You are on page 1of 20

MENGANALISIS SIFAT FISIK BAHAN GALIAN MINERAL LOGAM

A. Pengertian Bahan Galian Logam


Bahan galian logam (bijih) atau ore dapat merupakan senyawa
Misal: Calaverite AuTe2
Sylvanite (Ag.Au)Te2
Atau dalam bentuk unsur logam tunggal
Misal: Native gold (Au)
Ore adalah batuan dan mineral, tidak hanya metal atau mineral yang mengan-dung metal,
tetapi beberapa non-metalik seperti sulfur dan flourite juga termasuk disebut ore.
Yang tidak termasuk ore: batuan, pasir untuk bangunan, lempung, garam. Ini adalah batuan
dan mineral industri atau mineral-mineral ekonomis. Sehingga kita dengan mudah dapat
memisahkan yang mana material industri atau mineral bijih.
Teori modern mengenai ore diformulasikan oleh:
1. Georg Bauer atau Georgius Agricola pada abad 16, mengamati dan mengobser-
vasi ore deposit. Beliau juga disebut sebagai BAPAK EKONOMI GEOLOGI. Buku
yang diterbitkan berjudul: De re Metallica (tahun 1556)
2. Nicolaus Steno pada pertengahan abad 18: memberikan pandangan mengenai
tanggung jawab dan kontribusi seorang ahli geologi yang berhubungan dengan geologi
umum harus dihubungkan dengan mineral bijih; di mana sebagai produksi/ kondensasi
dari uap/gas yang naik melalui rekahan-rekahan (fisures).
3. Henkel (tahun 1725 dan 1727) dan Zimmerman (tahun 1746) memberi masukan
tentang pentingnya hydrothermal solution atau uap yang berasal dari bagian paling
dalam (deep seated origin) yang menghasilkan endapan bijih karena proses
metasomatisme (replacement).
4. Von Oppel (tahun 1749) membuat perbedaan antara urat kuarsa (vein) dan lapisan
endapan (bedded deposits), yaitu cross cutting features adalah sekunder dan open
fissure adalah origin (primer), dan kemudian menyesuaikan diri dengan
lapisan interbedded sedimen.
5. Delius (tahun 1770 dan 1773) mempelajari tentang alterasi batuan/bijih oleh agen
atmosfer, beliau juga mengamati perkembangan mineral sekunder pada zone alterasi
sebagai zone supergen.
6. Charpenter seorang profesor dari Jerman (tahun 1778 dan 1779) yakin bahwa urat
kuarsa (vein) terbentuk oleh alterasi dari batuan induk (country rock) dan memotong
batuan-batuan dinding yang di antaranya terjadi silifikasi.
7. Gerhard (tahun 1781) menulis bahwa urat kuarsa (vein) membuka dan terisi oleh sisa
cairan magma atau mineral-mineral yang terbawa (mineral leached) atau open fissure
fillid dari dalam bumi.
Teori lateral secretion (batuan ore deposits berasal dari mineral cucian
(mineral leached) dari wall rock oleh air (meteoric origin) dari Charpenter dan Gerhard ini
bertahan + 100 tahun (tahun 1882)
8. James Huton, a Scot dan Abraham Gottlob Wenner dari Jerman, mempredik-sikan
pengaruh yang luas tentang ore deposits. Huton seorang plutonist (tahun 1888 dan
1895) terkenal dengan teorinya: yaitu magma yang berhubungan dengan endapan
mineral logam, berasal dari perputaran cairan sisa magma.
9. Joseph Bruneur (1801), Scipione Breaslak (1811) ahli geologi Italia menyebutkan
bahwa proses segregasi magma dapat menjelaskan bagaimana mineral hadir
terkonsentrasi dalam lapisan batuan beku.
10. Spurr (1923) memodifikasi bahwa magma bijih (ore magma) diterima sebagai
pembawa/mengandung bodi bijih (ore bodies).
11. Werner seorang Neptunist menerangkan bahwa basalt, sandstone, limestone,
ore deposit terbentuk sebagai sedimen awal dalam lautan. Dalam bukunya yang
berjudul: New teory of the formation of veins. Diterangkan bahwa vein berasal dari
dasar laut. Bermula dari terbentuknya sebagai rekahan/crack yang disebabkan
oleh slumping atau gempa bumi, kemudian crack terisi oleh proses resapan kimia.
Hutton dan Werner yang terkenal dengan plutonist dan neptunist selama bertahun-tahun
mengadakan observasi dan menghasilkan bahwa lava bukan suatu formasi sedimen, karena
mereka melihat bahwa terdapat mineral-mineral (termasuk mineral bijih) larut dan tertranspot
serta terendapkan dari media air/cairan. Sehingga dapat diketahui bahwa magmatisme dan
singenetis tidak dapat berdiri sendiri-sendiri.
Sebagai contoh: nikel selalu berasosiasi dengan norites (batuan beku basa) dan
peridotit. Kehadiran monsonit dan atau quartz monzonite stock) akan ditemukan dissemi-
nated copper. Timah akan ditemukan berasosiasi dengan siliceous plutonic rock (granit) Hal
ini merupakan bukti dari hubungan bijih dengan aktivitas volkanik yaitu adanya fumarol atau
mataair panas/hot spring.
12. Pada abad 19 banyak ilmuan terkenal yang menyumbangkan teori tentang trans-
portasi bijih dan pengendapannya. Di antaranya: Von Cotta,
Sandberger dan Stelzner dari Jerman, Danbree dan Launay dari
Perancis, Poepny dari Bohemia, Phillips dari Inggris, Vogt dari Norwegia
dan Emmons dari amerika Serikat.
Secara umum banyak ilmu pengetahuan yang dikemukakan, tetapi para ahli geologi masih
belum mengetahui secara jelas, bahwa tidak ada teori single yang dapat menjelaskan genesis
endapan bijih secara keseluruhan.
13. Pada abad 20, klasifikasi endapan bijih sangat meningkat dengan pesat,
dan Lindgren (tahun 1907, 1913 dan 1922) mempopulerkan Genetic
Classification atau klasifikasi deposit dari produk mekanika atau konsentrasi kimia
dan klasifikasi urat-urat hidrotermal (hydrothermal vein). Dalam group Lindgren
termasuk pirometa-somatik (batuan beku metamorpik) dan deposit hidrotermal.
Berdasarkan atas proses cara terbentuknya bahan galian logam/mineral bijih/ore dibagi
menjadi 2 yaitu:
1. Bijih primer = bijih hipogen
Bijih yang diendapkan pada saat terjadinya proses metalisasi
2. Bijih sekunder = supergen
Bijih yang diendapkan sebagai akibat alterasi dari bijih primer, oleh proses pelapuk-an
dari air permukaan yang meresap ke dalam tanah.
Proses pembentukan bahan galian:
Proses terbentuknya bahan galian adalah sangat komplek. Sering lebih dari satu proses
bekerja bersama-sama.
Meskipun dari satu jenis bahan galian logam, apabila terbentuk oleh proses yang berbeda-
beda, maka akan menghasilkan tipe endapan yang berbeda pula.

B. Jenis- jenis Mineral Logam


Di bawah ini beberapa mineral logam :
1. Chromium = Cr
Didapatkan sebagai cebakan primer, dengan bijih Chromite FeOCr2O3. Bijih ini
merupakan hasil proses magmatic segregation pada batuan beku basa. Pada umumnya
didapatkan dalam bentuk vein bersama serpentin, dalam jumlah terbatas batuan basa / ultra
basa akan lapuk, terangkut akhirnya diendapkan sebagai deposit sekunder.

Gambar 1.
Chromium
Kegunaan:
- Untuk pelapis besi (stainless steel)
- Alloys baja supaya tahan karat
- Refractory = bahan tahan api
- Untuk industri kulit, tekstil, dll.
Cara Penambangan:
- Tambang dalam untuk deposit primer
- Tambang permukaan untuk de-posit sekunder.
Cara pengolahan:
- Hasil tambang primer umumnya mempunyai konsentrasi tinggi dan tidak tercampur dengan
logam lain (sortasi).
- Hasil tambang sekunder dengan gravitasi.
Tempat ditemukan:
- Kalimantan Selatan di G. Batara (Pleihari) dengan 31-32% chromit.
- Sulawesi Tengah, yaitu di Latan dalam batuan peridotit.

2. Manganese = Mn
Tabel 1.
Karakteristik bijih mangan

Ore Komposisi Dep. Primer Dep. Sekunder

Pyrolusite MnO2 *
Psilomelane Mn2O3 x H2O *
Pyrounite 3Mn2O3 MnSiO3 *
Manganite MnO (OH) *
Rhodochrosite MnCO3 *
Rhodonite (Mn, Mg, Fe)SiO2 *
Hampir semua bijih mangan didapatkan sebagai deposit sekunder dan sedikit sebagai
deposit primer.
Keterangan mineral:
Pyrolusite = MnO2
Merupakan endapan sekunder, hasil proses oksidasi dari Mn primer: Rhodochrosite &
Rhodonite.
Psilomelane = Mn2O3 x H2O = (BaH2O4 )Mn10O20
Merupakan endapan sekunder. Kadang - kadang berasosiasi de-ngan barium.
Manganite = MnO(OH)
Sebagai endapan primer dijum-pai dalam vein yang terbentuk pada temperatur tinggi.
Sebagai endapan sekunder dan berasosiasi dengan pyrolusite, limonite dan psilomelane.
Rhodochrosite = MnCO3
Sebagai endapan primer dida-patkan dalam vein, dijumpai bersama dengan Cu & Pb,
dalam gangue mineral. Bila teroksidasi menjadi MnO2 berwarna hitam, dijumpai pula
pada batuan metamorf.
Rhodonite = (Mn, Mg, Fe)SiO3
Merupakan endapan primer, pada batuan metamorf dan juga di dalam vein.
Gambar 2.
Mangan
Kegunaan:
- Campuran besi ruang, tahan terhadap pengaruh belerang.
- Alloys dalam bentuk perunggu untuk propeller kapal.
- Untuk melindi biji uranium, batang-batang las.
- Pernis, pupuk.
- Menghilangkan warna pada gelas/ kaca.
- Pembuat baja

Pengolahan: sortasi manual terha-dap kontaminasi.

Tempat ditemukan :
- Kalimantan Barat: Batu Konka-bang, Pebesian, Pebatuan, Se-jambun, S.Ella Hilir, Kam-
pung Siluas, G.Jaboi dan Pajilu.
- Kalimantan Tengah: kampung Kepajang, G.Karim, G.Segalung, Jemuat, Segulak dan
Begenci.
- Kalimantan Selatan: G.Kukusan (besi laterit), P.Sebuku, P.Suwa-ngi, P.Danawan, Batu
Kora, S.Pontain, Tanjung, Munggu, P.Ulin, Tembaga, G.Melati, Sa-rang Alang, Takisong,
Penja-ringan, Padang Biji.
- Sulawesi Tengah: S.Larona, Lingkema, Lingkobale, Karipinan dan Bone Putih.
- Sulawesi Selatan: Walanae, Salo Talimbangan.
- Flores: Riung
- Irian Jaya – Was Akopi, Was Isyow

Cara Penambangan:
- Tambang dalam – primer
- Tambang permukaan – sekunder

3. Copper = Cu
Senyawa tembaga:
- Native Copper – Cu – 100% (primer dan sekunder)
- Bornite – Cu5FeS4 (primer dan sekunder)
- Branchantile – CuSO43Cu(OH)2 (sekunder)
- Chalcosite – Cu2S (primer dan sekunder)
- Cuprite – Cu2O (sekunder)
- Enargite – Cu2As2S5 (primer)
- Malachite – CuCO3Cu(OH)2 (sekunder)
- Azurite – CuCO3Cu(OH)2 (sekunder)
- Chrysocoll – CuSiO332H2O (sekunder)
Cu didapatkan baik sebagai deposit primer ataupun deposit sekunder. Tabel 10.10 merangkum
bijih tembaga dan keterdapatannya.
Tabel 2.
Bijih tembaga

Nama Ore Komposisi Dep.Primer Dep.Sekunder


Natiopper Cu * *
Bornite Cu5FeS4 * *
Bronchantite CuSO43Cu(OH)2 *
Chalcosite Cu2S * *
Chalcopyrit CuFeS2 * *
Covelite CuS * *
Cuprite Cu2O *
Enargite 3Cu2SAs2S5 *
Malachite CuCO3Cu(OH)2 *
Azurite 2CuCO3Cu(OH)2 *
Chrysocoll CuSiO32H2O *

Keterangan mineral:
Native Copper (Cu) didapatkan bersama dengan Silver, Arsen, dan sebagainya. Dijumpai di
bagian atas dari vein Chalcosite (Cu2S) atau Covelite (CuS) dan pada batuan volkanik. Dalam
deposit sekunder merupakan hasil pelapukan dari Chalopyrit.
Bornite (Cu5FeS4) terdapat dalam batuan intrusive dalam bentuk vein didapatkan berasosiasi
dengan chalcopyrite dan chalcosite.
Bronchantite (CuSO43Cu(OH)2) = Cu4SO4(OH)6 merupakan deposit sekunder hasil alterasi
dari copper oxida.
Chalcosite (Cu2S) didapatkan berasosiasi dengan Bornite Cu5FeS2), didapatkan berasosiasi
dengan pyrite,sphalerite, galena dan pyrhotite. Juga dengan bornite dan chaleosite.
Covelite (CuS). Didapatkan dalam bentuk vein ataupun dalam fumarole.
Cuprite (Cu2O), merupakan deposit sekunder, hasil pelapukan dari copper sulfide (chlcosite
Cu2S, Covelite CuS). Didapatkan bera-sosiasi dengan native copper, malachite, azurite, dan
limonit.
Enargite (3Cu2SAs2S5 = Cu3AsS4), dijumpai dalam bentuk vein yang terbentuk pada medium
temperatur.
Malachite (CuCO3Cu(OH)2 = Cu2CO3Cu(OH)2), merupakan hasil alterasi copper ore deposit
(copper sulfide = endapan sekkunder), umumnya berasosiasi dengan batuan karbonat, pada
umumnya berasosiasi dengan azurite.
Azurite (2CuCO3Cu(OH)2) = Cu3(CO3)2(OH)2, merupakan deposit sekunderm hasil alterasi
copper sulfide, umumnya berasisoasi dengan batuan karbonat dan malachite.
Chrysocoll (CuSiO32H2O = Cu2H2Si2O3(OH)4, merupakan endapan sekunder.
Deposit Tembaga di Irian Jaya
Diusahakan oleh Freeport Minerals Company. Penelitian dimulai tahun 1967 seluas
10.000 ha, berpusat di Ertsberg (bukit bijih). Pada ketinggian 3.460 m dpl. Penambangan
dimulai tahun 1973 dan pada saat itu diresmikan pula nama kota Tembagapura.
Lingkungan Ertsberg merupalan daerah intrusi granodiorit yang berstektur porfir.
Penelitian detail menunjukkkan bahwa batuannya mempunyai komposisi bervariasi dari
diorite monzonite kuarsa. Intrusi ini menerobos batugamping dari Formasi Faumi yang
berumur Eosen. Oleh sebab itu mengalami metamorfosa dan metasomatisme. Tubuh bijinya
merupakan masa berbentuk sumbat. Bagian yang tersingkap setinggi 140 m. Ke bawah
diperkirakan 360 m.
Mineralisasinya tidak merata, bijinya terdiri dari chalcopyrite, bornite dan magnetit, dan
batuan yang tidak berbijih terdiri dari kalsium silikat. Selain itu terdapat dalam jumlah
kecil, pirit, molibdenit, bismut, galenobismutit. Juga mineral ubahan seperti Covelit,
Chalcosite, Hematit. Di samping itu ada pula granit, diopsid, piroksen. Uralit dan epidot
dengan perunut mineral visovianit, skapolit, apatit, serpentin, talk, sericit, alofan, alunit dan
mineral lempung.
Ertsberg ditaksir mengandung 33 juta ton bijih tembaga dengan kadar rata-rata adalah:
 Tembaga 2,5%
 Besi 41%
 Emas 0,75 gram/ton
 Perak 9 gram/ton

Gambar 3.
tembaga
Cara penambangan :
- Tambang tertutup dengan tero-wongan, sisa yang ditambang berfungsi sebagai pilar.
- Tambang terbuka, berada pada ketinggian 3.700 m sampai keda-laman pada ketinggian
3.364 meter.
Kegunaan:
- alat-alat listrik
- Campuran logam talicys untuk perunggu.
Pengolahan: digiling - konsentrat - pemisahan.
Selain di Irian Jaya yang sudah diusahakan, deposit Copper didapatkan pula di:
- Aceh: Pulau Bras, daerah Gle Broe, Aer Talu, beutong, Alu baru.
- Sumatera Utara: Aer Sihajo, Muara Soma, Singengu, Tambang Oli, Kota Pungkut,
Pakantan, Maliti Muara Sipongi, Aer Sipongi, G.marisi, Pagaran, Si Ayu, Sidi-ngin.
- Sumatera Barat: Sumpu, Lubuk, Selasih, sekitar D, Singkarak, S. Pagu, Bulangsi, Tepan, G.
Kerinci. Mangani. G.Arum.
- Jambi: talang kepotang, S. Bulu, S, Letung, S Sengering.
- Sumatera Selatan: S. Tuboh, Kim-kim Besar, bukit Rayah.
- Bengkulu: G. Batu bertulis. Aer Penejun, Toba Tembiling, Aer Loh limbo, Sulit, Simau.
- Lampung: G. Ratai
- Jawa Barat: Banten selatan, Ciko-tok, Cipacung, Cirotan, Jampang, Cikondang
Karangnunggal.
- Jawa Tengah: S. Luk Ulo
- Jawa Timur: Janglot, Dawuhan, Kedungpring, Tegalrejo, Domas-an, Kalitelu, Kasihan,
Brungkah, Batu ulu.
- Kalimantan Barat: Konsesi pan-dan, Mandor, Montrado, Beng-kayang.
- Kalimantan Tengah: Sampit, Men-tikai, Cabang S.Samba.
- Sulawesi Utara: Paleleh Barat
- Sulawesi Selatan: Peg. Latimo-jong, Sangkaropi.
- Sulawesi Tenggara: Lempea

- NTT: Bone, Tomini/P.Timor


- Irian: Warmoni, P/ Doom, Peg. Cartenz, Ertsberg.

4. Alumunium = Al
Merupakan endapan sekun-der, mineral utama adalah Bauxite (Al2O32H2O). Bauxite
adalah group mineral yang meliputi :
 Gibbsite : Al (OH)2
 Boehmite : AlO (OH)
 Diaspore : HAlO2
Bauxite mineral sekunder hasil leaching silika dari mineral lampung, batugamping,
lempungan atau ba-tuan beku dengan % silika rendah pada kondisi tropis.
Bauxite di Pulau Bintan (Riau) sudah dikenal sejak 1925 yaitu dalam bentuk bahan
lapukan laterit. Di Pulau Bintan penambangan bauxite dilakukan di daerah Tembiling dan
beberapa pulau sekitarnya seperti Pulau Kelong, Pulau Dendang, Pulau Anakut, Pulau
Kayong.
Batuan tertua di kepulauan Riau terdiri dari batuan volkanik dan sediment yang terlipat
kuat dan telah mengalami metamorfose. Batuan ini tertindih batupasir dan serpih yang
mungkin berumur Trias dan terlipat kuat pula.
Granit yang berumur Trias Akhir telah menerobos batuan sedimen tadi dan
menyebabkan metamorfose kontak yang dapat diamati di berbagai tempat. Batuan termuda
didaerah ini adalah batuan klastika yang terlipat sedang, tidak mengalami metamorfose dan
diper-kirakan berumur Kapur atau Tersier.
Penyelidikan sebelum perang dunia kejadian bauxite di daerah Bintan adalah sebagai
berikut:
- Batuan asal bauxite adalah serpih bersifat perlit halus sedikit napalan yang telah berubah
menjadi batu tanduk (hornfels) bersifat padat karena metamorfose sentuh.
- Pelapukan laterit telah berlangsung selama masa peneplain yang cukup lama dalam masa
Tersier dan Kuarter, laterit alumunium oksida terbentuk pada tempat erosi kimia lebih kuat
dari erosi mekanis.
- Selain sebagai lapisan atas, aluvium penampang lapukan bauxite terdapat juga sebagai hasil
pembauksitan secara eluvium batuan asal, tetapi endapan jenis terahir ini tidak mempunyai
arti ekonomi.
Penyelidikan setelah perang dunia menghasilkan kesimpulan sebagai berikut:
- Bauxite tersebut merupakan hasil akhir pelapukan setempat.
- Endapan terdapat pada lajur konkresi dekat permukaan pada puncak dan sisi bukit yang
lebar, mungkin merupkan sisi suatu hamparan (peneplain).
- Daerah yang paling baik pembentukan bauxite agaknya ialah yang mempunyai batuan dasar
granit atau syenit kuarsa dengan kadar kuarsa rendah, batuan vol-kanik bersifat riolit dan
filit.
- Lazimnya bijih yang terdapat dalam bentuk konkresi ini terdiri dari mineral gibbsit
(Fe2O3HO), SiO2 dan titandioksida (TiO2).

Gambar 4.
Aluminium
Keguanaan :
- Industri pesawat terbang
- Bahan anti korosi
- Penghantar panas
- Refraktori bahan bangunan
- Bahan alat rumah tangga
- Bahan pembungkus
Cara penambangan: tambang per-mukaan.
Cara pengolahan: Proses bayer (elektrolisa) – alumina – elekrolisa di bejana cryolit - logam
Alumunium.
Tempat didapatkan:
- Riau: P. Bintan, P. Riau, Lingga, Kundur, Batam.
- Sumatra Selatan: P. Bangka, P. Biliton.
- Kalimantan: Singkawang

5. Antimony = Sb
Merupakan deposit primer. Contoh endapan antimony adalah stilonite Sb2S3. terbentuk pada
low temperature vein kadang berasoliasi dengan Arsen, batuan beku asam (Granit, Grandiorit,
Monzenit).

Gambar 5.
Antimony
Kegunaan:
- Dicampur dengan Pb sebagai bahan batu baterai
- Pelapis tangki
- Bahan pembungkus kabel
- Bahan solder
- Sebagai logam putih (white metal)
Cara penambang: tambang permu-kaan.
Cara pengolahan: hand sorting - konsentrasi dengan gravity.
Tempat ditemukan:
- Riau di kepulauan Natuna
- Sumatra selatan: di Muaro
- Jawa Barat: Karawang, Purwa-karta, Sukawajan, S. Cipeung
- Kalimantan Tengah: Di Muara Te-we, Ketingan, Sejuran.
- Kalimantan Barat: Undan, G.Silu-bat
- Kalimantan Timur: G. Nanta
- Kalimantan Selatan: Manunggal, Riam Kabok
- Sulawesi Selatan: Sassak
- NTB: Lombok, G. Rawa, G. Maria, (sumbawa)
- NTT: Kale (Timor)

6. Bismuth = Bi
Merupakan deposit primer ataupun sekunder. Deposit primer terdapat dalam vein,
replacement dari larutan hidrotermal. Bismuth kebanyakan merupakan hasil tam-bahan di
dalam penambangan timah putih, timah hitam, tembaga, emas, perak dan emas.

Tabel 3.
Bijih bismuth
Ore Komposisi Dep. Primer Dep. Sekunder

Natira Bismuth Bi *
Bismuthinite Bi2S3 *
Bismite Bi2O3 *
Galeo bismithite Pb Bi2S4 *

Bismuthinite = Bi2S3
High temperature ore vein dan berasosiasi dengan pegmantites. Juga terbentuk karena
penguapan dari larutan hydrothermal, kadang-kadang berasosiasi dengan Arseine Antimony.

Gambar 6.
Bismuth
Kegunaan :
- Untuk campuran logam antara lain alumunium, besi, baja .
- Untuk menambah ketajaman dan kekuatan alat pemotong.
- Untuk termoelektrik
- Industri kimia (obat-obatan dan kosmetik)
- Pencampuran logam (alloy) de-ngan titik lebur rendah (fusible), alloy yang berguna untuk
sumbat pengaman, electric fuse, kedok-teran gigi dan sebagainya.
Penambangan : stand sorting
Tempat dijumpai :
- Sumatera Utara: P. Samosir (Danau Toba) keadaan endapan-nya berupa butir-butir kecil
dari native bismuth dalam tuff.
- Kalimantan Barat: Kamp Jakargi (Landak)
- Tempat-tempat deposit timah di mana bismuth sebagai hasil ikutan.

7. Cobalt = Co
Didapatkan sebagai endapan primer, terbentuk dalam medium temperature vein yang
umumnya berafiliasi dengan nikel dan silver.
Tabel 4.
Bijih cobalt
Ore Komposisi Dep. Primer Dep. Sekunder
Skutterudite (CoNiFe)As3 *
(smaltite-Chloanthite)
Cobaltite CoAsS *
Skutterudite (smaltite-Chloanthite) = (CoNiFe)As3
Didapatkan sebagai endapan primer, sebagai vein. Umumnya didapatkan berasosiasi
dengan silver dan nikel.
Cobaltite = CoAsS
Didapatkan sebagai endapan primer, dalam bentuk vein berasosiasi dengan mineral
cobalt yang lain dan nikel, dan juga di dalam batuan metamorf sebagai akibat proses
diseminasi.

Gambar 7.
Cobalt
Penggunaan :
- Campuran logam
- Industri elektronik, kimia, dan farmasi.
Cara Penambangan:
- Tambang dalam bila berasosiasi dengan silver.
- Tambang permukaan bila berasosiasi dengan nikel.
8. Mercury = HgS
Merupakan deposit primer, terdapat pada vein dangkal dan berkaitan dengan batuan beku.
- Cinnabar = HgS
Salah satu endapan mercury sulfide yang terpenting terdapat dapa vein yang berkaitan
dengan batuan beku yang relatif dangkal, akibat proses hydrothermal.
- Calcemel = HgCl
Sering dijumpai berasosiasi dengan Cinnabar.

Gambar 8.
Mercuri
Kegunaan:
- Untuk fotografi
- Pengolahan emas dan perak
- Katalisator, farmasi, dan kedokteran
Penambangan: deposit mercury selalu terdapat di permukaan.
Pengolahan : sifat deposit mercury yang umumnya berbentuk cair mudah dipisahkan dengan
hand sorting.
Tempat didapatkan :
- Sumatera Barat: dekat Sibalabu, S.Japir, Gede Jalang dekat Batu Anjung.
- Jambi: S Gelugur, S Siak
- Jawa Barat: G.Parung, sepanjang sungai dari G.Lembu Ciseuci, Pantai Junti, Karangampel-
Cirebon
- Jawa Tengah: Cilacap, S.Donan, S.Tuntang Demak.
- Yogyakarta: Sorogedug
- Kalimantan Barat: terdapat di 23 daerah antara lain S.Siam, S.Be-tung cabang, S.Bayan,
G.Udan, S.Sekireh.
- Kalimantan Tengah: Sampit, Kota Waringin.
- Kalimantan Selatan: Tanah Laut, Martapura.

9. Molybdenum = Mo

Dijumpai sebagai endapan primer (molybdenite) atau sebagai endapan sekunder (Wulfenite).
Tabel 5.
Bijih molybdenum
Ore Komposisi Dep. Primer Dep. Sekunder
Molybdenite MoS2 *
Wulfenite PbMoO4 *
-- Molybdenite==MoS
Molybdenite MoS22
Sebagai hasil
Sebagai hasil proses
proses hydrothermal
hydrothermal dari
dari batuan
batuan pagmantit,
pagmantit, kadang
kadang berasosiliasi dengan
kuarsa.
kuarsa.
Wulfenite==PbMoO
- - Wulfenite PbMoO44
Sebagaihasil
Sebagai hasilproses
prosespelapukan
pelapukan dari
dari molybdenite
molybdenite pada
pada permukaan
permukaan vein
vein Pb.

Gambar 9.
Gambar 9.
Molybdenum
Molybdenum
Kegunaan::
Kegunaan
-- Sebagai
Sebagaialloys
alloysuntuk
untukbaja
baja
-- Untuk
Untukkatalisatur
katalisatur
-- Lubricant
Lubricant
-- Bahan
Bahancampuran
campurankeramik
keramik
-- Pigmen
Pigmen
-- Bahan
Bahanfarmasi
farmasi
Penambangan:tambang
Penambangan: tambang dalam
dalam
Pengolahan:hand
Pengolahan: handsorting
sorting
Tempatdijumpai
Tempat dijumpai::
-- Aceh:
Aceh:Gayo
Gayolues
lues(burniaguseum,
(burniaguseum, woini
woini tribe)
tribe)
-- Sumatra
SumatraBarat:
Barat:Tiembulun
Tiembulun (Peg.
(Peg. Sibubun)
Sibubun)
-- Riau:
Riau:Singkep
SingkepdandanKarimun
Karimun besar
besar
-- Sumatera
SumateraSelatan:
Selatan:Klapa
Klapa Klumpit
Klumpit (Batiton),
(Batiton), Jebus
Jebus (bangka),
(bangka), Waiku-pang
Waiku-pang (J.Betung)
-- Kalimantan
KalimantanBarat:
Barat:G.Bawang
G.Bawang (Kampung
(Kampung ledo)
ledo) dan
dan G.Benaul
G.Benaul

10.
10. Tungsten==Wolframates
Tungsten Wolframates
Dijumpai sebagai
Dijumpai sebagai deposit
deposit primer,
primer, hasil
hasil proses
proses hydrothermal
hydrothermal high temperature dan
mediumtemperature
medium temperaturequartz
quartz vein.
vein. Batuan
Batuan granitic
granitic diperkaya
diperkaya dengan
dengan larutan
larutan magma pegmatit.
Tabel 6.
Tabel 6.
Bijih tungsten
Bijih tungsten

Ore
Ore Komposisi
Komposisi Dep. Primer
Dep. Primer Dep. Sekunder

Wolframite
Wolframite (FeMn)WO44
(FeMn)WO **
Ferbenite
Ferbenite FeWO44
FeWO **
Huebnerite
Huebnerite MnWO44
MnWO **
Sceelite
Sceelite CaWO44
CaWO **
-

Gambar 10.
Tungsten
Kegunaan: untuk alloys, tahan terhadap suhu tinggi.
Catatan: antara ion Mo dan W sifatnya changeable (mudah terjadi pertukaran ion).
Penambangan: tambang dalam.
Pengolahan: hand shorting
Tempat dijumpai: di daerah yang terdapat molybdenum.

11. Lead = Timbal = Pb


Tabel 7.
Bijih timbal
Ore Komposisi Dep. Primer Dep. Sekunder
Galena PbS *
Cerrusite PbCO3 *
Anglesite PbSSO4 *

Cebakan ini didapat dalam bentuk primer maupun sekunder. Mineral bijih terkait adalah
galena, cerrusite, dan anglesite.
Galena (PbS), dijumpai pada vein yang terbentuk pada medium - low temperature,
berasosiasi dengan sphalerite, pyrite, chalcophiryte, kuarsa. Dalam batuan sedimen terdapat
berasosiasi dengan siderite, dolomite, fluorite, calcite dan barit.
Garrusite (PbCO3), dijumpai sebagai deposit sekunder hasil pelapukan galena melalui alterasi
dan ini terjadi bila vein menembus batugamping. Jenis ini didapatkan bersama galena,
sphalerite dan kalsit, pada vein yang terbentuk pada temperatur rendah.

Anglesite (PbSO4), merupakan deposit sekunder, hasil pelapukan galena, kadang berasosiasi
dengan phosgenite, cerrusite, dan mala-chite.
Cara penambangan: tambang dalam dan tambang permukaan.
Cara Pengolahan:
grinding – gravity – flotasi.
Gambar 11.
Timbal
Kegunaan:
- Alat-alat listrik, accu, industri nuklir.
- Industri logam, solder, industri karet, cat, dan sebagainya.
Tempat ditemukannya:
- Sumatra Utara: Kotanopan (Tapa-nuli Selatan)
- Jawa Barat: Cikondang (Cianjur), Pacet (Cianjur), Kec. Jonggol (Bogor), Panjalu (Ciamis).
- Kalimantan Timur: Kec. Berau
- Sulawesi Tengah: Palu, Donggala.
- NTB: Songkol, P.Lombok Kab. Prava.

12. Zinc = Zn
Tabel 8.
Bijih zinc

Ore Komposisi Dep. Primer Dep. Sekunder


Sphalerite ZnS *
Smithsonite ZnCO3 *
Hemimorhile HZnSiO5 *
Zincite ZnO` *

Dijumpai sebagai endapan primer dan sekunder. Beberapa bijih terkait keberadaan logam ini
adalah:
- Sphalerite (ZnS). Dijumpai dalam bentuk Vein, didapatkan bersama galena.
- Smithsonite (ZnCO3). Hasil alte-rasi Zincore deposit (ZnS) umum terdapat di daerah
batugamping.
- Hemimorhile (HZnSiO5). Hasil dari oksidasi dari ZnS dijumpai bersama smithsonite.
- Zincite (ZnO), endapan primer ha-sil metamorfosa dari ZnS, beraso-siasi dengan magnetic,
calcite
- Wolframite = (FeMn)WO4 meliputi: Ferbenite FeWO4, Huebnerite MnWO4
Hasil proses hydrothermal high temperatu
re dan medium temperature pada quartz vein, pada batuan granit yang diperkaya oleh
larutan pegmantit.
- Sceelifa = CaWO4
Contact methamorphic deposit high temperature quartz vein. Kontak metamorfose yang
meng-integrasi pada batugamping. Mineral ikutannya adalah granet, epidote dan vesuvianit.

Gambar 12.
Zinc
Kegunaan :
- Bahan industri tekstil, keramik, kimia.
- Proteksi logam terhadap karat.
Penambangan: tambang dalam.
Pengolahan:
grinding - gravity - flotasi
Dijumpai:
 Aceh: Krueng Bereung, Kureung Isep, Longkop.
 Sumatera Utara: Balulaga, Nias, Si Hayo, Huta Bargot, Muara soma, Ulu si Dingin-dingin,
Aek Peneme, Estella, Pagaran Si Ayu (Di daerah granit), Bukit Pinonggu, Malilin, Gunung
Maial dan Sidingin (Di daerah batuan kwarsa).
 Sumatera Selatan: Sumpu, Ba-lung, Bio, Matu menjulur, Lubuk, Sulasih, Sungai Talang,
Sungai Pagu, Bulangsi, Tepan (dalam batuan andesit, dan diabase), Mangani, G.Arum.
 Sumatera Selatan: S.Tubeh, Aer Kulus, Ear Seri, Bukit Layah, Kikim Besar.
 Bengkulu: S.Ipuh, G.Batu Bertulis, Aer Pajenun, Aer Salah, Aer Platen, Aer Bagus, Tabah
Tebiling, Aer Anget, Aer Lumpur, Cepei, Aer Kedurang, Aer Loh, Muara Impu Tanah,
Lebong Simpang, Tebong Denok, Lebong Sulit, Lebong Randis (dalam batu kapur), Simau,
Tambang Sawah.
 Lampung: Rajabasa, G.Rantai.
 Jawa Barat: Ciroton (Bersama Au), G.Parang (Berupa Urat), Purwakarta G.Sawal.
 Jawa Timur: Janglot, Dawuhan, Kedungpring, domasan, Kaliteli, kasihan, Brungkah, Batu
Ulu.
 Kalimantan Barat: Daerah Mador (Bersama Cu), Bangkayang, Daerah Matan, S.
Samarayak, bersama emas dan perak.
 Kalimantan Tengah: Sampit, Kampung Mangkup, S.Mentaya (dalam urat kwarsa bersama
Au).
 Kalimantan Timur: S.Mara.
 Sulawesi Selatan: Daerah Sasak, Daerah Masupu, Daerah Bobokan.

13. Tin = Timah = Stanum = Sn

Tabel 9.
Bijih Timah
Ore Komposisi Dep. Primer Dep. Sekunder
Cassiterite SnO2 *
Stannite Cu2SFeS SnS2 *

Dijumpai sebagai cebakan primer, terjadi karena intrusi granit pada fase pneumatolitik.
Beberapa mineral terkait timah adalah:
- Cassiterite (SnO2), terjadi pada magmatik dan vein temperatur tinggi, dijumpai bersama
tungsten.
- Stannite (Cu2SFeS SnS2), Terjadi pada batuan intrusi asam.
Timah di samping didapatkan dalam endapan primer juga didapatkan dalam bentuk
placer. Timah terletak pada jalur timah terkaya, jalur tersebut meliputi selatan Cina, Birma,
Muagthai, Malaysia. Di Indonesia ditemukan di Sumatera Tengah (Bangkinang), Bangka,
Baliton, Singkep, juga kepulauan Anambas – Natuna – Karimata.
Batuan tertua di pulau timah berumur Permo Karbon, berupa endapan batuan yang
mengalami malihan terdapat di Pulau Singkep. Di Bangka dan belitung batuan tertua terdapat
sebagai batuan malihan (metamorf) yang berumur Permo Karbon Trias. Batuan ini diterobos
oleh biotit granit yang diduga penyebab terbentuknya cebakan timah.
Endapan timah primer ter-dapat pada batuan granit dan daerah kontak pada batuan
malihan (metamorf). Jenis pertama terdapat Di Tikus (Sebelah barat pulau Belitung).
Endapan terdiri dari vein kuarsa yang mengandung cassiterite dan wolframite dengan kadar
0,4 %. Di Bangka endapan terpenting didapatkan di Pemali dan Tempilang berasosiasi
dengan granit dan urat turmalin kasiterit. Di Belitung juga didapatkan dalam granit.
Endapan timah sekunder merupakan hasil pelapukan endapan primer dan diendapkan
tidak begitu jauh.
Berdasarkan tempat terbentuknya endapan timah dapat dibagi sebagai berikut:
- Endapan “kulit” yang terdapat pada lereng bukit endapan eluvium.
- Endapan “kaksa” endapan alluvium terdapat di lembah atau pantai.
Cara penambangan: di pantai menggunakan kapal mangkuk (Bucket dredge), Kapal keruk
Isap (cutter suction dredge) yang bekerja di daratan dan pantai pada penambangan terbuka
(kolong).

Gambar 13.
Timah
14. Nikel = Ni
Tabel 10.
Bijih nikel

Ore Komposisi Dep. Primer Dep. Sekunder

Pentlandite (Fe, Ni) S *


Garnierite H2(Ni, Mg) SiO3HO *

Terdapat sebagai cebakan primer dan sekunder. Mineral bijih terkait, diantaranya
adalah:
- Pentlandite ((Fe,Ni)S), merupakan cebakan primer di dalam batuan ultrabasa.
- Garnierite (H2(Ni, Mg) SiO3HO), merupakan hasil pelapukan.
Di Indonesia bijih nikel yang terdapat di Sulawesi bagian tengah dan bagian timur
termasuk:
- Laterit nikel
- Bijih nikel sillikat (garnierite dan krisopras)
Yang terjadi akibat pelapukan dan pelindihan (pelarutan) batuan ultra basa seperti peridotit
dan serpentinit. Atau endapan tipe mollase yang terdiri dari robekan batuan ultrabasa.
Berdasarkan penyelidikan di Soroako dibedakan:
- Peridotit halus tak terserpentinkan = jenis A
- Peridotit kasar terserpentinkan lemah = jenis B
- Peridotit kasar terserpentinkan kuat = jenis B
Proses pelapukan dan pelindihan tersebut menyebabkan:
- Menurunkan kadar Al dan Ca.
- Meningkatkan kadar Fe, Cr, Ni, dan Co.
Ni yang larut dalam proses pelapukan dan pencucian itu akibat pengaruh air tanah dan adanya
unsur Mg dalam batuan, kemudian mengendap kembali membentuk mineral hidrosilikat
antara lain garnierite H2(Ni, Mg)SiO3HO atau H(Mg, Ni)3SiO9. Mineral bentukan baru
tersebut mengisi celah atau retakan dalam batuan. Selain itu terdapat pula krisopras yaitu
kalsedon yang mengandung Ni.
Penyelidikan di Soroako, penam-pang terdiri dari 4 lapisan, yaitu:
 Tudung Besi
Berwarna merah terdiri dari goethit dan limonit yang menyerupai sepon berkadar besi
tinggi tetapi kadar Ni rendah.
 Lapisan Limonit
Warna coklat merah atau kuning, berbutir halus merupakan selimut sebagian daerah.
 Silika
Terdapat pada dasar lapisan limonit sampai batas tertentu masih dikenal struktur dan tekstur
batuan asli. Endapan garnierit di dalam silika (yang bersifat supergen) mengakibatkan
terjadinya bijih nikel silika yang tinggi kadar Ni-nya.
 Jalur Saprolit
Jalur saprolit merupakan jalur peralihan dari limonit ke batuan dasar yang keras dan belum
lapuk. Jalur ini yang merupakan tempat bijih Ni kadar tinggi akibat proses pengayaan
supergen.

Gambar 14.
Nikel

Tempat ditemukan: Soroako dan P.Gede. Teknik Penambangan: terbuka. Teknik Pengolahan:
gravity – flotasi. Kegunaan: industri logam, elektronika, dll.

15. Emas
Didapatkan dalam bentuk:
- Native gold 100% metal.
- Terbentuk baik secara primer maupun sekunder.
- Bentuk primer berasosiasi dengan larutan hydrothermal asam/batuan beku asam.
- Calaverite (AuTe2) – primer.
- Sylvanite (Au, Ag) Te – primer .
- Krennerite (Au, Ag) Te2 – primer.
- Petzite (Ag, Au)2Te – primer.
Cara terbentuknya:
- Primer – bijih hipogen: terjadi pada saat proses metalisasi dari larutan hidrotermal yang
bersifat asam – dalam bentuk vein.
- Sekunder – bijih supergen: terjadi karena proses pelapukan, transportasi, sedimentasi –
placer.
- Au dan Ag didapatkan pula bersama Cu.
Perak (Argentum) didapatkan dalam bentuk:
- Native silver 100%
- Cerorgyrite AgCl
- Stephanite AgSbS2
- Phorusite Ag3AsS3
- Argentite As2S
- Polybasite (AgCu)16Sb2S11
- Pyrargyrite Ag3SbS3
Cara terbentuknya: mirip cara terbentuknya Au.
Tempat ditemukan:
- Aceh : Kurueng Teunon, Kurueng Wyola, Ladang Geupoh.
- Sumatera Utara: Muara Sipogi.
- Sumatera Barat: Solida, Balim-bang.
- Riau: Bengkalis.
- Bengkulu: Lebong Donok, Lebong Sulit, Siamau, Lebong Simpang, Tambag Sawah.
- Jawa Barat: Plepak, G.Parang, Jampang, G.Mengumen, Banten Selatan, Cikotok, Cirotan,
Cikon-dang, Ciwangun, G.Cariu, G.Sawal.
- Jawa Timur: Janglot, Dawuhan, Tegalrejo, Domasan, Kasihan, Batu Ulu.
- Kalimantan Barat: Montrado, Bengkayang, Melawai, Lubuk, Embalu, Bunut.
- Kalimantan Tengah: Hulu Dayak, Sampit, S.Barito.
- Kalimantan Selatan: Martapura, Pleihari, G.Lumut, S.Setiti.
- Sulawesi Utara: Totok, Bolang.
- Sulawesi Selatan: Malili, Leboni.
- NTT: Lalan Asu, Peg. Booi.
- Irian: Peg. Jayawijaya.

Gambar 15.
Emas
Cara Penambangan: tambang da-lam dan placer didulang.
Pengolahan: grinding – flotasi – kimia
Catatan:
Air Pinang bawah (Lebong Tandai)
 Au – 34 gram/ton (34GPT)
 Ag – 130 gram/ton
Siman
 Au 130 GPT. Ag 149 GPT
Freeport (1984):
- 190.349 ton konsentrasi Cu
- 2.208 ton konsentrasi Au
- 36.585 ton konsentrasi Ag

16. Besi
Besi dijumpai sebagai cebak-an primer (plutonik, pegmatik, atau-pun metamorfik) dan
cebakan sekunder.
- Megnetite FeO, Fe2O3 - primer 72% metal.
- Stematite Fe3O2 - primer 70% dan sekunder.
- Limonite Fe2O3H2O - sekunder
- Siderite FeCO3 - primer dan sekunder (Oolitic iron ore)
Cara terbentuknya :
 Endapan primer merupakan hasil proses hidrotermal dalam batuan plutonik, pegmatik
 Endapan sekunder sebagai hasil proses pelapukan batuan plutonik, atau hasil reaksi kimia
Tempat terbentuknya :
 Aceh: Krueng Geuenteut, Gle mon Ampeuet, Krueng ligon, Bubah jioh, Krueng Ogaih, Alu
Jalu, Kwala Boe, Cot Pluy, Cot Seumeureung, Cot regan / Parat / Manu, A. Pentuwa, Gado,
Kute Buloh, Parton lawas, Tapa juan.
 Sumatera Utara: Nias, Tapanuli, Muara Sipongi, Ulu Aek, Sorik, Aek Horsik, Kampar kiri.
 Sumatra Barat: G.Besi, Pasilion, Paninggahan, Batu Menjulur, Sungai Lassi, Lubuk
Sulasih, Air Dingin.
 Jambi: Tambang Lusi, S.Batu kolam, S.Sumai, S.Luro, Empa-yang Atas, Jalang
Kempayang, S.Malinau.
 Sumatra Selatan: Bukit Raja, Ling-sing Atas, Jalang Saleman.
 Bengkulu : G.Ratai Serot, Teluk Betung, Sukadana, Rajabasa.
 Bangka dan Belitung: G.Selumar, Pangkal Pinang, Plawon Koba, Palu munjang.
 Jawa Barat: Jampang (besi titan).
 Jawa Tengah: Pantai Cilacap- Karang Bolong (besi- besi titan)
 Jawa Timur: Pantai Selatan Kediri (besi titan)

Gambar 16.
Besi

You might also like