You are on page 1of 2

Phapros dan Mitra Rajawali Banjaran Sinergi Pengembangan Alat Kesehatan

4 Januari 2017 12:46 WIB 

Direktur Utama PT Phapros Barokah Sri Utami bersama Direktur PT Mitra Rajwali Banjaran
(MRB) Ahmad Sufi menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) didampingi
para direksi lainnya. (Foto suaramerdeka.com/Yulianto)
JAKARTA, suaramerdeka.com – Upaya mewujudkan Program Indonesia Sehat perlu
ditunjang oleh peningkatan kualitas pelayanan kesehatan dengan dukungan ketersediaan alat
kesehatan (alkes) yang terjangkau dan memadai. Namun berdasarkan data Kementerian
Kesehatan, 94 persen pasar alkes dalam negeri masih dikuasai produk import, padahal produk
alkes buatan dalam negeri mampu menekan 30 persen biaya pengobatan.
Dalam rangka menangkap potensi itu, di awal tahun 2017 PT Rajawali Nusantara Indonesia
(Persero) mendorong anak perusahaannya, PT Phapros Tbk dengan PT Mitra Rajawali
Banjaran (MRB) untuk melakukan sinergi pengembangan alkes. Kerjasama tersebut ditandai
dengan telah ditandatanganinya Memorandum of Understanding (MoU)oleh Direktur Utama
PT Phapros Barokah Sri Utami bersama Direktur MRB Ahmad Sufi dengan disaksikan
Direktur Utama PT RNI Didik Prasetyo dan didampingi oleh Direksi PT RNI lainnya.

Secara spesifik sinergi ini bertujuan mendukung terlaksananya Program pemerintah dalam
percepatan pengembangan industri farmasi dan alkes sesuai dengan Instruksi Presiden
Republik Indonesia (Inpres) Nomor 6 Tahun 2016. PT RNI berupaya menggenjot produksi
alkes buatan dalam negeri yang berkualitas dan mampu bersaing di tengah industri alkes yang
semakin bertumbuh.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan tahun 2015, nilai pasar industri alkes nasional
mencapai Rp 12 triliun, namun tidak diimbangi oleh produktivitas alkes nasional, di mana
hanya terdapat 6 persen izin edar alkes dalam negeri, selebihnya 94 persen dikuasai alkes
import.

“Melalui kerja sama ini kami tidak hanya menargetkan produksi alkes yang mampu diserap
pasar dalam negeri tetapi juga memiliki kualitas eksport agar mampu bersaing di pasar
regional,” terang Didik melalui rilisnya, Rabu (4/1).

Didik mengatakan, pihaknya akan berupaya semaksimal mungkin membesarkan bisnis ini,
selain karena industri alkes merupakan bagian dari core bisnis RNI, kedua anak perusahaan
RNI yang berkolaborasi juga telah berpengalaman dalam bidang tersebut. PT Phapros sudah
malang melintang dalam industri farmasi dan alkes nasional begitu pula PT MRB.

Disamping peningkatan skala bisnis, Menurut Didik, sinergi ini juga tidak terlepas dari upaya
optimalisasi potensi yang ada. Dalam road map-nya,PT Phapros telah memiliki rencana
pengembangan bisnis alkes.

“Untuk itu kami gagas kolaborasi antara PT Phapros yang punya modal dan teknologi dengan
PT MRB yang memiliki lahan dan aset bangunan idle yang representatif bagi pengembangan
dan produksi alkes baru. PT MRB juga telah dilengkapi sederet ijin, seperti ijin industri, edar,
dan impor, serta sertifikasi untuk pengembangan alkes,”imbuh Didik.

Sementaraitu, Barokah Sri Utami mengatakan, tindak lanjut kedepan tidak akan keluar dari
sasaran dan cita-cita Inpres Nomor 6 Tahun 2016. Penyusunan dan penetapan rencana aksi
berpatokan pada rencana pemerintah. Seperti dalam produksi, akan memprioritaskan
penggunaan produk dalam negeri, mendorong pengembangan research and development agar
tercipta kemandirian industri farmasi dana alkes kedepan.

“Serta berorientasi pada pengembangan sistem data dan informasi terintegrasi dari mulai
produksi, distribusi hingga pelayanan kesehatan,” pungkasnya.

You might also like