You are on page 1of 17

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN CEPHAL HEMATOMA

Tanggal 31-5 Februari 2022

Oleh:

ALDA
NIM 1114190632

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


STIKES DARUL AZHAR BATULICIN
TAHUN 2021/2022
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN CEPHAL HEMATOMA

Tanggal 31-5 Februari 2022

Oleh:

ALDA

NIM 1114190632

Laporan ini untuk Memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Anak

Banjar baru, Februari 2022

Mengetahui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

( ) Arini S.Kep.,Ns

NIK. 89 001 2 17
A. PENGERTIAN
Menurut (Yeyeh, 2017) Cephal hematoma adalah mengacu pada pengumpulan
darah di atas tulang tengkorak yang disebabkan oleh perdarahan subperiosteal dan
berbatas tegas pada tulang yang bersangkutan dan tidak melampaui sutura-sutura
sekitarnya, sering ditemukan pada tulang temporalis dan perietal. Kelainan dapat
terjadi pada persalinan biasa, tetapi lebih sering pada persalinan lama atau persalinan
yang diakhiri dengan alat, sepertiekstraksi cunam atau vakum. (Ai Yeyeh Rukiah
dalam buku Asuhan Neonatus, Bayi, dan Anak Balita.
Menurut (Dwi maryanti, 2018) Cephal hematoma adalah suatu perdarahan
subperiostal tulang tengkorak berbatas tegas pada tulang yang bersangkutan dan tidak
melewati sutura. Akibatnya timbul timbunan darah di daerah subperiostyang dari luar
terlihat sebagai benjolan.
Menurut (Vivian Nanny, 2016) Cephal hematoma adalah pembengkakkan
pada daerah kepala disebabkan karena adanya penumpukan darah akibat perdarahan
pada subperiostium.

B. ETIOLOGI
Menurut (Prawiraharjo, 2018) Adapun penyebab terjadinya cephal hematoma yaitu :
1. Persalinan lama
Persalinan yang lama dan sukar, dapat menyebabkan adanya tekanan tulang
pelvis ibu terhadap tulang kepala bayi, yang menyebabkan robeknya pembuluh
darah.
2. Tarikan vakum atau cunam
Persalinan yang dibantu dengan vacuum atau cunam yang kuat dapat
menyebabakan penumpukan darah akibat robeknya pembuluh darah yang
melintasi tulang kepala ke jaringan periosteum.
3. Kelahiran sungsang yang mengalami kesukaran melahirkan kepala bayi.

C. PATOFISIOLOGI
Menurut (Prawihardjo,2018) Patofisiologi terjadinya cephal hematoma adalah sebagai
berikut:
 Cephal hematoma terjadi akibat robeknya pembuluh darah yang melintasi
tulang kepala ke jaringan periosteum. Robeeknya pembuluh darah ini dapat
terjadi pada persalinan lama. Akibat pembuluh darah ini timbul timbunan
darah didaerah sub peiosteal yang dari luar terlihatbenjolan.
 Bagian kepala yang hematoma biasanya berwarna merah akibat adanya
penumpukan darah didaerah sub periosteum.

D. PATHWAY

Cephal hematoma

Tekanan jalan lahir, moulage


terlalu keras, partus dengan
tindakan

Pembuluh darah robek Trauma jaringan perinatal

Indurasi Gangguan rasa nyaman

Resiko Infeksi

Ansietas
(anak dengan orangtua)
E. MANIFESTASI KLINIS
Menurut (Vivian Nanny, 2017) Tanda dan gejala yang muncul pada bayi dengan
cephal hematoma sebagai berikut.
• Kepala tampak bengkak dan berwarna merah
• Tampak benjolan dengan batas yang tegas dan tidak melampaui tulang
tengkorak
• Pada perabaan terasa mula-mula keras kemudian menjadi lunak
• Benjolan tampak jelas ±6 sampai 8 setelah lahir
• Benjolan membesar pada hari kedua atau ketiga
• Benjolan akan menghilang dalam beberapa minggu.
• Benjolan cephal hematom tampak berbentuk benjolan difus, berbatas tegas,
tidak melampaui sutura karena periosteal tulang berakhir di sutura
• Pada perabaan teraba adanya fluktuasi karena merupakan suatu timbunan
darah yang letaknya dirongga subperiosteal yang sifat terjadinya perlahan-
lahan
• Benjolan biasanya tampak didaerah tulang parietal, kadang-kadang di temukan
ditulang frontal
• Benjolan dapat bersifat soliter atau multipel

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Menurut (Dwi Maryanti, 2018) Pada pasien bayi dengan cephal hematoma,
apabila dicurigai terjadi fraktur tulang tengkorak, harus dilakukan pemeriksaan seperti
foto torak. Dan lakukan pemeriksaan radiologik apabila dicurigai terdapat gangguan
susunan saraf pusat, seperti tampak benjolan yang sangat luas.
Semakin bertambahnya ukuran cephal hematoma dan bukti lain yang menunjukkan
perdarahan ekstensi merupakan indikasi untuk melakukan pemeriksaan tambahan
termasuk pembuatan fotokranium dan pemeriksaan faktor-faktor pembekuan, karena
bayi tersebut dapat saja mempunyai kelainan pembekuan darah.
Pemberian radiologik (CT-SCAN) pada cephal hematoma hanya dilakukan
jika ditemukan adanya gejala susunan saraf pusat atau pada cephal hematoma yang
terlalu besar disertai dengan adanya riwayat kelahiran kepala yang sukar dengan atau
tanpa tarikan cunam yang sulit ataupun kurang sempurna.
G. PENATALAKSANAAN MEDIS
Menurut (Suwardi, 2017) yaitu sebagai berikut :
1) Beri vitamin K1, 1 mg dosis tunggal secara Intramuskular
2) Ambil darah untuk pemeriksaan golongan darah, reaksi silang dan beri transfusi
darah bila diperlukan
3) Monitor lingkar kepala setiap 6 jam
4) Jika LK bertambah menunjukkan bayi syok (akral dingin, pucat, denyut jantung
lebih dari 160 x/m, kesadaran menurun)
5) Infus RL 20 mL/kg dalam waktu 10 menit, ulangi bila belum membaik
6) Ukur kadar Hb, ulangi 24 jam kemudian. Bila Hb <13 g/dl, HMT <40%, transfusi
darah
7) Bila syok teratasi, berikan minum (menetek/ASI peras). Bila minum kurang,
berikan infus sesuai kebutuhan.
Adapun Menurut (Yeyeh Rukiah, 2018) Penatalaksanaan medis Cephal
hematoma dapat sembuh dalam waktu 2 minggu hingga 3 bulan, teragantung pada
ukuran perdarahannya atau tergantung dari besar kecilnya benjolan. Pada neonatus
dengan cephal hematoma tidak diperlukan pengonatan, namunperlu dilakukan
fototerapi untuk mengatasi hiperbilirubinemia. Tindakan insisi dan drainase
merupakan kontraindikasi karenadimungkinkan adanya risiko infeksi. Kejadian
cephal hematoma dapat disertai fraktur tengkorak, koagulopati, dan perdarahan
intrakranial.
H. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Pengkajian atau pengumpulan data dasar adalah mengumpulkan semua data
yang dibutuhkan untuk mengevaluasi keadaan pasien. Merupakan langkah pertama
untuk mengumpulkan semua informasi yang akurat dari semua sumber yang berkaitan
dengan kondisi pasien (Ambarwati, 2018) meliputi :
a. Data Subyektif
Yaitu informasi yang dicatat mencakup identitas, keluhan yang diperoleh dari
hasil wawancara langsung kepada pasien atau klien (anamnesis) atau dari keluarga
(Hidayat, 2017).
1) Biodata pasien
a) Nama bayi
Digunakan untuk membedakan antar bayi satu dengan yang lain.
b) Umur
Untuk menginterpretasi apakah data pemeriksaan klinis bayi
tersebut normal sesuai dengan umurnya
c) Tanggal/jam lahir
Untuk mengetahui kapan bayi lahir
d) Berat badan/panjang badan
Untuk mengetahui berat badan bayi, mengidentifikasi dan
mengantisipasi masalah yang berhubungan dengan berat lebih
rendah dan untuk mengukur panjang badan bayi. Normal berat
badan bayi adalah 2500 – 4000 gram, dan panjangnya 48-52 cm.
e) Jenis kelamin
Untuk penilaian data pemeriksaan klinis, misalnya nilai-nilai baku,
insiden seks, penyakit-penyakit seks.
f) Nama ibu / ayah
Nama jelas dan lengkap, agar tidak keliru dengan orang lain
g) Umur
Untuk menambah keakuratan data
h) Pekerjaan
Guna untuk mengetahui dan mengukur tingkat sosial ekonominya,
karena ini juga mempengaruhi dalam gizi pasien tersebut
i) Agama dan suku bangsa
Untuk memantapkan identitas serta untuk mengetahui perilaku
seseorang tentang kesehatan dan penyakit yang sering berhubungan
dengan agama dan suku bangsa
j) Pendidikan
Berperan dalam pendekatan selanjutnya sesuai tingkat
pengetahuannya
k) Alamat
Ditanyakan untuk mempermudah kunjungan rumah bila
diperlukan
2) Keluhan utama
Keluhan utama adalah keluhan yang harus dinyatakan dengan singkat
dan menggunakan bahasa yang dipakai si pemberi keterangan (Varney,
2017).
Keluhan utama pada bayi baru lahir dengan cephal hematoma adalah
keluarga dan tenaga kesehatan mengatakan terdapat pembengkakan dan
luka pada kepala (Surasmi, 2017).
3) Riwayat kesehatan
a) Riwayat kesehatan sekarang
• Imunisasi TT
Untuk melindungi janin yang akan dilahirkan dari infeksi
tetanus neonatorum
• HPHT
Sesuai dengan hukum naegele, yaitu hari pertama haid
terakhir ditambah 7 hari dikurangi 3 bulan ditambah 1 tahun.
Untuk mengetahui umur kehamilan
• HPL
Untuk mengetahui taksiran persalinan
b) Riwayat penyakit saat kehamilan
Data-data diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya
penyakit yang diderita pada saat hamil dan yang akan berpengaruh
pada bayi yang dilahirkan
c) Riwayat kesehatan keluarga
Dikaji untuk mengetahui apakah dalam keluarga terdapat riwayat
penyakit menurun seperti hipertensi, jantung, asma dan lain-lain.
Dan untuk mengetahui apakah dalam keluarga terdapat riwayat
penyakit menular seperti TBC, hepatitis, HIV / AIDS.
4) Riwayat persalinan
Tanggal persalinan, jenis persalinan, jenis kelamin bayi, keadaan bayi
meliputi PB, BB, penolong persalinan. Hal ini dikaji untuk mengetahui
apakah proses persalinan mengalami kelainan atau tidak
5) Riwayat keturunan kembar
Untuk mengetahui apakah dalam keluarga ada riwayat keturunan kembar
6) Riwayat operasi
Untuk mengetahui apakah sebelumnya pernah melakukan tindakan bedah
atau operasi

b. Data Obyektif
Pencatatan dilakukan dari hasil pemeriksaan fisik, pemeriksaan khusus kebidanan,
data penunjang
1) Pemeriksaan khusus
Dilakukan dengan pemeriksaan apgar score pada menit pertama, kelima dan
kesepuluh untuk mengetahui gejala sisa, meliputi :
Appearance (warna kulit), Pulse rate (frekuensi nadi), Grimace (reaksi
rangsang), Activity (tonus otot), Respiration (Pernafasan)
2) Pemeriksaan Umum
a) Keadaan umum
Untuk mengetahui keadaan umum baik, sedang, lemah dari pasien. Pada
kasus bayi baru lahir dengan cephal hematoma, keadaan umumnya adalah
sedang.
b) Kesadaran
Untuk mengetahui kesadaran bayi meliputi tingkat kesadaran (sadar penuh
yaitu memberikan respon yang cukup terhadap stimulus yang diberikan,
apatis yaitu acuh tak acuh terhadap keadaan sekitarnya, gelisah yaitu tidak
responsive terhadap rangsangan ringan dan masih memberikan respon
terhadap rangsangan yang kuat, koma yaitu tidak dapat bereaksi terhadap
stimulus atau rangsangan apapun) gerakan yang ekstrem dan ketegangan
otot. Pada kasus bayi baru lahir dengan cephal hematoma dengan
tangisannya yang kuat menunjukkan kesadaran composmentis
c) Tanda-tanda vital, meliputi:
1) Nadi
Untuk mengetahui jumlah denyut nadi bayi dalam satu menit, sehingga
diketahuin normal atau tidaknya nadi bayi tersebut. Normalnya yaitu
120-160 kali /menit.
2) Pernafasan
Pernafasan, pernafasan BBL normal 30-60 per menit, tanpa retraksi dada
dan tanpa suaru merintih pada fase ekspirasi.
3) Suhu
Untuk mengetahui bayi hipotermi atau tidak. Suhu bayi normalnya
adalah 36,5 – 37,5 o C.

3) Pemeriksaan Fisik
a) Kepala
Periksa sutura, molase, caput succedaneum, cephal hematoma, hidrosefalus,
ubun-ubun besar, ubun-ubun kecil.
Pada kasus bayi baru lahir dengan cephal hematoma, pada kepala teraba
benjolan, berwarna merah dan agak basah.
b) Mata
Keluar nanah, bengkak pada kelopak mata, perdarahan subkonjungtiva dan
kesimetrisan.
c) Hidung
Periksa kebersihannya
d) Telinga
Untuk memeriksa posisi telinga, apakah bayi terkejut / menangis dalam
reaksi terhadap bunyi yang keras.
e) Mulut
Adakah kemungkinan adanya kelainan kongenital labio palatoskisis, trush,
sianosis, mukosa kering / basah (Sudarti
f) Leher
Adakah pembesaran kelenjar tyroid, adakah keretakan pada clavikula
(normal, rata atau tanpa gumpalan di sepanjang tulang simetris)
g) Dada
Periksa bentuk dada, putting susu, bunyi jantung dan pernafasan.
h) Abdomen
Penonjolan sekitar tali pusat saat menangis, perdarahan tali pusat, dinding
perut, adanya benjolan, gastroskisis, omlfalokel, bentuk.
i) Kulit
Memeriksa adanya laserasi, tanda lahir, ruam, mongolian, memar dan setiap
trauma kelahiran.
j) Genetalia
Kelamin laki-laki : Testis berada dalam, penis berlubang, dan ada di ujung
penis. Kelamin perempuan : Vagina, uretra berlubang, labia mayora dan labia
minora.
k) Ekstremitas
Adakah kelainan seperti polidaktili atau sinidaktili, adakah tulang yang retak
misalnya clavikula.
l) Tulang punggung
Adakah kerusakan yang terlihat misalnya masa, lekuk atau tonjolan
m) Anus
Berlubang atau tidak, fungsi spingter ani.

4) Pemeriksaan Reflek
a) Reflek morro
Tangan pemeriksa menyangga pada punggung dengan posisi 45 derajat,
dalam keadaan rileks kepala dijatuhkan 10 derajat, normalnya akan terjadi
abduksi sendi bahu dan ekstensi lengan
b) Reflek rooting
Yaitu mencari putting susu dengan rangsangan taktil pada pipi dan daerah
mulut.
c) Reflek walking
Yaitu bayi akan menunjukkan respon berupa gerakan berjalan dan kaki akan
bergantian dari fleksi ke ekstansi.
d) Reflek grasping
Bayi akan menggenggam dengan kuat saat pemeriksa meletakkan jari
telunjuk pada palmar yang ditekan dengan kuat.
e) Reflek sucking
Reflek mengisap dan menelan yaitu dilihat pada waktu bayi menyusu.
f) Reflek tonic neck
Letakkan bayi dalam posisi terlentang, putar kepala ke satu sisi dengan badan
ditahan, ekstremitas terekstensi pada sisi kepala yang diputar, tetapi
ekstremitas pada sisi lain fleksi. Pada keadaan normal, bayi akan berusaha
untuk mengambilan kepala ketika diputar ke sisi pengujian saraf asesori.
5) Pemeriksaan Antropometri
a) Lingkar kepala
Pengukuran ini dilakukan dengan meletakkan pita melingkar pada lingkar
oksipito-frontal. Pengukuran yang dicatat adalah rata-rata dari tiga kali
pengukuran, normalnya pada bayi adalah 32-37 cm.
b) Lingkar dada
Deteksi dini bayi berat lahir rendah, normalnya adalah 30-38 cm.
c) Berat badan
Menimbang berat badan tujuannya untuk mengetahui pertumbuhan bayi
sehingga diketahu normal atau tidaknya petumbuhannya. Berat badan normal
bayi adalah 2500 sampai 4000 gram.
d) Panjang badan
Bervariasi, antara 48-52 cm.
6) Pola Eliminasi
Bayi baru lahir normal biasanya BAK lebih dari enam kali per hari. Dicurigai
diare apabila frekuensi meningkat, tinja hijau atau mengandung lender atau
darah.
7) Data Penunjang
Data yang diperoleh dari pemeriksaan laboratorium. Pada kasus bayi dengan
cephal hematoma dilakukan pemeriksaan penunjang CT-scan kepala apabila
ditemukan fraktur tulang tengkorak.

I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosis yang mungkin muncul pada kasus Cephal hematoma yaitu sebagai berikut:
1. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan trauma jaringan perinatal
2. Ansietas (anak dengan orangtua) berhubungan dengan ketidaktahuan status
kesehatan anak
3. Resiko infeksi berhubungan dengan adanya indurasi

J. PERENCANAAN
1) Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan trauma jaringan perinatal
Tujuan :
Anak akan menunjukkan berkurangnya rasa ketidaknyamanan.
Kriteria hasil :
1) Anak tidak rewel
2) Anak tidak terus menangis
3) Tanda-tanda vital dalam batas normal
Intervensi:
1) Kaji ekspresi anak (diam, rewel, menangis terus menerus, dan
lainnya).
Rasional:
Memberikan data dasar untuk menentukan dan mengevaluasi
intervensi yang diberikan.
2) Kurangi jumlah cahaya lampu, kebisingan, dan berbagai stimulus
lingkungan lainnya dalam anak.
Rasional:
Stimulus demikian dapat mengganggu anak yang mengalami cedera,
karena dapat meningkatkan tekanan intrakranial.
3) Kaji tanda-tanda vital
Peningkakatan frekuensi nadi, peningkatan, atau penurunan
frekuensi pernapasan, atau diforesis menunjukkan
ketidaknyamanan.
4) Kolaborasi : berikan analgesik sesuai kebutuhan nyeri
Rasional :
Mengurangi nyeri dan spasme otot.
2) Ansietas (anak dengan orangtua) berhubungan dengan ketidaktahuan status
kesehatan anak
Tujuan:
Anak dan orangtua akan menunjukkan kecemasan berkurang
Kriteria hasil:
1) Menunjukkan pengurangan rasa agitasi
2) Mengajukan pertanyaan yang tepat sehubungan dengan penyakit dan
penanganan.

Intervensi:

1) Jelaskan tentang tujuan semua tindakan keperawatan yang dilakukan dan


bagaimana tindakan dilakukan
Rasional:
Dengan mengetahui tindakan apa yang akan dilakukan sebelum
melaksanankan prosedur dan mengapa prosedur tersebut dilakukan
membantu mengurangi kecemasan.
2) Ijinkan orang tua tetap menemani anak, bergantung pada keadaan anak.
Rasional:
Dengan mengijinkan orangtua menemani anak memberi dukungan
emosional akan memberikan ketenganan pada anak. Kecemasan orangtua
akan berkurang dengan mengijinkan mereka memantau dan berpartisipaso
dalam perawatan anak.
3) Berikan informasi akurat, konsisten mengenai progniosis
Rasional:
Dapat menurunkan ansietas dan memungkinkan pasien membuat
keputusan atau pilihan sesuai realita.

3) Resiko infeksi berhubungan dengan adanya indurasi


Tujuan:
Anak akan menunjukkan tidak adanya tanda atau gejala infeksi.
Kriteria hasil :
1) Suhu tubuh kurang dari 37oC
2) Tidak ada drainase dari luka (cephal hematom)
3) Tidak ada tanda-tanda infeksi
4) Sel darah putih dalam batas normal sesuai dengan usia.

Intervensi:

1) Kaji keadaan indurasi pada anak


Rasional:
Mengidentifikasi adanya infeksi secara dini
2) Pantau suhu tubuh anak setiap 4 jam
Rasional:
Hipertermi merupakan suatu tanda infeksi
3) Kaji tanda dan gejala meningitis, termasuk kakuk kuduk, peka rangsangan,
demam, muntah, dan kejang-kejang
Rasional:
Meningitis merupakan komplikasi yang mungkin terjadi pada setiap
kejadian cephal hematom walaupun jarang.
4) Ganti balutan indurasi (jika ada) dan gunakan teknik sterilisasi
Rasional:
Mencegah masuknya bakteri dan mengurangi infeksi.

K. EVALUASI
Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan klien dalam mencapai tujuan. Hal
ini dapat dilaksanakan dengan mengadakan hubungan dengan klien berdasarkan respon
klien terhadap tindakan keperawatan yang diberikan sehingga perawat dapat mengambil
keputusan,
1) Mengakhiri tindakan keperawatan (klien telah mencapai tujuan yang ditetapkan).
2) Memodifikasi rencana tindakan keperawatan (klien memerlukan waktu yang lebih
lama untuk mencapai tujuan).
DAFTAR PUSTAKA
Yeyeh, 2017. Definisi Cephal Hematoma.(https://google.scholar) Diakses Pada Tanggal 30
Januari 2022

Dwi Maryanti, 2018. Definisi Cephal Hematoma. (https://google.scholar) Diakses Pada


Tanggal 30 Januari 2022

Vivian Nanny, 2016. Definisi Cepham Hematoma. (https://google.scholar) Diakses Pada


Tanggal 30 Januari 2022

Prawiraharjo, 2018. Etiologi Cephal Hematoma. (https://google.scholar) Diakses Pada


Tanggal 30 Januari 2022

Prawiraharjo, 2018. Patofisiologi Cephal Hematoma. (https://google.scholar) Diakses Pada


Tanggal 30 Januari 2022

Vivian Nanny, 2017. Manifestasi Klinis Pada Cepham Hematoma. (https://google.scholar)


Diakses Pada Tanggal 30 Januari 2022

Dwi Maryanti, 2018. Pemeriksaan Penunjang Cephal Hematoma. (https://google.scholar)


Diakses Pada Tanggal 30 Januari 2022

Suwardi, 2017. Penatalaksanaan Medis. (https://google.scholar) Diakses Pada Tanggal 30


Januari 2022

Ambarwati, 2018. Pengkajian Pada Cephal Hematoma. (https://google.scholar) Diakses


Pada Tanggal 31 Januari 2022

Hidayat, 2017. Data Subjektif Pada Cephal Hematoma. (https://google.scholar) Diakses


Pada Tanggal 31 Januari 2022

Varney, 2017. Keluhan Utama Pada Cephal Hematoma. (https://google.scholar) Diakses


Pada Tanggal 31 Januari 2022
Surasmi, 2017. Keluhan Utama Pada Cephal Hematoma. (https://google.scholar) Diakses
Pada Tanggal 31 Januari 2022

You might also like