Professional Documents
Culture Documents
Pengertian Posyandu
Pengertian posyandu adalah suatu wadah komunikasi alih teknologi dalam
pelayanan kesehatan masyarakat KB dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk
masyarakat dengan dukungan pelayanan serta pembinaan teknis dari petugas
kesehatan dan KB yang mempunyai nilai strategis untuk pengembangan sumber
daya manusia sejak dini, yang dimaksud dengan nilai strategis untuk
pengembangan sumber daya manusia sejak dini yaitu dalam peningkatan mutu
manusia masa yang akan datang dan akibat dari proses pertumbuhan dan
perkembangan manusia ada 3 intervensi yaitu :
1. Pembinaan kelangsungan hidup anak (child survival) yang ditujukan untuk
menjaga kelangsungan hidup anak sejak janin dalam kandungan ibu
sampai usia balita.
2. Pembinaan perkembangan anak (child development) yang ditujukan untuk
membina tumbuh/kembang anak secara sempurna, baik fisik maupun
mental sehingga siap menjadi tenaga kerja tangguh.
3. Pembinaan kemampuan kerja (employment) yang dimaksud untuk
memberikan kesempatan berkarya dan berkreasi dalam pembangunan
bangsa dan negara.
Intervensi 1 dan 2 dapat dilaksanakan sendiri oleh masyarakat dengan sedikit
bantuan dan pengarahan dari petugas penyelenggara dan pengembangan posyandu
merupakan strategi yang tepat untuk intervensi ini. Intervensi ke 3 perlu
dipersiapkan dengan memperhatikan aspek-aspek poleksesbud (Sembiring 2010).
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya
Masyarakat (UKBM). Posyandu dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk,
dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna
memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat
dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan
angka kematian ibu dan bayi. UKBM adalah wahana pemberdayaan masyarakat,
yang dibentuk atas dasar keperluan masyarakat, dikelola oleh, dari, untuk, dan
Dasar Pelaksanaan
Menurut Sembiring (2010) yang menjadi dasar pelaksanaannya adalah:
Surat Keputusan Bersama: Mendagri/Menkes/BKKBN. Masing-masing No.23
tahun 1985. 21/Men.Kes/Inst.B./IV 1985, 1I2/HK-011/ A/1985 tentang
penyelenggaraan posyandu yaitu :
1. Meningkatkan kerja sama lintas sektoral untuk menyelenggarakan
Posyandu dalam lingkup LKMD dan Pemberdayaan Kesejahteraan
Keluarga (PKK).
2. Mengembangkan peran serta masyarakat dalarn meningkatkan fungsi
posyandu serta meningkatkan peran serta masyarakat dalam program –
program pembangunan masyarakat desa
3. Meningkatkan fungsi dan peranan LKMD serta PKK dan mengutamakan
peranan kader pembangunan.
4. Melaksanakan pembentukan posyandu di wilayah/di daerah masing-
masing dari melaksanakan pelayanan paripurna sesuai petunjuk Depkes
dan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).
Tujuan Penyelenggaraan
Adapun tujuan dari penyelenggaraan posyandu menurut Sembiring (2010),
adalah:
1. Menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Ibu (AKI)
(ibu hamil, melahirkan, dan nifas)
2. Membudayakan Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS).
3. Meningkatkan peran serta dan kemampuan masyarakat untuk
mengembangkan kegiatan kesehatan dan KB. Beserta kegiatan lainnya
yang menunjang untuk tercapainya masyarakat sehat sejahtera.
4. Berfungsi sebagai Wahana Gerakan Reproduksi Keluarga Sejahtera
(WGRKS), Gerakan Ketahanan Keluarga dan Gerakan Ekonomi Keluarga
Sejahtera (GKK-GEKS).
Kegiatan Posyandu
Mengingat makna posyandu itu, maka UKBM pada pokoknya meliputi
kegiatan utama dan pengembangan atau pilihan menurut Depkes RI (2010), antara
lain:
1. Kegiatan utama, sekurang-kurangnya mencakup 5 (lima) kegiatan, yakni :
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
Keluarga Berencana (KB)
Imunisasi
Gizi
Pencegahan dan Penanggulangan Diare
2. Kegiatan pengembangan atau pilihan, dapat menambah kegiatan baru
posyandu, disamping lima kegiatan utama baru tersebut, misalnya :
Bina Keluarga Balita (BKB)
Penemuan dini dan pengamatan penyakit potensial Kejadian Luar
Biasa (KLB), misalnya : Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA),
Jenjang Posyandu
Menurut konsep Arrif yang disitir oleh Sembiring (2010) posyandu
dikelompokkan menjadi 4 yaitu:
1. Posyandu Pratama (warna merah) :
• belum mantap.
• kegiatan belum rutin.
• kader terbatas.
2. Posyandu Madya (warna kuning) :
• kegiatan lebih teratur
• Jumlah kader 5 orang
3. Posyandu Purnama (warna hijau) :
• kegiatan sudah teratur.
• cakupan program/kegiatannya baik.
• jumlah kader 5 orang
• mempunyai program tambahan
4. Posyandu Mandiri (warna biru) :
• kegiatan secara teratur dan mantap
• cakupan program/kegiatan baik.
• memiliki Dana Sehat dan JPKM (Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
Masyarakat) yang mantap.
Saat ini posyandu belum mampu melayani secara optimal. Sebagian besar
masih memiliki beberapa keterbatasan terutama yang berada di daerah-daerah
terpencil, beberapa keterbatasan tersebut diantaranya:
1. Waktu pelayanan
2. Jumlah kader
3. Ketersediaan peralatan
Posyandu belum mampu untuk melayani masyarakat setiap kali diperlukan.
Waktu pelayanannya juga masih sangat terbatas, program-program pelayanan
hanya dilakukan pada waktu-waktu tertentu saja. Hal ini bias disebabkan karena
kurangnya staf ahli kesehatan dalam suatu desa/kelurahan sehingga sehingga
proses pelayanan harus dilakukan bergantian. Di lain pihak, jumlah kader yang
masih terbatas dan diantaranya masih banyak kader yang tidak aktif. Faktor yang
menyebabkannya bisa karena adanya kesibukan lain diluar kegiatan posyandu.
Keterbatasan yang lainnya adalah kurangnya kualitas dan kuantitas pelayanan dari
peralatan yang tersedia.
Beberapa strategi atau upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
kualitas dan kuantitas pelayanan yang diberikan, diantaranya:
1. Peningkatan kegiatan posyandu yang disesuaikan dengan keperluan,
kondisi, permasalahan, dan kemampuan sumberdaya masyarakat.
2. Pengalokasian dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
untuk pengembangan sarana fisik dan pemberdayaan kader posyandu.
3. Peningkatan pelayanan posyandu sesuai dengan standar mutu pelayanan
kesehatan.
4. Optimalisasi kinerja posyandu.
DAFTAR PUSTAKA