You are on page 1of 14

PENDAHULUAN

Beberapa isi dari Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) No. 9


Tahun 1990 dapat diartikan seberapa pentingnya kedudukan Pos Pelayanan
Terpadu (Posyandu) di tengah-tengah kehidupan masyarakat. Posyandu dapat
bertindak sebagai pusat kegiatan masyarakat dimana masyarakat bertindak
sebagai pelaksana sekaligus memperoleh pelayanan kesehatan serta Keluarga
Berencana (KB), adapun isi dari Inmendagri No. 9 Tahun 1990 yang berkaitan
dengan pelaksanaan posyandu, yaitu:
1. Dalam rangka meningkatkan mutu sumber daya manusia sebagai potensi
pembangunan bangsa agar dapat membangun dan menolong dirinya
sendiri, merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah dan
masyarakat, maka posyandu cukup strategis dalam pengembangan kualitas
sumber daya manusia sejak dini perlu ditingkatkan pembinaannya.
2. Untuk meningkatkan pembinaan Posyandu sebagai pelayanan Keluarga
Berencana-Kesehatan (KB-Kes) yang dikelola untuk dan oleh masyarakat
dengan dukungan pelayanan teknis dari petugas perlu ditumbuh
kembangkan perlu serta aktif masyarakat dalam wadah Lembaga
Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD).
3. Meningkatkan mutu pengelolaan posyandu, perlu dimantapkan koordinasi
dan keterpaduan pembinaan disemua tingkatan pemerintah.
Posyandu juga dapat dimanfaatkan sebagai sarana untuk tukar menukar
informasi, pendapat dan pengalaman serta bermusyawarah untuk memecahkan
berbagai masalah yang dihadapi baik masalah keluarga ataupun masyarakat itu
sendiri. Dasar terbentuknya posyandu adalah bertitik tolak dari definisi ilmu
kesehatan masyarakat menurut Winslow, yang menyebutkan bahwa diharapkan
masyarakat itu berusaha untuk dapat menanggulangi kesehatannya sendiri.
Seterusnya disebutkan pula bahwa terciptanya kesehatan yang optimal bagi
masyarakat adalah dengan adanya peran serta dari masyarakat secara teratur dan
berkesinambungan. Dari penjelasan tersebut terlihat bahwa wadah yang paling
tepat untuk peran serta masyarakat tersebut ialah posyandu.

Ilmu Kesehatan Masyarakat (IPH 611) | 1


TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Posyandu
Pengertian posyandu adalah suatu wadah komunikasi alih teknologi dalam
pelayanan kesehatan masyarakat KB dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk
masyarakat dengan dukungan pelayanan serta pembinaan teknis dari petugas
kesehatan dan KB yang mempunyai nilai strategis untuk pengembangan sumber
daya manusia sejak dini, yang dimaksud dengan nilai strategis untuk
pengembangan sumber daya manusia sejak dini yaitu dalam peningkatan mutu
manusia masa yang akan datang dan akibat dari proses pertumbuhan dan
perkembangan manusia ada 3 intervensi yaitu :
1. Pembinaan kelangsungan hidup anak (child survival) yang ditujukan untuk
menjaga kelangsungan hidup anak sejak janin dalam kandungan ibu
sampai usia balita.
2. Pembinaan perkembangan anak (child development) yang ditujukan untuk
membina tumbuh/kembang anak secara sempurna, baik fisik maupun
mental sehingga siap menjadi tenaga kerja tangguh.
3. Pembinaan kemampuan kerja (employment) yang dimaksud untuk
memberikan kesempatan berkarya dan berkreasi dalam pembangunan
bangsa dan negara.
Intervensi 1 dan 2 dapat dilaksanakan sendiri oleh masyarakat dengan sedikit
bantuan dan pengarahan dari petugas penyelenggara dan pengembangan posyandu
merupakan strategi yang tepat untuk intervensi ini. Intervensi ke 3 perlu
dipersiapkan dengan memperhatikan aspek-aspek poleksesbud (Sembiring 2010).
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya
Masyarakat (UKBM). Posyandu dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk,
dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna
memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat
dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan
angka kematian ibu dan bayi. UKBM adalah wahana pemberdayaan masyarakat,
yang dibentuk atas dasar keperluan masyarakat, dikelola oleh, dari, untuk, dan

Ilmu Kesehatan Masyarakat (IPH 611) | 2


bersama masyarakat, dengan bimbingan dari petugas puskesmas, lintas sektor dan
lembaga terkait lainnya (Soekirman 2000).
Kehadiran posyandu merupakan salah satu bentuk penerapan dalam
pemberian asuhan keperawatan kesehatan masyarakat yang mengutamakan upaya
promotif dan preventif dengan tidak melupakan upaya kuratif dan rehabitatif.
Posyandu juga memiliki posisi yang strategis sebagai penyedia layanan kesehatan
yang paling dekat dengan masyarakat, bahkan amat vital dalam meningktakan
pengetahuan serta kesadaran masyarakat akan arti penting dan urgensinya
kesehatan. Posyandu juga memiliki akses luas dan langsung menyentuh keperluan
kesehatan masyarakat, yang merupakan pintu utama dalam upaya meningktakan
derajat kesehatan masyarakat karena posyandu bisa melakukan pemantauan
(survailance) gizi balita dan ibu hamil serta berbagai penyakit menular dengan
imunisasi oleh para kader (Khomsan 2007).

Dasar Pelaksanaan
Menurut Sembiring (2010) yang menjadi dasar pelaksanaannya adalah:
Surat Keputusan Bersama: Mendagri/Menkes/BKKBN. Masing-masing No.23
tahun 1985. 21/Men.Kes/Inst.B./IV 1985, 1I2/HK-011/ A/1985 tentang
penyelenggaraan posyandu yaitu :
1. Meningkatkan kerja sama lintas sektoral untuk menyelenggarakan
Posyandu dalam lingkup LKMD dan Pemberdayaan Kesejahteraan
Keluarga (PKK).
2. Mengembangkan peran serta masyarakat dalarn meningkatkan fungsi
posyandu serta meningkatkan peran serta masyarakat dalam program –
program pembangunan masyarakat desa
3. Meningkatkan fungsi dan peranan LKMD serta PKK dan mengutamakan
peranan kader pembangunan.
4. Melaksanakan pembentukan posyandu di wilayah/di daerah masing-
masing dari melaksanakan pelayanan paripurna sesuai petunjuk Depkes
dan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).

Ilmu Kesehatan Masyarakat (IPH 611) | 3


5. Undang-undang no. 23 tahun 1992 pasal 66 , dana sehat sebagai cara
penyelenggaraan dan pengelolaan pemeliharaan kesehatan secara
paripurna.

Tujuan Penyelenggaraan
Adapun tujuan dari penyelenggaraan posyandu menurut Sembiring (2010),
adalah:
1. Menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Ibu (AKI)
(ibu hamil, melahirkan, dan nifas)
2. Membudayakan Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS).
3. Meningkatkan peran serta dan kemampuan masyarakat untuk
mengembangkan kegiatan kesehatan dan KB. Beserta kegiatan lainnya
yang menunjang untuk tercapainya masyarakat sehat sejahtera.
4. Berfungsi sebagai Wahana Gerakan Reproduksi Keluarga Sejahtera
(WGRKS), Gerakan Ketahanan Keluarga dan Gerakan Ekonomi Keluarga
Sejahtera (GKK-GEKS).

Kegiatan Posyandu
Mengingat makna posyandu itu, maka UKBM pada pokoknya meliputi
kegiatan utama dan pengembangan atau pilihan menurut Depkes RI (2010), antara
lain:
1. Kegiatan utama, sekurang-kurangnya mencakup 5 (lima) kegiatan, yakni :
 Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
 Keluarga Berencana (KB)
 Imunisasi
 Gizi
 Pencegahan dan Penanggulangan Diare
2. Kegiatan pengembangan atau pilihan, dapat menambah kegiatan baru
posyandu, disamping lima kegiatan utama baru tersebut, misalnya :
 Bina Keluarga Balita (BKB)
 Penemuan dini dan pengamatan penyakit potensial Kejadian Luar
Biasa (KLB), misalnya : Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA),

Ilmu Kesehatan Masyarakat (IPH 611) | 4


Demam Berdarah (DBD), Gizi Buruk, Polio, Campak, Tetanus
Neonatorum.
 Program Diversifikasi Pertanian Tanaman Pangan dan Pemanfaatan
Pekarangan melalui Tanaman Obat Keluarga (TOGA)
 Kegiatan ekonomi produktif : usaha peningkatan pendapatan keluarga,
usaha simpan pinjam
 Berbagai program pembangunan masyarakat desa lainnya.
Melihat cukup banyak juga jenis pelayanan di posyandu, maka peran serta
masyarakat melalui kerjasama terpadu dengan kader kesehatan dan petugas
puskesmas, sangat menentukan keberhasilan kesinambungan kegiatan di
posyandu.

Sistem Informasi Posyandu


Sistem Informasi Posyandu (SIP) adalah rangkaian kegiatan untuk
menghasilkan informasi yang sesuai dengan kebutuhan secara tepat guna dan
tepat waktu bagi pengelola Posyandu. Oleh sebab itu SIP merupakan bagian
penting dari pembinaan Posyandu secara keseluruhan. Pembinaan akan lebih
terarah apabila di dasarkan pada informasi yang lengkap, akurat dan aktual.
Dengan kata lain pembinaan merupakan jalan keluar dari permasalahan yang
dihadapi karena didasarkan pada informasi yang tepat, baik dalam lingkup
terbatas maupun lingkup yang lebih luas (Sembiring 2010).
Mekanisme Operagional SIP :
1) Penggung jawab SIP adalah Pokjanal posyandu di Propinsi dan
Kabupaten/Kota di tingkat kecamatan adalah Tim Pembina
LKMD/Kelurahan berkoordinasi dengan LKMD Seksi 10.
2) Pemerintah Desa bertanggung jawab atas tersediannya data dan informasi
posyandu.
3) Pengumpul data dan informasi adalah tim penggerak PKK dan LKMD
dengan menggunakan instrumen :
a. Catatan ibu hamil, kelahiran/kematian dan nifas oleh ketua
kelompok Dasa Wisma (kader PKK) .

Ilmu Kesehatan Masyarakat (IPH 611) | 5


b. Register bayi dalam wilayah kerja posyandu bulan Januari s/d
Desember.
c. Register anak balita dalam wilayah kerja posyandu bulan Januari s/d
Desember.
d. Register Wanita Usia Subur-Pasangan Usia Subur (WUS-PUS)
dalam wilayah ketiga posyandu bulan Januari s/d Desember.
e. Register Ibu hamil dalam wilayah kerja posyandu bulan Januari s/d
Desember.
f. Data pengunjung petugas posyandu, kelahiran dan kematian bayi
dan kematian ibu hamil melahirkan dan nifas.
g. Data hasil kegiatan posyandu.

Jenjang Posyandu
Menurut konsep Arrif yang disitir oleh Sembiring (2010) posyandu
dikelompokkan menjadi 4 yaitu:
1. Posyandu Pratama (warna merah) :
• belum mantap.
• kegiatan belum rutin.
• kader terbatas.
2. Posyandu Madya (warna kuning) :
• kegiatan lebih teratur
• Jumlah kader 5 orang
3. Posyandu Purnama (warna hijau) :
• kegiatan sudah teratur.
• cakupan program/kegiatannya baik.
• jumlah kader 5 orang
• mempunyai program tambahan
4. Posyandu Mandiri (warna biru) :
• kegiatan secara teratur dan mantap
• cakupan program/kegiatan baik.
• memiliki Dana Sehat dan JPKM (Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
Masyarakat) yang mantap.

Ilmu Kesehatan Masyarakat (IPH 611) | 6


Beberapa indikator sebagai penentu jenjang antar strata posyandu adalah :
1. Jumlah buka posyandu pertahun.
2. Jumlah kader yang bertugas.
3. Cakupan kegiatan.
4. Program tambahan.
5. Dana sehat/JPKM.
Posyandu akan mencapai strata Posyandu Mandiri sangat tergantung kepada
kemampuan, keterampilan diiringi rasa memiliki serta tanggungjawab kader PKK,
LKMD sebagai pengelola dan masyarakat sebagai pemakai dari pendukung
Posyandu (Kresno 2008).

LKMD dan PKK


Peran serta masyarakat dalam pembangunan di tingkat desa/kelurahan
yang pengelolaannya melalui wadah LKMD semakin dirasakan. Hal ini
dimungkinkan karena di desa/kelurahan terdapat berbagai potensi disamping
harapan-harapan yang masyarakat desa inginkan inginkan. LKMD adalah
Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa yang merupakan wadah partisipasi
masyarakat dalam pembangunan yang berfungsi membantu Kepdes/Lurah dan
memiliki 10 seksi dimana yang berhubungan langsung dengan KB-Kes, Posyandu
adalah seksi ke 7 (seksi kesehatan, kependudukan dan Keluarga Berencana),
selain itu adalah seksi ke 10 (seksi PKK dengan 10 program Pokok PKK), dimana
antara lain dari 10 program pokok PKK adalah program 7 yaitu kesehatan yang
bertanggung jawab terhadap operasional adalah Ketua I LKMD sedangkan
pelaksana (operasional) adalah Ketua II LKMD (Ketua Tim Penggerak PKK).
Dengan demikian kegiatan Posyandu berada dalarn lingkup LKMD dan PKK juga
merupakan salah satu seksi dalam LKMD yaitu seksi ke 10. Keberhasilan
Posyandu merupakan cermin prestasi LKMD melalui D/S (peran serta
masyarakat) sedangkan keberhasilan program tergambar melalui N/D dalam balok
SKDN (Purwanti 2009 dan Kaharu 2000).
PKK adalah gerakan pembangunan masyarakat yang tumbuh dari bawah
dengan wanita sebagai motor penggerakan untuk membangun keluarga sebagai
unit atau kelompok terkecil dalam masyarakat dan bertujuan membantu

Ilmu Kesehatan Masyarakat (IPH 611) | 7


pemerintah untuk ikut serta memperbaiki dan membina tata kehidupan dan
penghidupan keluarga yang dijiwai oleh Pancasila menuju terwujudnya keluarga
yang dapat menikmati keselamatan, ketenangan dan ketentraman hidup lahir dan
bathin (keluarga sejahtera). Sepuluh (10) program pokok PKK tertuang ke dalam
4 (empat) kelompok kerja (Pokja) yaitu :
1. Kelompok Kerja I (Pokja I) membidangi :
• Penghayatan Pengamalan Pancasila
• Gotong royong.
2. Kelompok Kerja II (Pokja II) membidangi
• Pendidikan dan keterampilan.
• Pengembangan kehidupan berkoperasi.
3. Kelompok Kerja III (Pokja III) membidangi :
• Sandang
• Pangan
• Perumahan dan tatalaksana rumah tangga.
4. Kelompok Kerja IV (Pokja IV) membidangi :
• Kesehatan.
• Kelestarian lingkungan hidup.
• Perencanaan sehat.
Secara khusus Kelompok Kerja IV (Pokja IV) yang bertanggung jawab
dalam pelaksanaan posyandu bersama dengan kader PKK khusus Posyandu serta
LKMD seksi 7 (Sembiring 2010).

Peran Serta Masyarakat


Peran serta masyarakat mempunyai peranan penting dalam keberhasilan
pembangunan, termasuk pembangunan kesehatan. Banyak hasil dari program-
program kesehatan yang berlandaskan peran-serta masyarakat termasuk program
Posyandu kurang berkembang bahkan ada yang sudah tidak berlanjut. Hal ini
disebabkan para petugas lapangan sebagai motivator dari program/proyek tersebut
di atas kurang/tidak memberikan dorongan/motivasi kepada masyarakat
khususnya kepada para kader kesehatannya lebih lanjut secara terus menerus demi
kelestariannya (Widagdo 2006).

Ilmu Kesehatan Masyarakat (IPH 611) | 8


Faktor demografi, seperti usia, agama, pendidikan, jenis kelamin,
pekerjaan (tingkat.ekonomi) dan sebagainya yang merupakan faktor masyarakat
tidak dianggap dapat mempengaruhi peran-serta masyarakat. Satu-satunya faktor
dari masyarakat yang masih mungkin dapat melakukan dorongan/motivasi secara
berkesinambungan adalah faktor tokoh masyarakat yang dalam hal ini yang paling
berperan adalah kepala daerah atau dalam hal ini kepala desa (kades) (Widagdo
2006).
Peranan pemimpin/kades akan sangat penting apabila mereka aktif untuk
mendatangi masyarakat, sering menghadiri pertemuan-pertemuan, dan dalam
setiap kesempatan selalu menjelaskan manfaat program Posyandu. Para pimpinan
masyarakat ini aktif pula dalam mengajak warga masyarakat untuk mengelola
kegiatan Posyandu. Apabila masyarakat melihat bahwa tokoh mereka yang
disegani ikut serta dalam kegiatan tersebut, maka masyarakat pun akan tertarik
untuk ikut serta (Widagdo 2006).

Gambar Seputar Posyandu

Gambar 1 Kegiatan Posyandu (PKK Jakarta Utama 2009)

Ilmu Kesehatan Masyarakat (IPH 611) | 9


Gambar 2 Kegiatan Posyandu (PKK Jakarta Utama 2009)

Gambar 3 Contoh poster (Pusat Penyuluhan Kesehatan Masyarakat 1992)

Ilmu Kesehatan Masyarakat (IPH 611) | 10


Gambar 4 Contoh poster (Pusat Penyuluhan Kesehatan Masyarakat 1989)

Gambar 5 Bangunan Posyandu (Cikarang Online 2010)

Ilmu Kesehatan Masyarakat (IPH 611) | 11


KESIMPULAN DAN SARAN

Saat ini posyandu belum mampu melayani secara optimal. Sebagian besar
masih memiliki beberapa keterbatasan terutama yang berada di daerah-daerah
terpencil, beberapa keterbatasan tersebut diantaranya:
1. Waktu pelayanan
2. Jumlah kader
3. Ketersediaan peralatan
Posyandu belum mampu untuk melayani masyarakat setiap kali diperlukan.
Waktu pelayanannya juga masih sangat terbatas, program-program pelayanan
hanya dilakukan pada waktu-waktu tertentu saja. Hal ini bias disebabkan karena
kurangnya staf ahli kesehatan dalam suatu desa/kelurahan sehingga sehingga
proses pelayanan harus dilakukan bergantian. Di lain pihak, jumlah kader yang
masih terbatas dan diantaranya masih banyak kader yang tidak aktif. Faktor yang
menyebabkannya bisa karena adanya kesibukan lain diluar kegiatan posyandu.
Keterbatasan yang lainnya adalah kurangnya kualitas dan kuantitas pelayanan dari
peralatan yang tersedia.
Beberapa strategi atau upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
kualitas dan kuantitas pelayanan yang diberikan, diantaranya:
1. Peningkatan kegiatan posyandu yang disesuaikan dengan keperluan,
kondisi, permasalahan, dan kemampuan sumberdaya masyarakat.
2. Pengalokasian dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
untuk pengembangan sarana fisik dan pemberdayaan kader posyandu.
3. Peningkatan pelayanan posyandu sesuai dengan standar mutu pelayanan
kesehatan.
4. Optimalisasi kinerja posyandu.

DAFTAR PUSTAKA

Cikarang Online. 2010. Posyandu Anggrek RW 08, Kec Cibarusah.


http://cikarangonline.com/2010/07/posyandu-anggrek-rw-08-cibarusah-
kota.html [diakses 20 April 2011].

Ilmu Kesehatan Masyarakat (IPH 611) | 12


[Depkes RI] Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1994. Buku Pedoman
Pembinaan Program Posyandu untuk Petugas Puskesmas. Bandung:
Kantor Wilayah Departemen Kesehatan Jawa Barat.
[Depkes RI] Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2010. Buku Pegangan
Kader Posyandu. http://www.puskel.com/2-kegiatan-pokok-pelayanan-
posyandu/ [diakses 30 April 2011].
Kaharu, Usman. 2000. Pemberdayaan LKMD bagi Masyarakat Lokal. (Studi
Kasus di Gorontalo). Analisis 1 (2) : 97-108.
Khomsan. 2007. Studi Implementasi Program Gizi: Pemanfaatan, Cakupan,
Keefektifan, dan Dampak terhadap Status Gizi. Laporan Penelitian
Departemen Gizi Masyarakat, Institus Pertanian Bogor.
Kresno, Sudiarti. 2008. Study Pemanfaatan Posyandu di Kecamatan Jatinegara,
Jakarta Timur. Laporan Penelitian Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Indonesia. http://mgyasni.niriah.com/wp-
content/uploads/2009/02/complete-report.pdf [diakses 01 Mei 2011].
[PKK] Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga Jakarta Utama. 2009. Posyandu.
http://www.jakarta.go.id/v70/pkk/images/stories/posyandu%20mawar
%20i%20cililitan%20tolak%20berikan%20imunisasi.jpg [diakses tanggal
21 April 2011].
[PKK] Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga Jakarta Utama. 2009. Posyandu.
http://www.jakarta.go.id/v70/pkk/images/stories/40%20persen
%20posyandu%20di%20jakbar%20belum%20mandiri.jpg [diakses 30
April 2011].
Purwanti, Sri. 2009. Studi tentang Sistem Pencatatan Pelaporan Data SKDN di
Puskesmas Jumapalo Kabupaten Karanganyar. Karya Tulis Ilmiah
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta.
http://etd.eprints.ums.ac.id/5716/2/J_300_060_008.PDF [diakses 01 Mei
2011].
[PPKM] Pusat Penyuluhan Kesehatan Masyarakat. 1992. Dapatkan pelayanan
untuk ibu dan anak serta petunjuk tentang hidup sehat di Posyandu.
http://www.jhuccp.org/mmc/db_images/imagebas/INO23.JPG [diakses
tanggal 25 April 2011].

Ilmu Kesehatan Masyarakat (IPH 611) | 13


[PPKM] Pusat Penyuluhan Kesehatan Masyarakat. 1992. Ibu Hamil Sehat = Bayi
Lahir Sehat.
http://www.jhuccp.org/mmc/db_images/imagebas/INO54.JPG [diakses
tanggal 25 April 2011].
Sembiring, Nasap. 2010. Posyandu sebagai Saran Peran serta Masyarakat dalam
Usaha Peningkatan Kesehatan Masyarakat. Laporan Penelitian Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
http://library.usu.ac.id/download/fkm/biostatistik-nasap.pdf [diakses
tanggal 20 April 2011].
Soekirman. 2000. Ilmu Gizi dan Aplikasinya untuk Keluarga dan Masyarakat.
Jakarta: Ditjen Dikti.
Widagdo, Laksmono. 2006. Persepsi Kader Posyandu di Kecamatan Mlonggo
Kabupaten jepara Jawa Tengah. Makara Kesehatan 10 (2) : 54-59.

Ilmu Kesehatan Masyarakat (IPH 611) | 14

You might also like