You are on page 1of 19

http://www.katolisitas.

org/hari-raya-pesta-dan-peringatan/

Hari Raya, Pesta dan Peringatan


1. Hari Raya/ Solemnity:

Merupakan tingkatan tertinggi dari perayaan pesta/ feast. Hari Raya adalah untuk memperingati
peristiwa- peristiwa dalam kehidupan Yesus, Maria atau para rasul; di mana peristiwa- peristiwa
tersebut merupakan peristiwa utama/ sentral dalam rencana keselamatan Allah. Dalam Misa Kudus,
perayaan hari raya ditandai dengan bacaan – bacaan Kitab Suci yang sesuai (Bacaan Pertama,
Mazmur, Bacaan kedua dan Injil), pengucapan Kemuliaan, dan Aku Percaya. Setiap hari Minggu
adalah hari raya.

Hari raya ini adalah:

 1 Januari: Hari raya Maria, Bunda Allah


 6 Januari: Hari Raya Epifani
 Maret 19: Hari Raya St. Yusuf
 Maret 25: Hari Raya Kabar Gembira
 Maret/ April (bervariasi): Hari Raya Triduum Paska
 40 hari setelah Paskah: Hari Raya Kenaikan Yesus ke surga
 50 hari setelah Paskah: Hari raya Pentakosta
 Minggu setalah Pentakosta: Hari raya Allah Trinitas/ Tritunggal mahakudus
 Minggu setelah hari Tritunggal Mahakudus: Corpus Christi
 Jumat setelah Corpus Christi: Hari Raya Hati Kudus Yesus
 24 Juni: Hari raya kelahiran St. Yohanes Pembaptis
 29 Juni: Hari Raya St. Petrus dan Paulus
 15 Agustus: Hari raya Bunda Maria diangkat ke surga
 1 November: Hari raya para kudus
 November: hari Minggu terakhir sebelum masa Adven: Hari Raya Kristus Raja
 8 Desember: Hari Raya Maria dikandung tanpa noda
 25 Desember: Hari Raya Natal

Beberapa hari raya ini merupakan hari raya wajib (holy days of obligation) bagi umat Katolik, untuk
mengambil bagian dalam perayaan Ekaristi.

Ketentuan untuk hari- hari raya wajib (holy days of obligation) yang mensyaratkan umat Katolik
untuk mengikuti perayaan Ekaristi yang diadakan pada hari-hari tersebut adalah:

KHK Kan. 1246

§ 1    Hari Minggu, menurut tradisi apostolik, adalah hari dirayakannya misteri paskah, maka harus
dipertahankan sebagai hari raya wajib primordial di seluruh Gereja. Begitu pula harus
dipertahankan sebagai hari-hari wajib: hari Kelahiran Tuhan kita Yesus Kristus, Penampakan
Tuhan, Kenaikan Tuhan, Tubuh dan Darah Kristus, Santa Perawan Maria Bunda Allah, Santa
Perawan Maria dikandung tanpa noda dan Santa Perawan Maria diangkat ke surga, Santo Yusuf,
Rasul Santo Petrus dan Paulus, dan akhirnya hari raya Semua Orang Kudus.

§ 2    Namun Konferensi para Uskup dengan persetujuan sebelum- nya dari Takhta Apostolik, dapat
menghapus beberapa dari antara hari- hari raya wajib itu atau memindahkan hari raya itu ke hari
Minggu.
KHK Kan. 1247    Pada hari Minggu dan pada hari raya wajib lain umat beriman berkewajiban
untuk ambil bagian dalam Misa; selain itu, hendaknya mereka tidak melakukan pekerjaan dan
urusan-urusan yang merintangi ibadat yang harus dipersembahkan kepada Allah atau merintangi
kegembiraan hari Tuhan atau istirahat yang dibutuhkan bagi jiwa dan raga.

Kekhususan adalah pada hari peringatan wafat Tuhan, walaupun tidak dirayakan dengan perayaan
Ekaristi, namun umat wajib mengikuti ibadat pada peringatan wafatNya Tuhan Yesus.

Hirarki perayaan liturgi dimulai dari Hari Raya, Hari Minggu, Hari Pesta, Hari Peringatan Wajib,
Hari Biasa, Hari peringatan Fakultatif, Hari Manasuka/votif.

2. Pesta/ Feast

Pesta/ Feast adalah perayaan liturgis pada tingkatan yang kedua, untuk memperingati hidup Yesus,
Bunda Maria atau rasul atau para orang kudus tertentu (major Saints). Hari Pesta ini mempunyai
juga bacaan yang sesuai, namun hanya ada dua bacaan, ditambah dengan Kemuliaan (Gloria).
Contoh: hari pesta hari kelahiran Bunda Maria 8 September, dan Pesta Transfigurasi dan Pesta Salib
Suci (14 September), Pesta peringatan hari arwah (2 November)

3. Peringatan/ Memorial

Peringatan/ Memorial adalah perayaan orang kudus yang berada di bawah tingkatan Pesta.
Peringatan ini ada yang wajib maupun fakultatif/ optional. Banyak hari peringatan merupakan
pilihan/ tidak wajib, yang dilakukan di keuskupan tertentu/ daerah/ negara tertentu.

Peringatan orang kudus tidak akan dirayakan/ diperingati jika jatuh bersamaan dengan hari raya/
solemnity, pesta, hari Minggu, hari rabu Abu, Minggu paska atau Oktaf Paskah.  Adakalanya dua
peringatan yang wajib (obligatory) dapat terjadi pada hari yang sama, seperti pada peringatan hati
Maria yang tak bernoda (yang tanggalnya tergantung dari hari perayaan Hati Kudus Yesus, yang
tidak tetap setiap tahunnya) yang dapat jatuh bersamaan dengan peringatan orang kudus tertentu
yang sudah tetap/ fixed. Maka kedua peringatan itu menjadi optional.

4. Masa musim liturgis

Masa liturgis tertentu, seperti Adven, masa Natal, Prapaska, Paskah di mana tidak ada hari raya,
pesta atau hari peringatan khusus yang dilakukan.

5. Feria

Feria hari- hari dalam masa biasa.


http://seputarputraaltar.blogspot.com/2017/12/tahun-liturgi-dan-kalender-liturgi.html

Tahun Liturgi dan Kalender Liturgi beserta Tingkatannya

- Desember 16, 2017

Sebagai Misdinar tentu kita harus mengetahui tentang penanggalan Liturgi untuk mempermudah dalam
bertugas dan menyususn jadwal. Kalender Liturgi Gereja Katolik dibagi dalam beberapa pembabakan
diantaranya Masa Adven, Masa Natal, Masa Biasa I, Masa Pra-Paskah, Masa Paskah, Masa Biasa II dan
kembali lagi ke Masa Adven. Masa Biasa atau ordinary time memiliki rentan waktu antara 33/34 minggu.
Tahun Liturgi dibagi menjadi Tahun A, B, dan C dan Tahun I (Ganjil) dan Tahun II (Genap). Serta dalam
penanggalan Liturgi ada beberapa tingkatan diantaranya Hari Raya, Pesta, Peringatan, Masa Musim Liturgis
dan Masa Biasa. Untuk mengetahui lebih dalam mari kita simak artikel berikut ini.

1. Tahun Liturgi

Tahun Liturgi dibagi menjadi Tahun A, B, C dan Tahun I (Ganjil) dan Tahun II (Genap) jadi total ada 6
penanggalan yaitu A/I, A/II, B/I, B/II, C/I dan C/II. Tujuan penentuan ini adalah untuk menentukan bacaan-
bacaan pada kitab suci pada Tahun A dibacakan Injil Matius, Tahun B dibacakan Injil Markus dan Tahun C
dibacakan Injil Lukas. Lantas bagaimana dengan Injil Yohanes ?? Injil Yohanes tetap dibacakan namun
peletakannya diantara bacaan-bacaan Injil di Tahun  A,B dan C. Sedangkan Tahun I dan II untuk
menentukan bacaan misa harian Disebut tahun I karena dalam kalender Masehi berakhiran ganjil [2011,
2013, 2015, 2017, dst] sedangkan disebut Tahun II karena dalam kalender masehi berakhiran genap [2012,
2014, 2016, 2018, dst]. 

Cara Menentukan Tahun A, B dan C

“Caranya adalah dengan membagi 3 jika hasil bagi sisa = 1 maka itu adalah Tahun A jika hasil bagi
sisa = 2 maka itu adalah Tahun B dan jika habis dibagi 3 atau sisa = 0 maka itu adalah Tahun C.”

                     

Contoh :

      Tahun 2008 : 3

        = 2008-1800

              = 208-180

              = 28-27

              = 1

Maka Tahun 2008 adalah Tahun A

           Tahun 2009 : 3

             = 2009-1800

             = 209-180

             = 29-27

             = 2

Maka Tahun 2009 adalah Tahun B

           Tahun 2010 : 3

             = 2010-1800

             = 210-180

             = 30-30

             = 0

Maka Tahun 2010 adalah Tahun C

2. Kalender Liturgi
Kalender Liturgi gereja katolik tidak dimulai dari tanggal 1 januari hingga 31 Desember namun dimulai dari
Minggu pertama Adven kira-kira pada akhir November dan berakhir pada Hari Raya Kristus Raja Semesta
Alam pada 1 minggu sebelum Adven.

Masa Adven

8 Desember HR Sta. Perawan Maria dikandung tanpa Noda

Masa Natal dan Oktaf Natal

30 Desember Pesta Keluarga Kudus

1 Januari HR Sta. Maria Perawan dan Bunda Allah

6 Januari HR Epifani (Penampakan Tuhan)

Masa Biasa I

Rabu Abu

Masa Pra-Paskah

Pekan Suci (Minggu Palma hingga Minggu Paskah)

Masa  Paskah

40 hari setelah Paskah HR Kenaikan Tuhan

50 hari setelah Paskah HR Pentakosta

Hari Minggu setelah Pentakosta : HR Tritunggal Mahakudus

Hari Minggu setelah HR Tritunggal Mahakudus : HR Tubuh dan Darah Kristus

Hari Jumat setelah HR Tubuh dan Darah Kristus : HR Hati Kudus Yesus

Masa Biasa II

15 Agustus HR Sta. Perawan Maria diangkat ke Surga dan Hari St. Tarsisius Martir

29 September Pesta Nama 3 Malaikat Agung

1 November HR Semua Orang Kudus


2 November Pesta Peringatan Hari Arwah

Hari Minggu sebelum Masa Adven : HR Kristus Raja Semesta Alam

*HR merupakan singkatan dari Hari Raya. Apabila ada kekurangan dalam penanggalan Liturgi bisa
Comment atau menghubungi admin melalui email kami*          
3. Tingkatan Pada Kalender Liturgi

1. Hari Raya/Solemnity
Hari Raya adalah  tingkatan tertinggi dan merupakan peristiwa-peristiwa dalam kehidupan Yesus, Maria
atau Para Rasul yang merupakan peristiwa utama dalam rencana keselamatan Allah.

2. Pesta/Feast
Pesta berada di tingkat kedua setelah Hari Raya yang ditujukan untuk memperingati hidup Yesus, Maria,
Para Rasul atau Orang Kudus tertentu.

3. Peringatan/Memorial
Peringatan adalah perayaan orang kudus di bawah tingkatan pesta dan memiliki sifat opsional yang berarti
tidak wajib dirayakan.

4. Masa Musim Liturgis


Masa musim liturgis adalah masa-masa tertentu dalam gereja katolik yang biasa kita rayakan seperti Masa
Natal dan Masa Paskah.

5. Masa Biasa/Ordinary Time


Masa biasa merupakan hari minggu di luar masa musim liturgis adapun masa biasa dalam 1 tahun
berjumlah 33/34 minggu.
http://cg.amoredio.org/cg-reading/tahun-liturgi/

Tahun Liturgi

Posted on August 29, 2016August 29, 2016 by AmoreDio

Intro

Setiap kali kita datang ke gereja untuk mengikuti Misa, sadarkah kita akan suasana gereja yang
berbeda dari waktu ke waktu? Saat kita masuk gereja dan duduk, apakah kita memperhatikan hiasan
di altar atau jubah yang dipakai oleh Pastur? Bagaimana dengan lagu-lagu yang dinyanyikan dan
bacaan-bacaan yang dibacakan saat misa? Siapakah yang menentukan semuanya ini? Apakah ini
sama di Singapura maupun di negara-negara lain? Untuk mengetahui jawabannya, kita perlu
mempelajari tentang Tahun Liturgi.

Apa itu Tahun Liturgi

Tahun liturgi adalah perayaan Karya Penyelamatan kita dalam Kristus dalam kurun waktu satu
tahun.

Tahun liturgi terdiri dari dua lingkaran kehidupan Yesus, yaitu :

lingkaran kelahiran (4 minggu masa Adven dan 2 minggu masa Natal)

lingkaran kebangkitan (6 minggu masa Prapaskah dan 7 minggu Masa Paskah)

serta 32 atau 33 hari Minggu yang merupakan masa biasa di antara kedua lingkaran tersebut.

Tahun liturgi dimulai dari Minggu Pertama Adven dan berakhir pada Hari Raya Kristus Raja
Semesta Alam.

Mengapa kita perlu Penanggalan Liturgi dan bagaimanakah sejarahnya

Pertanyaan diskusi oleh fasil:

Menurut kalian, mengapa umat Katolik memerlukan Penanggalan Liturgi?


(Note to fasil: ini hanya untuk encourage orang-orang untuk share apa yg mereka tau, jawabannya
akan dibahas di bacaan bawah)

Lingkaran tahun liturgi dan pesta-pesta besarnya merupakan patokan waktu dalam kehidupan doa
umat Kristiani. Pesta-pesta besar itu “mengenang” dan “memaklumkan (proclaim)” misteri-misteri
Kristus. Semuanya ini merupakan undangan untuk berdoa bersama secara teratur, dengan maksud
untuk menumbuhkan kehidupan doa para jemaat.

Sebagai manusia, secara natural kita “menghitung hari”. Contohnya, kita merayakan anniversary
seperti ulang tahun, pernikahan, dan kematian. Kita juga merayakan hal-hal penting seperti
graduation, sweet 17, baby shower, gaji pertama, dll. Selain itu, kita mengungkapkan siapa diri kita
berdasarkan berapa lama kita berada di suatu keadaan, misalnya, saya sudah tinggal di Singapura
selama 4 tahun, saya sudah bekerja selama 2 tahun, dll. Berbagai macam profesi pun memiliki
tonggak-tonggak waktu (setiap perusahaan mempunyai financial year, sekolah memiliki 2 semester
dalam 1 tahun, petani memiliki musim tanam dan musim panen, dll.)

Tak seorang pun mengetahui kodrat manusia lebih daripada Allah yang menciptakannya. Itulah
sebabnya Ia membentuk dunia untuk mengikuti suatu irama waktu. Di dalam Kitab Kejadian, Allah
menciptakan dunia dalam 6 hari dan beristirahat pada hari ke-7. Ia beristirahat bukan karena Ia letih
– Allah yang Mahakuasa tidak pernah letih – tetapi karena Ia ingin memberikan contoh bagaimana
manusia harus bekerja dan beristirahat. Ketika manusia gagal mengikuti irama ini, Allah
menetapkannya sebagai hukum, agar mereka selalu “mengingat hari Sabat dan menguduskannya”
(Kel 20:8).

Jadi, konsep penanggalan liturgi sebenarnya berasal dari bangsa Israel dalam Perjanjian Lama.
Dalam Imamat bab 23, Allah memberitahukan tanggal-tanggal perayaan yang sudah ditentukan-
Nya dan dengan cara apa bangsa Israel harus merayakannya. Hal ini kemudian diumumkan oleh
Musa kepada bangsa Israel. Dalam penanggalan tersebut, terdapat 7 hari: 6 hari untuk bekerja, dan
hari ke-7 (hari Sabat/Sabtu) untuk beristirahat dan hari itu disebut sebagai hari yang dikuduskan.

Yesus sungguh-sungguh menyadari arti penanggalan dan makna hari-hari besar tersebut, dan hal ini
juga diikuti oleh murid-murid-Nya. Ingatkah kalian akan besarnya kerinduan Yesus untuk makan
Paskah bersama 12 murid-Nya? Perhatikan juga betapa setianya Ia dan keluarga-Nya (serta murid-
murid-Nya di kemudian hari) untuk berziarah ke Yerusalem pada waktu-waktu yang telah
ditentukan.

Setelah Yesus wafat dan bangkit, gereja perdana tidak lagi menekankan hari Sabat sebagai puncak
dari satu minggu, melainkan hari Minggu yang merupakan Hari Tuhan, untuk menghormati hari
kebangkitan Yesus. Tahun liturgi masih tetap berpuncak pada Paskah, tetapi kini Paskah kristiani,
yang menjadi pesta keselamatan berkat sengsara, wafat dan kebangkitan Yesus. Hari Tuhan
(Minggu) dan Paskah merupakan hari-hari pesta utama bagi gereja perdana.

Secara berangsur-angsur, Gereja menambahkan hari-hari raya yang dikuduskan: hari kelahiran
Yesus, hari pembabtisan-Nya, kenaikan-Nya, dll. Selain hari-hari dalam kehidupan Yesus, Gereja
juga merayakan hari-hari raya santo-santa: mulai dari Santa Perawan Maria, para rasul, martir, dan
santo-santa lainnya.

Mengapa kita merayakan hari raya santo-santa? Hal ini sudah dibahas di topik CG bulan Juni
dengan lengkap.

(Note singkat untuk fasil untuk refresh kembali tentang hari raya santo santa, jika ada yang
bertanya)

Over the centuries, the Church has punctuated the course of the year with feast days or holy days. In
the midst of our normal routine, these days help focus our attention on Christ and the mystery of
salvation. Several feast days are dedicated to our Blessed Mother, the exemplar of our faith, who
participated intimately in the mystery of salvation, such as the Solemnity of Mary, Mother of God
(January 1), the Annunciation (March 25), the Visitation (May 31), the Assumption (August 15),
the Nativity of Mary (September 8), the Presentation of Mary (September 22) and the Immaculate
Conception (December 8).

Many feast days commemorate the saints who glorified Christ in their lives on earth and now share
His glory in the Kingdom of Heaven. Their feast days usually correspond to the date of death, the
birth of the saint into eternal life. Many of the dates were established over time and sometimes
varied according to locale. However, in 1568, Pope Pius V promulgated the universal calendar
setting the feast days and their dates which would be celebrated throughout the whole Church. To
date, various Popes have increased or decreased the number of feast days of saints honored by the
whole church. The purpose is clear: “For the feasts of the saints proclaim the wonderful works of
Christ in His servants and offer to the faithful fitting examples for their imitation” (Constitution on
the Sacred Liturgy, #111).

Jadi, di dalam kesibukan kita sehari-hari, dengan adanya hari-hari raya tersebut, kita diingatkan
kembali akan kehidupan beriman kita dan dibantu untuk menghayati misteri penyelamatan Kristus
dalam hidup kita. Bersama-sama dengan Gereja Katolik yang universal, kita berdoa dan merayakan
hari-hari raya yang penting bagi kehidupan beriman kita.

Kalender Liturgi
Gambar di bawah ini adalah kalender liturgi 2016.

Pertanyaan diskusi:

Apa yang bisa kalian temukan dari kalender ini?

Warna liturgi dan masa-masa liturgi, kalender tahun C, hari-hari raya. (Semua ini akan dibahas di
bawah.)

search

Kalender Liturgi

Seperti yang kalian bisa lihat, hari-hari raya yang penting bisa jatuh di hari Minggu ataupun hari
biasa. Penanggalan ini dihitung berdasarkan jaraknya dari hari Paskah. Padanya mulanya ketika
kalender belum mudah didapatkan, beberapa tanggal penting (moveable feasts) diumumkan pada
hari raya Epifani. Pada zaman sekarang, tanggal-tanggal ini sudah diketahui sejak bertahun-tahun
sebelumnya. Namun, beberapa gereja masih melakukan proklamasi ini berdasarkan tradisi, selain
itu juga mengingatkan umat Katolik akan pentingnya Paskah sebagai pusat perayaan dan tahun
liturgi dan juga akan pentingnya hari-hari yang dirayakan sepanjang tahun liturgi tersebut. Hari-hari
yang diumumkan adalah Rabu Abu, Paskah, Kenaikan Yesus, Pentakosta, Tubuh dan Darah
Kristus, dan Minggu Adven pertama.

Warna Liturgi

Seperti yang kalian bisa perhatikan, setiap minggu ditandai dengan warna-warna tertentu. Bahkan,
setiap harinya memiliki warna liturginya tersendiri. Gereja merayakan liturgi berdasarkan warna
liturgis yang berlaku pada saat-saat tertentu, yaitu:

Putih: digunakan untuk masa Paskah dan Natal, pesta dan peringatan Tuhan Yesus (kecuali
sengsara-Nya), Santa Perawan Maria, para Malaikat, para Kudus (bukan martir), hari raya Semua
Orang Kudus (1 November), Yohanes Pembaptis (24 Juni), Yohanes Rasul (27 Desember), Takhta
Rasul Petrus (22 Februari), dan bertobatnya Rasul Paulus (25 Januari).

Merah: digunakan pada hari Minggu Palma dan Jumat Agung, hari raya Pentakosta, para Rasul,
para pengarang Injil, dan para Martir.

Hijau: digunakan dalam masa biasa sepanjang tahun.

Ungu: digunakan dalam masa Adven dan Prapaskah, ibadat atau misa arwah.
Pertanyaan diskusi:

Mengapa ada warna pink di masa Adven dan Prapaskah?

Gereja Katolik menggunakan warna liturgi merah muda (pink/rose) pada kasula imam, maksudnya
untuk menandai bahwa saat hari Minggu itu kita telah berada di pertengahan masa Adven dan
Prapaskah. Selain digunakan pada Hari Minggu Adven III, warna pink/rose ini juga dipakai pada
Hari Minggu Prapaskah IV (hari Minggu setelah hari Kamis yang merupakan pertengahan masa
Prapaskah). Namun jika di paroki/STASI tidak ada kasula imam warna merah muda (pink/rose)
tersebut, warna liturgi ungu tetap dapat digunakan. Warna liturgi ini hanya digunakan pada Hari
Minggu Adven III dan Hari Minggu Prapaskah IV saja. Sementara pada hari-hari biasa pekan III
Adven maupun hari-hari biasa pekan IV Prapaskah tetap menggunakan warna liturgi ungu.

Pada Minggu Adven ketiga ini juga disebut Minggu Gaudete, yaitu minggu yang memiliki suasana
kegembiraan dan sukacita. Nama “sukacita” ini diambil dari antifon pembuka pada Minggu Adven
Ketiga: “Gaudete in Domino semper: iterum dico, gaudete: ….” Dalam bahasa Indonesia:
“Bersukacitalah selalu dalam Tuhan. Sekali lagi kukatakan bersukacitalah! Sebab Tuhan sudah
dekat.” yang diambil dari Filipi 4:4-5. Pada gereja-gereja atau kapel yang memiliki lilin warna
merah muda (rose/pink) pada Minggu Adven III ini juga ditandai dengan penyalaan lilin warna
merah muda (rose/pink).

Minggu prapaskah IV disebut juga dengan Minggu Laetare. Nama ini diambil dari antifon
pembukaan pada perayaan hari Minggu Prapaskah IV: Laetare Ierusalem (Bersukacitalah
Yerusalem). Antifon ini diambil dari Yesaya 166:10,11 dengan ayat dari Mazmur 121. Karena
nuansa kegembiraan ini di tengah Prapaskah, dan bahwa setengah masa puasa sudah dilewati,
kesuraman Liturgis prapaskah sedikit berkurang.

Apakah itu Solemnity, Feast, dan Memorial

Hari-hari raya dikelompokkan berdasarkan kemeriahan perayaan, yang dibagi menjadi beberapa
kategori seperti berikut:

1. Hari Raya (Solemnity)

Merupakan tingkatan tertinggi dari perayaan pesta . Hari Raya adalah untuk memperingati
peristiwa- peristiwa dalam kehidupan Yesus, Maria atau para rasul; di mana peristiwa- peristiwa
tersebut merupakan peristiwa utama/ sentral dalam rencana keselamatan Allah. Dalam Misa Kudus,
perayaan hari raya ditandai dengan bacaan – bacaan Kitab Suci yang sesuai (Bacaan Pertama,
Mazmur, Bacaan kedua dan Injil), pengucapan Kemuliaan, dan Aku Percaya.

Contoh Hari-Hari Raya adalah sebagai berikut:

Hari Raya Santa Perawan Maria Bunda Allah (Theotokos) – 1 Januari,

Hari Raya Penampakan Tuhan (Epiphany) – 6 Januari,

Santo Yusuf – 19 Maret,

Hari Raya Kabar Sukacita (Anunciation of the Lord) – 25 Maret,

Hari Raya Paskah,

Hari Raya Kenaikan Tuhan – Kamis 40 hari sesudah Paskah,

Hari Raya Pentakosta – 50 Hari Sesudah Paskah,

Hari Raya Tritunggal Mahakudus – Minggu sesudah Pentakosta,

Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus – Kamis sesudah Hari Raya Tritunggal Mahakudus (60 Hari
sesudah Paskah),

Hari Raya Hati Yesus Yang Maha Kudus – Jumat sesudah Minggu Kedua sesudah Pentakosta
(70 Hari sesudah Paskah),

Kelahiran Santo Yohanes Pembabtis – 24 Juni,

Santo Petrus dan Paulus – 29 Juni,

Hari Raya Santa Perawan Maria Diangkat Ke Surga – 15 Agustus,

Hari Raya Semua Orang Kudus – 1 November,

Hari Raya Kristus Raja – Minggu terakhir sebelum Adven, menggantikan Minggu biasa ke-34,

Hari Raya Santa Perawan Maria Dikandung Tanpa Dosa (Immaculate Conception) – 8
Desember,

Hari Raya Natal – 25 Desember.

Minggu Paskah adalah Hari Raya paling utama dalam kehidupan Gereja. Hari itulah Gereja
merayakannya dengan sangat meriah, melebihi Hari Raya lainnya, karena pada Minggu Paskah
itulah seluruh misteri penebusan manusia direnungkan. Sementara pada Hari Minggu dan Hari Raya
lainnya, perayaan Gereja tetap mengarah pada misteri keselamatan Paskah. Oleh karena itu Hari
Paskah disebut juga sebagai Hari Raya dari segala Hari Raya (solemnity of solemmities, summa
sollemnitas).

Apakah Hari Raya (Solemnity) sama dengan Hari Raya wajib (Holy days of obligation)?

Beberapa Hari Raya merupakan hari raya wajib (holy days of obligation) bagi umat Katolik untuk
mengambil bagian dalam perayaan Ekaristi. Ketentuan untuk Hari-Hari Raya wajib (holy days of
obligation) yang mensyaratkan umat Katolik untuk mengikuti perayaan Ekaristi yang diadakan pada
hari-hari tersebut adalah:

KHK Kan. 1246

§ 1 Hari Minggu, menurut tradisi apostolik, adalah hari dirayakannya misteri paskah, maka harus
dipertahankan sebagai hari raya wajib primordial di seluruh Gereja. Begitu pula harus
dipertahankan sebagai hari-hari wajib: hari Kelahiran Tuhan kita Yesus Kristus, Penampakan
Tuhan, Kenaikan Tuhan, Tubuh dan Darah Kristus, Santa Perawan Maria Bunda Allah, Santa
Perawan Maria dikandung tanpa noda dan Santa Perawan Maria diangkat ke surga, Santo Yusuf,
Rasul Santo Petrus dan Paulus, dan akhirnya hari raya Semua Orang Kudus.

§ 2 Namun Konferensi para Uskup dengan persetujuan sebelum- nya dari Takhta Apostolik,
dapat menghapus beberapa dari antara hari- hari raya wajib itu atau memindahkan hari raya itu ke
hari Minggu.

KHK Kan. 1247 Pada hari Minggu dan pada hari raya wajib lain umat beriman berkewajiban
untuk ambil bagian dalam Misa; selain itu, hendaknya mereka tidak melakukan pekerjaan dan
urusan-urusan yang merintangi ibadat yang harus dipersembahkan kepada Allah atau merintangi
kegembiraan hari Tuhan atau istirahat yang dibutuhkan bagi jiwa dan raga.

Dalam KHK 1246, disebutkan 10 hari raya wajib yang universal. Konferensi Keuskupan Malaysia,
Singapura, dan Brunei menentukan 4 hari raya wajib (obligation days) sebagai berikut:

Ascension of the Lord (05 May 2016)

Assumption of the Blessed Virgin Mary (14 Aug 2016)


All Saints’ Day (01 Nov 2016)

Christmas Day (25 Dec 2016)

2. Pesta (Feast)

Pesta/ Feast adalah perayaan liturgis pada tingkatan yang kedua, untuk memperingati hidup Yesus,
Bunda Maria atau rasul atau para orang kudus utama (major Saints). Hari Pesta ini mempunyai juga
bacaan yang sesuai, namun hanya ada dua bacaan, ditambah dengan Kemuliaan (Gloria). Contoh:
hari pesta hari kelahiran Bunda Maria 8 September, dan Pesta Transfigurasi dan Pesta Salib Suci
(14 September), Pesta peringatan hari arwah (2 November).

3. Peringatan (Memorial)

Peringatan/ Memorial adalah perayaan orang kudus yang berada di bawah tingkatan Pesta.
Peringatan ini ada yang wajib maupun fakultatif/ optional. Banyak hari peringatan merupakan
pilihan/ tidak wajib, yang dilakukan di keuskupan tertentu/ daerah/ negara tertentu.

Peringatan orang kudus tidak akan dirayakan/ diperingati jika jatuh bersamaan dengan hari raya/
solemnity, pesta, hari Minggu, hari Rabu Abu, Minggu Paskah atau Oktaf Paskah. Apabila dua
peringatan jatuh pada hari yang sama, seperti pada peringatan Hati Maria Yang Tak Bernoda (yang
tanggalnya tergantung dari hari perayaan Hati Kudus Yesus, yang tidak tetap setiap tahunnya) yang
dapat jatuh bersamaan dengan peringatan orang kudus tertentu yang sudah tetap/ fixed, maka
Keuskupan bisa memilih memorial mana yang dirayakan.

Hirarki perayaan liturgi dimulai dari Hari Raya, Hari Minggu, Hari Pesta, Hari Peringatan Wajib,
Hari Biasa, Hari peringatan Fakultatif, Hari Votif (untuk intensi khusus, contoh: ulang tahun Amore
Dio, pernikahan, dll.).

Pertanyaan Sharing:

Sharingkan kesulitan yang kalian hadapi dalam merayakan Hari Raya Wajib, khususnya yang tidak
jatuh pada hari Minggu.

Bagaimana bacaan setiap harinya ditentukan


Liturgi Sabda merupakan saat umat Katolik mendengarkan Sabda Allah. Pembagian tahun A, B,
dan C merupakan pembagian untuk bacaan pada misa hari Minggu, sedangkan untuk misa harian
dibagi menjadi tahun I dan II (tahun ganjil dan genap).

Pada tahun A, bacaan Injil diambil dari Injil Matius. Tahun B bacaan Injil mengambil dari Injil
Markus. Tahun C bacaan Injil diambil dari Injil Lukas. Injil Yohanes mendapat perlakuan khusus.
Bacaan dari Injil Yohanes ini setiap tahunnya dibacakan pada hari-hari minggu Adven dan selama
Paskah, selain itu juga disisipkan pada minggu-minggu di Tahun B.

Tujuan pembagian ini adalah agar bacaan lebih terarah untuk umat. Jadi kalau kita mengikuti misa
setiap hari selama tiga tahun berturut-turut, kita telah membaca/ mendengarkan hampir seluruh isi
Alkitab.

Tahun liturgi membawa hari yang kita jalani ke dalam misteri karya keselamatan Allah. Perayaan
liturgi umat Allah menguduskan hari yang kita jalani setiap hari. Dengan memahami tahun liturgi
serta masa-masa dan perayaan-perayaan di dalamnya, kita dapat lebih menghayati karya Allah di
dalam hidup kita sehari-hari.

Referensi:

http://www.imankatolik.or.id/hari_raya_liturgi.html

http://catholicstraightanswers.com/what-is-the-liturgical-year/

http://stfrancissherwood.org/preschool-and-kindergarten

http://www.imankatolik.or.id/kalenderliturgi.html

https://liturgiekaristi.wordpress.com/2014/12/08/warna-liturgi-merah-muda-rosepink-pada-
minggu-adven-ketiga-dan-minggu-prapaskah-keempat/

https://liturgiekaristi.wordpress.com/2011/03/08/minggu-laetare-pada-minggu-pra-paskah-iv/

http://www.usccb.org/prayer-and-worship/liturgical-year/christmas/announcement-of-easter-and-
the-moveable-feasts.cfm

http://www.catholic.sg/visit-mass/days-of-obligation/

http://www.imankatolik.or.id/hari_raya_liturgi.html

http://www.katolisitas.org/hari-raya-pesta-dan-peringatan/

https://liturgiekaristi.wordpress.com/2011/03/11/lingkaran-tahun-liturgi-ada-tahun-abc/
https://id.wikipedia.org/wiki/Revised_Common_Lectionary

Revised Common Lectionary

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Loncat ke navigasi

Loncat ke pencarian

Kalender Liturgi, yang menjadi acuan dalam menyusun Revised Common Lectionary

Revised Common Lectionary atau yang disingkat dengan RCL adalah sumber pembacaan Alkitab
secara leksionaris dalam gereja-gereja Protestan [1] RCL ini disusun pada tahun 1992 dan
merupakan revisi dari Common Lectionary (CL) yang sebelumnya disusun pada tahun 1982.[1]
Melalui penerbitan RCL ini, maka tahun liturgi Gereja Protestan pun menerima hari-hari raya yang
sebelumnya lebih dikenal sebagai milik Gereja Katolik Roma seperti Yesus diberi nama (1 Januari),
Epifani (6 Januari), Rabu Abu, Pekan Suci dan sebagainya.[1] RCL juga memberikan tempat yang
lebih banyak bagi pembacaan Perjanjian Lama untuk memperkenalkan penyingkapan narasi-narasi
panjang Perjanjian Lama pada masa setelah Pentakosta [1] [2].

Penyusunan Daftar Pembacaan Alkitab

Tidak berbeda jauh dangn Common Lectionary, ada tiga bacaan Alkitab yang dibaca setiap
minggunya dan juga pada hari-hari tertentu selama lingkaran tiga tahun liturgi.[3] Bacaan pertama
diambil dari Perjanjian Lama, bacaan kedua selalu diambil dari surat-surat Rasuli serta bacaan
ketiga diambil dari Injil.[3] Selain ketiga bacaan di atas, ada Mazmur yang menjadi bacaan atau
nyanyian di antara pembacaan-pembacaan bahan Alkitab tersebut, yang juga sudah disusun dalam
lingkaran tiga tahun liturgi.[3] Tiga tahun liturgi yang dimaksud adalah:

Tahun A yang memiliki tema pembacaan Injil berdasarkan Matius. Bacaan Perjanjian Lama
setelah Pentakosta diambil dari Taurat, Kitab Rut dan kitab para Nabi yang membicarakan
eskatologi.[3]

Tahun B yang mendasarkan pembacaan Injil berdasarkan Markus. Bacaan Perjanjian Lama
setelah Pentakosta diambil dari bacaan-bacaan yang menampilkan narasi tentang Daud, kitab-kitab
hikmat serta delapan minggu terakhir dari tahun ini mengambil bacaan yang sama dengan
Leksionari yang disusun Gereja Katolik Roma.[3]

Tahun C yang mendasarkan pembacaan Injil berdasarkan Injil Lukas.[3] Bacaan Perjanjian Lama
setelah Pentakosta diambil dari bacaan-bacaan yang menceritakan kisah para Nabi, dimulai dari
Elia.[3]
Injil Yohanes sendiri digunakan di dalam tiga tahun liturgi tersebut, terutama dalam Masa Raya
Paskah.[3]

Penggunaan Revised Common Lectionary

Beberapa gereja di Indonesia sudah menggunakan Revised Common Lectionary dalam menyusun
bacaan Alkitab untuk ibadah, salah satunya GKI.[4] [5] Revised Common Lectionary juga tidak
dapat digunakan begitu saja, terutama ketika seseorang menafsirkan bacaan-bacaan Alkitab yang
telah disusun dalam Revised Common Lectionary.[5] Ada dua pola penafsiran yang digunakan
yaitu Pola Penafsiran Komplementer yang mengutamakan bacaan pertama yakni Perjanjian Lama
dan bacaan ketiga yakni Injil dalam menafsir Alkitab, kemudian dicari hubungannya dengan bacaan
kedua.[5] Pola Penafsiran itu menghasilkan sebuah tafsiran yang berdimensi 'lebar'. Pola penafsiran
kedua adalah Pola Penafsiran Semisinambung yang selalu melihat dan mencari hubungan teologis
dari bacaan-bacaan tersebut dalam suati kitab dari satu hari Minggu ke hari Minggu berikutnya.[5]
Pola ini menghasilkan penafsiran dengan dimensi 'tinggi'.[5]

Beberapa gereja Protestan lain, baik di Indonesia maupun di dunia yang menggunakan Revised
Common Lectionary adalah Gereja Methodis, gereja-gereja Presbiterian, gereja-gereja Kristus dan
beberapa gereja Protestan lainnya.[2]. RCL juga dianggap sebagai sumber bahan bacaan Alkitab
yang bersifat ekumenis.[2]

Referensi

^ a b c d (Indonesia) Rachman, Rasid. 2011. Hari Raya Liturgi: Sejarah dan Pesan Pastoral
Gereja. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

^ a b c (Indonesia) White, James. 2011. Pengantar Ibadah Kristen. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

^ a b c d e f g h (Inggris) Hickman, Hoyt L. dkk. 1992. The New Handbook of The Christian
Year. Nashville: Abingdon Press.

^ (Indonesia) BPMS GKI. 2009. Tata Gereja dan Tata Laksana Gereja Kristen Indonesia. Jakarta:
BPMS GKI.

^ a b c d e (Indonesia) Komisi Pengadaan Materi Bina Sinode GKI. 2013. Dian Penuntun:
Rancangan Khotbah Leksionari Edisi 17. Jakarta: Grafika KreasIndo.

You might also like