You are on page 1of 27

ASUHAN KEPERAWATAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
KELAS C

Moh. Abd. Tison Daud 841420123


Adinda Khayrun Nisa Usman 841420100
Alpionita Adam 841420119
Amaliyah Ramadhan S. Bunga 841420101
Annisa Purnamasari Mursidah 841420108
Fitria Paputungan 841420120
Norma Novayanti Takahipe 841420048
Saskia Kumadji 841420103
Sitti Nurhaliza Husain 841420161
Wanda Pakaya 841420131

Dosen Pengampuh :
Ns. Siti Fatimah Arsyad, S.Kep, M.Kep

PROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmatnya dan telah melindungi penulis hingga dapat menyusun dan menyelesaikan makalah
“Asuhan Keperawatan HIPEREMESIS GRAVIDARUM dari dosen pengampuh Ns. Siti
Fatimah, M.Kep yang bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah
Keperawatan Maternitas 2
Adapun makalah tentang “Asuhan Keperawatan HIPEREMESIS GRAVIDARUM ini
telah penulis usahakan dengan semaksimal mungkin, tetapi penulis juga menyadari bahwa
makalah ini masih memiliki kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kriktik yang membangun
dari para pembaca yang budiman sangat di butuhkan untuk penyempurnaan makalah ini
kedepannya.

Gorontalo, 16 Februari 2022

Kelompok I
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii

BAB I KONSEP MEDIS


A. Definisi
B. Klasifikasi
C. Etiologi
D. Patofisiologi
E. Manifestasi Klinik
F. Komplikasi
G. Penatalaksanaan Medis

BAB II KONSEP KEPERAWATAN


A. Pengkajian/Anamnesa
B. Pathway
C. Analisa Data
D. Intervensi

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
KONSEP MEDIS

A. Definisi
Hiperemesis Gravidarum merupakan keluhan umum yang terjadi pada kehamilan
muda.Terjadinya kehamilan menimbulkan perubahan hormonal pada wanita karena
terdapat peningkatan hormon estrogen, progesteron, dan dikeluarkannya Human
Chorionic Gonadothropin. Hormon-hormon inilah yang diduga menyebabkan emesis
gravidarum (Bagus, 2014).
Upaya pencegahan berlanjutnya mual muntah dari trimester 1 ke trimester 2 ini
sangat perlu untuk mencegah ibu mengalami hiperemesis gravidarum yang
menimbulkan bahaya baik bagi ibu maupun janinnya (Putri, 2014).
Kenaikan hormone HCG sudah sesuai dengna teori bahwa kadar hormon HCG yang
terus meningkat sampai minggu 14-16 kehamilan sejak hari terakhir menstruasi. Sebagian
besar ibu hamil mengalami peningkatan kadar hormone HCG sebanyak dua kali lipat
setiap 3 hari. Peningkatan hormon ini biasanya ditandai dengan mual dan pusing yang
sering dirasakan ibu hamil. Kadar HCG menurun dan hampir mencapai kadar hormone ini
masih diatas normal sampai 4 minggu setelah persalinan atau abortus ( Cristiani, Andiyani
2019)
Dari beberapa referensi diatas penulis menyimpulkan bahwa hiperemesis gravidarum
adalah suatu keadaan mual dan muntah yang berlebihan pada seorang wanita hamil muda
sehingga aktivitas terganggu dan menyebabkan keadaan memburuk serta dehidrasi.

B. Klasifikasi
Secara klinis, hiperemesis gravidarum dibedakan atas 3 tingkatan yaitu :
• Tingkat I
- Muntah yang terus-menerus
- Timbul intoleransi terhadap makanan dan minuman
- Berat badan menurun
- Nyeri epigastrium
- Muntah pertama keluar makanan, lendir, sedikit cairan empedu dan yang terakhir
keluardarah
- Nadi meningkat sampai 100x/menit & tekanan darah sistolik menurun
- Mata cekung dan lidah kering
- Turgor kulit berkurang & urin sedikti tapi masih normal

• Tingkat II
- Gejala lebih berat
- Segala yang dimakan dan diminum dimuntahkan
- Haus hebat
- Subfebril
- Nadi cepat & lebih dari 100-140x/menit
- Tekanan darah sistolik <80 mmHg
- Apatis, kulit pucat, lidah kotor
- Kadang ikterus
- Aseton, bilirubin dalam urin
- Berat badan cepat menurun

• Tingkat III
- Biasanya kondisi tingkat ini sangat jarang
- Mulai terjadi gangguan kesadaran (delirium-koma)
- Muntah berkurang/berhenti
- Dapat terjadi ikterus
- Sianosis
- Nistagmus
- gangguan jantung
- bilirubin & proteinuria dalam urin

C. Etiologi
Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Tidak ada bukti
bahwa penyakit ini disebabkan oleh factor toksik, juga tidak ditemukan kelainan biokimia.
Beberapa faktor predisposisi dan faktor lain yang menjadi penyebab Hiperemesis
Gravidarum adalah:
a. Faktor konsentrasi human chorionic gonadothropin (HCG) yang tinggi : sering
terjadi pada kehamilan primigravida, Molahidatidosa, kehamilan ganda, dan
hidramnion.
b. Faktor organik, karena masuknya vili khoriales ke dalam sirkulasi maternal dan
perubahan metabolik.
c. Faktor Psikologis: keretakan rumah tangga, kehilangan pekerjaan, rasa takut pada
kehamilan dan persalinan, takut memikul tanggung jawab, dan sebagainya
d. Faktor endokrin lainnya: hipertiroid, diabetes, dsb.
e. Faktor gizi / anemia meningkatkan terjadinya hiperemesis gravidarum (Bagus, 2014)

Penyebab terjadinya emesis gravidarum sampai saat ini tidak diketahui, tetapi diduga
disebabkan oleh peningkatan hormon kelamin yang diproduksi selama hamil. Penyebab
hampir dapat dipastikan karena kepekaan terhadap hormon kehamilan. Tetapi, akan
berlebihan jika calon ibu terlalu cemas atau mengalami tekanan emosional. Mual di
pagi hari lebih umum daripada di saat yang lain, karena perut mengandung kumpulan
asam gastrik yang diendapkan semalaman. Penyebabnya adalah perubahan hormon yang
akan mengakibatkan pengeluaran asam lambung yang berlebihan, terutama di pagi hari.
Perasaan mual dan muntah pada ibu hamil disebabkan karena selama hamil muda
pergerakan usus menjadi lambat, karena pengaruh hormon hipofise. Penyebab yang
pasti masih belum diketahui diduga karena pengaruh perubahan psikologis dan adanya
pengaruh perubahan hormonal selama kehamilan (Suririnah, 2015).

D. Patofiologi
Hiperemesis gravidarum dapat terjadi sebagai interaksi antara faktor biologis,
psikologis, dan sosiokultural. Human Chorionic Gonadotropin atau biasa disebut
hCG diyakini sebagai penyebab hiperemesis gravidarum yang paling mungkin
terjadi baik secara langsung maupun aktivitasnya terhadap reseptor hormon tiroid
(TSH). Jalur dimana tingkat hCG yang lebih tinggi dapat menyebabkan hiperemesis
gravidarum masih belum jelas, namun mekanisme yang diketahui meliputi
pengaktifan proses sekresi pada saluran gastrointestinal (GI) bagian atas dan
menstimulasi peningkatan produksi hormon tiroid oleh hCG.
Pendapat lainnya meyakini bahwa estrogen turut berperan terhadap
terjadinya hiperemesis gravidarum. Pada beberapa kondisi seperti obesitas dan
primigravida, kadar estrogen yang tinggi pada kehamilan dikaitkan dengan
peningkatan terjadinya hiperemesis gravidarum. Estrogen sendiri memiliki banyak
efek pada saluran gastrointestinal (GI). Tingginya kadar estrogen menyebabkan
waktu transit usus lebih lambat dan dapat menghambat pengosongan lambung. Bila
disertai dengan kemampuannya dalam mempertahankan cairan, hal tersebut dapat
menyebabkan akumulasi cairan di saluran pencernaan. (Rini, 2021)
E. Manifestasi Klinik
Sekalipun batas antara muntah yang fisiologis dan patologis tidak jelas, tetapi muntah
yangmenimbulkan gangguan kehidupan sehari-hari dan dehidrasi memberikan petunjuk
bahwa wanitahamil telah memerlukan perawatan yang intensif. Pada hiperemesis
gravidarum, gejala-gejalayang dapat terjadi adalah:
- Muntah yang hebat
- Haus, mulut kering
- Dehidrasi
- Foetor ex ore(mulut berbau)
- Berat badan turun
- Kenaikan suhu
- Ikterus
- Gangguan serebral (kesadaran menurun)
- Laboratorium : hipokalemia dan asidosis. Dalam urin ditemukan
protein,aseton,urobilinogen, porfirin bertambah, dan silinder positif

F. Komplikasi
Emesis merupakan dalam keadaan normal tidak banyak menimbulkan efek negatif
terhadap kehamilan dan janin, hanya saja apabila emesis gravidarum ini berkelanjutan
dan berubah menjadi hipermesis gravidarum yang dapat meningkatkan resiko terajadinya
gangguan pada kehamilan (Koesno, 2016). Wanita-wanita hamil dengan gejala
emesis gravidarum yang berlebih berpotensi besar mengalami dehidrasi, kekurangan
cadangan karbohidrat dan lemak dalam tubuh, dapat pula terjadi robekan kecil pada
selaput lendir esofagus dan lambung atau sindroma Mallary Weiss akibat perdarahan
gastrointestinal (Koesno, 2016).
Mual dan muntah yang berlebihan mengakibatkan terjadinya kekurangan zat gizi.
Wanita hamil tersebut harus dirawat inap di rumah sakit dan diberikan cairan infuse
serta obat-obatan untuk mengobati mual (Indriyani, 2018).

Menurut Koesno (2016) menyebutkan ada beberapa Tanda-tanda dehidrasi:

a. Berat badan menurun


b. Denyut nadi meningkat (120 x / menit dan terus naik)
c. Tekanan darah menurun (diastolik 50 mmHg dan terus turun)
d. Mata cekung
e. Elastisitas kulit menghilang

Apabila ditemukan tanda-tanda dehidrasi pada ibu hamil maka, ia harus segera
mendapat pertolongan dari bidan atau tenaga kesehatan lainnya. Ada mitos yang
mengatakan bila rasa mual anda hebat, maka anda mengandung anak perempuan. Dan
ternyata menurut penelitia (Sumarni, 2012), wanita hamil yang mengalami mual hebat dan
terpaksa dibawa ke rumah sakit, kemungkinan besar melahirkan bayi perempuan. Sebagai
contoh dari 69 wanita hamil penderita mual yang hebat, 307 orang melahirkan bayi laki-
laki dan 352 sisanya melahirkan perempuanPencegahan terhadap emesis gravidarum yang
berlebihan perlu dilaksanakan dengan jalan memberikan penerapan tentang kehamilan dan
persalinan sebagai suatu proses yang fisiologik, memberikan keyakinan bahwa mual
dan kadang-kadang muntah merupakan gejala yang fisiologik pada kehamilan muda dan
akan hilang setelah kehamilan 4 bulan, menganjurkan mengubah makan sehari-hari dengan
makanan dalam jumlah kecil tetapi lebih (Sumarni, 2012).

G.Penatalaksaan Medis
Penatalaksanaan yang dapat diberikan pada kasus hyperemesis gravidarum menurut
( Khayati, 2013 ) yaitu dengan cara :
1) Memberikan penerangan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses
fisiologik
2) Memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah gejala fisiologik
pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan.
3) Menganjurkan mengubah makan sehari-hri dengan makanan dalam jumlah kecil tapi
sering.
4) Menganjurkan pada waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, terlebih
dahulu makan roti kering atau biscuit dengan the hangat.
5) Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya dihindari.
6) Makanan disajikan dalam keadaan panas atau sangat dingin.
7) Menghindari kekurangan karbohidrat merupakan factor penting, dianjurkan makanan
yang banyak gula.
Apabila dengan cara diatas keluhan dan gejala tidak mengurang, maka diperlukan
seperti:
1. Obat-obatan
a. Sedative : Phenobarbital
b. Vitamin : Vitamin B1 dan B6 atau B kompleks
c. Anti histamine : Dramamin, avomin
d. Anti emetik ( pada keadaan lebih berat ) : Dislikomin hidrokloride atau
khlorpromasine.
e. Penanganan hyperemesis gravidarum yang lebih berat perlu dikelola di RumahSakit

2. Isolasi
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi cerah dan peredaran
udara yang baik, catat cairan yang keluar masuk, hanya dokter dan perawat yang boleh
masuk ke dalam kamar penderita sampai muntah berhenti pada penderita mau makan.
Tidak diberikan makanan atau minuman dan selama 24 jam.
3. Terapi psikologika
Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan,
hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan serta menghilangkan
masalah dan konflik.
4. Cairan perenteral
Cairan yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan glukosa 5% dalam
cairan fisiologis (2-3 Liter/hari), dapat ditambah kalium dan vitamin (Vitamin B
komplek, Vitamin C), Bila kekurangan protein dapat diberikan asam amin o secara
intravena, bila dalam 24 jam penderita tidak muntah dan keadaan umum membaik dapat
diberikan minuman dan lambat laun makanan yang tidak cair.
5. Menghentikan kehamilan
keadaan memburuk dilakukan pemeriksaan medic dan psikiatrik, manifestasi
komplikasi organis adalah delirium, takikardi, icterus, anuria da perdarahan dalam
keadaan demikian perlu dipertimbangakan untuk mengakhiri khamilan keadaan yang
memerlukan pertimbangan gugur kandung diantaranya :
a. Gangguan kejiwaan ditandai dengan : delirium, apatis, samnolen sampai koma,
terjadi gangguan jiwa.
b. Gangguan penglihatan ditandai dengan : pendarahan retina, kemunduran
penglihatan
c. Gangguan faal ditandai dengan : hati dalam bentuk icterus, ginjal dalam bentuk
anuria, jantung dan pembuluh darah terjadi nadi meningkat, tekanan darah
menurun

BAB II
KONSEP KEPERAWATAN

A. Pengkajian
a. Identitas Pasien
1. Nama : Tidak Terkaji
2. Usia : Tidak Terkaji
3. Jenis kelamin : Tidak Terkaji
4. Agama : Tidak Terkaji
5. Alamat : Tidak Terkaji
6. Pendidikan : Tidak Terkaji
7. Pekerjaan : Tidak Terkaji
8. Suku Bangsa : Tidak Terkaji
9. Tanggal masuk : Tidak Terkaji
10. Tanggal Keluar : Tidak Terkaji
11. No. Registrasi : Tidak Terkaji
12. Diagnosa Medis :
b. Identitas Penanggung Jawab
1. Nama : Tidak Terkaji
2. Umur : Tidak Terkaji
3. Pendidikan : Tidak Terkaji
4. Agama : Tidak Terkaji
5. Alamat : Tidak Terkaji
6. Hubungan dengan klien : Tidak Terkaji
c. Keluhan Utama
1) Tingkatan I (ringan)
a) Mual muntah terus-menerus yang mempengaruhi keadaan umum Penderita
b) Ibu merasa lemah
c) Nafsu makan tidak ada
d) Berat badan menurun
e) Merasa nyeri pada epigastrium
f) Nadi meningkat sekitar 100 per menit
g) Tekanan darah menurun

h) Turgor kulit berkurang


i) Lidah mongering

j) Mata cekung

b) Tingkatan II (sedang)
1) Penderita tampak lebih lemah dan apatis
2) Turgor kulit mulai jelek
3) lidah mengering dan tampak kotor
4) Nadi kecil dan cepat
5) Suhu badan naik (dehidrasi)
6) Mata mulai ikterik
7) Berat badan turun dan mata cekung
8) Tensi turun, hemokonsentrasi, oliguri dan konstipasi
9) Aseton tercium dari hawa pernafasan dan terjadi acetonuria

c) Tingkatan III (berat)


1) Keadaan umum lebih parah (kesadaran menurun dari somnolen sampai koma)
2) Dehidrasi hebat
3) Nadi kecil, cepat dan halus
4) Suhu badan meningkat dan tensi turun
5) Terjadi komplikasi fatal pada susunan saraf yang dikenal dengan enselopati wernicke
dengan gejala nistagmus, diplopia dan penurunan mental

6) Timbul ikterus yang menunjukkan adanya payah hati.

d) Riwayat Kesehatan Sekarang meliputi keluhan yang tengah dirasakan pasien seperti
rasa mual muntah yang berlebihan dan mengganggu aktivitas klien sehari-hari yang
terjadi selama masa kehamilan
e) Riwayat kesehatan dahulu : adanya riwayat Hiperemesis Gravidarum yang pernah
diderita sebelumnya dan pernah mengalami penyakit yang berhubungan dengan saluran
pencernaan yang menyebabkan mual muntah.
f) Riwayat kehamilan : mengetahui berapa umur kehamilan ibu saat ini, dan hal-hal
yang berhubungan dengan kehamilan
g) Riwayat Kesehatan Keluarga
Untuk mengetahui riwayat penyakit keluarga, tanyakan apakah sebelumnya anggota
dari keluarganya ada yang memiliki riwayat Hipermesis Gravidarum seperti yang
dialami klien saat ini, dan juga riwayat giekologi dalam keluarga seperti kista, tumor
dan masalah reproduksi lainnya (Ardiansyah, 2012).

Kaji juga riwayat keluarga yang pernah mengalami terjadinya hipermesis grapidarum
berulang dan sindroma yang berkaitan dengan kejadian hipermesis gravidarum ataupun
hipermesis gravidarum yang kemudian meninggal.

h) Pola Aktivitas Sehari-hari


Kaji aktivitas klien sehari-hari. Apakah ada gangguan atau tidak. Kaji bagaimana klien
menjalankan aktivitas sehari-hari. Apakah klien memerlukan bantuan atau tidak dalam
beraktivitas.
Klien mengalami Tekanan darah sistol menurun, denyut nadi meningkat (> 100 kali per
menit). Frekuensi pernapasan meningkat. Suhu kadang naik, badan lemah.
i. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Fisik Pada pemeriksaan umum pasien memiliki kesadaran yang baik
(compos mentis).

1) Sistem reproduksi, pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui TFU,


keadaan vagina (kebersihan) dan payudara (keadaan bentuk dan warna aerola)
2) Sistem kardiovaskuler, pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui tekanan
darah, nadi dan suhu tubuh pasien
3) Sistem perkemihan, pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui frekuensi
BAK dan BAB pasien dalam satu hari, warna dan bau
4) Sistem gastrointestinal, pemeriksan ini dilakukan untuk mengetahui pola
makan pasien dan masalah pencernaan yang muncul pada pasien seperti
porsi makan pasien, mual dan muntah
5) Sistem neurologis, pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui sistem
nurologis pasien
6) Sitem imunologis, pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui sistem imun
pasien dapat dilakukan dengan pemeriksaan suhu tubuh
7) Sistem integumen, pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui keadaan
integument pasien seperti akral, elastisitas, warna dan turgor kulit

8) Sistem muskuloskeletal, pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui kekuatan


otot, kelemahan dan kekakuan otot pasien
B. Pathway
Endokrin Alergi

Kehamilan ganda Psikosomatry Antigen baru janin dan


Stres,kurang suport
molahidatidosa plasenta,Vebi khorialis
sosial

HCG dan Esterogen Penurunan motalitas GT Berlawanan dengan


meningkat antigen ibu

Merangsang muntah
HIPEREMESIS GRAVIDARUM

Output cairan
Intake cairan

HCL
Absorbsi
Iritasi saluran cerna
Karbohidrat
Nyeri uluh hati
Energi

Mobilisasi Lemak,Protein dan Nyeri Akut


Kelemahan jaringan

Intoleransi Aktifitas
BB 20% dari
BB semula

Devisit Nutrisi
Dehidrasi

hipovolemi CES dan plasma

Resiko Hemokonsentrasi
keseimbangan
elektrolit Suplai O2 & nutrisi
transplasenta

Resiko cedera pada


janin

C. Analisa Data
No Problem Etiologi Symptomps
1 Ds: Endokrin,psikosomatri,alergi Nyeri akut
Do:
Penurunan motalitas GT

Merangsang mual muntah

HIPEREMESIS
GRAVIDARUM

Intake cairan

Absorbsi
HCL

Iritasi saluran cerna

Nyeri uluh hati

Nyeri Akut
2 Ds: Endokrin,psikosomatri,alergi Resiko ketidak
Do: keseimbangan
Penurunan motalitas GT elektrolit

Merangsang mual muntah

HIPEREMESIS
GRAVIDARUM

Output cairan

Dehidrasi

Resiko keseimbangan
elektrolit
3 Ds: Endokrin,psikosomatri,alergi Devisit Nutrisi
Do:
Penurunan motalitas GT

Merangsang mual muntah

HIPEREMESIS
GRAVIDARUM

Intake cairan

Absorbsi

Karbohidrat

Energy

Mobilisasi Lemak,Protein
dan jaringan

BB 20% dari BB semula

Devisit Nutrisi
4 Ds: Endokrin,psikosomatri,alergi Resiko cedera pada
Do: janin
Penurunan motalitas GT

Merangsang mual muntah

HIPEREMESIS
GRAVIDARUM

Output cairan

Dehidrasi

CES dan plasma

Suplai O2 & nutrisi


transplasenta

Resiko cedera pada janin


5 Ds: Endokrin,psikosomatik,alergi Intoleransi Aktifitas
Do:
Penurunan mortalotas GT

Merangsang mual muntah

HIPEREMESIS
GRAVIDARUM

Intake cairan menurun

Absorbs menurun

Karbohidrat menurun

Energy menurun
Kelemahan

Intoleransi aktivitas

D.Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri Akut (D.0077)
Kategori: psikologis
Subkategori: nyeri dan kenyamanan
2. Resiko ketidak keseimbangan Elektrolit (D.0037)
Kategori: Fisiologis
Subkategori: Nutrisi dan cairan
3. Defisit nutrisi (D.0019)
Kategori:Fisiologis
Subkategori: Nutrisi dan cairan
4. Resiko cedera pada janin (0138)
Kategori: Lingkungan
Subkategori: Keamanan dan proteksi diri
5. Intoleransi Aktifitas (D.0056)
Kategori: Fisiologis
Subkategori: Aktivitas/istirahat

E.Intervensi Keperawatan
No SDKI SLKI SIKI Rasional
1. Nyeri akut (D.0077) Tingkat nyeri Manajemen Nyeri Manajemen Nyeri
Kategori : Psiologis (L.08006) (1.08238) Observasi
subkategori : Nyeri dan Setelah dilakukan Observasi - Untuk mengukur skala
Kenyamanan tindakan keperawatan - Identifikasi skala nyeri yang dirasakan
selama 3x24 jam nyeri oleh pasien dan
Definisi masalah maka tingkat - Identifikasi respon mengurangi rasa nyeri
Pengalaman sensorik atau nyeri pada pasien nyeri non-verbal Terapeutik
emosional yang berkaitan dapat menurun - Monitor efek samping - Untuk mengurangi
dengan kerusakan jaringan dengan kriteria hasi : penggunaan analgetik ketegangan pasien dan
actual atau fungsional, dengan a. Pola napas Terapeutik memudahakn pasien
onset mendadak atau lambat cukup membaik (4) - Berikan teknik non untuk di ajak
dan berintensitas ringan hingga b. Tekanan darah farmakologis untuk melakukan tindakan
berat yang berlangsung kurang cukup membaik (4) mengurangi rasa Edukasi
dari 3 bulan. nyeri (mis.TENS, - Agar pasien
Penyebab hypnosis, akupresur, mengetahui proses
1. Agen pencedera terapi music, terjadinya nyeri
fisiologis biofeedback, terapo
2. Agen pencedera pijat, aromaterapi,
kimiawi teknik imajinasi
3. Agen pencedera fisik terbimbing, kompres
hangat dingin, terapi
Gejala Dan Tanda Mayor bermain)
Subjektif :
1. Mengeluh nyeri
Objektif :
1. Tampak meringis
2. Bersikap protektif
3. Gelisah
4. Frekuensi nadi
meningkat
5. Sulit tidur

Gejala dan Tanda Minor


Subjektif : -
Objektif :
1. Tekanan darah
meningkat
2. Pola napas berubah
3. Nafsu makan berubah
4. Menarik diri
5. Diaforesis
Kondisi klinis terkait:
1. Kondisi pembedahan
2. Cedera traumatis
3. Infeksi
4. Glaucoma
2 Resiko keseimbangan Keseimbangan Manajemen Elektrolit Manajemen Elektrolit
Elektrolit (D.0037) elektrolit (L.03021) (l.03102) Observasi :
Kategori: Fisiologis Setelah dilakukan Observasi : - Untuk mengetahui
Subkategori: Nutrisi dan tindakan keperawatan - Identifikasi tanda dan tanda dan gejala
cairan selama 3x24 jam gejala keseimbangan kadar
Definisi: masalah maka kadar ketidakseimbangan elektrolit
Beresiko mengalami serum elektrolit kadar elektrolit - Untuk mengetahui
perubahan kadar serum berada dalam batasan - Identifikasi penyebab jumlah kadar elekrolit
elektrolit normal dengan ketidakseimbangan Terapeutik :
Faktor resiko: kriteria hasil: elektrolit - Untuk memberikan
- Ketidak seimbangan - Serum natrium - Monitor kadar rasa nyaman pada
cairan(mis.dehidrasi membaik elektrolit pasien
dan intoksikasi air) - Serum kalium - Monitor efek samping - Untuk memberikan
- Kelebihan volume membaik pemberian-pemberian diet yang tepat pada
cairan - Serum suplemen elektrolit pasien
- G3 mekanisme kalsium Terapeutik : Edukasi :
regulasi(mis.diabetes) membaik - Berikan diet yang - Untuk mengetahui
- Efeksamping - Serum tepat (mis. Tinggi jenis, penyebab dan
prosedur9mis,pembeda magnesium kalium, rendah penanganan
han) membaik natrium) ketidakseimbangan
- Diare - Serum fosfor - Anjurkan pasien dan elektrolit
- Muntah membaik keluarga untuk Kolaborasi :
- Difusi ginjal modifikasi diet, jika - Untuk mengetahui
- Disfungsi regulasi perlu permberian suplemen
endokrin Edukasi : elektrolit
Kondisi klinis terkait: - Jelaskan jenis
- Gagal ginjal penyebab dan
- Anoreksia nervosa penanganan
- Diabetes mellitus ketidakseimbangan-
- Penyakit chron ketidakseimbangan
- Gastroenteritis elektrolit
- Pankreatitis - Kolaborasi pemberian
- Cedera kepala suplemen elektrolit
- Kanker (mis. Oral, NG, IV)
- Trauma multiple sesuai indikasi
- Luka bakar
- Anemia sel sabit

3 Defisit nutrisi (D.0019) Status nutrisi Manajemem Nutrisi Manajemem Nutrisi


Kategori:Fisiologis (L.03030) (I.03119) Observasi :
Subkategori: Nutrisi dan Setelah dilakukan Observasi : - Untuk mengetahui
cairan tindakan keperawatan - Identifikasi alergi dan jumlah kalori yang di
Definisi: selama 3x24 jam intoleransi makanan butuhkan klien
Asupan nutrisi tidak cukup maka asupan - Identifikasi makanan Terapeutik :
untuk memenuhi kebutuhan kebutuhan nutrisi yang disukai - Memberikan
metabolism kalien dapat teratasi - Identifikasi makanan yang tinggi
Penyebab: dengan kriteria hasil: kebutuhan kalori dan serat untuk mencegah
- Ketidak mampuan - Nafsu makan jenis nutrien konstipasi
menelan makanan meningkat - Monitor asupan - Memberikan
- Ketidak mampuan - Perasaan cepat makanan makanan yang tinggi
mencerna makanan kenyang - Monitor berat badan kalori dan tinggi
- Ketidakmampuan menurun Terapeutik : protein
mencerna nutrient - Nyeri - Sajikan makanan Edukasi :
- Peningkatan abdomen secara menarik dan - Membuat pasien
metabolism menurun suhu yang sesuai nyaman
- Faktor - Berat badan - Berikan makanan Kolaborasi :
ekonomis(mis.finansial membaaik tinggi serat untuk - Untuk memberikan
tidak mencukupi) - Indek masa mencegah konstipasi medikasi sebelum
- Faktor psikologis tubuh(IMT) - Berikan makanan makan pada pasien
(mis.stres,keeganan membaik tinggi kalori dan
untuk makan. - Frekuensi tinggi protein
Gejala dan tanda mayor: makan Edukasi :
membaik - Acarkan diet yang di
Subjektif: - Bising usus programkan
(tidak tersedia) membaik Kolaborasi :
Objektif: - - Kolaborasi pemberian
Berat badan menurun minimal medikasi sebelum
10% dibawah rentang ideal. makan (mis. Pereda
Gejala dan tanda minor: nyeri, antiemetic, jika
Subjektif: perlu
- Cepat kenyang setelah - Kolaborasi dengan
makan ahli gizi untuk
- Keram/nyeri abdomen menentukan jumlah
- Nafsu makan menurun kalori dan jenis
Objektif: nutrisi yang
- Bising usus hiperaktif dibutuhkan, jika perlu
- Otot pengunyah lemah
- Otot menelan lemah
- Membrane mukosa
pucat
- Sariawan
- Serum albumin turun
- Rambut rontok
berlebihan
- Diare
Kondisi klinis terkait:
- Stroke
- Parkinson
- Mobius syndrome
- Cerebral palsy
- Cleft lip
- Cleft palate
- Amytropic lateral
sclerosis
- Kerusakan neuro
muscular
- Luka bakar
- Kanker
- Infeksi
- AIDS
- Penyakit crohn`s
- Enterokolitis
- Fibrosis kistik

4 Resiko cedera pada janin Tingkat cedera Pencegahan Cedera Pencegahan Cedera
(0138) (L.14136) (l.14537) Observasi :
Kategori: Lingkungan Setelah dilakukan Observasi : - Untuk mengetahui
Subkategori: Keamanan dan tindakan keperawatan - Identifikasi obat yang obat yang berpotensi
proteksi diri selama 3x24 jam berpotensi menyebabkan cedera
Definisi: maka diharapkan menyebabkan cedera Terapeutik :
Beresiko mengalmi bahaya keparahan dari cedera Terapeutik : - Untuk memberikan
atau kerusakan fisik pada janin yang diamati atau - Pastikan tempat tidur rasa nyaman.
selama proses kehamilan dan dilapotkan dapat diposisi terendah saat Edukasi :
persalinan mebaik dengan digunakan - Agar tidak terjadi
Faktor resiko: kriteria hasil: - Gunakan lampu tidur cedera
- Besarnya ukuran janin - Pola Aktivitas selama jam tidur
- Induksi persalinan janin dalam - Sediakan alas kaki
- Persalinan lama kala perut ibu antislip
I,II, Dan III meningkat Edukasi :
- Difusi uterus - Janin - Anjurkan berganti
- Kecemasan yang mendapatkan posisi secara perlahan
berlebihan tentang asupan dan duduk selama
proses persalinan makanan yang beberapa menit
- Riwayat persalinan bernutrisi dari sebelum berdiri
sebelumnya ibu
- Usia ibu(<15 tahun - Kejadian luka
atau >dari 35 tahun) atau lecet
- Paritas banyak menurun
- Efek metode/intervensi - Fraktur
bedah selama menurun
persalinan - Perdarahan
- Nyeri pada abdomen menurun
- Nyeri pada jalan lahir - Tekanan darah
- Penggunaan alat bantu ibu membaik
persalinan - Frekuensi nadi
- Kelelahan janin membaik
- Merokok
- Efek agen farmakologis
- Pengaruh budaya
- Pola makan yang tidak
sehat
- Faktor ekonomi
- Konsumsi alcohol
- Terpapar agen
teratogen
Kondisi Klinis Terkait:
- Ketuban pecah sebelum
waktunya(KPSW)
- Infeksi
- Penyakit
penyerta:asma,
hipertensi,penyakit
menular seksual,AIDS
- Masalah kontraksi
- Efek pengobatan
5 Intoleransi Aktivitas Toleransi Aktivitas Manajemen Energi Manajemen Energi
(D.0056) (L.05047) (I.05178) Observasi
Kategori : Fisiologis Setelah dilakukan Observasi - Mengetahui gangguan
Subkategori:Aktivitas/Istirahat tindakan keperawatan - Identifikasi fungsi tubuh yang
Definisi : selama 3x24 jam gangguan fungsi tubuh mengakibatkan
Ketidakcukupan energy untuk maka aktivitas pada yang mengakibatkan kelelahan
melakukan aktivitas sehari-hari pasien dapat kelelahan - Mengetahui kelelahan
Gejala dan tanda mayor meningkat, dengan - Monitor fisik dan emosional
Subjektif kriteria hasil : kelelahan fisik dan yang dialami pasien
1. Mengeluh lelah a. kemudahan emosional - Mengetahui lokasi dan
Objektif melakukan aktivitas - Monitor lokasi ketidaknyamanan
1. Frekuensi jantung sehari-hari (5) dan ketidaknyamanan pasien selama
meningkat > 20% dari kondisi b. keluhan lelah (5) selama melakukan melakukan aktifitas
istirahat aktifitas Terapeutik :
Gejala dan tanda minor Terapeutik - Membuat pasien
Subjektif - sediakan lingkungan nyaman
1. Dispnea saat/setelah yang nyaman dan - Melatih rentang gerak
aktivitas rendah stimulus pasif dan/atau aktif
2. Merasa tidak nyaman - lakukan latihan pasien
setelah beraktivitas rentang gerak pasif Edukasi
3. Merasa lemah dan/atau aktif - Membuat pasien
Objektif Edukasi nyaman
1. Tekanan darah berubah > - anjurkan tirah baring - Melatih pasien untuk
20% dari kondisi istirahat - anjurkan melakukan melakukan aktivitas
2. Gambaran EKG aktivitas secara secara bertahap
menunjukkan aritmia bertahap Kolaborasi
saat/setelah aktivitas Kolaborasi - Meningkatkan nutrisi
3. Gambara EKG - kolaborasi dengan ahli pasien dengan tujuan
menunjukkan iskemia gizi tentang cara mengurangi rasa lelah
4. Sianosis meningkatkan asupan
makanan
Daftar Pustaka
Indriyani, T. (2018). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Hiperemesis
Gravidarum Di Rsud Dr. Drajat Prawiranegara Kabupaten Serang Tahun 2017. Jurnal
Akademi Keperawatan Husada Karya Jaya, 4, 9–21.

Kemenkes. (2015). Profil Kesehatan Republik Indonesia 2015. 175–179.

Koesno, H. (2016). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: PT Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.

Khayati, N. (2013) Asuhan Kebidanan Ibu…, Nur Khayati, Kebidanan DIII UMP, 2013. 11-
68

Nursalam. (2011). Proses dan Dokumentasi Keperawatan. Jakarta: Selemba Medika

Putri, H. A. (2014). Pengaruh Akupresur thd Morning Sickness. Ilmu Kesehatan, 36–43..

Saleha, S. (2014). Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Selemba Medika.

SDKI. (2016). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik.
Jakarta: PPNI.
SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi Dan Tindakan

You might also like