You are on page 1of 60

LAPORAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.

M DENGAN
DIAGNOSA MEDIS TUMOR ABDOMEN DI RUANG SAKURA
RSUD dr.DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA

OLEH
ELINARIA
(NIM : 2021-01-14901-017)

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI NERS
TAHUN 2021
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Pendahluan dan Asuhan Keperawatan Ini Disusun Oleh:


Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Elinaria
NIM : 2017.C09a.0836
Program : Profesi Ners
Judul : Laporan pendahukuan dan asuhan keperawatan dengan diagnosa medis
tumor abdomen pada Ny M di kasus keperawatan medikal bedah.
Telah melaksanakan melakukan asuhan keperawatan sebagai persyaratan untuk
menyelesaikan stase keperawatan medikal bedah (KMB) pada Program Profesi Ners
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Eka Harap Palangka Raya.

Laporan keperawatan ini telah disetujui oleh:


Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Hermanto , Ners., M.Kep Aster, S.Kep.,Ners


KATA PENGANTAR

Puji Syukur saya panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
rahmat dan karunia-Nya yang telah diberikan, sehingga saya mampu
menyelesaikan penyusunan Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan pada Ny
S dengan Diagnosa Medis Tumor Abdomen di Ruang Sakura RSUD Dr Sylvanus
Palangkaraya, dan harapan penulis semoga laporan ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman,juga manfaat bagi para pembaca, untuk kedepannya
dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi laporan ini agar menjadi lebih
baik lagi.
Adapun maksud dan tujuan pembuatan Medis Tumor Abdomen laporan ini
yaitu bertujuan untuk mengetahui tentang serta untuk memenuhi tugas kuliah.
Laporan ini tidak akan selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu,
kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat diharapkan.

Palangka Raya, 18 Oktober 2021

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL DEPAN


HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................
HALAMAN KATA PENGANTAR...................................................................
HALAMAN DAFTAR ISI..................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN....................................................................................
1.1 Konsep Penyakit..........................................................................................
1.1.1 Definisi.........................................................................................................
1.1.2 Anatomi fisiologi.........................................................................................
1.1.3 Etiologi.........................................................................................................
1.1.4 Patofisiologi (patway) .................................................................................
1.1.5 Manisfestasi Klinis.......................................................................................
1.1.6 Pemeriksaan Penunjang...............................................................................
1.1.7 Penatalalsanaan Medis.................................................................................
1.2 Manajmen Asuhan Keperawatan.................................................................
1.2.1 Pengkajian Keperawatan..............................................................................
1.2.2 Diagnosa Keperawatan................................................................................
1.2.3 Intervensi Keperawatan................................................................................
1.2.4 Implementasi keperawatan...........................................................................
1.2.5 Evaluasi Keperawatan..................................................................................
BAB 2 ASUHAN KEPERAWATAN.................................................................
2.1 Pengkajian Keperawatan..............................................................................
2.2 Diagnosa Keperawatan................................................................................
2.3 Intervensi Keperawatan................................................................................
2.4 Evaluasi Keperawatan..................................................................................
2.5 Catatan Perkembangan.................................................................................
BAB 3 PENUTUP................................................................................................
3.1 Kesimpulan..................................................................................................
3.2 Saran .......................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB 1
TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Konsep Penyakit


1.1.1 Definisi
Tumor merupakan pertumbuhan sel-sel yang tidak normal dalam tubuh yang
tumbuh secara terus-menerus, tidak terbatas, dan tidak terkoordinasi dengan
jaringan di sekitarnya, serta tidak berguna bagi tubuh (Kemenkes RI, 2015).
Tumor adalah benjolan yang disebabkan oleh pertumbuhan sel dengan
pertumbuhan yang terbatas dan lonjong (Oswari, 2010).
Tumor adalah massa padat besar, meninggi dan berukuran lebih dari 2 cm
(Corwin, 2010).
Tumor Abdomen adalah pembengkakan atau adanya benjolan yang
disebabkan oleh neoplasma dan infeksi yang berada di abdomen berupa massa
abnormal di sel-sel yang berpoliferasi yang bersifatautonom (tidak terkontrol),
progresif (tumbuh tidak beraturan), tidak berguna (Dimu, 2019).
Tumor abdomen merupakan massa yang padat dengan ketebalan yang
berbeda-beda, yang disebabkan oleh sel tubuh yang mengalami transformasi dan
tumbuh secara autonom lepas dari kendali pertumbuhan sel normal, sehingga sel
tersebut berbeda dari sel normal dalam bentuk dan strukturnya. Secara patologi
kelainan ini mudah terkelupas dan dapat meluas ke retroperitonium, dapat terjadi
obstruksi ureter atau vena kava inferior. Massa jaringan fibrosis mengelilingi dan
menentukan struktur yang di bungkusnya tetapi tidak menginvasinya.
1.1.2 Anatomi Fisiologi
Dinding abdomen terdiri daripada kulit, fascia superfiscialis, lemak, otot-
otot, fascia transversalis dan parietal peritoneum. Selain itu, posisi abdomen ada
diantara toraks dan pelvis.
Gambar 1 Kuadran empat bagian abdomen (Moore, 2014)

Pada abdomen, terdapat empat kuadran yang dibagi dari bagian midlinedan
bagian transumbilical
1. Bagian kanan atas: Hepar dan kantongempedu
2. Bagian kiri atas: Gastric dan limfa
3. Bagian kanan bawah: Cecum, ascending colon dan ususkecil
4. Bagian kiri bawah: Descending colon, sigmoid colon, dan ususkecil

Gambar 2 Bagian-bagian abdomen (Moore, 2014)

Menurut Singh (2014), bagian-bagian abdomen terbagi kepada :


1. Hypocondriaca dextra meliputi organ: lobus kanan hepar, kantung empedu,
sebagian duodenum fleksura hepatik kolon, sebagian ginjal kanan dan
kelenjar suprarenalkanan.
2. Epigastrica meliputi organ: pilorus gaster, duodenum, pankreas dan
sebagianhepar.
3. Hypocondriaca sinistra meliputi organ: gaster, lien, bagian kaudal pankreas,
fleksura lienalis kolon, bagian proksimal ginjal kiri dan kelenjar suprarenal
kiri.
4. Lateralis dextra meliputi organ: kolon ascenden, bagian distal ginjal kanan,
sebagian duodenum danjejenum.
5. Umbilicalis meliputi organ: Omentum, mesenterium, bagian bawah
duodenum, jejenum danileum.
6. Lateralis sinistra meliputi organ: kolon ascenden, bagian distal ginjal kiri,
sebagian jejenum danileum.
7. Inguinalis dextra meliputi organ: sekum, apendiks, bagian distal ileum dan
ureterkanan.
8. Pubica meliputi organ: ileum, vesica urinaria dan uterus (padakehamilan).
9. Inguinalis sinistra meliputi organ: kolon sigmoid, ureter kiri dan ovarium kiri.

1.1.3 Etiologi
Penyebab terjadinya tumor menurut (Sjamsuhidajat, R dkk. 2013), karena
terjadinya pembelahan sel yang abnormal. Perbedaan sifat sel tumor tergantung
dari besarnya penyimpangan dalam bentuk dan fungsi autonominya dalam
pertumbuhan, kemampuannya mengadakan infiltrasi dan menyebabkan
metastasis. Penyebab tumor atau neoplasma bersifat multifaktor.
Ada beberapa faktor yang dianggap sebagai penyebab tumor, antara lain:
1. Karsinogen,
2. Parasite,
3. Faktor genetik,
4. Faktor gaya hidup,
5. Faktor hormone,
6. Virus,
7. Radiasi yang berasal dari bahan kimia,
8. Hipersensitivitas terhadap obat-obatan.
1.1.4 Patofisiologi (Patway)
Tumor adalah proses penyakit yang bermula ketika sel abnormal di ubah
oleh mutasi ganetik dari DNA seluler. Kerusakan DNA yang menimbulkan
peningkatan aktivitas, onkogen, perubahan gen yang mengatur apoptosis, dan
inaktivasi gen supresor tumor sehingga sel terpacu untuk terus berpoliferasi,
kehilangan kendali terhadap poliferasi sel, kehilangan kemampuan menghentikan
siklus sel, dan kemampuan apoptosis. (Sjamsuhidajat, R dkk. 2013).
Sel-sel yang tadinya normal kemudian tidak berfungsi dan terus
berkembang atau membelah diri (bereplikasi) membentuk jutaan sel baru,
sehingga menimbulkan benjolan yang membentuk jaringan baru
(tumor/neoplasma). Sel-sel neoplasma mandapat energi terutama dari anaerob
karena kemampuan sel untuk oksidasi berkurang, meskipun mempunyai enzim
yang lengkap untuk oksidasi. Sel-sel yang abnormal kemudian menjadi parasit
dalam tubuh, yang terjadi adalah fagosit nutrisi oleh sel abnormal tersebut. Hal ini
menyebabkan sel normal mengalami kekurangan nutrisi. Asupan nutrisi ke organ
berkurang dan menyebabkan proses metabolisme dalam tubuh meningkat dan
asupan nutrisi menurun. Yang terjadi adalah lemah, lesu dan kelelahan.
Massa jaringan fibrosis mengelilingi dan menentukan struktur yang di
bungkusnya tetapi tidak menginvasinya dan menyebabkan pembengkakan yang
menekan saraf nyeri pada jaringan dan menyebabkan nyeri. Tumor yang semakin
membesar menyebabkan penekanan pada organ sekitar abdomen. (Sjamsuhidajat,
R dkk. 2013). Fungsi fisiologis dapat mengalami gangguan akibat obstruksi atau
penekanan. Tumor yang semakin membesar dapat menghentikan motilitas usus
sehingga mengakibatkan obstruksi usus. Tumor ini kemudian dapat menekan
uretra dan menyebabkan obstruksi uretra yang menyebabkan retensi urin. Gejala
lain yang dapat ditemukan antara lain: hematuria, dysuria, polakisuria, oliguria,
dan anuria.
Ketika tumor tumbuh di permukaan tubuh, tumor dapat mengikis melalui
permukaan, memecah pertahanan alami kulit yang utuh dan membrane mukosa
serta memberikan bagian untuk pintu masuk mikroorganisme. Sel neoplastik
mengalihkan nutrisi untuk digunakan sendiri sehingga menyebabkan perubahan
yang mengurangi napsu makan pasien. Pada tahap awal penyakit ini, perubahan
metabolisme glukosa menyebabkan peningkatan kadar glukosa serum, yang
menghasilkan umpan balik negative dan mengakibatkan anoreksia (kehilangan
nafsu makan). Selain itu, tumor menyekresikan zat yang menurunkan nafsu
makan dengan mengubah rasa dan bau sehingga menimbulkan rasa penuh lebih
dini. Pada banyak kasus, penurunan berat badan yang cepat dan tidak dijelaskan
merupakan menifestasi pertama. (LeMone, P dkk. 2015)
Ketika masa jaringan fibrosis menginvasi jaringan lain, sel yang abnormal
juga menginfiltrasi jaringan sekitar dan memperoleh akses ke limfe dan
pembuluh-pembuluh darah, melalui pembuluh darah tersebut sel-sel dapat terbawa
ke area lain dalam tubuh untuk membentuk metastase (penyebaran tumor) pada
bagian tubuh yang lain. Metastasis yang ditularkan melalui darah atau limfe
memungkinkan tumor baru untuk terbentuk dalam organ yang jauh. Kemampuan
tumor untuk bermetastasis dengan cara intravasasi sel maligna melalui dinding di
dalam darah atau limfe dan masuk kedalam sirkulasi darah. Salah satunya adalah
bermetastase ke sumsum tulang belakang yang menyebabkan gangguan
hematopoiesis, (LeMone, P dkk. 2015).
Pre op

Karsinogen,parasit, horon, genetik, infeksi, gaya hidup, hipersensivitas terhadap obat obatan,

Perubahan struktur sel dan fungsi sel-sel normal

Aktivitas redegenerasi sel meningkat

Tumor abdomen

B1 B2 B3 B4 B6
B5

Penumpukan masa Tumor membesar Tumor membesar Sel abnormal menjadi


Pembengkakkan sel tumor Invasi tumor ke jaringan
parasit didalam tubuh
sekitar
Menekn vena cafa inferior Menekan ginjal dan
Pembesaran pada daerah
Menekan syaraf nyeri saluran urin
abdomen Terjadi fatogosit nutrisi
pada jaringan sekitar Menekan gaster
Obstruksi vena cafa inferior oleh sel abnormal

Distensi abdomen Penurunan fungsi ginjal


Ditangkap reseptor nyeri Peningkatan produksi
Gangguan aliran darah ke Sel normal mengalami
jantung HCL
kekurangan nutrisi
Menekan rongga dada dan Hematuria,disuria,polakis
Impuls ke otak
paru;paru uria, oliguria, dan anuria
MK; Penurunan curah jantung Mual muntah Asupan nutrisi berkurang

Penurunan ekspansi paru Persepsi nyeri


paru Mk; Gangguan eliminasi
MK; Defisit nutrisi Peningkatan metabolisme
urin
penurunan nutrisi
MK; Nyeri akut
MK; Pola nafas tidak
efektif Kelemahan malaise

Mk; Gangguan mobilitas


fisik
Post Op
Karsinogen,parasit, horon, genetik, infeksi, gaya hidup, hipersensivitas terhadap obat obatan,

Perubahan struktur sel dan fungsi sel-sel normal

Tumor abdomen

POST OP

B3 B2 B3 B4 B5 B6
B3

Distensi abdomen Distensi abdomen Post op Tindakan pemebedahan

Tindakan pembedahan Tindakan pembedahan Pengistirahatan total Luka bekas operasi


fungsi gaster

Luka insisi Luka insisi, post op Nyeri saat bergerak


Nutrisi parenteral

Pelepasan mediator Jalan masuknya kuman Keterbatasan melakukan


nyeri patogen MK: Kesiapan aktivitas secara mandiri
peningkatan nutrisi

Ditangkap reseptor nyeri Mk: Resiko infeksi MK: Defisit perawatan


perifer
diri

Implus ke otak

Persepsi nyeri

Mk: nyeri Akut


1.1.5 Manifestasi Klinis (Tanda dan Gejala)
Manifestasi Klinik tumor abdomen menurut (Moore, 2014), antara lain :
1. Hiperplasia,
2. Konsistensi tumor umumnya padat atau keras,
3. Tumor epital biasanya mengandung sedikit jaringan ikat dan apabila berasal
dari masenkim yang banyak mengandung jaringan ikat maka akan elastic
kenyal atau lunak,
4. Kadang tampak hipervaskulari disekitar tumor,
5. Biasa terjadi pengerutan dan mengalami retraksi
6. Edema disekitar tumor disebabkan infiltrasi kepembuluh limfe
7. Nyeri,
8. Anoreksia, mual, muntah,
9. Penurunan berat badan.
Sedangkan menurut Sjamsuhidajat (2010), tanda dan gejala yang ditemukan
pada pasien dengan tumor abdomen adalah: hiperplasia, konsistensi tumor
umumnya padat atau keras, kadang tampak hipervaskulari disekitar tumor, edema
disekitar tumor disebabkan infiltrasi kepembuluh limfe, nyeri, anoreksia, mual
dan muntah, penurunan berat badan, perut yang terasa penuh setelah makan
sejumlah makanan, kelelahan, ketidakmampuan mengeluarkan BAB,
ketidakmampuan untuk buang air kecil.

1.1.6 Pemeriksaan Penunjang


Pemeriksaan radiologi sangat penting dalam diagnosis awal karena
pengkajian fisik biasanya tidak dapat mendeteksi awal tumor hingga kanker
mencapai ukuran yang cenderung menimbulkan risiko bermetatasis. Proses
diagnostik ini dapat melibatkan CT, MRI, USG, pencitraan nuklir, angiografi, dan
tomografi emisi positron(LeMone, P. dkk. 2015).
1. Computed Tomography (CT)
CT memungkinkan visualisasi penampang melintang anatomi. Karena CT
Scan menunjukkan sedikit perbedaan dalam densitas jaringan, CT Scan
memberikan keakuratan yang lebih besar dalam diagnosis tumor.
2. Magnetic Resonance Imaging (MRI)
MRI merupakan instrument diagnostic pilihan untuk skirining dan konsultasi
lanjutan tumor. Selama MRI, pasien ditempatkan di dalam bidang magnetic,
gelombang radio yang berpulasi diarahkan pada mereka, dan dikirimkan
sinyal berdasarkan karakteristik jaringan yang dianalisis oleh komputer.
3. Ultrasonografi (USG)
Ultrasonografi (USG) menilai gelombang suara ketika gelombang suara
mencerminkan berbagai struktur tubuh, menunjukkan abnormalitas yang
mengindikasikan tumor.
4. Pencitraan Nuklir
Pencitraan nuklir ini merupakan metode diagnostik yang aman untuk
mengidentifikasi tumor pada berbagai jaringan tubuh. Prosedur ini sering
digunakan untuk memeriksa kemungkinan tulang atau metastasis organ
lainnya.
5. Angiografi
Angiografi dilakukan ketika lokasi tumor yang tepat tidak dapat diidentifikasi
atau terdapat keharusan untuk memvisualisasikan perkembangan tumor
sebelum pembedahan. Prosedur ini meliputi penginjeksian pewarna
radiopaque ke dalam pembuluh darah utama yang dekat ke organ atau
jaringan yang periksa. Pewarna dapat digunakan untuk mengidentifikasi
pembuluh darah yang menyuplai tumor.
6. Endoskopi
Memvisualkan langsung rongga tubuh atau saluran dengan memasukan suatu
kedalam rongga tubuh atau ostium tubuh; memungkinkan dilakukannya
biopsy jaringan, aspirasi dan eksisi tumor yang kecil.
7. Ultrasound
Echo dari gelombang bunyi berfrekuensi tinggi direkam pada layer
penerima,digunkan untuk mengkaji jaringan yang dalam di dalam tubuh.
1.1.7 Penatalaksanaan Medis
Menurut (LeMone, P. dkk. 2015), penatalaksanaan pada tumor abdomen
yaitu :
1. Pembedahan
Pembedahan adalah modalitas penanganan utama dan digunakan baik untuk
pengobatan maupun paliasi. Pasien dengan tumor tanpa biopsy dan tidak ada
bukti metastatis jauh harus menjalani laparotomi eksplorasi atau seliatomi
untuk menentukan apakah pasien harus menjalani prosedur kuratif atau
paliatif.
2. Kemoterapi
Kemoterapi melibatkan penggunaan obat sitotoksik untuk menyembuhkan
kanker cairan dan padat, untuk menurunkan ukuran tumor, penunjang untuk
pembedahan atau terapi radiasi, atau untuk mencegah atau menangani
metastasis yang dicurigai. Kemoterapi sekarang telah digunakan sebagai
terapi tambahan untuk reseksi tumor.
3. Terapi Radiasi
Terapi radiasi masih menjadi pilihan bagi tumor atau beberapa spesialis
onkologi, radiasi dapat digunakan untuk membunuhtumor, mengurangi
ukurannya, menurunkan nyeri, atau meredakan obstruksi.
4. Terapi Fotodinamik
Terapi fotodinamik (photo dynamic therapy, PDT) merupakan metode
penanganan tumor superfisial tertentu. Terapi ini dikenal dengan beberapa
nama yang berbeda: fototerapi, fotoradiasi, dan fotokemoterapi. Pasien yang
memiliki tumor dan tumbuh di permukaan kandung kemih, rongga
peritoneum, dinding dada, pleura, bronkus atau kepala dan leher merupakan
calon yang mendapatkan terapi ini. Pasien diberikan dosis senyawa
fotosensitisasi per intravena, Photofrin, yang secara selektif menyimpang
konsentrasi yang lebih tinggi di jaringan maligna.
5. Bioterapi
Terapi biologis atau bioterapi sebagai modalitas pengobatan keempat untuk
kanker dengan menstimulasi system imun(biologic response modifiers/BRM)
berupa antibody monoclonal, vaksin, factor stimulasi koloni, interferon,
interleukin.
1.2 Manajemen Asuhan Keperawatan
1.2.1 Pengkajian Keperawatan
Pengkajian merupakan tahap awal dan merupak dasar proses keperawatan
diperlukan pengkajian yang cermat untuk mengenal masalah klien agar dapat
memberikan rah kepada tindakan keperawatan. Keberhasilan keperawatan sanagat
tergantung kepada kecermatan dan ketelitian dalam pengkajian. Tahap pengkajian
ini terdiri dari empat komponen antara lain pengelompokan data, analisa data,
perumusan diagnosa keperawatan.
1. Anamnesis
Identitas klien meliputi nama, umur (kebanyakan terjadi pada usia muda), JK,
pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dan jam masuk
rumah sakit, no registrasi, diagnosa medis.
2. Riwayat kesehatan
Perasaan lelah, nyeri abdomen (PQRST), pola eliminasi terdahulu dan saat
ini, deskripsi tentang warna, bau, dan konsistensi feses, mencakup adanya
darah dan mukus.
3. Riwayat masa lalu
Penyakit usus inflamasi kronis atau polip kolon, riwayat keluarga dari
penyakit kolon dan terapi obat saat ini. Kebiasaan diet diidentifikasi
mencakup masukan lemak dan atau serat serta jumlah konsumsi alkohol.
Penting dikaji riwayat penurunan berat badan.
4. Auskultasi terhadap bising usus dan palpasi untuk nyeri tekan, distensi dan
masa padat. Specimen feses diinspeksi terhadap karakter dan adanya darah.
5. Aktivitas dan istirahat
Gejala: Kelemahan, kelelahan, malaise, cepat lelah. Insomnia, tidak tidur
semalaman karena diare. Merasa gelisah dan ansietas. Pembatasan
aktivitas/kerja sehubungan dengan efek proses penyakit.
6. Sirkulasi
Tanda: Takikardia (respon terhadap demam, dehidrasi, proses inflamasi dan
nyeri). Kemerahan, area ekimosis (kekurangan vitamin K). Tekanan darah
hipotensi, termasuk postural. Kulit/membran mukosa: turgor buruk, kering,
lidah pecah–pecah (dehidrasi/malnutrisi).
7. Integritas ego
Gejala: Ansietas, ketakutan misalnya: perasaan tak berdaya/tak ada harapan.
Faktor stress akut/kronis misalnya: hubungan dengan keluarga dan pekerjaan,
pengobatan yang mahal.
Tanda: Menolak, perhatian menyempit, depresi.
8. Eliminasi
Gejala: Tekstur feses bervariasi dari bentuk lunak sampai bau atau berair.
Episode diare berdarah tak dapat diperkirakan, hilang timbul, sering tak dapat
dikontrol (sebanyak 20-30 kali defekasi/hari); perasaan dorongan/kram
(tenesmus); defekasi darah/pus/mukosa dengan atau tanpa keluar feses.
Pendarahan per rektal. Riwayat batu ginjal (dehidrasi).
Tanda: Menurunya bising usus, tak adanya peristaltik atau adanya peristaltik
yang dapat dilihat di hemoroid, fisura anal (25 %), fistula perianal.
9. Makanan dan cairan
Gejala: Penurunan lemak, tonus otot dan turgor kulit buruk. Membran
mukosa bibir pucat; luka, inflamasi rongga mulut.
Tanda: Anoreksia, mual dan muntah. Penurunan berat badan, tidak toleran
terhadap diit/sensitive; buah segar/sayur, produk susu, makanan berlemak.
10. Hygiene
Tanda: Ketidakmampuan mempertahankan perawatan diri. Stomatitis
menunjukan kekurangan vitamin. Bau badan.
11. Nyeri dan kenyamanan
Gejala; Nyeri/nyeri tekan pada kuadran kiri bawah (mungkin hilang dengan
defekasi), titik nyeri berpindah, nyeri tekan (atritis).
Tanda: Nyeri tekan abdomen/distensi.
12. Keamanan
Gejala; Riwayat lupus eritematosus, anemia hemolitik, vaskulitis, Arthritis
(memperburuk gejala dengan eksaserbasi penyakit usus). Peningkatan suhu
39-40°Celcius (eksaserbasi akut). Penglihatan kabur, alergi terhadap
makanan/produk susu (mengeluarkan histamine kedalam usus dan
mempunyai efek inflamasi).
Tanda: Lesi kulit mungkin ada misalnya: eritema nodusum (meningkat, nyeri
tekan, kemerahan dan membengkak) pada tangan, muka; pioderma
ganggrenosa (lesi tekan purulen/lepuh dengan batas keunguan) pada paha,
kaki dan mata kaki.
13. Interaksi social
Gejala: Masalah hubungan/peran sehubungan dengan kondisi. Ketidak
mampuan aktif dalam sosial.
14. Penyuluhan dan pembelajaran
15. Gejala: Riwayat keluarga berpenyakit inflamasi usus
16. Pemerikasaan fisik persistem (B1-B6)
1) Breathing (pernapasan): Biasanya ditandai dengan napas pendek dispnea,
ditandai dengan takipne dan frekuensi napas menurun.
2) Blood (Sirkulasi/kardio): Terdapat takikardi, perubahan perfusi ditandai
dengan turgor buruk, kulit pucat.
3) Brain (persarafan): Kesadaran composmentis–coma refleks menurun
4) Blader (perkemihan): Oliguria, inkontenensia, penurunan jumlah urin
akibat kurangnya intake cairan, dehidrasi.
5) Bowel (pencernaan): Ditandai dengan anoreksia, mual, muntah,
penurunan BB, tidak toleran terhadap diet, kehilangan nafsu makan, feses
bervariasi dari bentuk lunak sampai keras, diare, feses berdarah,
menurunnya bising usus.
6) Bone (muskuloskeletal): Penurunan kekuatan otot, kelemahan, dan
malaise.
1.2.2 Diagnosa Keperawatan
Penentuan diagnosa keperawatan harus berdasarkan analisa data dari hasil
pengkajian, maka diagnosa keperawatan yang ditemukan di kelompokkan menjadi
diagnosa aktual, potensial dan kemungkinan. (Diyono dan Mulyati, 2013).
Beberapa diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada pasien dengan
tumor abdomen antara lain :
1. Pre operasi
1) Pola napas tidak efektif (D.0005) berhubungan dengan ekspansi paru
2) Penurunan curah jantung (D.0008) berhubungan dengan gangguan aliran
balik darah ke jantung
3) Nyeri akut (D.0077) berhubungan dengan proses penyakit
4) Gangguan eliminasi urin (D.0040) berhubungan dengan penurunan
fungsi ginjal
5) Defisit nutrisi (D.0019) berhubungan dengan peningkatan produksi HCL
6) Gangguan mobilitas fisik (D.0054) berhubungan dengan kelemahan.
7) Ansietas (D.0080) berhubungan dengan perubahan status kesehatan.
8) Defisit pengetahuan (D.0111) berhubungan dengan kurang terpapar
informasi.
2. Post operasi
1) Nyeri akut (D.0077) berhubungan dengan terputusnya kontinuitas
jaringan akibat tindakan operasi.
2) Resiko infeksi (D.0142) berhubungan dengan adanya luka operasi.
3) Gangguan intregitas kulit / jaringan (D.0129) berhubungan dengan insisi
bedah.
1.2.3 Intervensi Keperawatan
No. Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
PRE OP
1. Pola napas tidak efektif Pola Napas (L.01004b ) Pemantauan Respirasi (I.01014)
(D.0005) berhubungan Tujuan: Observasi:
dengan ekspansi paru Setelah dilakukan tindakan  Monitor pola nafas
keperawatan 3x24 jam inspirasi dan  Monitor frekuensi, irama, kedalaman dan upaya napas
atau ekspirasi yang tidak memberikan  Monitor saturasi oksigen, monitor nilai AGD
ventilasi adekuat membaik  Monitor adanya sumbatan jalan nafas
 Monitor produksi sputum
Kriteria Hasil: Terapeutik
Dipsnea menurun  Atur Interval pemantauan respirasi sesuai kondisi ps
Penggunaan otot bantu napas menurun Edukasi
Frekuensi napas meningkat  Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
Kedalaman napas meningkat  Informasikan hasil pemantauan, jika perlu

2. Penurunan curah jantung Curah Jantung (L.02008) Perawatan Jantung (I.02075)


(D.0008) berhubungan Tujuan: Observasi:
dengan gangguan aliran Setelah dilakukan tindakan  Identifikasi tanda/gejala primer penurunan curah jantung
balik darah ke jantung keperawatan 3x24 jam diharapkan  Identifikasi tanda/gejala sekunder penurunan curah
Ketidakadekuatan jantung memompa jantung
darah meningkat  Monitor tekanan darah
 Monitor intake dan output cairan
Kriteria Hasil:  Monitor saturasi oksigen
Kekuatan nadi perifer membaik  Monitor keluhan nyeri dada
Takikardi menurun  Monitor EKG 12 Sandapan
Lelah menurun
Pucat/sianosis menurun
Terapeutik:
 Posisikan pasien semi fowler atau fowler dengan kaki
ke bawah atau posisi nyaman
 Berikan diet jantung yang sesuai
 Fasilitasi pasien dan keluarga untuk memotivasi gaya
hidup sehat
 Berikan terapi relaksasi untuk mengurangi stres, jika
perlu
 Berian dukungan emosional dan spiritual
 Berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi
oksigen >94%
Edukasi
 Anjurkan beraktivitas fisik sesuai toleransi
 Anjurkan beraktivitas fisik secara bertahap
 Anjurkan berhenti merokok
 Anjurkan pasien dan keluarga mengukur berat badan
 Anjurkan pasien dan keluarga mengukur intake dan
output cairan harian
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian antiaritmia, jika perlu
 Rujuk ke program rehabilitasi jantung

3. Nyeri akut (D.0077) Tingkat Nyeri (L.08066) Manajemen Nyeri (I.08238)


berhubungan dengan proses Tujuan: Observasi:
penyakit Setelah dilakukan tindakan  Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
keperawatan 3x24 jam diharapkan kualitas, intensitas nyeri
tingkat nyeri menurun  Identifikasi skala nyeri
 Identifikasi respons nyeri non verbal
Kriteria Hasil:  Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan
Frekuensi nadi membaik nyeri
Pola nafas membaik  Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
Keluhan nyeri menurun  Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
Meringis menurun  Monitor efek samping penggunaan analgetik
Gelisah menurun Terapeutik:
Kesulitan tidur menurun  Berikan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi rasa
nyeri
 Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
 Fasilitasi istirahat dan tidur
 Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan
strategi meredakan nyeri
Edukasi
 Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
 Jelaskan strategi meredakan nyeri
 Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa
nyeri
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu

4. Gangguan eliminasi urin Keseimbangan Cairan (L.05020) Manajemen Cairan (I.03098)


(D.0040) berhubungan Tujuan: Observasi:
dengan penurunan fungsi Setelah dilakukan tindakan  Monitor status hidrasi
ginjal keperawatan 3x24 jam diharapkan  Monitor berat badan harian
keseimbangan cairan meningkat  Monitor berat badan sebelum dan sesudah dialisis
 Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
Kriteria Hasil:  Monitor status dinamik
Asupan cairan meningkat
Haluaran urine meningkat Terapeutik:
Edema menurun  Catat intake output dan hitung balance cairan
Asites menurun  Berikan asupan cairan, sesuai kebutuhan
 Berikan cairan intravena, jika perlu
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian diuretik, jika perlu

5. Defisit nutrisi (D.0019) Fungsi Gastrointestinal (L.03019) Manajemen Nutrisi (I.03119)


berhubungan dengan Tujuan: Observasi:
peningkatan produksi HCL Setelah dilakukan tindakan  Identifikasi status nutrisi
keperawatan 3x24 jam kemampuan  Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
saluran cerna untuk memasukkan dan  Identifikasi perlunya penggunaan selang nasogastric
mencerna makanan serta menyerap  Monitor asupan makanan
nutrisi dan membuang zat sisa  Monitor berat badan
membaik Terapeutik:
 Lakukan oral hygiene sebelum makan, Jika perlu
Kriteria Hasil:  Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
Toleransi terhadap makanan  Hentikan pemberian makanan melalui selang nasogastric
meningkat jika asupan oral dapat ditoleransi
Nafsu makan meningkat Edukasi
Mual menurun  Anjurkan posisi duduk, jika mampu
Muntah menurun  Ajarkan diet yang diprogramkan
Warna feses membaik Kolaborasi
 Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrien yang dibutuhkan

6. Gangguan mobilitas fisik Mobilitas Fisik (L.05042) Dukungan mobilisasi (I.50173)


(D.0054) berhubungan Tujuan: Observasi:
dengan kelemahan. Setelah dilakukan tindakan  Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya
keperawatan 3x24 jam diharapkan  Identifikasi toleransi fisik melakukan pergerakan
mobilitas fisik meningkat  Monitor frekuensi jantung dan tekanan darah sebelum
Kriteria Hasil: memulai mobilisasi
Pergerakan ekstremitas meningkat  Monitor kondisi umum selama melakukan mobilisasi
Kekuatan otot meningkat Terapeutik:
Nyeri menurun  Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat bantu
Kaku sendi menurun  Fasilitasi melakukan pergerakan, jika perlu
Gerakan terbatas menurun  Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam
Kelemahan fisik menurun meningkatkan pergerakan
Edukasi
 Jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi
 Anjurkan melakukan mobilisasi dini
 Ajarkan mobilisasi sederhana yang harus dilakukan (mis.
Duduk di tempat tidur)

7. Ansietas (D.0080) Tingkat Ansietas (L.09093) Reduksi Ansietas (I.09314)


berhubungan dengan Tujuan: Observasi:
perubahan status kesehatan. Setelah dilakukan tindakan  Identifikasi saat tingkat ansietas berubah
keperawatan 3x24 jam diharapkan  Identifikasi kemampuan mengambil keputusan
tingkat ansietas menurun  Monitor tanda-tanda ansietas
Terapeutik:
Kriteria Hasil:  Ciptakan suasana teraupetik untuk menumbuhkan
Verbalisasi kebingungan menurun kepercayaan
Verbalisasi khawatir akibat kondisi  Temani pasien untuk mengurangi kecemasan, jika
yang dihadapi menurun memungkinkan
Perilaku gelisah menurun  Pahami situasi yang membuat ansietas
Perilaku tegang menurun  Dengarkan dengan penuh perhatian
Konsentrasi membaik  Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
Pola tidur membaik  Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu
kecemasan
Edukasi
 Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang mungkin
dialami
 Informasikan secara faktual mengenai diagnosis,
pengobatan, dan prognosis
 Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien
 Latih kegiatan pengalihan untuk mengurangi ketegangan
 Latih teknik relaksasi

8. Defisit pengetahuan Tingkat Pengetahuan (L.12111) Edukasi Kesehatan (I.12383)


(D.0111) berhubungan Tujuan: Observasi:
dengan kurang terpapar Setelah dilakukan tindakan  Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
informasi. keperawatan 3x24 jam diharapkan  Identifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan
tingkat pengetahuan membaik menurunkan motivasi perilaku perilaku hidup bersih dan
sehat
Kriteria Hasil: Terapeutik:
Perilaku sesuai anjuran meningkat  Sediaakan materi dan media pendidikan kesehatan
Kemampuan menjelaskan  Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
pengetahuan suatu topik meningkat  Berikan kesempatan untuk bertanya
Pertanyaan tentang masalah yang Edukasi
dihadapi menurun  Jelaskan faktor risiko yang dapat mempengaruhi
Persepsi yang keliru terhadap masalah kesehatan
menurun  Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
Menjalani pemeriksaan yang tidak  Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk
tepat menurun meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat
POST OP
9. Nyeri akut (D.0077) Tingkat Nyeri (L.08066) Manajemen Nyeri (I.12391)
berhubungan dengan Tujuan: Observasi:
terputusnya kontinuitas Setelah dilakukan tindakan  Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
jaringan akibat tindakan keperawatan 3x24 jam diharapkan kualitas, intensitas nyeri
operasi. tingkat nyeri menurun  Identifikasi skala nyeri
 Identifikasi respons nyeri non verbal
Kriteria Hasil:  Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan
Frekuensi nadi membaik nyeri
Pola nafas membaik  Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
Keluhan nyeri menurun  Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
Meringis menurun  Monitor efek samping penggunaan analgetik
Gelisah menurun Terapeutik:
Kesulitan tidur menurun  Berikan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi rasa
nyeri
 Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
 Fasilitasi istirahat dan tidur
 Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan
strategi meredakan nyeri
Edukasi
 Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
 Jelaskan strategi meredakan nyeri
 Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa
nyeri
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
10. Resiko infeksi (D.0142) Tingkat Infeksi (L.14137) Pencegahan infeksi (I.14539)
berhubungan dengan adanya Tujuan: Observasi:
luka operasi. Setelah dilakukan tindakan  Monitor tanda gejala infeksi lokal dan sistemik
keperawatan 3x24 jam derajat infeksi Terapeutik
menurun.  Batasi jumlah pengunjung
 Berikan perawatan kulit pada daerah edema
Kriteria Hasil:  Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien
Demam menurun dan lingkungan pasien
Kemerahan menurun  Pertahankan teknik aseptik pada pasien berisiko tinggi
Nyeri menurun Edukasi
Bengkak menurun  Jelaskan tanda dan gejala infeksi
Kadar sel darah putih membaik  Ajarkan cara memeriksa luka
 Anjurkan meningkatkan asupan cairan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian imunisasi, Jika perlu

11. Gangguan intregitas kulit / Pemulihan pasca bedah (L.14129) Perawatan Luka (I.14564)
jaringan (D.0129) Tujuan: Observasi:
berhubungan dengan insisi Setelah dilakukan tindakan  Monitor karakteristik luka
bedah. keperawatan 3x24 jam diharapkan  Monitor tanda-tanda infeksi
pemulihan pasca bedah meningkat Terapeutik:
 Lepaskan balutan dan plester secara perlahan
Kriteria Hasil:  Bersihkan dengan cairan NaCl atau pembersih
Kenyamanan meningkat nontoksik
Waktu penyembuhan menurun  Bersihkan jaringan nekrotik
Area luka operasi membaik  Berikan salep yang sesuai ke kulit/lesi, jika perlu
 Pasang balutan sesuai jenis luka
 Pertahankan teknik steril saat melakukan perawatan
luka
Edukasi
 Jelaskan tanda dan gejala infeksi
 Anjurkan mengkonsumsi makanan tinggi kalori dan
protein
Kolaborasi
 Kolaborasi prosedur debridement
 Kolaborasi pemberian antibiotik, jika perlu
12. Kesiapan Peningkatan Status nutrisi L.03030 Edukasi nutrisi (I.12395)
Nutrisi (D.0026) Tujuan: Observasi
berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan  Periksa status gizi, status alergi, program diet,
perilaku upaya peningkatan keperawatan 3x24 jam diharapkan kebutuhan dan kemampuan pemenuhan kebutuhan gizi
kesehatan keadekuatan asupan nutrisi untuk  Identifikasi kemampuan dan waktu yang tepat
memenuhi kebutuhan metabolisme menerima informasi
Terapeutik
Kriteria hasil :  Persiapkan materi dan media seperti jenis-jenis nutrisi,
Serum albumin meningkat tabel makanan penukar, cara mengelola, cara menakar
Pengetahuan tentang pilihan makanan makanan
yang sehat meningkat  Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
Nyeri abdomen menurun  Berikan kesempatan untuk bertanya
Indeks Massa Tubuh (IMT) membaik Edukasi
Frekuensi makan membaik  Jelaskan pada pasien dan keluarga alergi makanan,
Nafsu makan membaik makanan yang harus dihindari, kebutuhan jumlah
Bising usus membaik kalori, jenis makanan yang dibutuhkan
 Ajakan melaksanakan diet diet sesuai program
(mis.makanan tinggi protein, rendah garam, rendah
kalori)
 Jelaskan hal-hal yang dilakukan sebelum
memberikanmakanan (mis. Perawatan mulut,
penggunaan gigi palsu, obat-obat yang harus diberikan
sebelum makan)
 Demostrasikan cara membersihkan mulut
 Demostrasikan cara mengatur posisi saat makan
 Ajarkan pasien/keluarga memonitor asupan kalori dan
makanan (mis.menggunakan buku harian)
 Ajarkan pasien dan keluarga memantau kondisi
kekurangan nutrisi
 Anjurkan mendemostrasikan cara memberi makan,
menghitung kalori, menyiapkan makanan sesuai
program diet.
13 Defisit perawatan diri Perawatan diri L.11103 Dukungan perawatan diri (I.11348)
(D.0109) berhubungan Tujuan: Observasi
.
dengan neuromuskuler Setelah dilakukan tindakan  Identifikasi kebiasaaan aktivitas perawatan diri sesuai
keperawatan 3x24 jam diharapkan usia
kemampuan melakukan atau  Monitor tingkat kemandirian
menyelesaikan aktivitas perawatan  Identifikasi kebutuhan alat bantu kebersihan diri,
diri. berpakaian, berhias, dan makan
Terapeutik
Kriteria hasil :  Sediakan lingkungan yang terapeutik (mis.suasana
Kemampuan mandi meningkat hangat, rileks, privasi)
Kemampuan mengenakan pakaian  Siapkan keperluan pribadi (mis. Parfum,sikat gigi, dan
meningkat sabun mandi)
Kemampuan makan meningkat  Dampingi dalam melakukan perawatan diri sampai
Kemampuan ke toilet (BAB/BAK) mandiri
Minat melakukan perawatan diri  Fasilitasi kemandirian, bantu jika tidak mampu
meningkat mempertahankan melakukan perawatan diri
kebersihan diri meningkat  Jadwal rutinitas perawatan diri
Edukasi
 Anjurkan melakukan peawaatan diri secara konsisten
sesuai kemampuan
1.2.4 Implementasi Keperawatan
Implementasi atau pelaksanaan adalah inisiatif dari rencana tindakanuntuk
mencapai tujuan yang spesifik. Tahap implementasi di mulai setelah rencana tindakan
di susun dan di tujukan pada rencana strategi untuk membantu mencapai tujuan yang
di harapkan. Oleh sebab itu, rencana tindakan yang spesifik di laksanakan untuk
memodifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan. Tujuan dari
implementasi adalah membantu dalam mencapai tujuan yang telah di tetapkan, yang
mencakup peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan dan
memfasilitasi koping (Harahap, 2019)

1.2.5 Evaluasi Keperawatan


Tahap penilaian atau evaluasi adalah perbandingan yang sistematis dan
terencana tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan
dengan cara bersinambungan dengan melibatkan klien, keluarga, dan tenaga
kesehatan lainnya. Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan klien dalam
mencapai tujuan yang disesuaikan dengan kriteria hasil pada tahap perencanaan
(Harahap, 2019).

Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan


yang menandakan seberapa jauh diagnosis keperawatan, rencana tindakan dan
implementasinya sudah berhasil di capai. Tujuan evaluasi adalah melihat kemampuan
klien dalam mencapai tujuan. Hal ini bisa di laksanakan dengan mengadakan
hubungan dengan klien berdasarkan respon klien terhadap tindakan keperawatan yang
di berikan, sehingga perawat dapat mengambil keputusan.
BAB 2
ASUHAN KEPERAWATAN

2.1 PENGKAJIAN
2.1.1 IDENTITAS PASIEN
Nama Ny. M, berusia 58 tahun, berjenis Kelamin perempuan, Suku/Bangsa
Dayak/ Indonesia, agama Kristen Protestan, pekerjaan petani pendidikan SMP, status
perkawinan sudah menikah, alamat Jl.Garuda 13, Masuk rumah sakit pada tanggal 3
Oktober 2021 dengan diagnosa medis tumor abdomen.

2.1.2 RIWAYAT KESEHATAN /PERAWATAN


1. Keluhan Utama :
Pasien mengatakan nyeri perut dibagian luka bekas sayatan operasi, nyeri
seperti ditusuk-tusuk, nyeri hanya terasa di bagian bekas luka sayatan operasi,
skala nyeri 6 (sedang), nyeri dirasakan secara terus menerus akan terasanya
lebih nyeri ketika melakukan pergerakan.
2. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien mengatakan nyeri dibagian perut, kemudian dibawa oleh keluarga ke
RSUD dr Doris Sylvanus Palangka Raya pada tanggal 3 Oktober 2021 setelah
di lakukan pemeriksaan pasien didiagnosa menderita tumor abdomen,
kemudian pasien dirawat di ruang sakura setelah itu dijadwalkan untuk
dilakukan tindakan operasi, setelah dilakukan tindaka operasi pasien bedrest
total dan masih di lakukan perawatan di ruang sakura sampai kedaaan pasien
membaik.
3. Riwayat Penyakit Sebelumnya (riwayat penyakit dan riwayat operasi)
Keluarga mengatakan sebelumnya pasien tidak pernah sakit, dan tidak pernah
menjalani operasi.
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga mengatakan pasien tidak memiliki penyakit keturunan
GENOGRAM KELUARGA :

Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal
: Meninggal
: Klien
... : Tinggal Serumah

2.1.3 PEMERIKASAAN FISIK


1. Keadaan Umum :
Pasien tampak sakit sedang, pasien tampak meringis, pasien tampak berbaring
lemah di tempat tidur, pasien tampak kurus, tampak bekas luka operasi, bedrest
ADL pasien dibantu oleh perawat dan keluarga ( mandi, berpakaian, toileting,
makan dan minum), terpasang infus aminofluit 20 TPM di lengan kiri,
terpasang NGT terbuka, Terpasang saluran drainage, terpasang kateter.
2. Status Mental :
Tingkat kesadaran comphos mentis, tidak ada ekspresi (datar) bentuk badan
kurus, dapat dengan berbicara jelas, penampilan rapi, fungsi kognitif orientasi
waktu pasien dapat membedakan antara pagi, siang, malam, orientasi orang
pasien dapat mengenali keluarga maupun petugas kesehatan, orientasi tempat
pasien mengetahui bahwa sedang berada di rumah sakit.
3. Tanda-tanda Vital :
Tekanan Darah/BP 120/70 mm Hg Suhu/T 36,7 0C pemeriksaan Axilla,
nadi/HR 83 x/mt, pernapasan/RR : 20x/tm

1. PERNAPASAN (BREATHING)
Bentuk dada simetris kebiasaan merokok tidak ada, tidak ada batuk, sputum
berwarna putih bening, type pernafasan dada dan perut irama pernafasan
teratur, suara nafas tambahan vesikuler, tidak ada bunyi nafas tambahan
Masalah Keperawatan : Tidak ada

2. CARDIOVASCULER (BLEEDING)
Tidak Ada nyeri, cappilary refill ≤2 detik, tidak ada edema ekstermitas bawah
dan atas, Ictus Cordis tidak terlihat, tidak ada peningkatan Vena Jugularis,
Bunyi Jantung S1 S2 Reguler, irama sinus rythm.
Masalah Keperawatan : Tidak ada

6. PERSYARAFAN (BRAIN)
Nilai GCS E : 4 (dapat membuka mata secara spontan), V : 5 (Orientasi baik,
bpasien berbicara dengan jelas) M: 6 (Pasien dapat bergerak sesuai perintah)
dan total Nilai GCS : 15, kesadaran compos menthis, isokor, reflek cahaya kiri
kanan positif, nyeri P :Pasien mengatakan nyeri perut dibagian luka bekas
sayatan operasi Q: nyeri seperti ditusuk-tusuk R: nyeri hanya terasa di bagian
bekas luka sayatan operasi S: skala nyeri 6 (sedang), T :nyeri dirasakan secara
terus menerus akan terasanya lebih nyeri ketika melakukan pergerakan.
Hasil uji syaraf kranial nervus I (olfaktorius) daya penciuman baik,
nervus kranial II (optikus) penglihatan baik dapat mengenali objek yang
dilihat, nervus kranial III (okulomotorius) pupil dapat berkontraksi saat
melihat cahaya, nervus kranial IV (troklearis) bola mata dapat mengikuti
perintah, nervus kranial V (trigeminus) dapat mengunyah, nervus kranial VI
(abdusen) dapat melotot atau melirik kesamping, nervus kranial VII (fasialis)
dapat tersenyum, nervus kranial VIII (vestibulokoklearis) dapat
mendengarkan perkataan, nervus kranial IX (gasofaringeal) dapat
membedakan rasa, nervus kranial X (vagus) dapat berbicara dengan jelas
nervus kranial XI (aksesorius) dapat menggerakan kepala, nervus kranial XII
(hipogosus) dapat mengendalikan pergerakan lidah
Hasil uji koordinasi ekstrimitas atas jari ke jari negatif, jari ke hidung
negatif ekstrimitas bawah tumit ke jempul kaki negatif uji kestabilan tubuh
negatif uji sensasi tidak ada respon
Pasien mengatakan nyeri perut dibagian luka bekas sayatan operasi, nyeri
seperti ditusuk-tusuk, nyeri hanya terasa di bagian bekas luka sayatan operasi,
skala nyeri 6 (sedang), nyeri dirasakan secara terus menerus akan terasanya
lebih nyeri ketika melakukan pergerakan
Masalah Keperawatan : Nyeri Akut

7. ELIMINASI URI (BLADDER) :


Produksi urine 1000 ml/7 jam warna urine kuning pekat, bau urine amoniak
terpasang kateter.
Masalah Keperawatan : Tidak ada

8. ELIMINASI ALVI (BOWEL) :


Bibir terlihat tampak kering, tidak ada lesi. Gigi lengkap (atas, bawah, kanan
dan kiri) tidak caries, gusi terlihat tidak ada peradangan dan perdarahan, lidah
kotor berwana merah muda dan tidak ada peradangan, mukosa berwarna putih
pecah-pecah tidak ada perdarahan , tidak ada peradangan pada tonsil, tidak
ada keluhan nyeri pada tenggorokan saat menelan. BAB 1x/hari berwarna
kuning konsistensi cair, bising usus 20x/menit, palpasi abdomen ada nyeri
tekan pada abdomen bekas sayatan operasi, luka tidak teraba panas tidak
membengkak dan tidak kemerahan, terpasang drainage, post op miles.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
9. TULANG - OTOT – INTEGUMEN (BONE) :
Kemampuan pergerakan sendi bebas, tidak ada parase, tidak ada parilase,tidak
ada hemiparase, tidak ada krepitasi, tidaka da nyeri, tidak ada kekakuan, tidak
ada bengkak ukuran otot simetris hasil uji kekuatan otot ekstrimitas atas 5/5
ekstrimitas bawah 5/5 Perlukaan, lokasi tidak Terdapat luka, tidak ada patah
tulang, tulang belakang Normal.
Masalah Keperawatan : tidak ada

10. KULIT-KULIT RAMBUT


Riwayat alergi Pasien tidak pernah mengalami alergi obat, alergi makanan dan
alergi kosmetik. Suhu kulit hangat, warna kulit normal tidak ada kelainan,
turgor kulit halus tidak kasar maupun kemerahan tidak ada peradangan,
jaringan parut tidak ada, tekstur rambut lurus, distribusi rambut merata,
bentuk kuku simetris tidak ada kelainan.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah

11. SISTEM PENGINDERAAN :


Fungsi penglihatan baik, bola mata bergerak normal, visus mata kanan dan
mata kiri, normal/putih, kornea bening. Pasien tidak memakai kecamata dan
tidak keluhan nyeri pada mata. Fungsi pendengaran baik, penciuman baik,
hidung simetris, dan tidak ada polip.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah

12. LEHER DAN KELENJAR LIMFE


Massa tidak ada, jaringan parut tidak ada, kelenjar limfe tidak teraba, kelenjar
tyroid tidak teraba, mobilitas leher bergerak terbatas
Masalah Keperawatan : Tidak ada
13. SISTEM REPRODUKSI
Reproduksi Wanita, tidak ada kemerahan, tidak ada gatal, tidak ada
pendarahan, flour albus, clitoris, uretra, kebersihan baik, payudara simetris,
putting menonjol, aerola berwarna coklat, asi tidak keluar
Masalah Keperawatan : tidak ada

2.1.4 POLA FUNGSI KESEHATAN


1. Persepsi Terhadap Kesehatan dan Penyakit :
Pasien mengatakan ingin pasien cepat sembuh
2. Nutrisida Metabolisme
Tinggi badan 155 cm, berat badan sebelum sakit 47 kg, berat badan saat sakit
43 kg, IMT 17.9 (kurang)
Keluhan lainnya : Pasien sedang diet setelah menjalankan operasi 3-7 hari
lambung dikosongkan nutrissi hanya nutrisi parenteral
Pola Makan Sehari-hari Sesudah Sakit Sebelum Sakit
Frekuensi/hari - 3x/hari
Porsi - 2 Porsi
Nafsu makan - Baik
Jenis Makanan - Nasi, lauk, sayuran
Jenis Minuman - Air mineral, teh es
Jumlah minuman/cc/24 jam - 1500ml
Kebiasaan makan - Pagi, siang, malam
Keluhan/masalah - Tidak ada masalah
Masalah Keperawatan : Kesiapan peningkatan nutrisi
3. Pola istirahat dan tidur
Sebelum sakit klien tidur kurang lebih 8-9 jam
Sesudah sakit klien tidur 8-7 jam
Masalah Keperawatan : tidak ada
4. Kognitif :
Sebelum sakit pasien dapat berkomunikasi dengan keluarganya, dapat
mendengarkan mengerti dengan baik apa yang di bicarakan, dapat berespon
dengan baik dengan orang – orang sekitar. Setelah sakit pasien tidak dapat
berkomunikasi dengan baik, tidak dapat mengerti apa yang di bicarakan, dan
berespon dengan baik.
Masalah Keperawatan : tidak ada
5. Konsep diri (Gambaran diri, ideal diri, identitas diri, harga diri, peran ) :
Gambaran diri pasien, pasien selalu bersyukur, ideal diri pasien mengharapkan
agar dia cepat sembuh, identitas diri pasien merupakan seorang laki-laki, harga
diri pasien mengatakan pasien puas dengan pelayanan di rumah sakit, peran
pasien adalah istri.
6. Aktivitas Sehari-hari
Sebelum sakit : Pasien berkerja sebagai ibu rumah tangga
Sesudah sakit : Pasien hanya berbaring di tempat tidur, ADL pasien dibantu
oleh perawat dan keluarga ( mandi, berpakaian, toileting, makan dan minum)
Masalah Keperawatan : Defisit perawatan diri
7. Koping –Toleransi terhadap Stress
Masalah Keperawatan
8. Nilai-Pola Keyakinan
Pasien meyakini agama kristen protestan
Masalah Keperawatan

2.1.4 SOSIAL - SPIRITUAL


1. Kemampuan berkomunikasi
Pasien tidak mampu berkomunikasi dengan baik, dan tidak dapat berbicara
dengan jelas.
1. Bahasa sehari-hari
Bahasa dayak ngaju
2. Hubungan dengan keluarga :
Baik, tampak ada keluarga yang menemani pasien
4. Hubungan dengan teman/petugas kesehatan/orang lain :
Baik
5. Orang berarti/terdekat :
Orang terdekat dengan pasien adalah keluarga
6. Kebiasaan menggunakan waktu luang :
Berbaring di tempat tidur
7. Kegiatan beribadah :
Sebelum sakit pasien setiap hari minggu beribadah ke gereja, sesudah sakit
pasien hanya berbaring di tempat tidur

2.1.5 DATA PENUNJANG (RADIOLOGIS, LABORATO RIUM, PENUNJANG


LAINNYA)
CT Scan pada tanggal 15 Oktober 2020
Kesan :
 Jantung ctr,50%,arcus aorta normal
 Paru normal, hillus baik
 Diagfragma dan sinus baik
 Tulang dan jaringan baik
Pemeriksaan pada tanggal 04 Oktober 2021
Parameter Hasil Nilai Normal
Glukosa sewaktu 76 <200 mg/dl
Ureum 35 21-53 mg/dl
Creatinin 0.88 0.7-1,.5 mg/dl
Albumin 3.77 3.5-5.5 g/dl
SGOT/AST 12 L<37; P<31
SGPT/ALT 16 L<42; P<33
Hbs Ag (antigen) Negatif Negatif<0,03 Positif>0,03

Pemeriksaan pada tanggal 04 Oktober 2021


Parameter Hasil Nilai Normal
Hemoglobin 11,8 L;13,5-18,0; P:11,5-15,0 g
%
Leukosit 11,450 4.500-11.000/mm3
Trombosit 448.000 150.000-400.000/mm3

Pemeriksaan pada tanggal 04 Oktober 2021


Parameter Hasil Nilai Normal
Natrium 137 135-148 Mmol/L
Kalium 3.8 3,5 – 5,3 Mmol/L
Calcium 1.04 0,98-1,2 Mmol/L

2.2 PENATALAKSANAAN MEDIS


NO Obat Dosis Rute Indikasi
1 Aminofluit 500ml/24 jam IV Aminofluid digunakan untuk
20 tpm menyuplai berbagai nutrisi ke
dalam tubuh pengguna yang
kesulitan untuk menelan
ataupun mengunyah
makanan. Selain itu
Aminofluid juga dapat
meningkatkan nutrisi, seperti
elektrolit, protein, asam
amino dan juga glukosa
sebelum atau setelah operasi.
2 Ranitidine 2 x 2ml IV mengurangi produksi asam
lambung sehingga dapat
mengurangi masalah asam
lambung tinggi

3 Ketorolac 3x1ml IV Meredakan peradangan dan


nyeri
4. Plasmirex 3x5ml IV Digunakan untuk
menghentikan pendarahan
seperti pendarahan pasca
operasi,mimisan.
6. Dexamethrason 2x1 gr IV Berguna untuk berbagai
kondisi peradangan, seperti
reaksi alergi, penyakit
autoimun,atau radah sendi.

Palangka raya, 21 Oktober 2021


Mahasiswa
(Elinaria)
ANALISA DATA
DATA SUBYEKTIF KEMUNGKINAN MASALAH
DAN DATA PENYEBAB
OBYEKTIF

DS: pasien mengatakan Post op Kesiapan Peningkatan


sedang diet dianjurkan Nutrisi
perawat untuk tidak Pengistirahatan total
mengkonsusmsi makanan fungsi gaster
mau pupun minuman
selama 3-7 hari Nutrisi parenteral
DO:
− Pasien tampak sakit Kesiapan peningkatan
sedang nutrisi
− Pasien tampak kurus
− Terjadi penurunan
berat badan sebanyak
4kg selama sakit
− IMT 17.9 (kurang)
− Nutrisi lewat
parenteral cairan infus
aminofluit

DS: Distensi abdomen Nyeri akut


Pasien mengatakan nyeri
perut dibagian luka bekas Tindakan pembedahan
sayatan operasi, nyeri
seperti ditusuk-tusuk, Luka insisi
nyeri hanya terasa di
bagian bekas luka sayatan pelepasan mediator nyeri
operasi, skala nyeri 6
(sedang), nyeri dirasakan ditangkap reseptor nyeri
secara terus menerus akan
terasanya lebih nyeri implus ke otak
ketika melakukan
persepsi nyeri
pergerakan.
DO: nyeri akut
− Pasien tampak sakit
sedang
− pasien tampak
meringis
− pasien tampak
berbaring lemah di
tempat tidur
− Tampak luka bekas
operasi
− TTV
 Tekanan Darah/BP
120/70 mm Hg
 Suhu/T 36,7 0C
 nadi 83 x/mt
 RR : 20x/tm

DS: Pasien mengatakan Distensi abdomen Resiko Infeksi


Pasien mengatakan nyeri
perut dibagian luka bekas Tindakan pembedahan
sayatan operasi
DO: Luka insisi, post op
− Tampak luka bekas
operasi Jalan masuknya kuman
− luka tidak teraba patogen
panas tidak
membengkak dan
tidak kemerahan
− Terpasang NGT
terbuka
− Terpasang Drainage
− Terpasang Infus
− Terpasang kateter
− Leukosit 11,450
/mm3
DS: Pasien mengatakan Tindakan pembedahan Defisit perawatan diri
nyeri secara terus menerus
akan terasanya lebih nyeri Luka bekas operasi
ketika melakukan
pergerakan. Nyeri saat bergerak
DO:
−pasien tampak berbaring Ketidakmampuan
lemah di tempat tidur melakukan aktivitas
−Post operasi bedrest secara mandiri
−Pasien tampak hanya
berbaring di tempat Defisit perawatan diri
tidur, ADL pasien
dibantu oleh perawat dan
keluarga ( mandi,
berpakaian, toileting,
makan dan minum)
PRIORITAS MASALAH

1. Kesiapan Peningkatan Nutrisi berhubungan berhubungan dengan upaya


peningkatan kesehatan ditandai dengan Pasien tampak sakit sedang, Pasien
tampak kurus Terjadi penurunan berat badan sebanyak 4kg selama sakit IMT
17.9 (kurang) Diet cair
2. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencidra fisik prosedur operasi ditandai
dengan DS: Pasien mengatakan nyeri perut dibagian luka bekas sayatan
operasi, nyeri seperti ditusuk-tusuk, nyeri hanya terasa di bagian bekas luka
sayatan operasi, skala nyeri 6 (sedang), nyeri dirasakan secara terus menerus
akan terasanya lebih nyeri ketika melakukan pergerakan. DO: Pasien tampak
sakit sedang, pasien tampak meringis, pasien tampak berbaring lemah di
tempat tidur, Tampak luka bekas operasi Tekanan Darah/BP 120/70 mm Hg,
Suhu/T 36,7 0C nadi 83 x/mt RR : 20x/tm
3. Resiko infeksi berhubungan dengan efek prosedur invasif ditandai dengan
Tampak luka bekas operasi, luka tidak teraba panas tidak membengkak dan
tidak kemerahan, Leukosit 11,450 /mm3
4. Defisit perawatan diri berhubungan dengan gangguan neuromuskuler
ditandai dengan Post operasi bedrest, Pasien tampak hanya berbaring di
tempat tidur, ADL pasien dibantu oleh perawat dan keluarga ( mandi,
berpakaian, toileting, makan dan minum)
RENCANA KEPERAWATAN

Nama Pasien : Ny. M


Ruang Rawat : Sakura
No. Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

1. Nyeri akut Tujuan: 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,


Setelah dilakukan tindakan intensitas nyeri
keperawatan 3x7 jam diharapkan 2. Identifikasi skala nyeri
tingkat nyeri menurun 3. Identifikasi respons nyeri non verbal
4. Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan
Kriteria Hasil: nyeri
Frekuensi nadi membaik 5. Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
Pola nafas membaik 6. Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
Keluhan nyeri menurun 7. Monitor efek samping penggunaan analgetik
Meringis menurun 8. Berikan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi rasa
Gelisah menurun nyeri
Kesulitan tidur menurun 9. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
10. Fasilitasi istirahat dan tidur
11. Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan
strategi meredakan nyeri
12. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
13. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa
nyeri
14. Kolaborasi pemberian analgetik

2. Kesiapan Peningkatan Tujuan: 1. Periksa status gizi, status alergi, program diet, kebutuhan
Nutrisi Setelah dilakukan tindakan dan kemampuan pemenuhan kebutuhan gizi
keperawatan 3x24 jam diharapkan
keadekuatan asupan nutrisi untuk 2. Identifikasi kemampuan dan waktu yang tepat
memenuhi kebutuhan metabolisme menerima informasi
3. Persiapkan materi dan media seperti jenis-jenis nutrisi,
Kriteria hasil : tabel makanan penukar, cara mengelola, cara menakar
Serum albumin meningkat makanan
Pengetahuan tentang pilihan makanan 4. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
yang sehat meningkat 5. Berikan kesempatan untuk bertanya
Nyeri abdomen menurun 6. Jelaskan pada pasien dan keluarga alergi makanan,
Indeks Massa Tubuh (IMT) membaik makanan yang harus dihindari, kebutuhan jumlah kalori,
Frekuensi makan membaik jenis makanan yang dibutuhkan
Nafsu makan membaik 7. Ajakan melaksanakan diet diet sesuai program
Bising usus membaik (mis.makanan tinggi protein, rendah garam, rendah
kalori)
8. Demostrasikan cara mengatur posisi saat makan
9. Ajarkan pasien/keluarga memonitor asupan kalori dan
makanan (mis.menggunakan buku harian)
10. Ajarkan pasien dan keluarga memantau kondisi
kekurangan nutrisi

3. Resiko infeksi Tujuan: 1. Identifikasi kebiasaaan aktivitas perawatan diri sesuai


Setelah dilakukan tindakan usia
keperawatan 3x7 jam derajat infeksi 2. Monitor tingkat kemandirian
menurun. 3. Identifikasi kebutuhan alat bantu kebersihan diri,
berpakaian, berhias, dan makan
Kriteria Hasil: 4. Sediakan lingkungan yang terapeutik (mis.suasana
Demam menurun hangat, rileks, privasi)
Kemerahan menurun 5. Siapkan keperluan pribadi (mis. Parfum,sikat gigi, dan
Nyeri menurun sabun mandi)
Bengkak menurun 6. Dampingi dalam melakukan perawatan diri sampai
Kadar sel darah putih membaik mandiri
7. Fasilitasi kemandirian, bantu jika tidak mampu
melakukan perawatan diri
8. Jadwal rutinitas perawatan diri
9. Anjurkan melakukan peawaatan diri secara konsisten
sesuai kemampuan
4 Defisit perawatan diri Tujuan: 1. Identifikasi kebiasaaan aktivitas perawatan diri sesuai
. Setelah dilakukan tindakan usia
keperawatan 3x24 jam diharapkan 2. Monitor tingkat kemandirian
kemampuan melakukan atau 3. Identifikasi kebutuhan alat bantu kebersihan diri,
menyelesaikan aktivitas perawatan berpakaian, berhias, dan makan
diri. 4. Siapkan keperluan pribadi (mis. Parfum,sikat gigi, dan
sabun mandi)
Kriteria hasil : 5. Dampingi dalam melakukan perawatan diri sampai
Kemampuan mandi meningkat mandiri
Kemampuan mengenakan pakaian 6. Fasilitasi kemandirian, bantu jika tidak mampu
meningkat melakukan perawatan diri
Kemampuan makan meningkat 7. Jadwal rutinitas perawatan diri
Kemampuan ke toilet (BAB/BAK) 8. Anjurkan melakukan peawaatan diri secara konsisten
Minat melakukan perawatan diri sesuai kemampuan
meningkat mempertahankan
kebersihan diri meningkat
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
Nama Pasien : Ny. M
Ruang Rawat : Sakura
Hari / Tanggal Implementasi Evaluasi (SOAP) Tanda tangan dan
Jam.
Nama Perawat
Rabu, 22 oktober Diagnosa: kesiapan peningkatan nutrisi S: Pasien mengatakan dianjurkan untuk tidak
2021 1. Pemeriksa status gizi, status alergi, boleh makan dan minum untuk beberapa hari
10:00 WIB program diet, kebutuhan dan kemampuan ke depan
pemenuhan kebutuhan gizi O:
2. Mengidentifikasi kemampuan dan waktu - Pasien tidak ada alergi terhadap makanan
yang tepat menerima informasi - Pasien sedang menjalankan program untuk
3. Mempersiapkan materi dan media seperti pengistirahatan lambung
jenis-jenis nutrisi, tabel makanan penukar, - Pasien dan keluarga dapat memahami cara
cara mengelola, cara menakar makanan melaksanakan diet sesuai program
4. Menjadwalkan pendidikan kesehatan - Keluarga bersedia untuk melalukan
sesuai kesepakatan pemantauan nutrisi pada pasien
5. Memberikan kesempatan untuk bertanya A: masalah belum teratasi
6. Menjelaskan pada pasien dan keluarga P: Lanjutkan intervensi
alergi makanan, makanan yang harus
dihindari, kebutuhan jumlah kalori, jenis
makanan yang dibutuhkan
7. Mengajakan melaksanakan diet diet sesuai
program (mis.makanan tinggi protein,
rendah garam, rendah kalori)
8. Mendemostrasikan cara mengatur posisi
saat makan
9. Mengajarkan pasien/keluarga memonitor
asupan kalori dan makanan
(mis.menggunakan buku harian)
10. Mengajarkan pasien dan keluarga
memantau kondisi kekurangan nutrisi

2. Diagnosa :Nyeri akut S: Pasien mengatakan mash merasakan nyeri,


1. Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, nyeri seperti ditusuk-tusuk, nyeri dirasakan
durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri dibagian bekas sayatan oerasi nyeri
2. Mengidentifikasi skala nyeri berlangsung sekama 3-5 menit jika melakukan
3. memberikan teknik nonfarmakologi untuk pergerakan semakin merasa nyeri, skala nyeri 4
mengurangi rasa nyeri (sedang)
4. mengontrol lingkungan yang memperberat O:
rasa nyeri − pasien tampak tenang
5. Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri − pasien mengerti penyebab dan pemicu nyeri
dalam pemilihan strategi meredakan nyeri − pasien dapat mengulangi cara mengurangi
6. menjelaskan penyebab, periode, dan nyeri teknik nafas dalam
pemicu nyeri − pemberian katerolac 3x1ml
7. Mengajarkan teknik nonfarmakologis − TTV: Tekanan Darah/BP 120/90 mm Hg,
untuk mengurangi rasa nyeri Suhu/T 36,4 0C nadi 90 x/mt RR : 20x/tm
8. Berkolaborasi pemberian analgetik A: Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
3. Diagnosa : Resiko infeksi S: Pasien mengatakan sudah mengerti tentang
1. Memonitor tanda gejala infeksi lokal dan tanda dan gejala infeksi
sistemik O:
2. Membatasi jumlah pengunjung − Setelah di lakukan perawatan luka pasien
3. Memberikan perawatan kulit pada daerah tampah tenang
edema − Pasien dan keluargamampu mengulangi
4. Mencuuci tangan sebelum dan sesudah cara memeriksa luka, tanda dan gejala
kontak dengan pasien dan lingkungan infeksi
pasien A: Masalah teratasi sebagian
5. Mempertahankan teknik aseptik pada pasien P: lanjutkan intervensi
berisiko tinggi
6. Menjelaskan tanda dan gejala infeksi
7. Mengajarkan cara memeriksa luka

4. Diagnosa : Defisit Perawatan diri S: Pasien mengatakan selama sakit aktivitas


1. Mengidentifikasi kebiasaaan aktivitas sehari-hari dibantu oleh keluarga
perawatan diri sesuai usia O:
2. Memonitor tingkat kemandirian - Pasien tampak tidak dibantu keluarga dalam
3. Mengidentifikasi kebutuhan alat bantu melakukan aktivitas
kebersihan diri, berpakaian, berhias, dan - Keluarga tampak menyediakan peralatan
makan khusus untuk perawatan diri pasien seperti
4. memperiapkan keperluan pribadi (mis. sabu, sikat gigi dan air hangat
Parfum,sikat gigi, dan sabun mandi) - Membantu pasien dalam berpakaian
5. Mendampingi dalam melakukan perawatan - Pasien hanya mampu menggerakan tangan
diri sampai mandiri disaat menggenakan pakaian
6. memfasisilitasi kemandirian, bantu jika A: Masalah belum teratasi
tidak mampu melakukan perawatan diri P:lanjutkan intervensi
7. Menjadwal rutinitas perawatan diri
8. Menganjurkan melakukan peawaatan diri
secara konsisten sesuai kemampuan
DAFTAR PUSTAKA

Corwin, Elizabeth J. 2010. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC 

Dimu, Y.Y.M. 2019. Asuhan Keperawatan Pada Ny.P.B.N Dengan Post Op Tumor
Abdomen Di Ruangan Asoka RSUD. PROF.DR.W.Z.Johannes Kupang. KTI.
Kupang: Politeknik Kesehatan Kemenkes Kupang

Diyono, Sri Mulyanti. 2013. Keperawatan Medikal Bedah : Sistem Pencernaan.


Jakarta : KENCANA

Harahap, E. E. 2019. Melaksanakan Evaluasi Asuhan Keperawatan Untuk


Melengkapi Proses Keperawatan. https://doi.org/10.31219/osf.io/mr4ws

Kemenkes RI. 2015. Panduan Penatalaksanaan Tumor Abdomen. Jakarta:


Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Lemone, P., & Burke, K. 2015. Medical-surgical nursing : critical thinking in client
care. (3rd ed). Upper Saddle River, NJ : Prentice Hall.

Moore KL, Dalley AF, Agur AMR. 2014. Moore clinically oriented anatomy. Edisi
ke-7. Baltimore: Lippincott Williams & Wilkins.

Oswari, E. 2000. Bedah Dan Perawatannya. Edisi 3. Jakarta : balai penerbit. FKUI.
Sjamsuhidajat, R. dkk. 2013. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: EGC.

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Edisi
1. Jakarta : PPNI

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Edisi
1. Jakarta : PPNI
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Edisi 1.
Jakarta : PPNI
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
PEAWATAN LUKA

Topik : Luka
Sub Topik : Cara Perawatan Luka
Sasaran : Pasien Dengan Luka
Hari/Tanggal : Selasa/ 20 Oktober 2021
Jam : 09.00 WIB
Waktu : 15 menit
Tempat : Ruang Sakura

A. Latar Belakang Masalah


Pada saat ini, perawatan luka telah mengalami perkembangan yang sangat pesat
terutama dalam dua dekade terakhir ini. Teknologi dalam bidang kesehatan juga
memberikan kontribusi yang sangat untuk menunjang praktek perawatan luka ini.
Disamping itu pula, isu terkini yang berkait dengan manajemen perawatan luka ini
berkaitan dengan perubahan profil pasien, dimana pasien dengan kondisi penyakit
degeneratif dan kelainan metabolic semakin banyak ditemukan. Kondisi tersebut
biasanya sering menyertai kekompleksan suatu luka dimana perawatan yang tepat
diperlukan agar proses penyembuhan bisa tercapai dengan optimal (Aninim, 2011).
Dengan demikian, perawat dituntut untuk mempunyai pengetahuan dan
keterampilan yang adekuat terkait dengan proses perawatan luka yang dimulai dari
pengkajian yang komprehensif, perencanaan intervensi yang tepat, implementasi
tindakan, evaluasi hasil yang ditemukan selama perawatan serta dokumentasi hasil
yang sistematis. Isu yang lain yang harus dipahami oleh perawat adalah berkaitan
dengan cost effectiveness. Manajemen perawatan luka modern sangat mengedepankan
isu tersebut. Hal ini ditunjang dengan semakin banyaknya inovasi terbaru dalam
perkembangan produk-produk yang bisa dipakai dalam merawat luka.
B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan pasien dapat mengetahui
perawatan luka.

2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan pasien dapat menjelaskan
kembali :
a. Pengertian perawatan luka
b. Hal-hal yang dapat membantu penyembuhan luka
c. Manfaat perawatan luka
d. Langkah-langkah perawatan luka

C. Pelaksanaan Kegiatan
1. Materi
a. Pengertian
b. Hal-hal yang dapat membantu penyembuhan luka
c. Manfaat perawatan luka
d. Langkah-langkah perawatan luka
2. Media Penyuluhan
Media Penyuluhan yang digunakan:
Lembar Balik
Leafleat
3. Metode Penyuluhan
Strategi yang digunakan dalam penyampaian penyuluhan ini berupa:
a. Ceramah
b. Tanya jawab
4. Setting Tempat

Keterangan :

: Pasien : Penyuluh

5. Draft Rencana Proses Pelaksanaan


No. Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1 3 Pembukaan :
Menit 1. Memberi Salam 1. Menjawab Salam
2. Melakukan kontrak waktu 2. Menyetujui kontrak
waktu
3. Menjelaskan tujuan penyuluhan 3. Mendengarkan dan
4. Menyebutkan materi/pokok Memperhatikan
bahasan yang akan disampaikan 4. Mendengarkan dan
5. Menggali pengetahuan pasien Memperhatikan
tentang pearwatan luka 5. Menjawab pertanyaan
2 4 Pelaksanaan :
Menit 1. Menjelaskan materi penyuluhan 1. Mendengarkan,
secara berurutan dan teratur menyimak dan
Materi : memperhatikan materi
a. Pengertian perawatan luka yang diberikan
b. Hal-hal yang mempercepat penyuluh
penyembuhan luka
c. Manfaat perawatan luka
d. Langkah-langkah perawatan
luka
2. Peserta aktif bertanya
2. Meberikan kesempatan untuk
bertanya
3. Mendengarkan
3. Menjawab pertanyaan
3 6 Evaluasi :
Menit 1. Meminta pasien untuk Bertanya dan menjawab
menjelaskan atau menyebutkan pertanyaan
kembali :
a. Pengertian perawatan luka
b. Hal-hal yang mempercepat
penyembuhan luka
c. Manfaat perawatan luka
d. Langkah-langkah perawatan
luka
2. Memberikan pujian atas
keberhasilan pasien,
menjelaskan pertanyaan dan
memperbaiki kesalahan,serta
menyimpulkan.
4 2 Penutup :
Menit Mengucapkan terimakasih dan Menjawab salam
mengucapkan salam

D. Evaluasi
1. Metode Evaluasi
a. Metode Evaluasi : Tanya jawab
b. Jenis Evaluasi : Lisan
2. Pertanyaan Evaluasi
a. Apa yang dimaksud dengan pearwatan luka?
b. Apa saja hal-hal yang dapat mempercepat penyembuhan luka?
c. Apa manfaat dari pearwatan luka?
d. Bagaimana langkah-langkah pearawtan luka?
Lampiran
PERAWATAN LUKA

A.    Pengertian
Luka adalah suatu keadaan dimana terjadi gangguan terhadap keutuhan kulit
akibat kecelakaan. Perawatan Luka adalah suatu tindakan merawat luka dengan
teknik septic dan anti septic (Potter, 2005).

A. Hal-Hal Yang Dapat Membantu Penyembuhan Luka


1. Makan makanan yang banyak mengandung protein dan vitamin C, seperti tahu,
tempe, daging, telur, jeruk, jambu biji yang berwarna merah,dll
2. Mengikuti terapi dokter secara teratur dan minum obat secara teratur
3. Mencegah infeksi dengan cara mengganti balutan secara teratur sebersih
mungkin
4. Cuci tangan sebelum dan sesudah mengganti balutan luka

B. Manfaat Perawatan Luka
1. Menjaga kebersihan dan mencegah infeksi
2. Memberikan rasa nyaman dan aman pada klien dan orang lain
3. Mempercepat proses penyembuhan luka
4. .Mencegah infeksi dari masuknya mikroorganisme ke dalam kulit dan membran
mukosa
5. Mencegah bertambahnya kerusakan jaringan
6. Mempercepat penyembuhan
7. Membersihkan luka dari benda asing atau debris
8. Drainase untuk memudahkan pengeluaran eksudat
9. Mencegah perdarahan
10. Mencegah excoriasi kulit sekitar drain.

C. Cara Perawatan Luka
1. Alat-alat Perawatan Luka
a. Set steril yang terdiri atas :
1) Pembungkus
2) Kapas atau kasa untuk membersihkan luka
3) Tempat untuk larutan Larutan anti septic
4) 2 pasang pinset
5) Gaas untuk menutup luka.
6) Alat-alat yang diperlukan lainnya seperti : extra balutan dan zalf,
Gunting
7) Kantong tahan air untuk tempat balutan lama
8) Plester atau alat pengaman balutan
9) Selimut mandi jika perlu, untuk menutup pasien
2. Bahan untuk Membersihkan Luka :
a. Alkohol 70%
b. Natrium Cloride 0.9%
3. Bahan untuk Menutup Luka :
Verband dengan berbagai ukuran
4. Bahan untuk mempertahankan balutan :
Adhesive tapes
Bandages
5. Cara Merawat Luka
a) Sebelumya wadah/rantang direbus sampai mendidih kemudian di
keringkan bagian dalam jangan disentuh biarkan kering sendiri.
b) Masukkan kassa steril ke wadah yang di keringkan kemudian siram dengan
NaCl.
c) Simpan kassa di pinggir luka tapi jangan menyentuh luka.
d) Tekan pinggir luka untuk mengeluarkan PUS / nanah.
e) Bila ada PUS usap dengan sekali usapan saja dengan kassa yang telah di
beri cairan NaCl teruskan sampai bersih dari atas sampai bawah.
f) Setelah selesai keringkan luka dengan kassa kering.
g) Kompres luka dengan kassa yang telah di beri NaCl.
h) Bereskan alat-alat,cuci tangan dengan sabun sampai bersih.
Daftar Pustaka

Anonim. 2011. Laporan Pendahuluan Perawatan Luka.


http://Veryromanisti.blogspot.com. 2011-
laporan+pendahuluan+perawatan+luka (diakses pada 26 September 2021).
Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC.
Mengapa Perawatan Luka
PERAWATAN LUKA Pengertian Penting?
SETELAH OPERASI DI
perawatan luka 1. Mencegah infeksi.
RUMAH
2. Mencegah bertambahnya
kerusakan kerusakan
jaringan.
Perawatan luka adalah 3. Mempercepat penyembuhan
suatu tindakan untuk luka.
4. Membersihkan luka dari
mempercepat proses
benda asing.
penyembuhan luka dan 5. Mencegah,terjadinya
mencegah supaya tidak perdarahan

OLEH terjadi infeksi pada luka.


Langkah langkah pencegahan
Elinaria  
infeksi pada luka post operasi
2021-01-14901-017

 Selalu mencuci tangan


YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA  Kuku harus bersih dan tidak
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
panjang.
PROGRAM STUDI NERS
TAHUN 2021  Minum obat secara teratur
 Jaga kebersihan luka
 Tidak boleh memegang area
luka
CONTOH MAKANAN YANG
5) Bersihkan luka
MEMPERCEPAT PENYEMBUHAN
Langkah-langkah Perawatan Luka
 Cuci luka dengan kassa nacl LUKA

0,9%
1. persiapan alat  Keringkan luka dengan kassa
 Cairan infus nacl0,9% steril
 Kassa steril
 Kompres luka dengan kassa
 Plaster
 Gunting yang dibasahi betadine

 Betadine/antiseptic  Tutup luka yang telak di

2. langkah-langkah kompres dengan kassa yang

1) Atur posisi senyaman mungkin dibasahi betadine dengan

2)Siapkan alat yang diperlukan kassa kering

3)mencuci tangan dengan sabun  Plaster balutan agar tidak

4)Buka plaster atau perban mudah lepas

6) bereskan peralatan

7) cuci tangan
 

Terimakasih

You might also like