Professional Documents
Culture Documents
Gambaran Pengetahuan Pekerja
Gambaran Pengetahuan Pekerja
2017
Hadani, Bahrina
http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/3723
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
GAMBARAN PENGETAHUAN PEKERJA BANGUNAN
TENTANG HYGINE PERSONAL TERHADAP
PENYAKIT PANU
(PITYRIASIS VERSICOLOR)
SKRIPSI
Oleh :
BAHRINA HADANI
140100025
Akhir kata, penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan penelitian
ini. Semoga penelitian ini bermanfaat bagi kita semua, memberi informasi dan
bermanfaat dalam pengembangan ilmu kedokteran
Halaman
Halaman Pengesahan ......................................................................................... i
Kata Pengantar .................................................................................................. ii
Daftar isi ........................................................................................................... iv
Daftar Tabel ..................................................................................................... vi
Daftar Gambar................................................................................................. vii
Daftar Singkatan............................................................................................. viii
Abstrak ............................................................................................................. ix
Abstract ............................................................................................................. x
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 2
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum ............................................................................ 2
1.3.2. Tujuan Khusus ........................................................................... 2
1.4. Manfaat Penelitian ............................................................................... 2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengetahuan
2.1.1. Pengertian ................................................................................. 4
2.1.2. Fungsi ........................................................................................ 5
2.1.3. Sumber ...................................................................................... 5
2.1.4. Cara memperoleh ...................................................................... 5
2.1.5. Faktor yang mempengaruhi....................................................... 6
2.1.6. Tingkatan................................................................................... 7
2.1.7. Pengukuran ................................................................................ 8
2.2. Personal Hygiene ................................................................................ 8
2.3. Pityriasis versicolor
2.3.1. Definisi .................................................................................... 10
2.3.2. Etiologi .................................................................................... 10
Latar belakang: Kulit merupakan organ yang istimewa pada manusia. Berbeda dengan organ
lain, kulit yang terletak pada sisi terluar manusia ini memudahkan pengamatan, baik dalam
kondisi normal maupun sakit. Penyakit yang sering timbul adalah penyakit kulit akibat jamur
superficialis contohnya adalah panu (Pityriasis versicolor). Banyaknya aktivitas yang
mengeluarkan keringat dan kurangnya menjaga kebersihan diri (Hygiene Personal) dapat
dipastikan menjadi faktor pemicu untuk terinfeksi penyakit panu. Pekerjaan seseorang juga
merupakan suatu faktor predisposisi untuk terinfeksi penyakit panu. Salah satunya adalah pekerja
bangunan. karena mereka bekerja sebagai pekerja lapangan.Tujuan: Mengetahui tingkat
pengetahuan pekerja bangunan tentang hygiene personal terhadap penyakit Panu. Metode:
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif menggunakan desain cross sectional.
Populasi pada penelitian ini adalah pekerja bangunan di POLMED sebanyak 35 orang.
Pengumpulan data menggunakan data primer berupa kuesioner yang terdiri dari 15 pertanyaan
yang diisi oleh pekerja bangunan. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode total sampling
yang artinya seluruh responden yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dimasukkan dalam
penelitian ini Hasil: hasil uji pengetahuan pekerja bangunan tentang hygiene personal terhadap
penyakit panu dengan kategori pengetahuan baik sebanyak 8 orang (22,9%), dalam kategori
pengetahuan cukup sebanyak 19 orang (54,3%) dan 8 orang (22,9%) dalam kategori pengetahuan
kurang . Kesimpulan: hasil uji pengetahuan pekerja bangunan tentang hygiene personal terhadap
penyakit panu mayoritas pada kategori cukup (54,3%).
Background: The skin is a special organ in humans. In contrast to other organs, the skin located
on the outer side of humans allows easy observation, both in normal and sick conditions. Disease
that often arise is skin disease due to superficial fungus for example is panu (Pityriasis versicolor).
The amount of activity that sweats and the lack of hygiene personal (Hygiene Personal) can
certainly be a trigger factor for infected panu disease. A person's job is also a predisposing factor
for infectious disease. One of them is a construction worker. because they work as field workers.
Purpose: To know the level of knowledge of construction workers about personal hygiene against
Panu disease. Method: This research use descriptive research type using cross sectional design.
The population in this research is construction workers in POLMED as many as 35 people. Data
collection uses primary data in the form of a questionnaire consisting of 15 questions filled by
construction workers. The sampling result is done by total sampling method which means all the
respondents who fulfill the inclusion and exclusion criteria are included in this research. Result:
test result of the construction worker knowledge about personal hygiene against the disease with
good knowledge category as many as 8 people (22,9%), in category enough knowledge as much as
19 people (54,3%) and 8 people (22,9%) in less knowledge category. Conclusion: result of
knowledge test of construction workers about personal hygiene to disease majority in enough
category (54,3%).
Kulit merupakan organ yang istimewa pada manusia. Berbeda dengan organ
lain, kulit yang terletak pada sisi terluar manusia ini memudahkan pengamatan,
baik dalam kondisi normal maupun sakit. Manusia secara sadar terus menerus
mengamati organ ini, baik yang dimiliki orang lain (misalnya ketika bertatapan
mata) maupun diri sendiri (terkadang hingga menjadi semacam obsesi)
(Rihatmaja, 2015).
Penyakit yang sering timbul adalah penyakit kulit akibat jamur superficialis
contohnya adalah panu yang disebabkan oleh jamur Pityriasis versicolor (PV).
Banyaknya aktivitas yang mengeluarkan keringat dan kurangnya menjaga
kebersihan diri (Hygiene Personal) dapat dipastikan menjadi faktor pemicu untuk
terinfeksi penyakit panu (Khrisnamurti, 2014).
Prevalensi penyakit yang disebabkan oleh jamur cukup besar, terutama di
daerah tropis dan daerah dengan kelembapan yang tinggi. Salah satunya di Negara
Brazil, terdapat 53,9% infeksi yang disebabkan oleh jamur dan 5,8% di antaranya
adalah penyakit panu (Heidrich et al., 2015) dan di Nigeria, Infeksi yang
disebabkan oleh Pityriasis versicolor sebesar 4,4% (Oke et al., 2014).
Penyakit infeksi jamur di Semarang 2,92% dan Padang 27,6%. Indonesia,
selain merupakan negara yang beriklim tropis, juga merupakan negara yang
memiliki suhu dan kelembaban tinggi, yang dimana merupakan suasana yang baik
bagi pertumbuhan jamur. Prevalensi penyakit panu di masyarakat dengan iklim
tropis adalah sekitar 50% (Hayati & Putri, 2013).
Pekerjaan seseorang juga merupakan suatu faktor predisposisi untuk terinfeksi
penyakit panu. Salah satunya adalah pekerja bangunan. karena mereka bekerja
sebagai pekerja lapangan. Peneliti memilih subjek tersebut karena pekerjaan
sebagai pekerja bangunan memiliki faktor predisposisi dan pencetus untuk
terinfeksi penyakit panu, antara lain jenis kelamin dan banyaknya terpapar sinar
2.1 Pengetahuan
2.1.1 Pengertian pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil dari tahu setelah orang tersebut melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu, terjadinya penginderaan melalui
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan
manusia diperoleh melalui pendidikan, pengalaman diri sendiri maupun
pengalaman orang lain, media massa, dan lingkungan (Notoatmodjo, 2007).
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengetahuan adalah segala
sesuatu yang diketahui, di mana segala sesuatu yang diketahui tersebut berkenaan
dengan hal (mata pelajaran).
Pengetahuan atau kognitif merupakan hal yang sangat penting untuk
membangun tindakan seseorang. Menurut Rogers, sebelum seseorang mengadopsi
perilaku baru, di dalam diri orang tersebut terjadi suatu proses yang berurutan,
yakni:
1. Awereness (kesadaran), yaitu orang tersebut sadar dalam arti mengetahui
stimulus (objek) terlebih dahulu
2. Interest, yaitu tertarik pada objek tersebut
3. Evaluation, yaitu orang tersebut menimbang-nimbang apakah objek
tersebut akan berakibat baik atau buruk pada dirinya
4. Trial, yaitu mulai mencoba perilaku baru
5. Adoption, subjek telah berperilaku sesuai dengan kognitif, kesadaran, dan
sikap terhadap stimulus tersebut
2.3.2 Etiologi
Terkait dengan pertumbuhan berlebih dari miselia dari Malassezia Furfur.
Liphofilic yeast yang biasanya ada di dalam keratin kulit dan folikel rambut dari
individu yang sedang mengamali pubertas dan seterusnya. Sebuah opurtunistik
organisme menyebabkan Tinea atau PV dan Malassezia Folliculitis. Infeksi
Malassezia tidak menular (Wollf K et al ., 2013).
Fase yeast dari organisme diklasifikasikan sebagai Pityrosporum orbiculare.
Genus ini termasuk 12 lipid-dependent Spesies dan satu spesies non lipid-
dependent (Malassezia Pachydermatis), yang menyerang kulit dan mukosa
Kucing dan anjing sehat (William et al., 2006).
Awalnya diperkirakan berupa single polimorphic yeast, Pityrosporum ovale,
atau dua spesies, P.Ovale dan P. orbiculare, hadir, tapi sekarang dikenali itu nama
genus ini tidak benar, dan ragi ini direklasifikasi adalah genus Malassezia sebagai
spesies tunggal, M. Furfur (Hay R.j et al ., 2010).
2.3.4 Patogenesis
Malassezia spp. Yang semula berupa ragi saprofit akan berubah menjadi
bentuk miselia yang menyebabkan kelainan kulit PV. Kondisi atau faktor
predisposisi yang diduga dapat menyebabkan perubahan tersebut berupa suhu,
kelembaban lingkungan yang tinggi, dan tegangan CO 2 tinggi permukaan kulit
akibat oklusi, faktor genetik, hiperhidrosis, kondisi imunosupresif, dan malnutrisi
(Bramono, 2015).
Beberapa mekanisme dianggap merupakan penyebab perubahan warna pada
lesi kulit, yakni Malassezia sp. memproduksi asam dikarboksilat (a.l. asam
azeleat) dibentuk oleh oksidasi enzimatik dari asam lemak pada permukaan kulit.
Lemak menghambat tyrosinase di epidermal melanocyte dan menyebabkan
hypomelanosis (Wollf K et al., 2013) yang mengganggu pembentukan pigmen
melanin, sehingga menyebabkan lesi hipopigmentasi.
Gambar 2.2 Pityriasis versicolor. Skin scales mounted in KOH and calcofl uor white, ultraviolet
(UV) illumination. The hyphae diagnostic of the condition have taken up the stain immediately.
Malassezia yeasts are also present. (Courtesy of the Department of Medical Mycology, St John‟s
Institute of Dermatology, King‟s College London, London, UK)
2.3.7 Diagnosa
Pityriasis versicolor dapat di diagnosa secara klinis dengan karakteristiknya
dari lesinya (erythematous, hiperpigmented atau hipopigmented). Diagnosa secara
mikroskopik diperlukan juga ketika ragu akan diagnosisnya. “Pre-treatment”
diagnosis dapat di konfirmasi dengan cara mikroskopis. Lesi PV di ambil
2.3.10 Pencegahan
Topical atau pengobatan secara oral digunakan sebagai profilaksis. Topical
terapi paling banyak dianjurkan untuk pasien, yang paling sering
direkomendasikan adalah ketokonazole topikal, zinc pyritione, atau selenium
sulphide shampoo, digunakan selama 5-10 menit. Satu sampai empat bulan
sebagai profilaksis (Renati, 2015).
2.3.11 Prognosis
Prognosis baik jika pengobatan dilakukan secara tekun dan konsisten, serta
faktor predisposisi dapat dihindari. Lesi hipopigmentasi dapat bertahan sampai
beberapa bulan setelah jamur negatif, hal ini perlu dijelaskan pada pasien
(Bramono, 2015).
Panas
umur kehamilan
Pengetahuan Mencakup :
1. Kebersihan
kulit
2. Kebersihan
Faktor yang
mempengaruhi : rambut
1. Pendidikan 3. Kebersihan
2. Pekerjaan gigi dan
3. Umur mulut
4. Faktor
lingkungan
Pengetahuan
Panu (Pityriasis
versicolor)
Hygiene Personal
3.3.2 Sampel
3.3.2.1 Kriteria Inklusi
1. Pekerja bangunan di Politeknik Negeri Medan
2. bisa membaca dan mengerti bahasa indonesia
3. Bersedia dan mau mengisi kuesioner
3.3.2.2 Kriteria Eklusi
1. Responden yang tidak mengisi kuesioner secara lengkap
2. Responden yang tidak hadir saat pengisian kuesioner
18
Tabel 4.3 distribusi frekuensi hasil uji pengetahuan tentang hygiene personal
Tabel 4.4 distribusi frekuensi hasil uji gambaran pengetahuan tentang hygiene personal terhadap
penyakit panu
Tingkat Pengetahuan
Usia Baik Cukup Kurang Total
N % n % N % N %
Remaja 2 22,2 2 22,2 5 55,6 9 22,9
Dewasa 3 27,3 10 66,7 2 13,3 15 54,3
Lansia 3 20,0 7 63,6 1 9.1 11 22,9
Total 8 100 19 100 8 100 35 100
Berdasarkan tabel 4.6 terlihat bahwa pada responden pada kategori usia
remaja yang mempunyai pengetahuan baik, cukup, dan kurang masing-masing
adalah 22,2%, 22,2%, dan 55,6%. Pada seluruh responden dengan kategori usia
dewasa yang mempunyai pengetahuan baik, cukup, dan kurang masing-masing
adalah 27,3%, 66,7%, dan 13,3%. Pada seluruh responden dengan kategori usia
lansia yang mempunyai pengetahuan baik, cukup, dan kurang masing-masing
adalah 20%, 63,6%, dan 9.1%. Mengenai hasil uji penelitian dengan umur,
responden yang memiliki gambaran pengetahuan yang paling baik adalah
responden dalam kategori dewasa lalu diikuti dengan kategori lansia. Hal ini
sesuai dengan teori, semakin bertambah umur, tingkat kematangan dan kekuatan
seseorang akan lebih matang, dalam hal ini untuk berfikir dan
bekerja.(Notoatmodjo, 2003)
Tingkat pengetahuan
Pendidikan Baik Cukup Kurang Total
terakhir n % n % n % N %
S1 1 12,5 2 10,5 0 0 3 8,6
SMA 2 25,0 4 21,1 0 0 6 17,1
SMP 3 37,5 9 47,4 6 75,0 18 51,4
SD 2 25,0 4 21,1 2 25,0 8 22,9
Total 8 100 19 100 8 100 35 100
Berdasarkan tabel 4.7 terlihat bahwa pada responden dengan kategori
pendidikan terakhir S1 yang mempunyai pengetahuan baik,cukup, dan kurang
masing-masing adalah 12,5%, 10,5%, dan 0%. Pada responden dengan kategori
pendidikan SMA yang mempunyai pengetahuan baik, cukup, dan kurang masing-
masing adalah 25,0%, 21,1%, dan 0%. Pada responden dengan kategori
pendidikan SMP yang mempunyai pengetahuan baik, cukup, dan kurang masing-
masing adalah 37,5%, 47,4%, dan 75,0%. Pada responden dengan kategori
pendidikan SD yang mempunyai pengetahuan baik, cukup, dan kurang masing-
masing adalah 25,0%, 21,1%, dan 25,0%.
Menurut hasil penelitian, pada tabel 4.8 mengenai hasil uji penelitian
berdasarkan pendidikan terakhir, responden dengan pendidikan terakhir SMP
memberikan gambaran pengetahuan yang paling baik. Hal ini tidak sesuai dengan
teori notoatmodjo (2003), bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang maka
semakin mudah untuk menerima informasi. Menurut asumsi peneliti, seiring
berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, baik usia ataupun pendidikan
tidak berpengaruh pada pengetahuan responden, dikarenakan pada zaman modern
seperti ini semakin mudah untuk memperoleh dan mengakses informasi.
Dalam penelitian ini pengetahuan yang diharapkan bukan hanya sekedar tahu
teori saja, tetapi yang lebih spesifik lagi yaitu bagaimana responden
mengaplikasikan teori tentang menjaga hygiene personal agar terhindar dari
penyakit panu dengan lebih mengetahui bagaimana ciri-ciri dan penularan serta
pencegahan penyakit panu tersebut.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan hasil penelitian yang telah
dilakukan oleh peneliti, maka dapat diambil kesimpulan bahwa:
1. Gambaran pengetahuan pekerja bangunan tentang hygine personal
mayoritas berada dalam kategori baik, yaitu 60%
2. Gambaran pengetahuan pekerja bangunan tentang hygiene personal
terhadap penyakit panu (Pityriasis versicolor) mayoritas berada dalam
ketegori cukup, yaitu 53,4%
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka diperoleh saran sebagai berikut:
1. Untuk meningkatkan pengetahuan pekerja bangunan tentang
kebersihan kulit terhadap penyakit panu perlu dilakukan pemberian
pengetahuan secara merata kepada seluruh pekerja bangunan,
disarankan kepada pihak dinas kesehatan atau puskesmas yang ada di
indonesia untuk memberikan penyuluhan tentang apa saja penyakit
yang dapat disebabkan oleh kurangnya menjaga kebersihan kulit
dimana salah satunya adalah panu, serta penyakit tambahan yang bisa
disebabkan oleh panu. Disarankan juga kepada pekerja bangunan untuk
selalu menjaga kebersihan dirinya dan meningkatkan kepedulian
terhadap kebersihan, khususnya kebersihan kulit dalam kehidupan
sehari-hari.
2. Hasil penelitian ini bisa dijadikan pedoman dalam melakukan
penelitian selanjutnya oleh peneliti-peneliti selanjutnya dengan
memperluas variabel-variabel lainnya misalnya sikap, tindakan, dan
perilaku.
Assalamualaikum Wr.Wb
Nama : Bahrina Hadani lubis
Nim : 140100025
Jurusan : Pend.dokter
Fakultas : Universitas Sumatera Utara (USU)
Bermaksud memohon bantuan kepada pekerja bangunan di PT untuk
mengisi kuesioner yang akan digunakan sebagai alat pengumpulan data dalam
penyusunan Skripsi yang berjudul Gambaran Pengetahuan Pekerja Bangunan
tentang Hygiene personal terhadap Penyakit Panu (Pityriasis versicolor).
Sehubungan dengan itu, saya mohon kesedian Anda, untuk mengisi
kuesioner ini sesuai dengan petunjuk pengisiannya. Perlu saya sampaikan bahwa
hasil penelitian ini hanya untuk kepentingan akademik dan tidak akan
berpengaruh pada status dan pekerjaan Anda.
Dengan demikian saya mohon kerjasamanya kepada responden dalam
memberikan data yang dibutuhkan dan informasi responden yang diberikan
merupakan rahasia. Atas perhatian dan waktu yang diberikan saya ucapkan
terimakasih sebesar-besarnya.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Medan, 2017
Peneliti
Nama :
No.HP :
Setelah membaca pernyataan peneliti bahwasanya hasil penelitian ini hanya unutk
kepentingan akademik dan tidak akan berpengaruh pada status dan pekerjaan
Saya. Dan informasi yang saya berikan merupakan rahasia, Maka Saya
menyatakan bahwa bersedia untuk mengisi kuesioner dari peneliti yang berjudul
Gambaran Pengetahuan Pekerja Bangunan tentang Hygiene Personal
terhadap Penyakit Panu (Pityriasis versicolor).
Medan, 2017
Responden
( )
I. Karakteristik Responden
Nama :
Umur :
Pendidikan Terakhir :
II. Pertanyaan
1. Penyakit Panu adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi jamur yang
memberikan tanda bercak putih atau hitam di kulit, terutama meliputi
badan dan kadang-kadang dapat menyerang ketiak, paha, lengan, dan
muka.
a. Benar
b. Salah
a. Benar
b. Salah
a. Benar
b. Salah
a. Benar
b. Salah
a. Benar
b. Salah
a. Benar
b. Salah
8. Suhu merupakan salah satu faktor yang dapat menjadi penyebab terjadinya
panu. Daerah bersuhu hangat dan lembab sangat cocok untuk pertumbuhan
penyakit panu .
a. Benar
b. Salah
a. Benar
b. Salah
10. Bertukar-tukar pakaian dengan orang lain yang mengidap penyakit panu
adalah salah satu cara penularan penyakit panu.
a. Benar
b. Salah
11. Penyakit Panu dapat dicegah dengan menjaga kebersihan diri dengan baik.
a. Benar
b. Salah
12. Bagian tubuh yang paling sering terkena panu adalah bagian tubuh yang
sering berkeringat.
a. Benar
b. Salah
a. Benar
b. Salah
a. Benar
b. Salah
a. Benar
b. Salah
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Pendidikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
hygiene
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
p1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
p2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
p3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
p5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
p6
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
p7
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
p9
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
p10
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
p11
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
p12
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
p13
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
p14
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
p15
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Umur_ket
kurang Count 2 1 5 8
Total Count 15 11 9 35
Pendidikan
cukup Count 2 4 4 9 19
kurang Count 0 0 2 6 8
Total Count 3 6 8 18 35
Dengan ini penulis menyatakan bahwa skripsi ini disusun sebagai syarat untuk
memperoleh Sarjana Kedokteran pada Program Studi Pendidikan Dokter pada Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara adalah benar merupakan hasil karya penulis
sendiri. Adapun pengutipan yang penulis lakukan pada bagian tertentu dari hasil karya
orang lain dalam penulisan skripsi ini, telah penulis cantumkan sumbernya secara jelas
sesuai dengan norma, kaidah dan etika penelitian ilmiah. Apabila dikemudian hari
ternyata ditemukan seluruh atau sebagian skripsi ini bukan hasil karya penulis sendiri
atau adanya plagiat dalam bagian tertentu, penulis bersedia menerima sanksi pencabutan
gelar akademik yang penulis sandang dan sanksi lainnya sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Bahrina Hadani
140100025