You are on page 1of 6
IK Vol 04/No.03/September/2009 HUBUNGAN ANTARA KUALITAS HIDUP DENGAN PRESTASI BELAJAR PADAMURID SEKOLAH DASAR TIGA TAHUN PASCAGEMPA Novi Cahyaningrum trawati, Sri Warsini, Fitri Haryanti Program Studi limu Keperawatan, FK UGM, Yoayakarta ABSTRACT Background: The 27"May 2006 earthquake had struck Yoyyahats sind Cen Juve regions. ‘The earthquake which was experienced by chidren affects all aspect of ther life, include ‘quality of life and academic achievement. Objective: To identify the relationship between qualiy of life and academic achievement three years post earthquake in SUN Panjangrejo | dan SON Il Padokan. Method: The study used a cross sectional design that was done to 123 of S* grade students, in SDN Panjangrejo | and SON ll Padokan on June 2009. The data was collected using quality of Me questionnaire made by researcher from qualty of Me's theory. The data was analyzed by slatistic technique of non-parametric correlation test of Spearman Rank and Mann Whitney. Result: The results of the study showed that 62 respondents (56,9%) had @ good quality of life and 47 respondents (43.1%) had a bad qualty of lif. A number of 53 rasnondents (48.6%) had a good academic achievement and @ number of 58 respondents (51,4%) hed 2 bad academic achievement. Siatistical analysis showed that relation beetwen quality of Hubungan antera Kualtas Hidup We and academic achievement was resulted significance value (p<0,05) that means quality of le and academic achievement had rolationship. Conclusion: There was a significant relationship between quality of lif Ind academic. achievement three years post earthquake in SDN Panjangrejo | dan SDN Il Padokan, Keywords: quality of lle, PENDAHULUAN Tanggal 27 Mei 2006 telah terjadi gempa tektorik di golatan Yogyakarta. Gompa borkekuatan 6,0SR yang mengguncang Provinsi Daerah Istimewa ‘Yogyakarta (DIY) dan Provinsi Jawa Tengah telah mengakibatkan kerusakan bangunan fisik dan fasilitas umum. Selain menyebabkan kerusakan, ‘gempa juga telah memakan banyak korban jiwa. ‘Anak-anak pun tidak luput menjadi korban gempa bumi. Total anak yang menjadi korban yempa sebanyak 108.905 orang." ‘Anak-anak yang sedang berada dalam fase tumbuh kembang dapat terkena dampak dari bencana. Penelitian yang dipimpin oleh National Center for Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD), memeriksa 177 artikel dengan 80 bencana yang berbede.* Penelilian ini menyatakan bahwa anak usia sekolah secara signifikan lebih mungkin untuk ‘menunjukkan gangguan yang diakibatkan bencana daripada orang dewasa (berturut-turut, 62% dan 39%). Penelitian lain menyatakan bahwa setelah terpapar bencana, ditemukan bahwa anak-anak menunjukkan efek kognitif yang buruk pada beberapa ‘area seperti memor, proses belajar, dan pertorma sekolah? 154 \cademic achievement, post earthquake, primary schoo! student Perubahan lingkungan yang terjad! setelah bencana dan munculnya gangguan yang dialami oleh tenek-anak dapat mempengaruhi Kualitas hidup. | lal ‘ersebut didukung oleh peneltian yang dlakukan oleh Tsai et al.,? bahwa tiga tahun setelah gempa, erkiraan posttraumatic stress symptoms (PTSS) ‘menurun dan kualitas hidup dari korban yang selamat dari gempa bervariasi berdasarkan bagalmana perkembangan PTSS mereka. Penoltian lain yang ‘mendukung yang dliakukan oleh Geyhan & Ceyhart ‘menyatakan bahwa enam tahun setelah terjadinya ‘gempa, terdapat penurunan kualitas hidup dan juga ppenurunan prasiasi akademik cibandingkan dengan kelompok yang tidak mengalami gompa. Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk ‘mengetahui hubungan antara kualitas hidup dengan Prestasi belajar ga tahun pasca gempa pada murid SD di SDN Panjangrejo | dan SDN II Padokan. BAHAN DAN CARA PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian korelasional dengan menggunakan pembanding dan ‘menggunakan rancangan cross sectional. Penelitian dilakukan di SDN Panjangrejo |, Kecamatan Pundong, Bantul dan SDN II Padokan, Kecamatan ‘Kasinan Bantul pada bulan Mei-Juni 2009, dengan populasi penelitian adalah semua murid SDN Panjangrejo | dan SDN II Padokan yang mengalami bencana gempa bumi tanggal 27 Mei 2006 dengan teknik pengambilan sampel menggunakan total ‘sampling. Jumlah sampel yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 109 responden. Pengumpulan data menggunakan kuesioner yang cikembangkan dari teori kualitas hidup pada ‘nak dan dibuat sendiri oleh peneliti. Data hasil Penelitian disajikan dalam distribusi frekuensi dan dianalisis dengan menggunakan teknik horlasi ‘Spearman Rank dan Mann Whaney. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Karakteristik Responden Tabel 1 menunjukkan bahwa sebagian besar responden adalah laki-laki (56%). Sebesar 99 reaponden (90,8%) tidak mempunyai anggota keluarga yang meningeal karena gempa bumi, ‘Sebesar 100 responden (91,7%) tidak mempunyai anggota keluarga yang meninggal dalam wakty jekat. Tabel 1. Karakteristik Respondan SDM Panjangreje | dan EDN Hubungan antara Kualtes Hidup tiga tahun pasca gempa antara SON Panjangrojo | dengan SDN II Padokan. ‘Menurut penelitian yang dilakukan oleh Hagan? cefek bencana pada anak dapat dipengaruhi banyak fektor yen ielipull pengaiaman pribadi,reaks| orang tua, kompetensi perkembangan, jenis kelamin dan tase respons bencana. Keadaan tidak terdapat erbedaan hermakna pada kualitas hidup tiga tahun asca gempa antara SDN Panjangrejo | dengan SDN | Padokan. Hal ini karena responden penelitian ‘mempunyai karakteristiktingkat kelas yana sama yaltu kelas V SD. Adanya kesamaan tingkat kelas {ersebut dapat berarti bahwa responden mempunyai tahap perkembangan yang sama, sehingga ‘mempunyai koping dan roaksi yany suma temnadap ssempa. Terdapat ima dimensi pada kualitas hidup anak Berdasarkan pengukuran yang dilakuukan dengan menggunakan kuesioner kualitas hidup tiga tahun Pasca gempa, didapatkan hasil bahwa total nilai tertinggi adalah dimensi fisik dengan nilai rata-rata 6,40 dan total nilal terendan acalah dimensi Paduka, Tiga Tahun Pasea Gemps, 2003 (n=100) ‘Karaktorisii Responden z % Tenis Retain 6 56 48 4a ‘Koluarga meninggal karona gempa 27 Mei 2006 ‘Ada 10 92 Tidak Ada 88 90.8 Keluarga moninggal csiam waktu dokat ‘Ada 2 283 Tidak Ada = 4100 ou Total 109. 100 ‘Sumber: data primer, 2505 2. Kualitas Hidup Ponalitian tentang paperan gompa buiil dapat 0,05). Dapat dikatakan bahwa tidak terdapat perbedaan bermakna pada kualitas hidup Psikologis dengan nila rata-rata 3,49. Hal terscbut ‘akarenakan gempa merupakan kejadian yang dapat menyebabkan trauma psikologis, terutama pada anak-anak. Trauma psikologis dapat terjadi karena kejadian gompa berlangsung tiba-tiba, yainy dak bisa diprediksi sobelumnya, Berdasarkan Tabel 2 pada karakteristik jenis kelamin didapatkan hasil bahwa mayoritas responden laki-laki dan perempuan mempunyal kualitas hidup baik. Setelah dilakukan analisis statistik dengan chi square didapatkan nilai p=0,024 (©<0,05),11al ini berarti Valnwa ada perbedaan yang Signifikan antara responden laki-laki dan responden 155 IK Vol 04/No.08/September/2009 Tavel 2. Distribusi Kualltes Hidup Berdasarkan Kerakterlstik Respondon hun Pasea Gempa di SON Panjangrajo | dan SDN Il Padokan, 2009 (0109) ‘Kualitas Hidu Karakteristik Responden Se — tom Br Pe Recs ths aa i 2 193 a5 443 SDN Il Padokan. Moye aos ea “Jeni Kelamia Lakisaki 3% 9300250580 Perempusn 2623922014840 Keluarga maninggal Karena gempa 27 Mel 2006 Ada PIC“ He eg. | galth- genoa) Tidak ada $5605 44 40399908 Total 62569 47431108100 ‘Sumbor: data primer, 2008 Terdapat perbedaan yang signifikan antara responden laki-laki dan responden perempuan dalam mempersepsikan kualitas hidup, dapat dimungkinkan arena keadaan psikologis enak yang berbeda antara Perempuan dan laki-laki. Kemungkinan lain adalah perbedaan koping terhadap gempa yang telah terjac, arena tiap anak mempunyal koping yang berbeda serta kemampuan adaptasi yang berbeda. Berdasarkan Tabel 2 pada karakteristk ada atau tidak anggote koluarga yang meningga! karona ‘gempa 27 Mei 2006 didepatkan hasil bahwa 3 dari 7 responden (2,8%) mempunyai kualitas hidup buruk tiga tahun pasca gempa. Penelitian tentang gempa yang dilakukan oleh Basoglu, Salcioglu, & Livanou’ ‘menyatakan bahwa kematian dari anggota keluarga ‘merupakan salah satu hal yang berhubungan dengan traumatic stress symptoms. Selain hel tersebut, tingkat paparan terhadap bencana dan adanya kehilangan anggota keluarga akan meningkatkan kerentanan.* Keadaan yang berhubungan dengan traumatic stress symptoms dan kerentanan merupakan faktor yang dapat mengganggu keadaan psikologis seseorany. Hal ini dapat mempengaruh! kualltas hidup seseorang karena salah satu dimensi kualitas hidup adalah dimensi psikologis. 3. Prestasi Belajar Berdasarkan Tabel 3, didapatkan hasil bahwa 56 dari 109 roeponden (61.4%) mompunyai prostasi belajar yang kurang setelah tiga tahun pasca gempa. Jika dilihat berdasarkan jarak terhadap episenter gempa, SDN Panjangrejo | yang terletak lebih dekat dengan episenter gempa, mayoritas mempunyai prestasi belajar kurang. Setelah dilakuken uji Mann Whitney, didapatkan nilai p=0,133 (p>0,05) maka depat disimpulkan bahwe tidak tordepat porbedaan bermakna pada pencapaian prestasi belajar tiga tahun pasca gempa, antara SDN Panjangrejo | dengan SDN Il Padoken. Peneltian yang dilakukan oleh Sahin, Batigun, & Yilmaz* menyatakan bahwa anak-anak dan remaja yang berada di episenter gempa mempunyai dampak yang lebih besar, posttraumatic stress, den adanya Performa sekolah yang buruk, Penelitian yang dilakukan oleh Doe!" menyatakan bahwa anak yang terpapar bencana setelah tiga tahun terjadi bencana ‘memiliki performa sekolah yang sama baik atau lebih balk daripada anak yang tidak terpapar bencana. Dalam peneltian tersebut dinyatakan bahwa sedikit pengarun bencana temnadap performa sekolan pada primary school Tabel 3. Distribusi Prestasi Selajar Berdasarkan Karakteristik Responden ‘SON Il Padokan, 2009 (: ‘SDN Parjangrejo | 18 05 ar 8 454.8 SON I Padakan 36321 206 gk? “Jenls Kelarnin ‘Lokiok! 2 193 4038788 Ber 2316 1478s Wengikuti Les (Kelas 5) Ya 25 229 «29 a6 SS Tidak 28 257 2724855 SS Total 53486 56 S14 109 156 Keadean tidak ada perbedaan bermakna pada encapaian prestasi belajar tiga tahun pasca gempa, antara SON Panjangrejo | dengan SDN II Padokan, mungkin dapat disebabkan karena data rapor yang ddigunakan adalah data ketika tidak ada sekolah yang melakukan proses belajar mengajar didalam tenda ‘maupun di dalam kolas sementara yang terbual dati bambu. Semua sekolah telah melakukan proses belajar-mengajar di dalam gadung kelas. Berdasarkan Tabel 3 pada karakteristik jenis kelamin didapatkan hasil bahwa mayoritas responden laki-laki mempunyai prestasi belajar kurang, sedangkan responden perempuan mayori ipunyel prestas Delajar baik. Setelan Ui Mann Whitney didapatkcan nilai p= 0,003 (p<0,05) make dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan bermakna pada pencanaian prestasi belajar tiga tahun pasca gempa antara responden perempuan dan responden lak-laki, Keadaan terdapat perbedaan bermakna pada pencapaian prestasi belajer tiga tahun pasca gempa ~antara responden perempuan dan laki-laki mungkin dapat disebabkan karena perempuan mempunyai ketekunan yang lebih tinggi daripada lak’ loki. Hasil penelitian sesual dengan penelitian yang dilakukan oleh Ceyhan&Ceyhan, enam tahun pasca gempa, laki-laki yang selamat dari gempa mempunyai encapaian prestasi belajar yang lebih rendah daripada perempuan yang selamat dari gempa,* Berdasarkan Tabel 3 pada karakteristik keikuteortaan rooponden mengikut les pelajeran didapetkan hasil bahwa sebesar 54 dari 109 responden mengikuti les. Berdasar data responden terkait dengan keikutsertaan les, didapatkan hasil bahwa dari 21 responden laki-iaki dengan prestasi belajar balk, 16 diantaranya mengikuli les, Pada responden perempuan, hanya 10 dari 32 responden Perempuan yang mengikuti les dan mempunyai prestasi belajar balk. Setelah dilakukan analisis statistik chi square didapatkan nila p= 0,922 (0>0.05). Dapat dikatakan bahwa bahwa tidak ada perbedaan yang signif kan antara responden yang mengikuti atau tidak ‘mengikuti les pelajaran dalam pencapaian prestasi belajar tga tahun pasca gempa, Hal ini dapat berart bahwa les kurang memberi pengaruh pada prestasi belajar. Hubungan antera Kualtes Hiup Hasil yang menyatakan bahwa tidak ada Perbedaan yang signifikan antara responden yang menaikuti atau tidak mengikuti les pelajaran dalam encapaian prestasi belejar tiga tahun pasca gempa dapat disebabkan karena prestasi belajar dipenganuhi oleh berbagai faktor. Faktor intern terdiri dari kecerdasan, Dakat, minat, dan motivasi. Faktor ekstern terdir dari keadaan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat." Dalam penelitian ini penoliti juga melakukan analisis apekah ada pengaruh lingkungan sekolah terhadap prestasi belajar siswa. Hasil pengukuran prestasi belajar terhadap lingkungan sekolah setelah tiga tahun pasca gempa dapat dilihat pada Tabel 4. Berdasarkan Tabel 4 didapatkan hasil mayoritas responden (45,9%) menyukai lingkungan sekolah act ini dan mempunyai prestesi belajar balk. Hal ini dapat terjadi karena lingkungan sekolah merupakan salah satu faktor eksternal yang dapat mempengaruhi prestasi belajar." Setelah dilakukan uji beda dengan uji fisher, didapatkan hasil p=1,000 (p>0,05). Dapet dikatakan bahwa tidak terdapat perbedaan bermakna pada esponden yang menyukai lingkunigan Sekolah saat dilakukan penelitian dengan responden yang tidak menyukai lingkungan sekolah saat dilakukan penelitian terhadap pencapaian prestasi belajar tiga tahun pasca gempa. Keadaan tidak terdapat Perbedaan dapat disebabkan karena sekolah yang digunakan pada penelitian ini telah melakukan proses belajar-inengajar di dalam gedung. ‘Menurut informasi yang didapatkan dari salah satu guru SDN Panjangrejo |, setelah terjadi gempa, prestasi belajar murid mengalami penurunan. Hal ini dikarenakan lingkungan sekoleh yang tidak kondusif dan keadean rumah murid yang mengalami kerusakan akibat gempa bumi. Penurunan prestasi belajar dibuktikan dengan adanya penurunan nial rata-rata ujian akhir sekolah, Pada tahun ejaran 2006) 2007 yaitu satu tahun pasca gempa bumi, rilal rata- rata ujian akhir sekolah untuk kelas VI adatah 18,15. Seiring dengan pembangunan sekolah dan jauhnya rentang waktu sejak terjadi gempa, prestasi belajar murid yang dinyatakan dalam nilai rate-rata ‘yjian akhir nasional mengalami peningkatan. Pada tahun ajaran 2007/2008, yaltu dua tahun pasca ‘gempa bum nila rata-rata mengatami kenaikan,nilai ‘abel 4. Distribus! Prestasi Belajar Terhadap Lingkungan Sekolah Saat Tiga Tahun Pesca Gempa di SON Panjangrejo | dan SDN Il Padok: Karaktoristik Responden 2009 (n=109) Ya 50 459 5343810345 Tidak sf 97 5 86 55 ea 8 85 85 109 10 ‘Sumber: data prior, 2000 157 IK Vol 04/0.08/Septamber/2009 rote-rata ujian ekhir nasional adalah 20,13, Pada tahun ajaran 2008/2009, yaitu tiga tahun pasca ‘gempa bumi nila rata-rata ujian akhirnasional adalah 21,19. 4, Hubungan Antara Kualitas Hidup Dengan Prestasi Belajar Tiga Tahun Pasca Gempa Untuk mengetanu Nubungan antara kualitas hidup dengan prestasi belajar tiga tahun pasca gempa pada murid SD di SDN Panjangrejo | dan 'SDNII Padokan cinkaikan analisis stalitk Spoormen Rank. Didapatkan hasil analisis uji statistik Spearman Rank yaitu nilai korelasi Spearman sebesar 0,217 dan nilai p=0,023 (p<0,05) hal ini Derart ada korelasi yang bermakna antara kualitas hidup dengan prestasi belajar. Keadaan ada hubungan antara kualitas hidup dengan prestasi belajar dapat dieebabkan karci fesponden berada pada masa usia sekolah yang ‘Sebagian besar waktu yang dimiliki oleh responden

You might also like