Professional Documents
Culture Documents
Modul Tekhnik Sampling
Modul Tekhnik Sampling
Modul
Elemen Research - Teknik Sampling
Tekhnik sampling merupakan tekhnik untuk mengambil sampel sedemikian rupa sehingga
dapat mewakili populasi. Sulitnya didapat populasi homogen atau populasi yang terlalu besar
sehingga tidak dapat melakukan sensus dan alasan lainnya maka digunakanlah teknik sampling.
Dalam teknik sampling mengenal istilah populasi yang merupakan jumlah keseluruhan dari unit
analisa yang ciri-ciri, unsur-unsur dan sifatnya akan diduga. Sampel adalah bagian dari populasi yang
diambil dan mewakili / representasi dari keseluruhan (Populasi dan sampel dapat berupa orang,
benda, terbitan media massa dalam waktu tertentu,...dsb). Sedangkan kerangka sampling (sampling
frame) adalah daftar dari unsur-unsur sampling dalam populasi sampling.
J.Tri Atmodjo,M.Si
Metode Penelitian Komunikasi (Kuantitatif)
Magister Ilmu Komunikasi - UMB
Tekhnik Sampling
N
n= .n = sampel minimal; N = populasi; d = presisi ...(dalam Rakhmat 1999:82)
N .d 2 + 1
Contoh :
Penelitian survei dengan Populasi Mahasiswa PR Fikom Angkatan 2005
N = 300 orang Mahasiswa
.d = 5% (0,05), maka :
300 172
n= = 181,429 Orang Mahasiswa sebagai sampel ( ukuran sampel selalu
300(0,05) + 1
2
dibulatkan ke atas)
Bandingkan dengan Jumlah populasi sama (N=300 Orang Mahasiswa) tetapi d = 10% (0,1),
maka sampel minimal :
300
n= = 85 orang sampel
300(0,1) 2 + 1
Dari contoh tersebut nampak bahwa apabila presisi (d) semakin besar, jumlah sampel
minimal semakin kecil, atau semakin kecil presisi (d) jumlah sampel minimal semakin besar.
Walaupun tidak ada batasan berapa besarnya presisi (d) tetapi perlu diperhatikan bahwa semakin
besar nilai presisi akan semakin besar resiko kita salah dalam mengambil sampel. Untuk itu
J.Tri Atmodjo,M.Si
Metode Penelitian Komunikasi (Kuantitatif)
Magister Ilmu Komunikasi - UMB
coba gunakan presisi 1%, 2%, atau maksimal 5%, apabila hasil sampel minimal masih terlalu banyak
(dengan pertimbangan homogenitas/heterogenitas populasi, kecukupan biaya, waktu, dan tenaga)
peresisi 10% dapat diterima dengan alasan yang logis.
2 .N .P.Q
s= 2 , yang mana :
d ( N − 1) + 2 .P.Q
2 dengan dk=1, taraf kesalahan bisa 1%, 5%, 10%
P=Q=0,5. d=0,05 dan s = jumlah sampel (minimal)
4 2 2 4 pq p.q
n= L= ; nonproporsi n= L=2 ; proporsi
L2 N L2 N
n = Sampel minimal
N = Populasi
= Simpangan baku populasi
p = proporsi populasi
q=1–p
(Up ) 2
J.Tri Atmodjo,M.Si
Metode Penelitian Komunikasi (Kuantitatif)
Magister Ilmu Komunikasi - UMB
Keterangan :
Z 1− = konstanta yang diperoleh dari tabel distribusi normal
2
Z1− = konstanta yang diperoleh dari tabel distribusi normal
= Taraf nyata
= Kuasa uji
p = korelasi yang dikehendaki.
(Up ) 2
1 1 +
Up = ln +
2 1 − 2(n − 1)
Keterangan :
Z 1− = konstanta yang diperoleh dari tabel distribusi normal
2
Z1− = konstanta yang diperoleh dari tabel distribusi normal
= taraf nyata
= Kuasa uji
p = korelasi yang dikehendaki.
Apabila ukuran sampel pada iterasi pertama dan iterasi kedua nilainya sama sampai
bilangan satuannya, maka iterasi tersebut dihentikan. Sedangkan apabila nilainya belum sama,
maka iterasi dilanjutkan lagi dengan rumus iterasi kedua sampai suatu ukuran sampel yang
ditentukan sama nilai satuannya.
Contoh :
Penentuan sampel untuk Penelitian survei (yang tidak ada kerangka sampling/daftar
samplingnya) dengan ketentuan : Taraf nyata () = % Kuasa Uji (−) = dan Korelasi
= 0,35 nilai ini dapat berdasar penelitian yang telah ada atau pendapat ahli, maka ukuran
sampel minimal dalam penelitian ini sebesar :
Z1- = Z(1-0,1) : 2 = Z0,4500 = 1,645
1 - = jadi = dengan cara yang sama diperoleh nilai − =
Untuk iterasi I (pertama) :
1 1 +
Up = ln
2 1 −
J.Tri Atmodjo,M.Si
Metode Penelitian Komunikasi (Kuantitatif)
Magister Ilmu Komunikasi - UMB
1 + 0,35
Up = ½ ln ( ---------- ) = 0,365443854
1 – 0,35
( 1,645 + 1,645 )2
n = ---------------------------- + 3 = 10,8241/0.133549138 + 3 = 84,04956904
( 0,365443854 )2
n = 84,04956904 85
1 1 +
Up = ln +
2 1 − 2(n − 1)
1 + 0,35 0,35
Up = ½ ln ( ----------- ) + ( ---------------- ) = 0,365443854 + 0,0020833 =
1 – 0,35 2(85 - 1)
Up = 0,368528088
1 1 +
Up = ln +
2 1 − 2(n − 1)
1 + 0,35 0,35
Up = ½ ln ( ----------- ) + ( ---------------- ) = 0,365443854 + 0,00210843 =
J.Tri Atmodjo,M.Si
Metode Penelitian Komunikasi (Kuantitatif)
Magister Ilmu Komunikasi - UMB
1 – 0,35 2(84 - 1)
Up = 0,368552188
(Z + Z1 - )
n= +3
1 -
(Up ) 2
Hasil iterasi II dengan n = 83,133312 dan Hasil Iterasi ke tiga n = 83,12236858 sudah sama sampai
bilangan satuannya, maka iterasi dihentikan, sehingga diperoleh n minimal sebesar 84 orang
(penghitungan sapel selalu dibulatkan keatas satu digit !!).
➢ Atau dengan bilangan random. Buat kerangka sampling (sampling frame) dengan lebihkan
satu digit, misalnya sapel 84 orang, maka sampling frami mulai dengan
J.Tri Atmodjo,M.Si
Metode Penelitian Komunikasi (Kuantitatif)
Magister Ilmu Komunikasi - UMB
Sampling Frame
J.Tri Atmodjo,M.Si
Metode Penelitian Komunikasi (Kuantitatif)
Magister Ilmu Komunikasi - UMB
100 20
60 12
40 8
J.Tri Atmodjo,M.Si
Metode Penelitian Komunikasi (Kuantitatif)
Magister Ilmu Komunikasi - UMB
Kabupaten terpilih
RT RT RT RT Tahap 3
J.Tri Atmodjo,M.Si
Metode Penelitian Komunikasi (Kuantitatif)
Magister Ilmu Komunikasi - UMB
3. Ambil salah satu elementer berikut secara acak ( 1,2,3,4,5), misalnya terambil angka 4;
maka :
- sampel pertama = 4 ( sampel no 4 dari kerangka sampel)
- Sampel kedua = 4 + 5 = sampel no 9 dari kerangka sampel
- sampel ketiga = 4 + 5 + 5 = sampel no 14 dari kerangka sampel ...dst sampai 20 sampel
terambil.
J.Tri Atmodjo,M.Si