Professional Documents
Culture Documents
Ecotropikaindah
Ecotropikaindah
net/publication/343151311
CITATION READS
1 364
3 authors, including:
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Indah Nurhayati on 23 July 2020.
ABSTRACT
The aims of this work is to perform the effect of flowrate and operating time on decreasing
of Fe, Cr, COD, BOD concentrations, assessing the quality of wastewater after being treated
with dilution, neutralization, coagulation and adsorption techniques, especially for parameters
suck as Cr, Fe, COD, BOD and pH. The variables in this study are the waste water flow that is
100 mL / min and 140 mL / min, with operating time for 60 min. The adsorption process is
carried out continuously with down flow. Adsorbents in the form of activated zeolite and
activated carbon are arranged in stages in a PVC reactor. The results of this study are 100
ml/min discharge can reduce most of Fe concentration. The discharge of 100 ml/min can reduce
Fe by 99.94% from 1,768 ± 1.14 mg / L to 0.98 ± 0.03 mg/L and chrome by 99.07% from
48.35±0.49mg/L to 0.39±0.00 mg/L, COD 99.17% from 35.455±2.1mg/L to 286±1.4 mg/L,
BOD 99% from 15.052±13.5 mg/L to 149.5±2.1mg/L, pH 7.05 - 7.25. The discharge of 140
ml/min can reduce Fe by 99.94% from 1,768±1.14mg/L to 0.99±0.03mg/L and chrome 99.07%
from 48.35±0,49mg/L to 0.45±0.00mg/L, COD 99.08% from 35.485±2.1 mg/L to 325.25±2.12
mg/L, BOD 98% from 15.052±13,5mg/L to 160.5±0.70mg/L, pH 6.95 - 7.25. The quality of
wastewater after being treated have met the quality standard in accordance with the Minister of
Environment Regulation No. 5 of 2014.
Keywords: Adsorption; Coagulation; Dilution; Laboratory Waste.
memenuhi PerRMen LH No. 5 Tahun 2014 melalui rantai makanan (Kristianto, Wilujeng
mengenai baku mutu air limbah. Jika tidak and Wahyudiarto, 2017), di dalam tubuh akan
dilakukan proses pengolahan limbah cair sulit untuk dikeluarkan sehingga kadarnya
laboratorium lebih lanjut maka dapat akan meningkat di dalam tubuh organisme
mencemari lingkungan sekitar (Raimon, (Prastyo et al., 2016). Krom merupakan
2011). logam yang berbahaya bagi kehidupan.
Limbah cair yang mengandung besi Logam krom merupakan logam yang sulit
terlarut dalam bentuk Ferro (Fe2+). Besi dalam didegradasi sehingga dapat bertahan lama
bentuk Ferro mudah teroksidasi menjadi besi dalam perairan (Paramita et al., 2017).
dalam bentuk Ferri (Fe3+) dengan adanya Kandungan senyawa kromium dalam
oksigen di udara (Febrina and Ayuna, 2015). lingkungan yang paling banyak ditemui
Bakteri Crenothrix dan Gallionella dapat adalah dalam krom trivalen (Cr3+) dan krom
memanfaatkan Fe2+ sebagai sumber energi heksa valen (Cr6+). Krom heksavalen
dalam pertumbuhannya dan dapat merupakan senyawa krom yang sangat
mengendapkan Fe3+. Semakin tinggi kadar berbahaya, karena dianggap sangat beracun,
Fe2+ menjadikan pertumbuhan bakteri sangat karsinogen, mutagenik. Ion krom dapat
cepat yang berakibat tersumbatnya saluran menyebabkan kerusakan hati, kerusakan
pipa (Febrina and Ayuna, 2015). Logam besi saluran pernapasan, kerusakan ginjal, kanker
yang berada di dalam tanah mudah paru-paru. (Sy et al., 2016), mutasi gen,
mengalami oksidasi dan reduksi. Dengan bersifat karsinogen dan teratogenic
adanya reaksi biologis dari bakteri pada (Kristianto et al., 2017).
kondisi anaerob, maka unsur Fe dalam tanah Pengolahan air lmbah yang
akan tereduksi sehingga menjadi besi yang mengandung logam berat dapat dilakukan
terlarut. Persitiwa oksidasi dan reduksi besi di secara fisika, kimia atau kombinasi fisika dan
dalam tanah menyebkan besi akan masuk ke kimia. Penyisihan logam berat dalam limbah
dalam irigasi. Kelarutan Fe juga dipengaruhi cair biasanya dilakukan dengan presiptasi,
oleh pH. Kelebihan kandungan besi dalam koagulasi, adsobsi (Ariani and Rahayu, 2016),
lingkungan dapat mengakibatkan air tanah filtrasi atau kombinasi dari semuanya. Metode
terkontaminasi dan mengganggu kombinasi presipitasi dan adsobsi dapat
kelangsungan makhluk hidup lainnya. Logam menyisihkan logam berat pada limbah
Fe di dalam tanah akan diserap oleh tanaman laboratorium hingga 98,09 – 99,99% (Ariani
melalui akar. Kadar Fe yang tinggi di dalam and Rahayu, 2016).
tanah akan menyebabkan tanaman Air limbah yang mengandung logam
mengakumulasi Fe di dalam tubuhnya berat dapat diolah dengan menggunakan
sehingga menyebabkan keracunan (Apriyanti teknologi presipitasi (pengendapan).
and Candra, 2018). Teknologi presipitasi dapat dilakukan dengan
Tingginya kadar besi yang berada penambahan zat terntu sehingga akan
dalam tubuh manusia akan mengakibatkan mengubah logam yang mudah larut menjadi
penyakit seperti keracunan, kanker, liver dan logam yang sukar larut. NaOH merupakan
hemokromatis (Jenti and Nurhayati, 2014). senyawa alkali yang bersifat basa, mudah
Dalam tubuh, besi diperlukan sebagai larut dalam air dan cepat mengendapkan Fe
pembentukan hemoglobin. Dalam dosis yang dan logam yang lain (Apriastuti et al., 2017),
cukup tinggi, besi dapat merusak jaringan larutan NaOH juga berfungsi untuk menaikan
dinding usus (Febrina and Ayuna, 2015). pH air limbah. Pengendapan logam berat
Limbah yang mengandung logam krom dalam air limbah sanga dipengaruhi pH
termasuk kategori limbah B3. Krom termasuk (Ariani and Rahayu, 2016).
logam berat, dan masuk ke dalam kelompok Poly Aluminium Chloride (PAC)
16 besar substansi berbahaya oleh Agency for merupakan koagulan dari garam dari
Toksic Substances and Disease Registry aluminium klorida yang sering diaplikasikan
(ATSDR) (Sy et al., 2016). Krom bersifat dalam pengolahan air limbah maupun air
bioakumulasi di dalam makhluk hidup, bersih karena mempunyai daya koagulasi dan
75
Penurunan Kadar Besi (Fe), Kromiun (Cr), COD dan BOD Limbah Cair Laboratorium…… [Indah Nurhayati,dkk.]
flokulasi lebih kuat jika dibandingkan dengan Demand (COD) limbah industri krisotil
tawas. PAC efektif bekerja pada rentang pH sebesar 63% (Yuliastuti and Cahyono, 2018).
5,0 – 8,0. PAC dapat menurunkan turbidity Keberhasilan proses adsobsi
97,69% dan TSS 99,24% air limbah (Husaini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu
et al., 2018). PAC konsentrasi 300 mg/L karakteristik adsorben, meliputi luas
dapat meremoval TDS 13,7%; Cr 97% dan permukaan, ukuran partikel (Sirajuddin and
Pb 93,5% pada air limbah laboratorium Harjanto, 2018), waktu kontak, pH, suhu,
(Nurhayati et al., 2018). konsentrasi adsorbat (Arisna et al., 2016).
Zeolit alam merupakan adalah senyawa Waktu kontak yang diperlukan proses adsobsi
terhidrat dari aluminosilikat yang terdiri dari untuk mencapai equilibrium tidak sama,
dar ikatan SiO4 dan AlO4 terhidrat yang waktu kontak akan dicapai apabila tidak
dihubungkan dengan oksigen (Utami, 2017). terjadi perubahan konsentrasi adsorbat pada
Zeolit banyak dimanfaatkan sebagai adsorben, solute (Sirajuddin and Harjanto, 2018).
ion exchange, katalis pada industry (Anggoro, Pada penelitian terdahulu, pengolahan
2017). Katalis zeolit menyebabkan reaksi limbah cair dilakukan dengan cara netralisasi,
lebih cepat, efisien, sehingga mengurangi koagulasi dan adsobsi menggunakan karbon
penggunaan energy dan pengolahan limbah. aktif ampas tebu dan zeolit yang tidak
Zeolit banyak diaplikasikan dalam proses diaktivasi, dengan debit 140 ml/L, pada menit
adsorbansi polutan karena mempunyai rongga ke-15 dapat menurunkan konsentrasi krom
struktur kristal alumina silika yang berisi ion sebesar 93% dari 5,37 ppm menjadi 0,36
logam (Aidha, 2013). Zeolit mampu ppm, tetapi pada menit ke-30 sampai menit
menurunkan logam Fe sebesar 62,78% dari ke-120, konsentrasi krom mengalami
12,668 mg/L menjadi 1,948 mg/L yang kenaikan yang signifikan (Nurhayati et al.,
terkandung dalam air lindi (Larasati et al., 2018). Oleh karena itu perlu adanya
2016). Penggunaan zeolit tanpa aktivasi, penelitian lanjutan supaya adsorben tidak
karbon aktif dan ijuk sabut kelapa dapat cepat jenuh dan dapat menurunkan polutan
menurunkan Cr 93% dari 5,37 mg/L menjadi lebih besar dengan menggunakan adsorben
0,36 mg/L dalam waktu pengoperasian 15 diaktivasi dan memvariasikan debit waktu
menit (Nurhayati et al., 2018). Proses operasi. Tujuan dari penelitian ini adalah
adsorbsi akan lebih efektif apabila air limbah mengkaji pengaruh debit aliran dan waktu
memiliki pH netral. Kombinasi koagulasi dan operasi terhadap penurunan Fe, Cr COD, dan
adsorbsi dapat menurunkan logam Fe dengan BOD. Menganalisa kualitas limbah cair
tingkat keberhasilan sebesar 62,25% dari setelah diolah dengan pengenceran,
kadar awal 194 ppm menjadi 7,324 ppm netralisasi, koagulasi dan adsobsi terutama
(Audina et al., 2017). untuk parameter Cr, Fe, COD, BOD dan pH.
Adsobsi merupakan salah satu proses
pengolahan limbah yang sederhana dan dapat 2. METODOLOGI
menggunakan adsorben bahan alam yang
tidak terpakai (Widayatno et al., 2017). Penelitian ini dilakukan secara kontinyu
Karbon aktif merupakan karbon yang dengan skala laboratorium. Variable
diaktivasi untuk memmbuka pori-pori penelitian adalah debit aliran yaitu 100
sehingga berfungsi sebagai adsorben. ml/menit dan 140 ml/menit dan waktu operasi
Aktivator yang digunakan biasanya gas CO2, yaitu 15 menit, 30 menit, 45 menit dan 60
uap air atau zat kimia (Polii, 2017). Aktivasi menit.
karbon dengan pemanasan berfungsi untuk
memperluas permukaan, menghilangkan 2.1 Alat dan Bahan
kotoran yang mudah menguap, tar dan Limbah yang diolah adalah limbah
kidrokarbon pengotor (Masthura and Putra, laboratorium Teknik Lingkungan yang
2018). Karbon yang diaktivasi asam phospat diambil yang diambil langsung dari dari
dapat menurunkan Chemical Oksygen wastafel. Reaktor adsobsi berupa berupa pipa
dengan diameter 4 inci dan panjang pipa 145
76
ECOTROPHIC VOLUME 14 NOMOR 1 TAHUN 2020 p-ISSN:1907-5626,e-ISSN:2503-3395
77
Penurunan Kadar Besi (Fe), Kromiun (Cr), COD dan BOD Limbah Cair Laboratorium…… [Indah Nurhayati,dkk.]
di dalam limbah. Endapan logam yang konsentrasi 300 mg/L. Koagulan PAC
terbentuk berwarna hitam, terjadi karena konsentrasi 300 ppm dapat menghilangkan
peningkatan nilai pH akan mengubah konsentrasi Cr hingga 93,47% pada limbah
senyawa karbonat menjadi senyawa cair Laboratorium TL (Nurhayati et al.,
hidroksida yang berbentuk partikel kecil 2018). Karakteristik air limbah setelah
dalam limbah (Nurhayati et al., 2018). dilakukan pengenceran, netralisasi dan
Penambahan pH juga bertujuan supaya kerja koagulasi dapat disajikan pada Tabel 2.
PAC sebagai koagulan lebih efektif. Secara organoleptis air limbah setelah
Koagulan PAC akan bekerja lebih efektif dilakukan koagulasi flokulasi berwarna hijau,
pada pH 5,0 – 8,0 (Husaini et al., 2018). jernih bagian atas dan bagian bawah terdapat
Proses koagulasi air limbah endapan hitam.
laboratorium menggunakan PAC dengan
Tabel 2. Hasil Uji Air Limbah Laboratorium TL UNIPA Surabaya Setelah Pretreatment
Netralisasi dan Koagulasi
Parameter Satuan Hasil Uji Baku Mutu Air limbah*
pH - 7,2 ± 0,00 6,0 – 9,0
Fe Total mg/L 1,75±0,014 5
Cr Total mg/L 1,37±0,080 0,5
COD mg/L 1.876±1,4 300
BOD Mg/L 404,5 ±0,70 150
*) PerMen LH No. 5 Tahun 2014
Dari Tabel 2 dapat disimpulkan bahwa bahwa limbah cair laboratorium diolah
dengan proses pengenceran, netralisasi dan menggunakan metode presiptasi dengan
koagulasi mampu menurunkan kadar Fe penambahan NaOH samapi pH 7 dapat
sebesar 99,50%, Cr 98,50%, COD 95,2% dan meremoval Cr sebesar 98,85% (Avessa et al.,
BOD 97,30%. Konsentrasi Cr dan Fe total, 2016).
COD, BOD setelah proses pengenceran, Netralisasi, koagulasi dan flokulasi juga
netralisasi dan koagulasi belum memenuhi efektif menurunkan konsentrasi COD dan
PerMen LH No. 5 Tahun 2014 sedangkan BOD, hal ini disebabkan polutan yang mudah
pH=7,2 sudah memenuhi, oleh karena itu terdegradasi maupun yang sulit terdegradsi
diperlukan proses lanjutan supaya konsentrasi dalam air limbah berkurang karena
polutan dapat memenuhi baku mutu. mengalami presipitasi. Pengendapan zat
Proses pengenceran, netralisasi dan organik menyebabkan oksigen terlarut yang
koagulasi dapat meremoval Cr dan Fe diatas digunakan untuk mengoksidasi air limbah
98 %, hal ini dikarenakan penambahan NaOH berkurang, nilai BOD dan COD berkurang
sebagai senyawa alkasi yang besifat basa kuat (Febrina and Ayuna, 2015). Pengendapat zat
menyebabkan krom dan besi yang ada di organik semakin efisien karena proses
dalam air limbah mengendap sebagai presiptasi dilakukan dalam suasana netral.
Kromium hidroksida Cr(OH)3 dan Fe(OH)2. Dengan penambahan NaOH menyebabkan zat
Endapan logam Fe da Cr yang berupa koloid organik yang tersuspeni baik yang mudah
dan flok flok kecil dengan penambahan terdegradasi maupun yang sulit terdegradsi
koagulan PAC dan proses flokukasi akan mengalami pengendapan sehingga BOD dan
diikat sehingga membentuk flok flok besar COD menurun (Wardhani and Dirgawati,
yang mudah mengendap. Penambahan NaOH 2013). Suasana netral juga menyebabkan
menyebabkan pH menjadi netral sehingga penurunan BOD, karena mikroorganisme
koagulan PAC akan bekerja lebih efektif dalam air limbah dapat hidup dengan baik
dalam mengikat logam berat (Nurhayati et al., sehingga dapat melakukan degradsi secara
2018). Penelitian serupa juga didapatkan hasil biologis (Irmanto and Suyata, 2010).
79
Penurunan Kadar Besi (Fe), Kromiun (Cr), COD dan BOD Limbah Cair Laboratorium…… [Indah Nurhayati,dkk.]
Proses adsobsi terjadi karena adanya gaya berarti semakin lama waktu kontak antara
Van Der Waals, sehingga pori karbon aktif adsorben, yaitu karbon aktif dan zeolit aktif
akan menarik partikel pencemar sehingga dengan adosrbat yaitu polutan dalam air
terperangkap (Widayatno et al., 2017). limbah. Waktu kontak yang lebih lama
Logam Fe memiliki elektron valensi yang memberi kesempatan ion Fe bersinggungan
rendah sehingga dalam proses adsorbsi dengan permukaan adsorben sehingga pori-
dengan karbon aktif dan zeolit lebih cepat pori adsorben banyak menyerap ion Fe lebih
tersisihkan. banyak (Marlinawati et al., 2015). Proses
Dalam penelitian ini menggunakan adsobsi secara kontinyu, semakin kecil debit
karbon aktif berbentuk serbuk sehingga aliran yang digunakan dalam menyisihkan
memperbesar daya adsobsi. Karbon aktif logam berat maka kapasitas adsorbsi semakin
berbentuk serbuk mempunyai pori-pori yang besar (Shafirinia et al., 2016).
lebih banyak, sehingga partikel yang
teradsobsi semakin besar pula. Karbon aktif 3.4 Pengaruh Debit dan Waktu Operasi
dapat menurunkan logam Fe sampai efisiensi Terhadap Kadar Kromium (Cr)
62,25% (194 mg/L menjadi 7,324 mg/L) Penurunan krom Total (Cr) selama
(Audina et al., 2017). proses adsosi tersaji pada Gambar 2. Pada
Peran dari zeolit juga menambah Gambar 2 menunjukan bahwa proses adsobsi
kapasitas adsorbsi karena memiliki sifat secara kontinyu menggunakan adsorben
sebagai pengadsorbsi dan penukar ion. Zeolit karbon aktif dan zeolit teraktivasi dengan
yang akan digunakan sebagai adsorben debit 100 ml/menit dapat menurunkan krom
diaktivasi menggunakan H2SO4 untuk total rerata sebesar 70,4% dengan kadar akhir
memperbesar porositas, karena pori-pori krom total 0,39 mg/l, sedangkan pada debit
zeolit terbuka luas, (Nurhayati et al., 2018). 140 ml/menit dapat menurunkan krom total
sehingga keaktifan zeolit meningkat (Aidha, rerata sebesar 66% dengan kadar krom akhir
2013). Penyerapan zat pencemar akan 0.45 mg/L. Kadar krom total setelah treatment
sempurna dengan menggunakan zeolit yang sudah memenuhi baku mutu menurut PerMen
mempunyai pori-pori yang besar (Azamia, LH No. 5 Tahun 2014.
2012).
Dilihat dari waktu operasi, dari menit
ke-15 sampai menit ke-45 removal Fe terjadi
kenaikkan yang signifikan baik pada debit
100 ml/menit maupun debit 140 ml/menit hal
ini terjadi karena pada awal adsobsi laju
berjalan cepat karena pori-pori adsorben
masih kosong dan partikel Fe mudah
menempel pada pori pori adsorben. Pada
menit ke-45 sampai menit ke-60, removal Fe
mengalami penurunan, karena semakin lama
waktu operasi pori-pori adsorben yang kosong
semakin berkurang, oleh karena itu Gambar 2. Pengaruh Debit dan Waktu
kemampuan menyerap Fe juga semakin Operasi Tehadap Removal Cr
berkurang (Puspita et al., 2017).
Adsobsi dengan debit 100 ml/menit Penurunan kadar krom total dalam air
mulai dari menit ke-15 hingga 60 dapat limbah laboratroium disebabkan karbon aktif
meremoval Fe lebih tinggi daripada adsobsi serta zeolit aktif mengadsobsi krom. Ion Cr3+,
dengan debit 140 ml/menit. Pada menit ke-15 Cr6+ dan Fe2+ dalam air limbah mengalir
hingga 60, debit 100ml/menit dapat melalui kolom zeolit dan mengalami
menurunkan Fe rerata 38 % sedangkan pada penukaran dengan adanya ion H+ di dalam
debit 140 ml/menit rerata dapat menurunkan rongga zeolit (Aidha, 2013). Proses adsobsi
Fe 20%. Hal ini dikarena semakin kecil debit dan pertukaran ion ini berlangsung secara
81
Penurunan Kadar Besi (Fe), Kromiun (Cr), COD dan BOD Limbah Cair Laboratorium…… [Indah Nurhayati,dkk.]
83
Penurunan Kadar Besi (Fe), Kromiun (Cr), COD dan BOD Limbah Cair Laboratorium…… [Indah Nurhayati,dkk.]
3.8 Kombinasi Pengenceran, Netralisasi, menghasilkan air limbah yang sudah sesuai
Koagulasi, Flokukasi Dan Adsobsi PERMEN LH No. 5 Tahun 2014 kecuali
BOD dan COD pada adsobsi dengan debit
Penelitian tentang pengolahan air
140 ml/L. Efsiensi penurunan ion Fe, ion Cr,
limbah laboratirum TL menggunakan
COD dan BOD diatas 99%. Karakteristik air
teknologi kombinasi pengenceran, netralisasi,
limbah sebelum dan sesudah pengolahan dan
koagulasi dan adsobsi dengan adsorben
nilai removal disajikan dalam Tabel 3.
karbon aktif dan zeolit teraktivasi,
Tabel 3. Karakteristik Air Limbah dan Removal Polutan Setelah Koagulasi dan Adsobsi
85
Penurunan Kadar Besi (Fe), Kromiun (Cr), COD dan BOD Limbah Cair Laboratorium…… [Indah Nurhayati,dkk.]
86
ECOTROPHIC VOLUME 14 NOMOR 1 TAHUN 2020 p-ISSN:1907-5626,e-ISSN:2503-3395
87