Professional Documents
Culture Documents
Fetomaternal - Sistem Pernafasan Janin
Fetomaternal - Sistem Pernafasan Janin
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Feto Maternal
1. Alina Valentina
2. Bety Setyowati
3. Kusmiati Slameto
4. Ndari Ernawati
SEMARANG
2022/2023
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan
hidayahNya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Feto Maternal
dengan judul “Sistem Pernafasan Janin”. Dengan adanya makalah ini, diharapkan
pernafasan janin.
buku maupun artikel yang telah membantu saya dengan karyanya. Kepada
Kami menyadari masih ada kekurangan dalam makalah ini baik dari segi
susunan kalimat maupun bahasa da nisi. Oleh karena itu kami menerima segala
saran dan kritik dari pembaca yang membangun dan dapat memperbaiki makalah
ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................ 1
C. Tujuan ....................................................2
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
digunakan oleh setiap sel dalam tubuh manusia untuk melakukan proses
bernafas. Pertukaran karbondioksida dan oksigen terjadi pada tali pusat yang
terhubung dengan tubuh ibu. Ini dikarenakan paru-paru bayi masih belum
berfungsi secara sempurna. Saat ibu hamil bernafas, darah yang telah
mengikat oksigen akan dialirkan melalui tali pusat hingga mencapai jantung
seluruh tubuh. Janin selama dalam kandungan sudah berlatih untuk bernafas.
[3]
Saluran jalan nafas pada manusia terdiri dari hidung, faring, laring,
dimulai sejak minggu ke-4 kehamilan atau hari ke-24 dimana celah
1
laryngotracheal muncul di dasar pharynx lama kelamaan semakin dalam
B. Perumusan Masalah
kandungan?”.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pernafasan
a. Definisi
pada waktu menarik napas dan didorong keluar paru-paru pada waktu
sekitar usia gestasi minggu ke-17 dan segera setelah itu, kantong udara
3
b. Anatomi Sistem Pernafasan
lobus yaitu lobus superior, lobus media dan lobus inferior. Sinistra ada
2 lobus yaitu lobus superior dan lobus inferior. Pulmo dextra terdapat
1) Hidung
2) Alat penghidup
4
Mengandung epitel olfaktoria, bertingkat silindris tanpa sel
goblet dengan lamina basal yang tidak jelas. Epitelnya disusun atas
3) Sinus paranasal
4) Faring
ke laring.
5) Laring
6) Trakea
dilapisi oleh jaringan ikat fibro elastic. Struktur trakea terdiri dari :
7) Bronchus
5
teratur. Makin ke distal makin berkurang, dan pada bronkus
mast, eosinophil.[6]
8) Bronchiolus
9) Bronchiolus respiratorius
11) Alveolus
6
bulat polygonal, septa antar alveoli disokong oleh serat kolagen,
Sel epitel terdiri dari sel avelolar gepeng (sel alveolar tipe I),
sel alveolar besar (sel alveolar tipe II). Sel alveolar gepeng (tipe I)
sedikit limfosit. Septa tipis diantara alveoli disebut pori Kohn. Sel
12) Pleura
7
c. Adaptasi Fisiologis Pernapasan
paru janin tidak perlu berfungsi sebagai organ respirasi. Saluran mulai
terbentuk pada cabang bronkial sekitar usia gestasi minggu ke-17 dan
tumbuh pada usia gestasi 22-24 minggu dan baru mulai aktif pada usia
mulai terbentuk aktif pada usia gestasi 25-28 minggu yaitu pada
permulaan trimester III. Surfaktan terdiri dari 90% fosfolipid dan 10%
8
sfingomyelein adalah fosfolipid yang berasal dari jaringan tubuh
kecuali paru-paru.
1) Fase glandular
Fase ini dimulai dari hari ke-28 sampai minggu ke-16. Secara
2) Fase canalicular
Fase ini mulai minggu ke-13 sampai minggu ke-25. Pada saat
9
Fase ini dimulai dari 24 minggu sampai lahir. Ductus
menjadi tipe I dan tipe II. Sel alveolar tipe I menutupi lebih kurang
mensekresikan surfaktan.
4) Fase alveolar
Paru terdiri dari 40 tipe sel yang berbeda, ada 2 sel yang melapisi
alveoli adalah :
1) Pneumosit tipe I
10
kapiler yang memungkinkan pertukaran gas bisa terjadi.
2) Sel tipe II
terlihat seperti kisi-kisi berbentuk tabung segi empat. Selain itu tipe
trauma, sel tipe I terkelupas dari dinding arveoli dan sel tipe II
11
Gambar 2.1 : Fetal circulation
e. Perkembangan biokemik
surfaktan adalah :
Sintesa fatty acid dan fosfolipid terjadi de novo dalam sel tipe II,
12
pada saat awal perkembangan paru yang mencapai puncaknya pada saat
sintesa fatty acid parallel dengan peningkatan enzim fatty acid sintesa.
dalam sekresi surfaktan dan reuptake oleh sel tipe II. Juga berperan
RDS lebih rendah pada bayi yang dilahirkan setelah proses proses
13
paru, dimana RDS lebih sering didapakan pada bayi dengan ibu
dan peningkatan lamellar body dalam sel tipe II. Glukokortiroid juga
14
Ditemukan juga bahwa phospholipid total dalam air ketuban meningkat
addiksinarkotik, diabetes kelas D,E,F dan PRM yang lebih dari 24 jam.
15
sangat mempengaruhi/mengurangi akurasi L/S ratio. Clemet tahun 1972
etanol. Test ini cukup sederhana mudah dilakukan dan hasilnya dapat
nya tinggi, sehingga harus dikonfirmasikan dengan L/S ratio. Juga test
kehamilan aterm. Test ini cukup akurat dalam menilai maturitas tetapi
Test ini mudah dilakukan dan hasilnya dapat dibaca dengan segera
dengan baik dengan maturitas klinis, tetapi hasil yang “immature” tidak
16
ketuban. Pada kehamilan 12-32 minggu tidak ditemukan protein dalam
tinggi untuk immaturitas. Apabila test ini digabungkan dengan L/S ratio
dramatis.
apru telah banyak dilakukan, baik invivo maupun vivo steroid ini
steroid klasik. Steroid masuk ke dalam sel dan berikan dengan spersifik
juga fatty acid synthase, structural protein collagen dan elastin. Steroid
memulainya.
17
Trial klinis dilakukan dengan pembrian steroid pada antenatal.
optimal didapatkan bila bayi dilahirkan paling sedikit 2-3 hari dan
18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
respirasi. Dengan memotong tali pusat, maka maturasi organ yang adekuat
B. Saran
19
DAFTAR PUSTAKA
3. https://hellosehat.com/kehamilan/kandungan/trimester-2/cara-janin-bernafas-
dalam-rahim
7.
20