You are on page 1of 10

KEBUDAYAAN PAPUA

Rumah adat orang Papua yang disebut dengan Honai tersebut ternyata tidak hanya berfungsi
sebagai tempat tinggal saja akan tetapi sebagai tempat untuk menyimpan hasil ladang seperti ubi
manis dan umbi-umbian lain.  Jika pesta bakar batu (tradisi memasak makanan di dalam tumpukan
batu panas secara bersama-sama) tiba, penduduk setempat tinggal mengambil cadangan makanan
utama mereka di dalam Honai.
Pakaian adat Papua.

1. Koteka

Koteka merupakan bagian dari pakaian adat Papua yang berfungsi untuk menutupi kemaluan
penduduk pria asli Papua, sementara bagian tubuh lainnya dibiarkan terbuka sehingga nyaris
telanjang. Koteka, secara harfiah memiliki makna sebagai pakaian. Koteka juga disebut
dengan horim atau bobbe.

Koteka terbuat dari bahan kulit labu air yang telah dihilangkan biji dan buahnya. Labu air
yang dipilih harus yang sudah tua karena labu yang tua jika dikeringkan mempunyai tekstur
yang keras dan awet. Labu tua tersebut ditanam di dalam pasir atau tanah kemudian dibakar
agar lebih mudah untuk mengeluarkan biji dan buahnya. Setelah berhasil dikeluarkan biji dan
buahnya, labu dikeringkan dengan cara diangin-anginkan di atas perapian.

2. Baju Kurung

Baju kurung merupakan pakaian adat Papua yang digunakan oleh para wanita sebagai atasan.
Bahan dari baju kurung adalah kain beludru. Baju kurung mendapatkan pengaruh dari budaya
luar Papua dan banyak dipakai oleh perempuan di Manokwari. Anda akan menemukan
wanita Papua di Papua bagian Barat juga banyak yang mengenakan baju ini untuk acara adat.

Wanita yang mengenakan baju kurung ini memadupadankan penampilannya dengan rok
rumbai. Tidak jarang para wanita menggunakan aksesoris tambahan saat mengenakan baju
kurung ini. Hiasan rumbai bulu yang melingkar di pinggang, lengan, dan tepi leher.
Kombinasi baju kurung, rok rumbai, dan hiasan rumbai bulu biasanya ditambahkan beberapa
perlengkapan lain agar tampak lebih serasi. Adanya gelang dan kalung yang terbuat dari biji-
bijian yang keras dan penutup kepala yang terbuat dari bulu burung.

3. Rok Rumbai

Rok rumbai merupakan bawahan yang menutupi bagian tubuh bawah wanita Papua. Biasanya
rumbai digunakan secara berpasangan dengan baju kurung. Rok rumbai terbuat dari bahan
daun sagu yang telah dikeringkan kemudian dirajut dengan rapi hingga membentuk sebuah
rok.

Rok rumbai biasanya digunakan oleh penduduk di wilayah pegunungan tengah atau dekat
pesisir pantai. Beberapa kelompok yang masih menggunakan rok rumbai ini adalah Yapen,
Sentani, Enjros, Nafri, Biak Numfor, dan Tobati.

Meski pada umumnya rok digunakan oleh wanita, namun beberapa pria di Papua juga
mengenakan rok berumbai-rumbai ini pada saat diadakan acara adat. Meski tidak begitu
banyak, Grameds tidak perlu terkejut sewaktu melihat saat berkunjung ke Papua.

Cara penggunaan rok rumbai untuk wanita dan pria berbeda. Jika seorang pria mengenakan
rok rumbai, maka dia tidak mengenakan baju kurung seperti wanita. Jika seorang pria
mengenakan koteka, biasanya wanita mengenakan rok rumbai tanpa baju kurung. Bagian
tubuh atas mereka disamarkan oleh tato bermotif flora dan fauna yang tintanya terbuat dari
bahan alami.

4. Pakaian Sali
Untuk mengenali seorang gadis masih lajang atau sudah menikah, bisa dikenali dengan
pakaian yang dikenakan. Pakaian Sali merupakan pakaian yang hanya boleh digunakan oleh
para gadis. Baju Sali ini dapat digunakan untuk melakukan kegiatan sehari-hari. Wanita yang
sudah menikah tidak diperbolehkan memakaian pakaian adat ini.

Grameds tidak akan mengira bahwa pakaian ini terbuat dari kulit pohon pilihan atau daun
sagu yang kering. Salah satu kriterianya kulit pohon harus berwarna coklat supaya pakaian
yang dihasilkan tampak sempurna, menarik, dan sedap dipandang. Karena jika dilihat sekilas,
pakaian adat ini tampak seperti kain jahitan saat dipakai oleh para gadis Papua.

Sali digunakan dengan cara melilitkannya ke bagian tubuh dan diatur agar bagian dalam lebih
panjang dibandingkan bagian luar.

5. Pakaian Adat Yokal

Siapa yang mengira kalau hanya terdapat pakaian untuk para perempuan yang masih gadis
saja? Dalam budaya Papua, perempuan yang sudah menikah juga disediakan pakaian khusus.
Fungsinya jelas, pakaian ini untuk menutupi tubuh wanita bagian atas dan hanya boleh
dikenakan oleh mereka yang sudah menikah.

Pakaian Yokal terbuat dari kulit pohon yang berwarna mencolok coklat tanah atau
kemerahan. Pakaian ini dibuat dengan cara dianyam dan dililitkan memutari tubuh wanita.

6. Baju Kain Rumput


Pakaian adat ini merupakan pakaian yang sudah mendapatkan sentuhan modern. Baju kain
rumput dapat digunakan oleh laki-laki maupun perempuan.

Pakaian ini dibuat dengan menggunakan bahan dasar pucuk daun sagu yang sudah
dikeringkan. Daun sagu yang digunakan sebagai bahan harus diambil saat air laut sedang
pasang. Daun sagu yang sudah diambil kemudian dikeringkan lalu direndam sebelum
dianyam.

Daun tersebut kemudian dianyam dengan menggunakan bantuan alat berupa kayu sepanjang
satu meter. Kayu tersebut berfungsi untuk mengaitkan ujung-ujung tali. Tali tersebut terbuat
dari rumput-rumput, yang sebelumnya telah dikeringkan, yang dipilin menjadi satu.

7. Tato Alami

Tidak jarang kita temui gambar atau tato pada tubuh orang Papua. Tato tersebut berfungsi
untuk menutupi tubuh bagian atas penduduk Papua. Hal ini lantaran terkadang penduduk
Papua tidak mengenakan pakaian atas.

Menurut catatan sejarah, tato di Papua diperkirakan sudah ada sejak 3000 tahun yang lalu.
Adalah orang-orang Austronesia dari Asia yang membawa tradisi tato ini ke Papua. Konon,
tato itu dibuat bahan arang berbahan kayu yang dipirolisis bersamaan dengan getah pohon.

Saat ramuan getah dan arang dirasa sudah cukup untuk dicampurkan dengan bahan lain, duri
sagu atau tulang dicelupkan ke dalamnya untuk ditusukkan ke pipi, dada, kelopak mata, betis,
bagian belakang tubuh, dan pinggul.

Tato juga digunakan oleh pengantin pria agar tampak lebih tampan dan perkasa. Oleh karena
itu tato pada pria bermotif buaya, ular, burung kasuari, atau ikan gergaji. Sementara
pengantin wanita memakai tato untuk menambah kecantikan. Motif tato untuk pengantin
wanita biasanya burung cendrawasih, belut, atau ikan sembilang. Selain itu, tato juga
digunakan untuk menunjukkan simbol kecantikan, kekuasaan, atau status sosial seseorang.
TARIAN KHAS PAPUA

Tari Sajojo

Tak hanya di Papua, Tari Sajojo sangatlah populer di wilayah Nusantara. Tarian ini
menggambarkan pergaulan antarsuku yang ada di Papua. Tari Sajojo juga dikenal sebagai
tari penyambutan. Para penari akan menari dengan cara melompat dan menghentak-
hentakkan kakinya.
MAKANAN KHAS PAPUA

1. Kue Lontar

Yang paling dikenal orang sebagai salah satu kuliner khas Papua yaitu kue lontar. Jangan
heran kalau bentuknya mirip dengan pie susu atau cheesetart yang lagi hits sekarang ini.
Papua sudah lebih dulu membuat kreasi bentuk seperti ini dengan olahan susu dan gula.
2. Ikan Bakar Manokwari

Namanya saja sudah Ikan Bakar Manokawari, tentu makanan khas Manokwari, Papua ini
wajib kamu coba langsung sensasinya. Menu ini biasa ditemukan di warung-warung atau
rumah makan pinggir jalan, di mana cita rasa ikan tongkol diberi sambal khas Papua yang
pedas. Dimakan bareng nasi putih hangat pasti enak, nih!

3. Ikan Bungkus
Image: Uncentillion

Wah kalau kamu sudah menyantap ikan bungkus khas Papua, pasti ketagihan! Ikan ini
disajikan dengan bumbu teramat kaya akan rempahnya, sehingga terasa begitu wangi dan
nikmat. Proses pembuatannya pun cukup lama karena dibakar di atas api kecil agar semua
bumbu meresap ke dalam daging.

4. Sagu Lempeng

Sagu Lempeng merupakan kue yang sangat umum ditemukan di daratan Papua, bahkan dapat
kamu cari di setiap sisi kota. Warga sekitar biasa menikmati ini bersama secangkir teh atau
kopi hangat sambil bersantai di sore hari. Tapi jangan kaget ya jika gigitan pertamamu terasa
sangat keras, karena inilah yang menjadi ciri khas Sagu Lempeng!

5. Papeda

Siapa yang tak kenal dengan Papeda? Makanan ini begitu digemari warga sekitar dan bikin
wisatawan penasaran karena tampilannya yang kental dan unik. Makanan ini terbuat dari
bahan dasar tepung sagu sehingga tak heran jika teksturnya kental. Selain itu cara makannya
dengan menggulung makanan menggunakan gata-gata (terbuat dari bambu), baru hidangan
siap disantap. Jangan khawatir, kandungannya baik untuk kesehatan, lho!

6. Udang Selingkuh
Image: Trivia

Siapa bilang cuma manusia yang bisa selingkuh, ternyata udang juga bisa! Di Papua Barat,
udang dengan bentuk besar seperti kepiting ini dimasak hingga dinamakan Udang Selingkuh.
Hal ini karena bentuk capitnya yang menyerupai kepiting, sehingga disebut seakan selingkuh
dari identitasnya. Menarik buat dicoba, nih!

7. Sate Ulat Sagu

Nah ini dia salah satu makanan yang bikin wisatawan tercengang. Beranikah kamu mencoba
sate ulat sagu kalau bertandang ke Papua? Namun biarpun begitu, kandungannya teramat
sehat, lho! Makanan ini dapat meningkatkan energi dengan kadar kolesterol yang rendah.
Konon katanya, cita rasa sate ulat sagu ini terasa manis dan asin, serta dengan tekstur yang
tak perlu ditanya lagi. Begitu kenyal!

8. Kue Bagea

Kalau satu ini merupakan oleh-oleh wajib khas Papua. Yap, abon gulung! Jangan lupa untuk
sempatkan diri mencoba nikmatnya kelembutan abon yang digulung dengan berbagai isian
lagi, seperti ayam, cokelat, stroberi, dan masih banyak lagi. Sedangkan jika dilihat dari
bentuk, kue ini hampir serupa dengan bolu gulung namun terbuat dari bahan yang berbeda.

9. Sarang Semut
Image: Solo Pos

Sesuai namanya, bentuk makanan khas Papua ini mirip dengan sarang semut yang biasa
ditemukan di sela-sela bebatuan. Sarang semut merupakan sebuah tanaman yang banyak
diburu oleh wisatawan karena kandungannya yang sangat menyehatkan. Bisa dibilang,
makanan ini berupa obat yang dapat mengobati beberapa penyakit.

10. Sambal Colo-colo

Kalau kota lain punya sambal yang beragam cita rasanya, kamu juga akan menemukan
sebuah samabl bernama Colo-colo. Asal dari sambal ini sebenarnya berasal dari kota Ambon
dan Manado. Namun menariknya, sambal ini begitu familiar di Papua dan banyak yang
mencarinya di sini. Bagaimana nggak, rasa pedasnya sungguh khas, serta memiliki sedikit
rasa asam dari kandungan jeruk nipis.  Rasa pedasnya sungguh khas, serta terasa sedikit asam
dari jeruk nipis.

SENJATA TRADISIONAL PAPUA

 Belati dari Tulang Kasuari. Belati ini biasanya berbahan dasar tulang burung kasuari,
hewan yang banyak terdapat di Papua. ...
 Busur dan Panah Beracun. Senjata khas Papua lainnya adalah busur dan panah. ...
 Kapak Batu. ...
 Tombak 4 MeteR
5-

You might also like