Professional Documents
Culture Documents
TUGAS AKHIR
Oleh :
YUSEP SURNEDI
NIM F3505072
i
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
iii
HALAMAN PENGESAHAN
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto:
(Maslow,1997:27)
À Lakukanlah apa yang dapat kamu lakukan, dengan apa yang kamu miliki,
v
Persembahan:
v Ayahanda dan ibunda tercinta, Bapak Djamzuri dan ibu Endang sebagai
v Keluarga besarku: Budheku sekeluarga, mas budi, mas Iwan, adik Faiz,
Shofie, mbak Sholikah, & my best friend (Didit, Eko, Tantra, Heri &
Warso.)
v Belahan jiwaku cimut, terima kasih atas kesabaran dan kasih sayangnya
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas segala
EOQ Pada Optimalisasi Pemesanan Bahan Baku Kain di PT. New Suburtex’’
Manajemen Industri. Dengan Laporan Tugas Akhir ini semua kegiatan yang
ada dalam pelaksanaan Praktek Kerja Magang (PKM) telah penulis uraikan
secara lengkap.
sendiri tanpa bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penulis menghaturkan
haturkan kepada :
3. Ibu Intan Novela QA, SE, MSi selaku Ketua Program Studi
vii
4. Ibu Dra. Anastasia Riani Suprapti, MSi selaku Pembimbing Tugas
tugas akhir.
6. Seluruh staf dan karyawan PT. New Suburtex terima kasih atas
7. Bapak dan Ibu yang selalu aku cintai dan aku sayangi sepanjang
penyusunan Laporan Tugas Akhir ini. Oleh sebab itu kritik dan saran yang
Tugas Akhir ini. Akhir kata penulis sampaikan banyak terima kasih kepada
ini.
Yusep Surnedi
NIM F3505072
viii
ABSTRAK
YUSEP SURNEDI
F3505072
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................... i
ABSTRAK....................................................................................................... ii
MOTTO........................................................................................................... v
PERSEMBAHAN ............................................................................................ vi
DAFTAR ISI.................................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................... xv
BAB I. PENDAHULUAN
E. Metode Penelitian................................................................ 5
x
5. Teknik Evaluasi Data.................................................. 6
2. Optimasi keputusan.................................................... 7
G. Kerangka Pemikiran............................................................ 7
B. Jenis Persediaan................................................................. 11
2. Lokasi Perusahaan..................................................... 22
xi
1. Pengadaan Bahan Baku .............................................. 43
a. Biaya Pemesanan.................................................... 44
b. Biaya Penyimpanan................................................. 45
e. Metode EOQ............................................................ 48
A. Kesimpulan...................................................................... 54
B. Saran............................................................................... 55
xii
DAFTAR TABEL
xiii
DAFTAR GAMBAR
xiv
DAFTAR GRAFIK
xv
DAFTAR LAMPIRAN
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
(WIP), barang jadi dan persediaan suku cadang. Dalam sebuah organisasi,
baku, agar dapat melakukan proses produksi dengan lancar, serta yang
bahan mentah dan pemesanan suplai melalui proses produktif, yang tercapai
sekali haruslah kita mempunyaih bahan baku dan suplai agar dapat
dengan biaya yang paling sedikit dan menurut jadwal yang dikehedaki, maka
barang-barang dan suplai ini harus tersedia. Karena itu kita harus
persediaan ini dan berapa banyak yang harus dipesan pada suatu waktu.
17
karena perlu adanya jaminan agar kelambatan-kelambatan dalam waktu
ekonomis dan mungkin untuk produksi barang dengan volume tinggi secara
atau jumlah pembelian yang paling ekonomis untuk dilakukan pada setiap
tingkat persediaan yang seminimum mungkin, biaya rendah dan mutu yang
18
mampu meminimalisasi terjadinya out of stock sehingga tidak mengganggu
karena persediaan yang ada digudang seperti kayu yang sangat rentan
terhadap api. Analisis EOQ ini dapat digunakan dengan mudah dan praktis
untuk merencanakan berapa kali suatu bahan dibeli dan dalam kuantitas
Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi tekstil ini adalah kain
maka dilakukan analisis dengan Metode EOQ sebagai salah satu pilihan
perusahaan dapat memilih kebijakan mana yang lebih efisien dalam hal
19
Suburtex. Dan penulis mendiskripsikan melalui karya tulis ini dengan
B. Rumusan Masalah
beriku :
3. Berapakah Safety Stock dan Re Order Point PT. New Suburtex pada
EOQ?
C. Tujuan Penelitian
20
4. Perbandingan antara total biaya persediaan menggunakan kebijakan
D. Manfaat Penelitian
sesungguhnya.
E. Metode Penelitian
a. Desain Penelitian
21
b. Objek dan Lokasi Penelitian
1. Data Primer
persediaan, yaitu :
2. Data Sekunder
22
3) Studi Pustaka
1. Analisis Deskriptif
dan akurat yang berkaitan erat dengan persediaan bahan baku di PT.
New Suburtex.
2. Optimalisasi Keputusan
perusahaan.
23
G. Kerangka Pemikiran
Gambar I.1
(Kerangka Pemikiran)
Penjelasan :
kebutuhan utama dalam proses produksi karena tanpa adanya bahan baku
24
Kebutuhan bahan baku pada suatu perusahaan tidaklah tetap, tetapi
baku yang baik agar tidak terjadi stockout (kurangnya bahan) sehingga
baku) yang akan memacu pengeluaran biaya simpan yang tinggi. Maka
yang ada. Setelah itu dapat dilakukan penarikan kesimpulan tentang total
25
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
menunggu proses lebih lanjut. Yang dimaksud dengan proses lebih lanjut
1. Fungsi Decoupling
26
murah dan sebagainya. Dikarenakan perusahaan melakukan pembelian
sebagainya).
3. Fungsi Antisipasi
B. Jenis Persediaan
dari sumber-sumber alam atau dibeli dari para supplier dan atau dibuat
suatu produk.
27
atau yang telah menjadi suatu bentuk, tetapi masih perlu diproses lebih
selesai diproses atau diolah dalam pabrik dan siap untuk dijual atau
C. Tujuan Persediaan
persatu dalam jumlah unit yang diperlukan perusahaan serta pada saat
tersebut. Bahan baku tersebut pada umumnya akan dibeli dalam jumlah
28
baku tersebut akan mengakibatkan terhentinya pelaksanaan proses
pula. Besarnya biaya yang semakin besar ini berarti akan mengurangi
D. Pengendalian Persediaan
persediaan yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Oleh karena itu perlu
29
kapan pesanan untuk menambah persediaan harus dilakukan dan berapa
bertujuan untuk :
kembali ?
30
1. Pendekatan titik pemesanan kembali (reorder point approach).
Menurut Yamit (1998 : 219) biaya dalam keputusan persediaan terdapat lima
Adalah biaya yang memiliki komponen utama yaitu biaya modal, biaya
Adalah harga yang harus dibayar atas item yang dibeli. Biaya ini akan
G. Bahan Baku
31
mengadakan penelusuran terhadap elemen-elemen atau bahan-bahan ke
dalam produk jadi. Cara pengadaan bahan baku bisa diperoleh dari
benang-benang”.
dikarenakan bahan baku tidak bisa tersedia setiap saat. Menurut Ahyari
dipergunakan.
b. Apabila bahan baku belum atau tidak ada sedangkan bahan baku
besar.
c. Biaya-biaya persediaan
d. Kebijaksanaan pembelanjaan
32
e. Pemakaian bahan baku
f. Waktu tunggu
Metode EOQ adalah nama yang biasa digunakan untuk barang-barang yang
untuk dikirim ke pabrik dan biaya penyiapan mesin-mesin (setup cost) yang
2 DS
EOQ =
C
33
Dimana :
berikut terpenuhi :
konstan
Total Annual Cost (TOC) atau biaya total adalah jumlah dari Total
Carrying Cost (TCC) atau biaya penyimpanan dan Total Ordering Cost
(TOC) atau biaya pemesanan. TCC di dapat dari asumsi bahwa separuh dari
jumlah pemesanan yang akan disimpan dan TOC adalah biaya pemesanan
yang dikalikan dengan jumlah pemesanan tiap tahunnya (T. Hani,1984 :126).
34
Kurva untuk biaya total
penyimpanan dan pemesanan
Kurva biaya
penyimpanan
Biaya tetap
minimum
Kurva biaya
pemesanan
Jumlah pesanan
Gambar II.1
(Kurva Biaya Total)
ditentukan waktu tunggu yang optimal. Pemilihan waktu tunggu yang optimal
mungkin.
sebuah pesanan akan diterima dengan segera jika tingkat persediaan bahan
time).
35
Dalam penentuan waktu tunggu dikenal dengan dua macam biaya :
pengganti.
tertentu dimana unit ini akan tetap ditahankan walau bahan bakunya dapat
Oleh karena itu, perusahaan harus dapat menentukan besarnya safety stock
secara tepat.
36
BAB III
PEMBAHASAN
1991 CV. Suburtex yang sekarang menjadi PT. New Suburtex (pada
masyarakat.
dapat diketahui dari penjualan yang mulanya hanya dijual di sekitar kota
Solo, kini telah diperluas sampai ke seluruh Indonesia. Selain itu dapat
37
efektif. Dengan sistem pemasarannya, produk dipasarkan melalui
2. Lokasi Perusahaan
bagian unit weaving berlokasi di desa Gerdu, Jetis Jl. Raya Solo-Sragen
Km 7-8 Karanganyar.
kawasan industri yang dekat dengan bahan baku yang layak, dengan
harga yang murah serta tersedianya tenaga kerja yang cukup banyak.
38
3. Struktutr Organisasi
Presaden Direktur
Wakil Direktur
Manajer
Ka. Ka.
Printing Finishing
Gambar III.1
Struktur organisasi
PT. New Suburtex
39
Tujuan, wewenang dan tanggung jawab dari masing-masing
a. Presiden Direktur
perusahaan.
manajer.
perusahaan.
40
Dalam melakukan tugasnya wakil presiden direktur dibantu oleh
masing-masing.
c. Manajer
yang dikepalainya.
41
1) Melakukan penerimaan, penyeleksian dan pemecatan karyawan.
h. Kepala Finishing
i. Operator
tentang berapa banyak barang yang harus dikirim dan sebagai penerima
dikirim.
B. Proses Produksi
kain celup (dyeing/kain polos) dan kain printing (cap). Kain celup (kain polos)
adalah kain putih yang diproses dengan cara melarutkan zat warna dalam air
42
sehingga terjadi penyerapan zat warna kedalam serat kain. Kain printing
adalah kain putih yang diproses lagi dengan cara melekatkan zat warna
kain yang dibuat dari serat dan dibiarkan mentah/tidak perlu diproses lagi
lain dan kain printing atau kain cap yang dimana kain polos dari pertenunan
kemudian dicap atau diprint agar menimbulkan corak yang baru. Kain yang
diprint pun juga beragam tentu dengan kontruksi yang berbeda. Produk atau
Tabel III.1
Kain Kontruksi
POLY TC 46 X 44 X 90
POLY KT 46 X 44 X 90
POLY TC 50 X 44 X 90
POLY KT 50 X 44 X 90
POLY TC 50 X 38 X 90
PLOY TC 50 X 40 X 90
POLY TC 50 X 42 X 90
POLY KT 50 X 42 X90
43
a) Bagan Proses Produksi secara keseluruhan
Kain grey
inspekting
Jigger
Cyllinder dreyer
Stanter
Inspecting Priting
Winding
Curring Steamer
Packing
Washing
Kain Polos
Stenter
Inspecting
Winding
44
b) Uraian Proses Produksi PT. New Suburtex
1. Proses Pencelupan
warna dalam air atau media lain, kemudian memasukan bahan tekstil
1) Desizing
45
Obat scouring Bleaching yang digunakan pada mesin jigger
adalah :
2) Dyeing
mesin jigger (mesin Pencelup ) lalu digulung dan dicuci dengan air
berisi air panas. Dan agar tidak luntur dicampur dengan Carrier
dengan warna putih, biru dan lain-lain.), 12 kali putaran untuk kain
dengan warna tua, contohnya untuk kain dengan warna merah hati,
3) Fiksasi
46
dengan melekatnya zat warna pada serat kain maka terjadi suatu
4) Pencucian
47
padder yang dipanaskan. Biasanya digunakan untuk jenis kain cotton.
d. Inspekting
yang baik dengan yang jelak. Jadi, setelah kain dikirim ke gudang jadi,
kain diperiksa untuk dipilih hasil kain yang baik, dan hasil kain yang
e. Windding-packing
konsumen, yaitu ada yang minta dirol ataupun ada yang minta dilipat.
f. Bahan jadi
penyempurnaan, sehingga kain yang akan dicap adalah kain yang telah
48
siap diprint. Dan proses pendahuluan yang kurang sempurna akan
Selain itu zat warna yang akan digunakan pada proses dyeing
haruslah singkron dengn zat warna yang akan digunakan pada saat
Karena jika tidak singkron maka akan dapat berakibat antar zat
yang satu dengan zat yang lainnya akan dapat saling capur /
disiapkan untuk tiap kain dengan motif yang berbeda. Dan resep obat
/ pasta obat yang disiapkan setelah 4 seri motif yang sama dengan
perusahaan.
warna. Pasta cap biasanya terdiri dari zat warna, pengental dan air
49
melekatkan zat pembantu untuk memperbanyak warna sehingga
2) Persiapan Motif
a. Treacher
b. Repro / Pengulangan
masuk ke enggrafing
c. Enggrafing
3) Persiapan Mesin.
Di PT New Suburtex mesin printing ada 2 jenis yaitu mesin rotari dan
50
Ø Mesin flat merupakan mesin printing yang bentuknya seperti
mesin rotary kontinue dan sangat fleksible antara 0-80 rpm ( 0-80
meter/menit).
4) Printing ( pencapan )
kain polos tadi terbentuk motif dengan warna yang sesuai dengan
dryer.
51
5) Dreyer ( Pengeringan )
serta untuk melekatkan warna motif pada kain yang telah tidak
bercampur antara yang satu dengan yang lain. Pengeringan kain tidak
boleh terlalu dan harus dijaga agar zat warna yang telah melekat pada
6) Fiksasi
Proses Fiksasi untuk kain yang dicap dengan zat warna yang
telah berbeda cara fiksasinya juga berbeda. Untuk kain yang dicap
0
mesin curing pada suhu 140 C dengan kecepatan stabil. Difiksasi
minyak tanah yang menempel pada kain dari pencampuran pasta cap
± 8-10 menit. Fungsi steaming atau pemberian uap pada kain cap
52
warna reaktif ke dalam serat kain. Setelah distaming, tidak langsung
masuk gudang jadit etapi dilakukan proses lebih lanjut yaitu diwashing
7) Washing (pencucian)
8) Finishing
memberikan efek lentur pada kain dengan bau yang enak, sehingga
dikehendaki yaitu anti kusut dan stabil, daya serapnya terhadap bahan
53
sintetik baik, serta mempunyai daya tolak terhadap air dan minyak yang
Mengkeretnya kain tidak boleh melebihi nilai ambang batas yaitu 5%.
menjadi bermotif timbul dengan pegangan kain supel. Efek ini dapat
kegudang jadi.
54
4. Proses di Gudang Jadi
dipasarkan ke konsumen. Tujuan dari proses paling akhir ini adalah untuk
a) Proses Inspecting
Proses ini merupakan proses untuk menyortir / mengecek hasil kain jadi
antara yang baik dengan yang jelek, dimana kain jadi yang baik dijual
kepasaran dan kain yang jelek tidak dipasarkan (dijual kiloan ke industri
kecil/rumah tangga).
kain yang sudah selesai diproses dan telah diinspacting. Baik kain Solid
c) Proses Packing
55
keinginan (permintaan) konsumen. Dalam artian ada yang minta
dipacking dalam bentuk roll atau digulung, ada juga yang minta
5. Bahan Jadi
dapat dipasarkan dan disebut dengan kain polos (kain solid) sedangkan
kain jadi dari proses pengecapan (printing) disebut dengan kain printing.
C. Laporan Magang
56
sebagai acuan dalam mencari pengalaman kerja, agar dalam kerja di
Karanganyar.
57
Tabel III. 2
Jadwal Magang Kerja dan Materi yang diberikan
58
2. Kemudahan dalam akses data pada instansi terkait untuk keperluan
Karanganyar yang telah menjadi rekanan selama ini. Data yang diperoleh
Tabel III.3
59
Terlihat pada table III.3 pada bulan November terjadi peningkatan
pembelian bahan baku. Hal ini disebabkan karena pada bulan November-
Desember mendekati Natal dan Hari raya Idul Fitri. Sehingga member
efek positif pada peningkatan order. Lebih jelasnya dapat dilihat pada
grafik 1.
Grafik III.1
a. Biaya Pemesanan.
60
Tabel III.4
Jumlah biaya
Rp 7.450.000,-
b. Biaya Penyimpanan
Adalah biaya yang memiliki komponen utama yaitu biaya modal, biaya
Tabel III.5
Biaya Cadangan
3 Rp 3.000.000,-
Rusak
61
Terlihat dari tabel di atas, pada tahun 2008 jumlah biaya
Rp 7.450.000,-
=
12
= Rp 620.833,-
Rp 10.200.000,-
=
1137245 meter
= Rp 9,-/ meter
d. Kebijakan Perusahaan
membeli kain dari Suplier yang berasal dari daerah Karang Anyar
62
Total Kebutuhan Bahan baku
=
Frekuensi pemesanan
1137245 meter
=
12
= 94770,4 meter
meter
é D ù éQ ù
TIC = ê S ú + ê H ú
ëQ û ë 2 û
é1137245 ù é 94770,4 ù
= ê Rp 620.833,- ú + ê Rp 9,-ú
ë 94770,4 û ë 2 û
= Rp 7.449.997,3 + Rp 426.466,8
= Rp 7.876.464,1
63
e. Metode EOQ
2DS
Q* =
H
2 x 1137245 x Rp620.833,-
=
9
= 396103 meter
D
F =
Q*
64
1137245
F =
396103
F = 2,8 ~ 3 kali
diketahui :
é D ù éQ * ù
TIC = ê Sú + ê Hú
ëQ * û ë 2 û
é1137245 ù é 396103 ù
TIC = ê Rp 620.833,- ú + ê Rp 9,- ú
ë 396103 û ë 2 û
TIC = Rp 3.564.927,2
Stock, Di dalam suata perusaahaan yang besar safety stock ini sangat
65
akan mengakibatkan proses terhenti dan karyawan tidak bekerja. Hal ini
Tabel III.6
Kebutuhan
- - -
Bulan X (X - X ) (X - X )2
Bahan Baku(m)
Jumlah 9657653603
66
-
SD =
å ( X - X )2
n
9657653603
SD =
12
SD = 98273,4
maka diperoleh Z dengan tabel normal sebesar 1,65 deviasi standar dari
rata-rata.
Safety Stock Z s = Z x SD
= 1,65 x 98273,4
= 162151,1
pemesanan bahan baku kain flanel adalah selama 7 hari, atau bisa
dikatakan lead team (L) 7 hari. Dan dengan rata-rata jumlah kerja
maka terlebih dahulu dicari tingkat penggunaan bahan baku/ hari dengan
D
d =
t
1137245
=
300
67
= 3790,8 meter
ROP = d x L
= 3790,8 meter x 7
= 26535,6 meter
EOQ. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel III.7
Kebijakan
No Keterangan Metode EOQ
Perusahaan
Pembelian rata-
1 94770,4 meter 396103 meter
rata bahan baku
Total biaya
2 Rp 7.876.464,1 Rp 3.564.927,2
persediaan
Frekuensi
3 12 3
pemesanan
68
Dari tabel ditas dapat dilihat bahwa biaya yang dikeluarkan
penelitian ini adalah bahwa metode EOQ yang telah diungkapkan penulis
dalam penelitian ini tidak dapat dilaksanakan pada PT. New Suburtex
69
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Rp 4.311.536,9
70
B. Saran
baku kain flanel agar proses produksi tidak terganggu, dan menerapkan
Dengan jumlah setiap kali pesan sebesar 396103 meter, gudang PT. New
71
DAFTAR PUSTAKA
72
73