Educating the Mind Without Educating the Heart is No Education At All” -
Aristotle. Pendidikan merupakan salah satu hal yang penting untuk memajukan sebuah bangsa. Sekolah dan guru merupakan ujung tombak dalam dunia pendidikan untuk menyiapkan sumber daya manusia yang cerdas dan bermutu, generasi masa depan sebuah bangsa. Ada hal yang menarik untuk kita cermati bahwa berabad yang lalu, seorang pemikir dunia, Aristoteles, mengingatkan bahwa; “Mendidik pemikiran saja tanpa mendidik hati/karakter; itu sama sekali bukanlah pendidikan.” Kecerdasan dan ketrampilan pada diri seseorang memanglah hal penting tetapi memiliki karakter yang mulia juga tak kalah pentingnya. Sekolah dan guru seharusnya tidak hanya sekedar melakukan fungsinya untuk ‘transfer of knowledge’(transfer ilmu) semata, tetapi harusnya juga berupaya keras untuk ‘transfer of values’; mentrasfer nilai – nilai kehidupan untuk menguatkan karakter peserta didiknya. Apa yang menjadikan seorang Sudirman menjadi sosok yang banyak dikagumi banyak orang dari masa ke masa? Bukan karena jabatannya semata, bukan pula karena kehebatan fisiknya. Beliau adalah seorang jendral sederhana dengan fisik ringkih. Paru-parunya bahkan tak sepenuhnya sempurna. Tetapi kekuatan karakternya mampu menutupi segala kekurangan fisiknya. Jenderal Sudirman tangguh memimpin menggerakkan perjuangan melawan penjajah meski harus ditandu keluar masuk hutan. Sinar matanya selalu menyala tak gentar, memberi tauladan dan menyemangati prajurit pasukan gerilyanya. Apa yang membuat seorang tokoh enterpreneur dunia bernama Soichiro Honda tidak menyerah ketika berulang dia mengalami kegagalan? Apa yang menjadikan Colonel Sanders sukses dengan bisnis waralabanya meski sebelumnya dia harus terus mencoba menawarkan resepnya setelah ditolak 1009 kali? Semua dapat melihat bahwa pada diri kedua tokoh sukses tersebut melekat mental yang kuat, pribadi yang tangguh pantang menyerah meski kegagalan mendera berulang. Bukan hanya karena keilmuan atau kekuatan finansial semata. Karakter hebat mereka menghantarkan mereka menjadi pengusaha hebat yang kini mampu membuka berjuta lapangan kerja, memberi manfaat bagi orang lain. Apalah pula yang menggerakkan seorang petani tua dari desa Ndali, Wonogiri, bernama Mbah Sadiman menanami bukit gersang di wilayah desanya seorang diri? Sejak tahun 1996, Mbah Sadiman, telah berupaya menanami bukit Gendol dengan harapan desanya tidak lagi terkena krisis air seperti musim-musim kemarau sebelumnya. Dengan karakternya yang kuat, penuh keikhlasan secara mandiri beliau menanam satu demi satu pohon di bukit yang sebelumnya rusak karena pembalakan liar dan beberapa kali kebakaran yang terjadi sekitar tahun 1960an sampai 1980an. Dan kini, setelah puluhan tahun menanam, bukit tersebut kembali menghijau dan desanya terhindar dari krisis air. Ya, nilai seseorang adalah pribadinya. Ilmu pengetahuan, pangkat, atau kekayaan memang berguna tetapi karakter yang kuat pun tak kalah pentingnya.Hal inilah yang kemudian menjadi semangat untuk menguatkan kembali pendidikan karakter di negeri kita ini bukan sebagai mata pelajaran baru atau kurikulum baru.