You are on page 1of 10

Metode Penelitian Komunikasi (Kuantitatif)

Magister Ilmu Komunikasi - UMB

Modul
Elemen Research - Teknik Sampling

6.1. Populasi dan sampel

Tekhnik sampling merupakan tekhnik untuk mengambil sampel sedemikian rupa sehingga
dapat mewakili populasi. Sulitnya didapat populasi homogen atau populasi yang terlalu besar
sehingga tidak dapat melakukan sensus dan alasan lainnya maka digunakanlah teknik sampling.
Dalam teknik sampling mengenal istilah populasi yang merupakan jumlah keseluruhan dari unit
analisa yang ciri-ciri, unsur-unsur dan sifatnya akan diduga. Sampel adalah bagian dari populasi yang
diambil dan mewakili / representasi dari keseluruhan (Populasi dan sampel dapat berupa orang,
benda, terbitan media massa dalam waktu tertentu,...dsb). Sedangkan kerangka sampling (sampling
frame) adalah daftar dari unsur-unsur sampling dalam populasi sampling.

Yang perlu diperhatikan dalam pengambilan sampel :


Populasi
1. Tingkat Homogenitas / tingkat keseragaman populasi
2. Jumlah Kelompok Populasi (baca sampel untuk eksperimen) (N)
3. Presisi yang dikehendaki (sampling error)
4. Penyebaran unit analisa
5. Tersedia/tidak sampling frame (daftar / kerangka sampel)
6. Tujuan penelitian atau rencana analisa data
7. Sampel
Metode penelitian yang digunakan (survei, eksperimen atau metode kualitatif dsb)
8. Ada tidaknya Uji Hipotesis (n)
9. Kecukupan biaya, tenaga dan waktu penelitian dsb.

Langkah penentuan sampel :


1. Tentukan dengan jelas unit analisa yang akan diduga (populasinya apa, siapa, atau kapan).
2. Tentukan sampel minimal dalam penelitian (besarnya sampel boleh lebih dari sampel minimal),
gunakan rumus penghitungan sampel minimal.
3. Tentukan teknik penarikan sampel (random sampling atau non random sampling) pilih yang
benar-benar digunakan
4. Alokasi Sampel (hanya untuk sampel berstrata).

J.Tri Atmodjo,M.Si
Metode Penelitian Komunikasi (Kuantitatif)
Magister Ilmu Komunikasi - UMB

Tekhnik Sampling

Probability Sampling Non probability Sampling


(sampling peluang)
a. Simple Random sampling (SRS) a. Purposive sampling
b. Stratified random sampling b. Sistematic sampling
c. Cluster Random Sampling c. Quota sampling
d. Multi Stage Random Sampling d. Snowball sampling
e. Proposional Stratified Random Sampling
e. Incidental sampling
f. Disproposional Stratified Random
Sampling f. Voluntary Sampling (Sampel sukarela)

6.11. Langkah pertama penentuan sampel minimal.


6.11.1.. Apabila jumlah populasi (N) diketahui:
Tentukan sampel minimal, misalkan dengan rumus Yamane (atau rumus yang lain boleh
asalkan sumber literaturnya jelas) =

N
n= .n = sampel minimal; N = populasi; d = presisi ...(dalam Rakhmat 1999:82)
N .d 2 + 1
Contoh :
Penelitian survei dengan Populasi Mahasiswa PR Fikom Angkatan 2005
N = 300 orang Mahasiswa
.d = 5% (0,05), maka :
300  172
n= = 181,429 Orang Mahasiswa sebagai sampel ( ukuran sampel selalu
300(0,05) + 1
2

dibulatkan ke atas)

Bandingkan dengan Jumlah populasi sama (N=300 Orang Mahasiswa) tetapi d = 10% (0,1),
maka sampel minimal :
300
n= = 85 orang sampel
300(0,1) 2 + 1

Dari contoh tersebut nampak bahwa apabila presisi (d) semakin besar, jumlah sampel
minimal semakin kecil, atau semakin kecil presisi (d) jumlah sampel minimal semakin besar.
Walaupun tidak ada batasan berapa besarnya presisi (d) tetapi perlu diperhatikan bahwa semakin
besar nilai presisi akan semakin besar resiko kita salah dalam mengambil sampel. Untuk itu

J.Tri Atmodjo,M.Si
Metode Penelitian Komunikasi (Kuantitatif)
Magister Ilmu Komunikasi - UMB

coba gunakan presisi 1%, 2%, atau maksimal 5%, apabila hasil sampel minimal masih terlalu banyak
(dengan pertimbangan homogenitas/heterogenitas populasi, kecukupan biaya, waktu, dan tenaga)
peresisi 10% dapat diterima dengan alasan yang logis.

Rumus yang dikembangkan Issac dan Michael


Untuk menentukan sampel minimal jika jumlah populasi diketahui dan berdistribusi normal
(dalam Sugiyono, 2006:97)adalah :

2 .N .P.Q
s= 2 , yang mana :
d ( N − 1) + 2 .P.Q
2 dengan dk=1, taraf kesalahan bisa 1%, 5%, 10%
P=Q=0,5. d=0,05 dan s = jumlah sampel (minimal)

Rumus Snedecord dan Cochran

4 2 2 4 pq p.q
n= L= ; nonproporsi n= L=2 ; proporsi
L2 N L2 N
n = Sampel minimal
N = Populasi
 = Simpangan baku populasi
p = proporsi populasi
q=1–p

6.12. Apabila jumlah populasi ( N) tidak diketahui :


Dalam berbagai kondisi jumlah populasi (N) dalam suatu research tidak selamanya dapat
diketahui, apalagi sampling frame-nya. Kita ambil contoh kita akan meneliti pelangan, anak jalanan di
Jakarta, pengunjung event tertentu, pengguna HP Nokia...dsb. Apabila menghadapi kendala tersebut
sampel minimal dapat menggunkan rumus “Iterasi” (sitepu,1994:109) berikut ini bila digunakan
untuk menguji korelasi :
Iterasi pertama :
(Z + Z1 - )
n= +3
1 -  

(Up ) 2

J.Tri Atmodjo,M.Si
Metode Penelitian Komunikasi (Kuantitatif)
Magister Ilmu Komunikasi - UMB

Keterangan :
Z 1−  = konstanta yang diperoleh dari tabel distribusi normal
2
Z1−  = konstanta yang diperoleh dari tabel distribusi normal
 = Taraf nyata
 = Kuasa uji
p = korelasi yang dikehendaki.

Iterasi Kedua dan seterusnya:


(Z + Z1 - )
n= +3
1 -  

(Up ) 2

1 1 +   
Up = ln +
2  1 −   2(n − 1)
Keterangan :
Z 1−  = konstanta yang diperoleh dari tabel distribusi normal
2
Z1−  = konstanta yang diperoleh dari tabel distribusi normal
 = taraf nyata
 = Kuasa uji
p = korelasi yang dikehendaki.

Apabila ukuran sampel pada iterasi pertama dan iterasi kedua nilainya sama sampai
bilangan satuannya, maka iterasi tersebut dihentikan. Sedangkan apabila nilainya belum sama,
maka iterasi dilanjutkan lagi dengan rumus iterasi kedua sampai suatu ukuran sampel yang
ditentukan sama nilai satuannya.
Contoh :
Penentuan sampel untuk Penelitian survei (yang tidak ada kerangka sampling/daftar
samplingnya) dengan ketentuan : Taraf nyata () = %  Kuasa Uji (−) =  dan Korelasi
 = 0,35 nilai ini dapat berdasar penelitian yang telah ada atau pendapat ahli, maka ukuran
sampel minimal dalam penelitian ini sebesar :
Z1- = Z(1-0,1) : 2 = Z0,4500 = 1,645
1 - =  jadi  =  dengan cara yang sama diperoleh nilai − = 
Untuk iterasi I (pertama) :

1 1 +  
Up = ln 
2 1 −  

J.Tri Atmodjo,M.Si
Metode Penelitian Komunikasi (Kuantitatif)
Magister Ilmu Komunikasi - UMB

1 + 0,35
Up = ½ ln ( ---------- ) = 0,365443854
1 – 0,35

( 1,645 + 1,645 )2
n = ---------------------------- + 3 = 10,8241/0.133549138 + 3 = 84,04956904
( 0,365443854 )2
n = 84,04956904  85

Untuk iterasi II (kedua) :

1 1 +   
Up = ln +
2  1 −   2(n − 1)

1 + 0,35 0,35
Up = ½ ln ( ----------- ) + ( ---------------- ) = 0,365443854 + 0,0020833 =
1 – 0,35 2(85 - 1)
Up = 0,368528088

( 1,645 + 1,645 )2 10,8241


n = ------------------------- + 3 = ------------------------- + 3 = 83,133312
(0,368528088)2 0,135086159
n = 83,133312  84.
Hasil Iterasi I n = 84,04956904 dan hasil iterasi II n = 83,133312 (belum sama, sehingga )
teruskan dengan :

Iterasi III, berikut ini :

1 1 +   
Up = ln +
2  1 −   2(n − 1)

1 + 0,35 0,35
Up = ½ ln ( ----------- ) + ( ---------------- ) = 0,365443854 + 0,00210843 =

J.Tri Atmodjo,M.Si
Metode Penelitian Komunikasi (Kuantitatif)
Magister Ilmu Komunikasi - UMB

1 – 0,35 2(84 - 1)
Up = 0,368552188
(Z + Z1 - )
n= +3
1 -  

(Up ) 2

( 1,645 + 1,645 )2 10,8241


n = ------------------------- + 3 = ------------------------- + 3 = 83,12236858
(0,368552188)2 0,13509461
n = 83,12236858  84.

Hasil iterasi II dengan n = 83,133312 dan Hasil Iterasi ke tiga n = 83,12236858 sudah sama sampai
bilangan satuannya, maka iterasi dihentikan, sehingga diperoleh n minimal sebesar 84 orang
(penghitungan sapel selalu dibulatkan keatas satu digit !!).

6.12. Tentukan teknik sampling yang dipergunakan berikut ini


6.12.1 Sampel Peluang :
A. Simple Random Sampling (SRS)
Langkah :
➢ Tentukan sampel minimal, misalnya dengan rumus diatas diperoleh sampel minimal 84
orang.
➢ Buat daftar kerangka sampel (sampling frame)
➢ Tuliskan nomor dan nama, undi secara acak (seperti arisan) sebanyak sampel minimal, yaitu
84 orang.

➢ Atau dengan bilangan random. Buat kerangka sampling (sampling frame) dengan lebihkan
satu digit, misalnya sapel 84 orang, maka sampling frami mulai dengan

001,002,003....084. Jatuhkan pensil pada angka bilangan


random,.

J.Tri Atmodjo,M.Si
Metode Penelitian Komunikasi (Kuantitatif)
Magister Ilmu Komunikasi - UMB

Sampling Frame

No Unsur Nama Alamat (RT)


0001 Aditya Murti KA 01
0002 Indra Jati KA 01
0003 Nadya Dian Paramitha 01
0004 Robby 05
0005 Via Sari 05
0006 Amalia 02
0008 Nouval 02
0008 Hafid faisal 04
0009 Hersin 04
0010 Hansa 06
0011 Mauriska 03
0012 Rara 03
.... .... ....
0184 Reza F Wijaya 03

B. Stratified Random Sampling, dengan cara :


1. Hitung sampel minimal
2. Tentukan dasar pengelompokan
3. Kelompokan dalam strata-strata
4. Susun sampling frame
5. Alokasikan sampel masing-masing strata dengan cara :
Ni
a. Secara proporsional ni = .n
N
n
b. Non Proposional/atau sama besar ni = ... yang..mana..L. = banyaknya...strata
L
(Ni= populasi dlm strata ke-i, N = Populasi , dan n = Besarnya sampel minimal)

J.Tri Atmodjo,M.Si
Metode Penelitian Komunikasi (Kuantitatif)
Magister Ilmu Komunikasi - UMB

6. Ambil sampel secara acak.

Populasi dalam Strata Sampel dalam Strata

100 20

60 12

40 8

C. Simple Cluster Sampling Gugus 1 Gugus 2


Cluster bergerombol
1. Tentukan sampel minimal Gugus 3
2. undi gugus yang diambil
3. tentukan sampling frame gugus yang dijadikan sampel
4. Ambil sampel secara SRS pada masing-masing Gugus.
5. Misalnya Mahasiswa beberapa Jurusan. Tentukan sampel minimal, misalnya 200 Mhs. Tahap
I : ambil secara acak gugus (jurusan yang ada) secara random, misalnya Fak. Ekonomi,
Komunikasi, FTI.
Tahap II : tentukan proposisional atau tidak proposisional
Tahap III : buat daftar sampel per gugus dan ambil sampel dengan SRS pada masing-masing
gugus.

J.Tri Atmodjo,M.Si
Metode Penelitian Komunikasi (Kuantitatif)
Magister Ilmu Komunikasi - UMB

D. Multi Stage Cluster Random Sampling ( Sampel gugus banyak tahap).


1. Ambil populasi sampling secara acak
2. Ambil populasi sampling tahap I
3. Ambil populasi sampling tahap II
4. Ambil populasi sampling tahap III ...dst sesuai dengan sasaran penelitian.

Kabupaten terpilih

Kecamatan terpilih Tahap 1

Kelurahan Kelurahan Tahap 2

RT RT RT RT Tahap 3

E. Sampling non Peluang


1. Sampel Kebetulan (accidental sampling); kita meneliti pengunjung pameran, tidak ada daftar
sampling, maka kita dapat mengambil sampel hari keberapa saja kita ambil sampel dan siapa saja
yang datang ke pameran sampai ukuran sampel minimal terpenuhi.
2. Quota sampling : ukuran sampel telah kita tentukan, kita ambil sampel siapa saja dalam cluster atau
strata secara acak sampai jumlah sampel terpenuhi.
3. Area sampling; pengambilan sampel berdasarkan wilayah, hal ini dibutuhkan peta wilayah yang
terinci, sehingga dapat ditentukan wilayah (blok) yang akan diteliti.
4. Purposive Sampling : besarnya ukuran sampel/sampel sesuai dengan tujuan penelitian tertentu.
5. Snowball Sampling : apabila sudah ditemukan sampel 1 (pertama) untuk sampel selanjutnya
berdasarkan informasi dari sampel pertama, sampai terpenuhi ukuran sampel.
6. Systematic sampling; tekhnik pengambilan sampel dimana hanya unsur yang pertama saja yang
diambil secara acak, selanjutnya dengan pola tertentu secara sistematis;
Contoh : ada 100 anggota populasi, sampel yang akan diambil 20 unit, maka :
1. Buat kerangka sampel
2. Tentukan konstanta = 100/20 = 5.

J.Tri Atmodjo,M.Si
Metode Penelitian Komunikasi (Kuantitatif)
Magister Ilmu Komunikasi - UMB

3. Ambil salah satu elementer berikut secara acak ( 1,2,3,4,5), misalnya terambil angka 4;
maka :
- sampel pertama = 4 ( sampel no 4 dari kerangka sampel)
- Sampel kedua = 4 + 5 = sampel no 9 dari kerangka sampel
- sampel ketiga = 4 + 5 + 5 = sampel no 14 dari kerangka sampel ...dst sampai 20 sampel
terambil.

J.Tri Atmodjo,M.Si

You might also like