You are on page 1of 32

MAKALAH

FUNGI (JAMUR)
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Mikrobiologi

Dosen :
Linda Noviana, Dra.,Msi.

Disusun Oleh:

1. Achmad Hadi Adillah (2016330002)


2. M Arga Oktori Widodo (2016330003)
3. Ulfa Khoirotunnisa (2016330005)
4. Nadia Novitasari (2016330022)
5. Aulia Oktavia (2016330028)
6. Azrul Rowi Sikha (2016330036)

FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
UNIVERSITAS SAHID JAKARTA
2017/2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkah dan
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan salah satu Tugas Mata Kuliah
Mikrobiologi dengan baik dan sesuai dengan petunjuk, dengan judul Fungi
(jamur).

Selama penyusunan makalah ini penulis seringkali menemui kesulitan.


Namun berkat bantuan, dorongan, serta bimbingan dari beberapa pihak akhirnya
makalah ini dapat terselesaikan. Untuk itu, dalam kesempatan ini penulis
menyampaikan terima kasih kepada:

1. Allah swt, yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga


makalah ini dapat tersusun.
2. Orang tua dan seluruh keluarga penulis tercinta yang telah memberikan
motivasi baik moril maupun materil.
3. Dosen mata kuliah Mikrobiologi, Ibu Linda Noviana, Dra.,Msi. yang telah
membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyusunan makalah ini.
4. Semua teman-teman yang senantiasa membantu dan mensuport penulis
dalam penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari


sempurna oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun untuk dikemudian hari jadi pembelajaran yang berarti. Harapan
penulis semoga dapat bermanfaat bagi yang membaca dan bagi penulis sendiri
pada khususnya. Aamiin.

Jakarta, 15 Mei 2017

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
1.1. Latar Belakang..........................................................................................1
1.2. Identifikasi Masalah..................................................................................1
1.3. Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.4. Tujuan Penulisan.......................................................................................3
1.5. Manfaat Makalah.......................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................4
2.1. Pengertian Fungi (Jamur).........................................................................4
2.2. Ciri-Ciri Jamur..........................................................................................6
2.3. Struktur Tubuh Jamur................................................................................7
2.4. Cara Hidup Jamur......................................................................................8
2.5. Klasifikasi Jamur.......................................................................................9
2.5.1. Myxomycotina (Jamur lendir).........................................................10
2.5.2. Oomycotina......................................................................................10
2.5.3. Zygomycotina..................................................................................11
2.5.4. Ascomycotina...................................................................................14
2.5.5. Basidiomycotina...............................................................................18
2.5.6. Deuteromycotina..............................................................................20
2.6. Habitat Jamur..........................................................................................22
2.7. Pertumbuhan dan Reproduksi.................................................................22
2.8. Peran Jamur Bagi Manusia......................................................................23
BAB III PENUTUP..................................................................................................................25
3.1. Kesimpulan..............................................................................................25
3.2. Saran........................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................27

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Fungi (jamur).........................................................................................4


Gambar 2. Struktur Jamur Multiselular...................................................................7
Gambar 3. (a) Hifa Tidak Bersepta (b) Hifa Bersepta.............................................7
Gambar 4. Jamur yang hidup pada kulit pohon dan tanah.......................................8
Gambar 5. Daur Hidup Mixomycotina ( Jamur Lendir)........................................10
Gambar 6. Daur Hidup Oomycotina......................................................................11
Gambar 7. Daur Hidup Zygomycotina..................................................................12
Gambar 8. Rhizopus stolonifer..............................................................................13
Gambar 9. Daur Hidup Ascomycotina...................................................................14
Gambar 10. Konidia pada Penicillium...................................................................15
Gambar 11. Daur Hidup Basidiomycota................................................................19
Gambar 12. Reproduksi Jamur Secara Umum.......................................................23

iii
BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Dalam pembelajaran biologi berkaitan dengan cara mencari tahu dan


memahami tentang alam sekitar secara sistematis, sehingga ilmu biologi bukan
hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta konsep,
penemuan pendidikan biologi diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa
untuk mempelajari dirinya sendiri dan alam sekitar beserta isinya yang terdiri
dari dua macam yaitu makhluk hidup (biotik) dan makhluk tidak hidup (abiotik)
(Bambang, 1998).

Fungi atau cendawan adalah organisme heterotrofik. Mereka memerlukan


senyawa organik untuk nutrisinya. Bila mereka hidup dari benda organik mati
yang terlarut, mereka disebut sporofit. Fungi memiliki berbagai macam
penampilan tertgantung pada spesiesnya (Pelczar, 1986).

Dalam Campbell (2003), Fungi adalah eukariota, dan sebagian besar


adalah eukariota multiseluler. Meskipun fungi pernah dikelompokkan ke dalam
kingdom tumbuhan, fungi adalah organisme unik yang umumnya berbeda dari
eukariota lainnya ditinjau dari cara memperoleh makanan, organisasi struktural
serta pertumbuhan dan reproduksi.

Jamur sering dianggap sebagai organisme yang tergolong dalam


tumbuhan, tetapi adapula yang menganggap jamur sebagai golongan organisme
yang terpisah dari tumbuhan. Dengan demikian terdapat pula perbedaan dalam
klasifikasinya, tetapi perbedaan tadi terletak pada taksa yang lebih tinggi dari
kelas, sedangkan taksa dari kelas kebawah tidak terdapat perbedaan.

1.2.Identifikasi Masalah

Manusia telah mengenal jamur dalam kehidupan sehari-hari meskipun


tidak sebaik tumbuhan lainnya. Hal itu disebabkan karena jamur hanya tumbuh
pada waktu tertentu, pada kondisi tertentu yang mendukung, dan lama hidupnya
terbatas.

1
Sebagai contoh, jamur banyak muncul pada musim hujan di kayu-kayu
lapuk, serasah, maupun tumpukan jerami. namun, jamur ini segera mati setelah
musim kemarau tiba. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, manusia telah mampu membudidayakan jamur dalam medium buatan,
misalnya jamur merang, jamur tiram, dan jamur kuping. Jamur merupakan
tumbuhan yang tidak mempunyai klorofil sehingga bersifat heterotrof, tipe sel
sel eukarotik.

Jamur ada yang uniseluler dan multiseluler. Tubuhnya terdiri dari benang-
benang yang disebut hifa, hifa dapat membentuk anyaman bercabang-cabang
yang disebut miselium. Reproduksi jamur, ada yang dengan cara vegetatif ada
pula dengan cara generatif. Selain memiliki berbagai macam cara untuk
berkembangbiak, jamur juga terdiri dari aneka macam jenis baik yang
bermanfaat maupun yang berbahaya/beracun. Saat ini sebagian besar jamur yang
dibudidayakan masyarakat adalah jamur yang bermanfaat, khususnya jamur
konsumsi yang bisa dimakan atau dimanfaatkan sebagai obat.

Sebagai makhluk heterotrof, jamur dapat bersifat parasit obligat, parasit


fakultatif, atau saprofit. Cara hidup jamur lainnya adalah melakukan simbiosis
mutualisme. Jamur yang hidup bersimbiosis, selain menyerap makanan dari
organisme lain juga menghasilkan zat tertentu yang bermanfaat bagi
simbionnya. Simbiosis mutualisme jamur dengan tanaman dapat dilihat pada
mikoriza, yaitu jamur yang hidup di akar tanaman kacang-kacangan atau pada
liken. Jamur berhabitat pada bermacammacam lingkungan dan berasosiasi
dengan banyak organisme. Meskipun kebanyakan hidup di darat, beberapa jamur
ada yang hidup di air dan berasosiasi dengan organisme air. Jamur yang hidup di
air biasanya bersifat parasit atau saprofit, dan kebanyakan dari kelas Oomycetes.
Berdasarkan penjelasan di atas maka kami menyusun makalah ini.

1.3.Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian identifikasi masalah di atas maka penulis dapat


merumuskan suatu permasalahan dalam Makalah ini antara lain sebagai berikut:
1. Apa Pengertian jamur?
2. Apa saja ciri – ciri dari jamur?

2
3. Bagimanakan struktur jamur?
4. Bagaimanakah klasifikasi jamur?
5. Bagaimanakah cara hidup jamur?
6. Bagaimanakah cara pertumbuhan dan reproduksi jamur?
7. Apa saja peran jamur bagi manusia?

1.4.Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka penulis dapat memahami


tujuan dari penyusunan Makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengertian dari fungi.
2. Untuk mengetahui ciri-ciri jamur.
3. Untuk mengetahui struktur tubuh jamur.
4. Untuk mengetahui sistem pengklasifikasian pada fungi.
5. Untuk mengetahui cara hidup jamur.
6. Untuk mengetahui pertumbuhan dan sistem reproduksi jamur.
7. Untuk mengetahui peran jamur bagi manusia.

1.5.Manfaat Makalah

Diharapkan makalah ini dapat menambah wawasan atau pengetahuan yang


luas khususnya bagi penulis sendiri dan umum bagi para pembaca yang
budiman.

3
BAB II PEMBAHASAN

1.
2.
2.1.Pengertian Fungi (Jamur)

Gambar 1. Fungi (jamur)

Jamur merupakan salah satu tumbuhan tingkat rendah yang tidak


berklorofil, namun memiliki potensi bisnis cukup besar. Tumbuhan ini
umumnya bersifat sebagai saprofit atau parasit untuk memenuhi kebutuhan
pangannya. Sebagai saprofit, jamur hidup pada sisa makhluk hidup yang
telah mati, seperti di tumpukan sampah organik, tumbuhan, atau kotoran
hewan. Sedangkan sebagai parasit, jamur hidup menempel pada organisme
lain dan biasanya merugikan media yang ditempelinya.

Jamur dalam bahasa Indonesia memiliki beberapa arti yang agak


berkaitan:

1. Jamur adalah tubuh buah yang tampak di permukaan media tumbuh


dari sekelompok fungi (Basidiomycota) yang berbentuk seperti
payung: terdiri dari bagian yang tegak ("batang") dan bagian yang
mendatar atau membulat. Secara teknis biologis, tubuh buah ini
disebut basidium. Beberapa jamur aman dimakan manusia bahkan
beberapa dianggap berkhasiat obat, dan beberapa yang lain beracun.
Contoh jamur yang bisa dimakan: jamur merang (Volvariela
volvacea), jamur tiram (Pleurotus), jamur kuping (Auricularia
polytricha), jamur kancing atau champignon (Agaricus campestris),

4
dan jamur shiitake (Lentinus edulis).
2. Jamur adalah keseluruhan bagian dari fungi: tubuh buah, dan bagian
jaring- jaring di bawah permukaan tanah atau media mycelia yang
tersusun dari berkas-berkas hifa.
3. Jamur adalah sebutan lain untuk kapang. Makna ini misalnya dapat
disimak dari ungkapan "Rotinya sudah berjamur" yang maksudnya
adalah 'rotinya telah ditumbuhi kapang'.

Jamur adalah organisme yang terdapat dimana-mana di bumi, baik di


daerah tropik, subtropik, di kutub utara, maupun antarika. Fungi juga
ditemukan di darat, di perairaian tawar, di laut, di mangrove, di bawah
permukaan tanah, di kedalaman laut, dipengunungan, maupun di udara.
Banyak faktor lingkungan yang mempengaruhi kehidupan fungi, antara lain
kelembapan, suhu, keasaman substrat, pengudaraan, dan kehadiran nutrien-
nutrien yang diperlukan.

Sedangkan pendapat lain mengatakan bahwa Fungi adalah nama


regnum dari sekelompok besar makhluk hidup eukariotik heterotrof yang
mencerna makanannya di luar tubuh lalu menyerap molekul nutrisi ke
dalam sel-selnya. Fungi memiliki bermacam-macam bentuk. Awam
mengenal sebagian besar anggota Fungi sebagai jamur, kapang, khamir,
atau ragi, meskipun seringkali yang dimaksud adalah penampilan luar yang
tampak, bukan spesiesnya sendiri. Kesulitan dalam mengenal fungi sedikit
banyak disebabkan adanya pergiliran keturunan yang memiliki penampilan
yang sama sekali berbeda (ingat metamorfosis pada serangga atau katak).
Fungi memperbanyak diri secara seksual dan aseksual.

Sedangkan dari sudut lain mengatakan bahwa fungi adalah


mikroorganisma eukaryotik yang hidup secara saprofit karena tidak dapat
berfotosintesa. Pada dasarnya sel -sel fungi hampir sama dengan sel - sel
hewan. Bahkan hal ini juga yang menjadi salah satu alasan mengapa sulit
ditemukan strategi yang tepat dalam mengobati infeksi oleh jamur tanpa
berefek toksik bagi inang / host nya. Di alam ini fungi dapat bersifat sangat
merugikan manusia dengan menimbulkan infeksi (penyakit) dan toksin

5
yang dihasilkan ataupun bersifat menguntungkan dengan menghasilkan
produk - produk yang dapat digunakan oleh manusia sebagai contoh
antibiotika, vitamin, asam organik dan enzim.

2.2.Ciri-Ciri Jamur

Kata jamur atau fungi mungkin akan selalu kita maknai sebagai cendawan,
yaitu organisme yang pendek, seperti serbuk atau spons, tubuhnya berwarna-
warni, dan tumbuh di atas tanah seperti tumbuhan. Meskipun cendawan adalah
organisme yang umum kita sebut sebagai jamur (jamur yang sebenarnya), dan
sebagian besar jamur tersebut terlihat hidup di atas tanah, tetapi kata fungi
memiliki makna yang lebih luas. Fungi atau jamur didefinisikan sebagai
kelompok organism eukariotik, tidak berpindah tempat (nonmotile), bersifat
uniselular atau multiselular, memiliki dinding sel dari glukan, mannan, dan kitin,
tidak berklorofi l, memperoleh nutrien dengan menyerap senyawa organik, serta
berkembang biak secara seksual dan aseksual.

Di alam ada sekitar 100.000 jenis jamur yang sudah dikenal dan lebih dari
1.000 jenis baru yang berhasil dideskripsikan oleh para ahli setiap tahunnya.
Bahkan mungkin masih ada sekitar 200.000 jenis lain yang sampai saat ini
belum ditemukan atau dideskripsikan. Sementara itu, kegiatan manusia dalam
mengeksploitasi alam berpeluang mengancam keberlangsungan hidup organisme
tersebut. Perusakan hutan hujan tropis yang hampir terjadi setiap hari atau
perusakan habitat jamur yang lain tidak diragukan lagi berpotensi membawa
jenis- jenis organisme berspora tersebut kepada kepunahan, bahkan sebelum
mereka sempat ditemukan dan dipelajari oleh para ahli.

Jamur atau fungi memiliki beberapa sifat umum, yaitu hidup di tempat-
tempat yang lembab, sedikit asam, dan tidak begitu memerlukan cahaya
matahari. Jamur tidak berfotosintesis, sehingga hidupnya bersifat heterotrof.
Jamur hidup dari senyawa-senyawa organik yang diabsorbsi dari organisme lain.

6
2.3.Struktur Tubuh Jamur

Gambar 2. Struktur Jamur Multiselular

Struktur tubuh jamur tergantung pada jenisnya. Ada jamur yang satu sel,
misalnyo khamir, ada pula jamur yang multiseluler membentuk tubuh buah besar
yang ukurannya mencapai satu meter, contohnya jamur kayu. Tubuh jamur
tersusun dari komponen dasar yang disebut hifa. Hifa membentuk jaringan yang
disebut miselium. Miselium menyusun jalinan-jalinan semu menjadi tubuh buah.
Hifa adalah struktur menyerupai benang yang tersusun dari dinding berbentuk
pipa. Dinding ini menyelubungi membran plasma dan sitoplasma hifa.
Sitoplasmanya mengandung organel eukariotik.

Gambar 3. (a) Hifa Tidak Bersepta (b) Hifa Bersepta

Kebanyakan hifa dibatasi oleh dinding melintang atau septa. Septa


mempunyai pori besar yang cukup untuk dilewati ribosom, mitokondria, dan
kadangkala inti sel yang mengalir dari sel ke sel. Akan tetapi, adapula hifa yang
tidak bersepta atau hifa senositik. Struktur hifa senositik dihasilkan oleh

7
pembelahan inti sel berkali-kali yang tidak diikuti dengan pembelahan
sitoplasma. Hifa pada jamur yang bersifat parasit biasanya mengalami
modifikasi menjadi haustoria yang merupakan organ penyerap makanan dari
substrat; haustoria dapat menembus jaringan substrat.

2.4. Cara Hidup Jamur

Gambar 4. Jamur yang hidup pada kulit pohon dan tanah

Semua jenis jamur bersifat heterotrof. Namun, berbeda dengan organisme


lainnya, jamur tidak memangsa dan mencernakan makanan. Untuk memperoleh
makanan, jamur menyerap zat organik dari lingkungan melalui hifa dan
miseliumnya, kemudian menyimpannya dalam bentuk glikogen. Oleh karena
jamur merupakan konsumen maka jamur bergantung pada substrat yang
menyediakan karbohidrat, protein, vitamin, dan senyawa kimia lainnya. Semua
zat itu diperoleh dari lingkungannya. Sebagai makhluk heterotrof, jamur dapat
bersifat parasit obligat, parasit fakultatif, atau saprofit.

1. Parasit obligat

Merupakan sifat jamur yang hanya dapat hidup pada inangnya,


sedangkan di luar inangnya tidak dapat hidup. Misalnya, Pneumonia
carinii (khamir yang menginfeksi paru-paru penderita AIDS).

2. Parasit fakultatif

Adalah jamur yang bersifat parasit jika mendapatkan inang yang sesuai,
tetapi bersifat saprofit jika tidak mendapatkan inang yang cocok.

8
3. Saprofit
Merupakan jamur pelapuk dan pengubah susunan zat organik yang mati.
Jamur saprofit menyerap makanannya dari organisme yang telah mati
seperti kayu tumbang dan buah jatuh. Sebagian besar jamur saprofit
mengeluar-kan enzim hidrolase pada substrat makanan untuk
mendekomposisi molekul kompleks menjadi molekul sederhana sehingga
mudah diserap oleh hifa. Selain itu, hifa dapat juga langsung menyerap
bahanbahan organik dalam bentuk sederhana yang dikeluarkan oleh
inangnya. Cara hidup jamur lainnya adalah melakukan simbiosis
mutualisme. Jamur yang hidup bersimbiosis, selain menyerap makanan
dari organisme lain juga menghasilkan zat tertentu yang bermanfaat
bagi simbionnya. Simbiosis mutualisme jamur dengan tanaman dapat
dilihat pada mikoriza, yaitu jamur yang hidup di akar tanaman kacang-
kacangan atau pada liken. Jamur berhabitat pada bermacammacam
lingkungan dan berasosiasi dengan banyak organisme. Meskipun
kebanyakan hidup di darat, beberapa jamur ada yang hidup di air dan
berasosiasi dengan organisme air. Jamur yang hidup di air biasanya
bersifat parasit atau saprofit, dan kebanyakan dari kelas Oomycetes.

2.5.Klasifikasi Jamur

Jamur atau fungi dipelajari secara spesifik di dalam cabang biologi yang
disebut mikologi. Para ahli mikologi (mycologist) mengelompokkan kingdom
ini ke dalam 6 divisi. Dasar yang digunakan dalam klasifikasi ini adalah
persamaan ciri-ciri. Salah satu ciri jamur adalah bereproduksi dengan spora, baik
spora berflagela maupun spora tidak berflagela. Jenis-jenis jamur yang sporanya
berflagela dikelompokan dalam Dunia Protista yaitu Myxomycotina dan
Oomycotina. Sedangkan yang memiliki spora tidak berflagela dimasukkan ke
dalam Dunia Fungi dan dibagi menjadi 3 divisi, yaitu Divisi Zygomycotina,
Divisi Ascomycotina, dan Divisi Basidiomycotina. Dasar klasifi kasi ketiga
divisi tersebut adalah cara reproduksi seksual. Sedangkan jamur-jamur yang
reproduksi seksualnya belum diketahui, diklasifi kasikan ke dalam satu divisi,
yang diberi nama Divisi Deuteromycotina.

9
2.5.1. Myxomycotina (Jamur lendir)

Pada umumnya, jamur lendir berwarna (berpigmen) kuning atau


orange, walaupun ada sebagian yang berwarna terang. Jamur ini bersifat
heterotrof dan hidup secara bebas. Tahapan memperoleh makan dalam
siklus hidup jamur lendir merupakan suatu massa ameboid yang disebut
plasmodium. Plasmodium ini dapat tumbuh besar hingga diameternya
mencapai beberapa sentimeter. Walaupun berukuran besar, plasmodium
bukan multiseluler. Plasmodium merupakan massa tunggal sitoplasma
yang mengandung banyak inti sel. Plasmodium menelan makanan melalui
fagositosis. Mereka melakukan ini sambil menjulurkan pseudopodia
melalui tanah yang lembab, daun-daunan, atau kayu yang membusuk. Jika
habitat jamur lendir mulai mongering atau tidak ada makanan yang tersisa,
plasmodium akan berhenti tumbuh dan berdiferensiasi menjadi tahapan
siklus hidup yang berfungsi dalam tahapan reproduksi seksual. Contoh
jamur lendir adalah jenis Dyctystelum discridium.

Gambar 5. Daur Hidup Mixomycotina ( Jamur Lendir)


2.5.2. Oomycotina

Oomycotina berarti fungi telur. Istilah ini didasarkan pada cara


reproduksi seksual pada jamur air. Beberapa anggota Oomycotina bersifat
uniseluler dan tidak memiliki kloroplas.

Jamur air memiliki dinding sel terbuat dari selulosa, yang berbeda
dengan dinding sel jamur sejati yang terbuat dari polisakarida yang disebut
kitin. Yang membedakan jamur air dengan jamur sejati adalah adanya sel

10
bifl agellata yang terjadi pada daur hidup jamur air. Sementara jamur sejati
tidak memiliki flagella.

Sebagian besar jamur air hidup secara bebas atau melekat pada
sisa-sisa tumbuhan di kolam, danau, atau aliran air. Meraka hidup sebagai
pengurai dan berkoloni. Walaupun begitu, ada juga yang hidup pada sisik
atau insang ikan yang terluka sebagai parasit. Contoh anggota Oomycotina
adalah Saprolegnia, dan Phytoptora infestans. Selain bersifat parasit, jamur
air juga bersifat patogen (dapat menimbulkan penyakit), seperti
menyebabkan pembusukan kayu pada kentang dan tomat.

Gambar 6. Daur Hidup Oomycotina


Jamur air dapat bereproduksi secara seksual atau aseksual. Secara
aseksual, jamur air menghasilkan sporangium di ujung hifa. Di dalam
sporangium tersebut, dihasilkan spora yang berfl agella yang disebut
zoospora. Ketika zoospora matang dan jatuh di tempat yang sesuai, maka
akan berkecambah dan tumbuh menjadi mycelium baru. Adapun
reproduksi secara seksual terjadi melalui penyatuan gamet jantan dan
gamet betina. Gamet jantan dihasilkan oleh antheredium dan gamet betina
dihasilkan dari oogonium. Penggabungan gamet jantan dan gamet betina
menghasilkan zigot diploid. Zigot ini nantinya akan berkembang menjadi
spora, yang berdinding tebal. Saat spora berkecambah, akan dihasilkan
mycelium baru.

2.5.3. Zygomycotina

Zygomycotina disebut juga sebagai the coenocytic true fungi. Jenis


jamur yang terkenal dari kelompok ini adalah jamur hitam pada roti (black

11
bread mold) atau Rhizopus sp. Divisi Zygomycotina memiliki anggota
yang hampir semuanya hidup pada habitat darat, kebanyakan hidup
sebagai saprofit. Tubuhnya bersel banyak, berbentuk benang (hifa) yang
tidak bersekat, dan tidak menghasilkan spora yang berflagella.

Reproduksi Zygomycotina terjadi secara aseksual dan seksual.


Pada reproduksi seksual, jamur ini menghasilkan zigospora. Sedangkan
reproduksi aseksualnya dengan perkecambahan (germinasi) spora. Spora
tersebut tersimpan di dalam sporangium (kotak spora). Jika spora matang,
sporangium akan pecah, sehingga spora menyebar terbawa angin. Apabila
spora tersebut jatuh di tempat yang sesuai, maka spora akan tumbuh
menjadi hifa baru.

Gambar 7. Daur Hidup Zygomycotina

Reproduksi seksual atau generatif dilakukan dengan cara


konjugasi. Proses ini diawali ketika dua hifa yang berlainan jenis, yakni
hifa (+) dan hifa (-), saling berdekatan. Masing-masing hifa pada sisi-sisi
tertentu mengalami pembengkakan dan perpanjangan pada bagian- bagian
tertentu, disebut gametangium. Kemudian, kedua gametangium tersebut
bertemu dan kedua intinya melebur membentuk zigot. Zigot kemudian
berkembang menjadi zigospora (diploid). Pada tahapan berikutnya,
zigospora tumbuh, dindingnya menebal dan berwarna hitam. Inti diploid
(2n) mengalami meisosis, menghasilkan inti haploid (n). Pada lingkungan
yang sesuai, zigospora akan tumbuh dan membentuk sporangium.
Sporangium ini memiliki struktur penopang yang disebut sporangiofora.

12
Selanjutnya, reproduksi secara aseksual dimulai lagi yaitu ditandai dengan
pematangan sporangium hingga sporangium tersebut pecah dan spora
tersebar keluar.

Zygomycotina memiliki beberapa jenis yang mudah dijumpai


dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa diantaranya merupakan jamur pada
makanan. Jenis-jenis jamur tersebut antara lain:

1. Rhizophus stolonifera

Gambar 8. Rhizopus stolonifer

Jamur ini tampak sebagai benang-benang berwarna putih, memiliki


rizoid dan stolon. Merupakan saprofit yang hidup pada bungkil
kedelai dan bermanfaat dalam pembuatan tempe.
2. Rhizophus nigricans
Jamur ini dapat menghasilkan asam fumarat.
3. Mucor mucedo
Jamur ini hidup secara saprofit. Sering dijumpai pada roti, sisa-sisa
makanan dan kotoran ternak. Miselium jamur ini berkembang di
dalam substrat. Memiliki sporangium yang dilengkapi oleh
sporangiofor.
4. Pilobolus sp.
Jamur ini sering disebut ‘pelempar topi’, karena bila sporangiumnya
telah masak, jamur ini bisa melontarkannya sampai sejauh 8 meter.
Spora tersebut kemudian melekat pada rumput atau tumbuhan lain.
Ketika tumbuhan tersebut dimakan hewan, spora jamur yang melekat
tersebut akan berkecambah di dalam saluran pencernaan dan akan

13
tumbuh pada kotoran yang dikeluarkan hewan tersebut.

2.5.4. Ascomycotina

Ascomycotina disebut juga sebagai the sac fungi. Merupakan fungi


yang reproduksi seksualnya dengan membuat askospora di dalam askus
(ascus = sac atau kantung/pundi-pundi). Askus adalah semacam
sporangium yang menghasilkan askospora. Beberapa askus biasanya
mengelompok dan berkumpul membentuk tubuh buah yang disebut
askorkarp atau askoma (kalau banyak disebut askomata). Askomata bisa
berbentuk mangkok, botol, atau seperti balon). Hifa dari Ascomycotina
umumnya monokariotik (uninukleat atau memiliki inti tunggal) dan sel-sel
yang dipisahkan oleh septa sederhana.

Jadi, askus merupakan struktur umum yang dimiliki oleh anggota


Divisi Ascomycotina. Tubuhnya ada yang berupa uniseluler dan ada pula
yang multiseluler. Hidup sebagai saprofit dan parasit. Beberapa jenis
diantaranya dapat juga bersimbiosis dengan makhluk hidup ganggang
hijau- biru dan ganggang hijau bersel satu membentuk lumut kerak.

Siklus hidup Ascomycotina dimulai dari askospora yang tumbuh


menjadi benang (hifa) yang bercabang-cabang. Kemudian, salah satu dari
beberapa sel pada ujung hifa berdiferensiasi menjadi askogonium, yang
ukurannya lebih lebar dari hifa biasa. Sedangkan ujung hifa yang lainnya
membentuk Anteridium. Anteridium dan Askogonium tersebut letaknya
berdekatan dan memiliki sejumlah inti yang haploid.

14
Gambar 9. Daur Hidup Ascomycotina

Pada askogonium tumbuh trikogin yang menghubungkan


askogonium dengan anteredium. Melaui trikogin ini inti dari anteredium
pindah ke askogonium dan kemudian berpasangan dengan inti pada
askogonium. Selanjutnya pada askogonium tumbuh sejumlah hifa yang
disebut hifa askogonium. Inti-inti membelah secara mitosis dan tetap
berpasangan. Hifa askogonium tumbuh membentuk septa bercabang.
Bagian askogonium berinti banyak, sedangkan pada bagian ujungnya
berinti 2. Bagian ujung inilah yang akan tumbuh menjadi bakal askus.

Hifa askogonium ini kemudian berkembang disertai pertumbuhan


miselium vegetatif yang kompak, membentuk tubuh buah. Dua inti pada
bakal askus membentuk inti diploid yang kemudian membelah secara
meiosis untuk menghasilkan 8 spora askus (askospora). Apabila askospora
tersebut jatuh pada lingkungan yang sesuai maka ia akan tumbuh
membentuk hifa atau miselium baru.

Reproduksi aseksual pada Ascomycotina adalah dengan cara


membentuk tunas dan spora aseksual. Pembentukan tunas terjadi pada
jamur uniseluler dan spora aseksual pada jamur terjadi pada jamur
multiseluler. Spora aseksual tersebut terbentuk pada ujung hifa khusus
yang disebut konidiofor dan sporanya disebut konidia. Konidia merupakan
spora yang dihasilkan secara eksternal, yaitu di luar kotak spora atau
sporangium.

15
Gambar 10. Konidia pada Penicillium

Berikut adalah beberapa contoh jamur anggota Divisi Ascomycotina.

1. Saccharomyces cerevisiae
Saccharomyces cerevisiae merupakan jamur mikroskopis, bersel
tunggal dan tidak memiliki badan buah, sering disebut sebagai ragi,
khamir, atau yeast. Reproduksi vegetatifnya adalah dengan
membentuk kuncup atau tunas (budding). Pada kondisi optimal,
khamir dapat membentuk lebih dari 20 tunas. Tunas-tunas tersebut
semakin membesar dan akhirnya terlepas dari sel induknya. Tunas
yang terlepas ini kemudian tumbuh menjadi individu baru.
Reproduksi generatif terjadi dengan mem ben tuk askus dan
askospora. Askospora dari 2 tipe aksus yang berlainan bertemu dan
menyatu menghasilkan sel diploid. Selanjutnya terjadi pembelahan
secara meiosis, sehingga beberapa askospora (haploid) dihasilkan
lagi. Askospora haploid tersebut berfungsi secara langsung sebagai
sel ragi baru. Cara reproduksi seksual ini terjadi saat reproduksi
aseksual tidak bisa dilakukan, misalnya bila suplai makanan
terganggu atau lingkungan hidupnya tidak mendukung.
Dalam kehidupan manusia, S. cerevisiae dimanfaatkan dalam
pembuatan roti, tape, peuyeum, minuman anggur, bir, dan sake.
Proses yang terjadi dalam pembuatan makanan tersebut adalah

16
fermentasi.

2. Penicillium sp.

Penicillium hidup sebagai saprofit pada substrat yang banyak


mengandung gula, seperti nasi, roti, dan buah yang telah ranum.
Pada substrat gula tersebut, jamur ini tampak seperti noda biru atau
kehijauan. Reproduksi jamur Penicillium berlangsung secara
vegetatif (konidia) dan secara generatif (askus). Beberara contoh
jamur anggota genus Penicillium antara lain:

a. Penicillium notatum dan Penicillium chrysogenum

Kedua jenis Penicillium ini menghasilkan zat antibiotik


(penisilin).

b. Penicillium roquefortii dan Penicillium camemberti

Kedua jenis jamur ini biasa dimanfaatkan dalam memberti


cita rasa atau mengharumkan keju.

3. Aspergillus spp.

Jamur ini biasanya tumbuh berkoloni pada makanan, pakaian,


dan alat-alat rumah tangga. Koloni Aspergillus berwarna abu-abu,
hitam, coklat, dan kehijauan. Distribusinya luas, dapat tumbuh di
daerah beriklim dingin maupun daerah tropis. Reproduksi secara
vegetatif dengan konidia yang disebarkan oleh angin. Beberapa jenis
jamur anggota marga Aspergillus adalah:

a. Aspergillus oryzae
Jamur ini biasa digunakan untuk mengempukkan adonan roti, dan
jamur tersebut dapat menghasilkan enzim protease.
b. Aspergillus wentii
Aspergilus jenis ini berperan dalam dalam pembuatan sake, kecap,
tauco, asam sitrat, asam oksalat, dan asam format, serta penghasil
enzim protease.
c. Aspegillus niger
Jenis ini dimanfaatkan untuk menghilangkan gas O2 dari sari buah,

17
dan dapat menjernihkannya. Jamur tersebut juga dapat
menghasilkan enzim glukosa oksidase dan pektinase.
d. Apergillus flavus
Jenis Aspergilus ini menghasilkan aflatoksin, penyebab kanker
pada manusia.
e. Apergillus nidulans
Jamur ini hidup sebagai parasit pada telinga, menyebabkan
automikosis.

4. Neurospora crassa

Neurospora crassa dikenal sebagai jamur oncom karena sering


digunakan untuk membuat oncom. Warna merah muda atau jingga yang
muncul pada oncom merupakan warna konidia jamur tersebut. Awalnya
jenis ini dikelompokkan ke dalam Divisi Deuteromycota, dengan nama
Monilia sitophila. Tetapi setelah ditemukan alat reproduksi generatifnya,
berupa askus, sekarang jamur ini dimasukkan ke dalam kelompok
Ascomycotina.

5. Morchella deliciosa dan Morchella esculenta


Kedua jenis jamur ini merupakan jamur makroskopis, hidup di tanah.
Karena rasanya yang lezat, jamur ini menjadi konsumsi manusia. Dalam
dunia perdagangan jamur ini dikenal dengan nama morel, ukuran tubuhnya
sedang, berwarna coklat kemerahmerahan, tubuhnya seperti spons dan
sering dijual dalam bentuk awetan.

2.5.5. Basidiomycotina

Divisi Basidiomycotina sering disebut juga sebagai the club fungi


atau yang sering disebut jamur pada umumnya (cendawan atau
mushrooms). Jamur ini bereproduksi secara seksual dengan membentuk
basidia yang kemudian menghasilkan basidiospora di dalam tubuh buah
yang disebut basidioma atau basidiokarp . Basidia tersebut bisa
berkembang dalam bentuk seperti insang, pori-pori, seperti gigi, atau
struktur lain. Hifa dari Basiomycotina umumnya dikaryotik (binukleat,
dengan 2 inti) dan terkadang memiliki hubungan yang sa ling mengapit.

18
Sel-sel tersebut dipisahkan oleh septa yang kompleks. Anggota nya
kebanyakan berupa jamur makroskopis. Kelompok ini memiliki miselium
yang bersekat dan memiliki tubuh buah (basi diokarp) yang panjang,
berupa lembaran- lembaran, yang berliku-liku atau bulat. Jamur ini
umumnya hidup saprofit dan parasit, umumnya berkembang biak secara
aseksual dengan konidium.

Siklus hidup Basidiomycota dimulai dari spora basidium atau


konidium yang tumbuh menjadi hifa yang bersekat dengan 1 inti
(monokariotik). Hifa tersebut kemudian tumbuh membentuk miselium.
Hifa-hifa yang berbeda, hifa (+) dan hifa (-), bersinggungan pada masing-
masing ujungnya dan melebur diikuti dengan larutnya masingmasing
dinding sel. Kemudian inti sel dari salah satu sel pindah ke sel yang
lainnya, sehingga sel tersebut memiliki 2 inti sel (dikariotik). Sel dikariotik
tersebut akhirnya tumbuh menjadi miselium dikariotik dan selanjutnya
menjadi tubuh buah (basidiokarp).

Gambar 11. Daur Hidup Basidiomycota


Basidiokarp memiliki bentuk seperti payung. Pada bagian
bawahnya terdapat basidium yang terletak pada bilah-bilah (lamela).
Masingmasing basidium memiliki 2 inti (2n). Kemudian 2 inti tersebut
mengalami meiosis dan akhirnya terbentuk 4 inti haploid. Dan apabila
mendapatkan lingkungan yang sesuai, inti haploid tersebut akan tumbuh

19
menjadi spora basidium, atau disebut juga spora seksual. Begitu
seterusnya membentuk siklus hidup Basidiomycotina.

Berbagai jenis jamur yang dikonsumsi kita konsumsi dalam


kehidupan sehari-hari adalah anggota Basidiomycotina. Jenis-jenis
tersebut antara lain:

1. Volvariella volvacea (jamur merang)


Jamur ini mempunyai tubuh buah berbentuk seperti payung, terdiri atas
lembaran-lembaran (bilah), yang berisi basidium. Tubuh buahnya berwarna
putih kemerah-merahan. Jamur ini merupakan sumber protein, kadar
kalorinya tinggi, tetapi kadar kolesterolnya rendah. Karena memiliki nilai
ekonomi yang tinggi, jamur ini banyak dibudidayakan.
2. Auricularia polythrica (jamur kuping)
Jamur kuping merupakan jamur saprofi t pada kayu yang mati. Tubuh
buahnya berbentuk seperti daun telinga (kuping), berwarna merah
kecoklat-coklatan. Rasanya enak dan bisa dimakan seperti sayuran. Jamur
ini pun sekarang sudah banyak dibudidayakan.
3. Amanita phalloides
Amanita phalloides merupakan salah satu anggota suku Amanitaceae.
Amanita, merupakan cendawan yang indah, tetapi juga merupakan anggota
daftar cendawan yang mematikan di bumi, mengandung cukup racun untuk
membunuh seorang dewasa hanya dengan sepotong tubuhnya. Jamur ini
hidup sebagai saprofi t pada kotoran hewan ternak, memiliki tubuh buah
berbentuk seperti payung.
4. Puccinia graminis (jamur karat)
Jamur ini hidup parsit pada daun rumput-rumputan (Graminae), tubuhnya
makroskopik, tidak memiliki tubuh buah, dan sporanya berwarna merah
kecoklatan seperti warna karat.
2.5.6. Deuteromycotina

Beberapa jamur yang belum diketahui alat reproduksi generatifnya


dimasukkan ke dalam Deuteromycotina. Kelompok jamur ini juga sering
disebut sebagai jamur tidak sempurna atau the imperfect fungi. Jamur ini
tidak mengalami reproduksi seksual atau mereka menunjukkan tahap
aseksual (anamorph) dari jamur yang memiliki tahap seksual (teleomorph).

20
Jamur ini menyerupai Ascomycotina (septanya sederhana). Jadi, kelompok
ini bisa dikatakan sebagai “keranjang sampah”, tempat sementara untuk
menampung jenis-jenis jamur yang belum jelas statusnya. Apabila pada
penelitian berikutnya ditemukan cara reproduksi seksualnya, maka suatu
jenis jamur anggota Deuteromycotina akan bisa dikelompokkan ke dalam
Divisi Ascomycotina atau Divisi Basidiomycotina. Contohnya adalah
Neurospora crassa yang saat ini dimasukkan ke dalam kelompok
Ascomycotina.

Semua jamur anggota divisi artifi sial ini bereproduksi secara


aseksual dengan konidia. Konidia dibentuk diujung konidiosfora, secara
langsung pada hifa yang bebas. Beberapa jenis hidup pada dedaunan dan
sisa-sisa tumbuhan yang tenggelam di dasar sungai yang berarus deras.
Beberapa kelompok yang lain merupakan parasit pada protozoa dan
hewan-hewan kecil lainnya dengan berbagai cara. Beberapa jenis juga
ditemui pada semut dan sarang rayap.

Beberapa jamur parasit pada hewan-hewan kecil mengembangkan


unbranched body di dalam tubuh korbannya, kemudian secara perlahan-
lahan menyerap nutrien sampai korbannya mati. Setelah itu jamur tersebut
memproduksi rantai spora yang mungkin menempel atau termakan oleh
hewan-hewan lain yang akan menjadi korbannya. Cara lain adalah dengan
menangkap mangsanya dengan hifa yang dapat menusuk, dengan
menumpangi dan melekat pada amuba. Salah satu kelompok jamur
penghuni tanah ada yang mampu menangkap cacing nematoda dengan
membentuk cincin hifa atau hyphal loop. Ukuran cicin hifa tersebut lebih
kecil dari ukuran tubuh nematode dan run cing pada kedua ujungnya.
Ketika nematoda memasukkan kepalanya ke dalam cincin hifa, cacing
tersebut cenderung berusaha keluar dengan bergerak maju, bukan mundur,
sehingga cacing tersebut justru terjebak pada kumparan hifa jamur
tersebut. Setelah berhasil menjerat korbannya, jamur tersebut kemudian
membentuk haustoria yang tumbuh menembus ke dalam tubuh cacing dan
mencernanya.

21
Pada manusia, jamur anggota Divisi Deuteromycotina umumnya
menyebabkan penyakit. Epidermophyton floocosum menyebabkan
penyakit kaki atlet, sedangkan Microsporum sp. dan Trichophyton sp.
menyebabkan penyakit kurap atau panu. Karena hidup dikulit, kedua
jamur tersebut sering disebut juga sebagai dermatophytes. Jenis lain yang
merupakan penyebab penyakit pada manusia adalah Candida albicans.
Jamur mikroskopis ini memiliki bentuk tubuh mirip ragi, tetapi sifat
hidupnya adalah parasit. Penyakit yang ditimbulkannya adalah penyakit
keputihan yang terjadi karena adanya infeksi pada vagina.

Deuteromycotina juga memiliki beberapa anggota yang merupakan


penyebab penyakit pada tanaman. Sclerotium rolfsie adalah jamur yang
menyebabkan penyakit busuk pada tanaman budidaya. Sedangkan
Helminthosporium oryzae adalah contoh jamur parasit yang dapat merusak
kecambah dan buah serta dapat menimbulkan noda-noda berwarna hitam
pada daun inangnya.

2.6.Habitat Jamur

Jamur hidup pada lingkungan yang beragam namun sebagian besar jamur
hidup di tempat yang lembab. Habitat fungi berada di darat (terestrial) dan di
tempat lembab. Meskipun demikian banyak pula fungi yang hidup pada
organisme atau sisa-sisa organisme di laut atau di air tawar. Jamur juga dapat
hidup di lingkungan yang asam.

Sedangkan reproduksinya fungi melakukan reproduksi secara aseksual dan


seksual. Reproduksi secara aseksual terjadi dengan pembentukan kuncup atau
tunas pada jamur uniselule serta pemutusan benang hifa (fragmentasi miselium)
dan pembentukan spora aseksual (spora vegetatif) pada fungi multiseluler.
Reproduksi jamur secara seksual dilakukan oleh spora seksual. Spora seksual
dihasilkan secara singami. Singgami terdiri dari dua tahap, yaitu tahap
plasmogami dan tahap kariogami.

22
2.7.Pertumbuhan dan Reproduksi

Reproduksi jamur dapat secara seksual (generatif) dan aseksual (vegetatif).


Secara aseksual, jamur menghasilkan spora. Spora jamur berbeda- beda bentuk
dan ukurannya dan biasanya uniseluler, tetapi adapula yang multiseluler.
Apabila kondisi habitat sesuai, akan memproduksi sejumlah besar spora
aseksual. Spora aseksual dapat terbawa air atau angin. Bila mendapatkan tempat
yang cocok, maka spora akan berkecambah dan tumbuh menjadi jamur dewasa.

Reproduksi secara seksual pada jamur melalui kontak gametangium dan


konjugasi. Kontak gametangium mengakibatkan terjadinya singami, yaitu
persatuan sel dari dua individu. Spora dihasilkan di dalam atau dari struktur hifa
yang terspesalisasi. Ketika kondisi lingkngan memungkinkan, pertumbuhan
yang cepat, fungi mengklon diri mereka sendiri dengan cara menghasilkan
banyak sekal spora secara aseksual. Terbawa oleh angin atau air, spora-spora
tersebut berkecamabh jika berada pada tempat yang lembab pada permukaan
yang sesuai (Campbell 2003).

Gambar 12. Reproduksi Jamur Secara Umum


Menurut Pelczar (1986), bahwa spora seksual yang dihasilkan dari
peleburan dua nukleus. Ada beberapa spora seksual yaitu:

1. Aksospora: Spora bersel satu ini terbentuk di dalam pundi atau kantung
yang dinamakan askus. Biasanya terdapat delapan askospora di dalam
setiap askus.
2. Basidiospora: Spora bersel satu ini terbentuk di atas struktur berbentuk

23
gada yang dinamakan basidium.
3. Zigospora: merupakan spora besar berdinding tebal yang terbentuk
apabila ujung-ujung dua hifa yang secara seksual serasi, disebut juga
gametangin, pada beberapa cendawan melebur.
4. Oospora: Spora ini terbentuk di dalam struktur betina khusus yang
disebut ooginium, pembuahan telur atau oosfer oleh gamet jantan yang
terbentuk di dalam anteredium mengasilkan oospora.

2.8.Peran Jamur Bagi Manusia

Penggunaan manusia jamur untuk persiapan makanan atau pelestarian dan


keperluan lainnya sangat luas dan memiliki sejarah panjang. Jamur pertanian dan
mengumpulkan jamur merupakan industri besar di banyak negara. Studi tentang
dampak menggunakan historis dan sosiologis dari jamur ini dikenal sebagai
ethnomycology .

Karena kapasitas kelompok ini untuk menghasilkan berbagai besar produk


alami dengan antimikroba aktivitas biologis atau lainnya, banyak spesies telah
lama digunakan atau sedang dikembangkan untuk industri produksi antibiotik ,
vitamin, dan anti-kanker dan kolesterol-menurunkan obat. Baru-baru ini, metode
telah dikembangkan untuk rekayasa genetika jamur, yang memungkinkan
rekayasa metabolik spesies jamur. Sebagai contoh, modifikasi genetik dari
spesies ragi yang mudah tumbuh pada tingkat yang cepat dalam fermentasi besar
kapal-telah membuka cara farmasi produksi yang berpotensi lebih efisien
daripada produksi oleh organisme sumber asli.

Peranan jamur dalam kehidupan manusia sangat banyak, baik peran yang
merugikan maupun yang menguntungkan. Jamur yang menguntungkan meliputi
berbagai jenis antara lain sebagai berikut.

1. Volvariella volvacea (jamur merang) berguna sebagai bahan pangan


berprotein tinggi.

2. Rhizopus dan Mucor berguna dalam industri bahan makanan, yaitu dalam
pembuatan tempe dan oncom.

3. Khamir Saccharomyces berguna sebagai fermentor dalam industri keju,

24
roti, dan bir.

4. Penicillium notatum berguna sebagai penghasil antibiotik.

5. Higroporus dan Lycoperdon perlatum berguna sebagai dekomposer.

Di samping peranan yang menguntungkan, beberapa jamur juga


mempunyai peranan yang merugikan, antara lain sebagai berikut.

1. Phytium sebagai hama bibit tanaman yang menyebabkan penyakit rebah


semai.

2. Phythophthora inf'estan menyebabkan penyakit pada daun tanaman


kentang.

3. Saprolegnia sebagai parasit pada tubuh organisme air. Albugo merupakan


parasit pada tanaman pertanian.

4. Pneumonia carinii menyebabkan penyakit pneumonia pada paru-paru


manusia.

5. Candida sp. penyebab keputihan dan sariawan pada manusia.

25
BAB III PENUTUP

1.
2.
3.
3.1.Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari penulisan karya tulis tentang materi
jamur/ fungi ini adalah:

1. Jamur merupakan salah satu tumbuhan tingkat rendah yang tidak


berklorofil, tumbuhan ini umumnya bersifat sebagai saprofit atau parasit
untuk memenuhi kebutuhan pangannya.

2. Jamur atau fungi memiliki beberapa sifat umum, yaitu hidup di tempat-
tempat yang lembab, sedikit asam, dan tidak begitu memerlukan cahaya
matahari. Jamur tidak berfotosintesis, sehingga hidupnya bersifat
heterotrof. Jamur hidup dari senyawa-senyawa organik yang diabsorbsi
dari organisme lain.

3. Cara hidup jamur terdiri dari tiga jenis, yaitu adalah jamur yang bersifat
parasit obligat, parasit fakultatif, dan saprofit

4. Jamur dibagi kedalam 6 divisi yaitu mysomycotina, oomycotina,


zygomycotina, ascomycotina, basidiomycotina, deuteromycotin

5. Jamur Berkembang biak secara seksual dan aseksual, Secara aseksual


jamur menghasilkan spora, sedangkan seksual terjadi melalui kontak
gametangium dan konjugasi
6. Peran jamur dalam kehidupan manusia sangat banyak, ada yang merugikan
da nada yang menguntungkan. Salah satu yang menguntungkan adalah
jamur Saccharomyces yang berguna sebagai fermentor dalam pembuatan
keju. Sedangkan contoh jamur yang merugikan adalah Phythophthora
inf'estan menyebabkan penyakit pada daun tanaman kentang.

26
3.2.Saran

Saran yang dapat diberikan dari penulisan karya tulis tentang materi
jamur/fungi ini adalah:
1. Bagi seluruh mahasiswa untuk terus menambah wawasan pengetahuan
mengenai fungi/jamur.
2. Sebagai manusia, kita perlu membudidayakan jamur yang bermanfaat
untuk memenuhi kebutuhan pangan.
3. Semoga dengan adanya Makalah ini baik penyusun maupun pembaca
dapat memahami akan pentingnya jamur dalam kehiduan sehari-hari.
4. Apa bila pembaca menemukan kata-kata yang kuran berkenan, penyusun
mengucapkan mohon maaf yang sebesar-besarnya.

27
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, dkk. 2003. Biologi jilid 2. Jakarta: Erlangga

Pelczar, Michael J. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI-Press. Hal: 131

Creager, A.N.H. (2002) (Didigitalisasi oleh Google Penelusuran Buku). Mengenal


lebih dalam mengenai jamur (edisi ke-Edisi ke-2). Chicago: University of
Chicago Press. hlm. hlm. 119. ISBN 0226120260, 9780226120263.

http://www.gerbangilmu.com/2015/11/penjelasan-jamur-lendir-myxomycota-dan-
jamur-air-Oomycota.html

28

You might also like