You are on page 1of 10

Nama : Muhammad Zhafran Iffat PJP : Prof. Dr. Ir.

Tatik Chikmawati,
Taqy Arif M.Si.
NIM : F4401211009 Nama Asisten:
Hari / Tanggal : Senin, 31 Januari 2022 1. Yuan Raga A24180069
2. Anggi Yudiastuti Safitri G34180005
3. Farrah Zulfa G34180046
4. Selvia Dwi Putri H G44180017

KEANEKARAGAMAN ORGANISME MIKROSKOPIS

Tujuan
Praktikum ini bertujuan mempelajari organisme yang tidak kasat mata dari
kelompok bakteri, protista dan cendawan dengan bantuan alat pembesar, yaitu
mikroskop cahaya.

Hasil Pengamatan
Hasil Pengamatan pada Bakteri:
1. Sebutkan bentuk sel E. coli dan Staphylococcus dari hasil pengamatan tersebut
di atas!
Jawab :
Berdasarkan hasil pengamatan, sel dari bakteri E. coli berbentuk tabung memanjang
dan terlihat jelas pada perbesaran 1500x . Sedangkan sel dari bakteri
Staphylococcus berbentuk lingkaran pipih dan terlihat jelas juga pada perbesaran
1500 kali.

Gambar 1 1 Morfologi Staphylococcus . Sumber :


https://www.youtube.com/watch?v=5eL4CrjXKHM
Gambar 1 2 Morfologi Escherichia coli. Sumber :
https://www.youtube.com/watch?v=5eL4CrjXKHM

2. Apakah pewarnaan sebaiknya selalu digunakan dalam setiap pengamatan


morfologi bakteri? Jelaskan!
Jawab :
Pewarnaan saat proses pengamatan morfologi bakteri sangat penting untuk
dilakukan. Hal ini bertujuan untuk untuk membedakan sel bakteri dengan daerah
sekitarnya karena zat warna memiliki kemampuan untuk menyerap dan
membiaskan cahaya mikroskop sehingga sel bakteri dapat terlihat jelas. Selain itu,
pewarnaan juga dapat memudahkan untuk mengetahui sifat fisiologis dari bakteri
yang diamati serta memungkinkan pengamatan struktur sel seperti spora dan bahan
infeksi yang mengandung zat pati dan granula fosfat (Aprianto 2019).

3. Jelaskan persamaan dan perbedaan hasil pengamatan menggunakan pewarnaan


sederhana dan pewarnaan Gram!
Jawab : Terdapat persamaan dan perbedaan hasil pengamatan menggunakan
pewarnaan sederhana dan pewarnaan Gram. Persamaan dan perbedaan tersebut
bergantung pada jenis pewarna yang digunakan, baik pewarnaan sederhana maupun
pewarnaan Gram. Berikut adalah warna yang dihasilkan dengan kedua metode
pewarnaan di atas.

• Hasil pewarnaan menggunakan metode pewarnaan sederhana :


a. Dengan air fucshin sel bakteri berwarna merah (sama dengan warna yang
ditunjukkan oleh bakteri gram negatif).
b. Dengan kristal violet sel bakteri berwarna violet .
c. Dengan biru metilen sel bakteri berwarna biru (Astuti 2019:9).
• Hasil pewarnaan menggunakan metode pewarnaan Gram:
a. Bakteri gram positif berwarna ungu.
b. Bakteri gram negatif berwarna merah (sama dengan warna yang
ditunjukkan oleh indikator pewarna air fuchsin).
4. Struktur bakteri bagian manakah yang menentukan hasil pewarnaan Gram?
Jawab: Struktur bagian bakteri yang menjadi penentu hasil pewarnaan Gram
berbeda antara Gram positif dan Gram negatif. Struktur bagian bakteri yang
menentukan hasil pewarnaan Gram dari bakteri Gram positif adalah satu lapisan
peptidoglikan. Adapun struktur penentu hasil pewarnaan pada bakteri Gram negatif
ditentukan oleh dua lapisan, yaitu bagian luar lipopolisakarida dan protein serta
bagian dalam peptidoglikan.(SIAHAAN 2020)

5. Jelaskan mengapa bakteri Gram negatif berwarna merah, sedangkan bakteri


Gram positif berwarna ungu atau kebiruan.
Jawab:
Bakteri gram positif pada pewarnaan gram menghasilkan warna ungu disebabkan
karena zat warna kristal violet-yodium permanen dipertahankan meskipun telah
diteteskan larutan alkohol, sedangkan bakteri gram negatif berwarna merah karena
zat tersebut larut pada waktu pemberian larutan alkohol sehingga menghasilkan
warna merah safranin (Nurhidayati et al. 2015).

6. Jenis pewarnaan manakah yang dapat digunakan untuk mengamati keberadaan


kapsul pada bakteri?
Jawab:
Jenis pewarnaan yang digunakan untuk mengamati keberadaan kapsul pada bakteri
adalah pewarnaan kapsul. Kapsul merupakan lapisan polimer yang terdapat di luar
dinding sel (Afrianti Rahayu dan Muhammad Hidayat Gumilar 2017). Teknik
pewarnaan yang sering juga disebut sebagai teknik pengecatan negatif ini memakai
zat warna primer dari karbol fuksin (Muthiah et al. 2017).

7. Jelaskan prosedur yang sesuai jika ingin mengamati motilitas bakteri!


Jawab:
Uji motilitas atau pergerakan terhadap bakteri dilakukan terhadap seluruh isolat
bakteri, yaitu dengan cara menusukkan isolat bakteri ke dalam medium NA semi
padat memakai jarum ose tusuk steril. lalu diinkubasi selama 48 jam pada suhu 37
°C. Jika pertumbuhan bakteri menyebar, maka bakteri tersebut bergerak (motil)
serta Jika pertumbuhan bakteri tidak menyebar (hanya berupa satu garis dalam
pengamatan), maka bakteri tersebut tidak bergerak (non motil) (Sudarsono 2008).

8. Sebutkan secara umum perbesaran minimum pada mikroskop yang dapat


digunakan
untuk mengamati bakteri!
Jawab:
Pada umumnya, perbesaran minimum yang dapat digunakan untuk mengamati
bakteri pada mikroskop adalah perbesaran 40x.
9. Sebutkan perbesaran lensa objektif mikroskop yang digunakan harus memakai
minyak imersi!
Jawab:
Minyak imersi digunakan perbesaran lensa objektif mikroskop sebesar 100x. Jika
tidak menggunakan minyak imersi pada perbesaran ini, maka hasil pengamatan
akan terlihat kabur atau tidak jelas sehingga menyulitkan untuk meneliti objek yang
sangat kecil (Mautuka 2016).

10. Haruskah dibersihkan lensa objektif yang menyentuh minyak imersi? Jelaskan
jawaban Anda!
Jawab:
Jika lensa objektif menyentuh minyak imersi, maka lensa tersebut harus dibersihkan
dengan larutan xylol agar lensa yang digunakan tidak berjamur dan tidak tergores,
serta menjadi cara untuk merawat mikroskop, terutama pada lensa objektif
(Aprianto 2019).

Hasil pengamatan pada Paramecium dan Euglena:


1. Gambarkan morfologi Paramecium dan tunjukkan bagian-bagiannya.
Jawab:

Gambar 2 Morfologi Paramecium


Sumber: www.biologijk.com

2. Jelaskan cara Paramaecium dalam memperoleh nutrsi dari tempat hidupnya!


Jawab:
Paramecium menghabiskan masa hidupnya di air tawar. Paramecium bergerak dan
menangkap makanan nnya dengan menggetarkan silia . Hal ini menyebabkan
terjadinya aliran air keluar dan masuk mulut sel, bersamaan dengan dengan air
masuk bakteri bahan organik atau hewan uniseluler lainnya. Paramecium juga
memiliki vakuola makanan yang berfungsi untuk mencerna dan mengedarkan
makanan, serta vakuola berdenyut yang berguna untuk mengeluarkan sisa makanan
(Sri Maya 2020).

3. Sebutkan fungsi vakuola kontraktil, makronukleus dan mikronukelus


Paramaecium!
Jawab:
Vakuola kontraktil dalam Paramaecium berfungsi sebagai tempat penyimpanan air
dan memiliki peran dalam proses osmoregulasi. (Fatimatuzahro et al. 2019).
Nukleus pada Paramecium terbagi 2, yaitu mikronukleus yang berfungsi sebagai
pengendali utama pada kegiatan reproduksi, dan makronukleus yang berfungsi
untuk mengawasi proses metabolisme, pertumbuhan, dan regenerasi yang dialami
Paramecium (Sri Maya 2020:15).

4. Jelaskan perbedaan tipe perolehan nutrisi pada Paramecium dan Euglena:


Jawab:
Euglena memiliki sifat dapat menghasilkan makanan sendiri (holofilik) secara
autotrof dan mencerna organisme lain (holozoik) secara heterotrof (Sri Maya
2020:36). Sedangkan Paramecium hanya bersifat heterotrof dengan menggunakan
beberapa alat di tubuhnya seperti cilia/rambut, rongga mulut, mulut sel/cytosome,
,cytopharynix, vakuola kontraktil (vakuola berdenyut), vakuola makanan dan
tenggorokan (Sri Maya 2020:16).

5. Gambarkan morfologi Euglena dan tunjukkan bagian-bagiannya


Jawab:

Gambar 3 Morfologi Euglena


Sumber: greenlane.com
Hasil pengamatan pada cendawan:
1. Gambarkan morfologi Rhizopus dan tunjukkan bagian-bagiannya.
Jawab:

Gambar 4 Morfologi Rhizopus


Sumber: jmolekul.com

2. Sebutan spora seksual Rhizopus ialah ….. dan sebutan spora aseksualnya ialah
….
Jawab:
Spora seksual dari Rhizopus adalah Zygosporangium(Urry et al. 2014) dan spora
aseksualnya adalah Sporangiospora/Sporangium (Desanto 2013).

3. Spora pada soal no 2 tersebut haploid ataukah diploid?


Jawab:
Spora yang berjenis Zygosporangium bersifat diploid (2n), sedangkan jenis spora
Sporangiospora/sporangium bersifat haploid (n) (Urry et al. 2014).

4. Jelaskan cara Rhizopus dan Pilobolus memperoleh nutrisi dari subtrat tempat
hidupnya.
Jawab:
Rhizopus memperoleh nutrisi dengan cara menyebar hifanya di atas permukaan
makanan, menembusnya, dan menyerap nutrisi.(Urry et al. 2014:661) . Adapun
Pilobolus mendapatkan nutrisi dengan melakukan proses dekomposisi kotoran
herbivora menggunakan jamur koprofil (Richardson 2008 dalam sumber Aluoch
et al. 2017).

5. Sebutan spora Pilobolus ialah….


Jawab:
Pilobolus memiliki spora yang disebut sporangiofor , berbentuklurus tidak
bercabang dan tumbuh ke arah cahaya tertentu . Sporangiofor tersebut memiliki
pigmen oranye di dasar dan dekat vesikel subsporangial. Sporangia yang tumbuh
di bagian atas Pilobolus berbentuk hemispherical (mirip dengan setengah bola)
dengan dinding resisten dan mengandung spora yang berbentuk spherical atau
ellipsoid tergantung pada spesiesnya (Aluoch et al. 2015).

6. Topi yang ditembakkan oleh Pilobolus adalah…


Jawab:
Topi yang ada di bagian atas dari Pilobolus mengandung spora dengan bentuk elips
atau lingkaran (Aluoch et al. 2015).

7. Pilobolus menembakkan topinya (soal no 6) ke arah manakah? Jelaskan jawaban


Anda.
Jawab:
Pilobolus bereproduksi dengan menembakkan spora hitam dari atas topinya ke arah
tumbuhan sejenis rumput (Odum 1971 dalam sumber Maolidah 2013).

8. Sebutan cendawan yang tumbuh pada kotoran hewan dikenal dengan istilah….
Jawab:
Cendawan yang tumbuh pada kotoran hewan disebut cendawan koprofil (Faoziyyah
2019).

9. Sebutkan jenis somatik Rhizopus dan Pilobolus!


Jawab: Jamur yang termasuk dalam kelompok Zygomycetes seperti Rhizopus dan
Pilobolus berkembangbiak melalui hifa yang tidak bersekat dan juga berkonjugasi
dengan hifa lain, serta berkembangbiak secara aseksual dengan zigospora
(ROMADHON 2020).
Simpulan
Setelah mengamati video bertema “Keanekaragaman Organisme
Mikroskopis” serta mencari jawaban pertanyaan-pertanyaan yang ada dari sumber-
sumber kredibel seperti jurnal, buku dan artikel ilmiah, terdapat fakta bahwa di
bumi ini terdapat banyak kehidupan makhluk hidup yang tak kasat mata. Makhluk
hidup secara luas dikategorikan pada tiga domain, yaitu Bakteria (termasuk
bakteri), Arkhaea, dan Eukarya (termasuk protista serta cendawan [Fungi]).
Bakteri, beberapa anggota protista dan cendawan tidak dapat dilihat dengan kasat
mata, sehingga perlu alat bantu untuk melihatnya, salah satunya dengan
menggunakan mikroskop cahaya ditambah dengan teknik pewarnaan dengan zat-
zat tertentu untuk mempermudah pengamatan, seperti mengamati struktur sel. Sel
yang diberi warna akan lebih mudah dilihat menggunakan lensa objektif pada
mikroskop dengan tingkat perbesaran tinggi (10x100) dengan bantuan minyak
imersi.
Daftar Pustaka

Afrianti Rahayu S, Muhammad Hidayat Gumilar M. 2017. Uji Cemaran Air


Minum Masyarakat Sekitar Margahayu Raya Bandung Dengan Identifikasi
Bakteri Escherichia coli. Indones J Pharm Sci Technol. [diakses 2022 Feb 5];
4(2):50. doi:10.15416/ijpst.v4i2.13112.
Aluoch AM, Obonyo MA, Okun DO, Akinyi A, Otiende YM, Mungai PG. 2015.
Morphological Diversity of Ascobolus and Pilobolus Fungi from Wild
Herbivore Dung in Nairobi National. J Microbiol Res. [diakses 2022 Feb 5];
5(4):134–141. doi:10.5923/j.microbiology.20150504.03.
Aluoch AM, Otiende MY, Obonyo MA, Mungai PG, Okun DO, Angelone-
Alasaad S, Jowers MJ. 2017. First genetic identification of Pilobolus
(Mucoromycotina, Mucorales) from Africa (Nairobi National Park, Kenya).
South African J Bot. [diakses 2022 Feb 5]; 111:182–188.
doi:10.1016/j.sajb.2017.03.006.
Aprianto. 2019. LAPORAN PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI ACARA 6
MORFOLOGI DAN PEWARNAAN BAKTERI. Volume ke-126.
Purwokerto.
Astuti EI. 2019. Makalah Pewarnaan Jaringan. [diakses 2022 Feb 5]; 1(47).
https://docplayer.info/73065344-Makalah-pewarnaan-jaringan.html.
Desanto D. 2013. Spora Oncom Merah (Neurospora Sitophila) & Oncom Hitam
(Rhizopus Oligosporus) Sebagai Bentuk Dasar Eksplorasi Motif Batik
Langgam Indramayu. ATRAT J Seni Rupa.[diakses 2022 Feb 5];siap terbit.
https://jurnal.isbi.ac.id/index.php/atrat/article/view/391%0Ahttps://jurnal.isbi
.ac.id/index.php/atrat/article/download/391/337.
Faoziyyah G. 2019. Keragaman Mucorales sirsinoid pada kotoran domba dan
kelinci [skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Fatimatuzahro D, Tyas DA, Hidayat S. 2019. Pemanfaatan Ekstrak Kulit Ubi Jalar
Ungu (Ipomea batatas L.) sebagai Bahan Pewarna Alternatif untuk
Pengamatan Mikroskopis Paramecium sp. dalam Pembelajaran Biologi. Al-
Hayat J Biol Appl Biol. [diakses 2022 Feb 5]; 2(1):1.
doi:10.21580/ah.v2i1.4641.
Maolidah EW. 2013. Laporan praktikum cryptogamae “JAMUR PILOBOLUS
(JAMUR PADA KOTORAN KUDA)". Bandung.
https://dokumen.tips/documents/laporan-va-565b3e78e810a.html.
Mautuka ZA. 2016. Screening Minyak Nabati Untuk Minyak Imersi Mikroskop
Optik. J Kim. [diakses 2022 Feb 5]; 3(4):1,2.
Muthiah H, Dewi W, Sudjarwo I. 2017. <p>Pemanfaatan ekstrak etil asetat buah
merah sebagai zat warna primer pada teknik pengecatan negatif kapsul
bakteri</p><p>Utilization of ethyl acetate extract of red fruit as primary
negative staining substance for bacterial capsule</p>. J Kedokt Gigi Univ
Padjadjaran. [diakses 2022 Feb 5]; 29(1):35–40.
doi:10.24198/jkg.v29i1.18602.
Nurhidayati S, Faturrahman F, Ghazali M. 2015. DETEKSI BAKTERI
PATOGEN YANG BERASOSIASI DENGAN Kappaphycus alvarezii
(Doty) BERGEJALA PENYAKIT ICE-ICE. J Sains Teknol Lingkung.
[diakses 2022 Feb 5]; 1(2):24–30. doi:10.29303/jstl.v1i2.53.
ROMADHON RTA. 2020. KEANEKARAGAMAN JAMUR MAKROSKOPIS DI
KAWASAN TAMAN HUTAN KOTA MUHAMMAD SABKI KOTA JAMBI.
[diakses 2022 Feb 5]; Volume ke-3.
http://repositorio.unan.edu.ni/2986/1/5624.pdf.
SIAHAAN CPB. 2020. IDENTIFIKASI BAKTERI GRAM NEGATIF BATANG
PADA LUKA INFEKSI CHYNTIA. SELL J. [diakses 2022 Feb 5]; 5(1):55.
http://ecampus.poltekkes-medan.ac.id/jspui/handle/123456789/4169.
Sri Maya N. 2020. Zoologi Invertebrata. Volume ke-53.
Sudarsono A. 2008. Pada ikan laut dalam spesies ikan gindara ( Lepidocibium
flnvobronneum ) [skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Urry LA, Cain ML, Wasserman SA, Minorsky P V., Reece JB. 2014. CAMPBELL
BIOLOGY : 11TH EDITION. Ed ke-11th. New York: Pearson.

You might also like