You are on page 1of 37

TUGAS MANDIRI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

MAKALAH
FILSAFAT PANCASILA, HAK DAN KEWAJIBAN WARGANEGARA
SERTA NEGARA DAN KONSTITUSI

Oleh:

Nama : Yunita Ariansi Montoh

Nim : 21304178

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MANADO
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur di panjatkan kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa atas

rahmat dan tutunanNya, sehinggga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Tanpa rahmat dan tutunanNya saya tidak dapat menyelesaikan makalah ini.

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi

tugas pada mata kuliah Pendidikan kewarganegaraan. Selain itu saya juga

berharap agar mekalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca.

Saya menyari makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan

saya menharapkan adanya kritik dan saran dari berbagai pihak agar

menjadi pedoman saya untuk menjadi lebih baik lagi.

Penyusun

Yunita Ariansi Montoh


DAFTAR ISI

Kata pengantar ................................................................................... 2

Daftar isi ............................................................................................ 3

PEMBAHASAN
1.Filsafat Pancasila…………………………………………………. 4
2. Hak Dan Kewajiban Warganegara…………………………..….. 18
3. Negara Dan Konstitusi………………………………………..… 22
PENUTUP

3.1 Kesimpulan .............................................................................


29
3.2Saran ...................................................................... 30
DAFTAR PUSTAKA ................................................................ 31
PEMBAHASAN

A. FILSAFAT PANCASILA

1.Pengertian Filsafat

Secara etimologis istilah ”filsafat“ atau dalam bahasa Inggrisnya

“philosophi” adalah berasal dari bahsa Yunani “philosophia” yang secara

lazim diterjemahkan sebagai “cinta kearifan” kata philosophia tersebut

berasal dari kata “philos” (pilia, cinta) dan “sophia” (kearifan).

Berdasarkan pengertian bahasa tersebut filsafat berarti cinta kearifan. Kata

kearifan bisa juga berarti “wisdom” atau kebijaksanaan sehingga filsafat

bisa juga berarti cinta kebijaksanaan. Berdasarkan makna kata tersebut

maka mempelajari filsafat berarti merupakan upaya manusia untuk mencari

kebijaksanaan hidup yang nantinya bisa menjadi konsep kebijakan hidup

yang bermanfaat bagi peradaban manusia. Sesungguhnya nilai ajaran

filsafat telah berkembang, terutama di wilayah Timur Tengah sejak sekitar

6000 – 600 SM; juga di Mesir dan sekitar sungai Tigris dan Eufrat sekitar

5000 – 1000 sM; daerah Palestina/Israel sebagai doktrine Yahudi sekitar

4000 – 1000 SM (Radhakrishnan, et al. 1953: 11; Avey 1961: 3-7). Juga di

India sekitar 3000 – 1000 SM, sebagaimana juga di Cina sekitar 3000 –

500 SM.
Nilai filsafat berwujud kebenaran sedalam-dalamnya, bersifat fundamental,

universal dan hakiki; karenanya dijadikan filsafat hidup oleh pemikir dan

penganutnya. Pada umunya terdapat dua pengertian filsafat, yaitu filsafat

dalam arti proses, dan filsfat dalam arti produk atau hasil. Pancasila dapat

di golongkan sebagai filsafat dalam arti produk, filsafat pancasila sebagai

pandangan hidup maupun filsafat pancasila dalam arti praktis. Oleh karena

itu, berarti pancasila memiliki fungsi dan peranan sebagai pedoman dan

pegangan dalam bersikap, bertingkah laku, dan perbuatan dalam kehidupan

sehari hari dalam kehidupan bermasyarakat maupun bernegara di manapun

mereka berada.

2.Pengertian Pancasila

Pancasila merupakan salah satu filsafat yang merupakan hasil dari

pencerminan nilai nilai luhur dan budaya bangsa indonesia yang

terkandung 5 isi di dalamnya, yaitu satu, ketuhanan yang maha esa, dua,

kemanusiaan yang adil dan beradab, tiga, persatuan indonesia, keempat,

kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebikjasanaan dan

permusayawaratan, perwakilan, kelima, keadilan bagi seluruh rakyat

indonesia.

secara historis pancasila muncul pada tanggal 01 Juni 1945 yang pada saat

itu presiden Ir. Soekarno berpidato tanpa teks mengenai rumusan Pancasila

sebagai Dasar Negara. Kemudian, Pada tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia


memproklamirkan kemerdekaan, keesokan harinya 18 Agustus 1945

disahkanlah UUD 1945 termasuk Pembukaannya dimana didalamnya

terdapat rumusan lima Prinsip sebagai Dasar Negara yang kemudian

dikenal dengan nama Pancasila. Sejak saat itulah Pancasila menjadi Bahasa

Indonesia yang umum. Jadi walaupun pada Alinea 4 Pembukaan UUD

1945 tidak termuat istilah Pancasila namun yang dimaksud dasar Negara

RI adalah disebut istilah Pancasila hal ini didasarkan pada interprestasi

(penjabaran) historis terutama dalam rangka pembentukan Rumusan Dasar

Negara.

3. Pengertian Pancasila Sebagai Sistem

Pancasila yang terdiri dari atas lima sila pada hakikatnya merupakan sistem

filsafat. Yang dimaksud dengan sistem adalah suatu kesatuan bagian-

bagian yang saling berhubungan, saling bekerja sama untuk satu tujuan

tertentu dan secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang utuh,

sistem lazimnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut

1. Suatu kesatuan bagian-bagian.

2. Bagian-bagian tersebut mempunyai fungsi sendiri-sendiri. 3. Saling

berhubungan, saling ketergantungan.

4. Kesemuanya dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan bersama (tujuan

sistem).
5. Terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks (shore dan Voich,

1974:22).

Pancasila yang terdiri atas bagian-bagian yaitu sila-sila pancasila setiap sila

pada hakikatnya merupakan suatu asa sendiri. Dasar filsafat Negara

Indonesia terdiri atas lima sila yang masing-masing merupakan suatu asas

peradaban. Namun demikian sila-sila pancasila itu bersama-sama

merupakan suatu kesatuan dan keutuhan. Setiap sila merupakan suatu

unsur dari kesatuan pancasila. Maka dasar filsafat Negara pancasila adalah

suatu kesatuan yang bersifat majemuk tunggal.

Sila-sila pancasila yang merupakan sistem filsafat pada hakikatnya

merupakan suatu kesatuan organis. Antara sila –sila pancasila itu saling

berkaitan, saling berhubungan bahkan saling mengkualifikasi. Sila yang

satu senantiasa dikualifikasi oleh sila –sila yang lainnya. Secara demikian

ini maka pancasila pada hakikatnya merupakan sistem, dalam pengertian

bahwa bagian-bagian, sila-silanya saling berhubungan secara erat hingga

membentuk suatu struktur yang menyeluruh. Pancasila sebagai suatu

sistem juga dapat dipahami dari pemikiran dasar yang terkandung dalam

pancasila, yaitu pemikiran tentang manusia dalam hubungannya dengan

Tuhan Yang Maha Esa dengan dirinya sendiri, dengan sesama manusia,

dengan masyarakat bangsa yang nilai-nilainya telah dimiliki oleh bangsa

Indonesia. Dengan demikian Pancasila merupakan suatu sistem dalam


pengertian kefilsafatan sebagaimana sistem filsafat lainnya antara lain

matrealisme, idealism, rasioanlisme, liberalism, sosialisme dan sebagainya.

A. Filsfat Pancasila Sebagai Dasar Filsafat Bangsa Indonesia

Filsafat Pancasila dapat diartikan sebagai hasil pemikiran yang sedalam-

dalamnya dari bangsa Indonesia yang dianggap, dipercaya dan diyakini

sebagai sesuatu (kenyataan, norma-norma, nilai-nilai) yang paling benar,

paling adil, paling bijaksana, paling baik dan paling sesuai bagi bangsa

Indonesia. Pancasila pada hakikatnya juga memiliki arti sebagai

perwujudan nilai nilai luhur bangsa Indonesia sepanjang sejarah, dan

merupakan penggabungan antara unsur unsur- budaya luar yang sesuai

dengan budaya Indonesia sehingga keseluruhannya terpadu menjadi sebuah

Ideologi yang bernama Pancasila. Pandangan tersebut akhirnya di yakini

loeh bangsa Indonesia dalam melaksanakan kehidupan berbangsa dan

bernegara. Dan dari gagasan itulah dapat diketahui akan cita- cita yang

ingin di capai oleh bangsa dan Negara Indonesia.

B. Asal Mula Pancasila Menjadi Ideologi Bangsa Indonesia

Nilai filsafat Pancasila berkembang dalam kebudayaan dan peradaban

bangsa Indonesia terutama sebagai jiwa dan sumber dalam hal kerohanian

bangsa dalam perjuangan melawan imperialisme dan kolonialisme. Nilai

Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa sekaligus sebagai jiwa bangsa


memberikan identitas serta martabat bangsa dalam budaya dan peradaban

modern, sekaligus sebagai sumber motivasi dan semangat perjuangan

bangsa Indonesia.   Nilai filsafat pancasila secara filosofis- ideologis

berkembang dalam sisterm kenegaraan Indonesia yang dinamakan

UUD1945. Jadi, tegaknya bangsa dan dan NKRI sebagai bangsa yang

merdeka bersatu berdaulat adil dan makmur, sangat diterntukan oleh

tegaknya intergritas sistem kenegaraan pancasila dan UUD 1945.

Berdasarkan hal tersebut, semua komponen bangsa wajib setia dan bangga

kepada sistem kenegaraan pancasila sebagaimana terjabar dalam UUD

1945,termasuk kewajiban bela Negara. Sebagai bangsa modern, kita

mewarisi nilai nilai fundamental ideologis sebagai pandangan hidup

bangsa yang telah menjiwai dan sebagai identitas bangsa Indonesia.

Pancasila yang sekarang menjadi ideologi Negara, bersumber pada bangsa

Indonesia sendiri, artinya, pancasila digali dari kekayaan bangsa Indonesia,

antara lain adat istiadat, budaya, serta nilai nilai religius yang terpelihara

dan berkembang sebagai pandangan hidup bangsa.

C. Hakikat Ideologi Pancasila

Pada hakikatnya, Pancasila tidak lain adaalah hasil olah pikir bangsa

Indonesia berkat kemampuannya dalam menghadapi kemajuan dan tantangan

modernisasi. Membentuk Ideologi mencerminkan cara berpikir bangsa

Indonesia, namun juga membentuk bangsa Indonesia menuju ah satu pilihan


yang jelas membawa komitmen bagi bangsa indonesia untuk mewujudkannya.

Oleh karena itu, semakin mendalam kesadaran ideologis setiap bangsa Indcita

cita. Dengan demikian ideologi bukanlah sebuah pengetahuan teoristis belaka

tetapi merupakan sesuatu yang dihayati menjadi sebuah keyakinan. Ideologi

Pancasila adalonesia akan berarti tinggi pula rasa komitmennya untuk

melaksanakannya. Komitmen itu tercermin dalam sikap setiap orang Indonesia

yang meyakini ideologinya sebagai ketentuan yang pasti dan harus ditaati dalam

kehidupan bermasayarakat, berbangsa, dan bernegara.

D. Fungsi Filsafat Pancasila bagi Bangsa Indonesia

1. Filsafat Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia

Setiap bangsa yang ingin berdiri kokoh dan mengetahui dengan jelas ke

arah mana tujuan yang ingin dicapainya sangat memerlukan pandangan

hidup (filsafat hidup). Dengan pandangan hidup inilah suatu bangsa akan

memandang persoalan-persoalan yang dihadapinya dan menentukan arah

serta cara bagaimana memecahkan persoalan-persoalan tadi. Tanpa

memiliki pandangan hidup maka suatu bangsa akan merasa terombang-

ambing dalam menghadapi persoalan-persoalan besar yang pasti akan

timbul, baik persoalan-persoalan di dalam masyarakatnya sendiri, maupun

persoalan-persoalan besar umat manusia dalam pergaulan masyarakat

bangsa-bangsa di dunia ini.


Bangsa Indonesia lahir sesudah melalui perjuangan yang sangat panjang,

dengan memberikan segala pengorbanan dan menahan segala macam

penderitaan akibat penjajahan. Bangsa Indonesia lahir menurut cara dan

jalan yang ditempuhnya sendiri yang merupakan hasil antara proses sejarah

di masa lampau, tantangan perjuangan dan cita-cita hidup di masa datang

yang secara keseluruhan membentuk kepribadian sendiri. Sebab itu bangsa

Indonesia lahir dengan kepribadiannya sendiri yang bersamaan lahirnya

bangsa dan negara itu, kepribadian itu ditetapkan sebagai pandangan hidup

dan dasar negara Pancasila. Karena itulah, Pancasila bukan lahir secara

mendadak pada tahun 1945, melainkan telah berjuang, denga melihat

pengalaman bangsa-bangsa lain, dengan diilhami dengan oleh gagasan-

gagasan besar dunia., dengan tetap berakar pada kepribadian bangsa kita

dan gagasan besar bangsa kita sendiri. Karena Pancasila sudah merupakan

pandangan hidup yang berakar dalam kepribadian bangsa, maka ia diterima

sebagai dasar negara yang mengatur hidup ketatanegaraan. Pancasila yang

selalu menjadi pegangan bersama saat-saat terjadi krisis nasional dan

ancaman terhadap eksistensi bangsa kita, merupakan bukti sejarah sebagai

dasar kerohanian negar, dikehendaki oleh bangsa Indonesia karena

sebenarnya ia telah tertanam dalam setiap rakyat indonesia. Oleh karena

itu, ia juga merupakan dasasr yang mampu mempersatukan seluruh rakyat

Indonesia.
2. Pancasila Sebagai Dasar Negara Republik Indonesia.

Pancasila yang dikukuhkan dalam sidang I dari PPKI pada tanggal 1 Juni

1945 adalah di kandung maksud untuk dijadikan dasar bagi negara

Indonesia merdeka. Adapun dasar itu haruslah berupa suatu filsafat yang

menyimpulkan kehidupan dan cita-cita bangsa dan negara Indonesa yang

merdeka. Di atas dasar itulah akan didirikan Negara Republik Indonesia

sebagai perwujudan kemerdekaan politik yang menuju kepada

kemerdekaan ekonomi, sosial dan budaya.

Sidang PPKI telah menerima secara bulat Pancasila itu sebagai dasar

negara Indonesia merdeka. Dalam keputusan sidang PPKI kemudian pada

tanggal 18 Agustus 1945 Pancasila tercantum secara resmi dalam

Pembukaan UUD RI, Undang-Undang Dasar yang menjadi sumber

ketatanegaraan harus mengandung unsur-unsur pokok yang kuat yang

menjadi landasan hidup bagi seluruh bangsa dan negara, agar peraturan

dasar itu tahan uji sepanjang masa. Karena Pancasila tercantum dalam

UUD 1945 dan bahkan menjiwai seluruh isi peraturan dasar tersebut yang

berfungsi sebagai dasar negara sebagaimana jelas tercantum dalam alinea

IV Pembukaan UUD 1945 tersebut, maka semua peraturan perundang-

undangan Republik Indonesia (Ketetapan MPR, Undang-undang, Peraturan

Pemerintah sebagai pengganti Undang-undang, Peraturan Pemerintah,

Keputusan Presiden dan peraturan-peraturan pelaksanaan lainnya) yang


dikeluarkan oleh negara dan pemerintah Republik Indonesia harus sejalan

dengan Pancasila (berpedoman pada Pancasila). Isi tujuan dari peraturan

perundang-undangan Republik Indonesia tidak boleh menyimpang dari

jiwa Pancasila. Pancasila mengandung unsur-unsur yang luhur yang tidak

hanya memuaskan bangsa Indonesia sebagai dasar negara, tetapi juga dapat

diterima oleh bangsa-bangsa lain sebagai dasar hidupnya. Pancasila

bersifat universal dan akan mempengaruhi hidup dan kehidupan banga dan

negara kesatuan Republik Indonesia secara kekal dan abadi.

3. Pancasila sebagai Jiwa dan Kepribadian Bangsa Indonesia

Keseluruhan ciri-ciri khas bangsa Indonesia adalah pencerminan dari garis

pertumbuhan dan perkembangan bangsa Indonesia sepanjang masa. Garis

pertumbuhan dan perkembangan bangsa Indonesia yang ditentukan oleh

kehidupan budi bangsa Indonesia dan dipengaruhi oleh tempat, lingkungan

dan suasana waktu sepanjang masa. Walaupun bangsa Indonesia sejak

dahulu bergaul dengan berbagai peradaban dan kebudayaan bangsa lain

(Hindu, Tiongkok, Portugis, Spanyol, Belanda dan lain-lain) namun

kepribadian bangsa Indonesia tetap hidup dan berkembang. Mungkin di

sana-sini, misalnya di daerah-daerah tertentu atau masyarakat kota

kepribadian itu dapat dipengaruhi oleh unsur-unsur asing, namun pada

dasarnya bangsa Indonesia tetap hidup dalam kepribadiannya sendiri.

Bangsa Indonesia secara jelas dapat dibedakan dari bangsa-bangsa lain.


Apabila kita memperhatikan tiap sila dari Pancasila, maka akan tampak

dengan jelas bahwa tiap sila Pancasila itu adalah pencerminan dari bangsa

kita.

Oleh karena itu, yang penting adalah bagaimana kita memahami,

menghayati dan mengamalkan Pancasila dalam segala segi kehidupan.

Tanpa ini maka Pancasila hanya akan merupakan rangkaian kata-kata

indah yang tertulis dalam Pembukaan UUD 1945, yang merupakan

perumusan yang beku dan mati, serta tidak mempunyai arti bagi kehidupan

bangsa kita.

Apabila Pancasila tidak menyentuh kehidupan nyata, tidak kita rasakan

wujudnya dalam kehidupan sehari-hari, maka lambat laun kehidupannya

akan kabur dan kesetiaan kita kepada Pancasila akan luntur. Mungkin

Pancasila akan hanya tertinggal dalam buku-buku sejarah Indonesia.

Apabila ini terjadi maka segala dosa dan noda akan melekat pada kita yang

hidup di masa kini, pada generasi yang telah begitu banyak berkorban

untuk menegakkan dan membela Pancasila.

4. Sistem Filsafat Pancasila Sebagai Sistem Ideologi Nasional

Nilai Filsafat Pancasila berkembang dalam budaya dan peradaban

Indonesia terutama sebagai jiwa dalam perjuangan kemerdekaan dari

kolonialisme-imperialisme 1596-1945. Nilai filsafat Pancasila baik sebagai


pandangan hidup (filsafat hidup) bangsa, sekaligus sebagai jiwa bangsa

(jatidiri nasional) memberikan identitas dan integritas serta martabat

(kepribadian) bangsa dalam budaya dan peradaban dunia modern.

Berdasarkan analisis normatif filosofis-ideologis dan konstitusional, semua

komponen bangsa wajib setia dan bangga kepada sistem kenegaraan

Pancasila sebagaimana terjabar dalam UUD Proklamasi 45 termasuk

kewajiban bela negara. Sebagai bangsa dan negara modern, kita mewarisi

nilai-nilai fundamental filosofis-ideologis sebagai pandangan hidup bangsa

(filsafat hidup) yang telah menjiwai dan sebagai identitas bangsa (jatidiri

nasional) Indonesia.

Nilai-nilai fundamental warisan sosio-budaya Indonesia ditegakkan dan

dikembangkan dalam sistem kenegaraan Pancasila, sebagai pembudayaan

dan pewarisan bagi generasi penerus. Kehidupan nasional sebagai bangsa

merdeka dan berdaulat sejak Proklamasi 17 Agustus 1945 berwujud NKRI

berdasarkan Pancasila-UUD 45. Sistem NKRI ditegakan oleh kelembagaan

negara bersama semua komponen bangsa dan warganegara berkewajiban

menegakkan asas Pancasila secara konstitusional, yakni UUD Proklamasi

1945 seutuhnya sebagai wujud kesetiaan dan kebanggaan nilai

fundamental dimaksud terutama filsafat hidup bangsa yang oleh pendiri

negara (PPKI) dengan jiwa hikmat kebijaksanaan dan kenegarawanan,


musyawarah mufakat menetapkan dan mengesahkan sebagai dasar negara

Indonesia merdeka.

5. Filsafat Pancasila Sebagai Dasar Filsafat Negara Indonesia

Filsafat Pancasila sebagai dasar falsafah negara Indonesia, dapat kita

temukan dalam beberapa dokumen historis dan di dalam perundang-

undangan negara Indonesia diantaranya yaitu: Dalam Pidato Ir. Soekarno

tanggal 1 Juni 1945. Dalam Naskah Politik yang bersejarah, tanggal 22

Juni 1945 alinea IV yang kemudian dijadikan naskah rancangan

Pembukaan UUD 1945 (terkenal dengan sebutan Piagam Jakarta). Dalam

naskah Pembukaan UUD Proklamasi 1945, alinea IV. Dalam Mukadimah

Konstitusi Republik Indonesia Serikat (RIS) tanggal 27 Desember 1945,

alinea IV. Dalam Mukadimah UUD Sementara Republik Indonesia (UUDS

RI) tanggal 17 Agustus 1950. Dalam Pembukaan UUD 1945, alinea IV

setelah Dekrit Presiden RI tanggal 5 Juli 1959.

E. Makna Nilai-Nilai Setiap Sila Pancasila

Pancasila sebagai dasar filsafat bangsa dan negara Republik Indonesia

merupakan nilai yang tidak dapat dipisah-pisahkan dengan masing-masing

silanya. Hal ini dikarenakan apabila dilihat satu per satu dari masing-

masing sila, dapat saja ditemukan dalam kehidupan bangsa lain. Makna

Pancasila terletak pada nilai-nilai dari masing-masing sila sebagai satu


kesatuan yang tidak dapat diputarbalikkan letak dan susunannya. Namun

demikian, untuk lebih memahami nilai-nilai yang terkandung dalam

masing-masing sila Pancasila, maka berikut ini di uraikan:

a. Ketuhanan Yang Maha Esa

Sila Ketuhanan Yang Maha Esa ini nilai-nilainya meliputi dan menjiwai

keempat sila lainnya. Dalam sila ini terkandung nilai bahwa negara

yangdidirikan adalah pengejawantahan tujuan manusia sebagai makhluk

Tuhan Yang Maha Esa.

Konsekuensi yang muncul kemudian adalah realisasi kemanusiaan

terutama dalam kaitannya dengan hak-hak dasar kemanusiaan (hak asasi

manusia) bahwa setiap warga negara memiliki kebebasan untuk memeluk

agama dan menjalankan ibadah sesuai dengan keimanan dan

kepercayaannya masing-masing. Hal itu telah dijamin dalam Pasal 29

UUD. Di samping itu, di dalam negara Indonesia tidak boleh ada paham

yang meniadakan atau mengingkari adanya Tuhan (atheisme).

b. Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradap

Kemanusiaan berasal dari kata manusia yaitu makhluk yang berbudaya

dengan memiliki potensi pikir, rasa, karsa dan cipta. Potensi itu yang

mendudukkan manusia pada tingkatan martabat yang tinggi yang

menyadari nilai-nilai dan norma-norma. Kemanusiaan terutama berarti

hakikat dan sifat-sifat khas manusia sesuai dengan martabat. Adil berarti
wajar yaitu sepadan dan sesuai dengan hak dan kewajiban seseorang.

Beradab sinonim dengan sopan santun, berbudi luhur, dan susila, artinya,

sikap hidup, keputusan dan tindakan harus senantiasa berdasarkan pada

nilai-nilai keluhuran budi, kesopanan, dan kesusilaan. Dengan demikian,

sila ini mempunyai makna kesadaran sikap dan perbuatan yang didasarkan

kepada potensi budi nurani manusia dalam hubungan dengan norma-norma

dan kesusilaan umumnya, baik terhadap diri sendiri, sesama manusia,

maupun terhadap alam dan hewan.

Hakikat pengertian di atas sesuai dengan Pembukaan UUD 1945 Alenia

Pertama : “Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu adalah hak segala

bangsa dan oleh sebab itu, penjajahan di atas dunia harus dihapuskan,

karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan…”.

Selanjutnya dapat dilihat penjabarannya dalam Batang Tubuh UUD.

c Persatuan Indonesia

Persatuan berasal dari kata satu artinya tidak terpecah-pecah. Persatuan

mengandung pengertian bersatunya bermacam-macam corak yang

beraneka ragam menjadi satu kebulatan. Persatuan Indonesia dalam sila

ketiga ini mencakup persatuan dalam arti ideologi, politik, ekonomi, sosial

budaya dan keamanan. Persatuan Indonesia ialah persatuan bangsa yang

mendiami seluruh wilayah Indonesia. Yang bersatu karena didorong untuk

mencapai kehidupan kebangsaan yang bebas dalam wadah negara yang


merdeka dan berdaulat. Persatuan Indonesia merupakan faktor yang

dinamis dalam kehidupan bangsa Indonesia dan bertujuan melindungi

segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan

kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa, serta

mewujudkan perdamaian dunia yang abadi.

Persatuan Indonesia adalah perwujudan dari paham kebangsaan Indonesia

yang dijiwai oleh Ketuhanan Yang Maha Esa, serta kemanusiaan yang adil

dan beradab. Oleh karena itu, paham kebangsaan Indonesia tidak sempit

(chauvinistis), tetapi menghargai bangsa lain. Nasionalisme Indonesia

mengatasi paham golongan, suku bangsa serta keturunan. Hal ini sesuai

dengan alenia keempat Pembukaan UUD 1945 yang berbunyi, “Kemudian

daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintahan Negara Indonesia yang

melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah

Indonesia…”. Selanjutnya dapat dilihat penjabarannya dalam Batang

Tubuh UUD 1945.

d . Kerakyatan Yang DIpimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam

Pemusyawaratan Perwakilan

Kerakyatan berasal dari kata rakyat yaitu sekelompok manusia yang

berdiam dalam satu wilayah negara tertentu. Dengan sila ini berarti bahwa

bangsa Indonesia menganut sistem demokrasi yang menempatkan rakyat di

posisi tertinggi dalam hirarki kekuasaan.


Hikmat kebijaksanaan berarti penggunaan ratio atau pikiran yang sehat

dengan selalu mempertimbangkan persatuan dan kesatuan bangsa,

kepentingan rakyat dan dilaksanakan dengan sadar, jujur dan bertanggung

jawab serta didorong dengan itikad baik sesuai dengan hati nurani.

Permusyawaratan adalah suatu tata cara khas kepribadian Indonesia untuk

merumuskan atau memutuskan sesuatu hal berdasarkan kehendak rakyat

sehingga tercapai keputusan yang bulat dan mufakat. Perwakilan adalah

suatu sistem, dalam arti, tata cara mengusahakan turut sertanya rakyat

mengambil bagian dalam kehidupan bernegara melalui lembaga

perwakilan.

Dengan demikian sila ini mempunyai makna bahwa rakyat dalam

melaksanakan tugas kekuasaannya ikut dalam pengambilan keputusan-

keputusan. Sila ini merupakan sendi asas kekeluargaan masyarakat

sekaligus sebagai asas atau prinsip tata pemerintahan Indonesia

sebagaimana dinyatakan dalam alenia keempat Pembukaan UUD 1945

yang berbunyi: “…maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia,

yang berkedaulatan rakyat...”

e. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Keadilan sosial berarti keadilan yang berlaku dalam masyarakat di segala

bidang kehidupan, baik materiil maupun spiritual. Seluruh rakyat Indonesia

berarti untuk setiap orang yang menjadi rakyat Indonesia.


B. HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA

1. Pengertian Hak Dan Kewajiban Warga Negara

Hak adalah segala sesuatu yang memang harus didapatkan (mutlak) oleh

setiap individu sebagai anggota warga negara sejak ia masih berada dalam

kandungan, hak pada umumnya didapatkan dengan cara di perjuangkan

melalui pertanggung jawaban atas kewajiban. Hak warga negara yang

tercantum dalam UUD 1945 meliputi hak hidup, hak memperoleh

pendidikan, hak untuk melanjutkan keturunan, dll.

          Ada 7 hak warga negara indonesia:

1.      Setiap warga negara berhak mendapatkan perlindungan hukum.

2.      Setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang

layak.

3.      Setiap warga negara memiliki kedudukan yang sama di mata hukum

dan didalam pemerintah.

4.      Setiap warga negara bebas untuk memilih, memeluk, dan

menjalankan agama dan kepercayaan masing masing.

5.      Setaip warga negara berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran.

6.      Setiap warga negara berhak mempertahankan wilayah negara

kesatuan indonesia atau NKRI dari serangan musuh.


7.      Setiap warga negara berhak memiliki hak dalam kemerdekaan

berserikat, berkumpu, mengeluarkan pendapat secara lisan dan tulisan

sesuai undang-undang yang berlaku.

Kewajiban adalah segala sesuatu yang dianggap sbagai suatu keharusan

untuk dilaksanakan oleh individu sbagai anggota warga negara guna

mendapatkan hak yang pantas untuk didapat dengan kata lain memberikan

atau melakukan apa yang harus kita lakukan demi kemajuan bangsa ke

arah yang lebih baik.

        Ada 5 kewajiban warga negara indonesia

1.      Setiap warga negara memiliki kewajiban untuk berperan serta dalam

membela, mempertahanlam kedaulatan negara indonesia dari serangan

musuh.

2.      Setiap warga negara memliki kewajiban memnbayar pajak dan

retribusi yang telah ditetapkan oleh pemerintah pusat dan pemerintah

daerah,

3.      Setiap warga negara memiliiki kewajiban menaati serta menjungjung

tinggi dasar negara, hukum, dan pemerintahan tanpa terkecuali serta

dijalankan dengan sebaik baiknya.

4.      Setiap warga negara memliki kewajiban taat, tunduk, dan patuh

terhadap segala hukum yang berlaku di Indonesia.


5.      Setiap warga negara memliki kewajiban turut serta dalam

pembangunan untuk membangun bangsa agar bangsa kita bisa berkembang

dan maju ke arah yang lebih baik.

Warga negara adalah penduduk yang sepenuhnya dapat diatur oleh

pemerintah negara tersebut dan mengakui pemerintahannya sendiri.

    Beberapa pengertian warga negara yang diatur oleh UUD 1945

  Pasal 26 menyatakan “ warga negara adalah bangsa indonesia asli dan

bangsa lain yang disahkan  undang undang sbagai warga negara”

Pasal 26 ayat 2 berbunyi “ syarat syarat mengenai kewarganegaraan di

tetapkan dengan UU”

  Pasal 1 UU no.22/1958 dan UU np. 12/2006 tentang kewarganegaraan

republik indonesia, menekankan kepada peraturan yang menyatakan bahwa

warga negara RI adalah orang yang berdasarkan perundangan undangan

dan atau perjanjian perjanjian dan atau peraturan yang berlaku sejak

proklamasi 17 agustus 1945 sudah menjadi warga negara RI.

2. Hak dan Kewajiban Srbagai Warga Negara

Hak dan Kewajiban merupakan hal yang memiliki keterkaitan yang

sulit dipisahkan. Untuk mencapai keseimbangan antar hak dan

kewajiban kita harus tahu posisi kita masing-masing. Hak warga negara

adalah hak yang seharusnya dimiliki oleh setiap warga negara sesuai

dengan ketentuan yang berlaku. Sedangkan kewajiban negara adalah


melakukan suatu kewajiban atau perintah sesuai dengan hukum yang

berlaku dan berdasarkan UUD 1945. Apabila hak tidak seimbang

dalam pelaksanaannya akan menimbulkanperselisihan dan

kerugianbagi diri sendiri danorang lain. Oleh sebab itu sebagai warga

negara yang baik harus menegakkan hak dan kewajiban dalam

kehidupan sehari-hari. Jika telah melaksanakannya dengan baik, maka

kitab oleh menuntun hak sebagai warga negara kepada pemerintah,

dengan begitu rasa keadilan akan lebih terasa di tengah kehidupan.

3.Keterkaitan antara Hak dan Kewajiban sebagai Warga Negara

Warga negara merupakan unsur penting dalam hal terbentuknya suatu

Negara. Warga negara dan negara merupakan sutu kesatuan yang tidak

dapat dipisahkan, keduanya saling berkaintan dan memiliki hak dan

kewajiban masing-masing yang berupa hubungan timbal balik. Warga

negara mempunyai kewajiban untuk menjaga nama baik negara dan

membelanya. Sedangkan negara mempunyai kewajiban untuk memenuhi

dan mensejaterahkan kehidupan warga negaranya. Sementara hak warga

negara memiliki hak untuk mendapatkan kesejahteraan dan penghidupan

yang layak dari negara. Sedangkan negara memiliki hak untuk

mendapatkan pembelaan dan penjagaan nama baik dari warga negaranya.

Lalu peran sebagai Warga Negara yaitu patuh terhadap peraturan UU yang
berlaku, selalu terlibat serta ambil bagian dalam kehidupan bernegara,

meminya pelayanan dari negara untuk memnuhi kebutuhan hidup dan

menolak campur tangan negara dalam persoalan pribadi.

C. NEGARA DAN KONSTITUSI

1. PENGERTIAN NEGARA

Negara merupakan suatu organisasi di antara sekelompok atau beberapa

kelompok manusia yang secara bersama-sama mendiami suatu wilayah

(territorial) tertentu dengan mengakui adanaya suatu pemerintahan yang

mengurus tata tertib dan keselamatan sekelompok atau beberapa kelompok

manusia yang ada di wilayahnya. Organisasi negara dalam suatu wilayah

bukanlah satu-satunya organisasi, ada organisasi-organisasi lain

(keagamaan, kepartaian, kemasyarakatan dan organisasi lainnya yang

masing-masing memiliki kepribadian yang lepas dari masalah kenegaraan).

Secara umum negara dapat diartikan sebagai suatu organisasi utama yang

ada di dalam suatu wilayah karena memiliki pemerintahan yang berwenang

dan mampu untuk turut campur dalam banyak hal dalam bidang

organisasi-organisasi lainnya.

2. PENGERTIAN KONSTITUSI

Kata “Konstitusi” berarti “pembentukan”, berasal dari kata kerja yaitu

“constituer”
(Perancis) atau membentuk. Yang dibentuk adalah negara, dengan

demikian konstitusi

mengandung makna awal (permulaan) dari segala peraturan perundang-

undangan tentang negara. Belanda menggunakan istilah “Grondwet” yaitu

berarti suatu undang-undang yang menjadi dasar (grond) dari segala

hukum. Indonesia menggunakan istilah Grondwet menjadi Undang-undang

Dasar. Menurut Brian Thompson, secara sederhana pertanya¬an: what is a

constitution dapat dijawab bahwa “…a consti¬tution is a document which

contains the rules for the the operation of an organization” Organisasi

dimaksud bera¬gam bentuk dan kompleksitas strukturnya. Negara sebagai

salah satu bentuk organisasi, pada umumnya selalu memiliki naskah yang

disebut sebagai konstitusi atau Undang-Undang Dasar. Dahulu konstitusi

digunakan sebagai penunjuk hukum penting biasanya dikeluarkan oleh

kaisar atau raja dan di gunakan secara luas dalam hukum kanon untuk

menandakan keputusan.

Konstitusi pada umumnya bersifat kondifaksi yaitu sebuah dokumen yang

berisian

aturan-aturan untuk menjalankan suatu organisasi pemerintahan negara,

namun dalam pengertian ini, konstitusi harus diartikan dalam artian tidak

semuanya berupa dokumen tertulis (formal). Namun menurut para ahli

ilmu hukum maupun ilmu politik konstitusi harus diterjemahkan termasuk


kesepakatan politik, negara, kekuasaan, pengambilan keputusan, kebijakan

dan distibusi maupun alokasi Konstitusi bagi organisasi pemerintahan

negara yang dimaksud terdapat beragam bentuk dan kompleksitas

strukturnya, terdapat konstitusi politik atau hukum akan tetapi mengandung

pula arti konstitusi ekonomi. Konstitusi memuat aturan-aturan pokok

(fundamental) yang menopang berdirinya suatu negara. Terdapat dua jenis

kontitusi, yaitu konstitusi tertulis (Written Constitution) dan konstitusi

tidak tertulis (Unwritten Constitution). Ini diartikan seperti halnya “Hukum

Tertulis” (geschreven Recht) yang termuat dalam undang-undang dan

“Hukum Tidak Tertulis” (ongeschreven recht) yang berdasar adat

kebiasaan. Dalam karangan “Constitution of Nations”, Amos J. Peaslee

menyatakan hampir semua negara di dunia mempunyai konstitusi

tertulis, kecuali Inggris dan Kanada.

Di beberapa negara terdapat dokumen yang menyerupai konstitusi, namun

oleh negara tersebut tidak disebut sebagai konstitusi. Dalam buku yang

berjudul The Law and The

Constitution, Ivor Jenning menyebutkan di dalam dokumen konstitusi

tertulis yang dianut oleh negara-negara tertentu mengatur tentang:

1.Adanya wewenang dan tata cara bekerja suatu lembaga kenegaraan.

2.Adanya ketentuan hak asasi yang dimiliki oleh warga negara yang diakui

dan dilindungi
Tidak semua lembaga-lembaga pemerintahan dapat diatur dalam poin 1

dan tidak semua hak-hak warga negara diatur dalam poin 2. Seperti halnya

di negara Inggris. Dokumen-dokumen yang tertulis hanya mengatur

beberapa lembaga negara dan beberapa hak asasi yang dimiliki oleh rakyat,

satu dokumen dengan dokumen lainya tidak sama.

a. TUJUAN DARI KONSTITUSI

Konstitusi juga memiliki tujuan yang hampir sama deengan hukum, namun

tujuan dari

konstitusi lebih terkait dengan:

1. Berbagai lembaga-lembaga kenegaraan dengan wewenang dan tugasnya

masing-masing.

2. Hubungan antar lembaga negara

3. Hubungan antar Lembaga negara (pemerintah) dengan warga negara

(rakyat).

4. Adanya jaminan atas hak asasi manusia

Semakin banyak pasal-pasal yang terdapat di dalam suatu konstitusi tidak

menjamin bahwa konstitusi tersebut baik. Di dalam praktekna, banyak

negara yang memiliki Lembaga-lembaga yang tidak tercantum di dalam

konstitusi namun memiliki peranan yang tidak kalah penting dengan

lembaga-lembaga yang terdapat di dalam konstitusi. Bahkan terdapat hak-

hak asasi manusia yang diatur diluar konstitusi mendapat perlindungan


lebih baik dibandingkan dengan yang diatur di dalam konstitusi. Dengan

demikian banyak negara yang memiliki aturan-aturan tertulis di luar

konstitusi yang memiliki kekuatan yang sama denga pasal-pasal yang

terdapat pada konstitusi. Konstitusi selalu terkait dengan paham

konstitusionalisme. Walton H. Hamilton

menyatakan “Constitutionalism is the name given to the trust which men

repose in the power of words engrossed on parchment to keep a

government in order. Untuk tujuan to keep a government in order itu

diperlukan pengaturan yang sede-mikian rupa, sehingga dinamika

kekuasaan dalam proses pemerintahan dapat dibatasi dan di kendalikan

sebagaimana mestinya. Gagasan mengatur dan membatasi kekua-saan ini

secara alamiah muncul karena adanya kebutuhan untuk merespons

perkembangan peran relatif kekuasaan umum dalam kehidupan umat

manusia.

3. HUBUNGAN NEGARA DENGAN KONSTITUSI

Berhubungan sangat erat, konstitusi lahir merupakan usaha untuk

melaksanakan dasar

negara. Dasar negara memuat norma-norma ideal, yang penjabarannya

dirumuskan dalam pasal-pasal oleh UUD (Konstitusi) Merupakan satu

kesatuan utuh, dimana dalam Pembukaan UUD 45 tercantum dasar negara


Pancasila, melaksanakan konstitusi pada dasarnya juga melaksanakan

dasar negara.

Seperti yang kita ketahui dalam kehidupan bangsa Indonesia,

Pancasilamerupakan

filosofische grondslag dan common platforms atau kalimatun sawa. Pada

masa lalu timbul suatu permasalahan yang mengakibatkan Pancasila

sebagai alat yang di gunakan untuk mengesahkan suatu kekuasaan dan

mengakibatkan Pancasila cenderung menjadi idiologi tertutup. Hal ini di

karenakan adanya anggapan bahwa pancasila berada di atas dan diluar

konstitusi. Pancasila di sebut sebagai norma fundamental negara

(Staatsfundamentalnorm) dengan menggunakan teori Hans Kelsen dan

Hans Nawiasky. Teori Hans Kelsen yang mendapat banyak perhatian

adalah hierarki norma hukum dan rantai validitas yang membentuk

piramida hukum (stufentheorie). Salah seorang tokoh yang

mengembangkan teori tersebut adalah murid Hans Kelsen, yaitu Hans

Nawiasky. Teori Nawiaky disebut dengan theorie von stufenufbau der

rechtsordnung. Susunan norma menurut teori tersebut adalah:

1. Norma fundamental negara (Staatsfundamentalnorm)

2. Aturan dasar negara (staatsgrundgesetz)

3. Undang-undang formal (formell gesetz)


4. Peraturan pelaksanaan dan peraturan otonom (verordnung en autonome

satzung).

Staatsfundamentalnorm adalah norma yang merupakan dasar bagi

pembentukan konstitusi atau Undang-Undang Dasar (staatsverfassung) dari

suatu negara. Posisi hukum dari suatu Staatsfundamentalnorm adalah

sebagai syarat bagi berlakunya suatu konstitusi. Staatsfundamentalnorm

ada terlebih dahulu dari konstitusi suatu negara. Berdasarkan teori

Nawiaky tersebut, A. Hamid S. Attamimi memban-dingkannya dengan

teori Kelsen dan menerapkannya pada struktur tata hukum di Indonesia.

Attamimi menunjukkan struktur hierarki tata hukum Indonesia dengan

menggunakan teori Nawiasky. Berdasarkan teori

1) Staatsfundamentalnorm: Pancasila (Pembukaan UUD 1945).

2) Staatsgrundgesetz: Batang Tubuh UUD 1945, Tap MPR, dan Konvensi

Ketatanegaraan. 3) Formell gesetz: Undang-Undang.

4) Verordnung en Autonome Satzung: Secara hierarkis mulai dari

Peraturan Pemerintah hingga Keputusan Bupati atau Walikota.

Penempatan pancasila sebagai suatu Staatsfundamentalnorm di kemukakan

pertama kali oleh Notonagoro. Posisi ini mengharuskan pembentukan

hukum positif adalah untuk mencapai ide-ide dalam Pancasila, serta dapat

digunakan untuk menguji hukum positif. Dengan di tetapkannya Pancasila

sebagai Staatsfundamentalnorm maka pembentukan hukum, penerapan,


dan pelaksanaanya tidak dapat dilepaskan dari nilai-nilai Pancasila.

Dengan menempatkan pancasila sebagi Staatsfundamentalnorm, maka

kedudukan pancasila berada di atas undang-undang dasar. Pancasila tidak

termasuk dalam pengertian konstitusi, karena berada di atas konstitusi.

Yang menjadi pertanyaan mendasar sekarang adalah, apakah pancasila

merupakan staatsfundamentalnorm atau merupakan bagian dari konstitusi?

Dalam pidatonya, Soekarno menyebutkan dasar negara sebagai

Philosofische grondslag sebagai fondamen, filsafat, pikiran yang sedalam-

dalamnya yang diatasnya akan di dirikan

bangunan negara Indonesia. Soekarno juga menyebutnya dengan istilah

Weltanschauung atau pandangan hidup. Pancasila adalah lima dasar atau

lima asas. Jika masalah dasar negara disebutkan oleh Soekarno sebagai

Philosofische grondslag

ataupun Weltanschauung, maka hasil dari persidangan-persidangan

tersebut, yaitu Piagam Jakarta yang selanjutnya menjadi dan disebut

dengan Pembukaan UUD 1945, yang merupakan prinsip-prinsip dalam

Pembukaan UUD 1945 adalah dasar negara Indonesia, termasuk di

dalamnya Pancasila
PENUTUP

KESIMPULAN

 Filsafat Pancasila merupakan hasil pemikiran mendalam dari

bangsa Indonesia, yang dianggap, diyakini sebagai kenyataan nilai

dan norma yang paling benar, dan adil untuk melakukan kegiatan

hidup berbangsa dan bernegara di manapun mereka berada. Selain

itu, filsafat Pancasila memiliki beragam fungsi, diantaranya yaitu;

sebagai pandangan hidupa bangsa Indonesia, Pancasila sebagai


dasar Negara Indonesia, pancasila sebagai kepribadian bangsa

Indonesia, Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum,

dan Pancasila sebagai sistem ideologi nasional.

 Hak merupakan segala sesuatu yang pantas dan mutlak untuk di

dapatkan oleh individu sebagai anggota warga negara sejak masih

berada dalam kandungan, sedangkan kewajiban merupaka suatu

keharusan bagi individu dalam melaksanakan peran sebagai

anggota warga negara, guna mendapatkan pengakuan akan hak

yang sesuai dengan pelaksanaan kewajiban tersebut. Hak dan

kewajiban merupakan suatu hal yang berkaitan satu sama lain

sehingga dalam melaksanakaannya harus seimbang.

 Negara merupakan suatu organisasi di antara sekelompok atau

beberapa kelompok manusia yang secara bersama-sama mendiami

suatu wilayah (territorial) tertentu dengan mengakui adanaya suatu

pemerintahan yang mengurus tata tertib dan keselamatan.

Konstitusi diartikan sebagai peraturan yang mengatur suatu negara,

baik yang tertulis maupun tidak tertulis. Konstitusi memuat aturan-

aturan pokok (fundamental) yang menopang berdirinya suatu

negara.
Antara negara dan konstitusi mempunyai hubungan yang sangat

erat karena melaksanakan konstitusi pada dasarnya juga

melaksanakan dasar negara.

Pancasila merupakan filosofische grondslag dan common platforms

atau kalimatun sawa. Pancasila sebagai alat yang digunakan untuk

mengesahkan suatu kekuasaan dan mengakibatkan Pancasila

cenderung menjadi idiologi tertutup, sehingga pancasila bukan

sebagai konstitusi melainkan UUD 1945 yang menjadi konstitusi di

Indonesia.

SARAN

Tingkatkanlah kesadaran akan menerapkan nilai-nilai Pancasila,

agar dapat menciptakan manusia yang berjiwa Pancasila dan menjadi

pemuda-pemuda yang berguna bagi bangsa dan negara, dan memiliki

rasa tanggung jawab akan Hak dan kewajiban sebagai warga Negara,

sehingga kelak dapat memajukan bangsa dan Negara tanpa ada

penyelewengan maupun pemenuhan hak pribadi.


DAFTAR PUSTAKA

Paulus, Wahana, Drs.Filsafat Pancasila. Kanius, Yogyakarta,1993

M.Si, Sutrisno, Slamet, Drs. Filsafat dan Ideologi Pancasila.

AndiPublisher, Yogyakarta, 2006


Hardika,

2012.FilsafatPancasila.http://hardika.blog.fisip.uns.ac.id/2012/03/13/

filsafat-pancasila.html. Diakses pada tanggal 17 Oktober 2021

http://andicvantastic.blogspot.com/2013/10/pancasila-sebagai-filsafat.html

brainly.cp.id.(n.d).

jiok. (2015, maret sabtu). Retrieved juli rabu, 2017, from Abu hanifa:

http://Abuhanifa.blogspot.com/raka

RAPerz ElephantDead. (2006, desember 14). Retrieved juli 5, 2017, from

Raka

Andika Prasetyo: http://rakaRAPerzElephantDead.blogspot.com

tifferi. (2015, januari selasa). Retrieved juli 5, 2017, from creator.blogspot.

http://www.wikipedia.com

Nasution, Mirza, NEGARA DAN KONSTITUSI. 2004 ( diakses lewat

internet)

You might also like