You are on page 1of 21

MAKALAH

SUMBERDAYA MANUSIA DAN PASAR TENAGA KERJA & ASPEK


INTERNASIONAL
Dosen Pengampu : Rani Eka Diansari, M.Acc

Disusun oleh kelompok 10:


1. Ajeng Megumi Dwi Puspitasari (20133100013)
2. Rizki Fitria arfani (20133100025)
3. Syanindita Perwitasari (20133100083)

KELAS A1/SEMESTER GASAL


PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS
UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA
2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb
Pertama-tama kami panjatkan puji syukur atas rahmat dan ridho Allah SWT. Karena tanpa
rahmat dan ridho Nya, kita tidak dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Sumberdaya
Manusia & Pasar Tenaga Kerja dan Aspek Internasional” ini dengan baik dan selesai tepat waktu.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW
yang kita tunggu syafa’atnya dizaumul akhir nanti.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Rani Eka Diansari, M,Acc selaku dosen
pengampu Perekonomian Indonesia. Kami berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu kami mengharapkan
segala bentuk saran, masukan, dan kritik yang membangun dari berbagai pihak.
Wassalamuaalaikum Wr. Wb

Hormat kami

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... i


DAFTAR ISI................................................................................................................................... ii
BAB I .............................................................................................................................................. 1
Latar Belakang ............................................................................................................................ 1
Rumusan Masalah ....................................................................................................................... 1
Tujuan Pembahasan..................................................................................................................... 2
BAB II............................................................................................................................................. 3
SUMBER DAYA MANUSIA DAN PASAR TENAGA KERJA ................................................. 3
A. Pendekatan Ekonomi untuk Pertumbuhan Penduduk. ......................................................... 3
B. Investasi Pendidikan ............................................................................................................ 4
C. Kesehatan dan Produktivitas Kerja ...................................................................................... 7
D. Pasar Tenaga Kerja di Negara Berkembang ........................................................................ 9
ASPEK INTERNASIONAL ......................................................................................................... 13
A. Perdagangan dan Pembangunan ........................................................................................ 13
B. Teori Perdagangan Internasional ....................................................................................... 13
BAB III ......................................................................................................................................... 17
Kesimpulan................................................................................................................................ 17
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 18

ii
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Pertumbuhan penduduk adalah perubahan populasi sewaktu-waktu, dan dapat dihitung
sebagai perubahan dalam jumlah individu dalam sebuah populasi menggunakan “per waktu unit”
untuk pengukuran. Dalam An Essay on the Principle of Population, yang pertama kali diterbitkan
pada 1798, Malthus membuat ramalan yang terkenal bahwa jumlah populasi akan mengalahkan
pasokan makanan, yang menyebabkan berkurangnya jumlah makanan per orang. Ia bahkan
meramalkan secara spesifik bahwa hal ini pasti akan terjadi pada pertengahan abad ke-19. sebuah
ramalan yang gagal karena beberapa alasan, termasuk penggunaan analisis statisnya, yang
memperhitungkan kecenderungan-kecenderungan mutakhir dan memproyeksikannya secara tidak
terbatas ke masa depan.
Namun ada beberapa pendapat ilmuwan yang menentang pendapat Malthus yakni "Aliran
Marxist (Karl Marx dan Fried Engels)". Aliran ini tidak sependapat dengan Malthus (bila tidak
dibatasi penduduk akan kekurangan makanan). Karl Marx dan Friedrich Engels (1834) adalah
generasi sesudah Malthus. Paham Marxist umumnya tidak setuju dengan pandangan Malthus,
karena menurutnya paham Malthus bertentangan dengan nurani manusia.
Pendidikan berbasis kecakapan hidup adalah pendidikan yang membekali kecakapan yang
dimiliki oleh peserta didik untuk mau dan berani menghadapi problema hidup dan kehidupan
secara wajar tanpa merasa tertekan, kemudian secara proaktif, kreatif dan inovatif mencari,
menemukan solusi sehingga mampu mengatasi permasalahannya.
Salah satu perintangan pembangunan ekonomi di negara sedang berkembang adalah
adanya ledakan penduduk (population explotion atau population pressure). Sehingga dengan
adanya perintang pembangunan ekonomi maka muncullah teori penduduk optimum (optimum
population theory). Perdagangan internasional dapat diartikan sebagai transaksi dagang antara
subjek ekonomi negara yang satu dengan subjek ekonomi negara yang lain. Perdagangan
internasional sangat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu negara karena dalam
perdagangan internasional semua negara bersaing di pasar internasional.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana pendekatan ekonomi untuk pertumbuhan penduduk ?
2. Bagaimana investasi pendidikan ?
3. Bagaimana kesehatan dan produktivitas kerja ?
4. Bagaimana pasar tenaga kerja di negara sedang berkembang ?
5. Bagaimana perdagangan dan pembangunan internasional ?
6. Bagaimana teori perdagangan internasional ?

1
Tujuan Pembahasan
1. Mengetahui pendekatan ekonomi untuk pertumbuhan penduduk
2. Mengetahui investasi pendidikan
3. Mengetahui kesehatan dan produktivitas kerja
4. Mengetahui pasar tenaga kerja di negara sedang berkembang
5. Mengetahui perdagangan dan pembangunan internasional
6. Mengetahui teori perdagangan internasional

2
BAB II
PEMBAHASAN

SUMBER DAYA MANUSIA DAN PASAR TENAGA KERJA

A. Pendekatan Ekonomi untuk Pertumbuhan Penduduk.


Sebutan pertumbuhan penduduk merujuk pada semua spesies, tapi selalu mengarah pada
manusia, dan sering digunakan secara informal untuk sebutan demografi nilai pertumbuhan
penduduk, dan digunakan untuk merujuk pada pertumbuhan penduduk dunia.
Orang yang pertama-tama mengemukakan teori mengenai penduduk adalah Thomas
Robert Malthus yang hidup pada tahun 1776-1824. Kemudian timbul bermacam-macam
pandangan sebagai perbaikan teori Malthus. Dalam edisi pertamanya Essay on Population
tahun 1798 Malthus mengemukakan dua pokok pendapatnya, yaitu: 1) bahan makanan adalah
penting untuk kehidupan manusia, 2) nafsu manusia tak dapat ditahan. Malthus juga
mengatakan bahwa pertumbuhan penduduk jauh lebih cepat dari bahan makanan.
Pengikut Malthus ini disebut Neo Malthusionism. Mereka beranggapan bahwa untuk
mencapai tujuan hanya dengan moral restraint (berpuasa, menunda - perkawinan) adalah tidak
mungkin. Mereka berpendapat bahwa untuk mencegah laju cepatnya peningkatan cacah jiwa
penduduk harus dengan methode birth control dengan menggunakan alat kontrasepsi.
Para ahli ekonomi yang terpengaruh Malthus berkesimpulan bahwa, dalam keadaan
normal, kebanyakan penduduk dapat mencegah kenaikan upah melampaui batas yang layak.
Ekonom Inggris yang masyhur, David Ricardo, seorang sahabat akrab Malthus berkata; "Upah
yang layak bagi buruh adalah upah yang diperlukan untuk memungkinkan para buruh dapat
hidup dan bertahan".
Dasar Pegangan Marxist adalah beranjak dari pengalaman bahwa manusia sepanjang
sejarah akan dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman. Pendapat Aliran Marxist:
1) Populasi manusia tidak menekan makanan, tapi memengaruhi kesempatan kerja. 2)
Kemelaratan bukan terjadi karena cepatnya pertumbuhan penduduk, tapi karena kaum kapitalis
mengambil sebagian hak para buruh. 3) Semakin tinggi tingkat populasi manusia, semakin
tinggi produktivitasnya, jika teknologi tidak menggantikan tenaga manusia sehingga tidak
perlu menekan jumlah kelahirannya, ini berarti ia menolak teori Malthus tentang moral
restraint untuk menekan angka kelahiran.

3
B. Investasi Pendidikan
Sebuah lembaga pendidikan mempunyai kas yang cukup besar di era persaingan, mendapat
image positif serta dapat eksis di masa depan jika lulusannya banyak terserap di pasar kerja.
Langkah proaktif sebagai aktivitas dini dalam menyikapi perubahan yang cukup mendasar
tersebut, merupakan tindakan antisipasi, reaksi responsif dan sensitif dari konsekuensi evolusi
proses kemajuan pendidikan. Karena itu strategi yang direncanakan ini akan menjadi jalan
pemerintah dalam mencapai tujuan, bukan by accident tetapi by plan.

1. Konsep Pendidikan Berorientasi Tenaga Kerja


Konsep pendidikan berorientasi tenaga kerja di Indonesia, dipersiapkan untuk menyiapkan
lulusan yang siap pakai, siap jual, siap guna dan mandiri. Langkah yang ditempuh dengan
pendidikan berbasis life skill.
Konsep kecakapan hidup (life skill) lebih luas dari keterampilan untuk bekerja, tidak hanya
sekadar keterampilan manual. Menurut Kaluge (2002), (Slamet, 2005) kecakapan hidup dapat
dipilah menjadi lima, yaitu:
1) kecakapan mengenal diri (selfawareness), yangjuga sering disebut kemampuan
personal (personal skill),
2) kecakapan berpikir rasional (thinking skill),
3) kecakapan sosial (social skill), kecakapan akademik (academic skil),
4) kecakapan vokasional (vocational skill)".
Setelah kecakapan hidup yang diberikan, maka seorang peserta didik juga digali
kemampuan dan potensi kecerdasannya dari delapan macam kecerdasan (Gardner, 1993),'
yaitu: 1) linguistic intelligence, 2) logical- mathematical intelligence, 3) intelligence, 4) bodily-
kinesthetic intelligence, 5) musical intelligence, 6) interpersonal intelligence, 7) intrapersonal
intelligence, 8) naturalist intelligence.

2. Link and Match dan Kewirausahaan


Masalah ketenagakerjaan merupakan salah satu masalah serius yang erat kaitannya dengan
kemajuan dan kemakmuran suatu negara. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh
seorang ekonom terkenal asal India. Mahbub UlHaq, yaitu "Let us take care of employment,
employment will take care of growth".
Menurut BPS pengangguran terbuka merupakan bagian dari angkatan kerja yang tidak
bekerja atau sedang mencari pekerjaan (baik bagi mereka yang belum pernah bekerja sama
sekali maupun yang sudah pernah bekerja), atau sedang mempersiapkan suatu usaha, mereka
yang tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin untuk mendapatkan pekerjaan dan
mereka yang sudah memiliki pekerjaan tetapi belum mulai bekerja.
Pengangguran dapat memengaruhi daya beli masyarakat. Karena tidak adanya pendapatan
yang diterima, pengeluaran untuk membiayai kehidupan sehari-hari pun menjadi terganggu.
Selain itu, meningkatnya pengangguran terbuka sebagai akibat tidak terkelolanya

4
ketenagakerjaan dengan baik dapat memberikan dampak serius, seperti meningkatnya
kriminalitas yang selanjutnya dapat mengganggu stabilitas negara.
Sampai saat ini dinilai belum terjadi atau belum sepenuhnya terjadi link and match
(keterkaitan dan kecocokan) antara dunia pendidikan dengan dunia usaha. Sebagai contoh
adalah ketika Sarjana Ekonomi sudah begitu banyak namun kesempatan kerja untuk
lulusannya tidak berubah, maka institusi pendidikan perlu mengurangi kuota mahasiswa dalam
jurusan ekonomi tersebut. Sebaliknya, ketika Sarjana Komputer/Multimedia yang akan banyak
dibutuhkan, maka institusi pendidikan perlu menambah kuota mahasiswa dalam jurusan
tersebut. Dengan demikian, terciptalah link and match antara pendidikan dan ketenagakerjaan,
yang selanjutnya dapat menghindar dari pemborosan sumber daya pendidikan.
Penanggulangan yang lain untuk mengurangi pengangguran adalah dengan menanamkan,
mensosialisasikan, dan mendukung kewirausahaan. Penanggulangan yang lain untuk
mengurangi pengangguran adalah dengan menanamkan, mensosialisasikan, dan mendukung
kewirausahaan. Namun, seperti tercatat dalam Sensus Ketenagakerjaan Nasional 2007, hanya
5% dari jumlah angkatan kerja Indonesia yang berminat pada kewirausahaan. Selebihnya lebih
memilih menjadi karyawan maupun pegawai yang bekerja dengan mendapatkan gaji atau
upah.
Oleh karena itu, instansi terkait perlu menumbuhkan kelembagaan budaya wirausaha
melalui usaha-usaha pendidikan dan kegiatan-kegiatan lainnya, menciptakan iklim usaha yang
kondusif, kepastian usaha, stabilitas ekonomi dan politik sehingga dapat menarik dan
menggiatkan kewirausahaan yang selanjutnya membuka lapangan pekerjaan yang lebih besar.
Lapangan pekerjaan inilah yang sangat dibutuhkan dalam meminimalisir pengangguran, baik
yang terdidik maupun yang tidak terdidik.

3. Focused Based Education


Focused based education adalah pendidikan dengan strategi pembelajaran yang mendasar
dan berbasis fokus, artinya pengembangan ilmu dan strategi pembelajarannya difokuskan
dalam bidang yang sesuai dengan kebutuhan pasar, teknologi dan keilmuan.
Keilmuan yang mendasar dan fokus mengajarkan sesuatu itu kuat, fokus dan benar-benar
menjadikan ia pakar, bukan setengah-setengah atau "Jadi bisa saja". Contoh: jurusan teknik
atau rekayasa kurang perlu menempuh mata kuliah yang tidak ada hubungannya sama sekali
dengan ilmu dasar bidang rekayasa, jika hal itu memperlambat waktu lulus dan menyebabkan
rendahnya kompetensi lulusan, hal ini dirasa akan menambah beban dan menghabiskan waktu
proses belajar yang terfokus pada teori. Oleh sebab itu, sebaiknya digantikan dengan praktik
dan ilmu yang lebih relevan sesuai tuntutan pasar.
Perguruan tinggi bidang rekayasa dan sains terapan akan lebih baik jika menggunakan
focused based, karena hakikat pendidikan di jurusan terapan dan rekayasa adalah
menghasilkan keluaran siap pakai, siap kerja, artinya setiap lulusan yang dihasilkan lembaga
pendidikan dapat terserap dan mampu diterima di pasar kerja, paling tidak ia bisa mandiri
dengan ilmu yang ia peroleh.

5
4. Pendidikan Tidak Seharusnya Berorientasi Pasar
Menteri Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan Menengah Anies Baswedan mengatakan
pendidikan tidak seharusnya berorientasi pada pasar untuk memenuhi kebutuhan kerja.
Idealnya, menurut Anies, pendidikan bermanfaat untuk menjadikan anak sebagai pembelajar
sepanjang hayat. Pembelajar seumur hidup lebih berat ketimbang menjadikan anak sebagai
spesialis atau super spesialis.
Selain itu, menurut Anies, dalam dunia pendidikan terdapat komponen penting yang perlu
disiapkan untuk generasi muda. Pertama, adalah integritas. "Zaman sekarang investor bisa
diamankan kalau ada koneksi. Namun di masa depan mungkin ini tidak bisa dilakukan lagi.
Maka siswa harus dididik agar mempunyai integritas. Kedua, anak-anak harus dididik agar
memiliki jiwa kewirausahaan. Sebab, jiwa kewirausahaan akan menjadikan murid melihat
kesulitan sebagai kesempatan. "Orang yang mempunyai jiwa usaha adalah orang yang selalu
optimistis". Ketiga, anak- anak harus diberi bekal agar mempunyai kemampuan komunikasi
yang tinggi.
Tanpa kemampuan komunikasi yang baik maka susah menghadapi masa depan.
Penguasaan bahasa menjadi sangat penting. Menguasai bahasa Indonesia dengan baik
diperlukan guna membangun komunikasi dalam negeri. Selain itu, membekali siswa dengan
bahasa internasional juga wajib dilakukan. Ini agar Indonesia bisa memengaruhi dunia, bukan
menerima apa apa dari dunia.

5. Membangun Culture of Doing


Pekerjaan lanjutan untuk menyelaraskan dunia pendidikan dan dunia kerja adalah
mengatur keseimbangan antara pembelajaran akademik dan pembelajaran keterampilan untuk
mendapatkan kompetensi lulusan. Kompetensi lulusan ini berpengaruh pada link and match
dengan kebutuhan pasar tenaga kerja. Berpikir kritis, kreatif, membuat keputusan,
menyelesaikan masalah dan belajar dengan cepat adalah kompetensi yang diperlukan dunia
kerja dan harus dimiliki lulusan.
Culture of doing merangsang peserta didik untuk mengubah pola pikir dari budaya
"mengetahui" menjadi budaya "melakukan". Hal ini karena meskipun secara akademik, peserta
didik menguasai materi pembelajaran, tetapi mereka sering mengeluh merasa tidak ada
hubungan antara apa yang mereka pelajari dengan dunia nyata.
Dalam culture of doing, peserta didik didorong untuk terlibat dengan dunia nyata,
menganalisis segala sesuatu yang terjadi dan menghubungkan dengan pembelajaran yang telah
mereka terima. Premis utama culture of doing adalah bahwa peserta didik harus terlibat
pembelajaran baik melalui penekanan pada upaya kolaboratif, berbasis proyek tugas, dan atau
melalui fokus nonkademik.
Langkah-langkah menuju pelaksanaan culture of doing adalah dengan memulai
dari kelas mereka sendiri, seperti memperkenalkan "tugas-tugas yang bermakna dalam
kehidupan sehari- hari" ke dalam kelas. Sebagai contoh culture of doing adalah dalam pelajaran

6
ekonomi, peserta didik dapat mempelajari konsep jual beli dengan langsung mempraktikannya
di sentra-sentra bisnis lokal/pasar dan berusaha mendapatkan laba/keuntungan.

6. Kebijakan Pemerintah di Bidang Pendidikan dan Menghadapi Pengangguran


Adanya mismatch antara yang dihasilkan oleh lembaga pendidikan dengan kebutuhan
pasar tenaga kerja menjadi perhatian serius pemerintah saat ini. Sebagai contoh, dalam rangka
meningkatkan kualitas lulusan SMK, Depdiknas akan memperbanyak simulasi-simulasi
industri di masing-masing SMK. Simulasi industri dimaksud ditujukan agar di SMK
mendapatkan pengetahuan tentang budaya kerja, kondisi riil industri, dan penguasaan
teknologi.
Pengembangan pola kemitraan juga akan dilakukan sebagai aksi pemerintah. Kemitraan
tersebut akan dijalin antara SMK, pendidikan tinggi vokasi, dan pelatihan keterampilan dengan
dunia industri, termasuk industri kreatif.
Upaya yang direncanakan dalam bidang pendidikan adalah: pertama, peningkatan
pelayanan pendidikan dasar 9 tahun yang bermutu dan terjangkau. Konsep pendidikan dasar 9
tahun sesuai dengan Undang- Undang Sisdiknas Tahun 2003, yakni dimaksudkan untuk
memberikan peluang kepada siswa yang tidak dapat meneruskan pendidikan ke jenjang
pendidikan menengah (SMA). Disamping itu, untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja
kasar/teknisi yang banyak dibutuhkan pada saat itu, yang dengan pendidikan 6 tahun dianggap
tidak memadai. Kedua, peningkatan profesionalisme dan pemerataan distribusi guru. Dengan
meningkatkan profesionalisme guru berarti akan memperbaiki kualitas pendidikan di
Indonesia. Hal inilah yang kemudian membuahkan SDM yang bermutu dan kemudian dapat
bersaing dengan SDM luar negeri.
Ketiga, peningkatan daya saing pendidikan tinggi. Rencana aksi program ini adalah dengan
memberikan beasiswa PTN untuk siswa SMA/SMK berprestasi dan kurang mampu. Selain itu,
dengan mengembangkan kewirausahaan, termasuk technopreneur (enterpreneur di bidang IT)
bagi dosen lan mahasiswa melalui kerja sama antarinstitusi pendidikan dengan dunia usaha.

C. Kesehatan dan Produktivitas Kerja


Jumlah angkatan kerja di Indonesia terus meningkat. Saat ini mencapai 113,74 juta jiwa
dan yang bekerja mencapai 104,49 juta jiwa (BPS, 2009). Pemenuhan kecukupan gizi pekerja
selama bekerja merupakan salah satu bentuk penerapan syarat keselamatan, dan kesehatan
kerja sebagai bagian dari upaya meningkatkan derajat kesehatan pekerja.
Rendahnya produktivitas kerja dianggap akibat kurangnya motivasi kerja, tanpa menyadari
faktor lainnya seperti gizi pekerja. Perbaikan dan peningkatan gizi mempunyai makna yang
sangat penting dalam upaya mencegah morbiditas, menurunkan angka absensi serta
meningkatkan produktivitas kerja. Semakin berat Deban kerja, sebaiknya semakin pendek
waktu kerjanya agar terhindar dari Kelelahan dan gangguan fisiologis yang berarti atau
sebaliknya.

7
Kelompok aktivitas Jenis kegiatan Contoh aktivita
Ringan Jenis kegiatan 75% dari Aktivitas kantor tanpa
➢ Laki-laki waktu yang digunakan olahraga aktivitas fisik yang
➢ Perempuan adalah untuk duduk atau tidak menguras tenaga duduk
berdiri dan 25% untuk memotong kedua ujung
kegiatan berdiri dan batang rokok (perempuan),
berpindah atau moving berdiri di depan mesin
memasukkan seng ke dalam
mesin pembuatan tutup
kaleng (laki-laki).
Sedang 25% waktu yang digunakan Bekerja naik turun tangga
➢ Laki-laki adalah untuk duduk atau olahraga ringan pekerjaan
➢ Perempuan berdiri dan 75% adalah untuk rumah tangga berdiri mengisi
kegiatan kerja khusus dalam batang korek api
bidang pekerjaannya. (perempuan), Mengambil
kotak berisi pentol korek api
dan berjalan
memindahkannya ke sekitar
mesin (laki-laki).
Berat 40% dari waktu yang Pekerjaan lapangan kuli
➢ Laki-laki digunakan adalah untuk bangunan atau memecah
➢ Perempuan duduk atau berdiri dan 60% batu (perempuan), berdiri
untuk kegiatan kerja khusus mengangkat balok kayu dan
dalam bidang pekerjaannya memasukkannya ke dalam
mesin (laki-laki).

Kebutuhan gizi terutama energi dipengaruhi oleh: usia, ukuran tubuh, dan jenis kelamin. Faktor
lain penentu kebutuhan gizi yaitu: jenis pekerjaan atau aktivitas yang dilakukan sehari-hari,
keadaan fisiologis, keadaan khusus; seperti pada pemulihan kesehatan dan anemia, keadaan
lingkungan kerja. Faktor-faktor tersebut di atas harus menjadi dasar dalam perhitungan besarnya
energi, komposisi zat gizi dan menu untuk konsumsi pekerja.
Penilaian status gizi pekerja perlu dilakukan, karena dengan mengetahui status gizi pekerja
dapat ditentukan kebutuhan gizi yang sesuai serta pemberian intervensi gizi bila diperlukan.
Penilaian status gizi dilakukan melalui beberapa cara antara lain: pemeriksaan biokimia,
pemeriksaan klinis, pemeriksaan biofisik dan antropometri.
Antropometri merupakan metode yang paling sering digunakan dalam penilaian status gizi.
Metode ini menggunakan parameter Berat Badan (BB) dan Tinggi Badan (TB). Melalui kedua
parameter tersebut, dapat dilakukan perhitungan indeks masa tubuh dengan rumus berikut :

8
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑇𝑢𝑏𝑢ℎ (𝐾𝐺)
IMT= 𝑇𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝐵𝑎𝑑𝑎𝑛 (𝑚) 𝑥 𝑇𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝐵𝑎𝑑𝑎𝑛 (𝑚)

Status Gizi IMT (Kg/𝑚2 )


Sangat kurus <14,9
Kurus 15,0-18,4
Normal 18,5-22,9
Masa Tubuh Berlebih 23,0-27,4
Obesitas 27,5-40,0
Sangat Obesitas >40,0

D. Pasar Tenaga Kerja di Negara Berkembang


Penduduk optimum adalah jumlah penduduk yang dapat menghasilkan upah riil atau
pendapatan riil perkapita yang maksimum. Apabila jumlah penduduk bertambah dan menjadi lebih
besar daripada jumlah penduduk yang optimum, maka akan berlaku law of diminishing return dan
apabila jumlah penduduk bertambah tetapi belum mencapai jumlah optimumnya maka akan
berlaku increasing return. Kelemahan dari konsep penduduk optimum adalah tidak dapat
menentukan besarnya jumlah penduduk yang optimum dan banyak perubahan perubahan seperti
selera, sumber alam dan teknologi sehingga jumlah penduduk optimum dapat berubah-ubah.
Untuk meningkatkan output totalnya di negara sedang berkembang maka harus diimbangi dengan
penurunan perkembangan penduduk sehingga penghasilan riil perkapita akan meningkat.
Aspek-aspek yang perlu diperhatikan di negara sedang berkembang antara lain :
1. Tingkat perkembangan penduduk yang tinggi
2. Struktur umur yang tidak variabel
3. Distribusi penduduk tidak seimbang atau tidak merata
4. Tenaga kerja tidak terdidik dan terlatih.
Di negara maju pertambahan penduduk yang pesat justru akan menaikkan penghasilan riil per
kapita, karena negara ini telah siap dengan tabungan yang akan melayani kebutuhan investasi.
Selain itu pertumbuhan penduduk yang pesat di negara maju ini akan menambah potensi
masyarakat untuk menghasilkan dan sebagai sumber permintaan baru.
1. Keadaan Penduduk Sekarang Ini di Dunia ketiga
Sebaliknya di negara sedang berkembang perkembangan penduduk malah menghambat
perkembangan ekonomi. Jadi bagi negara yang sedang berkembang perkembangan penduduk
merupakan perintang perkembangan ekonomi karena negara tersebut sedikit sekali memiliki
kapita. Jadi di negara sedang berkembang terdapat perbandingan yang tinggi antara jumlah
manusia dengan jumlah faktor produksi yang lain perkembangan penduduk yang cepat akan
menimbulkan “diseconomies of scale”.

9
Beberapa isu kependudukan pada dunia ketiga antara lain 1. dunia ketiga mampu
memperbaiki standar hidup penduduknya dengan laju pertumbuhan penduduk seperti sekarang
ini 2. Bagaimana negara dunia ketiga dapat mengimbangi kenaikan yang cepat dalam
perkembangan angkatan kerja 3. Apakah akibat laju pertumbuhan penduduk yang tinggi bagi
negara miskin dapat menghindari kemiskinan Absolut 4. Apakah negara dunia ketiga akan
mendapat memperluas ruang lingkup dan memperbaiki kualitas kesehatan dan sistem
pendidikan 5. Seberapa jauh tingkat hidup yang rendah merupakan faktor yang penting dalam
membatasi kebebasan orang tua untuk menentukan besarnya keluar 6. Seberapa jauh
meningkatnya kesejahteraan dan keinginan untuk berkembang lebih jauh di antara negara yang
telah maju perekonomiannya.

A. Tren Fertilitas dan Mortalitas


Perbedaan laju pertumbuhan penduduk di negara berkembang dan negara maju disebabkan oleh
tingkat kelahiran di negara berkembang lebih tinggi daripada negara maju. Sedangkan angka
kematian di negara berkembang lebih tinggi daripada negara maju. Hal ini disebabkan karena
umumnya penduduk di negara berkembang menikah pada usia muda. Perbedaan angka
kematian di negara maju dan berkembang sudah sangat sempit disebabkan adanya tingkat
perbaikan tingkat kesehatan, perekonomian, Pendidikan.

B. Penduduknya Berusia Muda


Di negara yang sedang berkembang sebagian besar penduduknya berusia muda keadaan
penduduk yang seperti ini disebut penduduk berciri ekspansif. Sehubungan dengan struktur
umur penduduk kita kenal dengan angka beban tanggungan (dependency ratio). Angka beban
tanggungan (dependency ratio) adalah perbandingan antara banyaknya orang yang produktif
dengan orang yang tidak produktif. Proporsi besar penduduk usia muda tidak menguntungkan
dalam pembangunan ekonomi karena 1. golongan usia muda cenderung untuk memperkecil
angka penghasilan per kapita 2. banyaknya alokasi faktor-faktor produksi ke arah investasi-
investasi sosial bukan kapital 3. distribusi penduduk yang tidak seimbang. Urbanisasi biasanya
terjadi karena tingkat upah lebih menarik di kota (sektor industri) daripada tingkat upah di desa
(pertanian).

C. Kualitas Tenaga Kerja yang Rendah


Rendahnya kualitas penduduk merupakan penghalang pembangunan ekonomi suatu negara. Hal
ini disebabkan karena rendahnya tingkat pendidikan dan tingkat pengetahuan tenaga kerja
pendidikan merupakan faktor penting bagi berhasilnya pembangunan ekonomi. Menurut
Schumaker pendidikan merupakan sumber daya yang terbesar manfaatnya dibanding faktor-
faktor produksi lain.

10
2. Ledakan Penduduk
Faktor utama yang menentukan perkembangan penduduk adalah: 1) tingkat kematian 2)tingkat
kelahiran, dan 3)tingkat perpindahan penduduk (migrasi).

A. Tingkat Kematian (Death Rate)


Ada empat faktor yang menyumbang terhadap penurunan tingkat kematian pada umumnya: 1)
adanya kenaikan standar hidup sebagai akibat kemajuan teknologi dan meningkatnya
produktivitas tenaga kerja secara tercapainya perdamaian dunia yang cukup lama. 2) adanya
perbaikan pemeliharaan kesehatan umum maupun kesehatan individu. 3) adanya kemajuan
dalam ilmu kedokteran serta diperkenalkannya lembaga-lembaga kesehatan umum yang
modern. 4)meningkatnya penghasilan riil perkapita sehingga orang mampu membiayai
hidupnya.

B. Tingkat Kelahiran (Birth Rate)


Di negara industri pertumbuhan penduduk berlangsung terus di samping adanya penurunan
tingkat kelahiran. Tingkat kelahiran lebih dihubungkan dengan perkembangan ekonomi melalui
pola-pola kebudayaan.

C. Migrasi
Migrasi mempunyai peranan juga dalam menentukan tingkat pertumbuhan penduduk. Oleh
karena, itu tingkat pertumbuhan penduduk tidak dapat diperhitungkan hanya dari tingkat
kematian saja. Bagi negara berkembang migrasi bukan berarti peningkatan atau pengurangan
jumlah penduduk. Dengan adanya tingkat penurunan kematian yang cepat dan tetap tingginya
kelahiran serta kurang efektifnya migrasi maka, pertumbuhan penduduk akan cepat dan
mengakibatkan terjadinya ledakan penduduk di negara berkembang.

3. Pemecahan Masalah Kependudukan


Ledakan penduduk yang terjadi di negara-negara sedang berkembang menerapkan suatu
kebijakan dari sudut tingkat kematian untuk mengurangi tingkat pertumbuhan penduduk dan
juga program keluarga berencana sudah banyak dilaksanakan oleh sebagian besar negara-
negara sedang berkembang. Walaupun program keluarga berencana telah diterima hampir
semua negara belum semua penduduk yang tinggal di negara-negara itu melaksanakan program
tersebut yang disebabkan satu adanya kemelaratan dan buta huruf di negara-negara sedang
berkembang bersamaan itu juga organisasi sosial yang masih bersifat tradisional. 2)
Perkembangan ilmu obat-obatan dan ilmu kesehatan masih merupakan faktor faktor fisikologi
dari orang-orang yang akan mendapat akseptor.

11
4. Pemanfaatan Sumber Daya Manusia
a. Konsep Ketenagakerjaan
Hanya penduduk yang berupa tenaga kerja (human power) yang dapat dianggap sebagai
faktor produksi tenaga kerja adalah penduduk pada usia kerja yaitu antara 15-64 tahun, dan
dapat digolongkan menjadi dua yaitu angkatan kerja (labor force) dan bukan angkatan kerja.
Yang dimaksud dengan angkatan kerja adalah penduduk yang bekerja dan penduduk yang
belum bekerja, namun Siap bekerja atau sedang mencari pekerjaan pada tingkat upah yang
berlaku. Kuantitas dan kualitas angkatan kerja lebih rendah di negara-negara sedang
berkembang daripada di negara-negara maju karena sebagian besar penduduk di negara
berkembang berusia muda.

b. Macam-macam Pengangguran
Di negara-negara sedang berkembang pengangguran dapat digolongkan ke dalam tiga jenis
yaitu, 1) pengangguran yang kelihatan (visible underemployment). Hal ini timbul apabila
jumlah waktu kerja yang sungguh-sungguh digunakan lebih sedikit daripada waktu kerja
yang disediakan untuk bekerja. Visible underemployment dapat dibagi dua yaitu
pengangguran kronis (chronik underemployment) dan pengangguran musiman (seasonal
underemployment). Pengangguran yang ketara (visible underemployment) timbul karena
kurangnya kesempatan antara atau (visible underemployment) timbul karena kurangnya
kesempatan kerja. 2) pengangguran tak kentara (invisible underemployment atau disguised
underemployment). Pengangguran jenis ini terjadi apabila para pekerja telah menggunakan
waktu kerjanya secara penuh dalam suatu pekerjaan dapat di tarik ke sektor-sektor atau
pekerjaan lain tanpa mengurangi output di sektor yang ditinggalkan. 3) pengangguran
potensial atau (potential underemployment), pengangguran potensial dapat diartikan bahwa
para pekerja dalam suatu sektor dapat ditarik dari sektor tersebut tanpa mengurangi output,
tetapi harus dibarengi dengan perubahan perubahan fundamental dalam metode produksi
yang memerlukan pembentukan kapital yang berarti.

c. Kualitas Tenaga Kerja


Tenaga kerja adalah salah satu faktor yang mempengaruhi Pendapatan Nasional. Dan
selama ini kita hanya memperhatikan segi kuantitasnya saja, kita beranggapan bahwa kalau
jumlah tenaga kerja meningkat, maka jumlah produktivitas juga meningkat. Pernyataan
tersebut tidak seluruhnya benar, karena walaupun jumlah tenaga kerja itu tidak berubah
tetapi bila kuantitas dari tenaga kerja tersebut lebih baik atau meningkat, maka tingkat
produksi juga akan mengalami peningkatan.

12
ASPEK INTERNASIONAL

A. Perdagangan dan Pembangunan


Perdagangan internasional merupakan salah satu aspek penting dalam perekonomian setiap
negara di dunia. Dengan perdagangan internasional perekonomian akan saling terjalin dan
tercipta suatu hubungan ekonomi yang saling mempengaruhi suatu negara dengan negara
lain serta lalu lintas barang dan jasa akan membentuk perdagangan antar bangsa.
Perdagangan Internasional merupakan kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat suatu negara. Terjalinnya hubungan antara dalam negeri dan luar
negeri akan menciptakan pertukaran barang dan jasa antar negara.

Perdagangan internasional dapat diartikan sebagai transaksi dagang antara subjek ekonomi
negara yang satu dengan subjek ekonomi negara yang lain. Adapun subjek ekonomi yang
dimaksud adalah penduduk negara yang terdiri dari warga negara biasa perusahaan swasta
dan perusahaan negara maupun pemerintah yang dapat dilihat dari neraca perdagangan.Di
mana penjualan barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara ke negara lainnya disebut
dengan ekspor. Sementara impor adalah arus kebalikan dari ekspor, yaitu barang dan jasa
dari luar suatu negara yang mengalir masuk ke negara tersebut.

B. Teori Perdagangan Internasional


Berdasarkan kamus bahasa Indonesia, perdagangan internasional adalah suatu kegiatan jual
beli guna memperoleh keuntungan (perdagangan) yang dilakukan dengan melibatkan unsur-
unsur dua negara atau lebih (internasional). Secara teoritis, perdagangan internasional
terjadi karena dua alasan utama, yaitu: 1) negara-negara berdagang karena pada dasarnya
mereka berbeda satu sama lain. Setiap negara dapat memperoleh keuntungan dengan
melakukan sesuatu yang relatif lebih baik. 2) negara-negara melakukan perdagangan
dengan tujuan untuk mencapai skala ekonomi (economies of scale) dalam produksi.
Maksudnya, jika setiap negara hanya memproduksi sejumlah barang tertentu, maka dapat
menghasilkan barang-barang tersebut dengan skala yang lebih besar dan karenanya lebih
efisien jika dibandingkan kalau negara tersebut memproduksi segala jenis barang.

1. Konsep Praktik (Merkantilisme)


Merkantilisme merupakan suatu kelompok aturan yang merupakan pencerminan cita-cita
atau ideologi kapitalisme komersial. Kebijakan ekonomi merkantilisme pernah dianjurkan
dan dipraktekkan oleh sekelompok negarawan-negarawan Eropa pada abad ke-16 sampai
pertengahan abad ke-18. Tujuan utama kebijakan merkantilis adalah pembentukan negara
nasional yang kuat dan pemupukan kemakmuran nasional untuk mempertahankan dan
mengembangkan kekuatan negara itu. Dalam sektor perdagangan luar negeri, kebijakan

13
merkantilis berpusat pada dua ide pokok, yaitu 1) Pemupukan logam mulia logam mulia
dianggap identik dengan kemakmuran merkantilisme juga menganjurkan akumulasi emas
karena emas dianggap sebagai kekayaan negara yang sebenarnya. 2) Mempertahankan
kelebihan nilai ekspor atas nilai impor. Bagi negara-negara yang tidak memiliki tambang
tambang logam mulia sendiri sumber logam mulia adalah kelebihan nilai ekspor atas nilai
impor.

2. Teori Klasik
a. Keuntungan Absolut (Absolute Advantage) – Adam Smith
Pada akhir abad ke-18 berbagai ide baru bermunculan dan berkembang. Teori klasik dalam
perdagangan internasional dimulai dengan kritik Adam Smith terdapat kebijaksanaan
ekonomi yang dilaksanakan oleh golongan merkantilis. Adam Smith mengemukakan
adanya pembatasan kerja secara teritorial (territorial division of labour) yang menjurus
kepada spesialisasi, dan hal ini membawa pengaruh besar bagi perluasan pasar barang-
barang negara tersebut serta akibatnya yang berupa spesialisasi internasional. Spesialisasi
internasional dapat memberikan hasil berupa manfaat perdagangan (gains from trade) yang
dapat timbul berupa kenaikan produksi serta konsumsi barang dan jasa. Keuntungan
alamiah (natural advantage) adalah keuntungan yang diperoleh karena suatu negara
memiliki sumber daya alam yang tidak dimiliki oleh negara lain, baik dalam kualitas
maupun kuantitas. Keuntungan yang diperkembangkan (acquired advantage) adalah
keuntungan yang diperoleh karena suatu negara telah mampu mengembangkan kemampuan
dan keterampilan dalam menghasilkan produk-produk yang diperdagangkan yang belum
dimiliki negara lain.

Singkatnya, masing-masing negara yang melakukan perdagangan internasional akan


didorong untuk melakukan spesialisasi dalam produksi barang-barang yang mempunyai
keuntungan mutlak (absolute advantage). Keuntungan mutlak diartikan sebagai keuntungan
yang dinyatakan dengan banyaknya jam/hari/kerja yang dibutuhkan untuk membuat barang-
barang tersebut.
b. Keuntungan Komparatif (Comparative Advantage) – David Ricardo dan John Stuart
Mill
Sumbangan utama David Ricardo terhadap pemahaman mengenai perdagangan
internasional adalah bahwa menurutnya setiap negara dapat memperoleh keuntungan dari
perdagangan internasional apakah itu memiliki atau tidak memiliki keunggulan absolutnya
sendiri. Tulisannya di awal abad ke-19 menunjukkan gagasan-gagasan yang sekarang
dikenal dengan sebutan: "Prinsip keunggulan komparatif", yaitu bahwa setiap negara atau
bangsa seperti halnya orang, akan dapat memperoleh hasil dari perdagangannya dengan
mengekspor barang-barang atau jasa yang merupakan keunggulan komparatif terbesarnya
dan mengimpor barang barang atau jasa yang bukan (kurang) merupakan keunggulan
komparatif. Komparatif yang artinya relatif atau tidak perlu ada yang dimutlakkan. Bahkan

14
kalaupun ada negara yang lain sangat tidak produktif, mereka saling menarik keuntungan
dari perdagangan di antara keduanya atau melalui negara ketiga selama keunggulan
(ketidakunggulan) mereka dalam menghasilkan barang atau jasa yang berbeda itu hanyalah
merupakan perbedaan dalam caranya.

Di pihak lain, John Stuart Mill memiliki pendapat mengenai keunggulan komparatif, yaitu:
1) Syarat menurut David Ricardo yang menyatakan bahwa "masing-masing negara dapat
menghasilkan satu satuan barang ekspornya lebih murah daripada satu satuan barang yang
diimpornya seandainya barang ini hanya dihasilkan sendiri", dapat dihilangkan tanpa
mengurangi hasil analisisnya. 2) Dasar tukar internasional
(term of trade) tidak perlu 1:1, tetapi harus terletak pada batas-batas yang ditentukan oleh
dasar tukar dalam negeri masing-masing negara.Teori kaum klasik dapat dalam
perdagangan internasional berdasar atas asumsi-asumsi sebagai berikut: 1) Dua barang- dua
negara, Adam Smith, David Ricardo, dan J.S Smith menyederhanakan teori keuntungan
absolut dan komparatif mereka dengan menggunakan tanggapan ini. 2) Nilai atas dasar
negara kerja (labor theory of value). Kaum klasik menganggap bahwa nilai suatu barang
tergantung hanya atas jumlah tenaga kerja (dalam jam/hari kerja) yang dibutuhkan untuk
membuat barang itu. 3) Ongkos produksi yang konstan. Ongkos produksi, menurut kaum
klasik, adalah selalu konstan persatuan output, jadi tidak berubah dengan berubahnya
output. 4) Ongkos transportasi diabaikan (nol). Ongkos transportasi yang sangat besar dapat
menyebabkan tidak terjadinya perdagangan antar negara. 5) Faktor-faktor produksi dapat
bergerak bebas didalam negeri, tetapi sama sekali tidak dapat berpindah melalui perbatasan
negara. 6) Persaingan sempurna di pasar barang-barang maupun di pasar faktor-faktor
produksi. 7) Distribusi pendapatan tidak berubah. 8) Perdagangan dilaksanakan atas dasar
barter. Bagi ahli ekonomi klasik, uang hanyalah merupakan cadar yang menutupi hubungan-
hubungan ekonomi yang sebenarnya, walaupun dalam jangka pendek unsur-unsur moneter
menduduki peranan yang sangat penting. 9) Tidak ada perubahan teknologi. Dalam
pemikiran David Ricardo, ekonomi dunia adalah statis. Jadi menurut Ricardo, ongkos
komparatif akan berubah karena adanya pengembangan teknologi atau karena adanya
pembangunan ekonomi.

3. Teori Modern Perdagangan Internasional – Heckscher-Ohlin


Teori modern dalam perdagangan internasional dikemukakan pertama kali oleh Bertil Ohlin
tahun 1933 dalam bukunya Interregional and International Trade, yang sebagian tulisannya
didasarkan atas tulisan gurunya, Eli Heckscher, yang ditulisnya dalam sebuah artikel pendek
pada tahun 1919.

Untuk menilai secara cermat argumen yang tampaknya mudah dimengerti dan mudah pula
diuji kebenarannya itu, kita memerlukan definisi tentang apa yang dimaksud dengan
kelimpahan faktor dan intensitas pemakaian faktor-faktor tersebut, yaitu: 1) Sebuah negara

15
dinyatakan melimpah tenaga kerjanya. Kalau negara itu memiliki rasio tenaga kerja yang
lebih tinggi dari faktor-faktor lain dibandingkan rasio yang dimiliki negara lain. 2) Sebuah
produk dinyatakan pada karya kalau biaya tenaga kerjanya mengambil bagian terbesar dari
nilai produk itu secara keseluruhan dibandingkan bagian yang diambilnya dari nilai produk-
produk lain.

Heckscher-Ohlin tampaknya lebih cenderung menekankan bahwa perbedaan dalam biaya


komparatif hanya dapat dijelaskan dengan mengetahui perbedaan dalam proporsi faktor-
faktor yang digunakan dalam produksi

16
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Orang yang pertama-tama mengemukakan teori mengenai penduduk adalah Thomas
Robert Malthus yang hidup pada tahun 1776-1824. Kemudian timbul bermacam-macam
pandangan sebagai perbaikan teori Malthus. Dalam edisi pertamanya Essay on Population
tahun 1798 Malthus mengemukakan dua pokok pendapatnya, yaitu: 1) bahan makanan adalah
penting untuk kehidupan manusia, 2) nafsu manusia tak dapat ditahan. Malthus juga
mengatakan bahwa pertumbuhan penduduk jauh lebih cepat dari bahan makanan.
Namun ada beberapa pendapat ilmuwan yang menentang pendapat Malthus yakni "Aliran
Marxist (Karl Marx dan Fried Engels)". Aliran ini tidak sependapat dengan Malthus (bila tidak
dibatasi penduduk akan kekurangan makanan). Karl Marx dan Friedrich Engels (1834) adalah
generasi sesudah Malthus. Paham Marxist umumnya tidak setuju dengan pandangan Malthus,
karena menurutnya paham Malthus bertentangan dengan nurani manusia.
Dasar Pegangan Marxist adalah beranjak dari pengalaman bahwa manusia sepanjang
sejarah akan dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman. Pendapat Aliran Marxist:
1) Populasi manusia tidak menekan makanan, tapi memengaruhi kesempatan kerja. 2)
Kemelaratan bukan terjadi karena cepatnya pertumbuhan penduduk, tapi karena kaum kapitalis
mengambil sebagian hak para buruh. 3) Semakin tinggi tingkat populasi manusia, semakin
tinggi produktivitasnya, jika teknologi tidak menggantikan tenaga manusia sehingga tidak
perlu menekan jumlah kelahirannya, ini berarti ia menolak teori Malthus tentang moral
restraint untuk menekan angka kelahiran.
Penduduk optimum adalah jumlah penduduk yang dapat menghasilkan upah riil atau
pendapatan riil perkapita yang maksimum. Apabila jumlah penduduk bertambah dan menjadi
lebih besar daripada jumlah penduduk yang optimum, maka akan berlaku law of diminishing
return dan apabila jumlah penduduk bertambah tetapi belum mencapai jumlah optimumnya
maka akan berlaku increasing return. Kelemahan dari konsep penduduk optimum adalah tidak
dapat menentukan besarnya jumlah penduduk yang optimum dan banyak perubahan perubahan
seperti selera, sumber alam dan teknologi sehingga jumlah penduduk optimum dapat berubah-
ubah. Untuk meningkatkan output totalnya di negara sedang berkembang maka harus
diimbangi dengan penurunan perkembangan penduduk sehingga penghasilan riil perkapita
akan meningkat.
Rendahnya kualitas penduduk merupakan penghalang pembangunan ekonomi suatu
negara. Hal ini disebabkan karena rendahnya tingkat pendidikan dan tingkat pengetahuan
tenaga kerja pendidikan merupakan faktor penting bagi berhasilnya pembangunan ekonomi.
Faktor utama yang menentukan perkembangan penduduk adalah: 1) tingkat kematian 2)tingkat
kelahiran, dan 3)tingkat perpindahan penduduk (migrasi).

17
DAFTAR PUSTAKA

Putra, Windhu. Perekonomian Indonesia Penerapan Beberapa Teori Ekonomi Pembangunan di


Indonesia. Depok: Rajawali pers, 2019.

18

You might also like