You are on page 1of 16

Penerimaan dan Penyimpanan obat di Rumah Sakit

Disusun Oleh :

1. Niken Selfiani 2104026133


2. Putri Hardiyanti 2104026202
3. Atikah Ayu Andini 2104026238
4. Sarah Hapsari 2104026239
5. Ahmad Faza Farhani A 2104026240

Kelas : Apoteker B (Sore)

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI DAN SAINS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
JAKARTA
2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan Rumah Sakit yang berorientasi kepada
pelayanan pasien, penyediaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis
Habis Pakai yang bermutu dan terjangkau bagi semua lapisan masyarakat termasuk
pelayanan farmasi klinik (PERMENKES, 2016).
Apoteker bertanggung jawab terhadap pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai di Rumah Sakit yang menjamin seluruh
rangkaian kegiatan perbekalan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, Bahan Medis Habis
Pakai sesuai dengan ketentuan yang berlaku serta memastikan kualitas, manfaat, dan
keamannnya. Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis
Pakai merupakan sutau siklus kegiatan, dimulai dari pemilihan, perencanaan
kebutuhan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pemusnahan dan
penarikan, pengendalian, dan administrasi yang diperlukan bagi kegiatan Pelayanan
Kefarmasian (PERMENKES, 2016).
Penerimaan merupakan kegiatan untuk menjamin kesesuaian jenis, spesifikasi,
jumlah, mutu, waktu penyerahan dan harga yang teretera dalam kontrak atau surat
pesanan dengan kondisi fisik yang diterima (PERMENKES, 2016).
Setelah barang diterima di Instalasi Farmasi perlu dilakukan penyimpanan
sebelum dilakukan pendistribusian. Penyimpanan bertujuan harus dapat menjamin
kualitas dan keamaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis
Pakai sesuai dengan persyaratan kefarmasian. Persyaratan kefarmasian yang
dimaksud meliputi persyaratan stabilitas dan keamanaan, sanitasi, cahaya,
kelembapan, ventilasi (PERMENKES, 2016).
B. Rumusahan Masalah
1. Bagaimana mengelompokkan obat?
2. Sebutkan berkas/dokumen yang harus diperiksa untuk masing-masing jenis obat?
3. Tentukan dan kelompokkan obat yang harus ditandai sebagai B3, High Alert,
LASA, Narkotika, Psikotropika dan nutrisi parenteral?
4. Sebutkan obat –obat yang tergolong elektrolit konsentrat dan bagaimana
penamaan obat dalam golongan LASA?
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penerimaan
Meneurut Kemenkes RI 2019, Penerimaan dan pemeriksaan merupakan salah
satu bagian dari kegiatan pengadaan agar obat yang diterima sesuai dengan jenis,
jumlah dan mutunya berdasarkan dokumen yang menyertainya dilakukan oleh panitia
penerimaan yang salah satu anggotanya adalah tenaga kefarmasian.
Pemeriksaaan mutu obat dilakukan secara organoleptic, khsusu pemeriksaan
label dan kemasan perlu dilakukan pengecekan terhadap tanggal kadaluwarsa, dan
nomor batch terhadap obat yang diterima.
Pemeriksaan mutu obat secara organoleptic dilakukan meliputi:

Tablet dan Tablet Salut Suppositoria Cairan


 Kemasan dan label  Warna  Warna, bau
 Bentuk fisik  Konsistensi  Kejernihan,
(keutuhan, basah,  Kemasan dan label homogenitas
lengket)  Kemasan dan label
 Warna, rasa, bau
Salep Sirup kering Injeksi
 Warna, konsistensi  Warna, bau,  Warna
 Homogenitas penggumpulan  Kejernihan untuk
 Kemasan dan label  Kemasan dan label larutan injeksi
 Homogenitas untu
serbuk injeksi
 Kemasan dan label

Penerimaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis HabiS Pakai harus dilakukan
oleh Apoteer atau tenaga teknis kefarmasian. Petugas yang dilibatkan dalam
penerimaan harus terlatih baik dalam tanggung jawab da tugas mereka, serta harus
mengerti sifat penting dari sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai. Dalam tim
penerimaan harus ada Apoteker. Bila terjadi keraguan terhadap mutu obat dapat
dilakukan pemeriksaan mutu di laboratorium yang ditunjuk pada saat pengadaan dan
merupakan tanggung jawab pemasok yang menyediakan.
Semua sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai harus ditempatkan dalam
tempat persediaan, segera setelah diterima, sediaan farmasi dan bahan medis habis
pakai harus segera disimpan dalam tempat penyimpanan sesuai standar. Sediaan
farmasi dan bahan medis habis pakai yang diterima harus sesuai dengan dokumen
pemesanan.
Hal yang perlu diperhatikan dalam penerimaan:
1. Harus mempunyai Materual Safety Data Sheet (MSDS), untuk bahan
berbahaya.
2. Khusus untuk alat kesehatan harus mempunyai Certificate of Origin.
3. Sertifikat Analisa Produk
4. Khusus vaksin dan enzim harus diperiksa cool box dan catatan
pemantauan suhu dalam perjalanan.
B. Penyimpanan
Menurut Kemenkes RI 2019, Petunjuk Teknis Standar Pelayanan
Kefarmasaian di Rumah Sakit menjelasakan mengenai penyimpanan. Penyimpanan
merupakan suatu kegiatan menyimpan dan memelihara dengan cara menempatkan
sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai yang diterima pada tempat yang dinilai
aman dari pencurian serta gangguan fisik yang dapat merusak mutu obat. Tujuan
penyimpanan adalah untuk memelihara sediaan farmasi, menghindari penggunaan
yang tidak bertanggungjawab, menghindari kehilangan dan pencurian, serta
memudahkan pencarian dan pengawasan.
Aspek yang perlu diperhatikan yaitu:
 Area penyimpanan obat di gudang dan satelit farmasi tidak boleh dimasuki
selain oleh petugas farmasi yang diberi kewenangan.
 Area penyimpanan obat di ruang perawatan tidak boleh dimasuki selain oleh
petugas yang diberi kewenangan oleh kepala ruangan.
 Sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai dilindungi dari
kehilangan atau pencurian di semua area rumah sakit, missal diberi CCTV,
penggunaan kartu stok dan akses terbatas untuk Instalasi Farmasi.
 Obat dan bahan kimia yang digunakan untuk mempersiapkan obat diberi label
yang secara jelas dapat dibaca, memuat nama, tanggal pertama kemasan
dibuka, tanggal kadaluwarsa dan peringatan khusus.
 Obat yang dikeluarkan dari wadah asli, seperti sediaan injeksi yang sudah
dikemas dalam syringe harus diberi etiket:
Nama pasien dan identitas lain (nomor rekam medic dan/atau tanggal
lahir)
Tanggal dibuka
Tanggal kadaluwarsa setelah dibuka
 Obat dan bahan kimia yang didistribusikan dengan pengemasan ulang
(repacking) harus diberikan etiket:
Nama
Konsentrasi/kekuatan
Tanggal pengemasan
Beyond use date (BUD)
 Tersedia rak/lemari dalam jumlah cukup untuk memuat sediaan farmasi, alat
kesehatan dan bahan medis habis pakai.
 Jarak antara barang yang diletakkan diposisi tertinggi dengan langit-langit
minimal 50 cm.
 Langit-langit tidak berpori dan tidak bocor.
 Tersedia pallet yang cukup untuk melindungi sediaan farmasi dari kelembaban
lantai.
 Tersedia alat pengangkut sesuai kebutuhan (forklift, troli)
 Ruangan harus bebas dari serangga dan binatang pengganggu.
 Tersedia system pendingin yang dapat menjaga suhu ruangan dibawah 25C
 Dinding terbuat dari bahan yang kedap air, tidak berpori dan tahan benturan
 Lantai terbuat dari bahan yang tidak berongga vinyl/floor hardener (tahan zat
kimia)
 Luas ruangan memungkinkan aktivitas pengangkutan dilakukan secara leluasa
 Harus tersedia minimal dua pintu untuk jalur evakuasi
 Lokasi bebas banjir
 Tersedia lemari pendingin untuk penyimpanan obat tertentu
 Tersedia alat pemantau suhu ruangan terkalibrasi dan lemari pendingin
 Di area perawatan pasien tidak diperbolehkan menyimpan sediaan farmasi,
alat kesehatan, bahan medis habis pakai dengan kemasan tersier (kardus
terluar)
 Untuk bahan berbahaya dan beracun harus tersedia:
a. Eye washer dan shower
b. Spill kit (peralatan penanganan tumpahan)
c. Lembar Material Safety Data Sheet (MSDS)
d. Rak/wadah penyimpanan yang dilengkapi symbol B3 yang sesuai
 Sistem First Expired First Out (FEFO), First In First Out (FIFO) dan
penyimpanan berdasarkan alfabetis atau kelas terapi
 Kerapihan dan kebersihan ruang penyimpanan
 Obat kadaluwarsa yang menunggu waktu pemusnahan disimpan di tempat
khusu yaitu ruang karantina
 Tempat penyimpanan obat tidak dipergunakan unuk penyimpanan barang
lainnya yang menyebabkan kontaminasi
 Obat yang mendekati kadaluwarsa (3 sampai 6 bulan sebelum tanggal
kadaluwarsa tergantung kebijakan rumah sakit) disimpan terpisah da diberikan
penandaan khusus.
 Obat yang dibawa pasien sebaiknya disimpan di Instalasi Farmasi,
menggunakan formulir serah terima obat/alkes yang dibawa pasien dari luar
rumah sakit
 Obat harus disimpan dalam kondisi yang menjaga stabilitas bahan aktif hinga
digunakan oleh pasien. Informasi terkait dengan suhu penyimpanan obat dapat
dilihat pada kemasan obat. Tempat penyimpanan obat (ruangan dan lemari
pendingin) harus selalu dipantau suhunya menggunakan thermometer yang
terkalibrasi. Khusus vaksin tidak direkomendasikan disimpan dalam kulkas
rumah tangga. Pemantauan suhu ruangan dilakukan 1 kali sehari, pemantauan
lemari pendingin 3 kali sehari
 Thermometer yang digunakan untuk mengukur suhu lemari pendingin dapat
berupa thermometer eksternal dan internal. Thermometer harus dikalibrasi
setiap tahun.
 Suhu penyimpanan obat harus dipantau setiap hari termasuk hari libur. Bila
ditemukan suhu diluar rentang normal, maka petugas farmasi harus
melaksanakan pengamanan sesuai dengan kebijakan rumah sakit untuk
mempertahankan stabilitas dan mutu obat. Petugas farmasi mengidentifikasi
dan menindaklanjuti kemungkinan penyebab suhu penyimpanan di luar
rentang normal.
 Penangan jika listrik padam
Ruang penyimpanan obat harus diprioritaskan untuk mendapatkan pasokan
listrik cadangan/genset apabila terjadi pemadaman listrik.
 Inspeksi/pemantauan dilakukan secara berkala terhadap tempat penyimpanan
obat. Untuk memudahkan pemantauan, maka dapat dibuat ceklis pemantuan
terhadap aspek-aspek penyimpanan yang baik dan aman.
 Beberapa macam obat memiliki risiko khusu yang memerlukan ketentuan
tersendiri dalam penyimpanan, pelabelan dan pengawasan penggunaannya,
seperti: obat program, obat yang dibawa pasien dari luar rumah sakit, produk
nutrisi, obat penelitian dan bahan radioaktif.
a. Obat yang memerlukan kewaspadaan tinggi (high alert)
Obat High Alert adalah obat yang harus diwaspadai karena berdampak serius
pada keselamatan pasien jika terjadi kesalahan dalam penggunaannya.
Obat High Alert mencakup:
a) Obat risiko tinggi, yaitu sediaan farmasi dengan zat aktif yang akan
menimbulkan kematian atau kecacatan bila terjadi kesalahan (error) dalam
penggunaannya (contoh: insulin, heparin atau kemoterapeutik).
b) Obat yang terlihat mirip dan kedengarannya mirip (Nama Obat Rupa dan
Ucapan Mirip/NORUM, atau Look Alike Sound Alike/LASA).
c) Elektrolit konsentrat contoh: kalium klorida dengan konsentrasi sama atau
lebih dari 2 mEq/ml, kalium fosfat, natrium klorida dengan konsentrasi lebih
dari 0,9% dan magnesium sulfat injeksi dengan konsentrasi 50% atau lebih.
d) Elektrolit konsentrasi tertentu, contoh: kalium klorida dengan konsentrasi
1mEq/ml, magnesium sulfat 20% dan 40%.
Obat berisiko tinggi disimpan di tempat terpisah dan diberi label “High
Alert”. Untuk obat sitostatika penandaan dapat diberikan tanda/label sesuai standar
internasional dan tidak perlu diberikan lagi tanda/label high alert.
Elektrolit konsentrat dan elektrolit konsentrasi tertentu hanya tersedia di
Instalasi Farmasi/Satelit Farmasi. Elektrolit konsentrat dan elektrolit konsentrasi
tertentu disimpan dengan lokasi akses terbatas dan penandaan yang jelas untuk
menghindari kesalahan pengambilan dan penggunaan. Pelabelan high alert diberikan
dari gudang agar potensi terlupa pemerian label high alert di satelit farmasi dapat
diminimalkan, stiker high alert ditempelkan pada kemasan satuan terkecil.
b. Obat Look Alike Sound Alike (LASA)/NORUM
Penyimpanan obat LASA/NORUM tidak saling berdekatan dan diberi label
khusus sehingga petugas dapat lebih mewaspadai adanya obat LASA/NORUM.
Disarankan dalam penulisan menggunakan Tall Man Lettering untuk nama obat yang
bunyi/ejaannya mirip.
c. Obat Narkotika, Psikotropika dan precursor
Obat Narkotika dan Psikotropika masing-masing harus disimpan dalam lemari
yang terpisah. Obat Narkotika disimpan dalam lemari dengan satu pintu dan dua
kunci yang berbeda seuai dengan perundang-undangan yang berlaku.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no. 3 tahun 2015
tentang Peredaran, Penyimpanan, Pemusnahan, dan Pelaporan Narkotika,
Psikotropika dan Prekursor Farmasi menjelaskan mengenai penyimpanan obat
narkotika, psikotropik dan prekursor dapat berupa gudang khusus, ruang khusus dan
lemari khusu.
a) Gudang khusus yang dimaksud harus memenuhi persyartan sebagai beriku:
1. Dinding dibuat dari tembok dan hanya mempunyai pintu yang dilengkapi
dengan pintu jeruji besi dengan dua buah kunci yang berbeda,
2. Langit-langit dapat terbuat dari tembok beton atau jeruji besi
3. Jika terdapat jendela atau ventilasi harus dilengkapi dengan jeruji besi,
4. Gudang tidak boleh dimasuki oleh orang lain tanpa izin Apoteker
penanggung jawab,
5. Kunci gudang dikuasai oleh Apoteker penanggung jawab dan pegawai
lain yang dikuasakan.
b) Ruang khusus yang dimaskud harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. Dinding dan langit-langit terbuat dari bahan yang kuat,
2. Jika terdapat jendela atau ventilasi harus dilengkapi dengan jeruji besi
3. Mempunyai satu pintu dengan dua buah kunci yang berbeda
4. Gudang tidak boleh dimasuki oleh orang lain tanpa izin Apoteker
penanggung jawab,
5. Kunci gudang dikuasai oleh Apoteker penanggung jawab dan pegawai
lain yang dikuasakan.
c) Lemari khusus yang dimaskud harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. Terbuat dari bahan yang kuat
2. Tidah mudah dipindahkan dan mempunyai 2 kunci yang berbeda
3. Harus diletakkan ddalam ruang khusus di sudut gudang untuk Instalasi
Farmasi Pemerintahan
4. Diletakkan ditempat yang aman dan tida terlihat oleh umum untuk apotek,
Instalasi Farmasi di Rumah Sakit
5. Kunci lemari khusus dikuasi oleh Apoteker penanggung jawab

Jika terdapat sisa narkotika maka harus dilakukan pemusnahan sesegera


mungkin untuk menghindari penyalahgunaan. Pemusnahan sisa narkotika harus
disaksikan oleh dua petugas yang berbeda profesi dan didokumnetasikan dalam
formulir/berita acara pemusnahan sisa narkotika.

d. Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)


Bahan berbahaya dan beracun (B3) disimpan di lemari khusus dengan
penandaan yang menunjukkan sifat bahan tersebut.
e. Obat dan Alat Kesehatan Untuk Keadaan Darurat (Emergensi)
Penyimpanan oabt dan alat kesehatan emergensi harus memperhatikan aspek
kecepatan bila terjadi kegawatdaruratan dan aspek keamaan dalam penyimpanan.
Obat dan alat kesehata emergensi digunakan hanya pada saat emergensi. Monitoring
terhadap obat dan alat kesehtatan emergensi dilakukan secara berkala. Pemantauan
dan penggantian obat emergensi yang kadaluwarsa dan rusak secara tepat waktu.
BAB III
PEMBAHASAN

1. Bagaimana mengelompokkan barang tersebut dibawah ini?


Menurut Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 2019, pengelompokkan barang tersebut
dibagai berdasarkan:
a. Ketentuan Pemerintah : Narkotika & Psikotropika
b. Stabilitas obat (Obat termolabil, terurai oleh cahaya, terurai udara dan higroskopis)
c. Sistem FIFO (First In First Out) dan FEFO (First Expired First Out)
d. Sifat Sediaan :
 Obat High Alert
 Obat Sitostatika
 Obat LASA (Look Alike Sound Alike) atau NORUM (Nama Obat
Rupa dan Ucapan Mirip)
 Bahan berbahaya dan beracun (B3)
e. Bentuk sediaan
f. Alfabet

2. Sebutkan berkas/dokumen yang harus diperiksa untuk masing-masing jenis barang?


Menurut Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 2019, berkas yang diperlukan yaitu:
a. Periksa keabsahan faktur meliputi nama dan alamat PBF serta tanda tangan
penaggung jawab dan stempel PBF
b. Mencocokan faktur dengan obat yang datang meliputi jenis dan jumlah serta nomor
batch sediaan
c. Bahan baku Obat harus disertai Sertifikat Analisa
d. Bahan berbahaya harus menyertakan Matery Safety Data Sheet (MSDS)
e. Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan , Bahan Medis Habis Pakai harus mempunyai
Nomor Izin Edar
f. Expired date minimal 2 (dua) tahun kecuali untuk Sediaan, Alat Kesehatan, dan
Bahan Medis Habis Pakai tertentu (vaksin, regensia, dan lain-lain)
3. Tentukan dan kelompokkan yang harus ditandai (diberikan stiker) sebagai B3, High
Alert, LASA, Narkotika, Psikotropika, dan nutrisi parenteral?

NAMA MATKES SAT JUML ELEKT HIGH NARKO LASA PENULISAN NAMA
AH ROLIT ALERT TIKA OBAT
KONSE PSIKOT
NTRAT ROPIK
A
Actylise Inj (Fibrion 1.500.000 iu) Vial 1,1 x √ x x Actylise inj (fibrion
1.500.000 iu)
Acyclovir Cream 5% Tube 15 x x x √ Acyclovir CREAM
5%
Adant dispo Pack 10 x √ x x Adant dispo (sodium
hyaluronat)
Alkohol 70 % 1 L Botol 100 x x x √ Alkohol 70 % 1 L
Alkohol 95% @ 1 l Botol 50 x x x √ Alkohol 95 % 1 L
Alprazolam 0,5 mg Tab 900 x x √ √ Alprazolam 0,5 MG
Alprazolam 1 mg Tab 1500 x x √ √ Alprazolam 1 MG
Amikacin Inj 500mg Amp 5 x x x x Amikacin Inj 250 Mg
Anti Hemoroid supp Supp 150 x x x x Anti Hemoroid
Suppositoria
Asam traneksamat 500 mg Inj Amp 500 x x x Asam traneksamat 250
√ mg INJEKSI
Atropin Sulfat Inj Amp 500 x √ x x Atropin Sulfat Inj
Betadin sol 1L Botol 35 x x x x Betadine Solutio 1L
Bisoprolol (Concor 2,5 mg) Tab 2000 x x x Bisoprolol (Concor 2,5
√ MG)
Buscopan Tab 200 x x x √ Buscopan PLUS
Ca Gluconas Inj Amp 500 √ √ x √ Ca Gluconas Inj
Calcium Lactas Tab 800 x x x √ Calcium LACTAS
Candesartan 16 mg Tab 14000 x x x √ Candesartan 16 MG
Catapres 150 mcg Inj Amp 80 x x x Catapres 150 mcg
√ Injeksi
Cefazolin Inj Amp 200 x x x √ Cefazolin Injeksi
Cefoperazone + sulbactam Inj Vial 200 x x x CefoPERAZONE +
√ SULBACTAM Injeksi
Cefotaxime Inj Vial 500 x x x √ CefoTAXIME Inj
Cendo Catarlent ED Botol 20 √ x x Cendo CATARLENT
√ Eye Drop
Cendo cenfresh ed Botol 150 x x x Cendo CENFRESH
√ eye drop
Cendo Noncort ED Botol 10 x x x Cendo NONCORT
√ Eye drop
Cendo Noncort MD Botol 10 x x x Cendo NONCORT
√ Minidose
Clozapin 25mg (Clorilex) Tab 700 x x x √ Clozapine 25 MG
Codikaf 10 mg Tab 500 x √ √ √ Codikaf 10 MG
Codikaf 20 mg Tab 200 x √ √ √ Codikaf 20 MG
Desoximethason 10 gram Cream Tube 300 x x x √ Desoximethason 10
gram Cream
Dexamethason Inj Amp 1200 x x x √ Dexamethason
INJEKSI
Diazepam 2mg Tab 3000 x x √ √ Diazepam 5 MG
Diazepam 5 mg Tab 1000 x x √ √ Diazepam 2 MG
Dipsamol Inhaler (Ventolin) Botol 5 x x x x Dipsamol Inhaler
(Ventolin)
Dobutamin Inj Amp 150 √ √ x √ DOBUtamin Inj
Durogesic Patch 12,5ug Pcs 30 x √ √ √ Durogesic Patch 25ug
Durogesic Patch 25ug Pcs 3+C38: x √ √ Durogesic Patch
H430 √ 12,5ug
Duvadilan Inj Amp 60 x x x x Duvadilan Inj
Fapresor Amp 20 √ √ x √ Fapresor
Haloperidol 1,5 mg Tab 100 x x x √ Haloperidol 1,5 MG
Haloperidol 5 mg Tab 100 x x x √ Haloperidol 5 MG
Harnal Ocas (prostam SR) Tab 5000 x x x √ Harnal OCAS (prostam
SR)
HEPAMERZ Tab 100 x x x √ Hepa-Merz TABLET
Herbesser CD 100 mg Tab 300 x x x √ Herbesser CD 100 MG
Herbesser CD 200 mg Tab 400 x x x √ Herbesser CD 200 MG
Hidrochlorotiazide (HCT) 25 mg Tab 3000 x x x x Hidrochlortiazide
(HCT) 25 mg
Hp Pro Tab 3500 x x x x HP Pro
Hydroxyurea / Hydrea Tab 50 x x x x Hydroxyurea / Hydrea
ISDN Inj Amp 60 x √ x x ISDN Inj
Kalitake Sach 500 x x x x Kalitake
Ketamin Inj Vial 60 x √ x x Ketamin Inj
Ketorolac 10 mg Inj Amp 200 x x x √ KetoROLAC 10 mg
Inj
Lansoprazole injeksi Amp 500 x x x √ LansoPRAZOLE inj
Larce 200 mg Amp 60 x x x √ Larce 200 MG
Leucoplast 5 inc Roll 50 x x x √ Leucoplast 7,5 Inc
Leucoplast 7 inc Roll 15 x x x √ Leucoplast 7 Inc
Leucoplast 7,5 inc Roll 15 x x x √ Leucoplast 5 Inc
Lipitor 20 mg Tab 100 x x x √ Lipitor 20 MG
Lisinopril 10 mg (Noperten) Tab 150 x x x √ Lisinopril 10 MG
Lomatulle Pcs 400 x x x √ LOMAtulle
Lovenox 0,4 Syrg 80 x √ x √ Lovenox 0,4
Lovenox 0,6 Syrg 80 x √ x √ Lovenox 0,6
Mask non rebrething anak Pcs 5 x x x √ Mask non rebrething
ANAK
Mask non rebrething dewasa Pcs 60 x x x √ Mask non rebrething
DEWASA
Mask O2 anak Pcs 10 x x x √ Mask O2 ANAK
Mask O2 anak (Paediatric) Pcs 5 x x x √ Mask O2 anak
(PAEDIATRIC)
Masker nebulizer dewasa Pcs 50 x x x √ Masker nebulizer
DEWASA
Masker O2 dewasa Pcs 100 x x x √ masker O2 DEWASA
Needle 18 G Pcs 60 x x x √ needle 18 G
Needle 23 G Pcs 300 x x x √ needle 23 G
Negative plate Pcs 150 x x x x Negative plate
Novopen needle Pcs 200 x x x √ novoPEN needle
NTG Inj Amp 200 x √ x x NTG Inj
Omeprazole 40mg Inj Vial 2000 x √ Omeprazole 40mg
x x INJEKSI
Otsu NS 1.000 ml 0,9% Botol 500 x x Otsu NS 1.000 ML
x x 0,9%
Paracetamol Infus Botol 1000 x x x x Paracetamol INFUS
Parafilm Roll 5 x x x x Parafilm
Pehacain Inj Amp 200 x √ x x Pehacain Inj
Pencil couter (Spm) Pcs 100 x x x x Pencil couter (Spm)
Phytomenadion (Vitamin K Inj) Amp 700 x x Phytomenadion
x x (Vitamin K Inj)
Proanes Injeksi (Propofol) Amp 100 x x Propofol Injeksi 10mg/
x √ ml
Rnger Laktat (RL) 500ml Kolf 3000 x x x x Ringer Lactate 500ml
Sanbe Tears Botol 60 x x x x Sanbe Tears
Selang O2 dewasa (Delvi) Pcs 200 x x x x Selang O2 DEWASA
(Delvi)
Sevoflurane Botol 25 x √ x x Sevoflurane
Sirkuit Ventilator dewasa Pcs 50 x x x x Sirkuit Ventilator
DEWASA
Sod. Chlorida 0.9% 500 ml Botol 1000 x x x Sod. Chlorida 0.9%
x 500 ml
Steril water @ 1 liter Botol 800 x x x x Steril water @ 1 liter
Steril water @ 25ml Botol 1500 x x x x Steril water @ 25ml
Streptokinase Inj Vial 2 x x x √ StreptoKINASE Inj
Symbicort 160/120 mg dose Botol 10 x x x √ Symbicort 160/120 Mg
dose
Symbicort 80 mg dose Box 10 x x x √ Symbicort 80 MG dose
Syringe 3 cc (Terumo) Pcs 1000 x x x √ Syringe 3 cc (Terumo)
Syringe 5 cc (Terumo) Pcs 1000 x x x √ Syringe 5 cc (Terumo)
Tarivid Otic Botol 10 x x x √ Tarivid OPTALMIC
Thrombopop Gel 20 gram Tube 15 x x x √ ThromboPOP gel 20 gr
Tramadol Inj 100 mg Amp 400 x x x √ Tramadol INJEKSI
100 mg
Trifamycetin SK Tube 100 x x x ✓ TRIFAmycetin SK
(Chloramphenicol) (Chloramphenicol)
VAGISTIN OVULA Ovul 50 x x x √ VAGIStin Ovula
a
Vanconex 500 mg Vial 10 x x x √ vanCONEX 500mg
Velutine / ventolin nebules Neb 300 x x x √ Velutine NEBULES

4. Sebutkan obat-obat yang tergolong elektrolit konsentrat dan Bagaimana penamaan obat dalam
golongan LASA?
Menurut Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 2019:
a. Obat disimpat secara terpisah dengan obat lain
b. Beri label dengan jelas pada setiap kotak penyimpanan obat dan menampilkan
kandungan aktif dari obat tersebut dan berikan label penandaan obat dengan
kewaspadaan tinggi atau LASA/NORUM
c. Obat LASA diberi stiker warna berbeda
d. Jika obat LASA nama sama memiliki 3 (tiga) kekuatan berbeda , maka masing-
masing obat diberi warna yang berbeda dengan menggunakan stiker
e. Jika obat LASA nama sama tetapi hanya ada 2 (dua )kekuatan yang berbeda,
maka perlakuannya sama seperti obat LASA nama sama dengan 3 kekuatan
berbeda
5. Sebutkan persyaratan penyimpanan Narkotika Psikotropika?
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2015
tentang Penyimpanan Narkotika dan psikotropika sebagai berikut:
a. Terbuat dari bahan yang kuat
b. Tidak mudah dipindahkan
c. Mempunyai 2 (dua) buah kunci yang berbeda
d. Diletakkan di tempat yang aman dan tidak terlihat oleh umum
e. Kunci lemari khusus dikuasai oleh Apoteker penanggung jawab/Apoteker yang
ditunjuk dan pegawai lain yang dikuasakan
6. Sebutkan indikator mutu penyimpanan?
Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2016 tentang Farmasi
Rumah Sakit Dan Klinik, mutu penyimpanan berdasarkan:
a. Persentase kecocokan antara barang dan stok komputer atau kartu stok
b. Turn Over Ratio (TOR)
c. Sistem penataan gudang
d. Persentase nilai obat yang kadaluarsa atau rusak
e. Persentase stok mati (dead stok)

BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil yang didiskusikan dapat mengetahui proses penerimaan dan
penyimpanan obat di Rumah Sakit. Penerimaan obat harus sesuai dengan dokumen
yang terlampir dari distributor dan surat pesanan dari Rumah Sakit, penyimpanan obat
yang sudah diterima harus disimpan sesuai dengan pengelompokkan obat seperti High
Alert, obat Sitotoksik, LASA, Narkotik, Psikotropik dan Elektrolit Parenteral.
Penyimpanan obat perlu diperhatikan kestabilitasan obat tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 72 Tahun 2016 Tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian DI Rumah Sakit.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2019. Jakarta. Petunjuk Teknis Standar
Pelayanan Kefarmasian Di Rumah Sakit.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 3 Tahun 2015 Tentang Peredaran,
Penyimpanan, Pemusnahan, Dan Pelaporan Narkotika, Psikotropika, Dan Prekursor
Farmasi
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Jakarta. Farmasi Rumah Sakit Dan Klinik.

You might also like