Professional Documents
Culture Documents
Bab 15
Bab 15
Kelas : EA-B
Bab 15
Kekuatan-kekuatan Eksternal
Kekuatan-kekuatan Internal
Seperti : tujuan, strategi, kekijaksanaan manajerial dan teknologi baru, serta sikap dan perilaku para
karyawan.
Dapat berasal dari para anggota organisasi atau dapat sebagai konsultan dari luar organisasi.
Proses pengelolaan perubahan harus mencakup dua gagasan dasar bila perubahan adalah mengarah pada
efektivitas organisasi. Pertama, ada redistribusi kekuasaan dalam struktur organisasi. Kedua, redistribusi
ini dihasilkan dari proses perubahan yang bersifat pengembangan.
Ahli sosiologi Kurt Lewin mengemukakan bahwa perubahan keperilakuan yang efektif akan menyangkut
tiga kondisi saling berhubungan yang dialami individu.
1. Unfreezing
2. Changing
3. Refreezing
Bila manajer merencanakan suatu perubahan, maka harus memutuskan unsur-unsur apa dalam organisasi
yang akan diubah. Harold J. Leavitt menyatakan bahwa organisasi dapat diubah melalui pengubahan
struktur, teknologi dan/atau orang-orangnya.
Pendekatan Struktural
Menurut Leavitt, usaha-usaha untuk melakukan perubahan organisasi melalui pengubahan struktur dapat
dibagi menjadi 3 kelompok. Pertama, melalui aplikasi prinsip-prinsip perancangan organisasi klasik.
Kedua, melalui desentralisasi. Ketiga, melalui modifikasi aliran kerja dalam organisasi.
Pendekatan Teknologis
Freedick Taylor dan para
pengikutnya menganalisa dan
memperbaiki interaksi-
interaksi antara para
karyawan dan mesin-mesin
untuk meningkatkan
efisiensi.
Pendekatan Orang
Bermaksud untuk mengubah secara langsung perilaku karyawan melalui pemusatan pada keterampilan,
sikap persepsi dan pengharapan mereka sehingga mereka akan melaksanakan tugas dengan lebih efektif.
1. PO untuk perseorangan
2. PO untuk dua atau tiga orang
3. PO untuk tim, atau kelompok
4. PO untuk hubungan-hubungan antar kelompok
5. PO untuk organisasi keseluruhan
French dan Bell telah mengidentifikasikan sekumpulan kondisi yang diperlukan bagi sukses program PO,
sebagain berikut :
1. Pengenalan oleh manajer puncak atau lainnya bahwa organisasi mempunyai berbagai masalah.
2. Penggunaan ahli keperilakuan dari luar organisasi sebagai konsultan.
3. Dukungan dan keterlibatan para manajer tingkat atas.
4. Keterlibatan para pemimpin kelompok kerja.
5. Pencapaian sukses awal dengan usaha PO.
6. Pendidikan bagi para anggota organisasi tentang PO.
7. Penghargaan terhadap kekuatan-kekuatan para manajer.
8. Keterlibatan para manajer departemen personalia.
9. Pengembangan sumber daya PO internal.
10. Manajemen efektif program PO.
11. Pengukuran hasil-hasil.