Professional Documents
Culture Documents
Tugas Ipa Tema 8
Tugas Ipa Tema 8
Peristiwa Rotasi dan Revolusi Bumi serta Terjadinya Gerhana Bulan dan Gerhana
Matahari
1. Rotasi Bumi
2. Revolusi Bumi
Gambar 2. Revolusi bumi
Sumber: https://www.silabus.web.id/revolusi-bumi/
a. Pengertiaan Revolusi Bumi
Revolusi bumi adalah aktivitas bumi dalam mengitari matahari sebagai pusat tata
surya (Sodiq, 2014). Arah revolusi bumi jika dilihat dari udara berarah negatif,
yaitu berlawanan arah jarum jam. Lintasan revolusi berbentuk elips, sehingga saat
terjadi jarak terjauh antara bumi dan matahari dinamakan apogea dan suatu saat
juga akan terjadi jarak terdekat antara bumi dan matahari yang dinamakan
perigea. Lintasan revolusi bumi membentuk bidang edar yang dinamakan
ekliptika. Lama revolusi bumi adalah 365 hari 6 jam 9 menit 10 detik atau 365 1/4
hari. Rentan wktu revolusi bumi ini digunakan untuk menghitung waktu satu
tahun yang dianggap 365 hari. Untuk mencocokkan dengan waktu revolusi, maka
setiap 4 tahun sekali ditambah satu hari di bulan Februari. Tahun yang memiliki
366 hari ini dinamakan tahun kabisat contohnya adalah tahun 2004, 2008, 2012
dan seterusnya.
b. Proses Revolusi Bumi
Bumi memerlukan waktu sekitar 365 hari untuk sekali melakukan revolusi bumi
atau mengorbit matahari. Kedudukan bumi dalam proses revolusi bumi tidaklah
tetap. Apabila kita perhatikan datangnya sinar matahari pada bulan Maret, Juni,
September, dan desember arah sinar datangnya matahari tidaklah tetap. Pada saat
tanggal 21 Maret, matahari berada pada garis lintang nol derjat khatulistiwa. Pada
tanggal 21 Juni, matahari berada pada garis balik utara. Kemudian pada tanggal
23 September matahari kembali lagi ke khatulistiwa.
Untuk tanggal 22 Desember, matahari berada pada garis balik selatan. Pergeseran
pergeseran yang dialami matahari tersebut adalah pergeseran semu atau
pergeseran yang tidak nyata. Disebut seperti itu karena sebenarnya yang berak
bukanlah matahari, melainkan bumi yang melakukan revolusi dengan sumbu
rotasi yang miring. Bidang khatulistiwa bumi membentuk sudut 23 derjat dengan
bidang peredaran bumi. Karena kedudukannya yang demikian, maka sinar
matahari tidak selalu menyinari bumi yang sama, tetapi berubah-ubah sesuai
dengan kedudukan bumi pada saat ini. Hal ini cukup membuktikan bahwa bumi
melakukan revolusi.
c. Akibat Revolusi Bumi
1) Terjadinya gerak semu matahari
Gerak semu matahari merupakan posisi matahari yang berubah-ubah karena
posisinya yang berganti. Sebenarnya yang bergerak bukanlan matahari, melainkan
Bumi yang melakukan revolusi dengan sumbu rotasi yang miring.
2) Terjadinya perbedaan waktu siang dan malam
Akibat dari adanya revolusi bumi adalah terjadinya perbedaan waktu antara siang
dan malam. Sebenarnya terjadinya siang dan malam ini adalah akibat rotasi Bumi
(yakni perputaran Bumi pada porosnya), namun revolusi bumi juga berpengaruh
terhadap perbedaan waktu atau lamanya siang dan juga malam. Perbedaan lama
waktu siang dan malam ini terjadi sebagai akibat dari kombinasi antara revolusi
bumi dan kemiringan sumbu bumi terhadap bidang ekliptika. Keadaan yang
demikian ini sangat jelas terlihat ketika kita berada di sekitar kutub bumi, yakni
kutub utara maupun kutub selatan. Perbedaan waktu atau lamanya siang dan
malam ini dibagi menjadi tiga bagian waktu atau periode, yakni 21 Maret 23
Desember, 23 Seotember 21 Maret, dan 21 Maret 23. September. Penjelasan lebih
detail mengenai periode- periode tersebut adalah sebagai berikut: Periode 21
Maret hingga 23 Desember, terjadi peristiwa berikut ini:
a) Kutub utara mendekati matahari, sementara kutub selatan menjauhi matahari.
b) Belahan bumi utara menerima sinar matahari lebih banyak daripada belahan
bumi selatan.
c) Waktu siang hari di belahan bumi utara lebih lama daripada waktu siang di
belahan bumi selatan.
d) Beberada daerah di sekitar kutub utara mengalami siang hari selama 24 jam,
dan beberapa daerah di sekitar kutub selatan mengalami malam hari selama 24
jam.
e) Apabila diamati dari wilayah khatulistiwa, tampak matahari bergeser ke arah
utara.
f) Kutub utara paling dekat dengan matahari adalah pada tanggal 21 Juni. Ketika
tanggal ini dilakukan pengamatan, maka tampak matahari bergeser 23,5
derajat ke arah utara.
Periode 23 September hingga 21 Maret, terjadi peristiwa berikut ini:
a) Kutub selatan lebih dekat dengan matahari, sedangkan kutub utara lebih jauh
dengan matahari.
b) Belahan bumi bagian selatan menerima sinar matahari lebih banyak daripada
belahan bumi utara.
c) Lama waktu siang hari di belahan bumi selatan lebih panjang daripada di
belahan bumi utara.
d) Beberapa daerah di sekitar kutub utara mengalami waktu malam hari selama
24 jam, dan beberapa daerah di sekitar kutub selatan mengalami siang hari
selama 24 jam.
e) Apabila diamati dari khatulistiwa, maka matahari terlihat bergeser ke arah
selatan.
f) Kutub selatan paling dekat dengan matahari adalah pada tanggal 22
Desember. Ketika tunggal ini dilakukan pengamatan, maka tampak matahari
bergeser 23,5 derajat ke arah selatan.
Periode 21 Maret hingga 23 September, terjadi peristiwa berikut ini:
a) Kutub utara dan kutub selatan mempunyai jarak yang sama ke matahari.
b) Belahan bumi utara dan belahan bumi selatan menerima sinar matahari yang
sama banyak.
c) Panjang siang dan malam di seluruh permukaan Bumi sama.
d) Dari daerah khatulistiwa, tampak matahari berada di atas.
3) Terjadinya perubahan musim Bumi
Jadi, adanya musim yang berbeda-beda di bumi ini tidak lain adalah akibat
adanya revolusi Bumi. Kita tahu bahwa di belahan bumi utara dan belahan bumi
selatan mempunyai empat musim, yakni musim panas, musim gugur, musim
dingin dan musim semi. Keempat musim tersebut datang silih berganti secara
beraturan.
Pada tanggal 21 Maret, belahan bumi utara dan selatan mendapatkan penyinaran
matahari dalam jumlah yang sebanding artinya, porsi sinar matahari di kedua
belahan bumi adalah sama.
Ketika tanggal 21 Juni, matahari tepat berada di utara dan kemudian berangsur-
angsur bergerak ke arah selatan. Akibatnya belahan bumi utara mendapatkan
penyinaran matahari yang berkurang dan mengakibatkan musim panas. Sementara
belahan bumi selatan mulai mendapatkan penyinaran yang lebih sehingga
terjadilah musim dingin.
Pada tanggal 23 September mi matahari sudah mencapai khatulistiwa lagi,
akibatnya belahan bumi utara hanya memperoleh sedikit penyinaran. Hal ini
mengakibatkan belahan bumi utara mengalami musim gugur. Dan belahan bumi
selatan mengalami musim semi, karena sinar matahari yang diterima semakin
banyak.
Ketika tanggal 22 Desember, matahari berada pada kedudukan paling selatan dan
sekarang mulai bergerak ke arah utara. Daerah di bagian bumi utara mulai
mendapatkan sinar matahari yang bertambah, dan sebaliknya di belahan bumi
selatan mulai berkurang sinar mataharar matahari yang bertambah, dan sebaliknya
di belahan bumi selatan mulai mendapatkan sinya. Akibatnya di belahan bumi
selatan mengalami musim panas dan belahan bumi utara mengalami musim
dingin Nah, inilah siklus pergantian musim di permukaan Bumi. Namun khusus di
wilayah khatulistiwa yang tidak menjumpai empat musim yang demikian
melainkan hanya dua musim saja, yakni musim penghujan dan kemarau seperti di
Indonesia.
4) Adanya rasi bintang yang tampak berbeda di setiap bulannya
Rasi bintang kerap kali dikaitkan dengan nasib seseorang ilmu yang mempelajari
hal demikian itu disebut dengan astrologi. Ada sebagain manusia yang percaya
dengan astrologi, namun sebagian orang tidak mempercayai astrologi karena
bertentangan dengan ilmu agama. Perbedaan bentuk atau kenampakan rasi
bintang ini sebenarnya karena posisi.
kita adalah sebagai pengamat di Bumi. Sehingga ketika bumi mengalami
pergerakan atau pergeseran posisi, maka kenampakan rasi bitang pun juga akan
berbeda. Seperti halnya kita mengamati benda yang sama namun dari titik sudut
yang berbeda, maka benda tersebut akan tampak berbeda.
5) Penetapan kalender maschi
Revolusi bumi akan berpengaruh pada penetapan kalender masehi. Berdasarkan
pada pembagian bujur, yakni barat dan bujur timur maka itetapan bahwa batas i
penanggalan internasional adalah bujur 180 derajat. Hal ini berakibat bahwa
apabila di belahan timur bujur 180 derajat tanggal 10 maka di belahan barat bujur
180 derajat masing tanggal 9. seperti meloncat satu hari, perhitungan kalender
maschi mengacu pada periode revolusi bumi yang mana satu tahun sama dengan
362, 25 hari.
d. Kaitan Rotasi Bumi dengan Revolusi Bumi
Gerakan yang melingkat mengelilingi matahari terjadi selama satu tahun, yakni
selama 365. 2425 hari, sehingga hal ini menyebabkan revolusi bumi tidak pas
dengan pergerakan bumi pada poros atau sumbunya (rotasi bumi). Dari peristiwa
inilah lahir yang namanya tahun kabisat yang datangnya setiap empat tahun sekali
(terkecuali pada hitungan seratus yang tidak bisa dibagi 400).
3. Gerhana Bulan
Gambar 3. Gerhana bulan
Sumber: https://gaya.tempo.co
Gerhana bulan merupakan suatu peristiwa yang terjadi dimana kedudukan
matahari, bumi, dan bulan berada pada satu garis lurus, sehingga bayangan bumi
menutupi sebagian ataupun keseluruhan bulan. Proses terjadinya gerhana bulan
ini dimulai saat bumi berada diantara matahari dan juga bulan pada satu garis
yang sama. Hal ini mengakibatkan sinar matahari tidak sampai ke bulan karena
terhalang oleh bumi.
a. Proses Terjadinya Gerhana Bulan
Proses terjadinya gerhana bulan ini sebagai berikut:
1) Dimulai ketika bulan yang bersinar terang tiba-tiba tertutup sedikit demi
sedikit oleh bayangan hitam Bayangan hitam tersebut tidak lain dan tidak
bukan adalah bayangan dari bumi sendiri.
2) Setelah itu lama-kelamaan bulan yang bulat tadi akan tertutup semakin lama
semakin banyak hingga bulan hanya terlihat sebagian dan semakin lama bumi
akan terlihat menyabit.
3) Setelah mulai menjadi menyabit, lama-kelamaan bulan akan tampak
menghilang karena tertutup penuh oleh bayangan bumi. Ketika saat inilah kita
tidak dapat melihat bulan dan bulan seperti menghilang.
4) Setelah bulan tertutup semua dan tampak seperti menghilang, kemudian kita
akan menyaksikan bulan kembali muncul dari arah yang pertama kali bulan
itu menghilang. Munculnya bulan ini dimulai dari bentuk bulan tersebut subit,
setelah itu bulan tersebut semakin lama akan semakin kelihatan dan menjadi
setengah, dan semakin lama akan semakin utuh sehingga tampak lagi seperti
semula.
b. Fase-fase bulan
Fase bulan merupakan perubahan bentuk bulan yang berubah-ubah jika dilihat
dari bumi. Kedudukan bulan terhadap matahari dan juga bumi sendiri terbagi
menjadi tiga posisi, yakni:
1) Kedudukan bulan searah dengan matahari. Pada saat itu bagian bulan yang
menghadap ke bumi berwarna gelap atau tidak tampak. Pada aspek konjugasi
ini dapat terjadi gerhana matahari karena cahaya matahari yang menuju ke
bumi terhalang oleh bulan. sehingga berakibat kita tidak dapat melihat bulan
menjadi bercahaya.
2) Pada aspek oposisi ini kedudukan bulan berlawanancarah dengan matahari
jika dilihat dari bumi. Pada saat aspek oposisi ini bulan akan tampak sebagai
bulan purnama, yakni putaran penuh. Pada posisi ini bulan terbit saat matahari
terbenam, dan bulan akan terbenam pada saat matahari sudah terbit.
3) Kedudukan bulan yang ketiga adalah kuarter. Pada aspek kuarter ini
kedudukan bulan berada tegak lurus terhadap garis penghubung antara bumi
dengan matahari. Pada aspek kuarter ini bulan memperlihatkan fase perbani
(yakni setengah bulan yang terang). Dalam periode satu bulan, terjadi dua kali
kedudukan kuarter pada bulan, yakni kuarter pertama ketika bulan tampak
bertambah besar. Dan kuarter kedua ketika bulan tampak mengecil. Terdapat
lima fase bulan yang terjadi dalam satu periode revolusi bulan, yaitu bulan
baru (newmoon), bulan sabit pertama (waxing crescent), bulan seperempat
pertama (first quarter), bulan purnama (full moon), dan bulan seperempat
ketiga (third quarter).
c. Jenis-jenis gerhana bulan
1) Gerhana bulan total
Gambar 4. Gerhana bulan total
Sumber: https://images.app.goo.gl/6wRpzCKufgTA5UU7A
Gerhana bulan total merupakan gerhana bulan dimana semua bagian dari bulan
akan tertutup oleh bayangan bumi, sehingga bulan akan tampak tertutup semua.
Gerhana bulan total ini dibedakan lagi menjadi dua macam yakni gerhana bulan
total dan gerhana bulan total +:
a) Gerhana bulan total adalah gerhana yang terjadi pada saat bulan berada tepat
pada daerah NTT, dan pada saat yang demikian warna bulan menjadi merah
namun warna merah tersebut tidaklah rata.
b) Gerhana bulan total + adalah gerhana yang terjadi pada saat bulan melalui titik
pusat daerah umbra, dan pada saat ini warna bulan menjadi merah merata.
Pada saat seperti ini bulan akan tampak menakjubkan sekaligus mengerikan
jika dipandang dari bumi
2) Gerhana bulan sebagian
Gambar 5. Gerhana bulan sebagian
Sumber: https://langitselatan.com
Pada gerhana sebagian ini, bumi tidak seluruhnya menghalangi bulan dari sinar
matahari. Sedangkan sebagian permukaan bulan yang lainnya berada di daerah
atau area penumbra.
3) Gerhana bulan penumbra
Gerhana matahari hibrida adalah gerhana matahari yang bergesar antara gerhana
matahari total dan juga gerhana matahari cincin. Pada titik tertentu di permukaan
bumi, gerhana ini muncul sebgai gerhana matahari total, sementara pada titik-titik
lain muncul sebagai gerhana matahari cincin. Gerhana hibrida ini relatif jarang
terjadi.
d. Cara Mengamati Gerhana Matahari
Saat terhjadi gerhana matahari, sinar radiasi dari matahari akan mudah sampai ke
mata kita yang ada di bumi. Melihat secara langsung ke area fotosfer matahari
atau bagian cincin terang dari matahari dapat membahayakan karena dapat
mengakibatkan kerusakan permanen pada retina mata. Kerusakan permanen pada
retina mata ini dapat terjadi karena adanya radiasi yang tinggi yang tidak terlihat
oleh mata kita yang dipancarkan dari fotosfer matahari tersebut. Bahkan jika
diteruskan, kerusakan pada retina mata tersebut dapat menjadikan kebutaan.
Cahaya dari sinar matahari yang memiliki intensitas sangat tinggi bisa merusak
retina yang letaknya ada di belakang bola mata. Kondisi yang demikian ini
dikenal dengan istilah solar retinopathy dan mampu menyebabkan kerusakan
mata yang permanen. Pupil yang berada di lensa mata tidak bisa bereaksi dengan
tepat ketika kita berada dalam kondisi level kontras yang tinggi, seperti pada saat
terjadi gerhana matahari ini, keti tiba-tiba langit di sekitar kita berubah menjadi
gelap.
Bagian pengatur cahaya yang masuk ke mata denga cara mengatur lebar bukaan
iris itu bekerja dengan mengukur cahaya keseluruhan yang berada di lingkungan
sekitar, dan bukan obyek yang paling terang. Sehingga ketika memandang
gerhana matahari yang diselimuti langit gelap pupil mata justru akan melebar
sehingga jumlah cahaya yang masuk dan terfokus di retina mata menjadi
meningkat jumlahnya. Cahaya matahari ketika gerhana matahari berlangsung
ternyata membawa dampak yang merugikan bagi kesehatan mata kita. Perlu
pengamanan untuk kita jetika sedang melihat gerhana matahari agar nantinya
mata kita menjadi terlindungi dan menjadi tidak rusak. Lalu, bagaimana caranya
untuk melihat gerhana matahari agar tetap aman?
e. Tips Melihat Gerhana Matahari dengan Aman
1) Menggunakan kacamata khusus anti radiasi
2) Menggunakan Teleskop
3) Melihat gerhana matahari melalui siaran televis
Abdullah, M. dkk. (2007) IPA terpadu SMP dan MTs untuk Kelas IX Semester 2. Jakarta:
Erlangga.
Danial, H. & Ismiyati. (2020). Bumi Kita dalam Tata Surya. Direktorat Pendidikan
Masyarakat dan Pendidikan Khusus–Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia
Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah–Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan
Huda, H. & Nugroho, E. D. (2021). Belajar Mandiri IPA Untuk SMP/MTS Berbasis SKS
Semester 2. Yogyakarta: Deepublish.
Sutrisno & Supradi, D. (2007). Ilmu Pengetahuan Alam Modul 1 untuk SMK kelas X
Bogor: Yudistira.