You are on page 1of 25

KONTEKS KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI

Dosen Pengampu : Muhammad Basyir, SE.,M.M

Disusun Oleh Kelompok 3 :

Rika Marlisa 1901103010017

Yanggi Safitri 1901103010049

Annisa Imana Mayrazaka 1901103010094

Meilinda Tina Bella 1901103010123

Syifa Putri Khairani 1901103010124

Fediansyah Putra 1901103010142

PROGRAM STUDI S1AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

2022

1
KATA PENGANTAR

Segala puji serta syukur kita panjatkan kepada Yang Kuasa Allah Swt. yang telah
memberikan kekuatan dan petunjuk bagi kami semua untuk menyelesaikan makalah ini. Karena
sesungguhnya tanpa pertolongan serta izin dariNya kami tidak akan mampu menyelesaikan
makalah ini dengan baik dan berjalan lancar. Tak lupa shalawat serta salam disanjung sajikan
kepada pangkuan Nabi besar Muhammad Saw yang telah membawa kita dari alam jahiliyyah
menuju alam islamiah seperti yang kita rasakan sekarang ini. Dan kami juga mengucapkan
terima kasih kepada “Muhammad Basyir, SE.,M.M” selaku dosen pembimbing mata kuliah yang
telah mengarahkan sehingga mempermudah dalam penyelesaian makalah ini.

Tugas makalah ini telah diselesaikan berdasarkan kemampuan kami dengan


menyesuaikan materi yang kami dapat selama proses pembelajaran mata kuliah Budgeting yang
telah berlangsung.

Adapun makalah ini masih memiliki kekurangan. Maka kami mengharapkan kritik serta saran
yang bersifat membangun untuk melengkapi segala kekurangan dan kesalahan dari makalah ini.
Semoga makalah ini bermanfaat untuk kami dan saudara/i sekalian.

Banda Aceh, 6 Maret 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI
Contents
KATA PENGANTAR...............................................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................................4
Latar Belakang......................................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................................5
2.1 Budaya organisasi dan Komunikasi.........................................................................................5
2.2 Kaitan Struktur Organisasi dengan Komunikasi....................................................................6
2.2.1 Ragam Struktur Organisasi..............................................................................................9
2.2.2 Faktor-faktor Penentu Struktur Organisasi..................................................................11
2.3 Teknologi Komunikasi dan Informasi Dalam Organisasi....................................................12
2.3.1 Jenis-jenis teknologi komunikasi dan informasi dalam organisasi..............................12
2.3.2 Peran Teknologi Komunikasi dan Informasi dalam Organisasi..................................13
2.3.3 Pemanfaatan Teknologi Informasi Dalam Organisasi..................................................15
2.4 Hubungan Komunikasi Dalam Organisasi Berdasarkan 10 Jurnal....................................15
JURNAL 1: Pengaruh Komunikasi Internal dalam Membangun Budaya Organisasi..............16
JURNAL 2 : Komunikasi Lintas Budaya dalam Organisasi........................................................16
JURNAL 3: Teknologi Komunikasi Informasi untuk Peningkatan Kesadaran Publik pada
Organisasi Sosial..............................................................................................................................17
JURNAL 4 : Peran Komunikasi Dalam Organisasi......................................................................18
JURNAL 5 : Peranan Teknologi Komunikasi dan Sumbangannya Ke Arah Perkembangan
Komunikasi Dalam Organisasi yang Berkesan.............................................................................18
JURNAL 6 : Komunikasi Interpersonal dan Iklim Komunikasi Dalam Organisasi..................19
JURNAL 7 : Job Satisfaction and Job Performance Dalam Konteks Komunikasi Organisasi. 19
JURNAL 8 : Pengaruh Komunikasi Organisasi Dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja
Pegawai Bagian Sosial Sekretariat Daerah Kabupaten Kutai Timur.........................................20
JURNAL 9 : Peranan Komunikasi Organisasi Bagi Pimpinan Organisasi.................................21
JURNAL 10 : Peran Teknologi Informasi Dalam Usaha Meraih Kesempatan Masa Depan
Organisasi.........................................................................................................................................21
BAB III PENUTUP.................................................................................................................................22
3.1 Kesimpulan..............................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................23

3
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Budaya organisasi berkenaan dengan nilai-nilai yang dianut oleh suatu organisasi dalam
menyelenggarakan kegiatannya. Kebiasaan, tradisi, dan cara umum dalam melakukan segala
sesuatu yang ada di sebuah organisasi saat ini merupakan hasil atau akibat dari yang telah
dilakukan sebelumnya pada masa lalu. Budaya organisasi berfungsi sebagai perekat, pemersatu,
identitas, citra, brand, yang berbeda dengan organisasi lain yang dapat dipelajari dan diwariskan
kepada generasi berikutnya, dan dapat dijadikan acuan perilaku manusia dalam organisasi yang
berorientasi pada pencapaian tujuan atau hasil/target yang ditetapkan. Budaya organisasi adalah
sebuah sistem makna bersama yang dianut oleh para anggota yang membedakan suatu organisasi
dengan organisasi lainnya. Sistem makna bersama ini adalah sekumpulan karakteristik yang
dijunjung tinggi oleh organisasi.

Secara sederhana komunikasi diartikan sebagai suatu proses saat orang berusaha untuk
menyampaikan informasi dan mendapatkan umpan balik dari sasarannya. Informasi atau pesn
direkam dalam media komunikasi dengan kode-kode (bahasa) tertentu, yang kemudian
disampaikan kepada pihak lain. Dengan demikian keberhasilan komunikasi ditentukan oleh
pengkodean dan media yang digunakan dalam komunikasi. Tetapi sering juga terdapat
permasalahan atau hambatan komunikasi pada pihak-pihak yang terkait dalam komunikasi,
sehingga komunikasi menjadi tidak efektif.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Budaya organisasi dan Komunikasi


Pengertian beberapa definisi budaya organisasi dikemukakan oleh para ahli, Menurut
Robbin (1996 : 289) “Budaya organisasi mengacu ke sistem makna bersama yang dianut oleh
anggota-anggota yang membedakan organisasi itu dari organisasi-organisasi lain. Sistem makna
bersama ini, bila diamati dengan seksama, merupakan seperangkat karakteristik utama yang
dihargai oleh organisasi itu”. Budaya organisasi adalah nilai, norma, keyakinan, sikap dan
asumsi yang merupakan bentuk bagaimana setiap individu dalam organisasi tersebut bertindak
dan berperilaku dalam melakukan setiap tugas dan pekerjaan. Nilai dalam budaya organisasi
adalah apa yang diyakini orang-orang untuk berperilaku dalam organisasi tersebut. Sedangkan
norma adalah aturan yang tidak tertulis yang menjadi acuan idividu untuk berperilaku.

Fungsi dari budaya organisasi yang dikemukakan oleh Robbins (1996:294) sebagai berikut :

 Budaya mempunyai suatu peran dalam menetapkan tapal batas ; artinya ; budaya
menciptakan pembedaan yang jelas antara satu organisasi dengan organisasi lainnya.
 Budaya membawa suatu rasa identitas bagi anggota-anggota organisasi.
 Budaya mempermudah timbulnya komitmen pada sesuatu yang lebih luas dari pada
kepentingan diri individual seseorang.
 Budaya meningkatkan kemantapan sistem sosial. Budaya merupakan perekat sosial yang
membantu mempersatukan organisasi itu dengan memberikan standar- standar yang tepat
untuk apa yang harus dikatakan dan dilakukan oleh para karyawan.
 Budaya sebagai mekanisme pembuat makna dan kendali yang memandu dan membentuk
sikap serta perilaku para karyawan.

Menurut Tandowijojo (2010:14) bahwa komunikasi merupakan suatu proses saat orang
berusaha untuk menyampaikan informasi dan mendapatkan hal-hal yang menjadi sasarannya.

Komunikasi merupakan cara untuk memudahkan manajemen. Seorang manajer harus


menjadi komunikator yang baik. Manajer yang tidak dapat berkomunikasi dengan bawahannya

5
tentang pekerjaan- pekerjaan atau tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan tugas dan
tanggung jawab yang perlu dilaksanakan tidak akan berhasil menyuruh bawahan
mengerjakannya. Sebaliknya apabila bawahan tidak dapat berkomunikasi secara bebas, baik dan
benar dengan manajernya, maka informasi yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan
secara sukses tidak akan berhasil.

Gambaran tentang komunikasi ialah dengan mempercayai bahwa saling memahami dan
saling pengertian terjadi karena satu orang berbicara dengan orang lain (satu orang atau lebih)
atau karena hal-hal yang telah dituliskan seseorang dibaca orang lain.

Komunikasi sangat penting bagi seluruh fungsi perusahaan, karena sistem operasional
dan manajemen digerakakan oleh komunikasi (Goris, 2006 dalam Ali Baba, 2012).

Untuk efektifitas komunikasi, kriteria yang digunakan menurut Andre (2010:23) adalah
siapa penerima pesan atau pemakai (receiver), isi pesan (content), ketepatan waktu (timing),
media komunikasi (media), format (format) dan sumber pesan (source).

Namun untuk memperoleh hasil komunikasi yang efektif tidaklah mudah karena
banyaknya faktor-faktor yang mempengaruhi proses komunikasi tersebut. Faktor-faktor
penghambat itu dapat berasal dari pihak komunikator atau hal-hal lain yang mempengaruhi
efektivitas komunikasi.

2.2 Kaitan Struktur Organisasi dengan Komunikasi


Struktur organisasi menurut Robbins (1994) adalah pengakuan organisasi akan
adanyakebutuhan untuk mengkoordinasikan pola interaksi para anggota organisasi secara
formal.Struktur Organisasi menurut Iswandi S.P adalah struktur organisasi merupakan
komponen atau unit dalam satu kesatuan yang bekerja dan bertanggung jawaban terhadap satu
hal yang berbeda spesifik secara efektif dan efesien untuk mencapai tujuan yang sebelumnya
diputuskan bersama. Struktur Organisasi menurut Wagner dan Hollenbeck adalah jaringan yang
relatif stabil dari hubungan antara personel dan tugas yang membentuk sebuah organisasi.
Struktur Organisasi menurut Mullins 199" adalah pembentukan struktur organisasi dapat
membagi pekerjaan di antara anggota-anggota organisasi dan dan mengkoordinasikan
akti$itas#akti$itasyang dilakukan sehingga semua anggota organisasi dapat diarahkan untuk
mencapai tujuanorganisasi.

6
Salah satu kekuatan penting yang berpengaruh terhadap pencapaian tujuan dari setiap
organisasi adalah struktur organisasi yang ada dalam organisasi itu sendiri. Struktur
organisasimerupakan sesuatu yang dipersiapkan sebagai sarana atau instrument untuk
mewujudkan tujuan yang organisasi maksudkan. Keberhasilan dan terwujudnya tujuan organisasi
yang dimaksudkansangat ditentukan oleh struktur yang dimiliki oleh organisasi itu sendiri. hal
ini berarti bahwa dalam upaya mencapai tujuan organisasi maka struktur organisasi
dikembangkan.

Struktur organisasi yang baik harus memenuhi syarat sehingga menjadi efisien. Struktur
yang sehat berarti tiap-tiap satuan organisasi yang ada dapat menjalankan peranannya dengan
tertib sedangkan struktur yang efisien berarti dalam menjalankan peranannya
masing#masingsatuan organisasi dapat mencapai perbandingan terbaik antara usaha dan hasil
kerja.

Struktur suatu organisasi bersifat unik untuk setiap organisasi, artinya jika tujuan berbeda
maka struktur organisasinya juga berbeda. Struktur organisasi terdiri atas beberapa variabel
sebagai berikut (Slamet, 2010):

a. Ukuran (size)

Ukuran organisasi adalah jumlah anggota atau cakupan tugas dari suatu organisasi.
Beberapa hal yang berkaitan dengan ukuran suatu organisasi adalah:

1) Semakin besar jumlah anggota dan semakin besar cakupan tugasnya maka organisasi
tersebut semakin kompleks. Ukuran ini menciptakan dilema bagi organisasi dimana
ukuran yang kecil dinilai kurang, sedangkan ukuran yang besar akan menyulitkan.
2) Semakin besar ukuran organisasi maka semakin kompleks dan semakin impersonal (tidak
bisa menghubungkan satu orang dengan orang lain), semakin lugas dan semakin sulit
diarahkan dan dipadukan.

b. Rentang Kendali

Rentang kendali merupakan jumlah orang yang langsung di bawah pengawasan dan
tanggung jawab seorang pejabat/pemimpin. Jumlah yang optimum adalah antara 6-10 orang.

7
Semakin banyak jumlah anggota maka semakin sulit untuk diawasi dan disupervisi secara
optimal.

a) Jumlah Tingkat Hirarki

Tingkatan hirarki adalah suatu garis kekuasaan dalam organisasi yang menunjukkan
tingkatan dari pimpinan paling atas ke yang paling bawah. Semakin banyak tingkatannya, akan
dapat menimbulkan kekacauan dan kesulitan. Sejumlah apapun tingkat hirarki, yang paling
terpenting adalah memperhatikan efektivitas komunikasi yang terjadi dalam organisasi baik
dalam strata fungsi yang vertikal maupun horisontal. Dewasa ini sistem komputerisasi dapat
mempermudah pengaturan pekerjaan dan komunikasi antar hirarki dalam organisasi.

b) Struktur Kewenangan

Struktur kewenangan adalah pendelegasian suatu pengaturan tentang siapa yang berhak
mengambil keputusan atau siapa yang berhak memegang kekuasaan. Besar kecilnya suatu
organisasi mempengaruhi apakah struktur kewenangan itu bersifat monomorphic, yakni jika
bermacam-macam kekuasaan dikendalikan oleh satu orang yang sama, atau polimorphic yakni
bila kekuasaan yang berbeda dipegang oleh orang yang berbeda pula. Sebaiknya untuk
organisasi yang besar struktur kewenangannya adalah polimorphic, sedangkan untuk organisasi
yang kecil dan sederhana adalah monomorphic.

c) Struktur Komunikasi

Struktur komunikasi merupakan variabel struktur organisasi yang terpenting agar


interaksi antara anggota organisasi dapat terwujud. Interaksi ini sangat dibutuhkan dalam
menghidupkan kegiatan organisasi atau mendinamiskan organisasi itu sendiri. Komunikasi dapat
berlangsung dari puncak hirarki (pimpinan) sampai ke paling bawah (bawahan), atau
berlangsung secara horisontal atau antar tingkatan yang sama. Dalam memperlancar komunikasi
ini diperlukan adanya sarana, fasilitas atau media komunikasi.

d) Struktur Tugas

Struktur tugas adalah cara suatu organisasi membagikan tugas/pekerjaan kepada anggota-
anggotanya dalam rangka mencapai tujuannya. Struktur tugas sama dengan struktur peranan,
sehingga ada beberapa yang perlu diperhatikan, yaitu: (a) apakah semua pekerjaan terbagi habis,

8
(b) apakah semua anggota mendapat peranan, dan (c) apakah hanya orang tertentu saja yang
berperan.

e) Struktur Status dan Prestise

Suatu organisasi seharusnya mampu menumbuhkan prestise dari anggotanya. Prestise


bagi anggota dapat berupa suatu imbalan atas pengorbanan yang diberikannya terhadap
organisasi. Struktur status dan prestise berkaitan dengan kebanggaan anggota jika dia memasuki
organisasi tertentu atau menduduki posisi tertentu dalam organisasi. Apakah prestise terbagi
secara merata dan memiliki jenjang yang terbuka bagi semua anggota, kedua hal tersebut
merupakan hal yang penting pula untuk diperhatikan dalam suatu organisasi. Contoh dari
prestise yang diberikan organisasi antara lain: fasilitas kerja atau baju seragam.

f) Jarak Psikologis

Merupakan kedekatan antara pimpinan dan anggota, namun kedekatan ini tidak melekat.
Organisasi yang baik adalah organisasi yang jarak psikologisnya tidak terlalu jauh dan tidak
terlalu dekat. Jarak ini akan menunjukkan komunikasi emosi antara orang-orang dalam hirarki,
dan kemudahan komunikasi vertikal apakah berlangsung efektif atau tidak.

2.2.1 Ragam Struktur Organisasi


• Organisasi Garis (Henry Fayol)

Ciri-ciri Organisasi Garis/Lini:

1) Adanya kesatuan Perintah


2) Pembagian Kerja jelas dan mudah dilaksanakan
3) Organisasi tergantung pada satu pemimpin

9
Kelebihan Kekurangan

Pengambilan keputusan cepat Pemimpin cenderung otokratis

Pengendalian lebih mudah Ketergantungan kepada atasan sangat


tinggi

Solidaritas antar karyawan tinggi Membatasi kesempatan karyawan untuk


berkembang

• Organisasi Garis dan Staf (Harrington Emilson)

Ciri-ciri :

1) Umumnya digunakan untuk organisasi besar


2) Bidang tugas beraneka ragam sehingga memerlukan bantuan staf
3) Pengawasan dan Spesialisasi berkembang dengan baik

Kelebihan Kekurangan
Pembagian tugas jelas Membutuhkan biaya yang besar untuk
operasionalnya
Mendorong timbulnya spesialisasi dan Ditingkat operasional tidak jelas antara
disiplin yang tinggi perintah dan nasehat
Penempatan orang pada tempat yang tepat Solidaritas antar karyawan rendah
Koordinasi mudah dijalankan

Ragam Struktur Organisasi

10
Struktur organisasi Fungsional (Winslow Taylor)

Ciri-ciri Organisasi Fungsional :

1) Tidak menjamin adanya kesatuan perintah


2) Keahlian para pengawas dan pegawai berkembang menuju spesialisasi
3) Penghematan waktu dapat dilakukan karena mengerjakan pekerjaan yang sama

Kelebihan Kekurangan
Pembagian tugas jelas Dalam penerapan memerlukan biaya yang
besar
Semua orang bekerja sesuai dengan Koordinasi sulit dijalankan
keahliannya
Mendorong terjadinya spesialisasi Keahlian tidak bisa berkembang
dibidangnya

• Organisasi Campuran

Struktur ini merupakan campuran dari beragam desain struktur organisasi sebelumnya yang
berusaha memberikan kebaikan dan meninggalkan keburukan/kelemahan dari masing-masing
desain struktur lainnya.

2.2.2 Faktor-faktor Penentu Struktur Organisasi


Faktor-faktor yang menentukan perancangan struktur organisasi yaitu :

11
1) Strategi organisasi pencapaian tujuan.
2) Perbedaan teknologi yang digunakan untuk memproduksi output akan membedakan
bentuk struktur organisasi.
3) Kemampuan dan cara berpikir para anggota serta kebutuhan mereka juga lingkungan
sekitarnya perlu dipertimbangkan dalam penyusunan struktur perusahaan.
4) Besarnya satuan organisasi dan satuan kerja mempengaruhi struktur organisasi.

2.3 Teknologi Komunikasi dan Informasi Dalam Organisasi


Adanya peran teknologi informasi dalam organisasi memungkinkan setiap proses bisnis
yang dijalankan menjadi lebih mudah dan cepat. Dengan menggunakan teknologi informasi,
kendala jarak dan biaya transportasi menjadi bukan masalah yang utama lagi. Dengan kata lain,
teknologi informasi dapat memenuhi kebutuhan informasi dalam suatu organisasi dengan sangat
cepat, tepat waktu, relevan dan akurat (Wilkinson dan Cerullo,1997).

Teknologi saat ini tidak bisa dipisahkan dari jalannya sebuah organisasi karena itu factor
penentu utama kebrhasilan sebuah organisasi (Gordon&Gordon, 2000).

Pada dasarnya, tujuan teknologi adalah menjamin ketercapaian tujuan atau target
organisasi. Jadi teknologi informasi dalam organisasi adalah teknologi yang digunakan untuk
menghasilkan informasi dengan segala cara atau alat yang yang terintegrasi yang digunakan
untuk menjaring data, mengolah dan mengirimkan atau menyajikan secara elektronik menjadi
informasi dalam berbagai format yang bermanfaat bagi pemakainya yang bertujuan untuk
mencapai tujuan organisasi.

2.3.1 Jenis-jenis teknologi komunikasi dan informasi dalam organisasi


Pada suatu organisasi yang kompleks, setiap bagian organisasi mempunyai teknologi
yang jenisnya berbeda-beda disebabkan karena setiap bagian organisasi melakukan kegiatan
mengubah input menjadi output dengan teknologi yang berbeda. Perrow menunjukan adanya dua
dimensi dari kegiatan kerja yang mempunyai relevansi terhadap struktur maupun kegiatan yang
terjadi dalam suatu organisasi, yaitu :

12
1) Variasi tugas (task variaty) yaitu menunjukan banyaknya pengecualian (exception) dalam
tugas yang diukur dengan banyaknya hal tak terduga dan hal yang baru yang terjadi
dalam proses pekerjaan.
2) Kemudahan analisis (analizability) yaitu pekerjaan yang mudah dianalisis bisa diuraikan
menjadi beberapa langkah yang jelas dan juga bersifat mekanistik sehingga bisa
dijalankan dengan prosedur yang bersifat objektif dan terukur secara kuantitatif.
Penyelesaian masalah menjadi mudah karena setiap langkah dalam proses terukur secara
jelas dan mudah diketahui jika ada penyimpangan.

Thompson mengelompokkan teknologi informasi organisasi menjadi tiga, yakni:

1) Teknologi Perantara (Mediating Technology): digunakan untuk menghubungkan


beberapa klien yang satu dengan yang lain dengan cara tidak langsung.
2) Teknologi Rangkaian Panjang (Long-L inked Technology): jenis teknologi ini kegiatan
organisasi terdiri dari tahapan-tahapan kegiatan yang berurutan.
3) Teknologi Intensif (I ntensive Technology): kumpulan dari beberapa pelayanan khusus,
yang keseluruhannya digabungkan untuk melayani klien.

2.3.2 Peran Teknologi Komunikasi dan Informasi dalam Organisasi


Menurut Rockart (1988), perkembangan peran teknologi informasi dalam organisasi
dapat dikelompokkan menjadi 5 era, yaitu

1. Era Akutansi (1950-1960-an)

Fokus aplikasinya adalah untuk aplikasi akuntansi seperti aplikasi penggajian, piutang dagang,
kas dll. Metode pemasukkan datanya system Batch, yaitu input dikumpulkan untuk satu periode
tertentu terlebih dahulu baru kemudian bersama-sama dimasukkan ke system teknologi
informasi.

2. Era Operasional (pertengahan 1960-1970-an)

Aplikasi sistem teknologi informasi tidak hanya untuk akuntansi, tetapi untuk aplikasi
operasi lainnya, seperti: pengendalia persediaan, dan penjadwalan produksi. Metode sudah
mengarah ke on line, yaitu data ditangkap dan langsung dimasukkan ke sistem teknologi

13
informasi, peran staff informasi masih sama, lebih banyak mengimplementasikan dan
mengoperasikan aplikasi akuntansi dan operasionalnya.

3. Era Informasi (akhir tahun 1970-awal tahun 1980)

Aplikasi sudah digunakan sebagai informasi pengambilan keputusan oleh manajemen.


Metodenya menggunakan sistem Online. Basis data relational sudah digunakan. Menggunakan
Paket DBMS (Data Base Management Systems). Perannya, Selain mengembangkan,
mengimplementasikan dan mengoperasikan aplikasi-aplikasi Sistem Teknologi Informasi, juga
mendukung dan membantu pengembangan system oleh pemakai system (End user Computing).

4. Era Jaringan (pertengahan tahun 1980-an)

Disebut juga wired society era. Perusahaan sudah dihubungkan dengan jaringan sistem teknologi
informasi. untuk keperluan keuntungan strategic. Contohnya: perusahan dijaring dengan
pemasok-pemasoknya dan dengan pelanggan-pelanggannya dengan teknologi telekomunika

5. Era Jaringan Global (pertengahan tahun 1990-an)

Disebut juga Global wired society era. Perusahaan sudah dihubungkan dengan jaringan sistem
teknologi informasi secara global dengan teknologi telekomunikasi melalui internet.

Terdapat lima peranan mendasar teknologi informasi di sebuah perusahaan atau organisasi, yaitu:

1. Fungsi Operasional. Membuat struktur organisasi menjadi lebih ramping telah


diambil alih fungsinya oleh teknologi informasil lantaran sifat penggunaannya yang
menyebar di seluruh fungsi organisasi, unit terkait dengan manajemen teknologi
informasi akan menjalankan fungsinya sebagai supporting agency dimana teknologi
informasi dianggap sebagai firm infrastructure.
2. Fungsi Monitoring and Control. Mengandung arti bahwa keberadaan teknologi
informasi akan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan aktivitas di level
manajerial embedded di dalam setiap fungsi manajer. Sehingga struktur organisasi
unit terkait dengannya harus dapat memiliki span of control atau peer relationship
yang memungkinkan terjadinya interaksi efektif dengan para manajer di perusahaan
terkait.

14
3. Fungsi Planning and Decision. Keberadaan teknologi informasi dianggap sebagai
enabler dari rencana rencana organisasi dan merupakan sebuah knowledge generator
bagi para pimpinan perusahaan yang dihadapkan pada realitas untuk mengambil
sejumlah keputusan penting sehari-harinya. Tidak jarang organisasi yang pada
akhirnya memilih menempatkan unit teknologi informasi sebagai bagian dari fungsi
perencanaan dan/atau pengembangan korporat karna fungsi strategis tersebut.
4. Fungsi Communication. Secara prinsip termasuk ke dalam firm infrastructure dalam
era organisasi modern, dimana teknologi informasi ditempatkan posisinya sebagai
sarana atau media individu perusahaan dalam berkomunikasi, berkolaborasi,
berkooperasi, dan berinteraksi.
5. Fungsi Interorganisational. Merupakan sebuah peranan yang cukup unik karena
dipicu oleh semangat globalisasi yang memaksa perusahaan untuk melakukan
kolaborasi atau menjalin kemitraan dengan sejumlah perusahaan lain.

2.3.3 Pemanfaatan Teknologi Informasi Dalam Organisasi


Pemanfaatan atau implementasi teknologi dalam kegiatan operasional organisasi akan
memberikan dampak yang cukup signifikan bukan hanya dari efisiensi kerja, namun juga
terhadap budaya kerja baik secara personal, antarunit, maupun keseluruhan intuisi. Berdasarkan
struktur organisasi, pemanfaatan teknologi informasi di klasifikasikan menjadi tiga kategori,
yaitu :

1) Perbaikan Efisiensi

Pemanfaatan teknologi informasi untuk perbaikan efisiensi diterapkan pada level operasional
organisasi. Pada kategori ini, pemanfaatan teknologi informasi diukur dengan penurunan waktu
dan biaya proses.

2) Perbaikan Efektivitas

Pemanfaatan teknologi informasi untuk perbaikan efektivitas diterapkan pada level manajerial
organisasi. Pada kategori ini pemanfaatan teknologi informasi ini diukur dengan kemudahan dan
kecepatan memperoleh status pencapaian target organisasi.

3) Stategic Improvement

15
Pemanfaatan teknologi informasi untuk strategic improvement (perbaikan daya saing) diterapkan
pada level eksekutif organisasi. Pada kategori ini, pemanfaatan teknologi informasi diukur
dengan kemudahan dan ketepatan pengambilan keputusan oleh eksekutif.

2.4 Hubungan Komunikasi Dalam Organisasi Berdasarkan 10 Jurnal


Berikut hubungan antara Komunikasi Dalam Organisasi Berdasarkan 10 Jurnal yang telah kami
pilih :

JURNAL 1: Pengaruh Komunikasi Internal dalam Membangun Budaya Organisasi


Komunikasi internal dapat dipahami sebagai pondasi dan bangunan dari sebuah budaya
organisasi. Adanya budaya organisasi yang telah di pegang teguh oleh para karyawannya akan
sangat mendukung proses pencapaian tujuan utama dari perusahaan.

Namun budaya organisasi khususnya dalam bidang pertanian, yaitu perusahaan agribisnis yang
berlokasi di sekitar pedesaan cenderung memiliki budaya organisasi yang relatif rendah
dibandingkan dengan budaya organisasi di bidang lainnya. Hal ini berkaitan dengan sumber daya
manusianya dalam memahami budaya organisasi yang ada dalam perusahaan. Melalui
narasumber dari pihak PT Sayuran Siap Saji, pihaknya menjelaskan bahwa ketidakdisiplinan dari
para karyawan menghambat proses produksi yang dijalankan oleh perusahaan, dan pihak
manajemen memberlakukan sanksi sebagai peraturan yang telah diterapkan dalam PT Sayuran
Siap Saji.

Tsai (2001) menyarankan bahwa di dalam suatu organisasi, proses pembelajaran (learning) dapat
meningkatkan transfer pengetahuan antar unit kerja yang berbeda dan juga mengindikasikan
bahwa terdapat komunikasi internal yang efektif dengan memasukkan unsur pembelajaran
sebagai key function. Strategi komunikasi yang diterapkan oleh PT Sayuran Siap Saji dengan
cara berusaha berbaur dengan karyawannya, menghasilkan respon dan perubahan yang cukup
signifikan, yaitu para karyawan dengan mudah memahami aturan dan perintah yang
dimaksudkan oleh manajemen atau pun kepala produksi. Pada prosesnya, karyawan maupun
pihak manajemen di PT Sayuran Siap Saji secara keseluruhan perlu berkomunikasi antar sesama
ataupun dengan atasan dan bawahan agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam melaksanakan
tugasnya. Argenti (2013) menyatakan bahwa komunikasi internal yang baik dibutuhkan
partisipasi dari bawahan kepada atasan untuk menyampaikan ide, kendala, dan pendapat.Segala

16
proses komunikasi internal tersebut akan membentuk budaya organisasi yang menjadi sebuah
hubungan fungsional, yaitu budaya organisasi terbentuk karena adanya komunikasi yang terjalin
di dalam organisasi tersebut.

JURNAL 2 : Komunikasi Lintas Budaya dalam Organisasi


Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) diberlakukan pada akhir 2015, hal ini merupakan
peluang bagi tenaga kerja terampil yang dimiliki suatu negara untuk menjadi pekerja profesional
di negara-negara anggota ASEAN. Karena sifat yang melekat dari diberlakukannya MEA adalah
terjadinya pencabutan regulasi yang memungkinkan arus barang, jasa, orang (tenaga terampil),
dan uang menjadi tidak ada hambatan. Kondisi ini peran komunikasi lintas budaya dalam
organisasi adalah sangat strategis untuk menciptakan penguatan terhadap keberlangsungan
tenaga terampil dalam meniti karir profesionalnya. Hal ini sudah menjadi trend bahwa pada era
perekonomian global terjadi aktivitas perusahaan yang melibatkan individu/karyawan/ manajer
yang berasal dari lebih dari satu negara baik mereka yang ditugaskan di negara lain maupun yang
ditugaskan di negaranya sendiri. Kondisi tersebut menyebabkan terjadinya komunikasi lintas
budaya yang menjadi tidak dapat dihindari. Dalam komunikasi lintas budaya salah satu
hambatannya adanya bahasa. Bahasa merupakan perluasan dari suatu budaya. Perbedaan
pengertian atau memaknai suatu kata atau simbol menjadi suatu potensial hambatan komunikasi
dan hal tersebut dapat menghambat proses aktifitas bisnis atau organisasi. Bagi individu-individu
yang terlibat dalam komunikasi lintas budaya dalam suatu oragnisasi maka disarankan : 1)
meningkatkan pengetahuan dan pemahanan tentang budaya dari rekan bisnis atau kolega; 2)
Sebaiknya menganggap orang lain yang berasal dari budaya lain berbeda dengan kita agar tidak
menimbulkan salah persepsi dan miskomunikasi dengan orang tersebut; 3) Selain mengusai
bahasa universal maka sangat dianjurkan untuk mempelajari bahasa lokal /daerah tempat kita
ditugaskan/bekerja.

JURNAL 3: Teknologi Komunikasi Informasi untuk Peningkatan Kesadaran Publik pada


Organisasi Sosial
Teknik komunikasi yang diterapkan di media sosial AIMI Sumatra Barat adalah dengan
pendekatan content media baru, dimana mereka lebih mengedepankan content infografik meski
masih bersifat grafis 2 dimensi. Karena di era modern seperti saat ini, masyarakat lebih aware
dengan tampilan teks disertai bentuk visual daripada teks murni. Hal ini membuat pesan yang

17
ingin disampaikan organisasi bisa diterima banyak pihak. Bahkan tak jarang pula, banyak pihak
lain yang mem-viral-kan pesan tersebut. Hal ini tentu saja menambah naiknya brand existence
dari organisasi itu sendiri.

AIMI Sumatra Barat telah melakukan kegiatan branding organisasi yang tepat melalui media
sosial. Kegiatan tersebut tentu saja berkontribusi besar terhadap organisasi. Karena dengan
pemilihan content strategy yang tepat, media sosial yang dimiliki AIMI Padang ini telah menjadi
juru bicara yang baik yang mampu meningkatkan image organisasi di mata publik.Namun,
pengelolaan content media sosialnya belum dilakukan secara profesional. Artinya, semua orang
bisa memposting content apapun di sana. Sebaiknya perlu ditunjuk satu atau dua orang saja
sebagai administrator, supaya content yang ditampilkan lebih beragam. Juga diperlukan time
management yang tepat dalam pengaturan dan publikasi content, supaya pesan yang ingin
disampaikan lebih mudah ditangkap oleh khalayak yang dituju. Selain itu, AIMI Sumatra Barat
belum memahami konsep sosial marketing dalam penyampaian hasil kegiatan atau prestasi
organisasi. Padahal konsep ini tengah popular saat ini dan menjadi salah satu strategi komunikasi
dan penyampaian pesan yang efektif, yang tentunya akan berkontribusi besar terhadap image dan
kinerja organisasi.

JURNAL 4 : Peran Komunikasi Dalam Organisasi


Komunikasi dalam organisasi merupakan pengiriman serta penerimaan berbagai pesan
organisasi baik di kelompok organisasi formal maupun informal. Komunikasi formal merupakan
jalur komunikasi resmi dengan rantai komando atau hungungan tugas dan tanggung jawab yang
jabatannya dalam organisasi. Dalam organisasi terdapat visi, misi, budaya dan iklim organisasi
yang sangat menentukan dalam perilaku organisasi tersebut. Meskipun semua organisasi
memiliki karakteristik yang khas. Semua organisasi memiliki satu tujuan, satu struktur, proses
untuk mengkoordinasi kegiatan dan orang-orang yang melaksanakan peran-peran yang berbeda.

Struktur organisasi bisa mempengaruhi perilaku individu dan kelompok dalam organanisasi,
srtuktur organisasi dapat didefinisikan secara luas sebagai ciri-ciri organisasi yang dapat
digunakan untuk mengendalikan atau membedakan bagian-bagiannya Suatu organisasi dapat
berkembang dipengaruhi oleh komunikasi. Setiap organisasi tentu memiliki visi, misi, budaya
organisasi, motivasi serta norma – norma yang sangat menentukan terhadap baik tidaknya suatu
organisasi tersebut. Pada umumnya masalah komunikasi senantiasa muncul dalam proses

18
pengorganisasian. Komunikasi mempunyai andil membangun iklim organisasi, yang berdampak
kepada membangun iklim organisasi, yaitu berdampak kepada membangun budaya organisasi
yaitu nilai dan kepercayaan yang manjadi titik pusat organisasi.

JURNAL 5 : Peranan Teknologi Komunikasi dan Sumbangannya Ke Arah Perkembangan


Komunikasi Dalam Organisasi yang Berkesan
Perkembangan teknologi komunikasi dalam organisasi telah memberi pelbagai kesan
terhadap organisasi. Sehingga kini, penggunaan teknologi komunikasi dalam organisasi bukan
lagi sekadar memudahkan interaksi antara sesama kakitangan dalam organisasi, malahan telah
diperkemaskan sebagai perantara dalam menyampaikan maklumat di samping membantu
melancarkan lagi tugasan dalam organisasi. Dengan mengambil kira perkembangan teknologi
komunikasi dalam negara kini, artikel ini menghuraikan penggunaan dan peranan teknologi
komunikasi yang telah menyumbang kepada proses komunikasi yang berkesan dalam organisasi.
Kajian mendapati bahawa sesebuah organisasi yang cekap menggunakan teknologi komunikasi
lebih cepat mencapai objektif dan mampu memberi daya saing kepada organisasi lain. Teknologi
komunikasi penting dalam memastikan keberkesanan komunikasi dalam sesebuah organisasi.
Hal ini bagaimanapun perlu seiring dengan keupayaan organisasi melahirkan kakitangan yang
cekap demi mencapai matlamatnya.

JURNAL 6 : Komunikasi Interpersonal dan Iklim Komunikasi Dalam Organisasi


Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia, dengan berkomunikasi manusia dapat
berhubungan satu sama lain dalam kehidupan sehari-hari dimanapun manusia itu berada.
Organisasi adalah sistem yang mapan dari mereka yang bekerjasama untuk mencapai tujuan
bersama, melalui jenjang kepangkatan dan pembagian tugas. Salah satu ciri komunikasi
organisasi yang paling nyata adalah konsep hubungan (relationship). Organisasi sebagai sebuah
jaringan hubungan yang saling bergantung. Jika sesuatu saling bergantung, ini berarti bahwa hal-
hal tersebut saling mempengaruhi dan dipengaruhi satu sama lain. Komunikasi antarpribadi
adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya
menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal ataupun nonverbal. Komunikasi
interpersonal sebagai komunikasi anatar komunikator dengan komunikan, dianggap sebagai jenis
komunikasi yang paling efektif dalam hal upaya mengubah sikap, pendapat, atau perilaku
seseorang. Komunikasi interpersonal yang berlangsung secara intensif dengan mengutamakan
aspek kuantitas dan kualitas yang seimbang, akan menciptakan hubungan interpersonal yang

19
kuat antara atasan dan bawahan serta antarsesama karyawan, sehingga keterbukaan dan
kepercayaan yang didapat dari proses komunikasi tersebut dapat turut menentukan perubahan
sikap dan tingkah laku dalam organisasi. Kepuasan komunikasi membawa hubungan dengan
kepuasan kerja, kepuasan kerja merupakan respons seseorang terhadap bermacam-macam
lingkungan kerja yang dihadapinya, seperti teman sekerja, kebijakan, promosi dll. Pentingnya
iklim yang mendukung dalam komunikasi organisasi lebih ditekankan untuk mendapatkan
kepuasan kerja. Pimpinan sebagai orang yang bertanggung jawab dalam organisasi dapat
memberikan kontribusi dalam membangkitkan iklim komunikasi yang baik dalam organisasinya.

JURNAL 7 : Job Satisfaction and Job Performance Dalam Konteks Komunikasi


Organisasi.
Bernardin & Russel (1998) memberikan definisi tentang kinerja sebagai catatan tentang
hasil– hasil yang diperoleh dari fungsi-fungsi pekerjaan tertentu atau kegiatan tertentu selama
kurun waktu tertentu. Pengertian tersebut menunjuk pada bobot kemampuan individu di dalam
memenuhi ketentuan-ketentuan yang ada di dalam pekerjaan itu. Pada umumnya, prestasi kerja
diberi batasan sebagai kesuksesan seseorang di dalam melaksanakan suatu pekerjaan.

Pentingnya mempelajari kepuasan kerja (job satisfaction) dalam penelitian perilaku organisasi
dikaitkan dengan korelasi positif dengan kinerja pekerjaan, yang pada akhirnya mendorong
kinerja organisasi. Seorang karyawan yang sangat puas dengan pekerjaannya akan mengungguli
rekannya yang tidak puas. Para sarjana menyarankan bahwa karyawan yang puas cenderung
hadir di tempat kerja lebih sering (yaitu absensi rendah), membuat lebih sedikit kesalahan (yaitu
kualitas), menjadi lebih produktif, dan memiliki niat yang lebih kuat untuk tetap di organisasi.
Berdasarkan meta-analisis, telah dilaporkan bahwa kepuasan kerja memiliki pengaruh positif
terhadap prestasi kerja. (Thai, Balasubramanyam, Yeoh, & Norsofiana, 2013; Yuen et al., 2018)

Kepuasan kerja (job satisfaction) merupakan perasaan emosional yang menyenangkan


atau tidak menyenangkan tentang bagaimana para karyawan memandang pekerjaan mereka
(Handoko, 2011). Kepuasan kerja pada dasarnya adalah perasaan yang bersifat individual. Setiap
individu memiliki rasa kepuasan yang berbeda-beda sesuai dengan sistem nilai yang berlaku
pada dirinya. Makin tinggi penilaian terhadap kegiatan dirasakan sesuai dengan keinginan
individu, maka makin tinggi juga kepuasannya terhadap kegiatan tersebut. Jadi secara garis besar
kepuasan kerja dapa diartikan sebagai hal yang menyenangkan atau yang tidak menyenangkan
yang mana karyawan pandang dalam pekerjaannya.
20
JURNAL 8 : Pengaruh Komunikasi Organisasi Dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja
Pegawai Bagian Sosial Sekretariat Daerah Kabupaten Kutai Timur.
Secara parsial budaya organisasi memberikan pengaruh sangat kecil dibandingkan
dengan komunikasi organisasi terhadap kinerja pegawai Bagian Sosial Sekretariat Daerah
Kabupaten Kutai Timur. Artinya bahwa budaya organisasi itu tidak terlalu dominan dalam
mempengaruhi terhadap kinerja pegawai sehingga bukan menjadi prioritas utama dalam
meningkatkan kinerja pegawai Bagian Sosial Sekretariat Daerah Kabupaten Kutai Timur.
Kemudian secara parsial komunikasi organisasi memberikan pengaruh paling besar
dibandingkan budaya organisasi terhadap kinerja pegawai Bagian Sosial Sekretariat Daerah
Kabupaten Kutai Timur. Hal ini dapat dimaknai bahwa komunikasi organisasi sangat dominan
dalam mempengaruhi terhadap kinerja pegawai Bagian Sosial Sekretariat Daerah Kabupaten
Kutai Timur. Adapun arah komunikasi organisasi yang memberikan pengaruh paling besar
sampai terkecil secara berurutan terhadap kinerja pegawai adalah komunikasi ke bawah,
komunikasi diagonal, komunikasi ke atas dan komunikasi horizontal. Arah komunikasi ke bawah
pengaruhnya paling besar, artinya bahwa komunikasi ke bawah ini paling dominan pengaruhnya
sehingga menjadikan prioritas dalam peningkatan kinerja pegawai. Selanjutnya secara simultan
komunikasi organisasi dan budaya organisasi memberikan pengaruh yang cukup besar dan
signifikan terhadap kinerja pegawai Bagian Sosial Sekretariat Daerah Kabupaten Kutai Timur.
Hal ini mengandung makna bahwa komunikasi organisasi dan budaya organisasi cukup dominan
dalam mempengaruhi terhadap kinerja pegawai Bagian Sosial Sekretariat Daerah Kabupaten
Kutai Timur. Penelitian ini juga menemukan bahwa terdapat variabel-variabel lain diluar
komunikasi organisasi dan Budaya organisasi yang turut serta mempengaruhi terhadap kinerja
pegawai Bagian Sosial Sekretariat Daerah Kabupaten Kutai Timur. Dan yang terakhir dari kedua
variabel bebas yang memberi pengaruh dominan terhadap kinerja pegawai Bagian Sosial
Sekretariat Daerah Kabupaten Kutai Timur adalah variabel komunikasi organisasi.

JURNAL 9 : Peranan Komunikasi Organisasi Bagi Pimpinan Organisasi


Komunikasi dalam sebuah kepemimpinan merupakan suatu unsur yang sangat penting
dalam mencapai keberhasilan tujuan yang akan diraih oleh suatu organisasi. Oleh karena itu
seorang pemimpin hendaklah piawai dalam berkomunikasi baik itu verbal maupun non verbal.
Komunikasi yang baik akan akan mampu meningkatkan motivasi, sehingga informasi yang
disampaikan dapat diterima dengan baik dan hal ini akan mampu meningkatkan kinerja serta
control kerja juga akan terlaksana dengan baik. Di dalam sebuah organisasi pemimpin adalah

21
sebagai komunikator. Pemimpin yang efektif pada umumnya memiliki kemampuan komunikasi
yang efektif, sehingga sedikit banyak akan mampu merangsang partisipasi orang-orang yang
dipimpinnya.

JURNAL 10 : Peran Teknologi Informasi Dalam Usaha Meraih Kesempatan Masa Depan
Organisasi
Teknologi Informasi sangat dibutuhkan di dalam operasional dari organisasi maupun perusahaan
bisnis. Pemanfaatan teknologi informasi dalam suatu fungsi dari organisasi terbagi menjadi lima
elemen fungsi yaitu: 1). Fungsi Operasional, 2). Fungsi Monitoring and Control, 3). Fungsi
Planning and Decision, 4). Fungsi Communication, dan 5). Fungsi Interorganisational. Seluruh
peranan teknologi informasi dalam berbagai lapisan tersebut tidak akan berjalan baik tanpa
adanya tata kelola dan manajemen teknologi informasi yang baik, karena pada dasarnya tujuan
pemanfaatan teknologi informasi adalah untuk mencapai tujuan organisasi atau perusahaan.
Teknologi dalam organisasi memiliki peranan utama dalam mempelajari sifat-sifat dari teknologi
suatu organisasi dan hubungan teknologi terhadap struktur organisasi. Thomson
mengelompokkan teknologi organisasi menjadi 3 jenis : 1) Teknologi perantara (mediating
technology), 2) Teknologi rangkaian panjang (long-linked technology), 3) Teknologi intensif
(intensitive technology).

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Komunikasi merupakan satu hal penting untuk menunjang kesuksesan organisasi baik
dalam meningkatkan kinerja organisasi maupun adaptasi organisasi terhadap setiap perubahan

22
lingkungan bisnis yang ada sehingga organisasi bisa tetap survive bahkan meraih keunggulan
kompetitifnya. Melalui komunikasi yang baik antar individu dan pihakpihak yang terlibat
langsung dalam organisasi maupun diluar organisasi, organisasi dapat memperoleh
informasiinformasi yang dibutuhkan. Untuk mengembangkan komunikasi yang baik ini
diperlukan peran aktif manajer maupun bawahan melalui aplikasi beberapa teknik yang telah
dijelaskan pada bagian sebelumnya.

DAFTAR PUSTAKA
Furqon, Chairul. 2005. Hakikat Komunikasi Bisnis. Artikel Online. Program Studi Manajemen,
Universitas Pendidikan Indonesia.
http://103.23.244.11/Direktori/FPEB/PRODI._MANAJEMEN_FPEB/197207152003121

23
CHAIRUL_FURQON/ArtikelOrganizational_Communication.pdf. Diakses 06 Maret
2022.

Sumaki, Windy. 2015. Pengaruh Disiplin Kerja, Budaya Organisasi, Dan Komunikasi Terhadap
Kinerja Karyawan PT. PLN (Persero) Wilayah Suluttenggo Area Manado. Jurnal Berkala
Ilmiah Efisiensi Volume 15 No. 05.
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jbie/article/view/10128/9714. Diakses 06 Maret
2022.

Hermana, Dody. 2004. Komunikasi Dalam Organisasi. Jurnal Administrasi Pendidikan UPI.
https://www.neliti.com/id/publications/77643/komunikasidalamorganisasi#idsectionconte
nt. Diakses 06 Maret 2022.

Rahmanto, Aris Febri. 2004. Peranan Komunikasi Dalam Suatu Organisasi. Jurnal
Komunikologi Vol. 1 No. 2.
http://fikom.weblog.esaunggul.ac.id/wpcontent/uploads/sites/2305/2014/03/
PERANANKOMUNIKASIDALAMSUATUORGANISASI_byArisFebriRahmanto.pdf.
Diakses 06 Maret 2022.

Chandrabuwono, Achmad. 2010. Peran Komunikasi Dalam Organisasi. Jurnal Sosiologi Vol 25
No. 2. FISIP Universitas Sebelas Maret.
https://www.academia.edu/8222322/PERAN_KOMUNIKASI_DALAM_ORGANISASI.
Diakses 06 Maret 2022.

Nurrohim, Hassa. 2010. Efektivitas Komunikasi dalam Organisasi. Fakultas Ekonomi


Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta.
https://journal.maranatha.edu/index.php/jmm/article/view/188. Diakses 06 Maret 2022.

Agustini, NA. 2018. Pengaruh Komunikasi Internal dalam Membangun Budaya Organisasi.
Jurnal Komunikasi Pembangunan Vol. 16 No. 1. Fakultas Ekologi Manusia, Institut
Pertanian Bogor. https://jurnal.ipb.ac.id/index.php/jurnalkmp/article/view/25198/16383.
Diakses 10 Maret 2022.

Rahayuningsih, Idha. 2018. Komunikasi Lintas Budaya dalam Organisasi. Jurnal Psikosains vol
9, no. 2. Universitas Muhammadiyah Gresik.

24
http://journal.umg.ac.id/index.php/psikosains/article/view/241/194. Diakses 10 Maret
2022.

Chandraningrum, Diah. 2018. Teknologi Komunikasi Informasi untuk Peningkatan Kesadaran


Publik pada Organisasi Sosial. Jurnal Komunikasi Vol 10, No 2.
https://journal.untar.ac.id/index.php/komunikasi/article/view/2727/1702. Diakses 10
Maret 2022.

Yuliana, Rahmi. 2012. Peran Komunikasi Dalam Organisasi. Jurnal Stie Semarang, Vol 4, No 3.
http://jurnal3.stiesemarang.ac.id/index.php/jurnal/article/view/162/132. Diakses 10 Maret
2022.

Ahlam. 2016. Peranan Teknologi Komunikasi dan Sumbangannya Ke Arah Perkembangan


Komunikasi Dalam Organisasi yang Berkesan. Vol. 11, No. 2, 51-64. University
Teknologi MARA, Malaysia.
https://forumkomunikasi.uitm.edu.my/images/FKVol11No2-2016/FK2016-03-Dr-
Ahlam.pdf. Diakses 10 Maret 2022.

Wijaya, IS. 2013. Komunikasi Interpersonal dan Iklim Komunikasi Dalam Organisasi. Jurnal
Dakwah Tabligh. Vol. 14 No. 1. STAIN Samarinda.
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/tabligh/article/view/318. Diakses 10 Maret
2022.

Machmudi, Moch. Ali. 2019. Peran Teknologi Informasi Dalam Usaha Meraih Kesempatan
Masa Depan Organisasi. Jurnal TRANSFORMASI, Vol. 15, No. 1. Manajemen
Informatika STMIK Bina Patria.
https://ejournal.stmikbinapatria.ac.id/index.php/JT/article/view/187/133.

25

You might also like