You are on page 1of 179
SALINAN, PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR — 234/mK.05/2020 ‘TENTANG. PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 225/PMK.05/2019 ‘TENTANG KEBLJAKAN AKUNTANS! PEMERINTAH PUSAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a, bahwa untuk lebih memberikan kepastian pengaturan penyelenggarsan akuntansi dan pelaporan keuangan berdasarkan prinsip, dasar, konvensi, aturan, dan praktlk- spesific yang dip dalam penyusunan dan penyajian Japoran keuangan di linglungan pemerintah pusat, bberdasarkan ketentuan Pasal 7 ayat (2) huruf o Undang: Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, telah ditetapkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 225/PMK.05/2019 tentang Kebjakan Aluntansi Pemerintah Pusat; >. bahwa untuk mengakomodir pelaporan keuangan terhadap pelaksanaan anggaran pada masa pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dan Pemulinan Ekonomi Nasional dan untuk menindaklanjuti laporan hhasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan terhadap Laporan Keuangan Bendahara Umum Negara dan. Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun Anggaran 2019, perl menyempurnakan ketentuan mengenai Mengingat ebjakan akuntansi pada pemerintah pusat dengan rmelakukan perubaban stas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 225/PMK.05/2019 tentang Kebijakan Aluntansi Pemerintah Pusat; baba berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimalesud dalam huruf a dan huruf b, perl menetaplcan Persturan Menteri Keuangan tentang Perubahan stas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 225/PMK.05/2019 tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Pusat; Pasal 17 ayat 3 Undang-Undang Dasar Negara Republic Indonesia Tahun 1945; Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republi Indonesia Tahun 200% Nomor 5, Tambahan Lembaran [Negara Republik Indonesia Nomar 4355); Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008, Nomor 166 Tambahan Lembaran Negara Republi indonesia Nomor 4916}; Peraturan Presiden Nomor S7 Tahun 2020 tentang Kementerian Keuangan (Lembaran Negara Republic Indonesia Tahun 2020 Nomor 98); eraturan Menteri Keuangan Nomor 217/PMK.01/2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan (Berita Negara Republik indonesia Tahun 2018 Nomor 1862) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 229/PMK.01/2019 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 217/PMK.01/2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 1745); Peraturan Menteri Keuangan Nomor 225/PMK.05/2019 tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Pusat (Berita ‘Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 1729); Menetapkan -MEMUTUSKAN: PERATURAN MENTER! KEUANGAN TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 225/PMK.05/2019 TENTANG KEBWJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT. Pasal Mengubah ketentuan dalam Bab II Kebijakan Pelaporan Keuangan, Bab Vill Kebjjakan Akuntansi Aset Lainnya, dan Bab IX Kebjjakan Akuntansi Kewajiban dan/atau Utang dalam Lampiran Peraturan-Menteri_Keuangan Nomor 225/PMK.05/2019 tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Pusat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 1729) schingga menjadi tercantum dalam Lampiran yang ‘merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri sal It 1. Kenyakan Alcuntanst Yemenintan Pusat sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri ini mulai digunalean untuk penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga, Laporan Keuangan Bendahara Umum Negara, dan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun ‘Anggaran 2020. 2. Peraturan Menteri ini mulai berlaiu pada tanggal diundangkan. Agar sctiap orang mengetahuinya, — memerintahkan ‘engundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indone Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 30 Desember 2020 \MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, tte, SSRI MULYANI INDRAWATE Diundangkan di Jakarta pada tanggal 30 Desember 2020 DIREKTUR JENDERAL _PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASAS! MANUSIA REPUBLIK INDONES! ua \WIDODO EKATJAHJANA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2020 NOMOR 1682 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR 234/P405/2020 ‘TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 225/PMK.0S/2019.TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT DAFTAR ISt [BAB I PENDAHULUAN KEBIJAKAN AKUNTANSE ‘A. LATAR BELAKANG DAN DASAR HUKUM 1B. TUJUAN DAN RUANG LINGKUP. C. ACUAN PENYUSUNAN. D. GAMBARAN KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT, B, KETENTUAN LAIN-LAIN. ‘BAB It KEBIJAKAN PELAPORAN KEUANOAN, A. KERANGKA DASAR B, KOMPONEN LAPORAN KEUANOAN, C, KETERBATASAN LAPORAN KEUANGAN, BAB III KEBIJAKAN AKUNTANSI KAS DAN SETARA KAS. ‘A. DEFINISL B. JENISVENIS (C._PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS D. PENGAKUAN, E. PENGUKURAN, F. PENYAJIAN, G, PENGUNGKAPAN. 1H. PERLAKUAN KHUSUS [BAB IV KEBIJAKAN AKUNTANSI INVESTASI A. INVESTASI JANGKA PENDEK. ' BB. INVESTASI JANGKA PANJANG. BAB V KEBIJAKAN AKUNTANSI PIUTANG. |. PIUTANG JANGKA PENDEK, BB. PIUTANG JANGKA PANJANG. BAB VI KEBIJAKAN AKUNTANSI PERSEDIAAN. A. DEFINIS B JENISJENIS PERSEDIAAN ©. PENGAKUAN D. PENGUKURAN, E, PENYAJIAN, F, PENGUNGKAPAN, G. PERLAKUAN KHUSUS. [BAB VIt KEBIJAKAN AKUNTANSI ASET TETAP A. DEPINISI . B, JENIS-JENIS ASET TETAP. oo. 80 ©. PENGAKUAN 80 D. PENGUKURAN. a3 IB, PENYAJIAN snes 92 , PENGUNGKAPAN, 7 93 G. PERLAKUAN KHUSUS. son BAB Vill KEBIJAKAN AKUNTANSI ASET LAINNYA. o7 A. ASET TIDAK BERWUJUD (AT). 97 B. AKUNTANSI ASET KEMITRAAN DENGAN PIHAK KETIGA 108 CC. KAS YANG DIBATASI PENGGUNAANNYA, no D. UANG MUKA REKENING BUN ne B. ASETLAIN-LAIN 12 BAB IX KEBLJAKAN AKUNTANS! KEWAJIBAN/UTANG. ns A. KEWAJIBAN JANGKA PENDEK. 1s BB. _KEWAJIBAN JANGKA PANJANG. 125 BAB X KEBIJAKAN AKUNTANSI EKUITAS oo. 140 BAB XI KEBIJAKAN AKUNTANSI PENDAPATAN 143 ‘A. PENDAPATAN-LO 143 B. PENDAPATAN-LRA . 157 BAB XII KEBIJAKAN AKUNTANSI BEBAN, BELANJA, DAN TRANSFER... 161, ‘A. BEBAN 161 B. BELANJA. . 165 ©, TRANSFER 167 [BAB XIll KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMBIAYAAN 169 A. DEFINISI 169 B, JENISWJENIS 169 ©. PENGAKUAN 169 D. PENGUKURAN. . 170 E. PENYAJIAN, see TL F. PENGUNGKAPAN, 173 5. PERLAKUAN KHUSUS 174 BAB XIV KEBIJAKAN AKUNTANS! SiLPA/SiKPA/SAL. von 76 A. SILPA/SIKPA 176 Be Sader 176 BAB XV KEBLJAKAN AKUNTANSI TRANSITORIS 178 A. DEFINISL o v8 B. JENIS-JENIS 178 BaBr PENDAHULUAN KEBLJAKAN AKUNTANS! LATAR BELAKANG DAN DASAR HUKUM Dalam Undang-Undang Nomor 17 Tabun 2003 tentang Keuangan Negara (UU 17/2003) diamanatkan bahwa pendapatan dan belanja baik {dalam penganggaran maupun laporan pertanggungjawabannya diateai dan diulur dengan basis akrual. Rerdasarian Pasal 30 ayat (2) UU 17/2008, yang dimaksud dengan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan ‘Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) adalsh laporan keuangan yang setidak-tidakenya terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan, yang dlilampiri dengan Laporan Keuangan Perusahaan Negara dan bedan lainnya yang disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan, Pengaluan dan pengukuran dengan basis akrual dimaksud diungkapkan dalam UU 17/2003 dengan rumusan defiisi unsur anggaran sebagai berieut + Pendapatan negara adalah hak pemerintah pusat yang diskul sebagai penambah nila’ kekayaan bersih, ~ Belanja negara adalah kewajiban pemerintah pusat yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersi, Ketentuan peralihan dalam Pasal 36 ayat (1) UU 17/2003 menyatakan bahwa Ketentuan mengenai pengakuan dan pengulkuran pendapatan dan belanja berbasis akrual dilaksanakan selambat- lambatnya dalam 5 (lima) tahun, Hal tersebut ditegaskan Kembali di alam Pasal 70 ayat (2) Undang Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (UU 1/2004) yang menyebutkan bahwa ketentuan mengenai pengaleuan dan penguleuran pendapatan dan belani berbasis akrual dilaksanakan selambats (TA) 2008. Selama pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja Derbasis akrual belum dilaksanakan, digunakan pengaluan dan sbatnya pada Tahun Anggaran Berdasarkan Pasal 32 ayat (1) UU 17/2003, dinyatakan bahwa Yentuk dan isi laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBD isusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Kemudian pada ayat (2) dinyatakan bahwa SAP dimaksud disusun leh suatu Komite standar yang independen dan ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah (PP) setslah terlebih dahuly mendapat pertimbangan dari Badan Pemerikea Keuangan (BPK). Komite ini selanjutnya dikenal dengan nama Komite Standar Akuntansi Pemerintahan (KSAP), Pada Tehun 2005, Pemerintah telah menetapkan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) dengan Peraturan Pemerintsh Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (PP 24/2005). SAP berlakea ‘untuk Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dalam rangka menyusun Japoran pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBD dalam bentuke Laporan Keuangan. SAP menganut basis kas untuk pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja, dan basis akrual untuk pengakwan an pengukuran aset, kewajiban, dan ckuitas, Kedua basis tersebut ipilin untuk dapat menyusun laporan realisasi anggaran dengan ‘menggunakan basis kes dan untuk menyusun neraca dengan ‘menggunakan basis akrual, Selanjutnya, basis ini disebut dengan basis ‘kas menuju akrual feash towards accrual Pemerintah sudah mampu menyusun laporan keuangan mulai tahun 2004 dengan pendekatan basis kas menuju akrual, Dengan pendekatan ini, neraca disusun berdasarkan basis alual, sedangkan laporan realisasi langgaran dan laporan arus kas disusun berdasarkan basis kas. Walaupun Japoran keuangan pemerintah tahun 2004 masih mendapatkan opini disclaimer dasi BPK, namun langkah besar ini patut mendapatkan apresiasi mengingat pada tahun-tahun sebelumnya pemerintah belum dapat menyusun laporan pertanggungjawaban ates pelaksanasn anggaran ‘berupa Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) UU 17/2003, tepatnya Pasal 36 Bab X Ketentuan Peralihan, ‘mengamanatkan babwa pengakuan dan pengukuran pendapatan dan bbelanja berbasis akrual harus dilaksanakan sclambatlambatnya dalam 5 (lima) tahun, Hal ini berarti bahwa dalam LKPP tahun 2008 seluruh entitas ‘akuntanst harus sudah mengakui pendapatan dan belanja secara akrual Namun dalam kenystaanaya, pelaksanaan ketentuan ini tidak mudah, Dibutuhkan kesiapan dari seluruh unit entitas akuntansi, unit entitas pelaporan, unit perbendaharaan dan unit pembuat standar akuntansi ‘untuk bersama-sama melakeanakan aksi sesuai dengan kewenangan dan eran masing-masing agar akuntansi berbasis akrual dapat diterapkan ‘dengan baik, Disamping ita, tren penggunaan akuntanst berbasis akrual -10- yang semakin las terutama di negara-negara anggota Organization for Economie Co-operation and Development (OECD) diyakini merupekan Dagian integral dari reformasi manajemen keuangan publi khususnya Untuk tujuan meningkatkan transparansi, akuntabilitas dan kualitas pengambilan keputusan, Dalam perkembangannya dan berdasarkan kesepakatan antara ppemerintah dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR, implementasi akuntansi berbasis akrual ditunda pelaksanaannya hingga tahun 2015. Hal ini dituangkan dalam Undang-Undang Pertanggungjawaban APEN yang ditindaklanjuti dengan diterbitkannya Peraturan Pemerintah Nomor ‘71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Alerual (P 71/2010) Dengan terbitnya PP 71/2010 tentang SAP yang merupakan rpengganti PP 24/2005, implementasi basis akrual telah mendapatkan Jandasan teknis pelaksanaannya yang tertuang dalam Lampiran I tentang SAP berbasis akual yang harus dilaksanakan selambat-lambatnya tahun 2015. Berdasarkan SAP maka pemerintah pusat perl menetaplan kebjjakan akuntansi berbasis akrual yang akan menjadi acuan dalam penyusunan laporan keuangan pemerintah pusat. ‘TUJUAN DAN RUANG LINGKUP 1 Tajuan Tujuan dari Kebijakan Akuntansi Pemerintah Pusat ini antara lain adalah 4 Memberikan pedoman bagi entitas akuntansi dan entitas pelaporan pada pemerintah pusat dalam menyusun Laporan Keuangan Pemerintah Pusat, Laporan Keuangan Bendahara Umum Negara, dan Laporan Keuangan Kementerian, Negara/Lembaga dalam rangka meningkatkan keterbandingan laporan keuangan bail antar periode maupun antar entitas pelaporan; dan . Memberikan pedoman dalam pelaksanaan sistem dan prosedur ‘akuntansi pemerintah pusat 2. Ruang Lingleup Kebijakan Akuntansi Pemerintah Pusat disusun dalam rangka ppenerapan SAP berbasis akrusl di lingkungan pemerintah pusat. au ACUAN PENVUSUNAN Penyusunan Kebijakan Akuntansi Pemerintah Pusat didasarkan pada: 1. Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan, Pemyataan Standar ‘Aixuntansi Pemerintahan (PSAP) dan Interpretasi Pemnyataan Standar ‘Alcuntansi Pemerintahan (IPSAP) 2. Buletin Teknis dan produk Komite Standar Akuntansi Pemerintah (KSAP) lainnya, 3. Peraturan, Ketentuan, dan Kebijakan yang dikeluarkan oleh Pemerintah di bidang akuntansi dan pelaporan keuangan, 4. Peraturan perundang-undangan yang relevan dengan laporan euangan, 5. Standar akuntansi dalam negeri terkini yang dikeluarkan oleh badan penyusun standar akcuntansi sektor publik lainnya, 6. Standar akuntans! internasional terkini yang dikeluarkan oleh badan penyusun standar akcuntansi sektor publik lainnya, GAMBARAN KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT Kebijakan akuntansi ini mengatur tentang _prinsip-prinsip penyelenggaraan akuntansi dan pertanggungjawaban pengelolaan keuangan pemerintah yang dilaksanakan melalui sistem akuntansi emerintahan i lingkungan pemerintah puset. Kebijakan akuntansi disusun berdasarkan prinsip akuntansi dan pelaporan keuangan ppemerintahan yang berlaku umum. Prinsip akuntansi dan pelaporan keuangan dimaksudkan sebagsi pedoman begi pembuat standar dalam menyusun standar, penyelenggara akcuntansi dan pelaporan keuangan dalam melalkukan kegiatannya, serta pengguna laporan keuangan dalam memahami laporan keuangan yang dlisajikan, Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan pemerintah adalah basis akrual. Dalam basis akrual ini, pendapatan dials pada saat hak untuk memperoieh pendapatan telah terpenuhi walaupun kas belum diterima di Rekening Kas Umum Negara dan beban iakui pada seat kewajiban yang mengakibstkan penurunan nila kkekayaan bersih telah terpenuhi walaupun kas belum dikeluarkan dari Rekening Kas Umum Negara. Namun demikian, basis kas masih <2. digunakan dalam rangka penyusunan LRA sepanjang dolumen angearan dlisusun berdasarkan basis kas, Pengakuan pendapatan dan belanja berbasis kas mengikuti pengaturan sebagaimana yang tertuang dalam [PSAP Nomor 02 tentang Pengakuan Pendapatan yang diterima pada Rekening Kas Umum Negara/Daerah (Rekening KUN/D), sedangkan Pengakuan Penerimaan Pembiayaan yang diterima pada Rekening KUN/D dan Pengeluaran Pembiayaan yang dikeluarkan dari Rekening KUN/D mengikuti ‘pengaturan sebagaimana IPSAP Nomor 03, KETENTUAN LAIN-LAIN Kebjjakan akuntansi secara periodik akan dievalus disesuaikan dengan perkembangan proses bisnis, ketentuan PSAP, i dan eetentuan pemerintahan, dan Ketentuan lainnya yang terkait dengan akcuntansi dan pelaporan keuangan pemerintah pusat. A 213. BAB IL KEBIMIAKAN PELAPORAN KEUANGAN KERANGKA DASAR 1 ‘Tujuan Laporan Keuangan ‘Tujuan Iaporan keuangan adalah menyajikan informasi ‘mengenai posisi keuangan, realisasi anggaran, saldo anggaran lebih, farus kas, hasil operasi, dan perubahan ekuitas suatu entitas pelaporan yang bermanfaat bagi para pengguna dalam membuat dan ‘mengevaluast keputusan mengenai alokasi sumber daya, Secara spesifi, tujuan pelaporan keuangan pemerintah adalah ‘untuk menyajilan informasi yang berguna bagi pengembilan Jeeputusan dan untuk menunjukkan akuntabiltas entitas pelaporan tas sumber dava yang dipercayakan kepadanya, Penyajian informasi untuk tujuan skuntabilitas ini antara lain dlilakakan dengan: ‘8. menyediakan informasi mengenai posisi sumber daya ckonomi, kewajiban, dan ekuitas pemerinta; \, menyediakan informasi mengenai perubahan posisi sumber daya ckonomi, kewajiban, dan ekuitas pemerintah; © menyediakan informasi mengenai sumber, alokasi, dan penggunaan sumber day ekonomi; 4. menyediakan informasi mengenai ketaatan realisasi terhadap ‘anggarannya; & menyediakan informasi_mengenai cara entites pelaporan rmendanai aktivitasnya dan memenuhi kebutuhan kesnya; f.menyediakan informasi mengenai potensi pemerintah untuk membiayai penyelenggaraan kegiatan pemerintahan; dan ‘& menyediakan informasi yang berguna untuk mengevaluasi emampuan entitas pelaporan dalam mendanai aktivitasnya, ‘Tanggung Jawab Atas Laporan Keuangan Pimpinan enti Daik entitas akuntansi maupun entitas pelaporan bertanggung jawab tas penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Komponen Laporan Keuangan Komponen laporan keuangan pemerintah terdiri ates oa Laporan Realisasi Anggaran (LRA) LRA merupakan Komponen laporan Keuangan yang. ‘menyediakan informasi mengenai realisasi pendapatan-LRA, belanja, transfer, surplus/defisi-LRA, dan pembiayaan dari ‘suatu entitas pelaporan yang masing-masing diperbandingkan dengan anggarannya, Informasi tersebut berguna bagi para pengguna laporan dalam mengevaluasi keputusan mengenai flokasi sumber-sumber daya ekonomi, akuntabiltas dan etaatan entitas pelaporan terhadap anggaran. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (LPSAL) LPSAL merupakan Komponen laporan keuangan yang ‘menyajikan secara Komparatif dengan periode sebelumnya pos- pos berikut: Saldo Anggaran Lebih awal, Penggunaan Saldo Anggaran Lebih, Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran tahun berjalan, Koreksi Kesalahan Pembukuan Tahun ‘Sehelumaya, dan Saldo Anggaran Lebih Akhir. Neraca Neraca merupakan Komponen laporan keuangan yang rmenggambarkan posisi Keuangan suatu entitas pelaporan ‘mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas pada tanggaltertent Laporan Operasional LO} LO merupakan Komponen laporan keuangan yang menyediakan informasi mengenai seluruh kegiatan operasional ‘keuangan entitas pelaporan yang tercerminkan dalam Pendapatan-LO, beban, dan surplus/defisit operasional dati ssuaty entitas pelaporan. Disamping melaporkan kegiatan foperasional, LO juga melaporkan transaksi keuangan dari egiatan non-operasional dan pos luar bi transaksi di luar tugas dan fungsi utama entitas Laporan Arus Kas (LAK); LAK adalah bagian dari laporan keuangen yang menyajikan ‘yang merupakan informasi penerimaan dan pengeluaran kas selama periode tertentu yang diklasifikasikan berdasarkan sktvitas operasi, investasi, pendanaan dan transitris. Laporan Perubahan Ekuitas (LPB); dan “15+ LPE merupakan Komponen laporan keuangan yang. menyajikan sekurang-leurangnya pos-pos ekuitas awl, surplus/defisitLO pada periode bersanghutan, koreksi-koreksi yang langsung menambah/mengurangi ckuitas, dan ekuitas akbie & Catatan at Laporan Keuangan (CaLK). CaLK merupakan Komponen laporan keuangan yang, meliputi penjelasan, daftar rincian dan/atau analisis atas Japoran Keuangen dan pos-pos yang disajikan dalam LRA, LPSAL, Neraca, LO, LAK, dan LPS. Termasuk pula dalam CaLK adalah penyajian informasi yang diharuskan dan dianjurkan oleh Standar AkuntansiPemerintshan (SAP) serta, pengungkapan-pengungkapan lainnya yang diperlukan untuk penyajian wajar laporan keuangan, seperti kewaliban kontinjensi dan/atau komitmen-komitmen lainnya. Komponen laporan Keuangan pemerintah bertujuan umum tersebut merupskan laporan Keuangan pemeriniah pusat hasil onsolidasian dari Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga (LKKL) konsolidasian dan laporan Keuangan Bendahare Umum [Negara (LKBUN) konsolidasian. Komponen LKKL Konsolidasian bertujuan umum terdiri dart IRA, Neraca, LO, LPE, dan CaLK. Dalam hal kementerian nogara/lembaga memiliki rentang kendali atas entitas pelaporan keuangan Badan Layanan Umum (BLU), Komponen LKKL. kkonsolidasian menggabungkan laporan keuangan BLU, namun demikian komponen LKKL konsolidasiannya tetap terdisi dari LRA, [Neraca, LO, LPE, dan CaLK, tidak termasuk LAK dan LPSAL. Komponen LKBUN konsolidasian bertujuan umum terdiri dari LRA, LP SAL, Neraca, LO, LAK, LPE, dan CaLX. Bahasa Laporan Keuangan Laporan kevangan harus disusun dalam Bahasa Indonesia. Jika laporan keuangan juga disusun dalam bahasa lain selain dari batasa Indonesia, maka laporan keuangan dalam bahasa lain tersebut harus ‘emuatinformasi dan waktu yang éama (tanggal posisi dan cakupan periode). Selanjutnya, laporan keuangan dalam bahasa lain tersebut harus diterbitkan untuk periode atau waktu yang sama dengan laporan keuangan dalam bahasa Indonesia. ms -16 Mata Vang Pelaporan Pelaporan harus dinyatakan dalam mata uang rupiah. Penyajian neraca, aset dan/atau kewajiban dalam mata uang lain selain dari rupiah harus dijabarkan dalam mata uang rupish dengan smenggunakan Kurs tengah Bank Sentral. Dalam hal tidak tersedia dana dalam mata uang asing yang digunakan dalam transaksi dan mata uang asing tersebut dibeli dengan rupiah, maka transaksi dalam mata uang asing tersebut dicatat dalam rupiah berdasarkan Years tansoksi, yaitu sebesar rupiah yang digunakan untuk memperoleh mata wang asing tersebut. Dalam hal tidak tersedia dana dalam mata uang asing yang digunakan untuk bertransalcsi dan mata uang asing tersebut dibeli dengan mata uang sing lainnya, mata a. Transaksi mata uang asing ke mata uang asing lainnya dlijabarkan dengan menggunakan kurs transaks; », Transaksi dalam mata uang asing lainnya tersebut dicatat dalam rrupiah berdasarkan leurs tengah bank sentral pada tanggal ‘ransakes Keuntungan atau kerugian dalam periode berjalan yang terkait dengan transaksi dalam mata wang asing dinilai dengan ‘menggunakan Kurs sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam PSAP, IPSAP dan Buletin Teknis SAP serta peraturan perundang- ‘undangan terkait yang mengatur tentang transaksi dalam mata uang. sing. Kebijakan aluntansi Kebijakan akuntansi merupakan prinsip-prinsip, dasar-dasar, kkonvensi-konvensi dan praktik-praktik spesifik yang dipakai oleh ‘suattt entitas pelaporan dalam penyusunan dan penyajian laporan kkeuangan. Kebjjakan tersebut mencerminkan prinsip kehati-hatian dan mencakup semua hal yang material dan sesuai dengan keetentuan dalam PSAP. Kebijakan akuntansi disusun untuk rmemastikan bahwa laporan keuangan dapat menyajikan informasi yang: a. relevan terhadap kebutuhan para pengguna laporan untuk pengambilan keputusan; b. dapat diandallan, dengan pengertian: aie 1) mencerminkan kejujuran penyajian hasil dan posisi euangan entitas; 2) menggambarkan substansi ekonomi dari sustu kejadian atau transaksi dan tidak semata-mata bentuk hukumnya; 8) netral,yaitu bebas dari keberpibakan; 4) dapat diverifikasi 5) mencerminkan kehati-hatian; dan 6) mencakup semua hal yang material dapat dibandingkan, dengan pengertian informasi yang termust dalam laporan keuangan akan lebih berguna jika dapat libandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya ‘atau laporan keuangan entitas pelaporan lain pada umumnya. dapat dipahami, dengan pengertian informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat dipahami oleh pengguna dan . pos-pos yang jumlahnya material disajikan tersendiri dalam laporan kevangan. Sedangkan, pos-pos yang jumlahnya tidak ‘material dapat digabungkan sepanjang memiliksfat atau fungsi yang sejenis, informasi dianggap material apabila Kelalaian untuk mencantumian sta kesslahan dalam pencatatan informast tersebut dapat memengaru keputusan yang diambil. Periode Pelaporan Laporan keuangan waiib disajiken secara tahunan berdasarkan tahun talovim. Laporan keuangan dapat disajikan untuk periode yang lebih pendek dari satu tahun takwim, misalnya pada saat ‘erbentuknya suatu entitas baru, Penyafian laporan keuangan untuk periode yang lebih pendek dari satu tahun takwim dijelaskan dalam Catatan atas Laporan Keuangan. Informasi Komparatif ‘& Laporan keuuangan tabunan dan interim disajikan secara kkomparatif dengan periode yang sama pada tahun sebclumnya. Khusus Neraca interim, disajikan secara komparatif dengan pperaca akhir tahun sebelumnya. Laporan operasional interim dan Iaporan realisasi anggaran interim disajlkan mencakup periode sejale aval tahun anggaran sampai dengan akhir periode interim yang dilaporkan. b,Informasi komparatif yang bersifat naratif dan deskriptif dari Japoran keuangan periode sebelumnya wajib diungkapkan kkembali apabila relevan untuk pemahaman laporan keuangan periode berjlan. <1 12, Laporan Keuangan Interim @ Laporan keuangan interim adalah laporan keuangan yang dliterbitkan di antara dua lsporan keuangan tahunan dan harus dipandang sebagai bagian integral dari laporan periode tahunan, Penyusunan laporan interim dapat dilaleukan secara bulanan, triwalanan, atau semesteran, . Laporan keuangan interim memust komponen yang sama seperti laporan keuangan tahunan yang terdiri dari neraca, laporan realisasi anggaran, laporan operasional, laporan arus kas, laporan perubshan ekuitas, laporan perubahan saldo anggaran lebih dan catatan atas laporan keuangan. 13. Laporan Keuangan Konsolidasian Dalam menyusun laporan keuangan konsolidasian, laporan kkeuangan entitas digabungkan satu persatu dengan menjumlahkan ‘unsur-unsur yang sejenis dari asct, kewajiban, ekuitas, pendapatan, belanja, pembiayaan dan beban. Agar laporan keuangan onsolidasian dapat menyajikan informasi keuangan tersebut sebagai satu kesstuan ekonomi, maka perlu dilakukan langkal-langkeh enut 4, Transaksi dan saldo resiprokal dieliminasi, sepanjang fransaksinya secara sistem dapat dildentifikasi dan nilainya dapat diukur secara handal, antara: 1) Satu entitas akuntans! dan entitas akuntansi lain dalam satu enttas pelaporan; dan/ atau 2) Entitas pelaporan yang terkonsolidasi 1. Prosedur eliminasi transalesi dan saldo resiprokal dikembengkan ‘secara bertahap sebagai berikut 1) Pada tahap awal, eliminasi dilakukan terhadap transaksi ddan saldo resiprokal antara entitas akuuntansi dalam satu entitas pelaporan, Contos ‘Transaksi resiprokal antar satker dalam satu kementerian negara/lembaga agar dilakcukan eliminasi di tingkat ‘kementerian negara/lembaga 2) Tahap selanjutnya, climinasi dilakukan terhadap transaksi an saldo resiprokal antar entitas pelaporan, Contoh: 22- ‘Transaksi resiprokal antar entitas pelaporan yang perlu diclimin pada tingkat konsolidasian Laporan Keuangan emerintah Pusat © Bliminasi dilakukan dengan menggunakan jurnal dalam Sistem ‘Aicuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat, 4. Dalam hal proses eliminasi belum dapat dilakukan melalui sistem, maka proses eliminasi dilakukan secara manual pada ‘ingkat konsolidasian LKBUN dan/atau LKPP. © Dalam hal diperlukan, prosedur eliminasi dapat diatur lebih Janjut, dan dilakukan hanya untuk hal-hal yang material, { Bliminasi tidate dilakukan untuk akun-alcan Laporan Realisasi ‘Anggaran Karena merupakan —pencerminan dari pertanggungjawaban pelaksanaan APBN, & Untuk tujuan konsolidasi, tanggal penerbitan laporan keuangan Bendahara Umum Negara dan laporan keuangen pemerintah usat pada dasarya harus sama dengan tanggal penerbitan Taporan keuangan kementerian negara/lembaga. hh, Laporan keuangan konsolidasian disusun dengan menggunalcan kebjjakan akuntansi yang sama untuk transalsi, peristiwa dan eadaan yang sama atau sejenis i. Laporan keuangan konsolidasian pada _—_kementerian negara/lembaga sebagai entitas pelaporan mencakuip laporan kkeuangan Badan Layanan Umum, B. KOMPONEN LAPORAN KEUANGAN Laporan keuangan untuk tujuan umum terri atas 1. Neraca; Neraca merupakan Komponen laporan ewangan yang menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan mengensi set, kewajiban, dan ekuitas pada tanggal tertentu 2. Laporan Realisasi Anggaran (LRA); LRA merupakan komponen laporankeuangan yang ‘menyediakan informasi mengenai realisasi pendapatan-LRA, belanja, transfer, surplus/defisitLRA, dan pembiayaan dari suatu enttas pelaporan yang — ms ismasing diperbandingkan dengan langgarannys. Informasi tersebut berguna bagi para pengguna laporan dalam mengevaluasi keputusan mengenai alokas sumber- -23- ‘sumber daya ekonomi, akuntabilitas dan ketaatan entitas pelaporan \erhadap anggaran, Laporan Operasional (LO}; LO merupakan Komponen laporan keuangan yang menyediakan informasi mengenai seluruh Kegiatan operasional Keuangan entitas Pelaporan yang tercerminkan dalam pendapatan-LO, beban, dan surplus/deflsit operasional dari suatu entitas pelaporan, Disamping melaporkan kegiatan operasional, LO juga melaporkan transaksi ‘keuangan dati kegiatan non operasional dan pos luar biasa yang ‘merupakan transaksi di luar tugas dan fungsi utama entita, Laporan Aras Kas (LAK); LAK adalah bagian dari laporan kevangan yang menykan informasi penerimaan dan pengeluaran kas selama periode tertentu yang diklasifkasikan berdasarkan aktivitas operasi, investasi, pendanaan dan transitoris. Laporan Perubahan Bkuitas (LPE}; LPB merupakan komponen laporan keuangan yang menyajikan sekurang-kurangnya pos-pos ekuitas awal, surplus/defisi-LO pada, periode bersanghutan, Koreksi-koreksi yang langsung ‘menambah /mengurangi ckuitas, dan eluitas ahr. Laporan Perubshan SAL. (LPSAL} LPSAL merupakan Komponen laporan keuangan yang rmenyajikan secara komparatif dengan periode eebelumnya pos-pos berikut: Saldo Anggaran Lebih awal, Penggunaan Saldo Anggaran Lebih, Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran tahun berjalan, Koreksi Kesalahan Pembukuan Tahun Sebelumnys, dan Saldo Anggaran Lebih Alchir. Catatan atas Laporan Keuangan (CaLi). CaLK merupakan Komponen laporan keuangan yang meliputi penjelasan, daftar rincian dan/atau analisis atas laporan keuangan ‘dan pos-pos yang disajikan dalam LRA, LPSAL, Neraca, LO, LAK, dan LPB, Termasuk pula dalam CaLK adalah penyajian informasi yang dibaruskan dan dianjurkan oleh Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) serta pengungkapan-pengungkapan lainnya yang diperlukan untuk penyajian wajar laporan keuangen, seperti kewajiban kontinjensi dan/atau komitmen-komitmen Iainnya, =24- KETERBATASAN LAPORAN KEUANGAN Pengambilan eputusan ekonomi tidale dapat semata-mata 4idasarkan atas informasi yang terdapat dalam laporan keuangan, Hal ini disebabkan laporan keuangan memilki Keterbatasan, antara lain 1. Bersifat historis, yang menunjukkan bahwa pencatatan ates transaksi stau peristiwa yang telah lampau akan terus dibawa dalam Isporan keuangan, Hal ini berakibat pada pencatatan nilai aset non moneter bisa jadi berbeda dengan nila Kini dari aset tersebut (lebih besar/lebih Kecil) karena pemakaian atau pun pengaruh dari inflas yang berakibat pada naiknya nilal aset dibandingkan pada periode sebelumnya, 2. Bersifat umum, baik dari sisi informasi maupun manfaat bagi pihak Pengguna. Biasanya informasi khusus yang dibutuhkan oleh pihak tertentu tidal dapat secara langsung dipenuhi semata-mata dari Isporan keuangan, ‘Tidak Iuput dari penggunaan berbogai pertimbangan dan taksiran, ‘anya melaporkan informasi yang bersifat materia Bersifat konservatif dalam menghadapi ketidakpastian, yang artinya apabila terdapat beberapa kemungkinan yang tidale pasti mengenai ilkan penilaian suatu pos, maka dipilih alteratif yang mengh Pendapatan bersih atau nila aset yang paling keci 6. Lebih menckankan pada penyajian transaksi dan peristiwa sesusi dengan substansi dan realitas ekonomi dan bukan hanya bentuk Jmukumnya (formalitas) Adanya berbagai alternatif metode akuntansi yang dapat digunakan, sehingga menimbulkan variasi dalam pengukuran sumber daya ekonomi antar instansi pemerintah pusat KEBIJAKAN AKUNTANSI DALAM SITUASI PANDEMI DAN/ATAU MENGHADAPI ANCAMAN YANG MEMBAHAYAKAN PEREKONOMIAN NASIONAL DAN/ATAU STABILITAS SISTEM KEUANGAN ‘Untuk keperiuan penyajian kebijakan keuangan negara dalam situasi pandemi dan/atau menghadapi ancaman yang membahayakan perekonomian nasional dan atau stabilitas sistem kewangan, pemerintah ‘melakukcan penyajian dan pengungkapan dalam laporan keuangan paling sedikit pada: 28 1, Catatan atas Laporan Keuangan kebijakan ekonomi makro dan fiskal/keuangan atau gambaran mum; Catatan atas Laporan Keuangan kebijakan alcuntansi; Penjelasan per Pos Laporan Keuangan yang terpengaruh; dan 4. Catatan Penting Lainnya sesuai dengan kebutuhan pengungkapan. Penyajian dan pengungkapan dalam situasi pandemi dan/atau ‘menghadapi ancaman yang membshayakan perekonomian nasional ddan/atau stabilitas sistem Keuangan ini dapat diterapkan jugn dalam hal terdapat situasi yang memiliki dampak yang sama terhadap laporan euangan, BAB IML KEBIJAKAN AKUNTANSI KAS DAN SETARA KAS DEFINISI Kas dan Setara Kas merupakan kelompok akun yang digunakan untuk mencatat kas dan setara kas yang dikelola oleh Bendahara Umum Negara dan Kementerian Negara Lembaga Kas adalah uang tunai dan saldo simpanan di bank yang setiap saat dapat digunakan untuk membiayai kegiatan pemerintahan, Setara Kas adalah investasi jangka pendek pemerintah yang siap Gicairkan menjadi kas, bebas dari risiko perubahan nilai yang signifikan, serta mempunyai masa jatuh tempo 3 (tga) bulan atau keurang, terhitung ‘dari tanggal perolehannya. JENIS-JENIS 1. Kas terdiri tas: 2. Uang Tanai, adalah uang kertas dan/atas: koin dalam mata uuang rupiah yang dikuasai oleh pemerintah, termasule didalamnya ang tunai dan/atau koin dalam mata wang asing. . Saldo Simpanan di Bank, adalah scluruh saldo rekening pemerintah di Bank, baik dalam bentuk rupiah maupun mata ‘uang asing, yang setiap saat dapat ditarik atau digunakan untuk, smelakukan pembayaran, 2. Setara Kas, adalah investasi jangka pendek pemerintah, yang siap dicairkan menjadi kas, bebas dari risike perubahan nilai yang signifikan, serta mempunyai masa jatuh tempo 3 (tiga) bulan atau ‘kurang, terhitung dari tanggal perolehannya. Termasuk Setara Kas antara lain adalah deposito pemerintah vang berurmur 3 (tiga) bulan. [Berdasarkan unit pengelolanya maka kas dan setara kas dapat dibagi menjadi dua, yaitu 1. Kas dan setara kas Vang Dikelola Bendahara Umum Negara (BUN) ‘Kas dan setara kas yang dikelola oleh BUN sta Kuasa BUN terdiriatas a, Kas dan setara kas pada Rekening Kas Umum Negara dan sub) Rekening Kas Umum Negara (sub RKUN) di Bank Sentral b. Kas dan setara kas pada Rekening Pemerintah Lainnya di Bank Sentral atau Bank Umum, -27- ‘Kas pada Rekening Bank Persepsi dan Bank Operasional yang, dikelola Kuasa BUN, Rekening Khusus (special account) pemerintal yaitu rekening yang dibuka olch Menteri Keuangan sclaku BUN pada Bank Indonesia atau. Bank Umum untuk menampung dana pinjaman ddan /atau hibah tuar negeri Kas dan Setara Kas yang Dikelola Kementerian Negara/Lembaga ‘Kas dan setara kas yang penguasaan, pengelolaan, dan pertanggungjawabannya dilakukan oleh kementerian negara/ lembaga, antara lain: Kas di Bendahara Penerimaan, merupakan saldo kas yang dikelols oleh bendahara penerimaan untuk tujuan pelaksanaan Penerimaan di lingkungan Kementerian/lembaga setelah ‘memperolch persetujuan dari pejabet yang berwenang sesuai peranuran perundang-undangan, Kas di Bendahara Pengeluaran, merupakan saldo uang muka kerja berupa uang persediaan yang dikelola oleh bendahara pengeluaran yang harus dipertanggungjawabkan dalam rangka Pelaksanaan pengeluaran kementerian negara/lembaga/satuan kerja Kes pada BLU, merupakan saldo kas tunai dan/atau saldo simpanan di Bank serta setara kas yang dikelola oleh satker pemerintah yang menerapkan pola pengelolaan kewangan BLU di kkementerian negara/lembaga. Kas dan setara kas pada neraca BLU merupakan kas yang berasal dari pendapatan BLU baile yang telah dan yang belum dliaieui/disahkan oleh KPPN unit yang mempunyai fungsi perbendaharaan umum. Kas dan Bank BLU yang sudah disahkan oleh KPPN ‘merupakan bagian dari Saldo Anggaran Lebih, BLU sesuai dengan karakteristiknya dapat mengelola kas ng yang bukan milk BLU dan/atau sisa kas dana investas Derasal dari APEN. Dana kas BLU yang bukan mili BLU diakui sebagai kas an setara kas, Dana kas BLU yang bukan milk BLU antara lain 1) Dana titipan pil se ketigas =28- 2) ang jaminan; dan 3) Uang muka pasien rumah salt Kas yang berasal dari sisa dana investasi APBN dicatat sebagal aset lainnya, Kas dan setara kas lainnya yang dikelola Kementerian Negara/Lembaga dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan ‘merupakan saldo kas pada kementerian negara/lembaga selain, dari Kas di Bendahara Pengeluaran, Kas di Bendahara Penerimaan dan Kas di BLU terri dari 1) Kas Lainnya di Bendahara Pengeluaran Kas Lainnya di Bendahara Pengeluaran merupalan kas ‘selain yang berasal dari ang persediaan. Kas Iainnya ‘ersebut dapat berupa saldo kas yang terdapat pada rekening Jainnya yang dibuka kementerian negara/lembaga dan juga pendapatan seperti bunga, jasa giro, pungutan pajak, dan pengembalian belanja yang belum disetor ke kas negara, belanja yang sudah dicairkan akan tetapi belum dibayarlan kepada pibak ketiga yang dikelola oleh Bendahara Pengeluaran. Perlakuan akuntansi atas saldo yang terdapat pada rekening Tainnya (menurut Peraturan Menteri Keuangan mengenai Pengelolsan Rekening Milk Satuan Kerja Lingkup ‘kementerian negara/lembaga) diakui sebagai Kas lainnya di Bendahara Pengeluaran dengan rincian berdasarian kondisi ddan pasangan jurnalnya sebagai berikat. Ne SET | Rekening tainnya T ‘ener — | ROREng anges! pelaporen yong’ | Kemball | Penyeluran Dana harus letorkan we tas | Bela TAYL | Bantuan negara cen merapaian hale Pemerintah yang bern! San elas DARL Z| Teedepat said eas pad | BOP far acorn ee negara dan merupakan hak ‘emerintah yang brass 3 Terdapat sido danayrang | Ui Kapaa] Rokening ‘Sdaelag persian "| Phu Keage | Penampengan -29- ESS Seay [laos [oe Keema Devin harue | ‘Ectmtan kepada ple pee an ea 3] Teaapat ate dana yan | Ue Rope ast stan dbeartan' | Phi kets ‘Sen pibak penerna dane | Lalnnye ‘conde pa ken (genyeaa bangin) dasa tata yon ‘Sah clink ein 3 [Terdapat sido dana yang | Pendapatan Sak ipersnasan nea | PROP Lanny fepcnt kejacame) | eat ack femitman davtian | K/L Perna Giactorian wean nega Dane saa | Teapa ao faa yang) Dasa Rha] Reng Bela terdapac kepastian | Keen Fenampungan Spee dapat aka |{Untealasan | Dana Hipen, Setagatnakpemeritah |kepraktanm,” | Rekening Ganferdamrean Feeesan | mani” | Fonsnpingan ‘saab manetin tense | Dana Jaman, Atitembaliean kepada phak | segs Dana | Rekening pemiicdana "7 | Prat egal | renaming 7 [Terdebe sto asyang | Pendapaten | Sementare ‘Sah aati setmgst | PROP Lanny ax poner dan en Kas Lainnya di Bendahara pengeluaran dapat juga berupa ‘bunga, jase giro, pungutan pajak, pengembalian belanja yang ‘bolum dlisetor ke kas negara, dan belanja yang sudah dicairkan akan tetapi belum dibayarkan kepada pihak ketiga, Perlakuan akuntansi untuk Kas lainaya di Bendahara Pengeluaran tersebut adalah sebagai berikut ¥e ‘nde ree T.| Ras alana berupa bangs an ao yang | Pordapatan Tam team dictorke kas neges tense Kesangan (ssa Sv 7 Ras nya berupa pungitan pak ER] Ute Pa bendaharepengefaarn capi etm distor | Bendahare ‘eas nee Pengeturan 3 - - belum dcr [Res ninya Drape vane pak etn] ian ep Ininna rang slum dicta pak 2) Kas Lainnya di Bendahara Penerimaan ‘Kas Lainnya di Bendahara Penerimaan merupakan kas dalam pengelolaan Bendahara Penerimaan baik yang telah menjadi 4 -30- hak pemerintah maupun tidak dapat diakui sebagai pendapatan misalnya berupa saldo kes yang terdapat pada rekening penampungan atau rekening pemerintah lainnya yang dibuke kementerian negara/lembaga. Perlakuan akuntansi atas saldo yang terdapat pada rekening Jainnya (menurut Peraturan Menteri Kevangan mengenai Pengelolaan Rekening Milt Satuan Kerja Lingkup kementerian negara/lembaga) diakui sebagai Kas lainnya di Bendahara Penerimasn dengan rincian berdasarkan kondisi an pasangan jumnalnya sebagai berikut No Kenai PRD |Rekening laine 1. | Terapat aldo pada | Beda xa Rekening ‘angen! pelaporen yang Penal Dana hare letrkan Ne ka Banus Segura dan merupeban Hak pemeritah yong Teratal dar bela TAB 2. | terdapat sido kaa yang | Dans Pia Ketgn | Rekening (Gatak alan | enampingsn Satine | Boni taza Dann Pale | Papin Kes Bena nin, ‘dembalicn Kepac Fenampungan| ple pei dae Sementars 2. | Terdapat sid ne yang | Pendapaten PAB tea dapee aka | Lamy ‘Seong hl pemerntt dan tkan devon he L ‘Kas Lainnya di Bendahara Penerimaan dapat juga berupa lutang pajak yang belum disetor ke kas negara, dan belanja yang sudah dicairkan akan tetapi belum dibayarkan kepada pihak ketiga. Akuntansi untuk Kas Ininnya di Bendahara Penerimaan tersebut adalah sebagai berikut: ] rend Taner 7 ERS aa megane —Uaag Sindarin min -31 eperimaan yong 72) as nia Gera Deana yang aud [Uta ka pa Sertan namun dananye Seat Kets | Sseranlean Kepa yang ber pba sion 3) Kas Lainnya dari Hibah ‘Kas Lainnya dari Hibah dapat berupa kas hibah dari pemberi hhibah baik yang belum dilakukan pengesahan maupun yang telah disahkan pada tanggal pelaporan. Oleh karena itu, perlakuan akuntansi atas saldo yang terdapat pada rekening enampungan dana hibah dapat diskui sebagai Kas Lainnya i kementerian negara/lembaga dari Hibah yang Belum Disahkan atau Kas Lainnya di kementerian negara/lembaga dari Hibah, Nilai kas lainnya dari Hibah yang disajkan dliperoleh dari saldo rekening penampungan hibah termasuke saldo yang terdapat pada rekening penyaluran hibsh, We Ronda Dinkalsebaga | Prana Trad T[ Tendapat aldo as iba | as Caimaya a] HbA Tangning vane asi donor yang. belum | K/L dari Hib | Betum Disshian dakan pengeeatan | yang Belam Distin 2 Terdepat aldo Bak GH] Raw Talmage Wt] Kaw Taina a RIC] donor yang telah diskakan | jt arta [dort iba yang pengesthan Belum Disshikan 4) Dalam hal Kas dan Setara Kas Lainaya dikelola kementerian nnegara/lembaga teridentifikasi sebagai dana yang dibatasi enggunaannya, maka tidak dapst diklasifikasikan sebagai Kas atau Setara Kas lainnya melainkan diakui sebagai Aset Lainny ©. PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS 1. Penerimaan Kas Penerimaan kas adalah semua aliran kas yang masuk ke Rekening Kas Umum Negara yang menambah saldo uang negara Penerimaan kas melalui BUN dipengaruhi oleh: 4, Penerimaan Pendapatan 92 Penerimaan kas yang bersumber dari pendapatan terdiri ari Pendapatan Perpajakan, Pendapatan Bukan Pajale, dan Hibah, b. Penerimaan Pembiayaan, adalah semua penerimaan Rekening Kas Umum Negara fantara lain berasal dari penerimaan pinjaman, penjualan obligasi pemerintah, hasil privatisasi perusahaan negara, penerimaan Kembali pinjaman yang diberikan kepada pihale tiga, penjualan investasi permanen lain, peneairan dana ‘cadangan, dan hasil penjualan kekayaan negara yang dipisahkan, 6. Penerimaan Kas Lainnya ‘Adalah penerimaan kas yang tidak memengaruhi pendapatan dan penerimaan pembiayaan, antara lain penerimaan PRK, Transaksi Retur Belanja, Pengembalian Belanja, Penjualan Aset Tetap.dan sebagai 2. Pengeluaran Kas Pengeluaran kas adalah semua aliran kas yang keluar dari Rekening Kas Umum Negara yang mengurangi kas negara Pengeluaran kas melalui BUN dipengaruhi oleh transakei belanja, pengeluaran pembiayaan, pengeluaran transfer, dan pengeluaran lainnya/ transitors, PENGAKUAN Kas dan setara kas dialeai pada saat 1. Memenuihi definisi kas dan atau setara kas; dan 2 Penguasaan dan/atau kepemilikan kas telah beralih kepada pemerintah, Penerimaan/Pengeluaran Kas melalui BUN Penerimaan Kas melalui BUN diakui pada saat diterima ai rekening ‘ili BUN. Sedangkan Pengeluaran kas melalui BUN dialeai pada saat ada pengeluaran dari rekening mili BUN, Penerimaan/Pengeluaran Kas melalui rekening Kementerian Negara/ Lembaga. Penerimaan kas melalui rekening Kementerian Negara/Lembaga iakcul pada saat diterima kas tunai oleh bendahara atau diterima di -33- rekening kas kementerian negara/lembaga. Pengeluaran kas melalui rekening/kas_kementerian negara/lembaga dinkui pada saat dikeluarkan kas tunai oleh bendahara atau pada saat dikeluarkan dari rekening kas kementerian negara/lembaga. PENGUKURAN ‘Kas dicatat sebesarnilai nominal pada saat transaksl, Transaks kas alam mata uang asing dijabarkan ke dalam nilai rupiah menggunakan cars transakesi ada tanggal pelaporan kas dalam mata uang asing dijabarkan dalam ‘mata uang rupiah dengan menggunakan kurs tengah bank sentral, Dalam hhal terdapat perbedaan dengan nilai sebchimnya maka diakui sebagai ‘keuntungan/kerugian. PENYAJIAN ‘Kas dan Setara Kas disajikan dalam pos Aset Lancar pada Neraca Berilut adalah ilustrasi penyajian Kas dan Setara Kas pada neraca 34 ‘Transaksi kas dan setara kas juga disajikan dalam Laporan Arus Kas, Gleb KPPN dan Satuan Kerja BLU. Pada Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) sesuai dengan aktivitasnya, Laporan Arus Kas disajikan secara khusus pada Kebijakan Pelaporan Keuangen, Berikut adalah ilustrasipenyajian pada LAK, apat Ia terdapat kenaikan atau penurunan atas kas dan setara kas: PEMERINTAH ABC LAPORAN ARUS KAS ‘Untuk Periode yang Beralchir tanggal 31 Desember 20X1 URAIAN JUMEAR "ARUS KAS DART ARTIVITAS OPERAST SE "ARUS KAS DART AKTIVITAS INVESTAST aE "ARUS KAS DARY AKTIVITAS PENDANAAN coceg ‘ARUS KAS DARI ARTIVITAS TRANSITORIS or ‘Total Kenaikan [Peauranany Kas OO Penvesualan Saldo Awal Kaa df BUN TORE Unrealised Gain/ Lose RE ‘Salo Awal Kas di Bendahara Pengetuaran RE ‘Saldo AKKir Kas di BUN & Bendahara Pengelaaran SE ‘Saldo Ahir Kas df Bendahara Penerimaan aOR ‘Saldo Air Kas af Badan Layanan Uma OO ‘Satara Kas aor ‘SALDO AKHIR EAS EE PENGUNGKAPAN Kas dan setara kas diungkapkan secara memadai pada Catatan atas Laporan Keuangan. Dalam Catatan tas Laporan Keuangan, entitas pemerintah mengungkapkan 1. Kebijakan akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas; 2. Penjelasan dan sifat dari tip akun kas yang dimilii dan dikus pemerintah; Rincian dan daftar dari masing-masing rekening kas yang signifikan; -38- 4. Kas di Bendahara Pengeluaran yang mencakup bulti-bukti pengeluaran yang belum dipertanggungjawabkan; Jumlah kas yang dibatasi penggunaanny, bila ada; Selisih kas, bila ada; dan Rincian setara kas, termasuik jenis dan jangka. PERLAKUAN KHUSUS 1. Dalam hal terjadi pemindahbukuan/transfer/kiriman uang dari satu rekening pemerintah ke rekening pemerintah lainnya yang terjadi pada akhir periode pelaporan, namun rekening yang dituju belum rmenerima kas dimakeud dan baru diterima pada awal periode pelaporan —berikutnya, maka ldo kas yang, dipindahbuleukan/dlitransfer/ dikirimkan tersebut dis Kas dalam Transito 2 Rekening Dana Kelolaan peda BLU adalah rekening yang dipergunakan untuk menampung dana yang tidak dimasukkan ke dalam rekening Operasional BLU dan Rekening Pengclolaan Kas BLU. Rekening Dana Kelolaan ini digunakan untuk menampung antara Jain Dana bergulir dan/atau dana yang belum menjadi hak BLU serta ana yang dibatasi penggunaanya, Dengan demikian, Rekening Dana Kelolaan tidak dapat diklasificasikan sebagai Kas atau Setara Kas melainkan sebagai Aset Lainnya, 3. Dalam hal tejaeikerugian negara akibat hilangnya Kas di Bendahara Pengeluaran, maka: 8. Atas kas yang hilang dapat dilakukan reklasifikasi menjadi Piutang Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi kan sebagai ‘sepanjang diyakini dapat dibayarkan /dapat ditagia, yang hilang menjadi Pitang Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi diatur oleh Dikjen Perbendaharaan, 4, Dalam hal pengelompokkan rekening yang dijelaskan pada Kas dan Setara Kas yang dikelola Kementerian Negara/Lembaga teridentifikasi sebagai dana yang dibstasi penggunaannya, maka rekening dimakeud tidak dapat diklasifkasikan sebagai kas atau Setara Kas melainkan sebagai Aset Lainnya, eas 36 BABIV KEBIJAKAN AKUNTANSI INVESTASI Investasi adalah aset yang dimaksudkan untuk memperoleh manfaat ekonomi seperti bunga, dividen dan reyalti, dan/atau manfaat sosial, sehingga dapat meningkatkan kemampuan pemerintah dalam rangka pelayanan kepada masyarakat. Investasi diklasiikasikan menjadi dua kelompok, yaitu investasi janglea pendek dan investasijangka panjang, ‘A. INVESTASI JANGKA PENDEK 1 Definisi Investasi jangka pendek adalah investasi yang dapat segera Gicairkan dan dimaksudkan untuk dimiliki selama lebih dari 3 (tga) Dbulan sampai dengan 12 (dua belas) bulen Investasi jangle pendek harus memenuhi karakteristik sebagai berikut ‘a, Dapat segera diperjualbelikan secara bebas/dicairkan; b. Ditujukan dalam rangka manajemen kas, artinya pemerintah dapat menjual investasi tersebut apabila imbul kebutuhan kas dan membeli investasi tersebut apabila berlebih as, untuk meningkatkan produktivitas aset; dan © Berisiko rendah. 2. Jenis-jenis Investasi Jangka Pendek Berikut adalah jenis investasi jangka pendek antara lain: 1 Deposite berjangka waktu lebih dari 3 bulan sampai dengan 12 Dbulan dan/atau yang dapat diperpanjang secara otomatis (revolving deposits; b. Surat Utang Negara (SUN) jangka pendek dan Sertfkat Bank Indonesia (SE © Saham diperoleh dengan tujuan dijual kembali dalam tempo 12 Dulan atau kurang setelah tanggal neraca; dan 4d, Reksa dana. 3. Pengaleuan Pengeluaren kas dan/atau set, pencrimaan hibah dalam bbentuk investasi dan perubahan piutang menjadi investasi dapat -37 lakeui sebagai investasi jangka pendek apabila memenubi kriteria ‘sebagai berikut: 2. Kemungkinan manfaat ekonomi dan/atau manfaat sosial atau Jasa potensial di masa yang akan datang atas suatu investasi tersebut dapat diperoleh pemerintah dalam jangka wakts lebih dari 3 (tga) bulan sampai dengan 12 (dua belas| Bulan; dan D. Nilai perolehan atau nilai wajar investasi dapat diukur secara -memadai (reliable, Pengeluaran untuk perolehan investasi jangka pendek diakui sebagai pengeluaran kas pemerintah dan tidak dilaporkan sebagai belanja atau pun pengeluaran pembiayaan dalam Laporan Realisasi Anggaran (LRA, Apabila dalam pelepasan/penjualan investasi janglea pendele terdapat kenaikan atau penurunan nilai dari nila tercatatnya, maka selsihnya diakui sebagai penambeh atau pengurang SILPA dan sebagai Keuntungan atau Kerugian pada Laporan Operasional Keuntungan diakui pada saat harga pelepasan/penjualan (setelah dikurangi biaya penjualan) lebih tinggi dari nilai tercatatnya, dan keerugian diakui pada saat harga pelepssan/penjualan (setelah dlikcurangi biaya penjualan) lebih rendah dari nilaitereatatnya, Pengukuran a Beberapa jenis investasi, terdapat pasar aktif yang dapat ‘membentuk nilai pasar. Dalam hal investasi yang demikian, nila pasar dipergunakan sebagai dasar penerapan nilai waar. Sedangkan untuk investasi yang tidale memiliki pasar yang aktif dapat dipergunakan nilai nominal, nila tereatat atau nila wajar Jainnya. .Investasi jangka pendek dalam bentule surat berharga, misalnya ssaham dan obligasi jangka pendek (efek), dicatat sebesar biaya, perolehan. Biaya perolehan investasi meliputi harga transalcsi Investast itu sendiri ditambah komisi perantara jual bei, jasa bank, dan bi Jainnya yang timbul dalam rangka perolehan tersebut. -38 ©. Apabila investasi dalam bentuk surat berharga diperoleh tanpa biaya perolehan, maka investasi dinilai berdasarkan nilai wajar lnvestasi pada tanggal perolehannya yaitu sebesar harga pasar. ‘Apabila tidak ada nilai wajar, maka investasi dinilai berdasarkan, nllal wajar aset lain yang diserahkan untuk memperoleh investasi tersebut. Disamping itu, apabila surat berharga yang dliperoleh dari hibah yang tidak memiliki nilai pasar maka dinilai Derdasarkan hasil penilaian sesuai ketentuan, 4. Investasi jangka pendeke dalam bentuke non saham, misalnya dalam bentuk deposito jangka pendek dicatat sebesar nila ‘nominal deposito tersebut. ©. Investasi jangka pendek dalam mata uang asing disajiken pada nneraca dalam mata uang Rupiah sebe: ‘Sentral pada tanggal pelaporan, 5. Penyajian/Pengungkapan Investasi jangka pendek disajikan pada pos aset lancar di rneraca. Sedangkan hasil dari investasi, seperti bunga, diaeui sebagai pendapatan dan disajikan pada Laporan Realisasi Anggaran dan Laporan Operasionsl. Tvansaksi pengeluaran kas untuk perolehan investasi jangka pendek dicatat sebagai reklasifikasi kas menjadi investasi jangla pendek oleh BUN dan BLU, dan tidak dilaporkan dalam LRA. Keuntungan atau kerugian saat pelepasan investasi Jangka pendel disajikan dalam Laporan Operasional dan sebagai penyesuaian SiLPA pada LRA, Pada LAK, investasi jangka pendek disajikan sebagai bagian tersendiri di luar 4 (empat) aktivitas yang ada dalam LAK, dan stas kare tengah Bank th harga penjualan/pelepasan dan nila tercatat atas investasi Jangka pendek disajian sebagai penyesualan terhadap Kas, Berikut adalah jlustrasi penyajian investasi pada Laporan RRealisasi Anggaran: -39 PEMERINTAH ABC LAPORAN REALISASI ANGGARAN LUNTUK PERIODE YANG BERAKHIR TANGGAL $1 DESEMBER 20X1 URATAN TUNEAEL ‘PENDAPATAN NEGARA DAN HIBART saa ‘BELANIA NEGARA i ‘SURPLUS (DEFISTT) aa PENBIAYAAN NETO aoe ‘SILPA(SIKPAP aa Perigesualan SILPA (SIKPA)" ao ‘SILPA (SIKPAy SETECAH PENYESUAIAN cg *) Termasuk penyesualan ates Selsh Harga Peajusian/Peepasen dan Nii ‘Teresa aus Lnvestai Jang Pendle Berit adalah justrast penyajian investasi pada Neraca: PEMERINTAH ABC NERACA, PER $1 DESEMBER 20X1 ‘URATAN SONTAR ‘Ser ‘SET TANCAR Tnvestast Jangka Pendeke Tnvestani dalam Depoae oe Tnvestast dalam SUN 0m Tnveetaat dalam SE soe Tavestast BLT a Tiavestasl Jangka Pendek Cainaya sos Tamilak Fnvestasi Janka Pe aa TRVESTASIJANGKA PANJANG ‘AST TETAP ‘RSET LANNY, ‘REWAJIBAN =40- Berikut adalah dustrasi penyajian pada LAK, apabila pada tanggal pelaporan masih terdapat investasi jangka pendek: PEMBRINTAH ABC LAPORAN ARUS KAS: [UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR TANGGAL 31 DESEMBER 202 [ARTIVITAS OPERAS ae ‘AKTIVITAS INVESTASI a “RRETVITAS PENDANAAN = ‘ARTIVITAS TRANSITORIS =e “Total Ronaikan Peauroaas) Kae =e Payesualan 7 = “Total Kenaikan (Pesuriaan) Kaw saa =e Peayesuaian ‘Salo Aval Kas a BUN =e erat Salde Awad Kee a ‘Sado Awal Kas i BUN setelah Rorekel = ‘Sado Ach Rea aT BUN we Tavestas Jang Fender aT ‘aldo Air Kas al BUN Balai ang wah a iiavestasihan ‘Sale Air Kaw ai Bondar =e ‘Sal Ahir Kas Gl Bendahara Penerimaan | =o ‘aldo Air Kas GF =e 'SALDO AHIR EAS aE +) Termarak penyesuelan ese Seth HargsPenjulan/Pelepan dan Wii Teretat ‘tae Investaa Jang Pendek Hal-hal lain yang harus diungkapkan dalam laporan keuangan pemerintah berkaitan dengan investasi jangka pendek, antara lan; 14. Kebijakan akuntansi untuk penentuan nilaiinvestasi jangka pendek; D. Jenis:jenis investasi 6. Perubahan harga pasar; 4. Penurunan nilai investasi yang signifikan dan penyebsb penurunan tersebut; €.Investasi yang dinilai dengan nilai wajar dan alasan penerapannya; dan, -41- 1. Perubahan pos investasi 6. Perlakuan khusus Satuan kerja tidak iperbotebkan melakukan investasi jangka pendek, Kecuali satuan kerja Badan Layanan Umum (BLU). Satker BLU dapat melakukan investasi dalam rangka pemanfaatan kas yang ‘menganggur (dle cash). Pemanfaatan kas tersebut lazimnya dalam bentule Aeposito Apabila kas yang digunakan oleh BLU untuk investasi jangka penlek Derasal dari kas operasional (telah disahkan oleh Kuasa BUN), maka investasi tersebut isajikan sebagai investasi jangka pendek dan rmerupakan bagian dari SILPA/SAL, Apabila kas yang digunakan oleh BLU untuk investasi jangka pendlek berasal dari kas Kelolaan yang akan/belum digulirkan, maka investasi tersebut disajikan sebagai aset lainnya, dan bukan merupakan bagian dari SILPA/SAL. Berikut adalah ilustrasi penyajian pada LAK, apabila terdapat Kas pada BLU yang didepositokan sebagai investasi janeka pendek: -42- B_INVESTASI JANGKA PANJANG 1 Definisi Investasi jangka panjang adalah investas! yang dimakeudkan untuk dim lebih dari 12 bulan, LJenis-jenis Investasi Janglea Panjang Pemerintah Investasi_ jangka panjang dibagi menurut sifat penanaman investasinya, yaitu: .Investasi Permanen, Investasi permanen merupakan inves Jangka panjang yang dimaksudkan untuk dimillkisecara— temas menerus/berkelanjutan tanpa ada niat untuk diperjualbelikan, atau ditarik kembali Investasi permanen yang dilakukan pemerintah adalah investasi yang tidak dimaksudkan untuk diperjualbelikan, tetapi untuk mendapatkan dividen dan/atau pengaruh yang signifikan -43- dalam jangka panjang dan/atau menjaga_hubungan kelembagaan, berupa: 1) Penyertasn Modal Negara (PMN) pada perusahaan negara, badan internasional, dan badan lainnya, Penyertasn modal pemerintah dapat berupa surat betharga (saham) pada ‘suatu perseroan terbatas atau non surat berharga. Penyertaan modal pemerintah berupa non surat berharga yaitu kepemilikan modal pada perusahaan bukan perseroan terbetas atau lembaga/organisasi tertentu, 2) Investasi Permanen Lainnya yang dimiliki oleh pemerintah untuk menghasilkan pendapatan atau meningkatkan pelayanan kepada masyarakat Investasi permanen lainnya ‘merupakan bentuk investasi permanen yang tidak dapat dlildasifikasikan dalam penyertaan modal pemerintah pada perusahaan negara/daersh, badan internasional dan badan ‘usaha lainnya yang bukan mili negara Investasi Non Permanen, Investasi non permanen merupakan investasi janeka panjang yang kepemilikannya berjangka waktu lebih dari 12 bulan dimaksudkan untuk —tidake —dimiliki—terus ‘menerus/berkelanjutan atau ada niat untuk memperjualbelikan atau menarik kembali. Investasi nonpermanen dapat berupa: 1) Pembelian obligasi atau surat utang jangka panjang yang imaksudkan untuk dimiliki sampai dengan tanggal jatuh tempo, 2), Penanaman modal dalam proyek pembangunan yang dapat dlialihkan kepada pibak ketiga. 3) Dana yang disisihkan pemerintah dalam rangka pelayanan ‘masyarakat seperti bantuan modal kerja secara bergulir ‘kepada kelompok masyarakat (dana bergulir, 4) Investasi_non permanen lainnya, yang sifatnya tidak Gimaksudken untuk dimilli pemerintah —secara berkelanjutan, seperti penyerahan modal yang, dimaksudkan untuk —penyebatan/ _penyelamatan perekonomian, 44 Pengaleuan Pengeluaran kas dan/atau set, penerimaan hibah dalam bbentuk investasi dan Kenversi piutang atau aset lain menjadi investasi dapat diskui sebagai investasi jangka panjang apabila ‘memenubi kriteria sebagai berieut; 4, Kemungkinan manfaat ekonomi dan manfaat sosial atau jasa potensial di masa yang akan datang ates suatu investasi tersebut dapat diperoleh dalam jangka waktu lebih dari 12 balan; dan . Nilai perolehan atau nilai wajar investasi dapat diukur secara andal, Pengeluaran kas dalam rangka perolehan investasi jangka Panjang diakui sebagai pengeluaran pembiayaan. Sedangkan Penerimaan kas atas pelepasan/penjuslan investasi jangka panjang aki sebagai penerimaan pembiayaan. Pengeluaran dan ppenerimaan pembiayaan disajkan dalam LRA, Pada saat pelepasan/penjuslan investasi, apabila terjadi perbedaan antara hasil pelepasan investasi dengan nila tercatatnya hnarus dibebankan atau dikreditkan kepada keuntungan/kerugian pelepasan investasi ‘Keuntungan/kerugian pelepasan investasi disajikan dalam LO, Hasil investasi seperti dividen tunai (cash dividend) dan bunga dlaleui sebagai pendapatan bale pada LRA maupun LO, Sedangkan hasit investasi berupa dividen saham (stock dividend) tidak diakcui sebagai pendapatan baik di LRA maupun LO, tetapi iungkap dalam catatan atas laporan keuangan, Pengukuran Metode yang digunakan untuk menilai invest ‘adalah fa. Metode Biaya Pada metode biaya, investasi dicatat sebesar biaya pperolehan, baik pada saat investasi awal maupun pencatatan i pemerintah selanjutnya.Biaya perolehan meliputi harga transaksi investasi jtu sendiri ditambah biaya Inin yang timbul dalam rangka perolehan investasi tersebu. Metode biaya diterapkan untuk 1) Investasi permanen dengan kepemilikan kurang dari 20%. Penghasilan atas investasi tersebut diakai sebesar bagian hasil yang diterima dan tidak mempengaruhi besamnya investasi pada bedan usaha/badan buleumn yang serait. Pada metode biaya, bagian laba berupa dividen tunai ‘yang diperoleh pemerintah dicatat sebagai pendapatan hi 2) Investasi non permanen dalam bentuk obligasi atau surat ‘utang jangka panjang dan investasi yang tidak dimaksudkan untuk dimiliki berkelanjutan, 3) Investasi non permanen dalam bentuk penanaman modal di proyele-proyek pembangunan pemerintah (seperti Proyek Perkebunan Inti Rakyat/PIR). Biaya perolehan yang dlimaksud adalah biaya pembangunan termasulk biaya yang dlikeluarkan untuk perencansan dan biaya lain yang dikeluarkan dalam rangka penyelesaian proyek sampsi proyek tersebut diserahkan ke pihak ketiga Metode Bkuitas Metode ekuitas diterapkan untule investasi permanen dengan kepemilikan pemerintah sebesar 20% (dua puluh persen) kee atas atau kepemilikan kurang dari 20% (dua puluh persen) ‘tapi memiliki pengaruh yang signifikan, Pada metode eleuitas, investasi awal dicatat sebesar biaye perolehan, Biaya peroiehan dimaksud meliputi harga tansaksi investasi itu sendiri ditambah biaya Iain yang timbul dalam ‘angka perolehan investasi tersebut Penilaian investasi pada tanggal pelaporan keuangan disajikan sebesar investasi awal ditambah (dikurangi) proporsi agian laba (rugi) pemerintah setelah tanggal perolehan dlikurangi dengan penerimaan dividen tunai bagian pemerintah Bagian aba berupa dividen tunai yang diperoleh pemerintah dicatat sebagai pendapatan hasil investasi dalam Laporan Operasional dan mengurang nila investasi pemerintah di Neraca. Sedangkan dividen dalam bentuk saham yang dliterima tidak mempengaruhi nila investasi pemerinta, Dividen tunai pada saat diumumkan dalam RUPS diakui sebagai plutang dividen dan pengurang investasi pemerintah, =46- Dividen tunai yang telah diterima oleh pemerintah akan ‘mengurangi piutang dividen, Penerimaan dividen tunai tersebut ‘akan dicatat sebagai pendapatan hasil investasi dalam laporan realisasi anggaran, Penyesuaian terhadap nilai investasi juga diperlukaan untuk ‘mengubsh porsi kepemilikan nilai investasi pemerintah, ‘misalnya adanya perubahan yang timbul akibat pengaruh valuta sing, perjanjian antara pemerintah dengan BUMN serta, revaluasi ase tetap. Metode nilai bersin yang dapat direalisasikan (net realizable value) Metode nilai bersih yang dapat direalisasikan diterapkan vuntule 1) Investasi non permanen yang dimaksudkan untuk penyehatan/penyelamatan perekonomian, misalnya dana talangan dalam rangka penyehatan perbankan. 2) Investasi non permanen berbentuk dana bergulir Secara periodik, harus dilakukan penyesuaian terhadap investasi non permanen sehingga nilai investasi yang tercatat di nneraca menggambarkan nilai bersih yang dapat direalisasikan (net realizable value. Nilai yang dapat ditealisasikan ini dapat iperoleh dengan melakukan penatausahaan investasi sesuai @engan jatuh temponya (aging scheduld). Berdasarkan Penatausahasn tersebut, akan diketahui jumlah investasi yang tidak dapat tertagih/terealisasi, investasi yang diragukan dapat tertagih/ treats terealisasi , dan investasi yang dapat tertagihy/ Pengukuran investasi non permanen di neraca berdasarkan nilai yang dapat —direal mengurangkan mili investasi non permanen diragukan tertagih/direalisasikan dari nilai investasi non permanen awa yang dicatat sebesar harga perolchan. Investasi non permanen ‘kan, dilaksanakan dengan dapat dihapuskan jika investasi non permanen tersebut benar- bbenar suda tidak tertagih/direalisasikan dan penghapusannya ‘mengikuti ketentuan yang berlak, ware ‘Akun lawan (contra accouns) dari investasi non petmanen iragukan tertagih/direalisasikan adalah beban investast non permanen diragukan tertagih direalisasikan, Dalam kondisi tertentu, kriteria besamya persentase ‘kepemilikan saham bukan merupakan faktor yang menentukan dalam pemilihan metode penilaian invest tetapi yang lebih ‘menentukan adalah tingkat pengaruh (the degree of influence} atau pengendalian terhadap perusahaan investee. Cis adanya pengaruh atau pengendalian pada perusahaan investee, antara lain 2. Kemampuan mempengarui komposisi dewan komisaris; b. Kemampuan untulk menunjuk atau menggantikan dire; © Kemampuan untuk menetapkan dan mengganti dewan direksi perusahaan investee; dan 4. Kemampuan untuk mengendalikan mayoritas suara dalam rapat dewan direksi Apabila investasi jangka panjang diperoleb dari pertukaran ‘set pemerintah, maka nilai investasi dialesi sebesar nilai wajar investasi yang diperolch. Jika nilai wajar investasi yang dliperoleh tidak tersedia, nila investasi dialaui sebesar nila wajar aset yang diserahkan atau nilai buku aset yang diserabkan ‘apabila tidak diketahui nial wajarnya, Dalam hal aset tetap yang dipertukarkan allel wajarnya lebih besar dari nilai buku, maka selisih lebih dicatat sebagai pendapatan LO. Harga perolehan investasi dalam valuta asing yang dibayar dengan mata uang asing yang sama harus dinyataken dalam rupiah dengan menggunakan nilai tukar (kurs tengah Bank Sentral) yang berlakua pada tanggal transaksi, Pada neraca, investasi dalam mata uang asing dinyatakan dalam mata uang Rupiah sebesar leurs tengah Bank Sentral pada tanggal th penjabaran mata uang asing ke dalam mata ‘wang Rupiah antara tanggal perolehan investasi dan tanggal pelaporan. Sel pelaporan disajikan sebagai selisih kurs pada neraca, 5. Penyajian/Pengungkapan Investasi jangka panjang disajikan pada neraca menurut, Jenisnya, balk yang bersifat non permanen maupun yang bersifat 248- ermanen, Investasi non permanen yang diragukan Glisajikan sebagai pengurang investasi jangka panjang non permanen, Investasi non permanen yang alan jatu tempo dalam waktu Jmurang dari 12 bulan setelah tanggal pelaporan direklasifikasi ‘menjadi bagian lancar investasi non permanen pada aset lancer. Has dari investasi, seperti bunga dan dividen, dialeul sebagai pendapatan dan disajikan pada LRA dan LO. Apabila terdapat hasil investasi yang masih terutang disajikan sebagai piutang pada neraca, Berikut adalah ilustrasi penyajian investasi jangka panjang pada “RS Tea Taga a a nar re a TT = Teas Tang Pan an aaa ‘Ered dan Cpa "Raga Man Reena Gis Fark Raa (Dass Basal a Sra SR ET ‘Gp ni Patan Ron Porn Tove Tain Panag Kos a CaS Sepstan tah a a gs Ig IR RT ‘Eras al Fran Terre i ey Tse Forman So oe AS RT Falah en at aia} a) a) ava) Tea a re ST = [ore Hial-hal lain yang harus diungkapkan dalam laporan keuangan, pemerintah berkaitan dengan investasi pemerintab, antara lain: ‘2. Kebijakan akuntansi untuk penentuan nilaiinvestasi -49- Jenis-jenis investasi,investasi permanen dan non permanen, Perubahan harga pasar baile investasi jangka pendek maupun ‘nvestasi jangka panjang yang memilii harga pasar, Penurunan ilai investasi yang signiffkan dan penyebab penurunan tersebut. Investasi yang dinilai dengan nilai wajar dan alasan penerapannya Rekonsiliasi nilai investasi awal dan alghir atas investasi dengan metode eleuitas, Investasi yang disajken dengan nilai nihil dan bagian akumulasi ‘rugi yang melebihi nila investasi Kewajiban yang timbul dari bagian aleurmulasi magi yang melebihi nilai investasi dalam hal pemerintah memiliki tanggung jawab hukum. Perubahan Klasifikasi pos investasi Perubahan porsi kepemilikan atau pengaruh signi rmengakibatkan perubahan metode aluintans Perlakuan Khusus Investasi dalam saham bersaldo minus. TInvestasi dalam bentuk saham dimungkinkan bersaldo ‘minus karena perusahaan negara terus menerus mengalami eerugian atau nilai Kewajiban melebihi nila asetaya, sehingea ailaieeaitasnya bersaldo minus. Dalam metode ekuitas, pengakuan bagian rugi dalam nila Investasi pemerintah yang disajikan pada neraca dilainlean sampai nilai investasi menjadi nihil. Selisih bagian rugi yang ‘belum diaiui dalam investasi pemerintah akan diungkap dalam ccatatan atas laporan keuangan, Pada metode ekuitas, nilai investasi dapat berkurang ‘sehingga menjadi nihil atau negatif karena kerugian yang diperoleh. Jika akibat Kerugian yang dislami, nilai investasi menjadi negatif, maka investasi tersebut akan disajikan di nneraca sebesar nihil, namun nilai negatif tersebut akan iungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan, Pengakuan bagian laba dapat Kembali dilakukan ketikea bagian laba telah menutup akumulasi rugi yang tidak dial pada saat nilaiinvestasi negatifdisajikan nihil 50 Dalam kondisi nilai investasi negatifdisajkan nihil, bagian Jaba terlebih dahulu digunakan untuk menutup akumulasi nag Penambahan investasi dari pengakuan bagian laba akan Gilakukan setelah akumulasi rugt tertutupi. Hal ini diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan. ‘akibat Kerugian yang dialami, nila investasi menjadi negatif dan pemerintah memilik tanggung jawab hukkum untuk menanggung kerugian atas badan usaha penerima investasi (investee) tersebut, maka bagian aluumulasi rugi dial sebagai eewajiban, Pengakuan bagian laba pada saat bagian skumulasi rugi iakcul sebagai Kewajiban akan mengurangi nilai kewajiban tersebut. Hal ini diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan. vi Bantuan Pemerintah Yang Belum Ditetapkan Statusnya, (ePveps), BPYBDS adalah aset yang berasal dari APBN, yang telah ioperacilan dan/atau digunalan BUMN berdasaclan DAST dan ‘masih dicatat oleh K/L, Aset BPYBDS diperoleh melalui anggaran belanja K/L dan ditujukan sebagai penyertaan modal pada BUMN. Aset tersebut berstatus BPYBDS Karena aset tersebut telah digunakan/dioperssikan oleh BUMN, namun belum ditetapkan sebagai penyertaan modal melalui PP. BUMN mencatat aset tersebut dalam neracanya masing- masing, dan di sisi lain K/L masih meneatat pembukuannya. Untuk menghindari pembukuan ganda atas sot ersebut, maka aset BPYBDS dikeluarkan dari neraca K/L dan diungkapkan dalam CaLK K/L bail nilai maupun tahap penyelesaian yuridisnya secara rnc. Asetaset yang berstatus BPYBDS pada BUMN disajikan sebagai Investasi Permanen PMN pada neraca sebesar nilai perolehannya yang tertuang pada BAST atau nilai wajar berdasarkan penilaian dalam hal tidak terdapat nila perolehannya, Pencatatan aset BPYBDS pada neraca BUMN ct tersebut dalam didasarkan atas penggunaan prinsip substance over form dan matching cost against revenue, bahwa aset tersebut secara -st- ssubstansi telah digunakan oleh BUMN dalam kegiatan operasi dalam rangke memperoleh pendapatan. Penyertaan Modal pada Lembaga Keuangan Internasional yang Aliperoleh melalui penerbitan promissory notes. Penyertsan pemerintah pada __organisasi/lembaga internasional dicatat sebagai investasi permanen sebesar kontribusi Pemerintah yang telah dibayar tunal maupun dalam bbentuk penerbitan Promissory Notes. Penerbitan Promissory Notes ini adalah dalam rangka ppenyesuaian akibat selisih kurs rug atas nilai kontribusi tunai dengan nilai kuota yang mencerminkan hak suara pemerintah, Promissory Notes adalah surat pengekuan utang yang iterbitkan Pemerintah dalam rangka penyertaan pada corganisasi/lembaga keuangan internasional. Promissory Notes yang dliterbitkan dalam rangka pembayaran penyertaan kepada Tembaga/organisasi keuangan internasional/regiona, diakui dan dicatat sebagai kewajiban, Dana Bergulir yang Belum Digulirkan Diinvestasikan, Dalam hal terdapat Dana Bergulir yang sudah dicairkan dari APBN atau dari pengembalian Dana Bergulir yang belum igulirkan/diinvestasikan sampai dengan tanggal pelaporan, maka dana tersebut disajikan pada Aset Lainnya sebagai Dana Kelolaan yang Belum Diguliekan /Diinvestasian. Dana Bergulir yang tidak Digulirkan Kembali, Dalam hal Dana Bergulirditetapkan oleh Pemerintah tidale igulirkan Kembali, maka kas dari Dana Bergulir yang belum disctorkan ke Kas Negara sampai dengan tanggal pelaporan kewangan disajkan sebagai Kas Lainnya dan Setara Kas. A -52- BABY KEBMAKAN AKUNTANSI PIUTANG PIUTANG JANGKA PENDEK 1 Definisi Putang Jangka Pendek adalah jumlah uang yang akan diterima oleh Pemerintah dan/atau hak Pemerintah yang dapat dinilai dengan ‘uang sebagai akibat perjanjian, kewenangan pemerintah berdasarkan persturan perundang-undangan yang berlaic atau akibat lainnya ‘yang sab, yang diharapkan diterima Pemerintah dalam waktu 12 (dua bolas) bulan sejak tangeal pelaporan, ‘Jenis-jenis Plutang Jangka Pendele 2 Plutang Pajake Phutang pajak adalah piutang yang timbul akibat adanya pendapatan pajak pusat yang diatur dalam peraturan Perundang-undangan di bidang perpajakan dan peraturan Perundangundangan di bidang kepabeanan dan cuksi, yang betum diunast sampal dengan akhir periude pelaporant kewangan, Phutang Pajak terdiri dari Piutang Pajak yang dikelola ‘oleh Direlctorat Jenderal Pajak dan Piutang Pajak yang dikelola ‘leh Direktorat Jenderal Bea dan Cul b.Plutang Bulan Pajake Piuteng Bukan Pajak adalah piutang yang berasal dari penerimaan negara bukan pajak yang belum dilunasi sampai ‘dengan akhir periode laporan keuangan, Piutang Bukan Pajak mencakup: 1) Piutang dari Penerimaan Sumber Daya Alam; 2) Piutang dari Pendapatan Laba BUMN; 3) Piutang dari Pendapatan PNBP Lainnya ©. Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran (TPA) Pemerintah dapat melalcukan pemindahtanganan barang. mili negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang: undangan, Pemindabtanganan tersebut antara lain dapat dlilakcakan melalui penjualan tunai atau dengan metode cicilan/angsuran, Apabilapenjualan dilaiukansecara cicilan angsuran lebih dari 12 bulan maka sisa tagihan tersebut 4 liakul sebagai piutang penjualan angsuran yang dimasukkan alam Kelompol aset non lancar. Bagian tagihan penjuslan angsuran yang akan jatuh tempo dalam 12 bulan setelah tanggal pelaporan dikelompokkan sebagai Bagian Lancar TPA. Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharsan/Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) Piutang 7P/TOR adalah piutang yang terjadi karena adanya proses pengenaan gant kerugian negara, Piutang TP dikenakan kepada bendahara pada sstuan kerja, sedangkan Piutang TOR ‘dikenakan kepada pegawai negeri bukan bendahara atau pejabat lain yang karena perbuatannya melanggar hukum atau rmelalaikan Kewajiban yang dibebankan kepadsnya secara langsung merugikan negara, Bagian Lancar TP/TOR merupakan bagian TP/TGR yang jatuh tempo dalam waktu 12 bulan setelah tanggal pelaporan. ‘Bagian Lancar Piutang Jangka Panjang Bagian Lancar Piutang Jangka Panjang merupakan bagian piutang jangle panjang yang akan jatuh tempo dalam wakta 12 bbulan setelah tanggal pelaporan. Beban Dibayar di Muka/Uang Muka Belanja ‘Beban Dibayar di Muka/Uang Muka Belanja adalah piutang yang timbul akibat Pemerintah telah melaleukan pembayaran lebih dalulu tetapi barang/jasa dari pihak lain tersebut sampai pada akhir periode pelaporan belum diterima/dinikmati oleh Pemerintah Contoh dari Uang Muka Belanja adalah wang mula pembelian aset. Sedangkan, contoh dari Beban Dibayar di Muka adalah pembayaran sewa gedung untuk periode tahun ‘mendatang. Piutang BLU Piutang BLU merupakan phutang yang timbul dari kegiatan operasional dan non operasional BLU. Piutang Transfer ke Daerah Piutang Transfer ke Daerah merupalean piutang yang timbul akibat dana Transfer ke Daerah yang dibayarkan oleh Pemerintah Pusat melebihi dari yang menjadi hale pemerintal aerah peda tahun anggaran yang bersangicutan yang akan dlibayarkan kembali oleh pemerintah daerah kepada pemerintah ppusat atau yang skan dikompensasi dengan penyaluran dana transfer pada tahun anggaran berikutnya, Pengalcuan Piutang pemerintah diakui pada saat timbulnya hak tagih pemerintsh antara lain arena adanya tunggakan pungutan ppendapatan, perikatan, transfer antar pemerintahan dan kerugian negara serta transaksi lainnya yang belum dilunasi sampai dengan tanggal pelaporan. 1a. Putang Perpajakan Secara umum, pengakuan piutang perpajakan diakui bersamaan dengan pengaleuanteshadap —_pendapatan perpajekan. Untuk dapat diakuinya piutang perpajakan, maka hharus dipemubi kriteria: 1) Telah diterbitkan surat Ketetapen; dan/atau 2) Telah diterbitkan surat penagihan dan telah dilaksanakan penagihan, Putang Pajak pada Direktorat Jenderal Pajak Berdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakan ‘yang berlalna, pengakuan Plutang Pajak ditetapkan sebagai Derikut: a) Untuk Tahun Pajak 2007 dan Tahun Pajak sebelumnya, Piutang Pajak diakeui pada saat diterbitan: 1) Surat Tagihan Pajak; 2), Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar; 3) Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambshan; 4) Surat Keputusan’ Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, Patusan Banding, dan Putusan Peninjauan Kembali, yang menyebabkan jumlah pajak yang masih hharus dibayar bertambah; 5) Surat Pemberitahuan Pajak Terutang Pajak Bumi dan Bangunan (SPPT PBB); 6) Surat Tagihan Pajak Pajak Bumi dan Bangunan (STP PBB): 7) Surat Ketetapan Pajak Pajak Bumi dan bangunan (SKP PBB). > 55 Untuk Tahun Pajak 2008 dan Tahun Pajak selanjutnya, Piutang Pajak diaktui pada saat 1) diterbitan Surat Tagihan Paja 2) diterbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar yang telah disetujui oleh Waiib Pajak 3) Wajib Pajake tidak mengajukan keberatan sampai dengan berakhimya batas waktu jatuh tempo pengajuan Keberaten atas Surat Ketetapan Pajal Kurang Bayar untuk jumlah yang tidal disetujui oleh Wai Pajak; 4) diterbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambehan untuk jumlah yang telah disetujui oleh Wajib Pajak; 5) Wajib Pajak tidak menggjukan keberatan sampai dengan berakhimya batas waktu jatuh tempo pengajuan eberatan alas Surat Ketetapan Pajal Kurang Bayer Tambahan yang tidak disetujui oleh Wai Pajak; 6) diterbitkan Surat Keputusan Pembetulan yang. ‘menyebabkan jumlah pajak yang masih harus dibayar bertambah; 7) Wajib Pajak tidak mengajukan bending sampei dengan bberakhimnya batas waktu jatuh tempo pengajuan ‘banding atas Surat Keputusan Keberatan; 8) diterbitkan Surat Keputusan Pelaksanaan Putusan Banding; 9) dliterbitkan Surat Keputusan Pelaksanaan Putusan Peninjauan Kembali yang menyebabkan jumlah yang, ‘masih harus dibayar bertambah; 10) diterbitkan Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (sPPn; 11) diterbitkan Surat Tagihan Pajak Pajak Bumi dan ‘Bangunan (STP PBB}; 12) diterbitkan Surat Keteta ‘Bangunan (SKP PBB); 8 Pajake Pajak Bumi dan Putang Pajak pada Direktorat Jenderal Bea dan Cue Piutang atas pendapatan pajak berups bea masuk, bea kkeluar dan cukai yang dipungut oleh Direktorat Jenderal Bea ddan Cukai dapat timbul karena adanya: 9) penundaan pembayaran pungutan negara; | pembayaran berkala pungutan negara; dan 6) penetapan pejabat atau Direktur Jendera Penundaan pembayaran atau pembayaran berkala, pungutan negara terjadi etka penyelessian/pelunasan ewajiban kepabeanan atau cukai dilakukan setelah tanggal pendaftaran dokumen pemberitahuan kepabeanan dan cukai Penetapan yang dilakukan oleh pejabat atau Direktur Jenderal Bea dan Cukai dilakukan apabila dari hasil penelitian tas pemberitahuan pabean atau cukai yang disampaikan oleh ‘wajib bayar, terdapat Kekurangan pembayaran alas pungutan pabean atau cual Dokumen sumber pengakuan piutang pajak yang berasal dari pendapatan negara yang dikelola Direktorat Jenderal Bea dan Cukai dapat berupa: 9) pemberitahuan doiumen pabean impor atau ekspor dengan penundaan pembayaran pungutan negara; b) dokumen pelenglap pabean impor dengan penundaan pembayaran pungutan negara, surat penetapan; 4) surat tagihan; ©) dokumen cukai dengan faslitas penundaan pembayaran; 4) dokxumen cukai dengan faslitas pembayaran berkala; dan surat atau dokumen sejenislainnya, Piuteng Bukan Pajak Pengaiuan Phutang Bukan Pajake dilakulcan berssmaan dengan pengakuan terhadap pendapstan negara bukan pajak. Untuk dapat diakui sebagai Piutang Bukan Pajale, harus dipenuhi kriteria sebagai beri 1) Telah diterbitkan surat ketetapan; dan/atau 2) Telah diterbitkan surat penaginan. 'Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran (TPA) “st Bagian Lancer TPA merupekan reklasifikesi dari TPA sebesar nilai TPA yang akan jatuh tempo dalam waktu 12 (dua belas) bulan sejak tanggal pelaporan. Pengakuan Bagian Lancer TPA adalah melalui reklasifikasi TPA menjadi Bagian Lancar TPA, ‘yang dilakukan pada alkhirperiode pelaporan agian Lancar Tagihan Tuntutan_Perbendaharaan. (1)/Tuntutan Ganti Rugi Bukan Bendahara (TOR) Bagian Lancar Tagihan 7P/TGR merupakan reklasifikasi dari Tagihan TP/TOR sebesar nilai Tagihan TP/TGR yang akan, jatuh tempo dalam waktu 12 (dua belas) bulan sejak tanggal pelaporan, Reklasifikasi 7P/TOR menjadi Bagian Lancar Tagihan TP/TGR dilakukan pada alhir periode pelaporan. ‘Bagian Lancar Piutang Jangka Panjang Bagian Lancar Piutang Jangka Panjang merupakan reklasifikast dari Piutang Jangka Panjang sebesar nilai Piutang Jangka Panjang yang akan jatuh tempo dalam waktu 12 balan setelah tanggal pelaporan. ReKlasifikasi Piutang Jangka Panjang ‘menjadi Bagian Lancer Piutang Jangka Panjang dilakukan pada akhir periode pelaporan. 'Beban Dibayar di Mulea/Uang Muka Belanja Peneatatan Beban Dibayar di Muka/Uang Muka Belanja dlilakukan dengan pendekatan beban, dimana jumleh belanja ‘tau pengeluaran kas yang nantinya akan menjadi beban dicatat seluruhnya terlebih dabulu sebagai beban, Pada akhir periode pelaporan, nilai beban disesuaikan menjadi sebesar nila yang seharusnya {atau sebesar arang/jasa yang —belum dliterima/dinikmati oleh Pemerintah). Selisihnya direklasifikasi ‘menjadi Beban Dibayar di Muka/Uang Muka Belanja, Piutang BLU Piutang BLU dialeai dengan kriteria 1) Telah terjadi esepakatan antara kedua belah pihak dengan bukti surat pernyatasn tanggung jawab untuk melunasi piutang dan diotorisasi oleh Kedua belah pihak dengan ‘membubuhkan tanda tangan pada surat esepakatan tersebut 2) Telah diterbitkan surat ketetapan; dan/ataue 9) Telah diterbitkan surat penagihan, -58 hh. Plutang Transfer ke Daerah Piutang Transfer ke daerah berupa kelebihan transfer ke aerah diakui pada akbhir periode pelaporan berdasarkan: y he dengan unit yang mengelola pendapatan yang akan dibagihasilkan untuk transfer DBH; dan/atau 2) laporan penggunaan dana transfer dari entitas penerima transfer untuk jenis dana transfer yang telah ditentulean peruntukannya, il rekon: last antara unit yang menyalurkan transfer 4. Penguluran a. Piutang Perpajakan pada Direktorat Jenderal Pajak dan Direktorat Jlenderal Bea dan Cukai 1) Pengukuran saat pengaleuan a) Piutang pajak dicatat sebesar nilsi nominal yang tercantum dalam Surat Keletapan Pajak Kurang Bayar/Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar ‘Tambahan/Surat Taghhan Pajak/Surat Pemberitabuan, Pajak Terutang untuk Tahun Pajak 2007 dan Tahun Pajak scbelumnya. Sedangkan, untuk Tahun Pajak 2008 dan Tahun Pajak selanjutaya adalah sebesar nilai yang disetujui Wajb Pajak | Plutang pajak dicatat sebesar nilai penerimaan pajake yang yang sudah terlanjur dikembalikan kepada wajib pajak, namun sebaruenya tidak dikembaliken kepada wajib pajak sesuai Surat Keputusan Keberatan, Surat Pelaksanaan Putusan Banding atau Surat Pelaksanaan Purusan Peninjauan Kembali. 6) Khusus Piutang Perpajakan atas Pendapatan Bea dan Cukai pada Direktorat Jenderal Bea dan Cukal, terhadap Ketetapan pajak yang masih dalam proses keeberatan/banding, piutang pajaknya — dicatat Derdasarkan surat ketetapan terakhir sebelum wajib ppajak mengajukan keberatan banding 2) Penguicuran setelah pengakuan Selanjutnya Piutang Pajak dapat berkurang apabila, ada pengurangan, pelunasan, dan penghapusan, atau -59 Khusus untuk Tahun 2007 dan sebelumnya, Piutang Pajai juga dapat berkurang karena adanya keputusan keberatan, eputusan non keberaten, putusan banding dan putusan peninjauan Kembali yang menyebabkan Piutang Pajak Derkurang, Sedangkan untuk tahun 2008 dan seterusnya, piutang pajak dapat berkurang karena adanya putusan peninjauan Kembali yang menyebabkan piutang pajale berlearang. Khusus untuk piutang PBB, apabila terhadap pajal terutang diterbitkan Surat Tagihan Pajak PBB, yang merupakan pengganti dari Surat Pemberitahuan Pajak ‘Terutang atau Surat Ketetapan Pajak PBB, nilai nominal putang pajak yang tercantum dalam Surat Pemberitahuan ajak Terutang dan Surat Ketetapan Pajak PBB tersebut dlikurangkan dari saldo Plutang Pajak. Selanjutnya piutang pajak yang tereatat menjadi sebesar nilai nominal Surat ‘Togihan Pajak PBB, Piuteng Bukan Pajak Piutang Bukan Pajak dicatat sebesar nilai nominal yang ditetapkan dalam surat ketetapan /surat tagihan, Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran (TPA) Bagian Lancer TPA dicatat sebesar jumlah TPA yang alan Jatuh tempo dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah tanggal pelaporan, agian Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan (TP)/ ‘Tuntutan Ganti Rugi Bukan Bendahara (TOR) Bagian Lancar Tagihan TP/TGR dicatat sebesar jumlah ‘Tagihan TP/TGR yang akan jatuh tempo dalam wake 12 (dua belas) bulan setelah tanggal pelaporan, Bagian Lancar Piutang Jangka Panjang, Bagian Lancar Piutang Jangka Panjang dicatat sebesar jumlah Piutang Jangka Panjang yang akan jatuh tempo dalam ‘waktu 12 (dua belas) bulan setelah tanggal pelaporan. Beban Dibayar di Mula/Uang Muka Belanja UUang Muka Belanja/Beban Dibayar di Mula dicatat sebesar nilai barang/jasa dari pihak lain yang belum diterima/dinikmati

You might also like