You are on page 1of 13

PROPOSAL PENELITIAN

BAHASA INDONESIA

ANALISA PERSAINGAN CHINA-JEPANG TERHADAP


BANTUAN LUAR NEGERI JEPANG DI INDONESIA DALAM
PEMBANGUNAN JALUR KERETA API JAKARTA-SURABAYA

Disusun Oleh :
Indah Sekarsari
1931B0009

Dosen Pengampu :
Arina Chusnatayaini, S.S,M.Pd

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
IIK STRADA INDONESIA
KEDIRI
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala kebesaran dan
limpahan nikmat yang diberikan-Nya dalam proses pembuatan Proposal Penelitian yang berjudul
“PENGARUH PERSAINGAN CHINA-JEPANG TERHADAP BANTUAN LUAR
NEGERI JEPANG DI INDONESIA DALAM PEMBANGUNAN JALUR KERETA API
JAKARTA-SURABAYA”. Adapun Proposal penelitian yang saya kerjakan ini telah saya susun
dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar
pembuatan Proposal Penelitian ini sebagai bagian dari Tugas Individu dalam perkuliahan mata
kuliah Bahasa Indonesia

Dan Saya pun mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang turut membantu dalam
proses pembuatan Proposal Penelitian ini terlebih kepada Bu Arina sebagai dosen pengampu di
mata kuliah Bahasa Indonesia lalu menyadari bahwa terdapat kekurangan didalam proses
pembuatan Proposal Penelitian ini baik dari segi penulisan maupun secara tata bahasa. Maka dari
itu saya menerima segala saran maupun kritik dari pembaca agar kedepannya bisa lebih baik
lagi.

Akhir kata Saya berharap agar Penelitian ini juga memberikan manfaat di masa depan
bagi semua pembaca.

Kediri, 22 Januari 2022

Indah Sekarsari

1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................................1

BAB 1..............................................................................................................................................3

1.1 Latar Belakang Masalah.........................................................................................................3

1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................5

1.3 Tujuan Penelitian...................................................................................................................5

1.4 Manfaat Penelitian.................................................................................................................5

BAB 2..............................................................................................................................................6

2.1 Studi Terdahulu......................................................................................................................6

2.1 Kajian Teoritik.......................................................................................................................6

2.2 Operasionalisasi Konsep........................................................................................................7

2.3 Hipotesis.................................................................................................................................9

BAB 3............................................................................................................................................10

3.1 Jenis Penelitian.....................................................................................................................10

3.2 Ruang Lingkup Penelitian....................................................................................................10

3.3 Pengumpulan Data..............................................................................................................10

3.4 Teknik Analisis Data............................................................................................................10

3.5 Sistematika Penulisan..........................................................................................................10

BIBLIOGRAPHY........................................................................................................................12

2
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dilihat dari segi sejarah, Politik Luar Negeri Jepang mengalami dinamika, dari era
Tokugawa atau kadang disebut periode Edo, ketika Jepang mengambil kebijakan Isolasi, hingga
era sekarang. Era Tokugawa atau Periode Edo 1603-1867 ditandai oleh kebijakan Jepang untuk
menutup diri dari dunia luar. Kebijakan Isolasi ini diimplementasikan demi tujuan untuk
menjaga kestabilan politik dalam negeri. Hal yang perlu diingat dari kebijakan ini, adalah
hubungan Jepang dengan negara lain tidak sepenuhnya tertutup. Perdagangan dengan negara-
negara barat seperti spanyol, belanda, dan Inggris. Kemudian pada Era Meiji, atau yang biasa
disebut restorasi Meiji dimana Jepang melakukan reformasi politik dan kebijakan untuk mejadi
lebih terbuka terhadap perdagangan internasional. Era yang dimulai pada tahun 1868 ini ditandai
oleh perkembangan teknologi dan industri yang signifikan. Pada era ini, jepang memusatkan
perhatian terhadap pembangunan ekonomi dan modernisasi dengan mengikuti cara Amerika
Serikat dalam mengaplikasikan kebijakan domestik dan luar negeri. Politik luar negeri Jepang
pra-Perang dunia cenderung bersifat ekspansionis. Bisa dilihat dari perang Sino-Jepang, perang
Russia-Jepang, hingga serangan Jepang ke Pearl Harbor yang kemudian berujung pada
kekalahan besar Jepang dengan dijatuhkannya Nuklir di Nagasaki dan Hiroshima. Setelah itu,
Karakteristik Kebijakan Luar Negeri Jepang terkesan lebih damai. Pasca perang dunia ke dua,
melalui Treaty of Mutual Cooperation and Security, pada tahun 1960, Jepang secara resmi
sepakat untuk memberikan akses bagi Amerika serikat untuk melakukan intervensi keamanan di
Asia Timur1. Perjanjian yang berisi tatanan pertahanan jepang yang diatur Amerika Serikat ini,
dianggap oleh beberapa peneliti membatasi independensi Jepang dalam hubungannya dengan
negara lain dan secara otomatis menghambat kepentingan nasional Jepang dalam hal
perdagangan untuk sumber Bahan mentah2.

1
Ministry of Foreign Affairs of Japan. (2014). TREATY OF MUTUAL COOPERATION AND SECURITY
BETWEEN JAPAN AND THE UNITED STATES OF AMERICA. Retrieved April 9, 2017, from Ministry of
Foreign Affairs of Japan: http://www.mofa.go.jp/region/n-america/us/q&a/ref/1.html
2
Baerwald, H. H. (1972). Foreign Policies of The Larger Asian States : Japan. In W. Wilcox, L. E. Rose, & G.
Boyd, Asia and The International System .Cambridge: Winthrop Publishers. Hal 32-60
3
Saat ini, dalam merumuskan politik luar negeri, terutama di Asia, Jepang memegang
sebuah prinsip yang disebut Fukuda Doctrine. Prinsip dinamai oleh perdana menteri Jepang pada
tahun 1977 yaitu Takeo Fukuda. Prinsip ini terbentuk ketika pada tanggal 18 Agustus 1977
Takeo Fukuda berkunjung di negara Asia Tenggara untuk menyampaikan tiga prinsip utama
politik luar negeri Jepang di Asia Tenggara. Pertama, yaitu dengan tidak akan menggunakan
militer sebagai power di asia tenggara. Kedua, Meningkatkan hubungan dan kepercayaan antara
Jepang dengan Asia Tenggara. Ketiga, Jepang akan menerima negara-negara di Asia Tenggara
sebagai rekan yang setara.

Untuk membahas politik Luar negeri Jepang, faktor luar negeri seperti kasus Laut China
Selatan dan Pulau Senkaku lebih banyak berpengaruh daripada faktor internal 3. Hal ini dapat
dianalisa dengan kunjungan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe di Sejumlah negara di Asia
Tenggara pada bulan Januari lalu. Salah satu tujuan dari kunjungan bilateral ini adalah untuk
mempererat hubungan diplomatis dan meningkatkan kemitraan dalam bidang keamanan dan
ekonomi. Sejak dulu pembangunan ekonomi selalu menjadi perhatian yang lebih besar bagi
Jepang dalam politik luar negerinya. Dalam Pertemuan Shinzo Abe dengan pemimpin negara-
negara di Asia Tenggara tersebut, salah satu isu yang menjadi perhatian utama yaitu sengketa
Laut China Selatan, mereka berbagi pandangan terkait Sengketa Laut China Selatan yang
terjadi. Selain itu, di Indonesia lebih tepatnya, Shinzo Abe bersama Joko Widodo membahas
rancangan peningkatan kerjasama hubungan bilateral Jepang dan Indonesia di Istana Negara
Bogor. Salah satu kesepakatan yang didapat dari pertemuan tersebut yaitu persetujuan Jokowi
dengan Abe untuk menerima Bantuan Jepang dalam pembangunan jalur kereta api yang
mengjhubungkan Jakarta dengan Surabaya4. Indonesia menyatakan telah memilih Jepang dalam
kerjasama pembangunan Rel kereta api yang menghubungkan Jakarta-Surabaya, dan
merencanakan studi bersama5. Setelah sebelumnya Jepang kalah dengan China dalam posisi
kerjasama untuk pembangunan jalur kereta api Jakarta Bandung. Rel kereta api yang akan

3
Jakti, H. U. (1995). Ekonomi Politik Internasional di Asia Pasifik. Jakarta: Erlangga.
4
Indonesia, Japan set to discuss Jakarta-Surabaya railway project. (2017, January 16). Retrieved April 18, 2017,
from Today Online: http://www.todayonline.com/world/asia/indonesia-japan-set-discuss-jakarta-surabaya-railway-
project
5
The Jakarta Post. (2017, March 27). Japan selected as partner for Jakarta-Surabaya railway project. Retrieved from
The Jakarta Post: http://www.thejakartapost.com/news/2017/03/27/japan-selected-as-partner-for-jakarta-surabaya-
railway-project.html
4
dibangun dengan investasi Jepang ini diperkirakan akan selesai pada 2019 dengan jarak sekitar
600km.

Hal ini menarik untuk dianalisa karena terdapat pola persaingan yang terjadi antara
Jepang dan China dalam pembangunan rel di Indonesia. Tidak hanya satu kali namun dua kali
kedua negara ini bersaing dalam pembangunan ini. Dari kasus ini peneliti ingin mengetahui
faktor determinan apa saja yang dimiliki Jepang dalam membuat kebijakan luar negeri di
Indonesia dengan membantu pembangunan Rel kereta api yang menghubungkan Jakarat-
Surabaya.

1.2 Rumusan Masalah

Faktor apa saja yang mendorong Jepang untuk memberikan International assistance
dalam Pembanguan jalur kereta api Jakarta Surabaya?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah memahami Pola Politik Luar negeri Jepang di Indonesia
dengan mengambil studi kasus investasi pembangunan rel kerea api Jakarta-Surabaya dan
menganalisa kaitannya dengan ketegangan Jepang terhadap China

1.4 Manfaat Penelitian

Bagi Penulis, Penelitian ini diharapkan dapat mengaplikasikan Teknik yang diajarkan
dalam mata kuliah Metode Penelitian Hubungan Internasional, sekaligus lebih memahami Politik
Luar Negeri negara Jepang di Indonesia.

Bagi Pembaca, Semoga Penelitian ini dapat menambah wawasan, sumber informasi
sekaligus menjadi inspirasi dalam meneruskan penelitian lebih lanjut mengenai topik yang
serupa.

5
BAB 2

KERANGKA PEMIKIRAN

2.1 Studi Terdahulu

Jurnal penelitian oleh William W. Haddad menjelaskan tentang Fukuda Doctrine, dan
Dampaknya terhadap ASEAN. Fukuda doctrine adalah prinsip prinsip utama oleh Jepang dalam
melakukan hubungan dengan negara-negara ASEAN. Fukuda doctrine dirumuskan ketika
kunjungan perdana menteri Jepang, Takeo Fukuda, di Asia Tenggara pada 18 Agustus 1977.
Pada kunjungan tersebut, lebih tepatnya, di Manila, Fukuda menyampaikan “tiga pilar” utama
dalam membangun hubungan dan kerjasama antara Jepang dan Indonesia. Pilar-pilar yang
disebutkan antara lain: pertama, Jepang memilih untuk tidak meningkatkan kekuatan militer
terutama di Asia Tenggara, meskipun memiliki kemampuan dan sumberdaya untuk
melakukannnya. Kedua, Jepang akan meningkatkan Hubungan dan kepercayaan dengan Asia
Tenggara. Ketiga, Jepang akan menganggap Asia Tenggara sebagai rekan kerjasama yang setara,
Jepang tidak akan lagi beranggapan sebagai pemimpin jalan bagi Asia dan sebagainya6.

Haddad menuliskan bahwa Fukuda Doctrine yang dirumuskan dalam Hubungan Jepang
dengan Asia Tenggara, adalah sebagai rasa penyesalan Jepang atas Peristiwa-peristiwa pada
masa Perang Dunia kedua, sekaligus juga untuk menghapus kesan kesan negatif yang melekat
pada Negara-negara di Asia Tenggara terhadap Jepang, terutama negara-negara bekas Jajahan.
Akan tetapi, dia terlalu normatif dalam menjelaskan Bantuan kerjasama oleh Jepang, sehingga
tidak memperhitungkan kemungkinan niat politik di balik bantuan-bantuan tersebut.

2.1 Kerangka Konseptual

Dalam mencari jawaban dalam rumusan permasalahan, peneliti menggunakan konsep


faktor determinan kebijakan luar negeri oleh Coplin. Dalam bukunya, Coplin menjelaskan
terdapat empat faktor yang mempengaruhi negara dalam merumuskan kebijakan luar negeri.
Keempat faktor tersebut adalah nation behavior, Domestic Politics, Economic&Militer, dan
International Circumstances7.

6
Haddad, W. W. (1980). Japan, Fukuda Doctrine, and ASEAN. Contemporary Southeast Asia. (Haddad, 1980)
7
Coplin, W. D. (1980). Introduction to international politics: a theoretical overview. Englewood Cliffs, NJ: Prentice
Hall. hal 159
6
2.2 Operasionalisasi Konsep

Faktor Foreign Policy Behavior berbicara tentang bagaimana negara memposisikan


dirinya dalam suatu fenomena tertentu 8. Dalam menentukan hal tersebut terdapat dua pendekatan
yaitu power politics dan issue politics. Pendekatan power politics memiliki beberapa cara dalam
menentukan kebijakan luar negeri suatu negara. Berdasarkan power negara tersebut yang dibagi
menjadi tiga yaitu great, middle dan small power. Semakin besar kategori power negara, semakin
luas pula cakupan kepentingan negara tersebut di dunia. Kemudian dibedakan melalui pandangan
negara terhadap suatu fenomena, status quo dan revisionist. Negara yang diklasifikasikan sebagai
status quo berarti puas dan merasa diuntungkan dengan kondisi yang sudah ada dan berusaha
mempertahankannya, sedangkan revisionist berusaha merubahnya. Kategori yang ketiga yaitu
berdasarkan gaya politik negara dalam membuat kebijakan. Negara yang cenderung
menggunakan militer atau mengintervensi negara lain dikategorikan sebagai agresif, sedangkan
negara yang pasif cenderung menggunakan cara diplomasi dan pidato publik. Apabila power
politics mengkategorikan negara dengan berbagai cara, pendekatan issue politic berbeda.
Pendekatan issue politics fokus terhadap permasalahan apa yang menjadi concern utama negara
tersebut dan seberapa penting permasalahan tersebut bagi negara.

Faktor determinan kedua yaitu Domestic politics. Faktor ini melihat kondisi politik
domestik dalam negara sebagai faktor penentu kebijakan luar negeri 9. Terdapat tiga aspek dalam
menentukan kebijakan luar negeri dalam faktor politik domestik yaitu bentuk pemerintahan,
kestabilan politik dalam negeri, dan kewenangan pemimpin dalam merumuskan kebijakan.
Negara dengan bentuk pemerintahan yang otokratik lebih diasumsikan cenderung menggunakan
militer daripada negara demokratik. Hal ini karena anggapan bahwa negara otokratik biasanya
jarang menggunakan diskusi publik dalam merumuskan kebijakan. Dari pendekatan kestabilan
politik, negara yang mengalami ketidakstabilan dalam negeri cenderung agresif dalam politik
luar negerinya dengan tujuan untuk menciptakan konsep common enemy untuk meredam
perpecahan dalam negeri. Cara ketiga dalam melihat faktor politik luar negeri dengan politik
domestik yaitu seberapa jauh kebebasan atau kewenangan yang dimiliki pemimpin negara dalam
merumuskan kebijakan.

8
ibid
9
Ibid hal. 167
7
Faktor ketiga yaitu faktor kapabilitas Militer dan ekonomi. Dengan kapabilitas ekonomi
sebagai determinan dari politik luar negeri, berarti kita berbicara tentang Produk Domestik Bruto
suatu negara10. Selain PDB faktor ekonomi juga mengacu pada komoditas ekspor suatu negara.
Negara yang memiliki jumlah ekspor lebih tinggi dibanding jumlah impor, dianggap negara yang
kuat. Power negara juga dilihat dari komoditas apa yang diekspor negara. Sedangkan untuk
faktor militer berbicara tentang tiga aspek : jumlah pasukan, tingkat keahlian , dan tingkat
peralatan militer11.

Faktor keempat dan terakhir yaitu international circumstances, dengan kata lain kondisi
diluar batas negara yang mempengaruhi formulasi kebijakan luar negeri. International
circumstances mencakup hal-hal berikut : lokasi geografis, kekuatan ekonomi dan militer negara
tetangga, perjanjian aliansi, dan isu internasional 12. Lokasi geografis mengacu pada kawasan
tempat negara berada. Kawasan dengan tingkat konflik yang tinggi mendorong negara untuk
bertindak agresif. Kekuatan negara lain dapat mempengaruhi kebijakan suatu negara, terutama
apabila hubungan kedua negara dalam keadaan kompetitif. Ketika negara bergabung dalam
sebuah aliansi, negara akan membentuk kebijakan yang sesuai dengan tujuan aliansi tersebut.
Ketika terdapat sebuah isu internasional, negara yang memiliki concern akan permasalahan
tersebut akan bereaksi untuk mengatasi permasalahan.

NATION BEHAVIOR

DOMESTIC STABILITY
FOREIGN
10
MILITARY AND ECONOMIC
Ibid hal 170 POLICY
11
Ibid hal 171
12
Ibid hal 176
8
INTERNATIONAL
CIRCUMSTANCES

2.3 Hipotesis

Faktor kebijakan Jepang untuk membantu pembangunan rel di Indonesia Sebagian


dipengaruhi oleh International circumstansces terutama kekuatan milliter dan ekonomi negara
tetangga yaitu China.

9
BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian Deskriptif kualitatif. Penelitian
jenis ini bersifat identifikasi kebijakan luar negeri dengan proses konseptalisasi. Menurut Uber
Silalahi, penelitian deskriptif mencakup penilaian terhadap Individu, organisasi, peristiwa, atau
prosedur13. Dalam kasus ini peneliti berusaha menilai kebijakan luar negeri.

3.2 Ruang Lingkup Penelitian

Untuk Ruang Lingkup Waktu penelitian, akan dibatasi pada masa kepemimpinan Shinzo
Abe, karena peneliti perlu mengidentifikasi karakteristik kebijakan luar negeri Jepang yang
terbaru, dan karena faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan harus dilihat dari kapan
kebijakan tersebut dirumuskan.

3.3 Pengumpulan Data

Data akan dikumpulkan melalui Kepustakaan. Sumber data utama berasal dari berbagai
sumber tertulis seperti berita, koran, buku, jurnal, laporan yang memuat data yang relevan
dengan faktor determinan kebijakan luar negeri Jepang di Indonesia.

3.4 Teknik Analisis Data

Peneliti bertujuan untuk menganalisa kebijakan luar negeri berdasarkan empat faktor
yang disebutkan di kerangka konseptual. Jadi, data yang terkumpul adalah data yang memenuhi
keempat kriteria tersebut, dan peneliti akan analisa pengaruhnya terhadap perumusan kebijakan.
Karena data penelitian berbentuk kualitatif, metode analisa akan menggunakan model Miles dan
Huberman. Alur analisis ada tiga tahapan yaitu : reduksi data, Penyajian Data, dan penarikan
kesimpulan.

3.5 Sistematika Penulisan

Bab 1 Pendahuluan, berisi Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan, dan Manfaat Penelitian

13
(Silalahi, 2012) hal 28
10
Bab 2 Kerangka pemikiran, berisi Studi terdahulu, kajian teoritik, operasionalisasi konsep,dan
hipotesis

Bab 3 Metodologi penelitian, berisi Jenis penelitian, ruang lingkup, teknik analisis data, dan
sistematika penulisan

Bab 4 Hasil penelitian, berisi hasil penelitian berupa data yang diperoleh dan hasil analisa

Bab 5 Penutup, berisi kesimpulan yang menjawab rumusan masalah berdasarkan hasil
penelitian

11
BIBLIOGRAPHY
Baerwald, H. H. (1972). Foreign Policies of The Larger Asian States : Japan. In W. Wilcox, L. E.
Rose, & G. Boyd, Asia and The International System (pp. 32-60). Cambridge:
Winthrop Publishers.

Coplin, W. D. (1980). Introduction to international politics: a theoretical overview. Englewood


Cliffs, NJ: Prentice Hall.

Haddad, W. W. (1980). Japan, Fukuda Doctrine, and ASEAN. Contemporary Southeast Asia.

Indonesia, Japan set to discuss Jakarta-Surabaya railway project. (2017, January 16). Retrieved
April 18, 2017, from Today Online:
http://www.todayonline.com/world/asia/indonesia-japan-set-discuss-jakarta-
surabaya-railway-project

Jakti, H. U. (1995). Ekonomi Politik Internasional di Asia Pasifik. Jakarta: Erlangga.

Ministry of Foreign Affairs of Japan. (2014). TREATY OF MUTUAL COOPERATION AND


SECURITY BETWEEN JAPAN AND THE UNITED STATES OF AMERICA.
Retrieved April 9, 2017, from Ministry of Foreign Affairs of Japan:
http://www.mofa.go.jp/region/n-america/us/q&a/ref/1.html

Silalahi, U. (2012). Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT Refika Aditama.

The Jakarta Post. (2017, March 27). Japan selected as partner for Jakarta-Surabaya railway
project. Retrieved from The Jakarta Post:
http://www.thejakartapost.com/news/2017/03/27/japan-selected-as-partner-for-
jakarta-surabaya-railway-project.html

12

You might also like