Professional Documents
Culture Documents
Hukum Perdata 9
Hukum Perdata 9
RAHMAN
NIM : 200601502017
KELAS : PPKn B
MK : HUKUM PERDATA
RANGKUMAN : HUKUM BENDA
A. Pengertian Hukum Benda
Hukum benda adalah keseluruhan dari kaidah-kaidah hukum yang mengatur
hubunganhubungan hukum antara subyek hukum dengan benda (segala sesuatu yang dapat
menjadi obyek hukum) dan hak kebendaan (zakelijkrecht) yaitu kewenangan untuk
menguasai benda. Dalam KUH Perdata, pengertian benda sebagai objek hukum tidak hanya
meliputi barang yang berwujud, namun juga barang yang tidak berwujud, meskipun
sebagian besar pasalpasal dalam Buku II KUH Perdata mengatur mengenai benda dalam
arti berwujud.
Berikut ini beberapa pengertian hokum benda menurut para ahali, antara lain:
1) Menurut P.N.H. Simanjuntak, hukum benda adalah peraturanperaturan hukum yang
mengatur mengenai hak-hak kebendaan yang sifatnya mutlak.
2) Menurut Soediman Kartihadiprojo, hukum kebendaan adalah semua kaidah hukum yang
mengatur apa yang diartikan dengan benda dan mengatur hak-hak atas benda.
3) Menurut Van ApelDoorn, hukum kebendaan adalah peraturan mengenai hak-hak
kebendaan.
4) Menurut Sri Soedewi Masjchoen Sofwan mengemukakan ruang lingkup hukum benda itu
yang mengatur pengertian benda, pembedaan macam-macam benda dan macam-macam
hak kebendaan
B. Sistem Pengaturan Hukum Benda
Sistem hukum benda adalah sistem tertutup, artinya orang tidak dapat mengadakan hakhak
kebendaan yang baru selain yang sudah ditetapkan dalam undang-undang. Jadi hanya dapat
mengadakan hak kebendaan terbatas pada yang sudah ditetapkan dalam undang-undang saja.
C. Macam-Macam Benda
Menurut sistem KUH Perdata, benda dapat dibedakan sebagai berikut:
1. Benda bergerak, dapat dibedakan atas:
a. Benda bergerak karena sifatnya (Pasal 509 KUH Perdata) ialah benda yang dapat
dipindahkan. Misalnya: meja, kursi dll., atau dapat dipindah dengan sendirinya,
misalnya: ternak.
b. Benda bergerak karena ketentuan undang-undang (Pasal 511 KUH Perdata) ialah
hakhak atas benda yang bergerak misalnya, hak memungut hasil atas benda bergerak,
hak pemakaian atas benda bergerak, hak atas surat-surat berharga
Perbedaan antara benda bergerak dan benda yang tidak bergerak dianggap penting
karena:
Dalam Pasal 1977 KUH Perdata menentukan barang siapa yang menguasai barang
bergerak dianggap sebagai pemiliknya. Jadi beziter dari benda bergerak adalah eigenaar,
tidak berlaku untuk benda tidak bergerak. Benda bergerak, barang siapa yang menguasai
benda bergerak dianggap sebagai pemiliknya.
2. Penyerahan (levering)
Pasal 612 KUH Perdata, menentukan bahwa penyerahan benda bergerak dapat
dilakukan dengan penyerahan nyata, sedangkan benda tidak bergerak harus dengan balik
nama pada daftar umum.
3. Daluarsa (verjaring)
Benda tidak bergerak dikenal daluarsa. Seseorang dapat mempunyai hak milik
karena lampaunya 20 tahun (dalam hal ada alas yang sah) atau 30 tahun (dalam hal tidak
ada alas hak), yang disebut dengan “acquisitive verjaring”
4. Pembebanan (bezwaring)
Benda bergerak dilakukan dengan gadai. Benda tidak bergerak dilakukan dengan
hipotik. Benda bergerak harus digunakan lembaga jaminan gadai, sedangkan benda tak
bergerak harus digunakan lembaga jaminan hyphoteek (Pasal 1150 dan 1162 KUH
Perdata).
5. Mengenai penyitaan (beslag)
Revindicatior beslag adalah penyitaan untuk menuntut kembali suatu benda bergerak
miliknya pemohon sendiri yang ada dalam kekuasaan orang lain.
E. Hak-Hak Kebendaan
Hak-hak kebendaan yang diatur dalam Buku II KUH Perdata itu dapat dibedakan sebagai
berikut:
1. hak-hak kebendaan yang bersifat memberi kenikmatan.
• Bersifat memberi kenikmatan atas bendanya milik sendiri, misalnya hak milik atas
benda bergerak/benda yang bukan tanah.
• Bersifat memberi kenikmatan, tapi atas benda milik orang lain.
• Hak memungut hasil atas benda bergerak/benda yang bukan tanah.
• Hak pakai dan hak mendiami atas benda bergerak/benda yang bukan tanah.
2. hak-hak kebendaan yang bersifat memberi jaminan
• gadai sebagai jaminan ialah benda bergerak
• hipotik sebagai jaminan ialah benda tetap.
F. Asas-asas kebendaan
1. sas individualitas
2. Asas totalitas
3. Asas tidak dapat dipisahkan
4. Asas publisitas
5. Asas spesialitas
6. Asas hak yang mengikut
7. Asas pelekatan
8. Asas zakelijke actie
9. Asas hukum pemaksa
10. Asas dapat dipindah tangankan