Professional Documents
Culture Documents
3071 10753 1 PB
3071 10753 1 PB
Oleh :
Irfan Nursetiawan1, Regi Refian Garis2
irfan.nursetiawan@gmail.com
Fakultas ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Galuh
Jln. R.E. Martadinata No. 150 Ciamis.
ABSTRAK
Era otonomi daerah telah membuka peluang untuk meningkatkan tata kelola,
pembangunan yang berkeadilan, dan meningkatkan layanan publik. Selain itu di
bidang pembangunan ekonomi, ada perbedaan di setiap daerah. Itu disebabkan oleh
perbedaan Pendapatan Asli Daerah di masing-masing daerah. Demikian juga di
Kabupaten Ciamis, setelah Kabupaten Pangandaran resmi menjadi Daerah Otonomi
Baru. Salah satu yang dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah dari sektor
pariwisata, yaitu desa wisata yang akan menjadi objek retribusi baru dari sektor
pariwisata. Desa sebagai tujuan wisata dapat diwujudkan melalui Community Based
Tourism (CBT). Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan
langkah-langkah penelitian yang harus dilakukan, yaitu observasi, tinjauan pustaka,
pengumpulan data, dan analisis data. Desa yang memiliki potensi dan dapat diambil
sebagai desa wisata, yaitu: (1) Desa Sukahurip; (2) Desa Karangampel; (3) Desa
Karangpaningal; (4) Desa Medanglayang; (5) Desa Bangunharja: dan (6) Desa
Sukamaju. Setiap desa memiliki potensi untuk menjadi desa wisata dengan beragam
desa potensial yang dikelola oleh kelompok masyarakat dan masyarakat adat. Potensi
yang ada di desa-desa ini dipublikasikan oleh potensi wisata alam dan budaya dan
memiliki potensi ekonomi untuk dikembangkan lebih lanjut. Pembuatannya, dengan
potensi desa wisata berbasis CBT ini dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat
pedesaan.
dapat berimplikasi pada ketegangan antar pengembangan desa wisata sebagai salah
kubu di masyarakat. satu bagian dari kegiatan wisata.
Begitupula dengan adanya Penguatan tersebut dapat dilakukan
pemekaran sebuah Daerah Otonomi Baru melalui pembinaan kepada masyarakat
(DOB), yakni adanya implikasi negatif dari secara kontinyu, perlu dibuatkan
pemerintah pusat terkait alokasi anggaran Peraturan Desa (Perdes) yang akan
untuk pelayanan publik, dikarenakan mengatur hal-hal penting seperti status,
adanya kebutuhan belanja Aparatur Sipil kedudukan, hak dan kewajiban, peran
Negara (ASN) dan pembangunan serta dan tanggung jawab masyarakat
infrastruktur bagi DOB. Selain itu di adat, perlindungan kearifan lokal dan
bidang pembangunan ekonomi cenderung kawasan resapan air, pengawasan dan
ada perbedaan di setiap daerah. Hal itu sanksi-sanksi Siswadi, S., Taruna, T., &
disebabkan oleh perbedaan Pendapatan Purnaweni, H. (2011).
Asli Daerah (PAD) di setiap daerahnya. Berdasarkan hal tersebut, maka
Begitupula di Kabupaten Ciamis, setelah diperlukan payung hukum agar program
Kabupaten Pangandaran resmi menjadi pengembangan sebuah desa menjadi desa
DOB pendapatan retribusi dari sektor wisata dapat terealisasi. Begitu pula di
pariwisata mengalami penurunan. Di tahun Kabupaten Ciamis yang memiliki kearifan
2016 realisasi pendapatan retribusi daerah lokal dan adanya beberapa kelompok
dari sektor pariwisata Kabupaten Ciamis masyarakat adat, serta hal tersebut
mencapai Rp.647.289.300,- sedangkan di merupakan salah satu modal sosial dapat
tahun 2017 mengalami penurunan menjadi menjadi landasan untuk menjadikan
Rp.258.989.000,- (Dispar Kab. Ciamis, beberapa desa bertransformasi menjadi
2018). Berdasarkan hal tersebut, maka desa wisata. Namun penelitian diperlukan
diperlukan strategi dan alternatif untuk guna menjadi landasan akademis dalam
mendongkrak PAD dari sektor pariwisata. pembukaan, penguatan dan pembukaan
Salah satu yang dapat meningkatkan desa wisata tersebut.
PAD dari sektor pariwisata, yakni dengan Menurut Hadiwijoyo (dalam Fitari.
adanya desa wisata yang akan menjadi Y dan Ma’rif. S, 2017) menyatakan, bahwa
objek retribusi baru bidang pariwisata. Desa wisata adalah suatu kawasan
Menurut Widiyanto, D., Handoyo, J. P., & pedesaan yang menawarkan keseluruhan
Fajarwati, A. (2008) menyatakan, suasana yang mencerminkan keaslian
pengembangan pariwisata perdesaan layak pedesaan baik dari kehidupan sosial
dikembangkan terutama untuk mendorong ekonomi, sosial budaya, adat istiadat
kegiatan non pertanian yang pada keseharian, memiliki arsitektur bangunan,
harapannya nanti dapat mendukung dan struktur tata ruang desa yang khas,
diversifikasi perdesaan. Untuk atau kegiatan perekonomian yang unik dan
mengembangkan pariwisata perdesaan menarik serta memiliki potensi untuk
dapat dilakukan dengan mengidentifikasi dikembangkannya berbagai komponen
potensi dan masalah yang terdapat di kepariwisataan, seperti atraksi, akomodasi,
daerah penelitian. makanan-minuman dan kebutuhan wisata
Industri pariwisata dapat pula lainnya. Sejalan dengan hal tersebut, maka
dilakukan melalui penguatan dan
340
Dinamika : Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi Negara
e-ISSN 2614-2945 Volume 6 Nomor 4, Bulan Desember Tahun 2019
dengan adanya desa wisata dapat menjadi wilayah yang berwenang untuk mengatur
strategi alternatif dalam peningkatan PAD. dan mengurus urusan pemerintahan,
Namun untuk berbagai potensi desa kepentingan masyarakat setempat
di Kabupaten Ciamis cukup banyak untuk berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal
dikembangkan menjadi desa wisata belum usul, dan/atau hak tradisional yang diakui
banyak yang teridentifikasi. Maka dan dihormati dalam sistem pemerintahan
diperlukan penelitian yang lebih mendalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.
terhadap hal tersebut. Adapun yang Berdasarkan hal tersebut secara
menjadi urgensi penelitian ini harus tidak langsung, desa dipersiapkan dan
dilaksanakan, yakni penelitian ini harus mampu menjadi desa yang mandiri.
berorientasi pada strategi peningkatan Selain itu secara historis Desa merupakan
PAD melalui konsep desa wisata dan cikal bakal terbentuknya masyarakat
selaras dengan mata kuliah azas-azas politik dan pemerintahan di Indonesia jauh
manajemen serta sistem akuntansi sebelum negara atau bangsa ini terbentuk.
pemerintahan. Walaupun demikian skema Struktur sosial sejenis desa, masyarakat
dalam penelitian ini mengambil skema adat dan lain sebagainya telah menjadi
penelitian dosen pemula, dimana hal institusi sosial yang mempunyai posisi
tersebut disesuaikan dengan latar belakang yang sangat penting. Desa merupakan
pendidikan dan klasifikasi jabatan institusi yang otonom dengan tradisi adat
fungsional peneliti. Penelitian ini istiadat dan hukumnya sendiri serta relatif
diharapkan dapat menjadi masukan bagi mandiri. Selain itu di desa juga tidak luput
pemerintahan daerah dalam upaya dari beragam masalah.
peningkatan PAD dari sektor pariwisata di Salah satu permasalahan yang ada di
era otonomi daerah saat ini. desa ditandai dengan adanya krisis
perdesaan. Krisis perdesaan, yaitu krisis
B. KAJIAN PUSTAKA yang ditandai dengan penurunan kapasitas
1. Pengertian Desa sistem sosial-ekonomi dan ekologi
Keadaan pembangunan desa baik perdesaan untuk menyediakan kebutuhan
secara formal maupun informal dan pangan, air, energi, sumber nafkah, dan
kenyataan dilapangan masih banyak yang perlindungan sosial bagi warganya
tertinggal dari segi aspek kesejahteraan (Shohibuddin. M, 2016). Selain
masyarakat, aspek pelayanan publik dan permasalahan tersebut, masyarakat desa
bahkan daya saing desa. Namun desa pada menghadapi permasalahan ekologis yang
saat ini menjadi pendorong dalam ditandai dengan penurunan daya dukung
pembangunan di tingkat pemerintah alam sebagai akibat dari praktik-praktik
daerah. Hal tersebut dibuktikan dengan konsumtif eksploitatif. Oleh karenanya
terbitnya Undang-undang Nomor 6 tahun harus dikembalikan kembali fungsi desa
2014 tentang Desa. Dalam Undang-undang sebagai penyeimbang antara pemenuhan
Nomor 6 tahun 2014 pasal 1 ayat (1) kebutuhan masyarakat secara ekonomi
menyatakan, desa adalah desa dan desa dengan keadaan ekologis yang terpelihara.
adat atau yang disebut dengan nama lain, Menurut Finch (dalam Dilahur,
selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan 1994) menyatakan desa adalah suatu
masyarakat hukum yang memiliki batas tempat yang terutama untuk tempat tinggal
341
Dinamika : Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi Negara
e-ISSN 2614-2945 Volume 6 Nomor 4, Bulan Desember Tahun 2019
secara alamiah melekat pada diri seseorang sebagai sumber retribusi baru untuk
yang meliputi umur, jenis kelamin, ras atau peningkatan pendapatan daerah dari sektor
suku, pengetahuan, agama atau pariwisata.
kepercayaan dan sebagainya. Namun
dalam penelitian ini yang menjadi objek D. HASIL PENELITIAN
penelitian, yakni desa dengan karakteristik, 1. Potensi Desa Wisata di Kabupaten
sebagai berikut: (1) Besarnya peranan Ciamis
kelompok primer; (2) Faktor geografik Kabupaten Ciamis dengan potensi
yang menentukan sebagai dasar sumber daya alam yang cukup melimpah
pembentukan kelompok atau asosiasi; (3) dan keindahan panorama alam
Homogen; (4) Hubungan lebih bersifat memberikan kesan tersendiri bagi para
intim dan awet; (5) Mobilitas sosial wisatawan yang datang ke wilayah
rendah; (6) Keluarga lebih ditekankan tersebut. Masyarakat Tatar Galuh Ciamis
fungsinya sebagai unit ekonomi; dan (7) di beberapa wilayah masih ada yang
populasi anak dalam proporsi yang lebih mempertahankan nilai-nilai kearifan lokal,
besar (Roucek dan Warren, dalam Indrizal sehingga masih ada di wilayah perdesaan
2013). Adapun tahapan penelitian meliputi yang menjunjung tinggi nilai-nilai adat
pengurusan izin dan observasi budaya daerah yang kental dengan nuansa
pendahuluan (awal), persiapan sarana dan Sunda, baik itu dari segi bahasa, pakaian,
prasarana penelitian, studi kepustakaan, bahkan bentuk rumah. Inilah yang menjadi
pengumpulan data, analisis data, serta dasar atau modal sosial, bahwasannya
pembuatan laporan dan seminar hasil. Kabupaten Ciamis mempunyai potensi di
Adapun pendapat lain, dalam bidang pariwisata. Adapun beberapa desa
penelitian kualitatif, pengumpulan data yang mempunyai potensi dan dapat
dilakukan pada natural setting (kondisi dijadikan sebagai desa wisata di
yang alamiah), sumber data primer, dan Kabupaten Ciamis, sebagai berikut:
teknik pengumpulan data lebih banyak a. Desa Sukahurip
pada observasi, wawancara mendalam (in Desa Sukahurip merupakan sebuah
depth interview) dan dokumentasi desa yang mempunyai potensi sumber
(Sugiyono, 2007:62-63). Adapun jenis daya alam dan budaya yang kompleks.
wawancara yang digunakan merupakan Desa Sukahurip terletak di wilayah
wawancara terbuka ‘yang diwawancara’ Kecamatan Cihaurbeuti Kabupaten Ciamis
mengetahui bahwa mereka sedang dengan luas wilayah 350 Ha. Kebudayaan
diwawancarai dan mengetahui pula apa masyarakat Desa Sukahurip yang ada,
maksud wawancara itu (Moeleong, diantaranya Tradisi Ngaruat Lembur,
1998:137). Hal tersebut dimaksudkan Tradisi Ziarah, Tradisi Hajat Tujuh Bulan,
untuk memperkuat data yang telah Tradisi Hajat Empat Bulan, Tradisi
diperoleh. Untuk lokasi penelitian yang Numbal Bumi. Di Desa Sukahurip juga
akan dilakukan, yang berada di Kabupaten terdapat cagar budaya, salah satunya
Ciamis provinsi Jawa Barat. Indikator Makam Embah Buyut Mahad. Untuk
pencapaian dalam penelitian ini, yakni potensi wisata alam di Desa Sukahurip
adanya pengelompokan desa wisata di terdapat curug yang bernama Curug
Kabupaten Ciamis yang dapat dijadikan Salosin. Salosin dalam Bahasa Sunda
344
Dinamika : Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi Negara
e-ISSN 2614-2945 Volume 6 Nomor 4, Bulan Desember Tahun 2019
satunya, yakni Curug Cicapar yang berada berat. Inilah yang harus jadi perhatian
dikawasan hutan. Pengelolaan curug pemerintah daerah untuk perbaikan dan
tersebut dikelola oleh Pokdarwis Desa penambahan infrastruktur dari sarana
Bangunharja. Di desa tersebut terdapat listrik, koneksi internet hingga sarana air
pula kerajinan tradisional yang bernama bersih.
Kamuti. Dengan potensi tersebut, maka c. Anggaran
geliat wisata desa dapat diimplementasikan Anggaran masih menjadi
dan menjadi salah satu solusi dalam permasalahan utama bagi masyarakat desa
pemberdayaan, serta peningkatan untuk mengembangkan objek wisata dan
kesejahteraan masyarak desa. menjadikan desanya maju untuk menjadi
f. Desa Sukamaju desa wisata. Selain itu, masyarakat masih
Desa Sukamaju Kecamatan menunggu bantuan dana stimulus untuk
Cihaurbeuti Kabupaten Ciamis merupakan memenuhi kebutuhan operasional dan
sebuah desa yang mempunyai potensi pengembangan desa lebih lanjut.
dalam bidang perkebunan kopi. Kopi yang Selain faktor penghambat untuk
dibudidayakan oleh para petani setempat pembentukan dan pengembangan desa
berjenis setempat. Mempunyai cita rasa wisata terdapat faktor pendukung, yakni
yang berbeda dengan kopi yang lain, kopi potensi desa dari segi sumber daya alam
yang berasal dari Desa Sukamaju dapat yang berlimpah dan keragaman budaya
dijadikan sebagai produk unggulan desa yang dapat dijadikan sebagai atraksi
dan menjadi daya tarik untuk wisata. wisata. Selain itu terdapat modal sosial
2. Faktor Penghambat dan Pendukung yang dapat menjadi pendukung dari
Desa Wisata di Kabupaten Ciamis pembentukan dan pengembangan desa
Ada beberapa faktor penghambat wisata, yaitu adanya kelompok masyarakat
untuk pendirian dan pengembangan desa yang berkeinginan untuk berdaya melalui
wisata di Kabupaten Ciamis, diantaranya: kegiatan pariwisata. Sehingga diperlukan
a. Sumber Daya Manusia (SDM) strategi yang tepat dalam upaya
Kurangnya sumber daya manusia pengembangan desa dan peningkatan
yang mengerti akan pentingnya kesadaran sumber daya pendukung terciptanya desa
pariwisata untuk meningkatkan wisata yang berkelanjutan.
kesejahteraan masyarakat desa 3. Strategi Pembentukan Desa Wisata
mengakibatkan terhambatnya di Kabupaten Ciamis
pengembangan sebuah konsep desa wisata. Salah satu strategi yang dapat
Diperlukan orientasi atau pengenalan dan diimplementasikan untuk pembentukan
pelatihan pariwisata kepada sumber daya, dan pengembangan desa wisata sebagai
khususnya SDM agar tercipta sumber daya destinasi wisata unggulan di Kabupaten
yang berkompeten dan mendukung Ciamis, yakni dengan pengelolaan objek
peningkatan kualitas pariwisata. wisata yang dikelola oleh kelompok
b. Infrastruktur masyarakat desa. Adapula yang
Sebagian besar dukungan terhadap menyebutnya dengan konsep Community
perbaikan infrastruktur masih kurang. Based Tourism (CBT). Konsep wisata
Salah satunya akses jalan yang keadaannya tersebut mengarah kepada pemberdayaan
masih tergolong rusak ringan sampai rusak masyarakat yang dilibatkan di dalam
346
Dinamika : Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi Negara
e-ISSN 2614-2945 Volume 6 Nomor 4, Bulan Desember Tahun 2019
349