Professional Documents
Culture Documents
net/publication/348945167
CITATIONS READS
4 5,744
11 authors, including:
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Agung Purnomo on 01 February 2021.
Penulis:
Puji Hastuti, Agus Nurofik, Agung Purnomo, Abdurrozzaq Hasibuan,
Handy Aribowo, Annisa Ilmi Faried, Tasnim, Andriasan Sudarso,
Irwan Kurniawan Soetijono, Didin Hadi Saputra, Janner Simarmata
Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan hak eksklusif yang terdiri atas hak moral dan hak ekonomi.
Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23, Pasal 24, dan Pasal 25 tidak berlaku terhadap:
a. penggunaan kutipan singkat Ciptaan dan/atau produk Hak Terkait untuk pelaporan peristiwa aktual yang ditujukan hanya
untuk keperluan penyediaan informasi aktual;
b. Penggandaan Ciptaan dan/atau produk Hak Terkait hanya untuk kepentingan penelitian ilmu pengetahuan;
c. Penggandaan Ciptaan dan/atau produk Hak Terkait hanya untuk keperluan pengajaran, kecuali pertunjukan dan Fonogram
yang telah dilakukan Pengumuman sebagai bahan ajar; dan
d. penggunaan untuk kepentingan pendidikan dan pengembangan ilmu pengetahuan yang memungkinkan suatu Ciptaan
dan/atau produk Hak Terkait dapat digunakan tanpa izin Pelaku Pertunjukan, Produser Fonogram, atau Lembaga Penyiaran.
1. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak
ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf h untuk Penggunaan
Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak
Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
2. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak
ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf e, dan/atau huruf g untuk Penggunaan
Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda paling banyak
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
KEWIRAUSAHAAN DAN
UMKM
Penulis:
Puji Hastuti, Agus Nurofik, Agung Purnomo, Abdurrozzaq Hasibuan,
Handy Aribowo, Annisa Ilmi Faried, Tasnim, Andriasan Sudarso,
Irwan Kurniawan Soetijono, Didin Hadi Saputra, Janner Simarmata
Penulis:
Puji Hastuti, Agus Nurofik, Agung Purnomo,
Abdurrozzaq Hasibuan, Handy Aribowo, Annisa Ilmi Faried,
Tasnim, Andriasan Sudarso, Irwan Kurniawan Soetijono,
Didin Hadi Saputra, Janner Simarmata
Penerbit
Yayasan Kita Menulis
Web: kitamenulis.id
e-mail: press@kitamenulis.id
Kontak WA: +62 858-3552-3449
Akhir kata Penulis mengucapkan terima kasih dan semoga buku ini dapat
bermanfaat untuk semua pihak yang membaca
Penulis
vi Kewirausahaan dan UMKM
Daftar Isi
lain, wirausaha adalah orang-orang yang memiliki jiwa kreativitas dan inovatif
yang tinggi dalam hidupnya. Wirausaha mencakup semua aspek pekerjaan,
baik karyawan swasta maupun pemerintahan.
Sedangkan Prawirokusumo, 1997 dalam Soedrajat 2011 menguraikan
Wirausaha adalah mereka yang melakukan upaya-upaya kreatif dan inovatif
dengan jalan mengembangkan ide, dan meramu sumber daya untuk
menemukan peluang (opportunity) dan perbaikan (preparation) hidup
Kewirausahaan (entrepreneurship) muncul apabila seseorang individu berani
mengembangkan usaha-usaha dan ide-ide barunya.
Proses kewirausahaan juga meliputi semua fungsi, aktivitas dan tindakan yang
berhubungan dengan perolehan peluang dan penciptaan organisasi usaha
sebagaimana ditulis Suryana, (2001). Kewirausahaan esensinya adalah
menciptakan nilai tambah di pasar melalui proses pengkombinasian sumber
daya dengan cara-cara baru dan berbeda agar dapat bersaing.
Zimmerer dalam Soedrajat (2011) menyebutkan nilai tambah dapat diciptakan
melalui cara-cara sebagai berikut:
1. Pengembangan teknologi baru (developing new technology)
2. Penemuan pengetahuan baru (discovering new knowledge)
3. Perbaikan produk (barang dan jasa) yang sudah ada (improving
existing products or services)
4. Penemuan cara-cara yang berbeda untuk menghasilkan barang dan
jasa yang lebih banyak dengan sumber daya yang lebih sedikit
(finding different ways of providing more goods and services with
fewer resources).
Seorang wirausahawan membeli barang saat ini pada harga tertentu dan
menjualnya pada masa yang akan datang dengan harga tidak menentu. Jadi
definisi ini lebih menekankan pada bagaimana seseorang menghadapi risiko
atau ketidakpastian. Seorang wirausahawan disyaratkan untuk melaksanakan
fungsi-fungsi manajerial mendasar seperti pengarahan dan pengawasan.
Wirausahawan adalah seorang inovator yang mengimplementasikan
perubahan-perubahan di dalam pasar melalui kombinasi-kombinasi baru.
Bab 1 Konsep Dasar Kewirausahaan 3
Dengan memiliki usaha sendiri akan memberikan kebebasan dan peluang bagi
pebisnis untuk mencapai tujuan hidupnya. Pebisnis akan berusaha
memenangkan hidup mereka dan memungkinkan mereka untuk
memanfaatkan bisnis untuk mewujudkan cita-cita
2. Untuk memberi peluang untuk melakukan perubahan
Walaupun pada tahap awal uang bukan daya tarik utama bagi wirausaga,
namun keuntungan yang didapat dari berwirausaha merupakan sumber
motivasi yang penting bagi seseorang untuk membuat usaha sendiri.
5. Memiliki peluang untuk berperan aktif dalam masyarakat dan dapat
pengakuan atas usahanya.
Pengusaha kecil atau pemilik usaha kecil sering kali merupakan warga
masyarakat yang paling dihormati dan dipercaya
6 Kewirausahaan dan UMKM
Bagi seseorang yang memiliki usaha kecil bahwa kegiatan usaha mereka
sesungguhnya bukanlah kerja, tetapi mereka menyalurkan hobi atau
kegemaran mereka menjadi pekerjaan, sehingga mereka senang
melakukannya.
Di atas semua itu, tentunya kebulatan tekad seorang calon pengusaha menjadi
faktor pendorong yang utama untuk dimiliki. Kebulatan tekad untuk merubah
keadaan menjadi lebih baik dan berpindah dari zona nyaman ke zona yang
penuh tantangan dan peluang meskipun berisiko, serta membutuhkan
keberanian untuk menjalaninya. Wirausahawan yang unggul yang mampu
menciptakan kreativitas dan inovasi sebagai dasar untuk hidup, tumbuh dan
berkembang umumnya memiliki karakteristik atau ciri-ciri yang merupakan
proses jangka panjang berdasarkan pengalaman dan pendidikan (Sahir et al.,
2020).
Beberapa karakteristik yang melekat pada diri wirausahawan menurut
Zimmerer, and Scarborough, (1998); Kuratko & Hoodgets, (2007) dalam Afif,
(2011) sebagai berikut:
1. Desire for responsibility
Ketika kegiatan usaha dilakukan, mau tidak mau harus berhubungan dengan
orang lain, baik dengan karyawan, pelanggan, pemasok bahan, pemasok
barang, penyalur, masyarakat, maupun aturan legal formal. Wirausaha harus
mampu menjaga dan mempertahankan hubungan baik dengan stakeholder.
Keberagaman bagi wirausaha adalah sesuatu hal yang biasa. Kemampuan
untuk menerima keberagaman merupakan suatu ciri khas wirausaha guna
menjaga kelangsungan hidup bisnis atau perusahaan dalam jangka panjang.
3. Vision
Wirausaha yang berhasil selalu memiliki cita-cita, tujuan yang jelas kedepan
yang harus dicapai secara terukur. Visi merupakan filosofi, cita-cita dan
motivasi mengapa perusahaan hidup, dan wi-rausaha akan menerjemahkan ke
dalam tujuan, kebijakan, anggaran, dan prosedur kerja yang jelas. Wirausaha
8 Kewirausahaan dan UMKM
yang tidak jelas visi kedepan ibarat orang yang berjalan tanpa arah yang jelas,
sehingga kecenderungan untuk gagal sangat tinggi.
4. Tolerance for failurer
Usaha yang berhasil membutuhkan kerja keras, pengorbanan balk waktu biaya
dan tenaga. Wirausaha yang terbiasa dengan kreativitas dan inovasi
kadangkala atau bahkan sering mengalami ketidakberhasilan. Proses yang
cukup panjang dalam mencapai kesuksesan tersebut akan meningkatkan
kepribadian toleransi terhadap kegagalan usaha.
5. Internal locus of control
Dia dalam berbagai situasi selalu memanfaatkan segala sesuatu yang ada
dalam lingkungannya demi tercapainya tujuan pribadi dalam berusaha.
Bab 1 Konsep Dasar Kewirausahaan 11
2. Sifat Prestatif
Dia dalam berbagai situasi selalu tampil lebih baik, lebih efektif dibandingkan
dengan hasil yang tercapai sebelumnya.
3. Sifat Keluwesan Bergaul
Dia selalu berusaha untuk cepat menyesuaikan diri dalam berbagai situasi
hubungan antar manusia. Dia aktif bergaul, membina kenalan-kenalannya dan
mencari kenalan baru, serta berusaha untuk dapat terlibat dengan mereka yang
ditemui dalam kegiatan sehari-hari.
4. Sifat Kerja Keras
Dia selalu terlibat dalam situasi kerja, tidak mudah menyerah sebelum
pekerjaan selesai. Dia mengutamakan kerja dan mengisi waktu yang ada
dengan perbuatan nyata untuk mencapai tujuan.
5. Sifat Keyakinan Diri
Dia selalu percaya pada kemampuan diri, tidak ragu-ragu dalam bertindak,
bahkan berkecenderungan untuk melibatkan diri secara langsung dalam
berbagai situasi dengan optimisme untuk berhasil.
6. Sifat Pengambilan Risiko
Dia dalam menghadapi berbagai situasi selalu mengacu pada kekuatan dan
kelemahan pribadi dan batas-batas kemampuan dalam berusaha. Dia selalu
menyadari dengan adanya pengendalian diri ini maka setiap kegiatannya
menjadi lebih terarah dalam mencapai tujuannya.
8. Sifat Inovatif
Dia tidak terpaku pada masa lalu, tapi selalu berpandangan ke depan untuk
mencari cara-cara baru atau memperbaiki cara-cara yang biasa dilakukan
orang lain untuk peningkatan kinerja. Dia cenderung melakukan sesuatu
dengan cara yang khas, unik dari hasil pemikirannya. Termasuk dalam sifat
inovatif ini adalah kecenderungan untuk selalu meniru tetapi melalui
penyempurnaan tertentu (imitatif inovatif).
9. Sifat Kemandirian
seni (music, suara, tari, lukis), bersikap mandiri akan tetapi supel, tidak suka
mencari kambing hitam, selalu berusaha menciptakan dan meningkatkan nilai
tambah sumber daya, terbuka umpan balik, selalu ingin mencari perubahan
yang lebih baik ( meningkatkan / mengembangkan ), tidak pernah merasa
puas, terus-menerus melakukan inovasi dan improvisasi demi perbaikan
selanjutnya dan keinginan menciptakan sesuatu yang baru.
Adapun kualitas daya fisik memiliki karakteristik / dimensi sebagai berikut
menjaga kesehatan secara teratur, memelihara ketahanan / dimensi tubuh
dengan baik, memiliki energy yang tinggi dan keterampilan tubuh
dimanfaatkan demi kesehatan dan kebahagiaan hidup.
2. Kualitas Instrumental Kewirausahaan
keputusan pembelian suatu barang atau jasa akan melibatkan berbagai pihak,
sesuai dengan peran masing-masing.
Peran yang dilakukan tersebut adalah: (1) Initiator, adalah individu yang
mempunyai inisiatif pembelian barang tertentu; (2) Influencer, adalah individu
yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Informasi mengenai kriteria
yang diberikan akan dipertimbangkan baik secara sengaja atau tidak; (3)
Decider, adalah yang memutuskan apakah akan membeli atau tidak, apa yang
akan dibeli, bagaimana membelinya; (4) Buyer, adalah individu yang
melakukan transaksi pembelian sesungguhnya; (5) User, yaitu individu yang
mempergunakan produk atau jasa yang dibeli.
2.1 Pendahuluan
Kehadiran Industri 4.0 secara otomatis sudah mengikuti kita dalam kehidupan
sehari – hari. Dunia wirausaha dan bisnis khususnya industri dan manufaktur di
banyak negara tengah mempersiapkan diri guna menghadapi datangnya era
revolusi industri 4.0. (Industry 4.0). Revolusi industri 4.0 mengintegrasikan
antara dunia online serta internet dengan lini produksi pada suatu industri. Sejak
tahun 2011 dunia internasional dianggap telah memasuki Industri 4.0, yang
ditandai dengan meningkatnya interaksi, konektivitas, dan batas antara manusia,
mesin, robot serta sumber daya lainnya yang kian konvergen via komunikasi
dan teknologi informasi di jaman sekarang. Perkembangan Teknologi telah
menyediakan berbagai kemudahan bagi manusia dalam melaksanakan berbagai
aktivitasnya (Feriyansyah, Iqbal dan Simarmata, 2019).
Inovasi menunjukkan adanya keinginan dari perusahaan untuk dilibatkan dalam
suatu kegiatan yang mendukung lahirnya ide ide baru, suatu kebaruan,
percobaan maupun suatu proses kreatif yang dapat menciptakan suatu produk,
layanan maupun teknologi baru. Pada saat perusahaan berhasil menghadapi
suatu perubahan dan mencapai suatu tujuan sesuai dengan keinginan pelanggan
dengan cara menyediakan penawaran pasar yang memiliki kualitas yang lebih
tinggi namun dengan harga yang lebih rendah, maka pada saat itu perusahaan
tersebut memiliki “keunggulan diferensial“ atas pesaing pesaingnya (Saputra et
al., 2019).
20 Kewirausahaan dan UMKM
3. Ahmad Sanusi
Pebisnis yang sukses adalah seseorang yang memiliki keberanian yang tinggi
untuk berkreasi. Karena memiliki kreativitas saja tidak cukup untuk menuju
kesuksesan berbisnis. Orang yang memiliki keberanian untuk memulai tidak
akan takut dengan resiko kegagalan yang bisa saja terjadi sewaktu-waktu. Tapi
bukan berarti harus berani saja tanpa adanya pertimbangan dan perencanaan
yang mumpuni. Jiwa kewirausahaan tercipta karena timbulnya kepercayaan diri
untuk mewujudkan mimpi dan keinginan untuk hidup lebbih baik dan lebih
besar.
2. Mempunyai Semangat Tinggi dan Kemauan Keras
Seorang wirausaha harus memiliki daya analisis terhadap apa yang sedang
dikerjakannya. Misal saja memperhitungkan untung rugi, persaingan, nilai jual
barang atau jasa dan kemampuan analisis pasar lainnya. Hal ini penting dimiliki
dalam diri seorang wirausahawan yang sedang menggeluti bisnis, karena
betujuan untuk meminimalisir kerugian.
4. Berjiwa Pemimpin dan Tidak Berperilaku Konsumtif
Pebisnis harus memiliki jiwa kepemimpinan, baik untuk dirinya sendiri maupun
bawahannya. Dalam artian mampu memimpin atau mengendalikan dirinya
sendiri dan anggotanya dalam pengambilan keputusan. Seorang pemimpin tidak
seharusnya memiliki perilaku konsumtif, karena pengeluaran harus lebih kecil
daripada pemasukan. Dengan jiwa seperti ini, bisnis yang sedang Anda bangun
akan semakin berkembang dengan terus memanfaatkan keuntungan sebagai
modal untuk bisnis yang lebih besar.
5. Membuat Keputusan dan Melaksanakannya
Pebisnis yang hebat adalah yang mampu membuat keputusan dengan cepat dan
tepat untuk menghasilkan sesuatu. Pebisnis yang memiliki jiwa kewirausahaan
Bab 2 Kewirausahaan di Era Revolusi 4.0 23
Jiwa wirausaha dimiliki oleh seseorang yang bisa mengabdikan diriya terhadap
pekerjaannya. Pebisnis yang sedang memulai bisnisnya harus
mengesampingkan kepentingan-kepentingan yang bisa ditunda demi
pekerjaanya.
Meskipun banyak orang mengatakan bahwa bisnis adalah tidak memiliki waktu
yang mengikat, namun perlu diketahui bahwa untuk menekuni bisnis justru
membutuhkan waktu lebih untuk belajar, memahami dan menjalankan bisnis
dengan baik.
Tidak hanya untuk dirinya sendiri, pebisnis harus menerapkan jiwa
wirausahanya terhadap pelanggan dan calon pelanggan. Untuk menjadi seorang
wirausaha yang dapat dikatakan handal dan profesional jika ia melakukan hal-
hal berikut ini:
• Sangat mengenal dan meyakini produknya
• Mampu menerima kritik dan saran yang baik dengan tidak berdebat
dengan pelanggan maupun calon pelanggan
• Memiliki kemampuan komunikasi yang baik dengan anggotanya
maupun pelanggan
• Bersikap yang santun, jujur dan berani mengambil keputusan
• Bertanggung jawab jika saja terjadi sesuatu terhadap produk atau jasa
dalam bisnisnya yang merugikan pelanggan.
komunikasi dan teknologi informasi ditampilkan. Tapi Anda tetap membuat diri
Anda mengetahui rahasia sejumlah besar informasi - termasuk apa yang Anda
ingin ketahui dengan beberapa klik.
2.2.2 Kecepatan
Layaknya teknologi yang menuntut pemilik bisnis untuk adaptif, masyarakat
saat ini pun menuntut produk dan layanan yang serba cepat serta praktis. Dan
jika pemilik bisnis tidak dapat memenuhi keinginan ini, konsekuensinya bisnis
akan ditinggalkan oleh konsumen secara perlahan. Pemilik bisnis dapat
mengatasinya dengan berkolaborasi dengan teknologi yang ada saat ini. Bisnis
yang dipadukan dengan teknologi dapat melaju lebih pesat karena mengikuti
perkembangan pasar. Salah satu pemanfaatan teknologi adalah otomatisasi
dalam mengelola sumber daya perusahaan, seperti penggunaan aplikasi berbasis
cloud dalam mengelola karyawan, aplikasi keuangan, dan juga aplikasi
pengarsipan.
2.2.6 Zero-Surveillance
Bisnis saat ini bisa dilakukan dan dikontrol dari jarak yang cukup jauh
menggunakan website, e-mail, dan fitur chatting. Permasalahan yang kerap
terjadi dengan metode komunikasi jarak jauh ini adalah hilangnya sosok
pemimpin atau bisa disebut zero-surveillance. Pemilik bisnis kerap
berkomunikasi dengan karyawannya hanya mengenai hal-hal yang
berhubungan bisnis. Padahal karyawan membutuhkan keakraban dengan
Bab 2 Kewirausahaan di Era Revolusi 4.0 29
3.1 Pendahuluan
Pendidikan kewirausahaan dapat dimaknai sebagai suatu skema pelatihan untuk
mengembangkan orang agar berwirausaha atau untuk mengorganisir,
membiayai dan atau mengelola suatu perusahaan (TESDA, 2010). Juga,
pendidikan kewirausahaan sebagai kumpulan ajaran formal yang
menginformasikan, melatih, dan mendidik siapa pun yang tertarik untuk
berpartisipasi dalam pengembangan sosial ekonomi melalui proyek untuk
mempromosikan kesadaran kewirausahaan, penciptaan bisnis, atau
pengembangan usaha kecil (Salzano, Bahri and Haftendorn, 2006).
Tujuan dari pendidikan kewirausahaan adalah untuk membangun sikap,
pengetahuan dan keterampilan kepada siswa dalam bertindak kewirausahaan.
Kompetensi utama pendidikan kewirausahaan adalah kemampuan untuk
mengidentifikasi peluang yang tersedia untuk kegiatan pribadi, profesional dan
atau bisnis, termasuk perspektif gambaran yang lebih besar yang menyediakan
konteks di mana orang hidup dan bekerja. Seperti pemahaman yang luas tentang
pekerjaan ekonomi, tantangan, dan peluang yang dihadapi pengusaha atau
organisasi. Siswa juga harus menyadari posisi etis organisasi, dan bagaimana
mereka dapat menjadi kekuatan untuk kebaikan, misalnya melalui perdagangan
yang adil atau perusahaan sosial. Juga, meliputi keterampilan khusus seperti
manajemen proyek proaktif, representasi dan negosiasi yang efektif, bekerja
baik sebagai individu maupun secara kolaboratif dalam sebuah tim, menilai dan
mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan seseorang, serta menilai dan
mengambil resiko (Fraunhofer, 2014).
32 Kewirausahaan dan UMKM
7. Pengembangan Pembelajaran
Pendidik kewirausahaan dan sekolah tidak akan dapat mewujudkan ambisi dan
tujuan pendidikan kewirausahan tanpa kerja sama dan kemitraan dengan kolega,
bisnis, dan pemangku kepentingan lainnya.
Karena butuh waktu lama guna dapat menjadi seorang sukses (GEM, 2018;
Zuraya, 2018).
Penyebab kedua atas rendahnya jumlah pengusaha di Indonesia yaitu minimnya
individu berketerampilan sangat tinggi di Indonesia. Ini terjadi karena
kurikulum pendidikan Indonesia cenderung hanya fokus kepada keterampilan
teknis, seperti menghafal, membaca, dan berhitung. Namun belum
membiasakan individu guna berpikir analitis, kritis, dan mampu memecahkan
masalah (Lidwina, Joshua and Pretty, 2019).
3.11 Kesimpulan
Pendidikan kewirausahaan adalah skema ajaran untuk mengembangkan orang
agar berwirausaha. Kriteria pendidik kewirausahaan di antaranya: semangat dan
tim, pengalaman nyata dan ekonomi, fleksibel dan adaptif, serta pelatih dan
pembelajaran individu. Proses pengembangan pola pikir wirausaha dengan
pendidikan kewirausahaan yaitu: inspirasi, keterlibatan, eksploitasi, dan
keberlanjutan. Ada tiga kelompok metode pembelajaran kewirausahaan, di
antaranya: metode pembelajaran langsung, metode pembelajaran interaktif, dan
metode pembelajaran operasional praktek. Model kolaborasi ekosistem
kewirausahaan dengan sinergi Academic, Business, Community, Government
and Media (ABCGM) atau pentahelix. Manfaat berwirausaha yaitu dapat
pemasukan sendiri, lebih banyak waktu untuk ibadah, ada waktu untuk
keluarga, ada waktu untuk hobi, wirausaha demi komunitas, dan bisa belajar
lebih banyak. Prinsip pendidikan kewirausahaan, di antaranya: membangun
pribadi, pelaku, kompetensi, praktek, pelajaran, intrapreneur, pengembangan
pembelajaran, promosi, dan kerjasama. Kewirausahaan di Indonesia masih
rendah karena pendidikan dan ketrampilan. Peran penting kewirausahaan bagi
Indonesia yaitu menciptakan lapangan kerja baru, serap tenaga kerja, tingkatkan
penerimaan pajak, dorong inovasi dan kemandirian masyarakat, serta indikator
keunggulan dan data saing negara. Ada sepuluh langkah untuk menjadi
wirausahawan sukses.
46 Kewirausahaan dan UMKM
Bab 4
Kewirausahaan dan E-
Commerce
Faktor personal yang memicu seseorang untuk terjun ke dunia bisnis adalah:
a Adanya ketidakpuasan terhadap pekerjaan yang sekarang.
b Adanya pemutusan hubungan kerja (PHK), tidak ada pekerjaan lain.
c Dorongan karena faktor usia.
d Keberanian menanggung risiko.
e Komitmen atau minat yang tinggi terhadap bisnis.
d Kebijaksanaan pemerintah.
3. Proses pelaksanaan.
Motivasi (Motivation) berasal dari bahasa latin ”movere” yang berarti to move
atau menggerakkan, (Steers and Porter, 1991), sedangkan Suriasumantri
berpendapat, motivasi merupakan dorongan, hasrat, atau kebutuhan seseorang.
Motif dan motivasi berkaitan erat dengan penghayatan suatu kebutuhan
berperilaku tertentu untuk mencapai tujuan. Motif menghasilkan mobilisasi
energi (semangat) dan menguatkan perilaku seseorang. Secara umum motif
sama dengan drive. Beck (1990), berdasarkan pendekatan regulatoris,
menyatakan ”drive” sama seperti sebuah kendaraan yang mempunyai suatu
mekanisme untuk membawa dan mengarahkan perilaku seseorang.
Sejalan dengan itu, berdasarkan teori atribusi Weiner (Gredler, 1991) ada dua
lokus penyebab seseorang berhasil atau berprestasi. Lokus penyebab instrinsik
mencakup (1) kemampuan, (2) usaha, dan (3) suasana hati (mood), seperti
kelelahan dan kesehatan. Lokus penyebab ekstrinsik meliputi (1) sukar
tidaknya tugas, (2) nasib baik (keberuntungan), dan (3) pertolongan orang lain.
Motivasi berprestasi mengandung dua aspek, yaitu (1) mencirikan ketahanan
dan suatu ketakutan akan kegagalan dan (2) meningkatkan usaha keras yang
berguna dan mengharapkan akan keberhasilan (McClelland, 1976). Namun,
Travers (1982) mengatakan bahwa ada dua kategori penting dalam motivasi
berprestasi, yaitu mengharapkan akan sukses dan takut akan kegagalan.
Uraian di atas menunjukkan bahwa setidak-tidaknya ada dua indikator dalam
motivasi berprestasi (tinggi), yaitu kemampuan dan usaha. Namun, bila
dibandingkan dengan atribusi intrinsik dari Wainer, ada tiga indikator motivasi
berprestasi tinggi yaitu: kemampuan, usaha, dan suasana hati (kesehatan).
Berdasarkan uraian di atas, hakikat motivasi berprestasi dalam penelitian ini
adalah rangsangan-rangsangan atau daya dorong yang ada dalam diri yang
mendasari kita untuk belajar dan berupaya mencapai prestasi belajar yang
diharapkan.
Bab 4 Kewirausahaan dan E-Commerce 59
Selalu Perspektif
Seorang wirausahawan hendaknya seorang yang mampu menatap masa
dengan dengan lebih optimis. Melihat ke depan dengan berfikir dan berusaha.
Usaha memanfaatkan peluang dengan penuh perhitungan. Orang yang
berorientasi ke masa depan adalah orang yang memiliki persepktif dan
pandangan kemasa depan. Karena memiliki pandangan jauh ke masa depan
maka ia akan selalu berusaha untuk berkarsa dan berkarya (Suryana, 2003).
Kuncinya pada kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru serta
berbeda dengan yang sudah ada. Walaupun dengan risiko yang mungkin dapat
terjadi, seorang yang perspektif harus tetap tabah dalam mencari peluang
tantangan demi pembaharuan masa depan. Pandangan yang jauh ke depan
membuat wirausaha tidak cepat puas dengan karsa dan karya yang sudah ada.
Karena itu ia harus mempersiapkannya dengan mencari suatu peluang.
Memiliki Kreatifitas Tinggi
Menurut Teodore Levit, kreativitas adalah kemampuan untuk berfikir yang
baru dan berbeda. Menurut Levit, kreativitas adalah berfikir sesuatu yang baru
(thinking new thing), oleh karena itu menurutnya kewirausahaan adalah
berpikir dan bertindak sesuatu yang baru atau berfikir sesuatu yang lama
dengan cara-cara baru. Menurut Zimmerer dalam buku yang ditulis Suryana
(2003) dengan judul buku “Entrepreneurship And The New Venture
Formation”, mengungkapkan bahwa ide-ide kreativitas sering muncul ketika
wirausaha melihat sesuatu yang lama dan berfikir sesuatu yang baru dan
berbeda. Oleh karena itu kreativitas adalah menciptakan sesuatu dari yang
asalnya tidak ada (generating something from nothing). Inovasi adalah
kemampuan untuk menerapkan kreativitas dalam rangka memecahkan
persolan-persolan dan peluang untuk meningkatkan dan memperkaya
kehidupan (inovation is the ability to apply creative solutions to those
problems ang opportunities to enhance or to enrich people’s live).
“Sometimes creativity involves generating something from nothing.
However, creativity is more likely to result in colaborating on the
present, in putting old things together in the new ways, or in taking
something away to create something simpler or better”.
Dari definisi di atas, kreativitas mengandung pengertian, yaitu:
1. Kreativitas adalah menciptakan sesuatu yang asalnya tidak ada.
2. Hasil kerjasama masa kini untuk memperbaiki masa lalu dengan cara
baru.
60 Kewirausahaan dan UMKM
konsep, dan teori merupakan hal-hal yang dapat dipelajari oleh siapapun juga.
Sepanjang kita bersedia membuka hati dan pikiran untuk belajar, maka
kesempatan untuk menjadi wirausaha tetap terbuka. Sepanjang kita sadar
bahwa belajar pada hakikatnya merupakan suatu proses yang berkelanjutan,
yang tidak selalu berarti dimulai dan berakhir di sekolah atau universitas
tertentu, tetapi dapat dilakukan seumur hidup, di mana saja dan kapan saja
maka belajar berwirausaha dapat dilakukan oleh siapa saja, meski tak harus
berarti menjadi wirausaha “besar”.
Alasan yang ketiga adalah karena fakta sejarah menunjukkan kepada kita
bahwa para wirausaha yang paling berhasil sekalipun pada dasarnya adalah
manusia biasa. Sabeer Bathia, seorang digital entrepreneur yang meluncurkan
hotmail.com tanggal 4 Juli 1996, baru menyadari hal ini setelah ia berguru
kepada orang-orang seperti Steve Jobs, penemu komputer pribadi (Apple).
Dan kesadaran itu membuatnya cukup percaya diri ketika menetapkan harga
penemuannya senilai 400 juta dollar AS kepada Bill Gates, pemilik Microsoft,
yang juga manusia biasa.
Alasan keempat adalah karena setelah mempelajari kiat-kiat sukses puluhan
wirausaha kecil, menengah dan besar, dalam konteks local nasional-regional
sampai internasional-global-dunia, maka sampai pada kesimpulan bahwa kiat-
kiat sukses mereka sangatlah sederhana.
Dalam buku Berwirausaha Dari No l telah dapat disampaikan bahwa mereka:
1. Digerakkan oleh ide dan impian,
2. Lebih mengandalkan kreativitas,
3. Menunjukkan keberanian,
4. Percaya pada hoki, tapi lebih percaya pada usaha nyata,
5. Melihat masalah sebagai peluang,
6. Memilih usaha sesuai hobi dan minat,
7. Mulai dengan modal seadanya,
8. Senang mencoba hal baru,
9. Selalu bangkit dari kegagalan, dan
10. Tak mengandalkan gelar akademis.
Sepuluh kiat sukses itu pada dasarnya sederhana, tidak memerlukan orang-
orang yang luar biasa. Orang dengan IQ tinggi, sedang, sampai rendah dapat
(belajar) melakukannya.
Bab 4 Kewirausahaan dan E-Commerce 63
dalam Suryana, 2003). Wirausaha adalah orang yang lebih menyukai usaha-
usaha yang lebih menantang untuk lebih mencapai kesuksesan atau kegagalan
daripada usaha yang kurang menantang. Oleh sebab itu, wirausaha kurang
menyukai risiko yang terlalu rendah atau terlalu tinggi. Keberanian untuk
menanggung risiko yang menjadi nilai kewirausahaan adalah pengambilan
risiko yang penuh dengan perhitungan dan realistis. Kepuasan yang besar
diperoleh apabila berhasil dalam melaksanakan tugas-tugasnya secara realistis.
Wirausaha menghindari situasi risiko yang rendah karena tidak ada tantangan,
dan menjauhi situasi risiko yang tinggi karena ingin berhasil.
Pilihan terhadap risiko ini sangat tergantung pada :
1. Daya tarik setiap alternatif
2. Kesediaan untuk rugi
3. Kemungkinan relatif untuk sukses atau gagal.
secara mudah dan ringkas, baik dalam bentuk data elektronik analog
maupun digital.
pada setiap tahapan dalam supply chain (rantai pasokan), apakah di dalam
organisasi, antar bisnis, antara bisnis dan consumers (pelanggan), atau antara
publik dengan private sector, apakah berbayar atau tidak. Dalam definisi ini, e-
commerce tidak dibatasi pada pembelian dan penjualan produk, tetapi juga
termasuk aktivitas pra-penjualan dan pascapenjualan di dalam supply chain
(rantai pasokan).
Tidak bisa dipungkiri lagi, E-Commerce telah mengubah paradigma proses
pengembangan, pemasaran, penjualan, pemesanan, pengiriman, pelayanan,
dan pembayaran dan sebagainya. Pendekatan pemasaran produk dan jasa
berganti dari offline menjadi menjadi online dan lebih interaktif. Keberadaan
transaksi elektronik secara online dengan internet ini kemudian melahirkan
komunikasi global antar para pelaku bisnis secara virtual.
Inti utama aspek privacy atau confidentiality adalah usaha untuk menjaga
informasi dari orang yang tidak berhak mengakses. Privacy lebih ke arah data-
data yang sifatnya privat sedangkan confidentiality biasanya berhubungan
dengan data yang diberikan ke pihak lain untuk keperluan tertentu (misalnya
sebagai bagian dari pendaftaran sebuah service) dan hanya diperbolehkan
untuk keperluan tertentu tersebut (Simarmata, Sriadhi dan Rahim, 2020).
76 Kewirausahaan dan UMKM
2. Integrity
Aspek ini menekankan bahwa informasi tidak boleh diubah tanpa seizin
pemilik informasi. Adanya virus, trojan horse, atau pemakai lain yang
mengubah informasi tanpa izin merupakan contoh masalah yang harus
dihadapi. Sebuah email dapat saja “ditangkap” (intercept) di tengah jalan,
diubah isinya (altered, tampered, modified), kemudian diteruskan ke alamat
yang dituju. Dengan kata lain, integritas dari informasi sudah tidak terjaga.
Penggunaan encryption dan digital signature, misalnya, dapat mengatasi
masalah ini.
3. Authentication
Aspek ini berhubungan dengan cara pengaturan akses kepada informasi. Hal
itu biasanya berhubungan dengan masalah authentication dan juga privacy.
Acces control seringkali dilakukan menggunakan kombinasi user id dan
password atau dengan menggunakan mekanisme lainnya.
7. Sistem Cryptography
Secure Socket Layer (SSL) merupakan suatu protokol yang membuat sebuah
pipa pelindung antara browser cardholder dengan merchant, sehingga
pembajak atau penyerang tidak dapat menyadap atau membajak informasi
yang mengalir pada pipa tersebut. Untuk menjamin keamanannya diperlukan
lembaga resmi yang mengeluarkan digital certificate. Ada beberapa lembaga
seperti ini, di antaranya adalah Verisign dan Thawte. Protocol SSL danTLS
berjalan pada layer dibawah application protocol seperti HTTP, SMTP dan
NNTP, dan di atas layer TCP/Transport Protocol, yang juga merupakan bagian
dari TCP/IP Protocol. Selama SSL dan TLS dapat menambahkan keamanan
keprotocol apa saja yang menggunakan TCP, keduanya terdapat paling sering
pada metode akses HTTPS. HTTPS menyediakan keamanan web pages untuk
aplikasi seperti pada E-Commerce. Protocol SSL dan TLS menggunakan
cryptography public key dan sertifikat public key untuk memastikan identitas
dari pihak yang dimaksud. Sejalan dengan peningkatan jumlah client dan
server yang dapat mendukung TLS atau SSL alami, dan beberapa masih
belum mendukung. Dalam hal ini, pengguna dari server atau client dapat
menggunakan produk stand alone-SSL seperti halnya Stunnel untuk
menyediakan enkripsi SSL. Penggunaan Symmetric-Keyyang digunakan pada
SSL, untuk membungkus data asli misalnya data kartu kredit. Symmetric-
Keyyang dipergunakan pada web browser pada umumnya menggunakan RC4
dan DES (Data Encryption Standard). Teknologi enkripsi berkekuatan tinggi
(Strong Encryption) yang ada sekarang yaitu RSA 1024 bit dan RC4/DES 128
bit. Web browser yang menggunakan teknologi enkripsi berkekuatan tinggi
diantaranya Microsoft Internet Explorer (IE) dan Netscape Communicator
(NC).
10. Mengamankan Transaksi
Dua aturan klasik yang ada dalam traditional commerce adalah menawarkan
sesuatu yang bernilai dan menawarkan produk atau layanan dengan harga
pantas. Sedangkan untuk e-Commerce, terdapat beberapa aturan yang perlu
ditambahkan, yaitu penggunaan website yang menyenangkan dari segi
estetika, mudah digunakan dan cepat, memotivasi orang untuk
mengunjunginya, betah, dan kembali memanfaatkannya. Keberadaan website
harus diumumkan agar semakin banyak pengunjungnya sehingga diharapkan
jumlah pembeli juga meningkat.
Di dalam sistem e-Commerce terdapat lima subsistem umum, yaitu:
a Inventory Management System
• Mengelola informasi mengenai produk yang dijual
• Informasi berupa: nama dan deskripsi produk, harga, kuantitas,
dan lain-lain.
• Fitur: katalog produk, informasi rinci dari produk, pencarian
produk secara cepat, pengawasan stok, dan lain-lain.
b Profile Management System
• Mengelola informasi mengenai pelanggan
• Informasi dapat berupa: nama, alamat, nomor telepon, nomor
kartu kredir (opsional), dan lain-lain.
• Fitur: registrasi pelanggan, pengubahan profil pelanggan,
pelacakan kata sandi, pengiriman tanggapan, promosi, dan lain-
lain.
c Ordering Management System
• Menerima dan memroses pemesanan
• Informasi dapat berupa: produk yang dipesan, harga pembelian,
kuantitas produk, tanggal pemesanan dan pengiriman, status
pemesanan, dan lain-lain.
• Terkait erat dengan inventory dan profile
• Fitur: shopping cart, pembayaran, histori pemesanan, dan lain-
lain.
Bab 4 Kewirausahaan dan E-Commerce 83
5.1 Pendahuluan
Semua kegiatan bisnis tidak dapat menghindari yang namanya risiko. Semua
bisnis yang dijalankan di dunia manapun pasti memiliki risiko. Ketika seseorang
memutuskan untuk terjun sebagai entrepreneur, maka harus siap menghadapi
segala macam bentuk risiko. Bahkan yang fatal salah satu risko yang bakal
dihadapi seorang entrepreneur yang baru mulai atau yang telah lama menjadi
entrepreneur adalah risiko kerugian bisnis yang berkibat pada kebangkrutan.
Tidak ada semua bisnis dengan skala apapun yang tidak memiliki risiko. Di
jaman sekarang ini masih banyak pribadi atau kelompok yang enggan
menjalankan usaha sendiri karena takut dengan namanya risiko kerugian. Yang
terpenting salah satu cara untuk dapat menghadapi risiko yang bakal dihadapi di
dalam menjalankan bisnis adalah melalui manajemen risiko (risk management)
tersebut sehingga risiko bisnis yang berpotensi merugikan bisnis dapat
diminimalisir (risk minimize) serta tidak terdampak.
Perkembangan bisnis saat ini bergerak sangat cepat. Jika pengusaha tidak
melakukan antisipasi, maka bukan mustahil bisnis yang dijalankan akan
semakin tertinggal. Perubahan yang terjadi bila tidak segera diantisipasi, maka
dapat berakibat pada sesuatu yang fatal bagi perusahaan. Jika dahulu, perubahan
berlangsung dalam jangka waktu yang lama, namaun saat ini perubahan dapat
berlangsung sangat cepat, bahkan dalam hitungan minggu atau bulan sudah
muncul inovasi baru.
86 Kewirausahaan dan UMKM
Untuk itu mari kita lakukan penanganan terhadap risiko yang bakal dihadapi
ketika kita memutuskan untuk menajdi entrepreneur. Jangan sampai akibat
adanya risiko yang bakal dihadapi, lalu kita mengurungkan diri untuk menjadi
entrepreneur. Untuk itu jangan risiko menajadikan hambatan bagi kita untuk
menajdi seorang entreprenur. Semakin besar skala usaha yang kita jalankan,
semakin besar pula risiko yang akan kita hadapi. Dengan melalui suatu tools
yang tepat, maka risiko dalam bisnis yang kita jalankan dapat kita atasi.
5.2 Risiko
5.2.1 Pengertian Risiko
Ada banyak pengertian tentang risko dari para ahli, seperti Griffin dan Ebert
(1996) mendefinisikan risiko adalah ketidakpastian tentang kejadian masa
depan. Kemudian Sutarno (2012) mengartikan risiko sebagai suatu keadaan
yang dihadapi seseorang atau perusahaan di mana terdapat kemungkinan yang
merugikan. Sedangkan Fahmi (2013) mendefinisikan risiko sebagai bentuk
keadaan ketidakpastian tentang suatu keadaan yang akan terjadi nantinya
dengan keputusan yang diambil berdasarkan berbagai pertimbangan saat ini.
Selain itu ada beragam pengertian risiko dari lembaga maupun peraturan
pemerintah, seperti Bank Indonesia (2003) yang mendefinisikan risiko adalah
potensi timbulnya suatu kerugian akibat terealisasinya suatu kejadian tertentu
yang diperkirakan. Sedangkan Risiko menurut ISO 31000: 2009 adalah dampak
dari ketidakpastian terhadap pencapaian objektif (Sitanggang, Simarmata dan
Luthan, 2019). Sedangkan, pengertian risiko berdasarkan Peraturan Pemerintah
No. 60 Tahun 2008 yaitu kemungkinan kejadian yang mengancam pencapaian
tujuan dan sasaran instansi pemerintah.
Merupakan risiko yang secara intrinsik lahir karena terjadi suatu aktivitas dan
melekat pada aktivitas itu sendiri
Bab 5 Berbagai Bentuk Risiko Bisnis dalam Kewirausahawanan 87
Merupakan bagian dari risiko inhern yang dapat dikendalikan melalui aplikasi
atau aktivitas pengendalian tertentu.
c. Risiko Residual (Residual Risk)
Merupakan tingkatan atau besaran risiko yang tetap melekat pada suatu aktivitas
tertentu walaupun aplikasi pengendalian telah ditetapkan.
Terkait dengan adanya peristiwa banjir di kota Jakarta maupun bencana lain
seperti gempa bumi ini mengingatkan kepada para wirausahawan bahwa faktor
92 Kewirausahaan dan UMKM
Kondisi politik yang terjadi menjadi alasan bagi wirausahawan untuk menahan
atau melakuka berbagai aktivitas bisnisnya. Kondisi politik yang penuh konflik
dan kegaduhan dapat berpengaruh terhadap aktivitas dan kondisi di masyarakat.
kita dapat belajar dari peristiwa kerusuhan 1998 yang membuat industri lumpuh,
harga meroket, rasa aman dan lain sebagainya.
b. Economic (Ekonomi)
Kondisi ekonomi yang terjadi berpengaruh terhadap keinginan dan daya beli
masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Apabila daya beli
masyarakat lemah, maka imbasnya bisnis yang dijalankan para wirausahawan
ikut lesu.
c. Social (Sosial),
e. Legal (Perundang-undangan)
Faktor lingkungan bisnis menjadi salah satu faktor menjadikan suasana bisnis
yang dijalani wirausahawan dapat berjalan kondusif. Faktor lingkunagn ini
menyangkut hubungan atau relasi terjalin antara wirausahawan dengan pihak
luar.
g. Health (Kesehatan)
Sars 2003
Mers 2012
Ncov/Korona 2019
Merupakan suatu peristiwa atau kejadian yang disebabkan oleh gejala atau
faktor alam seperti tanah longsor, banjir, kebakaran hutan, gempa bumi, gempa
bumi, tsunami dan lain sebagainya. Dampak dari suatu bencana dapat
berpengaruh terhadap wirausahawan di dalam menajalankan aktivitas bisnis. Di
mana bisnis yang dijalankan harus terhenti hingga menutup bisnisnya jika faktor
bencana dirasakan parah dampaknya.
Bisnis jasa pencucian pakaian atau lebih dikenal denga nama laundry,
merupakan salah satu sektor bisnis yang mempunyai potensi keuntungan besar.
Akan tetapi di dalam pengelolan bisnis ini, tetap ada risiko yang harus ditangani
agar tidak berdampak.
98 Kewirausahaan dan UMKM
6.1 Pendahuluan
Zaman yang semakin sulit untuk mendapatkan pekerjaan, ini diperkuat dengan
banyaknya jumlah orang setelah selesai menamatkan kuliah kebingungan dan
berkeluh kesah tentang memilih pekerjaan atau membuka usaha, atau menjadi
pekerja atau menjadi pengusaha. Memulai berwirausaha harus memiliki
kejelian dalam melihat peluang usaha dan mampu bertahan di segala musim
perkembangan dunia usaha. Kreatifitas yang dibangun berdasarkan inovasi
untuk memiliki nilai tambah, memberi manfaat, menciptakan lapangan
pekerjaan, untuk menghasilkan suatu produk yang baru serta dapat berguna bagi
orang lain. Keinginan untuk menjadi pengusaha yang sukses tentu menjadi
idaman banyak kalangan, tetapi mereka bingung harus memulai usahanya
darimana. Bahkan banyak orang yang menghentikan cita-citanya untuk menjadi
pengusaha dikarenakan tidak tahu caranya bagaimana memanfaatkan peluang
yang ada ditambah dengan kemampuannya sendiri dalam berwirausaha.
Ciri-ciri peluang usaha disini sangat beragam mulai dari tersedianya tempat
yang stategis untuk usaha, jenis usaha yang sesuai di tempat tersebut, dan
lingkungan yang mendukung untuk berwirausaha. Mulai dari Jenis usaha,
modal, inovasi, krativitas, tempat, bahan baku yang dikembangkan dan masih
banyak lainnya. Jenis usaha itu bermacam-macam dan kita harus tahu usaha apa
yang sesuai dengan lingkungan kita, selanjutnya bagaimana menentukan tempat
100 Kewirausahaan dan UMKM
Seorang wirausaha mempunyai visi keinginan terhapad masa depan pribadi dan
bisnisnya serta mempunyai kemampuan untuk mewujudkan impiannya.
2. Decisiveness (ketegasan)
Seorang wirausaha adalah orang yang tidak bekerja lambat. Mereka membuat
keputusan secara cepat dengan penuh perhitungan. Kecepatan dan ketepatan
mengambil keputusan adalah faktor kunci dalam kesuksesan bisnisnya.
3. Doers (pelaku)
Seorang wirausaha bertanggung jawab terhadap nasib dan tujuan yang hendak
dicapainya. Dia merupakan orang yang bebas dan tidak mau tergantung kepada
orang lain.
9. Dollars (uang)
Kreativitas memiliki dua aspek penting yakni pada proses dan manusia. Proses
yang berorentasi pada tujuan yang ditetapkan, dan desain untuk mencapai solusi
suatu permasalahan. Sedangkan manusia merupakan sumber daya yang
menentukan solusi dari proses yang dibuat. Proses tetap sama, namun
pendekatan yang digunakan dapat bervariasi. Antara wirausahawan yang satu
dan yang lainnya pastilah melakukan cara atau strategi yang berbeda-beda
dalam membangun bisnisnya. Cara atau strategi inilah yang menentukan hasil
akhir yang dihasilkan. Semakin kreatif orang tersebut menggunakan peluang
yang ada, maka semakin baik pula hasil dari bisnis yang mereka jalankan.
Menurut Teodore Levit (2007), kreativitas adalah berfikir sesuatu yang baru
(thinking new thing), oleh karena itu menurutnya, kewirausahaan adalah
berpikir dan bertindak sesuatu yang baru atau berfikir sesuatu yang lama dengan
cara-cara baru. Menurut Zimmerer (2008) mengungkapkan bahwa, ide-ide
kreativitas sering muncul ketika wirausaha melihat sesuatu yang lama dan
berfikir sesuatu yang baru dan berbeda. Oleh karena itu, kreativitas adalah
menciptakan sesuatu dari yang asalnya tidak ada (generating something from
nothing). Inovasi adalah kemampuan untuk menerapkan kreativitas dalam
rangka memecahkan persoalan-persoalan dan peluang untuk meningkatkan dan
memperkaya kehidupan (inovation is the ability to apply creative solutions to
those problems opportunities to enhance or to enrich people’s live). Rahasia
kewirausahaan terletak dalam menciptakan nilai tambah barang dan jasa terletak
pada penerapan kreativitas dan inovasi untuk memecahkan masalah dan meraih
peluang yang dihadapi tiap Berinisiatif ialah mengerjakan sesuatu tanpa
menunggu perintah. Kebiasaan berinisiatif akan melahirkan kreativitas (daya
cipta) setelah itu melahirkan inovasi.
104 Kewirausahaan dan UMKM
Kemampuan dalam menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (create new
and different) dengan cara berpikir kreatif dan bertindak secara inovatif untuk
Bab 6 Memulai Usaha Dari Rumah Sebagai Peluang Usaha Baru 105
Penggerak utama yang berasal dari dalam maupun di luar diri individu yang
mendorong untuk berbuat dan memperlihatkan tingkat kualitas dari
produktivitas sesuai dengan standar yang ditetapkan di dalam pekerjaan
tersebut. Individu yang memiliki minat berprestasi tinggi lebih cenderung
memiliki visi misi ke depan, realistis, dan sering merasa takut gagal dalam
menyelesaikan suatu pekerjaan, penuh inisiatif, dan berusaha untuk
mengembangkan kreativitas.
Individu yang memiliki minat berprestasi selalu dapat menggunakan waktunya
untuk mengerjakan dan menyelesaikan tugas-tugasnya, memikirkan untuk
meningkatkan prestasi kerjanya, lebih berorientasi pada tugas, dan lebih
menyukai tugas yang memberikan tantangan.
6. Memiliki Inovatif yang Tinggi
Banyak orang yang beranggapan bahwa untuk menjadi seorang wirausaha yang
handal tidaklah mudah, tetapi tidaklah sesulit yang dibayangkan banyak orang
karean setiap orang dapat belajar berwirausaha. Bagaimana cara
mengembangkan inovasi?
Cara mengembangkan inovasi dapat dilakukan dengan berbagai metode, yang
pertama bahwa wirausahawan harus mengenali hubungan antara objek, proses,
bahan, teknologi dan manusia. Untuk membantu kreativitas, kita dapat
melakukan cara pandang kita terhadap hubungan kita dengan lingkungan alam
sekitar. Orang yang kreatif akan memiliki hubungan intuisi tertentu untuk dapat
mengembangkan dan mengenali hubungan yang baru. Selain kemampuan
inovasi, wirausahawan juga harus memiliki disiplin, jujur, realistis serta
komitmen yang tinggi. Untuk menjadi wirausahawan sejati tidak ada yang
instan semua membutuhkan proses, kerja keras, kerjasama serta menghasilkan
produk dengan inovasi-inovasi baru yang akan dibutuhkan dalam jangka
panjang bagi orang lain.
Bab 6 Memulai Usaha Dari Rumah Sebagai Peluang Usaha Baru 107
Peluang usaha menjadi hal yang paling urgent sebelum membuka suatu usaha.
Begitu banyak peluang usaha di sekitar kita, namun sayangnya tidak semuanya
memiliki potensi yang menguntungkan untuk jangka panjang.
Beberapa ciri peluang usaha yang memiliki potensi yang besar yaitu :
a Memiliki nilai jual
b Dapat bertahan lama dan bersifat kontiniu
c Bukan hanya usaha musiman
d Modal awal tidak terlalu besar
e Bukan hanya sekedar ambisi tapi sifatnya dapat diwujudkan
f Melakukan rancangan (proyeksi) anggaran yang sewaktu-waktu risiko
perubahan harga
Dari pertanyaan di atas dengan memanfaatkan potensi diri kita, maka dalam
menemukan peluang usaha yang cocok, kita dapat melihat peluang usaha dari
kehidupan sendiri dengan cara :
1. Ide dari masalah yang sering dialamai
Memiliki keahlian yang cukup serta bisa bermanfaat bagi orang lain, misalnya
saja memiliki keahlian dalam penggunaan komputer sehingga membuka kelas
untuk belajar komputer dengan cepat. Keahlian ini bisa dijadikan sebagai
peluang usaha untuk membantu orang lain.
3. Ide dari hobi
Tanpa kita sadari bahwa sering mengalami masalah dalam melakukan sesuatu
dan saat mencari solusinya Anda mungkin juga sedang mencari ide-ide untuk
memulai usaha Anda. Misalnya saja, memiliki hobi makan sehingga dijadikan
ide untuk membuat masakan berupa cemilan atau makanan yang langsung bisa
dimakan untuk mempermudah para konsumen kemudian dipasarkan melalui
mulut ke mulut atau secara online.
Fakta menunjukkan bahwa masih banyak wirausahawan yang memulai
usahanya dengan melihat keberhasilan orang lain dalam menjalankan usahanya
alias latah atau ikut-ikutan dengan orang lain. Padahal belum tentu orang lain
berhasil dalam suatu lapangan usaha, kita juga dapat berhasil dengan lapangan
usaha yang sama. Mungkin saja orang lain berhasil karena potensi diri yang
dimilikinya cocok dengan lapangan usaha tersebut dan kemampuan dia untuk
mengakses informasi terkait dengan usaha yang dijalankannya. Bisa saja kita
mengikuti orang yang telah berhasil dalam suatu lapangan usaha, namun kita
perlu memiliki nilai lebih dari aspek kualitas yang kita tawarkan kepada
konsumen. Namun kemampuan menawarkan aspek kualitas yang lebih tetap
juga terkait dengan potensi diri yang kita miliki. Olehnya itu, dalam memilih
lapangan usaha yang akan kita geluti, perlu dipertimbangkan hal-hal berikut:
Bab 6 Memulai Usaha Dari Rumah Sebagai Peluang Usaha Baru 109
a Peluang usaha yang cocok untuk orang lain belum tentu cocok untuk
kita sendiri.
b Peluang usaha yang pada masa lalu menguntungkan, belum tentu pada
saat ini masih menguntungkan, atau potensi peluang usaha yang
menguntungkan saat ini belum tentu menguntungkan di masa yang
akan datang.
c Peluang usaha yang berkembang baik di perkotaan ataupun daerah,
belum tentu dapat berkembang dengan baik pula di daerah lain, dan
sebaliknya.
d Pertimbangan-pertimbangan di atas menjelaskan, dalam memilih
lapangan usaha, kita perlu kembali melihat dan mengkaji kondisi
internal kita dan kondisi eksternal di mana usaha kita jalankan, karena
faktor internal dan eksternal ini akan sangat menentukan kesuksesan
kita dalam menjalankan usaha. Faktor internal yang dimaksud seperti
penguasaan sumberdaya (lahan, bangunan, peralatan dan finansial),
penguasaan teknis atau keterampilan, penguasaan manajemen dan
jejaring sosial yang kita miliki. Sedangkan faktor eksternal seperti
peraturan pemerintah, tingkat permintaan dan penawaran, persaingan,
risiko dan prospek ekonomi baik lokal, regional, nasional maupun
global.
cara menangani produk yang dapat menciptakan produk baru yang sesuai
dengan kebutuhan konsumen.
2. Perantara Distribusi
Pendistribusian yang dilakukan dengan cara tidak merata atau tidak sesuai
dengan kebutuhan konsumen, ini dapat menimbulkan ide-ide usaha untuk bisa
menyempurnakan atau menciptakan produk baru agar pendistribusi bisa
terhubung kemana saja.
3. Pengembangan Produk
Untuk menemukan makanan ringan yang disukai banyak orang, terlebih terletak
pada cita rasa, kemasan, kebersihan serta harga yang terjangkau tentu saja
menjadi pertimbangan bagi para pengusaha untuk menjadi ide menarik yang
dapat diminati oleh semua kalangan baik anak-anak hingga orang tua. Bahan
dan nilai jual pun diharapkan sangat rendah. Berbagai varian yang dijualbelikan
seperti roti, kue, keripik dan sebagainya.
Bab 6 Memulai Usaha Dari Rumah Sebagai Peluang Usaha Baru 111
Biasanya hampir setiap pekerja atau setiap orang yang masuk di pagi hari,
kebanyakan orang belum sempat untuk sarapan terlebih mereka yang tinggal di
kostan yang tidak sempat untuk menyiapkan sarapan. Menu sarapan yang
diperjualbelikan juga beragam mulai dari mie goreng, lontong, nasi soto, roti,
nasi goreng, nasi lemak, bubur ayam, gorengan dan lain sebagainya. Modal
yang dikeluarkan berkisar Rp 3 juta sampai 4 juta ke atas. Modal tersebut bisa
dibelikan perlengkapan atau kebutuhan pokok untuk membuat menu sarapan.
3. Franchaise Minuman
Menjamurnya bisnis online saat ini. Membuat siapa saja dapat berjualan tanpa
harus keluar rumah maupun menyewa tempat berjualan. Mereka bisa menjadi
reseller di mana para produsennya menyediakan sistem dopship. Cara kerja
yang diperlukan sangat mudah hanya memiliki perlengkapan gadget kamu bisa
memposting produk-produk apa saja yang akan diperjual belikan melalui media
sosial yang dimiliki. Keuntungan yang dijanjikan untuk usaha online ini cukup
besar apabila dilakukan dengan serius dan konsisten.
5. Laundry
Memasuki zaman yang serba praktis, tentunya membuka usaha laundry akan
memberikan peluang atau keuntungan yang cukup besar, karena bisnis ini hanya
butuh orang untuk fokus menunggunya, maka kamu dapat memperkerjakan
orang lain dengan gaji sebesar Rp 700ribu sampai 1 Juta perbulan. Modal yang
diperlukan untuk membuka usaha ini berkisar Rp 7,5 juta sampai Rp 12 Juta.
Dengan modal itu peralatan yang digunakan seperti mesin cuci dan kebutuhan
lainnya. Usaha laundry ini bisa dibuka di rumah, dengan harga yang murah dan
112 Kewirausahaan dan UMKM
7.1 Pendahuluan
Kewirausaan di bidang kesehatan sudah teridentifasi banyak diterapkan oleh
profesi-profesi kesehatan di Indonesia. Dalam arti bahwa seorang profesi
kesehatan tidak harus tergantung pada penyediaan unit pelayanan kesehatan
yang diselenggarakan oleh pemerintah sebagai tempat bekerjanya. Intitusi
Pendidikan Kesehatan mempunyai tanggungjawab yang besar dengan
meningkatnya angka pengangguran lulusan kesehatan yang semakin
meningkat. Seperti yang dilaporkan oleh Badan Pusat Statistik Indonesia
(2019), bahwa pada bulan Feburari 2019 angka pengangguran yang berasal dari
lulusan sarjana, termasuk lulusan sarjana kesehatan sebanyak 12,3% yaitu
sekitar 839.019 orang sarjana. Demikian dengan lulusan dari program studi
vokasi atau diploma, angka penganggurannya mencapai 4 % atau sekitar
269.976 orang termasuk lulusan dari vokasi kesehatan (BPS, 2019). Dengan
amanah yang telah diberikan kepada Institusi pendidikan kesehatan tersebut,
bahwa institusi pendidikan punya tanggungjawab untuk memampukan
lulusannya agar membuka lapangan pekerjaan sendiri, maka didalam
kurikulumnya terdapat matakuliah tentang kewirausahaan. Itu sebabnya,
beberapa alumni dari insititusi pendidikan kesehatan sudah banyak yang
termotivasi untuk memulai bisnis kesehatan secara mandiri (Sandra, 2014).
Industri-industri besar dan kecil yang bergerak di bidang kesehatan telah
terbangun di Indonesia khususnya. Sebagai contoh industri obat, industri
114 Kewirausahaan dan UMKM
Seperti dilaporkan di dalam hasil Riset Kesehatan Dasar pada tahun 2018 bahwa
prevalensi permasalahan gigi dan mulut di Indonesia sebanyak 57,6%
(Kementerian Kesehatan RI, 2018a). Sementara jumlah tenaga medis gigi yang
terekrut menjadi tenaga kesehatan hanya sebanyak 10,2%. Sehingga ratio antara
tenaga kesehatan medis gigi dan penderita ganggunan gigi dan mulut antara 1 :
6. Itu berarti bahwa kemandirian dari lulusan dokter dan perawat gigi untuk
menyelenggarakan praktek seperti klinik kesehatan gigi sangat dibutuhkan.
Mengingat kesehatan gigi ini sangat penting sebagai salah satu faktor yang
berkontribusi dalam peningkatan status kesehatan bangsa. Masih banyaknya
anak-anak Sekolah Dasar yang perlu pelayanan kesehatan gigi. Pada usia balita
hingga sekolah dasar sering bermasalah dengan giginya. Banyak program yang
bisa dilakukan dengan pembukaan klinik kesehatan gigi ini seperti kunjungan
ke sekolah-sekolah dan masyarakat memberikan informasi kesehatan gigi
disamping pelayanan permanen di suatu tempat. Promosi lokasi praktek juga
perlu dilakukan agar tingkat kunjungan pasien gigi terus meningkat.
Stress merupakan salah satu faktor pemiju terjadinya penyakit kronis tersebut
yaitu seperti hipertensi, jantung koroner dan penyakit gangguan mental.
Prevalensi depresi di Indonesia pada tahun 2018 dilaporkan sebanyak 6,1%.
Diantaranya yaitu sekitar 9% penderita ganggunan depresi tidak mau minum
obat atau melakukan pengobatan medis (Kementerian Kesehatan RI, 2018a).
Ketegangan-ketegangan syarat dan otot ini juga diakibatkan oleh kesibukan
yang luar biasa masyarakat kita saat ini perlu tempat untuk melakukan
perenggangan syarat dan otot. Cara yang paling jitu yaitu dengan memijat.
Wirausaha klinik terapi pijat ini juga amat menjanjikan sebagai peluang kerja
bagi profesi kesehatan. Tidak banyak orang pijat yang ada di sekitar masyarakat
yang siap untuk membantu mereka ketika terjadi ketegangan-ketegangan otot.
Tempat-tempat terapi pijat ini sangat dibutuhkan. Beberapa tempat yang sudah
ada yaitu seperti di ruang tunggu bandara. Banyak orang yang sedang
menunggu jam penerbangan untuk waktu yang cukup lama bahkan menunggu
waktu yang tidak bisa ditentukan karena delay jam keberangkatan pesawatnya.
Oleh karena itu, ruang tunggu bandara juga menjadi tempat yang strategis untuk
klinik terapi pijat. Namun demikian masih banyak lokasi yang strategis di mana
masyarakat akan membutuhkan untuk menyinggahkan dirinya sejenak setelah
kesibukannya berlalu.
memiliki isi yang berguna dan bermanfaat, Anda akan menarik banyak lalu
lintas dan jika Anda memiliki banyak lalu lintas di blog Anda, Anda dapat
dengan mudah mengamankan penawaran iklan yang bagus dari para pemangku
kepentingan dan bisnis lainnya di blog Anda. Hanya memastikan bahwa Anda
memperbarui blog Anda secara teratur dan Anda akan terus menarik lalu lintas.
dasar Anda hanya bekerja dengan dokter dan direktur medis untuk
mengkodekan dokumen untuk tujuan pengajuan asuransi yang tepat. Anda
mungkin mempertimbangkan untuk mendapatkan beberapa pelatihan di bidang
komputer. Hal ini dimaksudkan agar Anda dapat luas dalam perdagangan yang
ingin Anda menyelidiki.
pulang ke rumahnya. Yang pasti bahwa yang perlu dicermati adalah sasaran dan
lokasi promosinya. Bisnis ini tidak hanya kursi roda, peralatan lain yang
berkaitan dengan kesusahan pasien untuk mandiri berjalan juga dibutuhkan.
seorang jasa pelayanan untuk recycle sampah medis ini. Sehingga bisnis ini juga
memberikan peluang yang sangat besar pagi para profesional kesehatan
lingkungan untuk berwirausaha di bidang recycle sampah medis ini.
peluang untuk membuka jasa perbantuan kepada kelompok lansia sangat tinggi.
Biasanya yang paling banyak dibutuhkan adalah jasa seorang perawat.
kesehatan tersebut dengan mudah dan cepat. Tetapi mereka juga membutuhkan
kualitas yang tinggi. Inilah tantangan yang harus dicermati bagi para
wirausahaan di bidang kesehatan. Jelas ini juga membutuhkan strategi promosi
atau pemasaran sosial tentang produk ataupun jasa pelayanan kesehatan.
terjaga. Demikian dengan penyedian alat atau produk kesehatan, maka kualias
yang dibuat oleh pegawai akan semakin baik. Yang pada akhirnya jelas akan
membawa keuntungan bagi wirausahawan itu sendiri.
8.1 Pendahuluan
Istilah pemasaran kewirausahaan muncul untuk menggambarkan kegiatan
pemasaran usaha baru dan kecil. Dan pemasaran kewirausahaan telah
berkembang dengan penelitian yang bersemangat dan menjanjikan. Dengan
analisis pemasaran dalam usaha baru dan kecil merupakan masalah penting,
mengingat sebagian besar kegiatan ekonomi yang dapat dikaitkan dengan jenis
perusahaan ini, kami berpendapat bahwa pemasaran kewirausahaan lebih dari
itu yang dapat menggambarkan kegiatan pemasaran dengan pola pikir
wirausaha, terlepas dari ukuran atau umur perusahaan. Penelitian pemasaran
kewirausahaan ingin mengeksplorasi gagasan untuk dapat diimplementasikan
terlepas dari ukuran atau umur perusahaan yang berguna memperluas ruang
lingkup lapangan.
Pertama, dimulai dengan pengetahuan praanggapan bahwa kewirausahaan
sering dikonotasikan dengan inovasi dan pengambilan risiko, realitas bisnis
menunjukkan bahwa sebagian besar usaha baru pada kenyataannya tidak terlalu
inovatif, tetapi lebih bersifat meniru. Hanya 6-7% dari semua usaha baru dari
pendiri kohort adalah usaha yang berorientasi teknologi, yaitu didirikan untuk
mengeksploitasi pengetahuan teknologi dari para pendirinya. Wirausaha yang
memiliki bisnis yang kecil juga tidak terlalu berorientasi pada risiko. Bagi
sebagian besar pengusaha, bisnis yang terbaik adalah kotak surat yang
digunakan pelanggan untuk mengirim uang.
Pada kenyataannya, sebagian besar usaha dimulai dengan ide bisnis yang mapan
di pasar yang mapan. Oleh karena itu, untuk memberikan kata sifat
132 Kewirausahaan dan UMKM
memahami mengapa pemilik usaha kecil, yang terutama, tetapi tidak secara
eksklusif, terkait dengan kewirausahaan, harus memiliki masalah khusus
dengan pemasaran menurut buku teks.
Pemilik atau manajer perusahaan kecil mengklaim memberi pemasaran prioritas
rendah dibandingkan dengan fungsi lain dari bisnis mereka, sering menganggap
pemasaran sebagai sesuatu yang dilakukan oleh perusahaan besar. Usaha kecil
berbagi masalah pemasaran, khususnya basis pelanggan yang sempit, ruang
lingkup terbatas dan dampak kegiatan pemasaran, upaya variabel dan tidak
terencana, dan ketergantungan yang berlebihan pada kompetensi pemasaran
pemilik atau manajer. Meskipun pendekatan ini jelas rendah, bermasalah,
penelitian menunjukkan bahwa pemasaran sangat penting untuk kelangsungan
hidup dan pengembangan perusahaan kecil, dan kuncinya adalah kompetensi
wirausaha. Mengingat bahwa teori pemasaran dikembangkan sebagian besar
dari studi perusahaan besar, dan bahwa banyak buku teks masih mencerminkan
asal-usul ini dalam konsepnya dan studi kasus yang mereka sajikan, tampaknya
tepat waktu untuk memeriksa proses pemasaran dalam konteks perusahaan kecil
untuk mengembangkan pemahaman kita dari pemasaran kewirausahaan
(Stokes, 2000).
kewirausahaan adalah kekuatan yang diperlukan dalam ekonomi yang sehat dan
dinamis karena bertindak untuk mengacaukan keseimbangan ekonomi, yang
hanya mengoptimalkan apa yang sudah ada. Seorang wirausahawan sebagai
seseorang yang mencari perubahan, tetapi meresponsnya dengan cara yang
inovatif, memanfaatkannya sebagai peluang. Dia dengan demikian menjadikan
inovasi sebagai bagian penting dari kewirausahaan. Dengan demikian, ia
memusatkan perhatian pada proses manajemen yang terlibat dalam apa yang
dilakukan pengusaha. Yang lain telah mengambil tema kewirausahaan ini
sebagai suatu proses, gaya manajemen yang berorientasi pada tindakan yang
menjadikan inovasi dan perubahan sebagai fokus pemikiran dan perilaku.
Evaluasi kewirausahaan dan pemasaran ini mengadopsi yang kedua dari dua
pendekatan ini. Ini mendefinisikan pemasaran kewirausahaan dalam hal
perilaku dan kegiatan yang khas dari mereka yang terlibat dalam usaha
kewirausahaan (Stokes, 2000).
Ini tidak selalu berarti bahwa mereka mengabaikan aspek lain pemasaran, hanya
bahwa mereka tidak mengetahui terminologi. Memang, pandangan sempit
pemilik bisnis tentang pemasaran tidak didukung oleh apa yang sebenarnya
mereka lakukan. Analisis kejadian kritis dari kegiatan mereka menunjukkan
kesadaran pemasaran yang strategis, terutama di bidang-bidang seperti
pemantauan pasar, menargetkan segmen pasar individu dan menekankan
layanan pelanggan dan hubungan. Ketika diminta untuk menentukan peringkat
kegiatan pemasaran mereka yang paling penting, rekomendasi dari pelanggan
adalah yang pertama di semua sektor dan ukuran perusahaan kecil. Namun,
ketergantungan pada rekomendasi ini tidak selalu merupakan indikasi upaya
pemasaran minimal, karena rekomendasi seperti itu sering sulit dimenangkan.
Bagi pengamat luar, terlalu mudah untuk menerima komentar pemilik atau
manajer bahwa mereka tidak punya waktu atau sumber daya untuk pemasaran,
dan pemilik yang lain memang mencurahkan banyak waktu mereka untuk
membangun hubungan dengan pelanggan yang puas dan kemudian
merekomendasikannya kepada orang lain (Stokes, 2000).
masa depan akan produk yang belum ada, ini bisa disebut konsep pemasaran
kewirausahaan (Kraus, Harms and Fink, 2010).
Pemasaran kewirausahaan dikonsep sebagai identifikasi proaktif dan eksploitasi
peluang untuk memperoleh dan mempertahankan pelanggan yang
menguntungkan melalui pendekatan inovatif untuk manajemen risiko,
peningkatan sumber daya, dan penciptaan nilai. Bauran Pemasaran
dikembangkan berdasarkan pemahaman pemasar tentang peluang, sedangkan
pengusaha mengembangkan usaha berdasarkan pemahaman bahwa ada
peluang. Pemasaran sebagai filosofi organisasi mengusulkan bahwa penilaian
kebutuhan pasar diperlukan sebelum pengembangan produk atau layanan,
namun, pengusaha sering menyelidiki fase pengembangan dan mencari pasar
yang layak setelahnya. Sementara konteksnya, dan kemungkinan
implementasinya akan berbeda, proses pemikiran di balik kegiatan ini bermula
dari pemahaman yang sama tentang pengakuan peluang (Ferreira, Lord
Ferguson and Pitt, 2019).
Penting untuk dicatat bahwa sinergi antara kewirausahaan dan pemasaran begitu
kuat sehingga banyak penulis mengintegrasikannya istilah dengan cara yang
berbeda, di antaranya yang paling sering digunakan adalah pemasaran
kewirausahaan. Pendekatan ini, bagaimanapun, memiliki kelemahan potensial
pada kenyataan bahwa sebagian besar peneliti ini menganggap bahwa
kewirausahaan terkait dengan usaha kecil atau menengah, saat mengidentifikasi
kewirausahaan dengan wirausaha, yaitu, pemilik perusahaan semacam itu.
Namun demikian, banyak pembahasan telah memperkenalkan argumen bahwa
orientasi kewirausahaan dapat tertanam di perusahaan besar maupun di
perusahaan kecil dan menengah. Dapat dikatakan bahwa pemasaran itu unik
mampu menganalisis (r)evolusi di lingkungan bisnis dan mengantisipasi
kemungkinan baru untuk kegiatan wirausaha (Nikolić et al., 2017).
Menggabungkan definisi pemasaran America Marketing Association (AMA)
dan definisi kewirausahaan, kami mengusulkan definisi baru kewirausahaan
pemasaran: “Pemasaran wirausaha adalah fungsi organisasi dan serangkaian
proses untuk menciptakan, berkomunikasi, dan memberikan nilai kepada
pelanggan dan untuk mengelola hubungan pelanggan dengan cara-cara yang
menguntungkan organisasi dan para pemangku kepentingannya, dan itulah
ditandai oleh inovasi, pengambilan risiko, proaktif, dan dapat dilakukan tanpa
sumber daya saat ini dikendalikan " (Kraus, Harms and Fink, 2010).
Bab 8 Pemasaran Kewirausahaan 137
8.2.1 Proaktif
Proaktif mengacu pada bagaimana perusahaan berhubungan dengan peluang
pasar dengan mengambil inisiatif di pasar. Proaktif adalah keadaan pikiran dan
kehendak sebagian besar didorong oleh kesadaran seseorang, untuk
mempertahankan visi, untuk memenuhi misi, untuk mencapai tujuan yang
menantang dan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Perusahaan kecil untuk
aktif dalam mengidentifikasi dan mengeksploitasi peluang bisnis, mereka harus
proaktif. Dimensi proaktif membuat perusahaan untuk mengadopsi pemindaian
lingkungan yang berkelanjutan dan bertindak di muka terhadap perubahan
untuk melayani pelanggan dan pasar dengan lebih baik. Ini membayangkan
masa depan di mana satu perangkat parameter strategis untuk memengaruhi,
berdampak dan menciptakan kembali lingkungan di mana untuk beroperasi
sesuai dengan visi itu.
Proaktifitas mencerminkan keinginan wirausaha untuk mendominasi kompetisi
melalui kombinasi gerakan proaktif dan agresif, misal. memperkenalkan produk
atau layanan baru di depan persaingan dan bertindak untuk mengantisipasi
permintaan di masa depan untuk menciptakan perubahan dan membentuk
lingkungan. Proaktivitas pada dasarnya berorientasi pada pencapaian,
menekankan pada pengambilan inisiatif, mengantisipasi, menciptakan
perubahan, memprediksi evolusi menuju situasi kritis dan persiapan awal
sebelum terjadinya ketidakpastian atau risiko yang akan datang. Proaktifitas
mengungkapkan diri melalui tindakan dalam perumusan “keyakinan yang
142 Kewirausahaan dan UMKM
Peluang yang membutuhkan komitmen sumber daya yang besar mungkin tidak
dapat dicapai oleh perusahaan yang dioperasikan oleh pemilik yang lebih kecil.
Namun, untuk perusahaan wirausaha, pengakuan dan pengejaran kesempatan
lebih dekat selaras dengan persepsi individu pengusaha. Dengan demikian,
ketika orang lain melihat masalah, pengusaha lebih cenderung melihat potensi.
Diduga bahwa kemampuan pengenalan peluang perusahaan memiliki dampak
positif pada kinerja berdasarkan pada premis berikut. Pertama, pengakuan
Peluang mencerminkan kemampuan perusahaan untuk mencari solusi inovatif
untuk masalah pelanggan, yang pada gilirannya meningkatkan kepuasan
pelanggan, volume penjualan dan akhirnya kinerja perusahaan.
Kedua, untuk mengidentifikasi peluang baru, perusahaan terus mencari
kebutuhan pasar baru atau untuk menciptakan kebutuhan pasar baru atau untuk
menciptakan kesesuaian baru antara penawaran dan permintaan. Akibatnya,
kebutuhan pasar akan lebih baik dilayani dan volume penjualan perusahaan
akan ditingkatkan. Ketiga, pengakuan peluang seringkali mengarah pada
lahirnya ide bisnis baru, layanan produk, dan model bisnis proses atau teknik
manajemen. Ketika perusahaan berusaha untuk mengejar peluang-peluang ini,
maka keseluruhan keterampilan pemecahan masalah dan kemampuan
pengambilan keputusan akan ditingkatkan. Selanjutnya, kemampuan mereka
untuk segera beradaptasi dengan komplikasi lingkungan kelembagaan akan
ditingkatkan. Ketersediaan peluang cenderung berkorelasi dengan tingkat
perubahan lingkungan, yang menunjukkan perlunya pemasar untuk terlibat
dalam peningkatan level baik pencarian tindakan dan penemuan. Lebih lanjut,
eksploitasi kesempatan mensyaratkan pembelajaran dan adaptasi berkelanjutan
oleh pemasar sebelum, selama dan setelah implementasi aktual dari konsep
inovatif. Peluang mewakili posisi pasar tanpa disadari yang merupakan sumber
potensi keuntungan berkelanjutan. Mereka berasal dari ketidaksempurnaan
pasar, di mana pengetahuan tentang ketidaksempurnaan ini dan bagaimana
mengeksploitasi mereka membedakan pemasaran kewirausahaan (Stephen,
Ireneus and Muses, 2019).
8.2.3 Inovasi
Inovasi mengacu pada perusahaan proaktif yang mengeksplorasi peluang baru
daripada hanya mengeksploitasi kekuatan saat ini dan oleh karena itu
tampaknya penting untuk upaya inovatif yang mampu melampaui harapan
pelanggan. Inovatif termasuk menumbuhkan semangat kreativitas, mendukung
penelitian dan pengembangan dan eksperimen, mengembangkan proses baru,
144 Kewirausahaan dan UMKM
definisi pemasaran diperiksa, variasi yang berbeda antara apa yang sebenarnya
dilakukan oleh pemilik usaha kecil dan pengusaha dan apa yang akan dilakukan
oleh teori pemasaran, dapat diidentifikasi.
Target pasar tidak perlu hanya peduli dengan pelanggan dalam pengertian
konvensional. Bisnis kecil bertahan dalam lingkungan mereka yang berubah
tidak hanya dengan berhasil memasarkan kepada mereka yang membeli produk
atau layanan mereka, tetapi juga dengan mengembangkan hubungan penting
dengan individu dan organisasi lain. Pemasok, manajer bank, investor,
penasihat, asosiasi perdagangan, pemerintah daerah, dan otoritas publik
mungkin sama pentingnya dengan pelanggan untuk kesuksesan bisnis kecil.
Pengusaha dapat menargetkan strategi pemasaran di pasar-pasar lain yang
melampaui definisi konvensional dari istilah pelanggan. Dalam pengertian ini,
pemasaran kewirausahaan menyerupai aspek pemasaran hubungan yang
menekankan kebutuhan untuk menciptakan dan mengembangkan jaringan yang
mendukung di mana perusahaan dapat berkembang. Demikian juga, pemasaran
wirausaha menargetkan organisasi atau individu mana pun yang dapat memiliki
efek positif atau negatif pada perusahaan kecil (Stokes, 2000).
hari kerja mereka dalam kontak dengan pelanggan. Hal ini memungkinkan
mereka untuk berinteraksi dengan basis pelanggan mereka sedemikian rupa
seperti perusahaan besar, bahkan dengan kemajuan teknologi terbaru, berjuang
untuk mencocokkan. Pemasaran interaktif untuk perusahaan kecil menyiratkan
daya tanggap - kemampuan untuk berkomunikasi dan merespons dengan cepat
kepada pelanggan individu. Pengusaha berinteraksi dengan pelanggan individu
melalui penjualan pribadi dan pendekatan membangun hubungan, yang tidak
hanya mengamankan pesanan tetapi rekomendasi untuk pelanggan potensial
juga. Selama diskusi kelompok fokus, pemilik menekankan pentingnya
hubungan pribadi dalam mengembangkan basis pelanggan. Sementara ini
terutama berlaku bagi mereka yang berada di pasar bisnis-ke-bisnis, pemilik
operasi ritel juga menekankan perlunya mengenal pelanggan mereka dengan
baik. Terkadang ini melibatkan penggunaan database khusus. Beberapa pemilik
menekankan jumlah waktu yang mereka habiskan secara pribadi dalam kontak
dengan pelanggan.
Interaksi seperti itu dengan pelanggan yang sudah ada mengandalkan
pemasaran dari mulut ke mulut untuk menyebarkan pesan. Pemasaran
kewirausahaan sangat bergantung pada komunikasi word-of mouth untuk
mengembangkan basis pelanggan melalui rekomendasi. Studi penelitian mau
tidak mau mengutip rekomendasi sebagai sumber nomor satu pelanggan baru
untuk perusahaan kecil. Rekomendasi tersebut dapat datang dari pelanggan,
pemasok, atau kelompok rujukan lainnya (Stokes, 2000).
Pemasaran dari mulut ke mulut adalah perusahaan untuk mendorong pelanggan
untuk melakukan transfer informasi tentang merek atau perusahaan di antara
pelanggan potensial. Pemasaran dari mulut ke mulut yang keduanya dapat
meningkatkan nilai pelanggan. Program yang direkomendasikan untuk
pelanggan baru dari pelanggan lama dapat membuat pelanggan merasa puas dan
bahagia. Sebuah kata dari mulut ke mulut yang dapat membangun loyalitas
pelanggan yang baik dan dapat menarik banyak pelanggan baru (Sudarso,
2015).
Pemasaran dari mulut ke mulut telah didefinisikan sebagai komunikasi lisan,
orang-ke-orang antara komunikator yang dianggap non-komersial dan penerima
mengenai merek, produk atau layanan yang ditawarkan untuk dijual.
Definisi ini membuat dua perbedaan penting antara mulut ke mulut dan bentuk
lain dari aktivitas pemasaran:
154 Kewirausahaan dan UMKM
9.1 Pendahuluan
Pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat adil dan
makmur, mencakup seluruh aspek kehidupan bangsa diselenggarakan oleh
masyarakat dan pemerintah. Masyarakat merupakan pelaku utama
pembangunan sedangkan pemerintah berkewajiban untuk membimbing,
mengarahkan, melindungi dan menumbuhkan suasana serta iklim yang
menunjang pertumbuhan pembangunan sebagaimana dicita-citakan. Cita-cita
kemakmuran dapat tercapai jika diwujudkan melalui pembangunan
perekonomian berdasarkan demokrasi ekonomi. Pemerataan kesempatan ikut
serta dalam proses mencapai kesejahteraan antara lain melalui wadah Usaha
Kecil Menengah Makro (UMKM).
UMKM merupakan kegiatan usaha yang mampu memperluas lapangan kerja
dan memberikan pelayanan ekonomi secara luas kepada masyarakat, dan dapat
berperan dalam proses pemerataan dan peningkatan pendapatan masyarakat,
mendorong pertumbuhan ekonomi, dan berperan serta dalam pembangunan
nasional. UMKM berpotensi menggerakkan kegiatan ekonomi masyarakat
sekaligus menjadi tumpuan sumber pendapatan sebagian besar masyarakat
dalam meningkatkan kesejahteraan (Inayah, 2019). UMKM merupakan salah
satu pilar pertumbuhan ekonomi bagi negara sehingga harus memperoleh
kesempatan utama, dukungan, perlindungan dan pengembangan seluas-luasnya
sebagai wujud keperpihakan terhadap ekonomi rakyat.
156 Kewirausahaan dan UMKM
Peran UMKM dalam perekonomian global saat ini diharapkan terus meningkat,
seiring dengan berbagai keunggulan yang dimiliki oleh UMKM antara lain
sifatnya fleksibel, adaptif, kemampuan menyerap tenaga kerja dengan
pendidikan yang beragam serta mampu bertahan dengan segala situasi ekonomi
termasuk ketika kondisi ekonomi negara saat sulit. Stabilitas pembangunan dan
kondisi politik, hukum dan keamanan yang kondusif diharapkan semakin
meningkatkan daya kompetitif, bersaing dalam dunia ekonomi global yang
bergerak semakin cepat. Untuk mencapai hal tersebut penting kiranya disusun
rencana dan langkah strategis yang mesti dilakukan oleh pengusaha dalam
lingkup umkm sehingga mampu berkompetisi dalam persaingan ekonomi
global. Salah satu bidang ekonomi yang saat ini diyakini mampu membawa
gerbong percepatan pertumbuhan kesejahteraan adalah ekonomi kreatif.
Ekonomi kreatif atau ekraf merupakan rangkaian kegiatan ekonomi yang
berasal dari pemanfaatan kreatifitas, bakat individu, pengetahuan dan
keterampilan dengan tujuan menciptakan lapangan pekerjaan sekaligus
mencapai kesejahteraan dengan menghasilkan dan mengeksploitasi daya kreasi
dan daya cipta individu (Rongiyati, 2018).
Pengarusutamaan ekonomi kreatif dalam rencana pembangunan nasional
dilaksanakan melalui pengembangan ekosistem ekonomi kreatif yang
memberikan nilai tambah pada produk ekonomi kreatif yang berdaya saing
tinggi, mudah diakses, dan terlindungi secara hukum. Bentuk perlindungan
hukum tersebut antara lain melalui Hak Kekayaan Intelektual. UMKM pada
umumnya memiliki berbagai keterbatas antara lain sumber daya manusia, akses
informasi, dan anggaran, sehingga sangat tepat jika UMKM secara sungguh-
sungguh berkecimpung dalam bidang ekonomi kreatif. Berbeda dengan bidang
industri yang cenderung membutuhkan anggaran dalam jumlah besar, ekonomi
kreatif modal utamanya adalah ide dan gagasan.
Semua pihak berkeinginan agar UMKM berkembang dengan pesat. Akan tetapi
dengan segala keterbatasan, UMKM harus menghadapi serangkaian kendala
yang memperlambat perkembangan UMKM sekaligus menghambat laju
pertumbuhan ekonomi nasional. Hambatan tersebut terutama dari segi hukum
khususnya perlindungan UMKM di bidang Hak Kekayaan Intelektual. Hak
Kekayaan Intelektual atau HKI dipahami sebagai suatu hak yang timbul dari
hasil olah pikir secara berkesinambungan dan menghasilkan suatu proses atau
produk yang berguna untuk manusia. Secara singkat kekayaan intelektual
dipahami sebagai hak untuk menikmati secara ekonomis hasil dari suatu
Bab 9 UMKM dan Hak Kekayaan Intelektual 157
rakyat melalui semakin tingginya partisipasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah,
yang merupakan bagian integral dunia usaha nasional.
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan kegiatan usaha yang
mampu memperluas lapangan kerja dan memberikan pelayanan ekonomi yang
luas pada masyarakat. UMKM mampu berperan dalam proses pemerataan dan
meningkatkan pendapatan masyarakat, serta mendorong pertumbuhan ekonomi
dan berperan dalam mewujudkan stabilitas nasional.
Berdasarkan UU No. 9 Tahun 1999 tentang Usaha Kecil sebagaimana diubah
ke Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah, maka pengertian UMKM dalam Pasal 1 adalah sebagai berikut:
1. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau
badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.
2. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang
dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak
langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi
kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
ini.
3. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,
yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki,
dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung
dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih
atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-
Undang ini.
4. Usaha Besar adalah usaha ekonomi produktif yang dilakukan oleh
badan usaha dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan
tahunan lebih besar dari Usaha Menengah, yang meliputi usaha
nasional milik negara atau swasta, usaha patungan, dan usaha asing
yang melakukan kegiatan ekonomi di Indonesia.
Bab 9 UMKM dan Hak Kekayaan Intelektual 159
5. Dunia Usaha adalah Usaha Mikro, Usaha Kecil, Usaha Menengah, dan
Usaha Besar yang melakukan kegiatan ekonomi di Indonesia dan
berdomisili di Indonesia.
Lebih lanjut dijelaskan pada Pasal 6 UU No.20 Tahun 2008 tentang kreteria
UMKM dalam bentuk permodalan adalah sebagai berikut:
1. Kriteria Usaha Mikro adalah sebagai berikut:
a memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00 (lima
puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat
usaha; atau
b memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp
300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).
2. Kriteria Usaha Kecil adalah sebagai berikut:
a memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,00 (lima puluh
juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 500.000.000,00
(lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat
usaha; atau
b memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000,00
(tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp
2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah).
3. Kriteria Usaha Menengah adalah sebagai berikut:
a memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000,00 (lima ratus
juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 10.000.000.000,00
(sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat
usaha; atau
b memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 2.500.000.000,00
(dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak
Rp 50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah).
160 Kewirausahaan dan UMKM
Indonesia memiliki beragam sumber kekayaan alam, budaya dan kearifan lokal
yang sangat besar untuk menjadi modal utama bagi pengembangan ekonomi
kreatif. Akan tetapi dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk maka
ketersediaan sumber kekayaan alam yang berlimpah mulai menipis
ketersediaannya. Indonesia saat ini dihadapkan pada tantangan untuk dapat
menghasilkan produk yang bernilai tambah tinggi serta mampu
mengembangkan produk dan jasa alternatif yang dapat meningkatkan
perkembangan dan laju pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan dan
inklusif. Pengembangan ekonomi berbasis budaya berperan untuk mengolah
dan mengelola secara optimal segala potensi kekayaan budaya dan kearifan
lokal Indonesia. Pembangunan ekonomi kreatif tidak hanya terkait dengan
penciptaan nilai tambah secara ekonomi, melainkan pula penciptaan nilai
tambah secara sosial, budaya dan lingkungan. Ekonomi kreatif merupakan
wujud dari upaya mencari pembangunan yang berkelanjutan melalui kreativitas,
yang mana pembangunan berkelanjutan adalah suatu iklim perekonomian yang
berdaya saing dan memiliki cadangan sumber daya yang terbarukan memiliki
potensi besar untuk menjadi salah satu sektor penggerak yang penting dalam
mewujudkan Indonesia yang adil, makmur, maju dan mandiri (Romarina,
2016).
2. Teknologi
Sumber daya yang dimasudkan adalah input bagi suatu proses penciptaan nilai
tambah, yaitu sumber daya manusia, sumber daya alam, dan sumber daya lain.
Ide dan kreativitas merupakan sumbangan dari sumber daya manusia sebagai
human capital. Negara Indonesia kaya akan sumber daya alamnya, seperti kayu,
rotan, kapas, batu-batuan bahkan sampai ke logam mulia. Sinergi antara sumber
daya manusia dan sumber daya alam yang optimal akan menciptakan daya
kreasi berupa produk yang bernilai.
4. Institusi
Pilar terakhir yang sangat penting menopang ekonomi kreatif adalah lembaga
intermediasi keuangan. Lembaga ini merupakan lembaga yang menyalurkan
pendanaaan kepada masyarakat terutama para pelaku bisnis di industri kreatif
baik berupa pinjaman/kredit maupun dalam bentuk modal/ekuitas. Sudah lazim
Bab 9 UMKM dan Hak Kekayaan Intelektual 163
kita dengar salah satu faktor produksi yang dapat menghambat para pelaku
bisnis (entrepreneur) pemula adalah dalam hal modal. Sekarang ini banyak ide-
ide kreatif yang berasal dari kaum muda namun usaha mereka non formal dan
belum mature, sehingga dibutuhkan dukungan yang kondusif terhadap akses-
akses finansial.
Hak Cipta adalah hak eksklusif pencipta yang timbul secara otomatis
berdasarkan prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk
nyata tanpa mengurangi pembatasan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
• Pencipta
Pencipta adalah seorang atau beberapa orang yang secara sendiri-sendiri atau
bersama-sama menghasilkan suatu ciptaan yang bersifat khas dan pribadi.
• Pengertian Ciptaan
Ciptaan adalah setiap hasil karya cipta di bidang ilmu pengetahuan, seni, dan
sastra yang dihasilkan atas inspirasi, kemampuan, pikiran, imajinasi, kecekatan,
keterampilan, atau keahlian yang diekspresikan dalam bentuk nyata
• Pendaftaran Ciptaan untuk Memperoleh Perlindungan Hak Cipta
f Seni rupa dengan segala bentuk seperti seni lukis, gambar, seni
ukir, seni kaligrafi, seni pahat, seni patung, kolase dan seni
terapan.
g Arsitektur
h Peta
i Seni Batik
j Fotografi
k Sinematografi
l Terjemahan, tafsir, saduran, bunga rampai, database dan karya lain
dari hasil pengalihwujudan.
• Yang Tidak Dapat Didaftarkan untuk Memperoleh Hak Cipta
• Ciptaan di luar bidang ilmu pengetahuan, seni dan sastra.
• Ciptaan yang tidak orisinil
• Ciptaan yang tidak diwujudkan dalam suatu bentuk yang
nyata.
• Ciptaan yang sudah merupakan milik umum.
• Ketentuan yang diatur dalam pasal 13 UU tentang Hak Cipta
(UUHC).
• Jangka Waktu Perlindungan Hak Cipta
Perlindungan atas suatu ciptaan berlaku selama pencipta hidup dan ditambah 50
tahun setelah pencipta meninggal dunia.
Jika pencipta lebih dari 1 orang, maka hak tersebut diberikan selama hidup
ditambah 50 tahun pencipta terakhir meninggal dunia.
Hak Cipta atas ciptaan program komputer, sinematografi, fotografi, database
dan karya hasil pengalihwujudan berlaku selama 50 tahun sejak pertama kali
diumumkan.
2. Hak Paten (Patent)
Paten adalah hak eksklusif inventor atas invensi di bidang teknologi untuk
selama waktu tertentu melaksanakan sendiri atau memberikan persetujuan
kepada pihak lain untuk melaksanakan invensinya.
170 Kewirausahaan dan UMKM
3. Hak Merek
Merek adalah tanda yang dapat ditampilkan secara grafis berupa gambar, logo,
nama, kata, huruf, angka, susunan warna, dalam bentuk 2 (dua) dimensi
dan/atau 3 {tiga) dimensi, suara, hologram, atau kombinasi dari 2 (dua) atau
lebih unsur tersebut untuk membedakan barang dan/atau jasa yang diproduksi
oleh orang atau badan hukum dalam kegiatan perdagangan barang dan/atau jasa.
• Yang Dapat Mendaftarkan Merek :
1. Perorangan
2. Beberapa Orang (pemilikan bersama)
3. Badan Hukum
• Fungsi Pemakaian Merek
4. Desain Industri
Desain industri adalah suatu kreasi tentang bentuk, konfigurasi atau komposisi
garis atau warna, atau garis dan warna, atau gabungan daripadanya yang
berbentuk tiga atau dua dimensi yang memberikan kesan estetis dan dapat
diwujudkan dalam pola tiga atau dua dimensi serta dapat dipakai untuk
menghasilkan suatu produk, barang, komoditas industri atau kerajinan tangan
Hak desain industri adalah hak eksklusif yang diberikan oleh Negara Republik
Indonesia kepada pendesain atas hasil kreasinya untuk selama waktu tertentu
melaksanakan sendiri atau memberikan persetujuannya kepada pihak lain untuk
melaksanakan hak tersebut.
Pendesain adalah seseorang atau beberapa orang yang menghasilkan desain
industri.
• Jangka Waktu Perlindungan
Hak desain tata letak sirkuit terpadu diberikan untuk desain tata letak sirkuit
terpadu yang orisinil. Desain tata letak sirkuit terpadu dinyatakan orisinil apabila
desain tersebut merupakan hasil karya mandiri pendesain, dan pada saat desain
tata letak sirkuit terpadu tersebut dibuat tidak merupakan sesuatu yang umum
bagi para pendesain.
• Jangka Waktu Perlindungan Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu
1. Perlindungan terhadap hak desain tata letak sirkuit terpadu diberikan
kepada pemegang hak sejak pertama kali desain tersebut dieksploitasi
secara komersial dimanapun, atau sejak tanggal penerimaan. Jangka
waktu perlindungan adalah 10 tahun.
2. Jika desain tata letak sirkuit terpadu telah dieksploitasi secara
komersial, permohonan harus diajukan paling lama 2 tahun terhitung
sejak tanggal pertama kali dieksploitasi
milik material atas Ciptaan atau Penemuan dan Hak Kekayaan Intelektual (HKI)
yang melekat pada Ciptaan atau Penemuan. Terhadap hak milik tersebut,
undang-undang memberi kebebasan kepada pemilik untuk memetik manfaat,
mengembangkan, memelihara, mengalihkan, atau bahkan musnahkannya.
Pemilik dapat memanfaatkan sendiri haknya, dan dapat pula mengalihkan
pemanfaatannya kepada pihak lain. Apabila pemanfaatannya dialihkan kepada
pihak lain, menurut hukum pengalihan tersebut dilakukan dengan lisensi
(pemberian izin), dan lisensi tersebut harus didaftarkan (Muhammad, 2001).
Dalam lisensi ditentukan hak dan kewajiban pokok pihak-pihak. Pemilik
mengalihkan pemanfaatan kepada penerima lisensi dengan menerima royalti,
sedangkan pemegang lisensi membayar royalti dengan menerima keuntungan
ekonomi dari hasil penggunaan Hak Kekayaan Intelektual (HKI). Dalam lisensi
ditentukan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang wajib dipenuhi oleh
pemegang lisensi. Hak Kekayaan Intelektual (HKI) dapat juga beralih/dialihkan
karena pewarisan, hibah, wasiat, atau cara lain yang diakui oleh undang-undang.
Dengan demikian, Hak Kekayaan Intelektual (HKI) bersumber pada 2 (dua)
jenis hubungan hukum, yaitu hubungan hukum karena ketentuan undang-
undang karena perjanjian antara pemilik hak dan penerima hak. Pembentuk
Undang-Undang mengatur Hak Kekayaan Intelektual mengingat arti
pentingnya sebagai kekayaan yang bernilai ekonomi bagi pemiliknya yang patut
dilindungi.
9.6 Kesimpulan
Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual diharapkan mampu membawa
kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia tanpa terkecuali sekaligus
memberdayakan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Perubahan aturan
terkait Hak Kekayaan Intelektual dan implementasinya wajib diarahkan untuk
tujuan pembangunan dan kesejahteraan seluruh bangsa. Saat ini, masyarakat
membutuhkan akses untuk turut serta dalam pembangunan ekonomi sehingga
tercapai pemerataan dan kemandirian ekonomi. Perlindungan Hak Kekayaan
Intelektual berusaha menciptakan persaingan yang kompetitif dalam
menghasilkan karya intelektual dan invensi baru baik dibidang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni dan budaya maupun sastra. Penegakan ketentuan
terkait Hak Kekayaan Intelektual diharapkan mampu memunculkan investasi
baru yang akhirnya menyerap semakin banyak tenaga kerja sekaligus
176 Kewirausahaan dan UMKM
Sejarah atau latar belakang historis dari dimulainya revolusi industri diawali
dengan kegiatan industri 1.0, 2.0, 3.0, hingga industri 4.0. Fase atau tahapan
dari kegiatan industri ini merupakan real change atau tantangan sebenarnya
dari perubahan atau yang ada saat ini. Kegiatan atau akrivitas Industri 1.0
ditandai dengan adanya perubahan sisem produksi untuk menunjang atau
mendukung efektivitas, efisiensi serta aktivitas manusia secara keseluruhan,
sedangkan industri 2.0 dicirikan atau ditandai oleh produksi atau kegiatan
secara masif atau pergerakan secara massal dan penguatan dari kegiatan
standarisasi mutu, sedangkan kegiatan dari pergerakan industri 3.0 ditandai
dengan adanya penyesuaian secara massal dan kegiatan secara fleksibilitas
manufaktur berbasis otomasi dan ditandai oleh penggunaan (baik itu aplikasi
ataupun perangkat lunak) tenaga robot. Dan era industri 4.0 adalah
penggunaannya mengantikan atau menyempurnakan industri 3.0 yang ditandai
dengan cyber fisik dan kolaborasi manufaktur. Proses peralihan dari bermacam
macam jenis industri tersebut berasal dari sebuah mega proyek yang
diprakarsai atau dimunculkan oleh pemerintah Jerman, dengan tujuan untuk
mempromosikan atau mengkampanyekan komputerisasi manufaktur secara
menyeluruh dan berkelanjutan (Industri and Dan, 2018).
Pergerakan, pertumbuhan dan perkembangan serta aktivitas revolusi industri
pada saat ini, telah memasuki era yang sangat ketat dan detail, yakni era
generasi keempat, atau sering disebut era teknologi industri 4.0. Era Revolusi
Industri 4.0 ditandai dengan aktivitas cyber-physical yang secara massiv dan
resmi telah digunakan oleh kalangan industri, dengan ditandai oleh adanya
konektivitas, otomatis dan terintegrasi secara virtual dari semua lini dan aspek
antara manusia, mesin dan data.
178 Kewirausahaan dan UMKM
Industri 4.0 masih sangat visioner, namun sebagai salah satu konsep yang
sangat mungkin diterima secara massif (termasuk internet of things, smart
manufacturing, dan cloud based manufacturing), perindustrian 4.0 masih fokus
dan konsen terhadap integrasi manusia dalam menghasilkan sebuah perbaikan
secara terus menerus. Di dalam perkembangan industri 4.0, baik secara lokal
maupun global sangat berdampak kepada pertumbuhan dan perkembangan
kegiatan digitalisasi di Indonesia (Sari and Santoso, 2019). Dalam rangka
mengawal serta mengontrol dan ataupun mengelola era digital tersebut,
diperlukan upaya sungguh sungguh dari pemerintah dan seluruh masyarakat
yang peduli dengan kegiatan ekonomi masyarakat, agar masyarakat
memahami dan mengerti bagaimana bentuk digitalisasi dimaksud.
Munculnya revolusi industri merupakan salah satu dari sekian banyak dari
proses perubahan, proses menata kehidupan, proses secara utuh bagaimana
cara menata serta mengatur kerja manusia secara fundamental atau mendasar,
di mana dengan munculnya era Revolusi Industri, makin mempermudah dan
tak terhindarkannya kemajuan dari sebuah teknologi informasi yang dapat di
kolaborasi dan disatukan dalam dunia digitalisasi yang dapat memberikan
dampak bagi seluruh disiplin ilmu. Dengan meningkatnya perkembangan
teknologi informasi yang terus berkembang secara pesat dan massif, ternyata
mengalami terobosan yang sangat berarti dan sangat berpengaruh, di antaranya
di bidang artificiall intellegent, di mana penggunaan teknologi komputer
dalam suatu disiplin ilmu yang mengadopsi atau yang di match kan dengan
keahlian seseorang ke dalam suatu aplikasi yang berbasis teknologi dan
melahirkan teknolologi informasi dan proses produksi yang dikendalikan
secara otomatis. Dengan lahirnya teknologi digital tersebut saat ini pada era
revolusi industri 4.0, sangat berarti dan memberikan manfaat dalam kehidupan
umat manusia diseluruh dunia (Hamdan, 2018).
Diantara sekian banyak dari bentuk penerapan dari Revolusi Industri 4.0 yang
harus tetap dan terus dikawal dan dilakukan kegiatan pengontrolan dan
pendampingan, secara rutin dan sustainable adalah kegiatan digitalisasi para
penggiat UMKM atau Usaha Mikro Kecil dan Menengah, agar mereka bisa
naik kelas sejajar dengan UMKM di seluruh dunia. Pemerintah saat ini tengah
serius untuk membantu usaha mikro kecil dan menengah agar bisa naik kelas
ke level nasional, bukan hanya level lokal saja (Idris, 2018).
Salah satu dari sekian banyak prioritas pembangunan di dalam Rencana Kerja
Pemerintah (RKP) adalah kegiatan pengembangan Usaha Menengah, Kecil
dan Mikro (UMKM). Hal ini didasarkan kepada bukti di lapangan, bahwa
Bab 10 Digitalisasi UMKM 179
10.2 Pendampingan
Pada era kolaborasi dan kemitraan saat ini, sektor mikro merupakan sektor
yang paling banyak memberikan umpan balik atau feed back terbanyak, yakni
dari UMKM. Kontribusi terbesar dari UMKM tersebut terintegrasi kepada
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), yang berarti potensi dan
perannya begitu besar untuk keberlanjutan bagi kelangsungan pembangunan
bangsa ke depan. Untuk kita ketahui bersama, bahwa pajak adalah sumber
penghasilan negara yang paling besar dan sangat penting untuk proses
penyelenggaraan pemerintahan dan menjadi tombak utama dalam proses
pembangunan secara nasional. Sehingga dalam hal ini, pemerintah secara
sustainable atau berkelanjutan terus menempatkan kewajiban utama
perpajakan sebagai salah satu dari sekian banyak bentuk wujud utama dari
hadirnya negara dalam membangun perekonomian bangsa. Dan hal ini
188 Kewirausahaan dan UMKM
serta kebijakan ini diharapkan dapat menjadi menarik dan mendapat perhatian
lebih banyak bagi para pelaku UMKM masuk kepada basis wajib pajak serta
berkontribusi secara berkelanjutan terhadap perekonomian nasional.
Keringanan tersebut diterima oleh UMKM berupa Pajak Penghasilan dari
usaha yang diterima atau usaha yang diperoleh.
Dalam usaha meningkatkan peran serta UMKM dalam setiap kegiatan bisnis,
baik online maupun offline, diperlukan ikhtiar atau usaha yang berbentuk
pendampingan secara merata dan adil dalam rangka mengoptimalkan segala
potensi yang ada di masyarakat. Hal tersebut bisa berupa pengoptimalan media
e-commerce sebagai salah satu indikator dan fondasi dalam setiap kegiatan
bisnis. Hadirnya proses dan program digitalisasi UMKM melalui berbagai
bentuk, baik melalui media online atau media aplikasi, telah menghasilkan
peningkatan traffic transaksi yang begitu tinggi, hal ini ditunjukkan oleh
meningkatnya transaski online yang terintegrasi ke beberapa indikator atau
item, yakni penggunaan kartu debit atau kredit, peningkatan jumlah pencarian
dalam kegiatan penjualan, peningkatan jumlah pengumpulan barang
penjualan/pembelian yang telah dipesan, serta sistem penjualan yang
digunakan oleh UMKM yang modern dalam rangka mengoptimalkan
transaksi bisnisnya.
Oleh karena itu, dalam setiap proses operasional bisnis dari transaksi UMKM,
harus terus di dukung oleh sejumlah kebijakan, peraturan, dan atau regulasi.
Mengapa hal tersebut penting, karena sebuah proses atau sistem operasional
dalam kegiatan secara mikro (UMKM) dibutuhkan pengawalan,
pendampingan, pengendalian, dan atau pengontrolan terhadap berjalannya
kegiatan bisnis dari sebuah UMKM. Pendampingan sebuah UMKM mutlak
diperlukan, karena dengan adanya kegiatan pendampingan, baik itu dari
kalangan akademisi (terlebih praktisi), akan menimbulkan hasil yang positif,
serta lebih menghemat biaya. Sejatinya, bila pendampingan dan sosialisasi
tentang dunia digital dilaksanakan oleh seorang akademisi, maka lebih
menekankan kepada arah kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Dan
kegiatan Pengabdian Masyarakat lebih menekankan kepada proses secara utuh
dan mandiri bagaiman aagar sang pengabdi (akademisi) dan tujuan atau
sasaran pengabdian lebih terarah dan lebih terkoordinir dengan baik, serta lebih
nyata dampak dan efeknya bagi kemajuan pergerakan dan pertumbuhan
UMKM di Indonesia.
190 Kewirausahaan dan UMKM
Desain program CSR bagi UMKM di era sekarang ini memang dirancang
dengan baik serta harus memiliki output atau hasil yang jelas. Pada umumnya,
BUMN sekarang ini dituntut oleh pemerintah untuk berkontribusi dan
memberikan sumbangsih di dalam pengembangan dan penguatan sektor
UMKM. Tapi ternyata, untuk dapat mampu mengembangkan dan saling
menguatkannya usaha dari UMKM itu sendiri tidaklah mudah, dan tidak
seperti membalikkan telapak tangan serta menjadi serba instan yang
dibayangkan perusahaan. Proses penguatan dan Pengembangan UMKM
adalah salah satu program prioritas CSR bagi UMKM. Di Indonesia, CSR
adalah salah satu fondasi utama perekonomian bangsa yang sangat banyak
menyumbang pendapatan bersih paling besar di antara yang lain. Bahkan,
disaat krisis ekonomi pun, sektor UMKM terbukti ampuh bertahan serta tidak
mengalami kemunduran yang berarti, bahkan, ada beberapa UMKM yang naik
kinerja dan produktivitasnya. Disamping itu, pemerintah saat ini juga
mendukung penuh pengembangan dan penguatan UMKM, karena mereka
menghasilkan pendapatan yang cukup besar bagi negara.
Namun disatu sisi, UMKM juga cukup banyak mempunyai persoalan, sejak
awal yakni aspek pemasaran, kemudian jumlah modal yang dimiliki kadang
terbatas, bahkan sangat kurang, hingga terkadang operasional produknya
terhenti, kemudian frekuensi kualitas dari kapasitas atau ketersediaan sumber
daya manusia yang lemah, serta laporan keuangan yang kadang masih kurang
rapi, bahkan tidak ada (karena kurang pengetahuan tentang administrasi), serta
kurangnya pemahaman tentang dunia literasi digital. Dari berbagai macam
masalah dari UMKM tersebut, program pemerintah atau dari beberapa CSR
perusahaan harus manjadi landasan atau fondasi utama dalam membuat dan
menyusun program CSR bagi UMKM, hal tersebut dibutuhkan terutama
dalam usaha penguatan, pengembangan, dan pelebaran ukuran UMKM. Untuk
keberhasilan tersebut, UMKM harus memperhatikan tujuan dan arahnya
kemana terlebjh dahulu. Hal inilah nantinya yang akan berpengaruh terhdapa
besar kecilnya atau sukses tidaknya pelaksanaan CSR yang akan diberikan.
Peningkatan penggunaan teknologi berbasis informasi yang tidak terbatas pada
zaman digital saat ini, merupakan hal yang tak terbantahkan bagi setiap orang
yang menggunakan fasilitas tersebut. Kehadiran teknologi infomasi
merupakan media baru yang seolah menggebrak dan menghadirkan puluhan
atau segudang layanan yang lengkap dan komplit. Hal tersebut semakin
lengkap dengan hadirnya inovasi dan kreasi terbaru sistem pengelolaan
keuangan secara digital bagi UMKM. Kehadiran teknologi keuangan digital
Bab 10 Digitalisasi UMKM 193
ini semakin lengkap dengan memudahkan transaksi yang akan kita lakukan di
mana saja, kaan saja, dan dengan siapa saja.
Dengan munculnya inovasi baru ini merupakan salah satu salah satu model
baru atau bentuk baru penerapan aplikasi dari teknologi informasi di bidang
literasi keuangan. Aplikasi teknologi keuangan digital memiliki fungsi yang
begitu beragam dan komplit, kehadirannya diyakini mampu beradaptasi
dengan cepat dan tepat serta berkembang secara massif. Saat ini, kehadiran
aplikasi digtal bidang keuangan, mampu dengan cepat membantu kegiatan
bisnis UMKM dalam melayani kegiatan elektronik dibidang keuangan,
transaksi virtual, agregator, landing, crowd funding dan seluruh data transaksi
keuangan secara online lainnya. Adapun kini, apliaksi financial technology
yang telah banyak beroperasi sebagian juga ada yang didirikan, dikembangkan
dan diciptakan oleh perusahaan berbasis konvensional, tetapi, banyak pula
yang merupakan perusahaan rintisan baru atau startup.
Jumlah penduduk usia produktif yang sangat besar di Indonesia dalam
komposisi pelaku usaha UMKM, sudah pasti akan membutuhkan perlakukan
khusus, agar usia produktif tersebut menjadi generasi penerus yang handal,
cakap, dan unggul di masa yang akan mendatang. Perhatian khusus ini
dibutuhkan dalam usia produktif, karena usia muda merupakan usia yang
sedang massif mencari jati diri. Sehingga terungkap bahwa, pemuda dianggap
berada dalam masa storm and struggle terutama pada faktor internal, pemuda
mencoba bereksperimen dengan identitas orang dewasa (Ryandono, 2018).
masuk dalam persaingan yang amat sangat ketat. Strategi pemasaran UMKM
melalui seluruh media (media sosial dan media elektronik) yang tepat
dipergunakan agar mampu merebut segmen pasar yang dituju, sehingga
jumlah penjualan selalu meningkat, serta peningkatan profit bisnis juga
semakin bagus. Digital Marketing dalam kegiatan ekonomi kreatif sangat
penting dilakukan dan di eksekusi, karena digital marketing merupakan satu
dari sekian banyak media pemasaran online yang saat ini sedang ramai
digunakan oleh para pebisnis untuk medukung berbagai macam kegiatan atau
aktivitas bisnis yang dilakukan. Mereka (para pelaku UMKM) secara perlahan
mulai meninggalkan tipe pemasaran biasa beralih ke pemasaran modern, yaitu
digital marketing. Dengan metode baru (digital marketing) ini, proses dalam
komunikasi dan transaksi bisnis dapat dilaksanakan setiap waktu dan bisa
berdampak mengglobal atau mendunia, terlebih bidang ekonomi kreatif
merupakan bidang yang palig banyak digaungkan saat ini. Karena banyaknya
pengguna media sosial yang semakin hari semakin bertambah, membuat celah
UMKM untuk terus berkreasi, serta diharap makin mampu untuk bersaing
dalam ketatnya pasar dibidang ekonomi kreatif.
Ekonomi kreatif tak bisa lepas dari komunikasi pemasaran yang terintegrasi
dengan media sosial, juga tidak bisa dipisahkan dari bauran promosi
(promotional mix). Karena dalam ekonomi kreatif, tidak bisa dilepas dan tidak
bisa dipisahkan dari periklanan (advertising), penjualan personal, promosi,
hubungan masyarakat, dan pemasaran langsung. Proses pemasaran online bagi
bisnis atau usaha yang baru dirintis akan menghemat biaya, karena tidak harus
mengadakan lokasi untuk memajang produk/jasa, serta dapat dikendalikan
sendiri tanpa merekrut karyawan atau staf, serta waktu kerja yang tak terbatas,
serta punya jangkauan yang luas (Hendrawan et al., 2019).
Untuk meningkatkan produktivitas di sektor ekonomi kreatif. Berbagai macam
strategi dan berbagai pola kebijakan yang telah diterapkan oleh Dirjen Pajak
untuk meningkatkan dan menumbuhkan iklim perpajakan yang baik
(Nasution, 2019).
pelatihan, pendampingan, baik itu dari lembaga mikro, maupun lembaga resmi
yang lain, serta minat masyarakat terhadap UMKM juga semakin tinggi karena
didukung oleh pelebaran jaringan atau network yang makin beragam
(Diningrat, Maulana and Gultom, 2017).
Di Indonesia, keberadaan UMKM mempunyai manfaat dan dampak nyata dan
riil bagi perekonomian Indonesia. Selain menjadi slah satu pemain utama
dalam kegiatan ekonomi nasional, UMKM juga otomatis menjad penyedia
lapangan kerja terbesar selama ini, UMKM juga menjadi salah satu pemain
penting dalam upaya peningkatan dan pengembangan kegiatan ekonomi dan
bisnis di daerah serta mengaktifkan peran serta masyarakat dan
pemberdayaannya, serta sebagai salah satu pencipta pasar yang fresh dan
inovatif. Di zaman ekonomi global seperti sekarang, para pelaku UMKM
dituntut agar segera melakukan perubahan secara besar besaran, bertujuan
untuk meningkatkan daya saing serta meningkatkan mutu atau kualitas produk
dari UMKM itu sendiri (Arifin and Priyandari, 2017).
Memasuki zaman UMKM digital saat ini, seolah menandakan semua sudah
berubah dengan drastis. Tak terkecuali di bidang digital ekonomi. Kita banyak
menjumpai semua lini kehidupan, kegiatan ekonomi digerakkan dan di dukung
sepenuhnya oleh berbagai perangkat teknologi. Hal ini juga ditandai oleh era
revolusi industry 4.0. Bukti riil itulah yang mewujudkan paradigma mengenai
ekonomi dan UMKM, serta marketing juga telah berubah drastis. Produktifitas
sumber daya manusia, pendistribusian produk barang dan jasa, sampai dengan
pemasaran harus mengimbangi laju pertukaran digitaliasi ekonomi mikro
UMKM yang terus berkembang (Rosyadi et al., 2018).
Tantangan dan hambatan yang sering dihadapi pelaku usaha mikro kecil me-
nengah (UMKM) adalah memperjuangkan produk agar pertumbuhan di pasar
lokal dan global tetap berjalan. Tantangan yang dimaksud tersebut adalah
dapat segera ditanggapi dengan cara yang baik, dengan memastikan bahwa
UMKM bisa : (1) Mendapatkan akses internet atau media sosial; (2)
Membangun website yang menarik untuk media sosial; dan (3)
Menghubungkan ke pasar luar negeri melalui integrasi online/internet
Perubahan mendasar perilaku pasar (serta penjual) di era digital sekarang
sangat perlu diketahui, dicontoh dan diikuti serta dijadikan eksperimen oleh
UMKM, sehingga bisa mengenal dengan baik target pasarnya serta tidak
kehilangan konsumen begitu saja (Siaga, Januar and Kusmiati, 2016).
Di era digital seperti sekarang ini, kehadiran media sosial membuka beragam
kesempatan bagi kita untuk mempromosikan bisnis dan produk secara murah
meriah. Karena itulah, setiap pelaku bisnis yang ingin mengembangkan
usahanya sudah harus melek dan Go Digital. Artinya, kita harus bisa
memanfaatkan teknologi digital guna memperkenalkan produk dan layanan
kita pada kalangan masyarakat secara lebih luas. Hal ini bisa dilakukan baik
melalui aplikasi online chat (Whatsapp, LINE, telegram, dan lain-lain), media
sosial (Facebook, Instagram, Lnkdln, Twitter, dan lain-lain), toko-toko online
di berbagai platform e-commerce (Bukalapak, Tokopedia, Blibli, GoFood, dan
lain-lain), website sendiri, sampai penggunaan berbagai aplikasi atau software
pendukung bisnis lainnya seperti aplikasi kasir, akuntansi, sampai manajemen
stok dan sumber daya lainnya atau yang disebut Enterprise Resource Planning
(ERP) .
Meski begitu, memang tidak bisa dipungkiri bahwa untuk menerapkan Go
Digital secara efektif itu diperlukan upaya (effort) tertentu yang tentunya
memakan waktu, tenaga, kreatifitas atau pikiran, hingga uang (jika membayar
admin khusus dan menggunakan jasa konsultan untuk memproduksi konten
berupa foto atau grafis yang bagus untuk diunggah). Nah, strategi pemasaran
dengan strategi Go Digital baiknya memang dilakukan secara bertahap,
dengan tujuan utama untuk meningkatkan penjualan.
Kegiatan di bidang UMKM telah terbukti menjadi bidang yang kuat saat
terjadi kekacauan terhadap ekonomi Indonesia (1998), selain itu UMKM
merupakan salah satu dari tulang punggung ekonomi Indonesia.
Perkembangan dan pertumbuhan dari Teknologi Informasi yang cukup tinggi
saat ini mampu menyajikan informasi secara cepat dan mudah. Hal ini menjadi
pemicu bagi pelaku usaha untuk mulai memanfaatkan perkembangan
teknologi bagi kemajuan usahanya. Seiring dengan perubahan atau
perkembangan zaman yang semakin kompleks, serta perubahan dan
tumbuhnya penggunaan teknologi yang begitu pesat membuat pelaku usaha di
lini mikro kecil menengah ditantang untuk menemukan cara agar produknya
dikenal masyarakat luas (Nurcahya and Majapahit, 2018).
jelas dan utuh terkait dengan prosedur penyusunan anggaran operasional yang
berbasik komputer (computer based) (Bahri et al., 2018).
6-juta-perempuan-sudah-diberdayakan-kewirausahaan-dengan-37000
(Accessed: 18 February 2020).
Pusat Data Dan Informasi Kementerian Kesehatan R.I (2014). Situasi
ganggunan penglihatan dan kebutaan. Jakarta: Pusat Data dan Informasi
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
R. W. Suparyanto. (2013). “Kewirausahaan : Konsep Dan Realita Pada Usaha
Kecil,” Bandung : Alfabeta.
Rahayu, N. (2019) Alokasikan Rp200 Miliar untuk Kewirausahaan, Ini
Program Kemenkop dan UKM, Warta Ekonomi. Available at:
https://www.wartaekonomi.co.id/read214081/alokasikan-rp200-miliar-
untuk-kewirausahaan-ini-program-kemenkop-dan-ukm (Accessed: 16
February 2020).
Roisah, K. (2015) Konsep Hukum Hak Kekayaan Intelektual (HKI) : Sejarah,
Pengertian dan Filosofi Pengakuan HKI dari Masa ke Masa. Malang.
Romarina, A. (2016) ‘Economic Resilience Pada Industri Kreatif
Gunamenghadapi Globalisasi Dalam Rangka Ketahanan Nasional’,
Jurnal Ilmu Sosial, 15(1), p. 35. doi: 10.14710/jis.15.1.2016.35-52.
Rongiyati, S. (2011) ‘Hak Kekayaan Intelektual atas Pengetahuan Tradisional’,
Negara Hukum, 2(2), pp. 213–238.
Rongiyati, S. (2018) ‘Protection of The Intellectual Property Rights on Creative
Economic Products’, Negara Hukum, 9(1), pp. 39–58. doi:
10.22212/jnh.v9i1.1001.
Rosyadi, K. et al. (2018) ‘NEW SOCIAL CAPITAL DAN REVOLUSI
INDUSTRI 4 . 0 ; STUDI TERHADAP PEMBANGUNAN
MASYARAKAT UMKM BATIK TANJUNG’, 11(2), pp. 49–54.
Rumondang, A. et al. (2019) Fintech: Inovasi Sistem Keuangan di Era Digital.
Medan: Yayasan Kita Menulis.
Ryandono, M. N. H. (2018) “Fintech Waqaf: solusi permodalan perusahaan
startup wirausaha muda,” Jurnal Studi Pemuda, 7(2), hal. 111–121.
Sahir, S. H. et al. (2020) Keterampilan Manajerial Efektif. Yayasan Kita
Menulis.
Saidin, O. (2007) Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual. Jakarta: Rajawali
Pers.
Daftar Pustaka 215
383-enggartiasto-tingkat-kewirausahaan-di-indonesia-rendah
(Accessed: 16 February 2020).
Biodata Penulis
Berbagai topik Penelitian yang pernah dibiayai oleh Dikti, Diknas Provinsi
Sumatera Utara, dan pihak swasta lainnya; seperti Aplikasi Robust Design untuk
Penentuan Kombinasi Level Faktor Optimal dalam Upaya Perbaikan dan
Keseragaman Kualitas Produk Keramik, tahun 2006; Aplikasi Metode Analysis
Hierarcy Process (AHP) dan Taguchi untuk Perancangan Furan pada Industri
Pengecoran Logam, 2005; Penerapan Metode Quality Function Deployment
untuk Meningkatkan Mutu Pelayanan di PDAM Medan, tahun 2007; Penentuan
Kombinasi Level Faktor Optimal yang Berpengaruh pada Kualitas Produk
Keramik dengan Metode Taguchi Berdasarkan Respon Teknis pada Analisis
Quality Function Deployment (QFD), tahun 2007; Kajian Konversi Minyak
Tanah Ke Gas Elpiji di Provinsi Sumatera Utara, tahun 2009; Perancangan
Sistem Teknologi Informasi Berdasarkan Model Green Productivity dan
Environment Management Accounting untuk Pengembangan Usaha Kecil
Menengah di Sumatera Utara, tahun 2010.
RI dan Ristek Dikti (2018), buku tentang Dialektika Pondok Pesantren (2016),
serta buku tentang Sistem Informasi Manajemen E-Commerce, ber HaKI.