You are on page 1of 10

JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO

Volume 8, Nomor 2, April 2019


Online : http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico
ISSN Online : 2540-8844
Gabriella Diah Padaningpuri, Erie B.P.S Andar

HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR KINESIOLOGI DENGAN


KECEPATAN LARI 100 METER MAHASISWA FK UNDIP
Gabriella Diah Padaningpuri1, Erie B.P.S. Andar2
1
Mahasiswa Program Pendidikan S1 Kedokteran Umum, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro
2
Staf Pengajar Ilmu Anatomi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro
Jalan Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang-Semarang 50275, Telp. 02476928010

ABSTRAK
Latar Belakang: Lari adalah salah satu olahraga pilihan untuk menjaga kebugaran dan
bekompetisi saat ini. Kecepatan lari dipegaruhi panjang langkah dan frekuensi langkah.
Kedua hal tersebut dipengaruhi beberapa karakteristik antropometri seperti berat badan, tinggi
badan, panjang tungkai, serta kekuatan otot tungkai. Tujuan: Mengetahui hubungan antara
beberapa karakteristik antropometri tungkai (besar Q-angle, selisih besar Q-angle kanan-kiri,
panjang cruris, dan panjang tungkai), kekuatan musculus quadriceps femoris, dan berat cruris
beserta pedis dengan kecepatan lari 100 meter mahasiswa FK Undip. Metode: Penelitian ini
merupakan studi analitik observasional dengan rancangan cross-sectional. Subyek penelitian
ini didapatkan dengan purposive sampling sesuai dengan kriteria inklusi. Data yang telah
terkumpul diperiksa kelengkapan dan keberanannya kemudian dianalisis menggunakan
analisis bivariat uji Pearson atau Spearman, dilanjutkan dengan analisis multivariat uji
regresi linear. Hasil: Pada penelitian ini tidak didapatkan hubungan yang bermakna antara
besar Q-angle, selisih besar Q-angle kanan-kiri, panjang cruris, panjang tungkai, kekuatan
musculus quadriceps femoris, dan berat cruris beserta pedis dengan kecepatan lari 100 meter.
Simpulan: Tidak terdapat hubungan antara beberapa karakteristik antropometri tungkai,
kekuatan musculus quadriceps femoris, dan berat cruris beserta pedis dengan kecepatan lari
100 meter mahasiswa FK Undip.
Kata Kunci: besar Q-angle, selisih Q-angle kanan-kiri, panjang cruris, panjang tungkai,
kekuatan musculus quadriceps femoris, berat cruris beserta pedis, kecepatan lari 100 meter.

ABSTRACT
CORRELATION BETWEEN KINESIOLOGY FACTORS AND 100 METERS
RUNNING VELOCITY OF MEDICAL STUDENTS OF DIPONEGORO
UNIVERSITY
Background: Recently, running is one of the favorite sports to stay fit and competes.
Running velocity was influenced by stride length and stride frequency. These two things are
affected by some anthropometric characteristics i.e. body weight, body height, leg length, and
leg muscle strength. Aim: To prove the correlation between several limb anthropometries (Q-
angle value, right-left Q-angle value difference, crural length, leg length), quadriceps muscle
strength, and lower leg and foot weight with 100 meters running velocity of medical students
of Diponegoro University. Methods: This research was an observational analytic study with
cross-sectional design. The subjects of this experiment were obtained using purposive
sampling according to the inclusion criteria. The collected data was then checked and
analyzed with bivariate analysis Pearson or Spearman test, and proceed with multivariate
analysis linear regression test. Results: In this research, no significant correlation was found

JKD : Vol. 8, No. 2, April 2019 : 713-722


713
JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Volume 8, Nomor 2, April 2019
Online : http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico
ISSN Online : 2540-8844
Gabriella Diah Padaningpuri, Erie B.P.S Andar

between Q-angle value, right-left Q-angle value difference, crural length, leg length, femoral
quadriceps muscle strength, lower leg and foot weight with 100 meters running velocity.
Conclusion: No correlation was found between Q-angle value, right-left Q-angle value
difference, crural length, leg length, quadriceps muscle strength, lower leg and foot weight
with 100 meters running velocity of medical students of Diponegoro University.
Keywords: Q-angle value, right-left Q-angle value difference, crural length, leg length,
quadriceps muscle strength, lower leg and foot weight, 100 meters running velocity.

PENDAHULUAN untuk mengetahui hal-hal yang mungkin


Pada awalnya, lari merupakan dapat mempengaruhi kecepatan larinya.
kemampuan dasar makhluk hidup untuk Hal utama yang menjadi faktor
mempertahankan hidupnya, namun hal itu penentu kecepatan lari adalah panjang
telah berubah.1 Saat ini kebanyakan tujuan langkah dan frekuensi langkah.4 Kedua hal
seseorang berlari beralih menjadi sebagai tersebut dipengaruhi oleh bentuk anatomis
salah satu cara untuk menjaga kebugaran, ekstremitas inferior seperti tulang dan
berkompetisi, atau bahkan hanya untuk sendi, kontraksi-relaksasi otot, dan fungsi
menambah pengalaman. sistem saraf. Salah satu bentuk anatomis
Berdasarkan data Badan Pusat pada ekstremitas inferior adalah
Statistik (BPS) pada tahun 2015, terdapat quadriceps angle atau yang biasa disebut
27,61% penduduk berusia 10 tahun ke atas Q-angle, yaitu sudut antara os femur dan
yang melakukan olahraga, naik dari angka os tibia.5 Dari penelitian sebelumnya,
yang tercatat pada tahun 2012 yaitu 24,99.2 didapatkan bahwa Q-angle memengaruhi
Survei yang dilakukan oleh Sun Life durasi untuk mencapai titik maksimal
Financial Asia pada tahun 2017, rotasi internal os tibia pada siklus lari.6
menunjukkan tingkat kepuasan terhadap Didapatkan bahwa nilai Q-angle rata-rata
kondisi kesehatan masyarakat di kawasan laki-laki dewasa dengan etnis Afrika
Asia menurun, terkecuali untuk Indonesia adalah 10.7° ± 2.2° (nilainya hampir sama
yang tercatat sebagai satu-satunya negara dengan laki-laki etnis Kaukasia),
dengan Indeks Kesehatan terbaru yang sedangkan nilainya pada laki-laki dewasa
meningkat. Didapatkan pula bahwa jenis dengan etnis India adalah 12.73°.7,8 Belum
olahraga yang paling diminati adalah ada data yang menunjukkan nilai Q-angle
berlari.3 Kompetisi yang semakin banyak rata-rata laki-laki dewasa di Indonesia.
ini menimbulkan keinginan masyarakat

714 JKD : Vol. 8, No. 2, April 2019 : 713-722


JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Volume 8, Nomor 2, April 2019
Online : http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico
ISSN Online : 2540-8844
Gabriella Diah Padaningpuri, Erie B.P.S Andar

Banyak penelitian telah dilakukan femoris dan berat cruris beserta pedis
mengenai faktor yang mempengaruhi menggunakan hand held force gauge, dan
prestasi lari, namun belum ada penelitian kecepatan lari 100 meter.
yang membahas secara keseluruhan Variabel bebas penelitian ini adalah
mengenai hubungan faktor-faktor besar Q-angle, selisih besar Q-angle
kinesiologi dengan kecepatan lari. kanan-kiri, panjang cruris, panjang
Karenanya, diperlukan penelitian tentang tungkai, kekuatan musculus quadriceps
hubungan faktor-faktor kinesiologi dengan femoris, dan berat cruris beserta pedis,
kecepatan lari 100 meter. sedangkan variabel terikatnya adalah
kecepatan lari 100 meter. Data yang
METODE didapatkan kemudian
Jenis penelitian merupakan studi dianalisismenggunakan uji Pearson dan
analitik observasional dengan desain cross- Spearman, setelah itu data yang memenuhi
sectional. Subjek penelitian adalah syarat dilanjutkan dengan uji regresi linear.
mahasiswa laki-laki FK Undip dengan
BMI normal, kekuatan otot normal, dan HASIL
tinggi badan 164 ± 10 cm. Kriteria eksklusi Penelitian ini telah dilakukan pada
pada penelitian ini adalah bila memiliki bulan Agustus hingga bulan Oktober
gangguan mobilitas tubuh, gangguan dengan melibatkan 35 mahasiswa yang
anatomis tungkai terkhusus genu, atau memenuhi kriteria inklusi dan tidak
penyakit berat (contoh: asma berat, terdapat kriteria eksklusi, serta telah
penyakit jantung). Berdasarkan rumus diminta kesediaannya untuk mengikuti
besar sampel, didapatkan jumlah sampel penelitian kemudian menandatangani
minimal sebanyak 34 subjek. lembar informed consent.
Pengambilan data dilakukan setelah
informed consent, pengukuran tinggi dan
berat badan. Selanjutnya subjek penelitian
mengikuti tahap pengukuran besar Q-angle
menggunakan goniometer, panjang cruris
dan panjang tungkai menggunakan
metline, kekuatan musculus quadriceps

715 JKD : Vol. 8, No. 2, April 2019 : 713-722


JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Volume 8, Nomor 2, April 2019
Online : http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico
ISSN Online : 2540-8844
Gabriella Diah Padaningpuri, Erie B.P.S Andar

Tabel 1. Analisis deskriptif besar Q-angle, selisih besar Q-angle kanan-kiri, panjang cruris, panjang
tungkai, kekuatan musculus quadriceps femoris, berat cruris beserta pedis, dan kecepatan lari 100
meter.
Total
Rata- Nilai Nilai Standard
N Median
rata Minimum Maksimum Deviasi
Q-angle Kanan (°) 35 12.0071 11.1000 8.35 19.35 3.14461
Q-angle Kiri (°) 35 11.5243 11.1000 8.10 18.80 2.62666
Selisih Q-angle kanan-kiri (°) 35 1.0000 .7500 .05 3.75 .87733
Panjang Tungkai Kanan (cm) 35 87.869 88.200 81.8 94.6 2.7371
Panjang Tungkai Kiri (cm) 35 87.837 88.100 80.8 93.7 2.8319
Panjang cruris Kanan (cm) 35 39.229 39.000 36.0 44.5 1.6616
Panjang cruris Kiri (cm) 35 39.383 39.500 35.0 44.0 1.8120
Kekuatan musculus quadriceps 35 338.17 335.00 203 495 86.010
femoris Kanan (N)
Kekuatan musculus quadriceps 35 337.66 333.00 196 475 79.041
femoris Kiri (N)
Berat cruris beserta pedis Kanan (kg) 35 3.5429 3.7500 2.00 4.75 .72883
Berat cruris beserta pedis Kiri (kg) 35 3.5500 3.7500 1.75 5.50 .80394
Kecepatan Lari (m/s) 35 6.3351 6.3700 5.11 7.41 .57096

Uji normalitas menggunakan Tabel 2. Hasil analisis uji Pearson mengenai


Saphiro-Wilk (n<50) pada data variabel hubungan antara masing-masing variabel

besar Q-angle kanan, besar Q-angle kiri, dengan kecepatan lari 100 meter

dan selisih besar Q-angle kanan-kiri Kecepatan lari


Variabel 100 meter
menghasilkan distribusi data tidak normal,
p r
sehingga digunakan analisis bivariat
Panjang cruris kanan 0.264 -0.194
menggunakan uji Spearman. Sementara itu
Panjang cruris kiri 0.432 -0.173
didapatkan hasil distribusi data normal
Panjang tungkai kanan 0.429 0.138
pada variabel lainnya sehingga digunakan
Panjang tungkai kiri 0.337 0.167
analisis bivariat uji Pearson. Kekuatan musculus quadriceps 0.315 0.175
femoris tungkai kanan

JKD : Vol. 8, No. 2, April 2019 : 713-722


716
JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Volume 8, Nomor 2, April 2019
Online : http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico
ISSN Online : 2540-8844
Gabriella Diah Padaningpuri, Erie B.P.S Andar

Tabel 3. Hasil analisis uji Pearson mengenai bermakna antara besar Q-angle kanan,
hubungan antara masing-masing variabel besar Q-angle kiri, dan selisih besar Q-
dengan kecepatan lari 100 meter (lanjutan) angle kanan-kiri dengan kecepatan lari 100
Kekuatan musculus 0.538 0.108 meter, akan tetapi untuk variabel besar Q-
quadriceps femoris tungkai
angle dilanjutkan dengan analisis
kiri
multivariat uji regresi linear menggunakan
Berat cruris beserta pedis 0.432 -0.137
metode backwards. Hasil analisis
kanan
multivariat menunjukkan bahwa tidak ada
Berat cruris beserta pedis 0.556 -0.103
kiri variabel yang tersisa pada akhir analisis.

Keterangan: *signifikan (p < 0.05) Hal ini berarti tidak ada variabel yang
Berdasarkan analisis uji Pearson memiliki hubungan bermakna dengan
didapatkan hasil seperti yang tertera pada variabel terikat.
Tabel 2., yaitu tidak didapatkan hubungan
bermakna antara panjang cruris, panjang PEMBAHASAN
tungkai, kekuatan musculus quadriceps Belum ada penelitian yang dapat
femoris, dan berat cruris beserta pedis menjelaskan hasil yang didapat pada
dengan kecepatan lari 100 meter. variabel besar Q-angle dan selisih besar Q-
Tabel 4. Hasil analisis uji Spearman mengenai angle kanan-kiri pada penelitian ini. Dari
hubungan antara masing-masing variabel penelitian sebelumnya didapatkan bahwa
dengan kecepatan lari 100 meter besar Q-angle berhubungan negatif dengan
Kecepatan lari 100 puncak torsi musculus quadriceps femoris.9
Variabel meter Hal ini sesuai dengan hipotesis
p r sebelumnya, yaitu Q-angle mempengaruhi
Besar Q-angle kanan 0.151 -0.248
kerja musculus quadriceps femoris dan
Besar Q-angle kiri 0.117 -0.270 secara tidak langsung mempengaruhi
Selisih besar Q-angle 0.669 -0.075 kecepatan lari. Dari penelitian sebelumnya
kanan-kiri didapatkan hasil yang mendukung hasil
penelitian ini, bahwa selisih besar Q-angle
Berdasarkan analisis uji Spearman dengan nilai minimal 4° berhubungan
didapatkan hasil seperti yang tertera pada dengan kejadian anterior knee pain
Tabel 3., yaitu tidak didapatkan hubungan syndrome. Hal ini diperkirakan oleh karena

JKD : Vol. 8, No. 2, April 2019 : 713-722

717
JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Volume 8, Nomor 2, April 2019
Online : http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico
ISSN Online : 2540-8844
Gabriella Diah Padaningpuri, Erie B.P.S Andar

adanya ketidakseimbangan antar kedua dengan hipotesis pada penelitian ini.


tungkai.10 Terdapat hasil penelitian lainnya yang
Pada penelitian ini, tidak bertentangan dengan hasil pada penelitian
didapatkan adanya hubungan yang ini, yaitu adanya hubungan negatif yang
signifikan antara besar Q-angle dengan signifikan antara panjang tungkai dengan
kecepatan lari 100 meter. Hal ini mungkin kecepatan lari dengan nilai korelasi lemah
disebabkan oleh adanya variasi besar Q- ( r = - 0.310 ).11 Pada penelitian lain,
angle yang cenderung tersebar dalam didapatkan hasil yang mungkin
rentang normal. Tidak didapatkan pula bertentangan dengan penelitian ini, bahwa
adanya hubungan yang signifikan antara peningkatan panjang tulang dapat
selisih besar Q-angle kanan-kiri dengan menurunkan kecepatan seorang individu.13
kecepatan lari 100 meter. Hal ini mungkin Meskipun kekuatan otot memengaruhi
terjadi karena selisih besar Q-angle kanan- performa lari, adanya motivasi yang tinggi
kiri pada sampel penelitian ini tidak ada akan memengaruhi kemampuan seseorang
sampel yang memiliki selisih lebih dari untuk menghasilkan kekuatan
14
sama dengan 4°. maksimalnya.
Hasil penelitian sebelumnya Sampel yang digunakan pada
mendukung hasil penelitian ini, dimana penelitian-penelitian sebelumnya adalah
didapatkan adanya hubungan negatif yang atlet yang telah melakukan olahraga atau
signifikan antara panjang tibia dengan latihan fisik secara rutin. Sementara itu,
kecepatan lari, dengan nilai korelasi lemah sampel pada penelitian ini adalah non-atlet
11
( r = -0.290 ). Meski begitu, tidak dan diambil tanpa memperhitungkan
dijelaskan kemungkinan penyebab hasil intensitas dan frekuensi olahraganya. Hal
tersebut. ini mungkin menjadi penyebab tidak
Pada penelitian sebelumnya, diperolehnya hubungan yang signifikan
dikatakan bahwa terdapat hubungan yang antara panjang cruris serta panjang tungkai
signifikan antara panjang tungkai dengan dengan kecepatan lari pada penelitian ini.
kecepatan lari. Hal ini dijelaskan bahwa Selain itu, jadwal penelitian yang
semakin panjang tungkai seseorang, dilakukan tidak bersamaan dengan
meningkatkan efisiensi dalam mencapai penilaian lari mata kuliah olahraga
jarak tertentu.12 Hal tersebut sejalan

718 JKD : Vol. 8, No. 2, April 2019 : 713-722


JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Volume 8, Nomor 2, April 2019
Online : http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico
ISSN Online : 2540-8844
Gabriella Diah Padaningpuri, Erie B.P.S Andar

memungkinkan kurangnya motivasi untuk Penelitian sebelumnya dengan


berlari dengan usaha maksimal. sampel atlet Serbia, didapatkan bahwa
Dari penelitian sebelumnya, komposisi lemak tubuh, yang diketahui
didapatkan bahwa pemain sepak bola dengan cara mengukur skinfold thickness,
dengan kecepatan lari tertinggi memiliki memiliki korelasi negatif dengan performa
hasil lebih baik dalam penilaian fungsional lari seseorang. Hal ini dibuktikan dengan
lompatan vertikal. Hal tersebut dapat adanya skinfold thickness yang jauh lebih
mendukung hasil korelasi positif dalam rendah pada pelari cepat dibandingkan
penelitian ini karena salah satu dari otot- dengan atlet lain yang tidak memanfaatkan
otot tungkai yang digunakan adalah kecepatan pergerakan tungkai dalam
musculus quadriceps femoris.15 Pada berolahraga.17 Penelitian lain dengan
penelitian sebelumnya dikatakan bahwa sampel atlet sprint didapatkan bahwa
kecepatan lari dan performa lari 100 meter latihan selama 3 tahun menurunkan
berhubungan dengan persentase serabut skinfold thickness khususnya pada bagian
otot kontraksi cepat. Persentase serabut paha permukaan anterior dan betis
otot kontraksi cepat yang lebih tinggi permukaan medial. Dikatakan bahwa
identik dengan atlet pelari sprint, karena penurunan skinfold thickness tersebut
adanya otot-otot tungkai yang sudah berhungan dengan kerja otot yang
beradaptasi dengan kondisi untuk bekerja meningkat pada bagian-bagian tersebut.18
secara cepat.16 Pada penelitian ini, tidak Pada penelitian ini, tidak dibedakan
diteliti persentase masing-masing jenis berat otot dan berat lemak, sehingga
serabut otot, sehingga kemungkinan dapat kurang dapat ditentukan apakah setiap
mempengaruhi kerja musculus quadriceps penambahan berat pada cruris dan pedis
femoris dalam berlari sprint. akan menambah performa atau menambah
Pada penelitian ini, tidak beban saat berlari cepat. Hal ini mungkin
didapatkan hubungan yang signifikan menjadi dasar tidak didapatkannya
antara kekuatan musculus quadriceps hubungan yang signifikan antara berat
femoris dengan kecepatan lari 100 meter. cruris beserta pedis dengan kecepatan lari
Hal ini kemungkinan didasari oleh variasi 100 meter.
distribusi persentase serabut otot pada
musculus quadriceps femoris.

719 JKD : Vol. 8, No. 2, April 2019 : 713-722


JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Volume 8, Nomor 2, April 2019
Online : http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico
ISSN Online : 2540-8844
Gabriella Diah Padaningpuri, Erie B.P.S Andar

SIMPULAN DAN SARAN dilakukan penghitungan persentase serabut


Simpulan otot jenis kontraksi cepat dan kontraksi
Tidak didapatkan hubungan yang lambat agar sampel lebih homogen. Dapat
signifikan antara besar Q-angle, selisih dilakukan penghitungan persentase massa
besar Q-angle kanan-kiri, panjang cruris, otot dan massa lemak atau pengukuran
panjang tungkai, kekuatan musculus ketebalan lemak subkutan agar sampel
quadriceps femoris, dan berat cruris menjadi lebih homogen.
beserta pedis dengan kecepatan lari 100
meter mahasiswa FK Undip. DAFTAR PUSTAKA
Saran 1. Newsholme EA, Leech AR, Duester
Dapat digunakan foto polos tungkai G. Keep on Runnng: The Science of
bawah posisi AP untuk pengukuran besar Training and Performance. 1st ed.
Q-angle yang lebih tepat. Untuk penelitian Chichester: John Wiley & Sons;
berikutnya, sampel dapat melakukan 1994. 462 p.
pengukuran kecepatan lari 100 meter 2. Setiawan A, Nugroho SW,
menggunakan sepatu dengan jenis dan Budiatmodjo E, Ramadani KD, SST
merek yang sama atau tanpa alas kaki sama IM. Statistik Sosial Budaya Survei
sekali. Dapat dilakukan penelitian Sosial Ekonomi Nasional. Susilo D,
bersamaan dengan penilaian lari mata Harahap IE, Yasmuarto S, editors.
kuliah olahraga agar sampel memiliki Jakarta: Badan Pusat Statistik; 2015.
motivasi maksimal. Dapat digunakan 250 p.
sampel dengan variasi besar Q-angle yang 3. Sun Life Financial Asia. Sun Life
lebih mencangkup lebih banyak nilai di Financial Asia Health Index 2017:
bawah dan di atas rentang normal atau Sharp drop in Asians who feel
dibagi menjadi beberapa kelompok healthy, except Indonesians that
(misalkan, kelompok Q-angle dalam consistently gain a slight increase.
rentang normal, di bawah rentang normal, 2017 [cited 2018 Feb 16];1–2 p.
dan di atas rentang normal). Dapat 4. Luttgens K, Hamilton N, Weimar
ditambahkan kriteria inklusi atau kuisioner W. Kinesiology: Scientific Basis of
mengenai frekuensi dan intensitas olahraga Human Motion. 12th ed. CBS
agar sampel lebih homogen. Dapat College Publishing; 1982. 640 p.

720 JKD : Vol. 8, No. 2, April 2019 : 713-722


JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Volume 8, Nomor 2, April 2019
Online : http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico
ISSN Online : 2540-8844
Gabriella Diah Padaningpuri, Erie B.P.S Andar

5. Moore KL. Clinically Oriented anterior knee pain syndrome.


Anatomy. 7th ed. Philadelphia: 1999;14(98):7–13 p.
Lippincott Williams & Wilkins; 11. Kalayci MC, Guleroglu F, Eroglu H.
2014. 508-656 p. Relationship between
6. Ramskov D, Jensen ML, Obling K, anthropometric parameters and
Nielsen RO, Parner ET, Rasmussen speed performance : A
S. No association between q-angle kinanthropometric research.
and foot posture with running- 2016;(11):90–6 p.
related injuries: a 10 week 12. Pradana AA. Panjang Tungkai
prospective follow-up study. Int J Terhadap Kecepatan Lari Cepat
Sports Phys Ther [Internet]. (Sprint) 100 Meter Putra Universitas
2013;8(4):407–15 p. Negri Surabaya Jurusan Pendidikan
7. Omololu BB, Ogunlade OS, Kesehatan Dan Rekreasi Prodi S-1
Gopaldasani VK. Normal Q-angle in Ilmu Keolahragaan. 2013; 4-6 p.
an adult nigerian population. Clin 13. Abhishek S, Deepak M, Davinder
Orthop Relat Res. KG, Waseem M. Correlation of
2009;467(8):2073–6 p. femoral shaft length and tibia length
8. Raveendranath V, Nachiket S, with the performance of athletes in
Sujatha N, Priya R, Rema D. speed , agility and strength.
Bilateral variability of the 2012;VIII(3):1922–6 p.
quadriceps angle (Q angle) in an 14. HB W. Perbandingan Kekuatan Otot
adult Indian population. Iran J Basic Tungkai pada Atlet Usia Remaja
Med Sci. 2011;14(5):465–71 p. Cabang Olahraga Taekwondo
9. Byl T, Cole JA, Livingston LA. Nomor Poomsae dan Kyorugi di
What Determines the Magnitude of Kota Semarang. 2016;15–52 p.
the Q Angle ? A Preliminary Study 15. Oliveira D. Who runs the fastest ?
of Selected Skeletal and Muscular Anthropometric and physiological
Measures. J Sport Rehabil. correlates of 20 m sprint
2000;9(1):26–35 p. performance in male soccer players.
10. Livingston LA, Mandigo JL. 2016;24:341–51 p.
Bilateral Q angle asymmetry and 16. Mero A, Luhtanen P, Vittasalo JT,

721 JKD : Vol. 8, No. 2, April 2019 : 713-722


JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Volume 8, Nomor 2, April 2019
Online : http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico
ISSN Online : 2540-8844
Gabriella Diah Padaningpuri, Erie B.P.S Andar

Komi P V. Relationships between Serbian National Track And Field


the maximal running velocity, Team. 2017;87–94 p.
muscle fiber characteristics, force 18. Legaz A, Eston R. Changes in
production and force relaxation of performance, skinfold thicknesses,
sprinters. Scand J Sport Sci. 1981;3: and fat patterning after three years
16–22 p. of intense athletic conditioning in
17. Kompozicija T, Atletske Č, Srbije high level runners. 2005;851–6 p.
R. Body Composition Of The

722 JKD : Vol. 8, No. 2, April 2019 : 713-722

You might also like