bulan tersebut subit,
setelah itu bulan tersebut semakin lama akan semakin kelihatan dan menjadi
setengah, dan semakin lama akan semakin utuh sehingga tampak lagi seperti
semula.
b. Fase-fase bulan
Fase bulan merupakan perubahan bentuk bulan yang berubah-ubah jika dilihat
dari bumi. Kedudukan bulan terhadap matahari dan juga bumi sendiri terbagi
menjadi tiga posisi, yakni:
1) Kedudukan bulan searah dengan matahari. Pada saat itu bagian bulan yang
menghadap ke bumi berwarna gelap atau tidak tampak. Pada aspek konjugasi
ini dapat terjadi gerhana matahari karena cahaya matahari yang menuju ke
bumi terhalang oleh bulan. sehingga berakibat kita tidak dapat melihat bulan
menjadi bercahaya.
2) Pada aspek oposisi ini kedudukan bulan berlawanancarah dengan matahari
jika dilihat dari bumi. Pada saat aspek oposisi ini bulan akan tampak sebagai
bulan purnama, yakni putaran penuh. Pada posisi ini bulan terbit saat matahari
terbenam, dan bulan akan terbenam pada saat matahari sudah terbit.
3) Kedudukan bulan yang ketiga adalah kuarter. Pada aspek kuarter ini
kedudukan bulan berada tegak lurus terhadap garis penghubung antara bumi
dengan matahari. Pada aspek kuarter ini bulan memperlihatkan fase perbani
(yakni setengah bulan yang terang). Dalam periode satu bulan, terjadi dua kali
kedudukan kuarter pada bulan, yakni kuarter pertama ketika bulan tampak
bertambah besar. Dan kuarter kedua ketika bulan tampak mengecil. Terdapat
lima fase bulan yang terjadi dalam satu periode revolusi bulan, yaitu bulan
baru (newmoon), bulan sabit pertama (waxing crescent), bulan seperempat
pertama (first quarter), bulan purnama (full moon), dan bulan seperempat
ketiga (third quarter).
c. Jenis-jenis gerhana bulan
1) Gerhana bulan total
Gambar 4. Gerhana bulan total
Sumber: https://images.app.goo.gl/6wRpzCKufgTA5UU7A
Gerhana bulan total merupakan gerhana bulan dimana semua bagian dari bulan
akan tertutup oleh bayangan bumi, sehingga bulan akan tampak tertutup semua.
Gerhana bulan total ini dibedakan lagi menjadi dua macam yakni gerhana bulan
total dan gerhana bulan total +:
a) Gerhana bulan total adalah gerhana yang terjadi pada saat bulan berada tepat
pada daerah NTT, dan pada saat yang demikian warna bulan menjadi merah
namun warna merah tersebut tidaklah rata.
b) Gerhana bulan total + adalah gerhana yang terjadi pada saat bulan melalui titik
pusat daerah umbra, dan pada saat ini warna bulan menjadi merah merata.
Pada saat seperti ini bulan akan tampak menakjubkan sekaligus mengerikan
jika dipandang dari bumi
2) Gerhana bulan sebagian
Gambar 5. Gerhana bulan sebagian
Sumber: https://langitselatan.com
Pada gerhana sebagian ini, bumi tidak seluruhnya menghalangi bulan dari sinar
matahari. Sedangkan sebagian permukaan bulan yang lainnya berada di daerah
atau area penumbra.
3) Gerhana bulan penumbra

Gambar 6. Gerhana bulan penumbra


Sumber: https://images.app.goo.gl/6wRpzCKufgTA5UU7A
Gerhana bulan penumbra berarti seluruh bagian bulan berada di bagian penumbra.
Dengan demikian bulan masih dapat terlihat oleh manusia yang berada di bumi
meskipun samar samar. Umbra merupakan daerah diantara bumi dan juga bulan
yang tidak terkena cahaya matahari atau yang gelap. Penumbra merupakan daerah
diantara bumi dan juga bulan namun yang terkena sinar matahari atau daerah di
antara bumi dan matahari yang masih.
d. Cara Melihat Proses Terjadinya Gerhana Bulan
Diperkirakan gerhana bulan bisa terjadi hingga sejumlah lima kali. Namun
gerhana bulan total lebih jarang terjadi daripada gerhana bulan sebagian maupun
penumbra. Jika terjadi gerhana matahari, kita tidak boleh melihat secara langsung
tanpa menggunakan alat pengaman. Namun berbeda halnya dengan gerhana
bulan. Pada saat melihat gerhana bulan, kita diperbolehkan melihat secara
langsung karena sinar dari bulan tidak mengandung radiasi kuat seperti yang
dimiliki oleh matahari. Sehingga manusia yang ada di bumi bisa melihatnya
dengan aman.
1) Naiknya permukaan air laut
Gerhana bulan dapat menyebabkan naiknya permukaan air laut akibat gravitasi
bulan sehingga terjadi fenomena air laut pasang. Jika gerhana bulan yang terjadi
merupakan gerhana total, biasanya fenomena pasang ini akan berlangsung selama
tiga hari ke depan dengan ombak yang keras, bahkan dapat menyebabkan banjir.
2) Penurunan suhu udara
Di beberapa kawasan tertentu, gerhana bulan menyebabkan kondisi yang berbeda
pada hewan liar selama fenomena itu berlangsung. Beberapa mitos menyebutkan
bahwa gerhana bulan memberikan dampak pada kehamilan namun belum ada
penelitian yang membuktikannya.
4. Gerhana Matahari

Gambar 7. Gerhana matahari


Sumber: https://files1.simpkb.id/guruberbagi/rpp/176257-1606015972.pdf
a. Pengertian Gerhana Matahari
Gerhana matahari adalah kejadian dimana matahari tertutup oleh bulan karena
pada saat itu posisi matahari, bulan, dan bumi berada pada satu garis lurus.
Sehingga ketika gerhana matahari tersebut terjadi, kondisi bumi akan gelap gulita.
Meskipun gerhana matahari ini terjadi pada pagi hari, siang hari atau sore hari,
namun kondisi bumi akan seperti malam hari karena tidak adanya cahaya
matahari yang menyinari bumi. Hal inilah yang menjadi daya tarik tersendiri
ketika terjadinya gerhana matahari. Namun terjadinya matahari ini biasanya hanya
di beberapa wilayah tertentu dan kondisi bulan menutupi matahari ini hanya
berlangsung beberapa menit saja.
b. Proses Terjadinya Gerhana Matahari
Proses terjadinya gerhana matahari ini ada beberapa tahap. Sebelumnya akan
dijelaskan mengapa posisi matahari, bumi, dan juga bulan bisa satu garis lurus.
Hal ini karena bumi berevolusi mengitari matahari, dan bulan yang berkedudukan
sebagai satelit bumi bergerak mengitari bumi setiap harinya atau yang dinamakan
revolusi bulan. Karena sama-sama berputar atau berevolusi mengelilingi targetnya
masing-masing, maka bisa saja suatu saat Gerhana matahari sendiri ketika akan
menuju total maka melalui beberpa tahapan, yaitu:
1) Awalnya ketika detik-detik dan belum terjadi apa-apa, kita akan merasakan
dan melihat bahwa langit biru yang cerah akan sedikit tampak redup seperti
kehilangan satu level kecerahannya.
2) Kemudian ketika akan memulai proses gerhaana, akan datang bayangan hitam
yang perlahan-lahan menuju matahari. Bayangan hitam tersebut tidak lain dan
tidak bukan adalah bayangan bulan yang akan menutupi matahari tersebut.
3) Selanjutnya bayangan bulan yang terlihat berwarna hitam yang baru saja
kelihatan berukuran kecil tersebut akan semakin besar dan akan semakin
meutupi matahari yang bersinar dengan terang sehingga matahari perlahan
lahan akan tampak menyabit.
4) Setelah itu matahari yang sudah menyabit tersebut akan semakin tertutup
hingga bayangan hitam tersebut menutup seluruh matahari. Pada fase ini
seluruh permukaan bumi yang dilintasi bulan tersebut akan menjadi gelap
gulita seperti malam hari dengan tiba-tiba. Namun gelap inipun hanya terjadi
beberapa menit saja. Pada fase ini sinar radiasi matahari yang sampai bisa
dirasakan ke bumi akan sangat berbahaya. Sinar radiasi ini akan bisa
mengenai mata ketika kita dengan mata telanjang atau kacamata biasa
menlihat proses gerhaa tersebut dengan mata telanjang dan tanpa pengaman
khusus sama sekali.
5) Setelah melewati fase gerhana matahari total, maka secara perlahan-lahan
bayangan bulan yang berwarna hitam tersebut akan meinggalkan matahari dan
matahari akan nampak seperti menyabit kembali.
6) Setelah matahari menyabit untuk kedua kalinya, maka bayanag bulan yang
berwarna hitam tersebut semakin lama akan semkin hilang, sehingga matahari
akan kembali bersinar tanpa dihalangi oleh satu apapun.
c. Jenis-jenis Gerhana Matahari
Secara umum, gerhana matahari dapat dibedakan menjadai empat jenis, yaitu:
1) Gerhana matahari total

Gambar 8. Gerhana matahari


Sumber: https://files1.simpkb.id/guruberbagi/rpp/176257-1606015972.pdf
Gerhana matahari total ini terjadi apabila saat puncak gerhana, piringan matahari
ditutup sepenuhnya oleh piringan bulan.
2) Gerhana matahari sebagian.
Gambar 9. Gerhana matahari sebagian
Sumber: https://files1.simpkb.id/guruberbagi/rpp/176257-1606015972.pdf
Gerhana matahari sebagian ini terjadi apabila piringan bulan di saat puncak
gerhana hanya menutup sebagian dari piringan matahari saja. Pada fase gerhana
ini selalu ada bagian dari piringan matahari yang tidak tertutup oleh piringan
bulan.
3) Gerhana matahari cicin

Gambar 10. Gerhana matahari cincin


Sumber: https://files1.simpkb.id/guruberbagi/rpp/176257-1606015972.pdf
Gerhana matahari cincin ialah gerhana matahari yang terjadi apabila piringan
bulan pada saat puncak gerhana hanya menutup sebagian dari piringan matahari.
Gerhana jenis ini terjadi apabila ukuran piringan bulan lebih kecil daripada
piringan matahari.
4) Gerhana matahari hibrida

Gambar 11. Gerhana matahari hibrida


Sumber:https://sains.kompas.com

Gerhana matahari hibrida adalah gerhana matahari yang bergesar antara gerhana
matahari total dan juga gerhana matahari cincin. Pada titik tertentu di permukaan
bumi, gerhana ini muncul sebgai gerhana matahari total, sementara pada titik-titik
lain muncul sebagai gerhana matahari cincin. Gerhana hibrida ini relatif jarang
terjadi.
d. Cara Mengamati Gerhana Matahari
Saat terhjadi gerhana matahari, sinar radiasi dari matahari akan mudah sampai ke
mata kita yang ada di bumi. Melihat secara langsung ke area fotosfer matahari
atau bagian cincin terang dari matahari dapat membahayakan karena dapat
mengakibatkan kerusakan permanen pada retina mata. Kerusakan permanen pada
retina mata ini dapat terjadi karena adanya radiasi yang tinggi yang tidak terlihat
oleh mata kita yang dipancarkan dari fotosfer matahari tersebut. Bahkan jika
diteruskan, kerusakan pada retina mata tersebut dapat menjadikan kebutaan.
Cahaya dari sinar matahari yang memiliki intensitas sangat tinggi bisa merusak
retina yang letaknya ada di belakang bola mata. Kondisi yang demikian ini
dikenal dengan istilah solar retinopathy dan mampu menyebabkan kerusakan
mata yang permanen. Pupil yang berada di lensa mata tidak bisa bereaksi dengan
tepat ketika kita berada dalam kondisi level kontras yang tinggi, seperti pada saat
terjadi gerhana matahari ini, keti tiba-tiba langit di sekitar kita berubah menjadi
gelap.
Bagian pengatur cahaya yang masuk ke mata denga cara mengatur lebar bukaan
iris itu bekerja dengan mengukur cahaya keseluruhan yang berada di lingkungan
sekitar, dan bukan obyek yang paling terang. Sehingga ketika memandang
gerhana matahari yang diselimuti langit gelap pupil mata justru akan melebar
sehingga jumlah cahaya yang masuk dan terfokus di retina mata menjadi
meningkat jumlahnya. Cahaya matahari ketika gerhana matahari berlangsung
ternyata membawa dampak yang merugikan bagi kesehatan mata kita. Perlu
pengamanan untuk kita jetika sedang melihat gerhana matahari agar nantinya
mata kita menjadi terlindungi dan menjadi tidak rusak. Lalu, bagaimana caranya
untuk melihat gerhana matahari agar tetap aman?
e. Tips Melihat Gerhana Matahari dengan Aman
1) Menggunakan kacamata khusus anti radiasi
2) Menggunakan Teleskop
3) Melihat gerhana matahari melalui siaran televis

B. Model Gerhana Bulan dan Gerhana Matahari


Untuk melakukan permodelan mengenai gerhana bulan dan gerhana matahari maka
kita perlu menyiapkan alat dan bahannya dan ikuti petunjuk kegiatan secara runtut
sbb:
1. Kegiatan A
Alat dan Bahan:
 Senter (model Matahari)
 Bola plastik ukuran kecil/bola tenis (model Bulan)
 Bola plastik ukuran besar/globe (model Bumi)
Langkah Kegiatan:
 Bagilah tanggung jawab dalam kelompokmu.
1 orang memegang senter (Matahari)
1 orang memegang bola plastik kecil (Bulan)
1 orang memegang bola plastik besar (Bumi)
1 orang memberikan instruksi untuk menyalakan/mematikan senter dan
memastikan bahwa kedudukan senter, bola kecil, dan bola besar mengikuti garis
lurus.
1 orang mengamati dan mencatat
 Buat posisi seperti pada gambar!

 Nyalakan senter dan amati apa yang terjadi.


 Usahakan kamu melakukan kegiatan ini di ruang gelap.
 Perhatikan posisi Bulan. Apakah menurutmu Bulan menerima cahaya dari
Matahari? Apakah Bumi menerima cahaya dari Matahari?
2. Kegiatan B
Alat dan Bahan:
 Senter
 Benang
 Globe/bola ukuran besar
 Bola tenis
 Dudukan bola
Langkah Kegiatan:
 Letakkan globe/bola besar di atas meja.
 Ikatlah bola tenis dengan tali, kemudian gantungkan pada dudukan bola.
 Letakkan bola tenis di depan globe.
 Nyalakan senter, kemudian arahkan cahaya pada bola tenis sehingga
membentuk garis lurus.

 Amati dan catatlah apa yang kamu lihat.


 Usahakan kamu melakukan kegiatan ini di ruang yang gelap.

Setelah melakukan percobaan tersebut baru menuliskan hasil percobaannya sesuai


apa yang telah dilihat dan dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, M. dkk. (2007) IPA terpadu SMP dan MTs untuk Kelas IX Semester 2. Jakarta:
Erlangga.

Danial, H. & Ismiyati. (2020). Bumi Kita dalam Tata Surya. Direktorat Pendidikan
Masyarakat dan Pendidikan Khusus–Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia
Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah–Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan

Huda, H. & Nugroho, E. D. (2021). Belajar Mandiri IPA Untuk SMP/MTS Berbasis SKS
Semester 2. Yogyakarta: Deepublish.

Sodiq, M. (2014). Ilmu Kealaman Dasar. Jakarta: Kencana.

Sutrisno & Supradi, D. (2007). Ilmu Pengetahuan Alam Modul 1 untuk SMK kelas X
Bogor: Yudistira.

You might also like