Professional Documents
Culture Documents
Bersih Kelompok 5 - 1
Bersih Kelompok 5 - 1
D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
MUHAMMAD ANDHIKA PUTRA PRATAMA
AINI YATURROFIDAH
ELISA AWALIA RAMADANI
IMRAN ALATUBIR
MARIA MANGAR
LENORA DIANA RAHANBINAN
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat nya sehingga makalah ini dapat
kami selesaikan sesuai dengan waktu yang ditentukan dengan mengambil judul “POTENSIAL ARUS
DAN HAMBATAN LISTRIK DALAM ILMU KEPERAWATAN”. Semoga makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca dan khususnya profesi perawat, supaya ke
depannya dapatditerapkan di dunia keperawatan. Kami yakin masihbanyak kekurangan dalam makalah
ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini untuk kedepannya.
Potensial adalah besaran skarla yang berkaitan dengan kerja energy potensial padamedanlistrik.Telah
disebutkan bahwa dalam suatu penghantar, arus listrik mengalir dari tempat yang potensialnya tinggi ke
tempat yang potensialnya rendah. Selisih potensial antara dua tempat dalam penghantar ini disebut
dengan beda potensial. Dalam Sistem Internasional, satuan beda potensial adalah volt (V).Beda potensial
antara kutub-kutub sebuah sumber listrik ketika saklar terbuka dan tidak mengalirkan arus adalah gaya
gerak listrik (ggl), dinotasikan ε. Sedangkan, beda potensial antara kutub-kutub suatu elemen listrik ketika
saklar ditutup dan mengalirkan muatan listrik disebut tegangan jepit, dilambangkan V. Nilai V berubah-
ubah bergantung pada nilai hambatan bebannya. Hubungan antara ggl dirumuskan sebagai berikut:
V=ε–IR
ε = I (R + r), atau
Alat yang digunakan untuk mengukur beda potensial adalah voltmeter. Jarum pada voltmeter akan
bergerak jika digunakan untuk mengukur rangkaian listrik yang memiliki beda potensial. Besarnya beda
potensial rangkaian listrik yang diukur ditunjukkan oleh jarum voltmeter. Pada rangkaian listrik yang
akan diukur, voltmeter dipasang secara parallel
B.HAMBATAN.
a.Pengertian hambatan
Hambatan adalah seuatu yang dapat menghalangi kemajuan atau pencapaiaan suatu hal.Pada 1927,
seorang fisikawan Jerman bernama George Simon Ohm melakukan penelitian untuk mencari hubungan
antara beda potensial dan kuat arus listrik. Berdasarkan hasil penelitiannya, Ohm membuat suatu grafik
beda potensial terhadap arus listrik. Ternyata, grafik tersebut membentuk suatu garis lurus yang condong
ke kanan dan melalui titik pusat koordinat (0, 0). Dari grafik ini, Ohm menemukan bahwa kemiringan
grafik sama dengan besar hambatan rheostat yang digunakannya dalam penelitian tersebut. Berdasarkan
penelitian ini, Ohm membuat kesimpulan yang hingga kini dikenal dengan sebutan Hukum Ohm, yang
berbunyi: “Pada suhu tetap, tegangan listrik V pada suatu penghantar sebanding dengan kuat arus yang
mengalir pada penghantar tersebut”.
R = V/I atau V = IR
dengan:
V = beda potensial (volt, V)
I = kuat arus listrik (ampere, A)
R = hambatan (Ohm, Ω)
Hambatan yang dimiliki oleh suatu bahan penghantar ternyata dapat mempengaruhi kuat arus yang
mengalir pada penghantar tersebut. Hambatan yang besar pada suatu bahan menyebabkan bahan tersebut
sukar mengalirkan arus listrik, sedangkan bahan yang hambatannya kecil akan lebih mudah mengalirkan
arus listrik. Berdasarkan kemampuannya dalam menghantarkan arus listrik, bahan dibedakan menjadi
konduktor, isolator, semi konduktor, dan super konduktor.
a. Konduktor Bahan
konduktor adalah bahan yang mudah mengalirkan arus karena elektron-elektron di setiap
atomnya tidak terikat kuat oleh inti atom sehingga mudah bergerak atau berpindah. Dengan kata
lain, bahan konduktor adalah bahan yang memiliki hambatan kecil. Bahan yang termasuk
konduktor di antaranya adalah besi, baja, dan tembaga.
b. Isolator
Bahan isolator memiliki sifat yang berlawanan dengan bahan konduktor. Bahan yang termasuk
isolator sangat sulit, bahkan tidak bisa mengalirkan arus listrik. Pada bahan isolator, elektron-
elektron di setiap atom pada bahan isolator terikat kuat oleh inti atom sehingga sangat sukar
untuk bergerak dan berpindah. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa bahan isolator memiliki
hambatan yang sangat besar. Namun, pada kondisi tertentu bahan isolator dapat berubah menjadi
bahan konduktor. Kondisi tersebut adalah ketika bahan isolator mendapat tegangan yang sangat
tinggi. Tegangan tinggi ini akan melepaskan elektron dari ikatan dengan inti atom sehingga
elektron pada bahan isolator tersebut akan menjadi mudah bergerak dan berpindah. Bahan yang
tergolong isolator adalah kayu dan plastik.
c. Semi Konduktor
Bahan semi konduktor adalah bahan-bahan yang kadang bersifat isolator dan kadang bersifat
konduktor. Yang termasuk bahan ini adalah karbon, silikon, dan germanium.
d. Super Konduktor
Bahan super konduktor adalah bahan yang sangat kuat mengalirkan arus. Ilmuwan yang
pertama kali menemukan bahan ini adalah tokoh yang berasal dari Belanda yang bernama
Kamerlingh Onnes pada 1991. Bahan yang beliau temukan adalah raksa dan timah.
Pada suatu kawat logam, hambatan listrik yang dimilikinya ternyata dipengaruhi oleh panjang
bahan(kawat), luas penampang, dan hambatan jenis bahan kawat tersebut. Hambatan jenis suatu bahan
(kawat) atau resistivitas adalah suatu besaran fisika dari suatu bahan yang tergantung pada temperatur dan
jenis bahan tersebut. Bahan konduktor memiliki hambatan jenis yang kecil, sebaliknya bahan isolator
memiliki hambatan jenis yang besar.
C.ARUS LISTRIK
arus listrik adalah mengalirnya muatan elektron (muatan negatif) secara terus-menerus pada penghantar
listrik menuju muatan proton (muatan positif) yang mengakibatkan beda potensial dari sumber berpindah
menuju alat dan kemudian dikonversikan di dalam alat ke energi lainnya sebagai keluaran. Menurut
pendapat Owen Bishop “arus listrik adalah aliran muatan negatif (elektron-elektron) dari kutub negatif ke
kutub posiif” dari pendapat beliau secara tersurat sangat jelas bahwa arus listrik mengalir dari kutub
negatif menuju kutub positif namun,dalam elektronika mengasumsikan bahwa arus listrik mengalir dari
kutub positif menuju kutub negatif,teori ini disebut teori konvensional.Sebenarnya teori konvensional ini
tidak dapat dibenarkan karena menurut Owen Bishop “ketika arus mengalir melali suau zat berbentuk gas
atau melalui sebuah larutan,terdapat kemungkinan bahwa muatan-muatan listrik positif ikut
mengalir.Muatan-muatan listrik positif ini dibawa oleh ion-ion positif seperti misalnya neon
(Ne+),sodium(Na+),dan tembaga (Cu++).Elektron-elektron membawa muatan negatif dari kutub negatif ke
kutub positif.Pada saat yang bersamaan,ion-ion positif membawa muatan positif dari kutub positif menuju
kutub negatif .Hal ini mengidentifikasikan aliran muatan dua arah”. Namun karna dalam elektronika
mengasumsikan arus mengalir dari kutub positif menuju kutub negatif maka untuk pembahasan
selanjutnya apabila mengatakan tentang arus,maka kita akan merujuk pada teori konversional.
Arah arus listrik diasumsikan berlawanan arah dengan arah gerak elektron.hal ini akan direpresentasikan
dari gambar dibawah ini:
Materi tersusun atas partikel-partikel yang sangat keil yang disebut atom.atom terdiri atas partikel-partikel
sub-atom yang tersusun atas elektron,proton, dan neutron dalam berbagai gabungan.Sebuah elektron
adalah muatan negatif (-) listrik yang paling mendasar.Elektron-elektron dalam lintasan terluar suatu atom
disebut elektron-elektron valensi.Apabila energi eksternal seperti energi kalor,cahaya,atau listrik
diberikan pada materi,elektron-elektron valensinya akan memperoleh energi dan dapat berpindah
ketingkat energi yang lebih tinggi.Jika energi yang diberikan telah cukup,sebagian dari elektron-elektron
terluar tadi akan meninggalkan atomnya dan statusnyapun berubah sebagai elektron bebas.Gerakan
elektron-elektron bebas inilah yang akan menjadi arus listrikdalam konduktor logam.
Sebagian atom kehilangan elektron dan sebagian atom lainnya memperoleh elektron.Keadaan ini
akan memungkinkan terjadinya perpindahan elektron dari satu objek ke objek lain.Apabila perpindahan
ini terjadi,distribusi muatan positif dan negatif dalam setiap objek tidak sama lagi,Objek dengan jumlah
elektron yang berlebih akan memiliki polaritas listrik negatif (-).Objek yang kekurangan elektron akan
memiliki polaritas listrik positif (+).Besaran muatan listrik ini ditentukan oleh jumlah elektron
dibandingakn dengan jumlah proton dalam suatu objek.Simbol untuk muatan elektron ialah Q dan
satuannya adalah Coulomb (C).Muatan sebesar -1 C=6,25 x 10 18 elektron.
Kemampuan muatan listrik untuk mengerahkan suatu gaya dimungkinkan oleh keberadaan medan
elektrostatik yang mengelilingi objek yang bermuatan tersebut.Medan elektrostatik ini ditandai oleh garis-
garis gaya yang ditarik diantara dua objek.Jika satu elektron dilepas dititik A dalam medan ini,elektron
akan ditolak oleh muatan negatif dan ditarik oleh muatan positif .Tanda panah dalam Gambar 2
menandakan arah yang akan dilalui oleh elektron jika elektron tersebut berada dalam daerah yang berbeda
pada medan listrik tersebut.
Gambar. Medan elektrotastis diantara dua muatan yang berlwanan
b.Hukum Ohm
Milton Gussow (2002) Dalam bukunya yang berjudul Dasar-Dasar Teknik Listrik menyatakan
bahwa,hukum Ohm mendefinisikan hubungan antara arus (I),tegangan (V),dan resistansi (R).Arus dalam
suatu rangkaian sama dengan tegangan yang diberikan pada rangkaian tersebut dibagi dengan resistansi
rangkain bersangkutan. Dari definisi di atas dapat diketahui rumus persamaan arus listrik pada hukum
ohm adalah :I=V/R
c.Jenis-jenis Arus Listrik
Arus listrik terdiri dari dua jenis,yaitu arus liatrik AC (Alternating Current) dan DC (Direct Current).
Penjelasan tentang jenis arus AC dan DC seperti berikut.
Arus listrik DC (Direct current) merupakan arus listrik searah. Pada awalnya aliran arus pada listrik DC
dikatakan mengalir dari ujung positif menuju ujung negatif. Semakin kesini pengamatan-pengamatan
yang dilakukan oleh para ahli menunjukkan bahwa pada arus searah merupakan arus yang alirannya dari
negatif (elektron) menuju kutub positif. Nah aliran-aliran ini menyebabkan timbulnya lubang-lubang
bermuatan positif yang terlihat mengalir dari positif ke negative.
Listrik DC (direct current) biasanya digunakan oleh perangkat ektronika. Meskipun ada sebagian beban
selain perangkat elektronika yang menggunakan arus DC (contohnya; Motor listrik DC) namun
kebanyakan arus DC digunakan untuk keperluan beban elektronika. Beberapa beban elektronika yang
menggunakan arus listrik DC diantaranya: Lampu LED (Light Emiting Diode), Komputer, Laptop, TV,
Radio, dan masih banyak lagi. Selain itu listrik DC juga sering disimpan dalam suatu baterai, contohnya
saja baterai yang digunakan untuk menghidupkan jam dinding, mainan mobil-mobilan dan masih banyak
lagi. Intinya kebanyakan perangkat yang menggunakan listrik DC merupakan beban perangkat
elektronika.
BAB III
PENUTUP
1.1 KESIMPULAN
Arus listrik adalah aliran muatan negatif (elektron-elektron) dari kutub negatif ke kutub
positif.Terjadinya arus listrik karena perpindahan elektron (negatif) ke daerah yang kekurangan elektron
(positif).Arus listrik memberikan energi pada alat elektronika dengan mengalirkan arusnya melalui
rangkain listrik.Pada saat elektron berpindah ke lintasan yang kekurangan elektron melalui
rangkaian,maka energi potensial listrik di pindahkan dari sumber listrik (seperti Baterai,Kilowatt) ke alat
elektronika dan dikonversikan ke dalam bentuk energi lain,seperti energi gerak pada blender dan energi
cahaya pada lampu.
1.2 SARAN
Demikian makalah Teori Dasar Arus Listrik ini,semoga dapat bermanfaat dan memberikan tambahan
pengetahuan bagi pembaca dan penulis namun,tentunya masih banyak kekurangan dari berbagai segi
penulisan makalah Teori Dasar Arus Listrik ini.Sehingga mohon kritik dan saran dari berbagai pihak
untuk penulisan makalah selanjutnya supaya dapat diperbaiki .Dan mohon maaf atas segala kekurangan
dan kesalahan dalam penulisan makalah Teori Dasar Arus Listrik ini.
DAFTAR PUSTAKA
Bishop,Owen.2004.Dasar-Dasar Elektronika.Erlangga:Jakarta
Edminister,Joseph A.1972.Theori and Problem Of Electric circuit in S.I. Unit.McGraw Hill:New York