Professional Documents
Culture Documents
ASKEP - Kel.1 Maternitas 2 - Kelas C - Hiperemesis Gravidarum
ASKEP - Kel.1 Maternitas 2 - Kelas C - Hiperemesis Gravidarum
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
KELAS C
Dosen Pengampuh :
Ns. Siti Fatimah Arsyad, S.Kep, M.Kep
Kelompok I
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
KONSEP MEDIS
A. Definisi
Hiperemesis Gravidarum merupakan keluhan umum yang terjadi pada kehamilan
muda.Terjadinya kehamilan menimbulkan perubahan hormonal pada wanita karena
terdapat peningkatan hormon estrogen, progesteron, dan dikeluarkannya Human
Chorionic Gonadothropin. Hormon-hormon inilah yang diduga menyebabkan emesis
gravidarum (Bagus, 2014).
Upaya pencegahan berlanjutnya mual muntah dari trimester 1 ke trimester 2 ini
sangat perlu untuk mencegah ibu mengalami hiperemesis gravidarum yang
menimbulkan bahaya baik bagi ibu maupun janinnya (Putri, 2014).
Kenaikan hormone HCG sudah sesuai dengna teori bahwa kadar hormon HCG yang
terus meningkat sampai minggu 14-16 kehamilan sejak hari terakhir menstruasi. Sebagian
besar ibu hamil mengalami peningkatan kadar hormone HCG sebanyak dua kali lipat
setiap 3 hari. Peningkatan hormon ini biasanya ditandai dengan mual dan pusing yang
sering dirasakan ibu hamil. Kadar HCG menurun dan hampir mencapai kadar hormone ini
masih diatas normal sampai 4 minggu setelah persalinan atau abortus ( Cristiani, Andiyani
2019)
Dari beberapa referensi diatas penulis menyimpulkan bahwa hiperemesis gravidarum
adalah suatu keadaan mual dan muntah yang berlebihan pada seorang wanita hamil muda
sehingga aktivitas terganggu dan menyebabkan keadaan memburuk serta dehidrasi.
B. Klasifikasi
Secara klinis, hiperemesis gravidarum dibedakan atas 3 tingkatan yaitu :
• Tingkat I
- Muntah yang terus-menerus
- Timbul intoleransi terhadap makanan dan minuman
- Berat badan menurun
- Nyeri epigastrium
- Muntah pertama keluar makanan, lendir, sedikit cairan empedu dan yang terakhir
keluardarah
- Nadi meningkat sampai 100x/menit & tekanan darah sistolik menurun
- Mata cekung dan lidah kering
- Turgor kulit berkurang & urin sedikti tapi masih normal
• Tingkat II
- Gejala lebih berat
- Segala yang dimakan dan diminum dimuntahkan
- Haus hebat
- Subfebril
- Nadi cepat & lebih dari 100-140x/menit
- Tekanan darah sistolik <80 mmHg
- Apatis, kulit pucat, lidah kotor
- Kadang ikterus
- Aseton, bilirubin dalam urin
- Berat badan cepat menurun
• Tingkat III
- Biasanya kondisi tingkat ini sangat jarang
- Mulai terjadi gangguan kesadaran (delirium-koma)
- Muntah berkurang/berhenti
- Dapat terjadi ikterus
- Sianosis
- Nistagmus
- gangguan jantung
- bilirubin & proteinuria dalam urin
C. Etiologi
Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Tidak ada bukti
bahwa penyakit ini disebabkan oleh factor toksik, juga tidak ditemukan kelainan biokimia.
Beberapa faktor predisposisi dan faktor lain yang menjadi penyebab Hiperemesis
Gravidarum adalah:
a. Faktor konsentrasi human chorionic gonadothropin (HCG) yang tinggi : sering
terjadi pada kehamilan primigravida, Molahidatidosa, kehamilan ganda, dan
hidramnion.
b. Faktor organik, karena masuknya vili khoriales ke dalam sirkulasi maternal dan
perubahan metabolik.
c. Faktor Psikologis: keretakan rumah tangga, kehilangan pekerjaan, rasa takut pada
kehamilan dan persalinan, takut memikul tanggung jawab, dan sebagainya
d. Faktor endokrin lainnya: hipertiroid, diabetes, dsb.
e. Faktor gizi / anemia meningkatkan terjadinya hiperemesis gravidarum (Bagus, 2014)
Penyebab terjadinya emesis gravidarum sampai saat ini tidak diketahui, tetapi diduga
disebabkan oleh peningkatan hormon kelamin yang diproduksi selama hamil. Penyebab
hampir dapat dipastikan karena kepekaan terhadap hormon kehamilan. Tetapi, akan
berlebihan jika calon ibu terlalu cemas atau mengalami tekanan emosional. Mual di
pagi hari lebih umum daripada di saat yang lain, karena perut mengandung kumpulan
asam gastrik yang diendapkan semalaman. Penyebabnya adalah perubahan hormon yang
akan mengakibatkan pengeluaran asam lambung yang berlebihan, terutama di pagi hari.
Perasaan mual dan muntah pada ibu hamil disebabkan karena selama hamil muda
pergerakan usus menjadi lambat, karena pengaruh hormon hipofise. Penyebab yang
pasti masih belum diketahui diduga karena pengaruh perubahan psikologis dan adanya
pengaruh perubahan hormonal selama kehamilan (Suririnah, 2015).
D. Patofiologi
Hiperemesis gravidarum dapat terjadi sebagai interaksi antara faktor biologis,
psikologis, dan sosiokultural. Human Chorionic Gonadotropin atau biasa disebut
hCG diyakini sebagai penyebab hiperemesis gravidarum yang paling mungkin
terjadi baik secara langsung maupun aktivitasnya terhadap reseptor hormon tiroid
(TSH). Jalur dimana tingkat hCG yang lebih tinggi dapat menyebabkan hiperemesis
gravidarum masih belum jelas, namun mekanisme yang diketahui meliputi
pengaktifan proses sekresi pada saluran gastrointestinal (GI) bagian atas dan
menstimulasi peningkatan produksi hormon tiroid oleh hCG.
Pendapat lainnya meyakini bahwa estrogen turut berperan terhadap
terjadinya hiperemesis gravidarum. Pada beberapa kondisi seperti obesitas dan
primigravida, kadar estrogen yang tinggi pada kehamilan dikaitkan dengan
peningkatan terjadinya hiperemesis gravidarum. Estrogen sendiri memiliki banyak
efek pada saluran gastrointestinal (GI). Tingginya kadar estrogen menyebabkan
waktu transit usus lebih lambat dan dapat menghambat pengosongan lambung. Bila
disertai dengan kemampuannya dalam mempertahankan cairan, hal tersebut dapat
menyebabkan akumulasi cairan di saluran pencernaan. (Rini, 2021)
E. Manifestasi Klinik
Sekalipun batas antara muntah yang fisiologis dan patologis tidak jelas, tetapi muntah
yangmenimbulkan gangguan kehidupan sehari-hari dan dehidrasi memberikan petunjuk
bahwa wanitahamil telah memerlukan perawatan yang intensif. Pada hiperemesis
gravidarum, gejala-gejalayang dapat terjadi adalah:
- Muntah yang hebat
- Haus, mulut kering
- Dehidrasi
- Foetor ex ore(mulut berbau)
- Berat badan turun
- Kenaikan suhu
- Ikterus
- Gangguan serebral (kesadaran menurun)
- Laboratorium : hipokalemia dan asidosis. Dalam urin ditemukan
protein,aseton,urobilinogen, porfirin bertambah, dan silinder positif
F. Komplikasi
Emesis merupakan dalam keadaan normal tidak banyak menimbulkan efek negatif
terhadap kehamilan dan janin, hanya saja apabila emesis gravidarum ini berkelanjutan
dan berubah menjadi hipermesis gravidarum yang dapat meningkatkan resiko terajadinya
gangguan pada kehamilan (Koesno, 2016). Wanita-wanita hamil dengan gejala
emesis gravidarum yang berlebih berpotensi besar mengalami dehidrasi, kekurangan
cadangan karbohidrat dan lemak dalam tubuh, dapat pula terjadi robekan kecil pada
selaput lendir esofagus dan lambung atau sindroma Mallary Weiss akibat perdarahan
gastrointestinal (Koesno, 2016).
Mual dan muntah yang berlebihan mengakibatkan terjadinya kekurangan zat gizi.
Wanita hamil tersebut harus dirawat inap di rumah sakit dan diberikan cairan infuse
serta obat-obatan untuk mengobati mual (Indriyani, 2018).
Apabila ditemukan tanda-tanda dehidrasi pada ibu hamil maka, ia harus segera
mendapat pertolongan dari bidan atau tenaga kesehatan lainnya. Ada mitos yang
mengatakan bila rasa mual anda hebat, maka anda mengandung anak perempuan. Dan
ternyata menurut penelitia (Sumarni, 2012), wanita hamil yang mengalami mual hebat dan
terpaksa dibawa ke rumah sakit, kemungkinan besar melahirkan bayi perempuan. Sebagai
contoh dari 69 wanita hamil penderita mual yang hebat, 307 orang melahirkan bayi laki-
laki dan 352 sisanya melahirkan perempuanPencegahan terhadap emesis gravidarum yang
berlebihan perlu dilaksanakan dengan jalan memberikan penerapan tentang kehamilan dan
persalinan sebagai suatu proses yang fisiologik, memberikan keyakinan bahwa mual
dan kadang-kadang muntah merupakan gejala yang fisiologik pada kehamilan muda dan
akan hilang setelah kehamilan 4 bulan, menganjurkan mengubah makan sehari-hari dengan
makanan dalam jumlah kecil tetapi lebih (Sumarni, 2012).
G.Penatalaksaan Medis
Penatalaksanaan yang dapat diberikan pada kasus hyperemesis gravidarum menurut
( Khayati, 2013 ) yaitu dengan cara :
1) Memberikan penerangan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses
fisiologik
2) Memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah gejala fisiologik
pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan.
3) Menganjurkan mengubah makan sehari-hri dengan makanan dalam jumlah kecil tapi
sering.
4) Menganjurkan pada waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, terlebih
dahulu makan roti kering atau biscuit dengan the hangat.
5) Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya dihindari.
6) Makanan disajikan dalam keadaan panas atau sangat dingin.
7) Menghindari kekurangan karbohidrat merupakan factor penting, dianjurkan makanan
yang banyak gula.
Apabila dengan cara diatas keluhan dan gejala tidak mengurang, maka diperlukan
seperti:
1. Obat-obatan
a. Sedative : Phenobarbital
b. Vitamin : Vitamin B1 dan B6 atau B kompleks
c. Anti histamine : Dramamin, avomin
d. Anti emetik ( pada keadaan lebih berat ) : Dislikomin hidrokloride atau
khlorpromasine.
e. Penanganan hyperemesis gravidarum yang lebih berat perlu dikelola di RumahSakit
2. Isolasi
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi cerah dan peredaran
udara yang baik, catat cairan yang keluar masuk, hanya dokter dan perawat yang boleh
masuk ke dalam kamar penderita sampai muntah berhenti pada penderita mau makan.
Tidak diberikan makanan atau minuman dan selama 24 jam.
3. Terapi psikologika
Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan,
hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan serta menghilangkan
masalah dan konflik.
4. Cairan perenteral
Cairan yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan glukosa 5% dalam
cairan fisiologis (2-3 Liter/hari), dapat ditambah kalium dan vitamin (Vitamin B
komplek, Vitamin C), Bila kekurangan protein dapat diberikan asam amin o secara
intravena, bila dalam 24 jam penderita tidak muntah dan keadaan umum membaik dapat
diberikan minuman dan lambat laun makanan yang tidak cair.
5. Menghentikan kehamilan
keadaan memburuk dilakukan pemeriksaan medic dan psikiatrik, manifestasi
komplikasi organis adalah delirium, takikardi, icterus, anuria da perdarahan dalam
keadaan demikian perlu dipertimbangakan untuk mengakhiri khamilan keadaan yang
memerlukan pertimbangan gugur kandung diantaranya :
a. Gangguan kejiwaan ditandai dengan : delirium, apatis, samnolen sampai koma,
terjadi gangguan jiwa.
b. Gangguan penglihatan ditandai dengan : pendarahan retina, kemunduran
penglihatan
c. Gangguan faal ditandai dengan : hati dalam bentuk icterus, ginjal dalam bentuk
anuria, jantung dan pembuluh darah terjadi nadi meningkat, tekanan darah
menurun
BAB II
KONSEP KEPERAWATAN
A. Pengkajian
a. Identitas Pasien
1. Nama : Tidak Terkaji
2. Usia : Tidak Terkaji
3. Jenis kelamin : Tidak Terkaji
4. Agama : Tidak Terkaji
5. Alamat : Tidak Terkaji
6. Pendidikan : Tidak Terkaji
7. Pekerjaan : Tidak Terkaji
8. Suku Bangsa : Tidak Terkaji
9. Tanggal masuk : Tidak Terkaji
10. Tanggal Keluar : Tidak Terkaji
11. No. Registrasi : Tidak Terkaji
12. Diagnosa Medis :
b. Identitas Penanggung Jawab
1. Nama : Tidak Terkaji
2. Umur : Tidak Terkaji
3. Pendidikan : Tidak Terkaji
4. Agama : Tidak Terkaji
5. Alamat : Tidak Terkaji
6. Hubungan dengan klien : Tidak Terkaji
c. Keluhan Utama
1) Tingkatan I (ringan)
a) Mual muntah terus-menerus yang mempengaruhi keadaan umum Penderita
b) Ibu merasa lemah
c) Nafsu makan tidak ada
d) Berat badan menurun
e) Merasa nyeri pada epigastrium
f) Nadi meningkat sekitar 100 per menit
g) Tekanan darah menurun
j) Mata cekung
b) Tingkatan II (sedang)
1) Penderita tampak lebih lemah dan apatis
2) Turgor kulit mulai jelek
3) lidah mengering dan tampak kotor
4) Nadi kecil dan cepat
5) Suhu badan naik (dehidrasi)
6) Mata mulai ikterik
7) Berat badan turun dan mata cekung
8) Tensi turun, hemokonsentrasi, oliguri dan konstipasi
9) Aseton tercium dari hawa pernafasan dan terjadi acetonuria
d) Riwayat Kesehatan Sekarang meliputi keluhan yang tengah dirasakan pasien seperti
rasa mual muntah yang berlebihan dan mengganggu aktivitas klien sehari-hari yang
terjadi selama masa kehamilan
e) Riwayat kesehatan dahulu : adanya riwayat Hiperemesis Gravidarum yang pernah
diderita sebelumnya dan pernah mengalami penyakit yang berhubungan dengan saluran
pencernaan yang menyebabkan mual muntah.
f) Riwayat kehamilan : mengetahui berapa umur kehamilan ibu saat ini, dan hal-hal
yang berhubungan dengan kehamilan
g) Riwayat Kesehatan Keluarga
Untuk mengetahui riwayat penyakit keluarga, tanyakan apakah sebelumnya anggota
dari keluarganya ada yang memiliki riwayat Hipermesis Gravidarum seperti yang
dialami klien saat ini, dan juga riwayat giekologi dalam keluarga seperti kista, tumor
dan masalah reproduksi lainnya (Ardiansyah, 2012).
Kaji juga riwayat keluarga yang pernah mengalami terjadinya hipermesis grapidarum
berulang dan sindroma yang berkaitan dengan kejadian hipermesis gravidarum ataupun
hipermesis gravidarum yang kemudian meninggal.
Merangsang muntah
HIPEREMESIS GRAVIDARUM
Output cairan
Intake cairan
HCL
Absorbsi
Iritasi saluran cerna
Karbohidrat
Nyeri uluh hati
Energi
Intoleransi Aktifitas
BB 20% dari
BB semula
Devisit Nutrisi
Dehidrasi
Resiko Hemokonsentrasi
keseimbangan
elektrolit Suplai O2 & nutrisi
transplasenta
C. Analisa Data
No Problem Etiologi Symptomps
1 Ds: Endokrin,psikosomatri,alergi Nyeri akut
Do:
Penurunan motalitas GT
HIPEREMESIS
GRAVIDARUM
Intake cairan
Absorbsi
HCL
Nyeri Akut
2 Ds: Endokrin,psikosomatri,alergi Resiko ketidak
Do: keseimbangan
Penurunan motalitas GT elektrolit
HIPEREMESIS
GRAVIDARUM
Output cairan
Dehidrasi
Resiko keseimbangan
elektrolit
3 Ds: Endokrin,psikosomatri,alergi Devisit Nutrisi
Do:
Penurunan motalitas GT
HIPEREMESIS
GRAVIDARUM
Intake cairan
Absorbsi
Karbohidrat
Energy
Mobilisasi Lemak,Protein
dan jaringan
Devisit Nutrisi
4 Ds: Endokrin,psikosomatri,alergi Resiko cedera pada
Do: janin
Penurunan motalitas GT
HIPEREMESIS
GRAVIDARUM
Output cairan
Dehidrasi
HIPEREMESIS
GRAVIDARUM
Absorbs menurun
Karbohidrat menurun
Energy menurun
Kelemahan
Intoleransi aktivitas
D.Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri Akut (D.0077)
Kategori: psikologis
Subkategori: nyeri dan kenyamanan
2. Resiko ketidak keseimbangan Elektrolit (D.0037)
Kategori: Fisiologis
Subkategori: Nutrisi dan cairan
3. Defisit nutrisi (D.0019)
Kategori:Fisiologis
Subkategori: Nutrisi dan cairan
4. Resiko cedera pada janin (0138)
Kategori: Lingkungan
Subkategori: Keamanan dan proteksi diri
5. Intoleransi Aktifitas (D.0056)
Kategori: Fisiologis
Subkategori: Aktivitas/istirahat
E.Intervensi Keperawatan
No SDKI SLKI SIKI Rasional
1. Nyeri akut (D.0077) Tingkat nyeri Manajemen Nyeri Manajemen Nyeri
Kategori : Psiologis (L.08006) (1.08238) Observasi
subkategori : Nyeri dan Setelah dilakukan Observasi - Untuk mengukur skala
Kenyamanan tindakan keperawatan - Identifikasi skala nyeri yang dirasakan
selama 3x24 jam nyeri oleh pasien dan
Definisi masalah maka tingkat - Identifikasi respon mengurangi rasa nyeri
Pengalaman sensorik atau nyeri pada pasien nyeri non-verbal Terapeutik
emosional yang berkaitan dapat menurun - Monitor efek samping - Untuk mengurangi
dengan kerusakan jaringan dengan kriteria hasi : penggunaan analgetik ketegangan pasien dan
actual atau fungsional, dengan a. Pola napas Terapeutik memudahakn pasien
onset mendadak atau lambat cukup membaik (4) - Berikan teknik non untuk di ajak
dan berintensitas ringan hingga b. Tekanan darah farmakologis untuk melakukan tindakan
berat yang berlangsung kurang cukup membaik (4) mengurangi rasa Edukasi
dari 3 bulan. nyeri (mis.TENS, - Agar pasien
Penyebab hypnosis, akupresur, mengetahui proses
1. Agen pencedera terapi music, terjadinya nyeri
fisiologis biofeedback, terapo
2. Agen pencedera pijat, aromaterapi,
kimiawi teknik imajinasi
3. Agen pencedera fisik terbimbing, kompres
hangat dingin, terapi
Gejala Dan Tanda Mayor bermain)
Subjektif :
1. Mengeluh nyeri
Objektif :
1. Tampak meringis
2. Bersikap protektif
3. Gelisah
4. Frekuensi nadi
meningkat
5. Sulit tidur
4 Resiko cedera pada janin Tingkat cedera Pencegahan Cedera Pencegahan Cedera
(0138) (L.14136) (l.14537) Observasi :
Kategori: Lingkungan Setelah dilakukan Observasi : - Untuk mengetahui
Subkategori: Keamanan dan tindakan keperawatan - Identifikasi obat yang obat yang berpotensi
proteksi diri selama 3x24 jam berpotensi menyebabkan cedera
Definisi: maka diharapkan menyebabkan cedera Terapeutik :
Beresiko mengalmi bahaya keparahan dari cedera Terapeutik : - Untuk memberikan
atau kerusakan fisik pada janin yang diamati atau - Pastikan tempat tidur rasa nyaman.
selama proses kehamilan dan dilapotkan dapat diposisi terendah saat Edukasi :
persalinan mebaik dengan digunakan - Agar tidak terjadi
Faktor resiko: kriteria hasil: - Gunakan lampu tidur cedera
- Besarnya ukuran janin - Pola Aktivitas selama jam tidur
- Induksi persalinan janin dalam - Sediakan alas kaki
- Persalinan lama kala perut ibu antislip
I,II, Dan III meningkat Edukasi :
- Difusi uterus - Janin - Anjurkan berganti
- Kecemasan yang mendapatkan posisi secara perlahan
berlebihan tentang asupan dan duduk selama
proses persalinan makanan yang beberapa menit
- Riwayat persalinan bernutrisi dari sebelum berdiri
sebelumnya ibu
- Usia ibu(<15 tahun - Kejadian luka
atau >dari 35 tahun) atau lecet
- Paritas banyak menurun
- Efek metode/intervensi - Fraktur
bedah selama menurun
persalinan - Perdarahan
- Nyeri pada abdomen menurun
- Nyeri pada jalan lahir - Tekanan darah
- Penggunaan alat bantu ibu membaik
persalinan - Frekuensi nadi
- Kelelahan janin membaik
- Merokok
- Efek agen farmakologis
- Pengaruh budaya
- Pola makan yang tidak
sehat
- Faktor ekonomi
- Konsumsi alcohol
- Terpapar agen
teratogen
Kondisi Klinis Terkait:
- Ketuban pecah sebelum
waktunya(KPSW)
- Infeksi
- Penyakit
penyerta:asma,
hipertensi,penyakit
menular seksual,AIDS
- Masalah kontraksi
- Efek pengobatan
5 Intoleransi Aktivitas Toleransi Aktivitas Manajemen Energi Manajemen Energi
(D.0056) (L.05047) (I.05178) Observasi
Kategori : Fisiologis Setelah dilakukan Observasi - Mengetahui gangguan
Subkategori:Aktivitas/Istirahat tindakan keperawatan - Identifikasi fungsi tubuh yang
Definisi : selama 3x24 jam gangguan fungsi tubuh mengakibatkan
Ketidakcukupan energy untuk maka aktivitas pada yang mengakibatkan kelelahan
melakukan aktivitas sehari-hari pasien dapat kelelahan - Mengetahui kelelahan
Gejala dan tanda mayor meningkat, dengan - Monitor fisik dan emosional
Subjektif kriteria hasil : kelelahan fisik dan yang dialami pasien
1. Mengeluh lelah a. kemudahan emosional - Mengetahui lokasi dan
Objektif melakukan aktivitas - Monitor lokasi ketidaknyamanan
1. Frekuensi jantung sehari-hari (5) dan ketidaknyamanan pasien selama
meningkat > 20% dari kondisi b. keluhan lelah (5) selama melakukan melakukan aktifitas
istirahat aktifitas Terapeutik :
Gejala dan tanda minor Terapeutik - Membuat pasien
Subjektif - sediakan lingkungan nyaman
1. Dispnea saat/setelah yang nyaman dan - Melatih rentang gerak
aktivitas rendah stimulus pasif dan/atau aktif
2. Merasa tidak nyaman - lakukan latihan pasien
setelah beraktivitas rentang gerak pasif Edukasi
3. Merasa lemah dan/atau aktif - Membuat pasien
Objektif Edukasi nyaman
1. Tekanan darah berubah > - anjurkan tirah baring - Melatih pasien untuk
20% dari kondisi istirahat - anjurkan melakukan melakukan aktivitas
2. Gambaran EKG aktivitas secara secara bertahap
menunjukkan aritmia bertahap Kolaborasi
saat/setelah aktivitas Kolaborasi - Meningkatkan nutrisi
3. Gambara EKG - kolaborasi dengan ahli pasien dengan tujuan
menunjukkan iskemia gizi tentang cara mengurangi rasa lelah
4. Sianosis meningkatkan asupan
makanan
Daftar Pustaka
Indriyani, T. (2018). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Hiperemesis
Gravidarum Di Rsud Dr. Drajat Prawiranegara Kabupaten Serang Tahun 2017. Jurnal
Akademi Keperawatan Husada Karya Jaya, 4, 9–21.
Koesno, H. (2016). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: PT Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
Khayati, N. (2013) Asuhan Kebidanan Ibu…, Nur Khayati, Kebidanan DIII UMP, 2013. 11-
68
Putri, H. A. (2014). Pengaruh Akupresur thd Morning Sickness. Ilmu Kesehatan, 36–43..
Saleha, S. (2014). Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Selemba Medika.
SDKI. (2016). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik.
Jakarta: PPNI.
SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi Dan Tindakan