Professional Documents
Culture Documents
Sengketa Lingkungan
Sengketa Lingkungan
2020
Penyelesaian sengketa lingkungan hidup Penyelesaian sengketa lingkungan hidup Penyelesaian sengketa lingkungan hidup
Melalui pengadilan di luar pengadilan di luar pengadilan
bidang sumber daya alam bidang industri, prasarana dan jasa
RINGKASAN EKSEKUTIF
Direktorat Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup menyusun Rencana Kerja Tahun Anggaran 2020
sebagai Rencana Strategis Direktorat Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup yang berfungsi sebagai
acuan dasar dalam pelaksanaan kegiatan pada tahun anggaran 2020.
Secara umum Rencana Kerja Dit.PSLH 2020 menguraikan beberapa hal sebagai berikut :
ii
Renja Direktorat Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup 2020
Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR i
RINGKASAN EKSEKUTIF ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR GAMBAR iv
DAFTAR TABEL v
DAFTAR LAMPIRAN vi
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Kebijakan Dit. PSLH Tahun 2019 4
C. Maksud dan Tujuan 5
D. Ruang Lingkup 5
Bab II DIREKTORAT PENYELESAIAN SENGKETA
LINGKUNGAN HIDUP 7
A. Struktur Organisasi 7
B. Tugas dan Fungsi 8
Bab III PROGRAM, SASARAN DAN INDIKATOR 9
iii
Renja Direktorat Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup 2020
Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Pengadilan 17
Pengadilan 19
Bab IV PENUTUP 21
Lampiran-Lampiran 22
iv
Renja Direktorat Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup 2020
Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1 Alur Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup ……………………………….. 3
2 Struktur Organisasi Direktorat Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup ….. 7
3 Kerangka bisnis proses penyelesaian sengketa lingkungan hidup
di luar pengadilan …………………………………………………………………… 10
4 Kerangka bisnis proses penyelesaian sengketa lingkungan hidup
melalui pengadilan ………………………………………………………………….. 11
5 Sasaran Kegiatan dan Indikator Kinerja Kegiatan Penyelesaian
Sengketa Lingkungan Hidup ………………………………………………….. 14
6 Relasi Sasaran dan Indikator Kinerja Kegiatan dengan Unit Kegiatan ……….. 15
7 Sasaran dan Indikator Kinerja Unit Kegiatan Penyelesaian Sengketa
Lingkungan Hidup di Bidang Sumber Daya Alam ……………………………… 16
8 Sasaran dan Indikator Kinerja Unit Kegiatan Penyelesaian Sengketa
Lingkungan Hidup di Bidang Industri, Prasarana dan Jasa ……………………. 16
9 Sasaran dan Indikator Kinerja Unit Kegiatan Penyelesaian Sengketa
Lingkungan Hidup Melalui Pengadilan ……………………………………………. 17
10 Sasaran dan Indikator Kinerja Elemen Kegiatan Penyelesaian Sengketa
Lingkungan Hidup di Luar Pengadilan Bidang Sumber Daya Alam dan
Bidang Industri, Prasarana dan Jasa ……………………………………………… 18
11 Sasaran dan Indikator Kinerja Elemen Kegiatan Penyelesaian Sengketa
Lingkungan Hidup Melalui Pengadilan …………………………………………. 19
12 Sasaran dan Indikator Kinerja Elemen Kegiatan Layanan Perkantoran
Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup ……………………………………….. 20
v
Renja Direktorat Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup 2020
Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan
DAFTAR TABEL
Halaman
vi
Renja Direktorat Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup 2020
Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
vii
Renja Direktorat Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup 2020
Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam tiga tahun terakhir, pertumbuhan Indeks Kualitas Lingkungan Hidup di Indonesia berbanding
terbalik dengan pertumbuhan ekonomi. Tentu, bukan hanya satu atau dua faktor saja yang menjadi
penyebab penurunan kualitas lingkungan hidup di Indonesia. Akan tetapi, sejumlah sengketa terkait
pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup dalam pemanfaatan sumber daya alam turut
menggambarkan kondisi pertumbuhan Indeks Kualitas Lingkungan Hidup di Indonesia yang cenderung
menurun.
Meskipun demikian, upaya untuk membalikkan kondisi lingkungan hidup di Indonesia tidak pernah
luput dari sasaran yang harus dicapai Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Melimpahnya
keanekaragaman hayati yang disertai dengan kuantitasnya, sejatinya berbanding lurus dengan
kelangsungan hidup manusia. Tetapi kenyataannya, menjaga agar hubungan tersebut tetap ideal
bukanlah perkara mudah. Sengketa lingkungan hidup yang timbul di antaranya tidak pernah berhenti
hadir di kehidupan bangsa ini. Untuk itu, Direktorat Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup dibentuk
agar perselisihan yang terjadi di antara kebutuhan manusia yang melibatkan sumberdaya alam, dapat
diselesaikan dengan bijaksana.
Sengketa lingkungan hidup dapat diartikan sebagai perselisihan antara dua pihak atau lebih yang
timbul dari kegiatan yang berpotensi dan/atau telah berdampak pada lingkungan hidup. Menurut
Bedner (2007), sengketa lingkungan hidup dapat dikategorikan menjadi 3 (tiga), yaitu:
1) Sengketa yang berkaitan dengan perlindungan lingkungan hidup;
2) Sengketa yang berkaitan dengan pemanfaatan sumberdaya alam; dan
3) Sengketa yang muncul akibat pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup.
Sengketa yang berkaitan dengan upaya perlindungan lingkungan hidup pada umumnya terjadi antara
pihak yang ingin memanfaatkan sumberdaya alam untuk memenuhi kepentingan ekonomi di satu sisi
dan pihak yang berkepentingan atau berkewajiban untuk melindungi lingkungan hidup dan sumber
daya alam di sisi lain. Sengketa yang berkaitan dengan pemanfaatan sumber daya alam pada
umumnya terjadi karena ada pihak yang merasa akses mereka terhadap sumber daya alam tersebut
terhalangi. Sedangkan sengketa akibat pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup pada
umumnya terjadi antara pihak pencemar dan/atau perusak lingkungan hidup dengan pihak yang
menjadi korban pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup.
1
Renja Direktorat Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup 2020
Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Perselisihan antara pihak-pihak yang bersengketa timbul dari usaha dan/atau kegiatan yang berpotensi
dan/atau berdampak pada lingkungan hidup. Usaha dan/atau kegiatan yang memiliki potensi pada
lingkungan hidup umumnya terjadi pada tahap perencanaan.Jika terdapat pihak yang merasa dirugikan
akibat penetapan suatu keputusan pejabat tata usaha negara, penyelesaian dapat dilakukan melalui
pengajuan gugatan ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN). Usaha dan/atau kegiatan yang
berpotensi terhadap lingkungan hidup terjadi pula pada tahap pelaksanaan (operasi) akibat dari tidak
terkelolanya air limbah, emisi, sumber gangguan dan/atau limbah B3 dengan baik, sehingga
mengakibatkan dilampauinya baku mutu air limbah, emisi, sumber gangguan dan/atau pelangaran
ketentuan mengenai pengelolaan limbah B3, terlepas dari ada atau tidaknya pencemaran lingkungan
hidup. Sedangkan kegiatan yang berdampak pada lingkungan hidup, jika suatu usaha dan/atau
kegiatan pada tahap pelaksanaan (operasi) mengakibatkan pencemaran dan/atau kerusakan
lingkungan hidup yang menyebabkan kerugian lingkungan hidup (negara) dan/atau masyarakat,
penyelesaiannya dilakukan melalui penyelesaian sengketa lingkungan hidup.
Perlu digarisbawahi bahwa penyelesaian sengketa lingkungan hidup dapat ditempuh di luar pengadilan
atau melalui pengadilan, tergantung pada pilihan secara sukarela oleh para pihak yang bersengketa.
Jika telah dipilih penyelesaian sengketa lingkungan hidup di luar pengadilan, gugatan melalui
pengadilan hanya dapat ditempuh apabila upaya penyelesaian sengketa lingkungan hidup di luar
pengadilan yang dipilih dinyatakan tidak berhasil oleh salah satu atau para pihak yang bersengketa.
2
Renja Direktorat Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup 2020
Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Terima Pengaduan/
Penyusunan Koordinasi Avokat, JPN,
Penyerahan
&Pendaftaran Saksi Fakta & Ahli
Sengketa LH Penandatanganan Gugatan
Kesepakatan
Penyusunan &
Verifikasi Sengketa LH Penyerahan Replik
Pelaksanaan
Ya Koordinasi
Persidangan
Penghitungan Penyusunan &
Kerugian LH Penyerahan Alat Bukti
Namun, jika mengkaji kondisi Direktorat Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup saat ini, untuk
memenuhi tugas yang diemban, masih perlu dukungan dan usaha yang lebih gencar. Hal tersebut
selain disebabkan kurangnya tenaga ahli dalam pelaksanaan verifikasi dan penghitungan kerugian
lingkungan hidup, juga jumlah sumber daya manusia (SDM) yang tersedia dinilai masih memerlukan
pelatihan penunjang kegiatan penyelesaian sengketa lingkungan hidup. Pelatihan ini termasuk di
dalamnya pendidikan dan pelatihan pengendalian pencemaran udara, air, limbah bahan berbahaya
dan beracun (B3), mediator, negosiator, dan valuasi lingkungan hidup. Disamping itu, masih lemahnya
instansi lingkungan hidup di daerah untuk berperan aktif dalam menindaklanjuti pengaduan sengketa
lingkungan hidup.
Proses negosiasi penyelesaian sengketa lingkungan hidup di luar pengadilan pada umumnya
berlangsung cukup lama. Hal ini dapat disebabkan, kurang kooperatifnya perusahaan untuk
memberikan data-data tambahan yang dapat digunakan sebagai data pendukung/pengurang dalam
penghitungan kerugian lingkungan hidup. Kurangnya keinginan pemerintah daerah (political will) dalam
penyelesaian sengketa lingkungan hidup terhadap pihak penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan
yang telah melakukan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup, salah satunya disebabkan
oleh belum adanya sistem penerimaan daerah yang bersumber dari penyelesaian sengketa lingkungan
hidup di luar pengadilan juga menjadi salah satu faktor yang perlu dicarikan jalan keluarnya.
Tidak hanya itu, proses penyelesaian sengketa lingkungan hidup melalui pengadilan belum terlaksana
secara baik, hal ini disebabkan oleh lamanya waktu yang diperlukan dalam pengumpulan alat bukti,
menjadi problem nyata yang saat ini dihadapi. Selain itu, Standar Biaya Umum (SBU) juga belum
3
Renja Direktorat Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup 2020
Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan
mencantumkan biaya kebutuhan honor advokat, serta kurangnya tenaga ahli yang bersedia untuk
memberikan kesaksiannya di dalam persidangan juga turut menghambat kondisi direktorat untuk
menjadi prima.
Memperhatikan kondisi ini dan untuk memaksimalkan kinerja Direktorat Penyelesaian Sengketa
Lingkungan Hidup, seluruh tim dan perencana menyusun rancangan Rencana Kerja (Renja) Direktorat
Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup. Renja ini menjadi pedoman dan strategi yang akan
ditempuh demi tercapainya Indonesia yang maju, baik dari segi ekonomi maupun lingkungan hidup.
Dalam Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53
Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, setiap instansi diwajibkan untuk membuat dokumen perjanjian
kinerja. Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan dokuemn perjanjian kinerja adalah
dokumen rencana kerja tahunan. Dokumen rencana keja tahunan disusun untuk menentukan tujuan,
sasaran dan kegiatan yang ingin dicapai dalam satu tahun anggaran dan digunakan juga dalam
penyusunan Laporan Kinerja sebagai alat bantu untuk mengukur dan mengevaluasi keberhasilan
dalam melaksanakan kegiatan.
Selain dapat berperan sebagai negosiator dan mediator dalam penyelesaian sengketa lingkungan
hidup di luar pengadilan, Direktorat Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup juga mempunyai
kewenangan berdasarkan ketentuan Pasal 90 ayat (1) UUPLH yang menyatakan bahwa instansi
pemerintah dan pemerintah daerah yang bertanggung jawab di bidang lingkungan hidup berwenang
4
Renja Direktorat Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup 2020
Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan
mengajukan gugatan ganti rugi dan tindakan tertentu terhadap usaha dan/atau kegiatan yang
menyebabkan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang mengakibatkan kerugian
lingkungan hidup.
Sesuai Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor: P.18/MENLHK-II/2015 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, bahwa Direktorat Jenderal
Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan mempunyai tugas menyelenggarakan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang penurunan gangguan, ancaman, dan pelanggaran
hukum lingkungan hidup dan kehutanan. Untuk melaksanakan tugas ini, salah satu instrumen yang
digunakan adalah penyelesaian sengketa lingkungan hidup baik di luar pengadilan maupun melalui
pengadilan.
Sejauh ini, penyelesaian sengketa lingkungan hidup yang dilakukan selalu berpedoman pada
peraturan perundangan-undangan antara lain:
1) Kitab Undang-Undang Hukum Acara Perdata untuk beracara di pengadilan;
2) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata;
3) Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan;
4) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungandan Pengelolaan Lingkungan Hidup;
5) Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2014 tentang Perkebunan;
6) Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI No. 36/KMA/SK/II/2013 tentang Pemberlakuan Pedoman
Penanganan Perkara Lingkungan Hidup;
7) Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 4 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyelesaian Sengketa
Lingkungan sebagai acuan dalam penyelesaian sengketa lingkungan hidup, serta;
8) Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 7 Tahun 2014 tentang Penghitungan Kerugian
Lingkungan Hidup Akibat Pencemaran dan/atau Kerusakan Lingkungan Hidup sebagai acuan bagi
ahli dalam melakukan penghitungan kerugian lingkungan hidup sebagai dasar tuntutan
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan kepada penanggung jawab usaha dan/atau
kegiatan yang telah melakukan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup.
5
Renja Direktorat Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup 2020
Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan
D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Rencana Kerja Direktorat Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup Tahun 2020
meliputi Program, Kegiatan, Sasaran Program, Sasaran Kegiatan, Indikator Kinerja Program dan
Indikator Kinerja Kegiatan Lingkup Direktorat Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup tahun 2020.
6
Renja Direktorat Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup 2020
Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan
BAB II
DIREKTORAT PENYELESAIAN SENGKETA LINGKUNGAN HIDUP
Sesuai ketentuan sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Nomor: P.18/MENLHK-II/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Lingkungan Hidup
dan Kehutanan, Direktorat Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup berada dibawah dan
bertanggung jawab kepada Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan
Kehutanan. Direktorat Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup bekerja dengan struktur
organisasi dalam diagram sebagai berikut ini:
Seksi PSLH di Luar Pengadilan Seksi PSLH di Seksi PSLH Melalui Subbagian
Bidang Energi, Migas dan Luar Pengadilan Pengadilan Bidang Tata Usaha
Pertambangan Bidang Industri Sumber Daya Alam
ESELON IV
Seksi PSLH di Luar Pengadilan Seksi PSLH di Seksi PSLH Melalui
Bidang Kehutanan, Pertanian, Luar Pengadilan Pengadilan Bidang
Perkebunan, Kelautan dan Bidang Prasarana Industri, Prasarana
Perikanan dan Jasa dan Jasa
7
Renja Direktorat Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup 2020
Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Lebih lanjut ketentuan Pasal 1146 Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor:
P.18/MENLHK-II/2015 berbunyi bahwa Direktorat Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup
mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan, pelaksanaan, koordinasi dan sinkronisasi
kebijakan, bimbingan teknis, evaluasi bimbingan teknis, supervisi pelaksanaan urusan
penyelesaian sengketa lingkungan hidup.
Selanjutnya seperti tercantum dalam pasal 1147 bahwa dalam melaksanakan tugasnya, Direktorat
Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan perumusan kebijakan penyelesaian sengketa dan evaluasi penyelesaian sengketa
lingkungan hidup di luar pengadilan maupun melalui pengadilan baik di dalam negeri maupun
lintas batas antar-negara pada sektor sumber daya alam, industri, prasarana dan jasa;
b. penyiapan pelaksanaan kebijakan penyelesaian sengketa dan evaluasi penyelesaian sengketa
lingkungan hidup di luar pengadilan maupun melalui pengadilan baik di dalam negeri maupun
lintas batas antar-negara pada sektor sumber daya alam, industri, prasarana dan jasa;
c. penyiapan koordinasi dan sinkronisasi kebijakan penyelesaian sengketa dan evaluasi
penyelesaian sengketa lingkungan hidup di luar pengadilan maupun melalui pengadilan baik di
dalam negeri maupun lintas batas antar-negara pada sektor sumber daya alam, industri,
prasarana dan jasa;
d. penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria penyelesaian sengketa dan evaluasi
penyelesaian sengketa lingkungan hidup di luar pengadilan maupun melalui pengadilan baik di
dalam negeri maupun lintas batas antar-negara pada sektor sumber daya alam, industri,
prasarana dan jasa;
e. pemberian bimbingan teknis, evaluasi bimbingan teknis, supervisi pelaksanaan urusan
penyelesaian sengketa dan evaluasi penyelesaian sengketa lingkungan hidup di luar
pengadilan maupun melalui pengadilan baik di dalam negeri maupun lintas batas antar-negara
pada sektor sumber daya alam, industri, prasarana dan jasa di daerah; dan
f. pelaksanaan administrasi Direktorat.
8
Renja Direktorat Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup 2020
Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan
BAB III
PROGRAM, SASARAN DAN INDIKATOR
Fungsi Direktorat Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup untuk mengawal pencapaian Indikator Kinerja
Strategis Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan dilakukan dengan
menetapkan Program Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup. Dalam rangka mendukung program
yang hendak dicapai, ditetapkan Sasaran Program Meningkatnya Efektivitas Penyelesaian Sengketa
Lingkungan Hidup dengan indikator Kinerja Program sebagai berikut:
1. Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup yang diselesaikan melalui pengadilan dan di luar
pengadilan sebanyak 40 Kasus.
Penyelesaian sengketa lingkungan hidup diselesaikan melalui pengadilan dan di Luar Pengadilan
ditargetkan dapat menyelesaikan sebanyak 40 kasus.
Pencapaian target ini dilaksanakan dengan mempedomani Peraturan Perundang-undangan yang ada,
yakni Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup, Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 04 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyelesaian
Sengketa Lingkungan Hidup, dan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 07 Tahun 2014 tentang
Penghitungan Kerugian Lingkungan Hidup Akibat Pencemaran dan/atau Kerusakan Lingkungan Hidup.
Dalam ketentuan Pasal 84 ayat (1) UUPPLH menjelaskan bahwa Penyelesaian Sengketa Lingkungan
Hidup (PSLH) dapat dilakukan melalui pengadilan dan di luar pengadilan. Pada ayat (2) menjelaskan
bahwa pilihan PSLH dilakukan secara sukarela oleh para pihak yang bersengketa. Pada ayat (3)
menjelaskan bahwa gugatan melalui pengadilan dapat dilakukan apabila upaya penyelesaian sengketa
di luar pengadilan yang telah dipilih dinyatakan tidak berhasil oleh salah satu atau para pihak yang
bersengketa.
Dalam ketentuan Pasal 85 ayat (1) menjelaskan bahwa PSLH di luar pengadilan dilakukan untuk
mencapai kesepakatan mengenai:
1) bentuk dan besarnya ganti rugi;
2) tindakan pemulihan akibat pencemaran dan/atau perusakan;
3) tindakan tertentu untuk menjamin tidak akan terulangnya pencemaran dan/atau perusakan;
dan/atau
4) tindakan untuk mencegah timbulnya dampak negatif terhadap lingkungan hidup.
Dalam PSLH di luar pengadilan dapat digunakan jasa mediator dan/atau arbiter untuk membantu
PSLH. Namun, instansi lingkungan hidup di pusat dan daerah dapat melakukan 2 (dua) peran, yaitu:
9
Renja Direktorat Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup 2020
Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan
1) Dalam hal terjadi pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup yang menimbulkan kerugian
lingkungan hidup (negara), berperan sebagai pihak dalam menyepakati penghitungan ganti rugi
dan/atau tindakan tertentu terhadap pencemar dan perusak lingkungan hidup; dan
2) Dalam hal terjadi pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup yang menimbulkan kerugian
masyarakat, berperan dalam memfasilitasi kesepakatan penghitungan ganti rugi dan/atau tindakan
tertentu yang diajukan oleh masyarakat.
Sesuai dengan kerangka bisnis proses yang telah ditetapkan, PSLH di luar pengadilan, dilaksanakan
dengan beberapa tahapan yaitu:
tahap 1 ð Prosesnya dimulai dari tahap verifikasi penyelesaian sengketa lingkungan hidup;
tahap 2 ð Klarifikasi hasil verifikasi sengketa lingkungan hidup dan penetapan pilihan penyelesaian
sengketa lingkungan hidup;
tahap 3 ð Penghitungan kerugian lingkungan hidup dan/atau masyarakat oleh ahli;
tahap 4 ð Negosiasi, fasilitasi dan/atau mediasi yang selanjutnya diterbitkan Berita Acara
kesepakatan; namun apabila tidak terjadi kesepakatan akan diteruskan
tahap 5 ð Penyelesaian sengketa lingkungan hidup melalui pengadilan.
2. Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup terkait DAS Citarum yang diselesaikan melalui
pengadilan sebanyak 6 Kasus
Pencapaian target ini dilaksanakan dengan mempedomani Peraturan Perundang-undangn yang ada,
yakni Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
10
Renja Direktorat Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup 2020
Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Hidup, Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 04 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyelesaian
Sengketa Lingkungan Hidup, Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 07 Tahun 2014 tentang
Penghitungan Kerugian Lingkungan Hidup Akibat Pencemaran dan/atau Kerusakan Lingkungan Hidup
dan Keputusan Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor: 36/KMA/SK/II/2013 tentang
Pemberlakuan Pedoman Penanganan Perkara Lingkungan Hidup.
Dalam ketentuan Pasal 90 ayat (1) UUPPLH menjelaskan bahwa Instansi Pemerintah dan Pemerintah
Daerah yang bertanggung jawab di bidang lingkungan hidup berwenang mengajukan gugatan ganti
rugi dan tindakan tertentu terhadap usaha dan/atau kegiatan yang menyebabkan pencemaran
dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang mengakibatkan kerugian lingkungan hidup. Sesuai dengan
kerangka bisnis proses yang ditetapkan, PSLH melalui pengadilan dilaksanakan dengan beberapa
tahapan yaitu:
tahap 1 ð Penyelesaian dimulai dari tahap verifikasi untuk memperoleh bukti yang lengkap
sebagai bahan penyusunan gugatan perdata lingkungan hidup melalui pengadilan;
tahap 2 ð Penghitungan kerugian lingkungan hidup oleh ahli;
tahap 3 ð Penyusunan gugatan;
tahap 4 ð Pendaftaran gugatan;
tahap 5 ð Pelaksanaan persidangan.
Sesuai dengan Renstra Direktorat Jenderal Penegakan Hukum LHK Tahun 2020 - 2024, Sasaran
Program Direktorat Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup Tahun 2020 - 2024 dipastikan
pencapaiannya dengan mengurai langkah-langkah pencapaiannya di setap kegiatan sedemikian rupa
sehingga seluruh kegiatan memiliki kontribusi yang relevan terhadap pencapaian sasaran program dan
sasaran kegiatan seperti pada Tabel 1 dan Tabel 2 di bawah ini.
11
Renja Direktorat Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup 2020
Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Anggaran Program Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup untuk tahun 2020 adalah sebesar
Rp. 23.194.930.000 ( dua puluh tiga miliyar seratus sembilan puluh empat juta sembilan ratus
tiga puluh ribu Rupiah ) sebagaimana tertera pada lampiran 1 dan rincian pengaloksian pada
lampiran 3.
12
Renja Direktorat Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup 2020
Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan
KEGIATAN
PENYELESAIAN SENGKETA
LINGKUNGAN HIDUP
INDIKATOR KINERJA KEGIATAN
Terselesaikannya Sengketa
Lingkungan Hidup melalui
pengadilan dan di luar
pengadilan Jumlah Sengketa Lingkungan Hidup yang
diselesaikan terkait DAS Citarum
sebanyak 6 Kasus
Skema alur Logic Model mengenai Sasaran Kegiatan dan Indikator Kinerja Kegiatan Penyelesaian
Sengketa Lingkungan Hidup Tahun 2020 dijelaskan pada Gambar 5. Kegiatan ini menetapkan sasaran
agar efektivitas penyelesaian sengketa lingkungan hidup meningkat. Peningkatan ini kemudian
ditunjukkan dengan pencapaian indikator-indikator kinerja kegiatan tersebut yakni jumlah penyelesaian
sengketa lingkungan hidup yang dapat diselesaikan melalui pengadilan dan di luar pengadilan
sebanyak 40 Kasus, dan jumlah penyelesaian sengketa lingkungan hidup yang dapat diselesaikan
terkait DAS Citarum sebanyak 6 Kasus.
13
Renja Direktorat Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup 2020
Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Menindaklanjuti Sasaran dan Indikator Kinerja Kegiatan, setiap unit kegiatan menyusun Sasaran dan
Indikator Unit Kegiatan yang kontinu dengan Sasaran dan Indikator Kinerja Kegiatan. Sama seperti
perencanaan sebelumnya, dalam penyusunannya pun menggunakan metode perencanaan Logic
Model untuk memastikan dalam pelaksanaannya berkesinambungan.
KEGIATAN
PENYELESAIAN
INDIKATOR KINERJA KEGIATAN UNIT KEGIATAN
SENGKETA LINGKUNGAN
HIDUP
PENYELESAIAN SENGKETA
Jumlah Sengketa Lingkungan LINGKUNGAN HIDUP DI LUAR
Hidup yang diselesaikan PENGADILAN BIDANG
melalui pengadilan dan di luar SUMBER DAYA ALAM
Jumlah Sengekata
Lingkungan Hidup yang
diselesaikan terkait DAS PENYELESAIAN SENGKETA
Citarum sebanyak 6 kasus LINGKUNGAN HIDUP MELALUI
PENGADILAN
Gambar 6 Relasi Sasaran dan Indikator Kinerja Kegiatan dengan Unit Kegiatan
Untuk memastikan bahwa antara Unit Kegiatan memiliki rencana yang sejalan dengan kegiatan yang
telah ditentukan, maka Unit Kegiatan dalam penyelesaian sengketa lingkungan hidup dipastikan
terlibat dan memiliki andil dalam pencapaian Indikator Kinerja Kegiatan seperti pada Gambar 6. Secara
umum, Unit Kegiatan dari Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup terbagi menjadi dua bagian
utama, yakni penyelesaian sengketa lingkungan hidup di luar pengadilan dan penyelesaian sengketa
lingkungan hidup melalui pengadilan. Adapun penyelesaian sengketa di luar pengadilan terbagi
menjadi dua lingkup bidang yang berbeda, yaitu bidang Sumber Daya Alam, serta bidang Industri,
Prasarana dan Jasa
14
Renja Direktorat Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup 2020
Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan
C. Unit Kegiatan Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup di Luar Pengadilan Bidang Sumber
Daya Alam
Gambar 7 Sasaran dan Indikator Kinerja Unit Kegiatan Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup di Bidang
Sumber Daya Alam
15
Renja Direktorat Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup 2020
Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan
D. Unit Kegiatan Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup di Luar Pengadilan Bidang Industri,
Prasarana dan Jasa
Gambar 8 Sasaran dan Indikator Kinerja Unit Kegiatan Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup di Bidang
Industri, Prasarana dan Jasa
16
Renja Direktorat Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup 2020
Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Gambar 9 Sasaran dan Indikator Kinerja Unit Kegiatan Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup Melalui
Pengadilan
17
Renja Direktorat Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup 2020
Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan
F. Unit Kegiatan Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup Melalui Pengadilan Terkait DAS
Citarum
Gambar 10 Sasaran dan Indikator Kinerja Unit Kegiatan Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup
Seperti halnya Sasaran dan Indikator Kinerja Unit Kegiatan yang disusun berdasarkan alur Sasaran
dan Indikator Kinerja Kegiatan, Penyusunan Sasaran dan Indikator Kinerja Elemen Kegiatan pada
Rencana Kerja juga mengikuti arah Sasaran dan Indikator Kinerja Unit Kegiatan. Meskipun demikian,
ketika Unit Kegiatan memiliki peran pada Indikator Kinerja Unit Kegiatan tertentu, Elemen Kegiatan
mendukung seluruh indikator secara keseluruhan. Hanya saja yang membedakan adalah bidang
Elemen Kegiatan yang satu dengan Elemen Kegiatan yang lain baik untuk penyelesaian sengketa
lingkungan hidup di luar pengadilan maupun penyelesaian sengketa lingkungan hidup melalui
pengadilan.
18
Renja Direktorat Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup 2020
Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Sengketa Lingkungan Hidup di Luar Pengadilan sendiri, memiliki dua bidang yang berbeda. Akan
tetapi, menilai dari permasalahan yang sedang dihadapi dan demi tercapainya tujuan pembangunan
KLHK, kedua unit kegiatan penyelesaian sengketa lingkungan hidup di luar pengadilan baik bidang
sumber daya alam maupun industri, prasarana dan jasa, telah sepakat untuk memiliki sasaran dan
indikator yang menyatu. Selain dari Elemen Kegiatan yang terbagi dari dua Unit Kegiatan tersebut, ada
Elemen Kegiatan yang mencakup kedua Unit Kegiatan yakni Layanan perkantoran, Kendaraan
Bermotor, serta Perangkat Pengolah Data dan Informasi.
SASARAN
ELEMEN KEGIATAN
Jumlah sengketa LH yang di verifikasi di luar pengadilan bidang sumber
daya alam
Terselesaikannya kegiatan
verifikasi sengketa lingkungan Jumlah sengketa LH yang di verifikasi di luar pengadilan bidang Industri
hidup di luar pengadilan Prasarana dan Jasa
ELEMEN
KEGIATAN Terselesaikannya kegiatan Jumlah SLH yang dihitungan kerugian LH dan/atau masyarakat oleh ahli
perhitungan kerugian bidang sumber daya alam
lingkungan hidup dan/atau
masyarakat Jumlah SLH yang dihitungan kerugian LH dan/atau masyarakat oleh ahli
VERIFIKASI DAN bidang ndustri prasarana dan jasa
PENYELESAIAN
DALAM BENTUK Jumlah sengketa LH yang di fasilitasi, negosiasi ataumediasi PSLH di
KESEPAKATAN Terselesaikannya kegiatan luar pengadilan bidang sumber daya alam
pelaksanaan fasilitasi,
negosiasi atau mediasi
penyelesaian sengketa Jumlah sengketa LH yang di fasilitasi, negosiasi ataumediasi PSLH di
lingkungan hidup di luar luar pengadilan bidang industry prasarana dan jasa
pengadilan
-------------------------- -----------------------------------------------------------------
Gambar 11 Sasaran dan Indikator Kinerja Elemen Kegiatan Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup di Luar
Pengadilan Bidang Sumber Daya Alam dan Bidang Industri, Prasarana dan Jasa
19
Renja Direktorat Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup 2020
Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan
SASARAN
INDIKATOR ELEMEN KEGIATAN
ELEMEN KEGIATAN
Terselesaikannya kegiatan
verifikasi sengketa Jumlahpelaksanaan verifikasi sengketa lingkungan hidup melalui
lingkungan hidup melalui pengadilan yang terlaksana
pengadilan
Terselesaikannya kegiatan
perhitungan kerugian Jumlah perhitungan kerugian lingkungan hidup oleh ahli yang
lingkunganhidup melalui terlaksana
pengadilan
Terselesaikannya kegiatan
penyusunan dan pendaftaran Jumlah penyusunan gugatan yang terlaksana
gugatan
Jumlah pendaftaran gugatan yang terlaksana
ELEMEN
KEGIATAN
Jumlah koordinasi ahli, saksi fakta dan advokat
PENDAFTARAN
GUGATAN DAN Jumlah penyusunan replik
PENYELESAIAN
MELALUI Jumlah penyerahan replik
PENGADILAN
Terselesaikannya kegiatan Jumlah penyusunan alat bukti
pelaksanaan persidangan
Terselesaikannya
pelaksanaan Eksekusi Jumlah putusan berkekuatan hukum tetap yang dapat dieksekusi
Gambar 12 Sasaran dan Indikator Kinerja Elemen Kegiatan Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup Melalui
Pengadilan
20
Renja Direktorat Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup 2020
Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan
ELEMEN SASARAN
INDIKATOR ELEMEN KEGIATAN
KEGIATAN ELEMEN KEGIATAN
LAYANAN Terselesaikannya
PERKANTORAN kegiatan operasional
Jumlah kegiatan operasional dan pemeliharaan kantor
dan pemeliharaan
kantor yang terlaksana
Gambar 13 Sasaran dan Indikator Kinerja Elemen Kegiatan Layanan Perkantoran Penyelesaian Sengketa
Lingkungan Hidup
21
Renja Direktorat Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup 2020
Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan
BAB IV
PENUTUP
Dengan dirumuskannya Rencana Kerja (Renja) Direktorat Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup tahun
2020, maka seluruh kegiatan pada Direktorat Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup mengacu pada
Renja yang telah ditetapkan dan disepakati bersama.
Untuk mengukur tingkat keberhasilan pencapaian dalam pelaksanaan rencana kerja ini, maka secara
berkala akan dilakukan monitoring dan evaluasi, serta pengawasan dan pengendalian yang dituangkan
dalam dokumen pelaporan termasuk pelaporan hasil audit kinerja serta Laporan Kinerja (LKj).
Rencana Kerja 2020 ini tak hanya berisi semangat untuk memperkuat apa yang telah dicapai pada tahun
2019, namun demikian didalamnya memuat komitmen meletakkan landasan pencapaian pembangunan
tahun 2020. Dengan demikian, Rencana Kerja 2020 ini menjadi media yang dapat memandu setiap gerak
dan langkah Direktorat Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup, Direktorat Jenderal Penegakan Hukum
LHK.
Keberhasilan pelaksanaan program dan kegiatan dalam mencapai kinerja tahun 2020 sangat ditentukan
oleh kapasitas dan kualitas kinerja seluruh jajaran pimpinan Direktorat Penyelesaian Sengketa Lingkungan
Hidup. Oleh karena itu, Renja Direktorat Penyelesaian Sengketa Lingkunan Hidup diharapkan dapat
dikomunikasikan ke seluruh mitra kerja Direktorat Penyelesaian Sengketa Lingkungan dan yang lebih
penting yaitu perkuat konsolidasi Unit Kerja di lingkup Direktorat Penegakan Hukum LHK, KLHK agar
seluruh kegiatan dapat terlaksana dan terkoordinasi dengan baik dan harmonis.
Selanjutnya, seluruh intervensi (regulasi dan anggaran) dari seluruh unit kerja diharapkan dapat
bermanfaat dalam mendukung secara langsung pemenuhan kinerja. Pemantauan dari upaya pencapaian
kinerja ini akan dilaksanakan oleh Direktorat Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup dalam bentuk audit
kinerja, sedangkan Sekretaris Direktorat Jenderal Penegakan Hukum LHK diharapkan dapat
mengkoordinasikan pemantauan kinerja yang akan dituangkan dalam Laporan Kinerja Direktorat Jenderal
Penegakan Hukum LHK.
22
Renja Direktorat Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup 2020
Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan
LAMPIRAN
23
Renja Direktorat Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup 2020
Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Lampiran
1
RENCANA KERJA TAHUNAN
TOTAL : 23.194.930.000,-
24
Renja Direktorat Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup 2020
Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Lampiran
2
RENCANA KERJA TAHUNAN PER KOMPONEN
Unit Eselon II K/L/SKPD : Direktorat Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup.
Tahun : 2020
Indikator Kinerja
Program Kegiatan Sasaran Kegiatan Komponen
Kegiatan
Penegakan Penyelesaian Terselesaikannya Jumlah sengketa Verifikasi dan klarifikasi
Hukum Sengketa sengketa lingkungan lingkungan hidup yang sengketa lingkungan hidup
Lingkungan Lingkungan hidup melalui diselesaikan melalui Perhitungan kerugian LH
dan Hidup pengadilan dan di pengadilan dan di luar dan/atau masyarakat oleh
Kehutanan luar pengadilan pengadilan sebanyak Ahli.
40 kasus Negosiasi dan fasilitasi
kesepakatan
Penyusunan dan Pendaftaran
Gugatan
Pelaksanaan Persidangan
Pelaksanaan Upaya hukum
Fasilitasi Pelaksanaan
Eksekuasi
Dukungan Teknis PSLH
(Peningkatan Kapasitas,
Forum Ahli, dan In house
training)
Jumlah sengketa Verifikasi sengketa
lingkungan hidup terkait lingkungan hidup terkait DAS
DAS Citarum yang Citarum
diselesaikan sebanyak Perhitungan kerugian LH oleh
6 kasus Ahli, terkait DAS Citarum
Penyusunan gugatan dan
Pendaftaran gugatan terkait
DAS Citarum
Pelaksanaan Persidangan
terkait DAS Citarum
Upaya hukum banding,
kasasi dan peninjauan
kembali (PK). terkait DAS
Citarum
Fasilitasi pelaksanaan
Eksekusi terkait DAS Citarum
25
Renja Direktorat Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup 2020
Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Lampiran
3
Target dan Anggaran Direktorat Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup
2.238.761.000,-
Penyusunan dan Pendaftaran Gugatan
1.675.654.000,-
Pelaksanaan Persidangan .
1.639.169.000,-
Pelaksanaan Upaya Hukum
3.017.355.000,-
Fasilitasi pelaksaaan Eksekusi
Sengketa Lingkungan
Persiapan/pelaksanaan verifikasi dan 6 350.388.000,-
Hidup terkait DAS
klarifikasi sengketa lingkungan hidup terkait
Citarum yang
DAS Citarum.
diselesaikan
26
Renja Direktorat Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup 2020
Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan
427.796.000,-
Upaya Hukum terkait DAS Citarum
606.601.000,-
Pelaksanaan Eksekusi terkait DAS Citarum
27
Renja Direktorat Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup 2020
Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan
ILampiran
4
Jumlah
Jumlah Sengketa
Lingkungan Hidup
Elemen, Sasaran Elemen dan Indikator Kinerja Elemen Kegiatan, Dukunganyang diselesaikan
Manajemen dan
Pelaksanan Tugas Teknis Lainnya Direktorat Penyelesaian Sengketa Lingkungan melalui
Hidup
pengadilan dan di
SASARAN UNIT luarKEGIATAN
pengadilan,
SASARAN ELEMEN KEGIATAN INDIKATOR KINERJA ELEMEN
KEGIATAN
sebanyak 60
Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup (UK1)
Jumlah sengketa Sengketa Lingkungan Hidup yang Diselesaikan Melalui Pengadilan dan di Luar kasus
Pengadilan
lingkungan hidup verifikasi dan klarifikasi perkara Jumlah Persiapan/ pelaksanaan verifikasi sengketa
Sengekata
yang diselesaikan sengketa lingkungan hidup lingkungan hidup di luar pengadilan yang diselesaikan
melalui pengadilan Lingkungan
dan diluar Perhitungan kerugian lingkungan hidup Jumlah Perhitungan kerugian lingkungan hidup dan/atau
pengadilan Hidup yang
dan/atau masyarakat. masyarakat yang diselesaikan
diselesaikan
Fasilitasi, negosiasi atau mediasi Jumlah kegiatan Negosiasi dan fasilitasi kesepakatan yang
diselesaikan terkait DAS
Penyusunan dan Pendaftaran Gugatan Jumlah Penyusunan dan pendaftaran gugatanCitarummelalui
pengadilan yang diselesaikan
sebanyak 6
Pelaksanaan persidangan Jumlah SLH Pelaksanaan Persidangan yang diselesaikan
kasus
Upaya hukum Jumlah SLH Upaya Hukum yang diselesaikan
Penyusunan dan pendaftaran gugatan Jumlah penyusunan dan pendaftaran gugatan yang
terkait DAS Citarum diselesaikan
Pelaksanaan Persidangan terkait DAS Penyusunan dan penyerahan gugatan, replik, alat bukti, dan
Citarum kesipmpulan yang diselesaikan
Upaya Hukum terkait DAS Citarum Jumlah upaya hukum yang diselesaikan
Pelaksanaan Eksekusi terkait DAS Jumlah kegiatan eksekusi yang diselesaikan
Citarum
28
rencanakerja
2020