You are on page 1of 4

Nama : Anastasya L.

T Takapaha

NIM : 711540119041

Tingkat : 2.A

DETEKSI DINI KELAINAN KOMPLIKASI/PENYULIT DAN ASUHAN


KEGAWATDARURATAN KASUS INFEKSI NIFAS

1. Definisi
Perdarahan postpartum (postpartum hemorrhage / PPH) adalah perdarahan 500 mL atau
lebih dari jalan lahir pada persalinan spontan pervaginam setelah kala III selesai
(setelahplasentalahir) atau 1000 mL pada persalinan section caesarea. Namun karena
sulitnya menghitung jumlah perdarahan, seluruh kasus dengan jumlah perdarahan yang
berpotensi menyebabkan gangguan hemodinamik dapat disebut sebagai perdarahan
postpartum.
PPH dapat dibagi menjadi primer dan sekunder :
a. PPH primer adalahperdarahan yang terjadidalam 24 jam pertamasetelahpersalinan.
b. PPH sekunder adalah perdarahan yang terjadi antara 24 jam hingga 6 minggu setelah
persalinan.

2. Penyebab Tanda dan Gejala :


Diperkirakan bahwa 3-5% pasien obstetri di seluruh dunia mengalami perdarahan
postpartum. Sekitar 25% kasus kematian ibu hamil di seluruh dunia disebabkan oleh
perdarahan postpartum. Perdarahan postpartum disebabkan oleh gangguan pada 4T
(tonus, tissue, trauma, dan thrombin).
 Tonus/Kekuatan otot, keadaan ketika uterus tidak dapat berkontraksi atau disebut
atonia uteri, menyebabkan darah yang keluar dari uterus tidak dapat berhenti secara
alamiah. Hal ini menyebabkan darah yang keluar semakin banyak dan harus
mendapatkan pertolongan.
 Trauma/Cedera. Adanya robekan jalan lahir karena bayi terlalu besar, atau karena
penggunaan obat pacu persalinan yang tidak sesuai dengan aturan dapat
menyebabkan kontraksi terlalu kuat dan robeknya jalan lahir.
 Jaringan, sisa jaringan plasenta yang masih menempel pada uterus dapat
menyebabkan sumber perdarahan dari jalan lahir.
 Faktor pembekuan darah, perdarahan yang banyak dapat menyebabkan hilangnya
faktor-faktor yang dibutuhkan darah untuk membantu penutupan luka. Selain itu,
pengidap kelainan hemofilia, yaitu ketika darah sudah membeku menyebabkan
kelainan perdarahan pasca melahirkan.
Penyebab PPH yang paling sering adalah atonia uteri, diikuti dengan retensio plasenta,
sisa plasenta, laserasi jalan lahir, dangan gangguan pembekuan darah atau faktor
koagulasi. 
N Penyebab TandadanGejala
0.

1. Atonia Uteri - Perdarahanterjadisegerasetelahanaklahir


- Uterus tidakberkontraksi, konsistensi uterus lembek

2. RetensioPlasenta - Plasentatidakkeluar 30 menitsetelahbayilahir

3. SisaPlasenta - Plasentaatausebagianselaputtidaklengkap
- Perdarahandapatmuncul 6-10
haripascapersalinandisertaisubinvolusi uterus

4. RobekanJalan - Perdarahanmengalirsegerasetelahbayilahir
Lahir

5. Inversio Uteri - Fundus uteri tidakteraba


- Liang vagina terisimassa
- Nyeriperut (ringanhinggaberat)

6. Gangguanpembe - Perdarahansulitdihentikan,
kuandarah darahcenderungencerdantidakterdapatgumpalandarah
- Kegagalanterbentuknyagumpalandarahmunculpadasa
atdilakukanujipembekuandarah
- Terdapatfaktorpredisposisisepertisolusioplasenta,
intrauterine fetal death/IUFD, eklamsia, emboli air
ketuban

3. Pencegahan
Perdarahan postpartum mengenai pada kelompok yang tidak berisiko sekalipun, sehingga
tindakan pencegahan aktif harus segera dilakukan untuk mencegah terjadinya perdarahan
postpartum. Beberapa strategi yang dapat dilakukan meliputi:
a. Identifikasi dan koreksi anemia pada ibu hamil sebelum persalinan.
b. Pemeriksaan tanda vital sebelum persalinan juga penting untuk mengidentifikasi
kemungkinan perdarahan yang  terjadi.
c. Untuk petugas kesehatan, manajemen aktif saat persalinan dan tindakan persalinan
yang menghindarkan dari terjadinya perdarahan pasca persalinan.
4. Pengobatan
Pada keadaan akut, yaitu ketika kehilangan darah sangat banyak, tindakan pertama yang
dapat dilakukan adalah dengan memberikan cairan pengganti melalui infus. Tindakan
memperbaiki keadaan umum pengidap merupakan prioritas utama pengobatan.
Selanjutnya, pengobatan dilakukan dengan memperbaiki penyebab dari perdarahan
postpartum, seperti:
a. Pemberian obat-obatan untuk memperkuat kontraksi uterus, seperti oksitosin.
b. Melakukan tindakan kuret apabila terdapat sisa jaringan plasenta yang tertinggal di
dalam uterus.
c. Pemberian transfuse darah dan komponen darah apabila terdapat perdarahan masi
fpada pengidap.

SOAP PENDARAHAN POSTPARTUM PRIMER DAN SEKUNDER

Contoh Kasus :

Ny. W umur 20 tahun mengeluh keluar darah dari jalan lahir setelah melahirkan, ibu cemas
dengan keadaannya. Tekanan Darah 120/70 mmHg, Nadi : 84 kali permenit, Pernapasan : 24 kali
permenit, Suhu badan : 36,5°C.

A. DATA SUBJEKTIF (S)


Ny.W umur 20 tahun, mengeluh keluar darah dari jalan lahir setelah melahirkan, dan ibu
cemas dengan keadaannya.
B. DATA OBJEKTIF (O)
TD : 120/70 mmHg
N : 84 x/menit
R : 24 x/menit
SB : 36,50 C
C. ASSESMENT (A)
Perdarahan Post Partum
Masalah : Keluardarah dari jalan lahir setelah melahirkan
D. PLANNING (P)
1. Memberikan penjelasan kepada pasien tentang tindakan yang akan dilakukan
2. Mengobservasi keadaan umum dan tanda-tanda vital
3. Mengobservasi jumlah perdarahan dan kontraksi uterus
4. Observasi TFU setiap hari dan kontraksi
5. Memberikan intake adekuat untuk mengembalikan cairan tubuh ibu yang hilang akibat
perdarahan dan untuk memulihkan tenaga ibu.
6. Memberikan dukungan moril dan spiritual pada ibu bahwa perdarahan yang dialami
dapat segera teratasi dengan perawatan dan pengobatan. Serta memberikan dukungan
agar ibu lebih tabah menghadapi cobaan dari Tuhan.
7. Berikan Health education (HE) kepada ibu tentang :
a. Nutrisi
Mengkonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat seperti : nasi dan roti,
protein seperti ikan, telur dan daging, vitamin seperti buah-buahan dan sayur-
sayuran serta kalsium seperti susu.
b. Personal Hygiene
Menjaga personal hygiene dengan mandi 2 kali sehari, mengganti pakaian dalam
setiap kali teras penuh atau lembab.
c. Istirahat
d. Ibu sebaiknya istirahat (tidur) untuk megembalikan tenaga yang telah terpakai
sebelumnya.
8. Memberikan obat sesuai instruksi yang diberikan

You might also like