Professional Documents
Culture Documents
Makalah Pengembangan Kurikulum
Makalah Pengembangan Kurikulum
Pengembangan Kurikulum
Disusun Oleh:
ILHAM MAULANA
FAKHRURAZI
WARDAATUL ADAWIYAH
Shalawat dan salam juga kita haturkan kepada junjungan besar Nabi Muhammad ﷺbeserta
keluarga, sahabat serta pengikutnya, yang telah membawa kita ke jalan yang diridhoi Allah SWT.
Tugas ini penulis sampaikan kepada dosen mata kuliah Pengembangan Kurikulum sebagai salah
satu tugas mata kuliah tersebut. Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada Bapak/Ibu dosen yang
telah berjasa mencurahkan ilmu kepada penulis.
Penulis memohon kepada dosen khususnya para pembaca, jika kiranya menemukan kesalahan atau
kekurangan dalam karya tulis ini baik dari segi bahasa maupun isinya harap maklum. Selain itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun kepada semua pembaca demi lebih baiknya
karya-karya tulis yang akan datang.
Akhir kata penulis berharap, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi diri penulis khususnya dan
bagi pembaca pada umumnya.
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...................................................................................................
A. Kesimpulan ......................................................................................
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu tugas seorang guru dalam proses pembelajaran peserta didik adalah menyusun,
merencanakan dan mempersiapkan apa yang akan dilakukan di dalam proses belajar mengajar. Hal ini
yang terwujud dalam bentuk silabus dan RPP.
Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan
pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu KD yang ditetapkan dalam SI dan telah dijabarkan
dalam silabus. Hal inilah yang nantinya dapat mengantarkan peserta didik mencapai kemampuan
minimal yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap dan keterampilan.
Maka dari itu, seorang guru/ calon guru harus paham betul tentang standar kompetensi, kompetensi
dasar dan indikator agar dapat merencanakan pembelajaran dengan baik dan benar.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Standar Kompetensi
Standar kompetensi adalah kualifikasi kemampuan minimal atau kemampuan yang harus dimiliki
oleh peserta didik yang menggambarkan penguasaan sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang
diharapkan dicapai pada setiap tingkat dan semester. Standar kompetensi terdiri atas sejumlah
kompetensi dasar sebagai acuan baku yang harus dicapai dan berlaku secara nasional. Sedangkan
standar kompetensi mata pelajaran sebagai pernyataan tentang pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang
harus dikuasai serta tingkat penguasaan yang diharapkan dicapai dalam mempelajari suatu mata
pelajaran. Menurut Majid, standar kompetensi mata pelajaran dapat diartikan sebagai kemampuan siswa
siswi dalam:
Melakukan suatu tugas atau pekerjaan berkaitan dengan mata pelajaran tertentu.
Mengorganisasikan tindakan agar pekerjaan dalam mata pelajaran tertentu dapat dilaksanakan.
Melakukan reaksi yang tepat bila terjadi penyimpangan dari rancangan semula.
Melaksanakan tugas dan pekerjaan berkaitan dengan mata pelajaran dalam situasi dan kondisi yang
berbeda.
Langkah-langkah menganalisis dan mengurutkan standar kompetensi (SK) adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Contoh Standar Kompetensi (SK) untuk mata pelajaran matematika kelas VII SMP/Mts
semester ganjil
Kompetensi Dasar adalah pengetahuan, keterampilan dan sikap minimal yang harus dicapai oleh
siswa untuk menunjukkan bahwa siswa telah menguasai standar kompetensi yang telah ditetapkan, oleh
karena itulah maka kompetensi dasar merupakan penjabaran dari standar kompetensi. Untuk
memperoleh perincian tersebut perlu dilakukan analisis standar kompetensi. Caranya dengan
mengajukan pertanyaan: “kemampuan atau kemampuan dasar apa saja yang harus dikuasai siswa-siswi
dalam rangka mencapai standar kompetensi?”. Jawaban atas pertanyaan tersebut berupa daftar lengkap
pengetahuan, keterampilan, dan atau sikap yang harus dikuasai siswa-siswa dalam rangka mencapai
standar kompetensi. Kompetensi dasar untuk setiap standar kompetensi dapat berkisar antara 5 sampai 6
butir. Pada proses analisis kompetensi dasar mata pelajaran sebagaimana yang tercantum pada standar
isi, harus memperhatikan hal-hal berikut:
Urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu atau tingkat kesulitan materi
Keterkaitan antar standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata pelajaran
Keterkaitan standar kompetensi dan kompetensi dasar antar mata pelajaran. Demikian juga halnya
kajian kompetensi dasar sama dengan kajian standar kompetensi.
Langkah-langkah untuk menyusun atau merumuskan kompetensi dasar adalah sebagai berikut:
Guru perlu berpedoman atau mengambil rumusan kompetensi dasar yang telah disusun oleh BSNP
berdasarkan mata pelajaran yang diampu.
Guru memilih kompetensi dasar yang telah dirumuskan oleh BSNP untuk setiap mata pelajaran.
Pemilihan KD harus disesuaikan dengan jenjang pendidikan, mata pelajaran, dan semester. KD yang
diambil menjadi pedoman dalam mengembangkan komponen-komponen silabus berikutnya.
Setelah KD dipilih, selanjutnya dilakukan analisis dengan mengajukan pertanyaan dasar: “ Apa
sajakah tanda-tanda bahwa siswa –siswi telah menguasai kompetensi?”.Untuk memperoleh
jawaban terhadap pertanyaan dasar tersebut, dapat digunakan tiga pertanyaan bantuan, berikut :
Pengetahuan apa sajakah yang harus dikuasai siswa-siswi. Jawaban terhadap pertanyaan ini dapat
berupa konsep, fakta, prosedur, prinsip, atau rumus daribody of knowledgeilmu pengetahuan yang
berkaitan dengan mata pelajaran.
Keterampilan apa sajakah yang harus dapat ditampilkan siswa. Jawaban terhadap pertanyaan ini
adalaha semua bentuk keterampilan yang harus diperagakan siswa, sehubungan dengan kompetensi
yang sedang kita analisis. Keterampilan dapat dipilah menjadi dua bagian yaitu: keterampilan yang
muara akhirnya berupa barang (product)dan keterampilan yang muara akhirnya berupa penampilan
kinerja (performance).
Sikap atau perilaku apa sajakah yang dibatinkan dan diterapkan siswa. Jawaban terhadap pertanyaan
ini berupa rumusan perilaku atau kebiasaan yang berkaitan dengan penerapan sikap nilai dalam
kehidupan siswa sehari-hari. Karena indikator yang hendak kita kembangkan bertumpu pada
kompetensi dasar dari mata pelajaran tertentu, maka hendaknya dipilih sikap/perilaku yang
berhubungan dengan mata pelajaran tersebut, terutama dengan kompetensi bersangkutan.
Terkait dengan ketiga aspek diatas, maka Bloom (et al). (1965:17) Hisyam Zaini menganalisis
kompetensi menjadi tiga aspek, dengan tingkatan yang berbeda-beda setiap aspeknya, yaitu kompetensi:
Kognitif, meliputi tingkatan pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan penilaian.
Afektif, meliputi pengenalan, pemberian proses, penghargaan terhadap nilai, pengorganisasian, dan
pengamalan.
Psikomotorik, meliputi peniruan, penggunaan, penggunaan, ketepatan, perangkaian, dan kreativitas.
Pada proses perumusan SK dan KD perlu memilih kata-kata kerja umum operasional berdasarkan
level kompetensi pembelajaran.
Pada proses perumusan dan pengembangan SK dan KD. Guru perlu memerlukan tingkat kompetensi
yang diharapkan tercapai oleh siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran. Penentuan tingkat
kompetensi yang harus dicapai oleh siswa, juga perlu mempertimbangkan kemampuan awal siswa.
Jika kompetensi yang telah disusun tidak memenuhi kemampuan awal siswa, maka kompetensi
tersebut hanya sia-sia dan tidak mungkin tercapai oleh siswa.
Tabel 2. Contoh Kompetensi Dasar (KD) untuk mata pelajaran matematika kelas VII SMP/Mts semester
ganjil
1. BILANGAN
2. ALJABAR
3. ALJABAR
4. HIMPUNAN
5. GEOMETRI
– Menentukan hubungan antara dua garis, sserta besar dan jenis sudut
– Melukis sudut
– Membagi sudut
6. GEOMETRI
– Melukis segitiga, garis tinggi, garis bagi, garis berat,dan garis sumbu
C. Pengembangan Indikator
Indikator adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian
kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran (Mulyasa, 2007:139). Dalam
Panduan Pengembangan Indikator (2010: 3) dan Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 juga menyatakan
bahwa indikator pencapaian kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk
menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata
pelajaran.Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional
yang dapat diukur, yang mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Indikator merupakan salah
satu komponen penting dalam kegiatan pembelajaran.
Keberadaan indikator akan menjadi acuan terhadap berhasil atau tidak berhasilnya pelaksanaan
kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan. Dengan itu, guru sangat diharapkan dapat memahami tentang
indikator. Dapat dirumuskan bahwa indikator merupakan kompetensi yang lebih spesifik. Apabila
serangkaian indikator dalam satu Kompetensi Dasar sudah dapat dicapai oleh siswa, berarti target
Kompetensi Dasar tersebut sudah terpenuhi. Dalam mengembangkan indikator perlu
mempertimbangkan hal-hal berikut ini:
Tuntutan kompetensi yang dapat dilihat melalui kata kerja yang digunakan dalam KD. Langkah
pertama pengembangan indikator adalah menganalisis tingkat kompetensi dalam SK dan KD. Hal ini
diperlukan untuk memenuhi tuntutan minimal kompetensi yang dijadikan standar secara nasional.
Sekolah dapat mengembangkan indikator melebihi standar minimal tersebut. Tingkat kompetensi dapat
dilihat melalui kata kerja operasional yang digunakan dalam SK dan KD. Tingkat kompetensi dapat
diklasifikasi dalam tiga bagian, yaitu tingkat pengetahuan, tingkat proses, dan tingkat penerapan. Kata
kerja pada tingkat pengetahuan lebih rendah dari pada tingkat proses maupun penerapan. Tingkat
penerapan merupakan tuntutan kompetensi paling tinggi yang diinginkan. Klasifikasi tingkat kompetensi
berdasarkan kata kerja yang digunakan disajikan dalam tabel di bawah ini.
1
Mensintesis (synthesize)
Mengelompokkan (group)
Menjelaskan (explain)
Mengorganisasikan (organize)
Meneliti/melakukan eksperimen (experiment)
Menganalogikan (make analogies)
Mengurutkan (sequence)
Mengkategorikan (categorize)
Menganalisis (analyze)
Membandingkan (compare)
Memproses
Mengklasifikasi (classify)
(processing)
Menghubungkan (relate)
Membedakan (distinguish)
2 Mengungkapkan sebab (state causality)
Menerapkan suatu prinsip (applying a principle)
Membuat model (model building)
Mengevaluasi (evaluating)
Merencanakan (planning)
Memperhitungkan/meramalkan kemungkinan
(extrapolating)
Memprediksi (predicting)
Menduga/Mengemukakan pendapat/ mengambil
kesimpulan (inferring)
Meramalkan kejadian alam/sesuatu (forecasting)
Menggeneralisasikan (generalizing)
Mempertimbangkan /memikirkan kemungkinan-
kemungkinan (speculating)
Membayangkan /mengkhayalkan/
mengimajinasikan (Imagining)
Menerapkan dan
Merancang (designing)
mengevaluasi
Menciptakan (creating)
Menduga/membuat dugaan/ kesimpulan awal
3 (hypothezing)
Selain tingkat kompetensi, penggunaan kata kerja menunjukan penekanan aspek yang diinginkan,
mencakup sikap, pengetahuan, serta keterampilan. Pengembangan indikator harus mengakomodasi
kompetensi sesuai tendensi yang digunakan SK dan KD. Jika aspek keterampilan lebih menonjol, maka
indikator yang dirumuskan harus mencapai kemampuan keterampilan yang diinginkan. Klasifikasi kata
kerja berdasarkan aspek kognitif, Afektif dan Psikomotorik disajikan dalam tabel di bawah ini.
Setiap mata pelajaran memiliki karakteristik tertentu yang membedakan dari mata pelajaran lainnya.
Perbedaan ini menjadi pertimbangan penting dalam mengembangkan indikator. Karakteristik mata
pelajaran bahasa yang terdiri dari aspek mendengar, membaca, berbicara dan menulis sangat berbeda
dengan mata pelajaran matematika yang dominan pada aspek analisis logis. Guru harus melakukan
kajian mendalam mengenai karakteristik mata pelajaran sebagai acuan mengembangkan indikator.
Karakteristik mata pelajaran dapat dikaji pada dokumen standar isi mengenai tujuan, ruang lingkup dan
SK serta KD masing-masing mata pelajaran.
Pengembangkan indikator memerlukan informasi karakteristik peserta didik yang unik dan beragam.
Peserta didik memiliki keragaman dalam intelegensi dan gaya belajar. Oleh karena itu indikator
selayaknya mampu mengakomodir keragaman tersebut. Peserta didik dengan karakteristik unik visual-
verbal atau psiko-kinestetik selayaknya diakomodir dengan penilaian yang sesuai sehingga kompetensi
siswa dapat terukur secara proporsional. Sebagai contoh dalam mata pelajaran fisika terdapat indikator
sebagai berikut:
1. Membuat model atom Thomson, Rutherford, dan Niels Bohr dengan menggunakan bahan kertas,
steroform, atau lilin mainan.
2. Memvisualisasikan perbedaan model atom Thomson, Rutherford, dan Niels Bohr.
Indikator pertama tidak mengakomodir keragaman karakteristik peserta didik karena siswa dengan
intelegensi dan gaya belajar visual verbal dapat mengekspresikan melalui cara lain, misalnya melalui
lukisan atau puisi.
Karakteristik sekolah dan daerah menjadi acuan dalam pengembangan indikator karena target
pencapaian sekolah tidak sama. Sekolah kategori tertentu yang melebihi standar minimal dapat
mengembangkan indikator lebih tinggi. Termasuk sekolah bertaraf internasional dapat mengembangkan
indikator dari SK dan KD dengan mengkaji tuntutan kompetensi sesuairujukan standar internasional
yang digunakan. Sekolah dengan keunggulan tertentu juga menjadi pertimbangan dalam
mengembangkan indikator.
Indikator juga harus dikembangkan guna mendorong peningkatan mutu sekolah di masa yang akan
datang, sehingga diperlukan informasi hasil analisis potensi sekolah yang berguna untuk
mengembangkan kurikulum melalui pengembangan indikator.
BAB III
PENUTUP