You are on page 1of 17

PROSEDUR PENELITIAN KUALITATIF

Disajikan Untuk Memenuhi Tugas Kuliah pengantar hukum islam

Semester Ganjil Tahun Akademik 2021/2022

Disusun oleh :

Kelompok 8

1.JUAN SAPUTRA

2.DEVI EVRILIA

DOSEN PENGAMPU:

MIABAHUL MUNIR

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH (HES) DAN


EKONOMI SYARIAH (ES)

JURUSAN SYARIAH

Sekolah Tinggi Agama Islam Ash-Shiddiqiyah Lempuing Jaya OKI

LEMPUING JAYA

2022

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah yang telah melimpahkan


rahmat, taufik, hidayah, serta 'inayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini dengan tepat waktu.

Berikut ini kami mempersembahkan sebuah makalah untuk memenuhi


salah satu tugas pada mata kuliah pengantar studi Islam yang membahas tentang
“PROSES PENELITIAN KUALITATIF 1”. Dan semoga dengan dibuatnya
makalah ini dapat membantu menambah ilmu pengetahuan bagi pembaca.

Melalui kata pengantar ini penulis terlebih dahulu meminta maaf dan
memohon permakluman bilamana isi makalah ini ada kekurangan baik dalam isi
maupun penulisan.

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................. I

KATA PENGANTAR........................................................................... II

DAFTAR ISI.......................................................................................... III

BAB I PENDAHULUAN...................................................................... 1

1. Latar Belakang................................................................ 1
2. Rumusan Masalah........................................................... 1
3. Tujuan ............................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN....................................................................... 1

1. KARAKTERISTIK PENELITIAN KUALITATIF..... . 2


2. STRATEGI INQUIRI.................................................... 6
3. PERAN PENELITI ...................................................... 8
4. PROSEDUR PENGUMPULAN DATA........................ 8
BAB III PENUTUP............................................................................... 12

1. Kesimpulan .................................................................... 12
2. Saran .............................................................................. 12

DAFTAR PUSTAKA............................................................................ 13

iii
BAB I

PENDAHULIAN

1. KATA PENGANTAR

Semua orang mengakui adanya hubungan antara hukum adat dan hukum
Islam. Hanya yang diperselisihkan mengenai sejauh mana hubungan itu telah
terjadi dan sejauh mana pula yang mungkin akan terjadi diberbagai daerah di
Indonesia. Untuk itu kita perlu mengetahui bahwa terjadi hubungan antara hukum
adat dengan hukum Islam.

Memang dalam kehidupan sehari-hari kita tidak bisa terlepas dari peraturan
adat yang mungkin juga berkaitan dengan hukum Islam. Kendati demikian tidak
semua hukum adat itu bisa diterima ke dalam hukum Islam. Hanya saja kita perlu
mencermati apakah hukum adat itu bisa dimasukkan dan diterima ke dalam hukum
Islam atau tidak. Karena selama hukum adat itu tidak bertentangan dengan Al-
Qur’an dan As-Sunnah maka hukum adat itu bisa diterima ke dalam hukum Islam.

Oleh karenanya kita sebagai generasi penerus dituntut untuk lebih


memperhatikan apakah kita masih mau menggunakan hukum adat atau sudah
meninggalkan warisan nenek moyang kita. Karena kelangsungan adat-istiadat itu
tergantung dari generasi penerusnya, apakah mereka mau menggunakan atau
malah melupakan sesuai dengan perkembangan zaman.

2. RUMUSAN MASALAH
A. Bagaimana karakteristik penelitian kualitatif ?
B. Bagaimana strategi inquiri ?
C. Apa peran penelitian ?
D. Bagaimana prosedur pengumpulan data ?
3. TUJUAN
Supaya para mahasiswa dapat mengetahui dan memahami bagaimana
prosedur penelitian kualitatif

1
BAB II

PEMBAHASAN

1. KARAKTERISTIK PENELITIAN KUALITATIF

Metode kualitatif memiliki beberapa sifat khasnya, yaitu penekanan pada lingkungan
yang alamiah (naturalisticsetfing), induktif (inductive), fleksibel (flexible), pengalaman
langsung (direct experience), kedalaman (indepth), proses, menangkap arti (Verstehen),
keseluruhan (wholeness), partisipasi aktif dari partisipan dan penafsiran (interpretation). Ciri
khas pertama dari metode kualitatif adalah penekanannya pada lingkungan yang alamiah.
"Alamiah" (natural) berarti bahwa data diperoleh dengan cara berada di tempat di mana
penelitian itu akan dibua.

Data tersebut ditemukan secara langsungdari tangan pertama. Peneliti adalah alat
pengurnpulan data. Singkatnya peneliti terlibat langsung dalarn penelitian tersebut baik dalam
ha1 pengurnpulan data melalui wawancara atau observasi, begitu halnya juga dengan analisa
dan interpretasi data. "Alarniah" juga berarti bahwa konteks dan situasi subjek penelitian
dipahami dan diuraikan secara luas dan jelas sehingga pernbaca rnerasa benar-benar berada
dan terlibat di dalarnnya. Itu berarti bahwa keadaan politik, ekonorni, budaya, agama dan
lingkungan sekitar dipaparkan secara garnblang dan rinci.

Peneliti yang terlibat secara penuh dalam situasi ternpat penelitian akan rnarnpu
rnenghadirkannya keadaan tersebut secara jelas dan tidakdibuat-buat (artificial). Sekaligus
pula diandaikan bahwa partisipan yang terlibat aktif dalam penelitian tidak sedang berada
dalarn situasi keterpaksaan, situasi tidak bebas atau di bawah tekanan. Lingkungan (setting)
alamiah berarti bahwa konteks benarbenar dipaharni dan dihadirkan. Konteks harus dilihat
secara rnenyeluruh bukan bagian per bagian (pam.al). Dengan rnelihat secara keseluruhan
maka kita dapat menangkap makna yang sebenarnya.1

1
J.R. Raco.2010. Metode Penelitian Kualitatif Jenis, Karakteristik, dan Keunggulannya .HAL56

2
Untuk menangkap gambaran situasi secara menyeluruh maka peneliti haruslah
menyatukan semua perspektif, sehingga dimengerti secara utuh. Tapi sedikit menyesatkan
bila kita hanya melihat perspektif dari satu orang saja. Kita harus mengumpulkan data dan
informasi dari orang lain juga. Orang yang hanya menekankan satu bagian saja akan gagal
menangkap makna keseluruhan peristiwaw dan gejala.

Sama seperti perumpamaan tentang seekor gajah yang dipandang secara berbeda oleh
beberapa orang yang buta karena mereka masing-masing hanya menekankan satu aspek
tertentu dan tidak memperhitungkan aspek yang lain, sehingga akhirnya gambaran
keseluruhannya tidak ditangkap atau dimengerti. Gajah bagi orang yang hanya menyentuh
ekornya digambarkan seperti seutas tali. Orang yang hanya menyentuh tubuhnya akan
menyamakan gajah seperti tembok. Yang menyentuh belalainya beranggapan bahwa gajah itu
seperti ular. Yang menyentuh gadingnya beranggapan bahwa gajah itu adalah tombak. Yang
memegang kakinya beranggapan bahwa gajah itu batang pohon. Karena penekanannya hanya
pada satu aspek saja, maka keseluruhan gajah tidak dikenal. Begitu juga orang yang
melihatgajah di kebun binatangakan menggambarkannya sebagai binatang yang jinak. Gajah
yang sesungguhnya harus dilihat di habitat aslinya.

Dengan berada di habitat aslinya maka hakikat gajah yangsebenarnya dapat


dimengerti. Peneliti akan mampu memberikan gambaran yang kaya karena ada ciri khas lain
dari gajah yang hanya dapat ditemukan bila berada di habitat aslinya. Banyak keuntungan bila
peneliti mengalami konteksnya secara langsung. Misalnya peneliti akan mengerti secara lebih
baik. Dengan pengalaman langsung, wawasan peneliti

3
akan terbuka. Pengalaman langsung memungkinkan peneliti memahami ha1 yang
tidak disadari sebelumnya. Juga peneliti mendapatkan gambaran lain yang tidak terungkap
atau diungkapkan dalam wawancara. Selain itu, pengalaman langsung membuat peneliti
mendapatkan pengetahuan yang sangat pribadi. Peneliti, yang hadir dan berada di tempat
penelitian dan memahami konteks yang ada, akan mampu mengungkapkan dengan lebih jelas.
Banyak hal, yang tidak terungkap dalam wawancara dan pembicaraan formal, dapat
ditangkap. Kelemahan yang banyakdialami peneliti yaitu mereka tidak berada di tempat
kejadian, sehingga ketepatan informasinya diragukan bahkan tidak akurat.

Peneliti tidak dapat mengerti secara jelas suatu gejala, peristiwa, fakta atau realita bila
tidak berada di tempat kejadian dan tidak memahami konteksnya. Ciri khas lain dari metode
kualitatif adalah induktif (inductive). Cara induktif biasanya mulai dengan mengobservasi
sasaran penelitian secara rinci menuju generalisasi dan ide-ide yang abstrak. Dikatakan juga
bahwa cara induktif berawal dari suatu fakta dan realita bukannya asumsi atau hipotesis.
Metode kualitatif tidak menghabiskan waktu mengumpulkan puzzle yang gambarnya sudah
diketahui sebelumnya. Gambaran akan terbentuk dari data yang dianalisis. Tujuan dari cara
induktif yaitu untuk menemukan pola-pola atau tema-tema hasil analisa data yang diperoleh
lewat wawancara. Cara induktif berbeda dengan deduktif. Deduktif bertitik tolak dari ha1
yang umum menuju yang khusus, dari asumsi dan hipotesis ke realita dan fakta. Aspek lain
yang mencirikhaskan metode kualitatif adalah fleksibilitas-nya.

Fleksibilitas berarti terbuka terhadap kemungkinan penyesuaian terhadap keadaan


yang selalu berubah dan memungkinkan perolehan pengertian yang mendalam. Peneliti harus
terhindar dari formalitas yang kaku yang menutup kemungkinan munculnya penemuan baru.
Penemuan baru hanya mungkin bila peneliti memiliki kebebasan dan fleksibel terhadap situasi
yang ada dan cukup kreatif menyesuaikan diri dengan keadaan. Hal lain yang penting dalam
metode kualitatif yaitu bahwa datanya selalu diperoleh dari tangan pertama dan berupa
pengalaman langsung dari partisipan. Data tidak boleh diperoleh melalui pihak ketiga. Begitu
pula data tersebut harus benar-benar merupakan pengalaman langsung. 2

Data yang diperoleh harus benar-benar mendalam dengan penuh perhatian hingga
aspek-aspek yang terkecil, konteks dan nuansanya. Corak lain dari data kualitatif adalah
deskriptij Data deskriptif mengandaikan bahwa data tersebut berupa teks. Karena untuk
menangkap arti yang terdalam tidak mungkin diperoleh hanya dalam bentuk angka, karena

2
J.R. Raco.2010. Metode Penelitian Kualitatif Jenis, Karakteristik, dan Keunggulannya .HAL57

4
angka itu sendiri hanyalahsimbol. Simbol tidakmemiliki arti pada dirinya sendiri. Analisa data
yang baik haruslah sedekat mungkin dengan tempat di mana data itu diambil. Tempat
pengambilan data digambarkan dengan luas dan makin lama makin terperinci serta berusaha
untuk menempatkan pembaca dalam konteks. Menyajikan data secara terperinci berarti
menciptakan rasa 'berada di sana' (being there). Dalam penyajiannya, metode ini biasanya
menggunaan kata kerja aksi dan kata keterangan yang hidup, karena dengan demikian
pembaca terbantu untuk turut merasa dan membayangkan keadaan yang sebenarnya.

Tempat, keadaan dan situasi penelitian harus disampaikan sebagai fakta dan bukan
merupakan tafsiran peneliti. Ciri khas lain dari metode ini adalah penekanannya pada proses.
Proses berarti melihat bagaimana fakta, realita, gejala dan peristiwa itu terjadi dan dialami.
Secara khusus tentang bagaimana peneliti terlibat di dalamnya dan menjalin relasi dengan
orang lain. Penekanan pada proses mengandaikan adanya tahapan yang perlu dilalui dan tidak
langsung jadi.

Dalam hubungannya dengan relasi antar manusia, proses berarti peneliti mulai dari
tegur sapa, pengenalan diri lebih jauh dan mencapai tingkat yang tinggi yaitu keakraban.
Pengalaman tentang proses ini selalu bervariasi dan berbeda pada masing-masing orang.
Masing-masing orang memiliki pengalaman sendiri. Setiap pengalaman, walaupun sama,
tetapi nuansanya ditangkap dan dimengerti secara berbeda. Proses mengandaikan adanya alur
atau arus yang mengalir dan dinamis, sehingga sebenarnya sangat sulit untuk diringkas dalam
bentuk angka, skala nilai tunggal pada satu titik waktu tertentu. Metode ini menekankan
proses karena persepsi partisipan merupakan kunci utama. Persepsi ini sebenarnya terbentuk
oleh lingkungannya. Situasi, kondisi, dan konteks setempat sangat berpengaruh pada
pembentukan persepsi seseorang. Pertanyaan dasariah yang muncul di sini adalah: apakah
yang dirasakan oleh partisipan? Orang hanya dapat menerangkan keadaan dan situasi
setempat bila ada keterlibatan langsung dan benar-benar merasakannya. 3

Inti dari proses yaitu memahami dinamika internal tentang bagaimana suatu
program,organisasi atau hubungan itu terjadi. Contoh pertanyaan-pertanyaan yang biasanya
digunakan suatu penelitian yang menekankan proses antara lain: apa yang di alami sehingga
program berbentuk atau berjalan seperti itu? Bagaimana pandangan para pelanggan tentang
program tersebut? Bagaimanakah kelebihan dan kekurangan program tersebut menurut
partisipan? Apakah hakikat dari hubungan pimpinan dan bawahan? Semuanya ini nantinya

3
J.R. Raco.2010. Metode Penelitian Kualitatif Jenis, Karakteristik, dan Keunggulannya.HAL58

5
dijawab oleh partisipan dengan menggunakan bahasa yang dimengerti. Jadi aspek lain dari
proses adalah bahasa. Tetapi bahasapun harus dimengerti dalam konteksnya. Karena bahasa
yang sama dapat berarti berbeda dalam konteks yang berbeda. Bahkan kata yang sama tapi
diucapkan dengan intonasi yang berbeda dapat berarti lain untuk orang yang mendengarnya.
Karena itu kehadiran peneliti dalam konteks penelitian sangatlah penting.

Hanya dengan kehadiran secara langsung peneliti dapat menangkap arti yang
sebenarnya. Kehadirannya tidak dapat diwakili. Ciri khas lain dari metode ini yaitu mencari
pengertian yang mendalam (Verstehen). Artinya metode ini hendak mempelajari bagaimana
orang mengerti sesuatu. Pada prinsipnya manusia selalu mengungkapkan diri dalam bentuk
simbol-simbol. Simbol-simbol ini memiliki arti. Untuk itu wawancara merupakan media yang
penting untuk menangkap pemahaman dan pengertian orang atas simbol-simbol yang
digunakan.

2. STRATEGI INQUIRI

Inquiry Learning Pembelajaran inkuiri merupakan kegiatan pembelajaran yang


melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki
sesuatu (benda, manusia atau peristiwa) secara sistematis, kritis, logis, analitis sehingga
mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Pembelajaran
inkuiri menekankan kepada proses mencari dan menemukan.

Materi pelajaran tidak diberikan secara langsung. Peran siswa dalam pembelajaran ini
adalah mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran, sedangkan guru berperan sebagai
fasilitator dan pembimbing siswa untuk belajar. Pembelajaran inkuiri merupakan rangkaian
kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir kritis dan analitis untuk
mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses
berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa.
Pembelajaran ini sering juga dinamakan pembelajaran heuristic, yang berasal dari bahasa
Yunani, yaitu heuriskein yang berarti “saya menemukan”.Wina sanjaya,(2008:194) Joyce
(Gulo, 2005) mengemukakan kondisi-kondisi umum yang merupakan syarat bagi timbulnya
kegiatan inkuiri bagi siswa, yaitu :

(1) aspek sosial di dalam kelas dan suasana bebas-terbuka dan permisif yang mengundang
siswa berdiskusi;

(2) berfokus pada hipotesis yang perlu diuji kebenarannya; dan

6
(3) penggunaan fakta sebagai evidensi dan di dalam proses pembelajaran dibicarakan validitas
dan reliabilitas tentang fakta,

sebagaimana lazimnya dalam pengujian hipotesis. Adapun beberapa pengertian


mengenai Metode Pembelajaran Inkuiri menurut paha ahli sebagai berikut:

1. Phillips (dalam Arnyana, 2007:39) mengemukakan “inkuiri merupakan pendekatan


pembelajaran yang dapat diterapkan pada semua jenjang pendidikan. Pembelajaran dengan
pendekatan ini sangat terintegrasi meliputi penerapan proses sains yang menerapkan proses
berpikir logis dan berpikir kritis”.

2. Wina Sanjaya (2008:196) berpendapat bahwa “strategi pembelajaran inkuiri adalah


rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan
analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang
dipertanyakan”.

3. Syaiful Sagala (2011:196), Metode inkuiri merupakan metode pembelajaran yang berupaya
menanam kan dasar-dasar berfikir ilmiah pada diri siswa yang berperan sebagai subjek
belajar, sehingga dalam proses pembelajaran ini siswa lebih banyak belajar sendiri,
mengembangkan kreativitas dalam memecahkan masalah.

4. Aziz (Ahmad, 2011), Metode inkuiri adalah metode yang menempatkan dan menuntut guru
untuk membantu siswa menemukan sendiri data, fakta dan informasi tersebut dari berbagai
sumber agar dengan kegiatan itu dapat memberikan pengalaman kepada siswa. Pengalaman
ini akan berguna dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah dalam kehidupannya.

Strategi pembelajaran Inkuiri atau strategi pembelajaran inkuiri (SPI) merupakan salah
satu dari strategi pembelajaran yang dapat diterapkan di dalam proses pembelajaran di dalam
kelas. Strategi pembelajaran ini menekankan pada proses mencari dan menemukan (Wina
Sanjaya, 2012:201). 4

Di dalam proses pembelajaran, materi pembelajaran tidak diberikan secara langsung


oleh guru kepada siswa, akan tetapi guru membimbing siswa dan menjadi fasilitator untuk
membantu siswa dalam mencari dan menemukan materi pembelajaran, dan peserta didik

4
Sutrisno.2008.pembelajaran inkuiri.HAL35

7
mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan secara kritis
dan analitis. 5

Strategi pembelajaran inkuiri banyak dipengaruhi oleh aliran belajar kognitif. Menurut
aliran ini, belajar adalah proses mental dan proses berpikir dengan memanfaatkan segala
potensi mental yang dimiliki setiap individu secara optimal. Belajar bukan hanya persoalan
menghafal materi yang diberikan oleh guru, akan tetapi belajar merupakan proses di mana
setiap individu memperoleh pengetahuan tersebut melalui ketrampilan berpikir individu,
dengan kata lain bahwa pengetahuan yang diperoleh tidak langsung dari guru, melainkan
peserta didik sendiri yang mencari dan menemukannya.

Strategi Pembelajaran Inkuiri adalah teori belajar konstruktivistik, di mana peserta


didik secara pribadi menyusun dan membangun pemahamannya dan pengetahuannya sendiri,
sehingga peserta didik sungguh dituntut untuk aktif dalam mencari dan menemukan
pengetahuan. Dalam proses seperti ini guru, berperan sebagai fasilitator yang membantu
jalannya proses pembelajaran.

3.PERAN PENELITI

Peran peneliti dalam penelitian kualitatif ini adalah sebagai perencana, pengumpul data,
penganalisis, hingga akhirnya sebagai pencetus penelitian. Pada penelitian kualitatif
menekankan bahwa peneliti sendiri atau dengan bantuan orang lain yang merupakan alat
pengumpul data utama (Moeleong). Oleh sebab itu, peneliti merupakan hal kunci untuk
melakukan penelitian. peneliti tidak hanya berperan sebagai pengambil data, pengolah data,
dan penemu data hasil penelitian. Akan tetapi peneliti juga akan menjadi teman untuk subjek.
Sehingga hasilnya akan lebih akurat dan valid karena semakin subjek percaya dengan peneliti
tersebut, maka akan memudahkan mereka untuk bercerita jujur dan meminimalisir faking.

4.PROSEDUR PENGUMPULAN DATA

A. Wawancara

Wawancara ialah proses komunikasi atau interaksi untuk mengumpulkan informasi


dengan cara tanya jawab antara peneliti dengan informan atau subjek penelitian. Dengan

5
https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0,5&qsp=1&q=peran+peneliti+kualitatif&qst=ib#d=gs_qabs&u=%23p
%3D9M8p2JQTiVwJ.februari28

8
kemajuan teknologi informasi seperti saat ini, wawancara bisa saja dilakukan tanpa tatap
muka, yakni melalui media telekomunikasi.

Pada hakikatnya wawancara merupakan kegiatan untuk memperoleh informasi secara


mendalam tentang sebuah isu atau tema yang diangkat dalam penelitian. Atau, merupakan
proses pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang telah diperoleh lewat teknik yang
lain sebelumnya. Karena merupakan proses pembuktian, maka bisa saja hasil wawancara
sesuai atau berbeda dengan informasi yang telah diperoleh sebelumnya. Agar wawancara
efektif, maka terdapat berapa tahapan yang harus dilalui, yakni ;

1). mengenalkan diri,

2). menjelaskan maksud kedatangan,

3). menjelaskan materi wawancara, dan

4). mengajukan pertanyaan

Selain itu, agar informan dapat menyampaikan informasi yang komprehensif sebagaimana
diharapkan peneliti, maka berdasarkan pengalaman wawancara yang penulis lakukan terdapat
beberapa kiat sebagai berikut;

1). ciptakan suasana wawancara yang kondusif dan tidak tegang,

2). cari waktu dan tempat yang telah disepakati dengan informan,

3). mulai pertanyaan dari hal-hal sederhana hingga ke yang serius,

4). bersikap hormat dan ramah terhadap informan,

5). tidak menyangkal informasi yang diberikan informan,

6). tidak menanyakan hal-hal yang bersifat pribadi yang tidak ada hubungannya dengan
masalah/tema penelitian,

7). tidak bersifat menggurui terhadap informan,

8). tidak menanyakan hal-hal yang membuat informan tersinggung atau marah, dan

9). sebaiknya dilakukan secara sendiri,

9
10) ucapkan terima kasih setelah wawancara selesai dan minta disediakan waktu lagi jika
ada informasi yang belum lengkap. Setidaknya, terdapat dua jenis wawancara, yakni:

1). wawancara mendalam (in-depth interview), di mana peneliti menggali informasi


secara mendalam dengan cara terlibat langsung dengan kehidupan informan dan bertanya
jawab secara bebas tanpa pedoman pertanyaan yang disiapkan sebelumnya sehingga
suasananya hidup, dan dilakukan berkalikali;

2). wawancara terarah (guided interview) di mana peneliti menanyakan kepada


informan hal-hal yang telah disiapkan sebelumnya. Berbeda dengan wawancara mendalam,
wawancara terarah memiliki kelemahan, yakni suasana tidak hidup, karena peneliti terikat
dengan pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya. Sering terjadi pewawancara atau peneliti
lebih memperhatikan daftar pertanyaan yang diajukan daripada bertatap muka dengan
informan, sehingga suasana terasa kaku.

Dalam praktik sering juga terjadi jawaban informan tidak jelas atau kurang
memuaskan. Jika ini terjadi, maka peneliti bisa mengajukan pertanyaan lagi secara lebih
spesifik. Selain kurang jelas, ditemui pula informan menjawab “tidak tahu”. Menurut
Singarimbun dan Sofian Effendi (1989: 198-199), jika terjadi jawaban “tidak tahu”, maka
peneliti harus berhati-hati dan tidak lekas-lekas pindah ke pertanyaan lain. Sebab, makna
“tidak tahu” mengandung beberapa arti, yaitu:

1) informan memang tidak mengerti pertanyaan peneliti, sehingga untuk menghindari


jawaban “tidak mengerti", dia menjawab “tidak tahu”.

2) informan sebenarnya sedang berpikir memberikan jawaban, tetapi karena suasana


tidak nyaman dia menjawab “tidak tahu”.

3) pertanyaannya bersifat personal yang mengganggu privasi informan, sehingga


jawaban “tidak tahu’ dianggap lebih aman

4) informan memang betul-betul tidak tahu jawaban atas pertanyaan yang diajukan.
Karena itu, jawaban “tidak tahu" merupakan jawaban sebagai data penelitian yang benar dan
sungguh yang perlu dipertimbangkan oleh peneliti.

B. Observasi

10
Selain wawancara, observasi juga merupakan salah satu teknik pengumpulan data
yang sangat lazim dalam metode penelitian kualitatif. Observasi hakikatnya merupakan
kegiatan dengan menggunakan pancaindera, bisa penglihatan, penciuman, pendengaran, untuk
memperoleh informasi yang diperlukan untuk menjawab masalah penelitian. Hasil observasi
berupa aktivitas, kejadian, peristiwa, objek, kondisi atau suasana tertentu, dan perasaan emosi
seseorang. Observasi dilakukan untuk memperoleh gambaran riil suatu peristiwa atau
kejadian untuk menjawab pertanyaan penelitian. Bungin (2007: 115-117) mengemukakan
beberapa bentuk observasi, yaitu:

1). Observasi partisipasi,

2). observasi tidak terstruktur, dan

3). observasi kelompok. Berikut penjelasannya:

a) Observasi partisipasi adalah (participant observation) adalah metode pengumpulan


data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan
penginderaan di mana peneliti terlibat dalam keseharian informan6.

b) Observasi tidak terstruktur ialah pengamatan yang dilakukan tanpa menggunakan


pedoman observasi, sehingga peneliti mengembangkan pengamatannya berdasarkan
perkembangan yang terjadi di lapangan.

c) Observasi kelompok ialah pengamatan yang dilakukan oleh sekelompok tim


peneliti terhadap sebuah isu yang diangkat menjadi objek penelitian.

C. Dokumen

Selain melalui wawancara dan observasi, informasi juga bisa diperoleh lewat fakta
yang tersimpan dalam bentuk surat, catatan harian, arsip foto, hasil rapat, cenderamata, jurnal
kegiatan dan sebagainya. Data berupa dokumen seperti ini bisa dipakai untuk menggali
infromasi yang terjadi di masa silam. Peneliti perlu memiliki kepekaan teoretik untuk
memaknai semua dokumen tersebut sehingga tidak sekadar barang yang tidak bermakna

D.Focus Group Discussion


6
https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=prosedur+pengumpulan+data&oq=prosedur+pengumpulan#d=gs_qabs&u=%23p
%3DBjezGgMWkmYJ.februari26

11
Metode terakhir untuk mengumpulkan data ialah lewat Diskusi terpusat (Focus Group
Discussion), yaitu upaya menemukan makna sebuah isu oleh sekelompok orang lewat diskusi
untuk menghindari diri pemaknaan yang salah oleh seorang peneliti. Misalnya, sekelompok
peneliti mendiskusikan hasil UN 2011 di mana nilai rata-rata siswa pada matapelajaran
bahasa Indonesia rendah. Untuk menghindari pemaknaan secara subjektif oleh seorang
peneliti, maka dibentuk kelompok diskusi terdiri atas beberapa orang peneliti. Dengan
beberapa orang mengkaji sebuah isu diharapkan akan diperoleh hasil pemaknaan yang lebih
objektif.

12
BAB III

PENUTUP

1. KESIMPULAN

Metode kualitatif, dalam penerapannya, banyak mendapat tantangan. Tantangan


terbesar datang dari para ilmuwan yang mengeritik metode ini, tetapi yang sebenarnya tidak
memahami metode ini. Ada beberapa pertanyaan kritis yang diajukan oleh sernentara orang
tentang kehandalan, keabsahan dan keilmiahan metode ini. Masalah pertama tentangapakah
hasil penelitian kualitatif ini dapat digeneralisasi atau tidak? Tentu latar belakang pertanyaan
tersebut berkaitan dengan cara berpikir kuantitatif dimana hasil suatu penelitian dapat
digeneralisasi, bila metode dan objek yang diteliti adalah sama.

Menjawab rnasalah ini, peneliti yang menggunakan rnetode kualitatif harus


benarbenar menyadari bahwa sasaran penelitiannya adalah subjek yang sifatnya dinarnis,
bergerak dan berubah setiap saat. Aspek dinamis subjek yang diteliti rnerupakan salah satu
faktor yang meneguhkan bahwa hasil suatu penelitian kualitatif tidak dapatdigeneralisasi
karena coraknya khusus, unik dan berubah setiap saat.

2. SARAN

Untuk pwmahaman lebih lanjut tentang penelitian kualitatif kawan kawan yang
sedang membaca makalah ini maka wajib bertanya ke pihak yang lebih mengetahui seperti si
penerbit buku ataupun kepada dosen pengampu.

13
DAFTAR PUSTAKA

J.R. Raco.2010. Metode Penelitian Kualitatif Jenis, Karakteristik, dan


Keunggulannya .HAL56 – 58

Sutrisno.2008.pembelajaran inkuiri.HAL35

https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0,5&qsp=1&q=peran+peneliti+kualitatif&qst=ib#d=gs_qabs&u=%23p
%3D9M8p2JQTiVwJ.februari28

https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=prosedur+pengumpulan+data&oq=prosedur+pengumpulan#d=gs_
qabs&u=%23p%3DBjezGgMWkmYJ.februari26

14

You might also like