You are on page 1of 3

NAMA : PUTRI ARDI SETIAWATI

NIM : 20002034

TUGAS : PROTEKSI RADIASI

JUDU ESAI : KECELAKAAN RADIASI DI RUANG RADIOLOGI

Pendahuluan

Tingginya penggunaan radiasi untuk kegiatan medis menjadikan kegiatan medis


merupakan kontribusi kedua terbesar sumber radiasi yang kita terima, yaitu sebesar
20%.Radiasi yang berlebih dapat menyebabkan reaksi dan penyakit pada kulit berupa
kerontokan rambut dan kerusakan kulit, gangguan fungsi normal (seperti pneumonitis radiasi),
efek karsinogenesis,dan efek genetik. Penggunaan teknologi nuklir sekarang semakin
meningkat di berbagai bidang, bidang industri dan kesehatan adalah dua bidang utama
pemanfaatan teknologi nuklir tersebut. Penggunaan radiasi untuk diagnostik, terapi, dan
penggunaan radiofarmaka untuk kedokteran merupakan aplikasi teknik nuklir di bidang
kesehatan Salah satu penerapan teknologi nuklir dalam bidang kesehatan atau medik adalah
pelayanan radiologi.

Unit Pelayanan Radiologi merupakan salah satu instalasi penunjang medik,


menggunakan sumber radiasi pengion (sinar-X) untuk mendiagnosis adanya suatu penyakit
dalam bentuk gambaran anatomi tubuh yang ditampilkan dalam film radiografi.Data statistik
menunjukkan bahwa sekitar 50% keputusan medis harus didasarkan pada diagnosis sinar- X,
bahkan untuk Negara-negara di dunia terutama negara maju lainnya angka tersebut bisa lebih
besar.Di Indonesia saja sebanyak 24 rumah sakit memanfaatkan radiasi untuk radiodiagnosis
(pemeriksaan)dan radioterapi (pengobatan). Radiologi merupakan sarana penunjang di rumah
sakit yang menggunakan dan memanfaatkan peralatan jenis radiasi peng-ion. Disamping
bermanfaat sinar-X juga menimbulkan gangguan kesehatan bagi pekerja radiasi maupun
masyarakat sekitar.
Isi

Berbagai dampak dapat terjadi jika tubuh terpapar radiasi. Menurut studi intensif yang
dilakukan para ahli biologi radiasi (radiobiology) dunia, ternyata radiasi dapat menimbulkan
kerusakan somatik sel-sel jaringan tubuh dan kerusakan genetik mutase sel-sel reproduksi.
Sinar Radiasi dapat memberikan efek stokastik dimana efek stokastik akan timbul setelah
melalui masa tenang yang lama,tidak mengenal dosis ambang,keparahannya tidak tergantung
pada dosis radiasi dan tidak ada penyembuhan spontan misalnya kanker dan leukimia. Radiasi
merupakan potensi bahaya yang besar karena sinar radiasi tidak tampak,tidak berbau dan tidak
terasa namun efeknya sangat besar terhadap tubuh. Hasil penelitian terhadap 20.000 korban
hirosima, menunjukkan adanya keterkaitan antara dosis radiasi dengan insidensi adenoma
parathyroid dan myoma uterin serta lensa mata. Penelitian suwarda di batan, membuktikan
bahwa terjadinya penurunan limfosit sebesar 17% pada pekerja radiasi yang menggunakan
sumber radiasi dan 5% pada pekerja yang tidak menggunakan sumber radiasi Penggunaan
nuklir di rumah sakit telah memakan korban 63 orang di dunia selama 56 tahun terakhir.
Umumnya korban yang jatuh diakibatkan kesalahan prosedur pengoperasian alat dan
kalibrasi.Dari kenyataan yang ada telah terjadi sejumlah kecelakaan radiasi dalam radioterapi
dimancanegara maupun di Indonesia yang disebabkan antara lain oleh kesalahan dalam
pemberian pemberian dosis da pengelolaan sumber bekas yang tidak sesuai ketentuan. Oleh
karena itu, pelayanan radiologi harus memperhatikan aspek keselamatan kerja radiasi. Salah
contoh kasus kecelakaan Radiasi di ruang radiologi yang sempat viral diberbagai belahan dunia
yaitu kasus Lisa Norris, Glasgow Skotlandia (2006)

Lisa Norris, remaja Skotlandia berusia 15 tahun didiagnosis menderita kanker otak. Dia
diminta melakukan terapi radiasi di Pusat Onkologi Beatson di Glasgow, Skotlandia. Meski
telah menggunakan sistem komputerisasi namun untuk perawatan, Beatson juga menggunakan
sistem manual berupa kertas. Mengubah sistem digital ke kertas membawa konsekuensi
mengubah data dalam perawatan. Celakanya orang yang mentranskripsikan data dari digital ke
formulir kertas tidak menyadari perbedaannya.
Hasilnya angka yang dimasukkan pada formulir kertas salah. Akibatnya antara 5
Januari dan 31 Januari, Norris menerima dosis radiasi sekitar 58% lebih besar dari yang
dimaksudkan. Kesalahan pengobatan itu membuat kulit kepalanya memerah dan melepuh. Lisa
meninggal pada 18 Oktober 2006.

Disini jelas dapat kita lihat bahwa penyebab kecelakaan radiasi terjadi karena kelalaian
radiograf yang kurang jeli dan teliti dalam menstrankip data pasien. Hingga pasien menerima
dosis radiasi yang berlebihan dan akhirnya menyebabkan kematian.

Kesimpulan dan Hasil Evaluasi

Dari kasus Lisa Norris, Glasgow Skotlandia (2006) menunjukan bahwa pemeriksaan
dan tindakan keradiologian berpotensi menyebabkan risiko kerusakan jaringan (tergantung
dosis radiasi dan jumlah pemeriksaan) oleh karena itu:

1. Sebelum dilakukan pemeriksaan, harus ada penjelasan dari Radiografernya.


2. Dosis yang lebih tinggi mengakibatkan risiko kerusakanyang lebih besar. dan dosis
yang berulang mempunyai efek kumulatif yang juga mengakibatkan risiko yang lebih
besar. Maka diperlukan kejelian dan ketelitian seorang radiographer.
3. Setiap tindakan harus ada persetujuan dari pasien atau keluarga.
4. Pelaksana diagnostik dan terapi yang menggunakan sinar X atau radiasi pengion,
dilaksanakan oleh staf yang kompeten dan berwenang.
5. Memiliki program keamanan radiasi aktif untuk semua pelayanan.
6. Kepatuhan terhadap standar dan peraturan perundangan.
7. Tersedianya APD.
8. Orientasi bagi semua staf tentang praktik dan prosedur keselamatan.

Maka dari itu perlu selalu diupayakan sejak perencanaan sampai pelaksanaan
pelayanan keselamatan kerja agar selalu dicegah dan ditekan potensi risiko terjadinya
bahaya,sehingga dapat dilakukan penanggulangan dengan cepat dan tepat serta dampaknya
tidak terlalu merugikan bagi semua pihak. Upaya yang dapat dilakukan dalam pencegahan
Kecelakaan radiasi yaitu menempatkan sumber radiasi secara benar(misalnya : ruang isolasi)
dan pemakaian alat pelindung diri (APD) untuk lingkungan kerja, selain itu jugaPengendalian
berupa substitusi, eliminasi dan administrasi (hirarkhi Pengendalian risiko).

You might also like