You are on page 1of 50

TESIS

RANCANG BANGUN APLIKASI KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP


PENGETAHUAN ORANG TUA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN
BERBASIS ANDROID

Oleh:

RINA INDA SARI

P102191044

SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2021

HALAMAN PENGAJUAN

RANCANG BANGUN APLIKASI KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP


PENGETAHUAN ORANG TUA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN
BERBASIS ANDROID
Tesis

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Magister

Program Studi

Ilmu Kebidanan

Disusun dan diajukan oleh

RINA INDA SARI

kepada

SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2021
iii

HALAMAN PENGESAHAN

RANCANG BANGUN APLIKASI KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP


PENGETAHUAN ORANG TUA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN
BERBASIS ANDROID

Disusun dan diajukan oleh

RINA INDA SARI


P102191044

Telah disetujui dan dipertahankan


Pada tanggal, 2021
Dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Menyetujui
Komisi Penasihat

Prof.Dr. Syafruddin Syarif, M.T. dr. M. Aryadi Arsyad, M.Biomed.,Ph.D.


Ketua Komisi Penasihat Sekretaris Komisi Penasihat
Mengetahui
Ketua Program Studi
Magister Kebidanan Universitas Hasanuddin

Dr.dr.Sharvianty Arifuddin, Sp.OG (K)


NIP. 197308313006042001
PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini


iv

Nama : Rina Inda Sari


NIM : P102191044
Program Studi : Ilmu Kebidanan
Jenjang : S2 (Magister)

Menyatakan dengan ini bahwa karya tulisan saya berjudul “Rancang Bangun
Aplikasi Kesehatan Reproduksi Terhadap Pengetahuan Orang Tua Sebagai Media
Pembelajaran Berbasis Android” adalah benar-benar hasil karya tulis saya sendiri dan
bukan merupakan pengambil alihan tulisan atau pemikiran orang lain. Apabila di kemudian
hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa sebagian atau keseluruhan tesis ini hasil karya
orang lain, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Makassar, 2021
Yang Menyatakan

Rina Inda Sari

PRAKATA
v

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat
menyelesaikan Tesis yang berjudul “Rancang Bangun Aplikasi Kesehatan Reproduksi
Terhadap Pengetahuan Orang Tua Sebagai Media Pembelajaran Berbasis Android”.
Penulis menyadari bahwa penyusunan tesis ini jauh dari kesempurnaan olehnya itu
dengan rendah hati mengharapkan saran dan kritik yang membangun. Penulis ucapkan
banyak terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Syafruddin Syarif,M.T selaku pembimbing I
dan Bapak dr. M. Aryadi Arsyad, M.Biomed., Ph.D selaku pembimbing II yang selama ini
telah membantu dalam setiap masalah, membimbing dan memberikan arahan kepada
penulis.
Ucapan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat:
1. Prof. Dr. Dwia Aries Tina Pulubuhu, MA., selaku Rektor Universitas Hasanuddin
Makassar
2. Prof. Dr. Ir. Jamaluddin Jompa, M.Sc selaku Dekan Sekolah Pascasarjana Universitas
Hasanuddin Makassar
3. Dr. dr. Sharvianty Arifuddin, Sp.OG (K) selaku Ketua Program Studi Magister
Kebidanan Universitas Hasanuddin Makassar
4. Dr. Andi Nilawati Usman, SKM,M.Kes, Dr. dr. Irfan Idris, M.Kes dan Dr. dr. Sri
Ramadany, M.Kes selaku penguji yang telah memberikan masukan, bimbingan, serta
perbaikan sehingga tesis ini dapat diselesaikan.
5. Dosen dan seluruh Staf Program Studi Magister
Penulis tak lupa pula mengucapkan terimakasih untuk kedua orang tua ayahanda
La Sari Ama.Pd dan ibunda Wa Ode Awalia Gani, saudara, sahabat saya Nur Fatma
Amd.Keb, teman-teman Magister Kebidanan angkatan X serta seluruh pihak yang telah
membantu dan memberikan motivasi sehingga penulis mampu menyelesaikan tesis ini
dengan baik.
Akhir kata, semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melimpahkan rahmat,
berkat dan karunia-Nya kepada kita semua sebagai hamba-Nya yang selalu bersyukur
dan gemar menuntut ilmu.
vi

Makassar, 2021

RINA INDA SARI

ABSTRAK
vii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL.....................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN......................................................................ii
PERNYATAAN KEASLIAN TESIS.............................................................
PRAKATA.................................................................................................iii
ABSTRAK...................................................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................v
DAFTAR GAMBAR....................................................................................
viii

DAFTAR TABEL.......................................................................................vi
DAFTAR GRAFIK....................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................viii
DAFTAR LAMBANG DAN SINGKATAN...................................................ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................4
C. Tujuan Penelitian.........................................................................4
D. Kerangka Teori............................................................................6
E. Kerangka Konsep........................................................................7
F. Hipotesis.....................................................................................8
BAB II METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Desain Penelitian........................................................9
B. Waktu dan Tempat Penelitian.....................................................9
C. Populasi dan Sampel..................................................................9
D. Definisi Operasional..................................................................11
E. Instrumen..................................................................................11
F. Tekhnik Analisa Data................................................................12
G. Tahapan penelitian....................................................................12
H. Alur Penelitian...........................................................................14
BAB III HASIL PENELITIAN
A. Analisis Kebutuhan dan Studi Pustaka
B. Desain Dan Pengembangan Produk Awal
C. Uji Validitas Ahli
D. Uji Coba Kelompok Kecil dan Besar
BAB IV PEMBAHASAN
A. Pengetahuan Orang Tua Tentang Kesehatan Reproduksi
B. Kemudahan Penggunaan Aplikasi sebagai media pembelajaran

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


ix

A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.1 Definisi Operasional..................................................................11
x

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1.1 Kerangka Teori.....................................................................6
Gambar 1.2 Kerangka Konsep.................................................................7
Gambar 2.1 Alur Penelitian.....................................................................14
xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I. Lembar kuesioner


xii

DAFTAR ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN

Lambang Keterangan

ICPD International Conference on Population and Development


PKPR Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja
KRR Kesehatan Reproduksi Remaja
IMS Infeksi Menular seksual
KTD Kehamilan tidak diinginkan
KESGA Kesehatan Keluarga
xiii
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan reproduksi remaja merupakan problematika yang selalu menjadi


perhatian baik di lingkungan keluarga, masyarakat maupun pemerintah. Remaja
didefenisikan sebagai peralihan dari masa anak ke masa dewasa yang meliputi perubahan
biologis, psikis, emosi dan sosial. Biasanya pada tahap ini anak selalu ingin mencoba hal
baru, muncul berbagai gejolak emosional dan sering menimbulkan banyak masalah baik
dalam diri, keluarga maupun lingkungan sosialnya (Febriana 2016).
Peran orang tua dalam keluarga sangat dibutuhkan oleh anak terutama dalam
memberi pemahaman kesehatan organ reproduksi, serta bagaimana cara dalam
menyikapi perubahan saat pubertas (Grossman, Jenkins, and Richer 2018; Maina, Ushie,
and Kabiru 2020). Namun faktanya, orang tua cenderung terlambat untuk memberikan
informasi kesehatan reproduksi pada anaknya, pemberian informasi tidak lengkap dan
bahkan sama sekali tidak memberikan informasi akibat kurangnya pengetahuan (Chandra-
Mouli and Patel 2017; Shams et al. 2017). Orang tua menganggap topik pembahasan
kesehatan reproduksi remaja merupakan hal yang bersifat negatif karena diartikan
sebagai persoalan hubungan seksual yang tidak pantas untuk dibahas dan memberikan
respon yang tegas sehingga anak remaja takut untuk berkomunikasi mengenai masalah
kesehatan reproduksi. Selain itu karena adanya faktor hambatan komunikasi orang tua
terhadap anak misalnya norma sosial, agama, dan gender. Selama ini sasaran
penyuluhan selalu hanya pada anak remaja di sekolah. Orang tua tidak pernah dilibatkan
untuk menjadi sasaran penyuluhan edukasi kesehatan reproduksi remaja sehingga tidak
adanya timbal balik penerimaan edukasi oleh anak remaja di lingkungan keluarga
(Kusheta et al. 2019; Titiloye and Ajuwon 2017).
Akibat kurangnya peran dan perhatian orang tua, anak remaja cenderung mencari
informasi dari teman dan media sosial yang bisa saja memberikan informasi yang salah
dan lebih memilih diam dari pada bertanya atau berdiskusi bersama orang tua serta tidak
2

mampu untuk mengatasi permasalahan kesehatan reproduksinya (Zakaria et al. 2019).


Dalam penelitian Thet et al (2018), remaja putri yang melakukan diskusi bersama ibunya
tentang kesehatan reproduksi seksual hanya sebanyak 2,7% dengan topik pembahasan
yang terbatas dan lebih dominan responden memiliki tanggapan negatif tentang
komunikasi masalah kesehatan reproduksi seksual. Selain itu, Ziapour et al (2020) dalam
penelitiannya juga menemukan 88% tidak adanya komunikasi keluarga terkait praktik
personal hygiene kesehatan reproduksi pada anak.
Konferensi internasional ICPD (International Conference on Population and
Development) di kairo tahun 1994 telah mengukuhkan mengenai hak anak remaja
mendapatkan pelayanan konseling kesehatan reproduksi serta hak dan tanggung jawab
orang tua untuk membimbing, tidak melarang anak remaja untuk mendapatkan informasi
dan pelayanan kesehatan reproduksi. Tahun 2000 pemerintah Indonesia menetapkan
KRR (Kesehatan Reproduksi Remaja) sebagai program nasional dan tahun 2003
diadakan kembali program PKPR (Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja) sebagai upaya
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Namun hingga saat ini penyelenggaraannya
belum maksimal akibat tidak adanya kebijakan tegas oleh sektor kesehatan dan
kurangnya tim medis terlatih yang khusus menjalankan program tersebut (Atikah Rahayu,
SKM, et al 2017). Dalam data pencapaian puskesmas di Indonesia, Sulawesi tenggara
termasuk salah satu kategori provinsi yang masih rendah untuk melakukan kegiatan
kesehatan remaja yakni dengan presentase 3,28 % (Kemenkes RI 2019).
Menurut Badan Pusat Statistik (2020), Perempuan yang menikah sebelum berumur
18 tahun berdasarkan tingkat provinsi terdapat 20 provinsi yang nilai presentasenya jauh
dari angka rata-rata Nasional (11,2%), salah satunya provinsi sulawesi tenggara dengan
presentase 19,0%. Dampak remaja yang menikah lalu hamil dengan usia kurang dari 18
tahun lebih besar beresiko terjadi berbagai macam komplikasi jika dibandingkan dengan
kelompok usia 20-24 tahun misalnya perdarahan, keguguran, kelainan pada bayi atau
cacat bawaan lahir, prematur, berat badan bayi lahir rendah hingga stunting pada anak.
Hal ini karena organ reproduksi seperti rahim belum cukup mampu bereproduksi dengan
aman untuk memelihara hasil pembuahan dan perkembangan janin. Selain itu akibat dari
kurang siapnya mental dalam menyesuaikan diri sebagai orang tua baru, dapat memicu
3

terjadinya depresi pasca melahirkan dan memberikan pola asuh yang salah yang dapat
berdampak pada tumbuh kembang anak (Atikah Rahayu, SKM, et al 2017; Badan Pusat
Statistik 2020).
Untuk mengatasi kurangnya peran dan pengetahuan orang tua dalam memberikan
informasi mengenai kesehatan reproduksi pada anak remaja di zaman era milenial, maka
diperlukan sarana media edukasi inovatif dengan memanfaatkan kemajuan ilmu teknologi
salah satunya adalah aplikasi berbasis android yang dapat menjadi pilihan alternatif bagi
orang tua untuk belajar mandiri. Aplikasi berbasis android sangat menarik bila
dibandingkan media lainnya seperti buku, leaflet atau sekedar video learning. Sebab
dalam aplikasi memuat berbagai macam karakteristik media gambar, video animasi,
musik, game edukasi yang dapat menghilangkan kejenuhan pengguna, lebih menarik,
simple, memanfaatkan fungsi teknologi dan bersifat jangka panjang. Terlebih jika aplikasi
berbasis android dapat digunakan secara offline dan terpasang pada play store, sehingga
kapanpun dan dimanapun dapat mudah diakses (Novaeni et al 2018).
Studi pendahuluan melalui wawancara salah satu petugas kesehatan keluarga
seksi kesehatan ibu dan anak (KESGA KIA), pemegang program PKPR dinas kesehatan
kota baubau didapatkan informasi bahwa program PKPR untuk daerah kota baubau belum
di adakan. Sebab selama ini tidak adanya penekanan tegas dari provinsi untuk
mengadakan program PKPR dan baru diadakan pelatihan programmer pada akhir tahun
2019. Pelayanan kesehatan peduli remaja (PKPR) pertama kali mulai di agendakan pada
bulan januari tahun 2020 namun belum terlaksana di puskesmas se kota Baubau karena
adanya wabah pandemi covid-19 dan sasarannya hanya pada anak remaja baik dalam
lingkungan sekolah, sarana kesehatan dan lingkungan masyarakat (Dinas kesehatan kota
Baubau 2020).
Berdasarkan hasil wawancara dari 10 orang ibu yang memiliki anak remaja di
wilayah kerja Puskesmas Wolio Kota Baubau, sebanyak 9 orang ibu mempunyai persepsi
bahwa pambahasan kesehatan reproduksi remaja merupakan hal yang tabu, malu dan
tidak perlu untuk dibahas, misalnya saja masalah menstruasi yang merupakan hal normal
dan wajar bagi anak remaja perempuan serta beranggapan bahwa sejak dahulu tidak
adanya informasi dari keluarga mengenai masalah menstruasi yang akhirnya telah
4

menjadi hal turun temurun di lingkungan keluarga. Orang tua menganggap bahwa jika
anak remaja mereka telah haid maka dianggap sebagai orang dewasa yang dapat
mencari informasi sendiri dan telah mendapatkan informasi di sekolah. Hanya 1 orang ibu
yang masih memberikan penjelasan kepada anaknya terkait masalah kesehatan
reproduksi meskipun informasi yang diberi sangat sedikit.
Pembelajaran dengan media edukasi aplikasi berbasis android yang merupakan
kebaharuan dalam penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan dan
memberikan kemudahan bagi orang tua untuk mengakses materi edukasi dibanding
penyuluhan secara langsung dengan metode ceramah yang selama ini selalu digunakan.
Karena daya ingat setiap individu berbeda. Akibatnya materi edukasi yang telah diajarkan
mudah dilupa. Hal inilah yang menjadi latar belakang peneliti untuk mengambil topik
penelitian Rancang Bangun Aplikasi Kesehatan Reproduksi Terhadap Pengetahuan
Orang Tua Sebagai Media Pembelajaran Berbasis Android.
5

B. Rumusan Masalah
Apakah aplikasi kesehatan reproduksi berbasis android dapat meningkatkan pengetahuan
orang tua?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum
Untuk menciptakan suatu aplikasi kesehatan reproduksi berbasis android sebagai
media pembelajaran

2. Tujuan Khusus
a) Untuk mengetahui apakah aplikasi kesehatan reproduksi berbasis android dapat
meningkatkan pengetahuan orang tua setelah menggunakan aplikasi
b) Untuk mengetahui apakah aplikasi kesehatan reproduksi berbasis android mudah
digunakan oleh orang tua sebagai media pembelajaran
c) Untuk mengetahui apakah ada perbedaan pengetahuan ibu berdasarkan tingkat
Pendidikan
d) Untuk mengetahui apakah ada perbedaan pengetahuan ibu berdasarkan status
pekerjaan
6

D. Kerangka Teori

Ibu yang mempunyai anak Materi Edukasi :


remaja 1. Anatomi organ reproduksi
2. Perubahan fisik saat
Kategori remaja pubertas
3. Menstruasi
Penggunaan Aplikasi kesehatan
4. Personal hygiene
reproduksi berbasis android
Remaja Awal 5. Permasalahan remaja:
sebagai media pembelajaran
(10-14 tahun) infeksi menular seksual
(IMS), Seks Pranikah,
Remaja Menengah kehamilan yang tidak
(15-16 tahun) diinginkan (KTD), dan
aborsi
6. Mitos-fakta tentang
Remaja Akhir kesehatan reproduksi
Akibat kurangnya pengetahuan
(17-20 tahun) remaja
kesehatan reproduksi:
- Tidak mampu memberikan informasi
- Persepsi yang salah Pengetahuan
- Tidak teratasinya masalah kesehatan
reproduksi pada anak remaja
(Sumber: Chandra-Mouli and Patel 2017; Faktor yang mempengaruhi:
Shams et al. 2017) - Pendidikan - Usia
- Pengalaman - Minat
- Ekonomi
- Informasi/media
- Lingkungan
- Pekerjaan
(Sumber: Notoatmodjo,2014)
Gambar I.I Kerangka Teori
Sumber Teori : Sitti Umrah, 2020 dan Neta Noviana & Nico Putratama,2019
7

Dalam lingkungan keluarga, pemanfaatan orang tua (ibu) sebagai sumber


informasi sangat berperan penting pada anak remaja, khususnya remaja putri yang dalam
siklus pertumbuhannya akan terdapat 3 tahap untuk beralih dari fase anak menjadi
dewasa, yakni remaja awal, tengah dan akhir. Untuk menunjang wawasan pengetahuan
orang tua perlu adanya penggunaan media informasi berupa aplikasi edukasi berbasis
android, sehingga dapat mencegah terjadinya masalah akibat dari kurangnya
pengetahuan kesehatan reproduksi remaja. Berdasarkan teori Notoatmodjo terdapat
beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan dalam diri seseorang yaitu pendidikan,
usia, pengalaman, minat untuk mencari informasi, ekonomi, informasi/media masa, dan
lingkungan.

E. Kerangka Konsep

Aplikasi kesehatan
Pengetahuan reproduksi
berbasis android

Faktor-faktor yang mempengaruhi:


- Pendidikan
- Pengalaman
- Ekonomi
- Informasi/media
- Lingkungan
- Pekerjaan
- Usia
Keterangan :
- Minat
: Variabel Dependen
: Variabel Independen

- - : Variabel Kontrol

Gambar I.2 Kerangka Konsep


8

F. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah :


1. Aplikasi kesehatan reproduksi berbasis android dapat meningkatkan pengetahuan
orang tua
2. Aplikasi kesehatan reproduksi berbasis android mudah digunakan oleh orang tua
sebagai media pembelajaran
3. Ada perbedaan pengetahuan ibu berdasarkan tingkat pendidikan
4. Ada perbedaan pengetahuan ibu berdasarkan status perkerjaan
9

BAB II
METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian


Jenis penelitian yang digunakan adalah Combine method Research and
Development (R&D) yakni model pengembangan yang telah disederhanakan oleh Borg
and Gall serta metode Quasi eksperimen dengan desain one group pretest-post test.
Dalam metode R&D, dilakukan validasi oleh ahli media atas aplikasi yang dibuat,
ahli materi untuk validasi media pembelajaran dan uji coba produk pada responden
(orang tua yang memiliki anak remaja putri dengan batasan umur 10-20 tahun).

B. Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja puskesmas wolio Kota Baubau yang terdiri
atas dua kelurahan yaitu kelurahan Batulo dan Wangkanapi pada bulan Maret-April 2021

C. Populasi dan Sampel


1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh orang tua (Ibu) yang memiliki anak remaja
di wilayah kerja puskesmas wolio Kota Baubau tahun 2020 sebanyak 1738 orang.
2. Sampel
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive Sampling
dengan mempertimbangkan kriteria-kriteria tertentu.

a) Kriteria Inklusi :
(1) Bersedia menjadi responden
(2) Ibu yang memiliki anak remaja putri
(3) Bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas wolio Kota Baubau
(4) Memiliki smartphone yang mampu mengakses aplikasi android

b) Kriteria Eksklusi :
10

(1) Responden yang sedang dalam keadaan sakit


(2) Responden yang memiliki latar pendidikan dalam bidang kesehatan
misalnya dokter, bidan, perawat dan lain-lain
(3) Android yang dimiliki responden telah rusak atau hilang

Untuk memudahkan proses penelitian dengan jumlah populasi yang sangat banyak

yakni 1738, maka peneliti melakukan perhitungan sampel dengan menggunakan

rumus Slovin sebagai berikut :

N
n= 2
1+ N ( e )

Keterangan :

n = Jumlah sampel yang diperlukan

N =Jumlah populasi

e = Tingkat kesalahan sampel (sampling error), biasanya 10%

Dengan demikian hasil perhitungannya adalah sebagai berikut :

1738
n=
1+ 1738(0,1)2

1738 1738 1738


n= ❑= = = 94,55
1+ 1738(0,01) 1+17,38 18,38

Jadi total sampel dalam penelitian ini adalah 95 orang


11

D. Defenisi Operasional

Tabel 2.1 Defenisi Operasional

No. Variabel Defenisi Kriteria Objektif Instrument Skala


Operasional
1. Aplikasi Aplikasi yang Indikator penilaian: - Angket validasi ahli Ordinal
berbasis dibuat dengan Sangat layak (85-100%) - Angket validasi
android bahasa Layak (69-84%) pengguna Atau
pemrograman Kurang layak (53-68%) kuesioner TAM
yang dirancang Tidak layak (37-52%) (Technology
untuk perangkat Sangat tidak layak (0-19%) Acceptance Model)
seluler layar
sentuh
Smartphone
2. Pengetahuan Hasil tahu dari Responden mampu Kuesioner Ordinal
materi Anatomi menjawab pertanyaan yang
organ reproduksi, berisi materi kesehatan
perubahan fisik reproduksi remaja
saat pubertas,
menstruasi, Dengan indikator penilaian:
personal Baik : Apabila nilai yang
hygiene,infeksi didapatkan 76 -
menular seksual, 100%
kehamilan yang Cukup : Apabila nilai yang
tidak diinginkan didapatkan 56 -
(KTD), aborsi,
75%
dan Seks
pranikah Kurang : Apabila nilai yang
didapatkan < 56%

E. Instrumen
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar informed consent

dan aplikasi kesehatan reproduksi yang memuat kuesioner hasil pengembangan


12

pada penelian terdahulu yang telah teruji kelayakannya untuk mengukur

pengetahuan orang tua saat pre-test dan post-test.

F. Teknik Analisis Data


Analisis data menggunakan program Statistik Package for the Social Science
(SPSS) versi 25 dengan Uji Wilcoxon Signed Ranks Test sebagai pengukur nilai
pengetahuan responden sebelum dan sesudah penggunaan aplikasi.

G. Tahapan Penelitian

1. Pembuatan Aplikasi
a) Mencari potensi atau masalah
b) Mengumpulkan data informasi
c) Mendesain produk
d) Validasi desain
e) Perbaikan desain
f) Uji coba produk
g) Revisi produk
h) Uji coba pemakaian produk
i) Revisi produk
j) Memproduksi produk

2. Perlakuan penggunaan aplikasi pada orang tua


a) Menentukan subjek penelitian yang sesuai dengan kriteria inklusi
b) Memberi lembar Informed Consent
c) Menandatangani lembar persetujuan menjadi responden
d) penggunaan media aplikasi yang sebelumnya telah terdownload
e) Mengadakan pre-test ± 15 menit
13

f) Memberikan kesempatan responden untuk mempelajari materi yang


terdapat pada aplikasi selama ± 30 menit
g) Mengadakan post-test yang berisi pertanyaan aspek pengetahuan
kesehatan reproduksi dan aspek penilaian penggunaan aplikasi sebagai
media pembelajaran melalui kuesioner TAM (Technology Acceptance
Model) yang berguna untuk melihat ± 20 menit
h) Melakukan analisis data dengan menggunakan SPSS
i) Hasil dan pembahasan
j) Menarik kesimpulan
14

H. Alur Penelitian

Analisis kebutuhan aplikasi edukasi kesehatan reproduksi remaja dalam meningkatkan


pengetahuan orang tua remaja melalui studi lapangan dan studi literatur

Merancang dan membuat aplikasi

Validasi ahli media dan ahli materi

Skala kecil Uji coba Lapangan Skala besar

Aplikasi kesehatan reproduksi

Pemberian Pre Test pengetahuan orang Pemberian edukasi kepada orang tua
Skrining Informed aplikasi tua tentang kesehatan remaja dengan materi yang telah
sampel sesuai Consent kesehatan
kriteria inklusi reproduksi remaja termuat di dalam aplikasi :
reproduksi 1. Anatomi organ reproduksi
2. Perubahan fisik saat pubertas
Post Test pengetahuan orang tua 3. Menstruasi
Analisis Data dan penilaian penggunaan 4. Personal hygiene
aplikasi sebagai media 5. Permasalahan remaja: infeksi
pembelajaran kesehatan menular seksual (IMS), Seks
Hasil dan Pembahasan Pranikah, kehamilan yang tidak
reproduksi
diinginkan (KTD), dan aborsi
Kesimpulan 6. Mitos-fakta tentang kesehatan
reproduksi
15

BAB III
HASIL PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja puskesmas wolio Kota Baubau pada
tanggal 15 Maret- 5 April 2021 setelah memperoleh surat rekomendasi dari komisi etik
fakultaskesehatan masyarakat universitas hasanuddin dengan No:
589/UN4.14.1/TP.02.02/2021. Adapun penjabaran tahapan pengembangan dan hasil
penelitian aplikasi adukasi berbasis andorid yakni sebagai berikut :

A. Tahapan Pengembangan

1. Analisis Kebutuhan
Dalam memenuhi kebutuhan analisis produk yang akan dikembangkan, peneliti
melakukan survey lapangan sebagai tahap awal dengan metode wawancara pada
petugas KESGA KIA dinas kesehatan kota Baubau dan ibu yang memiliki anak
remaja putri sebagai acuan kebutuhan untuk membuat aplikasi edukasi agar sesuai
dengan apa yang dibutuhkan oleh orang tua mengenai kesehatan reproduksi remaja.

2. Perancangan Desain Dan Fitur


Pada tahap ini peneliti merancang desain produk serta fitur-fitur yang dibutuhkan oleh
responden dengan berdiskusi bersama ahli di bidang teknologi informasi (IT). Adapun
hasil desain dan fitur yang akan termuat dalam aplikasi kesehatan reproduksi ini
adalah sebagai berikut :
16

3. Validasi Ahli
Penelitian ini menggunakan 2 jenis bidang ahli berbeda yaitu ahli teknologi informasi
(IT) sebanyak 2 orang,yakni :
1. Nama : LM.Fajar Israwan, S.Kom., M.Kom., MTA
Profesi : Dosen
Instansi : Universitas Dayanu Ikhsanuddin kota Baubau
2. Nama : Muhammad Mukmin, S.Kom., M.T
Profesi : Dosen
Instansi : Universitas Dayanu Ikhsanuddin kota Baubau

dan ahli materi dengan konsentrasi peminatan kesehatan reproduksi sebanyak 2


orang, yakni :
1. Nama : Wa Ode Nursiah, S.ST., M.Kes
Profesi : Dosen
Instansi : Politeknik Baubau
2. Nama : Martini, S.ST., M.Kes
Profesi : Dosen
Instansi : Politeknik Baubau

Uji validitas ahli dilakukan untuk melihat kelayakan produk aplikasi kesehatan
reproduksi dengan rumus:

Presentase Kelayakan (%) = Total Skor yang diperoleh × 100


Skor Maksimum
17

Adapun kriteria kelayakan aplikasi dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel. 3.1 kriteria kelayakan aplikasi


Kriteria Persentase (%)
Sangat Layak 85-100
Layak 69-84
Cukup Layak 53-68
Kurang Layak 37-52
Tidak Layak 20-36
Sangat Tidak Layak 0-19
Sumber : Prasojo and Wibowo,2014

hasil penilaian dari masing-masing ahli yakni sebagai berikut:


a) Validasi ahli media:

Tabel 3.2 Persentase Kelayakan Validasi Ahli Media


No Aspek Yang Dinilai Ahli I Ahli II Rata-Rata
. penilaian
Tampilan 93,3 88,8 91,05
1. Kejelasan petunjuk penggunaan program 5 5
2. Keterbatasan teks atau tulisan 4 4
3. Ketepatan pemilihan dan komposisi warna 5 4
4. Konsistensi penempatan 5 4
5. Kualitas tampilan gambar 5 5
6. Sajian animasi/video 5 5
7. Tampilan layar 4 4
8. Ketepatan penggunaan bahasa 5 5
9. Warna background dengan teks 4 4
18

Pemograman 90 92,5 91,25


1. Kejelasan navigasi 5 5
2. Konsistensi penggunaan tombol 5 4
3. Kemudahan penggunaan 4 4
4. Efisiensi teks 4 4
5. Efisiensi gambar 5 5
6. Respon terhadap pengguna 5 5
7. Kemenarikan media 4 5
8. Kemudahan memilih menu sajian 4 5
Penyajian Media 90 90 90
1. Tampilan media menarik dan mudah dibawah 4 5
dan dipindahkan
2. Penyajian media mampu mengembangkan 4 4
minat belajar
3. Terdapat cara penggunaan 5 5
4. Diberi judul/keterangan media
Rata-Rata 91,1 90,3 90,76

Tabel 3.2 menunjukan bahwa dari masing-masing ahli media memberi


penilaian kelayakan aplikasi dengan nilai rata-rata sebesar 90,76% yang berarti
dapat disimpulkan sangat layak digunakan sebagai media edukasi.
19

b) Validasi ahli materi :

Tabel 3.3 Persentase Kelayakan Validasi Ahli Materi


No Aspek Yang Dinilai Ahli I Ahli II Rata-Rata
. penilaian
Kelayakan Isi 80 92,5 86,25
1. Relevansi materi dengan kompetensi dasar 4 5
2. Sistematika penyajian materi 4 5
3. Kejelasan uraian materi 4 5
4. Keakuratan materi 4 4
5. Keakuratan istilah-istilah yang digunakan 4 5
6. Keakuratan ilustrasi soal 4 4
7. Kesesuaian penyajian soal dengan kaidah 4 4
penulisan soal
8. Kecukupan pemberian umpan balik terhadap 4 5
motivasi belajar
Kelayakan Penyajian 85 85 85
1. Penyajian soal sesuai dengan proporsi 5 5
2. Kejelasan instruksi kuis 4 4
3. Kesesuaian instruksi dengan waktu 4 4
permainan kuis
4. Keefektifan waktu dalam menjawab soal kuis 4 4
Kelayakan Bahasa 86,6 90 88,3
1. Ketepatan stuktural kalimat 4 4
2. Keefektifan kalimat 4 5
3. Kebakuan istilah 5 5
4. Ketepatan tata bahasa 4 5
5. Ketepatan ejaan 4 4
6. Kesesuaian bahasa dengan tingkat 5 4
20

pengetahuan
Penilaian Konseptual 86,6 93,3 89,95
1. Kesesuaian antara aplikasi dengan materi 4 5
yang ada pada kuis
2. Kesesuaian dengan kurikulum 5 5
3. Merefleksikan kompetensi yang ingin dicapai 4 4
Rata-Rata 84,55 90,2 87,37

Tabel 3.3 menunjukan bahwa dari masing-masing ahli materi memberi


penilaian kelayakan materi edukasi dengan nilai rata-rata sebesar 87,37% yang
dapat disimpulkan sangat layak digunakan sebagai sumber informasi untuk
meningkatkan pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi remaja.

4. Uji Coba Pengguna Aplikasi


Uji coba pengguna aplikasi dilakukan pada 2 tahap yakni tahap awal akan
diujikan pada skala kecil dan tahap akhir pada kelompok skala besar dengan
menggunakan lembar kuesioner TAM (Technology Acceptance Model). Hasil yang
didapatkan kemudian di masukan pada Microsoft excel serta program statistic SPSS
25 dengan mengklik menu Analyze, pilih Descriptive Statistics, Frequencies lalu pada
kolom Statistics centang Mean dan Median kemudian klik OK. Adapun yang menjadi
indikator untuk mengetahui penilaian atau respon pengguna terhadap aplikasi ialah
sebagai berikut :
- Sangat Baik (nilai total Mean variabel > Median variabel)
- Baik, (nilai total Mean = Median variabel)
- Kurang (nilai total Mean variabel < Median variabel)
21

a. Uji Coba Lapangan Skala Kecil


Uji coba lapangan skala kecil dilakukan sebanyak 10 orang ibu (memiliki anak
remaja putri) yang berada diluar wilayah lokasi penelitian. Adapun hasil
analisisnya adalah sebagai berikut :

Tabel 3.4 Persentase Kelayakan Uji Coba Lapangan Skala Kecil


Descriptive Statistic
N Min Max Mean
PE1 10 4 4 4.00
PE2 10 4 4 4.00
PE3 10 4 5 4.30
PE4 10 4 4 4.00
PE5 10 4 4 4.00
PE6 10 4 4 4.00
Average 4.05
Median 4
PU1 10 4 5 4.50
PU2 10 4 5 4.10
PU3 10 4 4 4.00
PU4 10 4 4 4.00
PU5 10 4 5 4.40
Average 4.2
Median 4.1
AT1 10 4 4 4.20
AT2 10 5 5 4.20
Average 4.2
Median 4
BI1 10 4 4 4.00
BI2 10 4 4 4.00
BI3 10 4 4 4.00
BI4 10 4 4 4.00
BI5 10 4 4 4.00
Average 4
Median 4
AU1 10 4 4 4.00
AU2 10 4 4 4.00
AU3 10 4 4 4.00
Average 4
Median 4
Sumber : Data Primer,2021
22

Tabel 3.4 persentase kelayakan uji coba lapangan skala kecil, didapatkan hasil
PE (Perceived Ease To use) atau kemudahan, PU (Perceived Ucefulness) atau
manfaat dan AT (Attitude Toward) atau sikap memiliki nilai Mean lebih > dari Median
variabel yang berarti dikategorikan sangat baik sedangkan pada BI (Behavioral
Intention) atau keinginan dan AU (Actual Usage) atau kesadaran pengguna memiliki
nilai total Mean = Median variabel yang dikategorikan baik.

b. Uji Coba Lapangan Skala Besar


Uji coba lapangan skala besar dilakukan sebanyak 60 orang ibu (memiliki anak
remaja putri) yang berada di wilayah kerja puskesmas wolio kota Baubau. Adapun
hasil analisisnya adalah sebagai berikut :

Tabel 3.5 Persentase Kelayakan Uji Coba Lapangan Skala Besar


Descriptive Statistic
N Min Max Mean
PE1 60 4 5 4.55
PE2 60 3 5 4.40
PE3 60 3 5 4.42
PE4 60 4 5 4.43
PE5 60 4 5 4.43
PE6 60 4 5 4.38
Average 4.43
Median 4.16
PU1 60 4 5 4.57
PU2 60 4 5 4.57
PU3 60 4 5 4.47
PU4 60 4 5 4.48
PU5 60 4 5 4.48
Average 4.51
Median 4.4
AT1 60 4 4 4.73
AT2 60 3 5 4.30
Average 4.51
Median 4.5
BI1 60 4 5 4.20
BI2 60 3 5 4.10
BI3 60 3 5 4.20
23

BI4 60 4 5 4.25
BI5 60 3 5 4.27
Average 4.20
Median 4
AU1 60 3 5 4.12
AU2 60 3 5 4.12
AU3 60 3 5 4.03
Average 4.09
Median 4
Sumber : Data Primer,2021

Tabel 3.5 persentase kelayakan uji coba lapangan skala besar, didapatkan hasil
PE (Perceived Ease To use) atau kemudahan, PU (Perceived Ucefulness) atau
manfaat, AT (Attitude Toward) atau sikap, BI (Behavioral intention) atau keinginan dan
AU (Actual Usage) atau kesadaran pengguna memiliki nilai Mean lebih > dari Median
variabel yang berarti dikategorikan sangat baik.
Dengan demikian berdasarkan hasil uji coba lapangan skala kecil dan besar
dapat disimpulkan bahwa Aplikasi kesehatan reproduksi berbasis android mudah
digunakan oleh orang tua sebagai media pembelajaran. Hal ini terlihat pada nilai PE
(Perceived Ease To use) atau kemudahan dalam menggunakan aplikasi termasuk
dalam kategori sangat baik.

B. Karakteristik Responden
Karakteristik responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis
tingkat pendidikan dan status pekerjaan.

Tabel 3.6 Karakteristik Responden


Variabel Frekuensi Persentase (%)
Tingkat Pendidikan
SD 11 11.6
SMP 15 15.8
SMA 51 53.7
Perguruan Tinggi 18 18.9
Total 95 100
Status Pekerjaan
24

Bekerja 23 24.2
Tidak bekerja 72 75.8
Total 95 100
Sumber : Data Primer,2021

Tabel 3.6 menunjukan bahwa dari total 95 responden berdasarkan tingkat


pendidikan yang memiliki jumlah pendidikan terbanyak adalah SMA sejumlah 51 orang
(53,7), perguruan tinggi 18 orang (18,9%), SMP sejumlah 15 orang (15,8%) dan yang
memiliki tingkat SD sejumlah 11 orang (11,6%) sedangkan berdasarkan tingkat status
pekerjaan jumlah ibu yang tidak bekerja sebanyak 72 orang (75.85) dan yang bekerja
23 orang (24.2%).

C. Tingkat Pengetahuan Responden

1. Pengetahuan Orang Tua Remaja Sebelum Dan Sesudah Diberikan Aplikasi


Edukasi Kesehatan Reproduksi

Tabel 3.7 Distribusi Pengetahuan Orang Tua sebelum dan Sesudah Diberikan
Aplikasi Edukasi Kesehatan Reproduksi
Pre Test Post Test
Kategori N % N %
Baik 16 16.8 85 89.5
Cukup 48 50.5 10 10.5
Kurang 31 32.6 0 0
Total 95 100 95 100
Sumber : Data Primer, 2021

Tabel 3.7 menunjukan bahwa dari total 95 responden pada pre test yang
memiliki pengetahuan dengan kategori cukup sebanyak 48 orang ibu (50.5%), dan
kategori kurang sebanyak 31 orang ibu (32.6%), Baik sebanyak 16 orang ibu
(16.8%) sedangkan pada setelah diberi intervensi (post Test) didapatkan 85 orang
ibu (89.5%) memiliki pengetahuan dengan kategori baik, kategori cukup sebanyak
10 orang (10.5%) dan kategori kurang tidak ada.
25

2. Uji Wilcoxon Signed Ranks Test


Tabel 3.8 Hasil Uji Statistik Wilcoxon Signed Ranks Test

Test Statisticsa
Post Test - Pre Test
Z -8.483b
Asymp. Sig. (2- .000
tailed)
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on negative ranks.

Tabel 3.8 menunjukan bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed) adalah 0.000 yang
berarti nilai p-value 0.000 < 0,05 maka Ho ditolak, Ha diterima yang artinya ada
perbedaan pengetahuan orang tua (ibu yang memiliki anak remaja putri) saat
sebelum dan sesudah diberi aplikasi edukasi kesehatan reproduksi.
26

3. Penilaian Pengetahuan Berdasarkan Tingkat Pendidikan Dan Status Pekerjaan

Tabel 3.9 Tabulasi Silang Karakteristik Responden Terhadap Pengetahuan

Tingkat Pengetahuan
Karakteristik Pre Test Post Test
Baik Cukup Kurang Total Baik Cukup Kurang Total
N % N % N % N % N % N % N % N %
Tingkat Pendidikan
SD 0 0 5 5.3 6 6.3 11 11.6 8 8.4 3 3.2 0 0 11 11.6
SMP 2 2.1 9 9.5 4 4.2 15 15.8 12 12.6 3 3.2 0 0 15 15.8
SMA 5 5.3 27 28.4 19 20.0 51 53.7 48 50.5 3 3.2 0 0 51 53.7
Perguruan Tinggi 9 9.5 7 7.4 2 2.1 18 18.9 17 17.9 1 1.1 0 0 18 18.9
16.
Total 16 48 50.5 31 32.6 95 100 85 89.5 10 10.5 0 0 95 100
8
Tingkat Status Pekerjaan
Bekerja 7 7.4 13 13.7 3 3.2 23 24.2 20 21.1 3 3.2 0 0 23 24.2
Tidak Bekerja 9 9.5 35 36.8 28 29.5 72 75.8 65 68.4 7 7.4 0 0 72 75.8
Total 16. 0 0
16 48 50.5 31 32.6 95 100 85 89.5 10 10.5 95 100
8
Sumber : Data Primer, 2021
27
28

Tabel 3.9 menunjukan analisis tabulasi silang karakteristik responden terhadap


pengetahuan dengan hasil sebagai berikut :
a. Pre Test
1) Karakteristik tingkat pendidikan, dari total 11 responden berpendidikan
SD yang memiliki tingkat pengetahuan cukup sebanyak 5 orang (5.3%),
dan berpengetahuan kurang 6 orang (6.3%). Dari total 15 responden
berpendidikan SMP yang memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak 2
orang (2.1%), cukup 9 orang (9.5%) dan berpengetahuan kurang 4 orang
(4.2%). Dari total 51 responden berpendidikan SMA yang memiliki tingkat
pengetahuan baik sebanyak 5 orang (5.3%), cukup 27 orang (28.4%),
dan berpengetahuan kurang 19 orang (20.0%). Selanjutnya dari total 18
responden berpendidikan perguruan tinggi yang memiliki tingkat
pengetahuan baik sebanyak 9 orang (9.5%), cukup 7 orang (7.4%), dan
berpengetahuan kurang 2 orang (2.1%)
2) Karakteristik tingkat status pekerjaan, dari total 23 responden yang
mempunyai status bekerja memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak 7
orang (7.4%), cukup 13 orang (13.7%) dan berpengetahuan kurang 3
orang (3.2%). Selanjutnya dari total 72 responden yang mempunyai
status tidak bekerja memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak 9 orang
(9.5%), cukup 35 orang (36.8%) dan berpengetahuan kurang 28 orang
(29.5%).

b. Post Test
1) Karakteristik tingkat pendidikan, dari total 11 responden berpendidikan
SD yang memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak 8 orang (8.4%),
dan berpengetahuan cukup 3 orang (3.2%). Dari total 12 responden
berpendidikan SMP yang memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak 12
orang (12.6%), dan berpengetahuan cukup 3 orang (3.2%). Dari total 51
responden berpendidikan SMA yang memiliki tingkat pengetahuan baik
sebanyak 48 orang (50.5%), dan berpengetahuan cukup 3 orang (3.2%).
29

Selanjutnya dari total 18 responden berpendidikan perguruan tinggi yang


memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak 17 orang (17.9%), dan
berpengetahuan cukup 1 orang (1.1%).
2) Karakteristik tingkat status pekerjaan, dari total 23 responden yang
mempunyai status bekerja memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak
20 orang (21.1%), dan berpengetahuan cukup 3 orang (3.2%).
Selanjutnya dari total 72 responden yang mempunyai status tidak bekerja
memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak 65 orang (68.4%), %), dan
berpengetahuan cukup 7 orang (7.4%).
30

BAB IV
PEMBAHASAN

A. Pengetahuan orang tua sebelum dan sesudah menggunakan aplikasi


kesehatan reproduksi

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 3.8 yaitu hasil uji statistik wilcoxon
signed ranks test menunjukan hasil nilai p-value 0.000 < 0,05 yang berarti ada
perbedaan pengetahuan orang tua (ibu yang memiliki anak remaja putri) saat
sebelum dan sesudah diberi intervensi aplikasi edukasi kesehatan reproduksi.

B. Peningkatan pengetahuan berdasarkan pada tingkat pendidikan dan status


pekerjaan

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 3.9 Tabulasi Silang Karakteristik


Responden Terhadap Pengetahuan ibu berdasarkan status perkerjaan didapatkan
hasil bahwa pengetahuan yang baik saat pre test dan post test mayoritas oleh ibu
yang tidak bekerja. Dengan demikian berdasarkan fakta dilapangan status
pekerjaan tidak dapat dijadikan sebagai tolak ukur dalam peningkatan
pengetahuan terlebih tentang ilmu kesehatan. Karena banyaknya kesibukan dan
beban kerja maka lebih cenderung hanya fokus terhadap pekerjaan sebaliknya
bagi orang yang tidak bekerja khususnya ibu rumah tangga masih memiliki banyak
31

waktu untuk mencari informasi melalui media sosial. Hal ini sejalan dengan hasil
penelitian terdahulu oleh elisa (2012) dalam jurnal Ni Made dita iswary et al, 2020
mengenai gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang pertumbuhan dan
perkembangan balita, pada karakteristik pekerjaan mayoritas Ibu rumah tangga
(tidak bekerja) yang memiliki pengetahuan baik dibanding ibu yang bekerja. Hal ini
karena ibu yang tidak bekerja (ibu rumah tangga) memiliki banyak waktu dalam
mencari informasi. Selanjutnya dalam penelitian Siti Herliani, (2017) Tentang
pengetahuan ibu yang bekerja sangat kurang mengenai tanda-tanda bahaya
kehamilan dengan nilai P-Value 1.000 (p>0,05) yang secara statistik tidak terdapat
hubungan antara status pekerjaan dengan pengetahuan.

C. Penggunaan aplikasi sebagai media pembelajaran

Media aplikasi memiliki peranan yang besar dalam memperjelas penyampaian informasi.
Sebab bentuknya yang lebih fleksibel, mudah dioperasikan, dan melibatkan banyak panca
indra sehingga lebih mudah dipahami.
Kendala yang terjadi dilapangan dalam pemberian informasi kesehatan saat ini belum
sesuai dengan kemajuan ilmu teknologi. Sepanjang kemajuan teknologi, kegiatan
penyuluhan, konseling bahkan KIE masih menggunakan power point dan media cetak
berupa leaflet dan buku. Akibatnya peserta mudah merasa jenuh, bosan, tidak tertarik,
tidak fokus dan penyuluhan berlangsung satu arah.Terlebih tidak adanya media yang
dibagikan kepada peserta untuk dipelajari dirumah. Khoiriyah Isni, 2019
32

Dalam penelitian Khoiriyah Isni, 2019 sebanyak 90,36% anak remaja membutuhkan media
konseling kesehatan berbasis android dan 64,04% tertarik ingin menggunakan media
aplikasi kesehatan.
Smartphone menjadi salah satu teknologi elektronik yang berkembang pesat
terbukti peminatnya sebanyak 44,16% masyarakat mengakses internet menggunakan
smartphone atau tablet yang di dominasi oleh usia 13-18 tahun sebanyak 75,50% dan
presentase pengguna internet dalam aspek kesehatan sebanyak 51,06% untuk mencari
informasi kesehatan (APJII, 2017).
Penelitian Nisa novaeni et all (2017) didapatkan hasil penilaian aplikasi sebesar 85 %. Hal
ini di picu karena penggunaan media aplikasi android sangat mudah di pahami, menarik,
simple, mudah di akses, mempunyai musik, dan kuis mempunyai standar poin tertentu
yang dapat memicu semangat untuk terus belajar.

Agar informasi kesehatan lebih dapat tersebar dan diterima oleh khalayak umum harus
menggunakan suatu cara yang mudah di akses salah satunya adalah penggunan aplikasi
pada smartphone. Emmale,2020

smartphone android dapat menambah wawasan pengetahuan karena fungsinya yang


multifungsi. Selain sebagai sarana komunikasi, hiburan dapat mempunyai berbagai
macam jenis informasi. (Zaini & Soenarto, 2019).
33

BAB V
KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, maka dapat disimpulkan :


1. Aplikasi kesehatan reproduksi berbasis android dapat meningkatkan pengetahuan
orang tua setelah menggunakan aplikasi edukasi kesehatan reproduksi. Hal ini
sesuai dengan hasil uji statistik Wilcoxon Signed Ranks Test menunjukan bahwa
nilai Asymp. Sig. (2-tailed) adalah 0.000 yang berarti nilai p-value 0.000 < 0,05
maka Ho ditolak, Ha diterima yang artinya ada perbedaan pengetahuan.
2. Aplikasi kesehatan reproduksi berbasis android mudah digunakan oleh orang tua
sebagai media pembelajaran. Hal ini terlihat pada nilai PE (Perceived Ease To use)
atau kemudahan dalam menggunakan aplikasi termasuk dalam kategori sangat
baik.
3. Pengetahuan ibu berdasarkan tingkat pendidikan lebih didominasi oleh tingkat
pendidikan SMA. Artinya pengetahuan seseorang tidak dapat dilihat berdasarkan
tingkat pendidikan karena banyak faktor yang mempengaruhi misalnya
pengalaman, minat, informasi/media, lingkungan dan lain-lain.
4. .
34

B. Saran

C. Keterbatasan Penelitian
35

DAFTAR PUSTAKA

Atikah Rahayu, SKM, MPH, SKM dr. Meitria Syahadatinna Noor, M.Kes Fahrini Yulidasari,
SKM, MPH Fauzie Rahman, SKM, MPH Andini Octaviana Putri, and Program. 2017.
Buku Ajar Kesehatan Reproduksi Remaja Dan Lansia.

Badan Pusat Statistik. 2020. “Pencegahan Perkawinan Anak Percepatan Yang Tidak Bisa
Di Tunda.” Badan Pusat Statistik: 0–44.

Chandra-Mouli, Venkatraman, and Sheila Vipul Patel. 2017. “Mapping the Knowledge and
Understanding of Menarche, Menstrual Hygiene and Menstrual Health among
Adolescent Girls in Low- and Middle-Income Countries.” Reproductive Health 14(1):
1–16.

Febriana, Fella Eka. 2016. “The Role Of Parent In Preventing Juvenile Delinquency The
Role Of Parent In Preventing Juvenile Delinquency.” Studi deskriptif peran orang tua
dalam pencegahan kenakalan remaja.

Grossman, Jennifer M, Lisa J Jenkins, and Amanda M Richer. 2018. “Parents ’


Perspectives on Family Sexuality Communication from Middle School to High
School.”

Kemenkes RI. 2019. Profil Kesehatan Indonesia 2018 [Indonesia Health Profile 2018].
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan-indonesia/
Data-dan-Informasi_Profil-Kesehatan-Indonesia-2018.pdf.

Kusheta, Samuel et al. 2019. “Adolescent-Parent Communication on Sexual and


Reproductive Health Issues and Its Factors among Secondary and Preparatory
School Students in Hadiya Zone, Southern Ethiopia: Institution Based Cross
Sectional Study.” BMC pediatrics 19(1): 9.

Maina, Beatrice W, Boniface Ayanbekongshie Ushie, and Caroline W Kabiru. 2020.


“Parent-Child Sexual and Reproductive Health Communication among Very Young
Adolescents in Korogocho Informal Settlement in Nairobi , Kenya.” : 1–14.”

Novaeni, Nisa, Dharminto Dharminto, Farid Agusyahbana, and Atik Mawarni. 2018.
“Pengembangan Aplikasi Edukasi Kesehatan Reproduksi Remaja Berbasis Android
Untuk Pembelajaran Biologi Di SMA Pius Kabupaten Purworejo Tahun 2017.” Jurnal
Kesehatan Masyarakat (e-Journal) 6(1): 138–47.

Shams, Mohsen, Sa’Adat Parhizkar, Ali Mousavizadeh, and Masoumeh Majdpour. 2017.
“Mothers’ Views about Sexual Health Education for Their Adolescent Daughters: A
Qualitative Study.” Reproductive Health 14(1): 1–6.
36

Thet, May et al. 2018. “Barriers between Mothers and Their Adolescent Daughters with
Regards to Sexual and Reproductive Health Communication in Taunggyi Township ,
Myanmar : What Factors Play Important Roles ?” : 1–16.

Titiloye, Musibau A, and Ademola J Ajuwon. 2017. “Knowledge and Quality of Adolescents
Reproductive Health Communication between Parents and Their Adolescents
Children in Ibadan , Nigeria.” 8.

Zakaria, Muhammad, Junfang Xu, Farzana Karim, and Feng Cheng. 2019. “Reproductive
Health Communication between Mother and Adolescent Daughter in Bangladesh : A
Cross-Sectional Study.” : 1–12.

Ziapour, Arash et al. 2020. “Educational Needs Assessment among 10–14-Year-Old Girls
about Puberty Adolescent Health of Ardebil.” Archives of Public Health 78(1): 5.

Lampiran
37

You might also like